Bahan kuliah 6

39
2.9 PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 ) Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah diaplikasikan di indonesia OHSAS 18001:1999 . Sistem ini memiliki elemen-elemen seperti halnya ISO 9000:2000 yaitu : 1. Persyaratan Umum 2. Kebijakan K3 3. Perencanaan Perencanaan untuk Identifikasi Banyak, Penilaian dan pengendalian Risiko Peraturan dan Perundang-undanagn Tujuan 4 Operasional dan Implementasi Struktur Penangung Jawab Pelatiahan, Kewaspadaan dan Kompetensi Konsultasi dan Komunikasi.

description

sad

Transcript of Bahan kuliah 6

2.9 PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

( K3 )

Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah diaplikasikan di indonesia

OHSAS 18001:1999 . Sistem ini memiliki elemen-elemen seperti halnya ISO

9000:2000 yaitu :

1. Persyaratan Umum

2. Kebijakan K3

3. Perencanaan

• Perencanaan untuk Identifikasi Banyak, Penilaian dan pengendalian

Risiko

• Peraturan dan Perundang-undanagn

• Tujuan

4 Operasional dan Implementasi

• Struktur Penangung Jawab

• Pelatiahan, Kewaspadaan dan Kompetensi

• Konsultasi dan Komunikasi.

• Dokumentasi.

• Penegendalian Dokumen dan Data.

• Penegendalian Operasi

• Persiapan dan respon terhadap keadaan Darurat.

5 Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi.

• Monitoring dan Pengukuran Kinerja

• Kecelakaan, Ketidaksesuaian, pencegahan dan Tindakan Lanjut

• Manajemen Pencatatan

• Audit.

6 Tujauan Manajemen

2.9.1 Biaya kecelakaan Kerja

Biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan kerja .

1. Biaya yang didak dapat diasuransikan.

• Biaya pertolongan pertaman pada kecelakaan

• Biaya kerusakan alat, bahan, pembersihan akibat kecelakaan

• Biaya penundaan waktu kerja peralatan

• Biaya pekerjaan yang terbangkalai akibat kecelakaan

• Biaya gangguan terhadap jadwal pelaksanaan

• Biaya kehilangan pekerja terlatih dan penurunan semangat kerja

• Biaya yang dikeluarkan terhadap kecelakaan kerja

• Biaya yang merusak citra perusahaan akibat kecelakaan

• Biaya gangguan terhadap jadwal pelaksanaan

• Biaya kehilangan pekerja terlatih dan penurunan semangat kerja

• Biaya yang dikeluarkan terhadap kecelakaan kerja

• Biaya yang merusak citra perusahaan akibat kecelakaan

2 Biaya yang dapat diasuransikan

• Biaya perawatan kesehatan dan rumah sakit

• Biaya pembayaran untuk penghidupan tenaga kerja

• Biaya rehabilitasi kecelakaan untuk pekerja/keluarga

Ada beberapa istila dalam program K3 antara lain :

o Bahaya ( hazard ), situasi dimana ada potensi yang merusak pada harta benada, lingkungan

kerja, serta cedera atau sakit pada mansia.

o Risiko ( risk ), kombinasi dari kemungkinan konsekuensi atas suatu kejadian bahaya

tertentu.

o Kecelakaan ( accident ), suatu kejadian yang mengakibatkan kematian,sakit,cidera,

kerusakan dan kerugian.

o Potensi kecelakaan ( incident ), keadaan yang berpotensi yang menyebabkan terjadinya

kecelakaan.

Contoh Dokumen Manual K3.

No.Dokumen : Originator/PenemuDiterbitkan Tanggal :Status Dokumen :

Manual Pengendalian K3.

1. Tujuan :• Untuk menjaga agar produk yang diserahkan kepada pelanggan selama proses produksi bebas dari

kecelakaan atau dengan tingkat kecelakaan paling minim.• Melakukan pencegahan nimi agar tidak terjadi kecelakaan• Melakukan tindak lanjut bila terjadi kecelakaan.

2. Ruang Lingkup:• Bebas dari kecelakaan, bila prodok akhir sejak awal produksi hingga selesai tidak terjadi kecelakaan

sama sekali.• Tingkat kecelakaan minim: bila produk akhir sejak awal produksi hingga selesai, kecelakaan yang terjadi

dalam batas toleransi.3. Penanggung Jawab :

• Penemu/Originator, yang pertama yang melaporkan adanya indikasi kecelakaan.• Pelaksana, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.• Pengawas, yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan.• Pengendali K3, yang bertanggung jawab terhadap pengendalian K3 seluruh pekerjaan dalam proyek.• Manajer Proyek, yang bertanggung jawab terhadap tujauan ulang kejadian kecelakaan serta evaluasi

program.4. Dokumen terkait :

• Laporan pengendalian K3Standar Sistem ISO 1800:1999

2.9.2 Penyusunan Program K3 dengan OHSAS 18001 - 1999

Penyusunan program K3 harus mendokumetasikan dan terdiri atas :

1. Siapa yang menyusun dan bertanggung jawab terhadap program K3

2. Apa isi program K3 yang akan dilaksanakan.

3. Bagaimana dan kapan harus mencapai tujuan program K3.

4. Peninjauan program baik keberhasilan dan kegagalannya secara berkala.

5. Selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap program yang sudah dibuat.

6. Implementasi program yang terukur.

7. Tujuan dan sasaran K3 memiliki jadwal yang tepat, biaya ekonomis, serta hasil

pencapaian yang terukur.

8. Struktur Organisasi K3 dalam perusahaan.

2.10 PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN.

Perencanaan Manajemen Lingkungan terdiri atas elemen-elemen mulai dari

penyusunan program perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, hingga melakukan

tindakan bila ada penyimpangan.

Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan

Persyatan Umum

Kebijakan Lingkungan

Perencanaan

Aspek lingkungan

Persyaratan Perundang-undangan.

Tujuan dan sasaran.

Program Manajemen

Penerapan dan Operasi

Struktur dan tanggung jawab

Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi

Komunikasi

Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan

Pengendalian Dokumen

penegendalian Operasional

Kesiagaan dan Tanggap Darurat.

Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi

Pemantauan dan Pengukuran

Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi serta pencegahan..

Rekaman.

Audit Sistem Mutu Lingkungan.

Pengkajian Manajemen.

Kegiatan yang dilakukan untuk proyek lingkungan :

1. Kebijakan Manajemen, melakukan rapat tijauan manajemen.

2. Organisasi dan Personal, melakukan seminar dan temukarya peduli lingkungan,

perencanaan kinerja, penentuan tujuan tugas.

3. Dampak Lingkungan, melakukan rapat tim untuk penerapan, perencana kinerja,

dokumentasi sistem manajemen lingkungan.

4. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan program.

5. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan dokumentasi manajemen.

6. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan pengendalian.

7. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan rekaman.

8. Audit, melakukan kegiatan penilaian internal dan eksternal.

9. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan pengkajian.

Contoh Manual pengendalian Sistem Manajemen Lingkungan

No.Dokumen : Originator/Penemu :Diterbitkan Tanggal : Disetujui :Status Dokumen :

Manual Pengendalian Sistem Manajemen Lingkungan.

1. Tujuan :• Persetujuan atas tugas, lingkup dan luas kegiatan proyek lalu menerapkan sistem manajemen

lingkungan.2. Ruang Lingkup:

• Bebas pencemaran lingkungan .• Tingkat pengaruh lingkungan sosial minimal : produk akhir sejak awal produk hingga selesai berada

dalam batas toleransi.3. Penanggung Jawab :

• Penemu/Originator, orang pertama yang melaporkan adanya indikasi kecelakaan.• Pelaksana, yang bertanggung jawab terhadap …...• Pengawas, yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan secara langsung sebagai

originator atau pihak yang dilaporkan.• Pengendali sistem Manajemen Lingkungan.• Manajer Proyek .

4. Dokumen terkait :• Laporan sistem Manajemen Lingkungan .• Standar Sistem ISO 14001

Sistem Mutu Manajemen Lingkungan terdiri atas :

1. Tujuan, persetujuan atas tugas, lingkup dan luas kegiatan proyek, lalu

menerapakan sistem manajemen Lingkungannya.

2. Srategi , perencanaan keseluruhan untuk mencapai tujuan sejak kajian awal

hingga audit dan penilaian kegiatan yang dilakukan.

3. Ketergantungan, hubungan keterikatan tim proyek, sumber daya , komitmen

personil, dan organisasi.

4. Hasil, produk akhir dari tugas, rapat tim manajemen, komunikasi dokumen dan

sistem yang akan diaudit.

5. Prosedur, bagian-bagian yang diperiksa, pelaporan jadwal, dan instruksi kerja

bagi tim.

6. Pengukuran , indikator yang digunakan antara rencana dan kemajuan.

7. Pengendalian perubahan , pengendalian terhadap perubahan rencana, dan

tindakan koreksi.

2.11 PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO

Kita akan meninjau kembali proses manajemen risiko yang telah dibahas pada

pertemuan terdahulu untuk menjelaskan tahapan-tahapan penetuan biaya manajemen

risiko dari proyek.

2.11.1 Identifikasi Variabel Risiko .

Pada tahapan analisis SWOT ( Strength Weaknes, Opportunity, Threat ) terhadap

konteks proyek dengan perusahaan. Selanjutnya menstrukturisasikan berbagai

variabel risiko yang didapat dari data-data proyek terdahulu atau hasil curah gagasan

( brainstorming ) bersama tim proyek, dan memasukkan kedalam kategori-kategori

risiko sesuai dengan karaktristik masing-masing variabel.

2.11.2 penilaian Risiko .

Pada langkah ini adalah evaluasi Tingkat penting Risiko ( risk importance ) caranya

dengan menilai seluruh variabel risiko berdasarkan scoring dan pembobotan.

Seperti Contoh pada tabel berikut ini .

Identifikasi Tingkat Penting Risiko

Menentukan porsi risiko serta penanggung jawabnya yang dilakukan dengan metode survei pada pakar serta instansi terkait. Seperti dibawah ini

Porsi dan Penanggung Jawab Risiko

SR = Seluruh Risiko

Tingkat Penting Risiko

No Risiko Desain dan Konstruksi

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

X1 Desain X

X2 Pembebasan lahan X

X3 Keterlambatan proyek X

X4 Mutu Tidak sesuai X

X5 Konstruksi Dihentikan X

X6 Force Majeure X

No Risiko Desain dan Konstruksi Pemerintah InvestorX1 Desain SR

X2 Pembebasan lahan SR

X3 Keterlambatan proyek SR

X4 Mutu Tidak sesuai SR

X5 Konstruksi Dihentikan SR

X6 Force Majeure SR

Menentukan biaya risiko terhadap masing-masing variabel berdasarkan probabilitas

kejadian risiko dan konsekuensinya.

Misalkan dihitung biaya risiko variabel Pembebasan Lahan, di tunjukan dengan

menghitung Exected Monetary Value ( EMV).

Sebagai Contoh : Asumsi yang digunakan adalah

1. Di Indonesia, pemebebasan lahan proyek pembangunan jalan tol sering

memunculkan kasus sengketa antara pemerintah, yang memberi ganti rugi,

dengan pihak penduduk sekitar jalan tol, penyelesaian ganti rugi sering berlarut-

larut.

2. Biasanya kesepakatan ganti rugi yang disetujui oleh masing-masing pihak,

makan waktu yang cukup lama dan memengaruhi biaya dan jadwal proyek.

Karena belum ada penelitian sebelumnya, probabilitas untuk variabel ini

diasumsikan 75%.

3. Konsekuensi yang harus dibayarkan untuk pembebasan lahan ini adalah,

dengan asumsi :

o Luas area yang dibebaskan 12.287 m² bila per metar adalah Rp. 1.500.000.

o Biaya pembebasan lahan adalah 12.287 m² x Rp. 1.500.000 = Rp. 18.430.5000.000.

o Konsekuensi akibat pembebasan Lahan Terlambat diasumsikan sebesar 50% dari

Biaya Pembebasan Lahan, Rp. 9.215.250.000

Kerugian yang diakibatkan oleh Pembebasan Lahan Terlambat, yang bagi investor

berupa tambahan biaya, adalah sebesar :

EMV = Probabilitas x Konsekuensi .

= 75% x 9,215.250.000.

= Rp. 6.911.437.500.

Sesuai PP.No. 6 Tahun 1990 biaya pembebasan lahan memperhitungkan risiko

keterlambatan jadwal dan biaya tambahan ganti rugi. Karena seluruh biaya ditanggung

pemerintah, maka investor menentukan Biaya Pengadaan Tanah dalam kontrak yang

memuat klausul alokasi risiko sebagai landasan keuangan investor, dengan dengan

catatan sebagai berikut :

Biaya Pengadaan Tanah.

= Biaya Pembebasan Lahan + Biaya Risiko Keterlambatan

= 18.430.500.000 + 6.911.437.500.

= Rp. 25.341.937.500.

Di bawah ini diberikan contoh menghitung probabilitas dengan sumber resiko

Perubahn Pekerjaan (change order) dalam pekerjaan proyek konstruksi dengan

metode Fault Tree.

Diagram Fault Tree Perubahan Pekerjaan

TerjadiPerubahan Pekerjaan

(change order)

And

Desain Kurang Lengkap

Frek.A;50%

Penambahan Volume Pekerjaan

Frek.B ; `35%

And Or

Perencanaan KurangCakap

Frek.C; 25%

Perencanaan KurangCakap

Frek.D; 25%

Order Owner Frek.E; 76%

Order Kontraktor Frek.E; 76%

And

And

Tambahan Fasilitas

Frek.G; 59%

Kebutuhan Fasilitas BaruFrek.H; 17%

Penambahan Pekerjaan

Frek.I; 20%

Kebutuhan Fasilitas

Frek.J; 27%

Or

Tambahan Fasilitas

Frek.K; 31%

Tambahan Fasilitas

Frek.L; 56%

2.12 PERENCANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Proses awal pencernaan sistem informasi manajemen proyrek dimulai dari pengolahan data dan informasi

dengan menggunakan rogram komputer, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Mengklasifikasikan data dengan cara membagi dan memisahkan data menjadi kumpulan-

kumpulan berdasarkan karakteristik masing-masing.

2. Membuat rancang bangun sistem dan struktur data untuk memudahkan proses identifikasi.

3. Melakukan kalkulasi sistem (running process).

4. Integrasi sistem dilakukan dengan tujuan agar hasil kalkulasi yang telah dibuat dapat dipadukan

menjadi suatu kesatuan sistem yang lengkap dan saling berkaitan.

5. Menyimpan dan informasi aktual agar terdokumentasi secara baik dan memudahkan proses

pembentukan Relational Database Management System.

Langkah-langkah di atas bila dilakukan dengan sistemmatis, terpadu dan termat akan memberikan

struktur pengolahan data yang memudahkan data input, proses pengolahan data, dan hasil akhir sesuai

harapan.

Hubungan antarbagian pada Relational Database Management System ditunjukkan pada Gambar 2.13

dengan hasil akhir yang ditunjukkan adalah system pendukung keputusan (Secision Support System).

Relational Data Base Management System ( RDBMS )

Sistem OrganisasiDan Manajemen

Lain-lain• Peraturan/legal• Standarisasi• Mitra bisnis• Data Base umm

ProjectManagement

Information System

• Laporan keuangan• Laporan operasional• Laporan kinerja• Laporan rapat• Laporan lengkap

DatabaseWilayahOperas

Database sumber Daya Sistem dan Teknologi

DatabaseFasilitas dan

Peralatan

Decision Support System

PENJADWALAN PROYEK

3.1 PENDAHULUAN.

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang

dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek

dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan

material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian

proyek.

Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia

untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan

suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan

keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut :

Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-

batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.

Memberikan serana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan

realistis dalam penentuan alokasi proiritas terhadap sumberdaya dan waktu.

-

Memberikan sarana untuk untuk menilai kemajuan pekerjaan.

Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan

proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.

Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan

Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.

Kompleksitas penjadwalan proyek sangan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

• Sasaran dan tujuan proyek.

• Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule

• Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia

• Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang

hilang dan hari-hari libur.

• Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya

• Kerja lembur dan pembagian, shift kerja untuk mempercepat proyek.

• Sumber daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia.

• Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas

3.2 METODE PENJADWALAN PROYEK.

Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola

waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan menggunakan metode-metode

tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap

kinerja penjadwalan.

3.2.1 Waktu dan Durasi Kegiatan.

Dalam kontek penjadwalan, terdapat dua perbedaan yaitu waktu (time) dan kurun

waktu ( duration ) . Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun waktu atau

durasi menunjukan lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 jam.

Sebagai Contoh :

o Kemampuan crew menyelesaikan pekerjaan dinding bata rata-rata adalah 10 m²/hari.

o Produktivitas crew tersebut adalah 10 m²/hari.

o Volume pekerjaan dinding bata 240 m²

Maka :

-

Maka :

Durasi pekerjaan dinding bata = Volume pekerjaan/produktivitas crew

= 240 m² / 10 m²/hari.

= 24 hari

Bila produktivitas crew untuk pekerjaan galian tanah rata-rata adalah 3 m³/jam, sedangkan

volume pekerjaan adalah 500 m³ ,

Maka :

Durasi pekerjaan galian tanah = Volume pekerjaan / produktivitas crew.

= 500 m³ / 3 m³/jam.

= 166,67 jam.

Bila 1 hari ~ 8 jam kerja = 166,67 jam / 8 jam/hari.

= 20,83 hari ~ 21 hari.

3.2.2 Bagan Balok atau Barchart .

Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan balok, dengan panjang

balok sebagai representasi dari durasi setiap bagian. Format dengan baloknya informatif, mudah

dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana.

3.2.3 Kurva S atau Hanumm Curve

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warrnen T. Hanumm atas

dasar pengamatan terhadap pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal

hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan

kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direprentasikan sebagai persentase

kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.

Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing kegiatan

pada suatu periode di antara durasi proyek diplotkan terhadap sumber sumbu vertikal

sehingga bisa hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk

demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit,

kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir

proyek volume kegiatan kembali mengecil.

Contoh untuk menbuat kurva S-Rencana dengan kombinasi barchart, dibuatkan

Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) pembangunan rumah sederhana

Contoh untuk menbuat kurva S-Rencana dengan kombinasi barchart, dibuatkan

Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) pembangunan rumah sederhana

Rencana Anggaran Biaya Rumah Sederhana

NO Uraian Pekerjaan Unit VolumeHarga Satuan

Jumlah Bobot

A Galian Tanah m3 36,60 40.000,00 1.464.000,00 1,46

B Pondasi Batu Kali m3 25,00 150.000,00 3.750.000,00 3,75

C Sloof Beton m3 2,70 2.500.000,00 6.850.000,00 6.75

D Kolom dan Balok Beton m3 4.30 2.500.000,00 10.750.000,00 10,75

E Ring Balok m3 2.30 2.500.000,00 5.750.000,00 5,75

F Dinding Bata M2 215,00 85.000,00 18.275.000,00 18,28

G Pintu dan Jendela M2 16,97 575.000,00 9.757.000,00 9,76

H Keramik M2 125,02 55.000,00 6.876.100,00 6,88

I Cat M2 416,49 35.000,00 14.577.150,00 14,58

J Atap m2 176,40 125.000,00 22.050.000,00 22,05

Jumlah 100.000.000,00 100,00

Keuntungan Kontraktor 10 % 10.000.000,00

Jumlah 110.000.000,00

Pajak PPn 10 % 11.000.000,00

Total Biaya Proyek 121.000.000,00

Menghitung Bobot Pekerjaan

Untuk monitoring proyek dengan mengunakan kurva S, diperlukan suatu unit satuan

pekerjaan yang seragam karena unit masing-masing pekerjaan berbeda-beda seperti

m3, m2, dan m1 , maka disamakan dalam bobot % dengan satuan seragam.

Jumlah Biaya setiap pekerjaan

Bobot ( % ) = ------------------------------------------ x 100 %

Nilai proyek

o Bobot pekerjaan Galian Tanah

= Rp. 1.464.000/Rp. 100.000.000 x 100% = 1,46 %

o Bobot pekerjaan Pondasi Batu Kali

= Rp. 3.750.000/Rp.100.000.000 x100% = 3.75 %

Penggunaan Barchart dikombinasikan dengan kurva S Rencana

1. Pada barchart dengan durasi serta urutan kegiatan yang telah ditentukan, maka bobot

perminggunya adalah sebagai berikut :

• Bobot Pekerjaan Galian 1,46 % dibagi 3 minggu masing-masing sebesar 0,49

%.

• Bobot Pekerjaan Pondasi 3,75 % dibagi 3 minggu masing-masing sebesar 1,25

%, dst.

2. Setiap minggu semua bobot tiap-tiap pekerjaan pada barchart

dijumlahkan kebawah sehingga didapat bobot rencana perminggu, dari

minggu pertama hingga minggu seterusnya.

2. Setiap minggu semua bobot tiap-tiap pekerjaan pada barchart dijumlahkan

kebawah sehingga didapat bobot rencana perminggu, dari minggu pertama hingga

minggu seterusnya.

3. kemudian dihitung pula bobot rencana komulatif tiap minggunya dengan

menjumlahkan bobot minggu ke -0 dengan minggu pertama, lalu bobot minggu

pertama dengan kedua dstnya.

4. Untuk membuat kurva S rencana dilakukan plotting bobot rencana kumulatif.

Bobot- bobot tersebut di plot, kemudian tarik garis yang menghubungkan masing-masing

titik bobot tersebut sehingga membentuk kurva S.

Kurva S Rencana dengan Kombinasi Barchart

MingguBobot KumNo Kegiatan Bobot (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Galian 1,46 0,49 0,49 0,49 100

Pondasi 3,75 1,25 1,25 1,25

Sloof 6,75 2,25 2,25 2,25

Kolom Beton 10.75 2,69 2,69 2,69 2,69

Ring Balok 5.75 2,88 2,88

Dinding Bata 18,28 4,57 4,57 4,57 4,57 50

Pintu Jend. 9,76 3,25 3,25 3,25

Keramik 6,88 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72

Cat 14,58 3,65 3,65 3,65 3,65

Atap 22,05 7,35 7,35 7,35 7,35 10

Total 100,00

Rencana 0.49 0.49 1,74 3,50 7,91 11,23 12,23 15,88 14,34 13,87 11,00 7,35

Renc.Kum. 0,49 0.98 2.27 6,22 14,12 25,35 37,58 53,46 67,80 81,67 92.67 100

Realisasi

Real.Kum.

Deviasi ±

3.2.4 Metode Penjadwalan Linier ( Diagram Vektor )

Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif

sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang

seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, trowongan/tunnel atau

proyek industri manufaktur.

Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung

bertingkat dengan keragaman masing-masing tingkat berguna relatif sama.

3.2.5 Metode Penjadwalan Network Planning

Metode ini dikembangkan untuk mengendalika sejumlah besar kegiatan yang memiliki

ketergantungan yang komplek, relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas , dan

dapat memperlihatkan kegiatan kritis.

Tahapan Penyusunan Network Scheduling :

1. menginventarisasi kegiatan-kegiatan dari paket WBS berdasarka item pekerjaan, lalu

diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.

2. Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan,

volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta produktivitas pekerja.

3. -

3 Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga

kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului ( predecessor ), kegiatan

yang didahului ( successor ).

4 Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setalah langkah-

langkah di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.

Activity On Arrow Diagram ( AOA )

Diagram AOA

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Diagram Network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan

kegiatan dan nde-nya menggambarkan peristiwanya / event . Node pada permulaan

anak panah ditetukan sebagai I-Node, sedang pada akhir anah panah ditentukan

sebagai J – Node, hubungan keterkaitannya adalah Finish – Start.

2. -

J EET

j

LETj

I EET

i

EETi

ES EF

LS LF

2. Menggunakan perhitungan maju (Forwart pass) untuk memperoleh wktu mulai

paling awal (EETi = Earliest Event Time node I ) pada I-Node dan waktu paling awal

(EETj = Earliest Event Time node j ) pada J-Node dan seluruh kegiatan, dengan

mengambil nilai maksimumnya, begitu juga dengan nilai seperti di bawah ini .

• ES ( Earliest Start) : Saat paling cepat untuk mulai kegiatan.

• EF ( Earliest Finish ) : Saat paling cepat untuk akhir kegiatan

3. Menggunakan perhitungan mundur (beckward pass) untuk memperoleh waktu selesai

paling lambat (LETi = Latest Event Time node i) pada I-Node dan waktu selesai paling

lambat (LETj = Latest Event Time node j) pada J-Node dari seluruh kegiatan, dengan

mengambil nilai minimumnya, begitu juga dengan nlai seperti dibawah ini .

• LF (Latest Finish) : Saat paling lambat untuk akhir kegiatan

• LS (Lastest Start) : Saat paling lambat untuk mulai kegiatan

4. Di antara 2 peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan, sehingga untuk

menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi.

5. Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di mana

pendekatan yang dilakukan hanya menggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya.

Lintasan kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang mempunyai durasi-

terpanjang yang dapat diketahui bila kegiatannya mempunyai Total Float, TF = 0.

6. Float : batas toleransi keterlambatan suatu gegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk

optimasi waktu dan alokasi sumber daya.

Dibawah ini diberi contoh network AOA serta tabel perhitungannya.

Diagram AOA dengan Metode CPM

1

3

2

4

5 6B(5)

A(4)

C(3)

D(6)

E(3)

F(2)

G(6)

H(4)

I(4)0

0 5

5

11

8

11 15

15

11

11

13

J

EETj

LETj

I

EETi

EETi

ES EF

LS LF

Pada diagram AOA dengan Metode PCM menjelaskan contoh Actyvity On Arrow

Diagram dengan metode CPM, dimana kegiatan ada pada anak panah disertai dengan

jumlah durasi masing-masing kegiatan antara lain :

• Hasil perhitungan arah maju (forward pass) untuk mendapatkan nilai ES dan EF

• Hasil perhitungan arah mundur (bacward pass) untuk mendapat nilai LF dan LS

1. Perhitungan forward pass (arah maju) pada peristiwa dan kegiatan

a. Pada peristiwa /event No 2

EET2 = EET1 + durasiB = 0 + 5 = 5 hari , dimana EET1 = 0 .

b. Pada peristiwa /event No. 3, terdapat 2 kegiatan yang mendahului A dan D, dipilih nilai

yang maksimum yaitu D .

EET3 = EET1 + durasi = 5 + 6 = 11 hari.

c. Pada kegiatan A

ES A = EET1 = 0

EFA = ESA + durasiA = 0 + 4 = 4 hari.

d. Pada kegiatan H , terdapat 2 kegiatan yang mendahului C dan E apabila nilai yang

maksimum yaitu E

Perhitungan diatas dilanjutkan untuk semua peristiwa dan kegiatan.

Diagram AOA dengan Metode CPM

2. Perhitungan backrward pass (arah mundur) pada peristiwa dan kegiatan

a. Pada peristiwa /event No 2 , terdapat 3 kegiatan yang mengikuti D, E, dan G, dipilih nilai

yang minimum yaitu G

LET2 = LET5 - durasiG = 11 - 6 = 5 hari , dimana LET5 = 11 hari .

b. Pada peristiwa /event No. 3

LET2 = LET5 - durasiF = 15 - 2 = 13 hari. Dimana LET5 = 11 hari

c. Pada kegiatan A

LF A = LET6 = 13 hari

LSA = LFA - durasiA = 13 - 4 = 9 hari.

d. Pada kegiatan H.

LFH = LET6 = 15 hari

LSH = LFH – durasiH = 15 – 4 = 11 hari

e. Total Float kegiatan A = LETj – EETi – Durasi = 13 – 0 – 4 = 9 hari.

f. Free Float kegiatan A = EETj – EETi – Durasi = 11 – 0 – 4 = 7 hari.

Perhitungan diatas dilanjutkan untuk semua peristiwa dan kegiatan.

Diagram AOA dengan Metode CPM

Tabel Hasil Perhitungan Diagram AOA

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

• Lintasan keritisnya adalah lintasan dengan durasi terpanjang, dan kegiatannya mempunyai

total float = 0 , yaitu B – G – I

• Durasi terpanjang ada pada lintasan B – G – I , yaitu 15 hari.

Kegiatan Durasi (hari) ES EF LF LS TF FF

A 4 0 4 13 9 9 7

B 5 0 5 5 0 0 0

C 3 0 3 11 8 8 5

D 6 5 11 13 7 2 0

E 3 5 8 11 8 3 0

F 2 11 13 15 13 2 2

G 6 5 11 11 5 0 0

H 4 8 12 15 11 3 3

I 4 11 15 15 11 0 0

Contoh penggunaan Metode Network Planning untuk PDM

Dari hasil uraian-uraian di atas, diberikan contoh penjadwalan metode PDM dengan data-

data analisisnya, dengan PDM serta hasil kesimpulannya seperti dibawah ini :

Data Analisis Network Planning untuk PDM

Ditanya :1. Susunlah diagram precedence-nya2. Lakukan analisis network untuk memperoleh nilai ES, EF, LS, LF

3. Tentukan durasi proyek dan kegiatan kritisnya

Penyelasaian

Kode Kegiatan Durasi (hari) Predecessor Jenis Keterkaitan

A 5 ---- ----

B 6 A F – S

C 4 ---- ----

D 5 B F – S

E 4 B ,C F – S

F 1 C S – S lag 1 hari

G 1 E,H,I F – s

H 5 D F – s lead 3 hari

I 3 F F - S

Penyelasaian ;

Langkah pertama adalah membuat diagram precedence untuk masing-masing kegiatan,

dengan menampilkan data kegiatan, durasi dan hubungan keterkaitan antara kegiatan.

Kemudian melakukan perhitungan maju (forward pass) dengan di dapat ES dan EF dari nilai

yang paling maksimum. Selanjutnya dilakukan perhitungan mundur (backward pass) sehingga

didapat nilai LS dan LF dari nilai yang paling minimum. Bila beberapa kegiatan tidak

mempunyai predecessor dan successor, maka agar tidak membuat kondisi dangling, diberikan

kegiatan dummy.

Keadaan F-S. Keadaan S-S Esj = Efi – Lead Esj = Esi + Lag Lfi = LSj + Lead Lsi = Lsj – Lag TF = LF – ES – durasi

Contoh Metode Network Planning untuk Precedence Diagram Method (PDM )

0 5 0DamyStart

Dur = 00 0 0

5 20 11Task BDur = 6

5 0 11

18 90 19Task GDur = 1

18 0 19

11 50 15Task EDur = 4

14 3 18

0 30 4Task CDur = 4

10 10 14

1 60 2Task FDur = 1

14 13 15

0 10 6Task ADur = 5

0 0 5

11 40 16 Task DDur = 5

0 0 5

13 70 18 Task HDur = 5

13 0 18

2 80 5Task IDur = 3

15 13 18

ES No. Task EF Task Durasi

LS TF LF

1. Perhitungan forward pass (arah maju ) pada kegiatan / Node

a. Task B

ESB = EFA = 5 hari EFB = ESB + durasiB = 5 + 6 = 11 hari

b. Task E, terdapat 2 kegiatan yang mendahului B dan C, dipilih nilai maksimum yaitu

B

ESE = EFB = 11 hari EFE = ESE + durasiE = 11 + 4 = 15 hari.

c. Task F.

ESF = ESC + Lag = 0 + 1 = 1 hari, EFF = ESF + DurasiF = 1 + 1 = 2 hari

d. Task H

ESH = EFD – Lead = 16 – 3 = 13 hari, EFH = ESH + durasiH = 13 + 5 = 18 hari

Perhitungan diatas dilanjutkan untuk semua kegiatan

2. Perhitungan backward pass ( arah mundur ) pada kegiatan / Node.

a. Task B, terdapat 2 kegiatan yang mengikuti D dan E, dipilih nilai yang minimum

yaitu D.

LFB = LSD = 11 hari LSB = LFB – durasiB = 11 – 6 = 5 hari

b. -

b. Task E

LFE = LSG = 18 hari LSE = LFE – durasiE = 18 – 4 = 14 hari

c. Task C, terdapat 2 kegiatan yang mengikuti E dan F, dipilih nilai yang minimum

yaitu E

LFC = LSE = 14 hari LSC = LFC – durasiC = 14 – 4 = 10 hari

d. Task D

LFD = LSH + Lead = 13 + 3 = 16 hari, LSD = LFD – durasiD = 16 – 5 = 11 hari

e. Total Float kegiatan A = LFA – ESA – Durasi A = 5 – 0 – 5 = 0 hari.

f. Total Float KegiatanC = LFC – ESC – Durasi C = 14 – 0 -4 = 10 hari

g. Total Float Kegiatan E = LFE - ESE - Durasi E = 18 – 11 – 4 = 3 hari

Perhitungan diatas dilanjutkan untuk semua kegiatan

Analisis Durasi, Total Float dan Kegiatan Kritis PDM

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

Kegiatan kritisnya pada total floatnya , TF = 0 dengan durasi proyek terpanjang ,

adalah pada A – B – D – H – G

Durasi proyek pada lintasan tersebut di atas adalah 19 hari

Kegiatan Durasi ( hari) ES EF LF LS TF

A 5 0 5 5 0 0

B 6 5 11 11 5 0

C 4 0 4 14 10 10

D 5 11 16 16 11 0

E 4 11 15 18 14 3

F 1 1 2 15 14 13

G 1 18 19 19 18 0

H 5 13 18 18 13 0

I 3 2 5 18 15 13