BAB_II (1)

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan kesehatan 1. Pengertian pendidikan kesehatan Merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fifsik, mental, sosial dan lingkungan melaui kegiatan bimbingsn, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006). Wood (dalam Fitriani 2011) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan merupakan pengamalan-pengamalan yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan, sikap, dan pengetahuan seseorang. Join commision On Health Education (dalam Fitriani, 2011) menerangkan bahwa pendidikan kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dan membuat keputusan yang tepat sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan.

description

BAB II

Transcript of BAB_II (1)

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pendidikan kesehatan 1. Pengertian pendidikan kesehatanMerupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fifsik, mental, sosial dan lingkungan melaui kegiatan bimbingsn, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang (Ananto, 2006).Wood (dalam Fitriani 2011) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan merupakan pengamalan-pengamalan yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan, sikap, dan pengetahuan seseorang. Join commision On Health Education (dalam Fitriani, 2011) menerangkan bahwa pendidikan kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dan membuat keputusan yang tepat sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan.Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu seseorang baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melaui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat berperan sebagai pendidik (hidayat, 2004).Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses menyampaikan informasi dan pengalaman belajar tentang kesehatan yang bertujuan agar individu atau kelompok mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan berdasarkan informasi yang diterimanya, sehingga terjadi perubahan perilaku yang kondusif bagi kesehatan (perilaku yang sehat). Perubahan perilaku ini harus dilakukan secara sukarela dan dilandasi oleh partisipasi sukarela dalam menentukan praktek kesehatannya (Green 1980 dalam Muflihati 2005).Pendidikan kesehatan disekolah merupakan langkah strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini didasarkan bahwa sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, baik fisisk, mental, moral maupun intelektual (Notoatmodjo, 2010).Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan upaya atau kegiatan untuk mempengaruhi orang agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dimana orang mampu untuk berperilaku sehat.2. Tujuan pendidikan kesehatanTujuan pendidikan, khususnya bagi murid bertujuan untuk menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap (Notoatmodjo, 2010) :a. Memberikan pengetahuan tentang prinsip hidup sehat.b. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.c. Membentuk kebiasaan hidup.3. Tahapan Kegiatan Pendidikan KesehatanMenurut Fitriani 2011, tahapan kegiatan pendidikan kesehatan sebagai berikut :a. Tahap sensitisasi merupakan tahap memberikan informasi dan kesadaran pada masyarakat tentang masalah kesehatan.b. Tahap publitasi yaitu kegiatan berupa press release.c. Tahap edukasi merupakan peningkatan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan.d. Tahap motivasi merupakan tahap dimana masyarakat telah menerapkannya.4. Program Pendidikan Kesehatan di Sekolah Upaya Kesehatan Sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan di mana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kedhidupan. Sekolah berwawasan kesehatan, di mana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebgai sarana untuk pembentukan hidup sehat (Notoatmodjo, 2010).Pendidikan kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatan. Oleh sebab itu program pendidikan kesehatan sekurang-kurangnya dapat menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

B. Kesehatan gigi 1. Pengertian kesehatan gigiKesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya. Selain itu gigi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2004).Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam merubah kebiasaan membentuk prilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2003). Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi. Anak masih tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi (Notoatmodjo, 2003). Perawatan gigi merupakan bagian penting yang harus diketahui dan dipahami sejak dini terutama oleh para ibu dalam upaya perawatan gigi pada anaknya dan mengenal kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kesehatan gigi (Eriska Riyanti, 2005).Dari beberapa definisi diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa perawatan gigi dan mulut. Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi, lidah dan saliva. Pemeliharaan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkat kesehatan.2. Tujuan kesehatan gigiBegitu pentingnya gigi bagi manusia sehingga gigi perlu dirawat dengan benar. Berikut pentingnya gigi dirawat, antara lain :1. Mencegah terganggunya proses pencernaan karena gigi merupakan salah satu organ penting pencernaan. Gigi digunakan untuk mengunyah makanan sebelum masuk ke saluran pencernaan. Jika gigi mengalami gangguan, akan terganggu pula proses pencernaannya.2. Mencegah terjadinya masalah pada pada gigi karena gigi yang masalah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.3. Mencegah terjadinya infeksi karena gigi yang tidak terawat sehingga terkena infeksi dapat menimbulkan penyakit yang lainnya, seperti : penyakit jantung dan pembuluh darah anatara lain : paru-paru, gula, stroke, dan kanker.4. Mencegah terjadunya bau mulut karena sisa makan yang masih ada digigi menyebabkan aktivitas bakteri berlebihan sehingga mulut mengeluarkan bau yang kurang sedap.5. Menjaga keindahan dari diri seseorang karena gigi juga berfungsi sebagai keindahan. Gigi adalah komponen lain dalam kecantikan selain kulit tubuh, kulit wajah, mata, bibir. Oleh karena itu, setiap orang ingin punya senyum memikat dengan gigi yang sehat.3. Cara-cara merawat gigiSebelum mempelajari perawatan gigi yang benar terlebih dahulu kita mengetahui ciri-ciri sikat gigi yang baik sampai dengan cara menggosok gigi yang benar, maka akan dijelaskan sebgai berikut :a. Ciri-ciri sikat gigi yang baik1. Pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak merusak email dan gusi.2. Pilih kepala sikat yang ramping atau bersudut dan tungkai yang lurus, sehingga mempermudah pencapaian sikat di daerah mulut bagian belakang yang sulit terjangkau (pratiwi,2009).Menyimpan sikat gigi yang baik yaitu sesudah bersikat gigi maka harus dicuci bersih. Setelah itu digantung dengan kepala di bawah. Bila ditaruh, maka air tidak segera kering dan kuman yang tinggal akan berkembang biak. Tetapi dengan digantung maka sikat gigi akan segera kering dan memungkinkan kuman menempel dan berkembang biak (machfoedz, 2008).b. Memilih sikat gigi yang baik1. Kelembutan bulu sikat Pilih sikat gigi yang lembut, karena semakin kerasbulu sikat gigi, maka semakin besar pula kemungkinan sikat gigi tersebut membuat sikat gusi sakit yang bisa mengakibatkan resersi gusi. Apabila bulu sikat gigi sudah mekar dan rontok harus segera diganti, sikat gigi setiap bulan sekali untuk menghindari potensi terlukanya gusi pada saat sikat gigi akibat sikat gigi yang sudak tidak lagi halus.2. Ukuran kepala sikat gigi Kepala sikat gigi yang berukuran kecil lebih bagus, karena bisa menjangjau seluruh bagian gigi dengan baik termasuk yang paling sulit dijangkau yaitu gigi belakang.3. Model sikat gigi Banyak berbagai model sikat gigi, ada yang permukaan bulu sikatnya zig-zag, saling-silang, ada juga yang tangkai sikatnya fleksibel ataupun bersudut. Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang fit atau pas yang sesuai dengan umur dan terasa nyaman saat digunakan. Selain itu, sikat gigi tersebut harus bisa menjangkau semua gigi yang ada dimulut termasuk gigi yang paling belakang.4. Gagang sikatPilihlah gagang yang licin agar sikat gigi tetap bisa digunakan dengan baik walaupun dalam keadaan basah (Ramadhan, 2010).4. Metode cara menyikat gigia. ScrubMemperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakan pada area gusi dan gigi, kemudian digerakakan maju dan mundur berulang-ulang.b. RollMemperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi peralel dengan sumbu tegaknya gigi.c. StilmanMeletakan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigid. FonesMengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi mengigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah. e. ChatersMeletakan bulu sikat menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah/okulasi gigi. Arahkan 45 derajat pada leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap area dalammulut. Gerakan berputar dilakukan terlebih dahulu untuk membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai alat ortodontik cekat atau kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Pratiwi, 2009).5. Langkah-langkah menyikat gigia. Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke bibir dan pipi. Mulai pada rahang atas terlebih dahulu kemudain dilanjutkan dengan rahang bawah. Sikatlah 3 sampai 4 gigi terlebih dulu kemudian pindah ke gigi di sebelahnya. Jangan gerakan sikat gigi terlalu besar atau panjang karena bisa merusak gusi dengan gerakan kecil atau pendek. Apabila kurang merasa nyaman dengan gerakan horizontal bisa diganti dengan gerakan kecil melingkar sepanjang tepi gusi dengan sudut yang sama. Lakukan sebanyak 10-20 kali gosokan baru pindah ke gigi sebelahnya. Bagian mahkota gigi di atas tepi gusi yang belum tersikat, bisa disikat dengan gerakan melingkar atau dengan menarik bulu sikat dengan menarik dengan gerakan melingkar atau dengan menarik bulu sikat dengan menarik bulu sikat dari gusi ke arah mahkota gigi.b.Bersihkan seluruh permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kana dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10-20 kali gosokan. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu lalu dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakan tegak lurus menghadap permukaan kunyah gigi.c. Bersihkan permukaan dalm gigi yang mengadap ke lidah dan langit-langit dengan menggunakan teknik modifikasi bass untuk lengkung gigi sebelah kanan atau kiri. Untuk lengkung gigi bagian depan bisa dibersihkan dengan car vertikal menghadap ke depan. Lalau gunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu dan dilanjutkan dengan rahang bawah.Melakukan sikat gigi baiknya dua kali sehari dan menyarankan untuk selalu menyikat gigi sebelum tidur, karena pada waktu air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat dan kemampuan untuk merusak gigi. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepekatan dari asam maka plak harus dihilangkan. Gigi juga harus disikat pada waktu pagi hari dan sebelum tidur agar plak tidak terbentuk lagi saat tidur malam. Menggososk gigi padaanak dianjurkan selam 2 menit (Ramadhan, 2009).Selain cara-cara tersebut diatas, tips-tips berikut juga sangat berguna untuk mencegah kerusakan gigi :a. Berkumur dan minumlah air putih sesudah makan.b. Hindari makanan yang manis dan lengket seperti sirop, permen dan coklat.c. Mengunyah permen karet yang tidak mengandung gula karena dapat meningkatkan aliran air liur/saliva yang dapat membersihkan partikel makanan dan asam penyebab kerusakan gigi.d. Biasakanlah untuk memakan buah-buahan segar karena selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang ada di gigi.e. Makanlah makanan yang seimbang dan kaya akan kalsium seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, brokoli, dll.6. Dampak tidak merawat gigia. Gigi berlubangGigi berlubang disebut karies gigi. Karies akan mengakibatkan kerusakan struktur gigi sehungga terbentuk lubang (pratiwi, 2009).Gejala umum : Gigi terasa sakit, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi Bau mulut (halitosis)b. Karang gigiKarang gigi (kalkulus) adalah plak yang telah mengalami pengerasan, klasifikasi atau remineralisasi. Gejala karang gigi yaitu karang gigi yang melekat di permukaanmahkota gigi biasanya yang berwarna kekuningan sampai kecoklatan yang dapat terlihat oleh mata. Permukaannya keras seperti gigi dan tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi atau tusuk gigi. Karang gigi yang tidak terlihat biasanya tumbuh dibawah gusi, mengakibatkan gusi infeksi dan mudah berdarah. Karang gigi biasanya dapat menyebabkan bau mulut (Pratiwi, 2009).c. Gusi BerdarahGejala gusi berdarah yaitu saat dan setelah menyikat gigi, ada noda darah yang tertinggal pada bulu sikat gigi, saat meludah, ada darah dia dalam air liur, gusi bisa dipisahkan dari gigi dengan menggunakan tusuk gigi, warna gusi mengkilap dan bengkak,kadang-kadang berdarah saat disentuh, tidak selalu disertai rasa sakit. Terdapat akumulasi plak atau karang gigi di sekitar leher gigi (Pratiwi, 2009).

C. Pengertian pengetahuan1. Pengertian pengetahuanPengetahuan merupakan hal yang penting dalam merubah kebiasaan membentuk prilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka makin mudah menerima informasi tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga mempunyai kepedulian terhadap kesehatan pada setiap anggota keluraganya (Nasution, 1999 dalam suwargiani 2008).Penegtahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu dan setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri spesifik menegenai apa (Onotologi), bagaimana (Epistemologi), dan apa (Aksiologi) pengetahuan tersebut disusun (Notoatmodjo, 2003).Pengetahuan adalah sebagian gejala yang ditemukan dan diperoleh manusia melaui pengamatan. Indrawi pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indra atau akal budinya untuk mengenal benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Reja, Konsep Pengetahuan, 2009). Suatu objek dan melaui berfikir.Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial, yang diperoleh manusia melaui pengindraan dan terhadap suatu objek dan melaui berfikir.2. Proses pengetahuanPenelitian Roger dalam (Notoatmodjo, 2010), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi yang berurutan, yaitu a. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.b. Interst , yaitu orang mulai menarik kepada stimulus.c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidak stimulusnya tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.d. Trial , orang telah mulai menciba prilaku baru.e. Adoption, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

3. Macam-macam pengetahuanMenurut notoatmodjo(2003), pengetahuan menurut polanya dibedakan menjadi empat yaitu :a. Tahu bahwaPengetahaun bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang benar.b. Tahu bagai Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. Ini berarti bahwa pengetahuan jenis ini hanya bersifat praktis.c. Tahu akan/mengenaiJenis pengetahuan ini adalah sesuatu yang sangat spesififk, menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.d. Tahu mengapaJenis pengetahuan ini berkaitan dengan pengetahuan bahwa. Pengetahuan ini paling tinggi dan mendalam dan sekaligus juga merupakan pengetahuan ilmiah.4. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain KognitifMenurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup doamin kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tua tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, merugikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Objek yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.c. Aplikasi (Aplication)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tesebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisi ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan mengelompokkan, dan sebagainya.e. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjuk kepada suatu kemmouan untuk meletakan atau menghubungkan baga-bagan di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakn, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan,dan sebgaianya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasrkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengguanakan kriteria-kriteria yang telah ada.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuanFaktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) yaitu :a. Tingkat pendidikanPendidikan adalah upaya memberikan pengetahuan, sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif dan meningkat.b. Informasi Seorang yang mempunyai sumber lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.c. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.d. Pengalaman Suatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.6. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau angketbyang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan umum dapat di kelompok menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pertanyaan subjektifBerupa jenis pertanyaan essaydisebut pertanyaan subjektif dari penilai sehingga nilainya akan berada dari penilaian stu dengan yang lain dari satu waktu yang lainnya. b. Pertanyaan objektifMerupakan pertanyaan pilihan ganda, salah betul dan menjodohkan. Penilaian dari bentuk pertanyaan bersifat pasti, tanpa melibatkan subjektifitas dari pelaku.