Skripsi Bangkit Subagja Diputra 2014

85
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG TAHUN 2014 SKRIPSI BANGKIT SUBAGJA DIPUTRA NIM. 1013032017 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG BANTEN FEBRUARI 2015

description

skripsi coping

Transcript of Skripsi Bangkit Subagja Diputra 2014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN ASMA DI

POLIKLINIK PARU RSUD dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA

SERANG TAHUN 2014

SKRIPSI

BANGKIT SUBAGJA DIPUTRA

NIM. 1013032017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

SERANG – BANTEN

FEBRUARI 2015

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN ASMA DI

POLIKLINIK PARU RSUD dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA

SERANG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu

Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan

BANGKIT SUBAGJA DIPUTRA

NIM. 1013032017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

SERANG – BANTEN

FEBRUARI 2015

i

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Bangkit Subagia DiPutra

NIM : 10.13.03.2.A17

Program Studi : IlmuKeperawatan

Judul Skripsi : Gambaran Mekanisme Koping Pada Pasien Asma DiPoliklinik Paru RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Tatrun 2014.

Tetatr berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

persyaxatan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana ilmu keperawatan

pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Faletehan Serang.

DEWAI\I PENGUJI

Penguji I

Penguji II

Penguji II

Ditetapkan di

Tanggal

Ns.AniHaryani,S.Kep.,M.KeP *% )

Indah Wulandari,Ns. SP.KeP.MB ( ft*,* )

Ns. Musadad Kamal, S.Kep (

STIKes Faletehan Serang

Feb'ntari 2015

HA.LAMAN PERSETUJUAN

Stripai dengan judul (Gambaran Mekanisme Koping Pada Pasien Asma DiPoli Paru RSUD dn Dredjat Prawiranegrrl Serang Tahun 2014" telah

disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi ItnuKeperaruatan Sekolah Tinggr Ilmu Kesehatan Faletehan.

Serang, Februari20l5

Mengetahui

Ketua Progranr Shrdi Ilmu Keperawatan

7-'Deni Suwardiman. S.Ko.. IVLKeo

rrrl( 0703082

Pembimbing I

Ns.Ani HananlS.keo.M.Kep.It[K:10.09.143

Pembimbing II

Ns. Lukmrnulhtkim. S.keo.

IYIK:03.11. 157

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karuniaNya, serta shalawat beriring salam kepada Rasulullah SAW, sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Mekanisme Koping

Pada Pasien Asma Di Poli Paru RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan Serang-Banten.

Dalam penyusunan skripsi ini saya telah banyak menerima bimbingan dan

bantuan dari dosen pembimbing dan saya mendapat banyak dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak H. Maman Sutisna, SKM., M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Faletehan Serang.

2. Bapak Deni Suwardiman, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Faletehan Serang.

3. Ns.Ani Haryani.S.kep.,M.Kep., sebagai pembimbing materi, yang juga dengan

tekun memberikan berbagai bimbingan ilmiah melalui pengarahan, sharing,

dan saran yang diberikan.

4. Ns. Lukmanulhakim. S.kep sebagai pembimbing teknis, yang juga dengan

tekun memberikan berbagai bimbingan ilmiah melalui pengarahan, sharing,

dan saran yang diberikan

5. Bapak Eko Heri Dermawan, Amd. dan Nurcholis, Amd. sebagai tenaga

kepustakaan yang telah membantu mencarikan dan meminjamkan buku-buku

di Perpustakaan.

6. Seluruh Dosen serta Civitas Akademik STIKes Faletehan Serang-Banten yang

telah memberikan bekal pengetahuan yang begitu berharga kepada peneliti

selama kuliah di STIKes Faletehan Serang-Banten.

v

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan imbalan yang setimpal

dan melimpahkan karunia serta rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya walaupun

penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk hasil yang terbaik. Oleh karena

itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Serang, Januari 2015

Bangkit Subagja Diputra

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas

ini:

Nama

NIM

Program Studi

Jenis Karya

akademik STIKes Faletehan, saya yang bertanda tangan di bawah

Bangkit Subagja Diputra

10.13.03.2.017

Ilmu Keperawatan (Non Reguler)

Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

STIKes Faletehan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Rigltt) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

"Gambaran Mekanisme Koping Pada Pasien Asma Di Poli Paru RSUD dr.

Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014"

Beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneklusif ini STIKes Faletehan berhak menyimpan, mangalih media/formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), sayasebagai penulis/pencipta

dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di :

Pada Tanggal: Febru ari 2015

Yang menyatakan

V1

@angkit Subagia Diputra)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

SURAT PERNYATAAN

Bangkit Subagia Diputrat0.13.03.2.017Ilmu Keperawatan (Non Reguler)20t4 - 2015Sarjana

NamaNIMProgram StudiAngkatanJenjang

"$

Menyatakan bahwa saya tidak

skripsi saya yang berjudul:

melakukan kegiatan

"Gambaran Mekanisme Koping Pada Pasien Asma

Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014'

?

Plagiat dalam

Di Poli Paru

penulisan

RSUD dr.

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan kegiatan Plagiat, maka saya

akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataarr ini saya buat dengan sebenar-berurnya.

Serang, Februari 2015

(Bangkit Subagia D)

vI

viii

Gambaran Mekanisme Koping Pada Pasien Asma Di

Poliklinik Paru RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Tahun 2014

ABSTRAK

Nama : Bangkit Subagja Diputra

NIM : 10.13.03.2.017

Program Studi : Ilmu Keperawatan (Non Reguler)

Judul :

VII, 40 Halaman, 4 tabel, 7 Lampiran

Individu dengan asma jangka panjang sering merasa khawatir akan kondisi

sakitnya yang tidak dapat diramalkan dan gangguan dalam kehidupannya. Mereka

biasanya menghadapi masalah finansial, kesulitan mempertahankan pekerjaan,

dorongan seksual yang menghilang, depresi akibat sakit yang kronis dan

ketakutan dan terhadap kematian. Koping adalah cara yang dilakukan individu

dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon

terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 2007). Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui gambaran mekanisme koping pada pasien asma di poliklinik paru

RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif

dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebagian pasien yang berjumlah

53 responden. Hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar

penderita asma menggunakan jenis mekanisme koping adaptif. Responden yang

menggunakan jenis koping adaptif tersebut sebagian besar berjenis kelamin laki-

laki, selain itu penggunaan koping adaptif juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

lain, yaitu tingkat pendidikan responden yang tinggi, dan usia yang dewasa.

Peneliti menyarankan, untuk meningkatkan pemberian infomasi mengenai asma

secara keseluruhan penting dilakukan agar penderita asma dapat menambah

pengetahuan tentang asma dan penderita asma tersebut mampu menyesuaikan

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didalam hidupnya akibat menderita

asma.

Kata Kunci : Asma, Mekanisme Koping, Deskriptif

Daftar Pustaka : 25 (2004 – 2013)

Name

NIM

Program Study

Key word

Pustaka List

ABSTRACT

: Bangkit Subagia DiPutra

:10.13.03.2.017

: Science ofNursing

: Illustration of mechanism koping for asthma patient lungs in ward

RSUD dr Drajat Prawiranegara Serang on20l4

Asthma, Mechanisrn Kopimg, Descriptive

t6 (2004 -2013 )

Tiile

vII, 40e pages,4th table ,7th Notice

personal people with asthma have long periods sometimes wories with they condition ,can't

predict and distu.b they life. Usually they have a problems like financial, difficult about protect

tf,"i, job . drop sexual activity ,depretion because cronic disease and worry about death:

Koping is one of personal to finish problems, adaptation with change , and response of bad

situation. (2007,Keliat).purpose from these research to known illustratiom mechanism koping

for asthma patient lungs in ward RSUD dr Drajat Prawiranegara on 2014. These research is

descriptive with cross sectional methods .Research sample taken with purposive sampling

technic is a few patient around 53th respondent . Result of research have conclusion ' a part of

asthrna patient using adaptive mechanism koping. Respondent using adaptive mechanism

koping ar€..Men,,, beside that adaptive mechanism koping depend on another factors like: rate of

*cademic respondents highly ,age for mature . Researchor suggestion for mark up giving

information about asthma and asthma patient can knowledge about asthma dan can adaptation

r.vith changes in they life because have asthma'

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

E. Ruang Lingkup ........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

A. Konsep Asma .......................................................................................... 6

1. Pengertian .......................................................................................... 6

2. Klasifikasi Asma ............................................................................... 7

3. Penyebab Asma ................................................................................. 9

4. Manifestasi Asma .............................................................................. 9

5. Tata Laksana Asma ........................................................................... 10

6. Tata Laksana Asma Kronis ............................................................... 11

7. Prognosis .................................................................................. 12

B. Koping ..................................................................................................... 12

1. Pengertian ......................................................................................... 12

2. Sumber Koping ................................................................................ 13

3. Strategi Koping ................................................................................ 14

4. Mekanisme Koping .......................................................................... 15

xi

5. Karakteritik Mekanisne Koping ....................................................... 16

C. Faktor yang Mempengaruhi Koping pada Pasien Asma ........................ 17

1. Usia................................................................................................... 17

2. Jenis Kelamin ................................................................................... 17

3. Tingkat Pendidikan .......................................................................... 18

BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................... 19

A. Kerangka konsep ..................................................................................... 19

B. Definisi oprasional .................................................................................. 19

C. Hipotesis .................................................................................................. 20

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 21

A. Jenis penelitian ........................................................................................ 21

B. Lokasi dan waktu penelitian.................................................................... 21

C. Populasi dan sampel ................................................................................ 21

1. Populasi ............................................................................................. 21

2. Sampel ............................................................................................... 22

D. Pengumpulan data ................................................................................... 23

1. Alat pengumpulan data ..................................................................... 23

2. Metode Pengumpulan data ................................................................ 23

3. Uji Instrumen .................................................................................... 24

E. Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................................ 27

1. Pengolahan data ................................................................................ 27

2. Analisis data ...................................................................................... 28

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 31

A. Hasil Analisis Univariat .......................................................................... 31

B. Hasil Analisis Bivariat ............................................................................ 32

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .......................................... 34

1. Gambaran mekanisme koping pasien assma ........................................... 34

2. Gambaran mekanisme koping berdasarkan jenis kelamin ...................... 36

3. Gambaran mekanisme koping berdasarkan usia ..................................... 37

4. Gambaran mekanisme koping berdasarkan pendidikan .......................... 38

xii

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 39

A. Kesimpulan ............................................................................................. 39

B. Saran ........................................................................................................ 39

DAFTAR REFERENSI

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klaifikasi asma .................................................................................... 7

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 20

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Berdasar Jenis Kelamin .... 32

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Berdasar Usia .................... 32

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Berdasar Pendidikan ......... 33

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 19

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping............................ 31`

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Uji Validitas

Lampiran 4 : Informed Consent

Lampiran 5 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 : Instrumen Penelitian

Lampiran 7 : Output Uji Validitas & Reliabilitas

Lampiran 12 : Output Penelitian

Lampiran 13 : Kartu Bimbingan Skripsi

STIKes Faletehan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernafasan kronik,

walaupun tingkat fatalitasnya cukup rendah namun jumlah kasus asma cukup

banyak ditemukan di masyarakat (Depkes, 2009). Asma merupakan suatu

keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas

terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dengan

manifestasi mengi kambuhan, sesak nafas, batuk terutama pada malam hari

dan pagi hari, merupakan penyakit yang umumnya mempengaruhi orang-

orang dari semua usia, serta dapat mempengaruhi psikologis serta sosial yang

termasuk domain dari kualitas hidup. Penyakit ini pada umumnya dimulai

sejak masa anak-anak (Wong, 2008).

Global initiative for asthma (GINA) memperkirakan 300 juta penduduk dunia

menderita asma (GINA, 2011). World Health Organization (WHO)

memperkirakan angka ini akan terus bertambah hingga mencapai 180.000

orang setiap tahun. Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 6% pada

dewasa dan 10% pada anak (Depkes RI, 2009). Prevalensi asma pada anak di

Amerika Serikat mencapai 9,4% (National Center for Health Statistics, 2008).

Menurut Depkes (2009) angka kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-

85%. Departemen Kesehatan juga memperkirakan penyakit asma termasuk 10

besar penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di Rumah Sakit serta

diperkirakan 10% dari 25 juta penduduk Indonesia menderita asma. Apabila

tidak dilakukan pencegahan prevalensi asma akan semakin meningkat pada

masa yang akan datang (Depkes RI, 2009). Hasil penelitian International

Study on Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan bahwa di

Indonesia prevalensi penyakit asma meningkat dari 2,1 % pada tahun 1995

menjadi 5,4% pada tahun 2003 (Anurogo, 2009).

1

2

STIKes Faletehan

Fenomena terjadinya peningkatan kasus asma di beberapa daerah, salah

satunya Provinsi Banten dapat terlihat dari adanya peningkatan kasus asma di

Rumah Sakit Umum Daerah Serang. Peningkatan angka kunjungan

masyarakat dengan asma di Poliklinik Paru di RSUD Serang sebanyak 565

orang dari bulan Januari sampai Desember 2013. Kemudian pada bulan

Januari sampai November 2014 jumlah penderita asma meningkat menjadi

715 orang, dan penyakit asma termasuk dalam 10 penyakit terbanyak pada

tahun 2009 di unit rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Serang (Rekam

medik Rumah Sakit Umum Daerah Serang, 2013).

Selama proses menjalani rawat inap di Rumah Sakit banyak masalah yang

dialami oleh pasien, baik masalah biologis maupun masalah psikososial yang

muncul dalam kehidupan pasien. Individu dengan asma jangka panjang sering

merasa khawatir akan kondisi sakitnya yang tidak dapat diramalkan dan

gangguan dalam kehidupannya. Mereka biasanya menghadapi masalah

finansial, kesulitan mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang

menghilang, depresi akibat sakit yang kronis dan ketakutan dan terhadap

kematian. Pasien-pasien yang berusia lebih muda khawatir terhadap

perkawinan mereka, anak-anak yang dimilikinya dan beban yang ditimbulkan

pada keluarga mereka (Smeltzer & Bare, 2002).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Lieshout dan McQueen

(2008), dapat diketahui bahwa kondisi psikologis yang tidak stabil dapat

menyebabkan kekambuhan asma. Faktor ini sering diabaikan oleh penderita

asma sehingga frekuensi kekambuhan menjadi lebih sering dan penderita

mengalami keadaan yang lebih buruk. Berdasarkan penelitian Sandberg, dkk.,

(2000), dapat diketahui bahwa kondisi psikologis merupakan suatu rantai yang

sulit ditentukan mana yang menjadi penyebab dan mana yang merupakan

akibat.

Ritz dan kolega (2007) menjelaskan 6 faktor pencetus munculnya serangan

asma yang salah satunya ialah faktor psikologis seperti marah, kesepian,

stress, tekanan, depresi, cemas, tidak bahagia dan lain-lain. Salah satu faktor

3

STIKes Faletehan

psikologis yang dapat memunculkannya serangan asma ialah stres. Menurut

Lazarus dan Folkman (1984), stres adalah keadaan internal yang dapat

diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan dll) atau

oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan,

tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan koping.

Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,

menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang

mengancam (Keliat, 1999). Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping

adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk

mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau

melebihi sumber individu.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang

“Gambaran Mekanisme Koping Pada Pasien Asma di Poliklinik Paru RSUD

Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014” karena faktor pencetus

serangan asma tidak hanya dari aspek lingkungan saja tetapi secara psikologis

pun dapat berpengaruh bahkan faktor-faktor serangan asma dapat di maknai

secara psikologis. sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai gambaran mekanisme koping pada pasien asma di Poliklinik Paru

RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang. Penelitian ini melibatkan pasien

asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014.

Penelitian ini menjadi penting untuk mengantisipasi kemungkinan adanya

mekanisme koping yang mal adaptif pada pasien asma sehingga dapat

mencetuskan timbulnya serangan asma, mengingat berbagai dampak dari stres

psikologis yang dapat berpengaruh terhadap timbulnya serangan asma.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat perumusan masalah

penelitian yang akan dilakukan adalah “bagaimana gambaran mekanisme

koping pada pasien asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara

Serang tahun 2014?”.

4

STIKes Faletehan

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pada pasien asma di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

a. untuk mengetahui gambaran mekanisme koping yang di gunakan oleh

pasien asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara

Serang tahun 2014.

b. Untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pasien asma di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014

berdasarkan jenis kelamin.

c. Untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pasien asma di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014

berdasarkan usia.

d. Untuk mengetahui mekanisme koping pasien asma di Poliklinik Paru

RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014 berdasarkan

tingkat pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Faletehan

Sebagai sumber bacaan dan ilmu pengetahuan sebagai data dasar tentang

gambaran mekanisme koping pada pasien asma di Poliklinik Paru RSUD

Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014.

2. Bagi RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Sebagai bahan informasi dan masukan mengenai gambaran mekanisme

koping pada pasien asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat

5

STIKes Faletehan

Prawiranegara Serang dan dapat menjadi kebijakan khusus tentang koping

yang harus di gunakan pada pasien asma.

3. Bagi Peneliti

Sebagai proses belajar dan mengembangkan ilmu yang didapat selama

kuliah di STIKes Faletehan. Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat

dari peneliti selama dibangku perkuliahan mengenai gambaran mekanisme

koping pada pasien asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat

Prawiranegara Serang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat

Prawiranegara Serang yang dilaksanakan pada Bulan Desember Tahun 2014.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran mekanisme

koping pada pasien asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara

Serang tahun 2014. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah melalui pengisian angket oleh para pasien paru di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang.

6

STIKes Faletehan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asma

1. Pengertian asma

Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada jalan nafas yang melibatkan

banyak sel seperti sel mast, eosinofil, dan limfosit T yang ditandai dengan

mengi berulang dan/atau batuk persisten (menetap). Karakteristik asma

timbul secara episodik, cenderung pada malam hari (nokturnal), musiman,

setelah aktivitas fisik, ada riwayat asma atau atopi lain pada pasien

dan/atau keluarganya (Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA), 2004;

Hockenberry & Wilson, 2009).

Asma merupakan keadaan inflamasi kronik saluran nafas yang

menyebabkan hiperaktifitas bronkus, umumnya bersifat reversibel dengan

gejala mengi, batuk, sesak nafas, dan rasa berat di dada terutama pada

malam dan dini hari, perbaikan gejala dengan atau tanpa pengobatan.

Asma bersifat fluktuatif dan dapat menimbulkan eksaserbasi mulai dari

gejala ringan hingga berat, bahkan sampai menimbulkan kematian. Asma

merupakan penyakit kronis yang sebagian besar terjadi pada anak-anak,

dengan gejala awal muncul rata-rata pada usia lima tahun (Muscari, 2005;

Depkes RI, 2009).

Beberapa pengertian asma diatas dapat disimpukan bahwa asma

merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan yang

bersifat fluktuatif dan reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Serangan

asma pada saluran nafas menyebabkan hiperaktifitas bronkus sehingga

menimbulkan gejala mengi, batuk, sesak nafas, rasa berat didada, dan

berbagai manifestasi mulai dari gejala ringan, berat, hingga menyebabkan

kematian.

6

7

STIKes Faletehan

2. Klasifikasi asma

Derajat berat atau ringannya asma dapat dilihat dari gambaran klinisnya,

gejala dan derajat serangan. Klasifikasi asma menggambarkan berat atau

ringannya gejala asma yang dialami hingga menyebabkan terganggunya

aktifitas dan kebutuhan dasar. Klasifikasi asma dapat dibedakan

berdasarkan derajat keparahan dan frekuensi serangan (Depkes RI, 2009).

Menurut PNAA (2004) dan GINA (2006) klasifikasi asma dan derajat

klinis pada asma adalah:

Tabel 2.1 Klasifikasi Asma Menurut Derajat Serangan

Parameter

klinis,

fungsi faal

paru,

laboratoriu

Ringan Sedang Berat Ancaman

henti nafas

Sesak Berjalan Berbicara Istirahat

Bayi

menangis

keras

a. Tangis

bayi

pendek

dan

lemah

b. Bayi

kesulitan

makan

dan

minum

Bayi tidak

mau makan/

minum

Posisi Bisa

berbaring

Lebihsuka

duduk

Duduk

bertopang

lengan

Bicara Kalimat Penggal

kalimat

Kata-kata

Kesadaran Kadang

iritabel

Biasanya

iritabel

Biasanya

iritabel

kebingungan

Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Terlihat

jelas

Wheezing Sedang,

sering pada

akhir

respirasi

Nyering,

sepanjang

ekspirasi,

kadang

inspirasi

Sangat

nyaring,

terdengar

tanpa

stetoskop

Tidak

terdengar

Penggunaan

otot bantuan

pernafasan

Biasanya

tidak ada

Biasanya ya Ya Gerakan

paradok

torako

8

STIKes Faletehan

abdominal

Retraksi Dangkal,

retraksi

intrakosta

Sedang,

ditambah

retraksi

suprasternal

Dalam di

tambah

nafas

cuping

hidung

Dangkal,

hilang

Frekuensi

nafas

Takipnu Tekipnu Takipnu Bradipnu

Pulsus

paradoksus

Tidak ada

(<10mmHg

Ada (10-20

mmHg)

Ada

(>20mmHg)

Tidak ada,

adanya

kelelahan

otot

respiratorik

PEER, atau

FEVI (%nilai

dugaan/ %

nilai terbaik)

Pra

bronkodilator

Pasca

bronkodilator

>60%

>80%

40-60%

60-80%

<40%

<60%,

respon < 2

jam

SaO2% >95% 91-95% <90%

PaO2 Normal >60mmHg <60mmHg

PaCO2 <45mmg <45mmg >45mmg

Sumber: GINA, 2006

Klasifikasi asma menurut derajat serangan menggambarkan berat atau

ringannya serangan asma berdasarkan gejala seperti aktivitas yang masih

dapat dilakukan, cara berbicara, tanda-tanda fisik, nilai APE (Arus Puncak

Respirasi), dan bila memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah, serta

berdasarkan kebutuhan akan obat penggendali asma. Pada asma derajat

serangan berat gejala sesak nafas dirasakan juga pada saat istirahat.

Terlihat tidak mau minum dan makan, penderita memilih posisi duduk

bertopang untuk mengurangi sesak, kesulitan berbica, kesadaran iritabel,

terlihat menggunakan otot bantu nafas, peningkatan FEV1 pasca

bronkodilator kurang dari 60%. Keadaan ini bahkan menimbulkan gejala

adanya ancaman kematian, seperti sianosis, tidak lagi terdengar wheezing,

penurunan kesadaran, dan muncul bradipnu. Klasifikasi asma berdasarkan

derajat serangan di bagi menjadi asma ringan, asma sedang, dan asma

9

STIKes Faletehan

berat. Klasifikasi asma dapat membantu menentukan penatalaksanaan

asma.

3. Penyebab asma

Penyebab asma belum diketahui secara pasti. Saluran pernafasan pada

penderita asma memiliki sifat khas karena dapat mengalami penyempitan

karena adanya stimulus. Respon penyempitan ini dipengaruhi berbagai

rangsangan seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin,

dan olahraga (Sundaru, 2006). Asma dapat disebabkan karena faktor alergi

atau penyebab umum lainnya (Muscari, 2005) antara lain:

a. Alergi mempengaruhi timbulnya asma dan derajat keparahan asma.

Asma biasanya terjadi karena trakea dan bronkus yang hiperesponsif

terhadap iritan. Predisposisi genetik merupakan predisposisi utama

timbulnya asma karena terjadinya perkembangan respon IgE-mediated

terhadap alergen udara. Alergen berperan penting terhadap terjadinya

asma, namun untuk beberapa kasus proses alergi tidak dapat dideteksi.

Proses terjadinya asma melibatkan faktor-faktor biokimia, imunologik,

infeksius, endokrin, dan psikologik.

b. Iritan umum

Umumnya penyebab timbulnya asma karena adanya faktor alergen

seperti debu, jamur, bulu binatang, serbuk sari, asap, parfum, sabun

deterjen, jenis makanan tertentu, dan kelembaban ruangan. Penyebab

serangan asma lannya adalah virus terutama pada bayi, aktivitas berat

seperti olahraga, dan adanya stres psikologis pada penderita.

4. Manifestasi klinis asma

Diagnosis asma didasari oleh gejala-gejala khas yang bersifat episodik,

sehingga dengan anamnesis gejala yang baik dapat lebih meningkatkan

penilaian diagnostik (Konsensus asma, 2003). Gejala yang muncul karena

serangan asma mulai dari gejala simptomatik hingga terjadinya perubahan

fisik (Wong, 2008) antara lain:

10

STIKes Faletehan

a. Batuk

Batuk kering, paroksismal, iritatif, dan non produktif, batuk kemudian

menjadi produktif dengan sputum yang kental, berbusa dan jernih.

b. Tanda-tanda terkait pernafasan

1) Sesak nafas

2) Fase ekspirasi memanjang

3) Terdengar mengi

4) Tulang zigomatik dan telinga memerah

5) Bibir berwarna merah gelap

6) Dapat berkembang menjadi sianosis pada dasar kuku dan/ atau

sianosis sirkumoral

7) Gelisah

8) Ketakutan

9) Keringat yang berlebihan sejalan dengan serangan

10) Berbicara dengan frase yang singkat, terengah dan terpatah-patah

c. Dada

1) Hiperesonansi pada perkusi

2) Bunyi nafas kasar dan keras

3) Mengi di seluruh bidang paru

4) ekspirasi memanjang

5) Ronki kasar

6) Mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi dengan nada meninggi

d. Pada episode berulang

1) Dada Barrel

2) Bahu meninggi

3) Penggunaan otot-otot pernafasan

4) Tampilan wajah: tulang zigomatik mendatar, lingkaran di sekililing

mata, hidung mengecil, dan gigi bagian atas menonjol

5. Tata laksana asma akut

Serangan asma dapat terjadi secara bervariasi, mulai dari serangan ringan

sampai serangan berat, bahkan dapat mengancam jiwa. Seringnya

serangan asma menunjukkan penanganan asma sehari-hari yang kurang

11

STIKes Faletehan

tepat. Penilaian beratnya serangan asma merupakan prinsip utama dalam

penanganan asma akut, karena penilaian yang kurang tepat menyebabkan

tata laksana selanjutnya juga menjadi tidak tepat. Serangan akut adalah

episodik perburukan asma, dimana penatalaksanaan awalnya sebaiknya

dilakukan dirumah. Penanganan harus cepat dan disesuaikan dengan

derajat serangan. Penilaian beratnya serangan berdasarkan riwayat

serangan, termasuk gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan faal paru.

Selanjutnya diberikan penanganan yang cepat dan tepat. Penanganan

serangan akut pada asma (Depkes RI, 2009) meliputi :

a. Pemberian obat asma

Pada serangan asma ringan obat yang diberikan hanya bronkodilator

(β2 agonis) yang sebaiknya diberikan dalam bentuk inhalasi. Bila tidak

memungkinkan dapat diberikan secara sistemik. Pada dewasa

diberikan tambahan teofilin/ aminofilin oral. Pada serangan berat atau

dengan riwayat serangan berat sebelumnya, kortikosteroid oral

(metilprednisolon) dapat diberikan dalam waktu 3-5 hari. Jika pasien

perlu dirawat obat dapat diberikan secara intravena (IV), dan juga

diberikan adrenalin melalui subkutan.

b. Pemberian oksigen

Pada serangan berat pasien harus dirawat dan diberikan terapi oksigen

sesuai dengan kebutuhan dan indikasi.

6. Tata laksana asma jangka panjang (Kronis)

Tata laksana asma jangka panjang bertujuan untuk mengontrol asma dan

mencegah serangan sesuai dengan derajat keparahan asma. Penyakit asma

terkontrol merupakan kondisi stabil minimal dalam waku satu bulan.

Dalam mencapai dan mempertahankan asma yang terkontrol perlu

mempertimbangkan tiga faktor, antara lain: medikasi, tahapan pengobatan,

dan penanganan asma mandiri. Tata laksana asma jangka panjang juga

bertujuan untuk mencegah terjadinya proses inflamasi lanjut dan

remodeling (Konsensus Asma, 2003) .

12

STIKes Faletehan

7. Prognosis

Menurut Depkes RI (2009) gejala asma pada anak dapat terjadi hingga

usia remaja atau dewasa, walaupun sebagian besar mengalami penurunan

gejala asma seiring dengan bertambahnya usia. Prognosis asma

disesuaikan dengan tingkat keparahan dan seringnya serangan, mulai dari

gejala ringan sampai timbulnya status asmatikus. Banyaknya pajanan

terhadap alergen, perubahan keparahan penyakit, ketidakpatuhan terhadap

pengobatan, kegagalan keluarga dan petugas kesehatan untuk mengenali

keparahan asma disertai dengan faktor psikologis dapat menyebabkan

terjadinya kematian akibat asma.

B. Koping

1. Pengertian

Lazarus dan Folkman (1984) mengidentifikasi koping sebagai suatu proses

transaksi yang berlangsung terus menerus antara individu dan

lingkungannya, dimana dipengaruhi oleh penilaian kognitif dan perilaku

koping itu sendiri. Selama berlangsungnya proses tersebut individu

mengkaji hubungan antara situasi yang sedang dihadapi saat ini dengan

lingkunganya dan menilai keterkaitan dari pengalaman dengan penerimaan

terhadap ancaman, kehilangan, dan manfaat dari situasi tersebut. Keliat

(1999) mendefinisikan koping sebagai cara yang dilakukan individu dalam

menyelesaikan masalah, menyesuaikan keinginan yang akan dicapai, dan

respon terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri indvidu. Koping

adalah cara yang dilakukan seseorang untuk menghadapi kondisi stres

yang dialami (Lyles, 2005 dalam Hawk, 2008). Suryadinata (2006)

mendefinisikan koping sebagai usaha-usaha yang dilakukan individu

untuk mengatasi tuntutan dari lingkungan yang dirasakan melampaui

kemampuan individu.

13

STIKes Faletehan

Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan dapat dilihat bahwa koping

merupakan suatu cara unik yang ditempuh oleh setiap individu dalam

mengatasi stres yang dihadapi. Koping menunjukkan seberapa kuat

ketahanan individu dalam menilai, menghadapi dan mengatsi stresor yang

muncul. Koping juga menunjukkan mekanisme pertahanan diri individu

yang sedang mengalami perubahan pada dirinya.

Upaya koping dapat mengarahkan perbaikan atau penguasaan masalah

(Suryadinata, 2006). Upaya koping tersebut dilakukan individu untuk

membantu mengubah persepsi atas kesenjangan yang terjadi, menerima

bahaya atau ancaman, atau menghindari masalah. Hasil akhir dari upaya

koping tersebut sepenuhnya ditentukan oleh individu dimana tergantung

kepada metode koping yang digunakan.

2. Sumber Koping

Sumber koping merupakan pilihan atau strategi yang dapat membantu

individu menentukan apa yang harus dilakukan, dimana hal tersebut

merupakan hal yang paling baik yang akan diambil. Terdapat dua faktor

yang mempengaruhi sumber koping yaitu, yaitu faktor internal yang

berasal dari dalam dan faktor eksternal yang berasal dari luar (Stuart dan

Sundeen, 2005). Faktor internal yang meliputi kesehatan dan energi,

sistem kepercayaan seseorang termasuk kepercayaan existensial (iman,

kepercayaan, agama), komitmen atau tujuan hidup, perasaan seseorang

seperti harga diri, kontrol dan kemahiran, keterampilan, pemecahan

masalah, dan keterampilan sosial. Faktor eksternal yang meliputi

dukungan sosial dan sumber material. Dukungan sosial sebagai rasa

informasi terhadap seseorang atau lebih dengan tiga kategori yaitu:

dukungan emosi dimana seseorang merasa dicintai; dukungan harga diri

berupa pengakuan dari orang lain akan kemampuan yang dimiliki;

perasaan memiliki dalam sebuah kelompok.

14

STIKes Faletehan

3. Strategi Koping

Menentukan dan memilih perilaku koping, seseorang tidak hanya terpaku

pada satu strategi koping, melainkan mencari jenis strategi koping yang

tepat dan efektif bagi dirinya. Terdapat delapan strategi koping yang biasa

digunakan oleh individu menurut Sarafino (1998), yaitu:

a. Problem-focused coping

1) Confrontive coping

Individu memilih untuk tetap bertahan pada keinginannya dan

berusaha untuk merubah situasi yang dihadapi dengan cara yang

cenderung agresif.

2) Planful problem-solving

Strategi ini menyangkut pembuatan rencana alternatif, mengambil

tindakan spesifik untuk berhadapan langsung dengan situasi,

mempelajari skill baru yang ditujukan pada masalah dan negosiasi

serta kompromi sebagai usaha menyelesaikan masalah.

3) Seeking social support

Dalam strategi ini individu berusaha mencari informasi mengenai

situasi, memperoleh bimbingan dan petunjuk dari ahlinya,

mencoba berdiskusi dengan pasangan dan kerabat mengenai

masalahnya.

b. Emotion-focused coping

1) Distancing

Individu berusaha untuk tidak terpengaruh pada masalah yang

dihadapi dengan cara tidak terlalu larut atau terlalu memikirkan

masalah yang terjadi.

2) Self-control

Usaha yang dilakukan individu dalam strategi ini adalah

menyimpan perasaan dan masalahnya dengan mengontrol perasaan

sehingga tidak diketahui orang lain.

3) Positive reappraisal

Menilai kembali masalah dari sisi yang positif dan berusaha

menemukan makna atas situasi yang tidak menyenangkan,

15

STIKes Faletehan

termasuk kedalamnya usaha untuk menemukan keyakinan baru

yang dapat membantu pertumbuhan pribadi.

4) Accepting responsibility

Dalam strategi ini individu cenderung untuk menyalahkan atau

mengkritik diri sendiri dan beranggapan bahwa dirinya

bertanggungjawab atas semua masalah yang terjadi.

5) Escape-avoidance

Strategi ini ditandai dengan adanya pemikiran mengenai masalah

yang dihadapi dapat cepat selesai. Usaha penghindaran dilakukan

dengan melakukan hal-hal yang dirasa lebih baik seperti

mengkonsumsi obat, terapi, dan makan.

4. Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah upaya langsung untuk mengatasi stres (Stuart

dan Laraia, 2005). Keliat (1999) mendefinisikan mekanisme koping

sebagai cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah,

menyesuaikan diri dengan perubahan serta respon terhadap situasi yang

mengancam. Stuart dan Sundeen (2005) mengidentifikasi mekanisme

koping sebagai tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,

termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme

pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri.

Mekanisme koping adalah suatu keadaan dimana seseorang harus bisa

menyesuaikan diri terhadap masalah yang dialaminya (Stuart dan Laraia,

2005). Roy dan Andrews (1991) mendefinisikan mekanisme koping

sebagai cara yang diturunkan sejak lahir (innate) atau diperoleh (acquired)

untuk merespon terhadap perubahan lingkungan. Mekanisme koping

innate diturunkan secara genetik atau bisa disebut sebagai sebuah proses

yang otomatis, sedangkan mekanisme koping acquired dapat

dikembangkan melalui proses belajar.

16

STIKes Faletehan

5. Karakteristik Mekanisme Koping

Menurut Stuart dan Sundeen (2005), rentang respon mekanisme koping

dapat digambarkan sabagai berikut:

Adaptif Maladaptif

Karakteristik mekanisme koping dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Adaptif

Adaptif, menurut Friedman dalam Carpenito (2009), jika memenuhi

kriteria sebagai berikut: dapat menceritakan secara verbal tentang

perasaaanya, mengembangkan tujuan realistis, dapat mengidentifikasi

sumber koping, dapat menimbulkan mekanisme koping yang efektif,

mengidentifikasi alternatif strategi, memilih strategi yang tepat, dan

menerima dukungan. Mekanisme koping dikatakan menjadi adaptif

adalah saat individu dapat keluar dari stres yang dialami.

b. Maladaptif

Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut: merasa tidak

mampu, tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif, perasaan

lemas, takut, marah, irritable, tegang, gangguan fisiologis, adanya stres

kehidupan, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Mekanisme

koping dikatakan menjadi maladaptive adalah saat individu tidak dapat

bertahan dalam kondisi stres tersebut dan tidak dapat menemukan jalan

keluar terhadap masalah yang dihadapi walaupun strategi koping yang

digunakan efektif.

17

STIKes Faletehan

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi koping pada pasien asma

1. Usia

Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis

stresor yang paling mengganggu. Usia dewasa lebih mampu mengontrol

stress dibanding dengan usia anak-anak dan usia lanjut (Siswanto, 2007).

Patricia (2006) menjelaskan masa dewasa awal adalah periode akhir

remaja yaitu 19-29 tahun, dimana masa dewasa awal adalah periode yang

penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Berbeda dengan masa dewasa

pertengahan (30-65 tahun) yang lebih matang dalam mengambil

keputusan.

Indonesian nursing (2008) memaparkan usia berpengaruh terhadap cara

pandang seseorang dalam kehidupan, masa depan dan pengambilan

keputusan. Usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan perawatan. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup

tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya.

2. Jenis kelamin

Pria biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap stresor

dibanding dengan wanita (Siswanto, 2007). Yeh (2009) mendapatkan

dalam penelitian yang dilakukan bahwa, jenis kelamin/jender sangat

mempengaruhi dalam berespon terhadap penyakit, stres, serta penggunaan

koping dalam menghadapi masalah kesehatan.

3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang mudah terkena stres atau

tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan pengontrolan

terhadap stressor lebih baik (Siswanto, 2007). Notoatmodjo (2003)

menjelaskan pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk

sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat

18

STIKes Faletehan

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

19

STIKes Faletehan

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan penggunaan satu atau beberapa konsep terkait

yang mendasari masalah studi dan mendukung rasional (alasan) pelaksanaan

studi. Konsep tersebut harus dibahas dalam kaitanya dengan variabel yang

diselidiki di dalam studi (Dempsey dan Dempsey, 2005). Variabel bebas

dalam penelitian yang akan dilakukan adalah karakteristik responden yang

terdiri dari pasien asma Sedangkan mekanisme koping sebagai variabel terkait

dalam penelitian nanti. Berdasarkan tinjauan literatur pada bab 2, berikut

adalah kerangka konsep dari penelitian yang akan dilakukan.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

1. Pengertian

Definisi operasional yaitu untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian

variabel-variabel yang di amati atau di teliti, serta dapat bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukur atau pengamat terhadap variabel-variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)

(Notoatmodjo, 2010)

Mekanisme koping

pasien asma

1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Pendidikan

1. Adaptif

2. Maladaptif

19

20

STIKes Faletehan

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Jenis Kelamin Jenis kelamin

adalah

penggolongan

responden

berdasarkan

perbedaan alat

kelamin

Kuesioner 0. Perempuan

1. Laki-Laki

Nominal

Usia Usia adalah

umur

responden pada

saat dilakukan

penelitian.

Kuesioner 0. < 30 Tahun

1. ≥ 30 tahun

Ordinal

Pendidikan Pendidikan

yang telah

ditamatkan

oleh responden

Kuesioner 0. < SMA

1. ≥ SMA

Ordinal

Mekanisme

Koping

Cara atau

metode yang

digunakan oleh

pasien

dalam

melepaskan

stres yang di

alami

Kuesioner

0. Maladaptif

jika skor <

Median

(121)

1. Adaptif jika

skor ≥

Median

(121)

Ordinal

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang kebenarannya

akan dibuktikan setelah dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2002)

Berdasarkan konsep, kerangka konseptual dan definisi operasional yang

dikemukakan diataas, maka hipotesa penelitian yang dapat diajukan sebagai

berikut : Ada gambaran mekanisme koping pasien asma dari sumber koping

dan strategi koping yang menggunakan mekanisme koping adaptif dan

maladaptif.

21

STIKes Faletehan

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan perencanaan untuk memperoleh jawaban

untuk pertanyaan penelitian atau untuk menguji hipotesis penelitian yang

berkenaan (Polit & Hungler, 2006). Penelitian ini menggunakan desain

deskriptif untuk mengidentifikasi mekanisme koping terhadap subvariabel

karakteristik responden pasien asma di Poliklinik Paru RSUD dr. Dradjat

Prawiranegara Serang tahun 2014. Pengumpulan data dilakukan dalam satu

waktu cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan metode total

sampling.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Paru RSUD Dr. Prawiranegara

Serang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai dengan

bulan Januari 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

asma yang berobat jalan di Poliklinik Paru RSUD dr. Dradjat

Prawiranegara Serang dengan estimasi sejumlah 110 pasien pada bulan

November 2014.

21

22

STIKes Faletehan

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Adapun metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel yang berdasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,

2010). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan asma yang

sedang berobat jalan di Poliklinik Paru RSUD Serang.

N.Z21-α/2.P(1 – P)

n =

(N – 1).d2 + Z

21-α/2.P(1 – P)

(Hidayat, 2011)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

P : Harga proporsi (ketetapan 0,5)

d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (0,1)

Z1-α/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)

Sehingga jumlah sampel :

N.Z21-α/2.P(1 – P)

n =

(N – 1).d2 + Z

21-α/2.P(1 – P)

110 x 1,962 x 0,5(1 – 0,5)

n =

(110 – 1) x 0,01 + 1,962 x 0,5 (1 – 0,5)

110 x 3,84 x 0,25

n =

1,09 + 0,96

105,6

n =

2,05

23

STIKes Faletehan

n = 52,5

n = 52,5 dibulatkan menjadi 53

jadi jumlah sampel yang di ikut sertakan dalam penelitian ini adalah 53

responden.

D. Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

lembar kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari 35 pertanyaan dan dibagi dalam 2 bagian, yaitu sumber koping dan

strategi koping.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan mengacu pada prosedur yang

telah ditetapkan sebagai berikut:

a. Setelah proposal disetujui oleh pembimbing I/materi dan pembimbing

II/teknis, peneliti akan mengajukan surat permohonan izin ke pihak

RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang, untuk dapat mengambil data

pada bulan Desember 2014.

b. Peneliti menemui calon responden ke Poliklinik Paru pada minggu

pertama bulan Januari 2015 sebelum memulai pengobatan, dan

mengadakan pendekatan serta memberikan penjelasan kepada calon

responden di poli mengenai penelitian yang akan dilakukan serta hak-

hak responden. Calon responden yang bersedia menjadi responden

penelitian diberi lembar persetujuan dan lembar kuisioner serta

menandatangani lembar persetujuan tersebut.

c. Peneliti memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuisioner

pada responden dan memberikan kesempatan bagi responden untuk

bertanya bila ada informasi yang kurang jelas.

24

STIKes Faletehan

d. Responden diberi waktu untuk mengisi kuisioner, peneliti juga

melakukan pengawasan selama pengisian kuisioner agar responden

tidak saling bertanya.

e. Kuisioner yang telah diisi dikembalikan kepada peneliti. Peneliti

melakukan pengecekan ulang secara keseluruhan terhadap kuisioner

yang telah diisi oleh responden saat kuisioner selesai diisi oleh

responden.

f. Semua kuisioner yang telah diisi dikumpulkan oleh peneliti untuk

kemudian diseleksi dan dilakukan pengolahan data.

3. Uji Instrument

a. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat pengukur yang

diukur (Notoatmodjo, 2010). Penyusunan instruman dimulai dari

menganalisa komponen-komponen atau faktor-faktor yang hendak

diukur, selanjutnya unsur tersebut dijabarkan dalam sebuah item.

Untuk menguji Validitas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

Construct Validity.

Pengujian Validitas selanjutnya lakukan dengan rumus korelasi

product moment untuk menghitung korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total, kemudian dilakukan uji korelasi antara

skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner

tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk,

berarti semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu

mengukur konsep dengan penelitian ukur.

Teknik korelasi product moment dengan rumus uji validitas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

r = n ( ∑ X Y ) – ∑ X ∑ Y

√ ( n ∑ X ² - (∑ X) ² ) – ( n ∑ Y ² - ( ∑ Y) ² )

25

STIKes Faletehan

Keterangan :

N : jumlah sampel

X : pertanyaan nomor n

Y : skor total

XY : skor pertanyaan nomor n dikali skor total

Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai

product moment bila r hitung lebih besar dari tabel, maka kuesionar

dikatakan valid dan dapat di pakai untuk penelitian. Namun

sebaliknya, jika r hitung kuesionernya lebih kecil r tabel maka

pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari kuesioner.

Hasil tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai product moment.

Bila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ho ditolak, artinya variabel

valid

Bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka Ho gagal ditolak, artinya

variabel tidak valid

Uji Validitas dilakukan terhadap penderita 15 pasien asma di RSUD

Cilegon. Adapun instrumen yang dilakukan uji validitas adalah

instrumen yang berisi pertanyaan tentang mekanisme koping pasien

asma.

Untuk mengetahui validitas kuesioner di lakukan dengan

membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Nilai r tabel dengan

menggunakan rumus df= n-2, yaitu 15 – 2 = 13. Pada tingkat

kemaknaan 5% di dapat angka r tabel = 0,514. Pertanyaan di nilai valid

jika nilai r hasil > dari nilai tabel.

Dari uji validitas didapatkan hasil dari 40 pertanyaan terdapat 5

pertanyaan yang mempunyai r hitung < 0,514, yaitu pertanyaan no. 8,

22, 28, 33, dan 37. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan yang

mempunyai r hitung < 0,514 tersebut dikeluarkan dan tidak dipakai

dalam pengambilan data penelitian. Jadi untuk variabel mekanisme

26

STIKes Faletehan

koping hanya terdapat 35 pertanyaan yang layak untuk di gunakan

sebagai instrument untuk pengumpulan data dalam penelitian ini.

Tabel 4.3

Hasil Uji Coba Kuesioner

(r tabel = 0,514)

Sumber Data Primer 2014

No Kuesioner Nilai r Keterangan

1 Mekanisme Koping 1 0,660 Valid

2 Mekanisme Koping 2 0,655 Valid

3 Mekanisme Koping 3 0,744 Valid

4 Mekanisme Koping 4 0,685 Valid

5 Mekanisme Koping 5 0,685 Valid

6 Mekanisme Koping 6 0,559 Valid

7 Mekanisme Koping 7 0,573 Valid

8 Mekanisme Koping 8 0,479 Tidak Valid

9 Mekanisme Koping 9 0,537 Valid

10 Mekanisme Koping 10 0,573 Valid

11 Mekanisme Koping 11 0,780 Valid

12 Mekanisme Koping 12 0,761 Valid

13 Mekanisme Koping 13 0,535 Valid

14 Mekanisme Koping 14 0,566 Valid

15 Mekanisme Koping 15 0,759 Valid

16 Mekanisme Koping 16 0,611 Valid

17 Mekanisme Koping 17 0,780 Valid

18 Mekanisme Koping 18 0,697 Valid

19 Mekanisme Koping 19 0,759 Valid

20 Mekanisme Koping 20 0,534 Valid

21 Mekanisme Koping 21 0,697 Valid

22 Mekanisme Koping 22 0,479 Tidak Valid

23 Mekanisme Koping 23 0,753 Valid

24 Mekanisme Koping 24 0,573 Valid

25 Mekanisme Koping 25 0,573 Valid

26 Mekanisme Koping 26 0,750 Valid

27 Mekanisme Koping 27 0,685 Valid

28 Mekanisme Koping 28 0,479 Tidak Valid

29 Mekanisme Koping 29 0,697 Valid

30 Mekanisme Koping 30 0,685 Valid

31 Mekanisme Koping 31 0,697 Valid

32 Mekanisme Koping 32 0,759 Valid

33 Mekanisme Koping 33 0,266 Tidak Valid

34 Mekanisme Koping 34 0,700 Valid 35 Mekanisme Koping 35 0,736 Valid 36 Mekanisme Koping 36 0,683 Valid

37 Mekanisme Koping 37 0,482 Tidak Valid

38 Mekanisme Koping 38 0,775 Valid 39 Mekanisme Koping 39 0,697 Valid 40 Mekanisme Koping 40 0,655

27

STIKes Faletehan

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).

Reliabel diartikan bahwa instrumen yang digunakan untuk

pengambilan data tidak akan mempengaruhi hasil jika si pengambil

data adalah orang lain. Adapun cara melakukan uji reliabilitas yang

sering digunakan dalam penelitian adalah uji Alpha Cronbach

(Hastono, 2007).

Dalam pengujian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah internal

consistency yaitu uji instrumen dicobakan sekali saja kemudian hasil

yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Suatu instrumen

dikatanya reliabel jika r alpha (α) > r tabel. Langkah-langkah yang

digunakan antara lain: mengajukan kuesioner tersebut kepada sejumlah

responden, kemudian dihitung validitas masing-masing pertanyaan .

pertanyaan-pertanyaan yang valid dihitung, sedangkan yang tidak valid

dibuang, untuk pertanyaan yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas r

alpha (α) > r tabel (Hastono, 2007).

Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai alpha 0,965, artinya nilai tersebut >

0,514, sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam

kuesioner ini reliabel.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Kuisioner akan dikumpulkan dari responden, kemudian dilakukan tahapan

pengolahan data sehingga menjadi informasi yang akurat. Hidayat (2007)

menjelaskan bahwa proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang

harus ditempuh agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang

benar, yaitu pemeriksaan data, pemberian kode, pemasukan data, dan

pembersihan data.

28

STIKes Faletehan

a. Pemeriksaan data

Pemeriksaan data adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

yang diperoleh atau dikumpulkan. Peneliti dalam penelitian ini akan

melakukan pengecekan pertanyaan kuisioner untuk memastikan

jawaban yang ada di kuisioner sudah lengkap, jelas (tulisan pada

jawaban pertanyaan sudah jelas terbaca), relevan (kerelevanan jawaban

pertanyaan sudah jelas terbaca), dan konsisten (kekonsistenan jawaban

pertanyaan yang berkaitan).

b. Pemberian kode

Pemberian kode merupakan pemberian kode numerik terhadap data

yang terdiri atas data beberapa kategori. Peneliti dalam penelitian ini

akan memberikan kode pada data yang masih berbentuk huruf

menjadi angka. Kegunaan dari pemberian kode adalah agar lebih

mudah dalam memasukkan data dan mengolah data.

c. Pemasukan data

Pemasukan data adalah kegiatan memasukan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau analisis lebih lanjut.

Pemprosesan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara

memasukkan data kuisioner ke paket program komputer.

d. Pembersihan data

Peneliti akan melakukan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dimasukkan untuk mengetahui adanya kesalahan. Kesalahan

tersebut dimungkinkan terjadi pada saat peneliti memasukan data ke

komputer.

2. Analisis Data

Sugiono (2011) menyatakan, analisis data adalah sebuah metode yang

dipakai untuk mengubah informasi menjadi arti dan dapat dimengerti.

Analisis univariat akan digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti.

29

STIKes Faletehan

a. Data kategorik mekanisme koping pada pasien asma, diukur dengan

distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk presentase atau

proporsi. Sebelum dilakukan pengelompokan kategori dilakukan dulu

uji normalitas data. Salah satu metode uji normalitas data dengan

melihat nilai skewness. Nila nilai skewness dibagi dengan nilai SE

menghasilkan angka -2 sampai dengan +2, maka distribusi data

tersebut normal. Jika distribusi data normal, maka cut of point (titik

potong) untuk menentukan nilai tengah adalah mean dan standar

deviasi. Jika data tidak berdistribusi normal, maka cut of point (titik

potong) untuk menentukan nilai tengah adalah median.

Dari hasil uji normalitas data variabel mekanisme koping didapatkan

bahwa data tidak berdistribusi normal, sehingga cut point yang

digunakan adalah nilai median, yaitu 121. Maka variabel mekanisme

koping dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) 0 = Maladaptif, jika skor < 121

2) 1 = Adaptif, jika skor ≥ 121.

b. Variabel karakteristik usia dikategorikan berdasarkan usia responden,

yaitu dewasa awal (19-29 tahun) dan dewasa pertengahan (30-65

tahun). Maka variabel usia dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) 0 jika usia responden < 30 tahun

2) 1 jika usia responden ≥ 30 tahun

c. Variabel karakteristik jenis kelamin dikategorikan berdasarkan jenis

kelamin responden, yaitu laki-laki dan perempuan. Maka variabel jenis

kelamin dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) 0 jika jenis kelamin responden perempuan

2) 1 jika jenis kelamin responden laki-laki

d. Variabel karakteristik pendidikan dikategorikan berdasar tingkat

pendidikan yang telah ditempuh responden. Variabel pendidikan dapat

dikategorikan sebagai berikut :

1) 0 jika tingkat pendidikan responden < SMA

2) 1 jika tingkat pendidikan responden ≥ SMA

31

STIKes Faletehan

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan hasil pengumpulan data dari kuesioner beserta hasil

analisis data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap 53 Pasien

Asma di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014.

Dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan angka

atau nilai jumlah dan persentase dari masing-masing kategorik ditiap variabel

dengan mengeluarkan distribusi frekuensi, sehingga dapat menjadi informasi yang

berguna.

1. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma di Poliklinik Paru RSUD Dr.

Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Diagram Pie 5.1

Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Pasien Asma di Poliklinik Paru

RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Tabel 5.2

Berdasarkan Diagram 5.1 dapat terlihat bahwa sebagian besar responden

(60,4%) menggunakan mekanisme koping adaptif.

ADAPTIF

; 60,4

MAL ADAPTIF;

39,6

31

32

STIKes Faletehan

B. Analisa Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Karakteristik di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014.

1. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Jenis Kelamin

di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Pasien Asma Berdasarkan Jenis

Kelamin di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Tahun 2014

Jenis Kelamin Mekanisne Koping Total

Maladaptif Adaptif

n % n % n %

Perempuan 12 63,2 7 36,8 19 100

Laki-Laki 9 26,5 25 73,5 34 100

Total 21 39,6 32 60,4 53 100

Dari Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (73,5%) yang

berjenis kelamin laki-laki menggunakan mekanisme koping adaptif,

sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan hanya terdapat 36,8%

yang menggunakan mekanisme koping adaptif.

2. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Usia di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Pasien Asma Berdasarkan Usia

di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Usia Mekanisne Koping Total

Maladaptif Adaptif

n % n % n %

< 30 Tahun 12 57,1 9

42,9

21

100

≥ 30 Tahun 9 28,1 23 71,9 32 100

Total 21 39,6 32 60,4 53 100

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (71,9%) yang

berusia ≥ 30 tahun menggunakan mekanisme koping adaptif, sedangkan

responden yang berusia < 30 tahun hanya terdapat 42,9% yang menggunakan

mekanisme koping adaptif.

33

STIKes Faletehan

3. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Pendidikan di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Mekanisme Koping Pasien Asma Berdasarkan

Pendidikan di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Tahun 2014

Pendidikan Mekanisne Koping Total

Maladaptif Adaptif

n % n % N %

Rendah 14 70,0 6

30,0

20

100

Tinggi 7 21,2 26 78,8 33 100

Total 21 39,6 32 60,4 53 100

Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (78,8%) yang

berpendidikan tinggi menggunakan mekanisme koping adaptif, sedangkan

responden yang berpendidikan rendah hanya terdapat 40,0% yang

menggunakan mekanisme koping adaptif.

34

STIKes Faletehan

BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma di Poliklinik Paru RSUD Dr.

Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Hasil penelitian terkait gambaran mekanisme koping pada pasien asma di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang, didapatkan data

bahwa sebagian besar responden menggunakan koping adaptif dalam

menghadapi stressor yang dialami akibat penyakit asma yang dideritanya

(60,4%).

Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang di tujukan untuk

penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan

mekanisme pertahanan ego yang di gunakan untuk melindungi diri (Gail. W.

Stuart, 2006). Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan oleh

individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri terhadap

perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu ini dapat

berupa kognitif, perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang bertujuan

untuk menyelesaikan stress yang dihadapi. Kemampuan koping diperlukan

manusia untuk mampu bertahan hidup di lingkungannya yang selalu berubah

dengan cepat. Koping merupakan pemecahan masalah dimana seseorang

menggunakannya untuk mengelola kondisi stress. Dengan adanya penyebab

stress / stressor maka orang akan sadar dan tidak sadar untuk bereaksi untuk

mengatasi masalah tersebut. Dalam keperawatan konsep koping sangat perlu

karena semua pasien mengalami stress, sehingga sangat perlu kemampuan

untuk mengatasinya dan kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stress

yang merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kesejahteraan manusia

(Keliat, 2007).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden (60,4%)

menggunakan mekanisme koping adaptif dalam menghadapi stress yang

datang akibat dari menderita asma dan menjalani perawatan. Mekanisme

34

35

STIKes Faletehan

koping adaptif adalah koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,

belajar dan mencapai tujuan (Stuart & Sudden, 2008).

Dari pengamatan peneliti dilapangan, mekanisme koping adaptif yang

ditunjukkan responden saat melakukan kunjungan adalah responden masih

bisa mengontrol emosi pada dirinya dengan cara berinteraksi dengan orang-

orang sekelilingnya, seperti berbicara pada perawat, bertanya tentang hal-hal

yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan asma serta cara

mengatasi serangan asma yang mendadak. Responden juga masih dapat

menerima dukungan dari orang lain, hal tersebut terlihat dari kegembiraan dan

optimisme responden saat berobat didampingi keluarga ataupun teman-

temannya. Selain itu responden juga selalu mencari tahu segala hal yang

berhubungan dengan penyakit asma yang dideritanya, seperti mencari

informasi di internet, mencari obat-obat tradisional yang bisa meyembuhkan

penyakit asma yang dideritanya, serta responden selalu memakai masker

untuk menghindari debu dan kotoran yang bisa memicu serangan asma.

Terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi pasien asma dalam

menggunakan koping, seperti beberapa teori dan penelitian yang menjelaskan

bahwa koping dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.

Teori tersebut antara lain dijelaskan oleh Siswanto (2007) yang

mengemukakan bahwa koping dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan usia

seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan pengontrolan

terhadap stressor atau kopingnya akan lebih baik. Selain itu dijelaskan juga

bahwa usia dewasa lebih mampu mengontrol stress dibanding dengan usia

anak-anak dan usia lanjut. Yeh (2009) menyatakan bahwa jenis kelamin

sangat mempengaruhi dalam berespon terhadap penyakit, stres, serta

penggunaan koping dalam menghadapi masalah kesehatan.

Menurut pengamatan peneliti, selain faktor-faktor tersebut terdapat faktor lain

yang juga sangat mempengaruhi pasien asma dalam menggunakan koping,

yaitu dukungan sosial yang didapatkan oleh pasien asma dalam menghadapi

stressor. Hal tersebut terlihat bahwa proses koping efektif karena adanya

dukungan sosial, berupa dukungan emosional (keluarga, teman-teman) dan

36

STIKes Faletehan

dukungan instrumental (dana dan jaminan kesehatan). Dukungan sosial yang

didapatkan responden pada penelitian kali ini berasal dari pihak keluarga

karena sebagian besar responden telah menikah dan memiliki anak. Seluruh

responden pada penelitian ini juga mendapatkan dukungan dari jenis

pembiayaan dari pihak pemerintah atau bantuan pihak lain seperti BPJS,

asuransi kesehatan, jaminan pelayanan kesehatan, dan lain-lain.

2. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Jenis Kelamin

di Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Hasil analisa penelitian didapatkan data bahwa responden berjenis kelamin

laki-laki hampir sebagian besar (73,5%) menggunakan mekanisme koping

adaptif, sedangkan dari responden yang berjenis kelamin perempuan hanya

36,5% yang mengunakan mekanisme koping adaptif. Hal ini menunjukkan

bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih mampu mengontrol stres

dan tekanan yang datang akibat penyakit yang dideritanya, dan perernpuan

lebih rentan terhadap stress.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Yeh (2009) menyatakan

bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi dalam berespon terhadap penyakit,

stres, serta penggunaan koping dalam menghadapi masalah kesehatan.

Perempuan cenderung menggunakan koping yang berfokus pada emosi untuk

mengatur stressor, sedangkan laki-laki menggunakan koping yang berfokus

pada masalah.

Tapi mungkin juga hal itu terjadi karena perbedaan penggunaan strategi

koping. Perbedaan gender antara perempuan dan laki-laki secara khas dalam

mengatasi stres merupakan salah satu alasan mengapa perempuan cenderung

menunjukkan distres psikologis, tanda-tanda depresi, dan cemas dibandingkan

dengan laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan cenderung menggunakan

koping yang berfokus pada emosi untuk mengatur stresor.

37

STIKes Faletehan

3. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Usia di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Mekanisme koping yang digunakan responden dilihat dari segi usia

didapatkan data bahwa responden dengan usia ≥ 30 tahun sebagian besar

menggunakan koping adaptif (71,9%), sedangkan pada responden dengan usia

< 30 tahun hanya terdapat 42,9% yang menggunakan koping adaptif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa responden dengan usia yang semakin dewasa,

maka akan semakin bisa mengontrol stress serta penggunaan koping dalam

menghadapi masalah kesehatan yang dihadapinya.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Siswanto (2007) bahwa

usia dewasa lebih mampu mengontrol stress dibanding dengan usia anak-anak.

Indonesian nursing (2008) memaparkan usia berpengaruh terhadap cara

pandang seseorang dalam kehidupan, masa depan dan pengambilan keputusan.

Usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan

perawatan. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal

ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Menurut asumsi peneliti, semakin bertambah usia seseorang maka bertambah

pula pengalaman yang ia miliki, dengan pengalaman tersebut seseorang akan

semakin mengenal dan beradaptasi dengan lingkungannya, juga semakin

bertambah pengetahuannya. Seseorang yang lebih dewasa biasanya juga

mempunyai sistem pendukung sosial yang lebih kuat, yaitu pergaulan yang

lebih luas, teman-teman yang lebih banyak. Hal inilah yang mendasari

dikatakannya bahwa usia dewasa lebih mampu mengontrol stress dibanding

dengan usia anak-anak, karena usia dewasa memiliki pengetahuan dan

sumber-sumber informasi yang lebih baik dari usia anak-anak.

38

STIKes Faletehan

4. Gambaran Mekanisme Koping Pasien Asma berdasarkan Pendidikan di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2014

Hasil analisa penelitian penggunaan mekanisme koping berdasarkan

pendidikan didapatkan hasil bahwa responden dengan pendidikan tinggi

sebagian besar menggunakan mekanisme koping adaptif (78,8%). Sedangkan

responden dengan pendidikan rendah hanya terdapat 30,0% yang

menggunakan mekanisme koping adaptif. Hal berarti bahwa semakin tinggi

pendidikan responden, maka pengontrolan terhadap stressor atau kopingnya

akan lebih baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari Notoatmodjo (2005) yang

menyatakan bahwa tingkat pendidikan individu memberikan kesempatan yang

lebih banyak terhadap diterimanya pengetahuan baru termasuk informasi

kesehatan. Dalam hal ini diharapkan dengan adanya informasi yang diterima

individu mampu menentukan langkah yang harus ia ambil untuk

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin banyak informasi yang diterima sehingga memberikan

kesempatan pada individu untuk mengeksplorasi pilihan yang ada untuk

mendapatkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi termasuk

masalah kesehatan dan masalah perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh

sakit.

Menurut asumsi peneliti, tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

mudah terkena stres atau tidak, karena tingkat pendidikan adalah proses

seseorang mendapatkan pengetahuan, semakin tinggi pendidikan berarti

semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pengetahuan

tersebut seseorang dapat berpikir lebih rasional dalam menghadapi dan

memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal inilah yang mendasari

dikatakannya bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang dalam menghadapi masalah atau stressor

yang mengancam.

39

STIKes Faletehan

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap 53 penderita asma yang dilaksanakan di

Poliklinik Paru RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang, dapat diambil

kesimpulan bahwa sebagian besar penderita asma menggunakan jenis

mekanisme koping adaptif. Responden yang menggunakan jenis koping adaptif

tersebut sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, selain itu penggunaan

koping adaptif juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, yaitu tingkat

pendidikan responden yang tinggi, dan usia yang dewasa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Pemberian infomasi mengenai asma secara keseluruhan penting dilakukan

agar penderita asma mampu melakukan penyesuaian diri terhadap

perubahan yang terjadi, meskipun sebagian besar penderita asma

menggunakan mekanisme koping adaptif tapi masih ada penderita asma

yang menggunakan mekanisme koping maladaptif. Sehingga dengan

informasi mengenai asma secara keseluruhan dapat menambah pengetahuan

penderita asma dan penderita asma tersebut mampu menyesuaikan terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi didalam hidupnya akibat menderita asma.

2. Bagi STIKes Faletehan

Hasil penelitian ini dapat menambah kajian ilmu pengetahuan tentang

mekanisme koping penderita asma, sehingga mahasiswa dapat memahami

pentingnya pendidikan kesehatan terhadap penderita asma yang bisa

merubah perilaku penderita menjadi lebih baik dalam menyikapi sakit yang

dideritanya.

39

40

STIKes Faletehan

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti yang akan datang agar dapat melakukan penelitian

lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping

pada penderita asma.

DAFTAR REFERENSI

Anurogo, D. (2009). Kiat mengatasi asma pada buah hati tercinta. Diakses

mealui http:// netsain.com pada tanggal 5 Desember 2015.

Carpenito, L. J. (2009). Diagnosis keperawatan:aplikasi pada praktik klinis.ed.

ke- 9.Jakarta:EGC.

Dempsey, P .A., & Dempsey , A.D (2005). Nursing research: Text and

Workbook. (94th ed). (P. Widyastuti, Penerjemah). Philapdelphia:

Lippincont.

Depkes. RI. (2009). Pedoman pengendalian penyakit asma. Jakarta: Direktorat

pengendalian penyakit tidak menular kemenkes RI.

GINA. (2011). Global initiative for asthma. WHO

Global Initiative in Asthma (GINA, 2006). Pocket guide for asthma management

and prevension in children. Di akses melalui www.Ginaasthma.org.

Tanggal 6 Desember 2014

Global Initiative in Asthma (GINA, 2011). Global strategy for Asthma

Management and Preventoin. Di akses mealui www.Ginaasthma.org.

Tanggal 5 Desember 2014.

Hawk, N. C. (2008). Implications of stresors and coping mechanism in the

superintendency. Dissertation. Faculty of the Graduate School. University

of Missouri-Columbia.

http://search.proquest.com/docview/304516259/fulltexPDF/132A9E30

FA A8 2B6F15/2?accountid=17242

Hidayat, A. A. A. 2011. Metode Penelitian keperawatan dan Teknik

Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Hockenberry, M.J., & Wilson. (2009). Wong’s essential of pediatric nursing

(7 Ed). St Louis : Mosby.

Hastono. (2007). Modul Analisa Data Program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : FKM-UI.

Hidayat. A.A. (2011). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika.

Keliat, B. A. Dkk. (2007). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN

(basic course). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Konsensus asma. (2003). Asma. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di

Indonesia.PDPI.Diperboleh tanggal 5 Desember 2014.

http:///www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.html.

Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1984). Stress appraisal and coping. New

York: Publishing Company.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.

Jakarta: Rhineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka

Cipta

Pollit, F.D & hungler, B.P. (2006). Nursing research: Principles and

methods. ( 6th ed). Philadelphia: Lippincont Williams and Wilkins.

Stuart & Sudden. (2006). Buku Saku Keperawatan jiwa. Jakarta : EGC

Smeltzer & Bare. (2005). Brunner & Suddarth : Textbook of medical surgical

nursing. Philadelphia : Lipincott

______. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

PT. RinekaCipta

Siswanto. (2007). Kesehatan Mental, konsep, cakupan dan perkembangannya.

CV. Andi Offeset, Yogyakarta

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Yeh. (2009). Stres, Koping dan Adaptasi. Jakarta : Sagung Seto

LEMBAR KUESIONER

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN ASMA DI

POLI KLINIK PARU RSUD SERANG TAHUN 2014

No responden :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan Terakhir : Tidak sekolah

SD

SLTP

SMA

PT (Perguruan Tinggi)

Petunjuk pengisian jawaban :

Berikan tanda Checklist ( ) pada pilihan jawaban yang menggambarkan

seberapa sering saudara melakukan suatu tindakan tertentu ketika di

diagnosa menderita penyakit asma. Pilihan jawaban yang tersedia adalah :

(1) tidak pernah : Jika tidak pernah melakukan hal tersebut

(2) kadang-kadang : Jika tindakan tersebut dilakukan 3-4 kali ketika

mengalami asma

(3) sering : Jika tindakan tersebut dilakukan 2 kali ketika

mengalami asma

(4) selalu : Jika tindakan tersebut di lakukan setiap kali

mengalami asma

Ketika saya didiagnosa menderita asma maka yang saya lakukan adalah :

No Cara mengatasi

Tidak

pernah

(1)

kadang-

kadang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

1 Saya mencoba untuk

berkonsentrasi

memikirkan suatuhal yang

menyenangkan bagi saya

seperti jalan-jalan ke

pantai, melihat

pegunungan yang indah,

jalan-jalan ketempat

rekreasi dan lain-lain

2 Saya mencoba memahami

dengan lebih baik lagi,

masalah yang saya alami

dengan cara kosultasi ke

dokter dan mencari tahu di

internet mengenai asma

saya

3 Saya mencoba

mengalihkan pikiran saya

terhadap penyakit saya,

dengan bekerja dan

beraktifitas yang produktif

4 Saya mencoba menerima

dan pasrah kepada tuhan

mengenai keadaan

penyakit saya supaya

mendapatkan kesembuhan

darinya

5 Saya mencoba melakukan

sesuatu hal untuk

kesembuhan penyakit saya

seperti menghindari

kontak langsung dengan

debu, bulu binatang, asap,

dan aktivitas yang

memberatkan fisik saya

6 Saya mencoba untuk

bercerita/curhat kepada

orang di rumah saya untuk

mengetahui lebih jelas

tentang situasi penyakit

yang saya alami

7 Saya mencoba menerima

masukan untuk masalah

yang saya alami

No Cara mengatasi

Tidak

pernah

(1)

kadan-

kadang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

8 Saya berharap keajaiban

akan terjadi pada saya

untuk kesembuhan

penyakit yang saya alami

9 Saya mencoba memakai

masker pada saat

berpergian, supaya

penyakit yang saya alami

tidak bertambah parah

10 Saya mencoba untuk

memendam perasaan saya

sendiri untuk mengurangi

beban keluarga mengenai

penyakit saya

11 Saya mencoba beristirahat

tidur lebih lama dari

biasanya untuk

mengurangi kekambuhan

penyakit saya

12 Saya melampiaskan

kemarahan saya kepada

orang-orang yang

menyebabkan stres

psikologis saya muncul

13 Saya mencoba mencari

simpati dan pengertian

dari orang lain untuk

mengurangi masalah yang

saya alami

14 Saya bicara pada diri saya

sendiri, karena dengan

begitu dapat membantu

saya merasa menjadi lebih

baik dan mampu

mengurangi masalah saya

15 Saya meminta pertolongan

dari seseorang yang

professional (dokter,

perawat dll) untuk

kesembuhan saya

16 Setiap hari saya membuat

rencana tindakan yang

mampu mengurangi

masalah saya dan saya

melakukan rencana tsbt

No Cara mengatasi

Tidak

pernah

(1)

kadan-

kadang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

17 Disaat asma saya kambuh

saya menyadari bahwa

asma merupakan penykit

yang sifatnya kronis

18 Saya berdiskusi tentang

masalah saya kepada

seseorang yang bisa

melakukakan sesuatu yang

jelas tentang masalah yang

saya alami seperti (dokter,

perawat dan petugas

kesehatan lainnya

19 Apabila saya berhasil

keluar dari masalah yang

saya alami, maka saya

akan mencoba untuk

beristirahat dan berlibur

20 Saya mencoba membuat

diri saya merasa lebih baik

dengan cara olahraga

santai dan meditasi

21 Saya mencoba

menghindari kegiatan yang

dapat menyebabkan asma

saya kambuh

22 Saya mencoba

menghindari sesuatu yang

menyebabkan asma saya

kambuh seperti

menghindari debu, asap,

aktivitas berat dan stres

psikologis

23 Saya menghindari orang-

orang yang ada di

sekeliling saya yang

menyebabkan pikiran saya

menjadi stres

24 Saya meminta keluarga

atau teman saya untuk

memberikan sarana yang

mendukung saya untuk

mengurangi aktivitas

sehari-hari saya yang berat

No Cara mengatasi

Tidak

pernah

(1)

kadan-

kadang

(2)

Sering

(3)

Selalu

(4)

25 Saya tidak mau orang lain

mengetahui betapa

buruknya penyakit yang di

derita saya

26 Saya menceritakan

perasaan mengenai

penyakit yang saya alami

kepada seseorang

(tetangga atau keluarga

yang punya pengalaman

yang sama)

27 Saya akan berusaha untuk

mendapatkan apa yang

saya inginkan yitu

kesembuhan asma saya

dengan cara berdoa kepada

tuhan

28 Saya melampiaskan

kemarahan saya kepada

orang lain untuk

mengurangi masalah yang

ada pada diri saya

29 Saya tahu apa yang harus

saya lakukan, sehingga

saya berusaha sekuat

tenaga untuk mengontrol

keadaan saya ke petugas

kesehatan (dokter, perawat

dll)

30 Saya percaya bahwa

penyakit yang saya alami

merupakan cobaan dari

tuhan dan saya harus tegar

menghadapinya

31 Saya mencoba mencari

beberapa alternatif

penyelesaian masalah

seperti mempercayai

pengobatan yang budaya

saya sering lakukan

(berobat ke dukun/

pengobatan herbal)

32 Saya mencoba untuk

pasrah dan menerima

keadaan, karena tidak ada

yang bisa saya laukan

33 Saya mencoba

membayangkan pada

masalalu saya ketika

belum terkena asma atau

masa ketika saya sembuh

dari penyakit ini

34 Saya berharap situasi yang

saya alami akan segera

berakhir

35 Saya mempunyai impian

atau keinginan untuk

sembuh dari penyakit

sekarang ini

36 Saya selalu berdoa untuk

kesehtan saya

37 Saya mempersiapkan diri

untuk menghadapi hal-hal

yang terburuk dalam

kehidupan saya dengan

cara memenuhi kebutuhan

rohani dan beribadah yang

rutin

38 Saya memikirkan terlebih

dahulu apa yang akan saya

katakan dan saya lakukan

supaya tidak timbul

masalah pada diri saya

39 Ketika asma saya kambuh

saya mencoba memikirkan

orang yang saya kagumi

supaya saya termotivasi

untuk sembuh dari

penyakit ini dan saya akan

mencontoh orang tersebut

40 Apabila saya di diagnosa

asma saya akan

menghindari yang bisa

menyerang kekambuhan

asma saya

TOTAL SKOR

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

P19 P20 P21 P23 P24 P25 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P34 P35 P36 P38 P39 P40

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability [DataSet1] D:\news\bangkit\entry validitas bangkit ok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

15 100,0

0 ,0

15 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,966 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3,40 ,737 15

3,33 ,724 15

3,47 ,640 15

3,47 ,743 15

3,47 ,743 15

3,33 ,724 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,47 ,516 15

3,40 ,737 15

3,40 ,737 15

3,40 ,632 15

3,60 ,507 15

3,33 ,617 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,40 ,632 15

3,47 ,743 15

3,27 ,884 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,67 ,488 15

3,53 ,516 15

3,00 ,655 15

3,60 ,507 15

3,33 ,724 15

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

117,73 211,638 ,684 ,965

117,80 212,886 ,636 ,966

117,67 212,238 ,761 ,965

117,67 210,952 ,710 ,965

117,67 210,952 ,710 ,965

117,80 214,171 ,573 ,966

117,73 216,067 ,558 ,966

117,60 216,686 ,517 ,966

117,73 216,067 ,558 ,966

117,67 215,095 ,758 ,965

117,73 209,781 ,774 ,965

117,73 215,210 ,513 ,967

117,73 215,638 ,581 ,966

117,53 214,838 ,790 ,965

117,80 214,600 ,656 ,966

117,67 215,095 ,758 ,965

117,53 215,838 ,721 ,965

117,53 215,410 ,751 ,965

117,67 221,810 ,310 ,967

117,53 215,838 ,721 ,965

117,60 214,829 ,776 ,965

117,73 216,067 ,558 ,966

117,67 214,095 ,560 ,966

117,87 206,267 ,780 ,965

117,67 210,952 ,710 ,965

117,53 215,838 ,721 ,965

117,67 210,952 ,710 ,965

117,53 215,838 ,721 ,965

117,53 215,410 ,751 ,965

117,67 215,810 ,709 ,965

117,47 215,695 ,761 ,965

117,60 215,971 ,698 ,965

118,13 212,267 ,741 ,965

117,53 215,838 ,721 ,965

117,80 212,886 ,636 ,966

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

121,13 226,838 15,061 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

P19 P20 P21 P23 P24 P25 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P34 P35 P36 P38 P39 P40

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability [DataSet1] D:\news\bangkit\entry validitas bangkit ok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

15 100,0

0 ,0

15 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,967 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3,40 ,737 15

3,33 ,724 15

3,47 ,640 15

3,47 ,743 15

3,47 ,743 15

3,33 ,724 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,47 ,516 15

3,40 ,737 15

3,40 ,737 15

3,40 ,632 15

3,60 ,507 15

3,33 ,617 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,40 ,632 15

3,47 ,743 15

3,27 ,884 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,67 ,488 15

3,53 ,516 15

3,00 ,655 15

3,60 ,507 15

3,33 ,724 15

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

117,73 213,781 ,680 ,966

117,80 214,886 ,640 ,966

117,67 214,381 ,757 ,966

117,67 213,095 ,707 ,966

117,67 213,095 ,707 ,966

117,80 216,314 ,570 ,967

117,73 217,924 ,571 ,967

117,60 218,829 ,515 ,967

117,73 217,924 ,571 ,967

117,67 217,095 ,764 ,966

117,73 211,924 ,770 ,966

117,73 217,067 ,524 ,967

117,73 217,781 ,579 ,967

117,53 216,981 ,786 ,966

117,80 216,743 ,652 ,966

117,67 217,095 ,764 ,966

117,53 217,981 ,717 ,966

117,53 217,552 ,747 ,966

117,67 221,810 ,449 ,967

117,53 217,981 ,717 ,966

117,60 216,971 ,772 ,966

117,73 217,924 ,571 ,967

117,67 215,952 ,571 ,967

117,87 208,410 ,776 ,966

117,67 213,095 ,707 ,966

117,53 217,981 ,717 ,966

117,67 213,095 ,707 ,966

117,53 217,981 ,717 ,966

117,53 217,552 ,747 ,966

117,67 217,952 ,706 ,966

117,47 217,838 ,757 ,966

117,60 218,114 ,695 ,966

118,13 214,267 ,745 ,966

117,53 217,981 ,717 ,966

117,80 214,886 ,640 ,966

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

121,13 228,981 15,132 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

P19 P20 P21 P23 P24 P25 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P34 P35 P36 P38 P39 P40

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability [DataSet1] D:\news\bangkit\entry validitas bangkit ok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

15 100,0

0 ,0

15 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,967 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3,40 ,737 15

3,33 ,724 15

3,47 ,640 15

3,47 ,743 15

3,47 ,743 15

3,33 ,724 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,47 ,516 15

3,40 ,737 15

3,40 ,737 15

3,40 ,632 15

3,60 ,507 15

3,33 ,617 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,40 ,632 15

3,47 ,743 15

3,27 ,884 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,67 ,488 15

3,53 ,516 15

3,00 ,655 15

3,60 ,507 15

3,33 ,724 15

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

117,80 214,457 ,683 ,966

117,87 215,552 ,643 ,967

117,73 215,210 ,752 ,966

117,73 213,781 ,709 ,966

117,73 213,781 ,709 ,966

117,87 217,267 ,560 ,967

117,80 218,743 ,567 ,967

117,67 219,667 ,510 ,967

117,80 218,743 ,567 ,967

117,73 217,781 ,767 ,966

117,80 212,600 ,773 ,966

117,80 217,886 ,520 ,967

117,80 218,600 ,574 ,967

117,60 217,686 ,789 ,966

117,87 217,552 ,649 ,966

117,73 217,781 ,767 ,966

117,60 218,686 ,720 ,966

117,60 218,257 ,749 ,966

117,67 221,810 ,498 ,967

117,60 218,686 ,720 ,966

117,67 217,810 ,765 ,966

117,80 218,743 ,567 ,967

117,73 216,638 ,574 ,967

117,93 209,067 ,779 ,966

117,73 213,781 ,709 ,966

117,60 218,686 ,720 ,966

117,73 213,781 ,709 ,966

117,60 218,686 ,720 ,966

117,60 218,257 ,749 ,966

117,73 218,781 ,700 ,966

117,53 218,552 ,759 ,966

117,67 218,952 ,689 ,966

118,20 214,886 ,752 ,966

117,60 218,686 ,720 ,966

117,87 215,552 ,643 ,967

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

121,20 229,743 15,157 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

P19 P20 P21 P23 P24 P25 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P34 P35 P36 P38 P39 P40

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability [DataSet1] D:\news\bangkit\entry validitas bangkit ok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

15 100,0

0 ,0

15 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,967 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3,40 ,737 15

3,33 ,724 15

3,47 ,640 15

3,47 ,743 15

3,47 ,743 15

3,33 ,724 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,47 ,516 15

3,40 ,737 15

3,40 ,737 15

3,40 ,632 15

3,60 ,507 15

3,33 ,617 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,53 ,640 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,40 ,632 15

3,47 ,743 15

3,27 ,884 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,67 ,488 15

3,53 ,516 15

3,00 ,655 15

3,60 ,507 15

3,33 ,724 15

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Mean Std. Dev iation N

RELIABILITY

Item-Total Statistics

117,80 217,029 ,686 ,966

117,87 217,981 ,653 ,967

117,73 217,781 ,755 ,966

117,73 216,638 ,698 ,966

117,73 216,638 ,698 ,966

117,87 219,410 ,584 ,967

117,80 221,600 ,555 ,967

117,67 221,810 ,537 ,967

117,80 221,600 ,555 ,967

117,73 220,352 ,772 ,966

117,80 215,314 ,768 ,966

117,80 220,743 ,510 ,967

117,80 221,171 ,579 ,967

117,60 220,543 ,774 ,966

117,87 220,124 ,653 ,967

117,73 220,352 ,772 ,966

117,60 221,257 ,725 ,966

117,60 220,686 ,764 ,966

117,67 221,810 ,537 ,967

117,60 221,257 ,725 ,966

117,67 220,381 ,770 ,966

117,80 221,600 ,555 ,967

117,73 219,781 ,550 ,967

117,93 211,638 ,779 ,966

117,73 216,638 ,698 ,966

117,60 221,257 ,725 ,966

117,73 216,638 ,698 ,966

117,60 221,257 ,725 ,966

117,60 220,686 ,764 ,966

117,73 221,210 ,715 ,966

117,53 221,410 ,744 ,966

117,67 221,524 ,694 ,966

118,20 217,743 ,739 ,966

117,60 221,257 ,725 ,966

117,87 217,981 ,653 ,967

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

121,20 232,457 15,247 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

P19 P20 P21 P23 P24 P25 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P34 P35 P36 P38 P39 P40

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability [DataSet1] D:\news\bangkit\entry validitas bangkit ok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

15 100,0

0 ,0

15 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,968 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3,40 ,737 15

3,33 ,724 15

3,47 ,640 15

3,47 ,743 15

3,47 ,743 15

3,33 ,724 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,47 ,516 15

3,40 ,737 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,60 ,507 15

3,33 ,617 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,53 ,640 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,40 ,632 15

3,47 ,743 15

3,27 ,884 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,67 ,488 15

3,53 ,516 15

3,00 ,655 15

3,60 ,507 15

3,33 ,724 15

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Mean Std. Dev iation N

RELIABILITY

Item-Total Statistics

117,93 216,210 ,695 ,967

118,00 217,143 ,663 ,967

117,87 217,124 ,757 ,966

117,87 216,124 ,693 ,967

117,87 216,124 ,693 ,967

118,00 218,429 ,601 ,967

117,93 221,495 ,527 ,968

117,80 220,743 ,560 ,967

117,93 221,495 ,527 ,968

117,87 219,695 ,774 ,966

117,93 214,781 ,763 ,966

117,80 220,743 ,560 ,967

117,93 220,495 ,581 ,967

117,73 220,067 ,763 ,967

118,00 219,429 ,656 ,967

117,87 219,695 ,774 ,966

117,73 220,495 ,734 ,967

117,73 219,781 ,783 ,966

117,80 220,743 ,560 ,967

117,73 220,495 ,734 ,967

117,80 219,743 ,771 ,966

117,93 221,495 ,527 ,968

117,87 219,981 ,511 ,968

118,07 210,924 ,783 ,966

117,87 216,124 ,693 ,967

117,73 220,495 ,734 ,967

117,87 216,124 ,693 ,967

117,73 220,495 ,734 ,967

117,73 219,781 ,783 ,966

117,87 220,410 ,726 ,967

117,67 220,952 ,732 ,967

117,80 220,886 ,694 ,967

118,33 217,238 ,733 ,967

117,73 220,495 ,734 ,967

118,00 217,143 ,663 ,967

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

121,33 231,810 15,225 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

P19 P20 P21 P23 P24 P25 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P34 P35 P36 P38 P39 P40

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability [DataSet1] D:\news\bangkit\entry validitas bangkit ok.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

15 100,0

0 ,0

15 100,0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

,968 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3,40 ,737 15

3,33 ,724 15

3,47 ,640 15

3,47 ,743 15

3,47 ,743 15

3,33 ,724 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,47 ,516 15

3,40 ,737 15

3,53 ,640 15

3,40 ,632 15

3,60 ,507 15

3,33 ,617 15

3,47 ,516 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,53 ,640 15

3,60 ,507 15

3,53 ,516 15

3,40 ,632 15

3,53 ,640 15

3,27 ,884 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,47 ,743 15

3,60 ,507 15

3,60 ,507 15

3,47 ,516 15

3,67 ,488 15

3,53 ,516 15

3,00 ,655 15

3,60 ,507 15

3,33 ,724 15

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

118,00 216,143 ,699 ,967

118,07 216,924 ,675 ,968

117,93 217,067 ,761 ,967

117,93 216,495 ,676 ,968

117,93 216,495 ,676 ,968

118,07 218,067 ,619 ,968

118,00 222,000 ,500 ,968

117,87 219,981 ,603 ,968

118,00 222,000 ,500 ,968

117,93 219,781 ,769 ,967

118,00 215,143 ,747 ,967

117,87 219,981 ,603 ,968

118,00 220,429 ,586 ,968

117,80 220,457 ,738 ,967

118,07 219,352 ,662 ,968

117,93 219,781 ,769 ,967

117,80 220,457 ,738 ,967

117,80 219,600 ,797 ,967

117,87 219,981 ,603 ,968

117,80 220,457 ,738 ,967

117,87 219,695 ,775 ,967

118,00 222,000 ,500 ,968

117,87 219,981 ,603 ,968

118,13 211,124 ,776 ,967

117,93 216,495 ,676 ,968

117,80 220,457 ,738 ,967

117,93 216,495 ,676 ,968

117,80 220,457 ,738 ,967

117,80 219,600 ,797 ,967

117,93 220,210 ,741 ,967

117,73 221,352 ,705 ,967

117,87 220,695 ,708 ,967

118,40 217,543 ,718 ,967

117,80 220,457 ,738 ,967

118,07 216,924 ,675 ,968

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P23

P24

P25

P26

P27

P29

P30

P31

P32

P34

P35

P36

P38

P39

P40

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

121,40 231,829 15,226 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

FREQUENCIES

VARIABLES=SkorKoping

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN SKEWNESS SESKEW

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

Statistics

SkorKoping

53

0

119,58

121,00

10,489

-,693

,327

97

138

Valid

Missing

N

Mean

Median

Std. Dev iat ion

Skewness

Std. Error of Skewness

Minimum

Maximum

SkorKoping

2 3,8 3,8 3,8

1 1,9 1,9 5,7

3 5,7 5,7 11,3

1 1,9 1,9 13,2

1 1,9 1,9 15,1

1 1,9 1,9 17,0

1 1,9 1,9 18,9

1 1,9 1,9 20,8

1 1,9 1,9 22,6

2 3,8 3,8 26,4

2 3,8 3,8 30,2

1 1,9 1,9 32,1

4 7,5 7,5 39,6

6 11,3 11,3 50,9

3 5,7 5,7 56,6

1 1,9 1,9 58,5

2 3,8 3,8 62,3

4 7,5 7,5 69,8

1 1,9 1,9 71,7

2 3,8 3,8 75,5

1 1,9 1,9 77,4

2 3,8 3,8 81,1

4 7,5 7,5 88,7

2 3,8 3,8 92,5

2 3,8 3,8 96,2

1 1,9 1,9 98,1

1 1,9 1,9 100,0

53 100,0 100,0

97

99

101

102

105

107

109

111

112

113

114

115

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

134

138

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

FREQUENCIES

VARIABLES=Koping

/PIECHART FREQ

/ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

SkorKoping

14013012011010090

Freq

uenc

y

10

8

6

4

2

0

Histogram

Mean =119.58

Std. Dev. =10.489

N =53

Statistics

Koping

53

0

Valid

Missing

N

Koping

21 39,6 39,6 39,6

32 60,4 60,4 100,0

53 100,0 100,0

mal adaft if

adaptif

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

adaptif

mal adaftif

Koping

39,6%

Median = 121 Std. Dev. = 10.489

N = 53

CROSSTABS

/TABLES=Jk Usia Pendidikan BY Koping

/FORMAT= AVALUE TABLES

/CELLS= COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL .

Crosstabs

Case Processing Summary

53 100,0% 0 ,0% 53 100,0%

53 100,0% 0 ,0% 53 100,0%

53 100,0% 0 ,0% 53 100,0%

Jk * Koping

Usia * Koping

Pendidikan * Koping

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Jk * Koping Crosstabulation

12 7 19

63,2% 36,8% 100,0%

9 25 34

26,5% 73,5% 100,0%

21 32 53

39,6% 60,4% 100,0%

Count

% within Jk

Count

% within Jk

Count

% within Jk

wanita

pria

Jk

Total

mal adaf t if adaptif

Koping

Total

Usia * Koping Crosstabulation

12 9 21

57,1% 42,9% 100,0%

9 23 32

28,1% 71,9% 100,0%

21 32 53

39,6% 60,4% 100,0%

Count

% within Usia

Count

% within Usia

Count

% within Usia

< 30 Tahun

> 30 Tahun

Usia

Total

mal adaf t if adaptif

Koping

Total

Pendidikan * Koping Crosstabulation

14 6 20

70,0% 30,0% 100,0%

7 26 33

21,2% 78,8% 100,0%

21 32 53

39,6% 60,4% 100,0%

Count

% within Pendidikan

Count

% within Pendidikan

Count

% within Pendidikan

rendah

Tinggi

Pendidikan

Total

mal adaf t if adaptif

Koping

Total