Bab1

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam perkembangannya, sastra Jawa bukan hanya berkembang di pulau jawa saja, di daerah-daerah terpencil sastra mulai dikenal, tumbuh dan berkembang. Perkembangan ini disebabkan oleh semakin banyaknya masyarakat yang mengenal dan mulai memusatkan perhatiannya pada sastra. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya Dewan Kesenian Daerah yang secara langsung berbicara tentang sastra, sehingga banyak masyarakat awam yang mulai menyukai dan menikmati sebagai bacaan hiburan. Dan secara pasti sastra pun mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Sebagai salah satu wujud sastra, karya sastra fiksi cerita wayang juga akan memberikan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan pendidikan, kebangsaan, keagamaan, hukum, sosial, 1

Transcript of Bab1

Page 1: Bab1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dalam perkembangannya, sastra Jawa bukan hanya berkembang di

pulau jawa saja, di daerah-daerah terpencil sastra mulai dikenal, tumbuh dan

berkembang. Perkembangan ini disebabkan oleh semakin banyaknya

masyarakat yang mengenal dan mulai memusatkan perhatiannya pada sastra.

Hal ini dapat kita lihat dengan adanya Dewan Kesenian Daerah yang secara

langsung berbicara tentang sastra, sehingga banyak masyarakat awam yang

mulai menyukai dan menikmati sebagai bacaan hiburan. Dan secara pasti

sastra pun mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat.

Sebagai salah satu wujud sastra, karya sastra fiksi cerita wayang

juga akan memberikan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan

pendidikan, kebangsaan, keagamaan, hukum, sosial, ekonomi, politik yang

dipaparkan pengarang melalui penggambaran atau imajinatif. Karena karya

fiksi cerita wayang menceritakan sesuatu yang terjadi di dalam pikiran dan

perasaan pengarang. Jadi bukan merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi.

Sesuai dengan kompleksitas makna yang di kandung suatu karya

sastra, kegiatan apresiasi karya sastra fiksi cerita wayang akan

memberikan berbagai macam manfaat bagi pembaca. Oleh sebab itu dapatlah

dikatakan bahwa karya fiksi cerita wayang dapat menolong pembaca

mengenali dirinya sendiri

1

Page 2: Bab1

dan dapat memberikan arah yang baik bagi pembaca dalam mengembangkan

emosi atau pikirannya, juga memberikan kesadaran kepada pembaca tentang

kebenaran-kebenaran hidup ini.

Dengan adanya berbagai macam manfaat mengapresiasi karya sastra

itu, pengajaran apresiasi sastra sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam

menunjang kemampuan berbahasa Jawa siswa dan dalam mengembangkan

kepekaan pikiran serta perasaan siswa, melainkan juga bermanfaat dalam

memperkaya pandangan hidup serta membentuk kepribadian siswa.

Kenyataan dewasa ini pengajaran di sekolah-sekolah tampaknya menghadapi

masalah. Hal ini dapat disimpulkan dari banyak keluhan baik tentang jumlah

dan mutu pengajar, jumlah dan mutu buku-buku yang dipergunakan maupun

tentang hasil belajar yaitu tingkat minat, kemampuan menikmati dan

menghargai karya-karya sastra dari pihak siswa itu sendiri.

Untuk itulah menyadari betapa besar manfaat mengapresiasi karya

sastra dan dalam kenyataannya masih kurang berhasilnya pengajaran sastra itu

sendiri di sekolah-sekolah, maka timbullah berbagai macam penelitian tentang

sastra yang hasilnya nanti dapat memberikan berbagai informasi yang dapat

membantu mengatasi permasalahan pengajaran sastra serta membantu siswa

dalam mengapresiasi sastra. Pada dasarnya setiap siswa

mempunyai

kemampuan mengapresiasi yang berbeda. Tinggi rendahnya kemampuan

mengapresiasi sastra pada siswa dipengaruhi dua hal pokok yaitu :

2

Page 3: Bab1

1. Minat, kesungguhan, kepekaan emosional, pengetahuan dan pengalaman

kehidupan intelektual

2. Pengetahuan dan penguasaan teori sastra .

Oleh karena itu dalam usaha mengembangkan minat membaca perlu

diberikan dorongan – dorongan, motif-motif dan respon yang positif agar

siswa mencintai buku dan berkeinginan untuk mengerti dan memahami makna

yang tersurat dalam buku itu ( Lester D. Crow Ph.D, dan Alice Crow

Ph.D ( terjemahan Drs. Kasiyan ) 1984 : 315-352 )

Pengajaran sastra yang diharapkan adalah pengajaran sastra yang

dapat membuat siswa benar-benar mampu mengapresiasi karya sastra, bukan

hanya teori saja.Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, guru dapat

menggunakan berbagai metode dan tehnik yang sesuai dengan materi yang

diberikan. Metode dan tehnik yang digunakan dalam pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan siswa.

Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil

belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila

pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh

tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam

pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai. Tugas guru

dalam pembelajaran bukan hanya memindahkan informasi pengetahuan

dari buku atau dari guru kepada siswa didik dan tugas siswa adalah menerima,

mengingat dan menghafal informasi tersebut. Proses belajar mengajar perlu

diupayakan agar lebih menarik dan berkesan dalam benak para siswa.

3

Page 4: Bab1

Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru

dengan mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan anak kurang

berperan sehingga akhirnya nilai yang diraihpun kurang dari yang diharapkan.

Banyak metode mengajar yang dapat diterapkan dalam proses belajar

mengajar. Salah satu diantaranya adalah cooperative learning. Dengan

pendekatan cooperative learning diharapkan siswa dapat menggali dan

menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau sacara

individu. Sedangkan akhirnya merasa senang, dan materi yang dipelajari

melekat dalam benaknya karena didapatkan melalui pengalamannya sendiri.

Sedangkan bentuk karya sastra yang diapresiasi dalam penelitian ini adalah

bentuk cerita wayang, karena cerita wayang disini mempunyai ciri sebagai

sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar

setengah sampai dua. Di samping itu plot dan tema dalam cerita wayang

pada umumnya tunggal, tokoh dalam cerita wayang lebih sedikit, pelukisan

setting dalam cerita wayang tidak memerlukan detil-detil khusus dan

keterpaduan cerita wayang biasanya lebih padat, sehingga untuk siswa SMP

lebih cocok untuk bahan apresiasi.

Disamping hal-hal yang telah disebutkan di atas, dalam penelitian

kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini tidak dapat terlepas dari unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik yang membangun cerita wayang itu.Unsur

intrinsik disini meliputi unsur gaya, tema , setting, alur dan tokoh. Sedangkan

unsur ekstrinsik adalah yang mencakup unsur sejarah,lingkungan, alam ,dan

sosial.

4

Page 5: Bab1

Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti:

“Meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang melalui model

cooperative learning siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun tahun

pelajaran 2009/2010”.

B. Analisis Masalah

Setelah mengadakan studi literatur yang relevan dengan masalah

apresiasi fiksi cerita wayang , ternyata penelitian kemampuan mengapresiasi

cerita wayang ini memiliki cakupan masalah yang cukup luas. Kemampuan

mengapresiasi cerita wayang adalah sebagai hasil proses belajar mengajar

yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang berperan dalam

pengajaran itu, sehingga penelitian ini seharusnya dikerjakan secara

menyeluruh menjangkau semua faktor baik kurikulum, guru, maupun siswa,

fasilitas, metode dan tehnik pengajaran serta kegiatan-kegiatan yang

dilakukan.

Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, guru dapat

menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan materi yang

diberikan . Metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Ada beberapa macam metode

mengajar menurut Winarno Surakhmad ( 1982 : 86 ) antara lain : (1) metode

ceramah, (2) metode latihan siap (drill), (3) metode Tanya jawab, (4) metode

diskusi, (5) metode demonstrasi , (6) metode eksperimen, (7) metode

5

Page 6: Bab1

pemberian trugas, (8) metode kerja kelompok (kooperatif), (9) metode karya

wisata, (10) metode sosiodrama dan role play ( bermain peran ).

Struktur sebuah karya sastra merupakan kesatuan yang bulat dan

otonomi.Makanya ditentukan oleh hubungan dengan semua unsur –unsur

yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Unsur-unsur yang membangun

sebuah karya sastra cerita wayang adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik,

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara lahiriah hadir secara langsung turut

membangun cerita rekaan dari dalam teks cerita tersebut yang oleh Panuti

Sudjiman ( 1990 : 37 ) unsur ini dikatakan sebagai unsur batiniah yang

merupakan sifat atau bagian dasar dari cerita rekaan. Unsur intrinsik ini antara

lain adalah : tema, tokoh dan penokohan, alur cerita, setting atau latar, sudut

pandang, gaya dan amanat.

Unsur pembangun karya sastra selain unsur intrinsik adalah unsur

ekstrinsik. Secara leksikal kata ekstrinsik berarti berasal dari luar, tidak

termasuk dalam intinya . Akan tetapi dalam karya sastra , hal-hal yang berada

di luar karya sastra secara tidak langsung dapat mempengaruhi bangunan atau

organisasi karya sastra itu . Secara khusus unsur ekstrinsik dapat dikatakan

sebagai unsur-unsur yang dapat mempengaruhi karya sastra , tetapi tidak ikut

menjadi bagian di dalamnya. Unsur ini lebih banyak mempengaruhi proses

penciptaan karya sastra . Seperti unsur instrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri

dari sejumlah unsur , Wellek dan Warren ( 1989 : 72-154 ) menggolongkan ke

dalam unsur-unsur biografi pengarang ( menyangkut riwayat hidup,

keyakinan,ideologi, agama, pendidikan, karier dan sebagainya ), psikologi

6

Page 7: Bab1

pengarang ( menyangkut proses kreatifnya dari masyarakat yang meliputi

masalah sosial, ekonomi, budaya, politik , agama dan sebagainya ).

C. Rumusan Masalah

Melihat permasalahan yang ada dalam penelitian upaya meningkatan

kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini dikhususkan pada kemampuan

apresiasi siswa yang berkaitan dengan unsur intrinsik yang membangun

sebuah cerita wayang dengan aspek tokoh, setting dan gaya melalui model

pembelajaran cooperative learning pada siswa IX-C SMP Negeri 2 Balerejo

Madiun. Jadi dapat dikatakan bahwa, dalam mengapresiasi cerita wayang ini

terdiri dari 3 aspek kemampuan yaitu :

1. Kemampuan menemukan tokoh dalam cerita wayang

2. Kemampuan menemukan setting dalam cerita wayang

3. Kemampuan menemukan gaya dalam cerita wayang .

Pemilihan ketiga unsur itu sebagai masalah dalam penelitian ini

dilatarbelakangi pemikiran bahwa ketiga unsur ini merupakan komposisi yang

membangun karya fiksi cerita wayang . Disamping itu, juga dilatarbelakangi

oleh adanya kemampuan biaya, tenaga serta waktu yang terbatas. Selain itu

juga gambaran kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra cerita

wayang . Untuk mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana kemampuan

siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun dalam menemukan ketiga

masalah tersebut di atas, maka perlulah dibuat suatu rumusan. Adapun

rumusan masalah itu adalah : “ Apakah pemakaian metode cooperative

7

Page 8: Bab1

learning dapat meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang siswa

kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun?”

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengapresiasi cerita

wayang melalui pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita wayang , maka

tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

Mendiskipsikan ada tidaknya peningkatan kemampuan mengapresiasi karya

sastra cerita wayang dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya

melalui model pembelajaran cooperative learning siswa kelas IX-C SMP

Negeri 2 Balerejo Madiun tahun pelajaran 2009/2010.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat

bukan hanya bagi siswa melainkan bermanfaat pula bagi guru dan sekolah.

1. Bagi siswa : Dapat meningkatkan motivasi untuk mengapresiasi karya

sastra cerita wayang , membiasakan untuk memahami

unsur-unsur intrinsik cerita wayang , meningkatkan hasil

belajar bahasa Jawa, dapat memecahkan kendala yang

dihadapi dalam pembelajaran.

2. Bagi guru : Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mem-

belajarkan pemahaman unsur-unsur instrinsik cerita

wayang , meningkatkan kemampuan dalam

mengapresiasi sastra, mengetahui strategi pembelajaran

8

Page 9: Bab1

yang tepat sehingga dapat memperbaiki dan

meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, menentukan

metode yang tepat dan dapat melakukan perbaikan

pembelajaran.

3. Bagi sekolah : Dapat meningkatkan mutu dan wibawa sekolah, dan

dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka

perbaikan pembelajaran.

9