bahas karbo

10
Hilmi Harosilia 240210120030 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi kondensat polimer- polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa C n H 2n O n atau mendekati C n (H 2 O) n yaitu karbon yang mengalami hidratasi (Sudarmadji, 1989). Praktikum analisa karbohidrat yang terdiri dari 3 rangkaian analisa yaitu : analisis reduksi dan gula total, penentuan kadar pati, penentuan serat kasar. Analisis redusi dan gula total menggunakan metoda luff schroll, penentuan kadar pati dan serat kasar ditentutkan dengan metode hidrolisis. Sampel yang digunakan pada tiap analisa berbeda-beda. Masing-masing hasil analisa akan dibahas tiap rangkaian. a. Analisa kadar gula reduksi dan gula total Analisa kadar gula reduksi dilakukan duplo dengan 5 sampel yaitu : buavita, teh manis, indomilk, kopi instan dan sprite. Pertama-tama dilakukan preparasi sampel gula reduksi kemudian preparasi sampel gula total, lalu penghitungan gula reduksi dan gula total dari sampel tersebut. Preparasi sampel gula reduksi didahului dengan menimbang 2,5 gram sampel yang ditempatkan dalam labu ukur 25 ml, 50 ml aquades ditambahkan kedalam larutan

Transcript of bahas karbo

Hilmi Harosilia

240210120030

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidratasi (Sudarmadji, 1989).

Praktikum analisa karbohidrat yang terdiri dari 3 rangkaian analisa yaitu : analisis reduksi dan gula total, penentuan kadar pati, penentuan serat kasar. Analisis redusi dan gula total menggunakan metoda luff schroll, penentuan kadar pati dan serat kasar ditentutkan dengan metode hidrolisis. Sampel yang digunakan pada tiap analisa berbeda-beda. Masing-masing hasil analisa akan dibahas tiap rangkaian.a. Analisa kadar gula reduksi dan gula total

Analisa kadar gula reduksi dilakukan duplo dengan 5 sampel yaitu : buavita, teh manis, indomilk, kopi instan dan sprite. Pertama-tama dilakukan preparasi sampel gula reduksi kemudian preparasi sampel gula total, lalu penghitungan gula reduksi dan gula total dari sampel tersebut. Preparasi sampel gula reduksi didahului dengan menimbang 2,5 gram sampel yang ditempatkan dalam labu ukur 25 ml, 50 ml aquades ditambahkan kedalam larutan tersebut. Kedalam labu ukur ditambahkan Pb asetat sebanyak 5 ml yang bertujuan mengendapkan protein dan pewarna bahan pangan hingga hanya bersisa gula. Ditambahkan Na fosfat 5 % 5 ml untuk menghilangkan Pb asetat, larutan kemudian dikocok. Larutan ditepatkan dengan aquades sampai dengan tanda batas dan dikocok dan disaring sampai habis untuk mendapatkan 50 ml filtrat. Filtrate tersebut telah dievaporasi sampai dengan setengah volume nya dengan tujuan memekatkan larutan agar gula lebih terbaca. Hasil evaporasi ditempatkan di labu ukur 100 ml dan ditepatkan dengan aquades sampai dengan tanda batas. Larutan tersebut disebut larutan A.Preparasi sampel gula total dilakukan dengan memipet 50 ml larutan A kedalam waterglass, 5 tetes metil orange ditambahkan. 20 ml HCl 4 N ditambahkan dan larutan dipanaskan selama 30 menit. Dikarenakan reaksi luff schcrool harus dalam suasana netral, NaOH 4 N ditambahkan sampai dengan larutan berwarna kuning. Larutan dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml. Aquades ditambahkan sampai dengan tanda batas sampai tanda batas hingga menjadi larutan B.

Penentuan kadar gula reduksi dan gula total dilakukan dengan memipet 25 ml larutan A atau B, dan menambahkan laurtan luff schcrool. Larutan di refluks selama 15 menit untuk mempercepat reaksi, setelah selesai larutan kemudian didinginkan. 10 ml KI 30% ditambahkan untuk mereduksi gula yang telah terikat luff schrool dalam larutan. H2SO4 6 N ditambahkan, dilanjutkan dengan titrasi menggunakan larutan tiosulfat 0,1 N sampai didapat warna kuning jerami. 2 ml amilum ditambahkan sebagai indikator dan titrasi diulangi hingga larutan berwarna putih susu. Penentuan kadar gula dilakukan dengan dibawah ini :Berdasarkan hasil analisa kadar gula reduksi, presentasi gula reduski yang paling banyak terdapat pada Buavita yaitu rata-rata sebesar 5,65% volume sampel, dan kadar gula paling rendah didapati pada sampel teh pucuk yaitu rata-rata sebesar 0,15% volume sampel. Analisa kadar gula reduksi menunjukan . . . . . semakin tinggi kadar gula reduksi dalam sampel maka . . . . . . Berdasarkan hasil analisa kadar gula total persentasi gula total paling tinggi didapat dari sampel buavita dengan presentasi rata-rata 5,45% volume sampel dan kadar gula total paling rendah didapati pada sampel teh pucuk yaitu rata-rata sebesar 3,5% volume sampel. Hasil analisa kadar gula total ini dibandingkan dengan presentasi gula total yang terdapat pada kemasan sampel. Beberapa sampel menunjukan presentasi kadar gula total yang lebih rendah ataupun lebih tinggi dari yang tertera dalam kemasan, hal ini menunjukan hasil analisa yang kurang akurat. Ketidakakuratan analisa dapat disebabkan beberapa faktor, apabila hasil presentasi analisa lebih tinggi daripada yang tertera pada kemasan menunjukan larutan terlalu pekat, sedangkan apabila hasil persentasi analisa lebih rendah dari yang tertera dari kemasan maka sampel larutan terlalu encer. Selain itu ketidaktepatan hasil pengukuran dapat disebabkan . . . . . Kadar gula total pada suatu sampel minuman menunjukan . . . . . dan berpengaruh terhadap . . . . . ditinjau dari segi kesehatan kebutuhan gizi manusia terhadap gula berdasarkan AKG 2000kkal . . . . .

b. Penentuan kadar pati

Penentuan kadar pati dilakukan dengan metode hidrolisis, dan sampel digunakan yaitu kentang, ubi, wafer, cookies, dan kentang 2. Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 3 gram dan dihaluskan dengan cara di grinder. Setelah sampel halus kemudian dilarutkan dengan 30 ml aquades dan diaduk selama satu jam, dikarenakan pati memiliki rantai polimer yang panjang jadi untuk memcah rantai polimernya dibutuhkan waktu selama minimal 1 jam. Sampel disaring sampai habis dan hasil endapannya dicuci dengan 250 ml aquades supaya rantai polimer terpecah. Residu dipindahkan ke erlenmeyer asah 250 ml dengan menggunakan spatula. 250 HCl 2,5 % ditambahkan untuk menghidrolisis pati. Larutan direfluks selama 2,5 jam untuk mempercepat reaksi hidrolisis, setelah selesai larutan didinginkan dengan NaOH 4 N. penambahan PP 1 % dilakukan dan larutan dipindahakan kedalam labu ukur 250 ml, tepatkan, kocok dan saring. Penentuan kadar kemudian dapat dilakukan dengan metode perhitungan yang sama seperti pada analisis kadar gula reduksi. Berdasarkan hasil pengamatan, persentase pati paling tinggi terdapat pada mie instan dengan kadar pati 47,69% tiap gram sampel dan yang terendah terdapat pada kentang 2 dengan kadar pati 5,37%. Bila dibandingkan antara persentasi kadar gula dan kadar pati sampel-sampel yang diuji dengan kadar patu berdasarkan tabel komposisi pangan DKBM beberapa sampel menunjukan persentasi pati yang lebih tinggi ataupun lebih rendah dari yang tertera dari DKBM.c. Penentuan kadar serat kasar

Penentuan kadar serat kasar dilakukan pada 5 sampel, yaitu kangkung, bayam, jamur, sawi, dan wortel. Metode yang digunakan berdasarkan hidrolisis dan analisis gravimetri. Serat kasar adalah komponen bahan pangan yang tidak mudah untuk dapat dihidrolisis, terdiri dari selulosa lignin dan hemiselulosa bahan pangan mesti dihaluskan untuk dapat mempercepat hidrolisis. Preparasi sampel dilakukan dengan menimbang 1,25 gram sampel yang telah halus, sampel dimasukan kedalam erlenmeyer asah dan ditambah 100 ml H2SO4 0,25 N untuk mengeluarkan zat-zat selain serat kasar selanjutkan direfluks selama 30 menit untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Hasil refluks harus disaring selagi panas dan dicuci dengan aquades panas sampai dengan tidak asam lagi yang dapat diketahui menggunakan uji lakmus, penggunaan aquades panas dilakukan agar larutan tidak menjendal hingga tidak bisa dihidrolisis, selain itu aquades panas digunakan untuk membuang zat lain selain zat kasar. Residu hasil saringan dipindahkan ke erlenmeyer asah dan ditambah NaOH 0,313 N sebanyak 100 ml untuk menghidrolisis kembali serat kasar yang belum terhidrolisis. Selanjutnya larutan direfluks selama 30 menit. Hasil refluks disaring dengan kertas saring yang telah di konstankan. Residu hasil saring dicuci dengan 7,5 ml K2SO4 10 % untuk menghilangkan basa, dilanjutkan aquades panas 2,5 ml untuk menetralkan kembali pH larutan, dilanjutkan 7,5 ml alkohol 95% untuk menghilangkan basa yang mungkin tersisa, pencucian ini harus dilakukan berurutan. Kertas hasil saringan dioven sampai dengan konstan menggukan suhu 105o untuk dihitung persentasi serat kasarnya. Perhitungan persentasi serat kasar dilakukan dengan mengguakan rumus berikut,

Berdasarkan hasil penentuan kadar serat kasar, diketahui bahwa kangkung memiliki persentase serat kasar paling tinggi yaitu sebesar 2,99 % dan persentase paling rendah terdapat pada bayam yaitu sebesar 1,51%. Berdasarkan hasil perbandingan serat kasar bahan pangan dengan tabel komposisi bahan DKBM didapati hasil bahwa . . . . . . . .

VI. PENUTUP6.1 Kesimpulan

6.2 SaranDAFTAR PUSTAKAJAWABAN PERTANYAAN