BAHAN EHK

9
A. Cara mendapatkan SIP dan SIPP SIP dapat didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan untuk SIPP didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan mekanisme pengurusan sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan disertai dengan lampiran persyaratan yang telah ditentukan 2. Meneliti kelengkapan berkas permohonan untuk disesuaikan dengan persyaratan 3. Mengirimkan surat permohonan pada Instansi terkait untuk mendapatkan pertimbangan / rekomendasi. 4. Menyampaikan pertimbangan / rekomendasi kepada pemroses ijin 5. Menandatangani surat ijin 6. Menympaikan surat keputusan ijin kepada pemohon setelah membayar retribusi. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Pada Bab II: Pelaporan dan registrasi Dalam Pasal 3 1) Perawat yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana sekolah berada guna memperoleh SIP selambat-lambatnya 1(satu) bulan setelah menerima ijazah pendidikan keperawatan 2) Kelengkapan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. Fotokopi ijazah pendidikan perawat

description

BAHAN EHK

Transcript of BAHAN EHK

Page 1: BAHAN EHK

A. Cara mendapatkan SIP dan SIPP

SIP dapat didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan untuk SIPP didapatkan

dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan mekanisme pengurusan sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan disertai dengan

lampiran persyaratan yang telah ditentukan

2. Meneliti kelengkapan berkas permohonan untuk disesuaikan dengan persyaratan

3. Mengirimkan surat permohonan pada Instansi terkait untuk mendapatkan pertimbangan /

rekomendasi.

4. Menyampaikan pertimbangan / rekomendasi kepada pemroses ijin

5. Menandatangani surat ijin

6. Menympaikan surat keputusan ijin kepada pemohon setelah membayar retribusi.

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan Praktik

Perawat.

Pada Bab II: Pelaporan dan registrasi

Dalam Pasal 3

1) Perawat yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan

registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana sekolah berada guna

memperoleh SIP selambat-lambatnya 1(satu) bulan setelah menerima ijazah pendidikan

keperawatan

2) Kelengkapan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1):

a. Fotokopi ijazah pendidikan perawat

b. Surat Keterangan sehat dari dokter

c. Pasfoto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar

Dalam Pasal 12

1) SIPP sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat 3 diperoleh dengan mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat.

2) SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan ahli madya

keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan dengan kompetensi lebih tinggi.

3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diajukan dengan melampirkan:

a. Fotokopi ijazah ahli madya keperawatan atau ijazah pendidikan dengan

kompetensi lebih tinggi yang diakui pemerintah

Page 2: BAHAN EHK

b. Surat keterangan pengalaman kerja minimal 3 tahun dari pimpinan sarana tempat

kerja, khusus bagi ahli madya keperawatan

c. Fotokopi SIP yang masih berlaku

d. Surat keterangan sehat dari dokter

e. Pas foto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 lembar

f. Rekomendasi dari organisasi profesi

Adapun SIP berlaku selama 5 tahun sebagaiman yang terdapat dalam pasal 7, sedangkan

SIPP berlaku sepanjang SIP belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui yang

terdapat dalam pasal 14.

B. Etika keperawatan

Pengertian etik dan hukum berbeda namun prinsipnya sama. Etik berasal dari kata ethos

yaitu bahasa Yunani yang berarti motif dan sikap serta hubungan dari sikap ini terhadap

yang baik dari individu. Menurut Clohezy (1985) pengertian etik adalah interpretasi

individual tentang falsafah dan moral dari kehidupan dan merupakan dorongan internal

perorangan yang didasarkan pada nilai-nilai dan moral, sedangkan hukum adalah aturan

atau regulasi yang dibuat dan disahkan pemerintah berasal dari masyarakat dan mengikat

masyarakat yang merupakan dorongan eksternal serta bertujuan untuk kemampuan

masyarakat.

Etika yang dilanggar pada kasus ini yaitu,

1. Non maleficence

Prinsip ini berkenaan dengan kewajiban untuk tidak menimbulkan kerugian atau

cedera bagi orang lain apalagi membunuh. Seorang perawat yang menerapkan prinsip

ini akan bersikap hati-hati, teliti dan cermat sehingga dalam setiap mengerjakan

sesuatu tidak sembarangan.

2. Fidelity

Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban untuk setia atau loyal dengan kesepakatan

atau tanggung jawab yang diemban. Perawat yang menerapkan prinsip ini akan

bertanggung jawab secara sungguh-sungguh terhadap tugas yang dibebankan

kepadanya.

C. Isi dari pasal yang dilanggar dari EHS adalah :

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan :

Page 3: BAHAN EHK

- Pasal 81 ayat 2 butir c “Mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan tanpa

izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1).”

- Pasal 82 ayat 1” Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan

sengaja :”

a. Melakukan pengobatan dan atau perawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 ayat (4);

b. Melakukan transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1);

c. Melakukan implan obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1);

d. Melakukan pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat

(1);

- Pasal 82 ayat 2 butir d “Mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan yang

tidak memenuhi persyaratan penandaan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 41 ayat (2);”

D. Setiap profesi mempunyai risiko masalah hukum dalam menjalankan praktik

profesinya termasuk keperawatan.

Hal-hal yang diperlukan dalam rangka melindungi perawat dari permasalahan hukum

tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan kontrak

Suatu kontrak dapat diiartikan sebagai kesepakatan yang dibuat antara 2 belah pihak

seperti seorang perawat yang bekerja di suatu institusi, maka perlu adanya persetujuan yang

disepakati dan diketahui kedua belah pihak sehingga jelas tentang hak dan kewajiban yang

perlu dipenuhi.

2. Menjalankan praktik keperawatan secara kompeten

Perawat yang kompeten akan terhidar dari masalah malpraktik. Setiap perawat harus

yakin mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk dapat menerima

tanggung jawabnya sebagai perawat professional.

3. Pendidikan kesehatan bagi klien

Perawat berkewajiban memberikan pendidikan kesehatan bagi klien yang dirawatnya.

4. Menerima delegasi atau instruktur dokter secara benar

Page 4: BAHAN EHK

Perawat harus mengetahui dokter yang diberi kewenangan untuk instruksi pengobatan.

5. Dokumentasi

Dokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan perawat disertai kondisi klien.

Dokumentasi harus berdasarkan fakta, akurat, lengkap serta sesuai dengan waktu kejadian

E. Payung Hukum Keperawatan

Pasal 50 KUHP “Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan

undang-undang, tidak dipidana”.

Pasal 51 KUHP “Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah

jabatan yang diberikan oleh penguasa yang wenang, tidak dipidana”

Pasal 53 UU No 23/1992

Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan profesinya.

Pasal 24 ayat (1) PP 23/1996 tentang Tenaga Kesehatan

“Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugas sesuai

dengan standar profesi tenaga kesehatan”

Keputusan Menteri Kesehatan 1239/2001 , yaitu :

Pasal 20 ayat 1 “Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat

berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15.

Pasal 20 ayat 2 “Dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan

untuk penyelamatan jiwa.

F. Masuk kelalaian, kelalaian yang dilakukan oleh perawat yaitu,

1. Kelalaian terhadap kewajiban profesi perawat, yaitu yang terdapat pada pasal 73 UU

Praktik Keperawatan No. 29 / 2004

1. Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang

menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah

dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat

izin praktik.

2. Seriap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan bagi

Page 5: BAHAN EHK

masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang

telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.

2. Breath of duty (melanggar tugas)

Pelayanan/ asuhan keperawatan yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan/

praktik keperawatan. Adanya pelanggaran tugas ini dapat disebut sebagai

malfeasance (tindakan yang menunjukkan tidak terpenuhinya standar yang

diberlakukan) atau nonfeasance (kegagalan menjalankan tugas).

G. Oleh undang-undang dibagi menurut tingkat keamanannya menjadi beberapa

kelompok.

Kelompok-kelompok ini selanjutnya menentukan mudah sukarnya obat didapatkan

dipasaran. Obat relative aman (relatif kurang beracun) akan lebih mudah didapatkan daripada

obat yang kurang aman (relatif lebih bracun). Makin kurang aman atau makin berbahayanya

suatu obat, makin ketat obat itu diawasi peredarannya dan pemakaiannya oleh pemerintah.

Sehingga untuk mendapatkan obat-obat trsebut harus dengan resep dokter dan hanya dapat

dibeli di apotek.

Ada empat kelompok obat berdasarkan keamanannya:

1. Kelompok Obat Bebas

Sesuai dengan namanya, obat-obat dalam golongan tersebut di atas dapat

dijualbelikan dengan bebas, tanpa resep dokter an dapat dibeli di apotek, toko obat

maupun warung-warung kecil. Sebagai tanda obat bebas, pada pembungkusnya diberi

tanda khusus, warna hijau di dalam lingkaran warna hitam.

2. Kelompok Obat Bebas Terbatas

Pada zaman Belanda, kelompok obat keras ini disebut dengan obat daftar W (W =

Waarschuing = peringatan). Oabat-obat yng termasuk dalam kelompok ini dapat

dijualbelikan secara bebas dengan syarat hanya dalam jumlah yang telah ditentukan

dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda peringatan ditulis dengan huruf putih di

atas kertas yang umumnya brwarna hitam.

3. Kelompok Obat Keras

Di dalam kefarmasian dan pada zaman Belanda dahulu obat-obat yang termasuk

dalam golongan ini terkenal dengan obat-obat golongan daftar G (gevaarlijk =

berbahaya) atu daftar obat keras.

Page 6: BAHAN EHK

Obat-obat golongan ini sangat berbahaya, mempunyai kerja sampingan yang sangat

besar dan untuk mendapatkannya diperlukan resep dokter yang hanya dapat dibei di

apotek. Pada pemakaian yang tidak hati-hati dapat mengaakibatkan hal-hal yang tidak

diinginkan dan dapat mengakibatkan maut, misalnya menimbulkan gangguan pada

metabolisme, gangguan pada saluran kencing, dan lain-lain.

Lebih dari 100 bahan obat termasuk dalam kelompok ini, meliputi antibiotika, obat-

obat yang berpengaruh pada susunan syaraf seperti obat penenang, obat-obat yang

digunakan dengan cara penyuntikan dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sebagai tanda obat keras, pada pembungkusnya diberi tanda khusus, huruf K dengan

latar belakang warna merah, di dalam lingkara warna hitam.

4. Kelompok Narkotika

Obat pada kelompok narkotika ini seperti halnya dengan obat daftar G, hanya dapat

diperoleh di apotek dengan resep dokter. Dalam dunia kefarmasian terkenal dengan

obat golongan O (O = opium). Berbeda dengan obat keras, peredaran obat narkotka

ini sangat ketat dan diwasi oleh badan pengawas obat. Di apotek keluar masuknya

obat-obat narkotoka ini dicatat dan dilaporkan kepada badan pengawas.

Sebagai tanda obat yang temasuk narkotika, pada pembungkusnya diberi tanda

khusus palang merah engan latar belakang putih didalam lingkaran warna merah.