BABIII METODOLOGI
Transcript of BABIII METODOLOGI
63
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metodologi Pengumpulan Data
Dalam riset tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk proses
perancangan. Metode yang digunakan penulis adalah campuran (hybrid) atau
dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Selain itu juga melakukan
studi eksisting untuk riset perancangan karya. Metode kualitatif dilakukan dengan
wawancara bersama Dominika Anggraeni Purwaningsih sebagai adopter yang
telah berpengalaman merawat kucing sejak tahun 2012 hingga saat ini.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana
penanganan pertama ketika baru mengadopsi kucing serta pengalamannya selama
merawat kucing.
Kemudian, wawancara juga dilakukan bersama Drh. Jimmy Pangihutan
Siregar sebagai dokter hewan yang bersalin di J-Vet Clinic Metropolis, Tangerang.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai cara merawat
kucing yang baik, tindakan pertama saat baru merawat kucing, serta mengenai
kesehatan dan sterilisasi kucing.
Penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan kuesioner dengan teknik
random samping. Penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin dengan
derajat ketelitian 10%. Data Kemendagri pada tahun 2019 menunjukan jumlah
populasi penduduk di Jabodetabek adalah sebanyak 29.116.662 jiwa. Maka
dibutuhkan 100 responden di daerah Jabodetabek.
64
Kuesioner disebar secara online menggunakan Google Form. Kuesioner
ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan data mengenai tingkat pengetahuan
masyarakat tentang perawatan kucing, serta mengetahui media dan perangkat
yang paling sering digunakan atau disukai responden untuk mendapatkan
informasi.
Kemudian studi eksisting juga dilakukan terhadap beberapa media yang
telah ada dengan tujuan yang serupa dengan perancangan yang dibuat oleh penulis.
Studi eksisting dilakukan untuk mempelajari interaktifitas, kegunaan, dan visual
dari beberapa media yang dipilih.
3.1.1. Wawancara
Menurut Kothari (2004), wawancara adalah metode pengumpulan data yang
melibatkan balasan dan tanggapan secara lisan-verbal (hlm.93). Salah satu metode
wawancara yang dapat digunakan adalah melaui telepon (hlm.96). Wawancara
dilakukan bersama Dominika Anggraeni Purwaningsih dan Drh. Jimmy
Pangihutan Siregar untuk mendapatkan informasi terkait topik perancangan.
65
3.1.1.1. Dominika Anggraeni Purwaningsih
Gambar 3.1. Wawancara dengan Dominika Anggraeni
Dominika Anggraeni Purwaningsih merupakan seorang adopter yang telah
berpengalaman memelihara kucing sejak tahun 2012. Hingga saat ini
beliau telah memelihara 10 ekor kucing di rumahnya. Selain sebagai
adopter, beliau berprofesi sebagai dosen animasi di Universitas
Multimedia Nusantara. Wawancara dengan Dominika Anggraeni
dilakukan pada tanggal 12 Februari 2021 pukul 09:30 W.I.B. melalui
platform meeting online Zoom Meeting.
1. Pertimbangan sebelum memelihara
Mengenai pertimbangan sebelum memutuskan untuk mengadopsi ataupun
merawat kucing, beliau berpendapat ada tiga hal yang harus dipikirkan
baik-baik oleh calon pemilik. Pertama, bahwa jangan hanya memelihara
kucing untuk sekedar rupanya yang lucu atau dijadikan sebagai hadiah.
Dan juga disarankan jika ingin merawat kucing tidak melalui orang yang
memperjual-belikan kucing.
Pertimbangan kedua adalah masalah tempat tinggal. Jika calon
pemilik tersebut masih tinggal bersama orang-tuanya, pastikan seluruh
66
anggota keluarga yang tinggal bersamanya tidak keberatan dengan
keberadaan kucing di rumahnya. Kemudian tidak disarankan juga jika
sesorang berniat memelihara di indekos. Menurut beliau, indekos
merupakan tempat tinggal bersama. Dikhawatirkan ia akan memiliki
masalah dengan teman satu indekos atau bahkan dengan pemilik indekos.
Maka, pastikan telah memiliki tempat tinggal sendiri atau tempat tinggal
yang ramah bagi kucing, namun tetap tidak mengabaikan orang-orang
yang tinggal bersama ataupun sekitarnya.
Ketiga, adalah masalah biaya. Memelihara kucing tidak hanya
sekedar memberi makan, tetapi juga membutuhkan berbagai macam
keperluan seperti makanan. Jika memelihara secara indoor harus
mempersiapkan pasir untuk buang air, peralatan lain, dan bila perlu
dibelikan mainan. Dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah
disebutkan di atas, maka seorang pemilik harus mempersiapkan diri secara
mental, psikologis, tempat tinggal, biaya, dan waktu.
Kemudian sebagai tambahan, pastikan tidak memelihara kucing
hanya untuk dikurung di kandang seharian karena kucing juga merupakan
makhluk hidup. Lalu untuk tujuan memelihara, amat tidak disarankan jika
memelihara untuk tujuan dikembangbiakan atau bahkan untuk dijual.
67
2. Mengenai perawatan kucing
Terdapat banyak hal yang harus diketahui ketika merawat kucing, baik
untuk merawat kucing dewasa maupun anak kucing. Jika akan memelihara
anak kucing, calon pemilik harus bersedia meluangkan waktu untuk
merawatnya. Dari pengalaman beliau, merawat anak kucing sama halnya
dengan merawat bayi. Maka, jika anak kucing yang dirawat terpisah
dengan induknya, pemilik yang harus bertanggung jawab untuk membantu
merawat seperti yang dilakukan oleh induk kucing. Misalnya harus sering
mengelap / membersihkan tubuhnya.
Anak kucing yang usianya belum lama lahir, belum bisa makan
makanan kucing biasa. Maka ia harus rajin diberi susu sebanyak tiga atau
empat jam sekali dalam sehari. Kemudian untuk pemberian susu juga tidak
bisa sembarang. Kucing tidak boleh diberi susu yang biasa dikonsumsi
oleh manusia. Jika diberikan, kucing bisa mengalami diare atau bahkan
menghadapi kematian. Maka susu yang dapat diberikan kepada kucing
hanya susu khusus / formula untuk kucing atau susu kambing. Susu yang
khusus untuk kucing biasa ditemukan di pet shop. Jika memang belum
sempat menemukan pet shop, pemilik bisa membelikan alternatif susu
bermerek “Bear Brand”.
Kemudian, terkadang anak kucing masih belum bisa buang air
besar dan kecil sendiri. Jika bersama induknya, ia akan menjilat bagian
sekitar duburnya untuk membantunya buang air dan membersihkan
badannya. Maka jika tidak bersama induknya, pemilik perlu membantu
68
dengan mengusap perutnya dengan tissue yang telah dicelupkan ke air
hangat. Karena akan menjadi masalah jika seekor anak kucing tidak dapat
mengeluarkan kotorannya.
Untuk mengadopsi kucing dewasa, jika telah memiliki kucing lain
di rumah, butuh pembiasaan terlebih dahulu. Setiap kucing memiliki sifat-
sifat yang berbeda, seperti; agresif, penakut, cepat akrab, dan lain-lain.
Jika kucing yang sudah dipelihara memiliki sifat yang tenang, mungkin
tidak menjadi masalah. Namun sebaiknya pemilik menghindari kejadian
yang tidak diinginkan dengan mengisolasi atau memisahkan kucing yang
baru datang dengan kucing lainnya. Hal ini juga dilakukan untuk
mencegah penyebaran penyakit yang dibawa kucing yang baru diadopsi.
Karena tidak ada yang mengetahui virus atau penyakit yang dibawa kucing.
Selama masa isolasi, buka sedikit pintu ruangan agar kucing bisa saling
mengendus-endus baunya masing-masing hingga mereka terbiasa. Hal ini
perlu diperhatikan setidaknya selama satu minggu sebelum kucing yang
baru diadopsi dapat berbaur dengan kucing lain.
Tindakan pertama yang harus dilakukan ketika baru membawa
kucing ke dalam rumah adalah dengan dimandikan, mengecek adanya kutu
dan /atau cacing, dan jika pemilik memiliki budget lebih bisa
membawanya ke dokter hewan untuk diberi vaksin.
Kemudian beliau menambahkan, selain tindakan pertama yang
telah disebutkan sebelumnya, kucing juga sebaiknya dikebiri atau steril
69
terlebih dahulu agar tidak bertambah banyak. Hal ini patut
dipertimbangkan jika pemilik tidak ingin menambah kucingnya lebih
banyak lagi. Selain dapat berkembang biak, perilaku selama masa birahi
kucing jantan maupun betina mungkin dapat mengganggu pemilik ataupun
anggota rumah lainnya. Jika kucing betina, mereka akan sering mengeong
dengan keras untuk memanggil kucing jantan. Sedangkan kucing jantan
akan cenderung lebih galak dan sering menandakan wilayahnya dengan
urin pada benda-benda tertentu di beberapa ruangan, atau biasa disebut
dengan spraying. Kemudian, mereka akan berkelahi dengan kucing jantan
lainnya untuk memperebutkan betina. Hal-hal ini terjadi karena hormon
kucing jantan sedang tinggi. Jika berujung berkelahi, kucing jantan akan
pulang dengan banyak luka. Terdapat kemungkinan pula kucing terkena
kanker alat reproduksi karena tidak disteril.
3. Pengalaman narasumber
Penulis juga berkesempatan untuk menanyakan pengalaman beliau selama
merawat kucing. Bagaimana proses belajar, masalah apa saja yang
dihadapi, hingga berapa biaya yang perlu disisihkan perbulan untuk 10
ekor kucing. Hingga saat ini, kucing yang dimiliki oleh beliau adalah hasil
adopsi dan tidak ada yang dibeli. Kucing yang dimiliki memiliki latar
belakang yang beragam. Ada yang memang dibawa dan dirawat karena
tidak ada induknya, dan ada pula yang datang dengan sendirinya karena
sakit atau hamil.
70
Untuk belajar cara merawat kucing, beliau mencari informasi
dengan browsing internet, dan bertanya pada teman yang juga memelihara
kucing. Tidak ada alasan khusus bagi beliau untuk terus mengadopsi
kucing. Untuk saat ini beliau tidak ingin menambah kucing peliharaannya
lagi. Hingga saat ini beliau belum pernah melepas adopsi kucing
peliharaannya. Menurut beliau, belum tentu orang lain yang dimintai
tolong adopsi itu dapat merawatnya dengan baik. Dan juga dari faktor
kucingnya yang sudah terlanjur nyaman tinggal di rumahnya. Meskipun
demikian, beliau mempersilahkan jika ada seseorang yang menawarkan
diri untuk merawat kucingnya.
Untuk masalah yang pernah dihadapinya selama merawat kucing,
penulis meminta beliau untuk mengurutkannya mulai dari skala masalah
yang ringan hingga ke yang paling berat. Berdasarkan pengalamannya,
masalah paling ringan adalah terkait perilaku kucing, seperti buang air
besar atau kecil sembarangan dengan sengaja jika sedang tidak
diperhatikan. Kedua adalah masalah penyakit cacingan. Terdapat salah
satu kucing milik beliau yang telah terkena cacing dengan kondisi yang
parah. Kemudian masalah terkait sikap kucing terhadap dirinya dan kucing
lain. Walaupun telah tinggal dalam waktu cukup lama, tetap saja bersifat
galak dan berkelahi dengan kucing lain. Yang menjadi masalah adalah jika
perkelahian yang terjadi terasa serius hingga berniat untuk saling
membunuh. Akibatnya bulu-bulu kucing yang berkelahi tersebut dapat
berterbangan kemana-mana.
71
Kemudian memasuki skala masalah berat terjadi musim wabah
kucing. Hal ini biasanya terjadi saat musim hujan dimana kondisi udara
sedang kurang baik. Sering kali muncul virus yang menyerang kucing dan
yang paling mudah menular adalah flu kucing. Jika salah satu kucingnya
terkontaminasi, beliau harus segera menanganinya dengan cepat sebelum
menyebar dan menular ke kucing lainnya. Tindakan yang dilakukan adalah
mengkarantina kucing, menyemprot disinfektan di semua ruangan,
mengganti pasir, dan lainnya agar ruangan bebas dari penyakit. Kemudian
masalah berat berikutnya yaitu ketika kehilangan kucing. Walaupun
demikian, kucing tersebut masih pulang kembali. Namun setelah diketahui
kucing tersebut tidak hanya kabur, tetapi juga buang air besar di rumah
tetangganya. Hal ini dapat menimbulkan konflik dengan orang sekitar.
Beliau menambahkan, masalah hilangnya kucing ini juga dapat
menimbulkan stress kepada pemiliknya. Maka dari itu disarankan apabila
perilaku kucing tidak dapat terkontrol saat dibiarkan keluar, sebaiknya
dirawat secara indoor atau di dalam rumah saja, tetapi tidak hanya
ditempatkan di dalam kandang.
Untuk memenuhi kebutuhan perawatan kucing, secara ekonomi
masih bisa terkontrol. Masalah secara ekonomi yang paling berat pernah
terjadi saat beliau baru pertama kali mengadopsi kucing. Solusi yang
dilakukan adalah dengan mengutamakan kebutuhan untuk kucingnya
terlebih dahulu kemudian sisa uangnya baru dipakai untuk bertahan hingga
waktu menerima gaji berikutnya.
72
Terkait budgeting untuk merawat 10 ekor kucing, setidaknya
membutuhkan kurang lebih Rp. 1.500.000, - perbulannya. Dengan rincian
Rp. 800.000, - untuk makanan, Rp. 150.000, - untuk pasir, dan Rp.
500.000, - untuk biaya tak terduga seperti biaya perawatan kucing jika
sakit.
4. Pendapat narasumber mengenai sterilisasi
Sebagai tambahan, penulis sempat menanyakan mengenai sterilisasi dan
hubungannya dengan vaksinasi berdasarkan pengalaman beliau.
Pertanyaan yang ditanyakan adalah apakah ada komplikasi jika memang
disarankan harus mensterilkan kucing terlebih dahulu. Karena diketahui
kucing yang dipelihara Dominika telah disteril seluruhnya namun belum
pernah menerima vaksin.
Proses vaksin dijalankan selama empat kali dengan biaya yang
tidak sedikit. Apabila pemilik ingin mengumpulkan uang untuk vaksinasi
terlebih dahulu, dikhawatirkan kucing akan bertemu dengan masa birahi
kembali dan kucing akan bertambah banyak. Nantinya biaya yang keluar
bisa lebih banyak dari yang direncanakan.
Beliau menegaskan jawabannya dari perspektif pribadi dan
pengalamannnya, bukan dari kedokteran. Menurut beliau, vaksinasi berarti
menyuntikan sisi lemah dari sebuah virus atau penyakit. Jika imun kucing
sedang turun ketika akan disteril, disarankan tidak membawanya untuk
steril terlebih dahulu. Dikhawatirkan akan tertular penyakit dari kucing
73
lain yang sedang dirawat inap. Maka untuk sterilisasi, disarankan
dilakukan ketika kondisi kucing sedang sehat.
3.1.1.2. Kesimpulan Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan bersama Dominika dapat disimpulkan
menjadi beberapa poin penting:
1. Terdapat beberapa hal penting yang harus dipersiapkan pemilik
sebelum memelihara kucing di tempat tinggalnya, yaitu; harus
mempersiapkan diri secara mental, psikologis, tempat tinggal,
biaya, serta waktu.
2. Merawat kucing bukanlah suatu hal yang mudah, dibutuhkan
komitmen dan pengetahuan agar dapat merawat kucing dengan
baik dan menjadi pemilik yang lebih bertanggung jawab.
3. Agar tidak menambah jumlah kucing yang dipelihara, pemilik
dapat mempertimbangkan untuk mensterilkan kucingnya. Selain
tidak menambah jumlah, kucing bisa terhindar dari berbagai
penyakit.
3.1.1.3. Drh. Jimmy Pangihutan Siregar
Gambar 3.2. Wawancara dengan Drh. Jimmy Pangihutan
74
Drh. Jimmy Pengihutan merupakan seorang dokter hewan sekaligus
pemilik J-Vet Animal Clinic. Beliau bersalin di kliniknya yang berada di
daerah Metropolis Town Square, Tangerang. Wawancara dengan Drh.
Jimmy dilakukan pada tanggal 23 Februari 2021 pukul 12:00 W.I.B.
melalui platform meeting online Zoom Meeting.
1. Perawatan
Mengenai perawatan secara umum, untuk pemberian makan bagi anak
kucing tidak ada batasan dalam satuan gram maupun kilogram. Ketika
tempat makannya terlihat sudah habis, pemilik segera mengisinya lagi.
Namun diperhatikan juga apabila anak kucing sudah terlihat kenyang. Hal
ini terus dilakukan secara berulang hingga anak kucing berusia 6 bulan.
Untuk kucing dewasa, beliau juga mengatakan tidak ada batasan
pada nominal takaran, namun beri jadwal pemberian makan sebanyak 2
kali sehari. Baik saat pagi dan sore atau tergantung keputusan pemilik.
Untuk menentukan takaran pemberian, pemilik bisa memperhatikan
jumlah yang diberikan saat awal memelihara. Dari cara ini bisa dilihat
apakah kucing rakus untuk makan atau tidak. Jika kucing terlalu kenyang
mereka akan memuntahkan makanannya. Maka penjadwalan pemberian
makan dilakukan untuk mendisiplinkan kucing dan tidak menjadi manja.
Kemudian untuk tipe makanan yang diberikan, menurut Drh.
Jimmy hal tersebut bisa mengarah pada kenyamanan kucing. Kebanyakan,
kucing yang baru diadopsi merasa belum nyaman dan mempengaruhi
75
nafsu makannya. Maka memberi makanan basah dapat mendorong nafsu
makan kucing karena aromanya yang kuat. Seiring berjalannya waktu,
campurkan sedikit demi sedikit dengan makanan kering.
Untuk makanan sehari-hari, beliau lebih menyarankan kepada
makanan kering (dry food). Terdapat tiga alasan, yang pertama adalah
terhitung lebih mudah bagi pemilik. Kedua, memberikan makanan basah
terlalu banyak dapat membuat kucing menjadi lebih manja, karena
makanan lunak termasuk makanan yang dianggap lebih enak bagi kucing.
Yang ketiga adalah terkait nutrisi. Makanan kering memiliki kandungan
70% nutrisi dan 30% air, sedangkan untuk makanan lunak mengandung
lebih banyak air daripada nutrisi. Disamping saran yang diberikan,
pemberian makan lunak dan keras masih bisa menjadi pilihan bagi pemilik
kucing. Tidak akan jadi masalah jika pemilik bersedia meluangkan waktu
dan mengurus memberi makanan lunak.
Mengenai memelihara di luar atau di dalam rumah, beliau lebih
menyarankan untuk memelihara kucing di dalam rumah saja. Sebab,
lingkungan sekitar, terutama lingkungan Jabodetabek dan Jakarta, ternilai
tidak bersih dan banyak kontaminasi virus dan bakteri. Meskipun
dipelihara di rumah, disarankan juga untuk tidak selalu menempatkannya
di kandang. Kalaupun pemilik ingin membiarkannya keluar rumah, cukup
sebatas halaman rumah saja. Terkait penularan penyakit, bisa dicegah
dengan memvaksin kucing terlebih dahulu. Perlu dipertimbangkan pula
vaksin hanya memberi perlindungan pada penyakit, maka, kucing masih
76
memiliki kemungkinan terpapar non-virus seperti jamur, kutu, dan
keracunan makanan.
2. Kesehatan
Mengenai kesehatan, penyakit yang paling umum diderita oleh kucing
yang baru diadopsi, baik yang dipungut dari jalanan, diberikan oleh relasi,
ataupun breeder, di antaranya adalah flu kucing (feline rhinotracheitis
virus), virus Panle (feline panleukopenia), jamur, dan kutu.
Di antara penyakit-penyakit di atas, yang paling mudah tertular ke
manusia adalah jamur. Namun penularan tidak semudah hanya sekedar
bersentuhan dengan kucing, manusia yang paling mudah tertular adalah
yang memiliki kandungan pigmen kulit yang rendah atau bahkan tidak ada
sama sekali seperti anak-anak, orang barat dengan kulit putih, dan albino.
Beliau mengatakan, semakin rendah pertahanan kulit (pigmen) semakin
mudah juga akan tertular jamur kucing. Kemudian sebagai tambahan,
penyakit yang mudah menular lainnya adalah rabies, terutama di tempat
kedaerahan seperti Sumatra. Sedangkan untuk daerah perkotaan, menurut
beliau, rabies sangat jarang dan hampir tidak ada lagi.
Tipe vaksin yang diberikan untuk semua jenis atau ras kucing di
berbagai negara adalah tipe yang sama dan untuk penyakit yang sama pula.
Vaksin yang dianggap wajib diberikan adalah untuk cat flu, feline
panleukopenia virus, feline chlamydia virus, dan rabies yang merupakan
kebijakan dari pemerintah. Sebagai tambahan, terdapat vaksin yang
77
menyesuaikan dengan negaranya. Sebagai contoh di Amerika Serikat,
terdapat vaksin untuk virus feline infectious peritonitis dimana virus
tersebut tidak ditemukan di Indonesia.
Minimal usia untuk pemberian vaksin pada kucing adalah 6 bulan
dengan berat badan minimal 1 kilogram. Alasannya untuk membentuk
antibodi membutuhkan banyak protein, sedangkan protein banyak
dihasilkan dari otot. Jika kucing masih kurus, antibodi akan sulit terbentuk.
Mengenai perkembangbiakan, beliau mengatakan secara
kesepakatan medis kucing tidak boleh dikawinkan dengan sesama
keturunannya (incest). Jika sampai terjadi, akan memberi kemungkinan
anomali perkembangan janin (cacat) atau bahkan menyebabkan down
syndrome, walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Salah satu yang paling
umum adalah bentuk ekor yang membengkok atau patah. Hal ini
dikarenakan genetika yang dihasilkan akan semakin mirip, begitu juga
dengan cara perlindungannya terhadap penyakit. Jika breeder kucing
melakukan hal ini, maka akan berurusan dengan pihak terkait, seperti
asosiasi breeder. Namun pada umumnya breeder berhati-hati untuk
mengembangbiakan kucing.
3. Sterilisasi
Menurut Drh. Jimmy, sterilisasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Terutama bagi kucing yang usianya telah mencapai 5 tahun
atau 5 tahun ke atas. Pada usia tersebut, kucing memiliki resiko terkena
78
tumor dan kanker lebih besar dibandingkan pada usia sebelumnya. Sebab,
hormon-hormon reproduksi kucing membentuk metabolisme lebih cepat
dibandingkan dengan manusia. Kemudian, bagi kucing jantan dapat
diberikan steril atau kebiri mulai dari usia 3 tahun jika pemilik tidak ingin
mengawinkannya dengan kucing betina atau menambah kucing lagi.
Beliau menambahkan, tidak jarang pemilik yang kurang paham
mengenai perkembangbiakan atau sterilisasi. Mereka cenderung
membiarkan kucingnya kawin dan kemudian anaknya dibuang karena
terlalu banyak. Hal ini dapat menyebabkan kucing liar yang ada di
lingkungan semakin bertambah. Karena permasalahan ini, terdapat
program steril kucing liar dari pemerintah untuk mengontrol populasi
kucing. Maka dari itu, steril memberikan dua manfaat. Selain pencegahan
tumor dan kanker, tetapi juga dapat mengontrol populasi.
Kucing yang telah disteril akan memiliki beberapa perubahan
dalam kesehariannya. Karena energi untuk birahi sudah tidak ada, maka
akan cenderung berpindah ke nafsu makan. Kemudian tambahan untuk
sifat kucing jantan, mereka akan menjadi lebih tenang dari biasanya.
Umumnya kucing jantan yang sedang birahi bersifat lebih galak dan
agresif.
Kemudian, penulis juga berkesempatan untuk bertanya mengenai
hubungan vaksinasi dengan steril. Pertanyaan yang ditanyakan adalah,
apakah akan terjadi komplikasi jika kucing disteril terlebih dahulu
79
daripada vaksin. Menurut beliau, kedua hal tersebut tidak memiliki
hubungan. Obat bius yang diberikan saat sterilisasi tidak akan
mempengaruhi sistem pertahanan tubuh, melainkan hanya untuk membuat
kucing tertidur dan pemulihan pasca operasi hanya berlangsung selama 3
hari. Kemudian beliau menambahkan, jika ingin mensteril kucing pastikan
dalam keadaan sehat. Jika kucing sedang sakit, pemilik sebaiknya fokus
pada penyembuhannya terlebih dahulu daripada sterilisasi.
3.1.1.4. Kesimpulan Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan bersama Drh. Jimmy Pangihutan, dapat
disimpulkan menjadi beberapa poin penting:
1. Pemberian makan kucing, baik anak kucing maupun kucing dewasa,
tidak terikat dengan takaran khusus. Bagi kucing dewasa, berikan
jadwal makan dua kali sehari untuk tujuan disiplin. Direkomendasikan
memberikan makanan keras (dry food) karena kandungan nutrisi lebih
banyak daripada makanan lunak.
2. Wilayah Jabodetabek dan Jakarta terhitung tidak higenis dan banyak
kontaminasi virus, maka disarankan untuk memelihara kucing di
dalam rumah saja. Meskipun telah divaksin, kucing masih bisa
terpapar non-virus seperti jamur, kutu, dan keracunan makanan.
3. Dari beberapa penyakit, yang paling mudah menular pada manusia
yang memiliki lapisan pigmen rendah adalah jamur.
4. Terdapat 4 jenis vaksin yang wajib diberikan pada kucing, yaitu vaksin
untuk penyakit flu kucing, virus Panleukopenia, feline chlamydia virus,
80
dan rabies. Minimal usia untuk memberikan vaksin adalah 6 bulan
dengan berat 1Kg.
5. Secara keputusan medis, kucing tidak boleh dikembangbiakan dengan
sesama keturunannya (incest) dengan pertimbangan kemiripan
genetika dan anomali pada perkembangan janin.
6. Sterilisasi merupakan hal penting. Dengan sterilisasi, kucing terhindar
dari penyakit tumor dan kanker, serta dapat membantu meminimalkan
populasi kucing. Masih banyak pemilik yang kurang memiliki
pengetahuan sterilisasi dan membiarkan kucingnya kawin, kemudian
membuang anak-anak kucingnya karena terlalu banyak.
7. Pemilik dapat langsung mensterilkan kucing walaupun belum divaksin
karena obat bius saat steril tidak mempengaruhi sistem pertahanan
tubuh. Pastikan kucing dalam keadaan sehat sebelum memutuskan
pergi ke dokter hewan untuk mensterilkan kucing.
3.1.2. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu urutan pertanyaan yang membutuhkan partisipasi
orang lain atau target sasaran tertentu untuk menjawab (Kothari, 2004, hlm. 96).
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan membuat kuesioner menggunakan metode
random samping. Penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin dengan
derajat error 10%. Data Kemendagri pada tahun 2019 menunjukan jumlah
populasi penduduk di Jabodetabek adalah sebanyak 29.116.662 jiwa, maka
sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 100 sampel. Kuesioner dibuat melalui
81
Google Form untuk mendapatkan data mengenai tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai perawatan, kesehatan, sterilisasi kucing, serta preferensi media.
3.1.2.1. Proses Kuesioner
Kuesioner diisi oleh masyarakat dengan rentang usia 18 hingga 34 tahun
dengan domisili Jabodetabek yang belum pernah / berminat / baru
memelihara kucing. Menurut KBBI, pemula adalah seseorang yang mulai
atau mula-mula melakukan sesuatu. Maka kategori responden tersebut
dipilih karena termasuk dalam kelompok pemula dari jangka waktu dan
pengalaman memelihara. Kuesioner mulai dibagikan secara online melalui
media sosial Facebook, LINE, Twitter, dan Discord sejak tanggal 5
Februari hingga 18 Februari 2021.
Dalam kuesioner ini penulis menanyakan hal-hal terkait perawatan
kucing, kesehatan, serta sterilisasi kucing. Berikut ini adalah penjabaran
hasil kuesioner yang telah dilakukan:
1. Responden yang belum pernah merawat kucing
Didapatkan sebanyak 40 responden yang belum pernah merawat
kucing. Berikut ini adalah hasil jawaban responden:
a. 4 dari 6 pertanyaan telah dijawab dengan benar mengenai
perawatan kucing secara umum.
b. 3 dari 5 pertanyaan mengenai perkembangbiakan masih
dijawab kurang tepat. Hanya 5 dari 40 responden menjawab
tidak tahu jumlah anak kucing yang dapat dilahirkan.
82
c. 3 dari 3 pertanyaan mengenai kesehatan dan sterilisasi
masih dijawab kurang tepat.
2. Responden yang pernah merawat namun masih dibimbing
Didapatkan sebanyak 14 responden pernah merawat kucing namun
masih dibimbing oleh orang yang lebih tua. Berikut ini adalah hasil
jawaban responden:
a. 3 dari 6 pertanyaan telah dijawab benar. Satu pertanyaan
memiliki nilai poin benar dan salah yang sama, yaitu
mengenai makanan khusus untuk kucing sesuai dengan usia.
b. 3 dari 5 pertanyaan mengenai perkembangbiakan kucing
masih dijawab kurang tepat.
c. 2 dari 3 pertanyaan mengenai kesehatan dan sterilisasi
kucing telah dijawab benar.
3. Responden yang baru merawat kucing kurang dari 3 bulan
Didapatkan sebanyak 8 responden yang baru merawat kucing selama
kurang dari 3 bulan. Berikut ini adalah hasil jawaban responden:
a. 4 dari 6 pertanyaan mengenai perawatan sehari-hari telah
dijawab dengan dengan benar. Sedangkan terapat 1
pertanyaan yang memiliki poin yang sama, yaitu mengenai
cara memandikan kucing.
b. Hanya 1 dari 5 pertanyaan mengenai perkembangbiakan
kucing dijawab dengan benar, yaitu mengenai jumlah anak
yang dapat dilahirkan kucing betina.
83
c. 1 dari 3 pertanyaan dijawab kurang tepat, yaitu mengenai
pengaruh sterilisasi pada kesehatan kucing.
4. Responden yang telah merawat kucing lebih dari 3 bulan.
Didapatkan sebanyak 44 responden yang telah merawat kucing selama
lebih dari 3 bulan. Berikut ini adalah hasil jawaban responden:
a. 5 dari 6 pertanyaan mengenai perawatan sehari-hari telah
dijawab dengan benar.
b. 3 dari 5 pertanyaan mengenai perkembangbiakan kucing
telah dijawab dengan benar.
c. 2 dari 3 pertanyaan mengenai kesehatan dan sterilisasi
kucing masih dijawab kurang tepat.
5. Seluruh kategori responden
a. Sebanyak 41.5% atau 44 dari keseluruhan responden
menjawab tidak setuju bahwa kucing merupakan hewan
nokturnal, dimana jawaban ini terhitung kurang tepat.
Sedangkan 27.4% (29 responden) lainnya menjawab tidak
tahu.
b. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi kucing yang paling
banyak diketahui oleh responden adalah cokelat (82
responden atau 77,4%) dan tanaman bawang-bawangan (64
responden). Sedangkan hanya 24.5% (26 responden)
lainnya yang memilih daging setengah matang.
84
Gambar 3.3. Jawaban responden mengenai pemberian makan
c. Sebanyak 32,1% (34 responden) telah menjawab dengan
benar mengenai kucing boleh dikembangbiakan dengan
satu keturunannya. Sedangkan piliihan setuju dan tidak tahu
masing-masing memiliki nilai yang sama, yaitu sebanyak
34% atau 36 responden.
d. Pilihan jawaban tidak nafsu makan adalah yang paling
banyak diketahui untuk tanda kucing sedang merasa kurang
sehat. Sedangkan pilhan yang paling sedikit diketahui
adalah kucing jarang membersihkan dirinya.
Gambar 3.4. Jawaban responden mengenai kesehatan kucing
e. Sebanyak 49 responden (46,2%) telah menjawab dengan
benar mengenai sterilisasi terhadap kesehatan kucing.
85
Hanya 18 responden diantaranya masih menjawab kurang
tepat.
f. 50 responden (47,2%) masih menjawab tidak tahu
mengenai pemberian daging mentah ataupun setengah
matang dapat memberikan resiko kucing terpapar
toksoplasma. Hanya 7 di antaranya masih menjawab
dengan kurang tepat.
g. Sebanyak 39,6% (42 responden) telah menjawab dengan
benar mengenai tindakan jika terkena cakaran atau gigitan
kucing pada manusia. Sedangkan 25 di antaranya masih
menjawab dengan kurang tepat.
h. Berikut ini adalah tabel mengenai pengaruh pendapatan
perbulan dengan pertimbangan responden sebelum
memelihara.
Tabel 3.1. Tabulasi pendapatan per bulan dengan pertimbangan memeliharaPendapatan perbulan Frekuensi Persetujuan Pengetahuan Budget Jenis/ras
kucing Lainnya
< 1.000.000 36 16 13 5 0 1
1.000.000 - 2.200.000 21 7 7 0 0 0
2.200.000 - 3.500.000 13 3 5 5 0 0
3.500.000 - 4.600.000 7 3 4 0 0 0
4.600.000 - 8.000.000 17 6 9 1 1 0
> 8.000.000 12 3 3 3 2 1
Total 106 38 41 14 3 2
- Sebanyak 41 responden (38,7%) dari seluruh kategori
memilih pengetahuan merawat kucing sebagai
pertimbangan sebelum merawat, dengan jawaban yang
86
paling banyak ditemukan pada kategori responden
dengan penghasilan perbulan kurang dari Rp. 1.000.000,
- dan Rp. 4.600.000, - – 8.000.000, -.
- Pertimbangan persetujuan keluarga atau anggota rumah
lainnya adalah pertimbangan yang paling banyak dipilih
oleh responden dengan penghasilan perbulan kurang
dari Rp. 1.000.000, - yaitu sebanyak 16 responden atau
44,4% dari kategori tersebut.
- Pertimbangan jenis/ras kucing hanya dipilih oleh 3
responden (2,8%) oleh kategori responden dengan
penghasilan perbulan Rp. 4.600.000, - – 8.000.000, -
dan lebih dari Rp. 8.000.000, -.
- Pertimbangan budget paling banyak dipiliih oleh
responden dengan penghasilan perbulan kurang dari Rp.
1.000.000, - dan Rp. 2.200.000, - – 3.500.000, -.
6. Media
a. Sebanyak 82 responden (76,4%) responden menggunakan
smartphone sebagai perangkat yang paling sering
digunakan sehari-hari.
b. Platform yang paling banyak digunakan untuk mencari
informasi oleh 106 responden adalah melalui Browser
(73,6%), Instagram (49,1%), dan Youtube (44,3%).
87
c. Media yang paling disukai untuk memperoleh informasi
oleh 106 responden adalah media website (73,6% atau 78
responden).
3.1.2.2. Kesimpulan Kuesioner
Dari rincian jawaban di atas, dapat ditarik kesimpulan:
1. Pengetahuan mengenai perawatan sehari-hari telah cukup diketahui
oleh keempat kategori responden.
2. Pengetahuan mengenai kesehatan kucing telah cukup diketahui
oleh responden yang telah memelihara lebih dari 3 bulan.
3. Pengetahuan mengenai sterilisasi sebagian besar masih dijawab
kurang tepat, hanya kategori responden yang pernah memelihara
namun masih dibimbing telah menjawab dengan benar.
4. Terdapat 7 dari 14 pertanyaan telah dijawab dengan benar oleh
seluruh kategori responden. Seluruh kategori telah cukup
mengetahui tentang perawatan, namun masih ternilai kurang pada
pertanyaan mengenai perkembangbiakan, dan kesehatan
(pemberian daging mentah atau setengah matang dapat
memberikan resiko toksoplasma)
3.1.3. Studi Eksisting
Penulis melakukan studi eksisting pada beberapa media informasi dengan tujuan
serupa, di antaranya adalah PetCare Daily, website Whiskas, dan website Royal
Canin. Hal yang diperhatikan adalah mengenai interaktifitas, penggunaan, dan
visual.
88
3.1.3.1. PetCare Daily
PetCare Daily adalah aplikasi mobile berbasis iOS dan Android yang
dikembangkan oleh ConnectDot Co., Ltd untuk tracking perawatan hewan
peliharaan. Konten yang dimiliki cukup informatif dengan memberikan
penjelasan singkat di setiap pilihan yang kurang familiar, seperti jika
kucing muntah warna apa yang dikeluarkan dan seberapa bahayanya.
Gambar 3.5. Tampilan UI PetCare Daily (1)
Dalam aplikasi PetCare Daily, user dapat memberikan data
perawatan secara mendetail. Sehingga user dapat memonitor
perkembangan hewan peliharaannya dari waktu ke waktu. Namun masing-
masing grafik perkembangan peliharaan seperti makanan yang diberikan
dan kesehatan disediakan pada lokasi yang berbeda sehingga terasa sedikit
merepotkan untuk keperluan monitoring.
89
Gambar 3.6. Tampilan UI PetCare Daily (2)
Dalam penggunaan, aplikasi PetCare Daily juga menawarkan
notifikasi untuk mengingatkan jadwal yang telah dibuat oleh user.
Pengaturan jadwal untuk tindakan yang hanya dilakukan sekali dibuat
seperlunya saja, hanya terdapat nama kegiatan, tujuan, dan waktu.
Sedangkan yang berulang akan dapat dibuat secara mendetail.
Dari segi tampilan PetCate Daily memiliki mood yang tenang dan
friendly. Gaya visual yang digunakan cukup minimalis namun tidak kaku.
Ilustrasi yang digambarkan juga cukup menarik dan gambar profil
peliharaan dapat dipilih sesuai dengan atau mendekati warna bulu
peliharaan asli. Namun, UI aplikasi cukup sulit untuk dipelajari di awal
dan tidak terdapat tutorial. Aplikasi masih menggunakan iklan dalam
aplikasi dan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau jika
menggunakan satu tangan. Sehingga user mau tidak mau harus
menggunakan kedua tangannya dan tidak sepenuhnya melihat tampilan
90
aplikasi. Untuk menghilangkan iklan, user harus membayar / membeli
aplikasi untuk beralih menjadi user premium (Freemium).
Tabel 3.2. Studi eksisting aplikasi PetCare DailyInteraktifitas - Memiliki notifikasi untuk mengingatkan jadwal.
- Otomatis menyesuaikan opsi dengan pilihan tertentu.
Penggunaan - User dapat menemukan segala informasi yangdiperlukan sebelum mengisi record.
- User dapat memasukan data untuk masing-masingpeliharaannya agar masing-masing profile peliiharaantidak tercampur
- Customization yang lengkap.
Visual - Minimalis namun tidak kaku
- Icon cukup mudah dikenali
- Color palette tidak terlalu banyak, warna pada ilustrasimasih selaras dengan mood aplikasi secara keseluruhan.
Kelebihan - Konten detail dan informatif.
- Memiliki banyak opsi penyesuaian
- Visual ilustrasi yang menarik.perhatian
Kekurangan - Terganggu iklan, kecuali membayar.
- Belum seluruhnya menyesuaikan untuk penggunainternasional, seperti format tanggalan masih dalamformat yang digunakan pada Korea Selatan.
- Navigasi kompleks dan sulit diingat, serta tidak adatutorial.
- Menu utama result terbatas hanya untuk hasil tes medis.
3.1.3.2. Website OfficialWhiskas Indonesia
Whiskas merupakan salah satu merek makanan kucing yang cukup dikenal
masyarakat dan memiliki harga yang relatif terjangkau. Whiskas memiliki
91
website untuk produknya serta artikel tentang perawatan kucing, selain itu
website telah responsive terhadap tampilan layar smartphone.
Untuk penggunaan, user bisa mendapatkan informasi mengenai
macam-macam produk whiskas yang kira-kira sesuai dengan usia kucing
dan aspek lain. Selain itu, untuk informasi mengenai cara merawat
dikategorikan dengan cukup detail berdasarkan usianya. Konten informasi
untuk masing-masing bagian dipaparkan dengan cukup jelas dan ringkas,
Dari segi interaktivitas, user dapat memilih informasi sesuai
dengan keadaan kucingnya dan seluruh list menu utama diletakan dengan
menggunakan hamburger button di sebelah kiri atas. Selain mendapatkan
informasi, user juga dapat langsung terhubung dengan kontak resmi
whiskas dimana button dapat dengan mudah ditemukan pada bagian paling
bawah dan mengikuti user dari halaman ke halaman.
Visual website Whiskas didominasi dengan warna latar putih dan
ungu yang merupakan ciri khas dari merek Whiskas dan font yang
digunakan adalah jenis sans serif. Hanya pada beberapa bagian saja
website menggunakan icon dan hanya digunakan sebagai penggambaran
suatu penjelasan. Font dan icon memiliki ujung yang melengkung
sehingga memberikan kesan yang friendly dan menyenangkan. Mayoritas
halaman website menggunakan foto yang dapat ditemukan pada setiap
headline dan thumbnail untuk beberapa bagian.
92
Gambar 3.8. Tampilan UI mobile websiteWhiskas
Tabel 3.3. Studi eksisting mobile websiteWhiskasInteraktifitas - User dapat langsung terhubung dengan akun / kontak
Whiskas serta mudah ditemukan
- Seluruh list menu diletakan dalam hamburger button
Penggunaan - Memuat materi konten yang disusun secara teraturdengan kategori
- User dapat membuat perkiraan pemberian makan darifitur Panduan Memberi Makan
- Kontak resmi Whiskas dapat dengan mudah ditemukan
Visual - Memberi kesan friendly dan menyenangkan dari elemengrafis dan font yang digunakan (ujung melengkung)
- Warna dominan yang digunakan hanya ungu yangmerupakan ciri khas dari Whiskas
Kelebihan - UI mudah dipelajari
- Warna background dan warna tulisan yang digunakancukup kontras, sehingga memiliki keterbacaan yangbaik.
- Tidak terlalu banyak tulisan dan menjelaskan secaracukup jelas dan ringkas
Kekurangan - Informasi yang diberikan kurang mendalam
93
- Flow masih terlalu panjang untuk menuju halamankonten informasi
- Kurang konsisten untuk menggunakan icon atauthumbnail pada box opsi informasi.
3.1.3.3. Website Official Royal Canin Indonesia
Royal Canin merupakan salah satu merek makanan kucing yang cukup
dikenal masyarakat namun memiliki harga yang relatif mahal. Royal
Canin memiliki website yang lebih mengutamakan untuk penjualan. Pada
tampilan awal fitur dan fungsi lebih banyak untuk melakukan pembelian
secara online. Selain itu, website Royal Canin memiliki beberapa artikel
mengenai hewan peliharaan dan hanya dipisah dalam kategori anjing dan
kucing. Tampilan website juga telah responsive jika ingin membukanya
dari dengan versi mobile.
Untuk penggunaan, user dapat menemukan informasi yang lengkap,
baik mengenai perawatan, pemberian makan, kesehatan, dan lain-lain.
Namun dari banyaknya informasi yang diberikan tidak disusun dalam
kategori tertentu. Kemudian secara interaktivitas, menu utama telah
disediakan dalam hamburger button untuk memudahkan user berpindah
antar halaman utama. Namun konten menu yang tersedia pada hamburger
button hanya opsi Kucing, Anjing, dan pembelian produk Royal Canin.
Terdapat pada satu bagian, misalnya pada penyajian informasi tentang ciri
kesehatan kucing, user dapat men-tap / klik salah satu bagian kucing untuk
membuka informasi bagian itu sendiri.
94
Visual website Royal Canin memiliki kesan minimalis dan elegan.
Palette warna yang digunakan tidak terlalu banyak, yaitu hanya
mengguunakan warna dominan putih untuk latar, dan aksen merah ciri
khas merek royal canin. Kemudian foto untuk elemen pendukung di-
touch-up menjadi grey scale dan tidak memiliki background apapun untuk
tampilan utama kategori kucing.
Gambar 3.9. Tampilan UI mobile website Royal Canin
95
Tabel 3.4. Studi eksisting mobile website Royal CaninInteraktifitas - Terdapat hamburger button untuk memudahkan navigasi
- Terdapat penyediaan konten informasi yang dapat dikliksendiri oleh user pada satu penjelasan artikel
- User dapat langsung melakukan pemesanan produk dariwebsite resmi Royal Canin serta mengetahuiketerangannya dengan jelas
Penggunaan - Menyediakan informasi yang lengkap baik mengenaiperawatan, pemberian makan, kesehatan, dan lain-lain.
- User dapat mencari informasi tentang perawatan anjingdan kucing serta menemukan produk Royal Canin yangdirekomendasikan sesuai dengan kondisi peliharaan user
Visual - Memberikan kesan minimalis dan menunjukankredibilitas dari penyusunan layout, touch-up foto, danpenggunaan font.
- Warna didominasi oleh putih dengan merah khas RoyalCanin untuk aksen dan navigation bar.
- Website memiliki keterbacaan yang amat baik daripenataan jarak antar tulisan dan kontras antar warnabackground dan teks.
Kelebihan - Penataan layout yang nyaman dan tulisan mudah terbaca
- Elemen-elemen UI mudah dikenali dan dipelajari
Kekurangan - Menu pada hamburger button sangat terbatas dan hanyamenu yang paling awal dari homepage
- Masing-masing artikel informasi belum tersusun dalamsatu kategori tersendiri
- Masih cukup sulit untuk menemukan informasi yangdiinginkan karena tidak dikategorikan secara spesifik.
3.2. Metodologi Perancangan
Dalam perancangan UI/UX, penulis menggunakan metode Human Centered
Design (HCD) yang dibagi menjadi 5 tahap oleh Outwitly. Metode HCD dipilih
96
karena dapat mendefinisikan lebih dalam mengenai proses riset maupun desain
suatu produk atau jasa yang akan digunakan user dalam kesehariannya. Metode
ini melalui 5 tahap, yaitu discover, define, design, prototype & test, dan plan &
implement. Proses yang dijelaskan oleh Outwitly juga bereferensi dari diagram
Double Diamond oleh UK Council.
Gambar 3.10. Diagram Double Diamond UK Council(sumber: https://www.outwitly.com/blog/human-centered-design-series-1 )
3.2.1. Discover
Pada tahap ini adalah proses berempati untuk mengetahui apa yang user butuhkan.
Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan riset dari
segmentasi target user melalui wawancara, observasi, survey, dan metode lainnya.
Kemudian data yang didapat dari proses riset dapat dikumpulkan dalam bentuk
transkrip, foto, video, dan lain-lain.
97
3.2.1.1. Understand What the Research Goals
Perancangan tugas akhir ini dilatar belakangi dengan masalah
overpopulasi kucing di daerah perkotaan. Dengan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya dampak overpopulasi, solusi yang dapat
diberikan adalah dengan memberikan edukasi / informasi mengenai
sterilisasi serta perawatan kucing yang baik untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab serta komitmen pemilik terhadap peliharaannya.
3.2.1.2. Segmentasi Target User
Perancangan karya tugas akhir ini ditujukan kepada pria dan wanita
dengan rentang usia primer 18 - 24 tahun dan berdomisili di Tangerang
atau wilayah Jabodebek (sekunder) yang baru memelihara kucing, masih
dalam tahap persiapan, dan /atau belum familiar dengan sterilisasi.
Menurut Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si. dan Yulia Ayriza, Ph.D. (diunduh dari
staff.uny.ac.id), pada rentang usia tersebut seseorang telah memiliki
kemandirian ekonomi dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya
sendiri.
3.2.1.3. Prepare to Conduct Research
Untuk memenuhi kebetuhuhan data yang diperlukan dalam penelitian,
penulis menentukan beberapa metode. Metode yang digunakan adalah
campuran (hybrid) kualitatif dan kuantitatif. Kedua metode pengumpulan
data dilakukan secara online karena kondisi yang tidak memungkinkan
untuk bertemu secara langsung. Metode kualitatif dilakukan dengan
melakukan wawancara melalui platform Zoom Meeting kepada dokter
98
hewan dan adopter yang cukup berpengalaman. Kemudian metode
kuantitatif menggunakan Google Form untuk menyebarkan kuesioner
secara online terhadap calon user.
3.2.1.4. Conduct Research
Metode kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara bersama
Dominika Anggraeni Purwaningsih sebagai adopter yang telah
berpengalaman merawat kucing sejak tahun 2012. Pertanyaan wawancara
adalah terkait mengenai bagaimana penanganan pertama ketika baru
mengadopsi kucing serta pengalamannya selama merawat kucing.
Wawancara bersama ibu Dominika dilakukan pada tanggal 12 Februari
2021 pukul 09:30 W.I.B.
Kemudian, wawancara juga dilakukan bersama Drh. Jimmy
Pangihutan Siregar sebagai dokter hewan yang bersalin di J-Vet Clinic
Metropolis, Tangerang. Pertanyaan yang ditanyakan adalah mengenai
informasi cara merawat kucing yang baik, tindakan pertama saat baru
merawat, serta mengenai kesehatan kucing. Wawancara bersama Drh.
Jimmy dilakukan pada tanggal 23 Februari 2021 pukul 12:00 W.I.B.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan membagikan kuesioner
online untuk mendapatkan data mengenai tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai perawatan, kesehatan, dan sterilisasi kucing. Kuesioner mulai
dibagikan secara online melalui media sosial Facebook, LINE, Twitter,
dan Discord sejak tanggal 5 Februari hingga 18 Februari 2021. Kuesioner
99
diisi oleh masyarakat dengan rentang usia 18 hingga 34 tahun dengan
domisili Jabodetabek yang belum pernah / berminat / baru memelihara
kucing.
3.2.2. Define
Setelah melakukan riset, data yang telah didapatkan kemudian dianalisa dengan
triangulasi data. Pada proses ini dapat diketahui berbagai masukan dan peluang
desain berdasarkan hasil riset. Hasil dari Analisa data ini kemudian dibentuk
menjadi sebuah user persona, atau bentuk lain yang dapat mempresentasikan hasil
data yang sesuai dengan perancangan.
3.2.2.1. Analyze the Research (triangulasi data)
Dari riset yang telah dilakukan terhadap calon user dan ahli, dalam
merawat hewan khususnya kucing membutuhkan banyak persiapan dan
pengetahuan agar dapat bertanggung jawab atas hidupnya. Maka
pengetahuan merawat yang lebih mendalam diperlukan agar pemilik
merasa yakin dan percaya diri dalam menghadapi persoalan merawat
kucingnya sehari-hari. Kemudian, sterilisasi kucing saat ini sedang gencar
dilakukan oleh komunitas ataupun pemerintah. Meskipun demikian, masih
banyak masyarakat yang belum familiar mengenai permasalahan
overpopulasi kucing yang ada saat ini ataupun mengenai sterilisasi.
3.2.2.2. Report and Design Artifacts (user persona)
Dari analisa data yang telah dilakukan, penulis menyusun user persona
sebagai representasi target user utama dari perancangan. User persona
100
yang dirancang adalah seseorang yang baru merawat kucing dan belum
terlalu familiar dengan persoalan yang lebih mendalam seperti kesehatan
dan sterilisasi. Namun dalam proses mempelajari perawatan kucing ini, ia
juga masih memiliki kesibukan lain dalam kesehariannya yang tidak dapat
ditinggalkan begitu saja.
Gambar 3.11. User persona utama
3.2.3. Design
Pada tahap ini mulai mengumpulkan ide perancangan sebanyak-banyaknya dari
hasil riset yang telah diproses. Penggambaran ide dapat dibuat dalam bentuk
sketsa kasar wireframe yang kemudian akan dibuat mendetail. Tahap ini lebih
mengutamakan kuantitas daripada kualitas, selama proses ini akan melalui tahap
penyempurnaan konsep hingga akhkirnya bertemu dengan hasil final. Tahap
desain biasanya akan berjalan secara parallel dengan tahap prototype & test.
101
3.2.3.1. Ideasi
Untuk menentukan ide perancangan, penulis menyusun mindmapping
mengenai topik perancangan berdasarkan data yang telah diproses secara
singkat untuk mendapatkan kata kunci yang relevan dengan perancangan.
Mindmapping ini juga dilakukan agar proses awal brainstorming
berlangsung secara terstruktur. Berikut adalah hasil yang didapatkan.
Gambar 3.12.Mindmapping
Setelah menyusun mindmapping, langkah berikutnya adalah
membuat proposition untuk memposisikan perancangan dengan
produk/jasa kompetitor lain dengan perancangan serupa, serta memiliki
kegunaan yang tepat bagi target audience. Kata kunci yang didapatkan
dari proses mindmapping kemudian dipilah dan ditelusuri kembali untuk
menentukan kata sifat yang lebih mendalam untuk merumuskan big idea.
102
Gambar 3.13. Proposition
1. Functional & Emotional Benefit
Manfaat secara fungsional dari perancangan yang dibuat adalah guiding,
discuss, dan planning. Dengan artian media yang dirancang dapat
membantu pemilik untuk merencanakan perawatan dengan konten
informasi yang disediakan, serta memiliki akses alternatif untuk berdiskusi
dengan dokter hewan. Kemudian manfaat secara emosional terdiri dari
enlighten, confident, dan commitment. Perancangan mobile website dapat
memberikan pencerahan kepada pemilik tentang pengetahuan merawat
yang mendalam, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam mengatasi
103
permasalahan perawatan kucing sehari-hari. Selain itu juga meningkatkan
komitmen pemilik dengan memahami peliharaanya dengan baik.
2. Reason to Believe
Terdapat beberapa alasan yang membuat user percaya untuk menggunakan
perancangan mobile website ini sebagai solusi dari kebutuhannya. Kata
yang dipilih oleh penulis adalah trustworthy dan organized, konten yang
dimiliki oleh mobile website memiliki sumber yang kredibel dari ahli yang
bersangkutan serta merencanakan dengan runtut untuk persiapan maupun
perawatan sehari-hari.
3. Competitive Environment
Terdapat banyak media informasi mengenai perawatan hewan khususnya
kucing. Kompetitor yang ditentukan oleh penulis sebagai pembanding
adalah Halodoc dan PetCare Daily App. Halodoc memiliki versi website
dan aplikasi untuk berkonsultasi langsung dengan dokter serta
mendapatkan konten informasi yang ditinjau langsung oleh dokter.
Sedangkan untuk aplikasi PetCare Daily memiliki informasi yang
mendetail dan mampu membuat pemilik memahami hal yang masih
kurang familiar mengenai penanganan ataupun perawatan hewan.
4. Discriminator
Untuk membedakan perancangan yang akan dibuat dengan kompetitor
lainnya, penulis menentukan discriminator dengan menggunakan kata
104
devoted. Media informasi dalam bentuk mobile website ini membantu
pemilik untuk meningkatkan rasa komitmen dengan memahami perawatan
sebagai bentuk kasih sayang terhadap peliharaannya.
5. Target Audience
Target audience dari perancangan ini adalah pria dan wanita dengan
rentang usia 18-24 tahun (primer) yang baru merawat kucing, dalam tahap
persiapan, serta yang belum familiar dengan sterilisasi kucing.
6. Insights
Terdapat beberapa hal yang ingin diwujudkan dalam perancangan
berdasarkan kebutuhan target audience, yaitu “thrive responsibility by
preparing themselves better” dan “feeling confident for taking care of
their cat(s)”. Dimana media mobile website ini dapat membantu target
user mempersiapkan diri untuk merawat kucing serta merasa lebih percaya
diri dalam menghadapinya.
Dari proposition yang telah dirancang, kemudian penulis
menentukan kata kunci yang dominan dari setiap tahap. Diantaranya
adalah “responsible” dalam tahap function & emotional benefit,
“reliable” dalam reason to believe, dan “caring” dalam tahap insight.
Kata kunci ini kemudian dapat menggiring penulis untuk menentukan big
idea.
105
Big idea yang kemudian dirumuskan adalah “a reliable guide for
devoted cat-care by raising the owner’s responsibility and confidence”.
Media yang dirancang dapat diandalkan oleh target user untuk
memberikan perawatan yang maksimal dengan meningkatkan tanggung
jawab serta kepercayaan diri pemilik.
Gambar 3.14. Big Idea dan Tone of Voice
Dari big idea yang telah dirumuskan, selanjutnya penulis dapat
menentukan tone of voice dari perancangan. Yaitu “assured”, “fond”, dan
“motivate”. Ketiga tone of voice ini dapat diartikan pemilik memiliki
dorongan untuk yakin terhadap dirinya sendiri dalam merawat
peliharaannya dengan kasih sayang.
106
Gambar 3.15.Moodboard
Selanjutnya, penulis menyusun moodboard dengan beberapa
gambar yang mewakili tone of voice yang telah ditentukan. Kemudian
dilanjutkan dengan menentukan warna yang akan digunakan dalam
perancangan berdasarkan susunan moodboard. Dari warna-warna tersebut
kemudian ditentukan warna primer dan sekunder.
3.2.3.2. Konsep
Setelah melalui proses ideasi, kemudian penulis menentukan konsep agar
memiliki gambaran yang lebih jelas terkait perancangan yang akan dibuat.
Konsep yang ditentukan adalah merancang sebuah media informasi berupa
website yang dapat diakses melalui mobile (pada perancangan tugas akhir
ini hanya versi mobile) yang dapat membantu pemilik untuk
merencanakan perawatan serta berdiskusi dengan dokter hewan dengan
107
mudah. Media ponsel dipilih berdasarkan survey konsumsi media oleh
target user dalam sehari-hari.
Mobile website dipilih sebagai media perancangan untuk
memenuhi fungsi dan fitur yang dirancang. Media hanya memuat
informasi yang hanya diakses pada waktu tertentu tanpa memonitor
keadaan kucing secara rutin. Meskipun demikian, user masih dapat
membuat akun (daftar sebagai member) untuk melakukan konsultasi
online ataupun menentukan jadwal kunjungan, serta menyimpan riwayat
konsultasi kucingnya. Dengan J-Vet Animal Clinic sebagai stakeholder
narasumber dan dokter hewan, maka mobile website ini memiliki target
yang spesifik kepada follower media sosial dan / atau pelanggan J-Vet
Animal Clinic. Link dapat dengan mudah ditemukan jika mendapatkan
post promosi media website dalam media sosial J-Vet.
Dari segi visual dan kegunaan, konsep dari perancangan mobile
website adalah sebagai berikut; dengan pertimbangan target audience
merupakan usia-usia aktif dan memiliki banyak kesibukan, maka visual
user interface memberikan kesan minimalis dengan penyusunan elemen
dan alur / flow yang simple agar website dapat dipelajari dengan cepat oleh
user. Gaya bahasa yang digunakan adalah semi formal dengan pembawaan
yang menuntun/menyarankan user untuk merencanakan perawatan. Secara
kegunaan, user juga dapat berinteraksi langsung dengan dokter hewan.
Kemudian riwayat konsultasi dapat dilihat kembali dalam detail akun user
untuk memonitor keadaan peliharaannya.
108
Gambar 3.16. Referensi style visual
Berdasarkan konsep yang telah dirumuskan, penulis menentukan
refensi style visual sesuai dengan kesan yang ingin diberikan. Style visual
yang dipilih adalah website dengan menggunakan ilustrasi yang tidak
terlalu kaku ataupun mendetail sebagai pendukung bahasan, penataan yang
minimalis, serta menggunakan bentuk dengan ujung yang sedikit diberi
lengkungan untuk mencapai kesan yang ramah dan friendly.
109
Gambar 3.17. Referensi UI/UX
Untuk referensi UI/UX, penulis memperhatikan mobile website
Halodoc dan Sheba, serta contoh desain UI mengenai perawatan hewan
oleh Viktoriia Chyrak. Pada website Halodoc, penulis mengamati fitur
konsultasi dokter sebagai acuan dalam menyusun flow konsultasi secara
online sebaiknya berjalan, dan penggunaan bahasa untuk media perawatan
dan kesehatan. Kemudian pada website Sheba, penulis memperhatikan
cara penyajian konten informasi. Website Sheba memiliki selingan
ilustrasi untuk memperjelas suatu pembahasan jika memang dibutuhkan.
Ilustrasi digambarkan dengan menggunakan style hand-drawn yang tidak
terlalu mengarah ke realis maupun kartun, melainkan hanya
110
menggambarkan bentuk secara garis besar. Maka keberadaan elemen
pendukung ilustrasi ini dirasa cukup membantu user untuk lebih
memahami isi informasi yang diberikan secara efektif.
3.2.3.3. SketsaWireframe
1. Penyusunan Konten
Dalam penyusunan konten mobile website, dibuat berdasarkan hasil
pencarian data dengan wawancara ahli dari Drh. Jimmy Pangihutan
sebagai sumber utama dan sumber pustaka lain sebagai pendukung.
Sumber pendukung terdiri dari hasil wawancara adopter, buku (101
Essential Tips: Cat Care oleh Andrew Edney & David Taylor, 2015)
dengan susunan isi yang masih mengacu pada hasil wawancara dokter
hewan. Penyusunan konten ini kemudian disesuaikan kembali setelah
melakukan uji coba user untuk mengetahui informasi tambahan apa saja
yang dianggap krusial namun belum dicantumkan.
2. Sitemap
Sebelum membeuat sketsa wireframe, penulis menyusun sitemap terlebih
dahulu untuk memetakan fitur utama dalam mobile website dengan jelas,
dan berada di halman mana konten akan diletakan.
111
Gambar 3.18. Sitemap (alpha)
3. Flow
Setelah mengetahui penempatan konten dari sitemap, selanjutnya penulis
menyusun user flow untuk menentukan alur dengan jelas ketika mobile
website sedang digunakan. Skenario flow utama yang disusun adalah saat
user menggunakan mobile website secara umum, melakukan konsultasi,
dan mendaftarkan diri atau login sebagai member.
112
Gambar 3.19. Flow menggunakan mobile website dan konsultasi (alpha)
113
Gambar 3.20. Flow menuju halaman akun (alpha)
4. Sketsa
Setelah menyusun konten dan mengetahui flow mobile website, proses
dilanjutkan dengan membuat sketsa kasar wireframe. Pada tahap ini dapat
mulai terkirakan aset apa saja yang diperlukan dalam UI.
Format yang digunakan adalah ukuran layar ponsel yang umumnya
digunakan saat ini, yaitu sebesar 5,85 inch atau 812 x 375px. Penulis
membuat sketsa secara manual (hand-drawn) terlebih dahulu untuk
114
mempermudah menentukan letak elemen visual sebelum ke tahap digital.
Grid yang digunakan adalah two-column grid. Menurut Samara (2017),
base grid kolom dengan proporsi ponsel dan dapat dipisahkan lagi agar
lebih fleksibel dan memberikan variasi layout (hlm. 58).
Pada sketsa wireframe, landing page dibuat dengan meletakan
menu utama dengan button besar dengan grafis atau gambar pendukung
pada sisi kanan. Halaman Akun Saya memuat detail akun dan urutan
riwayat konsultasi user.
Gambar 3.21. Sketsa landing page dan halaman akun member
Untuk sketsa wireframe halaman judul utama fitur utama informasi,
memuat sub-judul dengan button besar dengan header judul utama yang
memiliki sebuah gambar/ilustrasi pendukung. Halaman berikutnya adalah
pembagian kategori pembahasan konten jika diperlukan agar konten tertata
dengan teratur. Berikutnya adalah halaman tulisan konten informasi
115
setelah menekan button sub-judul atau salah satu kategori konten.
Halaman dibuat dengan membuat ruang header dengan batas yang jelas,
baik dengan warna ataupun terdapat ilustrasi/grafis, dan diikuti dengan
konten informasi.
Gambar 3.22. Sketsa halaman awal konten dan isi
Kemudian untuk halaman konsultasi versi untuk user yang belum
login atau terdaftar menjadi member, dibuat dengan header yang serupa
dengan fitur informasi dan terdapat button untuk mengarahkan user
Login/Daftar ke akun miliknya.
116
Gambar 3.23 Sketsa halaman awal konsultasi dan daftar member
Untuk sketsa wireframe halaman utama fitur konsultasi setelah
user berhasil masuk dengan akunnya, akan terdapat dua button yang
bersebelahan dengan grafis/gambar pendukung masing-masing metode
konsultasi pilihan. Lalu untuk halaman awal sebelum user mengisi data
diri masuk akun, terdapat pilihan apakah user tersebut ingin mendaftarkan
diri sebagai member baru atau masuk sebagai pengguna lama.
117
Gambar 3.24. Sketsa halaman awal konsultasi dan login
Kemudian halaman awal metode konsultasi dengan chat memuat
button tata cara melakukan konsultasi dengan chat, diikuti dengan list
dokter yang sedang online. Setelah memilik dokter, informasi singkat
dokter disediakan dalam bentuk pop-up.
Gambar 3.25. Sketsa memilih kontak dokter dan keterangan
118
Berdasarkan referensii yang digunakan untuk konsultasi dokter
secara online, setelah memilih opsi metode chat, user akan menuju kepada
halaman pembayaran. Setelah itu, user mendapatkan pop-up konfirmasi
yang kemudian diikuti dengan halaman chat. Tampilan halaman chat
dibuat berdasarkan media yang sering digunakan oleh target user pada
hasil kuesioner sebelumnya.
Gambar 3.26. Sketsa halaman transaksi dan chat dokter
Untuk sketsa halaman Buat Janji atau metode konsultasi secara
langsung di klinik, memuat tampilan yang tidak jauh berbeda. Hanya saja
halaman memuat semua nama dokter dengan informasi singkat mengenai
jadwal praktek.
119
Gambar 3.27. Sketsa memilih dokter dan keterangan jadwal
Setelah memilih dokter untuk melakukan kunjungan, user akan
mendapatkan halaman konfirmasi berupa pop-up dengan keterangan.
Gambar 3.28. Sketsa memilih jadwal dokter
120
Lalu untuk sketsa tampilan menu hamburger button, hanya
memuat menu untuk fitur utama dengan icon panah ke kanan untuk tanda
melanjutkan proses. Kemdian untuk tampilan footer, memuat nama klinik,
sosial media, dan alamat kedua klinik dari J-Vet.
Gambar 3.29. Sketsa menu hamburger button dan footer
3.2.3.4. Komponen Visual
1. Pemilihan Warna
Pemilihan warna yang digunakan masih terinspirasi dari moodboard. Dari
sini pennulis menentukan warna yang menjadi warna primer dan sekunder.
121
Gambar 3.30. Color Palette (alpha)
Warna yang dipilih sebagai warna primer adalah warna biru dan
cokelat. Berdasarkan teori Eiseman (2017), biru dari sisi positif
memberikan kesan yang bijak dan tenang, dengan coklat yang
melambangkan kejujuran. Kemudian menambahkan putih sebagai warna
dominan yang memiliki kesan ringan dan minimalis serta menetralkan
antara dua warna dominan lainnya.
Untuk warna sekunder, terdapat warna hijau yang memiliki kaitan
dengan alam, pertumbuhan, dan kesehatan. Kemudian warna hangat
oranye ada untuk mewakili kesan ramah, membangkitkan semangat, serta
mengkonotasikan komunikasi. Abu-abu dan beige memiliki kesan yang
netral dan bijaksana pada abu-abu.
2. Pemilihan Typography
Kemudian, penulis memilih font yang akan dipakai berdasarkan tone of
voice. Font yang digunakan adalah Archivo sebagai font utama yang akan
digunakan pada judul tulisan dan button, serta Poppins untuk font
122
sekunder yang akan digunakan sebagai body text. Kedua font memiliki tipe
sans serif untuk mencapai kesan yang minimalis dan semi formal.
Archivo dipilih sebagai font utama karena memiliki keterbacaan
yang baik dan tetap nyaman dilihat pada layout walaupun diatur pada tipe
type yang tebal dan dengan ukuran yang besar sebagai judul / headline.
Kemudian Poppins dipilih sebagai sekunder karena memiliki kerning yang
sedikit lebih jauh dari Archivo dan memiliki kesan yang lembut dari bowl
yang dimiliki pada huruf tertentu. Sehingga ia memiliki keterbacaan yang
lebih baik sebagai body text dengan ukuran yang lebih kecil.
Gambar 3.31. Font Archivo dan Poppins
3. Perancangan Icon dan Button
a. Referensi Style
Berdasarkan konsep yang telah ditentukan, style icon yang akan
digunakan menggunakan style vektor, memiliki visualisasi yang
123
sederhana, dan memiliki ujung yang tidak terlalu tajam untuk
memberikan kesan yang ramah, dan tidak kaku.
Pemilihan referensi juga masih berdasarkan platform yang
digunakan sehari-hari oleh target user agar terasa lebih familiar ketika
baru menggunakan. Sehingga dapat menghemat waktu user untuk
mempelajari user interface.
Gambar 3.32.Moodboard referensi style icon
b. Implementasi
Untuk aset icon, penulis merancangnya dengan menggunakan bantuan
grid system untuk mencapai konsistensi. Menurut Zhang (2020), icon grid
merupakan suatu alat untuk kecepatan (dalam perancangan) dan
konsistensi antar satu icon dengan yang lain. Dalam perancangan ini
penulis menggunakan tipe material grid. Zhang (2020) menambahkan,
124
keyshapes dalam material grid dapat membantu untuk menentukan bentuk
standar dan masih menyisakan ruang untuk fleksibilitas dan kreatifitas.
Gambar 3.33.Material play store icon grid(sumber: https://minoraxis.medium.com/icon-grids-keylines-demystified-
5a228fe08cfd#:~:text=Apple's%20app%20icon%20grid%20aids,(or%20Lam%C3%A9%20curve)
%20calculation)
Gambar 3.34. Icon-set
Kemudian berikut ini adalah keterangan fungsi icon yang telah
dirancang.
125
Tabel 3.5. List Icon yang digunakan
Nama Icon Gambar Icon Kegunaan
Halaman
utama
Kembali ke halaman utama, digambarkan
dengan rumah sebagai representatif untuk
kembali ke tempat awal.
Hamburger
Button
Membuka kumpulan menu utama tanpa harus
kembali ke halaman sebelumnya
Akun Saya Membuka atau sebagai shortcut menuju
halaman akun user
Berhasil /
terkonfirmasi
Mengkonfirmasi user bahwa suatu transaksi
atau tindakan lain yang baru saja dilakukan
berhasil diproses
Tutup Menutup suatu window
Selanjutnya Membawa user untuk berpindah ke halaman
selanjutnya
Kembali Membawa user untuk kembali ke halaman
sebelumnya
Masukan
Gambar
Mengirim foto pada halaman chat
Aset visual berikutnya adalah button. Penulis membuat button
dengan dua tipe yang berbeda untuk membedakan kegunaan / fungsi
126
button yang dimaksud. Button yang memiliki bentuk lebih besar berfungsi
untuk menuju ke halaman-halaman konten atau fitur utama saja. Button ini
diberi elemen grafis untuk membantu user mengartikan kegunaan button
dan membedakan dengan opsi lainnya. Sedangkan untuk button yang lebih
kecil berfungsi sebagai fungsi interaktif lain atau bernavigasi seperti
berpindah dari satu halaman ke halaman lain, melanjutkan proses, dan
lainnya.
Sama halnya dengan icon, aset button juga dibentuk dengan ujung
yang diberi sedikit lengkungan untuk memberikan kesan yang tidak kaku
dan ramah.
Gambar 3.35. Button untuk menu fitur utama
Gambar 3.36. Button untuk fungsi interaktif lain
127
4. Perancangan Ilustrasi
a. Referensi Style
Dalam perancangan mobile website ini, penulis menggunakan ilustrasi
untuk keefektifan penggambaran situasi dari konten informasi.
Berdasarkan konsep yang telah ditentukan, penulis membuat aset ilustrasi
dengan teknik hand-drawn agar tidak terkesan kaku dan penggambaran
yang tidak terlalu mengarah pada realis maupun kartun. Ilustrasi cukup
memberikan garis-garis utama yang dapat menginterpretasikan anatomi
kucing dengan situasi tertentu, atau suatu benda dengan jelas.
Kemudian untuk penempatan ilustrasi untuk halaman utama,
diletakan pada sisi samping tulisan dan memiliki blok warna dengan
bentuk organik sebagai background sebagai pendukung mood yang ingin
disampaikan. Sedangkan untuk penempatan ilustrasi pada halaman konten
informasi, diberikan setelah penjelasan dan tidak memiliki blok warna
background agar tidak mengganggu penekanan dengan konten tulisan.
Gambar 3.37.Moodboard referensi style ilustrasi
128
b. Implementasi
Berikut ini adalah hasil perancangan ilustrasi berdasarkan moodboard
yang telah ditentukan. Untuk perancangan versi alpha, penulis masih
memberikan ilustrasi pada halaman utama saja. Pada kesempatan alpha
test, penulis menanyakan pada user / responden apakah membutuhkan
ilustrasi pada penjelasan dan pada bagian apa saja yang dianggap krusial
atau amat membutuhkan ilustrasi yang jelas.
Untuk bagian judul utama perawatan, menggambarkan ilustrasi
representatif perawatan kucing dengan kucing yang duduk dengan tenang
di atas suatu alas dengan tangan manusia yang hendak menyisir kucingnya,
kemudian terdapat ikan di kedua sisi kucing sebagai elemen pendukung.
Kemudian menggunakan background berwarna oranye untuk memberikan
kesan ramah dan memberikan semangat.
Gambar 3.38. Aset ilustrasi untuk judul Perawatan kucing
Untuk menu utama kesehatan, menggambarkan ilustrasi
representatif kesehatan kucing dengan kucing yang sedang bersiap dan
memperhatikan arah cat teaser (salah satu mainan kucing). Kucing yang
aktif untuk beraktivitas merupakan salah satu ciri kucing yang sehat.
129
Kemudian terdapat lambang cross khas medis untuk elemen pendukung
yang mengartikan segmen kesehatan. Kemudian menggunakan
background berwarna abu-abu untuk memberikan kesan netral dan
bijaksana.
Gambar 3.39. Aset ilustrasi untuk judul Kesehatan
Untuk menu utama kembangbiak dan sterilisasi, menggambarkan
ilustrasi representatif “kembangbiak dan sterilisasi” dengan anak kucing
yang sedang tertidur serta elemen pendukung yang mewakili kebutuhan
anak kucing dan alat suntik yang merupakan salah satu alat yang
digunakan dokter hewan dalam proses praktek. Kemudian menggunakan
background berwarna hijau untuk memberikan kesan pertumbuhan dan
menyembuhkan/kesehatan, sebagaimana tujuan mensterilkan kucing
adalah menghindari kucing terkena berbagai penyakit reproduksi.
130
Gambar 3.40. Aset ilustrasi untuk judul Kembangbiak dan Sterilisasi
Untuk menu utama konsultasi, menggambarkan ilustrasi
representatif kucing yang sedang diperiksa oleh dokter hewan di atas meja
praktek. Kemudian terdapat balon kata dengan dua warna yang berbeda
sebagai elemen pendukung yang menggambarkan adegan percakapan
antara pemilik dengan dokter hewan. Kemudian menggunakan
background berwarna abu-abu untuk memberikan kesan yang netral dan
bijaksana.
Gambar 3.41. Aset ilustrasi untuk judul Konsultasi
Untuk header halaman utama, menggambarkan ilustrasi kaki depan
kucing yang sedang mengejar cat teaser. Dari sisi lain juga dapat diartikan
131
kaki kucing yang terbuka dan terangkat ke atas seperti sedang menyapa
user.
Gambar 3.42. Aset ilustrasi untuk landing page
Untuk menu utama daftar atau login sebagai member, penggambaran
ilustrasi tidak memiliki artian khusus. Dalam ilustrasi tergambar tangan
manusia yang sedang menggendong kucing untuk melihat dan mengagumi
rupanya.
Gambar 3.43. Aset ilustrasi untuk login atau daftar
132
5. Perancangan Elemen Grafis
Kemudian penulis juga merancang aset visual berupa elemen-elemen
grafis untuk membantu mengartikan fungsi pada button besar, serta
sebagai kebutuhan estetika pada background. Objek yang digambarkan
adalah benda-benda representatif yang biasa digunakan untuk merawat
kucing dan terkait dengan kesehatan kucing berdasarkan sumber literasi.
Gambar 3.44. Elemen grafis
3.2.4. Prototype and Test
Pada tahap ini desainer mulai membuat low-fidelity hingga high-fidelity prototype
untuk keperluan testing terhadap target user. Pada tahap prototype juga akan
mendapat berbagai feedback dimana proses akan berulang pada desain hingga
menemukan hasil final.
3.2.4.1. Low-Fidelity Design
Dari sketsa kasar wireframe yang telah dibuat, selanjutnya adalah
memindahkan sketsa wireframe manjadi bentuk digital namun masih
133
berupa low-fidelity. Pada tahap ini peletakan aset dan komponen lain telah
mendekati yang akan digunakan dalam high-fidelity.
Gambar 3.45. Tampilan low-fidelity UI mobile website
3.2.4.2. High-Fidelity Design
Setelah membuat layout low-fidelity, berikutnya penulis mulai merancang
mobile website ke dalam bentuk high-fidelity dengan memvisualisasikan
aset yang diperlukan. Berikut ini adalah tampilan UI versi high-fidelity
versi alpha dari perwakilan masing-masing halaman fitur utama.
134
Gambar 3.46. Tampilan high-fidelity UI mobile website
3.2.4.3. Prototype and Test
Setelah melalui tahap high-fidelity, desain mobile website kemudian
disimulasikan dengan membuat prototype yang kemudian akan diajukan
untuk proses alpha test. Konten yang telah dapat diakses pada alpha test
masih sebatas fitur-fitur utama yang mewakili kegunaan mobile website.
Di antaranya adalah konten informasi perawatan dengan sub judul
persiapan awal dan persiapan pemilik, konten informasi sterilisasi,
halaman konsultasi dokter hewan, daftar sebagai member, dan detail akun
user.
135
User test dilakukan untuk mendapatkan feedback mengenai desain
yang telah dibuat oleh sesama mahasiswa desain dan dosen yang ikut serta
dalam evaluasi alpha. Maka dari itu, masukan yang didapat masih belum
berasal dari target user yang sebenarnya.
Untuk membuat prototype, penulis menggunakan software Figma
dengan format layar yang telah ditentukan. Software figma dipilih karena
dapat memberikan pendekatan simulasi penggunaan dan interaksi mobile
website yang diinginkan.
Gambar 3.47. Prototype untuk alpha test
136
3.2.5. Plan and Implement
Pada tahap ini merencanakan hasil akhir desain untuk implementasi ke tahap
pengembangan. Seluruh pihak terkait harus terlibat dalam semua proses, dimana
pihak-pihak tersebut memiliki kesempatan untuk bertanya dan memberi masukan
terhadap proses desain yang kemudian dapat mempengaruhi implementasi.
3.2.5.1. Stakeholder
Perancangan mobile website ini merupakan media yang menjadi wadah
untuk informasi mengenai perawatan yang baik dan sterilisasi untuk
lembaga J-Vet Animal Clinic. J-Vet merupakan sebuah klinik dokter
hewan yang berlokasi di Metropolis, Tangerang dan memiliki cabang di
wilayah Serua, Tangerang Selatan.
J-Vet dipilih karena sesuai dengan permasalahan yang dibahas
dalam perancangan, selain itu pemilik dari J-Vet Animal Clinic sendiri
aktif untuk ikut serta dalam kegiatan sterilisasi kucing. Kontribusi J-Vet
dalam perancangan adalah sebagai narasumber dari konten mobile website,
dimana materi yang diberikan sebagian besar adalah berdasarkan
wawancara yang telah dilakukan penulis bersama Drh. Jimmy Pangihutan
yang juga selaku pemilik dari J-Vet Animal Clinic