Bahan Omsk
-
Upload
arya-dhaniscara -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Bahan Omsk
-
7/22/2019 Bahan Omsk
1/12
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Otitis media kronik (OMK) adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa dan
struktur tulang di dalam kavum timpani. Sedangkan OMSK adalah stadium dari penyakit telinga
tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani
tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan.
Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-
kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior atau
subtotal. Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum
dari middle ear cleft sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang
ireversibe.
Otitis media kronik merupakan kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan
ireversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut. Sering
berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.
Otitis media kronik atau mastoiditis kronik ini lebih seing ditemukan, dan beberapa ahli
infeksi kronik ini dapat mengakibatkan pembentukan kolesteatoma, yang merupakan
pertumbuhan kulit ke dalam (epitel skuasoma) dari lapisan luar membrane timpani ke telinga
tengah, hal inilah yang menyebabkan gangguan pada fungsi telinga akibat otitis media kronik.
2.2 Etiologi
Otitis media (OM) sering terjadi setelah infeksi saluran nafas atas oleh bakteri atau virus
yang menyebabkan peradangan di mukosa, gangguan drainase telinga tengah dan menyebabkan
penumpukan cairan steril. Bakteri atau virus masuk ke telinga tengah melalui tuba eustachius,
-
7/22/2019 Bahan Omsk
2/12
yang menyebabkan infeksi telinga tengah. Agen-agen infeksi tersebut diantaranya agen infeksi
dari tenggorok yaitu streptococcus, stapilococcus, diplococcus pneumonie, hemofilus influens,
Gram (+), rongga mulut S. Pyogenes, S. Albus, Gram (-), dan hidung meliputi Proteus spp,
Psedomonas spp, E. Coli, Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.
Bakteri yang paling sering menyebabkan otitis media adalah S.Pneumoniae, H.influenzae,
dan M. catarrhalis. Bakteri pathogen yang lebih jarang meliputi Streptococcus spp grup A, S.
Aureus, dan spesies Gram-negatif. Pada 30% kasus tidak ada bakteri pathogen yang ditemukan,
dan pada 44% kasus, virus merupakan satu-satunya organism yang ditemukan.
2.3 Patofisiologi
Agen infeksi dari tenggorok, rongga mulut, hidung oleh bakteri diantaranya stepcococcus,
stafilococcus, diplococcus pneumonia, dll mengakibatkan disfungsi tuba eutachius hingga
influks bakteri ketelinga tengah akan mengakibatkan infeksi telinga tengah. Dan apabila keadaan
ini berlanjut atau berulang, ruptur membran timpany serta adanya OMA ( pengobatan tidak
tuntas virulensi meningkat ) mengakibatkan OMK.
Dari influks membran timpany menyebabkan perforasi membran timpany dan nekrosis
membran timpany serta ruptur membran timpany yang akan mengeluarkan nanah sehingga
nanah menumpuk di belakang membran timpany mengakibatkan penurunan hantaran suara,
melanjut ke penurunan fungsi pendengaran.
Jika daya tahan tubuh melemah nanah akan keluar terus dan menjadi kronis. Pengobatan
yang tidak tuntas, episode berulang mengakibatkan infeksi pada telinga dalam alkan merusak
tulang karena adanya kolesteatoma pada telinga tengah bisa dilakukan tindakan operasi dengan
mastoidektomi.
2.4 Manifestasi Klinis
Terkadang gejala dapat dirasakan minimal, dengan berbagai derajat kehilangan
pendengaran dan terdapat otorea intermiten atau persisten yang berbau busuk. Biasanya tidak ada
-
7/22/2019 Bahan Omsk
3/12
nyeri kecuali paa kasus mastoisitis akut, dimana daerah post-aurikuler menjadi nyeri tekan dan
bahkan merah dan edema.
Kolesteatoma yang dilanjutkan dengan pertumbuhan kulit dari membrane timpani lateral
membentuk kantong luar, yang akan berisi kulit yang telah rusak dan mengadung bahan sebaseus,
kantong tersebut dapat melekat struktur telinga tengah dan mastoid, biasanya tidak menyebabkan
nyeri. Evaluasi pada otoskopik pada membran timpani memperlihatkan adanya perforasi.
Kolesteatoma terkadang dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi. Hasil
audiometri pada kasus kolesteatoma sering mempelihatkan kehilanga pendengaran konduktif
atau campuran.
2.5 Pemeriksaan Diagnostic
Pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan pada kasus otitis media kronis ini
diantaranya meliputi :
Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpany
Kultur dan uji sensitifitas: dilakukan bila dilakukan timpanosesntesis (Aspirasi jarum dari
telinga tengah melalui membrane timpany).
2.6 Penatalaksanaan Medis
Penanganan local meliputi pembersihan hati-hati telinga menggunakan mikroskop dan
alat penghisap. Pemberian antibiotika atau pemberian bubuk antibiotika sering membantu bila
terdapat cairan purulen.
Berbagai prosedur pembedahan dapat dilakukan bila dengan penanganan obat tidk efektif.
Dapat dilakukan timpanoplasti dan yang paling sering adalah timpanoplasti-rekonstruksi bedah
membrane timpani dan osikulus. Tujuan dari timpanoplasti adalah mengembalikan fungsi telinga
tengah, menutup lubang perforasi, telinga tengah, mencegah infeksi berulang, dan memperbaiki
-
7/22/2019 Bahan Omsk
4/12
pendengaran. Timpanoplasti dilakukan melalui kanalis auditorius eksternus, baik secara
transkanal atau melalui insisi aurikuler. Isis telinga tengah diinspeksi secara teliti, dan hubungan
antara osikulus dievalusi. Terputusnya rantai osikulus adalah yang paling sering terjadi pada
otitis media, namun masalah rekonstruksi juga akan muncul dengan adanya malformasi telinga
tengah dan dislokasi osikuler akibat cidera kepala. Perbaikan dramatis pendengaran dapat terjadi
stelah penutupan lubang perforasi dan perbaikan kembali osikulus. Pembedahan biasanya
dilakukan pada pasien rawat jalan dengan anesthesia umum.
Selain tu dapat juga pembedahan mastoidektomi. Tujuan dari pembedahan ini adalah
untuk mengangkat kolesteatoma, mencapai struktur yang sakit, dan menciptakan telinga yang
aman, kering, dan sehat. Bila mungkin osikulus direkontruksi selama prosedur pembedahan awal.
Namun adang beratnya penyakit mengharuskan hal ni dilakukan sebagai bagian operasikedua
yang terencana. Mastoidektomi biasanya dilakukan melalui insisi post-aurikuler, dan infeksi
dihilangkan dengan mengambil secara sempurna sel udara mastoid. Nervus fasialis berjalan
melalui telinga tengah dan mastoid dan dapat mengalami bahaya selama pembedahan mastoid,
meskipun jarang mengalami cidera.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
-
7/22/2019 Bahan Omsk
5/12
PADA KLIEN OTITIS MEDIA KRONIS (OMK)
3.1 Pengumpulan data
Anamnesa
Anamnesa adalah mengetahui kondisi pasien dengan cara wawancara atau interview.
Mengetahui kondisi pasien untuk saat ini dan masa yang lalu.
Anamnesa mencakup identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat imunisasi, riwayat kesehatan
lingkungan dan tempat tinggal.
1. Identitas
Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, No. RM, diagnose medis, dan alamat.
Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien, dan alamat.
2. Keluhan utama
Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara tiba-tiba atau berangsur-
angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat apa yang digunakan,
adakah keluhan seperti pilek dan batuk.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )
Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa meliputi palliative,
provocative, quality, quantity, region, radiaton, severity scala dan time. Seperti penjabaran dari
riwayat adanya kelainan nyeri yang dirasakan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
-
7/22/2019 Bahan Omsk
6/12
Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran (kapan,
berapa lama, pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga,
keadaan lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota keluarga.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Ada atau
tidaknya riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.
6. Riwayat Psikososial
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-gejala
yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya. Pada kasus ini riwayat
psikososial dapat terjadi diantaranya :
Nyeri otore berpengaruh pada interaksi
Aktifitas terbatas
Takut menghadapi tindakan pembedahan
7. Lingkungan dan tempat tinggal
Mengkaji lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal, area
lingkungan rumah, dll.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :
Keadaan umum.
Adakah cairan yang keluar dari telinga.
Bagaimana warna, bau, jumlah.
Apakah ada tanda-tanda radang.
Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium
-
7/22/2019 Bahan Omsk
7/12
Pemeriksaan Diagnostik
Tes Audiometri : AC menurun
X ray : terhadap kondisi patologi
Misal : Cholesteatoma, kekaburan mastoid.
Pemeriksaan pendengaran
Tes suara bisikan
Tes garputala
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan ditandai dengan edema
( pembengkakan )
2. Gangguan persepsi/sensori ( pendengaran ) b.d penurunan pendengaran
3. Gangguan harga diri rendah b.d stigma berkenaan dengan kondisi
4. Intoleransi aktivitas b.d nyeri
3.3 Perencanaan Keperawatan
No. Diagnosa
Perawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasanyaman nyeri b.d
proses peradangan
ditandai dengan
edema
Rasa nyaman
terpenuhi
dalam waktujam dengan
kriteria hasil :
Memberikan
rasa nyaman
Kaji ulangkeluhan nyeri,
perhatikan lokasi/
karakter dan
intensitas
Memberikaninformasi untuk
membantu
dalam
menentukan
-
7/22/2019 Bahan Omsk
8/12
(pembengkakan) Mengurangi
rasa nyeri
Atur posisi yang
nyaman pada
pasien
Kompres dingin
disekitar area
telinga
Kolaborasi dalam
pemberian
aspirin/ analgesik
sesuai instruki
pilihan/
keefektifan
intervensi
Memberikan
kenyamana dan
relaksasi pada
pasien
Untuk
meningkatkan
relaksasi
Mengurangi
rasa nyeri
2. Gangguan
persepsi/sensori
(pendengaran ) b.d
penurunan
pendengaran
Gangguan
persepsi/
sensori
berkurang
atau hilang
Kaji ketajaman
pendengaran
pasien
Ingatkan klien
bahwa vertigo
dan nausea dapat
Untuk
mengetahui
tingkat
ketajaman
pendengaran
pasien
Karena akibat
dari adanya
-
7/22/2019 Bahan Omsk
9/12
terjadi setelah
radikal
mastoidectomi.
Berikan tindakan
pengamanan.
Perhatikan
droping wajah
unilateral atau
mati rasa
Anjurkan kepada
keluarga/ orang
terdekat klien
untuk tinggal
bersama klien dan
memenuhi
program terapi
gangguan
telinga dalam.
Mengkaji
adanya
perlukan
(injuri) saraf
wajah.
Untuk
menghindari
perasaan
terisolasi pasien
3. Gangguan harga
diri rendah b.d
stigma berkenaan
dengan kondisi
Diharapkan
gangguan
harga diri
klien teraba /
teratasi
Kaji luasnya
gangguan
persepsi dan
hubungan derajat
kemampuan nya
Dorong klien un
tuk
mengeksplorasi
Menentukan
faktor- faktor
secara individu
dalam
mengembangka
n intervensi
Kemungkinan
-
7/22/2019 Bahan Omsk
10/12
perasaan tentang
kritikan orang
memiliki
perasaan tidak
realistik saat
dikritik dan
perlu
mempelajari
4 Intoleransi aktivitas
b.d nyeri
Diharapkan
menunjukkan
teknik /
perilaku yang
memampukan
kembali
beraktivitas
Tingkatkan tirah
baring, berikan
lingkungan
tenang, batasi
pengunjung
sesuai keperluan.
Lakukan tugas
dengan cepat dan
sesuai toleransi.
Meningkatkan
istirahat dan
ketenangan
Memungkinkan
periode
tambahanistirahat tanpa
gangguan
BAB IV
-
7/22/2019 Bahan Omsk
11/12
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang paling sering adalah
infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa (Soepardi,
1998).
Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur tulang
di dalam kavum timpani. Otitis media kronik merupakan kondisi yang berhubungan dengan
patologi jaringan ireversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut.
Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani.
Otitis media konik dapat disebabkan oleh Streptococcus, Stapilococcus, Diplococcus
pneumonie, Hemopilus influens, Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus, Gram Negatif : Proteus
spp, Psedomonas spp, E. Coli. Penaganan yang terlambat pada Otitis media kronis dapat
menyebabkan berbagai masalah yang membahayakan diantaranya paralis nervus fasialis,
kehilangan pendengaran sensorineural dan atau gangguan keseimbangan ( akibat erosi telinga
dalam ) dan abses otak.
1.2 Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon
perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit otitis media kronis menjadi
bekalkan dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Greenberg, Michael I. 2008. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan Jilid 1. ECG. Jakarta
-
7/22/2019 Bahan Omsk
12/12
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Volume 3, ECG. Jakarta