Bahan kuliah psik.pendidikan

142
PSIKOLOGI PENDIDIKAN MATA KULIAH : Psikologi Pendidikan SKS : 2 sks Semester : Ganjil (1) Pokok-pokok Bahasan Psikologi Pendiikan Bab I : Psikologi Pendidikan Dan Perilaku Individu Pokok Bahasan / pertemuan : 1. Pengertian Psikologi Pendidikan (P.1) 2. Perilaku Individu (P.2) 3. Taksonomi Perilaku Individu (P.3) 4. Pengaruh Pendidikan terhadap Perubahan Perilaku dan Pribadi Individu. (P.3)

Transcript of Bahan kuliah psik.pendidikan

Page 1: Bahan kuliah psik.pendidikan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MATA KULIAH : Psikologi PendidikanSKS : 2 sksSemester : Ganjil (1)

Pokok-pokok Bahasan Psikologi PendiikanBab I : Psikologi Pendidikan Dan Perilaku

Individu Pokok Bahasan / pertemuan :

1. Pengertian Psikologi Pendidikan (P.1) 2. Perilaku Individu (P.2) 3. Taksonomi Perilaku Individu (P.3) 4. Pengaruh Pendidikan terhadap Perubahan Perilaku dan Pribadi

Individu. (P.3)

Page 2: Bahan kuliah psik.pendidikan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Bab II : KERAGAMAN INDIVIDU DALAM KECAKAPAN DAN KEPRIBADIAN

Pokok Bahasan : 1. Keragaman Individu dalam Kecakapan dan Kepribadian. (P.4)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Keragaman dalam Kecakapan dan Kepribadian.(P.5)

Page 3: Bahan kuliah psik.pendidikan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB III PERKEMBANGAN INDIVIDU

Pokok Bahasan :1. Pengertian Perkembangan.(P.6)

2. Ciri-Ciri Umum Perkembangan Individu (P.6)

3. Model Pentahapan Perkembangan.(P.6) 4. Aspek – Aspek Perkembangan

Individu. (P.7) 5. Tugas – Tugas Perkembangan

Individu (P.8) 6. Perkembangan Pada Masa Remaja (P.8)

Page 4: Bahan kuliah psik.pendidikan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB IV PROSES PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan :

1. Hakekat Belajar.(P.9)

2. Teori-Teori Pokok Belajar. (P.9)

3. Pembelajaran (P.10)

4. Peran dan Kompetensi Guru (P.10)

5. Pengelolaan Kelas. (P.11)

Page 5: Bahan kuliah psik.pendidikan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB V : BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Pokok Bahasan :1. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling. (P.12)2. Peran Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas dalam Bimbingan dan Konseling. (P.12)3. Kegiatan Layanan dan Pendukung Bimbingan dan Konseling. (p.13)4. Prosedur Umum Bimbingan dan Konseling.(p.13)5. Bimbingan terhadap Peserta Didik Bermasalah. (P.14)6. Proses dan Teknik Konseling. (P.15)

Page 6: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 1

Bab I : Psikologi Pendidikan Dan Perilaku Individu

Pertemuan 1 :

Pengertian Psikologi Pendidikan

Tujuan :

Diharapkan Anda dapat :

Mendefinisikan psikologi dan psikologi pendidikan.

Page 7: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pengertian Psikologi

Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa

Page 8: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pengertian Psikologi

Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :

Page 9: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.

Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.

Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)

Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.

Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.

Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan

Page 10: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :

Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.

Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.

Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.

Page 11: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pengertian Psikologi Pendidikan

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.

Page 12: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 2

Bab I : Psikologi Pendidikan Dan Perilaku Individu

Pokok Bahasan : Perilaku Individu

(P.2)

Tujuan :

Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan individu, indikator-indikator motivasi, bentuk-bentuk konflik, bentuk-bentuk perilaku salah-usai dan taksonomi perilaku individu.

Page 13: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 2

Abin Syamsuddin Makmun (2003) menyebutkan bahwa tugas guru antara lain sebagai pengubah perilaku peserta didik (behavioral changes). Oleh karena itu itu, agar perilaku peserta didik dapat berkembang optimal, tentu saja seorang guru seyogyanya dapat memahami tentang bagaimana proses dan mekanisme terbentuknya perilaku para peserta didiknya

Page 14: Bahan kuliah psik.pendidikan

Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu:

(1)behaviorisme dan

(2) holistik atau humanisme.

Kedua pendekatan ini memiliki implikasi yang luas terhadap proses pendidikan.

Page 15: Bahan kuliah psik.pendidikan

Mekanisme Pembentukan Perilaku Menurut Aliran Behaviorisme

Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan. S R atau S O R

S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme (individu/manusia).

Page 16: Bahan kuliah psik.pendidikan

Stimulus

Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R juga ditujukan kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat dilengkapkan seperti tampak dalam bagan berikut ini :

W S O R W

Page 17: Bahan kuliah psik.pendidikan

Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu :

Lingkungan objektif (umgebung=segala sesuatu yang ada di sekitar individu dan secara potensial dapat melahirkan S).

Lingkungan efektif (umwelt=segala sesuatu yang aktual merangsang organisme karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada diri organisme dan ia meresponsnya)

Page 18: Bahan kuliah psik.pendidikan

Ada dua unsur penting lainnya dalam diri setiap individu yang mempengaruhi efektivitas mekanisme proses perilaku yaitu receptors (panca indera sebagai alat penerima stimulus) dan effectors (syaraf, otot dan sebagainya yang merupakan pelaksana gerak R).

Selengkapnya mekanisme perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut :

Ow W S r e R W

Page 19: Bahan kuliah psik.pendidikan

Mekanisme Pembentukan Perilaku Menurut Aliran Holistik (Humanisme)

Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan.

Page 20: Bahan kuliah psik.pendidikan

Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa) menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/ purpose) apa yang hendak dicapai. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Page 21: Bahan kuliah psik.pendidikan

Secara skematik rangkaiandapat dijelaskan dalam bagan berikut :

Kebutuhan Dorongan Aktivitas Tujuan dihayati

dirasakan (motivation) yang dilakukan (goals/incentive)

(felt needs) (instrumental behavior)

Berdasarkan bagan di atas tampak bahwa terjadinya perilaku individu diawali dari adanya kebutuhan. Setiap individu, demi mempertahankan kelangsungan dan meningkatkan kualitas hidupnya, akan merasakan adanya kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam dirinya.

Page 22: Bahan kuliah psik.pendidikan

Maslow mengungkapkan jenis-jenis kebutuhan-individu secara hierarkis, yaitu:

(1) kebutuhan fisiologikal, seperti : sandang, pangan dan papan; (2) kebutuhan keamanan, tidak dalam arti fisik, akan tetapi juga

mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan kasih sayang atau penerimaan; (4) kebutuhan prestise atau harga diri, yang pada umumnya

tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) kebutuhan aktualisasi diri.

Tingkatan kebutuhan tersebut dapat diragakan seperti tampak dalam gambar berikut ini :

SELF ACTUALIZATION

ESTEEM NEEDS

LOVE NEEDS

SAFETY NEEDS

PHYSIOLOGICAL NEEDS

Page 23: Bahan kuliah psik.pendidikan

Stranger (Nana Syaodih Sukmadinata,2005) mengetengahkan empat jenis kebutuhan individu, yaitu:

1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement), yaitu kebutuhan untuk berkompetisi, baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tertinggi.

2. Kebutuhan berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk mencari dan memiliki kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.

3. Kebutuhan untuk membentuk ikatan (need for affiliation), yaitu kebutuhan untuk mengikat diri dalam kelompok, membentuk keluarga, organisasi ataupun persahabatan.

4. Kebutuhan takut akan kegagalan (need for fear of failure), yaitu kebutuhan untuk menghindar diri dari kegagalan atau sesuatu yang menghambat perkembangannya.

Page 24: Bahan kuliah psik.pendidikan

Jika kebutuhan yang serupa muncul kembali maka pola mekanisme perilaku itu akan dilakukan pengulangan (sterotype behavior), sehingga membentuk suatu siklus, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Motif

Perilaku Rasa puas

instrumen atau kecewa

Tujuan

Page 25: Bahan kuliah psik.pendidikan

Motif individuMotif individu, dapat dikelompokkan ke dalam 2

golongan yaitu :1. Motif primer (basic motive dan emergency

motive); menunjukkan kepada motif yang tidak pelajari, dikenal dengan istilah drive, seperti : dorongan untuk makan, minum, melarikan diri, menyerang, menyelamatkan diri dan sejenisnya.

2. Motif sekunder; menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam individu karena pengalaman dan dipelajari, seperti : takut yang dipelajari, motif-motif sosial (ingin diterima, konformitas dan sebagainya), motif-motif obyektif dan interest (eksplorasi, manipulasi. minat), maksud dan aspirasi serta motif berprestasi.

Page 26: Bahan kuliah psik.pendidikan

Macam-macam konflikPada individu kadang-kadang harus berhadapan antara motif

yang saling bertentangan atau biasa disebut konflik. Bentuk-bentuk konflik tersebut diantaranya adalah :1. Approach-approach conflict; jika individu

dihadapkan pada dua motif atau lebih dan semua alternatif motif sama-sama kuat, dikehendaki serta bersifat positif.

2. Avoidance-avoidance conflict; jika individu dihadapkan pada dua motif atau lebih dan semua alternatif motif sama-sama kuat namun tidak dikehendaki dan bersifat negatif.

3. Approach-avoidance conflict; jika individu dihadapkan pada dua motif atau lebih, yang satu positif dan dikehendaki dan yang lainnya motif negatif serta tidak dikehendaki namun sama kuatnya.

Page 27: Bahan kuliah psik.pendidikan

Homeostatis dan frustasi

Dalam hal ini, terdapat dua kemungkinan, tercapai atau tidak tercapai tujuan tersebut.

1. Jika tercapai tentunya individu merasa puas dan memperoleh keseimbangan diri (homeostatis).

2. Namun sebaliknya, jika tujuan tersebut tidak tercapai dan kebutuhannya tidak terpenuhi maka dia akan kecewa atau dalam psikologi disebut frustrasi.

Page 28: Bahan kuliah psik.pendidikan

Akibat yang timbul dari frustasi

Reaksi individu terhadap frustrasi akan beragam bentuk perilakunya, bergantung kepada akal sehatnya (reasoning, inteligensi).

Jika akal sehatnya berani mengahadapi kenyataan maka dia akan lebih dapat menyesuaikan diri secara sehat dan rasional (well adjustment).

Jika akal sehatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, perilakunya lebih dikendalikan oleh sifat emosinalnya, maka dia akan mengalami penyesuaian diri yang keliru (maladjusment).

Page 29: Bahan kuliah psik.pendidikan

Bentuk perilaku salah suai (maldjustment),(1) agresi (perasaan marah atau tindakan kasar akibat

kegagalan); (2) kecemasan tak berdaya; (3) regresi/kemunduran perilaku(proses berbalik ke tahap

perkembangan perilaku sebelumnya yang dialami krn frustasi);

(4) fiksasi(perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan)

(5) represi (menekan perasaan); (6) rasionalisasi (mencari alasan); (7) proyeksi (melemparkan kesalahan kepada lingkungan); (8) sublimasi (menyalurkan hasrat dorongan pada obyek

yang sejenis); (9) kompensasi (menutupi kegagalan atau kelemahan

dengan sukses di bidang lain); (10) berfantasi (dalam angan-angannya, seakan-akan ia

dapat mencapai tujuan yang didambakannya).

Page 30: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 3Bab I : Psikologi Pendidikan Dan Perilaku Individu Pokok Bahasan :

1. Taxonomi Perilaku Individu (P.3) 2. Pengaruh Pendidikan terhadap

Perubahan Perilaku dan Pribadi Individu. (P.3)

Tujuan :Mengidentifikasi taksonomi perilaku individu.Menjelaskan psikologi pendidikan sebagai ilmu, arti

penting psikologi pendidikan bagi guru, peranan dan pengaruh pendidikan terhadap perubahan dan perkembangan perilaku individu.

Menguraikan mekanisme pembentukan perilaku menurut pandangan behaviorisme dan holistik.

Page 31: Bahan kuliah psik.pendidikan

Taxonomi Perilaku Individu Bloom mengungkapkan tiga kawasan (domain)

perilaku individu beserta sub kawasan dari masing-masing kawasan, yakni :

A. Kawasan KOGNITIF; yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar.

1. Pengetahuan (knowledge); Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang

paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut :

Page 32: Bahan kuliah psik.pendidikan

Mengetahui sesuatu secara khusus; terdiri dari :1). Mengetahui terminologi

2). Mengetahui fakta tertentu Mengetahui tentang cara untuk memproses atau

melakukan sesuatu

2. Pemahaman (comprehension) Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan

istilah mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :

Page 33: Bahan kuliah psik.pendidikan

a). Translasi,

b). Interpretasi,

c). Ekstrapolasi,

3. Penerapan (application)

Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Penguraian (analysis);

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.

Page 34: Bahan kuliah psik.pendidikan

Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :

a). Menganalisis unsur :

b). Menganalisis hubungan

c). Menganalisis prinsip-prinsip organisas

5. Memadukan (synthesis)Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan ciri kemampuan ini

Page 35: Bahan kuliah psik.pendidikan

6. Penilaian (evaluation)

Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.

Page 36: Bahan kuliah psik.pendidikan

B. Kawasan AFEKTIF; yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya.

1. Penerimaan (receiving/attending)

a. Kesiapan untuk menerima (awareness

b. Kemauan untuk menerima (willingness

to receive),

c. Mengkhususkan perhatian (controlled or

selected attention).

Page 37: Bahan kuliah psik.pendidikan

2. Sambutan (responding)

Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut :

a. Kesiapan menanggapi (acquiescene of

responding).

b. Kemauan menanggapi (willingness to

respond),

c. Kepuasan menanggapi (satisfaction in

response.

Page 38: Bahan kuliah psik.pendidikan

3. Penghargaan (valuing)

Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian terbagi atas tahap sebagai berikut :

a. Menerima nilai (acceptance of value),

b. Menyeleksi nilai yang lebih disenangi

(preference for a value)

c. Komitmen yaitu kesetujuan terhadap

suatu nilai.

Page 39: Bahan kuliah psik.pendidikan

4. Pengorganisasian (Organization)

Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi mulai melihat beberapa nilai yang relevan untuk disusun menjadi satu sistem nilai. Proses ini terjadi dalam dua tahapan, yakni :a. Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain, atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu moral atau kebiasaan.

b. Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu sistem berdasarkan tingkat preferensinya.

Page 40: Bahan kuliah psik.pendidikan

5. Karakterisasi (characterization)Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan sistem nilai Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat disusun, maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang bersangkutan. Proses ini terdiri atas dua tahap, yaitu :a. Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut pandang tertentu.b. Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan.

Page 41: Bahan kuliah psik.pendidikan

C. Kawasan Psikomotor;

Yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :

(a) kesiapan (set);

(b) peniruan (imitation);

(c) membiasakan (habitual);

(d) menyesuaikan (adaptation) dan

(e) menciptakan (origination)

Page 42: Bahan kuliah psik.pendidikan

2. Peranan dan Pengaruh Pendidikan terhadap

Perubahan dan Perkembangan Perilaku

Dengan menggunakan konsep dasar psikologis, khususnya dalam pandangan behaviorisme, pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha conditioning (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan dapat menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat respons) tertentu, yang dimanifestasikan dalam bentuk perubahan dan perkembangan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Page 43: Bahan kuliah psik.pendidikan

Dengan menggunakan konsep dasar psikologis, khususnya dalam pandangan behaviorisme, pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha conditioning (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan dapat menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat respons) tertentu, yang dimanifestasikan dalam bentuk perubahan dan perkembangan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Page 44: Bahan kuliah psik.pendidikan

Secara skematik, pengaruh fungsional pendidikan terhadap perubahan dan perkembangan perilaku, dapat dijelaskan dalam bagan berikut ini :P = f (S,O)

P = f (S,O)

P= person (pribadi, perilaku)

f = function (fungsi)

S=stimulus (pendidikan/belajar)

O=organisme

Page 45: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 4Bab II : KERAGAMAN INDIVIDU DALAM KECAKAPAN DAN KEPRIBADIAN

Pokok Bahasan : 2 .1. Keragaman Individu dalam Kecakapan dan Kepribadian. (P.4)Tujuan :Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan Anda dapat : Mendefinisikan kecakapan nyata, kecakapan potensial, kecerdasan (inteligensi), dan kepribadian

Page 46: Bahan kuliah psik.pendidikan

Keragaman Individu dalam Kecakapan dan Kepribadian

Kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu :

a). kecakapan nyata (actual ability) dan,

b). kecakapan potensial (potential

ability).

a). Kecakapan nyata (actual ability) yaitu kecakapan yang diperoleh melalui belajar (achivement atau prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji sekarang.

Page 47: Bahan kuliah psik.pendidikan

Sedangkan kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan (herediter).

Kecakapan potensial dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu : a). kecakapan dasar umum (inteligensi atau

kecerdasan) dan, b). kecakapan dasar khusus (bakat atau

aptitudes). C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian

inteligensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

Page 48: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pada awalnya teori inteligensi masih bersifat unidimensional (kecerdasan tunggal), yakni hanya berhubungan dengan aspek intelektual saja,

Charles Spearman (1904) dengan teori “Two Factors”-nya. Menurut pendapatnya bahwa inteligensi terdiri dari kemampuan umum yang diberi kode “g” (genaral factor) dan kemampuan khusus yang diberi kode “s” (specific factor).

Page 49: Bahan kuliah psik.pendidikan

Thurstone (1938) mengemukakan teori “Primary Mental Abilities”, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu :

(1) kemampuan berbahasa (verbal comprehension);

(2) kemampuan mengingat (memory);

(3) kemampuan nalar atau berfikir (reasoning);

(4) kemampuan tilikan ruangan (spatial factor);

(5) kemampuan bilangan (numerical ability);

(6) kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency); dan

(7) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed).

Page 50: Bahan kuliah psik.pendidikan

Sementara itu, J.P. Guilford mengemukakan bahwa inteligensi dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu : a). Operasi Mental (Proses Befikir)b). Content (Isi yang Dipikirkan)c). Product (Hasil Berfikir)

Howard Gardner (1993), mengemukakan teori Multiple Inteligence, dengan aspek-aspeknya sebagai tampak dalam tabel di bawah ini:

Page 51: Bahan kuliah psik.pendidikan

INTELIGENSI KEMAMPUAN INTI

1. Logical – Mathematical Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan bilangan serta kemampuan untuk berfikir rasional.

2. Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa.

3. Musical Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme. Nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.

4.Spatial Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan tranformasi persepsi tersebut.

5.Bodily Kinesthetic Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan mengenai objek-objek secara terampil.

6. Interpersonal Kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain.

7. Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta inteligensi sendiri.

Page 52: Bahan kuliah psik.pendidikan

Dengan indikator-indikator perilaku inteligensi tersebut, para ahli mengembangkan instrumen-instrumen standar untuk mengukur perkiraan kecakapan umum (kecerdasan) dan kecakapan khusus (bakat) seseorang.

Alat ukur inteligensi yang paling dikenal dan banyak

digunakan di Indonesia ialah Tes Binet Simon

Rumus yang biasa digunakan untuk

menghitung IQ seseorang adalah :

MA (Mental Age)

IQ = 100 x

CA (Chronological Age)

Page 53: Bahan kuliah psik.pendidikan

IQ KATEGORI %

> 140 Jenius (Genius) 0,25

130-139 Sangat Unggul (Very Superior) 0,75

120-129 Unggul (Superior) 6

110-119 Diatas rata-rata (High Average) 13

90-109 Rata-rata (Average) 60

80 - 89 Dibawah Rata-Rata (Low Average) 13

70 - 79 Bodoh (Dull) 6

50 - 69 Debil (Moron) 0,75

25 - 49 Imbecil 0,20

< 25 Idiot 0,05

Page 54: Bahan kuliah psik.pendidikan

Selain menggunakan instrumen standar, dapat juga dengan cara memperhatikan kecenderungan kecepatan ketepatan, dan kemudahan peserta didik dalam dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberi-kan, sehingga pada akhirnya akan diketahui kelompok peserta didik yang tergolong cepat (upper group), rata-rata (midle group) dan lambat (lower group) dalam belajarnya.

Instrumen standar antara lain :

a. DAT (Differential Aptitude Test),

b. SRA-PMA (Science Research Action – Primary Mental Ability),

c. FACT (Flanagan Aptitude Calassification Test).

Page 55: Bahan kuliah psik.pendidikan

Balitbang Depdiknas (1986) telah mengidentifikasi ciri-ciri keberbakatan peserta didik dilihat dari aspek kecerdasan, kreativitas dan komitmen terhadap tugas, yaitu:

a. Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya);

b. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan;

c. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis

d. Mampu belajar/bekerja secara mandiri;

e. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa);

Page 56: Bahan kuliah psik.pendidikan

e. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya

f. Cermat atau teliti dalam mengamati;

g. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah;

h. Mempunyai minat luas;

i. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi;

j. Belajar dengan dan cepat;

k. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat;

l. Mampu berkonsentrasi;

m. Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.

Page 57: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 5Bab II : KERAGAMAN INDIVIDU DALAM KECAKAPAN DAN KEPRIBADIAN

Pokok Bahasan : 2 .1. Keragaman Individu dalam Kepribadian

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Keragaman dalam Kecakapan dan Kepribadian.(P.5)

Tujuan : Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan Anda

dapat : Menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keragaman

dalam kecakapan dan kepribadian.

Page 58: Bahan kuliah psik.pendidikan

Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) : kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisik yang menen-tukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Page 59: Bahan kuliah psik.pendidikan

Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen

Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa

Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Page 60: Bahan kuliah psik.pendidikan

Kepribadian yang sehat Kepribadian yang tdk. Sehat

1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik2. Mampu menilai situasi

secara realistik3. Mampu menilai prestasi

yang diperoleh secara realistik

4. Menerima tanggung jawab5. Kemandirian6. Dapat mengontrol emosi7. Berorientasi tujuan8. Berorientasi keluar

(ekstrovert)9. Penerimaan sosial10. Memiliki filsafat hidup11. Berbahagia

1. Mudah marah2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan3. Sering merasa tertekan (stress atau

depresi)4. Bersikap kejam 5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari

perilaku menyimpang 6. Kebiasaan berbohong7. Hiperaktif8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas9. Senang mengkritik/ mencemooh 10.Sulit tidur11.Kurang rasa tanggung jawab12.Sering mengalami pusing kepala13.Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati

ajaran agama14.Pesimis15.Kurang bergairah

Page 61: Bahan kuliah psik.pendidikan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Keragaman dalam Kecakapan dan Kepribadian :

1. Herediter; pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan yang bersifat kodrati,

2. Environment; lingkungan tempat di mana individu itu berada dan berinteraksi, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.

3. Maturity; kematangan yang mengacu pada tahap-tahap atau fase-fase perkembangan yang dijalani individu.

Page 62: Bahan kuliah psik.pendidikan

Faktor Heriditas :

1. Asas Reproduksi Menurut asas ini bahwa kecakapan (achievement) dan

bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Asas Variasi Bahwa penurunan sifat pembawaan dari orang tua

kepada anak-anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya.

3. Asas Regresi Filial Terjadi pensurutan sifat atau ciri perilaku dari kedua

orangtua pada anaknya perbandingannya mana yang lebih besar antara sifat-sifat ayah dan ibunya ini sangat tergantung kepada daya kekuatan tarik menarik dari pada masing-masing sifat keturunan tersebut.

Page 63: Bahan kuliah psik.pendidikan

Faktor Heriditas :4. Asas Jenis Menyilang Menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh

masing-masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang jenis. Seorang anak perempuan akan lebih banyak memilki sifat-sifat dan tingkah laku ayahnya, sedangkan bagi anak laki-laki akan lebih banyak memilki sifat pada ibunya.

5. Asas konformitas Berdasarkan asas konformitas ini bahwa seorang anak

akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya.Misalnya, orang Eropa akan menyerupai sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku seperti orang-orang Eropa lainnya dibandingkan dengan orang-orang Asia.

Page 64: Bahan kuliah psik.pendidikan

Environment

1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial

2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu

Penyesuaian diri

a. alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya.

b. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya.

Page 65: Bahan kuliah psik.pendidikan

Ketiga faktor tersebut di atas dapat dibuat formulasi sebagai berikut :

P= f (H.E.M)

P= Pribadi atau perilaku

f = fungsi

H= Herediter (pembawaan)

E=Environment (lingkungan, termasuk belajar)

M=Maturity (tingkat kematangan)

Page 66: Bahan kuliah psik.pendidikan

PERTEMUAN 6,7 dan 8Bab III : PERKEMBANGAN INDIVIDU

Pokok Bahasan :3.1. Pengertian Perkembangan.3.2. Ciri-Ciri Umum Perkembangan Individu3.3. Model Pentahapan Perkembangan.3.4. Aspek – Aspek Perkembangan Individu.3.5. Tugas – Tugas Perkembangan Individu3.6. Perkembangan Pada Masa Remaja

Page 67: Bahan kuliah psik.pendidikan

lanjutan

Tujuan :1. Mendefinisikan perkembangan, tugas perkembangan

individu dan masa remaja.2. Mengidentifikasi ciri-ciri umum perkembangan,

prinsip-prinsip perkembangan, dan model pentahapan perkembangan individu.

3. Menjelaskan tahapan perkembangan individu berdasarkan pendekatan didaktis.

4. Menjelaskan tentang aspek-aspek perkembangan individu, aspek-aspek perkembangan perilaku dan pribadi pada masa remaja, serta problema yang

dihadapi pada masa remaja. 5. Menguraikan tugas-tugas perkembangan individu

pada masa bayi kanak-kanak, dan remaja.

Page 68: Bahan kuliah psik.pendidikan

1. Pengertian Perkembangan Perkembangan dapat diartikan sebagai

perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya

Sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.

Page 69: Bahan kuliah psik.pendidikan

Syamsu Yusuf (2003) memerinci, prinsip-prinsip perkembangan individu, yaitu :

a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

b. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.

c. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

d. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

e. Setiap individu normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

f. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

Page 70: Bahan kuliah psik.pendidikan

Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan pola perkembangan sebagai berikut :

1). Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan)

2). Struktur mendahului fungsi.

3). Diferensiasi ke integrasi.

4). Dari konkret ke abstrak.

5). Dari egosentris ke perspektivisme.6). Dari outer control ke inner control.

Page 71: Bahan kuliah psik.pendidikan

2. Ciri-Ciri Umum Perkembangan Individu

Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :

a. Terjadinya perubahan dalam aspek :

Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.

Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.

b. Terjadinya perubahan dalam proporsi.

Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.

Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.

Page 72: Bahan kuliah psik.pendidikan

c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama. Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu,

kelenjar thymus dan kelenjar pineal.

Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.

d. Diperolehnya tanda-tanda baru.Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex

pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.

Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.

Page 73: Bahan kuliah psik.pendidikan

3. Model Pentahapan Perkembangan Individu

Tiga pendekatan yaitu pendekatan biologis, didaktis, dan psikologis.

1. Aristoteles :Masa Kanak-Kanak : 0 – 7 thMasa Anak Sekolah : 7 – 14 thMasa Remaja : 14-21 th

2. Syamsu Yusuf :Masa Usia Pra Sekolah : 0 – 6 thMasa Usia Sekolah Dasar : 6 – 12 thMasa Usia Sekolah Menenah : 12 – 18 thMasa Usia Mahapeserta didik : 18- 25 th

3. RosseauTahap I Masa Asuhan : 0 – 2 thTahap II Masa PenJas dan lat. Panca Indera : 2 – 12 thTahap III Masa Pendidikan Akal : 12 – 15 th

Tahap IV Masa Pendidikan Watak dan Agama : 15-20 th

Page 74: Bahan kuliah psik.pendidikan

4. Kretschmer Fullungs (Pengisisian) I : 0 – 3 th

Streckungs (Rentangan) I : 3 – 7 th

Fullungs (Pengisisian) II : 7 – 13 th

Streckungs (Rentangan)II : 13-20 th

5. Elizabeth Hurlock Pranatal : 9 bl – 280 hr

Infancy (orok) : 10 hr – 14 hr

Babyhood (bayi) : 2 minggu – 2 th

Childhood (kanak-kanak) : 3 th - remaja

Adolesence/puberty (masa remaja):

- Pre Adolesence : 11 – 13 th

- Early Adolesence : 13 – 17 th

- Late Adolesence : 18 – 21 th

Adulthood (masa dewasa) : 21 – 25 th

Middle age (1/2 baya)Old : 25 – 30 th

Old Age (masa tua) : 30- wafat

Page 75: Bahan kuliah psik.pendidikan

6. Piaget

Sensori-motor : 0 – 2 th.

Pra-operasional : 2 – 7 th.

- Pre-konseptual : 2 – 4 th

- Intuitif : 4 – 7 th

Konkret - Operasional : 7 – 11 th

Formal - operasional : 11-15 th

Page 76: Bahan kuliah psik.pendidikan

Loevenger Sunaryo dkk (2003) fase-fase perkembangan individu, yaitu :

Impulsif, ciri :

- Identitas diri terpisah dari orang lain

- Bergantung pada lingkungan

- Beorientasi hari ini

- Individu tidak menempatkan diri sebagai penyebab

perilaku

Perlindungan Diri, ciri :

- Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat

diperoleh dari berhubungan dengan orang lain,

- Mengikuti aturan secara oportunistik dan hedonistik

- Berfikir tidak logis dan stereotip

- Melihat kehidupan sebagai “zero-sum game”

- Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain

Page 77: Bahan kuliah psik.pendidikan

Konformistik, ciri :- Peduli terhadap penampilan diri- Berfikir sterotip dan klise- Peduli akan aturan eksternal- Bertindak dengan motif dangkal- Menyamakan diri dalam ekspresi emosi- Kurang introspeksi- Perbedaan kelompok didasarkan ciri-ciri eksternal- Takut tidak diterima kelompok- Tidak sensitif terhadap keindividualan - Merasa berdosa jika melanggar aturan

Seksama, ciri : - Bertindak atas dasar nilai internal

- Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan- Mampu melihat keragaman emosi, motif. Dan perspektif diri- Peduli akan hubungan mutualistik

- Memiliki tujuan jangka panjang- Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial- Berfikir lebih kompleks dan atas dasar analisis

Page 78: Bahan kuliah psik.pendidikan

Individualistik, ciri :

- Peningkatan kesadaran invidualitas

- Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian

dengan ketergantungan

- Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang

lain

- Mengenal eksistensi perbedaan individual

- Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam

kehidupan

- Membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar

dirinya

- Mengenal kompleksitas diri

- Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah

sosial

Page 79: Bahan kuliah psik.pendidikan

Otonomi, ciri :- Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan- Bersikap realistis dan obyektif terhadap diri sendiri maupun orang lain- Peduli akan paham abstrak, seperti keadilan sosial.- Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan- Peduli akan self fulfillment- Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal- Respek terhadap kemandirian orang lain- Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain- Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan

Page 80: Bahan kuliah psik.pendidikan

Selanjutnya, Syamsu Yusuf (2003), tahapan perkembangan individu dengan menggu-nakan pendekatan didaktis:

Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan

(2) Masa Estetik

Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.

Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkem-bangan rasa keindahan.. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.

Page 81: Bahan kuliah psik.pendidikan

Masa Usia Sekolah Dasar Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa

intelektual, pada umur 6-7. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :

(a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :

Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi

Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.

Adanya kecenderungan memuji diri sendiri Membandingkan dirinya dengan anak yang lain Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal,

maka soal itu dianggap tidak penting.

Page 82: Bahan kuliah psik.pendidikan

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) : Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang

konkret Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal

atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus

Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya

Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.

Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan

Page 83: Bahan kuliah psik.pendidikan

Masa Usia Sekolah MenegahMasa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa

remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu : masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat

negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,

masa remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.

masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.

Page 84: Bahan kuliah psik.pendidikan

Masa Usia Kemahasiswaan

(18,00-25,00 tahun)

Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.

Page 85: Bahan kuliah psik.pendidikan

4. Aspek- Aspek Perkembangan Individu

1). Perkembangan Fisik

2). Perkembanga Perilaku Psikomotorik

3). Perkembangan Bahasa

4). Perkembangan Perilaku Kognitif

5). Perkembangan Perilaku Sosial

6). Perkembangan Moralitas

7). Perkembangan Penghayatan Keagamaan

8). Perkembangan Perilaku Konatif

9). Perkembangan Emosional

10). Perkembangan Kepribadian

11). Perkembangan Karier

Page 86: Bahan kuliah psik.pendidikan

a. Perkembangan FisikPerkembangan fisik individu mencakup aspek-aspek :

Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruhan.

Perkembangan fisiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.

Page 87: Bahan kuliah psik.pendidikan

b. Perkembanga Perilaku PsikomotorikPerkembangan psikomotorik memerlukan adanya

koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (sistem syaraf dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).

Dua prinsip utama dalam perkembangan psikomotorik, yaitu :

(1) bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks,dan

(2) dari yang kasar dan global (gross bodily

movements) kepada yang halus dan spesifik dan

terkoordinasikan (finely coordinated movements).

Page 88: Bahan kuliah psik.pendidikan

Loree dalam Abin Syamsuddin (2003) mengatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau masa kanak-kanak yaitu :

1). berjalan (walking) dan

2). memegang benda (prehension).

Kedua jenis keterampilan ini menjadi dasar bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks untuk bermain (playing) dan bekerja (working).

Page 89: Bahan kuliah psik.pendidikan

c. Perkembangan Bahasa Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan

yang membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui bahasa, manusia, mengkodifikasikan, mencatat, menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol ekspresif lainnya. Perkembangan bahasa dimulai dengan masa meraban, bicara monolog, haus nama-nama, gemar bertanya yang tidak selalu harus dijawab, membuat kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif dengan belajar menulis, membaca dan menggambar permulaan.

Page 90: Bahan kuliah psik.pendidikan

d. Perkembangan Perilaku Kognitif Dengan menggunakan hasil pengukuran

tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree,1970) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.

Page 91: Bahan kuliah psik.pendidikan

Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ, Bloom (1964) mengungkapkan prosentase taraf perkembangan sebagai berikut :

UsiaPerkembangan

1 tahunSekitar 20 %

4 tahunSekitar 50 %

8 tahunSekitar 80 %

13 tahunSekitar 92 %

Page 92: Bahan kuliah psik.pendidikan

e. Perkembangan Perilaku SosialSejak individu dilahirkan ke muka bumi ini ia telah mulai belajar tentang keadaan lingkungan sosialnya. Pada awalnya, ia mempelajari segala yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Ia mencoba meniru, mengidentifikasi dan mengamati segala sesuatu yang ditampilkan orang tua dan anggota keluarga lainnya . Selanjutnya ia mempelajari keadaan-keadaan di luar rumah, baik yang menyangkut nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat.

Page 93: Bahan kuliah psik.pendidikan

f. Perkembangan MoralitasKetika individu mulai menyadari bahwa ia

merupakan bagian dari lingkungan sosial dimana ia berada, bersamaan itu pula individu mulai menyadari bahwa dalam lingkungan sosialnya terdapat aturan-aturan, norma-norma/nilai-nilai sebagai dasar atau patokan dalam berperilaku. Keputusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan norma yang berlaku dan nilai yang dianutnya itu disebut moralitas.

Page 94: Bahan kuliah psik.pendidikan

g. Perkembangan Penghayatan KeagamaanDengan melalui pertimbangan fungsi afektif, kognitif, dan

konatifnya, pada saat-saat tertentu, individu akan meyakini dan menerima tanpa keraguan bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha Agung yang melebihi apa pun, termasuk dirinya. Penghayatan seperti itu disebut pengalaman keagamaan (religious experience).

(Zakiah Darajat, 1970). Brightman (1956) menjelaskan bahwa penghayatan keagamaan tidak hanya sampai kepada pengakuan atas kebaradaan-Nya, namun juga mengakui-Nya sebagai sumber nilai-nilai luhur yang abadi yang mengatur tata kehidupan alam semesta raya ini. Oleh karena itu, manusia akan tunduk dan berupaya untuk mematuhinya dengan penuh kesadaran dan disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual tertentu, baik secara individual maupun kolektif, secara simbolik maupun dalam bentuk nyata kehidupan sehari-hari.

Page 95: Bahan kuliah psik.pendidikan

h. Perkembangan Perilaku KonatifPerilaku konatif merupakan perilaku yang

berhubungan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku seseorang yang bersumber dari kebutuhan-kebutuhannya.

Page 96: Bahan kuliah psik.pendidikan

i. Perkembangan EmosionalAspek emosional dari suatu perilaku, pada

umumnya selalu melibatkan tiga variabel, yaitu : (1) rangsangan yang menimbulkan emosi (stimulus); … mungkin dirubah(2) perubahan–perubahan fisiologis yang terjadi

pada individu; dan (3) pola sambutan (respons) … mungkin dirubah

Yang mungkin dirubah dan dipengaruhi adalah variabel yang kesatu (stimus) dan yang ketiga (respons), sedangkan variabel yang kedua merupakan yang tidak mungkin dirubah karena terjadinya pada individu secara mekanis.

Terdapat dua dimensi emosional yang sangat penting untuk dipahami yaitu : (1) senang – tidak senang (suka-tidak suka); dan (2) intensitasnya (kuat-lemah).

Page 97: Bahan kuliah psik.pendidikan

j. Perkembangan KepribadianMeskipun kepribadian seseorang itu relatif

konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik.

Page 98: Bahan kuliah psik.pendidikan

k. Perkembangan KarierPerkembangan karier sangat erat kaitannya dengan

pekerjaan seseorang. Keberhasilan seseorang dalam suatu pekerjaan bukanlah sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba atau secara kebetulan, namun merupakan suatu proses panjang dari tahapan perkembangan karier yang dilalui sepanjang hayatnya, mulai dari usaha memperoleh kesadaran karier, eksplorasi karier, persiapan karier hingga sampai pada penempatan kariernya.

Tylor & Walsh (1979) menyebutkan bahwa kematangan karier individu diperoleh manakala ada kesesuaian antara perilaku karier dengan perilaku yang diharapkan pada umur tertentu. Adapun yang dimaksud dengan perilaku karier yaitu segenap perilaku yang ditampilkan individu dalam usaha menyiapkan masa depan untuk memperoleh kematangan kariernya.

Page 99: Bahan kuliah psik.pendidikan

5. Tugas-Tugas Perkembangan IndividuSalah satu prinsip perkembangan bahwa

setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya fase-fase perkembangan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Page 100: Bahan kuliah psik.pendidikan

Masa Dewasa :Masa Tua

Tengah Baya Masa Dewasa Awal

Masa Remaja (Adolesence) :(1) Late Adolesence (18 – 21 th)(2) Early Adolesence (16 – 17 th) (3) Pre Adolesence (11 – 13 th)

Masa Kanak-Kanak (2 th – Remaja) Masa Bayi (2 Minggu s.d. 2 th)

Masa Orok (10 –14 hari) Masa Konsepsi (Pranatal) (0-9 bln)

Page 101: Bahan kuliah psik.pendidikan

Di bawah ini dikemukakan tugas-tugas perkembangan dari setiap fase menurut Havighurst.

a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)

Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan. Belajar memakan makan padat. Belajar berbicara. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial

dan alam. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang

tua, saudara, dan orang lain. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan

pengembangan kata hati

Page 102: Bahan kuliah psik.pendidikan

b. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12.0)

Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.

Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.

Belajar bergaul dengan teman sebaya. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis

kelaminnya. Belajar keterampilan dasar dalam membaca,

menulis dan berhitung. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-

hari. Mengembangkan kata hati. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat

pribadi.

Page 103: Bahan kuliah psik.pendidikan

c. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman

sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara

efektif. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan

orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Memilih dan mempersiapkan karier. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-

konsep yang diperlukan bagi warga negara. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara

sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai

petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.

Page 104: Bahan kuliah psik.pendidikan

d. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal Memilih pasangan. Belajar hidup dengan pasangan. Memulai hidup dengan pasangan. Memelihara anak. Mengelola rumah tangga. Memulai bekerja. Mengambil tanggung jawab sebagai

warga negara. Menemukan suatu kelompok yang serasi.

Page 105: Bahan kuliah psik.pendidikan

6. Perkembangan Paa Masa RemajaFase remaja merupakan masa

perkembangan individu yang sangat penting.

Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa.

Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of time.

Page 106: Bahan kuliah psik.pendidikan

Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003).

Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja :

Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif.

Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.

Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.

Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.

G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan topan).

Page 107: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pertemuan ke 9, 10

Bahasan :

PROSES PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan :

1. Hakekat Belajar.

2. Teori-Teori Pokok Belajar.

Page 108: Bahan kuliah psik.pendidikan

Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan Anda dapat :

Mendefinisikan belajar dan pengelolaan kelas.

Mengidentifikasi ciri-ciri belajar, bentuk-bentuk perubahan perilaku sebagai hasil belajar, pendekatan - pendekatan pembelajaran, masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.

Page 109: Bahan kuliah psik.pendidikan

Hakekat Belajar : Moh. Surya (1997) : “belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

Page 110: Bahan kuliah psik.pendidikan

Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.

Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”

Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.

Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”

Page 111: Bahan kuliah psik.pendidikan

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku, dan ciri-ciri dari perubahan perilaku, Moh Surya (1997) yaitu :

Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).

Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu). Perubahan yang fungsional. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan yang bersifat aktif. Perubahan yang bersifat pemanen. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Perubahan perilaku secara keseluruhan.

Page 112: Bahan kuliah psik.pendidikan

Perilaku/Pribadi sebelum belajar

(Pre Learning)

X = 0

Y = 1

Z= 1

Perilaku/Pribadi sebelum belajar(Pre Learning)

X = 0Y = 1Z= 1

Perilaku/Pribadi sebelum belajar(Pre Learning)

X = 0Y = 1Z= 1

Pengalaman, Praktik, Latihan(Learning Experience)

Perilaku/Pribadisetelah belajar(Post Learning)X = (X+1) = 1Y = (Y+1) = 2Z = (Z-1) = 0

Page 113: Bahan kuliah psik.pendidikan

Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :

Informasi verbal, Kecakapan intelektual, Strategi kognitif, Sikap, Kecakapan motorik.

Page 114: Bahan kuliah psik.pendidikan

Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :

Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar;

Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi;

Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar;

Page 115: Bahan kuliah psik.pendidikan

Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat;

Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why);

Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan;

Page 116: Bahan kuliah psik.pendidikan

Inhibisi (menghindari hal yang mubazir); Apresiasi (menghargai karya-karya

bermutu); Perilaku afektif yakni perilaku yang

bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.

Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.

Page 117: Bahan kuliah psik.pendidikan

Teori-Teori Pokok Belajar(1). Teori behaviorisme,

a. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

b. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov c. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner d. Social Learning menurut Albert Bandura

2) . Teori belajar kognitif menurut Peaget,

3). Teori Pemrosesan Informasi

dari Robert Gagne,(4). Teori Belajar Gestalt.

Page 118: Bahan kuliah psik.pendidikan

(1). Teori behaviorisme

Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan menga-baikan aspek – aspek mental.

Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Page 119: Bahan kuliah psik.pendidikan

Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan.

S R atau S O R

S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme (individu/manusia).

Page 120: Bahan kuliah psik.pendidikan

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya

1. Connectionism ( S-R Bond) Thorndike. Law of Effect (kekuatan) Law of Readiness (kesiapan) Law of Exercise (latihan)

2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlo Law of Respondent Conditioning (hukum pembiasaan

yang dituntut) Law of Respondent Extinction (hukum pemusnahan

yang dituntut).

Page 121: Bahan kuliah psik.pendidikan

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya

Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Page 122: Bahan kuliah psik.pendidikan

4. Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning

Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Page 123: Bahan kuliah psik.pendidikan

2. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget Aspek aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational.

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Page 124: Bahan kuliah psik.pendidikan

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Page 125: Bahan kuliah psik.pendidikan

3. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagme

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.

Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Page 126: Bahan kuliah psik.pendidikan

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu :(1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

Page 127: Bahan kuliah psik.pendidikan

4. Teori Belajar GestaltGestalt berasal dari bahasa Jerman yang

mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

Page 128: Bahan kuliah psik.pendidikan

Beberapa prinsip Gestalt yang terpenting adalah :

Hubungan bentuk dan latar belakang (figure and gound relationship);

Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan

Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

Page 129: Bahan kuliah psik.pendidikan

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :Pengalaman tilikan (insight); Dalam proses pembelajaran,

hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.

Prinsip ruang hidup (life space); Materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.

Page 130: Bahan kuliah psik.pendidikan

3. Pembelajaran.Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik

di sekolah sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Secara garis besarnya, terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu :

Pendekatan Ekspositorik adalah pendekatan yang bisa dijadikan pedoman dalam memilih metode yang sifatnya penyampaian informasi, termasuk metode ceramah dan sejenisnya. Pendekatan ini lebih berpusat kepada guru dan pada umumnya guru bertindak sebagai sumber informasi yang utama.

Pendekatan Heuristik yaitu yang bisa dijadikan pedoman dalam memilih metode yang sifatnya praktek, termasuk discovery-inquiry, eksperimen, observasi dan sejenisnya. Pendekatan ini lebih menekankan kepada aktivitas siswa dan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing untuk kepentingan belajar peserta didiknya.

Page 131: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pertemuan ke 11, 12, 13

Bahasan :

PROSES PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan :

3. Pembelajaran

4. Peran dan Kompetensi Guru

5. Pengelolaan Kelas

Page 132: Bahan kuliah psik.pendidikan

Dalam Undang-Undang no. 20 tahun 2003 kompetensi yang harus dikuasai guru yaitu :

Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

Pemahaman terhadap peserta didik; Pengembangan kurikulum/silabus; Perancangan pembelajaran; Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis; Evaluasi hasil belajar; dan Pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Page 133: Bahan kuliah psik.pendidikan

Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang :

Mantap; Stabil; Dewasa; Arif dan bijaksana; Berwibawa; Berakhlak mulia; Menjadi teladan bagi peserta didik dan

masyarakat; Mengevaluasi kinerja sendiri; dan Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Page 134: Bahan kuliah psik.pendidikan

Kompetensi sosial yaitu merupakankemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat untuk : Berkomunikasi lisan dan tulisan; Menggunakan teknologi komunikasi dan

informasi secara fungsional; Bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan

Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Page 135: Bahan kuliah psik.pendidikan

Kompetensi profesional merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas &

mendalam yang meliputi: Konsep, struktur, dan metoda keilmuan/

teknologi/seni yang menaungi/ koheren dengan materi ajar;

Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari; dan Kompetisi secara profesional dalam konteks

global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional,

Page 136: Bahan kuliah psik.pendidikan

Pengelolaan KelasPengelolaan kelas berkaitan dengan upaya-upaya

untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar, didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

Terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :

Masalah Individual :Attention getting behaviors (pola perilaku mencari

perhatian).Power seeking behaviors (pola perilaku

menunjukkan kekuatan)Revenge seeking behaviors (pola perilaku

menunjukkan balas dendam).helplessness (peragaan ketidakmampuan).

Page 137: Bahan kuliah psik.pendidikan

Masalah Kelompok :Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku,

tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.

Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.

Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.

“Membombong” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.

Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.

Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair.

Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.

Page 138: Bahan kuliah psik.pendidikan
Page 139: Bahan kuliah psik.pendidikan
Page 140: Bahan kuliah psik.pendidikan
Page 141: Bahan kuliah psik.pendidikan
Page 142: Bahan kuliah psik.pendidikan