Bahan ajar han lanjut
-
Upload
sri-nur-hari -
Category
Documents
-
view
1.312 -
download
8
Transcript of Bahan ajar han lanjut
TINJAUAN MATA KULIAH
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA LANJUT
1. DEKRIPSI PERKULIAHAN
Hukum Administrasi Negara Lanjut merupakan mata kuliah lanjut yang
merupakan ilmu yang mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang
bermanfaat bagi kepentingan mahasiswa. Mahasiswa akan mengetahui hal-hal
yang terbaru yang menjadi materi yang berkaitan dengan bidang yang dipelajari,
baik secara teoritis maupun praktis dan juga peraturan perundangan-undangan
yang berlaku sekarang, termasuk materi yang dipelajari oleh Hukum Administrasi
Negara Lanjut. Seperti Peraturan perundang- undangan yang mengatur
mengenai hal berkaitan dengan Publik Domein, Ombudsman, Perizinan,
Kepegawaian, Badan Usaha Milik Negara / Daerah, Sanksi-sanksi HAN.
2. RELEVANSI
Hukum Administrasi Negara Lanjut ditawarkan untuk membantu
mahasiswa mendapatkan pehamanan dan kemampuan dan penguasaan materi
yang berkaitan dengan materi kuliah HAN Lanjut. Mahasiswa akan mengetahui
perkembangan terakhir mengenai pokok bahasan yang dikuliahkan dalam HAN
Lanjut, juga mahasiswa dapat mengetahui peraturan-perundangan yang berlaku
di Indonesia yang berkaitan dengan materi kuliah, Sehingga dengan bekal
mengenai isi materi perkuliahan HAN Lanjut, mahasiswa dapat pengetahuan
sebagai ilmu yang membekali mahasiswa bila mereka bekerja.di masyarakat..
3. STANDAR KOMPETENSI ( TIU )
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan akan dapat :
1
1. Menjelaskan dan mengetahui mengenai Perbuatan melanggar
hukum oleh pemerintah
2. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Publik Domein
3. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Ombudsman
4. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Hukum Perizinan
5. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Hukum Kepegawaian
6. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Badan Usaha Milik Negara / Daerah ( BUMN/BUMD )
7. Menjelaskan dan mengetahui mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Sanksi-sanksi HAN
4. INDIKATOR
Untuk mengetahui perkembangan dan penyerapan materi kuliah HAN
Lanjut kepada mahasiswa dipakai memerikan tugas dan hasil penilian,
yaitu sebagai berikut :
1. Membaca buku bacaan dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan materi kuliah yang akan diajarkan
2. Tanya jawab di kelas mengenai materi kuliah yang sedang
diajarkan dan permasalahan yang berkembang di masyarakat dan
pemerintahan saat ini
3. Responsi tentang materi kuliah yang sudah diajarkan oleh dosen
4. Membawa kasus-kasus yang tertjadi di masyarakat untuk
didiskusikan
5. Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester yang tejadwal,
untuk mengevaluasi dengan bentuk soal ujian
2
Penilaian akan dilakukan dosen dengan menggunakan kreteria :
a. Berpedoman pada Keputusan Dekan Fakultas Hukum tentang
PERAK, yaitu :
Konversi nilai angka rata-rata menjadi nilai huruf adalah sebagai
berikut :
4 = A
3 = B
2 = C
1 = D
0 = E
Adapun prosentase bobot pembagian penilaian adalah sebagai :
1. Ujian Tengah Semester : 50 %
2. Ujian Akhir Semester : 50 %
b. Nilai akhir merupakan komulatif dari Ujian Tengah Semester, Ujian
akhir Semester, Tugas, dan keaktifan mahasiswa di kelas dalam
berdiskusi mengenai masalah yang berkembang saat ini
dihubungkan dengan materi kuliah yang sedang diajarkan serta
absen kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan.
5. SUSUNAN BAHAN AJAR
Hukum Administrasi Negara lanjut berisi beberapa pokok bahasan /
materi muliah, yaitu
BAB I. Perbuatan Melanggar Hukum oleh Pemerintah
BAB II. Publik Domein
3
BAB III. Ombudsman
BAB IV. Hukum Perizinan
BAB V. Hukum Kepegawaian
BAB VI. Badan Usaha Milik Negara / Daerah ( BUMN / BUMD )
BAB VII. Sanksi – Sanksi HAN
6. METODE PERKULIAHAN
Metode Perkuliahan Hukum Administrasi Negara Lanjut ( HAN Lanjut )
lebih banyak kuliah mimbar memakai LAPTOP dan LCD dalam menyampaikan
materi kuliah, dengan memberikan kesempatan diskusi dengan mahasiswa,
membahas contoh praktek pelaksanaan pemerintahan sekarang yang berkaitan
dengan isi materi kuliah. Mahasiswa diberikan kesempatan menganalisa sesuai
dengan pendapatnya tentang materi kuliah dan perkembangan praktek
kenyataan yang ada selama ini.
4
BAB I
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
OLEH PEMERINTAH
1. PENDAHULUAN
Deskepsi singkat : Isi materi sub pokok bahasan dari Hukum Administrasi
Negara Lanjut adalah Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Pemeritah, berisi
mengenai perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah, dalam melakukan
tindakan pemerintah / penguasa.
RELEVANSI :
Isi materi mengenai perburatan melanggar hukum oleh pemerintah dalam
kenyatan kehidupan pemerintah yang berlangsung selama ini sering terjadi,
apalagi pada masa sekarang.
TIK :
1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang
Perbuatan Melanggar Huum Oleh Pemerintah
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Nopember Revolutie
Arrest
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Perbuatan Pemerintah
5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pelanggaran hukum
oleh Pemerintah
5
2. PENYAJIAN
1. Nopembert Revolutie Arrest ( DI Belanda )
- Pedagang bernama Ostermann
- Minta Ijin Ekport dari Pemerintah
- Pegawai Pemerintah tidak mau mambuatkan pengatar ijin
- Ostermann merasa dirugikan atas tindakan pegawai tersebut
Keputusan Pengadilan Tertinggi ( Banding )
o Pegawai pemerintah tersebut melanggar peraturan perundang-undangan ,
walaupun dibidang hukum publik, pegawai pemerintah tersebut dianggap
telah melakukan PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
o Pemerintah harus bertindak dengan kecermatan yang pantas.
2. Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Pemerintah
Asas Legalitas : perorangan/badan hukum /pemerintah tidak dapat diajukan ke
Pengadilan atau dipidana atau dikenai sanksi kalau perbuatannya Belum Diatur
oleh Peraturan perundang-undangan. Pemerintah Penyelenggarakan
KEPENTINGAN UMUM, Untuk mencapai kepentingan umum tersebut,
Pemerintah bertindak dilapangan hukum publik.
Perbuatan Melalanggar Hukum oleh penguasa ( di Belanda ) adalah :
o Perbuatan yang melanggar Undang-Undang, dengan tidak
memperdulikan peraturan yang dilanggar tersebut masuk lapangan
hukum Publik atau Hukum Privat
o Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban penguasa itu sendiri.
o Berbuatan yang tidak Cermat / Kurang hati-hati
o Perbuatan yang tidak patut / tidak layak dalam kehidupan bermasyarakat
6
Perbuaan Melanggar Hukum oleh Penguasa ( di Indonesia )
Berdasar pada Putusan Makamah Agung(Putusan No. 66 K/Sip/1952) Perbuatan
melanggar Hukum hukum oleh penguasa bila terjadi :
a. perbuatan sewenang-wenang dari pemerintah
b. perbuatan yang tidak cukup anasir untuk kepentingan umum
Kemudian berkembang menjadi :
Berdasar pada Keputusan Makamah Agung ( Putusan No. 838/K/Sip/70 )
Perbuatan Melanggar Hukum oleh Penguasa diukur dengan :
o Perbutan tersebut melanggar Undang-Undang
o Perbutan tersebut melanggar Peraturan formal yang berlaku
o Kepatutan Dalam Masyarakat
Berdasarkan pada Surat Edaran Makamah Agung ( SE. MA. No.
Ma/Pemb/0159/77 ), maka Kebijaksanaan Pemerintah / Penguasa tidak
termasuk kompetensi Pengadilan untuk menilainya ( mengadili ), KECUALI ada
unsur :
o Sewenang-wenang / Willekuer
o Melampaui kewenangannya / Detournement de Pouvoir
Menurut Philipus M. Hadjon
Kebijaksanaan ( Beleid ), adalah :
o Tugas-tugas Militer
o Tugas-tugas polisional
o Hubungan Luar Negeri
o Pekerjaan untuk kepentingan umum
7
o Tindakan darurat untuk mengatasi keadaan tidak terduga.
3. Perbuatan Pemerintah
Pendapat Komisi Van Poelje :
Perbuatan Pemerintahan : Merupakan tindakan hukum publik yakni tindakan
tindakan hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsi
pemerintahan.
Pendapat Romeyn Perbuatan Pemerintah adalah tiap-tiap perbuatan /perbuat-
an dari suatu alat perlengkapan pemerintahan.
Macam-macam Perbuatan Pemerintah
1. Perbuatan Yang Bukan Perbuatan Hukum
Pengertian perbuatan yang bukan perbuatan yang bukan hukum adalah
tindakan penguasa ( pemerintah ) terhadap masyarakat yang tidak
mempunyai akibat hukum.
Misal :Walikota meresmikan gedung
2. Perbuatan Yang Perebuatan yang Merupakan Perbuatan hukum
Suatu perbuatan / tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menim-
bulkan akibat hukum.
a. Perbuatan Hukum menurut Hukum Privat
Pejabat administrasi negara dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan
tertentu menggunakan aturan-aturan hukum privat.
contoh : Pemerintah mennyewa pesawat terbang untuk mengangkut
jamaah haji
b. Perbuatan Hukum menurut Hukum Publik; yang terdiri dari :
1. Perbuatan hukum publik yang bersegi Satu
Perbuatan hukum/tindakan hukum bersifat sepihak . Dilakukan
8
atau tidak dilakukan sangat tergantung pada kehendak pejabat/badan
administrasi. Akibat hukumnya sudah dapat timbul karena perbuatan dari
pemerintah saja, tidak menunggu reaksi dari pihak yang dilayani
2. Perbuatan hukum publik yang bersegi dua
Perbuatan hukum publik Perbuatan hukumnya baru dapat
timbul setelah adanya kata sepakat antara pemerintah dengan pihak
masyarakat / swasta.
Pendapat mengenai Perbuatan Hukum Publik bersegi dua :
- Yang tidak setuju,
alasannya tidak ada perjanjian yang diatur oleh hukum publik, jika
pemerintah akan mengadakan perjanjian dengan seseorang warga
negara maka yang mengaturnya adalah hukum privat
- Yang Menyetujui :
Alasaanya, karean ada perjanjian yang diatur oleh hukum publik .
Contohnya : Perjanjian kerja ( untuk tenaga kontrak ) dilakukan oleh
pemerintah sebagai pemberi kerja dengan masyarakat / warga negara
sebagai pekerja ( pihak swasta )
4. Penyelenggaraan Negara :
Penyelenggaraan Negara mempunyai peranan yang sangat
menentukan dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai cita-cita
perjuangan bangsa mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
Pelaksanaan asas-asas penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
Penyelenggaraan Negara yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara
sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab,
Penyelenggra Negara dijauhkan dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
tidak hanya dilakukan antar-Penyelenggara Negara melainkan juga antara
9
Penyelenggaraan Negara dan pihak lain yang dapat merusak sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta membahayakan
eksistensi Negara.
.
Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. ( UU No. 28 Tahun 1999, Pasal 1
ayat 1 )
Penyelenggara Negara yang bersih adalah Penyelenggara Negara
yang mentaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya. ( UU No. 28
Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2 )
KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme)
Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana
korupsi.
Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar-
Penyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.
Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan
hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Penyelenggara Negara
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara;
2. Menteri;
3. Gubernur;
4. Hakim;
10
5. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan jabatan lain yang memiliki fungsi strategis
dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan yang berlaku.
. ASAS-ASAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA :
1. Asas Kepastian Hukum;
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;
3. Asas Kepentingan Umum;
4. Asas Keterbukaan;
5. Asas Proporsionalitas;
6. Asas Profesionalitas; dan
7. Asas Akuntabilitas
Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan Penyelenggara Negara
Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggaraan negara.
Asas Kepentingan Umum adalah yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif.
Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
11
Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara
hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.
Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sanksi Terhadap Pelanggaran Oleh Aparat Pemerintah
Setiap Penyelenggara Negara dapat dikenakan sanksi administratif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap Penyelenggara Negara dapat dikenakan sanksi pidana dan atau
sanksi perdata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penyelenggara Negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan
cita-cita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Penjelasan
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa yang sangat penting
dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para
Penyelenggara Negara dan Pemimpin pemerintahan.
Penyelenggara Negara tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya
secara optimal, sehingga penyelenggara negara tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Hal itu terjadi karena adanya pemusatan kekuasaan, wewenang, dan
tanggungjawab pada Presiden/Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat
12
Republik Indonesia. Di samping itu, masyarakatpun belum sepenuhnya berperan
serta dalam menjalankan fungsi kontrol sosial yang efektif terhadap
penyelenggaraan negara.
Yang dimaksud dengan Pejabat lain yang memiliki fungsi Strategis
adalah pejabat yang tugas dan wewenangnya didalam melakukan
penyelenggaraan negara rawan terhadap praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme,
yang meliputi:
1. Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya pada Badan
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;
2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional;
3. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri;
4. Pejabat Eselon I dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan
sipil, militer, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Jaksa;
6. Penyidik;
7. Panitera Pengadilan; dan
8. Pemimpin dan bendaharawan proyek.
Latihan :
Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyan yang berhubungan
dengan materi kuliah perbuatan melanggar hukum oleh penguasa atau
pemrintah.
Rangkuman
Pokok bahasan Perbuatan melannggar hukum oleh penguasa /
pemerintah, membahas materi yaitu :
13
1. Isi materi sub pokok bahasan dari Hukum Administrasi Negara Lanjut adalah
Perbuatan Melanggar Hukum Oleh Pemeritah, berisi mengenai perbuatan
melanggar hukum oleh pemerintah, dalam melakukan tindakan pemerintah /
penguasa sering melanggar hukum yang berlaku. Isi materi mengenai perbuatan
melanggar hukum oleh pemerintah dalam kenyataan kehidupan pemerintah yang
berlangsung selama ini sering terjadi
.
2. Pokok bahasan materi perbuatan hukum oleh penguasa / pemerintah adalah :
a. Nopember Revolutie Arres
b. Penyelenggaraan Negara yang Bersih
c. Perbuatan Pemerintah
d. Pelanggaran hukum oleh Pemerintah
3. PENUTUP
a. Test Formatif :
1. Apakah yang dimaksud dengan Nopember Revolutie Arrest di Belanda ?
2. Apakah yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum oleh
penguasa di Indonesia ?
b. Kunci Jawaban :
1. Nopember Revolutie Arrest ( DI Belanda )
Pedagang bernama Ostermann
Minta Ijin Ekport dari Pemerintah
Pegawai Pemerintah tidak mau mambuatkan pengatar ijin
Ostermann merasa dirugikan atas tindakan pegawai tersebut
Keputusan Pengadilan Tertinggi ( Banding )
14
Pegawai pemerintah tersebut melanggar peraturan perundang-
undangan , walaupun dibidang hukum publik, pegawai pemerintah
tersebut dianggap telah melakukan PERBUATAN MELANGGAR
HUKUM
Pemerintah harus bertindak dengan kecermatan yang pantas.
2. Perbuatan Melanggar Hukum oleh Penguasa ( di Indonesia )
Berdasar pada Putusan Makamah Agung ( Putusan No. 66 K/Sip/1952 )
Perbuatan melanggar Hukum hukum oleh penguasa bila terjadi :
perbuatan sewenang-wenang dari pemerintah
perbuatan yang tidak cukup anasir untuk kepentingan umum
Kemudian berkembang menjadi :
Berdasar pada Keputusan Makamah Agung ( Putusan No. 838/K/Sip/70 )
Perbuatan Melanggar Hukum oleh Penguasa diukur dengan :
Perbuatan tersebut melanggar Undang-Undang
Perbuatan tersebut melanggar Peraturan formal yang berlaku
Kepatutan Dalam Masyarakat
Berdasarkan pada Surat Edaran Makamah Agung ( SE. MA. No.
Ma/Pemb/0159/77 ), maka Kebijaksanaan Pemerintah / Penguasa tidak
termasuk kompetensi Pengadilan untuk menilainya ( mengadili ),
KECUALI ada unsur :
Sewenang-wenang / Willekuer
Melampaui kewenangannya / Detournement de Pouvoir
15
BAB II
PUBLIK DOMEIN
1. PENDAHULUAN
Deskripsi singkat : Hukum Administrasi Negara Lanjut berisi sub pokok bahasan
mengenai Publik Domein, yang membahas materi mengenai : Barang Privat dan
Barang Publik, Hak Menguasai Oleh Negara, Barang Milik Negara, Barang
Milik Daerah.
RELEVANSI
Materi Publik Domein yang membahasa kekayaan negara, barang-barang milik
negara dan barang milik Daerah, juga cara memperolehnya dan pengelolaan
barang tersebut, merupakan hal yang sangat penting dalam kondisi sekarang ini,
karena negara Indonesia yang semakin berkembang sehingga berkembang pula
barang-barang milik Negara / daerah yang dimilikinya.
TIK.:
1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Publik
Domein
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Barang Privat dan
Barang Publik
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Hak Menguasai Oleh
Negara
4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Barang Milik Negara
5. Mahasiswa dapat mengeri dan menjelaskan tentang Barang Milik Daerah
2. PENYAJIAN
1. Kedudukan Barang Kepunyaan Negara
16
Kedudukan Hukum barang-barang kepunyaan Negara menurut Proudhon :
a) Kepunyaan Privat : Benda-benda kepunyaan negara, untuk benda-benda
tersebut berlaku hukum perdata, benda-benda tersebut dapat dijual belikan ,
dapat disewakan,
Misalanya : bus, mobil, gedung / bangunan kepunyaan negara
b) Kepunyaan Publik : segala benda yang disediakan negara untuk kepentingan
umum
Misalnya : lapangan, jalan-jalan utama, jembatan, tempat-tempat ibadah yang
dibangun oleh pemerintah
THORBECKE : Negara tidak menjadi pemilik ( eigenaar ) benda-benda yang
termasuk kepunyaan publik, karena benda-benda tersebut dianggap “ benda diluar
perniagaan “ dikeluarkan dari pergaulan hukum biasa.
VON REEKEN : Negara sebagai pemilik ( eigenaar) benda-benda kepunyaan publik
dan berlaku hukum privat, seperti hak kebendaan seseorang
2. Hak Menguasai Dari Negara
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa
misal : minyak, tembaga, air bawah tanah dan permukaan
b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dengan bumi, air dan ruang angkasa
misal : membuat peraturan perundang-undangan tentang telekomunikasi,
pertambangan, lingkungan hidup
c. menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang dan perbuatan hukum
yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa
17
misal : syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang/badan hukum yang
mengelola kekayaan alam ( minyak, air, penggunaan satelit, dll )
3. Barang Milik Negara
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001
tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Dalam Rangka Pelaksanaan
Otonom Daerah. Barang milik Negara adalah barang bergerak / barang tidak
bergerak yang dimiliki / dikuasai oleh instansi pemerintah yang sebagian atau
seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
dengan perolehan lain yang sah, yang tidak termasuk kekayaan negara yang
dipisahkan ( dikelola Badan Usaha Milik Negara ) dan kekayaan Pemerintah
Daerah.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 335/KMK.01/2002 Tentang
Tata Cara Penghapusan Dan Penggantian Barang Milik / Kekayaan Nagara
Pada Departemen / Kantor Menteri Negara / Menteri Muda / Kantor Menteri
Negara yang dibentuk / dihapus / digabung / diubah statusnya, disebutkan :
Macam-macam Barang Milik / Kekayaan Negara dapat berupa :
a. Barang Tidak bergerak, adalah barang yang menurut sifat dan
penggunaannya tidak dapat dipindahkan, antara lain tanah dan bangunan
atau barang bergerak yang ditetapkan sebagai barang tidak bergerak antara
lain kapal / sarana angkutan laut yang berbobot mati diatas 150 ton.
b. Barang Bergerak adalah barang yang menurut sifat dan penggunannya dapat
dipindahkan seperti alat pengangkutan, alat kesehatan dan peralatan lainnya.
18
c. Hewan, Ikan, tanaman yang terdiri dari hewan peliharaan seperti anjing dan
kuda, ternak seperti ternak potong, ternak perah dan ternak unggas, ikan,
udang, serta tanaman perkebunan dan hortikultura
d. Barang Persediaan adalah barang habis pakai seperti bahan bangunan dan
kontruksi, bahan kimia, bahan pelendak, bahan bakar dan pelumas, bahan
baku, bahan kimia nuklir, suku cadang alat angkut, suku cadang alat besar,
suku cadang alat kedokteran, suku cadang laboratorium, suku cadang alat
pemancar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang
keamanan dan Pengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dan Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara
Pengamanan BM/KN adalah kegiatan yang dilakukan pejabat
berwenang untuk mengawasi/menatausahakan BM/KN agar keberadaannya
secara administrasi maupun fisik dalam keadaan utuh, tidak rusak, dan tidak
hilang. .Pengalihan BM/KN adalah penyerahan BM/KN milik instansi vertikal
Departemen/Lembaga kepada Pemerintah Daerah / Instansi lain tanpa imbalan /
pengganti.
Penghapusan BM/KN adalah keputusan dari pejabat yang berwenang
untuk menghapus barang dari daftar inventaris dengan tujuan membebaskan
Unit Pengurus Barang dan atau Pembantu Penguasa Barang Inventaris dari
pertanggungjawaban administrasi dan fisik atas BM/KN yang berada di bawah
penguasaan dan pengurusannya sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Pengamanan Barang Milik / Kekayaan Negara pada Departemen /
Lembaga yang akan dialihkan kepada pemerintah daerah dan atau instansi lain
19
dikoordinasikan oleh Menteri Keuangan selaku Pelaksana Pembina Umum
BM/KN. BM/KN yang akan dialihkan kepada pemerintah daerah dan atau
instansi lain, terlebih dahulu dihapuskan dari Daftar Inventaris Barang
Departemen / Lembaga dan dicatat dalam Daftar Inventaris Barang Daerah dan
atau Daftar Inventaris Barang instansi lain
4. Barang Milik Daerah
Dalam Pasal 1 angka 11 UU No. 1 tahun 2004 tentang
Perbendaraan Negara, disebutkan Barang Milik Daerah adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah. Sedang Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 3 ayat ( 2 ) Keputusan Menteri
Dalam Negeri No. 42 Tahun 2001, yang dimaksud barang daerah adalah
Kekayaan daerah yang berupa :
Barang bergerak
Seperti : Perlengkapan kantor, arsip, dokumentasi, perpustakaan, alat
angkutan bermotor dan alat besar.
Barang yang tidak bergerak
Seperti : Tanah, bangunan, jalan, jembatan, pengairan, monument.
Asal Barang Daerah dari :
1. Barang-barang yang dimiliki / dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan barang-
barang yang diserahkan penggunaannya / pemakaiannya kepada Instansi /
Lembaga Pemerintah Daerah maupun Instansi / Lembaga lainnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2. Barang-barang Daerah yang dipisahkan adalah Barang-barang yang dimiliki /
dikuasai oleh Perusahaan Daerah dan Bank Pembangunan Daerah adalah
dalam arti wewenang pengelolaannya oleh Perusahaan Daerah / Bank
20
Pembangunan Daerah dan dana anggarannya dibebankan pada dana
anggaran Perusahaan Daerah / Pembangunan Daerah.
Berdasarkan Pasal 120 ayat (1 dan 2) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun
2005, Barang milik daerah diperoleh atas beban APBD dan perolehan lainnya
yang sah yaitu :
a. Barang yang diperoleh dari hibah / sumbangan / atau yang sejenis
b. Barang yang diperoleh dari kontrak kerja sama, kontrak bagi hasil, dan
kerja sama pemanfaatan barang milik daerah.
c. Barang yang diperoleh berdasarkan pendapatan karena peraturan
perundangan
d. Barang yang diperoleh dari putusan pengadilan.
Pengelolaan Barang Milik Daerah
Dalam Pasal 121 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan Pengelolaan barang daerah
meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang
mencangkup perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan dan pengamanan. Pengelolaan barang daerah ditetapkan
dengan peraturan daerah.
Dalam Pasal 43 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005,
Gubernur / Bupati / Walikota menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik
daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah melakukan pengawasan atas
Penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Gubernur / Bupati / Walikota. Kepala Satuan Kerja
perangkat daerah adalah Pengguna Barang bagi satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya.
21
Latihan
Untuk mengetahui pemahaman mengenai materi kuliah, diberikan kesempatan
tanya jawab mengenai persoalan yang terjadi masa sekarang sehubungan
dengan materi yang disampaikan.
Rangkuman
Hukum Administrasi Negara Lanjut berisi sub pokok bahasan mengenai
Publik Domein, yang membahas materi mengenai : Barang Privat dan
Barang Publik, Hak Menguasai Oleh Negara, Barang Milik Negara,
Barang Milik Daerah. Materi Publik Domein yang membahasa kekayaan
negara, barang-barang milik negara dan barang milik daerah, juga cara
memperolehnya dan pengelolaan barang tersebut, merupakan hal yang
sangat penting dalam kondisi sekarang ini, karena negara Indonesia yang
semakin berkembang, sehingga berkembang pula barang-barang milik
Negara / daerah
Pokok Bahasan Publik Domein membahas mengenai :
Barang Privat dan Barang Publik
Hak Menguasai Oleh Negara
Barang Milik Negara
Barang Milik Daerah
3. PENUTUP
a. Tes Formatif
1. Bagaimana perbedaan pengertian barang-barang kepunyaan negara
dengan barang-barang kepunyaan daerah ?
22
2. Sebutkan barang-barang kepunyaan negara dan barang kepunyaan
daerah ? Beri contohnya !
b. Kunci jawaban Tes Formatif
1. Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
Dalam Pasal 1 angka 11 UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaraan
Negara, disebutkan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah.
2. Macam-macam Barang Milik / Kekayaan Negara dan Daerah dapat
berupa
Macam-macam Barang Milik / Kekayaan Negara dapat berupa :
Barang Tidak bergerak, adalah barang yang menurut sifat dan
penggunaannya tidak dapat dipindahkan, antara lain tanah dan
bangunan atau barang bergerak yang ditetapkan sebagai
barang tidak bergerak antara lain kapal/sarana angkutan laut
yang berbobot mati diatas 150 ton.
Barang Bergerak adalah barang yang menurut sifat dan
penggunannya dapat dipindahkan seperti alat pengangkutan,
alat kesehatan dan peralatan lainnya.
Hewan, Ikan, tanaman yang terdiri dari hewan peliharaan
seperti anjing dan kuda, ternak seperti ternak potong, ternak
perah dan ternak unggas, ikan, udang, serta tanaman
perkebunan dan hortikultura
23
Barang Persediaan adalah barang habis pakai seperti bahan
bangunan dan kontruksi, bahan kimia, bahan pelendak, bahan
bakar dan pelumas, bahan baku, bahan kimia nuklir, suku
cadang alat angkut, suku cadang alat besar, suku cadang alat
kedokteran, suku cadang laboratorium, suku cadang alat
pemancar.
Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 3 ayat ( 2 ) Keputusan Menteri Dalam
Negeri No. 42 Tahun 2001, yang dimaksud barang daerah adalah
Kekayaan daerah yang berupa :
Barang bergerak seperti : Perlengkapan kantor, arsip,
dokumentasi, perpustakaan, alat angkutan bermotor dan alat
besar.
Barang yang tidak bergerak seperti tanah, bangunan, jalan,
jembatan, pengairan, monument.
24
BAB III
OMBUDSMAN
1. PENDAHULUAN
Diskrepsi Singkat : Ombudsman merupakan salah satu sub pokok bahasan dari
hukum Administrasi Negara Lanjut. Sub pokok bahasan Ombudsman membahas
materi mengenai Keberadaan atau arti pentingnya ombudsman, Fungsi
Ombudsman, Pendukung Rekomendasi Ombudsman, Ombudsman Nasional.
RELEVANSI
Komisi Ombudsman merupakan komisi yang menerima keluhan dari masyarakat
terhadap perilaku aparatur negara dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dengan dikeluarkan Undang-undang Ombudsman, UU No. 37
tahun 2009 dan bagaiman pelaksannya Ombudsman dalam praktek dilapanan
selama ini.
TIK.:
1. Pada akhir kuliah mhasiswa dapat memahami dan mengerti tentang
Ombudsman
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Keberadaan
Ombudsman
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang fungsi Ombudsman
4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Pendukung
Rekomendasi Ombudsman
5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Ombudsman Nasional
6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan perbedaan tugas dan
wewenang lembaga ombudsman dengan lembaga penegak hukum laiinnya.
25
2. PENYAJIAN
1. Kedudukan Ombudsman
Perkembangan Demokrasi di Indonesia, ada jaminan bagi setiap warga
negara untuk “ memperkarakan “ Pemerintah yang dianggap merugikan.Pilihan “
memperkarakan “ Pemerintah dapat berupa / melalui :
- Pengadilan
- Arbitrase, Mediasi
- Pengadilan Semu
- Upaya Administrasi
- Ombudsman
Keberadaan Ombudsman tidak terkait oleh :
Sistem Hukum :Anglosaxon : Inggris; Kontinental : Belanda, Swedia;
Sistem Pemerintahan :Parlemeter : Australia, New Zealand; Presidensiil :
Filipina,Campuran : Prancis;
Bentuk Negara :Federasi : Kanada, Australia, Kesatuan : Iran, Korea: Republik :
Indonesia
Sejarah Ombudsman
Pertama dibentuk di Swedia ( 1809 ) dengan tugas untuk membantu Parlemen
agar hakim, pejabat administrasi negara dan tentara melaksanakan tugas sesuai
dengan hukum. Ombudsman diadakan untuk memperluas bagi masyarakat
dalam melindungi hak dan kepentingannya dari tindakan pemerintah yang
merugikan, mengurangi, atas hak masyarakat secara sewenang-wenang, tidak
wajar, tidak pantas, tidak adil.
Penyelesaian melalui Ombudsman berupa :
- Investigasi yang berupa REKOMENDASI, bukan memutus
26
- Keluhan disampaikan langsung oleh yang bersangkutan,sebaiknya tidak
perlu melalui pengacara
Rekomendasi Ombudsman tidak mengikat secara hukum
Rekomendasi Ombudsman berupa DORONAN MORAL
Perlu adanya PENDUKUNG bagi rekomendasi Ombudsman supaya
rekomendasi tersebut dapat dijalankan :
1. Dukungan non teknis :
o Dukungan Politik : Lingkungan Pemerintah yang baik, yaitu
pemerintah yang bersih, terbuka, terkontrol dan bertanggung jawab
o Dukungan Sosial : sikap masyarakat yang demokrasi, berani
menyampaikan keluhan, tidak toleran pada segala bentuk
penyelewengan.
2. Dukungan Teknis melalui :
o Sistem Pendekatan : pendekatan informal yaitu cara yang akan
mendorong pembuat keputusan melakukan perbaikan sendiri tanpa
memerlukan rekomendasi ombudsman
o Sistem pelaporan ke DPR untuk mengevaluasi, menilai pembuat
kebijaksanaan
o Melaporkan kepada yang berwenang bagi yang tidak mengindahkan
rekomendasi ombudsman
2. Fungsi Ombudsman
Ombudsman menerima keluhan dari masyarakat, karena peristiwa / masalah
antara lain :
o Tidak ditanggapi laporannya
o Diperlakukan tidak adil
o Dasar keputusan yang salah atau dari keterangan yang salah
27
o Tidak segera melaksanakan kewajibannya
o Kelambatan dalam melaksanakan tugasnya
o Kekeliruan dalam mengambil keputusan / tidak cermat
Tidak Termasuk weweng Ombudsan ( di Inggris )
o Keluhan yang berkaitan dengan hubungan internasional
o Perkara pidana dan keamanan nasional
o Jalannya pemeriksaan persidangan
o Pelaksanaan hak prerogratif
o Transaksi perniagaan dan kontrak
o Gaji, disiplin, pensiun, masalah kepegawaian
o Pemberian hak-hak istimewa dari kerajaan
o Pertimbangan klinis di bidang kedokteran
Batas Kewenangan Ombudsman ( di Belanda )
o Kebijaksanaan pemerintah secara umum
o Peraturan yang mengikat umum
o Tindakan/ keputusan yang dapat banding atau belum mendapat
kepastian hukum
3. Ombudsman Nasional
Dasar Hukum : UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG
OMBUDSMAN
1. Pertimbangan Diadakan Ombudsman
a. Upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik, bersih, dan efisien
guna meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan keadilan dan
kepastian hukum bagi seluruh warga negara
28
b. Pengawasan pelayanan yang diselenggarakan oleh penyelenggara
negara dan pemerintahan. Untuk menerapkan prinsip demokrasi yang
perlu ditumbuhkembangkan dan diaplikasikan guna mencegah dan
menghapuskan penyalahgunaan wewenang oleh aparatur penyeleggara
negara dan pemerintahan;
c. Agar terwujud aparatur penyelenggara negara dan pemerintahan yang
efektif dan efisien, jujur, bersih, terbuka serta bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme
2. Pengertian-Pengertian
a. Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan
mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang
diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk
yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau
perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik
tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah.
b. Penyelenggara Negara adalah pejabat yang menjalankan fungsi
pelayanan publik yang tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan.
c. Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum,
melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari
yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau
pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik
yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang
29
menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan
orang perseorangan.
d. Laporan adalah pengaduan atau penyampaian fakta yang diselesaikan
atau ditindaklanjuti oleh Ombudsman yang disampaikan secara tertulis
atau lisan oleh setiap orang yang telah menjadi korban Maladministrasi.
e. Pelapor adalah warga negara Indonesia atau penduduk yang memberikan
Laporan kepada Ombudsman.
f. Terlapor adalah Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang
melakukan Maladministrasi yang dilaporkan kepada Ombudsman.
g. Rekomendasi adalah kesimpulan, pendapat, dan saran yang disusun
berdasarkan hasil investigasi Ombudsman, kepada atasan Terlapor untuk
dilaksanakan dan/atau ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan mutu
penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang baik.
3. Tujuan Ombudsman Nasional
1. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil dan sejahtera;
2. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan
efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme;
3. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga
negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan
yang semakin baik;
4. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan
dan pencegahan praktek - praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi
korupsi, serta nepotisme;
5. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan
supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.
30
4.Fungsi Ombudsman Nasional
Mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah
termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau
perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.
5.Tugas Ombudsman Nasional
a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. Melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;
c. Menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan
Ombudsman;
d. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan
Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
e. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau
lembaga pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan
perseorangan;
f. Membangun jaringan kerja;
g. Melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik; dan
h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undangundang.
31
6. Wewenang Ombudsman Nasional
a. Meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor,
Terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai Laporan yang
disampaikan kepada Ombudsman;
b. Memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada
pada Pelapor ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu
Laporan;
c. Meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang
diperlukan dari instansi mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari
instansi Terlapor;
d. Melakukan pemanggilan terhadap Pelapor,Terlapor, dan pihak lain
yang terkait dengan Laporan;
e. Menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan
para pihak;
f. Membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk
Rekomendasi untuk membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada
pihak yang dirugikan;
g. Demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan,
dan Rekomendasi.
32
Perbedaan Ombudsman Nasional dengan Lembaga Upaya Administratif
Ombudsman Upaya Administratif
1. Berwenang menguji perbuatan
hukum dan perbuatan nyata
administrasi
1. Hanya berwenang menguji perbuatan
hukum yang berupa Keputusan Tata
Usaha Negara
2. Produk berupa rekomendasi yang
tidak memiliki kekuataan mengikat
2. Produk berupa Keputusan yang bersifat
mengikat
3. Rekomendasi bersifat final 3. Keputusan dapat diajukan banding ke
PTUN
4. Rekomendasi tidak memuat sanksi
melainkan pernyataan, anjuran atau
saran
4. Keputusan dapat memuat sanksi
administrasi berupa pembatalan KTUN
lama, dan atau membuat KTUN yang
baru
Perbedaan Ombudsman Nasional dengan Lembaga Peradilan
Ombudsman Lembaga Peradilan
1. Kewenangan bersifat lebih umum 1. Kewenangan bersifat lebih spesifisik
2. Produk berupa rekomendasi yang
tidak memiliki kekuatan mengikat
2. Produk berupa vonis atau putusan
yang bersifat mengikat
3. Rekomendasi bersifat final 3. Vonis dapat diajukan pengujiannya ke
Pengadilan yang lebih tinggi
4. Rekomendasi tidak memuat sanksi
melainkan pernyataan, anjuran atau
saran
4. Keputusan dapat memuat sanksi
administrasi berupa pembatalan KTUN
lama dengan atau tanpa ganti rugi
5. bersifat aktif 5. Bersifat pasif
6.Subyek yang diadukan selalu
pemerintah atau orang yang bekerja
dipemerintahan
6. Subyek yang diadukan tidak selalu
pemerintah
33
7. Norma pengujian terutama kepatutan,
namum juga norma hukum
7. Norma pengajuan adalah norma
Hukum
Perbedaan Ombudsman Nasional dengan Pengadilan Semu
Ombudsman Pengadilan Pajak *
1. Kewenangan bersifat lebih umum 1. Kewenangan bersifat spesifik
khususnya dalam bidang sengketa pajak
2. Dapat menilai suatu perbuatan nyata
dari aparat perpajakan
2. Hanya menilai perbuatan hukum yang
berupa “keputusan pajak “
3. Produk berupa rekomendasi yang
tidak memiliki kekuatan mengikat
3. Produk berupa vonis atau putusan
yang bersifat mengikat
4. Rekomdasi tidak memuat sanksi
melainkan pernyataan, anjuran atau
saran
4. Keputusan dapat memuat sanksi
administrasi berupa pembatalan
Keputusan lama dan penetapan pajak
baru
5. Bersifat aktif 5. Bersifat pasif
* Dicontohkan Pengadilan Pajak
Latihan
Untuk mengetahiu pemahaman mengenai materi kuliah diberikan kesempatan tanya
jawab mengenai persoalan yang terjadi masa sekarang sehubungan dengan materi
yang disampaikan.
Rangkuman
Ombudsman merupakan salah satu sub pokok bahasan dari hukum Administrasi
Negara Lanjut. Sub pokok bahasan Ombudsman membahas materi mengenai
Keberadaan atau arti pentingnya ombudsman, Fungsi Ombudsman, Pendukung
Rekomendasi Ombudsman, Ombudsman Nasional. Ombudsman merupakan
lembaga yang menerima keluhan masyarakat terhadap perilaku aparatur negara
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan dikeluarkan
34
Undang-undang Ombudsman UU No. 37 tahun 2008 bagaiman pelaksannya
dilapangan sekarang ini.
Materi popok bahasan Ombudsman membahas materi mengenai :
7. Pengertian Ombudsman
8. Keberadaan Ombudsman
9. Fungsi Ombudsman
10. Pendukung Rekomendasi Ombudsman
11. Ombudsman Nasional
12.Perbedaan tugas dan wewenang lembaga ombudsman dengan lembaga
penegak hukum laiinnya.
3. PENUTUP
a. Test Formatif :
1. Sebutkan dan uraikan Pedukung Rekomendasi Ombudsman supaya
rekomendasi tersebut dapat dilaksanakan ?
2. Apakah tujuan Ombudsman Nasional berdasarkan Undang-Undang
no. 37 tahuun 2008, Uraiakan jawaban saudara !
b. Kunci Jawaban
1. Perlu adanya PENDUKUNG bagi rekomendasi Ombudsman :
Dukungan non teknis :
Dukungan Politik : Lingkungan Pemerintah yang baik, yaitu
pemerintah yang bersih, terbuka, terkontrol dan bertanggung jawab
Dukungan Sosial : sikap masyarakat yang demokrasi, berani
menyampaikan keluhan, tidak toleran pada segala bentuk
penyelengan.
35
Dukungan Teknis melalui :
Sistem Pendekatan : pendekatan informal yaitu cara yang akan
mendorong pembuat keputusan melakukan perbaikan sendiri tanpa
memerlukan rekomendasi ombudsman
Sistem pelaporan ke DPR untuk mengevaluasi, menilai pembuat
kebijaksanaan
Melaporkan kepada yang berwenang bagi yang tidak mengindahkan
rekomendasi ombudsman
2. Tujuan Ombudsman Nasional adalah ::
a. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil dan sejahtera;
b. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif
dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme;
c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap
warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan
kesejahteraan yang semakin baik;
d. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberan-
tasan dan pencegahan praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi,
kolusi, korupsi, serta nepotisme;
e. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat,
dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.
36
BAB IV
HUKUM PERIZINAN
1. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Pokok bahasan hukum Perizinan merupakan sub
pokok bahasan dari Hukum Adiministrasi Negara Lanjut, yang membahas
mengenai materi yang berhubungan dengan : Izin sebagai instrumen
pemerintah, Bentuk dan Isi izin, Prosedure Penerbitan izin.
RELEVANSI
Hampir Segala kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekarang ini harus
memiliki izin, perizinanan dewasa ini menjadi sangat penting dan dibutuhkan
oleh masyarakat sekarang, masyarakat yang akan dan sedang melakukan
kegiatan harus memiliki izin supaya kegiatan tersebut terlindungi secara hukum.
TIK :
1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Hukum
Perizinan
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Izin sebagai Insrumen
Pemerintah
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Bentuk dan Isi Izin.
4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Prosedure Penerbitan
Izin.
2. PENYAJIAN
1. Izin Sebagai Instrumen Pemerintah
a. Pengertian Izin
37
Menurut Spelt dan Ten Berge Izin adalah suatu persetujuan dari
penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam
keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan,
Dengan memberi izin penguasa memperkenankan orang yang memohonnya
untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang Ini
menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum
diharuskan pengawasan khusus atasnya.
Tindakan yang diperkenankan dilakukan dengan cara tertentu ( biasanya
dicantumkan dalam ketentuan perizinan ) Penolakan izin hanya dilakukan jika
kreteria yang ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi atau bila karena sesuatu
alasan tidak mungkin memberikan izin kepada semua orang yang memenuhi
kreteria.
Dispensasi berlawanan dengan izin
Dispensasi adalah Pengecualian atas larangan sebagai aturan umum.
Pemberian dispenssasi karena ada peristiwa khusus.
b. Tujuan Perizinan
Motif-motif untuk menggunakan sistem izin dapat berupa :
1. Keinginan mengarahkan ( mengendalikan ) aktivitas-aktivitas tertentu.
( misalnya : Izin bangunan )
2. Mencegah bahaya bagi lingkungan ( izin-izin lingkungan )
3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu ( Izin membongkar monumen )
4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit
5. Pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas tertentu.
Ad. 1.Keinginan mengarahkan ( mengendalikan ) aktivitas-aktivitas tertentu,
pemerintah dapat mengarahkan kegiatan masyakat sesuai dengan pertimbangan
dari berbagai.kepentingan.
38
Ad. 2. Mencegah bahaya bagi lingkungan, setiap kegiatan dari masyarakat harus
memperhatikan lingkungan sekitar di mana kegiatan tersebut dilakukan.
Pemerintah dapat mengontrol kegiatan tersebut dengan memberi syarat-syarat
tertentu pada permohon izin, syarat-syarat tersebut yang berkaitan dengan
masalah lingkungan, apabila pemohonan tidak dapat memenuhi syarat- syarat
yang berkaitan dengan masalah limgkungan, maka permohonan izin tersebut
tidak akan dikeluarkan.
Ad, 3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu. Banyak obyek tertentu yang
mengandung nilai sejarah, maka masyarakat yang akan melakukan kegiatan
dimana obyek kegiatan merupan termasuk obyek yang dilindungi maka
masyarakat yang akan dan sedang melakukan kegiatan tersebut,harus
mengajukan permohonan izin.
Contoh : Perbaikan Monument
Ad. 4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit. Hasil sumber alam
merupakan salah satu termasuk benda-benda yang sedikit, karena jumlahnya
terbatas dengan pertimbanganan kalau benda tersebut habis maka memerlukan
waktu yang lama untuk mengembalikan dan ketersediaannya benda tersebut
sangat terbatas, tidak disemua tempat tersedia, oleh sebab itu masyarakat yang
akan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan benda-benda yang masuk
kelompok sedikit harus mengajukan permohonan izin.
Contoh : Pengambilan Hasil pertambangan, hasil kehutunan
Ad. 5. Pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas
tertentu. Tidak setiap permohonan izin yang diajukan oleh masyarakat akan
disetujui oleh pemerintah, karena sebelum izin dikelaurkan, oleh pemerintah akan
mempertimbangkan siapa yang mengajukan izin dan untuk kegiatan/akivitas apa
yang diminrtakan izin tersebut, Diterbitkannya suatu izin ini sangat tergantung
siapa yang mengajukan izin dan untuk apa izin tersebut dimohonkan.
39
Jadi izin digunakan oleh penguasa sebagai instrumen untuk mempengaruhi para
warga masyarakat agar mengikuti cara yang diajurkan guna mencapai tujuan
tertentu yang ingin dicapai oleh pemerintah atau instansi yang mengeluarkan izin
tersebut.
c. Aspek Yuridis dari sistem Perizinan
Pada umumnya sistem perizinan terdiri atas larangan, persetujuan yang
merupakan dasar pengecualian ( izin ) dan ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan izin
1. Larangan
Larangan adalah wewenang suatu organ pemerintah untuk menyimpang dari
larangan dengan memberi izin, dan ini harus ditetapkan dalam suatu peraturan
perundang-undangan.
Norma larangan menunjukan tingkah laku mana yang pada umumnya tidak di-
perbolehkan. Pelanggaran norma ini biasanya dikaitkan dengan sanksi hukum
administrasi atau sanksi hukum pidana.
Contoh : dilarang mendirikan bangungan di atas trotoar
Dilarang tanpa izin berjualan di lapangan simpang lima
2.Izin
Ada izin, kalau norma larangan umum dikaitkan dengan norma-norma yang
memberikan kepada suatu organ pemerintah. Pemerintahan wewenang untuk
menggantikan larangan itu dengan persetujuan dalam bentuk tertentu, yaitu
berupa Izin.
Contoh : Izin Cuti, Izin tidak masuk kantor. Izin Mendirikan Bangunan.
40
3. Ketentuan-ketentuan
Ketentuan-ketentuan adalah syarat-syarat yang menjadi dasar bagi organ
pemerintahan dalam memberi izin. Fakta bahwa Izin dikaitkan pada syarat-syarat
tertentu, hal ini berhubungan erat dengan fungsi sistem perizinan sebagai salah
satu instrumen pengarah ( pengendalian ) dari penguasa / pemerintah.
d.Sifat Keputusan Perizinan
Dengan pemberian izin timbul hubungan hukum tertentu. Izin menurut akibat
hukumnya sebagai keputusan yang menciptakan hukum.
1. Terikat atau Bebas
Terikat
Keterikatan pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
wewenang memberi izin oleh pemerintah. Izin dikeluarkan bila telah memenuhi
syarat-syarat yang telah dicantumkan dalam pasal yang mengatur tentang izin
tersebut. Pembuat undang-undang sendiri telah memformulasikan syarat-syarat
yang menjadikan izin tersebut diberikan. Izin ditolak bila syarat-syarat tersebut
tidak dipenuhi.
Contoh: Izin Mendirikan Bangunan
Bebas
Organ pemerintah memiliki kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan
memberi izin. Organ pemerintah dapat mengkaitkan ketentuan-ketentuan
tertentu pada izin
2. Yang menguntungkan dan yang memberatkan
Yang menguntungkan
41
Izin yang menguntungkan memberi anugrah kepada yang memohon izin dalam
arti diberikan hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak pernah ada tanpa
adanya /dikeluarkan izin tersebut.
Contoh : Izin Trayek.
Yang Memberatkan
Keputusan perizinan dapat mengandung unsur-unsur yang memberatkan dalam
bentuk ketentuan-ketentuan yang dikaitkan kepadanya.
Contoh :Izin bangunan, Izin Lingkungan ( bagi yang hidup disekitar yang
mendapat izin tersebut kemudian merasa terganggu, dapat merupakan beban ).
3. Izin yang segera berakhir dan Izin yang berlangsung lama
Izin yang segera berakhir
Izin itu hanya berlaku saat tindakan itu dilaksanakan dan memerlukan waktu
yang relatif singkat.
Contoh :Izin Mendirikan Bangunan yang hanya berlaku pada saat bangunan itu
dibangun ( relatif cepat )
Izin yang berlangsung lama
Izin ini mempunyai waktu berlakunya biasanya lama.
Contoh :Izin izin yang dikeluarkan untuk masalah lingkungan
4. Izin yang bersifat Pribadi dan Izin yang bersifat Kebendaan
Izin yang bersifat pribadi
Bila isi izin itu tergantung pada sifat dan kualitas pribadi dari pemohon izin. Izin
ini tidak bisa dialihkan atau dipindah tangankan.
Contoh : Izin Mengemudi ( SIM )
Izin yang bersifat kebendaan
Suatu izin yang isinya tergantung pada sifat dari peraturan perundang-
undangan, misalnya Undang-Undang Gangguan atau Izin Bangunan, diberikan
42
kepada pemohon tanpa adanya peran dari pemohon Jadi izin gangguan dapat
diminta oleh sipa saja, biarpun ia tidak memiliki bangunan / tidak melakukan
sendiri kegiatan tersebut.
Izin kebendaan ini dapat dialihkan bila kepemilikan atau kepengurusan yang
menjadi obyek Izin tersebut berpindah tangan, atau dapat diperjual belikan,
pada penjualan perusahaan, Izin Gangguan berpindah secara otomatis.
Contoh : Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ), Izin Gangguan ( HO )
e..Bentuk Dan Isi Izin
1.Bentuk izin
Izin diterbitkan atau diberikan kepada pemohon izin dalam bentuk tertulis.
2. Organ yang berwenang,
Dalam izin dinyatakan siapa yang berwenang memberikannnya, biasanya dari
kepala surat dan penanda tangan izin akan nyata organ mana yang memberikan
izin itu. Peraturan Perundang-undangan menunjuk siapa organ yang berwenang
memberi izin, orgam yang paling menguasai mengenai materi dan tugas yang
berkaitan dengan materi izin tersebut.
3.Yang dialamatkan
Izin merupakan keputusan dari organ pemerintahan dalam suatau peristiwa
konkrit, ditujukan pada suatu pihak yang berkenpingan. Izin itu ada setelah yang
berkepentingan mengajukan permohonan izin, karena itu keputusan yang
memuat izin akan dialamatkan kepada pihak yang memohon izin
4.Diktum
Untuk adanya kepastian hukum, keputusan izin harus memuat uraian yang
sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan, diktum merupakan inti dari
keputusan. Diktum harus berisi keputusan pasti. Keputusan pasti berisi
penetapan hak dan kewajiban-kewajiban yang dituju oleh keputusan itu,
43
Contoh : Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ), kegiatan ini tertuju pada
tindakan melakukan usaha perdagangan, dan harus ditolak bila bertentangan
dengan permohonan tujuan izin tersebut.
5.Ketentua-ketentuan, pembatasan-pembatasan dan syarat-syarat
Ketentuan-ketentuan : ialah kewajiban-kewajiban yang dapat dikaitkan dengan
izin.
Contoh :izin yang berkaiatan pada masalah lingkungan
Dalam Undang-Undang Gangguan ada ketentuan :
Ketentuan-ketentuan tujuan ( mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti
mencegah pelongsoran tanah )
Ketentuan-ketentuan sarana ( kewajiban menggunakan sarana tertentu )
Ketentuan-ketentuan instruksi ( kewajiban pemegang izin untuk
melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya )
Dalam hal ketentuan-ketentuan tidak dipatuhi, terdapat pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh pihak yang memohon izin,
maka kepadanya .dapat diberikan sanksi tertentu.
Pembatasan-pembatasan ( beperkingen )
Untuk membatasi jangka waktu berlakunya, batas wilayah / tempat, Misal :
suatu izin berlaku untuk 5 tahun
Syarat-syarat ( Voorwarden )
Dengan menetapkan syarat-syarat, akibat-akibat hukum tertentu digantungkan
pada timbulnya suatu peristiwa dikemudian hari yang belum pasti.
44
6. Pemberian alasan.
Bila izin yang akan dikeluarkan itu membawa akibat atau memberatkan pihak
ketiga
Pemberian alasan dapat berisi :
Penyebutan ketentuan-ketentuan undang-undang yang diterapkan
Dalam izin, norma-norma yang diterapkan yang merupakan titik tolak
keputusan disebutkan dengan tegas. Penyebutkan ini memberi
pegangan kepada semua yang bersangkutan untuk menilai keputusan
tersebut, yang berakibat tentang apa yang harus dilakukan dalam hal
mereka menyetujui keputusan tersebut.
f..Prosudure Penerbitan Izin
1. Permohonan
Biasanya pengajuan permohonan merupakan permulaan dari izin.
Permohonan ialah permintaan dari yang berkepentingan akan sesuatu
keputusan. Jadi permintaan harus datang dari yang berkepentingan, yakni pihak
yang kepentingannya langsung berhubungan dengan sesuatu keputusan izin.
2. Bentuk dan isi permohonan
Dari sudut kepastian hukum dan sehubungan dengan penentuan jangka waktu
bagi keputusan atas permohonan. Permohonan diajukan secara tertulis, yang
memuat tanda tangan , nama dan alamat pemohon, petunjuk mengenai izin yang
diminta dan tanggal. Disamping pemohon harus melampirkan data dan surat-
surat ( dokumen ) yang berkaitan dengan permohonan izin tersebut.
Organ pemerintah berwenang untuk menetapkan formulir ( standar ) bagi
pengajuan permohonan dan pemberian data. Bila permohonan atau pemberian
45
data tidak lengkap maka organ pemerintah berwenang tidak ( tidak wajib )
mengolah permohnan tersebut.
g.Persiapan dan Peran Serta ( INSPRAK )
Asas ketelitian menurut Nicolai dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Teliti
2.Perlakuan yang tertib.
Dalam rangka persiapan teliti suatu keputusan, termasuk musyawarah dengan
yang berkepentngan Musyawarah dengan yang berkepetingan berfungsi untuk
menunjang penetapan fakta yang benar. Yang berkepentingan perlu didengar
sangat tergantung pada sifat keputusan ( memberatkan atau menguntungkan )
Perlakuan yang tertib, pada persiapan keputusan yang berkaitan dengan izin
merupakan hal yang wajib. Mendengar permohonan bagaimanapun juga
diwajibkan bagi organ pemerintah mendasarkan bila keputusan yang akan
dikeluarkan berisi penolakan permohonan izin.
H.Pemberian Keputusan
Keputusan Organ pemerintahan atas permohonan izin dapat terdiri atas :
1. Pernyataan Tidak Dapat diterima,
2. Penolakan izin atau pemberian izin,
3. Memutuskan dalam jangka waktu pantas
Ad 1.. Penyataan Tidak Dapat Diterima akan diberikan, bila izin yang diminta
tidak dapat diberikan karena alasan formal yang terletak di luar dasar-dasar
penolakan dalam system perizinan Pernyataan tidak dapat diterima dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut :
Permohonan bukan diajukan oleh yang berkepentingan
46
Permohonan diajukan setelah lewatnya jangka waktu yang ditetapkan
Instansi yang diminta untuk memberi izin jelas tidak berwenang
Ad..2. Penolakan Izin dan Pemberian Izin
Penolakan izin terjadi bila ada keberatan-keberatan mengenai isi, terhadap
pemberian izin. Pemberian Izin diberikan bila syarat-syarat formal dan yang
mengenai isi dipenuhi.
Ad 3. Memutuskan dalam jangka waktu Pantas
Pemohon izin sangat tergantung pada keputusan yang berkaitan dengan
dikeluarkannya izin, diperkenankannya atau tidak diperkenankannya suatu
aktifitas tertentu yang dimintakan izin. Karena untuk adanya kepastian hukum,
pemerintah mengambil keputusan mengenai perizinan dalam jangka waktu yang
pantas
i.Keputusan Perizinan
Adanya alasan pemberian alasan, dimana ketentuan-ketentuan undang-undang
yang diterapan, penerapan fakta oleh organ pemerintah dan pertimbangan-
pertimbangan hukum yang dilakukan organ pemerintah harus dicantumkan.
Asas Pemberian Alasan harus mengandung arti :
a. asas bahwa keputusan harus dapat didukukung oleh pemberian alasan
yang mendasarinya ( asas pemberian alasan yang mendukung )
b. Syarat bahwa keputusan diberi alasan dengan cara yang dapat diketahui
oleh yag bersangkutan ( asas pemberian alasan yang dapat diketahui )
Ad.a asas bahwa pemberian alasan harus dapat mendukung
keputusan, melihat isi keputusan. Asas pemberian alasan mendukung
47
berkaitan dengan fakta bahwa keputusan adalah hasil suatu proses di
mana organ pemerintah menimbang kepentingan-kepentingan dan fakta
dan menghubungkannya dengan peraturan perundangaan tertertu atau
dengan suatu kebijaksanaan tertentu.
Ad. b. Asas pemberian alasan yang dapat diketahui
Termasuk mencantumkan ketentuan-ketentuan undang-undang yang
diterapkan / ketentuan izin. Pertimbangan yang diambil berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan yag diambil dari ketentuan-ketentan perizinan
dalam keadaan nyata.
j.Pengumanan Keputusan
Bila ada keputusan yang dalam lalu lintas hukum dikaitkan dengan akibat-
akibat hukum yang ada, bila keputusan tersebut diumumkan secara terbuka,
yaitu :
a. pada hari keputusan itu dikirimkan atau diserahkan atau diumumkan
secara terbuka atau
b. pada hari di mana organ dengan cara lain telah memberitahukan kepada
yang berkepentingan tentang keputusannya.
c. Pengumuman keputusan ditujukan pada satu atau lebih yang
berkepentingannya, dengan mengirimkannya kepada “mereka yang dituju
oleh keputusan tersebut “ dimaksudkan hanya yang berkepentingan yang
dianggap sebagai yang dialamatkan ( pemohon )
Latihan
Untuk mengetahiu pemahaman mengenai materi kuliah diberikan kesempatan
tanya jawab mengenai persoalan yang terjadi masa sekarang sehubungan
dengan materi yang disampaikan.
48
Rangkuman
Bahasan hukum Perizinan yang membahas mengenai materi yang
berhubungan dengan hukum. adalah: Izin sebagai instrumen pemerintah,
Bentuk dan Isi izin, Prosedure Penerbitan izin. Segala kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat sekarang ini harus memiliki izin, perizinanan
dewasa ini menjadi sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat
sekarang, masyarakat yang akan dan sedang melakukan kegiatan harus
memiliki izin supaya kegiatan tersebut dilindungi secara hukum.
Materi Hukum Perizinan membahas mengenai materi :
o Pengertian Hukum Perizinan
o Izin sebagai Insrumen Pemerintah
o Bentuk dan Isi Izin.
o Prosedure Penerbitan Izin.
3. PENUTUP
a. Test Formatif :
1. Apakah tujuan perijinan ? sebutkan dan uraikan masing-masing
dengan diberi contohnya, minimal 3 ( tiga ) tujuan perijinan
2. Apakah yang dimakasud ijin bersifat pribadi dan ijin bersifat
kebendaan ? Jelaskan masing- masing dengan diberi
contohnya !
b. Kunci Jawaban :
1. Tujuan Perizinan
Tujuan sistem izin dapat berupa :
1. Keinginan mengarahkan ( mengendalikan ) aktivitas-aktivitas tertentu.(
misalnya : Izin bangunan )
2. Mencegah bahaya bagi lingkungan ( izin-izin lingkungan )
49
3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu ( Izin membongkar
monumen )
4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit
5. Pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas
tertentu.
2. Izin yang bersifat Pribadi dan Izin yang bersifat Kebendaan
Izin yang bersifat pribadi
Bila isi izin itu tergantung pada sifat dan kualitas pribadi dari pemohon
izin. Izin ini tidak bisa dialihkan atau dipindah tangankan.
Contoh : Izin Mengemudi ( SIM )
Izin yang bersifat kebendaan
Suatu izin yang isinya tergantung pada sifat dari peraturan perundang-
undangan, misalnya Undang-Undang Gangguan atau Izin Bangunan,
diberikan kepada pemohon tanpa adanya peran dari pemohon Jadi izin
gangguan dapat diminta oleh siapa saja, biarpun ia tidak memiliki
bangunan..
Izin kebendaan ini dapat dialihkan bila kepemilikan atau kepengurusan
yang menjadi obyek Izin tersebut berpindah tangan. atau dapat diperjual
belikan, pada penjualan perusahaan, Izin Gangguan berpindah secara
otomatis.
Contoh : Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ), Izin Gangguan ( HO )
50
BAB V
HUKUM KEPEGAWAIAN
1. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Bahasan materi Hukum Kepegawaian merupakan sub pokok
bahasan dari Hukum Administrasi Negara Lanjut, yang berisi / membahas
mengenai masalah Pengertian PNS, Jabatan dan Pangkat, Tanggung jawab
PNS, Hak dan Kewajiban PNS, Pensiun, Disliplin PNS,
RELEVANSI:
Setiap tahun ada lowongan pekerjaan menjadi pegawai Negeri Sipil, oleh sebab
itu materi hukum kepegawaian disampaikan kepada para mahasiswa, karena
kebutuhan akan pegawai negeri sipil setiap tahunnya tetap ada dan dibutuhkan
oleh negara.
TIK
1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Hukum
Kepegawaian
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Jabatan dan Pangkat
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang tanggung jawab
pegawai
4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban
PNS
5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Pensiun
6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang disiplin PNS
51
2. PENYAJIAN
a. Pengertian PNS
Pasal 2 (2 ) dan ( 3 ) UU No. 43 Th 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8 Th.
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Pegawai Negeri terdiri :
1. Pegawai Negeri Sipil Pusat
2. Pegawai Negeri Sipil Daerah
3. Pegawai Negeri Sipil tidak tetap yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang
Pasal 1 nomor 1 UU No. 43 Th. 1999 :
Pegawai Negeri adalah setiap warga negara RI yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
Jabatan Negeri : Jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan
Perundang-undangan, termasuk kesekretariatan lembaga tinggi negara dan
pengadilan.
Pasal 3 (1) UU no. 43 th 1999, pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur
aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara Profisional, Jujur, Adil, dan merata dalam Penyelenggaraan
tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
b.Kewajiban PNS
Pasal . 4,5,6 Undang-Undang Nomor 8/1974 ) :
1. Setia dan Taat sepenuhnya kepada Pancasila. UUD 1945, Negara dan
Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara RI
52
2. Mentaati PerUU an yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang
dipekerjakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran, tanggungjawab.
3. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
kepada dan atas perintah pejabat yang berwajib atas kuasa UU
c. Hak– Hak PNS
Pasal 71 Undang-Undang Nomor. 43 Th 1999 :
Berhak memperoleh gaji yg ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah yang adil dan
layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya. Gaji tersebut harus
mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.
Dalam Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1974, beberapa hak bagi PNS :
Hak Cuti
Hak Perawatan bila ditimpa kecelakaan dalam menjalankan tugas
Hak memperoleh tunjangan, cacat jasmani atau rohani karena menjalankan
tugas kewajibannya sehingga tidak dapat bekerja lagi
Hak Uang Duka, bagi pegawai yang tewas
Hak pensiun, PNS yang memenuhi syarat
Pensiun : Jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS
Syarat dapat pensiun :
telah mencapai usia minimal 50 th
masa kerja minimal 20 th
diberentikan dengan hormat sebagai pegawai
Diberhentikan dengan hormat :
53
Atas permintaan sendiri
Telah mencapai usia pensiun
Penyederhanaan organisasi
Tidak cakap jasmani dan rohkani sehingga tidak dapat menjalankan
tugasnya sebagai pegawai.
Diberhentikan dengan tidak hormat:
a. Melanggar sumpah/janji atau peraturan disiplin
b. Diipenjara, diancam hukumam mak. 4 th atau lebih
o Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkat dalam rangkaian
kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.
o Jabatan : Kedudukan yang menunjukan tugas tanggung jawab, wewenang,
hak dalam organisasi kepegawaian
o Jabatan Stuktural : Jabatan yang secara tegas ada dalam stuktur organisasi
o Jabatan Fungsional : jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya.
Tanggung Jawab Pegawai
1. Tanggungjawab Kepidanaan- kejahatan jabatan
2. Tanggungjawan Keuangan
Kerugian negara yang dapat dinilai dengan uang yang ditimbulkan
olehnya dalam melaksanakan tugasnya.
Tindakan yang merugikan negara
a. Tindakan perseorangan
contoh : menghilangkan inventaris negara
b. Tindakan yang menguntungkan pihak lain
54
c. Tindakan yang membeni negara secara berlebihan - banyak
pilihan, yang dipakai pilihan yang menimbulkan biaya lebih mahal.
d. Tindakan yang merugikan pihak lain
e. Tindakan yang mempermudah kemungkinan timbulnya tindakan
pegawai lain - kurang teliti- akibatnya pegawai lain dapat
melakukan tindakan yang merugikan negara.
3. Tanggung Jawab disiplin/administratif
Tanggungjawab pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dalam dinas, diberi
sanksi administratif :
Tegoran lisan
Tegoran tertulis
Pernyataan tidak puas
Penundaan kenaikan pangkat
Penurunan pangkat
Pemindahan
Pembebasan tugas
Pemberentian dari PNS
DIsiplin PNS
Dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negerti Sipil, Kewajiban Pegawai Negeri ( disiplin ) :
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
pemerintah,
b. Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan atau diri
sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak
kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain.
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, pemerintah dan
pegawai negeri sipil.
55
d. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan
berdasarkan perUUan yang berlaku
e. Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.
f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang
langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara
umum.
g. Melaksanakan segala tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab.
h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
negara.
i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan
kesatuan PNS.
j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara/ pemerintah terutama bidang
keamanan, keuangan dan material.
k. Mentaati ketentuan jam kerja
l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan
sebaik-baiknya
n. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan bidang tugasnya.
o. Bertindak dan bersikap tegas tetapi adil dan bijaksana terhadap
bawahannya.
p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya
q. Menjadi dan memberi contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya.
r. Memberi kesempatan bawahannya untuk mengembangkan karier
s. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja
t. Mentaati peraturan perundanang-undangan tentang perpajakan
u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat, sesame pegawai negeri sipil da terhadap atasan
56
v. Hormat menghormati antara sesama warga Negara yang memeluk agama /
kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berlainan
w. Menjadi teladan sebagai warga yang baik dalam masyarakat
x. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
yang berlaku
y. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang
z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan
yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
Latihan
Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan materi kuliah perbuatan melanggar hukum oleh penguasa atau
pemerintah.
Rangkuman
Bahasan materi Hukum Kepegawaian membahas mengenai masalah
Pengertian PNS, Jabatan dan Pangkat, Tanggung jawab PNS, Hak dan
Kewajiban PNS, Pensiun, Disliplin PNS,
Pengertian pegawai, jabatan funfional, jabatan struktural, tanggung jawab
keuangan, tanggung jawab disiplin pegawai, hak cuti, keselamatan kerja,
sanksi-sanksi pegawai yang berkaitan disliplin pegawai, sanksi ringan,
sanksi sedang, sanksi berat.
3. PENUTUP
a. Test Formatif :
1. Siapakah yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999, Jelaskan !
2. Apakah yang dimaksud dengan Pangkat dan Jabatan bagi PNS ?
Uraikan !
b. Kunci Jawaban :
57
1. Pasal 1 nomor 1 UU No. 43 Th. 1999 :
Pegawai Negeri adalah setiap warga negara RI yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkat dalam rangkaian
kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.
Jabatan : Kedudukan yang menunjukan tugas tanggung jawab,
wewenang, hak dalam organisasi kepegawaian
Jabatan Stuktural : Jabatan yang secara tegas ada dalam stuktur
organisasi
Jabatan Fungsional : jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya.
BAB VI
58
BUMN / BUMD
1. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Materi bahasan BMUN dan BUMD merupakan bagian dari
sub pokok bahasan dari Kuliah Hukum Administrasi Negara Lanjut. Materi yang
di bahas dalam sub pokok bahasan BUMN / BUMD adalah : Tujuan diaturnya
BUMN/BUMD, Pengertian BUMN /BUMD Macam-macam BUMN/BUMD,
Kewajiban Pelayan Umum BUMN, Karyawan BUMN
RELEVANSI
Keadaan keuangan negara.atau keuangan daerah atau keuangan suatu
departemen relatif dipengaruhi pemasukan dari keuntungan BUMN /BUMD dan
sampai sekarang kontribusi dari laba BUMN / BUMD kecil sekali terhadap
pemasukan laba ke kas negara atau ke kas daerah, keadaan semacam itu yang
perlu diketahui oleh mahasiswa, oleh sebab itu materi tentang BUMN / BUMD
masih ada relevansinya untuk diajarkan kepada mahasiwa.
TIK :
1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang
BUMN/BUMD
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang tujuan diaturnya BUMN
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pengertian BUMN
4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang macam-macam BUMN
5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pelayanan umum.dari
BUMN
6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Karyawan BUMN
2. PENYAJIAN
59
a. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
b. Tujuan Diaturnya BUMN :
1. Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi
dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi;
2. Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat;
c. BUMN
Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan.
Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
2. Mengejar keuntungan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak;
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi;
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat
60
BUMN terdiri dari :
1. Persero
2. Perum
Perusahaan Perseroan (Persero) Adalah BUMN yang bentuknya
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh
atau paling sedikitnya 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki
oleh Negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan
Maksud dan tujuan pendirian Persero adalah
a. Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat;
b. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Maksud dan Tujuan Pendirian PERUM :
a. Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat.
b. Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan
tujuan tersebut dengan persetujuan Menteri, Perum dapat melakukan
penyertaan modal dalam badan usaha lain.
d. Karyawan BUMN
Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan,
pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan
perjanjian kerja bersama Karyawan BUMN dapat membentuk serikat kerja
e. Kewajiban Pelayanan Umum
61
Pemerintah dapat memberikan Penugasan khusus kepada BUMN untuk
menyelenggaran fungsi Pelayan Umum dengan tetap memperhatikan
maksud dan tujuan kegiatan BUMN.
Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan
aparat pengawas intern perusahaan
Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) berwenang melakukan pemeriksaan
terhadap BUMN
Latihan
:
Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyan yang berhubungan
dengan materi kuliah perbuatan melanggar hukum oleh penguasa atau
pemrintah.
Rangkuman
Materi bahasan BMUN / BUMD adalah : Tujuan diaturnya BUMN/BUMD,
Pengertian BUMN /BUMD, Macam-macam BUMN/BUMD, Kewajiban
Pelayan Umum BUMN, Karyawan BUMN, Keadaan keuangan negara.atau
keuangan daerah atau keuangan suatu departemen relatif dipengaruhi
pemasukan dari keuntungan BUMN /BUMD dan sampai sekarang kontribusi
dari laba BUMN / BUMD kecil sekali terhadap pemasukan laba ke kas negara
atau ke kas daerah..
3. PENUTUP
a. Test Formatif :
1. Apakah yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )
berdasarkan UU No, 19 tahun 2003 ?
62
2. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan Umum ( Perum ) dan
maksud dan tujuan pendirian Perum ? Jelaskan dan uraikan !
b. Kunci Jawaban :
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Maksud dan Tujuan Pendirian PERUM :
a. Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat.
b. Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan
tujuan tersebut dengan persetujuan Menteri, Perum dapat melakukan
penyertaan modal dalam badan usaha lain.
63
BAB VII
SANKSI-SANKSI HAN
1. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Materi sanksi-sanksi HAN, merupakan sub pokok bahasan
dari Hukum Administrasi Negara Lanjut. Materi sanksi-sanksi HAN, membahas
beberapa pokok bahasan mengenai : Jenis sanksi HAN, Bestuursdwang,
Penarikan kembali Keputusan, Denda Administrasi, Pengenaan uang paksa.
REVELANSI
Selama masih ada pemerintah aparatur pemerintah dan masyarakat yang
diperintah, yang melaksanakan aturan hukum administrasi negara, maka sanksi-
sanksi HAN diperlukan untuk menegakan aturan yang diatur dalam HAN, supaya
aturan HAN dapat tetap berjalan, baik aturan HAN tingkat pusat maupun tingkat
daerah
TIK :
1. Pada akhir kuliah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang sanksi-
sanksi HAN
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang jenis-jenis sanksi HAN
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Bestuursdwang.
4. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang penarikan kembali
keputusan.
5. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang denda admnistratif
6. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang pengenaan uang paksa.
64
2. PENYAJIAN
a. Sanksi-sanksi HAN
1. Paksaan Administratif ( BESTUURSDWANG )
2. Penarikan Kembali Keputusan
3. Pengenaan Denda Administratif
4. Pengenaan Uang Paksa Oleh Pemerintah
b. Bestuursdwang :
Tindakan nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang
dilarang oleh kaidah hukum adaminstrasi negara, yang dilakukan oleh warga
negara, karena melanggar Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku
1. Bestuursdwang merupakan kewenangan bebas dari penguasa,
Pelaksanaan Bestuursdwang dengan mempertimbangkan berbagai
kepentingan yang terkait, seperti :
a. Kepentingan yang setuju dilaksanakan bestuursdwang, dengan
alasan :
Untuk Kepentingan Umum
Untuk Kepentingan Pencegahan
Untuk Kepentingan pihak ke 3
b. Kepentingan yang tidak setuju dilaksanakannya
Bestuursdwang dengan alasan :
Untuk tetap melindungi kepentingan si pelanggar
Dapat menimbulkan biaya tinggi
Dapat pakai sarana hukum Pidana
2. Prosedure Pelaksanaan Bestuursdwang
65
Diberitahu melalui “Perintah tertulis”, berupa peringatan yang mendahului
sebelum bestuursdwang itu dilaksanakan.
Peringatan tertulis harus memenuhi syarat :
Peringatan itu merupakan ikatan dari Pemerintah untuk
nantinya melaksanakan bestuursdwang
Perintah harus jelas
Ditetapkan apa yang seharusnya dilakukan oleh yang
nantinya terkena bestuursdwang
Memuat ketentuan-ketentuan peraturan Perundang-
undangan yang dilanggar
Memuat jangka waktu perintah itu dilakukan
Ditujukan kepada yang “ berkepentingan “
Pemberitahuan perintah pelaksanaan bestuursdwang
3. Pelaksanaan Bestuursdwang dapat dimohon oleh pihak ke 3 yang merasa
dirugikan dengan keadaan tersebut. Atas dasar permohonan tersebut,
Pemerintah wajib mempertimbangkannya.
4. Pembebanan Biaya Pelaksanaan Bestuursdwang. Pembebanan biaya-
biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan bestuursdwang
dibebankan kepada Pelanggar. Bila pelanggar tidak mau membayar,
maka dapat dikeluarkan Surat Paksa yang dilakukan melaui eksekusi
langsung.
5. Dalam Pelaksanaan Bestuursdwang pemerintah harus memperhatikan :
Asas Kecermatan
Tidak menimbulkan kerugian yang berlebihan
66
c. Penarikan Kembali Keputusan
Pemerintah dapat menarik kembali Keputusan yang telah dikeluarkannya, bila
yang bersangkutan tidak mau melaksanakan syarat-syarat yang harus dipatuhi
oleh yang terkena Keputusan tersebut. Terutama yang berkaitan dengan Ijin
d. Pengenaan Denda Administratif
Pemerintah dapat mengenakan denda administratif, bila terjadi keterlambatan
yang tidak sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan atau masa
berlakunya telah habis
e. Pengenaan Uang Paksa
Sebagai pengganti Bestuursdwang dapat digunakan Pengenaan uang paksa
oleh pemerintah, karena dengan melalui bestuursdwang sulit dilaksanakan
atau dapat menimbulkan akibat yang terlalu berat.
f. Sanksi- Administrasi Terhadap Pelanggaran Disiplin PNS
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, tingkat hukuman disliplin :
Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
1. Hukuman disiplin ringan;
2. Hukuman disiplin sedang;
3. Hukuman disiplin berat.
Hukuman Disliplin Ringan
a. Tegoran secara Lisan
b. Tegoran secara Tertulis
c. Pernyataan Tidak Puas secara tertulis
Hukuman disiplin sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu)
tahun;
67
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk
paling lama 1 (satu) tahun;
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 ( satu ) tahun.
Hukuman berat
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah
untuk paling lama 1 (satu) tahun;
b. Pembebasan dari jabatan;
Latihan
Mahasiswa diberi latihan berupa beberapa pertanyan yang berhubungan
dengan materi kuliah sanksi-sanksi HAN.
Rangkuman
Materi sanksi-sanksi HAN, terdiri dari atau membahas mengenai :: Jenis
sanksi HAN, Bestuurdwang, Penarikan kembali Keputusan, Denda
Administrasi, Pengenaan uang paksa. Aparatur pemerintah dan
masyarakat yang diperintah, yang melaksanakan aturan hukum
administrasi negara, maka sanksi-sanksi HAN diperlukan untuk
menegakan aturan yang diatur dalam HAN, supaya aturan HAN dapat
tetap berjalan
3. PENUTUP
a.Test Formatif :
1. Pertimbangan apa sajakah sebelum bestuursdwang dijatuhkan
atau tidak dijatuhkan oleh Pemerintah. Sebutkan dan Uraikan !
2. Apa syarat - syarat Peringatan Tertulis, sebelum bestuursdwang
dijatuhkan ? Sebutkan dan jelaskan !
68
b.Kunci Jawaban :
1. Ada yang setuju dan tidak setuju dilaksanakannya
bestuursdwang, yaitu :
Kepentingan yang setuju dilaksanakan bestuursdwang, dengan
alasan :
Untuk Kepentingan Umum
Untuk Kepentingan Pencegahan
Untuk Kepentingan pihak ke 3
Kepentingan yang tidak setuju dilaksanakannya
Bestuursdwang dengan alasan :
Untuk tetap melindungi kepentingan si pelanggar
Dapat menimbulkan biaya tinggi
Dapat pakai sarana hukum Pidana
2. Peringatan tertulis harus memenuhi syarat :
Peringatan itu merupakan ikatan dari Pemerintah untuk
nantinya melaksanakan bestuursdwang
Perintah harus jelas
Ditetapkan apa yang seharusnya dilakukan oleh yang
nantinya terkena bestuursdwang
Memuat ketentuan-ketentuan peraturan Perundang-
undangan yang dilanggar
Memuat jangka waktu perintah itu dilakukan
Ditujukan kepada yang “ berkepentingan “
Pemberitahuan perintah pelaksanaan bestuursdwang
69
DAFTAR PUSTAKA
:
Abdulah Rozali Hukum Kepegawaian, , Raja Grafika Persada Indonesia,
Jakarta, 1998.
A. Siti Soetami, Hukum Administrasi Negara Lanjut, Badan Penerbit
UNDIP Semarang
Bagir Manan, Fungsi Ombudsman, Unair, Surabaya, 2002
Hari S. Malang Joedo & R. Nugroho.D Reinventing BUMD, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2006
Galang Asmara, Ombudsman Nasional dalam Sistem Pemerintahan RI,
Laks Bang, Yogyakarta, 2005
Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayu media, Malang,
2004
Moekijat Administrasi Kepegawaian Negara, Mandar Maju, Bandung,
1991
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, , Gajah
Mada University, Yogyakarta, 1993.
Philipus M. Hajon, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya
Perizinan, CV. Medya Duta, Jakarta, 2006
Ridwan HR Hukun Administrast Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2006
Siti Sundari, R, Penegakan Hukum Lingkungan, , Unair, Surabaya.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari KKN
Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
70
Undang-Undang Nomor 37 tahun 2009 tentang Ombudsman
Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negerti Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaaikan
Pangkat Pegawai Negeri
Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2001 tentang Pengamanan dan
Pengalihan Barang Milik / Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi
Daerah.
Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengeloaan
Keuangan daerah.
Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 42 tahun 2001 tentang Pengeloaan
Barang Daerah
Keputusan Menteri Keuangan No. 335/KMK.01/2002 tentang Tata Cara
Penghapusan dan Penggantian Barang Milik /Kekayaan Negara pada
Departemen/Kantor menteri Negara/Menteri Muda/Kantor Menteri Negara
yang dibentuk/dihapus/digabung/diubah statusnya
Keputusan Makamah Agung yang behubungan dengan Perbuatan
Pemerintah yang Melanggar Hukum.
71