Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

9
Bhinneka Tugas bersama; Missionaris bhinneka Ringkasan : Mengikat diri dalam kesatuan bhinneka diawali dengan kesadaran akan perbedaan. Cara terbaik untuk meraih kesadaran tersebut adalah dengan melakukan travelling berjenis backpacking. Sebab, diantara jenis travelling lainnya, backpacking adalah jenis yang paling membumi dan mengantarkan pada realita perbedaan yang dinamis dan saling mengikat. Sejalan dengan itu akan muncul ikatan-ikatan baru dalam perjalanan yang berbasis konsep bhinekka.

Transcript of Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

Page 1: Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

Bhinneka

Tugas bersama; Missionaris bhinneka

Ringkasan :

Mengikat diri dalam kesatuan bhinneka diawali dengan kesadaran akan

perbedaan. Cara terbaik untuk meraih kesadaran tersebut adalah dengan

melakukan travelling berjenis backpacking. Sebab, diantara jenis travelling

lainnya, backpacking adalah jenis yang paling membumi dan mengantarkan

pada realita perbedaan yang dinamis dan saling mengikat. Sejalan dengan

itu akan muncul ikatan-ikatan baru dalam perjalanan yang berbasis konsep

bhinekka.

Page 2: Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

Telah saya lihat, dasawarsa ini pasar transportasi dan travelling

semakin gencar dan merambah ke berbagai golongan di Indonesia. Artinya,

saat ini kita memiliki akses yang mumpuni ke berbagai tempat di nusantara

terutama objek pariwisata. Sehingga pertanyaan mendasar yang harus

ditunjukan kepada diri sendiri adalah, apa yang menghalangi saya untuk

melihat pertiwi?

Mungkin sebelumnya kita bertanya mengapa harus melakukan perjalanan.

Bangsa Indonesia harus mengakui, bahwasanya sejak dahulu kita

adalah bangsa perintis. Kita memiliki lagu nenek moyangku karangan ibu

Soed yang menggambarkan keberanian nenek moyang dalam dunia

pelayaran dan eksplorasi. Fakta lainnya adalah bahwa saat ini lebih dari

60% bangsa Indonesia melakukan kegiatan mudik setiap tahunnya sebagai

bentuk silaturahmi pada handai taulan dan kerabat. Setiap tahun bangsa

Indonesia bergerak bersama dalam satu arus, membuktikan bahwa kita

memang memiliki tradisi untuk melakukan perjalanan.

Harun yahya, dalam kalimatnya yang telah mendunia mengatakan, dan saya

ambil kuotasinya,

'I always wonder why birds choose to stay in the same place when

they can fly anywhere on the earth, then I ask myself the same

question’

”The world is a book, and those who do not travel read only one

page.” —Saint Augustine.

Kuotasi-kuotasi tersebut merupakan perumpamaan yang jelas perihal

manusia harus sedikitnya menjejakkan kaki untuk melihat dunia, sebab

mereka yang saya kenal sering melakukan perjalanan adalah orang-orang

yang paling memahami seni bertoleransi dan berpandangan terbuka

Page 3: Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

terhadap perbedaan. Ini adalah sasaran tembak untuk menyatukan konsep

bhinneka kita.

Sebelumnya izinkan saya menjelaskan apa itu backpacking.

Backpacking atau kerap disebut low budget travelling adalah suatu kegiatan

lintas budaya/tempat yang mandiri (tanpa guna jasa travelling) dan bersifat

sosial. Para pelaku backpacking, yang kerap disebut backpacker selalu

menekankan 3 hal dalam pelaksanaannya. Persiapan, penyesuaian dan

sosialisasi. Persiapan merupakan fungsi yang harus dilakukan backpacker

sebelum melakukan perjalanan dan biasanya terdiri dari 3 aspek yang harus

dipenuhi yakni konsumsi, akomodasi, dan transportasi. Penyesuaian adalah

fungsi yang mengacu pada tindakan adaptasi terhadap lingkungan lokal

yang sedang dan akan kita tuju. Sementara fungsi sosialisasi adalah kegiatan

berkomunikasi dengan elemen lokal berupa individu-individu dalam

lingkungan yang sedang dan akan kita tuju.

3 hal ini menjadi alasan mengapa sistem ini cocok dengan tema kita

bhinneka. Sebab, individu yang melakukan backpacking tidak hanya terpaut

dengan pemanjaan mata terhadap alam/tempat (unsur rekreasi) yang dituju

tetapi juga berbagi pandangan secara langsung maupun tidak dengan

manusia di dalamnya. Dengan bertukar pikiran, kita akan memahami dan

sedikitnya jadi menghargai perbedaan didalamnya.

Dengan modal sedikit (low budget), artinya kita harus bersikap taktis

dalam melakukan perjalanan. Sehingga, kita dipaksa untuk mencari jalan

terbaik dan paling optimal dalam mencari tujuan perjalanan. Kemudian

dihadapkan pada kondisi yang membuat kita harus bersosialisasi dengan

penduduk lokal karena mereka mengenal kawasan itu dengan baik, yang

mana mengantarkan kita pada satu dua potong cerita lokal yang tidak kita

dapatkan ketika mengikuti kegiatan travelling biasa. Yang kemudian,

menjadi bahan pemikiran baru terhadap pandangan kita terhadap

heterogenitas bangsa. Inilah keunikan backpacking, dimana destinasi bukan

tujuan, tetapi bonus. Tujuannya adalah mendapatkan pengalaman di

sepanjang jalan.

Kini kita masuk dalam skala nusantara dan penerapan konsep ke-

Bhinneka-an. Sebagaimana kita ketahui bangsa Indonesia terdiri dari ratusan

suku bangsa yang hidup saling berdampingan, tetapi jarang yang saling

Page 4: Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

beririsan. Alasanya karena masing-masing dari suku didalamnya masih

memiliki rasa superioritas atau kurang memahami entitas suku lainnya.

Ketidakpahaman/ kesalahpahaman ini banyak ditemukan pada kaum muda.

Sebab kaum muda yang berkecimpung di daerahnya sendiri mengakumulasi

kultur lokal yang ia miliki dengan informasi mentah mengenai budaya lain

melalui sumber-sumber yang kurang dinamis seperti catatan sejarah dan

doktrin sekolah. Hal ini yang melahirkan steriotipe antar suku yang

berbahaya.

Satu-satunya cara untuk menghancurkan steriotipe yang menjadi

kangker itu adalah dengan melihat sendiri realita budaya dan keindahan adat

istiadat dari suku lain di sekitar kita. Dan cara melihat terbaik adalah dengan

membumikan diri, bukan semata-mata datang dengan jasa pariwisata swasta

dan dihadapkan hanya pada keindahan kawasan yang memanjakan mata,

tetapi duduk bersama dalam komunikasi langsung dan melihat pahit-

manisnya cerita yang mereka bawa dulu, dan perubahan-perubahan yang

terjadi kini. Saat itu, steriotip akan lenyap, tergantikan dengan rasa kagum

dan penghargaan atas perbedaan.

Ketika pandangan stereotip berhasil dihancurkan, ia (si pelaku) akan

haus oleh rasa ingin tahu mengenai kekayaan alam dan budaya yang

dimiliki pertiwi. Hal ini merupakan gejala alami dimana individu

mengalami suatu peristiwa baru yang mencengangkan. Karena itulah

mengapa backpacking selalu memiliki kejutan-kejutan didalamnya

ketimbang jenis travelling lain. Jadi, dimana langkah pertama adalah

menyucikan pemikiran, langkah berikutnya membangun kembali.

Kaum muda, adalah orang-orang yang paling memiliki antusias

untuk melihat kebenaran dan paling bisa diubah pola pikirnya ketika

dihadapkan terhadap realita. Dengan membangun komunitas backpacker

yang baik, atau setidaknya menstabililasi dan mempopulerkan kegiatan ini

di ranah sosial yang tepat, kita akan mampu membentuk individu penjejak

yang mau melihat kebenaran dan indahnya heterogenitas dari bangsa

Indonesia.

Bersamaan dengan itu, mereka yang memiliki ketertarikan yang

sama untuk memahami konsep bhinneka melalui penjejakkan, akan bertemu

di tengah jalan, bergandeng tangan menuju destinasi berikutnya, dan

Page 5: Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

menularkan virus-virus bhinneka kepada individu dan generasi berikutnya.

Pemikiran ini sangat utopis dan teoritis, saya paham, tetapi jauh dari

mustahil. Sepuluh dari teman saya yang ikut-ikutan, kini tujuh diantaranya

diikuti oleh teman-teman lainnya sebagai agen bhinneka dalam menggali

heterogenitas bangsa. Kegiatan backpacking selalu meninggalkan jejak

dalam perjalanannya, sebab banyak hal yang kita temukan didalam sana,

yang tidak kita temukan dengan jasa travelling swasta.

Saat ini, ratusan bahkan mungkin ribuan pemuda bangsa tengah

menjejak di berbagai pelosok pertiwi, mulai dari mencari kesenangan,

hingga mengejar kebenaran. Sudah saatnya pendidikan bhinneka dikemas

dalam kemasan yang berbeda dan melibatkan alam dan seluruh elemen

sosial didalamnya sebagai ruang kelasnya. Sudah saatnya kaum muda

menjadi para missionaris bhinneka yang bertanggung jawab atas persatuan

dan kesadaran bangsa atas perbedaan. Yang dibutuhkan adalah mewujudkan

wadah yang tepat dan mensolidkan kegiatan ini sebagai bibit-bibit rantai

bhinneka yang akan menguat dimasa depan.

Page 6: Bangkit-Tugas Bersama; Missionaris Bhinekka

.   Biodata

Judul Naskah : Tugas Bersama; Missionaris Bhinneka

Nama Penulis : Bangkit Mandela

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 5 mei 1993

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia

Nama Fakultas & Jurusan : TEKNIK, Arsitektur

Domisili (Alamat Surat) : Jl. Haji Amat No.2 Kukusan, Beji, Depok

Alamat Email : [email protected]

Telepon/Ponsel : 085697657307