Bakteriologi Darah

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam menentukan baik-buruk atau valid- tidaknya sebuah hasil pemeriksaan laboratorium. Namun, hal ini seringkali tidak menjadi perhatian yang serius di kalangan petugas laboratorium. Apalagi jika proses pengambilan spesimen dilakukan oleh pihak lain, seperti misalnya perawat. Minimnya informasi mengenai pengaruh sampling terhadap hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan para petugas sampling kurang hati-hati atau bahkan tidak mengikuti prosedur pengambilan spesimen yang benar. Dan kerena itu, seringkali dijumpai komplain dari pengguna jasa laboratorium (misalnya dokter/klinisi) akibat tidak sesuainya hasil pemeriksaan lab dengan kondisi atau penyakit pasien. Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit.

description

bakteriologi darah

Transcript of Bakteriologi Darah

Page 1: Bakteriologi Darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam

menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil pemeriksaan

laboratorium. Namun, hal ini seringkali tidak menjadi perhatian yang serius di

kalangan petugas laboratorium. Apalagi jika proses pengambilan spesimen

dilakukan oleh pihak lain, seperti misalnya perawat.

Minimnya informasi mengenai pengaruh sampling terhadap hasil

pemeriksaan laboratorium menyebabkan para petugas sampling kurang hati-

hati atau bahkan tidak mengikuti prosedur pengambilan spesimen yang benar.

Dan kerena itu, seringkali dijumpai komplain dari pengguna jasa laboratorium

(misalnya dokter/klinisi) akibat tidak sesuainya hasil pemeriksaan lab dengan

kondisi atau penyakit pasien.

Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan

menempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5

alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu :

skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan

dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat

memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.

Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga

tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada

umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap

analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi,

sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.

Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi

sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik

25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra

Page 2: Bakteriologi Darah

laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan

spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan

penyimpanan spesimen.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis menyusun makalah yang

berjudul “Darah”.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana tahap persiapan sebelum pengambilan spesimen?

b. Bagaimana cara pengambilan sampel darah?

c. Apa saja tahapan dalam mengidentifikasi sampel darah?

d. Apa contoh bakteri yang dapat menginfeksi darah?

e. Bagaimana quality control yang representatif dan sesuai dengan syarat-

syarat?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui tahap persiapan sebelum pengambilan specimen.

b. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel darah.

c. Untuk mengetahui tahapan dalam mengidentifikasi sampel darah?

d. Untuk mengetahui contoh bakteri yang dapat menginfeksi darah?

e. Untuk mengetahui quality control pemeriksaan darah?

BAB II

Page 3: Bakteriologi Darah

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persiapan Pengumpulan Spesimen

Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan

b. Volume mencukupi

c. Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna,

tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)

d. Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat

e. Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat

f. Identitas benar sesuai dengan data pasien

Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan

laboratorium. Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis

kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis.

Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang

akan diambil spesimen.

2.1.1 Persiapan Pasien

Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya

diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi,

minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila pasien telah

mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca

transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil

laboratorium.

a. Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum

pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa,

profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat,

tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.

b. Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin,

dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan

Page 4: Bakteriologi Darah

harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang

disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil

spesimen, membersihkan daerah genital untuk pengambilan sampel

urin, dsb.

c. Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan

sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan

macam tindakan yang akan dilakukan.

2.1.2 Peralatan

Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu

diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan

berkesan profesional dalam bekerja.

Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. Bersih, kering

b. Tidak mengandung deterjen atau bahan kimia

c. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen

d. Sekali pakai buang (disposable)

e. Steril (terutama untuk kultur kuman)

f. Tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai

dengan volume spesimen

2.1.3 Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk

mencegah pembekuan darah. Jenis antikoagulan yang dipergunakan

harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Volume

darah yang ditambahkan juga harus tepat.

2.1.4 Pemilihan Lokasi Pengambilan Spesimen

Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis

spesimen yang diperlukan, seperti :

Page 5: Bakteriologi Darah

a. Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah

lengan di lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat,

paling sedikit sakit dan kecil kemungkinan memarnya.

b. Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah

pergelangan tangan.

c. Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau

jari manis. Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.

d. Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang

infeksi, kecuali darah dan cairan otak.

e. Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dan crista

iliaca anterior dan posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian

proksimal tibia.

f. Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma,

infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak

dilakukan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan

pada daerah dimana darah sedang ditransfusikan dan intravena lines

(infus).

2.1.5 Wakyu Pengambilan

Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi

hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut

dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih

mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan

indikasi khusus atas perintah dokter.

Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu

berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan

penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter

hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan

variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan.

Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore

Page 6: Bakteriologi Darah

hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi

antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah

malam sampai pagi

Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk

diperhatikan.

a. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)

b. Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik

c. Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air

yang terakhir

d. Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam

e. Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam

f. Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah

bangun tidur

g. Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari

dan setelah puasa 10-12 jam

2.2 Pengumpulan Spesimen (Sampel Darah)

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :

a. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan

dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang

ada.

b. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.

1) Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan

ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya

infeksi.

2) Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri

untuk mencegah spesimen tumpah.

3) Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-

hal seperti berikut :

Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.

Page 7: Bakteriologi Darah

Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan

agar tidak terjadi hemolisis.

Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan

sampel ke dalam media dilakukan dengan cara aseptik

Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan

tidak keliru.

Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan

lembut perlahan-lahan. Jangan mengkocok tabung keras-keras agar

tidak hemolisis.

Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah :

a. Pemasangan turniquet terlalu lama dapat menyebabkan :

Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat

pH menurun, hemokonsentrasi

PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin

jaringan ke dalam sirkulasi darah

b. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat,

sedangkan pH menurun

c. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat

menyebabkan :

trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang

kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat

d. Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :

natrium meningkat pada infus saline

kalium meningkat pada infus KCl

glukosa meningkat pada infus dextrose

PPT, APTT memanjang pada infus heparine.

kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit,

eritrosit menurun pada semua jenis infus

e. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau

keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah.

Page 8: Bakteriologi Darah

f. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat,

aminotransferase, LDH, fosfatase asam total.