Bahan Kuliah IUT.pdf

43
ILMU UKUR TANAH 2 SKS JTS FT-UNRAM 2012 PENDAHULUAN TUJUAN ILMU UKUR TANAH Memindahkan situasi/kondisi lokasi proyek/daerah yang akan direncanakan ke dalam bentuk dua dimensi (dalam kertas) sehingga memudahkan dalam tahap perencanaan (desk design) APA SAJA YANG PERLU DIPINDAHKAN Segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan: 1. Bentuk permukaan tanah 2. Konstruksi alam: sungai, tebing, pantai, goa, dll 3. Lokasi bangunan yang telah ada (existing). Lokasi pohon/tutupan vegetasi (untuk perencanaan hotel misalnya) • dll.

Transcript of Bahan Kuliah IUT.pdf

  • ILMU UKUR TANAH2 SKS

    JTS FT-UNRAM

    2012

    PENDAHULUAN

    TUJUAN ILMU UKUR TANAH

    Memindahkan situasi/kondisi lokasi proyek/daerah yang akan

    direncanakan ke dalam bentuk dua dimensi (dalam kertas) sehingga

    memudahkan dalam tahap perencanaan (desk design)

    APA SAJA YANG PERLU DIPINDAHKAN

    Segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan:

    1. Bentuk permukaan tanah

    2. Konstruksi alam: sungai, tebing, pantai, goa, dll

    3. Lokasi bangunan yang telah ada (existing).

    Lokasi pohon/tutupan vegetasi (untuk perencanaan hotel misalnya)

    dll.

  • PENDAHULUAN

    PENDAHULUAN

  • PENDAHULUAN

    PENDAHULUAN

  • 65.6

    64.7

    64.3

    64.163.962.8

    63.3

    62.862.7

    62.3

    62.2

    64.363.261.9

    61.4

    61.8

    63.563.362.560.8

    60.8

    62.861.660.7

    65

    64

    6362

    61

    61

    62

    6364

    PENDAHULUAN

    65

    64

    6362

    61

    61

    62

    6364

    PENDAHULUAN

  • PENDAHULUAN

    INFORMASI YANG DISAMPAIKAN DARI PETA TOPOGRAFI:

    1. POSISI/KOORDINAT SEMUA TITIK (X,Y)

    PENDAHULUAN

    2. TINGGI/ELEVASI SEMUA TITIK TERSEBUT (Z).

    Z2

    Z1 Z6

    Z3

    Z4

    Z5

  • YANG DIPELAJARI DALAM ILMU UKUR TANAH:

    1. MENGUKUR POSISI (KOORDINAT) SEMUA TITIK.

    2. MENGUKUR BEDA TINGGI (ELEVASI) SEMUA TITIK.

    3. PENGGAMBARAN PETA (SITUASI, KONTUR)

    4. MELETAKKAN TITIK DALAM PERENCANAAN KE LAPANGAN

    5. PENGENALAN ALAT-ALAT SURVEY TOPOGRAFI TERKINI

    PENDAHULUAN

    MATERI KULIAH

    Konsep Dasar Ilmu Ukur Tanah definisi, maksud dan tujuan serta ruang lingkup IUT,

    dasar-dasar pengukuran (sistem koordinat, bidang perantara dan referensi, sudut dan jarak, skala dan peta)

    Metode pengukuran tanah dengan theodolit dan sipat datar (waterpas) Pengenalan alat,

    pengenalan titik kerangka horizontal dan vertikal sebagai titik ikat dan istilah-istilah terkait;

    penetapan titik detail,

    pengukuran jarak dan beda tinggi (tachymetri) secara optis

    Konsep Pembuatan Peta dan Aplikasinya dasar-dasar pembuatan peta,

    pengumpulan dan tabulasi data hasil pengukuran,

    perhitungan koordinat horizontal dan vertikal,

    penggambaran peta situasi (titik kerangka, titik detail dan kontur), penggunaan peta situasi dalam rekayasa sipil

  • MATERI KULIAH

    Teknik pematokan kembali titik-titik di lapangan berdasarkan

    data koordinat

    Pengenalan Peralatan Survey Topografi Terkini

    SISTEM PENILAIAN

    KEHADIRAN/PRESENSI

    Minimal 75% dari total tatap muka

    Jumlah yang hadir sama dengan jumlah tandatangan

    Waktu hadir maksimal 15 menit dari waktu normal

    Syarat mengikuti ujian

    KOMPONEN PENILAIAN

    Tugas harian 10%

    Praktikum 20%

    UTS 30%

    UAS 40%

  • DEFINISI

    1. GARIS VERTIKAL

    Adalah garis yang berimpit dengan arah gaya berat

    Selalu menuju ke pusat bumi

    Ditunjukkan oleh garis unting-unting

    2. PERMUKAAN DATAR

    Permukaan lengkung yang pada tiap titiknya selalu tegak lurus

    dengan garis vertikal

    Rata-rata air

    3. BIDANG HORIZONTAL

    Sebuah bidang horizontal yang tegak lurus garis vertikal

    Bukan bidang datar

    1. GARIS HORIZONTAL

    Adalah garis yang tegak lurus dengan garis vertikal

    2. DATUM

    Sebarang permukaan datar yang dipakai sebagai acuan elevasi

    Paling ideal adalah elevasi muka air laut rata-rata

    3. ELEVASI

    Jarak vertikal dari sebuah datum sampai ke suatu titik atau objek

    4. BENCH MARK (BM)/TITIK TETAP DUGA

    Sebuah objek yang relatif tetap, alamiah maupun buatan, mempunyai

    titik yang ditandai, yang elevasinya diatas atau dibawah datum yang

    dipakai, diketahui atau dianggap tertentu

    (DEFINISI)

  • (DEFINISI) POSISI/KOORDINAT TITIK

    KOORDINAT (X,Y)

    1. DINYATAKAN DALAM KOORDINAT SUMBU X (SUMBU HORIZONTAL)

    DAN SUMBU Y (SUMBU VERTIKAL)

    2. ARAH UTARA DIPAKAI SEBAGAI SUMBU Y POSITIF

    SU

    MB

    U Y

    SUMBU X

    (X,Y)

    (0,0)

    SU

    MB

    U Y

    UTA

    RA

    Y

    X

    SUMBU X

  • SISTEM KOORDINAT:

    1. KOORDINAT GLOBAL

    Berpedoman pada titik bench-mark (BM) resmi yang dibuat oleh

    pemerintah

    Bisa berpedoman pada alat GPS (Global Positioning System)

    Sesuai dengan sistem koordinat yang dipakai oleh Bakosurtanal

    (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional)

    Cocok jika di-overlay (digabungkan?) dengan peta-peta produk

    Bakosurtanal

    (DEFINISI) POSISI/KOORDINAT TITIK

    SISTEM KOORDINAT:

    2. KOORDINAT LOKAL

    1. Ditentukan di sembarang lokasi

    2. Berlaku setempat, di daerah yang diukur

    3. Ditandai dengan patok bench mark (BM) lokal

    (DEFINISI) POSISI/KOORDINAT TITIK

  • (DEFINISI) BEDA TINGGI/ELEVASI

    1. ELEVASI GLOBAL

    1. Berpedoman pada titik bench-mark (BM) resmi yang dibuat oleh

    pemerintah

    2. Titik acuannya adalah elevasi muka air laut rata-rata nasional

    3. Sesuai dengan sistem koordinat yang dipakai oleh Bakosurtanal

    4. Cocok jika di-overlay dengan peta-peta produk Bakosurtanal

    5. GPS tertentu memberikan nilai perkiraan yang baik, umumnya elevasi

    dari GPS tidak cukup akurat.

    2. ELEVASI LOKAL

    1. Ditentukan sembarang

    2. Berlaku setempat, hanya di lokasi pengukuran

    3. Ditandai dengan elevasi puncak BM lokal (jadi satu dengan BM lokal

    untuk koordinat lokal)

    (DEFINISI) SUDUT HORIZONTAL

    1. SUDUT HORIZONTAL ANTARA DUA JURUSAN DI SUATU TITIK

    (SUDUT BELOK)

    Diawali dari titik awal kemudian diputar searah jarum jam ke titik akhir

    2. SUDUT AZIMUTH

    Diawali dari arah Utara, searah jarum jam ke titik yang dituju

    ahirawal ahir

    awal

    S

    S

    B

    Utara

    Y

    XA

    ab

    xy

    Utara

  • (DEFINISI) SUDUT VERTIKAL

    SUDUT ZENITH

    Diawali dari arah VERTIKAL KE ATAS

    Kondisi BIASA jika sudut 90o adalah posisi horizontal

    Kondisi LUAR BIASA jika posisi horizontal sudutnya 270o

    Vertikal

    ke atas

    90

    Teropong horizontal

    Vertikal

    ke atas

    Teropong horizontal

    270

    BIASA LUAR BIASA

    (DEFINISI) SUDUT VERTIKAL

    SUDUT HELING

    Diawali dari arah DATAR

    Kondisi BIASA jika sudut 0o adalah posisi horizontal

    Kondisi LUAR BIASA jika posisi horizontal sudutnya 180o

    0

    Teropong horizontal Horizontal Teropong horizontal

    180

    BIASA LUAR BIASA

    Horizontal

  • (DEFINISI) JARAK

    JARAK MIRING/JARAK LANGSUNG

    Jarak antara dua titik yang diukur secara langsung

    Jarak yang diperoleh langsung dari pengukuran

    Dipakai dalam perhitungan untuk mendapatkan jarak datar dan elevasi titik

    JARAK DATAR (dAB)

    JARAK DATAR

    Jarak antara dua titik yang diukur dari bidang datar

    Jarak yang digunakan dalam penggambaran peta

    PENGUKURAN WATERPAS

    DISEBUT JUGA PENGUKURAN SIPAT DATAR

    Bisa mengukur jarak DATAR antar titik

    Bisa mengukur BEDA TINGGI antar titik

    TIDAK BISA/TIDAK TELITI untuk perhitungan KOORDINAT titik

    WATERPAS

    Hanya bisa bergerak horizontal

    Teropong selalu pada posisi tegak lurus dengan sumbu vertikalnya

    Pembacaan sudut horizontal ketelitiannya rendah

  • (PENGUKURAN WATERPAS)

    PERALATAN UNTUK PENGUKURAN

    BT

    BA

    BB

    Waktu pengukuran,

    gelembung nivo

    harus di tengah!

    (PENGUKURAN WATERPAS)

    PENGUKURAN JARAK DENGAN WATERPAS

    Prinsip pengukuran : metode tachymetry

    l

    Jarak, d

    tg (2 )= 0 .5 ldd = (0 .5 l ) ctg (2)d = [(0 .5) ctg (2)] (l )

    Pada waterpas, dibuat konstan

    sedemikian rupa sehingga

    d = 100 * (BA - BB)

    ( ) 1002

    0.5 =

    ctg

  • (PENGUKURAN WATERPAS)

    PENGUKURAN BEDA TINGGI

    Elevasi Titik A (ZA)

    sudah diketahui, akan

    dicari elevasi Titik B (ZB)

    Source: e-educaion.psu.edu

    BS = back sign,

    = bidikan belakang

    FS = front sign,

    = bidikan depan

    HI = height of instrument

    = tinggi alat

    Catatan:

    BS dan FS adalah bacaan

    benang tengah

    (PENGUKURAN WATERPAS)

    PENGUKURAN BERTAHAP

    FS 1.00BS 1.50

    BS 1.71

    BS 1.85

    BS 1.67

    BS 1.45

    BS 1.35

    FS 1.15

    FS 1.25

    FS 1.13

    FS 1.12

    FS 1.04

    BM 01

    BM 02

    P1

    P2

    P3

    P4

    P5

  • Lokasi Alat Tinggi Alat (mm) Titik Bidik BA BT BB

    7 2900 1 2770 1700 0631

    2 3370 2600 1830

    3 2171 1100 0030

    6 2668 1900 1132

    8 4570 3800 3030

    11 2891 1800 0710

    12 3570 2800 2030

    13 4888 3800 2713

    9 3750 8 5218 4450 3683

    4 2268 1500 0733

    5 2190 1100 0010

    10 4268 3500 2733

    14 6118 5350 4583

    15 5739 4650 3561

    (PENGUKURAN WATERPAS)

    PENGUKURAN TRASE

    1 23

    48

    9 1011

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

    0 50 150 200 250 300 350 400 450 500 550

    alatalat

    alat7

    Elevasi

    Patok

    Jarak (m)

    Jarak langsung (m)

    50

    55

    60

    65

    70

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    xx.x

    5

    6

  • 1 23

    45

    6 8

    9 10

    BA BT BB

    1 1650 2 1325 1150 975

    3 1645 2 2345 2145 1945

    4 1585 1400 1215

    5 1630 4 1810 1630 1450

    6 2085 1880 1675

    7 1705 6 2135 1955 1775

    8 1615 1405 1195

    9 1685 8 2260 2135 2010

    10 1320 1185 1050

    Lokasi

    AlatTitik Bidik

    Tinggi

    Alat (mm)

    Bacaan Benang (mm)

    Sketsa lokasi dan hasil pengukuran trase dengan waterpas disajikan berikut ini

    1. Hitung jarak dan beda tinggi antar titik!

    2. Gambarkan trase/potongan memanjang trase tersebut!

    (PENGUKURAN WATERPAS)

    PENGUKURAN GRID

    65.6

    64.7

    64.564.364.163.963.362.8

    63.362.362.762.362.2

    64.363.261.961.461.8

    63.563.363.162.560.860.8

    63.463.362.862.361.660.7

    65

    64

    6362

    61

    61

    62

    6364

    64.5

  • (PENGUKURAN WATERPAS)

    PENGUKURAN GRID

    65

    64

    6362

    61

    61

    62

    6364

  • 15

    4

    3

    2

    6

    10

    9

    8

    7

    11

    15

    14

    13

    12

    16

    20

    19

    18

    17

    21

    25

    24

    23

    22

  • BA BT BB

    Titik 7 0940 1 3994 3640 3286

    2 3291 3040 2790

    3 3294 2940 2586

    6 3991 3740 3489

    8 2688 2440 2192

    11 3536 3140 2745

    12 2081 1830 1579

    13 3694 3340 2986

    Titik 9 1620 8 1171 0920 0669

    4 1771 1520 1269

    5 3474 3120 2766

    10 3070 2820 2570

    14 2370 2120 1870

    15 2774 2420 2066

    Titik 17 1388 12 0529 0278 027

    16 2039 1788 1537

    18 2338 2088 1838

    21 3842 3488 3134

    22 3638 3388 3138

    23 3692 3338 2984

    Titik 19 1445 14 1295 1045 0795

    20 2995 2745 2495

    24 3195 2945 2695

    25 3499 3145 2791

    Lokasi AlatTinggi Alat

    (mm)Titik Bidik

    Bacaan Benang (mm)

    KOORDINAT

    PENDAHULUAN

    P (0 ,0) X

    Y

    Y

    A(10 ,4)

    XPA

    = XA

    - XP

    = 10 0

    = 10

    Koordinat titik (X ,Y)

    YPA

    = YA

    - YP

    = 4 0

    = 4

    (diketahui)

    (diketahui)

    (dihitung)

    X(dihitung)

  • KOORDINAT

    P (4 ,8)

    X

    Y

    X

    Y

    A(13 ,14)

    XPA

    = XA

    - XP

    = 13 4

    = 9

    YPA

    = YA

    - YP

    = 14 8

    = 6

    (diketahui)

    (diketahui)(dihitung)

    (dihitung)

    KOORDINAT

    X

    Y

    XPA

    = XA

    - XP

    = (-13) (-4)

    = -9

    YPA

    = YA

    - YP

    = 4 8

    = -4

    P (-4 ,8)

    X

    Y

    A(-13 , 4)(diketahui)

    (diketahui)

    (dihitung)

    (dihitung)

  • KOORDINAT

    P (4 ,8)

    X

    Y

    X

    Y

    A(X

    A,Y

    A)

    XPA

    = XA

    - XP

    YPA

    = YA

    - YP

    (diketahui)

    XA

    = XP

    + XPA

    YA

    = YP

    + YPA

    PENGUKURAN TEODOLITH

    PENDAHULUAN

    PA

    PA

    P (XP

    ,YP) X

    Y

    Koordinat titik A,

    relatif terhadap titik P

    (Koordinat diketahui)

    XPA

    YPA

    A(X

    A ,Y

    A)

    XA = XP + XPA

    dPA

    XPA = dPA . sin PA

    YA = YP + YPA

    YPA = dPA .cos PA

    jPA

    dPA = jPA . cos PA

  • PENGUKURAN TEODOLITH

    PENDAHULUAN

    PA

    P (XP

    ,YP) X

    YPA = azimuth (sdt horizontal)

    jPA = jarak langsung/miring

    = sudut heling (sdt vertikal)

    (Koordinat diketahui)

    XPA

    YPA

    A(X

    A ,Y

    A)

    dPA

    HARUS DIUKUR!

    TEODOLITH

    dPA = jarak datar

    THEDOLITH

    PENGUKURAN TEODOLITH

    TOTAL STATION

  • PENGUKURAN TEODOLITH

    1. PENGUKURAN SUDUT

    10O 10 15

    63O 9 30

    127O 10 5

    192O 41 10

    Besaran sudut (vertikal maupun horizontal) dinyatakan dalam derajad (o),

    menit () dan detik ().

    1o = 60

    1 = 60

    Contoh

    Pengukuran sudut : dimulai dari awal, diputar searah jarum jam

    PENGUKURAN TEODOLITH

    1. PENGUKURAN SUDUT CARA REITERASI

    P

    A

    B

    CD

    Sudut APB, APC, APD =?

    Titik Bacaan sudut

    Awal 0 Sudut

    BiasaABCD

    LbiasaDCBA

    00O 00 00

    52O 59 10

    117O 07 45

    182O 30 50

    10O 1015

    63O 930

    127O10 5

    192O4110

    12O 41 5

    307O 18 0

    243O 9 25

    190O1020

    00O 00 00

    52O 59 15

    117O 07 50

    182O 30 55

    182O 30 45

    117O 07 40

    52O 59 05

    00O 00 00

    Untuk ketelitian, dilakukan bidikan biasa dan luar biasa

  • PENGUKURAN TEODOLITH

    2. PENGUKURAN SUDUT CARA REPETISI

    P

    A

    B

    Pembacaan sudut dilakukan sebanyak n kali, hasilnya direrata

    Titik Bacaan sudut

    Awal 0 Sudut

    A1xB6xB

    00O 00 00

    66O 05 20

    66O 05 21

    12O 1505

    78O 2025

    48O4710+360O

    00O 00 00

    66O 05 20

    396O 32 05/6

    Akan dicari besarnya sudut APB

    PENGUKURAN TEODOLITH

    3. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI

    d

    h

    HI

    BT

    bak

    ukur

    P

    A

    Beda tinggi titik P dan A

    H + BT = HI + j cos

    H + BT = HI + d ctg

    H = HI + d ctg - BT

    j = (BA-BB) x 0.1 x cos(90- )

    d = j cos(90- )

    d = (BA-BB) x 0.1 x cos2(90- )

  • LATIHANTempat

    alat

    Tinggialat

    (mm)

    Titikbidik

    Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Sudut horizontal

    Atas Tengah Bawah o ' " o ' "

    P0 1435 1 1170 1149 1128 90 10 9 95 37 56

    2 1725 1679 1630 99 39 23 27 12 56

    3 2570 2359 2045 91 32 55 20 12 6

    4 2550 2385 2217 86 41 11 148 28 6

    5 1751 1662 1575 86 40 52 195 36 26

    P1 2105 1810 1510 90 0 20 299 6 46

    Hitunglah :

    a. Sudut horizontal 1-P0-2; 1-P0-3; 1-P0-4; 1-P0-5; 1-P0-P1

    b. Hitung jarak dP0-1, dP0-2, dP0-3, dP0-4, dP0-5, dP0-P1c. Hitung elevasi titik 1, 2, 3, 4, 5, P1

    Y

    X

    TITIK 1

    (X1,Y1)

    O (XO,YO)

    YO1

    XO1

    X1 = XO + XO1

    Y1 = YO + YO1

    PENGHITUNGAN KOORDINAT

    1. PRINSIP PENGHITUNGAN KOORDINAT

    DIKETAHUI

    DICARI X2 = X1 + X12

    Y2 = Y1 + Y12

    X12

    Y12

    TITIK 2

    (X2,Y2)

    X2 = XO + XO2

    Y2 = YO + YO2

  • YX

    TITIK 1

    (X1,Y1)

    O (XO,YO)

    YO1

    XO1

    1

    X1 = XO + XO1

    Y1 = YO + YO1

    sin O1 = XO1

    dO1

    XO1 = sin O1 * dO1

    cos O1 = YO1

    dO1

    YO1 = cos O1 * dO1

    PENGHITUNGAN KOORDINAT

    1. SATU TITIK, DARI SATU TITIK YANG DIKETAHUI

    DIKETAHUI

    DICARI

    Cara ini dilakukan jika jarak dan sudut dapat diukur

    PENGHITUNGAN KOORDINAT

    2. SATU TITIK, DARI DUA TITIK YANG DIKETAHUI

    Cara ini digunakan jika hanya bisa diukur sudutnya, jarak tidak bisa diukur.

    Contoh : pengukuran bathimetri (topografi bawah air) di pantai

    Jarak sulit didapat karena pembacaan benang sangat sulit dilakukan

    akibat ombak.

    a. Mengikat ke Muka

    A (XA,YA)

    B

    (XB,YB)

    P

    (XP,YP)

    DICARI

    AP

    BP

    Dibutuhkan dua alat,

    diletakkan di titik A dan titik B.

    Dilakukan pembidikan dari

    kedua titik tersebut ke titik P

    pada waktu bersamaan.

  • tan AP = XP - XA

    PENGHITUNGAN KOORDINAT

    A (XA,YA)

    B

    (XB,YB)

    P

    (XP,YP)

    AP

    BP

    YP - YA

    YP tan AP - YA tan AP = XP - XA

    tan BP = XP - XB

    YP - YB

    YP tan BP - YB tan BP = XP - XB

    1

    2

    YP =(XB XA) + YA tan AP - YB tan BP

    tan AP - tan BP

    XP = XA + (YP - YA) tan AP

    1 2

    1

    1. METODE POLIGON

    A. POLIGON TERBUKA

    Titik awal

    Titik akhir

    pengukuran

    a. Poligon terbuka

    Keterangan :

    Arah pengukuran

    KERANGKA PENGUKURAN

    Koordinat titik awal dan titik akhir harus sudah diketahui!!

  • B. POLIGON TERTUTUP

    Titik awal dan

    akhir

    b. Poligon tertutup

    P0

    P1

    P2

    P3 P4

    P5

    P6

    P7

    P8 P9

    P10

    P11

    P12

    KERANGKA PENGUKURAN

    Diawali dan diakhiri pada titik yang sama!!

    Tidak perlu koordinat titik awal diketahui!!

    2. METODE JARING SEGITIGA

    Semua titik terkontrol, ketelitian sangat tinggi!!

    Tidak perlu koordinat titik awal diketahui!!

  • B. PERSYARATAN POLIGON

    KERANGKA PENGUKURAN

    ( ) ( )=+ beloksudutnawalakhir 180.

    ( )= sindXX awalakhir( )= cosdYY awalakhir

    ( ) ( ) fbeloksudutnawalakhir

    +=+ 180.

    ( ) fxdXXawalakhir

    += sin

    ( ) fydYYawalakhir

    += cos

    Umumnya persyaratan tidak segera terpenuhi, maka dibutuhkan adanya

    koreksi :

    f Dibagi rata ke seluruh sudut belok!

    fx Dibagi proporsional terhadap jarak!

    fy Dibagi proporsional terhadap jarak!

    KERANGKA PENGUKURAN

  • KERANGKA PENGUKURAN

    CONTOH POLIGON TERBUKA

    Tempat

    alat

    Tinggi

    alat

    (mm)

    Ttik

    bidi

    k

    Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Sudut horizontalKet.

    BA BT BB o ' " o ' "

    A 1425 Utara = 0

    1 2355 2053 1750 89 51 16 251 40 20

    1 1430 A 1100 0797 0494 90 1 22 23 13 2

    2 1560 1061 0561 90 1 22 316 40 42

    2 1468 1 2318 1819 1320 89 54 24 315 28 51

    3 3990 3621 3252 89 54 24 14 49 51

    3 1492 2 1112 0742 0372 88 58 22 129 18 2

    4 2162 1784 1405 88 58 22 5 56 58

    4 1494 3 1564 1185 0805 91 2 22 98 21 18

    5 1658 1323 0987 91 2 22 274 56 36

    5 1472 4 0811 0476 0140 90 1 14 74 30 42

    6 2854 2493 2132 90 1 14 253 59 53

    6 1468 5 1200 0840 0480 89 41 16 210 41 9

    7 2541 2135 1729 89 41 16 349 43 30

    7 1482 6 3111 2705 2299 88 59 32 77 1 27 Utara = 0

    B 2405 1858 1310 88 59 32 106 57 29

    KERANGKA PENGUKURAN

    CONTOH POLIGON TERBUKA

    TitikKoordinat

    X Y Z

    A

    B

    -2732,0

    -3012,9

    1248,0

    1346,7

    31,00

    29,40

    Untuk polygon terbuka, koordinat titik awal dan titik akhir harus diketahui

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    1. Menghitung besarnya sudut belok

    S = (sdt hor. bidikan depan) (sdt hor. bidikan belakang).

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    1. Menghitung besarnya sudut belok

    S1 = 316o 40 42 - 23o 13 02

    = 293o 27 40 = 293,4611o

    S2 = 14o 49 51 - 315o 28 51

    = 59o 21 00 = 59,3500o

    S7

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    1. Menghitung besarnya sudut belok

    S1 = 316o 40 42 - 23o 13 02

    = 293o 27 40 = 293,4611o

    S2 = 14o 49 51 - 315o 28 51

    = 59o 21 00 = 59,3500o

    S3 = 236o 38 56 = 236,6489o

    S4 = 176o 35 18 = 176,5883o

    S5 = 179o 29 11 = 179,4864o

    S6 = 139o 02 21 = 139,03921o

    S7 = 29o 56 02 = 29,9339o

    = 1114,5078o

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    2. Menghitung koreksi sudut belok

    (sudut belok) = 1114,5078o

    ( ) ( ) fbeloksudutnawalakhir

    +=+ 180.

    akhir dan awal didapatkan dari pengukuran :

    akhir = 7B = 106o 57 29 = 106,96o

    awal = A1 = 251o 40 20 = 251,67o

    ( ) o1115,2855180. =+ nawalakhir

    f = 0,7777o Dibagi rata ke seluruh

    sudut belok!

    n = 7

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    2. Menghitung koreksi sudut belok

    Koreksi = 7

    7777,0o

    belokanjumlah

    f=

    = 0,1111o

    Tempat alat

    Tinggi alat (mm)

    Titik bidik

    Sudut Belok Koreksi Sudut

    Belok Sudut Belok Terkoreksi

    A 1425

    1

    1 1430 A 293.46 0.1111 293.57

    2

    2 1468 1 59.35 0.1111 59.46

    3

    3 1492 2 236.65 0.1111 236.76

    4

    4 1494 3 176.59 0.1111 176.70

    5

    5 1472 4 179.49 0.1111 179.60

    6

    6 1468 5 139.04 0.1111 139.15

    7

    7 1482 6 29.93 0.1111 30.04

    B

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    3. Menghitung azimuth

    1A = A1 + 180

    12 = 1A + S1 - 360

    = A1 + 180 + S1 - 360

    = A1 + S1 180

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    3. Menghitung azimuth

    12 = A1 + S1 - 180

    Dengan cara tersebut kemudian dihitung azimuth semua jurusan.

    A1 = 251,67o

    12 = A1 + S1 - 180

    = 251,67o + 293,57o 180o

    = 365,24o = 5,24o

    23 = 12 + S2 - 180

    = 5,24o+ 59,46o 180o

    = - 115,29o = 244,71o

    34 = 301,47o

    45 = 298,16o

    56 = 297,76o

    67 = 256,91o

    7B = 106,96o

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    3. Menghitung azimuth

    Tempat alat

    Titik bidik

    Sdt Belok Terkoreksi

    Azimuth

    A

    1 251.67

    1 A 293.57

    2 5.24

    2 1 59.46

    3 244.71

    3 2 236.76

    4 301.47

    4 3 176.70

    5 298.16

    5 4 179.60

    6 297.76

    6 5 139.15

    7 256.91

    7 6 30.04

    B 106.96

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    4. Menghitung jarak antar titik

    ( ) ( )vertikalsudutbacaanBBBAd = 90cos1.0 2

    Tempat alat

    Titik bidik

    Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Jarak Datar (m)

    BA BT BB o ' " Langsung Rerata

    A

    1 2355 2053 1750 89 51 16 60.50 60.55

    1 A 1100 797 494 90 1 22 60.60

    2 1560 1061 561 90 1 22 99.90 99.85

    2 1 2318 1819 1320 89 54 24 99.80

    3 3990 3621 3252 89 54 24 73.80 73.89

    3 2 1112 742 372 88 58 22 73.98

    4 2162 1784 1405 88 58 22 75.68 75.78

    4 3 1564 1185 805 91 2 22 75.88

    5 1658 1323 987 91 2 22 67.08 67.09

    5 4 811 476 140 90 1 14 67.10

    6 2854 2493 2132 90 1 14 72.20 72.10

    6 5 1200 840 480 89 41 16 72.00

    7 2541 2135 1729 89 41 16 81.20 81.19

    7 6 3111 2705 2299 88 59 32 81.17

    B 2405 1858 1310 88 59 32 109.47 109.47

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    5. Menghitung jarak arah sumbu X dan sumbu Y

    Tempat alat

    Titik bidik

    Sdt Belok Terkoreksi

    Azimuth Jarak

    Datar (m) d sin

    (m)

    d cos (m)

    A

    1 251.67 60.55 -57.4783 -19.04

    1 A 293.57

    2 5.24 99.85 9.126774 99.43187

    2 1 59.46

    3 244.71 73.89 -66.8039 -31.5702

    3 2 236.76

    4 301.47 75.78 -64.6329 39.55364

    4 3 176.70

    5 298.16 67.09 -59.1451 31.66679

    5 4 179.60

    6 297.76 72.10 -63.7993 33.5842

    6 5 139.15

    7 256.91 81.19 -79.0775 -18.3834

    7 6 30.04

    B 106.96 109.47 104.7066 -31.9276

    Jumlah 639.90 -277.104 103.3153

    ( ) sind

    ( ) cosd

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    5. Menghitung koreksi jarak sumbu X dan sumbu Y

    ( ) fxdXXawalakhir

    += sin

    ( ) fydYYawalakhir

    += cos

    Xakhir Xawal = (-3012,9) (-2732,0)

    = -280,9 m

    Yakhir Yawal = 1346,7 1248,0

    = 98,7 m

    fx = (-280,87 ) (-277,10)

    = -3,77 m

    fy = 98,71 103,32

    = -4,61 m

    ( ) 104.277sin = d

    ( ) 315.103cos = d

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    5. Menghitung koreksi jarak sumbu X dan sumbu Y

    fx = (-280,87 ) (-277,10)

    = -3,77 m

    fy = 98,71 103,32

    = -4,61 m

    Koreksi = koreksiBesarxjarakJumlah

    bersangkuyangJarak tan

    fxA1 = ( )77,390,639

    55,60x

    = -0,36

    fx12 = ( )77,390,639

    85,99x

    = -0,59

    fx23 = -0,43

    fx34 = -0,45

    fx45 = -0,39

    fx56 = -0,42

    fx67 = -0,48

    fx7B = -0,64

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    5. Menghitung koreksi jarak sumbu X dan sumbu Y

    Tempat

    alat

    Titik

    bidik

    Jarak

    Datar (m)

    d sin

    (m)

    Koreksi

    d sin

    d sin

    Terkoreksi

    d cos

    (m)

    Koreksi

    d cos

    d cos

    Terkoreksi

    A

    1 60.55 -57.48 -0.36 -57.83 -19.04 -0.44 -19.48

    1 A

    2 99.85 9.13 -0.59 8.54 99.43 -0.72 98.71

    2 1

    3 73.89 -66.80 -0.43 -67.24 -31.57 -0.53 -32.10

    3 2

    4 75.78 -64.63 -0.45 -65.08 39.55 -0.55 39.01

    4 3

    5 67.09 -59.15 -0.39 -59.54 31.67 -0.48 31.18

    5 4

    6 72.10 -63.80 -0.42 -64.22 33.58 -0.52 33.07

    6 5

    7 81.19 -79.08 -0.48 -79.56 -18.38 -0.58 -18.97

    7 6

    B 109.47 104.71 -0.64 104.06 -31.93 -0.79 -32.72

    Jumlah 639.90 -277.10 -3.77 -280.87 103.32 -4.61 98.71

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    6. Menghitung elevasi

    Z = HI + d ctg (sudut vertical) - BT

    Tempat

    alat

    Titik

    bidik

    Bacaan benang (mm) Sudut vertikal Beda Tinggi (m) Elevasi

    TitikBA BT BB o ' " Langsung Rerata

    A 31.00

    1 2355 2053 1750 89 51 16 -0.47 -0.54 30.46

    1 A 1100 797 494 90 1 22 0.61

    2 1560 1061 561 90 1 22 0.33 0.26 30.72

    2 1 2318 1819 1320 89 54 24 -0.19

    3 3990 3621 3252 89 54 24 -2.03 -2.05 28.66

    3 2 1112 742 372 88 58 22 2.07

    4 2162 1784 1405 88 58 22 1.07 1.07 29.73

    4 3 1564 1185 805 91 2 22 -1.07

    5 1658 1323 987 91 2 22 -1.05 -1.01 28.72

    5 4 811 476 140 90 1 14 0.97

    6 2854 2493 2132 90 1 14 -1.05 -1.03 27.69

    6 5 1200 840 480 89 41 16 1.02

    7 2541 2135 1729 89 41 16 -0.22 -0.21 27.47

    7 6 3111 2705 2299 88 59 32 0.21

    B 2405 1858 1310 88 59 32 1.55 1.55 29.02

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    7. Menghitung koreksi elevasi

    Koreksi = koreksiBesarxjarakJumlah

    bersangkuyangJarak tan

    fHA1 = ( )38,090,639

    55,60x = -0,51

    fH12 = ( )38,090,639

    85,99x = 0,32

    Tempat alat

    Titik bidik

    Beda Tinggi H (m) Koreksi

    H H

    Terkoreksi

    Elevasi Titik

    Langsung Rerata

    A 31.00

    1 -0.47 -0.54 0.04 -0.51 30.49

    1 A 0.61

    2 0.33 0.26 0.06 0.32 30.81

    2 1 -0.19

    3 -2.03 -2.05 0.04 -2.01 28.80

    3 2 2.07

    4 1.07 1.07 0.04 1.11 29.91

    4 3 -1.07

    5 -1.05 -1.01 0.04 -0.97 28.94

    5 4 0.97

    6 -1.05 -1.03 0.04 -0.99 27.95

    6 5 1.02

    7 -0.22 -0.21 0.05 -0.17 27.79

    7 6 0.21

    B 1.55 1.55 0.06 1.61 29.40

    KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    8. Menghitung koordinat titik

    Tempat alatTitik

    bidik

    d sin

    Terkoreksi

    d cos

    Terkoreksi

    Koordinat Titik Bidik

    X Y

    A -2732.0 1248.0

    1 -57.83 -19.48 -2789.8 1228.5

    1 A

    2 8.54 98.71 -2781.3 1327.2

    2 1

    3 -67.24 -32.10 -2848.5 1295.1

    3 2

    4 -65.08 39.01 -2913.6 1334.1

    4 3

    5 -59.54 31.18 -2973.2 1365.3

    5 4

    6 -64.22 33.07 -3037.4 1398.4

    6 5

    7 -79.56 -18.97 -3116.9 1379.4

    7 6

    B 104.06 -32.72 -3012.9 1346.7

  • KERANGKA PENGUKURAN

    PENYELESAIAN CONTOH POLIGON TERBUKA

    8. Menghitung koordinat titik

    TitikKoordinat Titik

    X Y Z

    A -2732.0 1248.0 31.00

    1 -2789.8 1228.5 30.49

    2 -2781.3 1327.2 30.81

    3 -2848.5 1295.1 28.80

    4 -2913.6 1334.1 29.91

    5 -2973.2 1365.3 28.94

    6 -3037.4 1398.4 27.95

    7 -3116.9 1379.4 27.79

    B -3012.9 1346.7 29.40

    PENGUKURAN DETAIL

    Titik awal

    Titik akhir

    pengukuran

    a. Poligon terbuka

    Keterangan :

    Arah pengukuran

    Di P0, Utara di-set horizontal = 0o 0 0 sehingga semua sudut yang diukur

    adalah sudut azimuth.

    PO

    P1

    P2

    P3

    Utara = 0

    Di P1, P

    2 dll tidak dilakukan pengesetan Utara = 0o 0 0

    Bagaimana mengubah sudut di P1, P

    2 dll menjadi sudut azimuth?

  • PENGUKURAN DETAIL

    PO

    P2

    Uta

    ra =

    0o00

    Uta

    ra =

    0o00

    a

    Akan dicari P1-a

    P1

    P1-a

    PENGUKURAN DETAIL

    PO

    P2

    Uta

    ra =

    0o00

    Uta

    ra =

    0o00

    a

    Akan dicari P1-a

    P1

    P1-a

  • MANA TITIK

    YANG PERLU DIUKUR?

    Tujuan mengukur tanah adalah MEMOTRET situasi di lapangan!

    Apa saja yang perlu dipotret?

    MANA TITIK YANG

    PERLU DIUKUR?

    POTRET SITUASI

    1. Jalan

    2. Bangunan

    3. Sungai

    4. Batas

    5. Selokan

  • MANA TITIK YANG

    PERLU DIUKUR?

    POTRET SITUASI