Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain adalah perdarahan pasca partum (disamping eklampsia, dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang semuanya berangkat dari pada anemia difesiensi (Arisman.2004) Menurut World Healt Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 500.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. (h tt p :/ / w ho - i n t/ repro d uc t i v e - h e a l t h , diakses 28 Maret 2009), sedangkan angka kejadian anemia menurut who berkisar antara 20% sampal 89% dengan menetapkan Hb 11 grm% sebagai dasarnya. Angka kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swi Tjiong menemukan angka anemia kehamilan pada trimester I, 3,8%, trimester II, 13,6 dan pada trimester Ill, 24,8%. Akrib Simanjuntak menemukan sebesar 40,1% di Bogor.( Manuaba ,1998). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, Angka Kematian Ibu mencapai 307 per 100,000 kelahiran hidup. ini merupakan Angka Kematian Ibu tertinggi di ASEAN. Setiap tahun angka

Transcript of Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari

besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka

kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat

badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain

adalah perdarahan pasca partum (disamping eklampsia, dan penyakit

infeksi) dan plasenta previa yang semuanya berangkat dari pada anemia

difesiensi (Arisman.2004)

Menurut World Healt Organization (WHO) memperkirakan lebih

dari 500.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin.

(h tt p :/ / w ho - i n t/ repro d uc t i v e - h e a l t h , diakses 28 Maret 2009), sedangkan

angka kejadian anemia menurut who berkisar antara 20% sampal 89%

dengan menetapkan Hb 11 grm% sebagai dasarnya. Angka kehamilan di

Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swi Tjiong

menemukan angka anemia kehamilan pada trimester I, 3,8%, trimester II,

13,6 dan pada trimester Ill, 24,8%. Akrib Simanjuntak menemukan

sebesar 40,1% di Bogor.( Manuaba ,1998).

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003,

Angka Kematian Ibu mencapai 307 per 100,000 kelahiran hidup. ini

merupakan Angka Kematian Ibu tertinggi di ASEAN. Setiap tahun angka

2

kelahiran mencapai lima juta. Dari angka itu sekitar 20 ribu kehamilan

berakhir dengan kematian akibat komplikasi dan melahirkan.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan propinsi Sulawesi

Selatan, pada tahun 2007 jumlah kasus adalah 220 orang. Dengan

klasifikasi sebagai berikut : anemia ringan 89 orang (40,56%), anemia

sedang 96 orang (43,67%), dan anemia berat 35 orang (15,90%) (Propil

Dinas Kesehatan 2008).

Tingginya kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan dan

persalinan dipengaruhi antara lain : karena perdarahan (45%) eklampsia

atau kejang-kejang, dan tekanan darah tinggi (12 %), infeksi (12%), aborsi

(10%) dan sisanya karena hal-hal medis lain (Manuaba, 2001).

Di Puskesmas Segeri Pangkep pada tahun 2008 data yang

didapatkan dari Medical Record terdapat 307 orang ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya, dan jumlah ibu yang menderita anemia

sebanyak 199 orang meliputi anemia berat sebanyak 23 orang, anemia

sedang sebanyak 62 orang , dan anemia ringan sebanyak 114 orang.

Anemia gizi sebagian besar dapat dicegah melalui promosi dan

pendidikan kesehatan sebelum maupun selama hamil. Cara mengatasi

anemia selama kehamilan telah ditetapkan melalui kebijakan Departemen

Kesehatan dengan melaksanakan program penanggulangan anemia zat

besi (AZB) dengan memberikan tablet besi atau tablet tambah darah Fe

9320 Mg, Fe Sulfat dan 0,5 asam folat untuk semua ibu hamil sebanyak 1

3

tablet setiap hari berturut - turut selama 90 hari pada masa kehamilan

(Modul Pendidikan dan Pelatihan Bidan, 1998)

Dengan melihat pengaruh anemia terhadap ibu hamil, ibu

melahirkan, nifas dan janin yang dikandungnya yang dapat berpengaruh

secara tidak langsung terhadap kuálitas sumber daya manusia

(Widyastuti, 2004).

Oleh karena masalah anemia gizi pada ibu hamil merupakan

masalah penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas

maternal maka dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi

berbagai gambaran melalui suatu penelitian mengenai Gambaran tentang

kejadian Anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah umur ibu,

paritas, dan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu di

Puskesmas Segeri Pangkep periode 2008 ?

2. Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut paritas

Puskesmas Segeri Pangkep periode 2008 ?

3. Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut

pendidikan Puskesmas Segeri Pangkep periode 2008 ?

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran tentang anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Segeri tahun 2008.

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran tentang anemia pada ibu

hamil menurut umur ibu di Puskesmas Segeri tahun 2008.

b. Diperolehnya gambaran tentang anemia ibu hamil

menurut paritas di Puskesmas Segeri tahun 2008.

c. Diperolehnya gambaran tentang anemia pada ibu

hamil menurut pendidikan ibu di Puskesmas Segeri 2008.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Institusi

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi Dinas

Kesehatan dan institusi terkait Iainnya dalam rangka menentukan

kebijakansanaan untuk pencegahan dan penanganan anemia pada

ibu hamil

2. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi informasi dan bahan

bacaan bagi penelitian selanjutnya.

5

3. Manfaat Praktis

Merupakan pengalaman ilmiah yang berharga yang dapat

meningkatkan pengétahuan dan menambah wawasan tentang

gambaran anemia pada ibu hamil.

6

BAB II TINJAUAN

PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Anemia

1. Pengertian anemia

a. Keadaan dimana kadar haemoglobin, hematokrit dan

sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari

defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial

yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Menurut

kemampuan darah untuk mengikat oksigen yang dapat disebabkan

oleh menurunnya sel darah merah, berkurangnya konsentrasi

haemoglobin atau kombinasi keduanya dalam sirkulasi darah

dengan kadar haemoglobin dibawah 11gr% pada trimester I dan III

atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5gr % pada trimester II

(Saifuddin, 2001).

b. Berkurangnya kadar haemoglobin (Hb) dalam darah

kurang dari 12 mgr% dimana Hb adalah komponen di dalam sel

darah merah (eritrosit) yang berfungsi menyalurkan oksigen

keseluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan

oksigen ( Lis Sinsin ,2008).

c. Anemia yang secara umum dapat diterima adalah

turunnya kadar haemoglobin kurang dari 12,0gr/l00mI darah pada

7

wanita yang tidak hamil., anemia yang terkait dengan kehamilan

adalah anemia defisiensi besi hampir 95% (Varney , 2000).

2. Patofisiologi anemia dalam kehamilan (Wiknjasastro,2000)

Anemia merupakan gangguan medis yang paling umum ditemui

pada masa hamil, mempengaruhi sekurang-kurangnya 20% wanita

hamil. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-

zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan

susunan tulang.

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut

anemia atau hipervelomia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah . Pertambahan tersebut yaitu plasma 30% sel

darah 18% dan haemoglobin 19%.

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian dini secara

fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita :

a. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban

jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena

sebagai akibat hidremia viskositas darah rendah, resistensi, perifer

berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik

b. Kedua pada perdarahan waktu persalinan, banyak

unsur zat besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan

apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam

8

kehamilan sudah mulai naik sejak umur kehamilan 10 minggu dan

mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 34 minggu.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Anemia pada Ibu Hamil ( Muchtar

R, 1998)

Berdasarkan fakta yang dapat menyebabkan timbulnya anemia

dalam kehamilan diantaranya:

a. Kurang gizi ( Malnutrisi)

b. Kurang zat besi dalam diet

c. Malabsorbsi

d. Kehilangan darah yang banyak dalam persalinan yang lalu.

e. Terjadi pengenceran darah selama kehamilan

4. Macam - macam anemia (Winkjosastro, 2005)

a. Anemia defisiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia

akibat kekurangan zat besi, kekurangan ini dapat disebabkan

karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan karena

gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau

banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

b. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena

defisiensi asam folik ( pteroyglutamic acid ), jarang sekali karena

defisisensi vitamin B12.

9

c. Anemia hypoblastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum

tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan

anemia hipoblastik dalam kehamilan.

d. Anemia hemolitik

Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung

Iebih cepat dari pembuatannya, wanita dengan anemia hemolitik

sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya

menjadi Iebih berat.

5. Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan

janin (Manuaba, 2001)

a. Pengaruh anemia dalam kehamilan

1) Resiko terjadi abortus

2) Persalinan prematurus.

3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.

4) Mudah terjadi infeksi

5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb<6gr%)

6) Merigancam jiwa dengan kehidupan ibu.

b. Pengaruh anemia dalam persalinan

1) Gangguan kekuatan his yang mengakibatkan terjadinya

partus lama

10

2) Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan atonia

uteri atau inertia dalam semua kala persalinan dan terjadinya

perdarahan post partum.

3) Dalam persalinan dapat mengakibatkan kematian ibu.

c. Pengaruh anemia dalam nifas.

1) Pedarahan post partum karena atonia uteri dan involusio

uteri

2) Memudahkan infeksi puerperium

3) Pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang

d. Pengaruh anemia terhadap janin:

1) Bayi berat lahir rendah

2) Cacat bawaan

3) Intelegensia rendah oleh karena kekurangan oksigen

dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin.

4) Morbiditas dan mortalitas perinatal tinggi jika kadar Hb <

6 gr%.

6. Diagnosa anemia

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan dengan :

a. Anamnese

Pada anamnese sering didapatkan keluhan cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang – kunang, nafsu makan berkurang dan

11

keluhan muntah - muntah Iebih hebat pada kehamian muda (I.G.B.

Manuaba ,1998).

b. Pemeriksaan fisik

Keluhan Iemah ,kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih

dalam batas normal, pucat pada membran mukosa dan kunjungtiva

oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah

kapiler dan pucat pada kuku dan jari tangan (Saifuddin ,2001)

c. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. Pemeriksaan minimal 2 kali

selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester Ill. Dengan

melihat hasil anamnese dan pemeriksaan fisik maka diagnosa

dapat dipastikan dengan pemeriksaan kadar Hb dengan

menggunakan alat sahli ( Safiuddin ,2001).

Batasan anemia yang digunakan WHO pada tahun 1991 sebagai

berikut :

1) Normal ≥ 12 gram %

2) Anemia ringan ≤11 gram %

3) Anemia sedang ≥ 10 gram %

4) Anemia berar ≤ 10 gram %

Departemen Kesehatan tahun 1998 sebagai berikut

12

1) Normal ≥ 10,5 gram %

2) Anemia ringan 9 -10,4 gram %

3) Anemia sedang 7,6 - 8,9 gram %

4) Anemia berat <7,5 gram %

Hasil pemeriksaan haemoglobin dengan alat sahli (IManuaba, 1998)

1) Normal ≥ 11 gram %

2) Anemia ringan 9 -10,9 gram %

3) Anemia sedang 7 - 8,9 gram %

4) Anemia berat <7,5 gram %

7. Pencegahan anemia dan penanganan anemia

a. Pencegahan anemia

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil

melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui

data dasar kesehatan umum ibu tersebut, dalam pemeriksan

kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk

pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit

( Manuaba, 1998)

Di daerah dengan frekwensi anemia kehamilan yang tinggi

sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfa ferosus atau glukosnas

ferosus 1 tablet sehari, wanita dinasehati pula untuk makan lebih

banyak protein, mineral dan vitamin.

13

Dengan pertimbangan bahwa sebagian ibu hamil mengalami

anemia, pemerintah telah menyediakan preparat besi (tablet besi /

Fe) untuk dibagikan kepada masyarakat sampai ke posyandu,

maka dilakukan pemberian suplemen langsung zat besi yang

mengandung 200 mg sulfa feosus 0,25 mg asam folat yang diikat

dengan lactosa, diberikan setiap hari sejak kehamilan 20 minggu

dan diharapkan ibu hamil mengkonsumsi minimal 90 tablet dan

dilanjutkan 30 tablet selama masa nifas (Manuaba, 1998)

b. Penanganan anemia (Winkjosastro,2000)

1) Anemia ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb < 11 gr% masih

dianggap ringan sehingga perlu diberikan kombinasi 60 mg dan

400 mg asam folat peroral sekali sehäri.

2) Anemia sedang

Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi ferosus

600 - 1000 mg/han seperti sulfat ferosus atau glokonat ferosus

3) Anemia berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum

dextran sebanyak 1000 mg ( 20 ml) Intravena atau 2 x 10 ml

intramuskuler - transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan

walaupun sangat jarang diberikan karena transfusi darah dapat

berisiko bagi ibu dan janin.

14

B. Tinjauan Umum Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Terjadinya Anemia Pada Ibu hamil.

1. Umur Ibu

Kebanyakan wanita mengalami anemia pada usia remaja

karena pada kehamilan remaja banyak masalah yang timbul baik

dalam masalah sosial masyarakat maupun dalam bidang obstetric,

selain remaja (< 20 tahun), wanita yang berisiko tinggi mengalami

anemia adalah wanita yang berumur di atas 35 tahun.

Pada wanita hamil usia terlalu muda < 20 tahun, secara fisik

alat reproduksinya belum siap untuk menerima hasil konsepsi dan

secara psikiogis belum cukup dewasa dan matang untuk menjadi

seorang ibu, sedangkan wanita hamil pada usia lanjut yaitu > 35

tahun, proses faal tubuhnya sudah mengalami kemunduran berupa

elastisitas otot-otot panggul di sekitar organ-organ reproduksi lainnya,

keseimbangan hormonnya mulai terganggu sehingga kemungkinan

terjadi berbagai resiko kehamilan (Wiknjosastro,2000).

Wanita usia di bawah 18 tahun mempunyai kekurangan dimana

ia memiliki resiko yang sama tingginya dengan kehamilan di usia 35

tahun ke atas, seperti bayi lahir dengan berat badan lahir rendah atau

gangguan kesehatan lainnya, umumnya hal ini terjadi karena mereka

kurang memperhatikan asupan gizi selama hamil, khususnya yang

mengandung zat besi, kalsium dan Vit. A sedangkan pada wanita usia

15

di atas 35 tahun ke atas kesuburan sudah mulai menurun, juga

kehamilan maupun persalinan pada usia ini memiliki resiko yang lebih

besar pada kesehatan ibu dan bayinya dan juga meningkatkan resiko

menderita komplikasi seperti preekiamsia, tekanan darah tinggi,

diabetes, kelahiran dini, pertumbuhan janin terganggu, ibu hamil pada

usia ini juga lebih mudah lelah, mereka juga memiliki resiko keguguran

lebih besar. (Retno, 2001).

2. Paritas

Paritas adalah frekuensi kehamilan dan persalinan yang pernah

dialami oleh ibu dengan umur kehamilan lebih dari 28 minggu dengan

berat badan janin mencapai 1000 gram, termasuk kehamilan

sekarang, paritas 1 - 2 merupakan paritas yang paling aman ditinjau

dari sudut kesehatan, sedangkan ≥ 3 merupakan paritas yang berisiko

tinggi untuk terjadinya anemia ( Prawirohaijo,2002).

Setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan

menyebabkan kelainan - kelainan pada uterus, dalam hal ini

kehamilan yang berulang ulang menimbulkan kerusakan pada

pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke

janin dimana jumlah nutrisi akan semakin berkurang dibanding

kehamilan sebelumnya (Wikjosastro,2003).

Kehamilan yang berulang ( paritas tinggi ) akan membuat

uterus menjadi renggang, sehingga dapat menyebabkan kelainan letak

16

janin dan plasenta yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada

proses persalinan. Hal - hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi

yang dapat menjadi penyulit dalam persalinan dan menjadi indikasi

dilakukannya operasi caesar. Paritas 2 - 3 merupakan paritas paling

aman ditinjau dari sudut kesehatan dan kematian maternal, tetapi ini

akan berkurang tingkat keamanannya apabila persalinan sebelumnya

telah melalui bedah caesar sehingga masih perlu untuk tetap

memperhatikan kondisi kesehatan ibu selama kehamilan dan saat

persalinan ( Prawirohardjo,2003).

3. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan dan cara

mendidik orang yang berpendidikan umumnya mudah mengerti

tentang hal yang baru dan mudah mengikuti serta dapat merubah

kebiasaan yang tidak baik dalam bentuk sikap, sehingga ibu yang

berpendidikan lebih memperhatikan keadaan kehamilannya

( Notoadmojo,2003).

17

BAB III KERANGKA

KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang diteliti

Anemia dalam kehamilan merupakan hal yang fisiologis pada ibu

hamil, namun apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik akan

menimbulkan pengaruh yang kurang baik pada ibu hamil selama

kehamilan dan persalinan maupun nifas. Dalam hal ini anemia terbagi

menjadi anemia ringan, anemia sedang, dan anemia berat, namun pada

setiap kehamilan diharapkan akan berakhir baik tanpa menimbulkan

kelainan pada ibu maupun janin yang dilahirkan.

Berdasarkan tinjauan pustaka telah dijelaskan tinjauan umum

tentang anemia dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia

pada ibu hamil, adapun variabel yang ingin diteliti adalah pendidikan,

umur, dan paritas.

Untuk memperjelas pemahaman, maka akan diuraikan secara

singkat dan sederhana variabel penelitian, dimana variabel penelitian ini

terbagi dua antara lain :

18

1. Variabel dependen ( anemia ibu hamil)

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah

haemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah

berada di bawah normal (< 11 gr%)

2. Variabel Independen (umur, paritas dan pendidikan)

a. Umur

Ibu yang hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun), pertumbuhan

alat reproduksinya belum optimal (dinding rahim belum sempurna)

sehingga pertumbuhan janin akan terganggu. Disamping itu ibu

muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilanya

termasuk kontrol kehamilan dan akan berdampak pada

meningkatnya berbagai resiko kehamilan. Sedangkan bagi ibu

hamil di usia tua (> 35 tahun) proses faal dalam tubuh mengalami

kemunduran termasuk fungsi alat reproduksinya mengalami

kemunduran, keseimbangan hormone mulai terganggu sehingga

kemungkinan terjadi berbagai resiko kehamilan.

b. Paritas

Paritas adalah suatu penggambaran berapa jumlah anak yang

dihasilkan dan telah dilahirkan oleh seorang ibu. Biasanya ibu

Umur bu

Par tas

Pend d kan

Sos a Ekonom

Penyak bu

Pendidikan

19

dengan paritas lebih dari 3 kali memiliki kemungkinan lebih besar

untuk terjadinya anemia

c. Pendidikan

Ibu yang berpendidikan umumnya mudah mengerti tentang hal

yang baru dan mudah mengikuti serta dapat merubah kebiasaan

yang tidak baik dalam bentuk sikap, sehingga ibu yang

berpendidikan lebih memperhatikan keadaan kehamilannya. Ibu

yng berpendidikan minimal SMU lebih memiliki kemungkinan

berisiko rendah untuk mengalami anemia sedangkan tingkat

pendidikan SMP adalah resiko tinggi untuk terjadinya anemia

(http// w ww . bp k . penabur . or .i d / kps- j akar t a / be r i t a / pen d i d i k 2.htm,

diakses tanggal,18 agustus 2007)

B. Kerangka Konsep Penelitian

Umur Ibu

Paritas

Anemia pada IbuHamil

Sosial Ekonomi

Penyakit Ibu

20

Keterangan :

: Variabel Dependent: Variabel Independent: Variabel yang Diteliti: Variabel yang tidak Diteliti

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Anemia pada ibu hamil

Anemia pada ibu hamil yang dimaksud adalah kadar Hb ibu hamil dari

hasil pengukuran kadar Hb dalam darah ibu yang dinyatakan dalam gr

% pada trimester III yang tercatat pada rekam medik.

Kriteria Objektif

a. Anemia : Jika kadar Hb < 11 gr%

b. Normal : Jika kadar Hb ≥ 11 gr%

2. umur ibu

Umur ibu hamil pada penelitian adalah satuan yang mana dihitung

berdasarkan umur ibu pada tahun yang berjalan, saat kehamilan

berlangsung.

Kriteria obyektif

a. Berisiko : Jika umur ibu waktu hamil < 20 atau > 35 tahun

21

b. tidak berisiko : Jika umur ibu waktu hamil 20 - 35 tahun

3. paritas

Paritas adalah suatu penggambaran berapa jumlah anak yang telah

dilahirkan oleh seorang ibu. biasanya ibu dengan paritas lebih dari 3

kali memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami anemia.

Kriteria Objektif

a. Berisiko : Jika paritas < 2 dan > 3

b. Tidak berisiko : Jika paritas 2 - 3

4. Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah

ditempuh oleh ibu berdasarkan hasil pencatatan yang tertera dalam

buku register ( rekam medik rumah sakit bersalin pertiwi)

Kriteria objektif

a. Risiko Tinggi : Bila tingkat pendidikan ≤ SMP

b. Risiko rendah : Bila tingkat pendidikan ≥ SMA

22

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan

metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh “gambaran tentang

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Segeri Periode Januari – Dsember

2008”

B. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diIaksanakan selama 14 hari terhitung

mulai bulan Maret –April 2009

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian adalah

Puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep

23

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan

diteliti, populasi pada penelitian inii adalah semua ibu hamil yang

datang berkunjung ( memeriksakan kehamilannya ) di Puskesmas

Segeri Periode Januari – Desember 2008 dengan populasi sebanyak

307 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah

Semua ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas Segeri

Periode Januari – Desember 2008 yaitu sebanyak 198 orang

3. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel secara total sampling yaitu semua

ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas Segeri Periode

Januari – Desember 2008.

E. Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder

tentang ibu hamil yang mengalami anemia yang diperoleh dan catatan

rekam medik di Puskesmas Segeri 2008.

24

F. Pengolahan Dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan secara sederhana yaitu data diperoleh

dan diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator, kemudian

dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.

G. Analisa Data:

Data yang dianalissa dengan menggunakan presentase

berdasarkan rumus:

P f

x100%N

Keterangan:

P : Persentase yang dicari

f : Frekuensi yang diteliti

N : Jumlah sampel

25

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2009 di

Puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep. Sumber data dari penelitian ini

diperoleh dari kartu status ibu hamil yang tercatat pada bagian rekam

medik di Puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep. Hasil penelitian tersebut

disajikan dalam bentuk tabel dan narasi sebagal berikut :

1. Distribusi Populasi

Tabel 1Distribusi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

di Puskesmas Segeri Tahun 2008

Ibu Hamil Frekuensi (f) Persentase (%)Anemia

Tidak Anemia

198

109

64,50

35,50JUMLAH 307 100

Sumber Data Sekunder

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa ibu hamil yang terbanyak

mengalami anemia adalah sebanyak 198 orang (64,50%) sedangkan

ibu hamil yang tidak anemia adalah sebanyak 109 orang (35,50%)

26

2. Distribusi Sampel

a. Umur Ibu

Tabel .2Distribusi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Menurut Umur Ibu

di Puskesmas Segeri Tahun 2008

Umur Ibu Frekuensi (f) Persentase (%)Resiko Tinggi (<20 dan >35 Tahun)

Resiko Rendah (20 – 30 Tahun)

37

161

18,69

81,31JUMLAH 198 100

Sumber : Data sekunder

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa umur ibu yang terbanyak

mengalami anemia adalah resiko tinggi < 20 - >35 Tahun sebanyak 37

responden (18,69%) sedangkan umur resiko rendah 20 - 35 tahun

mengalami nemia adalah sebanyak 161 responden (81,31%).

b. Paritas

Tabel .3Distribusi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Menurut Paritas

Di Puskesmas Segeri Tahun 2008

Paritas Ibu Frekuensi (f) Persentase (%)Berisiko < 2 dan > 3

Tidak Berisiko 2 - 3

71

127

35,86

64,14JUMLAH 198 100

Sumber : Data sekunder

27

Tabel 3 menunjukkan bahwa paritas yang berisiko mengalami

anemia adalah berisiko ( paritas <2 dan >3 ) sebanyak 71 responden

(35,86%) dan paritas yang tidak berisko (Paritas 2 -3) mengalami

anemia adalah sebanyak 127 responden (64,14%).

c. Pendidikan

Tabel .4Distribusi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Menurut Pendidikan

di Puskesmas Segeri Tahun 2008

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)Resiko Tinggi ≤ SMP

Resiko Rendah ≥ SMA

147

51

74,24

25,76JUMLAH 198 100

Sumber : Data sekunder

Tabel .4 menunjukkan bahwa pendidikan ibu yang terbanyak

mengalami anemia adalah pendidikan resiko tinggi ≤ SMP sebanyak

147 responden (74,24%) sedangkan yang pendidikan tinggi

mengalami anemia adalah sebanyak 51 responden (25,76%).

B. Pembahasan

Setelah melakukan penelitian tentang kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Segeri Pangkep periode Januari - Desember 2008

menunjukkan bahwa dari 307 orang yang memeriksakan kehamilannya

diketahui yang anemia sebanyak 199 orang (64,50%) dan yang tidak

anemia sebanyak 109 orang (35,50%).

28

Berdasarkan hasil telaah teoritis di dalam bab pustaka tentang

landasan teori yang menjadi dasar penyusunan kerangka konsep dan

penelitian ini yakni bahwa kejadian anemia berhubungan dengan

beberapa faktor resiko antara lain umur ibu, paritas dan pendidikan.

1. Umur Ibu

Umur ibu adalah usia saat kehamilan sekarang yang diukur

dalam tahun berdasarkan hasil pencatatan yang tertera dalam buku

register dan apabila lebih bulan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu

yang terbanyak mengalami anemia adalah resiko tinggi < 20 - >35

Tahun sebanyak 37 responden (18,69%) sedangkan umur resiko

rendah 20 - 35 tahun mengalami nemia adalah sebanyak 161

responden (81,31%). Yang secara teoritisnya dianggap risiko rendah.

Usia 20 - 30 tahun adalah periode yang paling aman untuk hamil dan

melahirkan. Umur ibu yang terlalu muda (<20 tahun) dan tenlalu tua

(>35 tahun) mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami

anemia.

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa

kebanyakan wanita mengalami anemia pada usia remaja karena pada

kehamilan remaja banyak masalah yang timbul baik dalam masalah

sosial masyarakat maupun dalam bidang obstetric, selain remaja ( <

29

20 Tahun ) wanita yang berisiko tinggi mengalami anemia adalah

wanita yang berumur (> 35 tahun)

Sedangkan pada ibu yang hamil pada usia terialu tua

mengalami kemampuan adaptasi yang menurun terhadap perubahan

hormonal

2. Paritas

Paritas adalah frekuensi kehamilan dan persalinan yang pernah

dialami oleh ibu dengan umur kehamilan lebih dan 28 minggu dengan

berat badan janin mencapai 1000 gram, termasuk kehamilan

sekarang, panitas ≥ 3 merupakan paritas yang berisiko tinggi untuk

terjadinya anemia.

Berdasasrkan hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas ibu

yang berisiko tinggi mengalami anemia adalah berisko ( paritas <2 dan

>3 ) sebanyak 71 responden (35,86%) dan paritas yang tidak berisko

(Paritas 2 -3) mengalami anemia adalah sebanyak 127 responden

(64,14%)

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa paritas 2 -

3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dan sudut kesehatan,

sehingga digolongkan sebagai resiko rendah. Sedangkan paritas > 3

merupakan paritas yang berisiko tinggi untuk terjadinya anemia,

karena semakin sering ibu hamil akan mudah terjadi defisiensi zat besi

atau semakin tinggi jumlah paritas semakin tinggi pula resiko anemia.

30

3. Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh ibu. Tingkat pendidikan

penduduk terutama pada wanita dewasa yang masih rendah biasanya

mempunyai pengaruh besar terhadap pelayanan ke bidan, dimana

pendidikan dikatakan tinggi apabila seseorang sampai pada tingkat

SMA dan seterusnya dengan kata lain, pendidikan SMA termasuk

resiko rendah dan tingkat pendidikan ≤ SMP adalah resiko tinggi untuk

terjadinya anemia.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan

ibu yang terbanyak mengalami anemia adalah pendidikan resiko tinggi

≤ SMP sebanyak 147 responden (74,24%) sedangkan yang

pendidikan tinggi mengalami anemia adalah sebanyak 51 responden

(25,76%).

Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa

pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimanana

semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pengetahuan,

sehingga ibu tahu kapan harus memeriksakan kehamilannya.

Orang yang berpendidikan umumnya mudah mengerti tentang

hal yang baru dan mudah mengikuti serta dapat merubah kebiasaan

31

yang tidak baik dalam bentuk sikap, sehingga ibu yang berpendidikan

lebihi memperhatikan keadaan kehamilannya.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran kejadian anemia di

Puskesmas Segeri periode Januari Desember 2008 yang datanya telah

diolah dan dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ibu hamil yang menderita anemia ditemukan terbanyak pada

umur ibu resiko rendah 20 – 35 tahun sebanyak 161 responden

(81,31%)

2. Ibu hamil yang menderita anemia ditemukan terbanyak pada

paritas tidak berisiko 2 - 3 sebanyak 127 responden (64,14%).

3. Ibu hamil yang menderita anemia ditemukan terbanyak pada

yang berpendidikan Resiko Tinggi ≤ SMP yaitu sebanyak 147

responden (74,24%).

B. Saran

1. Diharapkan kepada petugas khususnya bidan dapat

memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil dan memberikan

penyuluhan kepada mereka utamanya yang berpendidikan rendah,

agar melakukan pemeriksaan secara teratur sejak hamil sampai

melahirkan.

32

2. Disarankan kepada pasangan suami istri khususnya istri agar

waspada terhadap kehamilan di bawah umur 20 tahun atau di atas

usia 30 tahun.

3. Ibu hendaknya membiasakan diri untuk mengkonsumsi

makanan yang yang tinggi kandungan zat gizinya guna memenuhi

kebutuhan ibu dan janin yang dikandungnya dan mengkonsumsi tablet

sulfa ferrosus yang diberikan secara teratur

4. Perlunya penyuluhan yang lebih intensif tentang faktor resiko

kejadian anemia dalam hubungannya dengan jumlah paritas, umur ibu

dan tingkat pendidikan khususnya pada pemeriksaan antenatal

sebagai usaha preventif.

33

DAFTAR PUSTAKA

Arisman MB, 2004. Gizi Daur Kehidupan Penerbit Buku Kedokteran EGG, Jakarta

http // www/ bpk Penabur or.id / KPS — Jkt/ berita 9806 / Pendidikan 2. htm, diakses tangal 18 April 2009

Http : whi - Int/ reproductive - helath / diaksese, 18-03 - 2009

Manuaba, LB.G. 1999. Ilmu Kebidanan penyakit Kandungan danKeluarga Berencana. Jakarta: EGG

Manuaba, l.B.G. 1998: Ilmu Kebidanan, Penvakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan Bidan , Pnenerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Manuaba, l.B.G. 2001. Kapita selekta Pelaksanaan Rutin ObstetriGinekologi dan Keluarga Berencana . Jakarta : EGG

Notoatmojo.S. 2003 Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Rineka CiptaJakarta

Saifuddin , Abdula Bari, dkk. 2001, Buku Acuan Pelayanan Bina Pustaka.Sarwono Prawirahardjo. Jakarta

Sinsin Lis, 2008 .Masa Kehamilan dan Persalinan. Penerbit PT Elec MediaKomputindo Kelompok Gramedia. Jakarta

Varney,S, 2000. Buku Saku Bidan. Penerbit buku kedokteranE.G.C.Jakarta

Wiknjosastro Hanifa, 2000, llmu Kebidanan Edisi 3, yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirahardjo. Jakarta

aka

34

Wiknjosastro Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3, Yayasana Bina Pust sarwono Prawirahardjo. Jakarta

Dini Kasdu, Meiliasari Mila, Purwaningsih R, 2001 info lenkap kehamilan dan persalinan Penerbit 3 G. Publisher Jakarta

Prawirohardjo, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal - Yayasan Bina Pustaka Jakarta

Winkjosastro Hanifa, 2003. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo. Jakarta

Prawirahardjo, 2003, Buku Acuan Nasional Yayasan Bina Pustaka.Jakarta

Profil Dinkes Sulawesi Selatan. 2009 Data tentang Kejadian Anemia PadaIbu hamil.

Mochtar, R. 1998 Sinopsis obstetri. obstetri fisiologi. obstetric patologi jilid1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.