Bahan ajar han lanjut

96
TINJAUAN MATA KULIAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA LANJUT 1. DEKRIPSI PERKULIAHAN Hukum Administrasi Negara Lanjut merupakan mata kuliah lanjut yang merupakan ilmu yang mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kepentingan mahasiswa. Mahasiswa akan mengetahui hal-hal yang terbaru yang menjadi materi yang berkaitan dengan bidang yang dipelajari, baik secara teoritis maupun praktis dan juga peraturan perundangan-undangan yang berlaku sekarang, termasuk materi yang dipelajari oleh Hukum Administrasi Negara Lanjut. Seperti Peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai hal berkaitan dengan Publik Domein, Ombudsman, Perizinan, Kepegawaian, Badan Usaha Milik Negara / Daerah, Sanksi-sanksi HAN. 2. RELEVANSI Hukum Administrasi Negara Lanjut ditawarkan untuk membantu mahasiswa mendapatkan pehamanan dan kemampuan dan penguasaan materi yang berkaitan dengan materi kuliah HAN Lanjut. Mahasiswa akan mengetahui perkembangan terakhir mengenai pokok bahasan yang dikuliahkan dalam HAN Lanjut, 1

Transcript of Bahan ajar han lanjut

Page 1: Bahan ajar han lanjut

TINJAUAN MATA KULIAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA LANJUT

1. DEKRIPSI PERKULIAHAN

Hukum Administrasi Negara Lanjut merupakan mata kuliah lanjut yang

merupakan ilmu yang mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang

bermanfaat bagi kepentingan mahasiswa. Mahasiswa akan mengetahui hal-hal

yang terbaru yang menjadi materi yang berkaitan dengan bidang yang dipelajari,

baik secara teoritis maupun praktis dan juga peraturan perundangan-undangan

yang berlaku sekarang, termasuk materi yang dipelajari oleh Hukum Administrasi

Negara Lanjut. Seperti Peraturan perundang- undangan yang mengatur

mengenai hal berkaitan dengan Publik Domein, Ombudsman, Perizinan,

Kepegawaian, Badan Usaha Milik Negara / Daerah, Sanksi-sanksi HAN.

2. RELEVANSI

Hukum Administrasi Negara Lanjut ditawarkan untuk membantu

mahasiswa mendapatkan pehamanan dan kemampuan dan penguasaan materi

yang berkaitan dengan materi kuliah HAN Lanjut. Mahasiswa akan mengetahui

perkembangan terakhir mengenai pokok bahasan yang dikuliahkan dalam HAN

Lanjut, juga mahasiswa dapat mengetahui peraturan-perundangan yang berlaku

di Indonesia yang berkaitan dengan materi kuliah, Sehingga dengan bekal

mengenai isi materi perkuliahan HAN Lanjut, mahasiswa dapat pengetahuan

sebagai ilmu yang membekali mahasiswa bila mereka bekerja.di masyarakat..

3. STANDAR KOMPETENSI ( TIU )

Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan akan dapat :

1

Page 2: Bahan ajar han lanjut

1. Menjelaskan dan mengetahui mengenai Perbuatan melanggar

hukum oleh pemerintah

2. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan Publik Domein

3. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan Ombudsman

4. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan Hukum Perizinan

5. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan Hukum Kepegawaian

6. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan Badan Usaha Milik Negara / Daerah ( BUMN/BUMD )

7. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan Sanksi-sanksi HAN

4. INDIKATOR

Untuk mengetahui perkembangan dan penyerapan materi kuliah HAN

Lanjut kepada mahasiswa dipakai memerikan tugas dan hasil penilian,

yaitu sebagai berikut :

1. Membaca buku bacaan dan peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan materi kuliah yang akan diajarkan

2. Tanya jawab di kelas mengenai materi kuliah yang sedang

diajarkan dan permasalahan yang berkembang di masyarakat dan

pemerintahan saat ini

3. Responsi tentang materi kuliah yang sudah diajarkan oleh dosen

4. Membawa kasus-kasus yang tertjadi di masyarakat untuk

didiskusikan

5. Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester yang tejadwal,

untuk mengevaluasi dengan bentuk soal ujian

2

Page 3: Bahan ajar han lanjut

Penilaian akan dilakukan dosen dengan menggunakan kreteria :

a. Berpedoman pada Keputusan Dekan Fakultas Hukum tentang

PERAK, yaitu :

Konversi nilai angka rata-rata menjadi nilai huruf adalah sebagai

berikut :

4 = A

3 = B

2 = C

1 = D

0 = E

Adapun prosentase bobot pembagian penilaian adalah sebagai :

1. Ujian Tengah Semester : 50 %

2. Ujian Akhir Semester : 50 %

b. Nilai akhir merupakan komulatif dari Ujian Tengah Semester, Ujian

akhir Semester, Tugas, dan keaktifan mahasiswa di kelas dalam

berdiskusi mengenai masalah yang berkembang saat ini

dihubungkan dengan materi kuliah yang sedang diajarkan serta

absen kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan.

5. SUSUNAN BAHAN AJAR

Hukum Administrasi Negara lanjut berisi beberapa pokok bahasan /

materi muliah, yaitu

BAB I. Perbuatan Melanggar Hukum oleh Pemerintah

BAB II. Publik Domein

3

Page 4: Bahan ajar han lanjut

BAB III. Ombudsman

BAB IV. Hukum Perizinan

BAB V. Hukum Kepegawaian

BAB VI. Badan Usaha Milik Negara / Daerah ( BUMN / BUMD )

BAB VII. Sanksi – Sanksi HAN

6. METODE PERKULIAHAN

Metode Perkuliahan Hukum Administrasi Negara Lanjut ( HAN Lanjut )

lebih banyak kuliah mimbar memakai LAPTOP dan LCD dalam menyampaikan

materi kuliah, dengan memberikan kesempatan diskusi dengan mahasiswa,

membahas contoh praktek pelaksanaan pemerintahan sekarang yang berkaitan

dengan isi materi kuliah. Mahasiswa diberikan kesempatan menganalisa sesuai

dengan pendapatnya tentang materi kuliah dan perkembangan praktek

kenyataan yang ada selama ini.

4

Page 5: Bahan ajar han lanjut

BAB I

PERBUATAN MELANGGAR HUKUM

OLEH PEMERINTAH

1. PENDAHULUAN

Deskepsi singkat : Isi materi sub pokok bahasan dari Hukum Administrasi

Negara Lanjut adalah Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Pemeritah, berisi

mengenai perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah, dalam melakukan

tindakan pemerintah / penguasa.

RELEVANSI :

Isi materi mengenai perburatan melanggar hukum oleh pemerintah dalam

kenyatan kehidupan pemerintah yang berlangsung selama ini sering terjadi,

apalagi pada masa sekarang.

TIK :

1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang

Perbuatan Melanggar Huum Oleh Pemerintah

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Nopember Revolutie

Arrest

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih

4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Perbuatan Pemerintah

5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pelanggaran hukum

oleh Pemerintah

5

Page 6: Bahan ajar han lanjut

2. PENYAJIAN

1. Nopembert Revolutie Arrest ( DI Belanda )

- Pedagang bernama Ostermann

- Minta Ijin Ekport dari Pemerintah

- Pegawai Pemerintah tidak mau mambuatkan pengatar ijin

- Ostermann merasa dirugikan atas tindakan pegawai tersebut

Keputusan Pengadilan Tertinggi ( Banding )

o Pegawai pemerintah tersebut melanggar peraturan perundang-undangan ,

walaupun dibidang hukum publik, pegawai pemerintah tersebut dianggap

telah melakukan PERBUATAN MELANGGAR HUKUM

o Pemerintah harus bertindak dengan kecermatan yang pantas.

2. Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Pemerintah

Asas Legalitas : perorangan/badan hukum /pemerintah tidak dapat diajukan ke

Pengadilan atau dipidana atau dikenai sanksi kalau perbuatannya Belum Diatur

oleh Peraturan perundang-undangan. Pemerintah Penyelenggarakan

KEPENTINGAN UMUM, Untuk mencapai kepentingan umum tersebut,

Pemerintah bertindak dilapangan hukum publik.

Perbuatan Melalanggar Hukum oleh penguasa ( di Belanda ) adalah :

o Perbuatan yang melanggar Undang-Undang, dengan tidak

memperdulikan peraturan yang dilanggar tersebut masuk lapangan

hukum Publik atau Hukum Privat

o Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban penguasa itu sendiri.

o Berbuatan yang tidak Cermat / Kurang hati-hati

o Perbuatan yang tidak patut / tidak layak dalam kehidupan bermasyarakat

6

Page 7: Bahan ajar han lanjut

Perbuaan Melanggar Hukum oleh Penguasa ( di Indonesia )

Berdasar pada Putusan Makamah Agung(Putusan No. 66 K/Sip/1952) Perbuatan

melanggar Hukum hukum oleh penguasa bila terjadi :

a. perbuatan sewenang-wenang dari pemerintah

b. perbuatan yang tidak cukup anasir untuk kepentingan umum

Kemudian berkembang menjadi :

Berdasar pada Keputusan Makamah Agung ( Putusan No. 838/K/Sip/70 )

Perbuatan Melanggar Hukum oleh Penguasa diukur dengan :

o Perbutan tersebut melanggar Undang-Undang

o Perbutan tersebut melanggar Peraturan formal yang berlaku

o Kepatutan Dalam Masyarakat

Berdasarkan pada Surat Edaran Makamah Agung ( SE. MA. No.

Ma/Pemb/0159/77 ), maka Kebijaksanaan Pemerintah / Penguasa tidak

termasuk kompetensi Pengadilan untuk menilainya ( mengadili ), KECUALI ada

unsur :

o Sewenang-wenang / Willekuer

o Melampaui kewenangannya / Detournement de Pouvoir

Menurut Philipus M. Hadjon

Kebijaksanaan ( Beleid ), adalah :

o Tugas-tugas Militer

o Tugas-tugas polisional

o Hubungan Luar Negeri

o Pekerjaan untuk kepentingan umum

7

Page 8: Bahan ajar han lanjut

o Tindakan darurat untuk mengatasi keadaan tidak terduga.

3. Perbuatan Pemerintah

Pendapat Komisi Van Poelje :

Perbuatan Pemerintahan : Merupakan tindakan hukum publik yakni tindakan

tindakan hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsi

pemerintahan.

Pendapat Romeyn Perbuatan Pemerintah adalah tiap-tiap perbuatan /perbuat-

an dari suatu alat perlengkapan pemerintahan.

Macam-macam Perbuatan Pemerintah

1. Perbuatan Yang Bukan Perbuatan Hukum

Pengertian perbuatan yang bukan perbuatan yang bukan hukum adalah

tindakan penguasa ( pemerintah ) terhadap masyarakat yang tidak

mempunyai akibat hukum.

Misal :Walikota meresmikan gedung

2. Perbuatan Yang Perebuatan yang Merupakan Perbuatan hukum

Suatu perbuatan / tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menim-

bulkan akibat hukum.

a. Perbuatan Hukum menurut Hukum Privat

Pejabat administrasi negara dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan

tertentu menggunakan aturan-aturan hukum privat.

contoh : Pemerintah mennyewa pesawat terbang untuk mengangkut

jamaah haji

b. Perbuatan Hukum menurut Hukum Publik; yang terdiri dari :

1. Perbuatan hukum publik yang bersegi Satu

Perbuatan hukum/tindakan hukum bersifat sepihak . Dilakukan

8

Page 9: Bahan ajar han lanjut

atau tidak dilakukan sangat tergantung pada kehendak pejabat/badan

administrasi. Akibat hukumnya sudah dapat timbul karena perbuatan dari

pemerintah saja, tidak menunggu reaksi dari pihak yang dilayani

2. Perbuatan hukum publik yang bersegi dua

Perbuatan hukum publik Perbuatan hukumnya baru dapat

timbul setelah adanya kata sepakat antara pemerintah dengan pihak

masyarakat / swasta.

Pendapat mengenai Perbuatan Hukum Publik bersegi dua :

- Yang tidak setuju,

alasannya tidak ada perjanjian yang diatur oleh hukum publik, jika

pemerintah akan mengadakan perjanjian dengan seseorang warga

negara maka yang mengaturnya adalah hukum privat

- Yang Menyetujui :

Alasaanya, karean ada perjanjian yang diatur oleh hukum publik .

Contohnya : Perjanjian kerja ( untuk tenaga kontrak ) dilakukan oleh

pemerintah sebagai pemberi kerja dengan masyarakat / warga negara

sebagai pekerja ( pihak swasta )

4. Penyelenggaraan Negara :

  Penyelenggaraan Negara mempunyai peranan yang sangat

menentukan dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai cita-cita

perjuangan bangsa mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, 

          Pelaksanaan asas-asas penyelenggaraan negara    untuk mewujudkan

Penyelenggaraan Negara yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara

sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab,

 

         Penyelenggra Negara dijauhkan dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme

tidak hanya dilakukan antar-Penyelenggara Negara melainkan juga antara

9

Page 10: Bahan ajar han lanjut

Penyelenggaraan Negara dan pihak lain yang dapat merusak sendi-sendi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta membahayakan

eksistensi Negara.

 .       

         Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi

eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas

pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. ( UU No. 28 Tahun 1999, Pasal 1

ayat 1 )

         Penyelenggara Negara yang bersih adalah Penyelenggara Negara

yang mentaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek

korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya. ( UU No. 28

Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2 )

 

KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

           Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana

korupsi.

          Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar-

Penyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang

merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.

 

           Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan

hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas

kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

 

Penyelenggara Negara

  1. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara;

2.   Menteri;

3.   Gubernur;

4.   Hakim;

10

Page 11: Bahan ajar han lanjut

5.   Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku; dan jabatan lain yang memiliki fungsi strategis

dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan yang berlaku.

.          ASAS-ASAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA :       

1. Asas Kepastian Hukum;

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;

3. Asas Kepentingan Umum;

4. Asas Keterbukaan;

5. Asas Proporsionalitas;

6. Asas Profesionalitas; dan

7. Asas Akuntabilitas

Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap

kebijakan Penyelenggara Negara

Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian

penyelenggaraan negara.

Asas Kepentingan Umum adalah yang mendahulukan kesejahteraan umum

dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif.

Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak

asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.

11

Page 12: Bahan ajar han lanjut

  Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara

hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.

  Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan

hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

 

Sanksi Terhadap Pelanggaran Oleh Aparat Pemerintah

  

Setiap Penyelenggara Negara dapat dikenakan sanksi administratif

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap Penyelenggara Negara dapat dikenakan sanksi pidana dan atau

sanksi perdata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

 

          Penyelenggara Negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan

cita-cita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Penjelasan

Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa yang sangat penting

dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para

Penyelenggara Negara dan Pemimpin pemerintahan.

 

Penyelenggara Negara tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya

secara optimal, sehingga penyelenggara negara tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Hal itu terjadi karena adanya pemusatan kekuasaan, wewenang, dan

tanggungjawab pada Presiden/Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat

12

Page 13: Bahan ajar han lanjut

Republik Indonesia. Di samping itu, masyarakatpun belum sepenuhnya berperan

serta dalam menjalankan fungsi kontrol sosial yang efektif terhadap

penyelenggaraan negara.

 

Yang dimaksud dengan Pejabat lain yang memiliki fungsi Strategis

adalah pejabat yang tugas dan wewenangnya didalam melakukan

penyelenggaraan negara rawan terhadap praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme,

yang meliputi:

1.   Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya pada Badan

Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;

2.   Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan

Perbankan Nasional;

3.   Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri;

4.   Pejabat Eselon I dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan

sipil, militer, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

5.   Jaksa;

6.   Penyidik;

7.   Panitera Pengadilan; dan

8.   Pemimpin dan bendaharawan proyek.

 

 

 Latihan :

Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyan yang berhubungan

dengan materi kuliah perbuatan melanggar hukum oleh penguasa atau

pemrintah.

Rangkuman

Pokok bahasan Perbuatan melannggar hukum oleh penguasa /

pemerintah, membahas materi yaitu :

13

Page 14: Bahan ajar han lanjut

1. Isi materi sub pokok bahasan dari Hukum Administrasi Negara Lanjut adalah

Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Pemeritah, berisi mengenai perbuatan

melanggar hukum oleh pemerintah, dalam melakukan tindakan pemerintah /

penguasa sering melanggar hukum yang berlaku. Isi materi mengenai perbuatan

melanggar hukum oleh pemerintah dalam kenyataan kehidupan pemerintah yang

berlangsung selama ini sering terjadi

.

2. Pokok bahasan materi perbuatan hukum oleh penguasa / pemerintah adalah :

a. Nopember Revolutie Arres

b. Penyelenggaraan Negara yang Bersih

c. Perbuatan Pemerintah

d. Pelanggaran hukum oleh Pemerintah

3. PENUTUP

a. Test Formatif :

1. Apakah yang dimaksud dengan Nopember Revolutie Arrest di Belanda ?

2. Apakah yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum oleh

penguasa di Indonesia ?

b. Kunci Jawaban :

1. Nopember Revolutie Arrest ( DI Belanda )

Pedagang bernama Ostermann

Minta Ijin Ekport dari Pemerintah

Pegawai Pemerintah tidak mau mambuatkan pengatar ijin

Ostermann merasa dirugikan atas tindakan pegawai tersebut

Keputusan Pengadilan Tertinggi ( Banding )

14

Page 15: Bahan ajar han lanjut

Pegawai pemerintah tersebut melanggar peraturan perundang-

undangan , walaupun dibidang hukum publik, pegawai pemerintah

tersebut dianggap telah melakukan PERBUATAN MELANGGAR

HUKUM

Pemerintah harus bertindak dengan kecermatan yang pantas.

2. Perbuatan Melanggar Hukum oleh Penguasa ( di Indonesia )

Berdasar pada Putusan Makamah Agung ( Putusan No. 66 K/Sip/1952 )

Perbuatan melanggar Hukum hukum oleh penguasa bila terjadi :

perbuatan sewenang-wenang dari pemerintah

perbuatan yang tidak cukup anasir untuk kepentingan umum

Kemudian berkembang menjadi :

Berdasar pada Keputusan Makamah Agung ( Putusan No. 838/K/Sip/70 )

Perbuatan Melanggar Hukum oleh Penguasa diukur dengan :

Perbuatan tersebut melanggar Undang-Undang

Perbuatan tersebut melanggar Peraturan formal yang berlaku

Kepatutan Dalam Masyarakat

Berdasarkan pada Surat Edaran Makamah Agung ( SE. MA. No.

Ma/Pemb/0159/77 ), maka Kebijaksanaan Pemerintah / Penguasa tidak

termasuk kompetensi Pengadilan untuk menilainya ( mengadili ),

KECUALI ada unsur :

Sewenang-wenang / Willekuer

Melampaui kewenangannya / Detournement de Pouvoir

15

Page 16: Bahan ajar han lanjut

BAB II

PUBLIK DOMEIN

1. PENDAHULUAN

Deskripsi singkat : Hukum Administrasi Negara Lanjut berisi sub pokok bahasan

mengenai Publik Domein, yang membahas materi mengenai : Barang Privat dan

Barang Publik, Hak Menguasai Oleh Negara, Barang Milik Negara, Barang

Milik Daerah.

RELEVANSI

Materi Publik Domein yang membahasa kekayaan negara, barang-barang milik

negara dan barang milik Daerah, juga cara memperolehnya dan pengelolaan

barang tersebut, merupakan hal yang sangat penting dalam kondisi sekarang ini,

karena negara Indonesia yang semakin berkembang sehingga berkembang pula

barang-barang milik Negara / daerah yang dimilikinya.

TIK.:

1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Publik

Domein

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Barang Privat dan

Barang Publik

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Hak Menguasai Oleh

Negara

4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Barang Milik Negara

5. Mahasiswa dapat mengeri dan menjelaskan tentang Barang Milik Daerah

2. PENYAJIAN

1. Kedudukan Barang Kepunyaan Negara

16

Page 17: Bahan ajar han lanjut

Kedudukan Hukum barang-barang kepunyaan Negara menurut Proudhon :

a) Kepunyaan Privat : Benda-benda kepunyaan negara, untuk benda-benda

tersebut berlaku hukum perdata, benda-benda tersebut dapat dijual belikan ,

dapat disewakan,

Misalanya : bus, mobil, gedung / bangunan kepunyaan negara

b) Kepunyaan Publik : segala benda yang disediakan negara untuk kepentingan

umum

Misalnya : lapangan, jalan-jalan utama, jembatan, tempat-tempat ibadah yang

dibangun oleh pemerintah

THORBECKE : Negara tidak menjadi pemilik ( eigenaar ) benda-benda yang

termasuk kepunyaan publik, karena benda-benda tersebut dianggap “ benda diluar

perniagaan “ dikeluarkan dari pergaulan hukum biasa.

VON REEKEN : Negara sebagai pemilik ( eigenaar) benda-benda kepunyaan publik

dan berlaku hukum privat, seperti hak kebendaan seseorang

2. Hak Menguasai Dari Negara

a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan

pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

misal : minyak, tembaga, air bawah tanah dan permukaan

b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dengan bumi, air dan ruang angkasa

misal : membuat peraturan perundang-undangan tentang telekomunikasi,

pertambangan, lingkungan hidup

c. menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang dan perbuatan hukum

yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa

17

Page 18: Bahan ajar han lanjut

misal : syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang/badan hukum yang

mengelola kekayaan alam ( minyak, air, penggunaan satelit, dll )

3. Barang Milik Negara

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara adalah semua barang

yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah.

Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001

tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dari

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Dalam Rangka Pelaksanaan

Otonom Daerah. Barang milik Negara adalah barang bergerak / barang tidak

bergerak yang dimiliki / dikuasai oleh instansi pemerintah yang sebagian atau

seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau

dengan perolehan lain yang sah, yang tidak termasuk kekayaan negara yang

dipisahkan ( dikelola Badan Usaha Milik Negara ) dan kekayaan Pemerintah

Daerah.

Dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 335/KMK.01/2002 Tentang

Tata Cara Penghapusan Dan Penggantian Barang Milik / Kekayaan Nagara

Pada Departemen / Kantor Menteri Negara / Menteri Muda / Kantor Menteri

Negara yang dibentuk / dihapus / digabung / diubah statusnya, disebutkan :

Macam-macam Barang Milik / Kekayaan Negara dapat berupa :

a. Barang Tidak bergerak, adalah barang yang menurut sifat dan

penggunaannya tidak dapat dipindahkan, antara lain tanah dan bangunan

atau barang bergerak yang ditetapkan sebagai barang tidak bergerak antara

lain kapal / sarana angkutan laut yang berbobot mati diatas 150 ton.

b. Barang Bergerak adalah barang yang menurut sifat dan penggunannya dapat

dipindahkan seperti alat pengangkutan, alat kesehatan dan peralatan lainnya.

18

Page 19: Bahan ajar han lanjut

c. Hewan, Ikan, tanaman yang terdiri dari hewan peliharaan seperti anjing dan

kuda, ternak seperti ternak potong, ternak perah dan ternak unggas, ikan,

udang, serta tanaman perkebunan dan hortikultura

d. Barang Persediaan adalah barang habis pakai seperti bahan bangunan dan

kontruksi, bahan kimia, bahan pelendak, bahan bakar dan pelumas, bahan

baku, bahan kimia nuklir, suku cadang alat angkut, suku cadang alat besar,

suku cadang alat kedokteran, suku cadang laboratorium, suku cadang alat

pemancar.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang

keamanan dan Pengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dan Pemerintah

Pusat kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah

Pengelolaan Barang Milik Negara

Pengamanan BM/KN adalah kegiatan yang dilakukan pejabat

berwenang untuk mengawasi/menatausahakan BM/KN agar keberadaannya

secara administrasi maupun fisik dalam keadaan utuh, tidak rusak, dan tidak

hilang. .Pengalihan BM/KN adalah penyerahan BM/KN milik instansi vertikal

Departemen/Lembaga kepada Pemerintah Daerah / Instansi lain tanpa imbalan /

pengganti.

Penghapusan BM/KN adalah keputusan dari pejabat yang berwenang

untuk menghapus barang dari daftar inventaris dengan tujuan membebaskan

Unit Pengurus Barang dan atau Pembantu Penguasa Barang Inventaris dari

pertanggungjawaban administrasi dan fisik atas BM/KN yang berada di bawah

penguasaan dan pengurusannya sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Pengamanan Barang Milik / Kekayaan Negara pada Departemen /

Lembaga yang akan dialihkan kepada pemerintah daerah dan atau instansi lain

19

Page 20: Bahan ajar han lanjut

dikoordinasikan oleh Menteri Keuangan selaku Pelaksana Pembina Umum

BM/KN. BM/KN yang akan dialihkan kepada pemerintah daerah dan atau

instansi lain, terlebih dahulu dihapuskan dari Daftar Inventaris Barang

Departemen / Lembaga dan dicatat dalam Daftar Inventaris Barang Daerah dan

atau Daftar Inventaris Barang instansi lain

4. Barang Milik Daerah

Dalam Pasal 1 angka 11 UU No. 1 tahun 2004 tentang

Perbendaraan Negara, disebutkan Barang Milik Daerah adalah semua barang

yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah. Sedang Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 3 ayat ( 2 ) Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 42 Tahun 2001, yang dimaksud barang daerah adalah

Kekayaan daerah yang berupa :

Barang bergerak

Seperti : Perlengkapan kantor, arsip, dokumentasi, perpustakaan, alat

angkutan bermotor dan alat besar.

Barang yang tidak bergerak

Seperti : Tanah, bangunan, jalan, jembatan, pengairan, monument.

Asal Barang Daerah dari :

1. Barang-barang yang dimiliki / dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan barang-

barang yang diserahkan penggunaannya / pemakaiannya kepada Instansi /

Lembaga Pemerintah Daerah maupun Instansi / Lembaga lainnya

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Barang-barang Daerah yang dipisahkan adalah Barang-barang yang dimiliki /

dikuasai oleh Perusahaan Daerah dan Bank Pembangunan Daerah adalah

dalam arti wewenang pengelolaannya oleh Perusahaan Daerah / Bank

20

Page 21: Bahan ajar han lanjut

Pembangunan Daerah dan dana anggarannya dibebankan pada dana

anggaran Perusahaan Daerah / Pembangunan Daerah.

Berdasarkan Pasal 120 ayat (1 dan 2) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun

2005, Barang milik daerah diperoleh atas beban APBD dan perolehan lainnya

yang sah yaitu :

a. Barang yang diperoleh dari hibah / sumbangan / atau yang sejenis

b. Barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil, dan

kerja sama pemanfaatan barang milik daerah.

c. Barang yang diperoleh berdasarkan pendapatan karena peraturan

perundangan

d. Barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Dalam Pasal 121 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan Pengelolaan barang daerah

meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang

mencangkup perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan,

pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penilaian, penghapusan,

pemindahtanganan dan pengamanan. Pengelolaan barang daerah ditetapkan

dengan peraturan daerah.

Dalam Pasal 43 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005,

Gubernur / Bupati / Walikota menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik

daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah melakukan pengawasan atas

Penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan kebijakan

yang ditetapkan oleh Gubernur / Bupati / Walikota. Kepala Satuan Kerja

perangkat daerah adalah Pengguna Barang bagi satuan kerja perangkat daerah

yang dipimpinnya.

21

Page 22: Bahan ajar han lanjut

Latihan

Untuk mengetahui pemahaman mengenai materi kuliah, diberikan kesempatan

tanya jawab mengenai persoalan yang terjadi masa sekarang sehubungan

dengan materi yang disampaikan.

Rangkuman

Hukum Administrasi Negara Lanjut berisi sub pokok bahasan mengenai

Publik Domein, yang membahas materi mengenai : Barang Privat dan

Barang Publik, Hak Menguasai Oleh Negara, Barang Milik Negara,

Barang Milik Daerah. Materi Publik Domein yang membahasa kekayaan

negara, barang-barang milik negara dan barang milik daerah, juga cara

memperolehnya dan pengelolaan barang tersebut, merupakan hal yang

sangat penting dalam kondisi sekarang ini, karena negara Indonesia yang

semakin berkembang, sehingga berkembang pula barang-barang milik

Negara / daerah

Pokok Bahasan Publik Domein membahas mengenai :

Barang Privat dan Barang Publik

Hak Menguasai Oleh Negara

Barang Milik Negara

Barang Milik Daerah

3. PENUTUP

a. Tes Formatif

1. Bagaimana perbedaan pengertian barang-barang kepunyaan negara

dengan barang-barang kepunyaan daerah ?

22

Page 23: Bahan ajar han lanjut

2. Sebutkan barang-barang kepunyaan negara dan barang kepunyaan

daerah ? Beri contohnya !

b. Kunci jawaban Tes Formatif

1. Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara adalah semua

barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari

perolehan lainnya yang sah.

Dalam Pasal 1 angka 11 UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaraan

Negara, disebutkan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang

dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah.

2. Macam-macam Barang Milik / Kekayaan Negara dan Daerah dapat

berupa

Macam-macam Barang Milik / Kekayaan Negara dapat berupa :

Barang Tidak bergerak, adalah barang yang menurut sifat dan

penggunaannya tidak dapat dipindahkan, antara lain tanah dan

bangunan atau barang bergerak yang ditetapkan sebagai

barang tidak bergerak antara lain kapal/sarana angkutan laut

yang berbobot mati diatas 150 ton.

Barang Bergerak adalah barang yang menurut sifat dan

penggunannya dapat dipindahkan seperti alat pengangkutan,

alat kesehatan dan peralatan lainnya.

Hewan, Ikan, tanaman yang terdiri dari hewan peliharaan

seperti anjing dan kuda, ternak seperti ternak potong, ternak

perah dan ternak unggas, ikan, udang, serta tanaman

perkebunan dan hortikultura

23

Page 24: Bahan ajar han lanjut

Barang Persediaan adalah barang habis pakai seperti bahan

bangunan dan kontruksi, bahan kimia, bahan pelendak, bahan

bakar dan pelumas, bahan baku, bahan kimia nuklir, suku

cadang alat angkut, suku cadang alat besar, suku cadang alat

kedokteran, suku cadang laboratorium, suku cadang alat

pemancar.

Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 3 ayat ( 2 ) Keputusan Menteri Dalam

Negeri No. 42 Tahun 2001, yang dimaksud barang daerah adalah

Kekayaan daerah yang berupa :

Barang bergerak seperti : Perlengkapan kantor, arsip,

dokumentasi, perpustakaan, alat angkutan bermotor dan alat

besar.

Barang yang tidak bergerak seperti tanah, bangunan, jalan,

jembatan, pengairan, monument.

24

Page 25: Bahan ajar han lanjut

BAB III

OMBUDSMAN

1. PENDAHULUAN

Diskrepsi Singkat : Ombudsman merupakan salah satu sub pokok bahasan dari

hukum Administrasi Negara Lanjut. Sub pokok bahasan Ombudsman membahas

materi mengenai Keberadaan atau arti pentingnya ombudsman, Fungsi

Ombudsman, Pendukung Rekomendasi Ombudsman, Ombudsman Nasional.

RELEVANSI

Komisi Ombudsman merupakan komisi yang menerima keluhan dari masyarakat

terhadap perilaku aparatur negara dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, dengan dikeluarkan Undang-undang Ombudsman, UU No. 37

tahun 2009 dan bagaiman pelaksannya Ombudsman dalam praktek dilapanan

selama ini.

TIK.:

1. Pada akhir kuliah mhasiswa dapat memahami dan mengerti tentang

Ombudsman

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Keberadaan

Ombudsman

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang fungsi Ombudsman

4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Pendukung

Rekomendasi Ombudsman

5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Ombudsman Nasional

6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan perbedaan tugas dan

wewenang lembaga ombudsman dengan lembaga penegak hukum laiinnya.

25

Page 26: Bahan ajar han lanjut

2. PENYAJIAN

1. Kedudukan Ombudsman

Perkembangan Demokrasi di Indonesia, ada jaminan bagi setiap warga

negara untuk “ memperkarakan “ Pemerintah yang dianggap merugikan.Pilihan “

memperkarakan “ Pemerintah dapat berupa / melalui :

- Pengadilan

- Arbitrase, Mediasi

- Pengadilan Semu

- Upaya Administrasi

- Ombudsman

Keberadaan Ombudsman tidak terkait oleh :

Sistem Hukum :Anglosaxon : Inggris; Kontinental : Belanda, Swedia;

Sistem Pemerintahan :Parlemeter : Australia, New Zealand; Presidensiil :

Filipina,Campuran : Prancis;

Bentuk Negara :Federasi : Kanada, Australia, Kesatuan : Iran, Korea: Republik :

Indonesia

Sejarah Ombudsman

Pertama dibentuk di Swedia ( 1809 ) dengan tugas untuk membantu Parlemen

agar hakim, pejabat administrasi negara dan tentara melaksanakan tugas sesuai

dengan hukum. Ombudsman diadakan untuk memperluas bagi masyarakat

dalam melindungi hak dan kepentingannya dari tindakan pemerintah yang

merugikan, mengurangi, atas hak masyarakat secara sewenang-wenang, tidak

wajar, tidak pantas, tidak adil.

Penyelesaian melalui Ombudsman berupa :

- Investigasi yang berupa REKOMENDASI, bukan memutus

26

Page 27: Bahan ajar han lanjut

- Keluhan disampaikan langsung oleh yang bersangkutan,sebaiknya tidak

perlu melalui pengacara

Rekomendasi Ombudsman tidak mengikat secara hukum

Rekomendasi Ombudsman berupa DORONAN MORAL

Perlu adanya PENDUKUNG bagi rekomendasi Ombudsman supaya

rekomendasi tersebut dapat dijalankan :

1. Dukungan non teknis :

o Dukungan Politik : Lingkungan Pemerintah yang baik, yaitu

pemerintah yang bersih, terbuka, terkontrol dan bertanggung jawab

o Dukungan Sosial : sikap masyarakat yang demokrasi, berani

menyampaikan keluhan, tidak toleran pada segala bentuk

penyelewengan.

2. Dukungan Teknis melalui :

o Sistem Pendekatan : pendekatan informal yaitu cara yang akan

mendorong pembuat keputusan melakukan perbaikan sendiri tanpa

memerlukan rekomendasi ombudsman

o Sistem pelaporan ke DPR untuk mengevaluasi, menilai pembuat

kebijaksanaan

o Melaporkan kepada yang berwenang bagi yang tidak mengindahkan

rekomendasi ombudsman

2. Fungsi Ombudsman

Ombudsman menerima keluhan dari masyarakat, karena peristiwa / masalah

antara lain :

o Tidak ditanggapi laporannya

o Diperlakukan tidak adil

o Dasar keputusan yang salah atau dari keterangan yang salah

27

Page 28: Bahan ajar han lanjut

o Tidak segera melaksanakan kewajibannya

o Kelambatan dalam melaksanakan tugasnya

o Kekeliruan dalam mengambil keputusan / tidak cermat

Tidak Termasuk weweng Ombudsan ( di Inggris )

o Keluhan yang berkaitan dengan hubungan internasional

o Perkara pidana dan keamanan nasional

o Jalannya pemeriksaan persidangan

o Pelaksanaan hak prerogratif

o Transaksi perniagaan dan kontrak

o Gaji, disiplin, pensiun, masalah kepegawaian

o Pemberian hak-hak istimewa dari kerajaan

o Pertimbangan klinis di bidang kedokteran

Batas Kewenangan Ombudsman ( di Belanda )

o Kebijaksanaan pemerintah secara umum

o Peraturan yang mengikat umum

o Tindakan/ keputusan yang dapat banding atau belum mendapat

kepastian hukum

3. Ombudsman Nasional

Dasar Hukum : UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

OMBUDSMAN

1. Pertimbangan Diadakan Ombudsman

a. Upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik, bersih, dan efisien

guna meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan keadilan dan

kepastian hukum bagi seluruh warga negara

28

Page 29: Bahan ajar han lanjut

b. Pengawasan pelayanan yang diselenggarakan oleh penyelenggara

negara dan pemerintahan. Untuk menerapkan prinsip demokrasi yang

perlu ditumbuhkembangkan dan diaplikasikan guna mencegah dan

menghapuskan penyalahgunaan wewenang oleh aparatur penyeleggara

negara dan pemerintahan;

c. Agar terwujud aparatur penyelenggara negara dan pemerintahan yang

efektif dan efisien, jujur, bersih, terbuka serta bebas dari korupsi, kolusi,

dan nepotisme

2. Pengertian-Pengertian

a. Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan

mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang

diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk

yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha

Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau

perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik

tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan

belanja daerah.

b. Penyelenggara Negara adalah pejabat yang menjalankan fungsi

pelayanan publik yang tugas pokoknya berkaitan dengan

penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -

undangan.

c. Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum,

melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari

yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau

pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik

yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang

29

Page 30: Bahan ajar han lanjut

menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan

orang perseorangan.

d. Laporan adalah pengaduan atau penyampaian fakta yang diselesaikan

atau ditindaklanjuti oleh Ombudsman yang disampaikan secara tertulis

atau lisan oleh setiap orang yang telah menjadi korban Maladministrasi.

e. Pelapor adalah warga negara Indonesia atau penduduk yang memberikan

Laporan kepada Ombudsman.

f. Terlapor adalah Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang

melakukan Maladministrasi yang dilaporkan kepada Ombudsman.

g. Rekomendasi adalah kesimpulan, pendapat, dan saran yang disusun

berdasarkan hasil investigasi Ombudsman, kepada atasan Terlapor untuk

dilaksanakan dan/atau ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan mutu

penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang baik.

3. Tujuan Ombudsman Nasional

1. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil dan sejahtera;

2. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan

efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme;

3. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga

negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan

yang semakin baik;

4. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan

dan pencegahan praktek - praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi

korupsi, serta nepotisme;

5. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan

supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.

30

Page 31: Bahan ajar han lanjut

4.Fungsi Ombudsman Nasional

Mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah

termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha

Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau

perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

5.Tugas Ombudsman Nasional

a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan

pelayanan publik;

b. Melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;

c. Menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan

Ombudsman;

d. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan

Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

e. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau

lembaga pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan

perseorangan;

f. Membangun jaringan kerja;

g. Melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan

pelayanan publik; dan

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undangundang.

31

Page 32: Bahan ajar han lanjut

6. Wewenang Ombudsman Nasional

a. Meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor,

Terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai Laporan yang

disampaikan kepada Ombudsman;

b. Memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada

pada Pelapor ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu

Laporan;

c. Meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang

diperlukan dari instansi mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari

instansi Terlapor;

d. Melakukan pemanggilan terhadap Pelapor,Terlapor, dan pihak lain

yang terkait dengan Laporan;

e. Menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan

para pihak;

f. Membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk

Rekomendasi untuk membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada

pihak yang dirugikan;

g. Demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan,

dan Rekomendasi.

32

Page 33: Bahan ajar han lanjut

Perbedaan Ombudsman Nasional dengan Lembaga Upaya Administratif

Ombudsman Upaya Administratif

1. Berwenang menguji perbuatan

hukum dan perbuatan nyata

administrasi

1. Hanya berwenang menguji perbuatan

hukum yang berupa Keputusan Tata

Usaha Negara

2. Produk berupa rekomendasi yang

tidak memiliki kekuataan mengikat

2. Produk berupa Keputusan yang bersifat

mengikat

3. Rekomendasi bersifat final 3. Keputusan dapat diajukan banding ke

PTUN

4. Rekomendasi tidak memuat sanksi

melainkan pernyataan, anjuran atau

saran

4. Keputusan dapat memuat sanksi

administrasi berupa pembatalan KTUN

lama, dan atau membuat KTUN yang

baru

Perbedaan Ombudsman Nasional dengan Lembaga Peradilan

Ombudsman Lembaga Peradilan

1. Kewenangan bersifat lebih umum 1. Kewenangan bersifat lebih spesifisik

2. Produk berupa rekomendasi yang

tidak memiliki kekuatan mengikat

2. Produk berupa vonis atau putusan

yang bersifat mengikat

3. Rekomendasi bersifat final 3. Vonis dapat diajukan pengujiannya ke

Pengadilan yang lebih tinggi

4. Rekomendasi tidak memuat sanksi

melainkan pernyataan, anjuran atau

saran

4. Keputusan dapat memuat sanksi

administrasi berupa pembatalan KTUN

lama dengan atau tanpa ganti rugi

5. bersifat aktif 5. Bersifat pasif

6.Subyek yang diadukan selalu

pemerintah atau orang yang bekerja

dipemerintahan

6. Subyek yang diadukan tidak selalu

pemerintah

33

Page 34: Bahan ajar han lanjut

7. Norma pengujian terutama kepatutan,

namum juga norma hukum

7. Norma pengajuan adalah norma

Hukum

Perbedaan Ombudsman Nasional dengan Pengadilan Semu

Ombudsman Pengadilan Pajak *

1. Kewenangan bersifat lebih umum 1. Kewenangan bersifat spesifik

khususnya dalam bidang sengketa pajak

2. Dapat menilai suatu perbuatan nyata

dari aparat perpajakan

2. Hanya menilai perbuatan hukum yang

berupa “keputusan pajak “

3. Produk berupa rekomendasi yang

tidak memiliki kekuatan mengikat

3. Produk berupa vonis atau putusan

yang bersifat mengikat

4. Rekomdasi tidak memuat sanksi

melainkan pernyataan, anjuran atau

saran

4. Keputusan dapat memuat sanksi

administrasi berupa pembatalan

Keputusan lama dan penetapan pajak

baru

5. Bersifat aktif 5. Bersifat pasif

* Dicontohkan Pengadilan Pajak

Latihan

Untuk mengetahiu pemahaman mengenai materi kuliah diberikan kesempatan tanya

jawab mengenai persoalan yang terjadi masa sekarang sehubungan dengan materi

yang disampaikan.

Rangkuman

Ombudsman merupakan salah satu sub pokok bahasan dari hukum Administrasi

Negara Lanjut. Sub pokok bahasan Ombudsman membahas materi mengenai

Keberadaan atau arti pentingnya ombudsman, Fungsi Ombudsman, Pendukung

Rekomendasi Ombudsman, Ombudsman Nasional. Ombudsman merupakan

lembaga yang menerima keluhan masyarakat terhadap perilaku aparatur negara

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan dikeluarkan

34

Page 35: Bahan ajar han lanjut

Undang-undang Ombudsman UU No. 37 tahun 2008 bagaiman pelaksannya

dilapangan sekarang ini.

Materi popok bahasan Ombudsman membahas materi mengenai :

7. Pengertian Ombudsman

8. Keberadaan Ombudsman

9. Fungsi Ombudsman

10. Pendukung Rekomendasi Ombudsman

11. Ombudsman Nasional

12.Perbedaan tugas dan wewenang lembaga ombudsman dengan lembaga

penegak hukum laiinnya.

3. PENUTUP

a. Test Formatif :

1. Sebutkan dan uraikan Pedukung Rekomendasi Ombudsman supaya

rekomendasi tersebut dapat dilaksanakan ?

2. Apakah tujuan Ombudsman Nasional berdasarkan Undang-Undang

no. 37 tahuun 2008, Uraiakan jawaban saudara !

b. Kunci Jawaban

1. Perlu adanya PENDUKUNG bagi rekomendasi Ombudsman :

Dukungan non teknis :

Dukungan Politik : Lingkungan Pemerintah yang baik, yaitu

pemerintah yang bersih, terbuka, terkontrol dan bertanggung jawab

Dukungan Sosial : sikap masyarakat yang demokrasi, berani

menyampaikan keluhan, tidak toleran pada segala bentuk

penyelengan.

35

Page 36: Bahan ajar han lanjut

Dukungan Teknis melalui :

Sistem Pendekatan : pendekatan informal yaitu cara yang akan

mendorong pembuat keputusan melakukan perbaikan sendiri tanpa

memerlukan rekomendasi ombudsman

Sistem pelaporan ke DPR untuk mengevaluasi, menilai pembuat

kebijaksanaan

Melaporkan kepada yang berwenang bagi yang tidak mengindahkan

rekomendasi ombudsman

2. Tujuan Ombudsman Nasional adalah ::

a. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil dan sejahtera;

b. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif

dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi,

dan nepotisme;

c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap

warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan

kesejahteraan yang semakin baik;

d. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberan-

tasan dan pencegahan praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi,

kolusi, korupsi, serta nepotisme;

e. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat,

dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.

36

Page 37: Bahan ajar han lanjut

BAB IV

HUKUM PERIZINAN

1. PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Pokok bahasan hukum Perizinan merupakan sub

pokok bahasan dari Hukum Adiministrasi Negara Lanjut, yang membahas

mengenai materi yang berhubungan dengan : Izin sebagai instrumen

pemerintah, Bentuk dan Isi izin, Prosedure Penerbitan izin.

RELEVANSI

Hampir Segala kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekarang ini harus

memiliki izin, perizinanan dewasa ini menjadi sangat penting dan dibutuhkan

oleh masyarakat sekarang, masyarakat yang akan dan sedang melakukan

kegiatan harus memiliki izin supaya kegiatan tersebut terlindungi secara hukum.

TIK :

1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Hukum

Perizinan

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Izin sebagai Insrumen

Pemerintah

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Bentuk dan Isi Izin.

4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Prosedure Penerbitan

Izin.

2. PENYAJIAN

1. Izin Sebagai Instrumen Pemerintah

a. Pengertian Izin

37

Page 38: Bahan ajar han lanjut

Menurut Spelt dan Ten Berge Izin adalah suatu persetujuan dari

penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam

keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan,

Dengan memberi izin penguasa memperkenankan orang yang memohonnya

untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang Ini

menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum

diharuskan pengawasan khusus atasnya.

Tindakan yang diperkenankan dilakukan dengan cara tertentu ( biasanya

dicantumkan dalam ketentuan perizinan ) Penolakan izin hanya dilakukan jika

kreteria yang ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi atau bila karena sesuatu

alasan tidak mungkin memberikan izin kepada semua orang yang memenuhi

kreteria.

Dispensasi berlawanan dengan izin

Dispensasi adalah Pengecualian atas larangan sebagai aturan umum.

Pemberian dispenssasi karena ada peristiwa khusus.

b. Tujuan Perizinan

Motif-motif untuk menggunakan sistem izin dapat berupa :

1. Keinginan mengarahkan ( mengendalikan ) aktivitas-aktivitas tertentu.

( misalnya : Izin bangunan )

2. Mencegah bahaya bagi lingkungan ( izin-izin lingkungan )

3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu ( Izin membongkar monumen )

4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit

5. Pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas tertentu.

Ad. 1.Keinginan mengarahkan ( mengendalikan ) aktivitas-aktivitas tertentu,

pemerintah dapat mengarahkan kegiatan masyakat sesuai dengan pertimbangan

dari berbagai.kepentingan.

38

Page 39: Bahan ajar han lanjut

Ad. 2. Mencegah bahaya bagi lingkungan, setiap kegiatan dari masyarakat harus

memperhatikan lingkungan sekitar di mana kegiatan tersebut dilakukan.

Pemerintah dapat mengontrol kegiatan tersebut dengan memberi syarat-syarat

tertentu pada permohon izin, syarat-syarat tersebut yang berkaitan dengan

masalah lingkungan, apabila pemohonan tidak dapat memenuhi syarat- syarat

yang berkaitan dengan masalah limgkungan, maka permohonan izin tersebut

tidak akan dikeluarkan.

Ad, 3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu. Banyak obyek tertentu yang

mengandung nilai sejarah, maka masyarakat yang akan melakukan kegiatan

dimana obyek kegiatan merupan termasuk obyek yang dilindungi maka

masyarakat yang akan dan sedang melakukan kegiatan tersebut,harus

mengajukan permohonan izin.

Contoh : Perbaikan Monument

Ad. 4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit. Hasil sumber alam

merupakan salah satu termasuk benda-benda yang sedikit, karena jumlahnya

terbatas dengan pertimbanganan kalau benda tersebut habis maka memerlukan

waktu yang lama untuk mengembalikan dan ketersediaannya benda tersebut

sangat terbatas, tidak disemua tempat tersedia, oleh sebab itu masyarakat yang

akan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan benda-benda yang masuk

kelompok sedikit harus mengajukan permohonan izin.

Contoh : Pengambilan Hasil pertambangan, hasil kehutunan

Ad. 5. Pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas

tertentu. Tidak setiap permohonan izin yang diajukan oleh masyarakat akan

disetujui oleh pemerintah, karena sebelum izin dikelaurkan, oleh pemerintah akan

mempertimbangkan siapa yang mengajukan izin dan untuk kegiatan/akivitas apa

yang diminrtakan izin tersebut, Diterbitkannya suatu izin ini sangat tergantung

siapa yang mengajukan izin dan untuk apa izin tersebut dimohonkan.

39

Page 40: Bahan ajar han lanjut

Jadi izin digunakan oleh penguasa sebagai instrumen untuk mempengaruhi para

warga masyarakat agar mengikuti cara yang diajurkan guna mencapai tujuan

tertentu yang ingin dicapai oleh pemerintah atau instansi yang mengeluarkan izin

tersebut.

c. Aspek Yuridis dari sistem Perizinan

Pada umumnya sistem perizinan terdiri atas larangan, persetujuan yang

merupakan dasar pengecualian ( izin ) dan ketentuan-ketentuan yang

berhubungan dengan izin

1. Larangan

Larangan adalah wewenang suatu organ pemerintah untuk menyimpang dari

larangan dengan memberi izin, dan ini harus ditetapkan dalam suatu peraturan

perundang-undangan.

Norma larangan menunjukan tingkah laku mana yang pada umumnya tidak di-

perbolehkan. Pelanggaran norma ini biasanya dikaitkan dengan sanksi hukum

administrasi atau sanksi hukum pidana.

Contoh : dilarang mendirikan bangungan di atas trotoar

Dilarang tanpa izin berjualan di lapangan simpang lima

2.Izin

Ada izin, kalau norma larangan umum dikaitkan dengan norma-norma yang

memberikan kepada suatu organ pemerintah. Pemerintahan wewenang untuk

menggantikan larangan itu dengan persetujuan dalam bentuk tertentu, yaitu

berupa Izin.

Contoh : Izin Cuti, Izin tidak masuk kantor. Izin Mendirikan Bangunan.

40

Page 41: Bahan ajar han lanjut

3. Ketentuan-ketentuan

Ketentuan-ketentuan adalah syarat-syarat yang menjadi dasar bagi organ

pemerintahan dalam memberi izin. Fakta bahwa Izin dikaitkan pada syarat-syarat

tertentu, hal ini berhubungan erat dengan fungsi sistem perizinan sebagai salah

satu instrumen pengarah ( pengendalian ) dari penguasa / pemerintah.

d.Sifat Keputusan Perizinan

Dengan pemberian izin timbul hubungan hukum tertentu. Izin menurut akibat

hukumnya sebagai keputusan yang menciptakan hukum.

1. Terikat atau Bebas

Terikat

Keterikatan pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

wewenang memberi izin oleh pemerintah. Izin dikeluarkan bila telah memenuhi

syarat-syarat yang telah dicantumkan dalam pasal yang mengatur tentang izin

tersebut. Pembuat undang-undang sendiri telah memformulasikan syarat-syarat

yang menjadikan izin tersebut diberikan. Izin ditolak bila syarat-syarat tersebut

tidak dipenuhi.

Contoh: Izin Mendirikan Bangunan

Bebas

Organ pemerintah memiliki kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan

memberi izin. Organ pemerintah dapat mengkaitkan ketentuan-ketentuan

tertentu pada izin

2. Yang menguntungkan dan yang memberatkan

Yang menguntungkan

41

Page 42: Bahan ajar han lanjut

Izin yang menguntungkan memberi anugrah kepada yang memohon izin dalam

arti diberikan hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak pernah ada tanpa

adanya /dikeluarkan izin tersebut.

Contoh : Izin Trayek.

Yang Memberatkan

Keputusan perizinan dapat mengandung unsur-unsur yang memberatkan dalam

bentuk ketentuan-ketentuan yang dikaitkan kepadanya.

Contoh :Izin bangunan, Izin Lingkungan ( bagi yang hidup disekitar yang

mendapat izin tersebut kemudian merasa terganggu, dapat merupakan beban ).

3. Izin yang segera berakhir dan Izin yang berlangsung lama

Izin yang segera berakhir

Izin itu hanya berlaku saat tindakan itu dilaksanakan dan memerlukan waktu

yang relatif singkat.

Contoh :Izin Mendirikan Bangunan yang hanya berlaku pada saat bangunan itu

dibangun ( relatif cepat )

Izin yang berlangsung lama

Izin ini mempunyai waktu berlakunya biasanya lama.

Contoh :Izin izin yang dikeluarkan untuk masalah lingkungan

4. Izin yang bersifat Pribadi dan Izin yang bersifat Kebendaan

Izin yang bersifat pribadi

Bila isi izin itu tergantung pada sifat dan kualitas pribadi dari pemohon izin. Izin

ini tidak bisa dialihkan atau dipindah tangankan.

Contoh : Izin Mengemudi ( SIM )

Izin yang bersifat kebendaan

Suatu izin yang isinya tergantung pada sifat dari peraturan perundang-

undangan, misalnya Undang-Undang Gangguan atau Izin Bangunan, diberikan

42

Page 43: Bahan ajar han lanjut

kepada pemohon tanpa adanya peran dari pemohon Jadi izin gangguan dapat

diminta oleh sipa saja, biarpun ia tidak memiliki bangunan / tidak melakukan

sendiri kegiatan tersebut.

Izin kebendaan ini dapat dialihkan bila kepemilikan atau kepengurusan yang

menjadi obyek Izin tersebut berpindah tangan, atau dapat diperjual belikan,

pada penjualan perusahaan, Izin Gangguan berpindah secara otomatis.

Contoh : Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ), Izin Gangguan ( HO )

e..Bentuk Dan Isi Izin

1.Bentuk izin

Izin diterbitkan atau diberikan kepada pemohon izin dalam bentuk tertulis.

2. Organ yang berwenang,

Dalam izin dinyatakan siapa yang berwenang memberikannnya, biasanya dari

kepala surat dan penanda tangan izin akan nyata organ mana yang memberikan

izin itu. Peraturan Perundang-undangan menunjuk siapa organ yang berwenang

memberi izin, orgam yang paling menguasai mengenai materi dan tugas yang

berkaitan dengan materi izin tersebut.

3.Yang dialamatkan

Izin merupakan keputusan dari organ pemerintahan dalam suatau peristiwa

konkrit, ditujukan pada suatu pihak yang berkenpingan. Izin itu ada setelah yang

berkepentingan mengajukan permohonan izin, karena itu keputusan yang

memuat izin akan dialamatkan kepada pihak yang memohon izin

4.Diktum

Untuk adanya kepastian hukum, keputusan izin harus memuat uraian yang

sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan, diktum merupakan inti dari

keputusan. Diktum harus berisi keputusan pasti. Keputusan pasti berisi

penetapan hak dan kewajiban-kewajiban yang dituju oleh keputusan itu,

43

Page 44: Bahan ajar han lanjut

Contoh : Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ), kegiatan ini tertuju pada

tindakan melakukan usaha perdagangan, dan harus ditolak bila bertentangan

dengan permohonan tujuan izin tersebut.

5.Ketentua-ketentuan, pembatasan-pembatasan dan syarat-syarat

Ketentuan-ketentuan : ialah kewajiban-kewajiban yang dapat dikaitkan dengan

izin.

Contoh :izin yang berkaiatan pada masalah lingkungan

Dalam Undang-Undang Gangguan ada ketentuan :

Ketentuan-ketentuan tujuan ( mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti

mencegah pelongsoran tanah )

Ketentuan-ketentuan sarana ( kewajiban menggunakan sarana tertentu )

Ketentuan-ketentuan instruksi ( kewajiban pemegang izin untuk

melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya )

Dalam hal ketentuan-ketentuan tidak dipatuhi, terdapat pelanggaran terhadap

ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh pihak yang memohon izin,

maka kepadanya .dapat diberikan sanksi tertentu.

Pembatasan-pembatasan ( beperkingen )

Untuk membatasi jangka waktu berlakunya, batas wilayah / tempat, Misal :

suatu izin berlaku untuk 5 tahun

Syarat-syarat ( Voorwarden )

Dengan menetapkan syarat-syarat, akibat-akibat hukum tertentu digantungkan

pada timbulnya suatu peristiwa dikemudian hari yang belum pasti.

44

Page 45: Bahan ajar han lanjut

6. Pemberian alasan.

Bila izin yang akan dikeluarkan itu membawa akibat atau memberatkan pihak

ketiga

Pemberian alasan dapat berisi :

Penyebutan ketentuan-ketentuan undang-undang yang diterapkan

Dalam izin, norma-norma yang diterapkan yang merupakan titik tolak

keputusan disebutkan dengan tegas. Penyebutkan ini memberi

pegangan kepada semua yang bersangkutan untuk menilai keputusan

tersebut, yang berakibat tentang apa yang harus dilakukan dalam hal

mereka menyetujui keputusan tersebut.

f..Prosudure Penerbitan Izin

1. Permohonan

Biasanya pengajuan permohonan merupakan permulaan dari izin.

Permohonan ialah permintaan dari yang berkepentingan akan sesuatu

keputusan. Jadi permintaan harus datang dari yang berkepentingan, yakni pihak

yang kepentingannya langsung berhubungan dengan sesuatu keputusan izin.

2. Bentuk dan isi permohonan

Dari sudut kepastian hukum dan sehubungan dengan penentuan jangka waktu

bagi keputusan atas permohonan. Permohonan diajukan secara tertulis, yang

memuat tanda tangan , nama dan alamat pemohon, petunjuk mengenai izin yang

diminta dan tanggal. Disamping pemohon harus melampirkan data dan surat-

surat ( dokumen ) yang berkaitan dengan permohonan izin tersebut.

Organ pemerintah berwenang untuk menetapkan formulir ( standar ) bagi

pengajuan permohonan dan pemberian data. Bila permohonan atau pemberian

45

Page 46: Bahan ajar han lanjut

data tidak lengkap maka organ pemerintah berwenang tidak ( tidak wajib )

mengolah permohnan tersebut.

g.Persiapan dan Peran Serta ( INSPRAK )

Asas ketelitian menurut Nicolai dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Teliti

2.Perlakuan yang tertib.

Dalam rangka persiapan teliti suatu keputusan, termasuk musyawarah dengan

yang berkepentngan Musyawarah dengan yang berkepetingan berfungsi untuk

menunjang penetapan fakta yang benar. Yang berkepentingan perlu didengar

sangat tergantung pada sifat keputusan ( memberatkan atau menguntungkan )

Perlakuan yang tertib, pada persiapan keputusan yang berkaitan dengan izin

merupakan hal yang wajib. Mendengar permohonan bagaimanapun juga

diwajibkan bagi organ pemerintah mendasarkan bila keputusan yang akan

dikeluarkan berisi penolakan permohonan izin.

H.Pemberian Keputusan

Keputusan Organ pemerintahan atas permohonan izin dapat terdiri atas :

1. Pernyataan Tidak Dapat diterima,

2. Penolakan izin atau pemberian izin,

3. Memutuskan dalam jangka waktu pantas

Ad 1.. Penyataan Tidak Dapat Diterima akan diberikan, bila izin yang diminta

tidak dapat diberikan karena alasan formal yang terletak di luar dasar-dasar

penolakan dalam system perizinan Pernyataan tidak dapat diterima dapat

disebabkan oleh hal-hal berikut :

Permohonan bukan diajukan oleh yang berkepentingan

46

Page 47: Bahan ajar han lanjut

Permohonan diajukan setelah lewatnya jangka waktu yang ditetapkan

Instansi yang diminta untuk memberi izin jelas tidak berwenang

Ad..2. Penolakan Izin dan Pemberian Izin

Penolakan izin terjadi bila ada keberatan-keberatan mengenai isi, terhadap

pemberian izin. Pemberian Izin diberikan bila syarat-syarat formal dan yang

mengenai isi dipenuhi.

Ad 3. Memutuskan dalam jangka waktu Pantas

Pemohon izin sangat tergantung pada keputusan yang berkaitan dengan

dikeluarkannya izin, diperkenankannya atau tidak diperkenankannya suatu

aktifitas tertentu yang dimintakan izin. Karena untuk adanya kepastian hukum,

pemerintah mengambil keputusan mengenai perizinan dalam jangka waktu yang

pantas

i.Keputusan Perizinan

Adanya alasan pemberian alasan, dimana ketentuan-ketentuan undang-undang

yang diterapan, penerapan fakta oleh organ pemerintah dan pertimbangan-

pertimbangan hukum yang dilakukan organ pemerintah harus dicantumkan.

Asas Pemberian Alasan harus mengandung arti :

a. asas bahwa keputusan harus dapat didukukung oleh pemberian alasan

yang mendasarinya ( asas pemberian alasan yang mendukung )

b. Syarat bahwa keputusan diberi alasan dengan cara yang dapat diketahui

oleh yag bersangkutan ( asas pemberian alasan yang dapat diketahui )

Ad.a asas bahwa pemberian alasan harus dapat mendukung

keputusan, melihat isi keputusan. Asas pemberian alasan mendukung

47

Page 48: Bahan ajar han lanjut

berkaitan dengan fakta bahwa keputusan adalah hasil suatu proses di

mana organ pemerintah menimbang kepentingan-kepentingan dan fakta

dan menghubungkannya dengan peraturan perundangaan tertertu atau

dengan suatu kebijaksanaan tertentu.

Ad. b. Asas pemberian alasan yang dapat diketahui

Termasuk mencantumkan ketentuan-ketentuan undang-undang yang

diterapkan / ketentuan izin. Pertimbangan yang diambil berdasarkan

kesimpulan-kesimpulan yag diambil dari ketentuan-ketentan perizinan

dalam keadaan nyata.

j.Pengumanan Keputusan

Bila ada keputusan yang dalam lalu lintas hukum dikaitkan dengan akibat-

akibat hukum yang ada, bila keputusan tersebut diumumkan secara terbuka,

yaitu :

a. pada hari keputusan itu dikirimkan atau diserahkan atau diumumkan

secara terbuka atau

b. pada hari di mana organ dengan cara lain telah memberitahukan kepada

yang berkepentingan tentang keputusannya.

c. Pengumuman keputusan ditujukan pada satu atau lebih yang

berkepentingannya, dengan mengirimkannya kepada “mereka yang dituju

oleh keputusan tersebut “ dimaksudkan hanya yang berkepentingan yang

dianggap sebagai yang dialamatkan ( pemohon )

Latihan

Untuk mengetahiu pemahaman mengenai materi kuliah diberikan kesempatan

tanya jawab mengenai persoalan yang terjadi masa sekarang sehubungan

dengan materi yang disampaikan.

48

Page 49: Bahan ajar han lanjut

Rangkuman

Bahasan hukum Perizinan yang membahas mengenai materi yang

berhubungan dengan hukum. adalah: Izin sebagai instrumen pemerintah,

Bentuk dan Isi izin, Prosedure Penerbitan izin. Segala kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat sekarang ini harus memiliki izin, perizinanan

dewasa ini menjadi sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat

sekarang, masyarakat yang akan dan sedang melakukan kegiatan harus

memiliki izin supaya kegiatan tersebut dilindungi secara hukum.

Materi Hukum Perizinan membahas mengenai materi :

o Pengertian Hukum Perizinan

o Izin sebagai Insrumen Pemerintah

o Bentuk dan Isi Izin.

o Prosedure Penerbitan Izin.

3. PENUTUP

a. Test Formatif :

1. Apakah tujuan perijinan ? sebutkan dan uraikan masing-masing

dengan diberi contohnya, minimal 3 ( tiga ) tujuan perijinan

2. Apakah yang dimakasud ijin bersifat pribadi dan ijin bersifat

kebendaan ? Jelaskan masing- masing dengan diberi

contohnya !

b. Kunci Jawaban :

1. Tujuan Perizinan

Tujuan sistem izin dapat berupa :

1. Keinginan mengarahkan ( mengendalikan ) aktivitas-aktivitas tertentu.(

misalnya : Izin bangunan )

2. Mencegah bahaya bagi lingkungan ( izin-izin lingkungan )

49

Page 50: Bahan ajar han lanjut

3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu ( Izin membongkar

monumen )

4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit

5. Pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas

tertentu.

2. Izin yang bersifat Pribadi dan Izin yang bersifat Kebendaan

Izin yang bersifat pribadi

Bila isi izin itu tergantung pada sifat dan kualitas pribadi dari pemohon

izin. Izin ini tidak bisa dialihkan atau dipindah tangankan.

Contoh : Izin Mengemudi ( SIM )

Izin yang bersifat kebendaan

Suatu izin yang isinya tergantung pada sifat dari peraturan perundang-

undangan, misalnya Undang-Undang Gangguan atau Izin Bangunan,

diberikan kepada pemohon tanpa adanya peran dari pemohon Jadi izin

gangguan dapat diminta oleh siapa saja, biarpun ia tidak memiliki

bangunan..

Izin kebendaan ini dapat dialihkan bila kepemilikan atau kepengurusan

yang menjadi obyek Izin tersebut berpindah tangan. atau dapat diperjual

belikan, pada penjualan perusahaan, Izin Gangguan berpindah secara

otomatis.

Contoh : Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ), Izin Gangguan ( HO )

50

Page 51: Bahan ajar han lanjut

BAB V

HUKUM KEPEGAWAIAN

1. PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Bahasan materi Hukum Kepegawaian merupakan sub pokok

bahasan dari Hukum Administrasi Negara Lanjut, yang berisi / membahas

mengenai masalah Pengertian PNS, Jabatan dan Pangkat, Tanggung jawab

PNS, Hak dan Kewajiban PNS, Pensiun, Disliplin PNS,

RELEVANSI:

Setiap tahun ada lowongan pekerjaan menjadi pegawai Negeri Sipil, oleh sebab

itu materi hukum kepegawaian disampaikan kepada para mahasiswa, karena

kebutuhan akan pegawai negeri sipil setiap tahunnya tetap ada dan dibutuhkan

oleh negara.

TIK

1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Hukum

Kepegawaian

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Jabatan dan Pangkat

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang tanggung jawab

pegawai

4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban

PNS

5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Pensiun

6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang disiplin PNS

51

Page 52: Bahan ajar han lanjut

2. PENYAJIAN

a. Pengertian PNS

Pasal 2 (2 ) dan ( 3 ) UU No. 43 Th 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8 Th.

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Pegawai Negeri terdiri :

1. Pegawai Negeri Sipil Pusat

2. Pegawai Negeri Sipil Daerah

3. Pegawai Negeri Sipil tidak tetap yang diangkat oleh pejabat yang

berwenang

Pasal 1 nomor 1 UU No. 43 Th. 1999 :

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara RI yang telah memenuhi syarat

yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas

dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan

perundang-undangan yang berlaku.

Jabatan Negeri : Jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan

Perundang-undangan, termasuk kesekretariatan lembaga tinggi negara dan

pengadilan.

Pasal 3 (1) UU no. 43 th 1999, pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur

aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara Profisional, Jujur, Adil, dan merata dalam Penyelenggaraan

tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.

b.Kewajiban PNS

Pasal . 4,5,6 Undang-Undang Nomor 8/1974 ) :

1. Setia dan Taat sepenuhnya kepada Pancasila. UUD 1945, Negara dan

Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara RI

52

Page 53: Bahan ajar han lanjut

2. Mentaati PerUU an yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang

dipekerjakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran, tanggungjawab.

3. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan

kepada dan atas perintah pejabat yang berwajib atas kuasa UU

c. Hak– Hak PNS

Pasal 71 Undang-Undang Nomor. 43 Th 1999 :

Berhak memperoleh gaji yg ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah yang adil dan

layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya. Gaji tersebut harus

mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.

Dalam Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1974, beberapa hak bagi PNS :

Hak Cuti

Hak Perawatan bila ditimpa kecelakaan dalam menjalankan tugas

Hak memperoleh tunjangan, cacat jasmani atau rohani karena menjalankan

tugas kewajibannya sehingga tidak dapat bekerja lagi

Hak Uang Duka, bagi pegawai yang tewas

Hak pensiun, PNS yang memenuhi syarat

Pensiun : Jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS

Syarat dapat pensiun :

telah mencapai usia minimal 50 th

masa kerja minimal 20 th

diberentikan dengan hormat sebagai pegawai

Diberhentikan dengan hormat :

53

Page 54: Bahan ajar han lanjut

Atas permintaan sendiri

Telah mencapai usia pensiun

Penyederhanaan organisasi

Tidak cakap jasmani dan rohkani sehingga tidak dapat menjalankan

tugasnya sebagai pegawai.

Diberhentikan dengan tidak hormat:

a. Melanggar sumpah/janji atau peraturan disiplin

b. Diipenjara, diancam hukumam mak. 4 th atau lebih

o Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkat dalam rangkaian

kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

o Jabatan : Kedudukan yang menunjukan tugas tanggung jawab, wewenang,

hak dalam organisasi kepegawaian

o Jabatan Stuktural : Jabatan yang secara tegas ada dalam stuktur organisasi

o Jabatan Fungsional : jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya.

Tanggung Jawab Pegawai

1. Tanggungjawab Kepidanaan- kejahatan jabatan

2. Tanggungjawan Keuangan

Kerugian negara yang dapat dinilai dengan uang yang ditimbulkan

olehnya dalam melaksanakan tugasnya.

Tindakan yang merugikan negara

a. Tindakan perseorangan

contoh : menghilangkan inventaris negara

b. Tindakan yang menguntungkan pihak lain

54

Page 55: Bahan ajar han lanjut

c. Tindakan yang membeni negara secara berlebihan - banyak

pilihan, yang dipakai pilihan yang menimbulkan biaya lebih mahal.

d. Tindakan yang merugikan pihak lain

e. Tindakan yang mempermudah kemungkinan timbulnya tindakan

pegawai lain - kurang teliti- akibatnya pegawai lain dapat

melakukan tindakan yang merugikan negara.

3. Tanggung Jawab disiplin/administratif

Tanggungjawab pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dalam dinas, diberi

sanksi administratif :

Tegoran lisan

Tegoran tertulis

Pernyataan tidak puas

Penundaan kenaikan pangkat

Penurunan pangkat

Pemindahan

Pembebasan tugas

Pemberentian dari PNS

DIsiplin PNS

Dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin

Pegawai Negerti Sipil, Kewajiban Pegawai Negeri ( disiplin ) :

a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan

pemerintah,

b. Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan atau diri

sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak

kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain.

c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, pemerintah dan

pegawai negeri sipil.

55

Page 56: Bahan ajar han lanjut

d. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan

berdasarkan perUUan yang berlaku

e. Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.

f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang

langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara

umum.

g. Melaksanakan segala tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan

penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab.

h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan

negara.

i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan

kesatuan PNS.

j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang

dapat membahayakan atau merugikan negara/ pemerintah terutama bidang

keamanan, keuangan dan material.

k. Mentaati ketentuan jam kerja

l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik

m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan

sebaik-baiknya

n. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan bidang tugasnya.

o. Bertindak dan bersikap tegas tetapi adil dan bijaksana terhadap

bawahannya.

p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya

q. Menjadi dan memberi contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya.

r. Memberi kesempatan bawahannya untuk mengembangkan karier

s. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja

t. Mentaati peraturan perundanang-undangan tentang perpajakan

u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun

terhadap masyarakat, sesame pegawai negeri sipil da terhadap atasan

56

Page 57: Bahan ajar han lanjut

v. Hormat menghormati antara sesama warga Negara yang memeluk agama /

kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berlainan

w. Menjadi teladan sebagai warga yang baik dalam masyarakat

x. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku

y. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang

z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan

yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.

Latihan

Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan materi kuliah perbuatan melanggar hukum oleh penguasa atau

pemerintah.

Rangkuman

Bahasan materi Hukum Kepegawaian membahas mengenai masalah

Pengertian PNS, Jabatan dan Pangkat, Tanggung jawab PNS, Hak dan

Kewajiban PNS, Pensiun, Disliplin PNS,

Pengertian pegawai, jabatan funfional, jabatan struktural, tanggung jawab

keuangan, tanggung jawab disiplin pegawai, hak cuti, keselamatan kerja,

sanksi-sanksi pegawai yang berkaitan disliplin pegawai, sanksi ringan,

sanksi sedang, sanksi berat.

3. PENUTUP

a. Test Formatif :

1.  Siapakah yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil ( PNS )

menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999, Jelaskan !

2. Apakah yang dimaksud dengan Pangkat dan Jabatan bagi PNS ?

Uraikan !

b. Kunci Jawaban :

57

Page 58: Bahan ajar han lanjut

1. Pasal 1 nomor 1 UU No. 43 Th. 1999 :

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara RI yang telah memenuhi

syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan

diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya dan

digaji berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkat dalam rangkaian

kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Jabatan : Kedudukan yang menunjukan tugas tanggung jawab,

wewenang, hak dalam organisasi kepegawaian

Jabatan Stuktural : Jabatan yang secara tegas ada dalam stuktur

organisasi

Jabatan Fungsional : jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya.

BAB VI

58

Page 59: Bahan ajar han lanjut

BUMN / BUMD

1. PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Materi bahasan BMUN dan BUMD merupakan bagian dari

sub pokok bahasan dari Kuliah Hukum Administrasi Negara Lanjut. Materi yang

di bahas dalam sub pokok bahasan BUMN / BUMD adalah : Tujuan diaturnya

BUMN/BUMD, Pengertian BUMN /BUMD Macam-macam BUMN/BUMD,

Kewajiban Pelayan Umum BUMN, Karyawan BUMN

RELEVANSI

Keadaan keuangan negara.atau keuangan daerah atau keuangan suatu

departemen relatif dipengaruhi pemasukan dari keuntungan BUMN /BUMD dan

sampai sekarang kontribusi dari laba BUMN / BUMD kecil sekali terhadap

pemasukan laba ke kas negara atau ke kas daerah, keadaan semacam itu yang

perlu diketahui oleh mahasiswa, oleh sebab itu materi tentang BUMN / BUMD

masih ada relevansinya untuk diajarkan kepada mahasiwa.

TIK :

1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang

BUMN/BUMD

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang tujuan diaturnya BUMN

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pengertian BUMN

4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang macam-macam BUMN

5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pelayanan umum.dari

BUMN

6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Karyawan BUMN

2. PENYAJIAN

59

Page 60: Bahan ajar han lanjut

a. Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor  19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

b. Tujuan Diaturnya BUMN :

1. Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi

dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi;

2. Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam

penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan

masyarakat;

c. BUMN

Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan.

Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada

umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;

2. Mengejar keuntungan;

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau

jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang

banyak;

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan

oleh sektor swasta dan koperasi;

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan

ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat

60

Page 61: Bahan ajar han lanjut

BUMN terdiri dari :

1. Persero

2. Perum

Perusahaan Perseroan (Persero) Adalah BUMN yang bentuknya

perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh

atau paling sedikitnya 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki

oleh Negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan

Maksud dan tujuan pendirian Persero adalah

a. Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya

saing kuat;

b. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

Maksud dan Tujuan Pendirian PERUM :

a. Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan

harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip

pengelolaan perusahaan yang sehat.

b. Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan

tujuan tersebut dengan persetujuan Menteri, Perum dapat melakukan

penyertaan modal dalam badan usaha lain.

d. Karyawan BUMN

Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan,

pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan

perjanjian kerja bersama Karyawan BUMN dapat membentuk serikat kerja

e. Kewajiban Pelayanan Umum

61

Page 62: Bahan ajar han lanjut

Pemerintah dapat memberikan Penugasan khusus kepada BUMN untuk

menyelenggaran fungsi Pelayan Umum dengan tetap memperhatikan

maksud dan tujuan kegiatan BUMN.

Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan

aparat pengawas intern perusahaan

Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) berwenang melakukan pemeriksaan

terhadap BUMN

Latihan

:

Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyan yang berhubungan

dengan materi kuliah perbuatan melanggar hukum oleh penguasa atau

pemrintah.

Rangkuman

Materi bahasan BMUN / BUMD adalah : Tujuan diaturnya BUMN/BUMD,

Pengertian BUMN /BUMD, Macam-macam BUMN/BUMD, Kewajiban

Pelayan Umum BUMN, Karyawan BUMN, Keadaan keuangan negara.atau

keuangan daerah atau keuangan suatu departemen relatif dipengaruhi

pemasukan dari keuntungan BUMN /BUMD dan sampai sekarang kontribusi

dari laba BUMN / BUMD kecil sekali terhadap pemasukan laba ke kas negara

atau ke kas daerah..

3. PENUTUP

a. Test Formatif :

1. Apakah yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )

berdasarkan UU No, 19 tahun 2003 ?

62

Page 63: Bahan ajar han lanjut

2. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan Umum ( Perum ) dan

maksud dan tujuan pendirian Perum ? Jelaskan dan uraikan !

b. Kunci Jawaban :

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan.

2. Maksud dan Tujuan Pendirian PERUM :

a. Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan

harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip

pengelolaan perusahaan yang sehat.

b. Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan

tujuan tersebut dengan persetujuan Menteri, Perum dapat melakukan

penyertaan modal dalam badan usaha lain.

63

Page 64: Bahan ajar han lanjut

BAB VII

SANKSI-SANKSI HAN

1. PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Materi sanksi-sanksi HAN, merupakan sub pokok bahasan

dari Hukum Administrasi Negara Lanjut. Materi sanksi-sanksi HAN, membahas

beberapa pokok bahasan mengenai : Jenis sanksi HAN, Bestuursdwang,

Penarikan kembali Keputusan, Denda Administrasi, Pengenaan uang paksa.

REVELANSI

Selama masih ada pemerintah aparatur pemerintah dan masyarakat yang

diperintah, yang melaksanakan aturan hukum administrasi negara, maka sanksi-

sanksi HAN diperlukan untuk menegakan aturan yang diatur dalam HAN, supaya

aturan HAN dapat tetap berjalan, baik aturan HAN tingkat pusat maupun tingkat

daerah

TIK :

1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang sanksi-

sanksi HAN

2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang jenis-jenis sanksi HAN

3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Bestuursdwang.

4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang penarikan kembali

keputusan.

5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang denda admnistratif

6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pengenaan uang paksa.

64

Page 65: Bahan ajar han lanjut

2. PENYAJIAN

a. Sanksi-sanksi HAN

1. Paksaan Administratif ( BESTUURSDWANG )

2. Penarikan Kembali Keputusan

3. Pengenaan Denda Administratif

4. Pengenaan Uang Paksa Oleh Pemerintah

b. Bestuursdwang :

Tindakan nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang

dilarang oleh kaidah hukum adaminstrasi negara, yang dilakukan oleh warga

negara, karena melanggar Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku

1. Bestuursdwang merupakan kewenangan bebas dari penguasa,

Pelaksanaan Bestuursdwang dengan mempertimbangkan berbagai

kepentingan yang terkait, seperti :

a. Kepentingan yang setuju dilaksanakan bestuursdwang, dengan

alasan :

Untuk Kepentingan Umum

Untuk Kepentingan Pencegahan

Untuk Kepentingan pihak ke 3

b. Kepentingan yang tidak setuju dilaksanakannya

Bestuursdwang dengan alasan :

Untuk tetap melindungi kepentingan si pelanggar

Dapat menimbulkan biaya tinggi

Dapat pakai sarana hukum Pidana

2. Prosedure Pelaksanaan Bestuursdwang

65

Page 66: Bahan ajar han lanjut

Diberitahu melalui “Perintah tertulis”, berupa peringatan yang mendahului

sebelum bestuursdwang itu dilaksanakan.

Peringatan tertulis harus memenuhi syarat :

Peringatan itu merupakan ikatan dari Pemerintah untuk

nantinya melaksanakan bestuursdwang

Perintah harus jelas

Ditetapkan apa yang seharusnya dilakukan oleh yang

nantinya terkena bestuursdwang

Memuat ketentuan-ketentuan peraturan Perundang-

undangan yang dilanggar

Memuat jangka waktu perintah itu dilakukan

Ditujukan kepada yang “ berkepentingan “

Pemberitahuan perintah pelaksanaan bestuursdwang

3. Pelaksanaan Bestuursdwang dapat dimohon oleh pihak ke 3 yang merasa

dirugikan dengan keadaan tersebut. Atas dasar permohonan tersebut,

Pemerintah wajib mempertimbangkannya.

4. Pembebanan Biaya Pelaksanaan Bestuursdwang. Pembebanan biaya-

biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan bestuursdwang

dibebankan kepada Pelanggar. Bila pelanggar tidak mau membayar,

maka dapat dikeluarkan Surat Paksa yang dilakukan melaui eksekusi

langsung.

5. Dalam Pelaksanaan Bestuursdwang pemerintah harus memperhatikan :

Asas Kecermatan

Tidak menimbulkan kerugian yang berlebihan

66

Page 67: Bahan ajar han lanjut

c. Penarikan Kembali Keputusan

Pemerintah dapat menarik kembali Keputusan yang telah dikeluarkannya, bila

yang bersangkutan tidak mau melaksanakan syarat-syarat yang harus dipatuhi

oleh yang terkena Keputusan tersebut. Terutama yang berkaitan dengan Ijin

d. Pengenaan Denda Administratif

Pemerintah dapat mengenakan denda administratif, bila terjadi keterlambatan

yang tidak sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan atau masa

berlakunya telah habis

e. Pengenaan Uang Paksa

Sebagai pengganti Bestuursdwang dapat digunakan Pengenaan uang paksa

oleh pemerintah, karena dengan melalui bestuursdwang sulit dilaksanakan

atau dapat menimbulkan akibat yang terlalu berat.

f. Sanksi- Administrasi Terhadap Pelanggaran Disiplin PNS

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, tingkat hukuman disliplin :

Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

1. Hukuman disiplin ringan;

2. Hukuman disiplin sedang;

3. Hukuman disiplin berat.

Hukuman Disliplin Ringan

a. Tegoran secara Lisan

b. Tegoran secara Tertulis

c. Pernyataan Tidak Puas secara tertulis

Hukuman disiplin sedang

a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu)

tahun;

67

Page 68: Bahan ajar han lanjut

b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk

paling lama 1 (satu) tahun;

c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 ( satu ) tahun.

Hukuman berat

a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah

untuk paling lama 1 (satu) tahun;

b. Pembebasan dari jabatan;

Latihan

Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyan yang berhubungan

dengan materi kuliah sanksi-sanksi HAN.

Rangkuman

Materi sanksi-sanksi HAN, terdiri dari atau membahas mengenai :: Jenis

sanksi HAN, Bestuurdwang, Penarikan kembali Keputusan, Denda

Administrasi, Pengenaan uang paksa. Aparatur pemerintah dan

masyarakat yang diperintah, yang melaksanakan aturan hukum

administrasi negara, maka sanksi-sanksi HAN diperlukan untuk

menegakan aturan yang diatur dalam HAN, supaya aturan HAN dapat

tetap berjalan

3. PENUTUP

a.Test Formatif :

1. Pertimbangan apa sajakah sebelum bestuursdwang dijatuhkan

atau tidak dijatuhkan oleh Pemerintah. Sebutkan dan Uraikan !

2. Apa syarat - syarat Peringatan Tertulis, sebelum bestuursdwang

dijatuhkan ? Sebutkan dan jelaskan !

68

Page 69: Bahan ajar han lanjut

b.Kunci Jawaban :

1. Ada yang setuju dan tidak setuju dilaksanakannya

bestuursdwang, yaitu :

Kepentingan yang setuju dilaksanakan bestuursdwang, dengan

alasan :

Untuk Kepentingan Umum

Untuk Kepentingan Pencegahan

Untuk Kepentingan pihak ke 3

Kepentingan yang tidak setuju dilaksanakannya

Bestuursdwang dengan alasan :

Untuk tetap melindungi kepentingan si pelanggar

Dapat menimbulkan biaya tinggi

Dapat pakai sarana hukum Pidana

2. Peringatan tertulis harus memenuhi syarat :

Peringatan itu merupakan ikatan dari Pemerintah untuk

nantinya melaksanakan bestuursdwang

Perintah harus jelas

Ditetapkan apa yang seharusnya dilakukan oleh yang

nantinya terkena bestuursdwang

Memuat ketentuan-ketentuan peraturan Perundang-

undangan yang dilanggar

Memuat jangka waktu perintah itu dilakukan

Ditujukan kepada yang “ berkepentingan “

Pemberitahuan perintah pelaksanaan bestuursdwang

69

Page 70: Bahan ajar han lanjut

DAFTAR PUSTAKA

:

Abdulah Rozali Hukum Kepegawaian, , Raja Grafika Persada Indonesia,

Jakarta, 1998.

A. Siti Soetami, Hukum Administrasi Negara Lanjut, Badan Penerbit

UNDIP Semarang

Bagir Manan, Fungsi Ombudsman, Unair, Surabaya, 2002

Hari S. Malang Joedo & R. Nugroho.D Reinventing BUMD, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta, 2006

Galang Asmara, Ombudsman Nasional dalam Sistem Pemerintahan RI,

Laks Bang, Yogyakarta, 2005

Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayu media, Malang,

2004

Moekijat Administrasi Kepegawaian Negara, Mandar Maju, Bandung,

1991

Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, , Gajah

Mada University, Yogyakarta, 1993.

Philipus M. Hajon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya

Perizinan, CV. Medya Duta, Jakarta, 2006

Ridwan HR Hukun Administrast Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2006

Siti Sundari, R, Penegakan Hukum Lingkungan, , Unair, Surabaya.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari KKN

Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

70

Page 71: Bahan ajar han lanjut

Undang-Undang Nomor 37 tahun 2009 tentang Ombudsman

Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin

Pegawai Negerti Sipil

Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaaikan

Pangkat Pegawai Negeri

Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2001 tentang Pengamanan dan

Pengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat

kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi

Daerah.

Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengeloaan

Keuangan daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 42 tahun 2001 tentang Pengeloaan

Barang Daerah

Keputusan Menteri Keuangan No. 335/KMK.01/2002 tentang Tata Cara

Penghapusan dan Penggantian Barang Milik /Kekayaan Negara pada

Departemen/Kantor menteri Negara/Menteri Muda/Kantor Menteri Negara

yang dibentuk/dihapus/digabung/diubah statusnya

Keputusan Makamah Agung yang behubungan dengan Perbuatan

Pemerintah yang Melanggar Hukum.

71