BAHAN KULIAH 6(Rektal)

16
STUDI BIOFARMASI PADA PEMBERIAN OBAT SECARA REKTAL

Transcript of BAHAN KULIAH 6(Rektal)

STUDI BIOFARMASI PADA PEMBERIAN OBAT SECARA REKTAL

Sasaran pengobatan rute rektal

Lokal (misal untuk hemoroid) Sistemik (jika rute oral sulit/tidak

mungkin digunakan)

Ukuran rektum

Panjang: 15-19 cm 15 cm bagian superior 5-6 cm bagian inferior (anus)

Kelemahan rute rektal

Terjadinya efek lambat Jumlah total obat yang dapat diabsorpsi

umumnya rendah dibandingkan dengan rute oral

ALIRAN DARAH DARI REKTUM

Keuntungan

Tidak ada efek lintas pertama Tidak ada lingkungan yang potensial

merusak obat

Proses biofarmasetik obat dari sediaan supositoria

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika disposisi zat aktif dari supositoria

Titik leleh basis (jika basis lemak) Kelarutan dan kecepatan pelarutan basis

untuk basis larut air)

1. Yang mempengaruhi waktu hancur supositoria

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika disposisi zat aktif dari supositoria (lanjutan)

Ukuran molekul zat aktif Viskositas cairan basis

2. Yang mempengaruhi difusi zat aktif dalam cairan basis supositoria (untuk basis lemak)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika disposisi zat aktif dari supositoria (lanjutan)

Kelarutan zat aktif dalam basis dan dalam cairan rektum (Koefisien partisi)

3. Yang mempengaruhi transfer zat aktif dari basis (yang sudah meleleh) ke dalam cairan rektum

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika disposisi zat aktif dari supositoria (lanjutan)

Kelarutan zat aktif dalam medium Ukuran partikel zat aktif pH medium (untuk medium air) volume medium

4. Yang mempengaruhi disolusi zat aktif

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika disposisi zat aktif dari supositoria (lanjutan)

Penempatan supositoria dalam rektum Waktu tinggal supositoria dalam rektum Koefisien partisi zat aktif dalam membran dan

dalam cairan rektum pKa zat aktif & pH cairan rektum Kadar zat aktif dalam cairan rektal Pengaruh zat tambahan: surfaktan

5. Yang mempengaruhi absorpsi

Jika zat aktif terlarut dalam pembawa

2(2 1)[ ] . .

22 2

0

8 1. [1 ]

(2 1)

nn D th

n

Q hCo en

Q = jumlah zat aktif diabsorpsi per satuan luas

h = tebal lapisan supositoria cair yg menutupi mukus

Co = kadar zat aktif terlarut dalam pembawa

D = koefisien difusi

t = waktu setelah pemberian obat

Jika zat aktif tersuspensi dalam pembawa

Q = jumlah zat aktif diabsorpsi per satuan luas

Co = kadar zat aktif tersuspensi dalam pembawa

Cs=kelarutan zat aktif dalam pembawa

D = koefisien difusi zat aktif dalam pembawa

t = waktu setelah pemberian obat

0(2 ). . .S SQ C C C D t

Pengaruh penambahan surfaktan

Zat Aktif Surfaktan Absorpsi

Pentobarbital Tween

Span

Meningkat

Menurun

Sulfamides Tween Meningkat

Penisilin Na-laurilsulfat Meningkat

Streptomisin Na-laurilsulfat Meningkat

PAS-Na Tween

Na-laurilsulfat

Meningkat

Meningkat

Gliserilguaiakolat Macam-macam Meningkat

Evaluasi biofarmaseutik

Suhu lebur basis (basis lemak) Kecepatan pelelehan basis (basis lemak) Kecepatan pelarutan basis (basis larut air) Viskositas basis Disolusi Bioavailabilitas