bbLR IKM

47
LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA BBLR Rizka Dila Pratami H1A010029 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS KEDIRI FAKULTAS KEOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

description

hggyg

Transcript of bbLR IKM

PowerPoint Presentation

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGABBLR

Rizka Dila PratamiH1A010029ILMU KESEHATAN MASYARAKATPUSKESMAS KEDIRIFAKULTAS KEOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM2015KASUS PASIEN DALAM KEDOKTERAN KELUARGAPasienKeteranganNamaBy. SAnak Tn.HUmur / tgl. Lahir14 hari/ 25 Mei 2015AlamatDusun Karang Bedil, KediriJenis kelaminPerempuanAgamaIslamPendidikan-Pekerjaan-Status perkawinanBelum KawinKedatangan yang ke1Telah diobati sebelumnyaDiagnosis sebelumnya BBLRAlergi obat Tidak adaSistem pembayaran JamkesmasIDENTITAS KELUARGAAnggota KeluargaKeteranganNamaHeriKepala Keluarga (Suami Ny. Seniati, ayah kandung pasien)Umur30 tahunAlamatDusun Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Lombok BaratAgamaIslamPendidikanSMPPekerjaanBuruhStatusMenikahAnggota KeluargaKeteranganNamaInaq. MuniatiOrang tua Tn. Heri (mertua Ny. Seniati, nenek pasien)Umur50 tahunAlamatDusun Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Lombok BaratAgamaIslamPendidikanPekerjaanTidak bekerjaStatusMenikah (janda)Anggota KeluargaKeteranganNamaNy.SeniatiIstri Tn. Heri, ibu kandung pasien Umur25 tahunAlamatDusung Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Lombok BaratAgamaIslamPendidikanSMPPekerjaanTidak bekerjaStatusMenikahAnggota KeluargaKeteranganNama-Anak ke-IUmurMeninggal dalam kandungan AlamatDusun Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Lombok BaratAgamaIslamPendidikan-Pekerjaan-StatusBelum MenikahAnggota KeluargaKeteranganNamaMuhammad Erwin SetiawanAnak ke-IIUmur3 tahunAlamatDusun Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Lombok BaratAgamaIslamPendidikan-Pekerjaan-StatusBelum MenikahAnggota KeluargaKeteranganNamaBy. SeniatiAnak ke-IIIUmur14 hariAlamatDusun Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Lombok BaratAgamaIslamPendidikan-Pekerjaan-StatusBelum Menikah

Data Status Kesehatan KeluargaAspek PemeriksaanAyah (Tn.H)Ibu (Ny.S)Anak IIAnak IIIIq. SBB68 kg48 kg12 kg2000 g62 kgTB168 cm150 cm92 cm49 cm155 cmTD110/70110/70--150/90N88x/mnt76x/mnt92x/mnt128 x/mnt92x/mntRR20x/mnt18x/mnt22x/mnt42 x/mnt20x/mntANAMNESIS (6 JUNI 2015)Keluhan utama:Pasien dikeluhkan memiliki berat badan lahir yang rendah.

Keluhan lain/tambahan:Kurang menyusui juga dikeluhkan ibu pasien karena ASI ibu tidak keluar atau keluar sedikit-sedikit

Riwayat perjalanan penyakit sekarang:Pasien bayi perempuan usia 14 hari dikeluhkan memiliki berat badan lahir yang rendah, pasien dilahirkan pada saat usia kehamilan telah memasuki usia 9 bulan. Ibu pasien juga mengeluhkan ASInya tidak keluar selama seminggu terahir atau keluar sedikit-sedikit sehingga anaknya kurang mendapat ASI dan kurang menyusui.

Riwayat kehamilan ibuIbu pasien mengatakan ini adalah kehamilannya yang ketiga. Dari ketiga anaknya, hanya dua anak yang hidup yaitu anak kedua (usia 3 tahun) dan anak ketiga (usia 14 hari). Anak pertama meninggal dalam kandungan pada usia kehamilan 24 minggu. Ibu pasien tidak ingat dengan jelas kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Selama hamil ibu pasien memeriksakan kehamilannya sebanyak tujuh kali di Posyandu dan Puskesmas Kediri. Selama hamil ibu pasien mengatakan hanya mengalami mual dan muntah terus menerus sampai bayi akan lahir. Ibu pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan atau jamu saat hamil. Ibu mengaku tidak meminum obat penambah darah yang berwarna merah yang diberikan dari Puskesmas karena mual. Riwayat perdarahan (-), tekanan darah tinggi (-), kencing manis (-). Ibu pasien mengaku selama mengontrol kehamilannya tekanan darahnya selalu normal yaitu berkisar antara 100-110/60-70 mmHg. Kaki bengkak disangkal (-). Riwayat trauma pada saat kehamilan disangkal oleh ibu pasien.

Riwayat penyakit dahulu:Riwayat panas (-), sesak (-), kebiruan (-), kejang (-), trauma (-), riwayat badan kuning (-), batuk lama (-)Riwayat penyakit keluarga:Tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa saat ini. Riwayat alergi, asma, rhinitis alergi disangkal.Riwayat obstetri:Ibu bayi melahirkan secara normal di usia kehamilan 9 bulan. Pasien merupakan anak ke III, pasien dilahirkan di Puskesmas Kediri, ditolong oleh bidan, bayi lahir tidak langsung menangis, jenis kelamin perempuan, A-S: 1-3 , dengan berat lahir 2100 gram, anus (+). Sesudah lahir, pasien dirujuk ke RSUD Patut Patuh Patju untuk mendapatkan perawatan NICU dan dirawat disana selama 10 hari.Riwayat ANCSelama hamil ibu melakukan ANC sebanyak 7 kali di Polindes dan Puskesmas.

Riwayat imunisasiPasien telah mendapatkan imunisasi Hb.

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum & tanda-tanda vital Keadaan Umum: SedangKesadaran: Compos Mentis (E4V5M6)Denyut jantung: 128 x/mntRR: 42 x/menitTax: 36,90 CBerat Badan : 2000 grStatus GeneralisKepala: kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-), fontanella (n)Rambut: hitam lebat, merata Mata: konjungtiva palpebrae : anemis (+/+), sclera ikterus (-/-), reflex pupil (+/+) isokor, regularTelinga: kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)Hidung: kesan normal, bentuk dan fungsi normalLeher: pembesaran KGB (-)Thoraks-CardiovasculerParu:Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonkii(-/-)

JantungInspeksi: iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistraAuskultasi: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen-Pelvic-InguinalInspeksi :distensi (-), kulit hiperemis (-), tali pusat kering terawat.Auskultasi: BU (+) normalPalpasi: supel (+), defans muscular (-)Perkusi: timpani (+)

Ekstremitas superior dan inferior:Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KELUARGALingkungan Keluarga Tn. H tinggal di Karang Bedil, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri yang dibangun dan ditempati sejak tahun 2009. Luas rumah Tn.H kira-kira 40 m2, dimana panjangnya 8 m dan lebarnya 5 m.

Rumah Tn. H menghadap selatan dan terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 gudang, 1 kamar mandi yang terletak di dalam, dan satu buah sumur yang ditutup dan tidak digunakan lagi di samping rumahRumah Tn. H berlantai keramik, dinding rumah terbuat dari tembok yang diplester, atap rumah terbuat dari genteng. Halaman depan memiliki luas 5x5 meter. Jarak antara rumah pasien dengan rumah tetangganya di sebelah depan, belakang, dan samping yaitu sekitar 5 meter.

Rumah memiliki 1 jendela pada ruang keluarga, dan masing-masing 1 jendela pada kamar tidur dan gudang. Akses masuk ke dalam rumah dilewati dengan 2 pintu, yaitu pintu depan dan pintu yang berhubungan langsung dengan gudang. Akses masuk ke dalam rumah dilewati dengan 2 pintu, yaitu pintu depan dan pintu yang berhubungan langsung dengan gudang.

Aliran udaranya cukup, pencahayaannya juga memadai pada siang hari, sehingga cahaya yang masuk ke dalam rumah masih bisa digunakan untuk membaca.

Aliran udara pada salah satu kamar tidak memadai karena jendelanya tidak pernah dibuka. Kamar tersebut juga kurang mendapatkan pencahayaan pada siang hari.

Untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, ia dan keluarga menggunakan air PAM. Air tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak, mandi, dan mencuci. Menurut Ny.S, air yang digunakan untuk minum tersebut selalu dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Dokumentasi Lingkungan Rumah

Sosial EkonomiTn. H bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan travel. Ny.S tidak memiliki pekerjaan dan hanya merawat anak-anaknya serta membantu mengurus kebutuhan keluarga sehari-hari. Iq. M juga tidak memiliki pekerjaan dan hanya membantu Ny.N dalam mengurus keluarga sehari-hari. Dari jasanya sebagai sopir ia memperoleh penghasilan Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 1.250.000,- dalam sebulannya. Dari penghasilannya tersebut ia memenuhi kebutuhan hidupnya serta keluarganya.BudayaMenurut Tn. H dan Ny. S mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal mereka masih mengikuti daerah-daerah di Lombok pada umumnya, memberikan air tajin bila ASI tidak keluar, menggunakan ramuan tradisional untuk disemprotkan di kepala bayi dan untuk dioleskan pada tali pusat bayi. Selain itu ada kepercayaan bahwa bila terdapat anak-anak yang sakit atau menderita gatal-gatal, adalah karena telah ketemuq atau diganggu oleh makhluk halus. Disekitar rumah mereka masih ada keluarga yang minum dari air sumur atau PAM yang belum dimasak.

IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN KELUARGA

No.Anggota KeluargaMasalah KesehatanKemungkinan Penyebab Masalah KesehatanKeterangan1.Ayah (Tn.H)-- Saat kunjungan rumah tidak ada masalah kesehatan2.Ibu (Ny.S)ASI keluar sedikitCara memberikan ASI yang kurang tepatPerawatan higiene payudara yang kurangIbu kurang memakan makanan bergiziMasalah diketahui saat kunjungan pertama (tanggal 6 Juni 2015) Pembina ke rumah pasien3Anak II (An. M)-Saat kunjungan rumah tidak ada masalah kesehatanAnggota KeluargaMasalah KesehatanKemungkinan Penyebab Masalah KesehatanKeteranganAnak III (By. S)BBLRBerat badan turunIbu menderita anemia selama kehamilanSelama hamil cakupan gizi ibu kurangSelama hamil ibu mual muntahKurang melakukan kontrol selama hamil pada pelayanan kesehatanKuantitas ASI yang kurangMasalah diketahui saat kunjungan pertama (tanggal 6 Juni 2015) Pembina ke rumah pasienIq. SGeriatri Problem pendengaran menurun, nyeri sendi (mialgia), hipertensiFaktor usiaKurangnya pemahaman tentang perawatan lansia.Kurang kegiatan dan aktivitas sosial.Kebiasaan mencampur dan menaburkan garam dalam makanan sehari-hari sebagai tambahan rasa.Masalah diketahui saat kunjungan pertama (tanggal 6 Juni 2011) Pembina ke rumah pasienMasalah Kesehatan dalam Keluarga Menurut Aspek IKMNy.S --> ASI kurangPerilaku: pemberian ASI yang kurang tepatMakan makanan kurang bergizi By. S BBLR, BB turunGenetikPerilaku (dari ibu)Lingkungan : bayi sakitIq. MGenetikPerilakuLingkunganPelayanan kesehatanRencana Upaya Intervensi yang Akan DilakukanAnggotaKeluargaMasalah Kesehatan Anggota KeluargaRencana UpayaIntervensiIbu (Ny, S)ASI kurangPenyuluhan kepada ibu pasien mengenai manfaat ASIPenyuluhan kepada ibu pasien tentang cara menyusui yang benarPenyuluhan terhadap ibu pasien untuk makan makanan bergizi dan menjaga higiene diri.Menyarankan kepada ibu untuk kontrol ke bidan desaAnak III (By.S)BBLRBerat badan turunPenyuluhan kepada ibu untun memberikan ASI sesering mungkin untuk mencukupi kebutuhan kalori, protein, dan zat gizi lainnya.Penyuluhan kepada ibu tentang cara mempertahankan suhu tubuh bayiagar tetap hangat.Memberikan informasi kepada ibu tentang perawatan bayi agar bayi tidak terlular penyakit infeksi contohnya dengan cuci tangan sebelum memegang bayi dan menghindarkan kontak bayi dengan orang atau lingkugan yang berisiko tinggi terhadap penularan infeksi.Menyarankan ibu untuk rutin mengikuti posyandu dan penimbangan bayi secara berkala.Anggota KeluargaMasalah Kesehatan Anggota KeluargaRencana Upaya IntervensiNenek (Iq.M)HipertensiPenyuluhan untuk menghilangkan kebiasaan makan dengan tambahan garam sebagai menu tambahan pada makanan.Penyuluhan kepada pasien mengenai penyakit HT, faktor resikonya serta komplikasinya.Pengukuran tekanan darah berkala setiap minggu.Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan KeluargaUpaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn.H bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Pengobatan di puskesmas Kediri, karena dekat dengan rumah. Selama ini menurut Tn.H, masalah kesehatan sehari-hari juga diatasi dengan membeli obat yang dijual di warung. Tn.H dan keluarga mengaku hampir tidak pernah berobat ke RSUD Patut Patuh Patju Gerung ataupun RSUP NTB, kecuali pada saat An. S lahir karena harus dirujuk untuk mendapatkan perawatan NICU.

Diagnostik HolistikAspek PersonalPasien dikeluhkan oleh orang tua pasien memiliki berat badan lahir yang rendah. Ibu pasien mengaku hamil cukup bulan namun berat badan lahir bayi rendah. Satu minggu terakhir ibu pasien mengeluh ASInya kurang, bayi kurang mendapat ASI sehingga berat badan bayi turun. Harapan ibu pasien saat ini adalah ia sangat ingin anaknya sehat dan dapat tumbuh seperti anak normal lainnya.

Aspek Klinik Berat badan lahir rendah

Aspek Risiko Internal Pasien merupakan bayi berumur 14 hari dimana pada usia ini sangat rentan terhadap penyakit, usia tersebut juga sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan membutuhkan perawatan yang baik. Ibu pasien juga memiliki riwayat abortus. Produksi ASI yang kurang menambah resiko bayi terhadap suatu penyakit.Aspek Psikososial keluarga Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bayi berat lahir rendah serta perawatan bayi dengan resiko tinggi tersebut. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan selama hamil.

Derajat fungsional: 1 Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi PasienKedatangan pertama(6 Juni 2015)Evaluasi:Pada kedatangan pertama ini, dievaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, cara memberikan ASI .Hasil :Ibu pasien memiliki ASI yang kurang sehingga pasien kurang menyusui dan berat badan pasien menjadi berkurang.Pembina menambahkan data-data yang belum lengkap.Intervensi:Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai BBLR (penyebab, faktor resiko, patofisiologi, pengobatan dan pentingnya perawatan bayi berat lahir rendah) yang dilakukan terhadap pasien serta keluarga, serta anjuran untuk melakukan imunisasi secara berkala.Menjelaskan bahwa ASI yang kurang disebabkan karena cara menyusui yang salah dan ibu kurang memakan makanan bergizi.Juga dilakukan edukasi untuk makan makanan yang sehat dan menerapkan hidup sehat.Edukasi kepada ibu pasien untuk menjaga agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut (misalnya dengan cara menyarankan agar menjaga bayi tetap dalam keadaan hangat)TINDAK LANJUT I(13 Juni 2015)Evaluasi:Evaluasi dari intervensi sebelumnya Hasil:Ibu pasien mulai memberikan ASI dengan cara yang benar dan bayi tampak menyusui dengan lancar.ASI dari ibu pasien mulai berproduksi dengan baik.Pemahaman pasien mengenai BBLR serta faktor resikonya sudah lebih baik.Berat badan bayi naik menjadi 2200 grIntervensi:Edukasi:Aspek personal: Edukasi kepada pasien mengenai BBLR dan tatalaksananya, serta hal yang perlu diperhatikan menyangkut komplikasinya.Aspek klinik: Menjelaskan tentang BBLR, faktor resiko, penyebab, serta tatalaksana pengobatannya termasuk perawatan bayi yang BBLR.Pentingnya gizi seimbang dan variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh ibu pasien,Aspek risiko internal: Edukasi mengenai keadaan pasien dengan BBLR tersebut memiliki faktor resiko dari ibu pasien tersebut.Aspek sosial: Edukasi mengenai perawatan pasien dengan BBLR dan hal-hal yang harus dihindari (misalnya, kamar bayi dekat dengan asap kayu bakar untuk masak tiap hari)Edukasi untuk tetap rutin ikut posyandu untuk mendapatkan imunisasi dan penimbangan secara berkala.TINDAK LANJUT II (20 Juni 2015) Evaluasi:Pemberian ASI oleh ibu pasien dengan cara yang benar dan bayi tampak menyusui dengan lancar.Berat badan bayi naik menjadi 2400 grPemahaman pasien mengenai BBLR serta pencegahan komplikasi sudah lebih baik seperti menjaga bayi agar dalam kondisi hangat dan bersih, serta menghindari pasien dari asap.Ibu pasien mulai mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran, daging dan telur.Ibu pasien rutin mengikuti posyandu untuk mendapatkan imunisasi.Edukasi:Meneruskan semua kebiasaan positif tersebut di atas.Meneruskan semua pola hidup sehat yang telah dianjurkan.Menyarankan untuk segera berobat ke dokter apabila pasien sakit.FOLLOW UPAnggota Keluarga & Masalah KesehatannyaIntervensi yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya Masalah Kesehatan Anggota Keluarga LainnyaTindak lanjut I (6 Juni 2015)Tindak Lanjut II (13 Juni 2015)Tindak Lanjut III (20 Juni 2015)Ibu pasien (Ny.N)ASI kurangEvaluasi:Ibu pasien mengeluh ASI yang keluar sedikit sehingga bayi sedikit mendapatkan ASIIbu pasien mengeluh nafsu makan kurangCara menyusui yang kurang tepatPerawatan higiene payudara kurangEdukasi:Menyarankan pasien untuk makan makanan yang bergiziMenyarankan pasien untuk memeriksakan kondisinya ke puskesmas agar mendapat terapiMelakukan pemberian ASI yang tepat sehingga bayi mendapat ASI cukup dan tidak muntah setelah mendapatkan ASIMenyarankan pasien agar hidup bersih (memperhatikan higiene payudara)EvaluasiProduksi ASI baikBayi menyusui dengan baik, namun cara menyusui masih kurang tepat.Nafsu makan ibu masih kurangPerawatan higiene payudara sudah mulai diperhatikan.EdukasiMenyarankan pasien untuk makan makanan yang bergiziMelakukan pemberian ASI yang tepat sehingga bayi mendapat ASI cukup dan tidak muntah setelah mendapatkan ASIEvaluasi:Produksi ASI sudah cukup baik Pemberian ASI oleh ibu dengan cara yang benarPerawatan payudara ibu sudah baikEdukasi:Menyarankan pasien untuk makan makanan yang bergiziMelakukan pemberian ASI yang tepat sehingga bayi mendapat ASI cukup dan tidak muntah setelah mendapatkan ASIMemberikan hanya ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.Anggota KeluargaTindak lanjut I (6 Juni 2015)Tindak Lanjut II (13 Juni 2015)Tindak Lanjut III (20 Juni 2015)Nenek pasien (Iq.S)Masalah geriatricHipertensi Evaluasi:Pasien diketahui memiliki tekanan darah tinggi, sering mengeluh nyeri kepala dan lemasTD = 150/90 mmHgMasalah geriatri seperti mata kabur, pendengaran menurun, dan nyeri sendiEdukasi:Menyarankan pasien untuk berobat ke puskesmas agar mendapat obat hipertensi dan sering kontrol tekanan darahnyaMenjelaskan faktor resiko hipertensi, gejala klinis dan komplikasinyaMenyarankan agar mengurangi konsumsi garam, kopi dan menerapkan pola hidup sehat (mengkonsumsi makanan yang seimbang, banyak minum air putih, olahraga dan banyak istirahatEvaluasi:Pasien telah mendapat obat hipertensi (Captopril) dari puskesmas TD = 130/90 mmHgKebiasaan menambah garam dalam makanan bisa dikurangiEdukasi:Menyarankan pasien agar rajin kontrol ke puskesmasMenyarankan pasien untuk tetap mengontrol tekanan darahnyaMenyarankan agar mengurangi konsumsi garam,kopi dan menerapkan pola hidup sehatEvaluasi:TD = 130/90 mmHgTidak ada keluhanEdukasi:Menyarankan pasien agar rajin kontrol ke puskesmasMenyarankan pasien untuk tetap mengontrol TDnyaMenyarankan agar mengurangi konsumsi garam,kopi dan menerapkan pola hidup sehatKesimpulanDiagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertamaAspek personalPasien dikeluhkan memiliki berat badan lahir yang rendah, pasien dilahirkan pada saat usia kehamilan telah memasuki usia 9 bulan. Ibu pasien juga mengeluhkan ASInya tidak keluar selama seminggu terakhir atau keluar sedikit-sedikit sehingga anaknya kurang mendapat ASI dan kurang menyusui. Selama kehamilan ibu pasien menyangkal menderita penyakit yang mengharuskannya dirawat di pelayanan kesehatan.Aspek klinik BBLRAspek risiko internal Pasien merupakan bayi berumur 14 hari dimana pada usia ini sangat rentan terhadap penyakit, usia tersebut juga sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan membutuhkan perawatan yang baik. Ibu pasien juga memiliki riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya. Produksi ASI yang kurang menambah resiko bayi terhadap suatu penyakit.Aspek psikososial keluarga Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bayi berat lahir rendah serta perawatan bayi dengan resiko tinggi tersebut. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan selama hamil.Derajat fungsional: 1 Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasienPasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.Pasien merupakan anak keempat dari pasangan suami istri dimana anak pertama dan kedua telah meninggal.. Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasienKondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan perawatan bayi tersebut.Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang cenderung kurang memiliki aktivitas dan kurang memilki kesadaran untuk hidup sehat sehingga sulit untuk mencegah komplikasi BBLR. Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnyaEdukasi untuk hanya selalu memberikan ASI saja selama 6 bulan (ASI eksklusif) dan dilanjutkan sampai 2 tahun.Edukasi mengenai cara pemberian ASI yang benar.Terus menganjurkan mengikuti posyandu guna mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap serta untuk melakukan kontrol terhadap kenaikan berat badan bayi.Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan perawatan bayi dengan BBLR.Terima Kasih