BAKRI UMAR

43
DIII Analis Kesehatan Bakri Umar,S.Si,.M.Kes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 0 C-40 0 C), manifestasi perdarahan, dengan bentuk uji tourniquet positif purpura, perdarahan konjungtiva (kelopak mata bagian dalam), epistaksis (mimisan), melena (buang air besar dengan feses berupa lendir bercampur darah). Bisa juga terjadi hepatomegali (pembesaran hati), syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah, trombositopenia (terjadi penurunan trombosit di bawah nilai normal), hemokonsentrsi (meningkatnya nilai hematokrit diatas 20% dari nilai normal). Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai anoreksia (penurunan nafsu makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, sakit kepala, perdarahan hidung (mimisan) dan gusi. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan rasa sakit pada otot dan persendian. Munculnya bintik- bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah. Pemeriksaan labolatorium yang dilakukan pada DBD meliputi pemeriksaan hematologi dan imunoserologi. Pemeriksaan hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan labolatorium klinik yang terdiri dari beberapa macam pemeriksaan seperti kadar hemoglobin, hitung leukosit, eritrosit, trombosit, hematokrit, Laju Endapan Darah (LED), sediaan apus darah tepi, retikulosit dan pemeriksaan 1

Transcript of BAKRI UMAR

Page 1: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan demam tinggi yang mendadak

2-7 hari (380C-400C), manifestasi perdarahan, dengan bentuk uji tourniquet positif purpura,

perdarahan konjungtiva (kelopak mata bagian dalam), epistaksis (mimisan), melena (buang air

besar dengan feses berupa lendir bercampur darah). Bisa juga terjadi hepatomegali (pembesaran

hati), syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80

mmHg atau lebih rendah, trombositopenia (terjadi penurunan trombosit di bawah nilai normal),

hemokonsentrsi (meningkatnya nilai hematokrit diatas 20% dari nilai normal). Gejala-gejala

klinik lainnya yang dapat menyertai anoreksia (penurunan nafsu makan), lemah, mual, muntah,

sakit perut, diare, kejang, sakit kepala, perdarahan hidung (mimisan) dan gusi. Demam yang

dirasakan penderita menyebabkan keluhan rasa sakit pada otot dan persendian. Munculnya

bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

Pemeriksaan labolatorium yang dilakukan pada DBD meliputi pemeriksaan hematologi

dan imunoserologi. Pemeriksaan hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan labolatorium

klinik yang terdiri dari beberapa macam pemeriksaan seperti kadar hemoglobin, hitung leukosit,

eritrosit, trombosit, hematokrit, Laju Endapan Darah (LED), sediaan apus darah tepi, retikulosit

dan pemeriksaan hematosis. Pemeriksaan hematologi yang penting adalah hitung trombosit

(trombositopenia) dan hematokrit (meningkat sampai 20%), disamping itu juga hitung leukosit

(leukopenia). Tujuan leukosit, trombosit dan mencari adanya limfosit plasma biru. Bagi

kebanyakan orang jumlah trombosit yang turun drastis biasanya identik dengan DBD atau

demam tifoid (tipus), padahal banyak penyakit lain yang juga menunjukkan gejala seperti ini,

misalnya Chikungunya atau Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). Karena gejalanya tidak

jelas, dokter pun bisa terkecoh saat mendiagnosis. Jika pasien tidak mendapat penanganan cepat,

rendahnya trombosit bisa membahayakan jiwa. Pada pasien demam berdarah selain jumlah

trombosit yang menurun, fungsi trombosit juga menurun. Trombosit terganggu baik secara

jumlah maupun kualitas. Trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan kelainan yang selalu

ditemukan pada DBD. Penurunan jumlah trombosit kurang dari 100.000/µL bisa ditemukan pada

hari ke-3 sampai ke-8 sakit, sering terjadi sebelum atau bersamaan dengan perubahan nilai

1

Page 2: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

hematokrit. Hemokonsentrasi yang disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari peningkatan

nilai hematokrit. Penurunan nilai trombosit yang disertai atau segera disusul dengan peningkatan

nilai hematokrit sangat unik untuk DBD, kedua hal tersebut biasanya terjadi pada saat suhu turun

atau sebelum syok terjadi. Perlu diketahui bahwa nilai hematokrit dapat dipengaruhi oleh

pemberian cairan atau oleh perdarahan. Penyebab turunnya trombosit, antara lain adanya

trombosit yang rendah bukan berarti kita harus meningkatkan trombosit sesegera mungkin. Tiga

hal yang diduga sebagai penyebab penurunan kadar trombosit di dalam darah yaitu penurunan

produksi trombosit karena penekanan produksi di sumsung tulang, penggunaan trombosit yang

berlebihan dan adanya antibodi anti trombosit dalam darah.

Pada sediaan darah tepi sering dijumpai peningkatan limfosit plasma biru, yang walaupun

tidak spesifik untuk virus dengue tetapi bila jumlahnya meningkat mendukung diagnosis.

Limfosit plasma biru atau plasmacytoid lymphocyte, mempunyai sitoplasma biru tua yang

mungkin didapatkan pada infeksi virus seperti demam berdarah dengue, influenza, hepatitis dan

infeksi virus sitomegalo. Penelitian tentang limfosit plasma biru masih jarang dipublikasikan,

oleh karena itu diperlukan penelitian tentang korelasi antara trombositopenia dengan

ditemukannya limfosit plasma biru dalam sediaan apus darah tepi pada penderita demam

berdarah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan penyebab penyakit deman berdarah ?

2. Apa gejala dan tanda penyakit demam berdarah ?

3. Bagaimana pencegahan dan pengobatan deman berdarah ?

4. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang dilakukan untuk penyakit deman berdarah,

khususnya pada pemeriksaan hematologi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui tentang pengertian, penyebab,

gejala dan tanda, pencegahan, pengobatan, serta pemeriksaan laboratorium pada penyakit demam

berdarah khususnya pada pemeriksaan hematologi.

2

Page 3: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

1.4 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini berisikan materi yang diambil dari buku penuntun Hematologi

khusus program DIII Analis kesehatan UIT dan SMK kesehatan Megarezki, serta literatur dari

Internet.

3

Page 4: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian dan Penyebab Penyakit Demam Berdarah

Demam dengue adalah penyakit infeksi demam (febril) akut yang disebabkan oleh 4

serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4) dengan daya infeksi tinggi pada

manusia. Virus tersebut termasuk dalam grup Arthropod borne viruses (Arboviruses). Virus

dengue termasuk dalam golongan virus RNA famili flaviviridae dengan genus flavivirus. Virus

dengue berdiameter 50 mm dan mempunyai envelop. Keempat serotipe virus adalah serupa,

tetapi mempunyai sifat antigen yang berbeda sehingga apabila terinfeski dengan salah satu

serotipe tersebut, tetapi tidak memberikan kekebalan silang penuh untuk serotipe lainnya.

Berdasarkan sero tipe virus dengue yang menginfeksi manusia maka infeksi virus dengue dapat

dibagi 2, yaitu infeks dengue primer dan infeksi dengue sekunder. Infeksi dengue primer banyak

terjadi di Negara Australia, Eropa dan Amerika, dengan tingkat kefatalan yang rendah.

Sedangkan infeksi dengue sekunder dengan serotipe virus dengue berbeda banyak terjadi di Asia

Tenggara dan Amerika Selatan. Infeksi dengue sekunder lebih berbahaya dan dapat

menimbulkan suatu kondisi seperti DBD atau renjatan (shock) dengue/DSS. Keempat tipe virus

tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta.

Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe 1 dan 3.

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau aedes albopictus betina yang

sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Kedua

jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat

ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Nyamuk aedes aegypti berasal dari

Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang

terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun dan sebagian besar

tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di

daerah tropis dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat

pengaruh musim / alam serta perilaku manusia.

4

Page 5: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

2.2 Gejala dan tanda penyakit demam berdarah

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya

tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang.

Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, trombositopenia,

hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia).

Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat

kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh

penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila penderita mengalami

demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi

fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami

atau menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada

tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah

kulit.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan

dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut,

dubur, dsb.

Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau

presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya

cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita yang diduga menderita demam berdarah dalam

tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-

waktu dapat mengalami syok atau kematian.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam

yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga

pasien dianggap afebril.

5

Page 6: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

2.3. Pencegahan dan pengobatan penyakit demam berdarah

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.

Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor

nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna

(misalnya di pot bunga), menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal

yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), telah terbukti

berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam

berdarah, sebagai berikut:

1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, olahraga rutin, dan istirahat

yang cukup;

2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan

melakukan 3M, yaitu Menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air,

dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-

jentik nyamuk, meskipun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik karena

dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut

didaur-ulang;

3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk

abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan

rantai perkembangbiakan nyamuk;

4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam

atau panas tinggi.

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk

menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan,

penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan

hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun

drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum ekstrak daun jambu

biji. Merujuk hasil kerja sama penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun

jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga meningkatkan trombosit

tanpa efek samping. Masyarakat harus memperhatikan informasi penting ini. Berdasarkan hasil

6

Page 7: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

kerja sama dalam uji pre-klinis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa

Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dilansir di Jakarta, Rabu (10/3)

siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab

demam berdarah dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga

100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat

tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.

2.4. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosa penyakit demam berdarah, khusus pada

pemeriksaan hematologi

Pemeriksaan hematologi yang penting adalah hitung tromosit, leukosit dan hematokrit.

Pemeriksaan hitung sel darah terutama leukosit dan trombosit banyak diminta diklinik. Hal ini

disebabkan oleh makin meningkatnya kebutuhan akan data tersebut dalam upaya membantu

diagnosa. Dengan meningkatnya pemeriksaan hitung sel cara manual tidak dapat lagi memenuhi

kebutuhan tersebut, oleh karena itu dibuatlah alat hitung otomatis. Dengan alat hitung sel

otomatis maka perhitungan sel menjadi lebih mudah, cepat dan teliti dibandingkan dengan cara

manual. Walaupun demikian hitung sel darah cara manual masih merupakan metode rujukan.

Disamping itu pemeriksaan rumpel leede atau tourniquiet tes untuk menguji ketahanan dinding

kapiler darah. Tekenan darah dalam kapiler ditingkatkan dengan cara melakukan pembendungan

pada vena. Bila dinding kapiler dalam darah kurang kuat maka darah merembes kedalam

jaringan sekitarnya sehingga tampak titik merah kecil pada permukaan kulit yang disebut

petekia.

Darah dalam tubuh kita terdiri dari plasma darah, eritrosit, leukosit, trombosit dan

hemoglobin. Tombosit adalah keping-keping darah, ukurannya kalau dibandingkan dengan

leukosit dan eritrosit. Trombosit tidak berinti, bentuknya kecil dan tidak teratur. Trombosit

dibuat dalam sumsum tulang yang berasal dari sel raksasa yang dinamakan megakariosit. Dalam

pematanangannya, megakariosit pecah menjadi 3.000- 4.000 serpihan sel yang dinamakan

trombosit. Jumah trombosit dalam satu milimeter kubik / 1mm3 darah ± 200 ribu sampai 400 ribu

sel trombosit, umur trombosit 8 – 10 hari. Trombosit penting sekali untuk pembekuan darah dan

retraksi bekuan, sebagai sumber pembentukan protrombin dan sebagian dari pembekuan

thromboplastin, melindungi dinding-dinding pembuluh darah bagian dalam, menjaga daya tahan

kapiler, kontraksi kapiler dan sebagainya. Bilamana trombosit kurang dari 40.000/µL darah,

7

Page 8: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

menyebabkan adanya pendarahan-pendarahan pada pembuluh-pemubuluh kapiler, pada selaput

lendir dan dalam kulit. Sifat-sifat trombosit yang perlu diketahui yaitu besarnya 2-4 µ berbentuk

bulat, oval, seperti pemukul tenis dan sering berkelompok. Didalam darah tidak merata, mudah

menggumpal dan rusak. Disamping itu juga untuk dilakukakan pengamatan pada sediaan apus

darah tepi untuk mencari adanya limfosit plasma biru yang walaupun tidak spesifik untuk virus

dengeu tetapi bila jumlahnya meningkat mendukung diagnosis. Limfosit tidak hanya dibentuk

didalam bone marrow, juga dibentuk dikelenjar getah bening, limpa dan timus. Terdapat didalam

sirkulasi darah dan lymphe. Terdapat dua bentuk yaitu limfosit kecil dan limfosit besar. Limfosit

kemungkinan berasal dari limfosit besar. Limfosit penting peranannya dalam proses immunity.

Limfositosis relatif dengan limfosit atipik sering ditemukan pada saat sebelum suhu turun atau

syok. Limfosit merupakan sel-sel leukosit kedua terbanyak setelah netrofil. Diantara semua jenis

sel darah putih yang tidak bisa bergerak adalah limfosit yang berfungsi untuk kekebalan tubuh

atau imunitas, zat asing, sel kanker dan virus, sedangkan jenis yang lainnya bersifat fagositosis.

Kadar limfosit sekitar 20% - 30% dari jumlah leukosit. Umur limfosit bervariasi, ada yang

berumur hanya beberapa hari dan ada yang bertahun-tahun. Morfologi limfosit yaitu limfosit

kecil berukur 8 – 10 µm, berbentuk bulat , berinti kira-kira ukuran eritrosit normal, inti limfosit

mengisi sebagian besar dari ukuran sel dengan promatin yang dapat bergumpal berwarna biru

sampai ungu tua, dan sitoplasmanya tidak menandung granula. Limfosit besar berukuran 12 –

16 µm, berbentuk bulat atau agak tidak beraturan, berinti oval atau bulat, terletak ditepi sel.

Sitoplasmanya relatif lebih banyak dibanding limfosit kecil, berwarna biru muda dan dapat

mengadung granula azurofil yang berwarna merah. Jika dalam hitung jenis seseorang ditemukan

adanya limfosit plasma biru sebanyak 4%, berarti sudah merupakan indikasi menderita DBD.

Namun saat ini pun pemeriksaan limfosit plasma biru masih belum banyak dilakukan

karena informasi manfaat hasil limfosit plasma biru terhadap penderita DBD di kalangan klinis

ataupun teknisi laboratorium masih sangat kurang. Selain itu juga masih belum jelas kaitan

limfosit plasma biru dengan jenis infeksi DBD. Karena spektrum klinis penyakit DBD sangat

luas maka amat dibutuhkan adanya diagnosa laboratorium yang dapat memberikan konformasi

secara cepat sehingga diagnosa dini dapat segera ditegakkan. Cara diagnosa tersebut harus

sederhana, cepat, murah disamping juga harus sensitif dan spesifik. Sampai saat ini belum ada

tes laboratorium yang dapat memenuhi syarat diatas. Tes yang ada membutuhkan waktu lama

dan dengan biaya yang cukup mahal sehingga tidak terjangkau masyarakat banyak. Dilaporkan

8

Page 9: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

bahwa adanya hasil tes limfosit plasma biru untuk diagnosis DBD yang dianggap murah, cepat,

dan sederhana dengan spesifisitas cukup tinggi yaitu 70-80% dan 85% pada hari ke 5-6 sakit.

Pada DBD dapat terjadi leukopenia dimana jumlah granulosit menurun pada hari ke-3 sampai

ke-8. Cukup banyak ditemukan (20-50%) limfosit bertransformasi dalam sediaan apus darah

tepi penderita DBD terutama pada infeksi sekunder. Limfosit atipik merupakan sel berinti satu

(mononuklear) dengan struktur kromatin halus dan agak padat, serta sitoplasma yang relatif lebar

dan berwarna biru tua. Oleh karenanya sel ini juga dikenal sebagai limfosit plasma biru.

2.4.1 Pemeriksaan Jumlah Trombosit

Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher

Cronkite dan Cell Counter Automatic Metode Rees Ecker. Darah diencerkan dengan larutan

BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung

dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25%.

Metode Brecher Cronkite Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk

melisiskan sel darah merah, trombosit dihitung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase

kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. Metode Cell Counter Automatic

Metode ini menggunakan prinsip flow cytometri. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk

flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura yang

berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar dilewatkan

medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya. Teknik dasar pengukuran

sel dalam flow cytometri ialah impedansi listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya (light

scattering). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua

elektrode. Teknik pendar cahaya akan menghamburkan, memantulkan atau membiaskan cahaya

yang berfokus pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan indek bias berbeda maka akan

menghasilkan pendar cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi. Pada cell counter automatic

masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta

adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit sehingga cross check menggunakan sediaan

apus darat tepi (SADT) sangat berarti.

9

Page 10: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Sedangkan hitung trombosit secara tidak langsung menggunakan metode Fonio dan

melakukan estimasi metode Barbara Brown Metode Fonio. Metode ini dilakukan dengan

menggunakan darah kapiler pada ujung jari dicampur dengan larutan magnesium sulfat 14%

kemudian dibuat SADT dan dilakukan pengecatan giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam

1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit. Cara

ini lebih kasar daripada cara langsung.

2.4.2 Pemeriksaan Hematokrit

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah

persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan

tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui

konsentrasi eritrosit dalam darah. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan

ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan

hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia. Nilai

hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau

secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :

2.4.2.1. Metode makrohematokrit

Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin)

dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter

2,5 - 3,0 mm dan berskala 0 - 10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit

dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang

dinyatakan dalam %.

2.4.2.2. Metode mikrohematokrit

Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin

atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai

ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2

macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler

10

Page 11: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

(langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah

EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.

Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung

kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay)

lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit

diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %.

Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup

singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel

tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

Masalah Klinis

Penurunan kadar

Kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa,

sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin,

limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein,

defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum,

gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat : antineoplastik, antibiotik

(kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.

Peningkatan kadar

Dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis,

emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan,

luka ba

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai

hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi.

Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.

Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh

sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol

11

Page 12: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam

bekerja.

2.4.3 Hitung Jumlah Leukosit

Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter

darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,

mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung jumlah leukosit merupakan indikator yang

baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur,

penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain.

Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/μl. Jumlah leukosit

tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /μl. Setelah itu jumlah leukosit turun

secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500- 11.000/μl. Pada

keadaan baisa jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 — 10.000/μl. Jumlah

leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari

11.000/μl. Peningkatan jumlah leukosit di atas normal disebut leukositosis, sedangkan penurunan

jumlah leukosit di bawah normal disebut lekopenia.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara

automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual

dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.

Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang

diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara manual

kesalahannya sampai ± 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk

memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini. Bila

jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis.

Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik

dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan

haid.

Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut,

misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi

miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia

hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan

12

Page 13: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: aspirin,

prokainmid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan

antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetracycline, vankomisin, dan

streptomycin.

Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/µL darah. Karena

pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu

leukopenia disebabkan netropenia. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita

infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan penyakit

hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa). Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan

obat terutama saetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam,

diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika.

(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol).

2.4.4 Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi (SDAT)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membuat sediaan apus darah tepi sehingga sering

kali disebut pemeriksaan sediaan apus darah tepi (SDAT), yaitu untuk menilai unsur-unsur sel

darah tepi seperti erotrosit, leukosit, trombosit dan mencari adanya parasit.

Pemeriksaan dihitung jenis ini dilakukan untuk menentukan jumlah relatif masing-masing

dari jenis sel darah putih yang ada didalam darah. Pada saat yang sama, pemeriksaan pada sel

eritrosit, sel leukosit dan trombosit juga dilakukan. Pada keadaan sakit, jenis sel leukosit tertentu

menunjukkan angka yang tinggi dari normal seperti dibaawah ini :

a. Peningkatan absolut dari netrofil (netrofilia)

Appendicitis

Myelogenous leukimia

Bacterial Infection

b. Peningkatan absolut dari eosinofil (eosinofilia)

Alergi

Scarlet fever

Parasitic infection

Eosinohilic Leukimia

c. Peningkatan absolut dari limfosit (limfositosis)

13

Page 14: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Infeksi dari virus

Whopping cough

Infectius monocleous

Limfisitic leukimia

2.4.5 Pemeriksaan Rumple Leede

Salah satu pemeriksaan yang paling mudah dan cepat, serta bisa dilakukan oleh semua

tenaga medis yaitu dengan pemeriksaan rumple leed (torniqute). Pemeriksaan dilakukan dengan

menahan tekanan manset atau tensi sebesar setengah dari jumlah tekanan sistol dan tekanan

diastol. Sistole adalah bunyi yang pertama terdengar, diastole adalah bunyi yang menghilang

diantara bunyi yang berdetak cepat, atau dapat pula dikatakan bunyi yang terakhir didengar.

Kemudian tekanan manset tersebut dipertahankan selama sepuluh menit. Pemeriksaan

dinyatakan positif bila ditemukan perdarahan atau petechiae sebanyak 10 buah dalam waktu 10

menit. Pemerikssan dinyatakan negatif bila dalam waktu 10 menit tidak timbul petechiae pada

area pembacaan, atau timbul petechiae kurang dari 10 buah. Pemeriksaan dinyatakan normal bila

dalam waktu 10 menit tidak timbul petechiae, atau timbul petechiae kurang dari 5 buah.

Bila hasil pemeriksaan dinyatakan positif, orang yang diperiksa kemungkinan terjadi

gangguan vaskuler maupun trombolik. Adanya gangguan ini dapat menimbulkan penyakit atau

keluhan tertentu, antara lain penyakit arteri koroner yang berat, gumpalan kecil dari trombosit

bisa menyumbat arteri yang sebelumnya telah menyempit dan memutuskan aliran darah ke

jantung, sehingga terjadi serangan jantung. Keluhan lain yaitu, mudahnya timbul memar pada

kulit. Seseorang bisa mudah memar karena kapiler yang rapuh di dalam kulit. Setiap pembuluh

darah kecil ini robek maka sejumlah kecil darah akan merembes dan menimbulkan bintik-bintik

merah di kulit (peteki) atau cemar ungu kebiruan (purpura).

BAB III

14

Page 15: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit demam berdarah

yaitu :

3.1. Pemeriksaan Jumlah Sel Trombosit

Prinsip : Darah diencerkan dengan Larutan Rees Ecker dan jumlah trombosit

dihitung dalam kamar hitung.

Alat-alat : - Haemocytometer

- Vaccinostyle

- Mikroskop

- Pipet Thoma Eritrosit

- Deck Glass

- Aspirator (pengisap)

Bahan : - Darah

- Alkohol 70%

- Kapas kering

- Larutan Ress Ecker (100 ml) :

- natrium sitrat 3,8 g

- forma ldehida 40%

-brilliantcrestylbleu 30 mg

- aquadest 100 ml

Prosedur Kerja :

1. Siapkan bilik hitung dengan deck glass

2. Bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%

3. Tunggu sampai kering, kemudian tusuk dengan vaccinostyle

15

Page 16: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

4. Darah yang pertama kali keluar di hapus dengan kapas kering

5. Kemudian darah selanjutnya diisap dengan pipet thoma eritrosit

sampai angka 1 (pengenceran 100 kali)

6. Isap Larutan Ress Ecker sampai angka 101

7. Kocok perlahan dan homogenkan selam 3 menit

8. Buang tiga tetes pertama lalu masukkan kedalam bilik hitung

9. Tunggu beberapa saat (3 menit)

10. Hitung dalam 1 kotak besar eritrosit

Perhitungan :

Dalam Kotak Besar Eritrosit

Faktor Pengenceran = 101−1

0,5 = 200 x

Volume Kamar Hitung =p x l x t

= 1 x 1 x 1

10

= 1

10 mm3

Faktor Perkalian = Faktor Pengenceran x Volume Kamar

Hitung

= 10 x 200

= 2000

Dalam Kotak Sedang Eritrosit

Volume Kamar Hitung = p x l x t x jumlah kotak sedang

= 15

x 15

x 1

10 x 25

16

Page 17: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

= 1

250 x 25

= 25

250 mm3

Faktor Perkalian = Faktor pengenceran x Volume Kamar

Hitung

= 200 x 25025

= 2000

Nilai Normal : 150.000 – 400.000 sel / mm3

3.2. Pemeriksaan Hematokrit

3.2.1. Metode Micro Hematokrit

Prinsip : Eritrosit didalam darah dipisahkan dengan cara dengan cara

memutarnya supaya eritrosit mengendap.

Alat-alat : - Tabung Microhematokrit 7cm x 1cm

- Microsentrifuge

- Creatoceal

- Calculator

Bahan : - Darah

- Alkohol 70%

Prosedur Kerja :

1. Bersihkan jari pasien dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering

2. Tusuk jari dengan lanset

3. Isap darah yang keluar dengan tabung microhematokrit

17

Page 18: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

4. Tutup tabung dengan creatoceal

5. Putar dengan sentrifuge 10.000 – 12.000 rpm, selama 5 menit

6. Hitung dengan menggunakan calculator

7. Jika dikeluarkan duplo hasil 1 dan 2 perbedaannya tidak boleh lebih

dari 2. Jika lebih dari 2 maka harus di ulang

3.2.2. Metode Makro Hematokrit (Metode Wintroba) P.V.C(Packed Cell Volume)

Prinsip : Eritrosit dalam darah dipisahkan dengan cara memutarnya yang

hasilnya dinyatakan dalam persen.

Alat-alat : - Tabung Makrohematokrit

- Makrosentrifuge

- Spluit / jarum semprit 1 cc

Bahan : - Darah

- Alkohol 70%

Prosedur Kerja :

1. Bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%

2. Biarkan kering lalu tusuk dengan jarum semprit

3. Masukkan darah kedalam tabung hemetokrit sampai tanda batas

4. Putar selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm

5. Baca tinggi eritrosit (tinggi eritrosit yang mengendap)

Rumus : P.V.C + Tinggi Eritrosit

Tinggi Erit rosit+Tinggi Plsama x 100 %

Nilai Rujukan :

Dewasa pria : 40 - 52 %

Dewasa wanita : 35 - 47 %

Bayi baru lahir : 44 - 72 %

18

Page 19: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Anak usia 1 - 3 tahun : 35 - 43 %

Anak usia 4 - 5 tahun : 31 - 43 %

Anak usia 6-10 tahun : 33 - 45 %

3.3. Pemeriksaan Jumlah Sel Leukosit

Prinsip : Dengan penambahan Larutan Turk maka darah akan menjadi encer

dan sel lain selain sel leukosit akan lisis

Alat-alat : - Haemocytometer

- Vaccinostyle

- Mikroskop

- Pipet Thoma Leukosit

- Deck Glass

- Aspirator (pengisap)

Bahan : - Darah

- Alkohol 70%

- Kapas

- Larutan Turk : - Asam Asetat Glacial 0,5 ml

- Methyl violet 1% 1ml

- Aquadest 100 ml

Prosedur kerja :

1. Siapkan bilik hitung dengan deck glass

2. Bersihkan jari pasien dengan kapas alkohol 70%

3. Tunggu sampai kering, kemudian tusuk dengan vaccinostyle

19

Page 20: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

4. Darah yang pertama kali keluar dihapus dengan kapas kering

5. Kemudian darah selanjutnya di isap dengan pipet thoma leukosit

sampai angka 1 (pengenceran 10 kali)

6. Isap Larutan Turk sampai angka 11

7. Kocok perlahan dan homogenkan selama 3 menit

8. Buang 3 tetes pertama kali keluar lalu masukkan kedalam bilik

hitung

9. Tunggu beberapa saat (3 menit)

10. Hitung dalam 4 kotak besar (64 kotak sedang)

Perhitungan :

Dalam Kotak Besar

Faktor Pengenceran = 11−1

0,5 = 20 x

Volume Kamar Hitung = p x l x t x jumlah kotak

= 1 x 1 x 0,1 x 4

= 0,4 mm3

Faktor Perkalian = faktor pengenceran

volume kamar hitung

= 200,4

= 50

Dalam Kotak Sedang

Volume Kamar Hitung = p x l x t x jumlah kotak

= 14

x 14

x 1

10 x 64

20

Page 21: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

= 1

160 x 64

= 25

Faktor Perkalian = Faktor Pengenceran x Volume Kamar Hitung

= 20 x 52

= 50

Nilai normal leukosit:

Dewasa                : 4000-10.000/ µL

Bayi / anak          : 9000-12.000/ µL

Bayi baru lahir    : 9000-30.000/ µL

3.4. Pemeriksaan Sediaan Apus Darah

Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit

Prinsip : Darah dipaparkan pada objel glass kemydian diwarnai dengan zat

warna kemudian dilihat dibwah mikroskop.

Alat-alat : - Objek glass

- Mikroskop

Bahan : - Darah

- Alkohol 70%

- Metanol absolut

- Oil Emersil

21

Page 22: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

- Xylol

- Aquadest

- Giemsas :

8 Tetes Giemsa stock : 5 cc Aquadest

Ket : 1 cc = 20 tetes

8 tetes Giemsa = : 100 tetes Aquadest

1 tetes Giemsa = 10 – 12 tetes Aquadest

Giemsa 1 gr + methanol abs 10 ml. Lalu hangatkan

560 C, biarkan 15 menit. Saring dan sebelum dipakai

diencerkan dengan buffer pH 6,6 jika untuk melihat

parasit buffer yang digunakan pH 7,2

Prosedur Kerja : a. Pembuatan Persediaan Apus Darah

1. Bersihkan objek glass dengan kapas alkohol supaya benar-

benar bersih dan bebas lemak

2. Teteskan darah 1 tetes kecil dibagian ujung kanan (sekitar 2-3

cm dari ujung kanan)

3. Dengan menggunakan objek glass lain buat hapusan dengan

sudut 30 - 450 sepanjang 3 – 4 cm

4. Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung

5. Setelah didapat hapusan yang cukup tipis biarkan kering pada

suhu kamar. Ketebalan apus darah dapat diatur dengan

mengubah sudut antara kedua kaca, tekanan dan kecepatan

menggeser. Makin besar atau semakin cepat akan menhasilkan

sediaan yang makin tipis.

22

Page 23: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Gambar Pembuatan Sediaan Apus Darah

23

Page 24: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Gambar Hasil Pembuatan Sediaan Apus Darah

b. Pewarnaan

1. Fiksasi preparat yang sudah kering dengan methanol absolut

selama 2 – 3 menit

2. Buang sisa methanol tersebut kemudian genangi dengan giemsa

selama 20 – 30 menit

3. Cuci dengan air kran secara perlahan-lahan

4. Keringkan di udara dengan suhu kamar

c. Pembacaan

1. Simpan preparat dimeja mikroskop

2. Lihat dengan menggunakan lensa objektif 40 x , yaitu untuk

melihat kualitas preparat

3. Jika sudah bagus dan jelas kemudian ganti lensa objektif 100 x

dan tambahkan oil imersi

24

Page 25: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

4. Hitung jenis sel-sel leukositnya

5. Pembacaan dilakukan pada bagian dimana eritrosit saling

berdekatan tetapi tidak saling menumpuk atau jarang

a) Kepala = Eritrosit bertumpuk

b) Pinggir = Monosit, Netrofil, Segmen, Netrofil Batang

c) Tengah = Limfosit

d) Ekor = Monosit, Netrofil Segmen, Netrofil Batang

Perhitungan : Yang dihitung dalam hitung jenis leukosit adalah :

1. Granulosit :

Basofil

Eosinofil

Netrofil Segmen

Netrofil Batang

2. Agranulosit :

Limfosit

Monosit

25

Page 26: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Hitung jenis leukosit hasilnya dapat dituliskan pada contoh tabel di bawah ini:

Gambar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

Basofil

Eosinofil

N.segmen

N.batang

Limfosit

Monosit

Jumlah 100

26

Page 27: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

Yang harus dihitung dari sel-sel leukosit ini sampai berjumlah seluruhnya 100 sel. Tetapi

dalam keadaan tertentu seperti leukositosis, perhitungan harus lebih banyak.

Jika : - Jumlah leukosit antara 10 ribu – 20 ribu, maka jumlah sel dihitung dalam 200 sel.

- Jumlah leukosit antara 20 ribu – 50 ribu, maka jumlah sel dihitung dalam 300 sel.

- Jumlah leukosit lebih dari 50 ribu, maka jumlah sel dihitung dalam 400 sel.

- Laporkan juga adanya eritrosit berinti jika banyak eritrosit berinti misalnya

ditemukan 10%, maka leukosit sebenarnya :

Jumlah Leukosit/ mm3 = ( % eritrosit berinti100+eritrosit berinti

+ jumlah leukosit/ mm3)

Miasalnya:

Jumlah Leukosit = 50 ribu/ mm3

Eritrosit Berinti = 10%

50.000 = (10

100+10 x 50.000)

= 50.000 – 4545,45 sel / mm3

Nilai normal :

Granulosit : - Basofil : 0 – 1 %

- Eosinofil : 1 – 6 %

- Netrofil semen : 35 – 70 %

- Netrofil batang : 3 – 5 %

Agranulosit: - Limfosit : 20 – 45 %

- Monosit : 2 – 10 %

3.5. Pemeriksaan Rumpel Leede

Persiapan Pasie : Tidak memerlukan persiapan khusus

Tujuan : Untuk mendeteksi kelainan system vaskuler dan trombosit.

Prinsip : Pembendungan terhadap ketahanan kapiler, jika kemampuan

darah kapiler menurun akan timbul “petechiae” di kulit

Alat : -Tensimeter dan stetoskop

27

Page 28: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

-Timer

Cara kerja :

1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas, cari tekanan sistolik (TS)

dan tekanan diastolik (TD)

2. Buat lingkaran radius 3 cm, titik pusat 2 cm di bawah garis lipatan

siku.

3. Buka tensimeter

4. Pasang lagi tensimeter dan buat tekanan sebesar ½ X (TS + TD ),

pertahankan posisi ini selama 5 menit

5. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechiae (bintik

merah) dalam lingkaran yang telah dibuat

Nilai rujuk : <10 petechiae : Normal / negative>10 petechiae : Abnormal / positif

28

Page 29: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Dari hasil kumpulan data-data yang diperoleh dari berbagai literatur maka penulis

menyimpulkan bahwa penyakit demam dengue adalah penyakit infeksi demam (febril) akut yang

disebabkan oleh 4 serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4) dengan daya

infeksi tinggi pada manusia, yang ditandai dengan munculnya demam tinggi terus menerus,

disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri

merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, trombositopenia,

hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia).

Dan pemeriksaan laboratorium (Hematologi) yang dianjurkan adalah pemeriksaan jumlah sel

trombosit, hematokrit, jumlah sel leukosit, sediaan apus darah tepi, dan pemeriksaan Rumple

Leede.

4.2. Saran

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa analis dibidang

kesehatan, dan bagi masyarakat pada umumnya sebagai bahan literatur dan bahan pembelajaran.

29

Page 30: BAKRI UMAR

DIII Analis KesehatanBakri Umar,S.Si,.M.Kes

DAFTAR PUSTAKA

30