Berita Puslitbangtan No. 48 2011

12
1 Berita Puslitbangtan 48 September 2011 Padi Inpara 4 Mampu Berproduksi 6,7 t/ha di Lahan Rawa Kutai Kertanegara Gelar teknologi pertanian pada lahan rawa yang semula tidak produktif di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, mendapat sambutan hangat oleh ribuan petani. Padi toleran rendaman varietas Inpara 4 yang digelar mampu berproduksi tinggi. Panen perdana padi toleran rendaman varietas Inpara 4 oleh Menteri Pertanian, Dr Suswono, Mieke Suswono (depan, kedua dan pertama dari kanan), Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek (depan, tengah), Bupati Kutai Kertanegara (depan, kedua dari kiri), dan Prof Dr Jusuf, Staf Khusus Presiden RI untuk Bidang Pangan dan Energi (depan kiri) di areal gelar teknologi Penas XIII di Kutai Kertanegara. Varietas unggul baru toleran rendaman ini mampu berproduksi 6,7 t/ha. S eakan disulap, lahan seluas 50an hektar di sekitar stadion olah raga di Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, yang semula tidak produktif berubah menjadi areal pertanian ijo royo-royo. Tanaman padi, palawija, hortikultura, dan tanaman perkebunan yang digelar di lokasi ini membuat banyak orang berdecak kagum. Kawasan ini memang sudah sejak jauh hari ditetapkan sebagai areal gelar teknologi pertanian Pekan Nasional (Penas) XIII Petani-Nelayan yang berlangsung pada 18-23 Juni 2011 di Kutai Kertanegara. Perhelatan nasional yang diseleng- garakan empat tahun sekali ini tentu penting artinya bagi Badan Litbang Pertanian dalam mempromosikan inovasi teknologi karena dikunjungi oleh banyak petani dan nelayan dari seluruh provinsi di Indonesia. Penas kali ini tampaknya luar biasa, pengunjungnya Nomor 48 September 2011

Transcript of Berita Puslitbangtan No. 48 2011

1Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

Padi Inpara 4 Mampu Berproduksi 6,7 t/hadi Lahan Rawa Kutai KertanegaraGelar teknologi pertanian pada lahan rawa yang semula tidak produktif di Kutai Kertanegara,Kalimantan Timur, mendapat sambutan hangat oleh ribuan petani. Padi toleran rendamanvarietas Inpara 4 yang digelar mampu berproduksi tinggi.

Panen perdana padi toleran rendaman varietas Inpara 4 oleh Menteri Pertanian, Dr Suswono,Mieke Suswono (depan, kedua dan pertama dari kanan), Gubernur Kalimantan Timur, AwangFaroek (depan, tengah), Bupati Kutai Kertanegara (depan, kedua dari kiri), dan Prof Dr Jusuf,Staf Khusus Presiden RI untuk Bidang Pangan dan Energi (depan kiri) di areal gelar teknologiPenas XIII di Kutai Kertanegara. Varietas unggul baru toleran rendaman ini mampu berproduksi6,7 t/ha.

Seakan disulap, lahan seluas 50anhektar di sekitar stadion olah ragadi Tenggarong, Kutai Kertanegara,

Kalimantan Timur, yang semula tidakproduktif berubah menjadi arealpertanian ijo royo-royo. Tanaman padi,palawija, hortikultura, dan tanamanperkebunan yang digelar di lokasi inimembuat banyak orang berdecakkagum. Kawasan ini memang sudahsejak jauh hari ditetapkan sebagai arealgelar teknologi pertanian PekanNasional (Penas) XIII Petani-Nelayanyang berlangsung pada 18-23 Juni 2011di Kutai Kertanegara.

Perhelatan nasional yang diseleng-garakan empat tahun sekali ini tentupenting artinya bagi Badan LitbangPertanian dalam mempromosikaninovasi teknologi karena dikunjungi olehbanyak petani dan nelayan dari seluruhprovinsi di Indonesia. Penas kali initampaknya luar biasa, pengunjungnya

Nomor 48 September 2011

2 Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil SembiringDewan Redaksi: Hermanto, Husni Kasim, Unang Gunara KartasasmitaTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: [email protected]

ISSN 0852-6230

GELAR TEKNOLOGI

tidak kurang dari 30 ribuan petani-nelayan dari Sabang sampai Merauke.“Belum pernah terjadi kunjungansebanyak ini pada Penas-penas se-belumnya”, ujar salah seorang pengurusKTNA (Kelompok Tani NasionalAndalan).

Untuk mempromosikan teknologikepada masyarakat luas melalui PenasXIII, Badan Litbang Pertanian sejak jauhhari telah berkonsolidasi denganberbagai pihak terkait, terutama diKementerian Pertanian. Koordinasidengan UK/UPT di lingkungan BadanLitbang Pertanian juga lebih diintensif-kan. “Badan Litbang perlu tampil lebihbaik pada acara nasional ini”, kata DrHaryono, MSc Kepala Badan LitbangPertanian, dalam suatu pertemuan diJakarta.

Kepala Puslitbang Tanaman Pangan,Dr Hasil Sembiring, segera pula ber-koordinasi dengan UK/UPT jajarannya(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,Balai Penelitian Tanaman Serealia, BalaiPenelitian Tanaman Kacang-kacangandan Umbi-umbian, dan Loka PenelitianPenyakit Tungro). Kesimpulannya, BalaiBesar dan Balit lingkup PuslitbangTanaman Pangan masing-masing me-ngutus peneliti ke lokasi gelar teknologiuntuk merancang dan menetapkanteknologi yang akan digelar. Tenagateknis pun ditempatkan selama periodetertentu di lokasi untuk melaksanakankegiatan gelar teknologi di lapangan,mulai dari pengolahan tanah hinggapanen. “Kerja keras teman-teman di

lapangan membuahkan hasil”, ujar DrHasil Sembiring di sela-sela berlang-sungnya acara Penas. Acungan jempolini tentu sesuai dengan kenyataanbahwa teknologi padi dan palawija yangdigelar di lapangan mendapat apresiasidari berbagai pihak, termasuk MenteriPertanian, Dr Suswono, MMA. MenurutPak Menteri, lahan rawa yang semulatidak produktif bisa diusahakan untukpertanian dan berhasil. “Disinilahperanan teknologi” ujar Dr Suswonosaat panen perdana padi varietas Inpari4 di lokasi gelar teknologi.

Varietas unggul baru padi, jagung,dan kedelai yang digelar di lapanganmemang menunjukkan keragaan yangmenggembirakan. Padi varietas Inpara4, misalnya, berproduksi 6,7 t/ha. Selamapenelitian, Inpara 4 mampu bertahandari deraan rendaman hingga 14 hari.Kedelai varietas Anjasmoro memberihasil 2,5-3,0 t/ha. Jagung hibrida QPM(protein tinggi) yang digelar mampupula berproduksi 10 t/ha.

Sumber Iptek

Luar biasa, lokasi gelar teknologidikunjungi oleh ribuan petani setiaphari selama perhelatan nasional ituberlangsung. Sengatan sinar matahariseakan tidak menjadi penghalang bagimereka, tanya jawab antara petani danpeneliti di areal gelar teknologi punberlangsung intens. Banyak petani yangtertarik dengan gelar teknologi danmereka umumnya menanyakan benih

Daftar Isi

Padi Inpara 4 Mampu Berproduksi6,7 t/ha di Lahan Rawa KutaiKertanegara ............................................. 1

Lahan Rawa Tumpuan HarapanPeningkatan Produksi Pangan ke Depan 4

Soetjipto Partohardjono In Memoriam 5

Bu Hecky Telah Berpulang ................... 6

Balitsereal Kini Memiliki LaboratoriumCanggih .................................................... 7

Pengembangan Kedelai di Jawa Tengah 8

Dr Hasil Sembiring: Kita Perlu KerjaKeras ......................................................... 10

Publikasi Terbaru .................................... 12

Dari Redaksi

Bagi Puslitbangtan, sosialisasi teknologihasil penelitian kepada penggunanyasudah merupakan kewajiban. PadaPekan Nasional (Penas) XIII Petani-Nelayan di Kutai Kertanegara, KalimantanTimur, pada 18-23 Juli 2011, yang dikun-jungi oleh 30 ribuan petani , Puslitbangtanberperan aktif dalam berbagai acara,termasuk gelar teknologi di lapangan.

Informasi tentang gelar teknologi diKutai Kertanegara diprioritaskan untukmengisi Berita Puslitbangtan kali ini, yangdirangkai dengan gelar teknologi diKalimantan Selatan, dan Jawa Tengah.

Rumusan Rapat Kerja 2011 Puslit-bangtan di Karawang, Jawa Barat, danberita tentang Dr Soetjipto Partohardjonoyang telah dipanggil Sang Khalik belumlama ini juga mengisi Berita Puslitbangtannomor 48 tahun 2011. Dalam perjalanankariernya sebagai peneliti, Pak Tjip turutmembesarkan nama Puslitbangtan. Kinibeliau telah meninggalkan kita untukselama-lamanya. Redaksi Puslitbangtanturut berduka atas kepergian beliau.

Selamat membaca

Redaksi

3Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

yang dapat dibawa ke daerah asal untukdikembangkan lebih lanjut. Hal serupajuga mewarnai pameran pertanian yangdiselanggarakan di seputar kawasanPenas.

Dalam rapat-rapat koordinasipersiapan Penas XIII, Kepala BadanLitbang Pertanian selalu menekankanpentingnya promosi produk hasilpenelitian, termasuk penyediaan benihbagi petani. Petugas dari UK/UPT lingkupBadan Litbang Pertanian menyadaribahwa sinyal ini sebagai “perintah” yangwajib dipatuhi karena bukankah BadanLitbang Pertanian diberi mandat untukmenghasilkan inovasi teknologi yangdiperlukan masyarakat pertanian.

Benih sumber dalam jumlah banyaksegera disiapkan dan dibawa ke arealPenas XIII untuk dibagikan kepadapetani atau penangkar benih. Publikasihasil penelitian berupa petunjuk teknisdalam jumlah ribuan eksemplar dariberbagai aspek digelar pula di stanpameran. Ternyata, benih dan publikasi

itu memang diminati oleh umumnyapengunjung. “Kami perlu informasiyang praktis” ujar seorang anggotaKTNA asal Papua pada saat berkunjungke stan pameran Badan LitbangPertanian di Penas XIII. Seorang anggotakelompok tani dari Jawa Timur“mengklaim” Penas sebagai sumberIptek. “Rugi kalau tidak hadir di acaraini” katanya sumringah sembari me-nenteng tas kain berlogo Penas XIIIberisi brosur yang dikumpulkan darisetiap stan pameran.

Sukses

Penas XIII Petani-Nelayan yang dibukaoleh Wakil Presiden, Prof Dr Budiono,pada 18 Juni 2011, dinilai sukses olehbanyak pihak. Indikatornya, acaranasional ini tidak hanya dikunjungi oleh30 ribuan petani-nelayan dari 33provinsi di Indonesia, tetapi jugatingginya apresiasi masyarakat sebagai-mana tercermin dari pernyataan

Gubernur Kalimantan Timur kepadapers. “Penas telah mewariskan ilmu danteknologi untuk meningkatkan produksidan kesejahteraan petani” ujar AwangFaroek serius. Oleh karena itu, Gubernurberniat melestarikan dan mematenkanareal gelar teknologi di Kutai Kerta-negara itu sebagai media pembelajarandan alih teknologi bagi masyarakatpertanian di daerahnya.

Penas juga menjadi wahana bagipara investor pertanian, perikanan, dankehutanan. Menurut Ir Winarno Tohir,Ketua KTNA Pusat, dalam pasar lelangforward yang digelar di awal penyeleng-garaan Penas XIII sudah terjadi transaksiRp 25 milyar. “Kita harapkan angka iniakan terus bertambah” katanya kepadapers. Selain itu, dalam acara gelar agri-bisnis telah disepakati pula beberapakerja sama untuk berbagai aspek,antara lain pengembangan inovasiteknologi yang dihasilkan oleh BadanLitbang Pertanian, termasuk pengem-bangan varietas unggul baru padi danpalawija oleh beberapa pengusahaagribisnis.

Indikator kesuksesan Penas XIIItentu tidak terlepas dari keceriaanPresiden RI dalam acara telekonferenIstana Negara-Kutai Kertanegara pada22 Juni 2011. Komunikasi interaktifantara Presiden di Jakarta dan petanipeserta Penas XIII di Kutai Kertanegaraberjalan lancar dan sesekali diselingigurauan sehingga mendapat aplus darisemua peserta telekonferen.

Di sela-sela telekonferen IstanaNegara-Kutai Kertanegara, Ir WinarnoTohir mengatakan Penas berikutnyaakan diselenggarakan di Jawa Timur.“Ini sudah menjadi kesepakatan dansampai ketemu di Jawa Timur”, ujarnyamengakhiri penyataannya kepada pers.(HMT)

GELAR TEKNOLOGI

Tanya jawab antara petani dan peneliti di areal gelar teknologi berlangsung intens.

4 Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

GELAR TEKNOLOGI

Perubahan iklim yang mengancamberbagai aspek kehidupan telahmenjadi isu masyarakat inter-

nasional. Cuaca ekstrim dalam bentukbadai topan, kekeringan, dan banjirmakin sering terjadi. Dampak yangdikhawatirkan dari perubahan iklimantara lain menurunnya produksipertanian, terutama tanaman pangan.

Di Indonesia, padi memegangperanan penting sebagai bahan pangan

yang diperlukan oleh lebih dari 237 jutapenduduk dan 13% di antaranyatergolong miskin. Oleh karena itu,dampak negatif perubahan iklimterhadap produksi pangan dan suplaiberas bagi sebagian besar pendudukakan mempengaruhi upaya pemantap-an ketahanan pangan dan pengentasankemiskinan.

Menghadapi perubahan iklim,Badan Litbang Pertanian telah melaku-

kan penelitian dari berbagai aspek. Hasilpenelitian di beberapa lokasi lahan rawapasang surut di Sumatera Selatan danKalimantan Selatan memang mem-buktikan lahan rawa merupakanpotensi yang dapat dimanfaatkan untukpengembangan pertanian, termasukpadi dan palawija. Potensi ini diharap-kan dapat menjadi konpensasi bagilahan pertanian yang telah beralihfungsi untuk kawasan permukimanpenduduk, jalan, industri, dan sebagai-nya di beberapa daerah, terutama diJawa.

Di Indonesia terdapat cukup luaslahan rawa, yang tersebar di Kali-mantan, Papua, dan Sumatera. Pen-dayagunaan lahan rawa untukpertanian diharapkan dapat men-dukung upaya pemerintah dalammewujudkan swasembada panganberkelanjutan. Mengacu kepadakenyataan bahwa telah terjadi per-ubahan iklim dan lahan rawa potensialuntuk pengembangan pertanian,Badan Litbang Pertanian menyeleng-garakan Pekan Pertanian Rawa Nasional(PPRN) di Banjarbaru, KalimantanSelatan, 12-15 Juli 2011. MenteriPertanian, Dr Suswono, mengharapkanlahan rawa menjadi tumpuan pe-ningkatan produksi pangan nasional kedepan.

Lahan Rawa Tumpuan HarapanPeningkatan Produksi Pangan ke DepanLahan rawa di Kalimantan, Papua, dan Sumatera tampaknya menjadi tumpuan bagi pengembanganpertanian ke depan, menggantikan lahan pertanian yang telah beralih fungsi menjadi lahannonpertanian, terutama di Jawa. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan inovasi teknologipertanian lahan rawa dan digelar pada Pekan Pertanian Rawa Nasional (PPRN) di Banjarbaru,Kalimantan Selatan, 12-15 Juli 2011.

Menteri Pertanian, Dr Suswono, pada pembukaan Pekan Pertanian Rawa Nasional pada 12 Juli2011 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengharapkan lahan rawa menjadi tumpuanpeningkatan produksi pangan nasional ke depan.

5Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

IN MEMORIAM

Soetjipto Partohardjono In Memoriam

Banyak orang yang merasakehilangan. Bahkan Dr DennisGarrity, Dirjen World Agro-

forestry Center (ICRAF) turut menoreh-kan kenangannya yang disiarkan olehICRAF sekitar 10 hari setelah kepergian

Pak Tjip. Dalam Memoriam yangberjudul ‘Akhir Sebuah Era’ itu, DrGarrity menulis: ”saya pertama kalibertemu Pak Soetjipto pada tahun 1974ketika saya bekerja sebagai penelitiFarming Systems di IRRI. Saya rasa diaadalah salah seorang pionir penelitiIndonesia dalam bidang FarmingSystems. Dalam keseharian, dia selalubersikap positif dan suportif”. Keter-libatan Pak Tjip dalam kegiatan ASB(Alternative to Slash and Burn), mem-buatnya dikenal luas di lingkunganICRAF. Tentu saja beliau juga dikenalluas di lingkungan lembaga inter-nasional lain seperti IRRI dan CIMMYT.Pada eranya, tak dapat dipungkiri

bahwa Pak Tjip adalah salah satupeneliti andalan dalam bidangagronomi dan pola usahatani. Bersamadengan alm. Pak Zainudin Harahap,Ismunadji, Suryatna Effendi, Suharsono,Abdullah Pr, BH Siwi, Rusli Hakim danbeberapa lainnya, beliau turut me-norehkan tinta emas dalam perjalananpenelitian tanaman pangan, terutamapadi.

Pak Fagi, mantan Kepala PuslitbangTanaman Pangan dan Sekretaris BadanLitbang Pertanian, adalah salah seorangteman dekat almarhum yang mengenalbeliau sejak kuliah bersama di AkademiPertanian Ciawi di tahun 1960an.

Padi Toleran Rendaman

Salah satu dari beberapa dampaknegatif perubahan iklim terhadapkeberlanjutan usaha pertanian adalahtingginya curah hujan sehingga tidakjarang merendam areal pertanaman.Sebagain besar dari pertanaman padiyang telah direndam banjir tidak dapatdiselamatkan karena varietas yangditanam petani tidak toleran rendaman.

Puslitbang Tanaman Pangan besertajajarannya, BB Padi, Balitsereal, danBalitkabi, berperan aktif dalam berbagaiekspose hasil penelitian, termasukPPRN di Banjarbaru, KalimantanSelatan. Pada PPRN ini PuslitbangTanaman Pangan mempromosikan

berbagai hasil penelitian padi danpalawija, antara lain varietas unggulbaru padi toleran rendaman. Arealpromosi inovasi teknologi di Banjarbaruini termasuk lahan rawa yang sewaktu-waktu tergenang air. Hasil penelitianmenunjukkan varietas padi Inpara 4masih berproduksi meski terendamselama dua minggu. Varietas unggultoleran rendaman rakitan BB Padi iniberdaya hasil 6,7 t/ha.

Jagung dan KedelaiToleran Genangan

Puslitbang Tanaman Pangan jugamempromosikan beberapa galur/varietas jagung dan kedelai toleran

genangan. Pengamatan secara visualmembuktikan galur/varietas jagung dankedelai yang digelar mampu ber-produksi dengan baik seperti di lahansubur pada umumnya.

Ada beberapa galur harapan jagungtoleran genangan yang saat ini masihdalam tahap penelitian, antara lain GM226, GM 228, GM 291, GM 327, dan GM338 dengan potensi hasil 8-9 t/ha. Galur-galur ini diharapkan dapat segeradilepas sebagai varietas unggul jagungtoleran genangan untuk dikembangkanlebih lanjut. Varietas kedelai tolerangenangan yang digelar antara lainGrobogan dan Kawi, masing-masingdengan potensi hasil 3,2 dan 2,8 t/hapada umur panen 76 dan 83 hari. (HMT)

Pak Tjip telah tiada. Tuhan telah memanggilnya untukkembali ke haribaanNya dan meninggalkan kenangan manisakan sosok yang gagah, ramah, selalu berpikir positif, danberpengetahuan luas ini.

6 Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

IN MEMORIAM

Dengan sedih dia mengungkapkandukacitanya:”Ketika Pak Tjip pergi, sayasedang berada di luar kota. Saya terkejutdan merasa sangat kehilangan seorangteman dekat. Beberapa hari sebelum-nya kami masih bertemu dan ber-cengkerama.” Bersama dengan PakHaerudin Taslim, mantan Kepala BalaiPenelitian Tanaman Padi dan DirekturPerlindungan Tanaman Pangan, Pak Fagidan alm. Pak Tjip adalah penelitiagronomi yang mumpuni pada era1970an sampai masuk abad ke-21.

Bagi saya sendiri, yang telah me-ngenal almarhum sejak menginjakkankaki di Bagian Agronomi LP3 (LembagaPusat Penelitian Pertanian) tahun 1972,Pak Tjip merupakan sosok yang patutditeladani dalam kesehariannya. Priayang ketika saya masuk masih sedangmenyelesaikan gelar kesarjanaannya diIPB ini selalu ramah dan berpandanganluas. Saya selalu merasa nyaman kalauPak Tjip, Pak Fagi, Pak Harahap, Pak Siwi,Pak Soejitno, Pak Ida Nyoman Oka danbeberapa senior lain berdiskusi tentangpenelitian padi. Ketika GEU (GeneticEvaluation and Utilization) dijadikan intiprogram penelitian padi, para senior initelah memberikan warna tersendiri bagikegiatan penelitian yang pantas diacudan mendapat pengakuan inter-nasional.

Pak Tjip termasuk senang bergurau.Celetukannya dalam ruang seminarsering mengundang senyum dan tawa.Bepergian ke daerah dengan beliau,apalagi berdiskusi dengan petani,sangat menyenangkan karena keluasanpengetahuan dan pengalamannya.Ketika, sekitar 30 tahun yang lalu,sejumlah senior mendapat kendaraandinas, beliau dengan guraunnya yangkhas berujar:”Saya ini mungkin dinilaiberada di ruang yang tak jelas.Dikatakan senior, mungkin belumwaktunya, dikatakan junior juga sudahlewat. Jadi mungkin atasan merasabelum waktunya saya diberi kendaraanroda empat. Karena kendaraan roda

dua juga tidak pas buat saya, mungkinyang pas adalah kendaraan roda tiga.Tapi kan tidak ada bemo yang dipakaisebagai kendaraan dinas.” Kami yangmendengar tentu saja terbahakmendengar gurauan ini.

Berbeda dengan rekannya sepertiPak Haerudin dan Pak Fagi yang pernahmenduduki jabatan struktural, Pak Tjipsenantiasa bergelut dalam jabatanfungsional sampai mencapai gelartertinggi sebagai Ahli Peneliti Utama.Berbagai tulisan ilmiahnya bisa dibacadalam sejumlah penerbitan, baik didalam maupun luar negeri.

Pak Tjip langsung berkecimpungdalam kegiatan penelitian di Depar-temen Pertanian setelah mendapatkangelar Sarjana Muda PenyelidikanPertanian pada tahun 1962 dariAkademi Pertanian Ciawi. Sambilbekerja di LP3 beliau melanjutkan studidi Institut Pertanian Bogor jurusanAgronomi dan meraih gelar sarjanapertanian pada tahun 1973. Beliaumeraih gelar Doktor dari HokkaidoUniversity, Jepang, pada tahun 1990.Pembimbingnya, Dr Tanaka, adalah

peneliti handal dan terkemuka dinegara sakura tersebut.

Jenjang Ajun Peneliti diraihnya sejak25 April 1974 dan Ahli Peneliti Utamapada 1 September 1986. Beliau juga per-nah menjabat sebagai Ketua KelompokPeneliti Agronomi Lembaga PusatPenelitian Pertanian (LP3), dan terakhirsebelum pensiun sebagai KetuaKelompok Peneliti Analisis Kebijakan diPuslitbang Tanaman Pangan. Selain itubeliau juga aktif sebagai ketua dananggota Dewan Redaksi beberapapublikasi ilmiah dan turut menyuntingsejumlah terbitan ilmiah.

Penghargaan yang pernah diraihPak Tjip antara lain Putra Daerah Ber-prestasi dari Gubernur Sulawesi Selatanpada tahun 1996 dan Satya LancanaWira Karya dari Presiden RI tahun 1998.Dr H. Soetjipto Partohardjono lahir padatahun 1939 dan menikah dengan N.Wulijarni Soetjipto, MSc yang sebelumpensiun bekerja di Puslitbang Biologi-LIPI dan menjabat Direktur PlantResources of South-East Asia (PROSEA).Mereka dikaruniai dua putera/puteri,Adrianto dan Dini Astriani, dan seorangcucu Rheza. (Mahyuddin Syam)

Bu Hecky telah BerpulangBu Hecky atau Fransisca Herjati yang menghabiskan sebagian besarwaktunya bekerja sebagai sekretaris kantor IRRI-Indonesia telah berpulangpada Hari Sabtu, 24 September 2011 di Bogor. Bagi senior Puslitbang TanamanPangan yang pernah berurusan dengan IRRI, nama Bu Hecky tentu tak asinglagi. Orangnya ramah dan senang membantu proses administrasi kegiatanpeneliti yang terlibat dengan IRRI. Beliau pensiun dari IRRI beberapa tahunyang lalu ketika usianya mencapai 60 tahun.

Menurut puteranya, Johan, beliau meninggal karena serangan jantungdan sempat dirawat beberapa hari di BMC Bogor. Suaminya, Pak Frans, yangjuga dikenal dekat oleh sebagian staf IRRI Bogor juga telah berpulang setahunyang lalu. Puslitbang Tanaman Pangan dan Kantor IRRI Bogor turut mengirimkarangan bunga sebagai ungkapan belasungkawa atas kepergian beliau.

7Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

INOVASI

BUSS adalah singkatan dari Baru,Unik, Seragam dan Stabil, empatkata penting yang diperlukan

dalam mengidentifikasi kebaruan,keunikan, keseragaman, dan stabilitassuatu varietas. Masyarakat internasionaltelah menjadikan uji BUSS sebagaikriteria utama bagi pemulia tanamandalam melindungi varietas yangdihasilkan dari kemungkinan penyalah-gunaan dan sekaligus memonitorpenggunaan atau lisensi varietas olehpihak lain dalam kurun waktu tertentu.

Dalam pertemuan East Asia PlantVariety Protection Forum yang ber-langsung di Makassar pada 24-26 Mei2011 dan diikuti oleh 13 negara, 10 diantaranya dari Asean dan tiga darinegara partner Asean (Jepang, China,dan Korea), Puslitbang TanamanPangan mendapat kehormatan dengandicanangkannya Balitsereal sebagaiPusat Uji BUSS pertama di Indonesia,terutama untuk komoditas jagung.

Ditunjuknya Balitsereal sebagaistasiun uji BUSS untuk tanaman serealiadi Indonesia tentu tidak terlepas darisarana dan prasarana penelitian yangdimiliki, seperti laboratorium pengujianDNA, rumah kaca, dan kebun per-cobaan, selain sumber daya penelitiyang telah berpengalaman melakukanuji BUSS untuk lebih dari 34 varietasjagung. Beberapa varietas jagung yangdihasilkan Balitsereal telah memperolehHak Kekayaan Intelektual (HKI), diantaranya Bima 2 Bantimurung, Bima 3Bantimurung, Bima 4, Bima 5, dan Bima

6. Beberapa varietas jagung lainnya jugatelah didaftarkan kepada Kantor PVTKementerian Pertanian untuk men-dapat HKI.

Dalam forum internasional yangdihadiri oleh sekitar 300 peserta dariberbagai negara itu, Kepala BadanLitbang Pertanian yang diwakili olehKepala Puslitbang Tanaman Pangan, DrHasil Sembiring, menyatakan bahwaditunjuknya Balitsereal sebagai Pusat UjiBUSS selain akan memberikanperlindungan atas kekayaan intelektual

yang telah dihasilkan Badan LitbangPertanian juga dapat menjadi payunghukum dalam kerja sama komersialisasihasil penelitian dengan pihak swasta.

Selain Balitsereal, Pusat PerlindunganVarietas Tanaman dan Perijinan Per-tanian (PPVTPP) juga sedang merintispembangunan stasiun uji BUSS untukkomoditas lainnya, diantaranya di BalaiBesar Penelitian Tanaman Padi diSukamandi Jawa Barat untuk ko-moditas padi yang merupakan panganutama sebagian besar penduduk di

Balitsereal Kini Memiliki Laboratorium CanggihBalai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) yang bermarkas di Maros, Sulawesi Selatan,kini telah dilengkapi dengan laboratorium pengujian DNA, dan telah ditetapkan pula sebagaistasiun uji BUSS pertama di Indonesia untuk komoditas serealia, terutama jagung.

Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil Sembiring, di tengah peserta pertemuan East AsiaPlant Variety Protection Forum yang berkunjung ke Maros, Selawesi Selatan, untuk melihatkesiapan Balitsereal sebagai Pusat Uji BUSS untuk komoditas serealia.

8 Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

DISEMINASI

Panen raya kedelai dan temu lapangini menjadi penting karena dihadiri olehMenteri Pertanian, Dr Suswono; KepalaBadan Litbang Pertanian, Dr Haryono;Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo,Bupati Purworejo, dan Anggota KomisiIV DPR RI. Sebelum panen raya, Dr

Hamparan tanaman kedelai diPurworejo, Jawa Tengah,menggelitik peneliti untuk

melakukan observasi. Keragaantanaman yang relatif tidak optimalkarena mengalami kekeringan danserangan lalat batang mewarnai

Pengembangan Kedelai di Jawa TengahMeski kurang optimal karena mengalami kekeringan akibat kemarau panjang, pertumbuhankedelai pada hamparan luas di Purworejo, Jawa Tengah, memberi petunjuk bahwa kedelai dapatdikembangkan di daerah ini dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). BPTPJawa Tengah menggelar acara panen raya kedelai di daerah itu pada 16 September 2011.

sebagian dari hamparan tersebut,sebagaimana yang dilaporkan Prof DrMarwoto, peneliti hama tanamankedelai Balitkabi, dalam acara temulapang dan panen raya kedelai di arealSekolah Lapang Pengelolaan TanamanTerpadu (SLPTT) di Purworejo.

Di sela-sela kunjungan lapangpeserta East Asia Plant Variety ProtectionForum ke visitor plot Balitsereal yangmenampilkan varietas unggul barujagung dan sorgum hasil penelitianBadan Litbang Pertanian, delegasi dariBrunei Darussalam mengungkapkankekagumannya atas kemajuan penelitiandi Indonesia dalam meningkatkanproduktivitas jagung. Sebagian varietasyang dihasilkan Badan Litbang Pertanian,terutama untuk jenis hibrida, mampuberproduksi 10-11 t/ha. “Di Brunei tidakmudah menghasilkan jagung di atas 9ton per hektar” kata Siti Nurrahmah,peserta East Asia Plant Variety ProtectionForum dari negara tetangga itu.

Dengan ditetapkannya Balitserealsebagai pusat uji BUSS diharapkan akanlebih memacu semangat peneliti dalammenghasilkan inovasi teknologi untukmemenuhi kebutuhan pengguna. (M.AQIL)

Indonesia, Balai Penelitian TanamanBuah, Balai Penelitian Tanaman Sayuran,Balai Penelitian Tanaman Kacang-

kacangan dan Umbi-umbian, dan BalaiPenelitian Tanaman Tembakau danSerat.

Laboratorium pengujian DNA Balitsereal yang baru selesai dilengkapi peralatannya.

9Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

DISEMINASI

Haryono menjelaskan bahwa BadanLitbang Pertanian terus bekerja untukmenghasilkan inovasi teknologi. “Kinitelah tersedia lebih dari 70 varietasunggul kedelai untuk dikembangkanpetani” ujar Dr Haryono. Akan halnyaPak Bibit Waluyo yang dikenal sebagaisalah satu Gubernur yang dekat denganpetani dan menaruh perhatian terhadappertanian, Dr Haryono menjulukinyasebagai “penyuluh” Badan LitbangPertanian”.

Julukan itu ada benarnya karenaGubernur Jawa Tengah ini tidak bosan-bosannya mengajak petani di daerahnyauntuk mengembangkan teknologi PTTyang dihasilkan Badan Litbang Per-tanian. Dalam sambutannya, BibitWaluyo menginformasikan bahwa diJawa Tengah terdapat 36 waduk yangperlu diberdayakan untuk pertanian.Gubernur Jawa Tengah ini juga me-ngajak petani untuk berkerja keras.“Hanya dengan kerja keras warga JawaTengah akan sempulur rejekine” ujarPak Bibit.

Menteri Pertanian dalam acaratemu lapang itu mengingatkan bahwapemerintah memiliki programswasembada kedelai 2014. Menurut PakMenteri, program itu akan terealisasimanakala petani, penyuluh, dan aparatpemerintah tidak berpangkutangan,harus bekerja keras. “Ketahananpangan berasal dari rumah tangga,perkuat dan optimalkan fungsipekarangan” kata Dr Suswono dalamsambutannya di hadapan para petanidan penyuluh pertanian. MenteriPertanian mencontohkan RumahPangan Lestari (RPL) di Pacitan yangterbukti mampu menyediakan panganbagi rumah tangga di daerah setempat.Menteri Pertanian juga mengajak untukmengaktifkan Gerakan Perempuanuntuk Optimalisasi Pekarangan (GPOP).“Ibu Bibit harus ikut menggerakkan”kata Pak Menteri mengajak IbuGubernur Jawa Tengah yang juga hadirdalam acara ini. Penyuluh juga di-

himbau untuk terus bekerja, termasukdalam meningkatkan produksi kedelai.

Ketika ditanya wartawan Kompas,Kepala Balitkabi, Dr Muchlish Adie,memperkirakan hasil kedelai varietasGrobogan di Purworejo ini dapatmencapai 2,2 t/ha, angka yang cukuptinggi. Dalam kondisi iklim yang normal,hasil varietas Grobogan dapat mencapai3,0 t/ha. Menurut Dr Muchlish, sebagai-mana yang dilaporkan ke redaksi BeritaPuslitbangtan, sebagian petani di daerahini juga menanam kedelai varietasRaung dan sebagian lagi varietas lokal,seperti Mentel, Meliwis, dan Tengahan.Varietas Raung paling luas ditanampetani. Varietas lokal umumnya tidak

Dr Titik Sundari dari Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balitkabimenyerahkan bantuan benih kedelai kepada penyuluh pertanian di arealpengembangan SLPTT kedelai di Purworejo, Jawa Tengah, untukdikembangkan lebih lanjut.

tahan terhadap serangan hama. “Ke-delai yang ditanam setelah bulan Julipolongnya dimakan ulat”, kata Suparjito,petani dari Desa Wironatan, Purworejo,dalam acara temu lapang itu.

Pada acara tersebut, Balitkabimembagikan berbagai publikasi hasilpenelitian kepada peserta temu lapang.Balitkabi juga menyerahkan benihsumber kedelai varietas Anjasmoro,Kaba, dan Grobogan kepada petaniyang diwakili oleh penyuluh pertaniansetempat. Varietas Anjasmoro dan Kabaternyata belum dikenal oleh petanisetempat. “Benih kedelai ini akan kamikembangkan lebih lanjut” ujar sangpenyuluh. Semoga berhasil. (MWT)

10 Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

RAPAT KERJA

Dr Hasil Sembiring: Kita Perlu Kerja KerasRapat Kerja (Raker) 2011 Puslitbang Tanaman Pangan pada 23-25 Mei 2011 di Karawang, JawaBarat, membahas berbagai aspek yang terkait dengan revitaslisasi manajemen penelitian.Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil Sembiring, mengajak peneliti dan semuapeserta Raker untuk terus bekerja keras menghasilkan inovasi teknologi gunamengantisipasi dampak perubahan iklim yang mengancam ketahanan pangan.

Kementerian Pertanian telahmenetapkan target pembangun-an pertanian untuk periode

2010-2014, yaitu swasembada danswasembada berkelanjutan, peningkatandiversifikasi pangan, peningkatan nilaitambah, daya saing, dan ekspor, sertapeningkatan kesejahteraan petani.Target ini juga dikenal sebagai “empatsukses” Kementerian Pertanian.

Upaya untuk merealisasikan empatsukses tersebut makin berat mengingatmakin rumitnya masalah yang dihadapidalam pembangunan pertanian.Perubahan iklim yang mengancamberbagai aspek kehidupan, jumlahpenduduk yang terus bertambah,degradasi, fragmentasi, dan konversilahan pertanian yang masih ber-langsung di beberapa daerah adalah

masalah penting yang perlu ditanganidan diantisipasi dengan baik agarempat sukses yang telah ditargetkan itudapat tercapai.

Badan Litbang Pertanian yang diberimandat untuk menghasilkan inovasiteknologi semakin penting peranannyadalam mengatasi berbagai masalahpembangunan pertanian dewasa ini.Apalagi jika dikaitkan dengan pe-nyediaan pangan nasional, terutamapadi dengan sasaran produksi 70,6 jutaton gabah kering giling dan surplusberas 10 juta ton pada tahun 2015. Tugasini tentu tidak ringan dikaitkan denganmasalah tersebut, yang pemecahannyamemerlukan inovasi teknologi yangefektif dan efisien. Oleh karena itu,diperlukan perubahan tata kerja dalammenghasilkan dan mengembangkaninovasi teknologi.

Raker Puslitbang Tanaman Pangandi Kota Bukit Indah, Karawang, JawaBarat, pada 23-25 Mei 2011, membahaskinerja dan aspek manajemen pe-nelitian dan pengembangan tanamanpangan. Raker dengan tema “Revi-talisasi Manajemen untuk MenghasilkanInovasi Litbang Tanaman PanganMendukung Pencapaian Swasembada”ini diikuti oleh 80an peserta yang terdiriatas pejabat struktural lingkup Puslit-bang Tanaman Pangan, koordinatorprogram Balai Besar/Balit/Lolit, PPK danbendahara pengeluaran, Ketua Kelti,

Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil Sembiring, didampingi Sekretaris Badan LitbangPertanian, Dr Mappaona, memberikan pengarahan kepada peserta Rapat Kerja pada 23 Mei 2011di Karawang, Jawa Barat.

11Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

RAPAT KERJA

manager UPBS, peneliti senior danyunior, serta Kepala Perwakilan IRRIuntuk Indonesia yang bermarkas diKantor Puslitbang Tanaman Pangan diBogor.

Kepala Badan Litbang Pertanian, DrHaryono, pada Raker 2011 PuslitbangTanaman Pangan menekankan pen-tingnya peranan penelitian dalammenghasilkan teknologi yang dapatsegera diimplementasikan untukmeningkatkan produksi dan pen-dapatan petani. Terkait dengan tatakerja penelitian dan pengembangantanaman pangan, topik yang dibahaspada Raker ini adalah: (1) PembinaanSDM yang Produktif, nara sumber Dr ErySofiari (Staf Ahli Menteri BidangPembinaan SDM), (2) PerencanaanLitbang Pertanian (Revisi Permentan No.20/2008), dan (3) Pengelolaan DanaHibah, nara sumber Dr Mappaona(Sekretaris Badan Litbang Pertanian), (4)Pemuliaan Tanaman Terintegrasidengan Usaha Benih Komersial, narasumber Prof Dr Sumarno, dan (5)Spektrum Diseminasi Multichannel,nara sumber Dr Kasdi Subagyono(Kepala BBP2TP).

Raker juga membahas beberapamateri penting lainnya melalui diskusikelompok, mencakup penyusunanPetunjuk Teknis (Juknis) PerencanaanPenelitian dan Pengembangan Tanam-an Pangan, Pengelolaan UPBS TanamanPangan, Pengelolaan Kebun Percobaan,dan Spektrum Diseminasi Multichannel.

Untuk dapat diketahui oleh semuapihak, terutama di lingkungan Puslit-bang Tanaman Pangan, rumusan Rakertersebut adalah sebagai berikut:1. Puslitbang Tanaman Pangan di-

tuntut untuk senantiasa meng-hasilkan inovasi teknologi, ter-utama varietas unggul dan benihsumber berkualitas. Masalah yangdihadapi dalam penelitian dan

pengembangan adalah keragamandan dinamika lingkungan pertanianyang dikelompokkan menurutkondisi ideal dan faktual. Dalamkondisi sumber daya terbatas, baikSDM maupun fasilitas danpendanaan, orientasi kinerjapenelitian harus tetap bermuarapada scientific recognition danimpact recognition.

2. SDM penelitian dan pengembangandituntut untuk senantiasa berbuatkebajikan dan menolak kemung-karan, bekerja keras, dan me-manfaatkan waktu sebaik mungkin.Pengembangan SDM disesuaikandengan kapasitas dan kemampuantenaga kerja yang dimiliki.

3. Perkembangan pembangunanpertanian yang dinamis berdampakterhadap perubahan RencanaPembangunan Jangka Menegah(RPJM), Rencara Strategis (Renstra)Penelitian dan Pengembangan,Renja, RKT, PK, dan LAKIP, sehinggarencana kegiatan harus sejalandengan Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (SPPN).Oleh karena itu, perencanaanpenelitian dan pengembanganpertanian memerlukan penye-suaian melalui penyempurnaanPermentan No. 20 Tahun 2008.

4. Sesuai dengan visi Badan LitbangPertanian sebagai institusi penelitianberkelas dunia, maka kerja samapenelitian, baik nasional maupuninternasional, menjadi penting.Pengelolaan dana hibah kerja samasudah diatur dalam PP No. 10 Tahun2011. Agar dapat dikelola denganbaik maka penggunaan dana hibahmemerlukan tertib administrasiyang meliputi registrasi, menjadibagian di dalam sistem DIPA, danpelaporan. Hibah dalam bentukbarang harus dilaporkan dandicatat dalam SIMAK BMN.

5. Perubahan iklim global berdampakluas terhadap sektor pertanian.Balai Besar, Balit, dan Lolit dilingkup Puslitbang TanamanPangan telah menghasilkan ber-bagai teknologi untuk meng-antisipasi dampak perubahan iklim.Untuk menyediakan informasi yangkomprehensif bagi pengguna hasilpenelitian, Puslitbang TanamanPangan telah menerbitkan pub-likasi “Teknologi Tanaman PanganMengantisipasi Perubahan Iklim”.

6. Sejalan dengan program perakitanvarietas unggul berdaya saing,pemuliaan tanaman perlu ber-orietasi bisnis yang terkait denganlima subsistem perbenihan, yaitupenelitian pemuliaan, kelem-bagaan legal, produksi benih,pemasaran dan distribusi benih,serta penggunaan benih. Pemulia-an tanaman memerlukan investasibesar sehingga perlu diintegrasikanke semua subsistem perbenihantersebut, agar varietas unggul yangakan dilepas memiliki keunggulanproduksi dan ekonomi. Dalammenghasilkan produk atau varietasunggul berorientasi pasar, pemuliatanaman dituntut untuk bermitradengan perusahaan agribisnis.

7. Telah disepakati format bakuJuknis Perencanaan Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan,Pengelolaan UPBS TanamanPangan, Pengelolaan Kebun Per-cobaan, dan Spektrum DiseminasiMultichannel yang sebelumnyatelah dibahas dalam diskusikelompok. (HK)

12 Berita Puslitbangtan 48 • September 2011

Teknologi Tanaman Pangan Menghadapi

Perubahan iklim telah menjadi isuglobal yang perlu mendapatperhatian serius karena me-

ngancam berbagai aspek kehidupan.Dampak negatif dari perubahan iklimantara lain terjadinya cuaca ekstrimberupa kekeringan akibat kemaraupanjang, banjir akibat tingginya curahhujan, dan meningkatnya permukaanlaut yang akan merendam arealpertanian, terutama di kawasan pesisir.

Bagi sektor pertanian, terutamasubsektor tanaman pangan, peningkat-an frekuensi dan intensitas cuacaekstrim, suhu, dan permukaan lautsecara langsung mengancam programpeningkatan produksi sementarajumlah penduduk terus bertambah.Tantangan lainnya dalam usahapertanian adalah telah terjadi konversi,degradasi, dan fragmentasi lahan.

Puslitbang Tanaman Pangan besertajajarannya telah menghasilkan berbagaiinovasi teknologi yang diharapkan dapatmengurangi dampak perubahan iklimterhadap keberlanjutan produksitanaman pangan. Informasi dari inovasiteknologi tersebut menjadi bagianpenting dari publikasi “Inovasi Tek-nologi Tanaman Pangan MenghadapiPerubahan Iklim” yang diterbitkan olehPuslitbang Tanaman Pangan pada Mei2011. Publikasi ini digelar dalam PenasXIII Penai-Nelayan di Kutai Kertanegara,Kalimantan Timur, dan mendapatapresiasi oleh berbagai kalangan.

Selain itu, Puslitbang TanamanPangan juga telah menerbitkan JurnalPenelitian Pertanian Tanaman PanganVol. 30 No. 2, dan menerbitkan ulangbuku saku pengelolaan hama, penyakit,dan hara tanaman padi, jagung, dankedelai yang diminati oleh banyakpenyuluh dan petani. (HMT)

PUBLIKASI BARU

Perubahan Iklim