Bahan Ajar Gizi
-
Upload
yulis-hati -
Category
Documents
-
view
216 -
download
12
Transcript of Bahan Ajar Gizi
Pertemuan I
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami dan dapat menjelaskan konsep dasar ilmu gizi
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan materi awal pada
pelajaran ilmu gizi
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami dasar-dasar ilmu gizi
2. PENYAJIAN
1. Beberapa Pengertian
a. Ilmu gizi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa
arab ghidza, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan
makanan dan di sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.
b. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses proses kehidupan.
c. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan kedalam tubuh.
d. Pangan adalah istilah umum untuk suatu bahan yang dapat dijadikan makanan.
e. Bahan makanan adalah makanan dalam bentuk mentah. Dalam bahasa Inggris
hanya digunakan satu kata untuk menyatakan makanan, pangan, dan bahan
makanam yaitu food.
f. Status gizi adalah keadan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan
lebih.
2. Sejarah Perkembangan Gizi
Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatife baru. Pengnakuan pertama ilmu gizi
sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926, ketika Mary
Swartz Rose dikukuhkan sebagai Profesor Ilmu Gizi pertama di Universitas
Columbia, New York, Amerika Serikat. Namun, perhatian yang mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan makanan sesungguhnya sesungguhnya sudah terjadi sejak
lama.
Makanan di zaman purba dan zaman Yunani
Sejak zaman purba manusia telah menyadari pentingnya makanan untuk
kelangsunganan hidup. Manusi kemudian mempunyai ide-ide yang masih kabur
tentang makanan, yang berwujud tabu, kekuatan magis dan nilai-nilai
penyembuhan. Pada tahun 400 SM, Hipokrates, Bapak Ilmu kedokteran
mengibaratkan makanan sebagai panas yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena
itu mereka membutuhkan banyak makan. Ia juga mengatakan bahwa orang gemuk
kecenderungan umurnyan lebih pendek daripada orang kurus. Baru pada abad ke-
16 konsep-konsep ilmu faal dibicarakan.
3. Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
a. Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen
Salah satu fungsi hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesusi
kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa akan disimpan dalam hati dalam bentuk
glikogen. Bila persediaan glikosa dalam darah menurun, hati akan mengubah
sebagian glukogen glukosa dan mengeluarkannya kedalam aliran darah.
b. Penggunaan glukosa dalam darah
Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi bagian-
bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasikan energy, karbon dioksida
dan air. Bagian-bagian ini dapat pula disusun kembali menjadi lemak.
c. Perubahan glukosa menjadi lemak
Kelebihan karbohidrat dalamtubuh diubah menjadi lemak. Perunahan itu
terjadi dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa kedalam sel-sel lemak yang
dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas.
d. Glukosa darah
Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh hendaknya dapat mempertahankan
konsentrasi darah gula dalam batas-batas tertentu, yaitu 70-120 mg/100 ml
dalam keadaan puasa.
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby
collage Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA
Pertemuan II
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami manfaat zat-zat gizi bagi wanita sepanjang daur kehidupan
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan kelanjutan dari
materi yang sebelumnya
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami manfaat zat-zat gizi bagi wanita sepanjang daur kehidupan
2. PENYAJIAN
1. Karbohidrat bagi kehidupan
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organic yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan dari sudut
kimia dan fungsinya. Kadar karbohidrat di dalam makanan tidak di tentukan secara
langsung. Disini karbohidrat mencakup yang dapat dicerna dan tidak dapat dicerna.
a. Fungsi karbohidrat dalam tubuh : merupakan salah satu sumber utama energy.
Dari tiga sumber utama energy yaitu karbohidtat, lemak dan protein. Karbohidrat
juga merupakan bagian dari struktur sel. Simpanan oenergi dalam otot dan hati
terdapat seabgai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah
dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak energy. Cadangan karbohidrat ini
tidak begitu besara, sehingga cepat menjadi susut.
b. Fungsi karbohidrat dalam hidangan : yaitu memudahkan pemberian bentuk
kepada makanan, misaknya dalam bentuk kue. Dalam preoses fermentasi,
karbohidrat penting sekali dan mempunyai sifat-sifat khusus untuk mendapatkan
hasil oleh yang disukai oleh konsumen. Jika dipanaskan dalam suhu tinggi,
karbohidrat menjadi caramel yang mempunyai aroma khusus. Mono dan
disakarida berfungsi sebagai pemanis didalam makanan. Rasa manis merupakan
kualitas kecakapan yang disukai oleh manusia sejak lahir.
2. Lemak dan efeknya bagi kehidupan
Lemak adalah sekelompok ikatan oraganik yang terdiri dari unsure-unsur carbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu seperti pelroleum benzene, ether. Lemek yang mempunyau titik lebur
tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah
bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan
yang pada suhu kamar disebut minyak
3. Protein dan efeknya bagi kehidupan
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya
dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan zat gizi
protein. Sumber protein terdapat dari hewani yang terdapat dalam daging dan alat-alat
dalam seperti hati, pancreas, ginjal, paru-paru, jantung dan jerohan. Susu dan telur
termasuk juga sumber protein hewani berkualitas tinggi. Fungsi protein dalam tubuh
berhubungan dengan hidup sel. Dapat dikatakan setiap gerak hidup sel selalu
bersangkutan dengan fungsi protein.
4. Vitamin dan efeknya bagi kehiduidupan
Fungsi vitamin secara umum berhubunganerat dengan fungsi enzim, terutama vitamin
–vitamin kelompok B. enzim merupakan katalisator organic yang menjalankan dan
mengatur reaksi-reaksi biokimiawi didalam tubuh. Peranan dari hamper seluruh
kelompok vitamin B telah diketahui fungsinya di dalam ko-enzim. Tidak demikian
halnya dengan vitamin-vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut lemak yaitu : (1)
vitamin A. Fungsinya untuk proses melihat, metabolism umum dan proses reproduksi.
(2) vitamin D. Fungsinya untuk proses pro hormone, yaitu untuk mendapakan
aktivitasnya sebagai hormone harus mengalami 2 kali hydroksilasi. (3) vitamin E.
fungsi vitamin E dikelompokkan sesuai dengan sifatnya yang penting yaitu
berhubungan dengan sifatnya sebagai anti oksidan alamiah dan berhubungan dengan
meabolisme selenium.
5. Mineral dan efeknya bagi kehidupan
Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri dari mineral, yang dalam analisis bahan makanan
tertinggal sebagai kadar abu yaitu sisa yng tertinggal bila suatu sampel makanan
dibakar sempuna didalam suatu tungku. Kadar abu ini menunjukkan banyaknya
mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat meguap.berdasarkan kuantumnya
mineral dibagi menjadi 2 yaitu: (1) makro elemen : berfungsi sebagai bagian zat yang
aktif dalam metabolism atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan
yang berfungsi didalam cairan tubuh. (2) mikro elemen : berfungsi berhubungan
dengan enzim, bahkan jodium merupakan bagian dari struktur hormone.
6. Keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh
Caira tubuh berkaitan erat dengan mineral yang terlarut didalamnya. Semua proses
kehidupan berlangsung didalam cairan tubuh yang mengandung mineral. Tubuh dapat
bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa tanpa air.
Air atau cairran tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan
orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak. Cairan tubuh merupakan
semua media reaksi kimia dalam sel. Tiap sel mengandung cairan didalam sel yang
komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada didalam cairan yang cocok
pula. Fungsi air dibagi dalam proses vital tubuh yaitu : pelarut dan alat angkut,
katalisator, pelumas, fasilitas pertumbuhan, pengatur suhu, peredam benturan.
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage
Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA
Pertemuan III
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami dan dapat menjelaskan konsep gizi seimbang dan gizi seimbang bagi
wanita hamil
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi
sebelumnya
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami dan dapat menjelaskan konsep gizi seimbang dan gizi seimbang
bagi wanita hamil
2. PENYAJIAN
1. Pedoman menu gizi seimbang
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dan dalam
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
memelihara dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan. Susunan hidangan yang disajikan diatas meja suatu keluarga
dipengaruhi oleh banyak factor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih
ditentukan oleh kebiasaan turun menurun kebutuhan kepuasan psikis. Untuk
masyarakan yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi, kebutuhan
pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan tdengan kebutukan psikologis.
Tetapi pada umunya akan terjadi kompromi antara kebutuhan psikis dan kebutuhan
fisiologi tubuh. Di Indinesi susunan yang demikian disebut susunan yang seimbang
atau susunan hidangan adekuat, dan dinyatakan dengan selogan empat sehat lima
sempurna. Hidangan yang terdiri dari makana pokok, lauk pauk, sayur dan buah-
buahan. Hidangan yang memperlihatan adanya keempat komponen ini dalam
kuantum yang mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang
Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) susunan makanan yang dianjurkan
adalah yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan
mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling
melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan
disederhanakan yaitu : didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi yaitu sebagai :
1) Sumber energy, 2) Sumber Zat pembangun, 3) Sumber Zat pengatur. Untuk
mencapai gizi seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri dari campuran
ketiga kelompok bahan makanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih satu atau lebih
jenis bahan makanan sesuai dengan ketersediaan bahan makanan tersebut di pasar,
keadaan social ekonomi, nilai gizi dan kebiasaan makanan.
Ketiga golongan bahan makanan tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan
urutan menurut banyaknya digunakan dalam hidangan sehari-hari. Dasar kerucut
menggambarkan sumber energy yaitu golongan bahan makanan yang paling banyak
dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pengatur, sedangkan bagian
atasmenggambarkan sumber zat pembangun yang secara relative paling sedikit
dimakan tiap hari.
3. Prinsip gizi bagi wanita hamil
Perencanaan gizi untuk ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA. Dibandingkan ibu
yang tidak hamil, kebutuhan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%,
kalsium 50%, dan zat besi 200-300%.
Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam kelompok, yaitu : 1) Makanan
yang mengandung protein (nabati/hewani), 2) Susu dan olahannya, 3) Roti dan bijjan,
4) Buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, 5) Sayuran berwarna hijau tua, 6) Buah
dan sayur lain. Jika keenam bahan makanan ini digunakan, seluruh zat gizi yang
dibutuhkan oleh ibu akan terpenuhbi kecuali zat besi dan asam folat. Itulah sebabnya
mengapa suplementasi kedua zat ini tetap diperlukan meskipun status gizi ibu hamil
itu terposisi pada “jalur hijau” pada KMS ibu hamil.
4. Factor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh (1) keadan social ekonomi ibu
sebelum hamil, (2) keadaan kesehatan dan gizi ibu, (3) jarak kelahiran jika yang
dikandung bukan anak pertama, (4) paritas, (5) usia kehamilan pertama. Riwayat
kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam menyiapkan gizi khusus.
5. Pengaruh status gizi pada kehamilan
Adapun penagaruhnya yaitu :1) Cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
ibu, janin, serta plasenta, 2) Makanan padat kaloridapat membentuk lebih banyak
jaringan tubuh bukan lemak, 3() Untuk memenuhi pertambahan berat baku selama
hamil, 4) Mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan
dengan aman dan berhasil, 5) mengurangi reaksi yang tidak diinginkan seperti : mual
dan muntah, 6) Dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan
(diabetes kehamilan), 7) mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk
mengembangkan kebiasaan makan yang baik dapat diajarkan kepada anaknya selama
hidup.
6. Menu seimbang untuk wanita hamil
Bahan pangan yang digunakan harus meliputi enam kelompok
1. Makanan yang mengandung protein (hewan atau nabati)
2. Susu dan olahannya
3. Roti dan biji-bijian
4. Buah dan sayur yang kaya vitamin C
5. Sayuran berwarna hijau tua
6. Buah dan sayur lain
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby
collage Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA
Pertemuan IV
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami dan dapat menjelaskan gizi ibu menyusui dan bayi
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari
materi sebelumnya
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami gizi ibu menyusui dan bayi
2. PENYAJIAN
1. Prinsip gizi untuk ibu menyusui
Ibu menyusui sesungguhnya tidak perlu diet yang sangat sempurna. Ada beberapa zat
gizi yang harus banyak dimakan selama menyusui. Ibu menyusui juga dianjurkan
untuk memperbanyak minum serta cukup istirahat. Penambahan kalori sepanjang 3
bulan pertama pascapartum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada
asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Selama
menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di atas kebutuhan normal sebesar 20
gr/hari. Dasar ketentuan ini adalah bahwa setiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr
protein. Dengan demikian , 850 cc ASI mengandung 10 gr protein.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui
Gangguan proses pemberian ASI pada prinsipnya berakar pada kurangnya
pengetahuan, rasa percaya diri serta kurangnya dukungan dari keluarga dan
lingkungan. Selain itu juga dipengaruhi oleh persiapan peng-ASIan, ketercanduan
pada rokok dan alcohol akan mempengaruhi ASI ibu menyusui.
3. Pengaruh status gizi pada ibu menyusui
Jika status gizi seorang ibu menyusui baik maka ASI yang akan dihasilkan akan
cukup sehingga seorang ibu menyusui tidak perlu memberikan susu botol lagi kepada
anaknya.
4. Prinsip gizi bagi bayi
Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi bila dinyatakan dalam
satuan berat badan, karena bayi sedang ada dalam periode pertumbuhan yang sangat
pesat. Bayi sehat yang dilahirkan dengan berat badan cukup sekitar 2,5-3,5 kg akan
mencapai kelipatan berat badannya dalam waktu enam bulan.
Taksiran kebutuhan energy selama 2 bulan pertama yaitu pada masa pertumbuhan
cepat adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum, selama 6 bulan pertama kehidupan
bayi memerlukan energy sebesar kira-kira 115-120 kkal/kg/hari yang kemudian
berkurang menjadi sekitar 105-110 kkal/kg/hari pada 6 bulan sesudahnya. Jumlah air
yang dibutuhkan bayi lebih besar adalah 50% kebutuhan orang dewasa. Air susu ibu
memasok sekitar 40-50% energy sebagai lemak (3-4 gr/100cc). Dari air susu ibu bayi
menyerap sekitar 85-90% lemak.
5. Macam-macam makanan bagi bayi
Makanan bayi yang utama adalah ASI (Air Susu Ibu). ASI cocok sekali untuk
memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal : karbohidrat dalam ASI berupa laktosa,
lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh
ganda), protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan
mineralnya banyak, rasio kalsium-fosfat sebesar 2:1 yang merupakan kondisi yang
ideal bagi penyerapan penyerapan kalsium. Selain itu, ASI juga mengandung zat anti-
infeksi.
Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali, berwarna jernih kekuningan
dan kaya akan zat antibody seperti :
Faktor bifidus
SIgA, IgM, IgA
Faktor antistafilokokus
Laktoferin
Laktoperoksidase
Komplemen : C3, C4
Interferon
Lisozim
Protein pengikat B12
Limfosit
makrofag
factor lipid,asam lemak,dan monogliserida.
Jumlah kolostrum yang tersekresi bervariasi antara 10-100 cc (rata-rata 30 cc)
sehari. Sekresi ASI meningkat secara bertahap dan mencapai komposisi matang pada
30-40 jam seusai melahirkan.
Setelah memasuki usia 4-6 bulan, bayi telah siap menerima makanan bukan
cair karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat.
Di samping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia 9
bulan, bayi telah pandai menggunakan tangan untuk memasukkan benda kedalam
mulut.
Makanan sapihan yang ideal harus mengandung :
Makanan pokok (pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh
keluarga, biasanya makanan yang mengandung tepung, seperti : beras, gandum,
kentang, tepung maizena), ditambah dengan bahan lain.
Kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning
Buah
Daging hewan
Minyak atau lemak
6. Cara pengelolaan makanan bayi
Kemudian bahan-bahan tadi dibuat menjadi bubur untuk kemudian sebagai
peneman ASI, disuapkan pada bayi. Makanan pokok direbus dalam air, atau susu,
sampai menjadi bubur yang kental dan tidak terlalu cair. Bubur tersebut kemudian
diperkaya dengan sedikit minyak atau lemak. Bayi sebaiknya disuapi dengan cangkir
atau sendok. Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk menyukai (lalu menggemari) cita
rasa makanan baru tersebut. Pada perkenalan pertama jika bayi mau memakan
makanan “asing” sesendok atau dua sendok saja, itu sudah cukup. Kira-kira dua
minggu kemudian, bayi akan terbiasa dengan makanan baru itu. Begitu bayi telah
terbiasa, jumlah suapan ditambah sedikit demi sedikit. Di samping itu, diperkenalkan
pula makanan jenis lain. Yang terakhir ini harus dicincang halus, lalu dicampur
dengan makanan pokok, atau diberikan secara terpisah.
Pola Campur makanan Sapihan
1. Campuran Sederhana
- Makanan pokok + Kacang-kacangan, atau
- Makanan pokok + hewan, atau
- Makanan pokok + Sayuran
2. Campuran Majemuk
a. Menggunakan 3 bahan :
- Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan, atau
- Makanan pokok + kacang-kacangan + sayuran, atau
- Makanan pokok + hewan + sayuran
b. Menggunakan 4 bahan :
- Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan + sayuran.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan
Jumlah kalori dan ASI yang diberikan kepada bayi dimana ASI berangsur-
angsur dikurangi sedangkan makanan tambahan secara bertingkat ditambah, sehingga
akhirnya ASI dihentikan dan bayi mendapat makanna dewasa pada umur dua tahun.
8. Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Jika dihitung dari saat kelahiran, berat bayi akan bertambah dua kali lipat pada
bulan IV, dari 3,2 kg menjadi 6,4 kg. Setelah itu, pertumbuhan akan sedikit melambat.
Berat badan bayi hanya akan bertambah sebanyak 2,3 kg setahun. Kelambatan ini
berlangsung sampai usia remaja. Setelah itu, BB akan bertambah secara
mencengangkan. Meskipun tidak sedramatis berat, tinggi badan juga bertambah dari
hanya 50 cm ketika lahir menjadi 75 cm setelah berusia 1 tahun. Di tahun Ke II
kehidupan, tinggi hanya bertambah 12-13 cm, untuk seterusnya semakin lambat
hingga mencapai usia remaja. Pada saat itu, tinggi akan bertambah sebanyak 16-20 cm
selama 2-2½ tahun. Oleh karena itu, jelaslah bahwa gizi yang baik akan membuat
pertumbuhan dan perkembangan tubuh bayi akan semakin baik.
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage
Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA
Pertemuan V
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami dan gizi seimbang bagi balita dan remaja
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan materi lanjutan dari
materi sebelumnya.
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami gizi seimbang bagi balita dan remaja
2. PENYAJIAN
1. Prinsip gzi bagi balita dan anak remaja
Pada prinsipnya kelompok ini pola makannnya harus sesuai dengan pola
empat sehat lima sempurna. Namun, khusus pada nalita perlu diperhatikan pada
kecukupan vitamin A dan Zat besinya. Karena di Indonesia anak kelompok BALITA
menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit KKP dan defisiensi Fe.
Sedangkan pada kelompok remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang cepat
memerlukan zat-zat gizi yang relative besar jumlahnya. Khusus bagi remaja laki-laki
kegiatan jasmaniah sangat meningkat maka diperlukan vitamin-vitamin, sedangkan
pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan mensis disertai pembuangan
sejumlah Fe oleh karena itu sangat dibutuhkan zat besi (Fe).
2. Cara mengelola makanan balita
Zat gizi yang esensial bagi perkembangan dan pemeliharaan gigi meliputi :
vitamin A, C, D dan mineral, kalsium, fosfor serta fluor. Adapun makanan
nonkariogenik yang berkemampuan protektif bagi enamel gigi adalah susu, kalsium,
fosfor, magnesium dan vitamin D yang terkandung di dalam susu yang mengkondisi
lingkungan protektif terhadap kemungkinan karies.
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan
Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya adalah :
- Masalah Gizi anak
- Berat badan berlebih
- Pica
- Berat badan kurang
- Alergi
4.Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Peningkatan kebutuhan akan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan
tambahan vitamin di atas kebutuhan semasa bayi dan anak. asupan thiamin, Riboflavin,
dan niacin harus harus ditambah sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin diketahui
berperan dalam proses pelepasan energy dan karbohidrat. Percepatan sintesis jaringan
mengisyaratkan pertambahan asupan vitamin B6, B12, dan asam folat. Ketiga jenis
vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan
jaringan baru tidak cepat rusak , asupan vitamin A, C, dan E juga perlu ditingkatkan
selain vitamin D karena perannya dalam proses pembentukan tulang. Kadar vitamin C
dalam serum remaja cukup rendah , terutama mereka yang memantangkan sayur dan
buah, serta perokok.
5.Kebutuhan gizi seimbang
Banyaknya yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada table RDA.secara
garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energi dibandingkan remaja
putrid.Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan
menurun menjadi 2.900 pada usia 16-19 tahun.Kebutuhan remaja putri memuncak pada
usia 12 tahun (2.550 kkal), untuk kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18
tahun.Perhitungan ini didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia
kronologis.
Wait dkk menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu
kebutuhan akan energi yang lebih baik.perkiraan energy untuk remaja putra berusia 11-
18 tahun, yaitu 13-23 kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia yang sama, yaitu
10-19 kkal/cm.Penghitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola
tumbuh,bukan usia kronologis.Untuk remaja putra, kisaran besarnya kebutuhan ini
ialah 0,29 – 0,32 gr/cm tinggi badan.Sementara remaja putri
hanya0,27–0,29gr/cm.Kebutuhan akan semua jenis mineral juga
meningkat.Peningkatan
kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena kedua mineral ini merupakan
komponen penting pembentuk tulang dan otot.Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar
800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg (remaja).
6.Pengaruh status gizi terhadap system reproduksi
Masalah kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini.
Gejala sisa infeksi dan malnutrisi ketika kanak-kanak misalnya akan menjadi beban
pada usia remaja. Mereka yang dapat selamat dari penyakit diare dan infeksi kronis
saluran nafas yang terkait dengan malnutrisi semasa bayi, tidak akan mungkin tumbuh
(termasuk perkembangan mental dan psikososial) sempurna menjadi remaja normal
yang akhirnya menjadi tenaga kerja yang kurang produktif. Penyakit lain, seperti
penyakit jantung, rematik, tuberculosis yang pernah diderita semasa anak-anak, sering
kambuh pada usia remaja.
Perempuan yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna beresiko melahirkan
bayi berberat badan rendah. Jika janin yang mereka kandung tumbuh normal, jalan lahir
kemudia menjadi masalah karena panggul mereka sempit yang selanjutnya
menyebabkan partus macet. Di tempat yang jauh dari fasilitas kesehatan atau keluarga
yang bersangkutan memang tidak mampu mengakses fasilitas itu, ketidakberhasilan
janin melewati lorong kelahiran secara alami tak jarang menyebabkan kematian.
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage
Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA
Pertemuan VI
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
1. Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami dan dapat menjelaskan gizi dan fertilisasi, hubungan status gizi
dengan menarche, menstruasi, usia menopause dan ibu hamil.
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi
sebelumnya.
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami dan dapat menjelaskan gizi dan fertilisasi, hubungan status gizi
dengan menarche, menstruasi, usia menopause dan ibu hamil.
2. PENYAJIAN
1. Zat gizi pendukung fertilitas
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya. Sedangkan infertilitas adalah kemampuan reproduksi terganggu, artinya meski bisa terjadi pembuahan, tetapi kehamilan terganggu dalam perjalanannya dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang mati.
Infertilitas tidak sama dengan kemandulan, kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi). Penyebab InfertilitasBerdasarkan catatat WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 40%. Ini artinya sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
Standard American Diet (SAD) mensinyalir penyebab naiknya angka infertilitas wanita sebanyak 30% dalam 50 tahun ini disebabkan pola makan tinggi lemak dan gula, namun rendah kandungan nutrisi lain serta diperburuk dengan bahan kimia tambahan pada makanan, serta gaya hidup rentan stres. Bila pasutri memang mendambakan kelahiran bayi, maka harus bisa menjalankan gaya hidup sehat, termasuk diet dan olahraga. Maka itu, ada baiknya Anda :1. Daging dan alternatifnya.Berbagai daging, unggas dan ikan, telur, kacang-kacangan (kacang polong atau kedelai), kacang tanah dan biji-bijian seperti biji bunga matahari atau labu.
2. Buah dan sayuran terutama yang mentah. Makanan segar lebih baik dari yang beku. Namun, makanan beku masih lebih baik dari makanan kalengan. Jus buah atau sayuran, buah kering, kismis, kurma atau buah ara.
3. Roti dan sereal.Pilihlah yang tidak diolah, seperti roti, bubur, makanan kering dari biji-bijian atau
gandum, spageti, dan beras merah.
4. Susu dan produk olahannya.Yogurt termasuk salah satu produk olahan susu. Pilihlah yang alami dan tanpa gula.
Keju juga termasuk salah satunya. Hindari keju olahan dan keju oles, karena telah bercampur dengan bahan lain.Pada dasarnya diet untuk menambah kesuburan sama dengan diet pada umumnya, rendah lemak, cukup protein, memperbanyak buah, sayur, dan padi. Selain menghindari kopi, alkohol, dan rokok, lakukan juga olahraga teratur, menghindari stress, dan memilih waktu untuk hamil yang tepat.
2. Hubungan status gizi dengan menstruasi
Sindrom Prahaid (PMS) ini mengganggu sekitar 30-40% perempuan usia
reproduksi. Gejala PMS meliputi pengurangan energy, mudah marah, nafsu makan
tinggi, banyak pertumbuhan jerawat serta perut kembung. Adapun dugaan etiologi
PMS adalah :
Kelebihan estrogen
Kekurangan progesterone
Alergi hormone endogen
Metab prostaglandin abnormal
Depresi terhadap siklus haid
Kekurangan serotonin
Kekurangan Vitamin/ mineral
Infeksi
Toksin endometrium
Hiperprolaktinemia
Retensi cairan
Hipoglikemia
Psikogenik
Untuk menangani PMS yaitu :
Tidak pernah melewatkan waktu makan. Agar kadar gula darah tidak mengalami
fluktuatif, akan lebih baik jika penderita PMS mengkonsumsi makanan bervolume
lebih kecil tetapi dengan frekuensi lebih sering.
Harus diperhatikan bahwa kebutuhan akan kalori bertambah sebesar 500 kkal ketika
orang telah berada fase prahaid
Makanlah 2 kali camilan per hari sebagai penambah 3 kali santap utama
Mengkonsumsi protein pada setiap makan malam dan santap malam
Pertahankan konsumsi susu dan hasil olahannya serendah mungkin
Mengurangi konsumsi lemak dan gula
Meminum 8 gelas air sehari
Memastikan anda mengkonsumsi paling sedikit 3 porsi buah dan sayuran, sebaiknya
yang berdaun hijau
Menjauhi penggunaan refined sugar dalam jumlah besar, misalnya permen, kue kering
dan biscuit
Minimalkan asupan garam
Memastikan kalau makanan anda cukup mengandung magnesium, besi, seng,
kromium, asam lemak esensial, dan vitamin B, C, serta E.
Menyantap ikan paling sedikit 2 kali seminggu
Menambah asupan karbohidrat kompleks
Menghindari kafein yang biasanya terkandung didalam kopi, teh, minuman kola dan
coklat.
3. Hubungan gizi dengan menarche
Pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan mensis disertai
pembuangan sejumlah Fe. Remaja puteri kelompok ini sering sangat sadar akan bentuk
badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak
yang berdiit tanpa nasihat atau pengawasan seorang ahli kesehatan dan gizi sehingga
pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi. Banyak pantang yang
ditentukan sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam
soal ilmu gizi dan kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan yang
sebenarnya merupakan gejala-gejala kelainan gizi.
4. Prinsip gizi pada usia menopause
Jenis Zat Gizi Besaran
Energi 1,4 – 1,8 kali BMR
Protein 0,9 – 1,1 g/kg BB/ hari
Lemak 30% - 35 %
Lemak jenuh ≤ 8%
Air 30 CC/ kg BB/ hari
Kalsium 800 – 1200 mg/ hari
Besi 10 mg/ hari
Tembaga 1,3 – 1,5 mg/ hari
Chromium 50 µg/ hari
Magnesium 225 – 180 mg/ hari
Selenium 50 – 70 µg/ hari
Asam folat 400 µg/ hari
Seng ♂..4,2 – 14,0 mg/ hari : ♀..3,0 – 9,8 mg/ hari
Vitamin A ♂..700 µg RE/ hari : ♀..600 µg RE/ hari
Riboflavin ♂..1,3 mg/ hari : ♀..1,1 mg/ hari
Vitamin B12 2,5 µg/ hari
Vitamin C 60 – 100 mg/hari
Vitamin D 10 - 20 µg/ hari
Vitamin E 100 – 400 IU/ hari
Vitamin K 60 – 90 mg/ hari
5. Kebutuhan gizi ibu hamil
Perencanaan gizi untuk ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA.
Dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein
meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200 – 300%.
bahan pangan yang digunakan harus meliputi 6 kelompok yaitu :
Makanan yang mengandung protein ( hewani dan nabati),
Susu dan olahannya
Roti dan bebijian
Buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C
Sayuran berwarna hijau tua
Buah dan sayur lain
Jika keenam bahan makanan ini digunakan, seluruh zat gizi yang dibuthkan
oleh ibu hamil akan terpenuhi, kecuali zat besi dan asam folat. Itulah sebabnya
mengapa suplementasi kedua zat ini tetap diperlukan meskipun status gizi ibu yang
hamil itu terposisi pada “jalur hijau” KMS ibu hamil.
6. Status gizi ibu hamil
Status gizi saat konsepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keadaan
sosial ibu dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan dan status gizi ibu, jarak
kelahiran dari anak sebelumnya, usia kehamilan pertama dan paritas.
7. Prinsip diet bagi ibu hamil dengan hypertensi, pre eklamsi dan eklamsi, konstipasi,
DM, anemia, dan obesitas
Gizi pada ibu hamil dengan Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon
insulin secara absolut atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan
jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan. Penyakit diabetes terdapat pada
sekitar 1% wanita usia reproduksi dan 1-2 % diantaranya akan menderita diabetes
gestasional.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit DM adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. Yang perlu
diperhatikan dalam pengaturan diet wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita
hamil tidak sama dengan wanita normal sekalipun wanita hamil tersebut menderita
kencing manis. Jumlah kalori untuk diet = berat badan ideal wanita hamil x (25-
30)kalori + ekstra 200 – 300 kalori dengan perincian minimal 200 gr hidrat arang dan
protein (1,5 – 2) gr/kg BB ideal.
Penatalaksanaan
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium.
Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi kalsium
dan vitamin D secara adekuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diet diabetes mellitus
a. Diit DM harus mengarahkan BB ke berat normal
b. Diit diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan
antara (snack) dengan interval tiga jam.
c. Buah yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya,
pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
d. Pedoman 3J
e. Penentuan jumlah kalori
Contoh Menu Sehari
Diet DM 1900 kkal
Waktu
Bahan
makanan
Penukar Urt Menu
Pagi Nasi
Telur ayam
Tempe
Sayuran A
Minyak
1 ½ P
1 P
1 P
S
2 P
1 Gls
1 btr
1 ptg sdg
1 sdm
Nasi
Telur dadar
Oseng-oseng tempe
Sop oyong + tomat
Pukul
10.00
Buah 1 P 1 ptg sdg Pepaya
Siang Nasi
Ikan
Tempe
Sayuran B
Buah
Minyak
2 P
1 P
1 P
1 P
1 P
2 P
1 ½ gls
1 ptg sdg
2 ptg sdg
1 gls
¼ bh sdg
1 sdm
Nasi
Pepes ikan
Tempe goreng
Lalapan kacang panjang +
kol
Nenas
Pukul
16.00
Buah 1 P 1 bh Pisang
Malam Nasi
Ayam tanpa
kulit
Tahu
2 P
1 P
1 P
1 P
1½gls
1 ptg sdg
1 bh bs
1 gls
Nasi
Ayam bakar bumbu kecap
Tahu bacem
Setup buncis + wortel
Sayuran B
Buah
Minyak
1 P
2 P
1 ptg sdg
1 sdm
Pepaya
2. Gizi Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi
Kehamilan dengan hipertensi adalah keadaan hipertensi yang diimbas oleh
kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh ” The American College of Obstetrician and
Gynecologist” untuk mengganti istilah Pre-eklampsi dan Eklampsi. Sindrom ini terdiri
dari trias, yaitu : hipertensi, proteinuria, edema. Hipertensi jenis ini lazim menjangkiti
primigravida (kehamilan minggu XX) berusia antara 20-35 tahun yang berasal dari
lapisan sosial ekonomi tingkat bawah dan menderita malnutrisi.Untuk mencegah
timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih.
Penyebab yang pasti dari hipertensi jenis ini belum diketahui. Kekurangan
kalsium dan zat gizi lain, faktor predisposisi genetis dan immunologis diduga
melatarbelakangi keadaan ini. Peningkatan zat gizi apa yang menyebabkannnya belum
diketahui. Kepada pasien biasanya dianjurkan untuk menjalankan diet seimbang dengan
makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) sebesar 75-80 gr protein sehari, disertai
kalsium yang tinggi pula. Makanan yang dipilih sebaiknya berasal dari bahan yang
bernilai biologi tinggi (misalnya, daging, telur, ikan unggas, susu dan hasil olahannya
yang mengandung kalsium dan sekali-kali jangan mengkonsumsi ”junk food”.
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
· Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
· Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
· Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat
dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki
rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur
dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan
dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan
dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan
untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari
1 sendok teh per hari.
Contoh Makanan Sehari
Pembagian Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (garm) URT
Pagi :
Nasi
Telor ayam/susu skim
Tempe/tahu
Sayuran
Jam 10.00 :
Buah
Siang :
Nasi
Daging/ayam
250
55/45
50
100
100
250
1¾ gls
1 btr/3 sdk mkn
1 ptg
1 gls
1 ptg bsr
1¾ gls
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak utk
menggoreng
Jam 16.00 :
Buah
Malam :
Nasi
Ikan
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak untuk menumis
Catatan :
konsumsi garam dapur
tidak lebih dari ¼ - ½
sendok teh/hari.
50
50
100
150
15
200
200
50
50
100
150
15
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 ½ ptg bsr
1 sdm
2 ptg bsr
1 ½ gls
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 ½ ptg bsr
1 sdm
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage
Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA
Pertemuan VII
BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti
serta memahami dan menyusun menu sesuai dengan tingkat kebutuhan
B. Relevansi
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa materi ini merupakan lanjutan dari materi
sebelumnya
C. Tujuan
Menyampaikan kepada mahasiswa bahwa tujuan pembelajaran ini agar mahasiswa
dapat memahami dan menyusun menu sesuai dengan tingkat kebutuhan.
2. PENYAJIAN
1. Pendidikan kesehatan menyusun menu
Ilmu gizi merupakan ilmu yang sangat mudah, jadi terus melakukan penelitian
dan pengembangan yang menghasilkan berbagai teori dan pendapat. Hasil penemuan-
penemuan ini harus disampaikan kepada masyarakat untuk diterapkan dan diambil
manfaatnya. kegiatan memperbaiki keadaan gizi masyarakat maupun perorangan
memerlukan tenaga ahli gizi yang masih terus harus dilatih dan ditingkatkan
pengetahuan maupun keterampilannya. Karena itu upaya pendidikan gizi merupakan
suatu keharusan dalam kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan gizi
masyarakat itu. Pendidikan gizi harus meliputi seluruh lapisan masyarakat, karena
semua warga masyarakat harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip gizi yang
baik.
2. Memilih bahan makanan
Bahan makanan sering disebut dengan bahan pangan, dan dalam perdagangan disebut
komoditi pangan adalah apa yang kita produksi atau perdagangkan, misalnya daging,
sayur, buah dan sebagainya. Seseorang tidak membeli karbohidrat atau protein tetapi
membeli beras sebagai sumber karbohidrat dan daging sebagai sumber protein. Yang
dibeli, diolah dan disusun menjadi hidangan adalah bahan makanan dan bukan zat
makanan. Jika kita mengkonsumsi suatu makanan, misalnya sesuap nasi, maka kita
menelan campuran dari berbagai zat gizi.
Dalam susunan hidangan Indonesia, berbagai jenis bahan makanan dapat
dikelompokkan ke dalam :
1. Bahan makanan pokok
2. Bahan makanan lauk-pauk
3. Bahan makanan sayur
4. Bahan makanan buah-buah.
Susunan hidangan yang mengandung keempat jenis kelompok bahan makanan tersebut,
masing-masing dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan “empat sehat”, kalau ditambah
dengan susu dalam jumlah yang mencukupi, menjadi “lima sempurna”.
3. Mengelola bahan dan menyajikan makanan
Sebelum dikonsumsi, sebagian besar bahan makanan diolah dahulu didapur sehingga
menjadi hidangan yang bercita rasa lezat. Hal ini akan menimbulkan nafsu makan dan
menghadapi hidangan merupakan sesuatu yang menyenangkan. Dengan memasaknya
bahan makanan menjadi lebih mudah dicerna dan zat-zat makanan menjadi tersedia
untuk diserap dan dipergunakan oleh tubuh. Tetapi mengolah dan memasak bahan
makanan dapat pula menyebakan kehilangan sebagian dari zat-zat gizi, terutama
vitamin-vitamin. Beberapa jenis vitamin mudah larut di dalam air pencuci sehingga
hilang terbuang dan beberapa lagi dapat rusak oleh pemanasan dan penyinaran
matahari. Penanganan ketika memasak bahan makanan terdiri atas membuang bagian
yang tidak dapat dimakan, memotong-motong dan mencucinya, sebelum dilakukan
pemasakan yang sebenarnya untuk membuat hidangan. Bagian yang tidak dapat
dimakan misalnya bagian kulit dan biji-biji tertentu bonggol jagung juga termasuk
bagian yang tidak dapat dimakan, hanya sedikit saja mengandung zat-zat gizi yang
berguna, sehingga tidak terlalu merugikan. Cara penanganan bahan makanan yang
tidak benar akan lebih banyak menyebabkan zat-zat makanan terbuang percuma. Pada
cara menangani dan memasak makanan yang umum dikerjakan oleh para ibu rumah
tangga, ternyata cukup baik dan tidak terlalu banyak zat gizi yang ikut terbuang atau
rusak percuma.
Setelah dimasak makanan dihidangkan bdan didistribusikan diantara para anggota
keluarga untuk dikonsumsi. Menghidangkan makanan harus menarik, sehingga
mereka yang menyantapnya akan merasa senang dan puassehingga meningkatkan
selera dan gairah untuk makan. Hidangan harus dapat merangsang secara menarik
sebanyak mungkin panca indera agar timbul selera dan nafsu makan. Distribusi
makanan diantara para anggota keluarga ada yang dijatahkan tetapi ada pula yang
secar bebas dapat memilih dan mengambil makanan yang disukainya sendiri. Pada
umumnya anak balita mendapat makanannya secara dijatah dan tidak memilih serta
mengambil sendiri mana yang disukainya.
Semakin banyak pengetahuan gizinya, semakin diperhitungkan jenis dan kwantum
makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. awam yang tidak mempunyai cukup
pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik pancaindera dan tidak
mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan. sebaliknya mereka yang semakin
banyak pengetahuan gizinya, lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional
dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut.
4. Observasi/pemantauan pendidikan kesehatan
Pendidikan gizi kepada masyarakat dapat kita lihat dari dua segi, segi makro dan segi
mikro. Pendidikan gizi makro menyangkut masyarakat secara umum, sedangkan pendidikan
gizi mikro bersangkutan dengan keluarga dan individu, para anggota keluarga tersebut.
Terdapat hubungan yang erat antara dan keluarga serta para individu anggota keluarga
tersebut. Hubungan ini tercermin pada apa yang disebut gaya hidup, jelasnya ada hubungan
erat antara gaya hidup masyarakat, keluarga dan perorangan anggota keluarga tersebut.
Menilai kesehatan gizi perorangan pada dasarnya sama dengan menilai kesehatan umum
di klinik. Pada pemeriksaan diperhatikan ada tidaknya gejala-gejala yang menjadi parameter
penyakit, dalam hal ini penyakit gizi. Pada pemeriksaan kesehatan umum dilakukan
pemeriksaan diagnostic fisik, pemeriksaan laboratorik terhadap darah, urine dan tinja serta
cairan badan lain bila diperlukan, serta pemeriksaan khusus mempergunakan peralatan
elektronika yang modern, bila tedapat indikasi untuk itu.
5. Kolaborasi dan rujukan
REFERENSI
Buku Utama
1. Sediaoetama Achmad Djaeni, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa, Dien
Rakyat, Jakarta
2. Karyadi Darwin Et All, 1986, Kecukupan Gizi, Gramedia, Jakarta.
3. Lipi, 1993, Karya Pangan dan Gizi, Presiding, Jakarta
Buku Anjuran
1. Muhyi, 1990, Ilmu Gizi, Brahata, Jakarta
2. Perinasia, 2002, Manajemen Laktasi, Jakarta
3. Wiston Eva, Et all, 1979, Priciple of Nutrition, New York
4. For the Filippines Melrian School Ofice Supply, 1990, Corps, Manila
5. Lo Pipes Peggy, 1989, Nutrition invancy and childhood times, Mirrors/mosby collage
Publishing, USA
6. BK-PPASI, 1998, Manajemen Laktasi, FKUI, Jakarta
7. Anonimous, 2002, Buku Penilaian Status Gizi, EGC, WHO, Jakarta
8. Departement or Healty and Human Service, 1990, Nutrition during Prenances,
National Academy Press, USA