Bahan-bahan Teori Okupasi

22
Ribut Asrining Indah S-1 PENDIDIKAN GURU LUAR BIASA Minggu 08 Apr 2012 07:15 PM - RIBUT ASRINING INDAH Modifikasi Perilaku Anak Autis I. Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai 1) Upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku, 2) Aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif, 3) Penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman, atau 4) Usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia. Modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik yang telah dikembangkan dan mudah untuk diterapkan. Menurut pandangan para ahli, seperti Eysenk modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yg menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar. II. Karakteristik Modifikasi Perilaku Terdapat empat ciri utama modifikasi perilaku, yaitu: 1) Fokus pada perilaku (focuses on behavior), 2) Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan (emphasizes influences of learning and the environment), 3) Mengikuti pendekatan ilmiah (takes a scientific approach), dan 4) Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku (uses pragmatic and active methods to change behavior). Fokus pada perilaku artinya menempatkan penekanan pada perilaku yang dapat diukur berdasara atas dimensi-dimensinya, seperti frekuensi, durasi, dan intensitasnya. Karena itu metode modifikasi perilaku selalu mengamati dan mengukur setiap tahap perubahan sebagai indikator dari berhasil atau tidaknya program bantuan yang diberikan. Behavioral exceses adalah perilaku target yang negatif (tidak layak) yang ingin dikurangi frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk perilaku ini misalnya: a) Perilaku anak yang tidak bisa diam, seperti keluar masuk rumah, naik turun tangga, membuang pakaian ke lantai.

Transcript of Bahan-bahan Teori Okupasi

Page 1: Bahan-bahan Teori Okupasi

Ribut Asrining IndahS-1 PENDIDIKAN GURU LUAR BIASA Minggu 08 Apr 2012 07:15 PM - RIBUT ASRINING INDAH Modifikasi Perilaku Anak Autis

I. Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai

1) Upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku,

2) Aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak

adaptif menjadi perilaku adaptif,

3) Penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku

melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman, atau

4) Usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil

eksperimen pada manusia.

Modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik yang telah

dikembangkan dan mudah untuk diterapkan. Menurut pandangan para ahli, seperti Eysenk

modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yg

menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar.

II. Karakteristik Modifikasi Perilaku

Terdapat empat ciri utama modifikasi perilaku, yaitu:

1) Fokus pada perilaku (focuses on behavior),

2) Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan (emphasizes influences of learning and the

environment),

3) Mengikuti pendekatan ilmiah (takes a scientific approach), dan

4) Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku (uses pragmatic

and active methods to change behavior).

Fokus pada perilaku artinya menempatkan penekanan pada perilaku yang dapat diukur berdasara

atas dimensi-dimensinya, seperti frekuensi, durasi, dan intensitasnya. Karena itu metode

modifikasi perilaku selalu mengamati dan mengukur setiap tahap perubahan sebagai indikator

dari berhasil atau tidaknya program bantuan yang diberikan.

Behavioral exceses adalah perilaku target yang negatif (tidak layak) yang ingin dikurangi

frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk perilaku ini misalnya:

a) Perilaku anak yang tidak bisa diam, seperti keluar masuk rumah, naik turun tangga,

membuang pakaian ke lantai.

Page 2: Bahan-bahan Teori Okupasi

b) Perilaku anak yang selalu mengomentari orang lain, mengejek, berlama-lama ngobrol

menggunakan telepon.

c) Perilaku anak yang selalu mengganti chanel TV atau berlama-lama duduk di depan TV, dsb.

Dalam kasus anak autis, perilaku berlebihan ini tampak misalnya pada perilaku stimulasi diri

(menatap jari jemari, mengepak-ngepak tangan), self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri

sendiri), tantrum (menjerit, mengamuk), atau agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit

orang lain).

Sedangkan Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yang positif (lanyak) yang ingin

ditingkatkan frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk dalam perilaku yang kurang,

misalnya:

a) Anak yang tidak dapat menghitung atau menjumlahkan angka-angka dengan tepat.

b) Siswa yang tidak pernah mengerjakan tugas-tugas sekolah

c) Siswa yang selalu melanggar aturan dan tatatertib sekolah

d) Siswa yang sering melakukan pencurian, suka merokok, dsb.

Pada kasus anak autis, termasuk perilaku yang berkekurangan ini misalnya tidak mau atau sedikit

bicara, secara sosial cenderung mengganggap orang lain sebagai benda atau bahkan tidak ada,

ketika bermain hanya senang memutar roda mobil-mobilan, tidak mau merespon stimulus dari

lingkungan, sehingga sering disangka tuli-buta, kehidupan emosinya yang datar (misal, hanya

bengong ketika dikelitiki), dsb.

III.Keungulan Dan Kelemahan Modifikasi Perilaku

A. Keungggualan dari modifikasi perilaku

1) Langkah-langkah dari modifikasi perilaku dapat direncanakan dan diminta persetujuan terlebih

dahulu,

2) Perincian pelaksanaan dapat diubah selama perlakuan berlangsung dan perubahan tersebut

sesuai dengan kebutuhan,

3) Bila dari hasil monitoring ternyata suatu teknik gagal dan kurang berhasil untuk menemukan

perubahan dapat dideteksi dan diusahakan penggantinya,

4) Waktu yang dibuuhkan didalam pelaksanan lebih singkat dari pada menggantungkan

perubahan yang terjadi secara insting yang diperoleh secara subjek,

5) Teknik-teknik dalam modifikasi perilaku dapt diterangkan secara rasional.

B. Kelemahan dari modifikasi perilaku

1) Percobaan-percobaan awal dilakukan dalam modifikasi perilaku yaitu menggubabkan media

binatang,

Page 3: Bahan-bahan Teori Okupasi

2) Perilaku manusia kompleks sehingga untuk melakukan analisis perilaku yang tepat untuk

memerlukan latihan dan kecermatan terapis,

3) Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secar langsung sehingga modifikasi perilaku

mengalami kesulitan intuk mengubah perilaku yang pengamatannya tidak langsung.

IV. Beberapa model terapi yang cocok dengan terapi motorik anak autis:

1) Terapi medikamentosa

Terapi ini dilakukan dengan obat-obatan yang bertujuan untuk memperbaiki perilaku anak serta

diulang-ulang. Dalam kasus ini gangguan yang terjadi di otak sehingga obat-obatan adalah yang

berkerja di otak.

2) Terapi perilaku

Terapi bertujuan agar anak autis dapat mengurangi perilaku tidak wajar dan menggantinya

dengan perilaku yang dapat diterima masyarakat.

3) Terapi okupasi

Terapi ini bertujuan untuk membantu anak autis yang mempunyai perkembangan motorik yang

kurang baik antara lain, gerak-geriknya kasar dan kurang lues. Terapi okupasi ini akan

menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus anak.

V. Contoh Teknik Modifikasi Perilaku ADHD

Perilaku ADHD bermanfaat modifikasi perilaku yang diinginkan dengan hak-hak istimewa atau

imbalan sementara mengecilkan perilaku buruk dengan pemindahan hak-hak istimewa atau

menambah hukuman yang sesuai. Perilaku ADHD bermanfaat modifikasi perilaku yang diinginkan

dengan hak-hak istimewa atau mengecilkan imbalan sementara perilaku buruk dengan

pemindahan hak-hak istimewa atau menambah Hukuman yang sesuai.

Kebanyakan sistem modifikasi perilaku atau ADHD Charts Insentif menggunakan penilaian

komputerisasi program di mana orangtua input perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak

diinginkan. Kebanyakan sistem atau modifikasi perilaku ADHD Insentif Charts Menggunakan

program Komputerisasi penilaian Orangtua di mana masukan perilaku yang diinginkan dan

perilaku yang tidak diinginkan. Setiap minggu atau pada perilaku orang tua yang direkam

kebijakannya ditinjau dengan anak. Setiap minggu atau pada perilaku orang tua yang direkam

dengan kebijakannya ditinjau anak.

Perilaku yang diinginkan mungkin termasuk melakukan tugas-tugas, menyelesaikan PR tepat

waktu dan berperilaku di sekolah. Perilaku yang diinginkan mungkin termasuk Melakukan tugas-

tugas, menyelesaikan PR tepat waktu dan berperilaku di sekolah. Perilaku yang tidak diinginkan

mungkin termasuk tidak menyelesaikan tugas mereka, tidak melakukan pekerjaan rumah,

perilaku keras dan mengganggu. Perilaku yang tidak diinginkan mungkin tidak termasuk

menyelesaikan tugas mereka, tidak Melakukan pekerjaan rumah, perilaku keras dan

mengganggu.

Page 4: Bahan-bahan Teori Okupasi

Orangtua juga akan masukan apa yang penghargaan untuk perilaku yang baik. Orangtua juga

akan masukan apa yang penghargaan untuk perilaku yang baik. Ini mungkin konsol video waktu,

uang saku bonus, TV waktu atau imbalan lain orangtua dianggap layak. Ini mungkin konsol video

waktu, uang saku bonus, TV atau imbalan lain waktu Orangtua Dianggap layak.

Pada akhir minggu atau bulan anak akan diberi skor yang akan menentukan ganjaran atau

hukuman apa yang akan mereka terima. Pada akhir minggu atau bulan anak akan diberi skor

yang akan menentukan ganjaran atau Hukuman apa yang akan mereka terima. Keuntungan

sistem seperti Total Transformation System untuk mendisiplinkan anak dengan ADHD adalah

mereka ajarkan batas, komunikasi yang tepat dan pada akhirnya membangun harga diri anak dan

akuntabilitas. Keuntungan sistem seperti Total Transformasi Sistem mendisiplinkan anak dengan

ADHD adalah batas ajarkan mereka, komunikasi yang tepat dan pada akhirnya membangun harga

diri anak dan Akuntabilitas.

Strategi Pembelajaran Bagi Anak Autis

Selasa 14 Feb 2012 12:14 AM Alim Sumarno, M.Pd

Perilaku pada anak yang dengan kebutuhan khusus seperti autis merupakan hal penting, namun persoalan-persoalan mendasar yang ditemui di Indonesia menjadi sangat krusial untuk ditangani terlebih dahulu. Beberapa fakta yang dianggap relevan dengan masalah autis di Indonesia diantaranya adalah:

1. Belum adanya petunjuk penanganan yang sesuai di Indonesia sebab tidak cukup hanya

mengimplementasikan petunjuk penanganan dari luar yang penerapannya tidak selalu sesuai

dengan kultur kehidupan anak-anak Indonesia,

2. Masih banyak kasus-kasus autis yang tidak di deteksi secara dini sehingga ketika anak menjadi

semakin besar, maka semakin kompleks pula persoalan yang dihadapi orang tua.

3. Para ahli yang mampu mendiagnosa autis, informasi mengenai gangguan dan karakteristik autis

serta lembaga-lembaga formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak dengan autis

belum tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia.

4. Permasalahan akhir yang juga penting adalah sedikit pengetahuan baik secara klinis maupun

praktis yang didukung dengan adanya validitas data secara empirik (Empirically Validated

Treatments/EVT) dari penanganan-penanganan masalah autis di Indonesia.

Autis dapat terjadi pada masyarakat dari berbagai kalangan, baik dari kalangan sosio-ekonomi mapan maupun masyarakat yang kurang mampu, dari semua etnis. Istilah Autisme berasal dari kata "Autos" yang berarti diri sendiri "Isme" yang berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri. Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.

Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan 20% dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu. Anak penyandang autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang :

1. Komunikasi

2. Interaksi sosial

3. Gangguan sensoris

4. Pola bermain

5. Perilaku

Page 5: Bahan-bahan Teori Okupasi

6. Emosi

Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang autis memiliki ciri-ciri yaitu penderita senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan tidak memberikan respon ( tersenyum, dan sebagainya ), bila di ‘liling’, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran ( mendengarkan suara orang tua pun menangis ), senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap.

Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar mengalami gangguan yang sama.

Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. Autis bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa, dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autis seperti hidup dalam dunianya sendiri.

Gangguan perkembangan, terutama dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial dan berperilaku, yang dialami oleh anak-anak autis membuat kebanyakan orangtua lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bidang akademik lainnya.

Perkembangan tentang seksualitas pada anak banyak dibahas dan menjadi sorotan masyarakat sekarang ini, namun masih terbatasnya pembahasan tentang seksualitas pada anak berkebutuhan khusus atau pada anak autis. Menurut Schwier dan Hingsburger (2000), seksualitas merupakan integrasi dari perasaan, kebutuhan dan hasrat yang membentuk kepribadian unik seseorang, mengungkap kecenderungan seseorang untuk menjadi pria atau wanita, dan seksualitas dibatasi sebagai pikiran. perasaan, sikap dan perilaku seseorang terhadap dirinya Berdasarkan DSM IV (2000, h. 75), gangguan autistik didefinisikan sebagai gangguan perkembangan dengan tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi, dan keterbatasan minat serta kemampuan imajinasi, yang gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia tiga tahun. Seperti halnya fase perkembangan anak normal lainnya, individu autis juga mengalami fase pubertas. Menurut Santrock (2002, hal. 7-8), pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Christopher & Schaumann (1981, h.370) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pada beberapa anak autis akan terjadi perbaikan simtom setelah masa remaja, namun pada saat remaja anak autis menunjukkan perilaku yang semakin memburuk seperti gangguan perilaku, destructiveness, dan kegelisahan.

Oleh sebab itu diperlukan strategi dan metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan kognitif yang didasarkan pada emosi dan hubungan sosial sehingga memberikan stimulasi cara berpikir dalam melakukan tindakan atau mengungkapkan hasil pemikirannya sehingga timbul keinginan mempelajari sesuatu.

Sebagai seorang pendidik, guru senantiaasa di tuntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotifasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi untuk belajar dengan baik. Agar kegiatan belajar mengajar di kelas itu berhasil sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa melalui indikator pembelajaran, maka guru harus memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional secara umum dan tujuan pendidikan pada setiap mata pelajaran yang diajarkan. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan khusus. Guru harus memiliki perencanaan yang matang sesuai dengan tugas dan peranan guru. Perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil pemikiran awal seorang guru sebelum mengelola proses KBM. Perencanaan pembelajaran adalah persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi : pemilihan materi, metode, media, dan alat evaluasi. Unsur-unsur tersebut

Page 6: Bahan-bahan Teori Okupasi

tentunya harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digariskan oleh kurikulum, diwujudkan dalam indikator-indikator pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam merancang strategi pembelajaran ada satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran berasal dari bahasa latin bentuk jamak dari medium yang berarti perantara (betwen) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses belajar mengajar media sangat berguna untuk menyampaikan pesan dalam proses kegiatan belajar mengajar, bentuk fisik untuk menyampaikan isi pelajaran. Guru dalam menyampaikan manyampaikan materi pelajaran harunyampaikan materi pelajaran harus disertai media pendukung sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pentingnya LIFE SKILL Anak Berkebutuhan Khusus Di Masa Depan

Rabu 14 Mar 2012 10:01 AM | ALDINA SURYA MURNI  

Di SLB Aisiyah Krian Sidoarjo mengajarkan anak berkebutuhan khusus keterampilan dalam bentuk ekstrakulikuler. Anak dapat memilih keterampilan tersebut sesuai kemampuan serta minat dan bakat yang mereka peroleh sehingga anak mampu mengembangkan potensi sesuai dengan keinginannya. Anak berkebutuhan khusus yang ada di SLB Aisiyah rata – rata memiliki keterampilan sendiri.Pentingnya keterampilan untuk anak berkebutuhan khusus ialah dapat memberikan pengalaman kepada mereka kelak. Dengan keterampilan ini Anak diharapkan setelah lulus dari SLB Aisiyah Krian dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri dan dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang lain. Lulusan dari SLB Aisiyah Krian ini banyak yang langsung terjun ke dalam masyarakat dalam bidang pekerjaan. Karena SLB Aisiyah juga menjalin kerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Kab. Sidoarjo, Sehingga anak lulusan dari sekolah ini dapat langsung terjun ke pabrik – pabrik yang membutuhkan karyawan. Tentunya ada syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi anak berkebutuhan khusus lulusan SLB Aisiyah Krian.LIFE SKILL mengajarkan keterampilan hidup bagi ABK yang sudah menginjak usia dewasa, namun tidak bisa mengikuti pendidikan di sekolah umum. Special Edukasi Life skill yang ada di SLB Aisiyah Krian mengajarkan dan mengupayakan agar ABK mempunyai keterampilan khusus untuk bekal hidupnya nanti.

Page 7: Bahan-bahan Teori Okupasi

Terapi Okupasi Untuk Anak Tunagrahita

Media Pembelajaran Bagi Anak TunagrahitaPosted on Minggu 18 Mar 2012 09:24 AM by Selvia Miftahul Jannah

Media pembelajaran merupakan suatu elemen penting yang tidak dapat terpisahkan dari proses pembelajaran secara keseluruhan dan dapat lebih meningkatkan kualitas belajar siswa, kualitas mengajar guru, di samping itu dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran baik di sekolah umum maupun di SLB termasuk bagi anak-anak tunagrahita.

Seperti dalam pembelajaran anak-anak pada umumnya , maka pembelajaran bagi anak tunagrahita pun, media pembelajaran dan Alat Bantu pelajaran memegang peranan penting , hal ini dikarenakan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, seperti dikemukakan oleh Astati (1988:6)

Alat Bantu pelajaran penting diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal kongkrit. Agar terjadinya tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan alat pelajaran yang memadai. Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita antara lain:

1. Warna. Tidak terlalu menyolok

2. Garis dan bentuk tidak boleh abstrak

Hal yang penting adalah dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media pembelajaran ini harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan menjadi pusat / pokok pembicaraan. Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.

Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak tunagrahita, harus benar-benar selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang ada pada masing-masing anak.

Apa hubungannya antara musik dan kesehatan?? secara sekilas memang tidak ada hubungannya..

namun tahukah anda bahwa musik ternyata bukan hanya enak untuk di dengar melainkan musik

juga bermanfaat sebagai terapi penyembuhan, bahkan kalangan medis pun mulai

memperhitungkannya. loh?? bagaimana bisa?? memangnya apa yang kita dapatkan dari

Page 8: Bahan-bahan Teori Okupasi

mendengarkan musik?? apa efeknya terhadap kesehatan kita? dan bagaimana musik membantu

dalam proses penyembuhan?? baiklah untuk menjawab itu semua mari kita ulas secara ilmiah

dari definisi musik itu sendiri terlebih dahulu dan implikasinya terhadap dunia medis..

Definisi MusikMusik adalah Kesatuan dari kumpulan suara melodi, ritme dan harmoni yang dapat

membangkitkan emosi. musik bisa membuat mood menjadi bahagia atau bahkan menguras air

mata anda, musik juga bisa mengajak anda untuk turut bernyanyi dan menari atau mengantar

kepada sebuah suasana santai. Intinya musik adalah penghibur

namun kini para ahli menyuarakan nyanyian baru yang mungkin belum pernah di dengar oleh

khalayak ramai. yaitu musik sebagai sarana penyembuhan.

Terapi musik mulai digunakan untuk mengobati berbagai kondisi dan gangguan yang mencakup

nyeri akut, rehabilitasi fisik, penyakit alzheimer dan parkinson, demensia (pikun), melahirkan dan

bahkan juga untuk meningkatkan semangat kerja. Musik sebagai sarana untuk penyembuhan kini

sudah masuk ke dalam dunia medis

Fungsi Musik dalam Proses PenyembuhanMenurut H.A Lingerman dalam bukunya yang berjudul

"The Healing of Music" musik berfungsi untuk:

Meningkatkan Vitalitas Fisik

Menghilangkan Kelelahan

Meredakan Kecemasan dan Ketegangan

Meningkatkan Konsentrasi

Memperdalam hubungan dan memperkaya persahabatan

Merangsang kreativitas dan kepekaan

Memperkuat karakter dan perilaku positif

Musik Sebagai Sarana PenyembuhanDi Amerika utara dan eropa, para ahli terapi musik bekerja

Page 9: Bahan-bahan Teori Okupasi

di pusat-pusat rehabilitasi dan berbagai rumah sakit, terapi musik adalah intervensi musik untuk

memulihkan, menjaga dan memperbaiki kesehatan emosi, fisik, psikologis dan spiritual, berbagai

literatur mendukung keampuhan terapi musik, bahkan asosiasi terapi musik amerika (AMTA)

mempunyai data yang paling komprehensif terhadap terapi musik.

Kini musik dapat dimanfaatkan dalam mengurangi rasa nyeri pada penderita kanker atau pada

penderita alzheimer yang kehilangan daya ingat dapat bernyanyi mengikuti standard. Korban

kecelakaan yang mengalami trauma otak dapat bermain drum bersama penderita parkinson dan

stroke yang bagian tubuhnya mati separuh dapat mengikuti irama metronom (alat yang

menghasilkan ketukan berulang ulang dengan interval yang teratur) Wanita hamil dengan iringan

musik dapat berlatih pernapasan dan relaksasi selama kontraksi daripada menggunakan

anestetik. Terapi musik juga digunakan untuk menurunkan darah, meringankan trauma keluhan,

mengurangi depresi (Terbukti bukan di saat anda stress dan mempunyai banyak masalah, anda

akan merasa lebih tenang saat mendengarkan musik) dan memberikan pelampiasan bagi mereka

yang pendiam..

Terapi Musik dianggap sebagai alat yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan gangguan-

gangguan neurologis. pasien penderita gangguan syaraf yang tidak bisa bergerak atau berjalan,

kadang kadang bisa bernyanyi dan bahkan menari mengikuti musik. Terapi Musik juga diberikan

pada anak-anak cacat untuk membantu belajar dan berkomunikasi dengan orang lain. Jika

penggunaannya benar, musik bisa mendukung potensi perkembangan anak.

Musik Bagi Perkembangan AnakDalam proyek penelitian di University of Rochester’s Eastman

School of Music sebuah rekaman diperdengarkan kepada beberapa janin dalam kandungan

dengan menggunakan earphone stereo pada perut sang ibu. 8 bulan setelah kelahiran diketahui

bahwa bayi tersebut bisa menirukan melodi dua sampai tiga not. yang lebih hebat lagi 80% Bayi

usia dua tahun dapat memainkan nada-nada sederhana di atas tuts piano dengan menggunakan

satu jari, sementara anak-anak umumnya menekan tuts piano secara acak.

Para Peneliti setuju bahwa pengenalan musik sejak dini bahkan sebelum lahir memberi dampak

positif. Ibu hamil tidak perlu bergantung pada radio tape atau stereo headset untuk merangsang

janin dalam kandungan, cukup dengan menerapkan cara tradisional yaitu bersenandung.

Menurut para ahli cara ini juga merupakan wujud komunikasi ibu dan anak sekaligus merangsang

perkembangan indera si kecil sejak di dalam kandungan.

di Singapura, musik juga digunakan sebagai terapi untuk membantu anak anak yang di rawat di

rumah sakit saat menjalani prosedur prosedur medis yang harus mereka jalani yang terasa

menyiksa dan mengerikan bagi mereka. Musik digunakan sebelum, selama dan sesudah

pengobatan sebagai selingan dan relaksasi. Oh ya musik juga membantu mengurangi rasa nyeri

dan kecemasan

Bagaimana Musik Bisa Menyembuhkan??Bagaimana bisa sebuah sesuatu yang tidak nampak

dapat membantu dalam proses penyembuhan?? Psikoneuroimunologi(PNI) tengah berusaha

menemukan jawabannya. cabang ilmu yang relatif baru ini mempelajari hubungan antara suasana

hati dengan sistem saraf dan sistem kekebalan, para peneliti percaya bahwa emosi bisa membuat

otak menghasilkan beberapa kimiawi pengatur yang kemudian di kirimkan ke seluruh tubuh

Musik bisa meningkatkan kadar endorfin jelas don campbell dalam bukunya The Mozart Effect,

Endorfin adalah zat yang dihasilkan tubuh kita untuk meredakan rasa sakit dan diyakini ikut

ambil bagian dalam mengontrol respon tubuh terhadap stres, mengatur konstraksi dinding usus

dan menentukan suasana hati "kimiawi penyembuh yang dihasilkan oleh kekayaan musik berupa

Page 10: Bahan-bahan Teori Okupasi

efek kegembiraan membuat tubuh mampu menghasilkan anestetik sendiri dan meningkatkan

fungsi imun" Tegas Campbell

Para peneliti juga belum menemukan Ciri-Ciri Sonata Mozart yang secara pasti menurunkan

aktivitas otak penderita epilepsi, Dr Joseff Arezzo seorang ahli saraf mengibaratkan musik

sebagai stimulus (rangsangan) yang ampuh untuk mendorong pola aktivitas dalam Cortex Otak

Sedangkan penelitian efek terapi musik di Colorado State University menyatakan bahwa ritme

lagu dapat memicu aktivitas sistem gerak otak pada penderita stroke.

Musik dan Suasana HatiMeski efek musik pada orang sehat tidak sebesar pada orang sakit, tapi

dalam hal ini musik berperan sebagai terapi preventif, Coba bayangkan bila anda mendengarkan

musik, apalagi bila lagu itu adalah lagu kesayangan, kita pasti merasa terhibur, menurut para

ahli, musik merupakan terapi psikofisika artinya bisa mencakup ke dua hal yaitu psikis dan fisik,

Keduanya merupakan kesatuan dalam tubuh kita, dengan musik kedua aspek ini menjadi

berimbang.

Dalam prakteknya terapi musik bisa terdiri dari dua hal yaitu aktif dan pasif, dengan pendekatan

aktif maka pasien dapat turut serta aktif berpartisipasi. Misalnya saat mendengarkan musik

mereka dapat ikut bersenandung, menari atau sekedar bertepuk tangan. sedangkan yang sifatnya

pasif jika pasien hanya bertindak sebagai pendengar saja, meski sebagai motorik mereka tampak

pasif, namun sesungguhnya aktivitas mentalnya tetap bekerja. mereka bisa berimajinasi sesuai

dengan tema musik yang mereka dengarkan. Misalnya Musik Romantis dapat membuat mereka

teringat akan kenangan indah mereka.

Tempo musik menentukan suasana hati si pendengar, tempo standar musik klasik (tempo

moderato) hampir sama dengan denyut nadi manusia rata rata. Musik yang dimainkan dengan

irama yang cepat dianggap dapat memberi semangat, dan musik dengan irama yang pelan dapat

menenangkan.

Para Pakar Medis masih berhati hati sebelum menyatakan secara tegas efek penyembuhan oleh

musik , Terapi musik bukanlah pengganti perawatan medis standard namun hanya bersifat

melengkapi. Hubungan antara musik dan penyembuhan selama ini jelas positif, kalangan ilmuwan

perlu meneliti lebih jauh mengenai masalah ini.

Tips Terapi Musik

Duduk rileks atau berbaring di tempat yang tenang dan bersih dengan penerangan yang

cukup, pastikan tidak ada yang mengganggu

Tenangkan Diri anda. pada saat mendengarkan musik tariklah nafas dalam-dalam seolah

olah anda menghirup suara musik itu

Lepaskan segala beban pikiran

Nah bagaimana?? ternyata musik mempunyai efek yang positif terhadap kesehatan kita terutama

untuk syaraf kita.. dan juga merangsang untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh..

Page 11: Bahan-bahan Teori Okupasi

MASALAH - MASALAH YANG DI HADAPI ANAK TUNAGRAHITA

ANDIK WITOMO PUTRA On Kamis 15 Mar 2012 10:19 PM

MASALAH - MASALAH YANG DI HADAPI ANAK TUNAGRAHITA

a. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari

Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Melihat kondisi keterbatasan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak mengalami kesulitan apalagi yang termasuk kategori berat dan sangat berat; pemeliharaan kehidupan sehari-harinya sangat memerlukan bimbingan. Karena itulah disekolah diharapkan sekali dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam melatih dan membiasakan anak didik untuk merawat dirinya sendiri. Masalah-masalah yang sering ditemui diantaranya adalah; cara makan, menggosokkan gigi, memakai baju, memasang sepatu dan lain-lain.

b. Masalah kesulitan belajar

Dapat disadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan berpikir mereka, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu mengalami kesulitan belajar yang tentu pula kesulitan tersebut terutama dalam bidang pengajaran akademik, sedangkan untuk bidang studi, non akademik mereka tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah-masalah yang sering dirasakan dalam kaitannnya dengan proses belajar mengajar diantaranya: kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berpikir abstrakyang terbatas, daya ingat yang lemah dan sebagainya.

c. Masalah penyesuaian diri

Masalah ini berkaitan dengan masalah-masalah atau kesulitan dalam hubungannya dengan kelompok maupun individu disekitarnya. Disadari bahwa kemampuan penyesesuaian diri dengan lingkungan sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat kecerdasan anak tunagrahita jelas-jelas berada dibawah rata-rata (normal) maka dalam kehidupan bersosialisasi mengalami hambatan. Disamping itu mereka ada kecenderungan diisolir oleh lingkungannya, apakah itu masyarakat ataupun keluarganya. Dapat juga terjadi anak ini tidak diakui secara penuh sebagai individu yang berpribadi dan hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap pembentukan pribadi, sehingga mengakibatkan suatu kondisi pada individu itu tentang ketidakmampuannya didalam menyesuaikan diri baik terhadap tuntutan sekolah, keluarga, masyarakat, dan bahkan terhadap dirinya sendiri.

d. Masalah penyaluran ke tempat kerja

Kehidupan anak tunagrahita cenderung banyak yang masih menggantungkan diri kepada orang lain terutama kepada keluarga (orang tua) dan masih sedikit sekali yang sudah dapat hidup mandiri, inipun masih terbatas pada anak tunagrahita ringan. Bila di perhatikan benar-benar kehidupan anak tunagrahita ini cukup memprihatinkan. Setelah selesai mengikuti program pendidikan ternyata masih banyak yang sangat menggantungkan diri dan membebani kehidupan keluarga. Perlu ada imbangan dari pihak sekolah untuk lebih banyak meningkatkan kegiatan non-akademik baik itu berupa kerajinan tangan, keterampilan, dan sebagainya. Yang semuanya itu diharapkan dapat membekali mereka untuk terjun ke masyarakat.

Page 12: Bahan-bahan Teori Okupasi

e. Masalah gangguan kepribadian dan emosi

Memahami akan kondisi karakteristik mentalnya, nampak jelas bahwa anak tunagrahita kurang memiliki kemampuan berpikir, keseimbangan pribadinya kurang konsistan / labil, kadang-kadang stabil dan kadang-kadang kacau. Kondisi yang demikian itu dapat dilihat pada penampilan tingkah lakunya sehari-hari, misalnya : berdiam diri berjam-jam lamanya, gerakan hiperaktif, mudah marah dan mudah tersinggung, suka mengganggu orang lain di sekitarnya (bahkan tindakan merusak/destruktif).

f. Masalah pemanfaatan waktu luang

Wajar bagi anak tunagrahita dalam tingkah lakunya sering menampilkan tingkah laku nakal. Dengan kata lain bahwa anak-anak ini berpotensi untuk mengganggu ketenangan lingkungannya, terhadap benda-benda ataupun manusia di sekitarnya, apalagi mereka yang hiperaktif. Sebenarnya sebagian dari mereka cenderung suka berdiam diri dan menjauhkan diri dari keramaian sehingga hal ini dapat berakibat fatal bagi dirinya, karena dapat saja terjadi bunuh diri. Untuk mengimbangi kondisi ini sangat perlu imbangan kegiatan dalam waaktu luang, sehinggaa mereka dapat terjauhkan dari kondisi yang berbahaya, dan pula tidak sampai mengganggu ketenangan masyarakat maupun keluarga sendiri.

Karakteristik Anak Tunagrahita

Minggu 12 Feb 2012 09:31 PM Alim Sumarno, M.Pd

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut. Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat.

PENGERTIAN ANAK TUNAGRAHITA

Page 13: Bahan-bahan Teori Okupasi

Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita.

Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus.

KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA

Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.

1. Tunagrahita Ringan (Debil)

Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak

normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok

mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak

tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.

2. Tunagrahita Sedang atau Imbesil

Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat

terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini

mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las II

SD Umum.

3. Tunagrahita Berat atau Idiot

Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan

secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata

30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

SEBAB-SEBAB KETUNAAN

Menurut penyelidikan para ahli (tunagrahita) dapat terjadi :

1. Prenatal (sebelum lahir)

Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya seperti : campak,

diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan

juga perokok berat.

2. Natal (waktu lahir)

Proses melahirkan yang sudah, terlalu lama, dapat mengakibatkan kekurangan oksigen pada bayi,

juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan

pendarahan pada otak (anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit,

tang).

3. Pos Natal (sesudah lahir)

Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai

Page 14: Bahan-bahan Teori Okupasi

kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak

menjadi ketunaan (tunagrahita).

Karakteristik Anak Tunagrahita

Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :

1. Fisik (Penampilan)

o Hampir sama dengan anak normal

o Kematangan motorik lambat

o Koordinasi gerak kurang

o Anak tunagrahita berat dapat kelihatan

2. Intelektual

o Sulit mempelajari hal-hal akademik.

o Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 12

tahun dengan IQ antara 50 – 70.

o Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7,

8 tahun IQ antara 30 – 50

o Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun,

dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi

o Bergaul dengan anak yang lebih muda.

o Suka menyendiri

o Mudah dipengaruhi

o Kurang dinamis

o Kurang pertimbangan/kontrol diri

o Kurang konsentrasi

o Mudah dipengaruhi

o Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tunagrahita berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah untuk melayani pendidikan anak luarbiasa (tunagrahita) yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah berkebutuhan khusus.

Sekolah untuk anak luar biasa terdiri dari :

1. SLB – A untuk anak Tunanetra

2. SLB – B untuk anak Tunarungu

3. SLB – C untuk anak Tunagrahita

4. SLB – D untuk anak Tunadaksa

5. SLB – E untuk anak Tunalaras

6. SLB – F untuk anak Berbakat

7. SLB – G untuk anak cacat ganda

Page 15: Bahan-bahan Teori Okupasi

Sekolah Luar Biasa untuk anak tunagrahita dibedakan menjadi :

1. SLB – Cuntuk Tunagrahita ringan

2. SLB – C1untuk Tunagrahita sedang

Untuk Tunagrahita berat biasanya berbentuk panti plus asramanya.

G. KURIKULUM

Dalam memberikan layanan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum untuk Sekolah Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya, mulai dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB.

Kurikulum yang sekarang ini digunakan yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata pelajaran ke khususan, untuk anak tunagrahita yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup:

Kemampuan merawat diri

Mengurus diri

Menolong diri

Komunikasi dan Sosialisasi

DAMPAK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK TUNAGRAHITA

Selasa 20 Mar 2012 10:54 AM | YOHANA CINTYA ASMARA  

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, ’kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ’luar’ dan movere ’bergerak’. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati.

Definisi emosi menurut para ahli :

1. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

2. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

1. Emosi anak tunagrahita secara umum

Page 16: Bahan-bahan Teori Okupasi

Perkembangan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan, masing-masing. Anak yang berat dan sangat berat tingkat ketunagrahitaan hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri (Moh. Amin, 1995:35). Mempertahankan diri dalam hal ini adalah anak tuagrahita tidak bisa mengantisipasi dan menghindari bahaya yang akan dihadapi.

Emosi berkaitan dengan derajat ketunagrahitaan seorang anak, di mana ia tidak bisa menunjukkan rasa lapar atau haus. Pada anak tunagrahita sedang, dorongan berkembang lebih baik, tetapi kehidupan emosinya terbatas pada emosi-emosi yang sederhana. Pada tunagrahita ringan kehidupan emosinya tidak jauh berbeda dengan anak normal. Anak tunagrahita dapat memperlihatkan kesedihan tetapi sukar untuk mengambarkan suasana terharu (Sutjihati Somantri, 2005:115).

Perkembangan emosi secara umum dipengaruhi 2 faktor penting yang berhubungan satu dengan yang lainnya yaitu kematangan dan proses belajar ( Sunardi dan Sunaryo, 2007:246).

1. Dampak emosi

Dampak emosi ketunagrahitaan terhadap keluarga

1. Keluarga inti

Ketika emosi anak tunagrahita muncul hal ini menyebankan keluarga mau bekerja sama untuk menanggulangi emosi anak tunagrahita tersebut. Contoh: saat ibu tidak bisa mengendalikan emosi anak tunagrahita mungkin dengan peran ayah dapat membantu. (masalah keterikatan anak dan ketergantungan anak terbelakang telah diteliti oleh Zigler 1961 dan Steneman 1962,1969)

Orang tua cenderung mengikuti keinginan anak agar meminimalisir emosi anak. Kegelisan dan kebingungan yang terjadi pada orang tua, karena anak tidak bisa

mengungkapkan emosi, sehingga anak marah tanpa sebab yang pasti. Menahan anak di rumah, karena orang tua malu dan takut jika emosi anak sewaktu-

waktu mncul di tempat umum, tanpa bisa mengontrol.

1. Keluarga bathi

Saudara-saudaranya ketika memasuki usia remaja menghadapi hal-hal yang menyangkut emosional kehadiran saudaranya yang tunagrahita dirasakan sebagai beban baginya. Dilihat dari sudut tertentu, baik juga seandainya anak tunagrahita dipisahkan di tempat-tempat penampungan. Tetapi bila dilihat dari sudut lain, pemisahan seperti ini dapat pula mengakibatkan ketegangan orang tua, terlebih bagi ibu yang sudah terlalu menyayangi anaknya.

Dampak emosi ketunagrahitaan di sekolah

1. Guru

Dapat meminimalisir emosi anak dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki guru.

Emosi dapat menghambat proses belajar mengajar karena siswa tidak berkonsentrasi. Karena emosi mengganggu hambatan Intelegensi pada Anak Tunagrahita.

Page 17: Bahan-bahan Teori Okupasi

Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002).

Guru dapat memberikan solusi ketika anak sedang emosi, contohnya emosi anak tunagrahita yang suka lari keluar kelas dan berteriak-teriak. Agar tidak mnganggu proses pembelajaran guru memberikan meja dan khusus berbentuk U agar anak tidak dapat keluar kelas.

Proses belajar mengajar menjadi terganggu karna guru lebih memperhatikan anak yang sedang emosi dari siswa yang lain.

1. Teman

Teman akan menjauh saat anak sedang emosi, karena dia takut mendapatkan pelampiasan emosi anak tersebut (memukul, menendang, dll).

Sulit mendapakan teman dan bersosialisasi. Akan di cemo’oh atau di ejek, karena emosi yang diekspresikan (menangis,

marah,dll).

Dampak emosi ketunagrahitaan terhadap masyarakat

1. Lingkungan tetangga

Masyarakat merasa terganggu akibat emosi yang ditimbulkannya Orang tua dari anak (tetangga) membatasi anaknya bergaul dengan anak Tunagrahita

yang emosinya cepat muncul, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

1. Lingkungan sekitar

Masyarakat tidak memberikan peluang ATG untuk mengikuti kegiatan masyarakat seperti : kerja bakti, karena takut akan emosinya yang sewaktu-waktu muncul.( Soemantri Sutjihati , 2007 : 117 )

Masyarakat diluar lingkungan yang tidak mengetahui kondisi anak akan merespon emosi anak dengan responyang berbeda.

1. Dampak ketunagrahitaan2. Dampak ketunagrahitaan anak terhadap orang tua

Orang tua terkadang tidak dapat menerima bahwa anaknya tunagrahita. Orang tua merasa bersalah dan berdosa karena telah melahirkan anak dengan kelainan.

Ada perasaan malu sehingga orang tua cenderung menarik diri dari masyarakat. Timbul perasaan pesimis pada orang tua atas kesanggupan mereka merawat anak

tunagrahita., sehingga timbul depresi. Timbul kekhawatiran orang tua jika ingin mempunyai anak lagi. Orang tua menjadi lebih sabar dan tabah dalam menjalani sesuatu

1. Dampak pada diri anak :

Karena lemahnya intelegensi menimbulkan hambatan-hambatan dalam akademik Menghilangnya atau berkurangnya kepercayaan diri pada anak. Sulit bersosialisasi dengan masyarakat sehingga muncul penolakan-penolakan dalam

masyaraka.

Page 18: Bahan-bahan Teori Okupasi

Karena kesulitan dalam bidang akademik dan sosial anak masa depan anak tunagrahita kurang terjamin.

Kepribadian anak tunagrahita cenderung buruk. Tidak dapat mengurus diri sehingga kebutuhannya sukar tecukupi. Ketergantungan kepada orang lain.

1. Dampak ketugrahitaan terhadap masyarakat.

Timbul stigma dan asumsi buruk pada masyarakat. Berkurangnya sumber daya masyarakat yang produktif Masyarakat sering tidak menerima anak tunagrahita

1. Dampak emosi positif anak tunagrahita secara umum.

Emosi positif dan negatif sangat mempengaruhi perasaan sejahtera anak tunagrahita (ATG). ATG yang memiliki banyak emosi positif dan kurang memiliki emosi negatif biasanya merupakan ATG yang berbahagia atau sejahtera dalam hidupnya. Selain oleh emosi, perasaan sejahtera juga ditentukan oleh kepuasan suatu hal. Jika ATG merasa bahwa hidupnya secara keseluruhan menyenangkan, maka ia akan mengalami kehidupan yang berbahagia.

Daftar pustaka http://blog.elearning.unesa.ac.id