Beberapa Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 0 Sampai Dengan 5 Tahun
-
Upload
hikmahtika-corleone -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of Beberapa Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 0 Sampai Dengan 5 Tahun
Beberapa tahapan tumbuh kembang anak usia 0 sampai dengan 5 tahun :
1. Bayi usia 0 sampai dengan 1 bulan biasanya bayi lebih banyak tidur , di saat yang bersamaan indera pendengaran mulai berkembang, indera perasa, penyentuh dan indera penglihatan. Di saat usia 2 bulan Mereka akan mulai melihat warna dan mengembangkan berbagai suara. Dan mereka juga sudah mulai bermain menggunakan otot, dan mata lebih banyak berkedipnya. Tumbuh kembang Bayi terjadi di tahapan yang berbeda beda pada setiap anak. Beberapa anak akan tampak lebih maju dan mulai merangkak lebih awal dari bayi lain, tapi rata-rata seorang bayi duduk dimulai pada usia sekitar 6 bulan dan merangkak dimulai sekitar usia sembilan bulan.
2. Anak Usia 1 sampai dengan 2 tahun. Pada usia 1 tahun anak akan mulai belajar berjalan perlahan, belajar mengenali tentang apa saja di sekitarnya. Kontrol motoriknya sudah mulai berkembang dan anak sudah mulai bisa belajar memegang krayon dan belajar seni lainnya. Mereka akan marah ketika mereka di ambil dari orang tua mereka, sudah mulai juga bisa makan sendiri dan mereka tidak mau mendengarkan perintah terlalu banyak.
3. Anak usia 18 bulan, mereka pada umumnya sudah mulai mantap berjalan menggunakan kedua kaki mereka, dan dalam beberapa kasus merekapun ada yang sudah dapat menendang bola, perkembangan kosa katanya juga sudah meningkat.
4. Anak usia 3 tahun, mereka sudah mulai dapat menaiki sepeda beroda tiga, kosa katanyapun akan selalu meningkat dan struktur kalimatnya juga sudah mulai terbentuk, inilah sebabnya mengapa buku sangat penting pada tahapan usia 3 tahun, mereka pun sudah mulai dapat melihat logika, dan akalnya pun sudah mulai berjalan ketika mereka mulai melakukan hal2 seperti membangun logo, dan meletakkan sesuatu bersama sama, dan kita pun akan melihat bahwa mereka akan berpikir panjang dan keras tentang tugas tugas tertentu.
5. Anak usia 4 tahun, di tahapan usia ini, mereka seringnya merasa ketakutan, misalnya mereka mungkin menjadi takut gelap, dan mereka pun akan mulai belajar untuk berbagi dan bermain dengan anak anak lainnya.
6. Anak usia 5 tahun, perkembangan motoriknya akan mulai meningkat, seperti cara mereka melompat, dan menjalankan mainan akan berbeda di setiap tahapan tumbuh kembangnya. Mereka sudah mempunyai rasa tanggung jawab, rasa penyesalan dan rasa bangga pada diri sendiri.
Sehat itu Harus, untuk hidup Sehat itu Pilihan. TAHESTA Pilihan Keluarga Sehat.
Sumber: artikeltentangkesehatan.com
Perawatan dan Pengasuhan Anak
Disepanjang daur kehidupannya, manusia akan melewati masa transisi dari awal masa kelahiran
hingga kematiannya. Kebudayaan turut serta mempengaruhi peralihan tersebut. Dalam asuhan
keperawatan budaya, perawat harus paham dan bias mengaplikasikan pengetahuannya pada tiap
daur kehidupan manusia. Salah satu contohnya yaitu aplikasi transkultural pada perawatan dan
pengasuhan anak.
Setiap anak diharapkan dapat berkembang secara sempurna dan simultan, baik
perkembangan fisik, kejiwaan dan juga sosialnya sesuai dengan standar kesehatan, yaitu sehat
jasmani, rohani dan sosial. Untuk itu perlu dipetakan berbagai unsur yang terlibat dalam proses
perkembangan anak sehingga dapat dioptimalkan secara sinergis.Menurut Urie Bronfenbrenner
(1990) setidaknya ada 5 (lima) sistem yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak,yaitu:Pertama,sistem mikro yang terkait dengan setting individual di mana anak tumbuh
dan berkembang yang meliputi:keluarga,teman sebaya,sekolah dan lingkungan sekitar tetangga.
Kedua,sistem meso yang merupakan hubungan di antara mikro sistem,misalnya hubungan
pengalaman-pengalam an yang didapatkan di dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah atau
pengalaman dengan teman sebaya. Ketiga,sistem exo yang menggambarkan pengalaman dan
pengaruh dalam setting sosial yang berada di luar kontrol aktif tetapi memiliki pengaruh
langsung terhadap perkembangan anak,seperti,pekerjaan orang tua dan media massa.
Keempat,sistem makro yang merupakan budaya di mana individu hidup
seperti:ideologi,budaya,sub-budaya atau strata sosial masyarakat. Kelima,sistem chrono yang
merupakan gambaran kondisi kritis transisional (kondisi sosio-historik).
Keempat sistem pertama harus mampu dioptimalkan secara sinergis dalam pengembangan
berbagai potensi anak sehingga dibutuhkan pola pengasuhan,pola pembelajaran,pola pergaulan
10termasuk penggunaan media massa,dan pola kebiasaan (budaya) yang koheren dan saling
mendukung. Proses sosialisasi pada anak secara umum melalui 4 fase, yaitu:
1. Fase Laten (Laten Pattern),pada fase ini proses sosialisasi belum terlihat jelas. Anak
belum merupakan kesatuan individu yang berdiri sendiri dan dapat melakukan kontak
dengan lingkungannya. Pada fase ini anak masih dianggap sebagai bagian dari ibu,dan
anak pada fase ini masih merupakan satu kesatuan yang disebut two persons system.
2. Fase Adaptasi (Adaption),pada fase ini anak mulai mengenal lingkungan dan
memberikan reaksi atas rangsangan-rangsang an dari lingkungannya. Orangtua berperan
besar pada fase adaptasi,karena anak hanya dapat belajar dengan baik atas bantuan dan
bimbingan orangtuanya.
3. Fase Pencapaian Tujuan (Goal Attainment),pada fase ini dalam sosialisasinya anak tidak
hanya sekadar memberikan umpan balik atas rangsangan yang diberikan oleh
lingkungannya,tapi sudah memiliki maksud dan tujuan. Anak cenderung mengulangi
tingkah laku tertentu untuk mendapatkan pujian dan penghargaan dari lingkungannya.
4. Fase Integrasi (Integration),pada fase ini tingkah laku anak tidak lagi hanya sekadar
penyesuaian (adaptasi) ataupun untuk mendapatkan penghargaan,tapi sudah menjadi
bagian dari karakter yang menyatu dengan dirinya sendiri.
Interaksi anak dengan lingkungannya secara tidak langsung telah mengenalkan dirinya pada
kultural atau kebudayaan yang ada di sekelilingnya. Lingkungan dan keluarga turut berperan
serta dalam tumbuh kembang anak. Hal ini pun tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh budaya
yang ada di sekitarnya. Sebagai perawat, dalam memberikan pengasuhan dan perawatan perlu
mengarahkan anak pada perilaku perkembangan yang normal, membantu dalam memaksimalkan
kemampuannya dan menggunakan kemampuannya untuk koping dengan membantu mencapai
keseimbangan perkembangan yang penting. Perawat juga harus sangat melibatkan anak dalam
merencanakan proses perkembangan. Karena preadolesens memiliki keterampilan kognitif dan
sosial yang meningkat sehingga dapat merencnakan aktifitas perkembngan.
Dalam lingkungannya, anak diharuskan bekerja dan bermain secara kooperatif dalam
kelompok besar anak-anak dalam berbagai latar belakang budaya. Dalam proses ini, anak
11mungkin menghadapi masalah kesehatan psikososial dan fisik (misalnya meningkatnya
kerentanan terhadap infeksi pernapasan, penyesuaian yang salah di sekolah, hubungan dengan
kawan sebaya tidak adekuat, atau gangguan belajar). Perawat harus merancang intervensi
peningkatan kesehatan anak dengan turut mengkaji kultur yang berkembang pada anak. Agar
tidak terjadi konflik budaya terhadap anak yang akan mengakibatkan tidak optimalnya
pegasuhan dan perawatan anak.