Bab+1+Epidemiologi+Epilepsi-1

download Bab+1+Epidemiologi+Epilepsi-1

of 3

description

Bab+1+Epidemiologi+Epilepsi-1

Transcript of Bab+1+Epidemiologi+Epilepsi-1

Bab 1 EpidemiologiPendahuluanEpilepsi adalah salah satu penyakit neurologi tertua, ditemukan pada semua umur dan dapat menyebabkan hendaya serta mortalitas. Diduga terdapat sekitar 50 juta orang dengan epilepsi di dunia (WHO 2012)1. Populasi epilepsi aktif (penderita dengan bangkitan tidak terkontrol atau yang memerlukan pengobatan) diperkirakan antara 4 hingga 10 per 1000 penduduk per tahun, di negara berkembang diperkirakan 6 hingga 10 per 1000 penduduk. 1PrevalensiPrevalensi di negara sedang berkembang ditemukan lebih tinggi dari negara maju. Dilaporkan prevalensi di negara maju berkisar antara 4-7 per 1000 orang (Saunder & Shorvon, 1996) dan 5-74 per 1000 orang di negara sedang berkembang .2 Daerah pedalaman memiliki angka prevalensi lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan yaitu 15,4 per 1000 (4,8-49,6) di pedalaman dan 10,3 (2,8-37,7) di perkotaan. 2 Pada negara maju, prevalensi median epilepsi yang aktif (kejang dalam 5 tahun terakhir) adalah 4.9 per 1000 (2,3-10,3), sedangkan pada negara berkembang di pedalaman 12,7 per 1000 (3.5-45.5) dan di perkotaan 5.9 (3.4-10.2). 2 Di negara Asia, prevalensi epilepsi aktif tertinggi dilaporkan di Vietnam 10.7 per 1000 orang, dan terendah di Taiwan 2.8 per 1000 orang.3,4Prevalensi epilepsi pada usia lanjut (>65 tahun) di negara maju diperkirakan sekitar > 0,9%, lebih tinggi dari dekade 1 dan 2 kehidupan. Pada usia > 75 tahun prevalensi meningkat 1,5%. Sebaliknya prevalensi epilepsi di negara berkembang lebih tinggi pada usia dekade 1-2 dibandingkan pada usia lanjut. Kemungkinan penyebabnya adalah insiden yang rendah dan angka. Prevalensi epilepsi berdasarkan jenis kelamin di negara-negara asia, di laporkan laki-laki sedikit lebih tinggi dari wanita.3 Di Indonesia, angka prevalensi epilepsi berdasarkan survey di beberapa rumah sakit adalah..................Insidensi Insidensi median epilepsi di dunia 50,4 per 100.000/tahun (IQR 33,6-75,6). Pada negara dengan pendapatan perkapita yang tinggi, insiden median 45,0 (IQR 30.3-66.7) dan pada negara dengan pendapatan perkapita menengah dan rendah adalah 81.7 (IQR 28,0-239.5).Di Asia, contohnya adalah insidensi epilepsi di China adalah 35/100.000 orang pertahun, dan di India 49.3/100.000 orang pertahun.3,5 Puncak insiden di negara China (Shanghai) pada usia 10-30 tahun dan > 60 tahun, sedangkan di India puncaknya pada usia 10-19 tahun.3Insidens epilepsi di negara maju mengikuti distribusi bimodal dengan puncak pertama pada usia balita dan puncak kedua pada usia 65 tahun.6 Angka insiden di negara maju dilaporkan >130/100.000 orang/tahun pada usia > 65 tahun, 160/100.000 orang/tahun pada usia > 80 tahun. Insiden status epileptikus dilaporkan sebesar 60-80 /100.000 orang/tahun setelah usia 60 tahun, dengan angka mortalitas 2 kali lebih besar dibandingkan dewasa muda. Sekitar 35% kasus epilepsi yang baru yang ditemukan pada usia lanjt (>75 tahun) adalah status epileptikus.7,8Pada negara sedang berkembang insidens epilepsi lebih tinggi (sekitar 100-190/100.000 orang/tahun). Distribusi bimodal tidak tampak pada negara berkembang. Beberapa negara berkembang melaporkan puncak insiden epilepsi tertinggi pada usia dewasa muda, tanpa peningkatan pada usia tua.7,8Beban sosial dan ekonomiEpilepsi memiliki peran 0,5% sebagai beban kesehatan di dunia secara global, penderita epilepsi mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah. Epilepsi juga menimbulkan dampak beban ekonomi pada pelayanan kesehatan. Di India, beban biaya pengobatan diperkirakan sebesar USD 344 per tahun per kasus epilepsi (atau 88% dari rerata pendapatan per kapita penduduk). Biaya total yang diperlukan untuk biaya pengobatan 5 juta kasus epilepsi adalah sama dengan 0,5% anggaran belanja negara di India.1 Di negara maju seperti Amerika Serikat, biaya pengobatan epilepsi mencapai USD 12,5 triliun per tahun, 14% adalah biaya pengobatan langsung dan 86% biaya tidak langsung. 10Di negara sedang berkembang, diperkirakan pasien epilepsi tidak mendapatkan pengobatan yang diperlukan. Sekitar 9 dari 10 pasien epilepsi di Afrika tidak mendapatkan pengobatan (treatment gap). Di beberapa negara dengan pendapatan rendah dan menengah, ketersediaan obat anti epilepsi (OAE) sangat rendah dan harga OAE relatif mahal. Ketersediaan OAE generik sekitar kurang dari 50%.1Mortalitas Angka mortalitas akibat epilepsi di negara berkembang dilaporkan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Di Laos dilaporkan case fatality rate mencapai 90.9 per 1000 orang pertahun. Angka mortalitas epilepsi pada anak di Jepang dilaporkan 45 per 1000 0rang pertahun. Di Taiwan 9 per 1000 orang pertahun, dimana orang dengan epilepsi memiliki risiko kematian 3 kali lebih tinggi dibanding populasi normal.3Kematian akibat SUDEP (Sudden Unexpected Death) angka insidennya mencapai 1.21/1000 pasien, wanita lebih tinggi dari laki-laki. Jenis bangkitan dengan risiko SUDEP tertinggi adalah tonik klonik.8

Kepustakaan:1. WHO. Epilepsy. WHO fact sheet October 2012; number 999. Available at: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs999/en/. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2014.2. Ngugi AK, Bottomley C, Kleinschmidt I, Sander JW, Newton C. Estimation of the burden of active and life time epilepsy: A meta analytic approach. Epilepsia 2010;51(5): 883-90.3. Li SC, Schoenberg BS, Wang CC, Cheng XM, Zhou SS, Bolis CL. Epidemiology of epilepsy in urban areas of the peoples republic of China. Epilepsia 1985; 26(5):391-4.4. Mac TL, Tran DC, Quet F, Odermatt P, Preux PM, Tan CT. Epidemiology, aetiology, and clinical management of epilepsy in Asia: a systematic review. Lancet Neurol 2007;6:533-43.5. Ngugi AK, Kariuki SM, Bottomley C, Kleinshmidt I, Sander JW, Newton CR. Incidence of epilepsy: A Systematic review and meta analysis. Neurology 2011;77:1005-12.6. Lim SH. Seizures and epilepsy in the elderly: Epidemiology and etiology of seizures and epilepsy in the elderly in Asia. Neurology Asia 2004;9(Suppl.1):31-2.7. Banerjee PN, Filippi D, Hauser WA. The descriptive epidemiology of epilepsy-a review. Epilepsy Res. 2009;85(1):31-45.8. Li S, Wang X, Wang J. Cerebrovascular disease and posttraumatic epilepsy. Neurol Asia 2004;9(suppl):12-3.9. Hui AC, Kwan P. Epidemiology and management of epilepsy in Hong Kong: an overview. Seizure 2004;13:244-6.10. Cardarelli Wj, Pharm D, Smith BJ. The burden of epilepsy to patients and payers. Am J Manag Care 2010 Dec;16(12 Suppl):S331-6