bab1-3
-
Upload
cesillia-mardilla -
Category
Documents
-
view
75 -
download
2
Transcript of bab1-3
BAB I
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1.1 Profil Perusahaan
Terletak 40 km sebelah selatan dari Bandung Jawa Barat, yaitu Wayang Windu proyek
pembangkitan listrik yang dioperasikan oleh Magma Nusantara Limited (MNL), anak
perusahaan yang dimiliki seluruhnya dari Energy Star.Hal ini dikelola di bawah Kontrak Operasi
Bersama dengan Pertamina untuk mengembangkan sumber daya panas bumi di dalam wilayah
kontrak 12.960 hektar. Penjualan Energi Perjanjian antara MNL, Pertamina dan PLN,
perusahaan utilitas milik negara, memberikan Star Energy hak eksklusif untuk mengembangkan
sampai dengan 400 MW listrik - kapasitas pembangkitan selama periode 42 tahun, dengan
masing-masing unit pembangkit yang dijadwalkan untuk beroperasi selama minimal 30 tahun.
JOC ini memiliki potensi untuk akhirnya memberikan lebih dari 400 MW yang sudah-kontrak
listrik beban dasar untuk haus kekuasaan Jawa Barat.
Unit pertama (110 MW) di Wayang Windu selesai pada tahun 1999, dan telah
berproduksi pada kapasitas penuh (dengan tingkat ketersediaan lebih dari 98%) sejak tahun
2000.Pada saat instalasi, Satu unit adalah turbin panas bumi terbesar di dunia.
Dalam 2 Maret 2009, Menteri Indonesia Energi dan Sumber Daya resmi dibuka Wayang
Windu unit 2, dengan kapasitas pembangkitan dari turbin tunggal / generator, dari 117 MW.
Jadi, Wayang Windu sekarang memberikan total 227 MW listrik kepada pembeli tersebut, PLN,
yang mengirimkan listrik ke jaringan Jawa Barat transmisi.
Potensi untuk ekspansi lebih lanjut yang signifikan di Wayang Windu menjadi jelas
selama pengeboran pengembangan untuk Unit 2. Beberapa sumur dibor untuk Unit 2 diuji lebih
dari 50 MWe uap, dan menghasilkan keberlanjutan di lebih dari 40 MWe, mungkin
keberlanjutan produksi uap terbesar di dunia untuk sumur tunggal.
1
Perencanaan sekarang juga maju untuk memperluas Wayang Windu lebih lanjut, melalui
penambahan Unit ketiga dengan kapasitas pembangkitan dari 127 MW.Unit 3 harus mulai
beroperasi pada pertengahan 2013. Pada bulan Februari 2010, Star Energy merampungkan US
$ 350 juta obligasi, hasil dari yang akan digunakan sebagian untuk membiayai ia pengeboran
awal dan pengembangan untuk Unit 3, dengan layak karena perdagangan di tengah tahun
2010, menggunakan rig pengeboran dirancang dan dibangun untuk spesifikasi Energy Star
Panas Bumi.
1.2 Power Station schematic diagram
1.3 Power station layout
2
BAB II
KONDENSOR
2.1 Pengertian Kondensor
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
untuk mengkondensasikan atau mengembunkan fluida kerja uap dengan cara
mendinginkannya. Air pengembunan yang terjadi didalam kondensor dinamakan dengan air
kondensat yang selanjutnya digunakan untuk air pengisi ketel.Disini kondensor dalam
mengembunkan uap dibantu dengan bantuan air pendingin.Alat ini biasanya berupa penukar
kalor selongsong dan tabung.Dimana mekanisme perpindahan kalornya adalah pengembunan
uap-jenuh diluar tabung dan pemanasan dengan konveksi paksa pada air-sirkulasi di dalam
tabung.
Adanya kondensor merupakan salah satu cara untuk menghemat energi dan kebutuhan
air pada suatu pembangkit akan semakin berkurang dan air kondensor dapat dipakai kembali
untuk proses pembentukan uap. Pada dasarnya kondensor dirancang sesuai dengan kebutuhan
aliran-uap, aliran air-pendingin yang ada dan suhunya, ruang, dan berbagai variable lain.
Perencanaan kondensor ini bertujuan untuk mendapatkan dimensi dan gambar desain dari
kondensor yang sesuai dengan besar energi panas yang dilepas sehingga didapat jumlah pipa
(NT) yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap.Jumlah pipa ini dipengaruhi oleh luas
perpindahan panas (AT), sedangkan luas perpindahan panas dipengaruhi oleh nilai koefisien
perpindahan panas menyeluruh (UD). Nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat
ditentukan setelah menentukan antara lain : nilai koefisien perpindahan panas konveksi (hi),
nilai koefisien perpindahan panas kondensasi (hc), konduktifitas thermal bahan pipa (K), dan
faktor pengotoran pipa yang ditentukan berdasarkan jenis fluida yang digunakan. Selain hal
tersebut diatas juga untuk mengetahui besarnya penurunan tekanan didalam water boxes dan
penurunan tekanan didalam pipa.
3
2.2 Jenis-jenis kondensor
Secara umum, terdapat 2 jenis kondensor yaitu :
1. Surface condenser Prinsip kerja surface condenser Steam masuk ke dalam shell
kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam
kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga
temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul
pada hotwell. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air
yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini
disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of
condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell
kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke
exhaust kondensat.
2. Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali
bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem
secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup,
dan sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara
dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran
antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan
menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di
kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di
kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan
memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan
menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan
rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan
udara dari sistem.
4
2.1.1 Horizontal condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam
pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat
bagian tengah kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
2.1.2 Vertical condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam
pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat
5
bagian atas condenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
Direct-contact condenser
Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung dengan
air pendingin.
Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal powerplant
2. Pada powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Spray Condenser
Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan
menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian
bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang
mendekati fase saturated.Kemudian dipompakan kembali ke cooling Tower .Sebagian dari
kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya didalam
dry- (closed-) cooling tower . Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust
turbin dan proses berulang.
6
• Kekurangan dan Kelebihan Kondenser
A. Horizontal Kondenser
1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran kecil dan ringan
2.Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
3.Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
4. Pipa pendingin mudah dibersihkan
B. Vertikal Kondenser
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan harus dilakukan
dengan menggunakan deterjen
7
2.3 Komponen Sistem Air pendingin utama
Sistem air pendingin utama meliputi kondensor, pompa air pendingin, dan cooling
tower.Sistem ini mempertahankan vakum pada sisi pembuangan turbin dengan mengalirkan air
pendingin yang cukup untuk mengkondensasikan uap pembuangan turbin.
2.3.1 Condenser Valve
Condenser valvedigunakan untuk mengatur jumlah air pendingin yang masuk ke
kondensor, condenser valve dioperasikan secara manual ketika salah satu CWP di start.
2.3.2 Start-up Valve
Start-upvalve digunakan untuk mengisi kondensor pada saat start awal (kondisi
kondensor masih kosong).Start-upvalveakan stop secara otomatis setelah level high di
condenser.
2.3.3 Cooling Tower
Cooling Tower berfungsi untuk mendinginkan air dari Kondensor sehingga temperatur
air tersebut turun dari ± 50 °C menjadi ± 29 °C.
Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan kedalam bak (Hot Water Basin). Bak
tesebut juga dilengkapi dengan noozle yang berfungsi utuk memancarkan air sehingga menjadi
butiran butiran halus dan didinginkan dengan cara kontak langsung dengan udara pendingin.
Setelah terjadi proses pendinginan air menuju bak penampung (Cool Water Basin) dan
seterusnya dialirkan ke kondensor yang sebelumnya melewati 4 buah screen untuk menyaring
kotoran-kotoran yang terdapat dalam air.
8
BAB III
RATING KONDENSOR
3.1 Definisi Rating
Kondensor merupakan alat penukar panas.Fungsi dari kondensor itu sendiri adalah untuk
mengkondensasikan fluida kerja dari fasa uap menjadi fasa cair.Pada kondenser tipe direct
contact, uap dikondensasikan dengan cara mencampurnya langsung dengan air pendingin.
Namun pada kenyataannya ada uap yang tidak bisa dikondensasikan atau yang lebih sering
disebut dengan NCG (non condensable gas) atau gas yang tidak terkondensasi. Lambat laun,
jika kondensor tersebut tidak dibersihkan maka akan mengalami kerusakan. Untuk menghitung
factor kekotoran yang ada dalam kondensor dinamakan dengan rating. Rating heat
exchanger (HE) ialah suatu cara untuk memeriksa dan menilai performansi dari HE agar dapat
ditentukan apakah HE tersebut sudah harus dibersihkan atau belum.
3.2 Tahapan Rating
Dibawah ini adalah tahapan untuk melaksanakan perhitungan rating :
1. Menghitung LMTD (Mengitung perbedaan temperature rata-rata)
LMTD = ∆Ta−∆Tb
ln∆Ta∆Tb
2. Menghitung besarnya nilai faktor koreksi (F)
Besarnya factor koreksi bergantung pada jenis kondensor apa yang digunakan.
Besarnya nilai factor koreksi berkisar antara 0.88 s/d 1. Untuk kondensor jenis shell and
tube, digunakan factor koreksi dengan nilai 1, sedangkan untuk kondensor yang
menggunakan jenis direct contact maka digunakan factor koreksi dengan nilai 0.88
3. Menghitung nilai efektif perbedaan temperature rata-rata
ΔTm = F × LMTD
9
4. Mengitung keseimbangan panas
Qc = ṁc. Cpc . ΔTc
Qh = ṁh .Cph . ΔTh
5. Menghitung koefisiensi perpindahan panas pada sisi tube (Nu)
Cek kecepatan fliuda di dalam tube
ṁt = ρ . Nn.π D2t4
. V
v = ṁt .n .4
ρ .N .π . D2
Re = ρ .V . D. t
μ
h = Nu . KfDt
keterangan :
n = number of tube passes
N = number of tube
Dt = diameter tube
ρ = massa jenis
6. Menghitung koefisiensi perpindahan panas pada sisi shell
Caranya sama seperti diatas.
7. Cek semua koefisiensi perpindahan panas
Q = U .A .F . LMTD
U = Q
A .F .LMTD
A = N .π .D . Ls
Ls = length of the shell
8. Menghitung resistansi termal dari dinding tube
9. Mengetahui nilai U, hi, ho, Re
10
10. Menghitung pressure drop
Rn = Rkonv + Rfoul+Rcond
Untuk perhitungan rating jenis condenser direct contact, hanya perlu melakukan 4 tahapan
saja yaitu dari tahap 1 sampai 4.Sedangkan untuk condenser jenis shell and tube dihitung
semua tahapnya.
3.3 Hasil perhitungan rating
Data yang diperoleh :
Thin = 170°C
Tcout = 44°C
Thout = 42.2°C
Tcin = 26.7°C
Pkond = 105 mBara
ṁu = 383 T/H
ṁa = 9500 T/H
Tf = Tcin+Tcout
2
= 26.7+442
= 35.35
Pkond = 105 mBara, dikonversi
= 830 – 105 = 725 mBarg
ṁu = 383 T/H = 106,39 kg/s
hgf = 380.65 kj/kg (didapat dari tabel termodinamika untuk P= 0.725 Barg)
hg = 2660.93 j/kg (didapat dari tabel termodinamika untuk P= 0.725 Barg)
Quap = ṁu (hg – hf)
= 106.39 (2660.93 – 380.65)
= 242598.99 KW (kj/s)
11
= 242.6 MWatt
ṁa = Aliran A + Aliran B
= (4750+4750)T/H = 9500 T/H
= 2638.8 kg/s
Qair = ṁa . Cp (Tcout-Tcin)
= 2638.8 . 4.20609 (44-26.7)
= 192013.22 kj/s = 192.013 MWatt
ṁncg = 1.5% . ṁu
= 1.5% . 106.39 kg/s
= 1.59585 kg/s
ṁkond = ṁu + ṁa - ṁncg
= 106.39 + 2638.8 - 1.59585
= 2743.594 kg/s
Cp P kond = 4.2060 kj/kg°C (didapat dari tabel termodinamika untuk P= 0.725 Barg)
Tin Kond = 90.858°C
Qkond = 2743.594 . 4.2060 (42.2-26.7)
= 178863. 123 kj/s
= 178.863 MWatt
Qncg = Quap + Qair – Qkond
= 242.6 +192.013 – 178.863
= 255.867 MWatt
3.4 Pembahasan
Dari data yang diperoleh setelah melaksanakan perhitungan rating, maka dapat diketahui
bahwa nilai Qncg sebesar 255.867 MWatt. Qncg dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan Qh dan Qc kemudian dikurangi dengan Qncg. Qncg merupakan indicator
bersih atau tidaknya sebuah kondensor untuk jenis direct contact.
3.5 Kesimpulan
12
Untuk jenis kondensor direct contact tidak memerlukan perawatan khusus untuk
pembersihan.
Di PLTP Wayang Windu, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan
menyemprotkan air ke steam atau yang sering disebut dengan Spray kondensor
Bersih atau tidaknya sebuah kondensor jenis direct contact dapat diketahui dari NCG nya.
13