Rise Tun Han

21
Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan www.wilayahperbatasan.com www.wilayahperbatasan.com Yth Para Pemerhati Wilayah Di Perbatasan atau PPKT Salam sejahtera, Pulau Sebatik merupakan salah satu dari 13 pulau terluar yang memerlukan perhatian para pengambil kebijakan untuk pembangunannya. Dikaitkan dengan Visi Indonesia 2025 dan Konektivitas Asean-2015 maka ada banyak hal yang bisa dikaitkan dengan pengembangan pulau-pulau terluar tersebut. Khususnya Pulau Sebatik yang berada di pesisir timur pulau Kalimantan Timur yang membentang mulai dari BalikPapan- Samarinda-Bontang-Sangata-Tanjung Selor-Tarakan-Nunukan dan Pulau Sebatik di paling utara. Pengembangan itu bisa dikaitkan dengan menjadikannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus atau sebagai Kawasan Berikat Nasional. Data yang ada dalam tulisan ini diambil dari data tahun lama (2001;2003 dan 2008) jadi sudah banyak perubahan di sana. Karena itu laporan ini sifatnya hanya sebagai trigger ide saja. Manatahu bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan PPKT dan khususnya pulau Sebatik. Laporan ini bisa sampai ketangan anda karena kebaikan dan perhatian Unhan-Kemhan dalam usaha mensosialisasikan CBDR( Center Border Defence Research)-Pusat Riset Perbatasan Unhan. Demikian, semoga sukses selalu Harmen Batubara www.wilayahperbatasan.com;www.wilayahpertahanan.com;www. kawasanperbatasan.com

description

rise tun han

Transcript of Rise Tun Han

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan www.wilayahperbatasan.com

www.wilayahperbatasan.com

Yth Para Pemerhati Wilayah

Di Perbatasan atau PPKT

Salam sejahtera,

Pulau Sebatik merupakan salah satu dari 13 pulau terluar yang

memerlukan perhatian para pengambil kebijakan untuk

pembangunannya. Dikaitkan dengan Visi Indonesia 2025 dan

Konektivitas Asean-2015 maka ada banyak hal yang bisa

dikaitkan dengan pengembangan pulau-pulau terluar tersebut.

Khususnya Pulau Sebatik yang berada di pesisir timur pulau

Kalimantan Timur yang membentang mulai dari BalikPapan-

Samarinda-Bontang-Sangata-Tanjung Selor-Tarakan-Nunukan

dan Pulau Sebatik di paling utara. Pengembangan itu bisa dikaitkan dengan menjadikannya sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus atau sebagai Kawasan Berikat Nasional.

Data yang ada dalam tulisan ini diambil dari data tahun lama

(2001;2003 dan 2008) jadi sudah banyak perubahan di sana.

Karena itu laporan ini sifatnya hanya sebagai trigger ide saja.

Manatahu bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang

pengembangan PPKT dan khususnya pulau Sebatik. Laporan ini

bisa sampai ketangan anda karena kebaikan dan perhatian Unhan-Kemhan dalam usaha mensosialisasikan CBDR( Center

Border Defence Research)-Pusat Riset Perbatasan – Unhan.

Demikian, semoga sukses selalu

Harmen Batubara

www.wilayahperbatasan.com;www.wilayahpertahanan.com;www.

kawasanperbatasan.com

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 2

RISET PERBATASAN, MENCARI SOLUSI MASALAH PERBATASAN

Wilayah NKRI secara geografis berada pada posisi silang terbuka yang terletak diantara

dua benua (Asia-Australia) dan dua samudera ( Samudra Hindia-Pasifik), merupakan jalur perdagangan utama di Asia, serta berbatasan dengan 10 negara. Indonesia layak disebut negara kepulauan terbesar ( Benua Maritim) dengan letak pulau-pulaunya yang

menyebar, berjumlah tidak kurang dari 17.504 pulau serta memiliki wilayah daratan seluas 1.9 juta km2 , perairan 5.8 juta km2, panjang garis pantai 81.000 km serta

terdapat 92 pulau-pulau kecil terluar dengan jumlah penduduk 235.000.000 jiwa terdiri

dari ratusan suku bangsa.

Peta Pulau Sebatik by Google

Wilayah perbatasan laut di mulai dengan negara India, Thailand, Vietnam, Malaysia,

Singaoura, Filipina, Kepulauan Palau, Papua New Guinea, Australia dan Timor Leste. Sementara perbatasan darat terdapat antara RI-Malaysia di Pulau Kalimantan, antara

RI-Papua New Guinea di Papua dan antara RI-RDTL di pulau Timor. Dari berbagai hasil kajian tentang konflik di kawasan memperlihatkan bahwa konflik yang paling riel dan mungkin terjadi di masa datang di kawasan adalah konflik yang berasal dari persoalan

batas.Karena itu persoalan-persoalan perbatasan sejak dini perlu mendapatkan perhatian, hal mana dimaksudkan untuk bisa lebih mengetahui berbagai permasalahan yang ada di wilayah perbatasan.

Penegasan perbatasan darat antara RI-Malaysia di Pulau Kalimantan, sudah dimulai sejak MOU terkait penegasan batas di tanda tangani tahun 1973. Pada tahun 2000

proses demarkasinya sudah selesai, tetapi kedua negara masih mempunyai perbedaan persepsi tentang batas di sepuluh lokasi (Outstanding Boundary Problems) dan sampai

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 3

sekarang belum terselesaikan. Panjang garis batas antara RI-Malaysia di Kalimantan ± 2004 km melintasi 8 (delapan) daerah kabupaten di 2 (dua). Di propinsi Kalimantan

Barat memiliki 5 (lima) wilayah kabupaten perbatasan yaitu Sanggau, Kapuas Hulu, Sambas, Sintang, Bengkayang. Panjang garis garis batas Kalimantan Barat dengan Sarawak adalah 966 kilometer, melintasi 98 desa dalam 14 kecamatan, Di Kalimantan

timur terdapat 3 (tiga) kabupaten, yaitu Nunukan, Kutai Barat dan Malinau dengan panjang garis batas sekitar 1.038 kilometer yang melintasi 9 kecamatan dan 256 desa. Di sepanjang perbatasan tersebut terdapat 56 Pos Lintas Batas, tiga diantaranya adalah

PPLB yang mempunyai sarana CIQS tedapat di kabupaten Sanggau (Entikong) dan Aruk di Kalbar dan di Nunukan di Kaltim.

Kepentingan Strategis Pertahanan di Perbatasan.

Kepentingan Nasional Indonesia adalah menjamin kesejahteraan

seluruh rakyat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Karena itu tetap

tegaknya NKRI yang memiliki wilayah yurisdiksi nasional dari Sabang sampai Merauke merupakan hal mutlak.

Dalam konteks pertahanan di perbatasan, maka kepentingan nasional yang dituangkan dalam Kebijakan Pertahanan adalah mewujudkan kondisi aman disepanjang perbatasan antar negara, dengan jalan terwujudnya

penyelenggaraan pertahanan yang mampu menjamin upaya pemenuhan kepentingan nasional di perbatasan. Oleh karena itu, penyelenggaraan

pertahanan negara di perbatasan memiliki peran dan fungsi untuk mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dari setiap ancaman dan gangguan.

Apel pagi di Lanal Nunukan

Berdasarkan perkiraan ancaman serta kepentingan nasional, maka kepentingan strategis pertahanan negara di perbatasan, meliputi :

Kepentingan pertahanan yang bersifat tetap. Adalah penyelenggaraan pertahanan negara untuk menjaga, melindungi kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 4

Indonesia, serta keselamatan dan kehormatan bangsa dari setiap ancaman. Dalam jangka panjang perlu digelar (deploy) kekuatan utama

(TNI), komponen cadangan dan komponen pendukung. Dengan gelar pertahanan Defensif Aktif, sistem pertahanan yang bersifat Semesta dan

bersifat trimatra.

Kepentingan pertahanan yang bersifat mendesak. Adalah

kepentingan untuk mampu mengatasi isu keamanan faktual yang mengancam/ mengganggu keselamatan dan kehormatan bangsa, serta mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Isu keamanan aktual

di perbatasan dapat berupa ancaman non-tradisional yang bersifat lintas negara, ataupun ancaman/gangguan aktual yang timbul di dalam negeri.

Kepentingan yang bersifat mendesak ini difokuskan pada upaya pencegahan kejahatan/ancaman lintas negara dengan meningkatkan fungsi

kawasan pertahanan yang dapat memberikan dampak penangkalan, yang merangkaikan gelar kekuatan kewilayahan trimatra sampai ke Pos-pos lintas di perbatasan.

Tim Riset Perbatasan-Unhan

Kepentingan Kerjasama Internasional. Menjalin kerjasama pertahanan dengan negara-negara tetangga, khususnya dalam bingkai

Asean, Asean plus tiga dan plus enam, atas prinsip kerjasama antar negara, dan memfokuskan kepentingan pembangunan dan pengembangan sektor pertahanan, serta menciptakan stabilitas keamanan regional dan

global. Dalam konteks pertahanan, perlu difokuskan pada kesepakatan antar negara dalam menyusun regulasi dan batas antar negara. Bentuk-

bentuk kerjasama tersebut meliputi :

Koordinasi bersama dalam mengatasi masalah-masalah : Keamanan kawasan perbatasan dengan meningkatkan patroli perbatasan dan

pembangunan pos-pos di perbatasan; Lalu lintas orang dan barang dengan mengadakan pengaturan tentang keimigrasian dan cukai khusus bagi

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 5

penduduk kawasan perbatasan; Penegasan garis batas, penentu dan pemasangan tanda batas serta survai dan pemetaan wilayah secara

lengkap;Penyelesaian beberapa permasalahan titik perbatasan yang masih ada dengan kesepakatan bersama (OBP).

Pembangunan daerah perbatasan yang mensinergikannya dengan pembangunan di masing-masing negara; Pengelolaan terhadap sumber daya alam yang berada di kawasan perbatasan dengan mengikutsertakan pihak swasta.

Prosfek Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan

Kabupaten Nunukan merupakan salah satu wilayah perbatasan

strategis karena letaknya yang berbatasan langsung dengan

Malaysia. Kabupaten ini memiliki luas sekitar 13.9017,17 km2

terdiri atas lima kecamatan yaitu : Kecamatan krayan, lumbis,

sembakung, nunukan dan Sebatik serta terletak pada 115° 22‟

30” – 118° 44‟ 54 “BT dan 3° 30„ 00” – 4°24‟55” LU dengan

batas-batas wilayah sebelah utara Negara bagian Sabah

(Malaysia) dan sebelah selatan Kabupaten bulungan dan Malinau. Sebelah Timur Laut Sulawesi dan sebelah barat negara bagian

serawak (Malaysia).

Peta Kabupaten Nunukan

Dari ke lima kecamatannya, krayan adalah yang paling terisolir, nyaris tidak

terjangkau; dari persepsi Nunukan untuk pengembangan kota ke depan

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 6

yang paling besar efeknya terhadap wilayah perbatasan di Nunukan adalah

Simenggaris. Tetapi itu memerlukan usaha dan modal yang sangat besar.

Sebaliknya Pulau Sebatik, pulau ini telah dapat melakukan berbagai upaya yang meyakinkan, yang bisa membawa pulau Sebatik sebagai Kota yang

patut dikembangkan di wilayah perbatasan.

Kabupaten Nunukan mempunyai komoditas unggulan berupa; Kakao

(coklat), Kopi, Padi Adan, Kelapa Sawit, Ikan laut, ikan tambak; Garam gunung dan Wisata alam.

Nunukan juga mempunyai permasalahan khas wilayah perbatasan yang

meliputi; Rendahnya aksesibilitas antar wilayah;Timpangnya pembangunan

antar wilayah yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga;Rawan terhadap kegiatan Illegal Logging, Fishing, Traficking dan penyelundupan

Narkoba ataupun bahan berbahaya lainnya; Minimnya sarana dasar, seperti

pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan telekomunikasi dan Kondisi

geografis yang berbukit-bukit, dan terisolir telah menghambat proses pertumbuhan dan pembangunan di wilayah dan mematikan proses

perekonomian yang sehat.

Harmen batubara dengan Hanafiah (Ketua Bappeda Nunukan)

Dari sisi starategi Pembangunan, Kabupaten Nunukan sudah memilikinya

yang meliputi; Pembangunan infrastruktur, khususnya program yang

mendukung peningkatan perekonomian dan sumberdaya manusia di wilayah pedesaan, pedalaman dan perbatasan; Revitalisasi Pertanian, yaitu melalui

pengembangan sektor-sektor pertanian unggulan; Peningkatan akses

masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;

Penanggulangan kemiskinan, melalui peningkatan pelayanan dasar, seperti pangan, perumahan, kelistrikan dan air bersih;

Peningkatan pemberdayaan masyarakat pedesaan, pedalaman dan

perbatasan serta peningkatan kelembagaan ekonomi masyarakat dan

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 7

Peningkatan Kinerja Birokrasi Pemerintah sehingga pelayanan prima yang

diharapkan oleh seluruh masyarakat dapat segera terwujud.

Tipikal rumah warga sebatik

Dengan prioritas utama melaksanakan; Pembangunan perkebunan kepala

sawit, Pengembangan dan perluasan percetakan sawah; Pembangunan

infrastruktur wilayah, terutama pembangunan sarana transportasi jalan; Peningkatan akses palayanan dasar, seperti sarana pendidikan, kesehatan,

perumahan; listrk dan air bersih;Pengembangan Kota Baru perbatasan di

Simenggaris;Pembangunan Pos Lintas Batas Darat dan Laut (PLBD dan

PLBL); Pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Nunukan dengan wilayah di daratan Pulau Kalimantan dan Pemberdayaan

masyarakat perbatasan, melalui bantuan permodalan usaha dan pelatihan

keterampilan usaha.

Pulau Sebatik, sekarang ini terdiri dari dua kecamatan yakni Sebatik Induk dan Sebatik Barat; dan sekarang tengah dikembangkan lagi untuk bisa menjadi empat kecamatan, yakni kecamatan Sungai Pancang dan Haji Kuning. Hal mana dimaksudkan

untuk memuluskan pulau Sebatik kelak menjadi salah satu Kota di wilayah perbatasan.

Dermaga di Perbatasan

Visi dan Misi Pembangunan Sebatik seirama dengan pembangunan Kabupaten Nunukan yakni untuk mewujudkannya menjadi kawasan perdagangan, agroindustri dan jasa di kawasan Asia Tenggara dalam rangka menyongsong perdagangan bebas yang

didukung oleh sumberdaya manusia yang menguasai Iptek dan dilandasi Iman dan taqwa. Sekarang Nunukan tengah menyiapkan pemilukada untuk memilih bupati yang baru. Tanggal 16 Febuari nanti Pemilukada akan di lakukan, apakah visi misinya

berubah atau terus, tergantung siapa nanti yang akan jadi Bupati baru di Nunukan.

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 8

Pulau Sebatik memiliki pantai yang mengelilingi pulau serta ditumbuhi oleh vegetasi

mangrove. Wilayah pegunungan umumnya dibagian tengah, disamping ditumbuhi hutan sekunder kini tengah diusahakan untuk perkebunan kakau dan kelapa sawit ( perkebunan rakyat), sedangkan di wilayah dataran rendah bagian tengah diusahakan

sebagai lahan sawah tadah hujan. Kondisi pasang surut di pesisir pulau sebatik termasuk pasang surut campuran cenderung bersifat harian ganda (mixed prevailing semi durnal) dengan dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari.

Kondisi iklim di P. Sebatik berdasarkan data klimatologi dari stasiun Nunukan periode

1998-2000, curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.280 mm dengan bulan-bulan basah (Curag hujan > 200mm) terjadi pada bulan Mei, Juni, Oktober dan Desember dan tanpa bulan kering (curag hujan < 100mm). Diluar bulan-bulan tersebut terjadi

bulan lembab, dengan curah hujan sekitar 100-200 mm perbulan. Infrastruktur. Pembangunan Infrastruktur berupa penyediaan sarana dan

prasarana dasar terus dikembangkan oleh pemerintah, tetapi hasilnya masih jauh dari memadai, masih membutuhkan investasi cukup besar dan bersifat mendasar yang meliputi bidang energi listrik, air bersih, jaringan transportasi, dermaga, terminal,

telekomunikasi dan perbankan. Aksesibilitas. Akses dari dan ke Pulau Sebatik dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi laut, sungai dan darat. Akses dari dan ke Pulau Sebatik

dari Ibu kota Kabupaten Nunukan melalui laut dengan menggunakan speed boat selama 20 menit dengan tujuan Bambangan atau 60 menit dengan tujuan desa Sungai Nyamuk.

Perjalanan melalui Bambangan dapat dilanjutkan dengan jalan darat menuju Sungai Nyamuk dengan menggunakan mobil angkutan sekitar 1,5 jam. Jaringan jalan darat di

P. Sebatik terbagi atas ; Jalan yang telah diaspal sepanjang 12 Km dari desa Pancang hingga desa Tanjung Karang; Jalan berbatu sepanjang 48 Km di Desa Tanjung Karang

dengan desa Setabu, dan Jalan tanah sepanjang 47,7 Km yang melalui lima desa yang ada. Ruas jalan antara desa Bambangan dan Desa Pancang melalui kampung

Ajikuning saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Jalan ini dapat mempersingkat waktu tempuh antara Bambangan – Sungai Nyamuk menjadi 20 menit, dari sebelumnya sekitar 90 menit. Ruas jalan ini melewati daerah sekitar perbatasan antara Indonesia

dan Malaysia. Jarak antara ibu kota kecamatan dengan desa-desa sekitarnya di Pulau Sebatik berada pada rentang 23 km; Tanjung karang-Stabu.

Transportasi lautnya bisa juga dengan;

Speed boat, Melayani jalur pelayaran dari kota Tarakan ke kabupaten Nunukan pulang

pergi atau kota tarakan – P. Sebatik pulang Pergi dua kali sehari. Melayani jalur

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 9

pelayaran dari pelabuhan Tunon taka (Kabupaten Nunukan) ke pelabuhan Tawao (Malaysia).

Kapal perintis. Kapal-kapal perintis yang singgah secara rutin di pelabuhan Tunon taka Nunukan diantaranya adalah KM Kerinci, KM Gunung Awu, KM Umsini, KM

Agomas, KM Fitma, Samarinda Express dan Balikpapan express.

Sarana dan prasarana Perekonomian Jenis dan jumlah sarana dan prasarana

perekonomian yang ada memang masih terbatas; tetapi yang menonjol adalah upaya para pengusaha di pulau ini sungguh luar biasa. Mereka membangun Pulau Sebatik

disamping Visi bisnis mereka, juga dengan dorongan kecintaan mereka atas kemajuan Sebatik. Ambil contoh misalnya pengusaha Haji Herman (49 th), pengusaha ini telah membangun hotel Queen Hotel (melati-3 Plus), Kembalen Jaya (“mall” dengan sarana

ATM), Puluhan Blok Ruko dan kebun sawit ± 500 ha. Meski masih dalam skala kecil tetapi sudah ada sarana dan prasarana usaha hote jenis hotel, Mall, mini market dan juga pasar-pasar tradisional dan meski terbatas tetapi sudah ada ATM BNI dan Bank BRI

dan Bank Pemda. Padahal di samping Haji Herman masih ada tokoh-tokoh pengusaha lain yang juga melakukan hal yang kurang lebih sama. Ketua Bapeda Kabupaten Nunukan juga mengakui kenyataan ini; menurutnya para

pengusaha Sebatik telah melakukan berbagai pembangunan fisik yang membuat Sebatik menarik untuk di kunjungi. Pemda juga sudah melihat perlunya peningkatan kualitas pembangunan sarana Dermaga yang lebih baik dan besar di Sebatik dan juga perlu

adanya pintu resmi PPLB (Pos Pengamanan Lintas Batas, lengkap dgn petugas imigrasinya). Meski untuk itu harus terlebih dahulu di komunikasikan lewat Sosek Malindo antara RI-Malaysia.

Mata pencarian. Jumlah Penduduk di P. Sebatik mencapai 29.590 jiwa, dan

sebagian besar merupakan masyarakat pendatang dari Sulawesi Selatan. Masyarakat

asli Pulau Sebatik adalahh suku Tidung. Masyarakat Pulau Sebatik berasal dari nelayan Kabupaten Bone, sulawesi Selatan. Diperkirakan kedatangan mereka ke daerah ini

adalah pada tahun-tahun 60 an. Pada saat itu Pulau Sebatik masih berupa hutan belantara sehingga disamping sebagai nelayan, mereka juga membuka lahan untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada mulanya tercatat jumlah

keluarga pada saat itu baru ada sekitar 30 an keluarga, mereka bermukim di pulau Sebatik. Mata pencarian utama adalah pertanian berupa tani sawah dan tani kebun (44%); perikanan sekitar 21 % dan sekitar 16% sebagai tenaga serabutan dan petani

musiman. Sisanya bergerak pada sektor dagang dan jasa. Pada tahun 2007 sarana pendidikan Pulau Sebatik sudah ada 5 Taman Kanak-kanak, 9

Sekolah Dasar Negeri, 5 Sekolah Dasar Swasta/ Madrasyah Itbadyah, 2 SLTP Negeri, 1 SLTP Swasta, 1 SLTP Terbuka, 1 SMU Negeri dan 2 SMU Swasta/ Madrasyah Aliah. Rasio murid-guru untuk SD Negeri pada tahun 2008 sebesar 25,00 artinya seorang guru

bertanggung jawab terhadap 25 murid, sedangkan untuk SD swasta rasio murid-guru sebesar 26,79. Sedangkan pada tingkat SLTP Negeri menunjukkan rasio murid-guru

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 10

sebesar 24,97. dan rasio murid-guru pada tingkat pendidikan SLTA Umum Negeri adalah sebesar 25,19, sedangkan pada SLTA Umum Swasta sebesar 7,00.

Fasilitas kesehatan tersedia pada tahun 2008 terdiri dari puskesmas 1 buah induk, 2 buah puskesmas pembantu / Pondok Bersalin Desa (Polindes) 2 buah, puskesmas keliling 2 buah, klinik dokter praktek 4 buah, posyandu 15 buah serta 4 praktek bidan.

Pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan, dan hasil hutan. Pada tahun 2008 luas panen padi sawah di 1.592 ha dengan produksi sebesar 7.372 ton. Di bidang

tanaman kebun, komoditi Kakao mempunyai luas areal 11.143,20 ha hasil produksi 33.250,00 ton sekarang yang menonjol adalah kelapa sawit, tanaman yang sangat

disenangi oleh warga ini tumbuh dengan pesat dan kini sudah menghasilkan 6000 ton pertahun; di samping itu masih ada tanaman kopi dan plawija lainnya. Pada bidang peternakan, ternak terbanyak yang dipelihara yaitu sapi potong sebanyak 2680 ekor,

kambing sebanyak 191 ekor, dan kerbau sebanyak 707 ekor.

Sumber daya perikanan tangkap. Produksi perikanan pada tahun 2008 yaitu 2381,40 ton untuk perikanan laut dan tambak sebesar 37,86 ton dengan jumlah rumah tangga perikanan laut sebanyak 1.061 rumah tangga. Potensi sumber daya perikanan tangkap

diperairan Nunukan diperkirakan cukup besar, terdiri dari jenis ikan demarsal, ikan pelagis kecil dan udang yang tersebar disekitar perairan pulau Bukat,Pulau sebatik, pulau Nunukan dan Pulau Sekapal. Perairan P. Sebatik diperkirakan mempunyai potensi

udang sekitar 2.500 ton/tahun, sedangkan potensi ikan demersal dan pelagis mencapai 54.860- ton/tahun.

Alat tangkap ikan yang dipakai adalah jenis dogol, Pukat Gondrong, jaring kantong,jaring insang dll. Pada umumnya untuk alat dogol dioperasikan di sekitar perairan muara sungai Sebaku, perairan sekitar Pulau Pulau Sebatik sampai ke perairan

Tanjung Aus. Alat tangkap Pukat gondrong umumnya dioperasikan pada perairan muara sungai Sebaku, perairan sekitar pulau Sebatik sampai ke perairan Tanjung Aus,

yang digunakan untuk menangkap udang. Alat tangkap jaring kantong dan jaring insang umumnya digunakan untuk menangkap ikan merah, udang dan ikan kembung, masing-masing mencapai 17.001, 9.896 dan 5.698 tonm/tahun.

Pemasaran produksi ikan di Sebatik masih berupa ikan segar.Saat ini mereka sepenuhnya tergantung dengan para pengusaha dari Tawao, Malaysia. Adanya

hubungan dagang yang baik dan sudah berlangsung lama, membuat harga tidak sepenuhnya di permainkan oleh para pengusaha dari Tawao, tetapi harus diakui keuntungan besarnya tetaplah ada pada mereka.

Industri pengolahan hasil perikanan belum bisa berkembang, karena dukungan sarana lainnya yang masih terbatas, misalnya pasokan listrik dan BBM yang tidak memadai,

sehingga tidak bisa membangun “cool storage”. Dengan demikian mereka belum

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 11

mampu memperoleh nilai tambah dari hasil hasil perikanan tangkap terutama pada saat musin panen.

Potensi Budaya dan wisata. Potensi pengembangan para wisata di Pulau Sebatik cukup baik, seperti hamparan pantai yang indah seperti di desa Lamampu sungai Tewan dan

Gosong; kemudian tanaman mangroce yang bagus. Kalau saja objek wisata ini di hubungkan dengan posisi Sebatik yang dekat dengan Tawao, Nunukan, Tarakan serta Kepulauan Derawan pastilah akan sangat menarik. Selama ini wisatawan yang datang

ke Pulau Sebatik wisatawan lokal dan wisatawan dari Malaysia, khususnya disekitar daerah perbatasan.

Interaksi penduduk diwilayah perbatasan dapat berdampak positif maupun negative.

Interaksi positif bila interaksi yang saling menguntungkan antar etnis yang sama didua Negara, karena adanya saling ketergantungan baik substitusi maupun komplemen sehingga pemerintah masing-masing memberikan kemudahan bagi masyarakatnya

dengan memberikan Cross border pass ( pass lintas batas) untuk melakukan kunjungan dagang, kunjungan keluarga dan kunjungan sosial lainnya yang jumlahnya kian hari semakin banyak. Sesuai kesepakatan bersama batas belanja barang saat ini masih

sebesar 600 ringgit/bulan; besaran ini sudah tidak memadai lagi, terlebih lagi kalau hendak menghidupkan perekonomian di wilayah perbatasan.

Interaksi negatif merupakan sisi lain dari benturan budaya dari dua Negara yang bertetangga, dan juga tergantung dari seberapa besar akses yang bisa di fasilitasi oleh negaranya masing-masing. Dalam hal siaran Radio dan TV, pada umumnya sangat di

dominasi oleh Radio dan TV Malaysia. Sehingga tidak heran kalau warga perbatasan jauh lebih mengetahui kehidupan sosial di Negara tetangga daripada di negaranya sendiri. Pemda dan pemerintah Pusat belum mampu menghadirkan siaran Radio dan TV

ke wilayah perbatasan; meski diakui kualitas dan suguhan siarannya, sebenarnya Radio dan TV basional jauh lebih menarik dari siaran sejenis dari Negara tetangga.

Masalahnya siaran itu tidak bisa atau kualitas aksesnya jelek. Secara umum masyarakat Pulau Sebatik memiliki rasa nasionalisme yang baik,

ditunjukkan oleh hubungan sosial yang sehat antar etnis. Namun harus diakui bahwa masyarakat pendatang, khususnya masyarakat yang berasal dari Sulawesi jauh lebih menonjol, hal ini dikarenakan kualitas SDM dan pengalamannya jauh melebihi etnis

lainnya. Sehingga posisi penduduk etnis asli lebih banyak sebagai pengikut arus dan menjadi tenaga kerja lepas saja.

Pengelolaan Bagi Pengembangan Pulau Sebatik

Pengelolaan sumber daya Pulau Sebatik diupayakan untuk

mengoftimalkan pemanfaatan berbagai potensi sumber daya yang ada,

baik dari sisi letak geografisnya sendiri maupun potensi sumber daya alam

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 12

yang telah ada, mencakup pengembangan usaha perikanan tangkap,

pengembangan usaha tani perkebunan dan tanaman pangan seperti

kakao, kopi, kelapa sawit dan padi serta pengembangan usaha-usaha

perdagangan dan jasa yang menjadikannya sebagai pintu masuk ke

wilayah KalimantanTimur khususnya kota-kota disepanjangn pantai timur

Kalimantan mulai dari Balikpapan, Bontang,Tanjung Selor, Tarakan,

Nunukan dan Sebatik, termasuk di dalamnya adalah potensi pariwisata

(Trade and Service). Usaha-usaha diatas dipandang penting dalam

menggerakan perekonomian Pulau Sebatik. pengembangan ekonomi

kawasan perbatasan seperti halnya Pulau Sebatik di mana perdagangan

dipandang penting mengingat perannnya selama ini yang mampu

mengembangkan potensi wilayahnya sehingga dapat menjadi perhatian

positip dari kota tetangganya Tawao. Tawao secara pasti telah menjadikan

Sebatik sebagai partner dagang yang baik dan memberikan semangat

kerjasamanya.

Konsepsi pengembangan wilayah Kabupaten Nunukan secara umum

dan pulau Sebatik khususnya perlu dikembangkan melalui strategi

pengembangan wilayah yang spesifik sesuai dengan kondisi geografi

wilayahnya, yang terintegrasi dengan VISI INDONESIA 2025 DAN

KONEKTIVITAS ASEAN 2015 baik pada wilayah laut maupun daratnya. Hal

ini dikarenakan pada wilayah ini disamping merupakan wilayah perbatasan

juga sebagai simpul dalam system jaringan perdagangan antar Negara,

yang bisa memanfaatkan potensi perekonomian kota-kota besar di

Kalimantan Timur, khususnya Balik Papan, Samarinda, Bontang, Sangata,

Tanjung Selor, Tarakan dan Nunukan dengan kota-kota di wilayah Sabah.

Sumber daya wilayah perbatasan perlu dikelola dan didayagunakan dengan

optimal dan mandiri sehingga dapat memberikan peluang bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat diwilayah tersebut.

Pengembangan Usaha Perikanan

Pengembangan usaha perikanan tangkap di pulau Sebatik secara umum

harus dilakukan dengan menjadikannya mempunyai kemampuan dan

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 13

keunggulan dalam pengelolaan potensi periakanan yang ada; sebatik

harus dikembangkan agar mempunyai fasilitas pengolahan ikan ( storage

dan fabric ikan kaleng) dan barulah kemudian dilakukan upaya-upaya

peningkatan produksi usaha perikanan. Dalam konteks ini, pengembangan

diartikan sebagai pemenuhan suatu proses agar wilayah ini mampu

memanfaatkan potensinya untuk menghasilkan sesuatu yang mermanfaat

bagi wilayah disekitarnya.

Pengembangan sumber daya kelautan perlu dilakukan secara cerdas,

efisien dan opimal sehingga dapat mewujudkan memberikan nilai tambah

bagi kesejahteraan masyarakat secara luas di wilayah sekitarnya dan

khususnya di kabupaten Nunukan. Pemanfaatan sumber daya tersebut

harus senantiasa menjaga kelestarian tetap terjaga dan produksi dapat

ditingkatkan.

Dari analisa pengembangan usaha perikanan yang pernah dilakukan maka

yang menjadi issue positip adalah perlunya upaya untuk mengoftimalkan

sarana penangkapan yang ada dan memadukannya dengan usaha

pengembangan industri perikanan di kawasan. Industri ikan yang perlu

dikembangkan adalah yang mampu mengolah potensi perikanan di wilayah

pesisir timur pulau Kalimantan, mulai dari Balikpapan-Samarinda-Bontang-

Tanjung Selor - Tarakan-Nunukan dan Sebatik dan memasarkannya ke

manca negara. Perlu adanya upaya menjadikan wilayah ini sebagai

kawasan Ekonomi khusus atau kawasan berikat nasional.

Itu artinya perlu bantuan pembangunan sarana dan prasarana yang

mampu merangsang pihak swasta, baik dari segi perizinan, dukungan

perbankan dan bantuan dalam pembangunan Cool Storage-dermaga-

dermaga Ikan- Sarana Kapal dan sarana penangkap ikan dan pusat-pusat

industri perikanan itu sendiri.

Pengembangan Usaha Tanaman Pangan

Luas wilayah P. Sebatik 29.907 hektar, dari jumlah tersebut lebih dari 75%

merupakan lahan kering dalam bentuk areal tanaman perkebunan dan

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 14

hutan belukar. Luas areal perkebunan di Pulau Sebatik saat ini mencapai

9.397,5 hektar yang telah ditanami kakao, kelapa, kopi dan lada (disbun

Kabupaten Nunukan 2003) dan kini tengah berkembang kelapa sawit.

Tanaman kakao merupakan tanaman dominan perkebunan rakyat di pulau

Sebatik yang mencapai luas 8.216 hektar dan ditanam secara

monokultural, serta telah didayagunkan secara insentif dan tumpang sari.

Keterbatasan usaha modal , harga pupuk dan obat-obatan yang realtif

mahal telah membuat para petani makin jeli, disamping tentu saja ada

juga yang terpengaruh dan menyebabkan petani kurang bergairah. Tapi

garis besarnya usaha tani, bisa berkembang sesuai dengan dinamikanya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa program produktivitas kakao di puklau

Sebatik sebesar 1.203,33 kg/ha/th yang lebih tinggi dinandingkan dengan

produkuktivitas nasional yang mencapai 0,7 tom/ha.

Rata-rata usaha lahan perkebunan kakao di pulau sebatik lebih dari satu

hektar dan merupakan mata pencarian utama, disamping itu juga usaha

tani lainnya seperti kelapa, kopi, padi sawah dan kelapa sawit. Petani yg

mengusahakan lahan pertanian umumnya tidak berpropesi sebagai nelayan

dan sebaliknya. Komoditas kakao yang dihasilkan petani secara umum

dijual kepara pedangan pengumpul di pulau sebatik dengan harga yang

cukup baik. Pendapatan usaha tani kakao perhektar dapat memberikan

penghidupan yang memadai. Areal tanaman kopi di pulau Sebatik memang

masih terbatas baru ada sekitar 227 hektar dengan rata-rata produksivitas

ditingkat petanai sekitar 8,5kw/ha/tahun, lebih tinggi dibandingkan

produktivitas nasional yg mencapai 4,4 kw/ha. Seperti halnya kakao, kopi

ditanam secara monokultural meski ada juga yang tumpang sari.

Komoditas lainnya dipulau sebatik adalah tanaman pangan khususnya padi

dengan luas lahan sekitar 1.543 hektar dengan tingkat produktivitas

mencapai 2,85 ton GKP/ha/ musim dan alokasi pupuk sekitar 233,3 kg/ha/

musim. Padi sawah dapat ditanam 2 kali setahun dengan pengairan yg

bersumber dari air hujan dan mata air yg disalurkan lewat irigasi sederhana

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 15

yakni melalui selokan-selokan kecil. Namum usaha ini masih dilakukan oleh

sebagian kecil penduduk.

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa petani dapat memperoleh

hasil 5.700 kg/ha/tahun. Berdasarkan data dari dinas pertanian dan dinas

perkebunan Kabupaten Nunukan, potensi areal usaha tani kakao mencapai

8.216 ha, areal kopi 207 ha dan areal usaha tani padi 1.543. Sementara itu

luas oftimal usaha tani kakao dan padi dapat ditingkatkan berturut-turut

menjadi 10.335 ha dan 1.895 hektar. Sedangkan untuk areal usaha tani

kopi tidak direkomendasikan untuk ditambah maupun dikurangi.

Potensi lahan kering di pulau Sebatik cukup luas, sehingga

pengembangan usaha tani kakao dan kelapa sawit perlu ditingkatkan

sebagai salah satu komoditas unggulanderah di samping usaha perikanan

tangkap. Potensi lahan kering di pulau Sebatik yg dapat dimanfaatkan

untuk tanaman perkebunan mencapai 15.000 hektar dan untuk tanaman

pangan termasuk padi mencapai 7.500 hektar.

Pola perdagangan hasil tani di Sebatik adalah dengan cara menjualnya

kepada pedagang pengumpul, atau sebaliknya dengan pembayaran secara

tunai. Kemudian para pedagang pengumpul ini menjualnya ke pedagang

di Tawao-Malaysia (perdagangan lintas batas). Dengan demikian harga

berbagai produk pertanian tersebut sangat terpengaruh oleh fluktuasi

harga di Tawao bahkan skala internasional karena para pedagang di tawao

memiliki jaringan luas keberbagai Negara dan tentu saja dengan margin

keuntungan yang lebih besar ada pada pengusaha di Tawao.

Saat ini pilihan lain tidak ada, karena hanya Tawao lah yang bisa membeli

harga dengan lebih baik; kalau membawanya ke pusat-pusat perdagangan

di sebelah Indonesia jelas kerugiannya akan lebih besar lagi. Kecuali

Pemda Provinsi Kaltim mampu membangun pusat bisnis perikanan, dan

pertanian di pesisir timur wilayahnya di sepanjang pantai timur mulai dari

Balikpapan-Bontang-Tarakan-Nunukan-Sebatik. Sukur kalau mereka bisa

mengembangkannya ke wilayah Filipina – Brunai dan Malaysia.

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 16

Pengembangan Ke Depan

Kegiatan usaha jasa di P.Sebatik telah berkembang cukup pesat bahkan

mampu untuk menjadi pendorong sektor usaha lainnya seperti jasa

angkutan (darat dan laut) dan usaha perdagangan antar pulau dan lintas

batas. Meski semua itu justeru dimotori oleh masyarakatnya sendiri.

Angkutan darat merupakan angkutan yg menghubungkan pusat

Kecamatan Sebatik dengan desa-desa sekitarnya hingga mencapai desa

Bambangan (penyeberangan laut ke Nunukan). Tarif angkutan di Pulau

Sebatik cukup mahal, karena sarana transportasinya bukan angkutan

khusus seperti angkutan kota, tetapi dengan jenis kendaraan yg cukup

bagus seperti mobil Kijang dan panther. Jumlah pengusaha angkutan darat

memcapai 60 orang dengan rata-rata armada 2 kendaraan. BBM

merupakan persoalan mendasar, sebab pasokan yang ada tidak

mencukupi, karena itu harganya cukup mahal.

Usaha angkutan lainnya adalah angkutan laut berupa kapal kayu untuk

mengangkut barang-barang belanjaan dari luar ke Pulau Sebatik atau

sebaliknya. Jumlah jasa angkutan laut sekitar 10 orang dengan rata-rata

armada satu kapal perorang. Namum jumlah omset tersebut cenderung

menurun karena hampir setiap pengusaha yang bergerak dibidang

perdagangan memiliki kapal sendiri. Disamping itu terdapat juga jasa

angkutan speed boat kecil yg biasa bolak-balik dengan cepat untuk

mengantar barang dagangan.

Kegiatan perdagangan di Pulau Sebatik telah berkembang cukup pesat

bahkan orientasi beberapa usaha perdagangan telah mengarah pada

perdagangan antar pulau dan lintas batas sebagai akibat pesatnya

perkembangan jasa angkutan laut. Usaha perdagangan yang ada di Pulau

Sebatik mencakup perdagangan hasil pertanian (kakao dan Kopi), hasil

perikanan, kebutuhan pokok sehari-hari (beras, gula, minyak goring,

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 17

minyak tanah dsb). Kegiatan perdagangan hasil perikanan di P.Sebatik

cukup berkembang dengan pedagang pengumpul ikan sejumlah 60 orang

yang mampu menampung ikan dari nelayan. Ikan yg dibeli pedagang

sekitar 70% dijual(ekspor) ke Tawao dan hanya 30% dipasarkan di P.

Sebatik atau dibawa ke kabupaten Nunukan. Terdapat perbedaan harga

jual yang cukup signifikan untuk ikan dan udang di Tawao menyebabkan

penjualan keluar relatif lebih tinggi. Pemasaran hasil perikanan ke Tawao

cukup sederhana karena ikan apapun pasti diterima. Dalam satu tahun,

pedagang pengumpul rata-rata dapat menjual 24,5 ton ikan dengan nilai

Rp. 452,324 juta.

Usaha dagang pengumpul lainnya adalah perdagangan hasil pertanian baik

kopi maupun kakao. Pedagang pengumpul kakao di pulau Sebatik

jumlahnya sekitar empat orang yang mampu menampung sekitar 200

ton/tahun dengan pemasaran 100% ke Tawao karena tersedia industri

pengolahan kakao. Usaha dagang lainnya adalah perdagangan sandang

dan kebutuhan pokok (beras, minyak goring, gula, terigu, mei, pakaian

dsb) jumlah usaha yang bergerak dibidang ini sebanyak enam orang

dengan rata-rata omzet pertahun diatas satu milyar rupiah. Perdagangan

ini disamping utnuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pulau Sebatik, juga

kabupaten Berau, Bulungan, pulau Kayangan dan tawao.

Usaha dagang kelontong merupakan usaha dagang barang-barang

kebutuhan rumah tangga misalnya perkakas rumah tangga, barang-barang

non komsumsi (Kasur, perabot rumah tangga dsb). Jumlah pedagang ini di

pulau Sebatik mencapai 10 orang dengan rata-rata mencapai Rp. 89

juta/tahun. Berdasarkan hasil tersebut maka jumlah unit usaha dagang

sandang dan kebutuhan pokok serta kelontong yang tidak perlu ada

penambahan. Jumlah unit pedagang pengumpul hasil pertanian kakao

jumlahnya masih dapat ditingkatkan lagi menjadi 11 unit pedagang

pengumpul. Pengumpul ikan dapat diatingkatkan dari 60 pengumpul

menjadi 74 pedagang pengumpul.

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 18

Sebatik sebagai Kota Perbatasan

Menjadikan wilayah perbatasan sebagai beranda depan Negara, berarti

melakukan pembangunan wilayah dengan cara-cara yang benar, dilakukan

berdasarkan pada suatu hasil riset yang dilakukan dengan baik oleh suatu

badan riset yang berkualitas. Karena itu di masa yang akan datang Badan

nasional Pengelola Perbatasan memerlukan partner berupa pusat riset

yang tepat, pusat riset yang memahami tidak saja permasalahan

pembangunan di wilayah perbatasan tetapi sekaligus yang bisa melihatnya

dari sisi pertahanan.

Fakta memperlihatkan bahwa saatnya, Indonesia mempersiapkan segala

sesuatunya terkait pembangunan wilayah perbatasan dengan cara-cara

yang benar dan berdasar pada hasil riset kajian unggulan oleh Universitas

atau badan yang mempunyai kompetensi pada bidangnya. Dari sisi lain

wilayah perbatasan itu sendiri membutuhkan model/ ikon tentang

pembangunan wilayah atau pembangunan kota perbatasan yang bisa

dijadikan acuan bagi pengembangan kota-kota lainnya. Dalam konstek

seperti ini, maka tidaklah berlebihan bila untuk pengembangan pulau

Sebatik ke depan dapat di jedikan sebagai ikon pembangunan Kota di

perbatasan.

Di lihat dari Visi Indonesia 2025 dan Konektivitas Asean 2015 maka sedang

di gagas adanya kooridor pengembangan potensi wilayah di Kalimantan

Timur, khususnya di pesisir timur pulau Kalimantan yang menghubungkan

Balikpapan-Tarakan-Nunukan-Sebatik dan Tawao (Malaysia), maka sudah

pada tempatnya menjadikan pulau Sebatik sebagai Kota perbatasan dan

menempatkannya sebagai kota dagang, yang mampu memberikan nilai

tambah bagi kepentingan perdagangan di wilayah perbatasan. Sebatik

yang ada saat ini masih sangat tergantung pada berbagai sarana dan

prasarana dagang yang di berikan oleh Tawao ( Malaysia). Tanpa Tawao

praktis kegiatan produksi dan semua usaha ( tani koko, sawit dan

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 19

sembako) tidak akan jalan. Artinya semua bisnis yang ada di pulau Sebatik

di kendalikan oleh Tawao.

Untuk mengurangi ketergantungan dan memberikan daya tawar yang lebih

baik bagi para pengusaha Sebatik, maka ada beberapa hal yang perlu

dipikirkan oleh Pemda beserta pengusaha lokal, yakni adanya

pembangunan berbagai fasilitas yang bisa memberi nilai tambah bagi

produk yang ada di pulau Sebatik yang meliputi pusat bisnis, pusat

pengelolaan produk perikanan, produk pertanian dll.

Jadi Pemda perlu bekerja sama dengan para pengusaha lokal dan juga

dengan Kota Tawao untuk sama-sama pengembangan pusat –pusat bisnis

yang cocok untuk dikembangkan di Sebatik. Karena itu adanya sarana

penunjang seperti dermaga dan pelabuhan yang bagus, pusat cool storage,

pabrik pengalengan ikan; kakao; kelapa sawit dll. Adalah suatu kebutuhan

yang riel. Sekarang ini nelayan harus menjual hasil tangkapannya ke

pengusaha Tawao meski nilainya “rendah”. Dengan adanya cool storage,

pengusaha Sebatik bisa melakukan nego yang lebih “fair” demi

mendapatkan harga yang lebih pantas. Demikian juga dengan Sawit;

Sebatik saat ini membutuhkan Fabrik pengolahan sawit, sebab dalam

setahunnya sudah mampu menghasilan 600 ton.

Hal yang sama untuk petani Coklat, sebatik juga merupakan penghasil

coklat yang cukup besar dengan kualitas yang sangat baik. Adanya pusat

pengolahan coklat, akan memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi

Sebatik. Demikian pula dalam pengembangan Pariwisata, dari sisi

keindahan alam, pulau Sebatik mempunyai pantai yang sangat indah dan

bisa dikembangkan untuk “resort” dan rekreasi keluarga; untuk itu

pemerintah perlu memperkuat jaringan transportasi yang ada, khususnya

sarana Dermaga, ditambah pintu PPLB ( Pos Pemeriksaan Lintas Batas)

yang mempunyai kewenangan keimigrasian. Bila hal itu bisa diwujudkan,

maka dipercaya di masa depan Kota Sebatik akan jadi Ikon Kota

perbatasan yang bisa jadi contoh bagi pengembangan wilayah perbatasan

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 20

di masa yang akan datang. Tetapi semua itu Perlu terlebih dahulu

dilakukan lewat Kajian dan Riset oleh institusi Riset yang mempunyai

kompetentsi di bidangnya.

Ide CDBR ke depan;

Dari pengalaman melakukan Riset di pulau Sebatik. Maka kami melihat

perlunya Pusat Riset Kajian Perbatasan unhan ini dikembangkan menjadi

Pusat Riset Unggulan yang Konsern Dalam Pengembangan Potensi Wilayah

Perbatasan. Pusat Riset ini diharapan tidak saja mempunyai data potensi

wilayah perbatasan, tetapi sekaligus menjadi partner Pemda

kabupaten/Kota wilayah perbatasan dalam mengkaji pengembangan

wilayahnnya. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan mengetahui secara persis

apa dan bagaimana potensi suatu wilayah perbatasan yang data dan

idenya dikumpulkan dari BNPP pusat dan daerah; yang bersma-sama dikaji

dan dikoordinasikan dengan Bapenas,dan Bappeda.

Dengan Kajian dan Riset seperti itu Pusat Riset ini dapat

mengkomunikasikannya dengan para pebisnis lokal, nasional maupun

internasional yang dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan Kadin

(Pusat dan Daerah). Dengan demikian Pusat Riset Unhan ini diharapkan

jadi Pusat unggulan Kajian dalam menghasilkan konsep-konsep

pengembangan wilayah perbatasan tetapi sekaligus juga mampu

menjualnya kepada para pebisnis terkait di bidangnya, baik di tingkat lokal,

nasional maupun Internasional dan tentu saja tetap berada pada sisi

keunggulannya, yakni pemahamannya yang baik terkait pertahanan

nasional.

Pulau Sebatik, Solusi Pengembangan Wilayah Perbatasan

www.wilayahperbatasan.com 21

Saat pulang dari pulau Sebatik