BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran

39
 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Dalam setiap kegiatan pada umumnya orang ingin meraih prestasi yang setinggi-tingginya, baik dalam bidang pendidikan, olahraga, usaha maupun dalam hal lainnya. Prestasi merupakan suatu penilaian dalam kehidupan manusia karena sepanjang perjalanan hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Istilah prestasi digunakan unutuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan dari usaha yang telah dilakukan. “ Prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaannya, hasil yang telah diperoleh dengan jalan keuletan”. menurut (Suwandono, 1997:24) b. Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut para ahli pendidikan memang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan titik pandang. Menurut Syah (2005:68) “  belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif ”. Skinner dalam dimyanti dan Mudjiono (2006: 56) berpandangan bahwa  belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka respon akan menjadi 10

Transcript of BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 1/39

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Dalam setiap kegiatan pada umumnya orang ingin meraih prestasi yang

setinggi-tingginya, baik dalam bidang pendidikan, olahraga, usaha maupun dalam

hal lainnya. Prestasi merupakan suatu penilaian dalam kehidupan manusia karena

sepanjang perjalanan hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang

dan kemampuan masing-masing.

Istilah prestasi digunakan unutuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat

keberhasilan dari usaha yang telah dilakukan. “ Prestasi adalah apa yang telah

dicapai dari hasil pekerjaannya, hasil yang telah diperoleh dengan jalan keuletan”.

menurut (Suwandono, 1997:24)

b. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli pendidikan memang berbeda-beda.

Hal ini terjadi karena adanya perbedaan titik pandang. Menurut Syah (2005:68) “

 belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif ”.

Skinner dalam dimyanti dan Mudjiono (2006: 56) berpandangan bahwa

 belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka respon akan menjadi

10

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 2/39

lebih baik sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam

 belajar ditemukan hal berikut ini :

1. Kesempatan terjadi peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar.

2. Responsi pebelajar  

3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

Menurut Slameto (2003:2) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu

kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu melalui

 pengalaman atau pengumpulan sejumlah informasi atau pengetahuan, baik di

lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:895) “ prestasi belajar 

merupakan pengusaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui

mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan guru”. Lindgren dalam Dulhadi (2002:25) menyatakan bahwa “ prestasi

 belajar adalah perolehan belajar seseorang bersifat keilmuan, yang menggunakan

analisis intelektual, yang tergolong ranah kognitif, penguasaan konsep, kaidah,

 prinsip teori”.

Berdasarkan pendapat diatas prestasi belajar merupakan hasil penguasaan

ketrampilan dan usaha untuk memperoleh suatu tambahan ilmu berupa konsep,

 penguasaan konsep, kaidah, prinsip dan teori dari hasil belajarnya yang biasanya

11

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 3/39

dicapai siswa ketika mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran yang diberikan

oleh guru pada waktu yang telah ditentukan dan hasil tersebut disimbolkan

melalui angka-angka.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk 

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut

Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1. Faktor Intern

a) Faktor jasmaniah

• Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya

atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal yang sehat.

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorag akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

 pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada

gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta

tubuhnya.

• Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik dan kurang

sempurnanya mengenai tubuh atau badan.

Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki,

dan patah tangan, lumpuh dan lain-lainnya.

12

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 4/39

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

 belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada

lembaga pendidikan khusus.

 b) Faktor Psikologis

• Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang

 baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat.

Intelegensi sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar. Pada

umumnya siswa yang mempunyai intelegensi tinggi akan lebih berhasil

daripada siswa yang mempunyai intelegensi rendah. Tapi tidak selamanya

siswa yang berintelegensi tinggi pasti berhasil dalam hidupnya, hal ini

disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan

 banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi hanyalah

salah satu faktor yaang mempengaruhinya.

• Minat

Minat adalah kecenderungan yaag tetap untuk memperhatikan daan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang

diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar 

dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Agar siswa

13

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 5/39

memiliki minat yang tinggi maka siswa diberikan pemahaman yang

mudah dipahami.

• Bakat

Menurut Hilgrad bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

 baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

 berlatih. Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat mempengaruhi belajar 

 jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka

hasil belajarnya akan lebih baik karena siswa akan lebih senang belajar.

• Motif 

Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam

menentukan tujuan dapat dilakukan secara sadar, dan untuk mencapai

tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah

motif itu sendiri sebagai daya penggerak. Dalam proses belajar haruslah

diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar mau belajar dengan

 baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan

 perhatian.

• Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, dimana

alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Misalnya anak dengan kakinya yang sudah siap untuk berjalan, tangan dan

 jari- jarinya sudah siap untuk menulis, otaknya yang berpikir dan lain-

lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara

terus menerus untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan

14

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 6/39

kata lain anak siap (matang) belum dapat melakukan kecakapannya

sebelum belajar.

• Kesiapan

Kesiapan atau readiness menurut James Drever dalam ( Slameto 2003:59)

adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu

timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan dalam melaksanakan

kecakapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar karena jika

siswa mempunyai kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih

 baik.

• Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat

dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat

 psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan

timbulnya kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani

terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh,

sehingga darah kurang lancar. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan

adanya kelesuan dan kebosanan. Sehingga minat dan dorongan untuk 

menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan ini sangat terasa pada bagian

kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi.

Dari uraian diatas dapatlah dimengerti kelelahan sangat mempengaruhi

 belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah dihindari jangan

sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya sehingga perlu diusahakan

kondisi yang bebas dari kelelahan.

15

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 7/39

2. Faktor Ekstern

a) Faktor lingkungan keluarga

Keadaan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar 

siswa, karena keberadaan dan lingkungan keluarga itu sangat kompleks.

Lingkungan keluarga dipengaruhi oleh :

• Cara orang tua mendidik 

Cara orang tua mendidik anak berpengaruh pada belajar anaknya. Orang

tua yang acuh tak acuh atau tidak memperhatikan belajar anaknya, tidak 

melengkapi peralatan belajar, tidak mengatur waktu belajar, tidak mau tau

kesulitan yang dihadapi anaknya, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan

 belajar anaknya, dapat menyebabkan anak kurangatau tidak berhasil

dalam belajarnya. Walaupun sebenarnya anak tersebut pintar dengan

situasi yang seperti ini akan sangat mempengaruhi hasil atau nilai yang

diperoleh tidak memuaskan atau kurang. Medidik anak dengan wajar dan

disiplin dan mencukupi semua peralatan belajar memenuhi semua

kebutuhan belajar anak dan memperhatikan keadaan anak, hal ini akan

sangat berpengaruh baik pada anak karena anak merasa senang sehingga

anak akan lebih semangat belajar untuk memperoleh nilai yang

memuaskan.

• Relasi antar anggota keluarga

Relasi keluarga disini yaitu hubungan anak dengan orang tua, anak dengan

saudara lain serta dengan anggota keluarga lain. Demi kelancaran belajar 

serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam kelurga.

Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih

16

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 8/39

sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman- hukuman

untuk menyukseskan belajar anak sendiri.

• Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi yang sering terjadi di dalam

keluarga dimana anak belajar. Suasana rumah yang gaduh atau ramai tidak 

akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar, suasana rumah yang

tegang, sering terjadi cekcok, pertengkaran akan mengakibatkan anak 

 bosan ada didalam rumah dan sering keluar rumah sehingga belajarnya

menjadi kacau. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan

suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana rumah yang tenang

dan tentram akan menyebabkan anak kerasan dirumah, sehingga anak 

dapat belajar dengan baik.

• Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan kegiatan belajar 

anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokok,

misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga

membutuhkan fasilitas belajar yang memadai seperti ruang belajar, kursi,

 buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya bisa terpenuhi jika

keluarga mempunyai cukup uang, jika anak dihadapkan pada situasi

keluarga yang kurang mampu biasanya merasa minder, dan biasanya

fasilitas belajar juga kurang, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar 

anak.

• Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap

17

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 9/39

anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan

yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.

 b) Faktor Lingkungan sekolah

Faktor sekolah disini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan murid, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah

• Metode mengajar 

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam

dalam Mengajar. Metode belajar akan mempengaruhi belajar anak, metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang

tidak baik (malas) pula dan metode mengajar yang baik akan

mempengaruhi yang baik pula bagi siswa ( tidak malas ).

• Kurikulum

Kurikulim diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.

Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa

menerima, menguasi dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Karena

 bahan pelajaran itu mempengruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang

 baik berpengaruhi tidak baik pada belajar, kurikulum yang tidak baik 

adalah kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak 

sesuai minat dan bakat siswa.

• Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut

 juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri (relasi antar 

guru dengan siswa). Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa

18

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 10/39

akan menyukai gurunya, dan juga akan menyukai mata pelajaran yang

diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Jika siswa

membenci gurunya maka siswa akan malas mempelajari mata pelajaran

akibatnya siswa akan tidak maju, pintar atau tidak memahami pelajaran.

• Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam

sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencangkup

kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib,

kedisiplinan pegawai atau karyawan atau pekerja administrasi atau

kebersihan, gedung sekolah halaman. Kedisiplinan kepala sekolah dalam

mengelola seluruh staf beserta siswa- siswanya. Seluruh staf sekolah

mengikuti tata tertib dengan disiplin sehingga siswa juga akan displin,

selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

c. Faktor Lingkungan masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi belajar 

siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat, seperti

kegiatan anak di masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Lingkungan yang bisa mendukung anak untuk belajar maka siswa akan mudah

dalam melakuan kegiatan belajar.

2. Pengertian Sosial Ekonomi Orang Tua

Sosial ekonomi merupakan kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu sosial

dan ekonomi. Sosial artinya kehidupan manusia dalam kelompok. Ekonomi

adalah mengatur keuangan rumah tangga.

19

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 11/39

Berkaitan dengan sosial ekonomi, Coyers (1992:11) mengatakan : kata

ekonomi digunakan dalam arti relative sempat melibatkan kaitannya dengan uang,

 produksi dan outpun fisik. Sebaliknya kata sosial mengatakan sesuatu yang non

moneter sifatnya atau sesuatu yang tidak menunjukkan secara langsung kepada

 produksi, tetapi sesuatu yang khusus berkaitan dengan kualitas hidup insani pada

umumnya.

Mifflen (1992:227) mengemukakan bahwa “ status sosial ekonomi

menunjukkan pada kedudukan seseorang, dalam suatu rangkaian strata yang

tersusun secara hirarkis yang merupakan kerataan tertimbang dari hal- hal yang

mempunyai nilai dalam suatu masyarakat yang biasa dikenal sebagai privilese

(kekayaan, pendapatan, barang – barang konsumsi), pretise (status beserta gaya

hidupnya) dan kekuasaan.

Sosial ekonomi orang tua merupakan faktor yang menentukan status

kedudukan atau status sosial ekonomi keluarga dalam suatu masyarakat. Menurut

 Nasution (1999:31), peneliti menggunakan berbagi kriteria sosial ekonomi untuk 

membedakan berbagai golongan sosial seperti jabatan, jumlah dan sumber 

 pendapatan, tingkat pendidikan, agama, jenis dan luas rumah, lokasi rumah, asal

keturunan, partisipasi dalam kegiatan organisasi.

Dalam penilitian ini, status sosial ekonomi ditentukan oleh lima indiktor 

yang masing- masing indikator akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud disini adalah pendidikan formal

yang diperoleh ayah dan ibu atau wali. Apakah anak dari keluarga yang

 berpendidikan akan mempunyai gambaran dan aspirasi yang berbeda dengan anak 

20

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 12/39

dari kelurga yang tidak berpendidikan, situasi dari keluarga memberikan pengaruh

dan dorongan baik positif maupun negatif yang akan mempengaruhi belajar anak.

Oleh karena itu orang tua yang pendidikannya relativ rendah biasanya kurang

memperhatikan atau memberikan motivasi kepada anaknya untuk belajar, apalagi

kalau anak sedang menghadapi ujian akhir biasanya orang tua tidak memberi

kesempatan untuk belajar yang luas kepada anaknya. Orang tua malah

menganjurkan pada anakya untuk membantu mereka dalam menyelesaikan

 pekerjaan di rumah. Disamping itu juga beranggapan bahwa walaupun mereka

tidak sekolah sampai tinggi, mereka juga bisa mencari uang, bisa hidup layak 

seperti orang yang berpendidikan tinggi..

Orang tua yang berpendidikan tinggi biasanya tidak melibatkan anaknya untuk 

 bekerja, apalagi jika anaknya sedang menghadapi ujian orang tua akan

memberikan waktu seluas- luasnya untuk belajar dengan tujuan agar anak 

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Jenis- jenis pendidikan menurut Tirtaharja dan S.L LaSulo (2005 : 269)

 progam pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas

 pendidikan atas umum, pendidikan kejuruan dan pendidikan lainnya.

1. Pendidikan umum

Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan

 pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan pengkhusussan yang

diwujudkan pada tingkat- tingkat akhir masa pendidikan. Pendidikan umum

 berfungsi sabagai acuan umum bagi jenis pendidikan lainnya. Yang termasuk 

 pendidikan umum adalah SD, SMP, SMA, dan Universitas.

21

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 13/39

2. Pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik 

untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik, jasa

 boga dan busana, perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran, dan lain- lain.

Lembaga pendidikan seperti STM, SMTK, SMEA, SMIP, SMIK.

3. Pendidikan luar biasa

Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan

untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan / atau mental. Yang

termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB ( sekolah Dasar Luar biasa ).

4. Pendidikan Kedinasan

Pendidikan Kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan

untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi

 pegawai atau calon pegawai di departemen pemerintah atau lembaga pemerintah

non departemen.

5. Pendidikan Keagamaan

`Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut

 penguasaan.

Pengetahuan khusus tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan terdiri

dari tingkat pendidikan dasar (madrasah Ibtida’iyah), tingkat pendidikan

menengah (Tsanawiyah), dan tingkat pendidikan tinggi (Institut agama Islam

 Negeri)

.

22

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 14/39

 b. Status Sosial

Dalam sebuah desa dijumpai golongan-golongan terpenting dalam

masyarakat yang dapat menunjukkan kedudukan seseorang dalam masyarakat

yaitu golongan–golongan fungsional, golongan-golongan menurut umur dan

kelamin serta golongan-golongan menurut keturunan. Menurut Sajogyo

(1985:143), diantara golongan-golongan fungsional yaitu :

1) Pemerintah

Pemerintahan di desa dijalankan oleh Pamong Desa, yaitu Kepala Desa

(lurah atau petinggi), kepala dukuh (kami tuwa), panitera (carik), petugas

kepolisian (jakabaya), petugas pengairan (kuwawa), utus- utusan (kebayan)

dan petugas–petugas keagamaan.

2) Organisasi-organisasi Keagamaan

Dekat pada golongan pemerintah adalah organisasi-organisasi keamanan

seperti hansip atau hanra dan lain-lain.

3) Para Penghantar agama

Disamping para petugas keamanan dalam pamong desa terdapat juga

 penghantar-penghantar agama seperti alim ulama, kyai, pendeta, guru agama

dan lain- lain.

4) Pegawai-pegawai lain

Selain pamong desa terdapat pula pegawai-pegawai dari berbagai

 jawatan di dalam desa misalnya pegawai-pegawai pertanian, kehewanan,

koperasi, dan pegawai kesehatan.

5) Para Pengusaha

Di desa biasanya juga terdapat pengusaha-pengusaha dalam bidang

23

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 15/39

 perdagangan, Perindustrian dan pengankutan. Kadang-kadang ada bidang lain

seperti perahan susu, perusahaan telur ayam, telur itik dan lain- lain.

Diantara pengusaha-pengusaha ini, ada banyak lagi yang mempunyai

macam- macam perusahaan. Macam- macam pedagang meliputi para pedagang

 pasar, pedagang- pedagang toko atau warung, pedagang-pedagang hasil-hasil dari

 bumi biasanya seperti padi, jagung, palawija, ada pula pedagang yang berspesialis

dalam hasil-hasil umi khusus sayur mayur, tembakau, bawang, lombok, buah-

 buahan, bunga- bunga dan lain- lainnya.

6) Para Petani

Para petani merupakan golongan yang banyak di desa, petani dapat

digolongkan menjadi 3 yakni petani yang memiliki lahan lebih > 2 ha, petani yang

memiliki lahan < 2 ha, petani yang tidak memiliki lahan ( buruh tani).

7) Para Guru

Golongan ini merupakan kumpulan terpelajaran di dalam desa, mereka

sering dimintai secara informal untuk mengatasi persoalan-persoalan dalam

 bidang tata usaha pembacaan dan penulisan surat-surat, penafsiran berita- berita

dan pengumuman- pengumuman.

8) Kaum buruh

Golongan ini merupakan golongan yang terbesar di desa, kaum buruh dapat

dibedakan menurut bidang perusahaan dimana mereka bekerja, buruh berkeahlian,

 berspesialisasi, buruh kasar.

9) Para sesepuh

Para sesepuh yang dimaksud adalah para orang-orang tua yang tidak 

 bekerja lagi. Diantara mereka ada yang disegani karena pengetahuan mereka

24

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 16/39

tentang adat istiadat dan riwayat desa, sikap dan kelakuan mereka yang arif 

 bijaksana dan biasanya diantara mereka mempunyai ilmu gaib.

10) Golongan- golongan keturunan

Di dalam desa tedapat orang- orang dari berbagai suku atau keturunan

yang harus diintegrasikan dalam pembangunan masyarakat. Kadang juga terdapat

golongn-golongan yang sedikit banyak mempunyai kedudukan istimewa, karena

disegani sebagai keturunan atau para cikal bakal dan para golongan asli.

11) Golongan pemuda pemudi

Orang muda merupakan orang yang biasanya mempunyai cita-cita yang

tinggi dan gaya hidup yang masih kuat. Mereka harus diberikan arahan agar 

mempunyai tujuan mulia sehingga dapat membawa dampak baik yakni mereka

dapat menyalurkan bakat dan keahlian yang bermanfaat bagi dirisendiri dan bagi

orang lain.

c) Pekerjaan orang tua

Pekerjaan disini diartikan sebagai mata pencaharian dari orang tua siswa,

mata pencaharian ini timbul karena adanya kegiatan seseorang untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dan adanya keinginan untuk hidup lebih baik.

Mata pencaharian yang dilakukan atau dimiliki seseorang bermaca- macam yang

 pada umumnya sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki.

Orang tua yang berpendidikan tinggi biasanya tidak melibatkan anaknya

untuk bekerja, apabila anaknya sedang menghadapi ujian orang tua akan memberi

waktu seluas- luasnya untuk belajar dengan tujuan agar anak melanjutkan

 pendidikan kejenjang lebih tinggi.

25

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 17/39

Mata pencaharian yang dimiliki seseorang yang sesuai dengan

keterampilan biasanya melibatkan orang lain sebagai pembantu. Untuk 

memperkecil pengeluaran dan memperbersar penghasilan biasanya orang tua

melibatkan anaknya untuk membantu pekerjaan orang tuanya, sebagai contoh

seorang petani yang mengerjakan tanahnya sendiri pada waktu panen anaknya

disuruh membantu dan pda saat yang bersamaan anak sedang menghadapi ujian

sehingga anaknya tidak sempat untuk belajar lebih baik dan efisien. Kecuali anak 

itu sendiri mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan dapat membagi waktunya

membantu orang tua dan untuk belajar sehingga dapat melanjutkan lagi kejenjang

 pendidikan yang lebih tinggi, kelak bisa membantu lebih baik dari orang tua pada

saat sekarang.

d) Pendapatan orang tua

Pendapatan diartikan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima dapat dipakai konsumsi dan menambah kekayaan. Pendapatan juga dapat

diartikan sebagai penerimaan upah yang dinyatakan dalam bentuk uang.

Sehubugan dengan tinggi rendahnya pedapatan orang tua siswa ditentuan usaha

yang dilakukan orang tersebut. Misalkan pekerjaan sebagai petani, pendapatan

akan sumber dari hasil pertanian yang diolah, bekerja sebagai pegawai negeri

 berarti pendapatan diperoleh dari gaji yang diterima setiap bulan dan lain- lain.

Menurut Gilarso (1992 : 63 ) yang dihitung sebagai peghasilan atau

 pendapatan keluarga adalah segala bentuk balas jasa yang diperoeh sebagai

imbalan atau balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi,

konkritnya penghasilan kelurga dapat bersumber pada usaha sendiri

(perdagangan, mengerjakan sawah, menjalankan perusahaan sendiri), bekerja

26

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 18/39

 pada orang lain (baik dikantor atau diperusahaan sebagai pegawai atau karyawan)

 baik swasta maupun pemerintah, dan hasil dari milik (mempunyai sawah

disewakan,punya rumah disewakan, dan punya uang dipinjamkan dengan bunga.

Besarnya pendapatan orang tua adalah jumlah keseluruhan penghasilan

yang diterima dalam bentuk uang atau bentuk lain yang nilainya sama dengan

uang dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil pekerjaan yang diakukannya atau

dari faktor produksi yang diserahkan kepada suatu perusahaan. Jumlah atau

 besarnya pendapatan yang diterima orang tua ini berbeda- beda sesuai dengan

 jumlah faktor yang dikorbankan.

e) Pemilikan barang atau sarana modern

Selain pendidikan, status sosial, pekerjaan, pendapatan, ada unsur lain

yang dapat menentukan status sosial ekonomi seseorang yakni kepemilikan

 barang atau sarana modern. Dalam hal ini status sosial ekonomi didukung oleh

unsur kebudayaan yang universal, yaitu sebagai sistem perlengkapan hidup

manusia.

Ginarsa dalam Handayani (1994:147) menyatakan bahwa status sosial

ekonomi menentukan posisi seseorang atau kelmpok di tengah- tengah individu

atau kelompok lain dalam masyarakat. Kriteria yang menentukan tinggi

rendahnya status sosial seseorang adalah kepemilikan sejumlah faktor ekonomi

yang dinilai berharga oleh masyarakat. Adapun faktor ekonomi tersebut antara

lain adalah televisi, radio, tape, recorder, lemari es, mesin cuci, VCD player,

sepeda motor dan mobil.

27

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 19/39

3. Pengertian Motivasi Belajar

Banyak teori-teori yang menjelaskan tentang motivasi dengan melihat dari

sudut pandang yang berbeda, hal ini yang menyebabkan adanya perbedaan titik 

tolaknya. Menurut MC. Donalt dalam Sardiman (1987:73) menyatakan bahwa

“motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditambah dengan

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.

Pengertian diatas terdapat 3 elemen penting yaitu :

a. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri manusia.

 b. Motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi, emosi seseorang dan

dapat menentukan tingkah lakunya.

c. Motivasi akan dapat terangsang karena ada tujuan

Faust dalam Prayitno (1987: 10) menyatakan bahwa “motivasi dalam

 belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat,

ketajaman perhatian, ketekunan, konsentrasi, aktivitas dan partisipasi dalam

 proses pembelajaran”. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar akan

menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas

 belajar sebaliknya siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan

memperlihatkan keengganan, kebosanan, kemalasan, dan berusaha menghindar 

dari kegiatan belajar. Faktor penyebab munculnya sikap atau perilaku manusia,

antara lain bahwa sikap atau perilaku itu disebabkan adanya dorongan untuk 

memenuhi kebutuhan yang mengarah pada tujuan.

Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1993: 50) bahwa “ motivasi itu

merupakan suatu tenaga (dorongan,lisan, kemauan) dari dalam yang

28

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 20/39

menyebabkan kita mau berbuat untuk bertindak yang mana tindakan itu

diarahkan pada tujuan tertentu yang hendak dicapai”.

Motivasi mendorong untuk berbuat, berfungsi sebagai penggerak atau

sebagai motor yang memberikan kekuatan pada seseorang untuk melaksanakan

suatu tugas. Sedangkan motivasi yang berfungsi menentukan arah yakni kearah

 perbuatan yang hendak dicapai, tercapainya tujuan tersebut tergantung pada kuat

tidaknya motivasi yang mendorongnya.

Dalam kegiatan pembelajaran motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin

kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek 

 belajar dapat tercapai (Sardiman, 1987: 75) jadi memberi motivasi kepada siswa

 berarti menggerakkan siswa melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan belajar.

a. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perbuatan

atau tindakan. Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk 

melakukan perbuatan belajar.

Fungsi motivasi menurut Sardiman (1987: 84) adalah sebagai berikut :

a) Mendorong siswa untuk berbuat atau sebagai motor penggerak dari kegiatan

yang dilakukan

 b) Menetukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang ingin dicapai

c) Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan.

29

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 21/39

Motivasi berasal dari kata motive berarti alasan, corak, atau latar belakang

dalam hal ini motivasi diartikan sebagai daya batin atau dorongan yang

menyebabkan seseorang bertindak memenuhi kebutuhan atau kemauannya dalam

mencapai tujuan.

Dengan demikian fungsi motivasi menurut dapat dikelompokkan menjadi

3 yaitu :

1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak 

Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang

memberikan energi (tenaga dan kekuatan) keepada anak didik dalam

melakukan tugas dan kewajibannya.

2) Menentukan arah dan perbuatan

Menentukan arah dan perbuatan yaitu kearah tujuan yang ingin dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan

Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa definisi dan fungsi motivasi diatas dapat disimpulkan

 bahwa motivasi adalah kekuatan atau energi yang mendorong motif-motif pada

setiap individu menjadi perbuatan atau sikap perilaku untuk mencapai tujuan.

Siswa dalam belajar hendaknya merasakan adanya kebutuhan psikologi

yang normatif. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari

karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian,

konsentrasi, dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi rendah dalam

 belajarnya akan menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha

menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan bahkan motivasi menentukan

30

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 22/39

tingkat berhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi menjadi salah satu

faktor yang turut menentukan belajar yang efektif.

b. Klasifikasi Motivasi

Klasifikasi motivasi dimaksudkan sebagai pembagian motivasi yang

dikemukakan oleh ahli jiwa. Dibawah ini akan disebutkan pembagian motivasi

yang dilakukan oleh Burton dalam Sardiman (1988: 120). menyatakan bahwa

“ mo tivasi pada garis besarnya dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik”.

(a) Motivasi Intrinsik 

Motivasi Intrinsik merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri

setiap individu. Menurut Sardiman (1988: 90) motivasi intrinsik adalah :

“ motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari

luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Contoh : seseorang siswa melakukan belajar, karena benar- benar ingin

mendapatkan pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah

lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain- lain”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang belajar memang

 benar- benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian.

Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi yang

terdidik, berpengetahuan, dan ahli dalam bidang tertentu. Aspek yang paling

mendukung untuk menuju tujuan yang ingin dicapai adalah belajar, tanpa belajar 

tidak mungkin ada keahlian yang dimiliki individu. Dorongan yang mengerakkan

itu bersumber pada kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk 

menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Dengan demikian dapat

31

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 23/39

simpulkan bahwa motivasi intrinsik itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan

tujuan secara esensial bukan sekedar simbol.

(b) Motivasi Ekstrinsik 

Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan dari luar individu untuk 

melakukan sesuatu. Sesuatu yang bermotif ekstrinsik juga mempunyai tujuan

tatapi tujuan itu tidak sama seperti tujuan pada siswa yang bermotif intrinsik,

karena dorongan tersebut berasal dari luar sehingga memungkinkan keberhasilan

yang akan dicapai mengnalami pasang surut sesuai besar kecilnya dorongan yang

diterimanya. Selagi dorongan itu kuat dan positif maka memungkinkan untuk 

 berhasil lebih besar, tetapi seandainya pengaruh tersebut kurang dan negatif maka

memungkinkan seseorang akan mengalami kegagalan.

Sardiman (1988: 90) menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah “

motif- motif yang aktif akan berfungsi karena terdapat dorongan dari luar”.

Dengan demikian motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai motivasi yang

didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar 

individu misalnya, suasana ruang belajar kondusif, sarana belajar yang memadai,

serta dorongan dari luar secara tidak mutlak mempengaruhi motivasi. Namun

 bukan berarti motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting , sebab

kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, serta komponen- komponen lain

dalam proses belajar mengajar itu ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga

motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan.

32

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 24/39

4. Pengertian Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Belajar

Pengertian fasilitas belajar

Fasilitas belajar menurut para ahli pendidikan memang berbeda satu sama

yang lainnya. Hal ini terjadi karena perbedaan titik pandang, akan tetapi

 perbedaan itu bukan merupakan suatu hal yang prinsip.

Arikunto (2002: 6) menyatakan “ definisi fasilitas belajar adalah sebagai

Segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu

usaha”. Yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-

 benda maupun berupa uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat dikatakan sebagai

sarana.

Menurut Soerjani (1992:135) menyatakan: “ fasilitas pendidikan adalah

sarana yang meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung

digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh: gedung sekolah, ruangan,

kursi, alat peraga, dan lain- lain. Sedangkan prasarana adalah semua komponen

yang secara tidak langsung menujang jalannya proses pembelajaran atau

 pendidikan di sekolah, contoh: jalan menuju ke sekolah, halaman sekolah, tata

tertib skolah dan lain- lain.

Fasilitas mempunyai peranan yang sangat penting karena dengan adanya

fasilitas belajar siswa dapat melakukan proses pembelajaran, dengan lancar ,

teratur, efisien, dan nyaman.

Pemanfatan fasilitas dimaksudkan disini adalah pemanfatan atau seberapa

sering siswa memakai fasilitas yang ada disekolah sehingga fasilitas sekolah yang

ada dapat mendukung belajar siswa.

33

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 25/39

b. Fasilitas yang harus dimiliki sekolah

1. Gedung Sekolah

Pendirian gedung sekolah harus diperhatikan, selain tata letak dan

 bentuknya. Karena nantinya gedung sekolah ini digunakan untuk proes belajar 

mengajar. Sehingga siswa betah tinggal didalamnya, secara tidak langsung

gedung ini menjadi pusat kegiatan berlatih dan belajar bagi siswa- siswi. Untuk 

itu pihak sekolah harus memperhatikan letak sekolah dan lingkungan sekitar 

sekolah.

Karena letak sekolah dan lingkungan merupakan komponen yang dapat

menunjang atau menghambat usaha peningkatan ketahanan sekolah hal- hal yang

 perlu diperhatikan dalam pembuat gedung sekolah menurut Soetopo dan

Soemanto (1992:184) yaitu “ (1) Menentukan diperlukan tidaknya; (2)

Menentukan bentuk gedung; (3) menentukan ruang dan perlengkapan; (4)

menentukan tempat“. Selain itu pembakauan Bangunan yang dibuat oleh

departemen pendidikan dan kebudayaan dalam (soetopo.1995:136) harus

memperhatikan “(1) tipe- tipe persekolahan; (2) jenis dan ukuran ruang,

menurutkan fungsi dan ukuran ruang, menurut fungsi; (3) luas tanah minimal tiap

 jenis sekolah sesuai dengan tipenya; (4) hubungan antar ruang; (5) persyaratan

ruang“. Disamping itu juga harus diperhatikan lokasinya dan jangan

menambahakan peserta didik (siswa).

2. Keadaan Ruang Kelas

Ruang kelas hendaknya ditempatkan di bagian yang paling terang, jauh

dari segala kebisingan. Soetopo ( 1995: 152-153 ) mengatakan bahwa hal-hal

yang harus diperhatikan untuk ruang kelas adalah sebagai berikut “(a) jumlah

34

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 26/39

kursi dan bangku untuk siswa dan guru disesuaikan dengan situasi dan kondisi

ruangan. Kursi dan bangku diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhannya;

( b) papan tulis ditempatkan didepan kelas dan penempatannya disesuaikan

dengan ruangan serta jarak dengan siswa, penempatan kapur dan penghapusan

 perlu diperhatikan; (c) teks tata tertib, teks sumpah pemuda, daftar piket dan

absensi ditempatkan, ; (d) hiasan dinding dan gambaran para pahlawan

ditempatkan di dinding dan diatur dengan rapi serta disesuaikan dengan keadaan

ruangan itu sendiri; (e) hasil karya siswa diletakkan sebagai hiasan kelas dan

ditata sesuai dengan kondisi kelas; (f) tempat sampah diletakkan di sudut depan

kelas.

Jumlah ruang kelas sebaiknya disesuaikan dengan banyaknya jumlah

siswa yang ada.Warna ruang kelas harus diperhatikan, warna yang terang, lantai

yang bersih dan pengaturan ruangan harus selalu diperhatikan sedemikian rupa

agar enak dipandang mata.

3. 3. Ruangan laboratorium

Ruang ini adalah tempat praktek siswa dalam mengembangkan

 pengetahuan sikap dan keterampilan serta meneliti, dengan menggunakan media

yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan. Ruangan

laboratorium hendaknya ditempatkan terpisah tetapi mudah dicapai dari ruang

 belajar. Menurut Soetopo (1995:153-154) ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pengadaan laboratorium adalah ”(a) jumlah meja dan kursi

 praktek yang pengaturannya disesuaikan dengan kebutuhan; (b) alat-alat

laboratorium disimpan dalam tempat khusus dan dicatat menurut jenis dan

golongannya masing- masing; (c) daftar alat-alat laboratorium disiapkan dimeja

35

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 27/39

 petugas, agar yang memerlukan mudah mengetahui ada tidaknya alat yang

dibutuhkan; (d) pemadam kebakaran diletakkan di tempat yang mudah dijangkau

 jika terjadi kebakaran; (e) foto atau gambar atau skema ditempatkan di dinding;

(f) papan tulis diletakan sesuai dengan kondisi”.

4. Ruang Keterampilan dan Kesenian

Ruang ini merupakan tempat latihan keterapilan atau kesenian. Tempat ini

diupayakan tidak mengganggu proses belajar. Soetopo (1995: 54) menyatakan

 bahwa “ (a) alat-alat yang mudah dipindahkan perlu disimpan didalam almari atau

tempat penyimpanan barang; (b) hasil-hasil keterampilan siswa atau kesenian

siswa yang perlu disimpan, ditempatkan pada tempat kusus agar dapat dijadikan

contoh; (c) alat keterampilan diletakkan ditempat yang mudah dilihat; (d) papan

tulis meja guru diletakkan sesuai dengan kondisi ruangan”.

5. Fasilitas Olahraga

Fasilitas olah raga adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam

kegiatan olah raga yang dapat berupa ruang atau lapangan atau alat- alat olah

raga, dimana fasilitas olahraga tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan

latihan ataupun kegiatan olahraga. Adapun yang harus diperhatikan dalam

 pengadaan fasilitas olahraga ini menurut Indra fachrudi (1988: 55 ) adalah sebagai

 berikut :

1. Alat- alat olahraga perlu diadakan dan dirawat, disimpan dengan baik.

2. Almari kaca bila memungkinkan untuk menyimpan piagam, piala, dan surat-

surat penghargaan lainnya.

3. Papan pengumuman dan tempat sampah harus ada.

36

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 28/39

4. Alat olah raga tiap cabang olahraga perlu dipisah-pisahkan agar mudah untuk 

mencarinya.

a) Ruang Perpustakaan sekolah

Ruang perpustakaan sekolah adalah ruang dimana terdapat koleksi buku-

 buku, majalah, koran dan lain-lain yang berfungsi sebagi media pendidikan. Oleh

karena itu setiap sekolah hendaknya memiliki perpustakaan dengan ruang

tersendiri, sebab hal yang demikian memungkinkan siswa dapat mempergunakan

waktu ruang untuk belajar diperpustakaan dengan tenang. Ada beberapa yang

harus diperhatikan dalam penataan ruang perpustakaan sekolah. Soetopo

(1995:153) menyatakan bahwa ” (a) buku- buku baik jumlah maupun jenis dan

tingkat kesukarannya disesuaikan dengan kebutuhan siswa, guru, dan tenaga

 pendidikannya; (b) tempat penyimpanan buku, majalah, dan lain- lain diatur dan

ditata sesuai dengan keadaan ruang; (c) pengelolaan perpustakaan (pustakawan)

dan pengembalian buku dengan baik; (d) perpustakaan perlu dilengkapi dengan

ruang baca yang bersih agar terciptanya suasana yang tenang dan aman sehingga

mudah memusatkan pikiran untuk belajar dan membaca;

(e) perpustakaan perlu dilengkapi dengan katalog buku, majalah dan lain- lain

sehingga mudah mengetahui letak /kelompok buku, majalah dan lain- lain yang

ada diperpustakaan, katalog ditempatkan didekat pintu masuk; (f) perpustakaan

 perlu dilengkapi dengan loket peminjaman yang letaknya disesuaikan dengan

kondisinya; (g) tempah sampah diletakkan didepan perpustakaan; (h) kartu

 perpustakaan perlu dikelola sebaik-baiknya; (i) buku daftar pengunjung perlu

disimpan”.

6. Taman Sekolah

37

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 29/39

Pengaturan taman sekolah yang indah dan teratur sangat diperlukan dalam

kelangsungan proses belajar. Karena dapat digunakan untuk menyegarkan pikiran

atau menghilangkan rasa jenuh. Taman sekolah harus dipelihara dan disiram

setiap hari agar kelihatan segar, dan diusahakan tiap muka ruang kelas ada taman.

7. Media pengajaran atau alat pengajaran

Alat pengajaran merupaka alat yang dapat digunakan untuk memudahkan

dan menunjang proses belajar. Tujuan penggunaan alat pengajaran bagi siswa

adalah agar mereka lebih aktif dalam mengembangkan bakat dan minat anak,

menolong anak untuk lebih mengerti konsep- konsep guna meningkatkan daya

ingat siswa dengan menghemat waktu, serta dapat menghindarkan dari rasa bosan.

Suatu media dikatakan baik apabila bersifat efisien dan efektif serta

komunikatif. Efisien artinya memiliki daya guna ditinjau dari segi cara

 penggunaannya, waktu dan tempat. Media dikatakan efisien apabila

 penggunaannya mudah, dalam waktu yang singkat dapat mencangkup isi yang

luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas.

Menurut Soemanto (1987:212) alat- alat pelajaran dapat dikelompokkan

sebagai brikut “ (a) alat peraga misalnya, globe; (b) alat pelajaran yang tercetak 

misalnya buku-buku pelajaran dan sebagainya; (c) alat- alat pelajaran lainnya

misalnya papan tulis, kapur dan penggaris dan segagainya”.

Dalam pengadaan media pengajaran harus disesuaikan dengan

 perkembangan siswa, jumlah siswa, dan kebutuhan siswa.

Menurut Soetopo (1989:212) kegiatan pemeliharaan alat- alat pelajaran

yaitu dengan “ (a) menempatkan alat yang baru dipakai dan menata dengan rapi di

tempat semula; (b) memberikan dan menjaga alat peraga dari kotoran yang

38

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 30/39

masuk; (c) mengatur bagaimana papan tulis, penggaris, dan lainya; (d)

menyimpan alat pelajaran ditempat yang mudah ditemukan; (e) membuat daftar”.

7. Perabot Sekolah

Yang dimaksud perabot sekolah adalah Semua alat yang melengkapi

dalam kegiatan belajar. Perabot sekolah meliputi :

a. Tempat duduk guru hendaknya lebih tinggi dari tempat duduk murid

supaya mudah mengawasi anak- anak (murid). Sebaiknya meja harus lebih

 besar dari meja murid.

 b. Meja dan kursi murid

Penyediaan meja dan kursi murid disesuaikan dengan jumlah murid sehingga

mereka dapat belajar dengan tenang tanpa terganggu oleh temannya.

Penempatan kursi murid terpisah dengan tujuan memudahkan guru dalam

 pengaturan kegiatan belajar. Bentuknya sederhana dan indah,umumnya tinggi

kursi 29-51 cm dan apabila anak duduk maka dimungkinkan kaki dapat di

lantai dengan baik. Kursi yang terlalu rendah dapat menyebabkan

menjulangnya paha dan menahan perut sehingga mengganggu kesehatan.

Kursi yang terlalu tinggi akan tergantung sehingga jalan darah dan saraf di

lutut tertekan. Sebaiknya tempat duduk agak miring ke belakang dan semua

 pinggirnya tidak boleh tajam. Tinggi kursi yang tepat sepadan antara kaki dan

lutut, sehingga anak duduk dengan kaki tegak lurus dan telapak kaki

mendatar.

8 Alat Peraga

  Anwar yasin (dalam Arikunto, 1987) mengemukakan rumusan alat peraga

“Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa

39

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 31/39

 benda- benda atau perbuatan-perbuatan yang mudah memberi pengertian kepada

anak didik berturut turut dari perbutan yang abstrak sampai perbuatan yang

konkrit”. Alat peraga dilihat dari penggunanya, dapat dibedakan menjadi dua

yaitu :

1. Alat peraga langsung yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukan benda

yang sesungguhnya.

2. Alat peraga tidak langsung yaitu jika guru mengadakan penggantian model

terhadap benda yang sesungguhnya.

Menurut UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 45

tentang sarana dan prasarana pendidikan, menyatakan bahwa :

1) Setiap satuan pendidikan formal dan non formal

menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan

sesuai dengan

 pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,

sosial,emosional, dan kejiwaan peserta didik.

2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana

 pendidikan pada

semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih

lanjut dengan peraturan pemerintah. Dari kedua ayat diatas dimaksudkan agar 

tiap- tiap sekolah menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang

memenuhi kepeluan pendidikan agar siswa dapat memanfaatkannya sebagai

memanfaatkannya sebagai penunjang belajar siswa.

40

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 32/39

Mengenai sarana dan prasarana pendidikan diatur dalam Peraturan

Pemerintah Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan Bagian Keenam Pasal 41

tentang Standart Sarana dan Prasarana, sebagaimana tersebut dibawah ini:

1. Standar prasarana pendidikan mencakup

 peryaratan minimal tentang lahan ruangkelas, ruang pimpinan satuan

 pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruangbengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalansi

daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

 berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

 pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Standar sarana pendidikan mencakup

 peyaratan minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, mediapendidikan,

 buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lainyang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

 berkelajutan.

3. Lahan satuan pendidikan meliputi

sekurang- sekurangnya lahan untuk bangunan satuan pendidikan, lahan

 praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan untuk 

menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang secara ekologis nyaman

dan sehat.

4. Standar lahan satuan pendidikan

dinyatakan dalam rasio luas lahan per peserta didik.

5. Standar letak lahan satuan pedidikan

mempertimbangkan letak lahan satuan pendidikan dadalam klaster satuan

 pendidikan sejenisdan sejenjang, sertaletak lahan satuan pendidikan di dalam

klaster sauan pendidikan yan menjadi pengumpan masukan peserta didik.

6. Standar letak lahan satuan pendidikan

mempertimbangkan jarak tempuh maksimal yang harus dilalui oleh peserta

sisik untuk menjangkau satuan pendidikan tersebut.

7. Standar letak lahan satuan pendidikan

mempertimbangkan, keamanan, kenyamanan, dan kesehatan lingkungan.

8. Standar sebagaimana dimaksud pad ayat

(1) sampai dengan (7) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Menteri.

9. Standar rasio luas ruang kelas per   peserta didik dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Menteri.

10. Standar luas bangunan per peserta disik  

sirumuskan oleh BPNS dan ditetapkan oleh Menteri.

11. Standar rasio luas lahan per peserta didik  

dirumuskan oleh BPNS dan ditetapkan oleh Menteri.

12. Standar kualitas bangunan minimal pada

satuan pendidikan dasar dan menengah adalah kelas B.

13. Standar kualitas bangunan minimal pada

satuan pendidikan tinggi adalah kelas A.

41

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 33/39

14. Pada daerah rawan gempa bumi atau

tanahnya labil, bangunan satuan pendidikan harus memenuhi ketentuan

standar bangunan tahan gempa.

15. Standar kualitas banguna satuan

 pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (12),(13), dan (14) mengacu pada ketetapan menteri yang membidangi pekerjaan umum.

16. Standar keragaman buku perpustakaan

dinyatakan dalam jumlah minimla judul buku diperpustakaan satuan

 pendidikan.

17. Standar jumlah buku teks pelajaran

siperpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal jumlah buku teks pelajaran

untuk masing- masing mata pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan per 

 peserta didik.

18. Standar sumber belajar lainnya untuk  

setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio jumlah simber belajar 

terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber belajar dan karakteristik satuan pendidikan.

19. Standar sebagaimana dimaksud pada

ayat (16),(17),dan (18) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh

Menteri.

20. Standar keragaman jenis peralatan

laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa,

laboratorium komputer, dan peralatan pembelajran lain pada satuan

 pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang

harustersedia.

21. Stndar jumlah peralatan sebagaiman

dimaksud pada ayat (20) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan per 

 peserta didik.

22. Standar sebagaimana dimaksud pada

ayat (20) dan (21) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Menteri.

Menurut Sutisna ( 1997:135-136) menyatakan bahwa “ kelengkapan

sarana dan prasarana seperti gedung sekolah yang menyenagkan, fasilitas kelas

yang bersih, teratur, dan memberikan kenyamanan, lingkungan sekolah yang dan

tenteram sebagai siswa untuk berprestasi didalam belajarnya”

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi belajar

siswa

42

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 34/39

Keadaan sosial ekonomi orang tua menentukan perkembangan dan

 pendidikan anak disamping sebagai faktor penting bagi kesejahteraan keluarga.

Menurut Nasution (1999:130), bahwa korelasi antara pendidikan dan

golongan sosial terjadi karena anak yang golongan rendah kebanyakan tidak 

melanjutkan pedidikannya sampai ke perguruan tinggi. Orang yang termasuk 

golongan atas atau kaya beraspirasi agar anaknya menyelesaikan pendidikan yang

tinggi. Jabatan orang tua, jumlah dan sumber pendapatan, daerah tempat tinggal

yang berkaitan dengan tingkat pendidikan anaknya.

Menurut Iriansyah (1999:21) bahwa status ekonomi yang rendah

dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan anak putus sekolah atau

tidak melanjutkan sekolah lagi setelah mereka lulus ke jenjang pendidikan sekolah

dasar. Hal ini wajar karena rendahnya sosial ekonomi orang tua selalu diikuti oleh

rendahnya kemampuan menglokasikan sebagian dari penghasilannya untuk 

 pendidikan anaknya.

Keadaan ekonomi orang tua yang lebih tinggi dapat mendorong belajar 

anak karena kebutuhan belajar dapat terpenuhi, anak akan mencapai pendidikan

yang diinginkan dan akan berusaha mencapai prestasi yang diinginkan karena

semua didukung oleh orang tua dan materi yang ada. Anak dari lingkungan

ekonomi rendah tidak tercukupi kebutuhan pendidikannya sehingga anak tidak 

dapat mencapai prestasi yang diinginkan.

Berdasarakan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi

orang tua berpengaruh pada prestasi belajar anak. Jika sosial ekonomi orang tua

tinggi mereka akan memperhatikan pendidikan anaknya dan mencukupi

kebutuhan belajar, sehingga anak dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Jika

43

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 35/39

sosial ekonomi orang tua rendah dan mereka tidak memperhatikan pendidikan

anak dan tentunya kebutuhan belajar anak sangat diacuhkan sehingga anak tidak 

dapat mencapai prestasi yang diinginkan.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh :

Amin Toufiq (2003) tentang, “ Pengaruh Latar Belakang Orang Tua Terhadap

Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Raudiatul

ulum Gondang legi Malang”. Dengan menggunakan analisis deskriptif dan

analisis regresi sederhana menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara

sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dalam hal ini lembaga pendidikan sekolah, motivasi merupakan salah

satu penyebab keberhasilan anak didik dalam belajar. Dimyati (2006: 228)

mengatakan bahwa proses belajar siswa dapat dipengaruhi oleh (a) Faktor intern,

meliputi: sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, mengolah bahan ajar, rasa

 percaya diri, kemampuan berprestasi, menggali hasil belajar yang tersimpan; (b)

Faktor ekstern, meliputi : guru, sarana prasarana, pembelajaran, kebijakan

sekolah, lingkungan sekolah, kurikulum.

Jadi motivasi merupakan salah satu penyebab keberhasilan peserta didik 

dalam belajar, motivasi sangat menentukan baik tidaknya dalam pencapaian

tujuan sehingga semakin termotivasi akan semakin baik hasil prestasi belajarnya.

44

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 36/39

Dari beberapa definisi dan fungsi motivasi terdapat batasan tentang

motivasi yaitu sebagai kekuatan atau sikap perilaku untuk mencapai tujuan.

Dalam penelitian ini motivasi belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa,

karena motivasi berorientasi pada kekuatan atau energi sedangkan sikap perilaku

merupakan akibat atau pelaksanaan dari motivasi yang digerakkan oleh adanya

kebutuhan yang mengarah pada tujuan.

3. Pengaruh Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap

Prestasi belajar siswa

Kegiatan belajar siswa akan dapat berjalan efektif dan efisien serta dapat

mencapai target yang maksimal atau prestasi yang memuaskan bilamana siswa

memanfaatkan fasilitas belajar disekolah secara intensif. Menurut Sutisna

(1997:135-136). Menyatakan bahwa “ kelengkapan sarana dan prasarana seperti

gedung sekolah yang menyenangkan, fasilitas kelas yang bersih, teratur, dan

memberikan kenyamanan lingkungan sekolah yang aman tentram sebagai

 pendorong siswa untuk berprestasi didalam belajarnya”

Untuk itu sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan siswa agar ia dapat mencari konsep,

menumbuhkan, mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kemampuannya

45

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 37/39

sebagai insan pembangun dan sebagi manusia seutuhnya. Tentunya hal tersebut

tidak lepas dari tanggung jawab Kepala Sekolah sebagai administrator 

 pendidikan. Pengadaan fasilitas belajar sangat penting bagi siswa hal tersebut

harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan kurikulum pada saat itu.

Dengan begitu siswa merasa senang dengan fasilitas yang ada disekolah

serta mereka bangga dengan sekolah mereka, karena dengan adanya rasa senang

dan bangga siswa akan memelihara dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Kepala

sekolah juga mempunyai tanggung jawab membantu siswa dan personil yang ada

untuk menumbuhkan rasa bangga dan rasa memiliki. Pemeliharaan fasilitas

 belajar disekolah merupakan tanggung jawab semua pihak yang bersangkutan, hal

ini bertujuan agar fasilitas belajar dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya dan dapat

 bertahan dengan jangka waktu yang lama.

Berdasarkan uraian diatas menunjukakan bahwa pemanfaatan fasilitas

 belajar disekolah mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa . Dengan

kata lain apabila fasilitas belajar disekolah yang ada tidak memadai serta

 pemanfaatan fasilitas yang jarang maka prestasi belajar siswa tidak akan

mencapai prestasi yang dinginkan atau maksimal.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuanita fibrianti (2001)

yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar Di Sekolah

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMP Negeri 3

Pasuruan, dengan menggunakan teknik analisis deskriptif korelasional dan

analisis regresi sederhana menunjukkan adanya pengaruh antara persepsi siswa

tentang fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata

 pelajaran ekonomi. 

46

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 38/39

4. Pengaruh Secara simultan antara Sosial Ekonomi Orang Tua,

Motivasi Belajar, dan Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap

Prestasibelajar siswa

Kegiatan belajar siswa akan dapat berlangsung apabila sosial ekonomi orang

tua mendukung dan memperhatikan segala kebutuhan anaknya, sosial ekonomi

orang tua yang tinggi atau yang kaya akan lebih dapat mencukupi segala

kebutuhan pendidikan anaknya, tercukupinya segala kebutuhan sekolah anak 

maka akan menimbulkan motivasi.

Motivasi belajar akan sangat penting bagi siswa karena dengan motivasi

akan menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir,

maksudnya dengan motivasi siswa akan mencoba hal- hal yang dapat membuat

dirinya lebih baik, misalnya kita membaca buku tidak mengerti, teman kita

membaca buku dapat memahami, maka kita akan terdorong atau termotivasi

untuk membaca buku itu agar dapat juga memahami isi buku itu. Dengan begitu

motivasi belajar siswa akan lebih baik apabila semua fasilitas belajar dan tempat

lingkungan belajar nyaman yakni sekolah.

Fasilitas belajar disekolah sangat mendukung kegiatan belajar siswa dan

hasil belajar siswa dengan begitu sekolah hendaknya harus menyediakan semua

fasilitas yang dibutuhkan siswa. Fasilitas belajar yang lengkap akan mendukung

siswa dalam proses belajar sehingga bagi siswa yang aktif dan termotivasi serta

lengkapnya fasilitas akan dapat mendukung tercapainya prestasi belajar siswa

yang baik.

Dari uraian diatas masih belum ada yang melakukan penelitian mengenai

Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua, Motivasi Belajar, dan Tingkat Pemanfaatan

47

5/10/2018 BAB_II Hub Perilaku Belajar Dengan Pengeluaran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/babii-hub-perilaku-belajar-dengan-pengeluaran 39/39

Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Peneliti menggunakan teknik 

analisis deskriptif dan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ada

 pengaruh yang signifikan antara sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, dan

tingkat pemanfaatan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

48