bahasa indonesia tentang ejaan

43
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terkait dengan aturan. Namun, dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam perkuliahan, dalam seminar, dalam persidangan, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa yang resmi atau formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa. Bahasa Indonesia yang benar yaitu harus sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Adapun Kaidah bahasa Indonesia meliputi ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Pada kalangan masyarakat bahkan di kalangan pelajar, banyak yang tidak mengetahui tentang tata cara penulisan atau pengucapan bahasa indonesia yang benar berdasarkan ejaan yang disempurnakan. Oleh sebab itu, pada makalah ini kami akan membahas secara rinci tentang ejaan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.Apa yang dimaksud dengan ejaan ? 2.Apa sajakah aspek-aspek pada ejaan Bahasa Indonesia? C. TUJUAN 1.Untuk mengetahui definisi ejaan. 2.Untuk mengetahui aspek-aspek pada ejaan Bahasa Indonesia.

description

MATERI TENTANG EJAAN DALAM MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Transcript of bahasa indonesia tentang ejaan

Page 1: bahasa indonesia tentang ejaan

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan

norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terkait dengan aturan. Namun, dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam perkuliahan, dalam seminar, dalam persidangan, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa yang resmi atau formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa. Bahasa Indonesia yang benar yaitu harus sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Adapun Kaidah bahasa Indonesia meliputi ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.

Pada kalangan masyarakat bahkan di kalangan pelajar, banyak yang tidak mengetahui tentang tata cara penulisan atau pengucapan bahasa indonesia yang benar berdasarkan ejaan yang disempurnakan. Oleh sebab itu, pada makalah ini kami akan membahas secara rinci tentang ejaan.

B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan hal tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan ejaan ?2. Apa sajakah aspek-aspek pada ejaan Bahasa Indonesia?

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui definisi ejaan.2. Untuk mengetahui aspek-aspek pada ejaan Bahasa Indonesia.

Page 2: bahasa indonesia tentang ejaan

BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran , dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang – lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.Sebelum disempurnakan ejaan bahasa Indonesia, ada tiga ejaan yang berkembang, yaitu:1. Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan ini di tetapkan pada tahun 1901 sebagai ejaan melayu dengan huruf latin. Ejaan tersebut dirancang oleh Charles Adriaan van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.Ejaan yang di gunakan pada ejaan Ophuijsen adalah:

Huruf j untuk menuliskan kata – kata Jang, pajah, dan sajang. Huruf oe untuk menuliskan kata – kata goeroe, itoe, dan oemoer. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-

kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.

2. Ejaan SoewandiEjaan ini di resmikan pada tanggal 19 Maret 1947, untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Adapun hal – hal yang harus diketahui tentang ejaan soewandi, yaitu:

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf k.Seperti, pada kata tak, pak, maklum, dan rakyat.

Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2.Sperti, pada kata anak2,berjalan2. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.

3. Ejaan Melindo Ejaan ini dibentuk pada akhir 1959 pada sidang perutusan Indonesia dan Melayu yang merupakan usaha untuk mempersamakan ejaan bahasa kedua negara tersebut.Namun karena perkembangan politik di tahun – tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.

Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan yang Disempurnakan(EYD). Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Page 3: bahasa indonesia tentang ejaan

Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.

2. Fungsi EjaanFungsi ejaan adalah:a. sebagai landasan pembakuan tata bahasab. sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan, sertac. sebagai alat penyaring masuknya unsur – unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

3. Aspek – Aspek Ejaana. Pengaturan Huruf

Huruf yang dipakai dalam karya tulis ilmiah adalah jenis huruf Latin. Huruf Latin terdiri atas bermacam – macam bentuk.Bentuk huruf Latin yang banyak digunakan dalam bahasa – bahasa di dunia adalah huruf Romawi (tegak) dan huruf Italic ( miring). Berdasarkan bentuknya, huruf Romawi sangat dikenal dengan bentuknya yang sangat berdiri tegak.Karakteristik bentuk huruf Romawi sering disebut huruf cetak karena konsisten digunakan di bidang percetakan. Bentuk Romawi juga dapat dipakai dalam penulisan yang memerlukan nilai – nilai artisktik.Bentuk huruf Latin yang lain adalah huruf Italic.Huruf Italic dikenal dengan bentuk yang memiliki karakteristik cetak miring. Bentuk huruf yang bercetak miring sering disebut huruf kursif.Huruf Italic dapat digunakan untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing,kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.Penggunaan huruf Italic dalam karya ilmiah mengikuti ketentuan sebagai berikut:1) Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang

dikutip dalam karangan.Contoh:

- buku Reformasi Sosial Budaya dalam Era Globalisasi

- malajah Trubus

- surat kabar Media Indonesia2) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,

kata atau kelompok kata.Contoh:

- Huruf ketiga dalam abjad bahasa Indonesia adalah c.

- Subbab berkutnya tidak menguraikan pemilihan kata(diksi)

- Buatlah kalimat dengan menggunakan kata berperilaku.3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing,

kecuali yang telah disesuaika ejaannya. Pengaturan lebih rinci dapat dipelajari

Page 4: bahasa indonesia tentang ejaan

pedoman penulisan nama ilmiah esuai bidang studi dan unsur ungkapan asing dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD).Contoh:

- Nama ilmiah tumbuhan padi adalah Oryza sativa.

- Weltanschauung antara lain diterjemahkan dengan ‘pandangan hidup’.4) Ungkapan asing yang sudah disesuaikan ejaannya tidak perlu ditulis miring.

Contoh:- Negara itu telah mengalami beberapa kali kudeta. Kata kali kudeta bukan lagi

coup d’etat.- Bahasa adalah alat komunikasi. Kata komunikasi bukan lagi communication.

b. Pengejaan KataBahasa Indonesia dalam sejarah perkembangannya elah menggunakan beberapa ejaan antara lain ejaan Van Ophuijsen dan ejaan Soewandi. Akan tetapi sejak tahun 1972 tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1972, telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Sejak saat itu pengejaan bahasa Indonesia mengikuti ketentuan EYD yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Apabila pedoman itu dipelajari dan ditaati maka tidak akan terjadi kesalahan dalam pengejaan kata.Akan tetapi, pada kenyataannya menunjukkan bahwa pada penulisan karya ilmiah masih ditemukan kesalahan-kesalahan dalam pengejaan kata. Misalnya kata diubah ditulis dirubah atau dirobah, kata menerapkan ditulis mentrapkan. Sehingga adapun upaya-upaya mengurangi kesalahan tersebut dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1) Pemakaian huruf q dan x dibatasi hanya untuk keentingan ilmu dan pemakaian

nama, kecuali kata-kata yang sudah disesuaikan dengan kaidah bangsa Indonesia.Misalnya :Dalam matematika dapat menggunakan huruf q dan x untuk menandai sesuatu; nama orang Baihaqi, Iqbal, Maqful; nama barang Xerox, Xerxes, sinar-X

2) Pemakaian huruf f dan v yang dalam bahasa Indonesia dieja dan diucapkan atau dilafalkan sama, perlu dicermati dengan berpedoman padapenulisan unsur serapan. Huruf f dan v sering sering juga dipertukarkan dengan huruf p.Contoh : - positif bukan positip atau positive

- kreatif bukan kreatip atau kreativ

- kreativitas bukan kreatifitas atau kreatipitas

- provinsi bukan propinsi.

3) Pemakaian huruf z pada unsur asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia ditulis dan dieja seperti huruf dan bunyi aslinya.

Contohnya:

Page 5: bahasa indonesia tentang ejaan

- Zakat bukan dituis dan dieja jakat ,

- Zebra bukan ditulis dan dieja jebra,

- Zat bukan ditulis dan dieja jat,

- Zuhud bukan ditulis dan dieja juhud,

- Ziarah bukan ditulis dan dieja jiarah.

4) Pemakain huruf h yang berada pada gugus gh, ph, rh, dan th harus dicermati dengan baik.Contohnya:- shorgum menjadi sorgum- morphologi menjadi morfologi- rhitme menjadi ritme- methode menjadi metode

5) Pemakaian huruf sin, shad, dan tsa’ yang berasal dari bahasa Arab ditulis dan dieja seperti huruf s, sedangkan huruf syin ditulis dan dieja seperti huruf sy.Contohnya:- Huruf s dari huruf sin antara lain selamat, sebab, insan.

- Huruf s dari huruf sin antara lain missal, senin, salju.

- Huruf s dari huruf shad antara lain pasal, hasil, maksud.

- Huruf sy dari huruf syin antara lain syahbandar, syarat, masyarakat.6) Pemakaian huruf h?,ha? Yang berasal dari bahasa Arab ditulis dan dieja seperti

huruf h, sedangkan huruf kha? Ditulis dan dieja seperti huruf kh.Contohnya:- Huruf h dari huruh h? dan ha? antara lain sehat, nasihat, hasl, sahabat.

- Huruf kh dari huruf kha? antara lain makhluk, khusus, khayal, khalik.7) Pemakaian kata – kata yang seringkali tidak diketahui etimologi atau asal usulnya

oleh penulis.Contohnya: Tidak ada pengejaan dalam bahasa Indonesia seperti kualitas, kuantitas, jadual, varitas, projektor menjadi kwalitas, kwantitas, jadual, varietas, proyektor.

8) Pemakaian akhiran yang berasal dari unsur serapan asing mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

c. Pemenggalan KataBerdasarkan pedoman umum EYD, pemenggalan kata dalam penulisan karya ilmiah

dilakukan sesuai aturan bidang tulis yang dipersyaratkan. Seringkali kata yang dituliskan tidak dapat ditulis lengkap karena melebihi batas bidang tulis. Kata-kata yang tidak dapat ditulis lengkap perlu dipenggal menurut suku katanya. Berikut ini diuraikan cara-cara pemenggalan kata.

1. Kata dasar

Page 6: bahasa indonesia tentang ejaan

Jika di tengah kata ada huruf vokal yang beruntun (V/V), pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf tersebut. Vokal beruntun tersebut tidak termasuk huruf diftong.

Contoh : ta-atma-afbu-ah

Jika ditengah kata ada huruf konsonan dan gabungan konsonan di antara dua vokal (KV/KV) (KV/KKV), pemenggalan dilakukan sebelum konsonan.

Contoh: ta-buka-wanbu-nyi

Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan (K/KV), pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut.

Contoh : Ap-rilhan-dalper-gi

Pada kata jadian, imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bantuk erta partikel yang biasanya ditulis serangkai, pemenggalan dilakukan dengan memenggal imbuhan tersebut dari kata dasarnya. Sebagai tambahan, pada kata jadian disarankan sedapat-dapatnya untuk tidak memenggal bentuk dasar. Contoh : per-ubah-an, meski-pun, meng-gali.

2. Kata turunanKata turunan terdiri atas kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk atau kata gabungan/kata kompleks.a. Kata imbuhan

Imbukan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dan partikel seperti lah dan kah yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Pada pemenggalan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh : ba-ca-an, pe-me-cat-an, me-nge-bom.

Sisipan, seperti, -el, -er, dan –em dalam pemenggalan kata tidak diperhitungkan sebagai satu kesatuan, melainkan sebagai bagian dari kata.Contoh :salah : g-em-e-tar, g-er-i-gi, t-el-un-jukbenar : ge-me-tar, ge-ri-gi, te-lun-juk.

b. Kata Majemuk atau Kata gabungan/kata Kompleks.Kata majemuk atau gabungan/kata kompleks adalah kata yang terdiri dari dua unsuratau lebih dan pemenggalanya berdasarkan pada unsur-unsur bentukan kata.Contoh :Fo-to-gra-fiTen-si-me-terKi-lo-me-ter

c. Kata Ulang

Page 7: bahasa indonesia tentang ejaan

Semua jenis kata ulang, baik pengulangan kata dasar, pengulangan kata turunan, juga kata ulang yang mengalami perubahan bunyi, pemenggalannya didasarkan pada unsur-unsur pengulangannya.Contoh :Ja-lan-ja-lan, Me-nu-lis-nu-lis, di-be-sar-be-sar-kan

d. Pemakaian HurufPemakaian huruf berdasarkan pedoman EYD,antara lain :

1. Huruf AbjadAbjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di kolom ketiga.

2. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.

3. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

4. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

5. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing melambangkan satu bunyi konsonan.

6. Huruf Kapital

Huruf HurufBesar Kecil Besar KecilA A N nB B O oC C P pD D Q qE E R rF F S sG G T tH H U uI I V vJ J W wK K X xL L Y yM m Z z

Page 8: bahasa indonesia tentang ejaan

a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh : Dia smembaca buku.

b. Huruf kapita dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh : Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh : Tuhan Yang Mahakuasa, Islam, Hindu, Al-Qur’an, Weda.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh : Sultan Hasanuddin

e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Contoh : Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.

Contoh : Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.

Contoh : Wage Rudolf Supratman

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh : bangsa Eskimo, suku Sunda, bahasa Indonesia

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.

Contoh : tahun Hijriah, bulan Februari, hari Senin

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.

Contoh : Dewan Perwakilan Mahasiswa

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.

Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.

Contoh : S.Pd ( guru)

7. Huruf Miring

Page 9: bahasa indonesia tentang ejaan

a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.Contoh : Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.Contoh : Dia bukan menipu, melainkan ditipu.

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.Contoh : Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.

d. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.Contoh : Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.

8. Huruf Tebal

a. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.Contoh : Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

b. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.Contoh : Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.

e. Penulisan KataBerdasarkan pedoman umum EYD, pemenggalan kata dalam penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan aturan yang disyaratkan.Berikut cara – cara pemenggalan kata.

1. Kata Dasar

Kata dasar,yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami proses morofologi lainnya, ditulis sebagai satu kesatuan, terlepas dari kesatuan lainnya.

Contoh :

Ibu percaya bahwa engaku tahu Kantor pajak penuh sesak Dia bertemu dengan kawanya di kantor pos Pohon kelapa itu tumbang

2. Kata Turunan a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Contoh :

Page 10: bahasa indonesia tentang ejaan

bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan.

b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran maka ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Contoh : Bertepuk tangan, garis bawahi,menganak sungai, sebarluaskan

c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh : Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan

d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis serangkai.Contoh : Adipati, aerodinamika, antarkota, anumetra, audiogram, awahama, bikarbonat, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, paripurna, nonkolaborasi, multilateral Catatan : Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf

awalannya adalah huruf kapital, diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-) .Contoh : non–Indonesia, Pan-Afrikanisme

Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.Contoh : Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita

Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata dasar,gabungan itu ditulis serangkai. Contoh :

Tuhan Yang Mahaadil, Tuhan Yang Mahabesar

3. Bentuk Ulang a. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung yang

terjadi karena proses reduplikasi atau pengulangan katab. Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal. Vokal dari

suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.

c. Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar (bisa kata dasar maupun kata berimbuhan). Contoh: rumah-rumah, kejadian-kejadian.

d. Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi atas seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami perubahan suara pada suatu fonem atau lebih. Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.

Page 11: bahasa indonesia tentang ejaan

e. Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga kedua. Contoh: bermain-main, tarik-menarik.

f. Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, empek-empek.

4. Gabungan Kata a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur

unsurnya ditulis terpisah. Contoh : Duta besar, orang tua, kambing hitam, meja tulis, rumah sakit umum, kereta api

b. Gabungan kata,termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Contoh : Anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami

c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai Contoh : Acapkali, adakalanya, barangkali, daripada, darmabakti, kilometer, manakala, olahraga, segitiga, sekalipun, padahal, sebagaimana, sukarela, kacamata, matahari, darmawisata

5. Kata Ganti ku, kau, mu dan –nya

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya ; ku, mau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh :

Apa yang kumiliki boleh kauambil.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

6. Kata Depan di, ke dan dari

Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,kecuali di dalam gabungan kata yang lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada

Contoh :

Kain itu terletak di dalam lemari.

Dimana Siti sekarang ?

Si amin lebih tua daripada Si Ahmad.

Page 12: bahasa indonesia tentang ejaan

Kami percaya sepenuhnya kepadanya.

7. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh :

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

8. Partikela. Partikel -lah, -kah , dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:Bacalah buku itu baik-baikApakah yang tersirat dalam surat itu?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Contoh:Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.Catatan:Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya daapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun dan lain-lain.Contoh:Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.

c. Paertikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.Contoh:Mereka masuk kedalam ruangan satu per satu.Harga kain itu Rp 9.000,00 per helai.

9. Singkatan dan Akronima. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda tititk.Contoh:Muh. YaminSukanto S. A.

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisas, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas tiga huruf atu lebih, huruf awal kata ditulis dengan capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.Contoh:PGRI = Persatuan Guru Republik IndonesiaRUU = Rncangan Undang- Undang

Page 13: bahasa indonesia tentang ejaan

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.Contoh:dll. = dan lain-laindst. = dan seterusnyaYth. = Yang terhormat

4. Lambing kimia,singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.Contoh:Kg = kilogramCm =sentimeter

b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis

seluruhnya dengan huruf capital.Contoh:ABRI = Angkatan Bersenjata Republik IndonesiaLAN = Lembaga Administrasi Negara

2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf capital.Contoh:Akabri = Akademi Angkatan BersenjataIwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

3. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.Contoh:pemilu = pemilihan umumrapim = rapat pimpinanraker = rapat kerja

10. Angka dan Lambang Bilangana. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Didalam tulisan

lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.Contoh:Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI

b. Angka digunakan untuk menytakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.Contoh:0,5 sentimeter 1 jam 20 menit5 kilogram pukul 15.00

c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.Contoh:Jalan Karimata VII Nomor 11

Page 14: bahasa indonesia tentang ejaan

Hotel Indonesia, kamar 189d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

Contoh:Bab 10,Pasal 5, halaman 252Surat Yasin: 9

e. Penulisan lambang bilangan dengan menggunakan huruf dilakukan sebagai berikut. Bilangan utuh

Contoh:dua belas 12dua puluh dua 22dua ratus dua puluh dua 222

Bilangan pecahanContoh:setengah ½tiga perempat ¾

f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.Contoh:Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini.

g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti car berikut.Contoh:Tahun ‘50-an atau tahun lima puluhan Uang 5000-an atau uang lima ribuan

h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.Contoh: Akbar menonton drama itu sampai tiga kali.Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.

i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.Contoh:Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.

j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.Contoh:Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,kecuali didalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.Contoh:Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.

Page 15: bahasa indonesia tentang ejaan

Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.l. Jika bilangan dilambangkan dengan angaka dan huruf, penulisannya hrus tepat.

Contoh:Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 ( Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan dan tujuh puluh lima per seratus rupiah).

f. Penulisan Unsur Serapan

Unsur serapan atau pinjaman berdasarkan taraf integrasinya dibagi ke dalam dua golongan. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia tetap dipakai dalam konteks bahasa indonesia, tetapi pengucapannya masih masih mengikuti cara ucapan asing, misalnya reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’homme. Kedua unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia diusahakan ejaan asingnya hanya diubah seperlunya sehingga ejaan atau bentuk Indonesianya sesuai dengan kaidah EYD dan masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya (lihat kolom dibawah). Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian yang utuh. Misalnya, standardisasi, implementasi, dan objek. Berikut daftar kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.

Kata Asing Penyarapan yang Salah Penyerapan yang BenarRisk resiko risiko

System sistim sistemEffective efektip, effektif efektif

technique, techniek tehnik, tehnologi teknik, teknologiChelon esselon eselonMethod metoda, methoda metode

Kharisma karisma, kharisma karismaFrequency frekwensi frekuensi

practical, practisch praktikal praktisPercentage prosentase persentaseStratosfeer stratosfir stratosferdescription diskripsi deskripsiConduite kondite konduiteTrotoir trotoir trotoar

Kwitantie kwitansi kuitansiqualitet, quality kwalitet, kwalitas kualitasformeel, formal formil formal

rationeel, rational rasionil rasionaldirectuer, director directur direktur

ideal, ideaal idial idealmanagement managemen manajemencoordination kordinasi koordinasi

Survey survei survaiCarier karir karier

Page 16: bahasa indonesia tentang ejaan

mass media mass media media massaambulance ambulan ambulansHypotesis hipotesa hipotesisAnalysis analisa analisisPatient pasen pasien

activity, activiteit aktip, aktifitas aktif, aktifitassolidarity, solidariteit solidariteit solidaritas

Complex komplek komplekspsychology psikology psikologi

Efficient effisien efisienpresidential presidential presidensialcontingent kontingent kontingen

Taxi taxi taksiLatex latek lateks

Apotheek apotik, apothek apotekFebruary Pebruari FebruariNovember Nopember November

g. Pemakaian Tanda BacaAda beberapa jenis tanda baca, diantaranya sebagai berikut :a. Tanda Titik ( . )

Penggunaan tanda titik antara lain :1. Tanda titik dalam akhir alimat yang bukan seruan atau pertanyaan :

Misalnya : \ Ayahku tinggal di solo. Kami sedang belajar.

Tanda titik tidak digunakan pada kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.

Misalnya : Buku itu disusun oleh Drs.Sudjatmiko,M.A.2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu bagan,ikhtisar

atau daftar. Misalnya :

Bahan-bahan yang dibutuhkan : 1. Sosis2. Mentega3. Roti

3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya :

Sekarang sudah pukul 08.00 pagi El'Classico dimulai pukul 23.00

Page 17: bahasa indonesia tentang ejaan

4. Tanda titik digunakan untuk memisah kan angka jam,menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya :

1.35.20 jam 0.20.30 jam

5. Tanda titik digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis,judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda seru atau tanda tanya, dan tempat terbit.

Misalnya :

Anton.2012.Suka dan Duka.Jakarta: Balai Pustaka

6. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misalnya :

Penduduk kota itu berjumlah 24.000 orang Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri berjumlah 12.000 orang.

Catatan :

1. Tanda titik tidak digunakkan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi,table dan sebagainya.Misalnya : Dia lahir tahun 1956 di Mataram. Jawabannya ada di halaman 245 dan seterusnya.

2. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel , dan sebagainya.Misalnya : Laporan Praktikum Kimia

3. Tanda titik tidak dipakai di belakang nama dan alamat penerima surat, nama dan lamat pengirim surat, dan di belakang tanggal surat. Misalnya : Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga Kerja Yth. Sdr. Moh. Hasan

Jalan Arif Rahmad 43Palembang

7. Tanda titik digunakan untuk menuliskan singkatan. Misalnya :

Rapat dibuka oleh Drs. Susilo Bambang Yudhoyono

b. Tanda Koma ( , )1. Tanda koma digunakan dalam perincian atau pembilangan.

Misalnya :

Page 18: bahasa indonesia tentang ejaan

Saya membeli pena,tinta dan kertas. Surat biasa,surat kilat, maupun surat khusus memerlukan perangko.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat berikutnya yang didahului kata seperti, tetapi, merupakan, sedangkan dan kecuali.Misalnya :

Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kamu yang memilihnya. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya. Dia senang membaca novel, sedangkan adiknya suka membaca puisi.

3. Tanda koma dipisahkan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.Misalnya :

Kalau tidak ada ulangan, saya akan dating Karena tidak pelit, dia disukai banyak orang. Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus membaca buku.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan, demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.Misalnya :

Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa. Dia sangat kaya. Meskipun begitu, ia tidak pernah sombong kepada

siapapun.

Catatan :

Ungkapan penghubung antar kalimat seperti jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu tidak dipakai di awal paragaraf

5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o,ya,wah, dan aduh, atau kata kata yang digunakan sebagai sapaan seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.Misalnya :

O, begitu? Wah, bukan main! Mas, kapan pulang ? Bu, kuenya sungguh enak.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Page 19: bahasa indonesia tentang ejaan

Misalnya :

Kata Ibu, “Saya gembira sekali.” “Aku ingin pulang,” kata anto, “karena di sini tidak enak.”

7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringnya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru.Misalnya :

“Di mana saudara tinggal?” tanya pak guru. “Masuk ke kelas sekarang!” perintahnya

8. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.Misalnya : Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu I, Bogor Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Lombok Praya, Lombok Tengah

9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.Misalnya : Gunawan,Ilham.1984. Kamus Politik Internasional.Jakarta:Gramedia Halim,Amran.1976.Politik Bahasa Nasional.Jakarta:Erlangga

10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.Misalnya : Alishjahbana, S. Takdir,Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.Jilid 2(Jakarta

: Pustaka Rakyat,1950), hlm.25

11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga.Misalnya : B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. Siti Aminah, S.E, M.M.

12. Tanda koma dipakai di muka angka atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.Misalnya : 12,5 m

Page 20: bahasa indonesia tentang ejaan

27,3 kg Rp. 750,00

13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.Misalnya : Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. Di daerah kami, misalnya, masih banyak laki-laki yang makan sirih. Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latiha paduan

suara.Catatan :Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit dengan tanda koma.Misalnya : Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah.

14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca atau salah pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.Misalnya : Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di

kawasan nusantara ini. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.Bandingkan dengan : Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.

c. Tanda Titik Koma ( ; )1. Tanda titik koma dipakai sebagai kata penghubung untuk memisahkan kalimat

yang setara di dalam kata majemuk setara.Misalnya : Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku. Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu memasak di dapur; Adik bermain di

lapangan.2. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam

kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata . Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.Misalnya : Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini :

1. Berkewarganegaraan Indonesia ;2. Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;3. Berbadan sehat;4. Bersedia di tempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih

apabila unsure-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

Page 21: bahasa indonesia tentang ejaan

Misalnya : Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang apel, dan

jeruk.

d. Tanda Titik Dua ( : )

1. Tanda titik dua dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian.Misalnya :

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga seperti : meja, kursi, lemari es, televise, dll.

Catatan :

Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya :

Kita memerlukan meja, kursi dan lemari.

Universitas itu mempunyai Fakultas Hukum dan Ekonomi2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.Misalnya :

e. Ketua : Ahmad Dhani

Wakil : Andra

Sekretaris : Mulan

f. Tempat : Aula Gedung A

Pembicara : Rahmad Effendi

Hari,tanggal : Selasa, 28 Oktober 2012

3. Tanda titik dua dipakai pada naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalm percakapan.Misalnya :

Ibu : “Bawa kopor ini, Nak !”Amir : “Baik,Bu.”

Page 22: bahasa indonesia tentang ejaan

4. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor halaman, bab dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.Misalnya :

Horison,XII, No.8/2008: 8

Al-Baqarah : 12

g. Tanda Hubung ( - )

1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.Misalnya :

Di samping cara lama diterapkan juga ca-

ra baru.

2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.Misalnya :

Kini ada cara yang baru untuk me-

ngukur panas.

3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsure-unsur kata ulang.Misalnya :

anak-anak

berulang-ulang tiba-tiba

4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.Misalnya :

8-4-2012 p-a-n-i-t-i-a

5. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan penghilangan bagian frasa atau kelompok kata,Misalnya :

Page 23: bahasa indonesia tentang ejaan

ber-evolusi

Karyawan boleh mengajak anak-istrinya besok.

6. Kata hubung digunakan untuk merangkai :a. se- dengan kata beriktnya yang dimulai dengan huruf kapital.

Misalnya : Wilayahnya hampir se-Indonesia

b. ke- dengan angka.Misalnya : Dia anak ke-2

c. Angka dengan –an.Misalnya : Ayahnya lahir tahung 1950-an

d. Kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital.Misalnya : mem-PHK-an

e. Kata ganati yang berbentuk imbuhan.Misalnya : Atas rahmat-Mu

f. Gabungan kata yang merupakan kesatuan.Misalnya : Bandara Soekarno-Hatta

7. Tanda hubungdigunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing.Misalnya :

di-smash

di-mark-up

h. Tanda Pisah ( — )1. Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yag

memberi penjelasan di luar bagian utama kalimat.Misalnya :

Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus dipertahankan.

Keberhasilan itu—saya yakin—dapat dicapai kalau kita bekerja keras.2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau

keterangan yang lain sehingga kalimat itu menjadi lebih jelas.Misalnya :

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian dan kini juga pembelahan atom mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Gerakan pengutamaan Bangsa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus ditingkatkan.

Page 24: bahasa indonesia tentang ejaan

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tunggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.Misalnya :

Tahun 1928—2008

Tanggal 5—8April 2012 Jakarta—Bandung

Catatan :

Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan keterangan tambahan pada akhir kalimat.Misalnya : Kita memerlukan alat tulis—pena, buku dan penggaris.

Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

i. Tanda Tanya ( ? )

1. Tanda tanya dipakai di akhir kalimat tanya.Misalnya :

Kapan dia berangkat ?

Saudara tahu,bukan ?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenerannya.Misalnya :

Dia lahir tahun 1963 (?).

Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

j. Tanda Seru ( ! )Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.

Misalnya :

Alangkah indahnya taman ini! Bersihkan kamar ini sekarang juga!

Page 25: bahasa indonesia tentang ejaan

Merdeka!

k. Tanda Elipsis ( … )1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Misalnya : Kalau begitu…,ayo kita laksanakan.

2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan diselidiki lebih lanjut.

Catatan :

Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda

titik ( 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 titik untuk menandai akhir kalimat.)

Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.

l. Tanda Petik ( “ “)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.Misalnya :

Ibu berkata “Paman berangkat besok pagi.” Pasal 36 UUD menyatakan, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.Misalnya :

Sajak :”Pahlawanku” terdapat di halaman 5.

Buku itu berjudul “Laskar Pelangi”.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.Misalnya :

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

Dia bercelana panjang yang terkenal di kalangan para remaja dengan nama “cutbrai”.

Catatan :

Page 26: bahasa indonesia tentang ejaan

Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.Misalnya : Kata dia, “Saya juga minta satu.” Dia bertanya, “Apakah saya boleh ikut ?”

Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.Misalnya : Bang Komar sering disebut “Pahlawan”; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Karena kulitnya hitam, ia sering dipanggil “Si Hitam”.

Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

Tanda petik (“) dapat digunakan sebagai pengganti sda. (sama dengan di atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk daftar.Misalnya : zaman bukan jamanasas “ azasplaza “ plasa

m. Tanda Petik Tunggal ( ‘ ‘ )

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.Misalnya :

Tanya dia, “Kau dengar bunyi ‘kring kring kring’ tadi ?”

“Tadi saat kubuka pintu terdengar suara ‘aku pulang’ dari luar pagar.”

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.Misalnya :

terpandai ‘paling’ pandai

retina ‘dinding mata sebelah dalam’

3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapanbahasa daerah atau bahasa asing.Misalnya :

feed-back ‘balikan’

Page 27: bahasa indonesia tentang ejaan

Drees rehearsal ‘geladi bersih’

n. Tanda Kurung ( ( ) )

1. Tanda kurung dipakai sebagai mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.Misalnya :

Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).

Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).Catatan :

Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.

Misalnya :

Saya sedang mengurus kartu tanda penduduk (KTP).

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.Misalnya :

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam teks dapat dihilangkan.Misalnya :

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).

Dia berasal dari (Kota) Surabaya.

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan.Misalnya :

Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.

Catatan :

Page 28: bahasa indonesia tentang ejaan

Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi huruf atau angka yang

menyatakan perincian yang ditulis ke bawah.

Misalnya :

Kemarin kakak membeli :

1. Buku,2. Pensil,3. Penggaris, dan4. Tas sekolah

o. Tanda Kurung Siku ( [ ] )1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata

sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat pada naskah asli.Misalnya : -

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Ia memberikan uang [kepada] anaknya.

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.Misalnya :

Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

p. Tanda Garis Miring ( / )1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.Misalnya :

No.7/PK/2008 Jalan Kramat III/10

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.

Page 29: bahasa indonesia tentang ejaan

Misalnya :

Dikirimkan lewat darat/laut. (dikirimkan lewat darat atau laut)

Harganya Rp.1500,00/lembar (harganya Rp.1500,00 tiap lembar)

Catatan :

Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.

q. Tanda Penyingkat atau Apostrof

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Misalnya :

Dia ‘kan sudah kusurati. (‘kan = bukan) Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah) 7 Januari ’94 (’94 = 1994)

BAB III

PENUTUP

Page 30: bahasa indonesia tentang ejaan

1. KesimpulanBerdasarkan tujuan, maka dapat disimpulkan bahwa :a. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran , dan

bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang – lambang.b. Fungsi ejaan adalah:

sebagai landasan pembakuan tata bahasa,2. sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan, serta sebagai alat penyaring masuknya unsur – unsur bahasa lain ke dalam bahasa

Indonesia.c. Aspek – aspek ejaan meliputi :

Pengaturan huruf Pengejaan kata Pemenggalan kata Pemakaian huruf Pemenggalan kata Penulisan unsur serapan Pemakaian tanda baca

2. Saran

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Page 31: bahasa indonesia tentang ejaan

tentang

“EJAAN”

Disusun Oleh :

FERDI DWI SEPTIAN (E1M012021)

SOFIAH MAWADDATI (E1M012062)

IDA AYU CINTYA YULIASMINI PUTRI (E1M012025)

BAIQ RANTI ANGGIYASTI (E1M012008)

ASTUTI DEWI (E1M012004)

JANUAR WAHYU PRIYANTO (E1M012029)

TUTIK IRPANI (E1M012065)

KARTINI (E1M012031)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MATARAM

2012

Page 32: bahasa indonesia tentang ejaan