BBLR

download BBLR

of 13

description

jurnal

Transcript of BBLR

  • 1

    ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN

    LAHIR RENDAH Di KABUPATEN SUMENEP

    Pipit Festy w

    Program Studi Ilmu Keperawatan

    Fakultas Ilmu kesehatan UMSurabaya

    [email protected]

    Abstrak

    Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang

    mengakibatkan kematian pada masa perinatal.Penelitian ini bertujuan mengetahui

    faktor risiko pada kejadian Berat Badan Lahir rendah. Penelitian ini

    menggunakan disain kasus kontrol yang dilakukan pada 337 sampel ibu hamil

    yang melahirkan cukup bulan (37 bulan), kasus 209 ibu dan kontrol 128 ibu

    yang memenuhi kriteria inklusi. Populasi adalah semua ibu hamil di wilayah

    Puskesmas kota Sumenep. Data diperoleh dari Laporan Kohort ibu hamil selama

    tahun 2009 sampai Maret tahun 2010. Untuk mengetahui faktor resiko kejadian

    BBLR menggunakan metode Regresi Logistik. Variabel yang berhubungan secara

    bermakna adalah Hemoglobin ibu, LILA ibu, Penambahan Berat badan selama

    kehamilan, Pendidikan ibu. Hasil nilai Odds Rasio berturut turut adalah 3,366

    pada HB ibu, 8,624 pada penambahan berat badan ibu, 4,346 pada pendidikan

    dan 6,307 pada LILA, nilai tersebut dapat menyatakan risiko terhadap kejadian

    berat badan lahir rendah.

    Kata kunci: Berat Badan bayi Lahir Rendah.

    Pendahuluan

    Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

    tingkat kesehatan masyarakt.Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah juga

    dapat dilihat dari angka kematian bayi (AKB) dan Angka Harapan Hidup (AHH).

    Di Indonesia angka kematian bayi dan angka kematian ibu adalah 35 per

    1000 kelahiran hidup dan 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sudah

    menunjukkkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar

  • 2

    39 per 1000 kelahiran hidup. Meskipun demikian masih terdapat beberapa

    wilayah yang masih menunjukkan anggka kematian bayi cukup tingi (BPS 2008).

    Indikator lain meliputi kehamilan dini kurang dari 18 tahun (4,1 %), kehamilan

    terlalu tua lebih dari 34 tahun (11 %), paritas lebih dari 3 (9,4 %) , anemia pada

    ibu hamil ( 50,9 %) dan jarak persalinan yang terlalu dekat kurang dari 2 tahun

    (5,2 %), Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm ( 29 %), Wanita Usia Subur

    yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang berisiko melahirkan Berat

    Badan Lahir Rendah (BBLR) (Depkes RI, 2008).

    Kondisi kesehatan ibu ketika memasuki kehamilan belum seperti yang

    diharapkan, ibu mengalami kekurangan gizi pada saat sebelum hamil dan hamil,

    serta keadaan ekonomi yang rendah merupakan risiko untuk melahirkan BBLR.

    BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa

    memperhatikan umur kehamilan. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang

    berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal (Depkes, 2005). mengalami

    kematian 6,5% kali lebih besar daripada bayi lahir dengan berat badan normal,

    prevalensi BBLR 7,5 %. (yaitu sekitar 459.200 900.000 bayi setiap tahun)

    (Saraswati,E, 2006).

    Di Kabupaten Sumenep Propinsi Jawa Timur dilaporkan prevalensi

    BBLR dari tahun 2007 sampai dengan 2009 berturut-turut yaitu 3,8%, 4,2%, dan

    4,6%. (Dinas Kesehatan Kota Sumenep, 2008). Tingginya angka BBLR bisa

    mempengaruhi kualitas Sumber daya manusia di masa depan oleh karena itu

    berbagai upaya perlu dilakukan untuk menurunkan angka BBLR (Setyowati,

    Titiek,1996).Salah satu upaya yang dilakukan antara lain adalah peningkatan

    program kesehatan ibu dan anak pada tingkat puskesmas meliputi kegiatan

    promotif dan preventif yaitu perawatan selama masa kehamilan dan pemeriksaaan

    rutin selama kehamilan sehingga dapat mendeteksi terjadinya penyulit selama

    kehamilan.

  • 3

    Berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan tersebut di atas maka penulis

    tertarik melakukan penelitian tentang faktor resiko kejadian Berat badan lahir

    rendah di Kabupaten sumenep tahun 2009 .

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahan dalam

    penelitian ini adalah :

    Apa faktor risiko pada kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten

    Sumenep?

    Tujuan Penelitian

    Mengetahui faktor risiko kejadian Berat Badan Lahir Rendah di

    Kabupaten Sumenep.

    Manfaat Penelitian

    Memberikan informasi tentang faktor risiko kejadian Berat Badan Lahir rendah,

    sehingga dapat memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan setempat

    Tinjauan Pustaka

    Bayi Berat Badan Lahir Rendah

    Definisi

    Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat

    badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dahulu neonatus

    dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram

    disebut prematur.

    Pengklasifikasian

    Berat badan bayi saat dilahirkan sesuai kriteria WHO (Bobak,1999 ). Berat

    badan saat ini dilahirkan dibagi dalam dua kelompok yaitu : bayi dengan berat

    badan kurang dari 2500 gram (BBLR) dan bayi dengan BB minimal 2500 gram

    (normal)

  • 4

    Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah

    dapat dibagi menjadi 2 golongan :

    1. Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37

    minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan sesuai dengan

    masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa

    Kehamilan (NKB-SMK)

    2. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

    seharusnya untuk masa kahamilan, dismatur dapat terjadi pada preaterm,

    aterm, dan post aterm. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan

    Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus Cukup Bulan Kecil

    Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan Kecil Masa

    Kehamilan (NLB-KMK).

    2.3.1 Faktor Risiko Penyebab BBLR

    Faktor-faktor penentu Berat Badan Lahir meliputi (Kartiaji,1999)

    1. Faktor intrinsik yaitu jenis kelamin, genetika, suku bangsa, dan pertumbuhan

    placenta.

    2. Faktor ibu yang meliputi

    a. Faktor biologi yaitu umur, paritas, tinggi badan, berat badan pra hamil,

    pertambahan berat badan selama kehamilan, LILA

    b. Faktor lingkungan yaitu taraf sosial ekonomi, jarak antar kehamilan,

    penyakit infeksi, kegiatan fisik, perawatan kesehatan, pendidikan,

    kebiasaan merokok, atau minum alkohol, dan ketinggian tempat tinggal.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian dengan desain kasus kontrol ini dilakukan terhadap sumber data

    sekunder BBLR Dinas Kesehatan Kota Sumenep, berupa kartu pemeriksaan

    kehamilan, dan laporan kohort ibu hamil.

    Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi yang lahir pada bulan

    Januari tahun 2009 s/d maret tahun 2010, sumber data sekunder dari Dinas

  • 5

    Kesehatan Kota Kabupaten Sumenep dan tercatat pada Laporan kohort ibu hamil

    pada 5 puskesmas yaitu Puskesmas Batang-batang, Puskesmas Kangayan,

    Puskesmas Moncek, Puskesmas Pragaan, Puskesmas Guluk - Guluk di

    Kabupaten Sumenep.

    Kasus adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram

    sesuai dengan kriteria ). Kontrol adalah bayi dengan lahir lebih 2500 gram.Kasus

    dan kontrol disesuaikan dengan lokasi dan waktu.Kriteria eksklusi adalah ibu

    yang tidak kontak dengan petugas kesehatan.

    Basar sampel 337 ibu yang terdiri dari 209 kasus dan 128 kontrol.

    Cara pengambilan sampel kasus dan sampel kontrol diperoleh dari laporan

    bulanan persalinan dari Dinas kesehatan Sumenep dibuat daftar kejadian BBLR

    dan bukan BBLR pada tahun 2009 s/d Maret 2010.Kemudian di pilih 5

    Puskesmas dengan kejadian terbanyak. Penelusuran kejadian BBLR dengan data

    yang lengkap digunakan sebagai data penelitian.Terdapat 209 kasus dan 128

    kontrol.Untuk mendapatkan data peneliti dibantu oleh bidan desa yang kemudian

    dilakukan pengambilan data melalui kohort ibu hamil.

    Variabel dan Pengkasifikasi Data

    Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Berat Badan Lahir

    Rendah (Y), sedangkan variabel independen adalah :

    1. Umur ibu (X1)

    2. Pendidikan Ibu (X2)

    3. Status Pekerjaan ibu (X3)

    4. Jumlah anak (X4)

    5. Jarak Kelahiran (X5)

    6. Kadar Hb ibu (X6)

    7. Ukuran LILA ibu (X7)

    8. Kenaikan Berat Badan ibu (X8)

    9. Tinggi Badan ibu (X9)

    Pengolahan dan Tahapan Analisis Data

  • 6

    Pengolahan data

    Analisis data yang digunakan adalah dengan metode regresi logistik

    dengan bantuan program komputer.Analisis data dilakukan secara berjenjang,

    yaiyu analisis univariatuntuk melihat gambaran distribusi frekwensi kejadian

    BBLR dan bukan BBLR , bivariat untuk mengetahui kemungkinan variabel yang

    masuk model dan multivariat menggunakan regresi logistik.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1.Hasil Penelitian

    Data sampel tentang Berat Badan Bayi Lahir pada 5 puskesmas di kota

    Sumenep selama penelitian sejumlah 337 balita yang terdiri dari 209 (62%) bayi

    dengan berat badan bayi normal atau lebih 2500 gram, dan 128 (38%) bayi

    memiliki berat kurang dari 2500 gram.

    Tabel 1. Distribusi Kasus dan Kontrol Menurut karakteristik ibu

    Karakteristik

    ibu

    Kategori Kasus

    F

    Kasus

    %

    Control

    F

    Control

    %

    Umur ibu 35

    112

    16

    87,5

    12,5

    194

    15

    92,8

    7,2

    Pendidikan

    ibu

    SD

    >SD

    119

    9

    93

    7

    113

    96

    54,1

    45,9

    Status

    pekerjaan

    ibu

    Tidak

    Bekerja

    119

    9

    93

    7

    113

    96

    54,1

    45,9

    Jumlah

    anak

  • 7

    11 gr% 62 48,4 186 89

    LILA

  • 8

    Pada analsis multivariate menggunakan regresi logistik dilakukan uji

    secara simultan untuk melihat adanya pengaruh antara variabel prediksi dengan

    variabel respon.

    Kesimpulan yang dapat diambil adalah dari 9 variabel hanya 4 variabel saja

    menjadi variabel prediksi yaitu pendidikan ibu, LILA ibu, HB ibu, penambahan

    berat badan ibu.

    Tabel 2. Faktor risiko pada kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah

    Puskesmas di Kabupaten Sumenep tahun 2009

    No Variabel B S.E Wald Df Sig Exp(B)

    1. Pendidikan ( SD) 1,469 ,483 9,266 1 ,002 4,346

    2. HB ( Sekolah Dasar dengan asumsi variabel lainnya

    konstan.

    2. Jika hamoglobin ibu < 11 gram% maka kecenderungan untuk mempunyai

    bayi berat badan lahir rendah akan berlipat 3,366 kali dibandingkan

    hamoglobin ibu 11 gram % dengan asumsi variabel lainnya konstan.

  • 9

    3. Jika LILA ibu < 23,5 cm maka kecenderungan untuk mempunyai bayi berat

    badan lahir rendah akan berlipat 6,307 kali dibandingkan LILA ibu 23,5 cm

    dengan asumsi variabel lainnya konstan.

    4. Jika penambahan berat badan ibu < 9 kg maka kecenderungan untuk

    mempunyai bayi berat badan lahir rendah akan berlipat 8,624 kali

    dibandingkan penambahan berat badan ibu 9 kg dengan asumsi variabel

    lainnya konstan.

    Penambahan berat badan ibu normal adalah berkisar 9 kg- 12 kg. dimana

    pada trimester I pertambahan 1 kg ,trimester II sekitar 3 Kg dan Trimester III 5-6

    kg. Penambahan berat badan berpengaruh pada berat bayi baru lahir. Sehingga

    dapat diasumsikan penambahan yang sesuai berkontribusi terhadap berat badan

    bayi sehingga menentukan bayi tergolong dalam berat badan kurang dari 2500

    gram atau berat badan bayi lebih dari 2500 gram.

    LILA merupakan indikator status gisi ibu hamil. Lila diasumsikan ukuran

    yang tidak terpengaruh dengan berat badan ibu dan bayi dalam kandungan.

    Di Indonesia batas ambang LILA normal adalah 23,5 cm sebelum

    kehamilan berisiko menderita Kekurangan Energi Kalori. Ibu hamil dengan

    ukuran LILA kurang 23,5 cm berisiko menderita Kekurangan Energi Kronis

    (KEK) yang dapat menyebabkan prematuritas dan risiko Berat Badan Bayi

    Rendah. KEK berdampak negatif terhadap ibu hamil dan janin yang dikandung

    berupa peningkatan kematian ibu, sedangkan bayi BBLR berisiko kematian dan

    gangguan tumbuh kembang. Kematian bayi merupakan indikator status kesehatan

    masyarakat yang penting berhubungan dengan anak sebagai investasi bangsa. Ibu

    hamil yang KEK sebaiknya mendapatkan makanan tambahan dan peyuluhan yang

    berkualitas.

    Kadar HB ibu hamil normal adalah 11 g/dl , kadar HB ini tergantung pada

    asupan nutrisi ibu selama hamil. HB kurang dari 11 g/dl berisiko menderita

    anemia zat besi yang dapat berakibat pada terjadinya kelahiran dengan berat

    badan lahir rendah. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan kekurangan

    suplai oksigen ke jaringan sehingga mengganggu pertumbuhan janin. Untuk itu

  • 10

    ibu hamil yang menderita anemia perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius.

    Petugas kesehatan hendaknya memeriksa HB sedini mungkin.

    Tingkat pendidikan ibu mengambarkan pengetahuan kesehatan. Seseorang

    yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan pengetahuan

    tentang kesehatan juga tinggi, karena makin mudah memperoleh informasi

    yang didapatkan tentang kesehatan lebih banyak dibandinkan dengan yang

    berpendidikan rendah.Sebaliknya pendidikan yang kurang menghambat

    perkembangan seseorang terhadap nilai nilai yang baru di kenal

    (Notoadmojo,2007) . Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi

    pula pengetahuan kesehatan. Pendidikan yang tinggi memudahkan seseorang

    menerima informasi lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan rendah.

    Pengetahuan kesehatan yang tinggi menunjang perilaku hidup sehat dalam

    pemenuhan gizi ibu selama kehamilan.Oleh karena itu perlu dilakukan

    pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan.Pendidikan kesehatan pada

    hakekatnya merupakan suatu usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan

    kepada masyarakat, kelompok, atau individu.Dengan harapan bahwa dengan

    adanya pesan tersebut masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang

    pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

    dapat diambil beberapa simpulan antara lain faktor risiko kejadian berat badan

    lahir rendah di lima Wilayah Puskesmas Kabupaten Sumenep adalah penambahan

    berat badan, LILA ibu, pendidikan ibu dan HB ibu.

    1. Jika ibu berpendidikan Sekolah Dasar maka kecenderungan untuk

    mempunyai bayi berat badan lahir rendah akan berlipat 4,346 kali

    dibandingkan berpendidikan > Sekolah Dasar.

    2. Jika hamoglobin ibu < 11 gram% maka kecenderungan untuk mempunyai

    bayi berat badan lahir rendah akan berlipat 3,366 kali dibandingkan

    hamoglobin ibu 11 gram % .

  • 11

    3. Jika LILA ibu < 23,5 cm maka kecenderungan untuk mempunyai bayi berat

    badan lahir rendah akan berlipat 6,307 kali dibandingkan LILA ibu 23,5 cm

    4. Jika penambahan berat badan ibu < 9 kg maka kecenderungan

    untuk mempunyai bayi berat badan lahir rendah akan berlipat 8,624 kali

    dibandingkan penambahan berat badan ibu 9 kg

    Saran

    1. Peningkatan pelayanan kesehatan melalui program KIA pada tingkat

    Puskesmas dalam hal penyuluhan antenatal care, deteksi Kekurangan

    Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.

    2. Melakukan studi lanjut tentang aspek budaya mempengaruhi ibu

    dalam perawatan masa kehamilan terhadap kejadian BBLR.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agresti A, (1996) An Introduction to Categorical Data Analysis, John Wiley and

    Sons, USA

    Bobak., (1999) Maternal Nursing Care Plans, Mosby Company

    Breiman L., J.H Friedman ,R.A Olshen ,C.J. Stone. (1993) Classification And

    Regression Trees, New York : Chapman And Hall.

    Departemen Kesehatan RI, (2005) Profil Kesehatan Indonesia 2005, Pusat Data

    dan informasi, Heath Statistic, Jakarta:Depkes RI

    Departemen Kesehatan RI, (2008) Profil Kesehatan Indonesia 2007, Pusat Data

    dan Informasi, Health Statistic. Jakarta: Depkes RI.

    Dinas Kesehatan Kota Sumenep, (2008) Profil Dinas Kesehatan Kota Sumenep

    2008, Dinas Kesehatan Kota Sumenep.

    Turhayati ER, (2006) Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan

    dengan Berat Lahir Bayi di Sukaraja Bogor Tahun 2001-2003, Jurnal

    Kesehatan Masyarakat V0l 1,N0. 3, Desember 2006, hal 140-143.

    Wiknjosastro H, ( 1999) Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono FKUI,

    Jakarta.

  • 12

    Hermiyanti S, ( 2005) Kesehatan Neonatal di Indonesia,. Jakarta: Lokakarya

    Nasional Kesehatan Neonatal.

    Hosmer, DW dan S Lemeshow., (2000) Applied Logistic Regression, second

    Edition, John Wiley and Sons.

    Kartiaji, (1999) Berat Badan Lahir Rendah dan Penanganannya, Pustaka Utama,

    Bandung

    Lewis dan J Roger, (2000) An Introduction to Classification and Regression Trees

    (CART) Analysis. Presented at the 2000.

    Luknis Sabrani, (2000) Modul Biostatistik & Statistik Kesehatan, FKUI, Jakarta,

    Manuaba, Ida Bagus, (1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan Keluarga

    Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Pratisto A, (2009) Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17, PT Alex Media

    Komutindo, Jakarta

    Priyatno, Duwi, (2009) SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate,

    Gava Media, Yogyakarta

    Rogayah, Hanifah, (2005) Faktor Resiko Ibu Hamil yang mempengaruhi BBLR

    FKM-Unair Surabaya.

    Rustam Mochtar, (1998) Patologi Kebidanan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

    Jakarta.

    Saraswati, E, (2006) Faktor Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil dan Hubungannya

    dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Kota Sukabumi

    Tahun 2005-2006, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 1, No. 3.,

    Desember 2006, hal 106-110.

    Saraswati, E, (1998) Resiko ibu Hamil Kurang EnergiKronis (KEK) dan Anemia

    untuk melahirkan Bayi dengan BBLR. Penelitian Gizi dan Makanan jilid

    21: 27

    Setyowati Titiek (1996) Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR, Depkes RI,

    Jakarta.

    Siciliano R., dan F Mola (2000) Multivariate data analisis and modeling through

    classification and regression trees Computational Statistics dan data

    analisis, Elsevier.

    Sudjana, (2002) Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti,

    Penerbit Tarsito, Bandung

  • 13

    Sudjana, (2005) Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung

    Suharjon B (2008) Analisis Regresi Terapan Dengan SPSS, Graha Ilmu,

    Yogyakarta

    Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi., (1998) Faktor-faktor yang

    mempengaruhi BBLR, Ikatan Ahli Gizi, Jakarta.