Bab Xii Bengkelmesin

63
Teknika Kapal Niaga BAB-XII KERJA BENGKEL 12.1. Umum Salah satu tugas Perwira Mesin di kapal adalah melakukan perawatan dan perbaikan mesin- mesin yang ada dikapal. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini, awak kapal bagian mesin bukan saja dituntut untuk memiliki pengetahuan mengenai semua jenis alat-alat perbengkelan dan cara penggunaannya, tetapi juga harus terampil dalam penggunaan semua alat-alat kerja, baik yang bermesin maupun tidak bermesin. Dalam merawat dan/atau memperbaiki suatu mesin, sangat sering awak kapal harus membuat sendiri bagian suatu mesin yang walaupun mempunyai bentuk sederhana, namun penting. Dan sangat sering bagian suatu mesin yang dibutuhkan pada saat pekerjaan dilakukan habis atau tidak tersedia cadangannya, sehingga harus membuat sendiri dengan bahan dan alat apa saja yang terdapat di kapal. Untuk melakukan pekerjaan tertentu, sulit dilakukan tanpa bantuan alat kerja yang bermesin seperti membuat lubang (mem-bor), menghaluskan permukaan baja yang sangat kasar, memotong atau menyambung pelat baja yang retak, mengganti pipa yang bocor dan lain-lain. Untuk itu di hampir semua kapal niaga yang berukuran sedang selalu terdapat mesin-mesin perbengkelan yang lengkap dapat digunakan untuk memperbaiki bagian-bagian mesin tertentu atau untuk membuat bagian mesin tertentu. Dan untuk itu semua awak kapal bagian mesin, termasuk perwira teknika wajib bukan hanya memahami semua alat-alat kerja tersebut, tetapi mampu dan terampil menggunakannya. Pengetahuan dan keterampilan dalam bengkel kerja ini bagi seorang perwira teknika di kapal sangat mendasar, karena akan menjadi tugas dan pekerjaan sehari-hari. Oleh karena itu, hal keterampilan bengkel kerja ini seyogyanya dapat dimulai dari sekolah. Pekerjaan-pekerjaan bengkel yang sering dilakukan diatas kapal adalah, antara lain: 1.Pekerjaan bangku seperti mengikir dan memotong 2. Membubut 3. Membuat lubang (bor) 4. Membuat sambungan 5. Membuat paking Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 12.1

description

PERBENGKELAN

Transcript of Bab Xii Bengkelmesin

Teknika Kapal Niaga

Teknika Kapal Niaga

Teknika Kapal Niaga

BAB-XIIKERJA BENGKEL12.1. UmumSalah satu tugas Perwira Mesin di kapal adalah melakukan perawatan dan perbaikan mesin-mesin yang ada dikapal. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini, awak kapal bagian mesin bukan saja dituntut untuk memiliki pengetahuan mengenai semua jenis alat-alat perbengkelan dan cara penggunaannya, tetapi juga harus terampil dalam penggunaan semua alat-alat kerja, baik yang bermesin maupun tidak bermesin. Dalam merawat dan/atau memperbaiki suatu mesin, sangat sering awak kapal harus membuat sendiri bagian suatu mesin yang walaupun mempunyai bentuk sederhana, namun penting. Dan sangat sering bagian suatu mesin yang dibutuhkan pada saat pekerjaan dilakukan habis atau tidak tersedia cadangannya, sehingga harus membuat sendiri dengan bahan dan alat apa saja yang terdapat di kapal.

Untuk melakukan pekerjaan tertentu, sulit dilakukan tanpa bantuan alat kerja yang bermesin seperti membuat lubang (mem-bor), menghaluskan permukaan baja yang sangat kasar, memotong atau menyambung pelat baja yang retak, mengganti pipa yang bocor dan lain-lain. Untuk itu di hampir semua kapal niaga yang berukuran sedang selalu terdapat mesin-mesin perbengkelan yang lengkap dapat digunakan untuk memperbaiki bagian-bagian mesin tertentu atau untuk membuat bagian mesin tertentu. Dan untuk itu semua awak kapal bagian mesin, termasuk perwira teknika wajib bukan hanya memahami semua alat-alat kerja tersebut, tetapi mampu dan terampil menggunakannya.

Pengetahuan dan keterampilan dalam bengkel kerja ini bagi seorang perwira teknika di kapal sangat mendasar, karena akan menjadi tugas dan pekerjaan sehari-hari. Oleh karena itu, hal keterampilan bengkel kerja ini seyogyanya dapat dimulai dari sekolah. Pekerjaan-pekerjaan bengkel yang sering dilakukan diatas kapal adalah, antara lain:

1. Pekerjaan bangku seperti mengikir dan memotong

2. Membubut

3. Membuat lubang (bor)

4. Membuat sambungan

5. Membuat paking

6. Mengelas, dan lain-lain

Pekerjaan-pekerjaan dapat dilakukan baik dengan alat-alat tanpa mesin, maupun dengan alat-alat bermesin. Pemakaian kedua jenis alat tersebut harus benar-benar dipahami oleh setiap siswa sebelum terjun ke lapangan, baik sejak praktek laut sebagai Taruna, lebih-lebih jika sudah menjadi perwira mesin atau ahli teknika kapal.

Di sekolah kejuruan teknika sekurang-kurangnya memiliki bengkel dan alat-alat kerja, dimana siswa dapat melakukan praktek kerja di laboratorium atau bengkel dan mengerjakan berbagai benda kerja yang bentuknya sederhana.

Buku ini hanya merupakan panduan untuk pengenalan dan petunjuk cara penggunaan berbagai jenis alat-alat kerja yang biasa terdapat di bengkel kapal, namun untuk praktek kerjanya harus dapat dilakukan sendiri oleh siswa dibawah bimbingan para guru dan perwira mesin diatas kapal sewaktu praktek laut. Berikut beberapa alat-alat kerja yang akan ditemui dikapal.12.1.1 Jenis Alat-alat Kerja Tangan

Alat Kerja Bangku

Kikir

Gergaji tangan

Bor tangan tidak bermesin

Obeng

Palu (hamer)

Kunci Pas

Kunci Ring

Kunci sok

Kunci Inggris

Kunci pipa dan lain-lain

Gambar 12.1 Kunci Ring dan Pas

Alat-alat angkat (takel)

Takel Tetap atau permanen

Takel portabel (dapat dipindah)

Takal rantai

Takal tali

12.1.2 Alat-alat Kerja Bermesin Alat Buka Baut / Mur bermesin

Kunci sok pneumatis

Kunci sok listrik

Mesin bor tangan bermesin

Mesin bor tetap

Mesin bubut

Mesin Gerinda, dan lain-lain12.1.3 Alat-alat Las

Alat Las Listrik

Alat Las Gas Otogen

12.2 Pekerjaan Bangku

Yang disebut pekerjaan bangku adalah pekerjaan dengan tangan yang biasanya dilakukan disuatu bangku dimana tedapat alat-alat penjepit seperti tanggem atau catok. Pekerjaan ini lebih merupakan seni karena memerlukan kesabaran dan keteitian tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik.

Bagi awak kapal bagian teknika/mesin, pekerjaan ini lebih banyak menggunakan bahan yang terbuat dari logam, sehingga memerlukan tenaga yang lebih besar dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan terhadap kayu atau plastik yang lebih ringan dan lunak. Dikapal memang ada beberapa pekerjaan yang memang dilakukan terhadap bahan kayu, kertas, plastik dan bahan campuran lain seperti klingerit dan karet, tetapi pekerjaan sejenis itu tidak banyak dilakukan di kapal. Pekerjaan terhadap bahan tersebut relatif lebih mudah dibanding dengan pekerjaan terhadap benda kerja yang terbuat dari logam.

Benda kerja disini akan lebih sering digunakan disemua pembahasan dalam buku ini, karena yang dimaksud adalah semua bahan dan benda yang akan dikerjakan dan dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Dengan kata lain, benda kerja adalah obyek dari pekerjaan yang akan dilakukan. Obyek atau benda kerja ini harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga, baik bentuk maupun ukurannya tepat sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dan tentunya, benda kerja ini sebelumnya sudah dipilih jenis bahan yang akan dikerjakan.12.2.1 Mengikir

Mengikir adalah pekerjaan mengurangi ketebalan benda kerja, atau mengikis dan/atau meratakan dan menghaluskan permukaanya sedemikian rupa sehingga ukuran dan kehalusannya sesuai dengan yang diperlkan.Alat kerja utamanya disebut kikir, karena itu pekerjaannya disebut mengikir. Bentuk kikir bermacam-macam untuk mengerjakaan berbagai benda kerja, dan bahan kikir itu sendiri juga harus disesuaikan dengan bahan benda kerja. Benda kerja dari baja yang mempunyai kekerasan tinggi tidak dapat dikikir dengan kikir yang terbuat dari baja dengan kekerasan rendah. Jadi, sebelum mulai dengan pengerjaan, harus dipilih jenis dan bahan kikir. Demikian juga dengan bentuk kikirnya, harus disesuaikan dengan hasil apa yang diinginkan terhadap benda kerja.

Permukaan benda kerja yang dimaksud disini bukan berarti permukaan yang ada diluar benda kerja. Bagian dalam benda kerja seperti silinder yang berlubang ditengahnya, bagian dalamnya juga sering harus dihaluskan atau dikurangi ketebalannya.

Seluruh permukaan kikir bergerigi dan tajam hingga dapat mengikis permukaan benda kerja. Lebar dibagian ujung kikir lebih kecil dibandingkan bagian pangkal. Ini dimaksudkan agar memudahkan pengerjaan, terutama jika harus mengikis permukaan bagian dalam benda kerja. Dibagian pangkal dibuat runcing berbentuk segi empat untuk pemasangan handel atau pegangan yang biasanya terbuat dari kayu.

Berikut jenis-jenis kikir yang biasa digunakan di bengkel.

Kikir rata

Kikir segitiga

Kikir bulat Kikir logam Kikir kayu

Gambar 12.2 Bentuk Umum KikirUkuran kikir ditentukan oleh panjang dan lebar permukaan kikir yang bergerigi. Disamping itu, kekasaran permukaan kikir juga menentukan penggunaannya, apakah benda permukaan benda kerja harus halus atau kasar.Agar pekerjaan mengikir dapat dilakukan dengan baik, benda kerja harus diikat kuat pada catok atau chuck yang dipasang dimeja atau bangku kerja. Untuk memperoleh hasil yang baik, disamping pemilihan bentuk dan jenis serta ketajaman kikir, posisi orang yang melakukan pengikiran terhadap bangku dan catok harus sedemikian rupa, sehingga orang yang mengikir merasa nyaman dan pas. Dengan posisi yang tidak pas dan nyaman, misalnya posisi catok terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka tangan akan cepat pegal dan orang menjadi lelah. Jelas hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan, dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pekerjaan mengikir:

Pilih jenis kikir sesuai bahan kerja

Pilih kekasaran kikir sesuai pekerjaan, awal atau pengakhiran

Gunakan gagang kikir untuk pegangan yang kuat

Gunakan sarung tangan jika perlu

Gambar 12.3 Catok atau Tanggem

Gunakan kedua tangan

Gerakan tangan harus lurus

Ikatan benda kerja pada catok harus kuat

Jangan tergesa-gesa dan ingin cepat mendapat hasil

Periksa hasil pengikiran pada waktu-waktu tertentu, jika hasilnya kurang tepat, segera perbaiki.

12.2.2 Membuat Lubang

Istilah lain dari membuat lubang pada benda kerja adalah mengebor. Pekerjaan ini memerlukan alat bor, salah satu jenisnya adalah bor tangan. Bor tangan sendiri ada dua jenis, yaitu yang bermesin dan yang tidak. Alat bor tangan yang tidak bermesin, mata bor diputar dengan tangan, sedangkan bor tangan bermesin, apakah menggunakan listrik atau pneumatis, mata bornya diputar dengan mesin yang dipegang tangan, dan orangnya hanya mengarahkan mata bor ke titik yang sudah ditentukan untuk membuat lubang diposisi tersebut.Pekerjaan mengebor dengan tangan agak sulit, yaitu dalam mengarahkan mata bor agar benar-benar tegak lurus dengan benda kerja. Hasil pengeboran akan tergantung dari ketajaman mata bor disamping bahan mata bor yang harus disesuaikan dengan bahan benda kerjanya. Dalam pekerjaan bor, hal lain yang perlu diperhatikan adalah persiapan benda kerja dan alat bor.

Pemberian tanda posisi yang akan di-bor, walaupun kelihatan sepele, ternyata sangat mempengaruhi hasil pengeboran. Tidak jarang kesalahan sedikit dalam pemberian tanda titik ini, sangat mempengaruhi ketepatan penempatan mata bor dan hasil kerja. Itulah sebabnya pekerjaan membuat lubang dengan alat bor tangan memerlukan keterampilan tinggi agar hasilnya memuaskan. Ketepatan dan konsistensi dalam memegang alat bor agar tepat memerlukan perhatian dan ketelitian, yang tidak akan dimiliki oleh seseorang tanpa latihan dan pengalaman.

Untuk pembuatan lubang dengan mesin bor yang tetap atau tidak bisa dipindah, dibahas dalam bab-bab berikutnya.

12.2.3 Memotong

Pekerjaan memotong benda kerja dengan tangan juga memerlukan perhatian dan ketelitian untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Untuk memotong benda kerja yang tipis, dapat menggunakan gunting pelat, sedangkan untuk benda benda yang tebal, dapat menggunakan gergaji. Gunting pelat hanya bisa digunakan dengan tangan, dan tidak ada yang ber-mesin. Sedangkan gergaji, disamping gergaji tangan, ada gergaji yang dijalankan dengan mesin.

Dalam pekerjaan ini, yang sangat penting adalah ketajaman mata gunting dan/atau mata gergaji. Jenis alat yang digunakan untuk memotong, sangat tergantung pada jenis dan ketebalan benda kerja. Gunting pelat misalnya, hanya dapat digunakan untuk tebal pelat baja dibawah 2 mm. Untuk tebal pelat lebih dari 2 mm, biasanya menggunakan las potong, yang mampu memotong pelat setebal 1525 mm. Untuk benda kerja yang tebalnya lebih dari 25 mm, dapat menggunakan gergaji mesin.Untuk pekerjaan potong dengan mesin gergaji dan las, dapat dilihat dalam bab berikutnya. Sedangkan untuk pekerjaan pemotongan dengan tangan, harus memperhatikan hal-hal berikut:

Persiapkan benda kerja dengan teliti, termasuk pemberian tanda titik dan garis yang tepat.

Mata gunting dan/atau gergaji harus tajam, bila tumpul, asah terlebih dulu denga batu asah (untuk gunting) atau dengan kikir (untuk gergaji).

Gunakan alat pengaman, baik untuk tangan / jari-jari maupun mata dan kulit agar tidak terkena benda tajam yang mungkin terlepas atau terlempar.

Jangan memaksakan pemotongan jika alatnya tidak mampu memotong, lebih-lebih dengan menggunakan tenaga yang berlebihan.

Perhatikan posisi berdiri terhadap benda kerja dan alat potong yang digunakan, buat seaman mungkin.

Perhatikan benda dan lingkungan disekitar lokasi pemotongan, jangan sampai ada benda-benda lain yang dapat mengganggu pekerjaan.12.3 Mesin BubutMesin bubut digunakan untuk mengerjakan dan membentuk benda-benda pekerjaan yang bundar seperti poros, roda puli, roda gigi dan benda berbentuk tirus. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat lubang atau untuk membuat ulir.Pembubutan adalah proses yang paling banyak dilakukan dengan menyayat permukaan benda kerja yang bulat dan paling berperan dalam pembuatan bagian-bagian konstruksi mesin seperti poros, sumbu, pasak, tabung, roda, dan lain-lain yang bentuk dasarnya bulat. Putaran mesin bubut berasal dari motor listrik yang dipasang di bawah atau di samping mesin. Porosnya dihubungkan dengan poros utama mesin bubut dengan satu atau beberapa buah sabuk (puli), karenanya bila motor berputar poros inipun berputar dan membawa benda kerja ikut berputar.

12.3.1 Konstruksi Mesin BubutBagian-bagian mesin bubut terdiri dari: 1. Kepala tetap yang terletak dibagian kiri dasar mesin bubut, didalamnya duduk poros utama yang berputar pada suatu bantalan perungu, pada poros utama terpasang roda cakra bertingkat yang diapit dua buah roda gigi, yaitu roda gigi A dan D. Roda gigi A dipasang pada poros utama sedangkan roda cakra bertingkat dan roda gigi D dapat berputar bebas pada poros utama.

Gambar. 12.4 Mesin bubut2. Alas yang terpasang di atas kaki mesin bubut dan berfungsi sebagai :

dudukan kepala lepas

dudukan eretan

dudukan penyangga diam

Gambar 12.4 Alas

Gambar 12.5 Bagian dalam kepala tetap

3. Kepala lepas yang merupakan bagian dari mesin bubut yang terdiri dari 2 bagian yang dapat saling digeser, bagian bawah dari kepala lepas dapat bergeser sepanjang bidang alas mesin dan selanjutnya dijepit pada alas mesin bubut pada tempat yang diinginkan.

Gambar 12.6 Kepala lepas4. Eretan, yang digunakan untuk memegang erat perkakas bubut dan memberikan kepadanya gerakan yang diperlukan (gerakan ke kiri / ke kanan dan gerakan melintang). Arah gerakan dapat sejajar, tegak lurus atau miring terhadap sumbu mesin bubut. Eretan juga merupakan tempat kedudukan penyangga berjalan sehingga eretan harus dibuat dan diberi penuntun sedemikian rupa sehingga pekerjaan bebas goncangan.

Gambar 12.7 Eretan

12.3.2 Jenisjenis mesin bubutMesin bubut dibagi dalam 4 jenis :1. Mesin bubut ringan

Mesin ini digunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil, terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya sama dengan mesin bubut besar dan berat.2. Mesin bubut sedang

Konstruksi lebih cermat dan dilengkapi dengan alat-alat khusus, sehingga mesin ini dapat digunakan untuk pekerjaan yang lebih bervariasi. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau untuk merevisi alat-alat produksi.3. Mesin bubut Standar Dayanya lebih besar dan digunakan untuk pekerjaan yang lebih besar dari mesin bubut ringan dan sedang, menjadi standar dalam pembuatan mesin bubut pada umumnya.4. Mesin bubut beralas panjang.

Termasuk mesin bubut industri untuk mengerjakan pekerjaan yang panjang dan besar, seperti poros kapal, poros transmisi roda gigi dan lain-lain. Mesin bubut dapat dibedakan sbb.:a. Mesin bubut pistol (Revolver)Mesin bubut ini lebih ekonomis, lebih menguntungkan untuk produksi dengan jumlah yang kecil.b. Mesin bubut otomat

Kecuali pekerjaan pemasangan benda kerja baru, selebihnya mesin ini bekerja otomatis. Sbab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa mesin dengan mudah. Pengerjaan benda tempa dan tuangan agak sulit dilakukan, terutama waktu mengikat dan melepasnya, yang harus dilakukan secara manual. Mesin berhenti dengan sendirinya tetapi untuk mengganti benda kerja yang sudah selesai dikerjakan dengan benda kerja lain harus dilakukan dengan tangan.c. Mesin bubut kepala

Mesin bubut yang terutama digunakan untuk benda kerja berbentuk piringan besar seperti roda gigi, puli, penutup dll. Benda kerja diikat dengan cakar-cakar yang dapat disetel pada plat penyetel yang besar, jadi tidak perlu ditopang dengan senter seperti pada kebanyakan mesin bubut. Kerugian mesin ini adalah pemasangan benda kerja yang harus dilakukan dengan alat pengangkat dan memakan waktu lama, dan untuk benda-benda kerja yang berat beban poros utamanya besar sehingga dapat bengkok.d. Mesin bubut korsel

Gunanya untuk mengerjakan benda kerja yang sama seperti mesin bubut kepala, tetapi karena posisi pelat setelannya horisontal, pengikatan benda kerjanya jauh lebih mudah dilakukan. Disampuing itu bantalan pelat setel yang horisontal lebih baik daripada yang vertikal sehingga jalannya mesin Iebih tenang. Dibandingkan dengan mesin bubut kepala mesin bubut korsel memiliki banyak kelebihan, tetapi harganya jauh lebih mahal, namun dapat mengerjakan benda kerja dengan diameter 600 mm sampai 22 meter.e. Mesin bubut profil

Untuk pembubutan profil panjang, pahat profil terlalu lebar untuk penyayatan yang stabil. Pada mesin bubut ini dipasang sebuah mal dengan profil yang tepat, yang dapat diraba oleh pena atau rol peraba. Peraba dipasang pada eretan melintang, sehingga geseran memanjang secara otomatis dapat dijalankan, dimana pahat mengikuti gerakan peraba rnelalui ma!. Kerugian adalah karena tekanan byang esar antara peraba dan ma! Sehingga terjadi keausan sehingga hasilnya menjadi tidak teliti.f. Mesin bubut penyalin

Mesin ini digunakan untuk membubut poros yang bertingkat dengan bantuan ma!. Eretan memanjangnya terdapat di bawah poros utama dan eretan penyalinnya membuat sudut 60 dengannya. Jika eretan bergerak memanjang maka eretan penyalin bergerak dua kali lebih cepat. Pembubutan dari diameter besar ke diameter kecil dapat disalin menurut sudut hingga 40. Gerakan peraba diarahkan secara hidrolis pada pahat, jadi tekanan antara peraba dan rnal menjadi kecil. Mesin ini sangat cocok untuk pembuatan poros secara massal g. Mesin bubut belakang

Pada perkakas yang berbentuk bundar misalnya frais, sudut bebas V dapat dibentuk dengan pengasahan pahat, tetapi juga dapat dikerjakan dengan jalan pembubutan belakang.12.3.3 Perlengkapan mesin bubutUntuk mengoperasikan mesin bubut diperlukan sejumlah peralatan dan yang sering di gunakan adalah:1. Pahat bubut:

Pahat bubut digunakan untuk menyayat benda kerja sesuai hasil produk yang diinginkan. Bahan pahat bubut biasanya dibuat dari baja karbon, baja karbon campuran, logam potong cepat (Wedia atau Kenna) yang hanya dipasang pada ujung pemegang pahat.

Gambar 12.8 Jenis-jenis pahat bubut

Berbagai jenis pahat bubut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1. Pahat kikis tekuk kanan 2. Pahat kikis lurus kanan

3. Pahat kikis lurus kiri4. Pahat kikis samping kanan

5. Pahat pucuk samping kanan

6. Pahat poles pucuk7. Pahat poles pucuk

8. Pahat poles lehar

9. Pahat bubut samping kanan10. Pahat bubut samping kiri

11. Pahat alur

12. Pahat ulir pucuk

13. Pahat penggal

14. Pahat bubut bentuk

15. Pahat bubut dalam

16. Pahat sudut dalam

17. Pahat kait

18. Pahat kait

19. Pahat ulir dalam

2. Senter

Senter merupakan alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk memikul benda kerja. Senter ini dipasang pada lubang poros kepala lepas dan kepala tetap, dan bagian yang memikul benda kerja menyudut 600.

Senter yang terpasang pada kepala tetap dinamakan senter hidup (gambar 7-7B) karena ia ikut berputar dengan benda kerja dan senter yang terpasang pada kepala lepas dinamakan senter mati. Senter ini selalu bergesek dengan benda kerja yang berputar.

Gambar 12.9 Jenis-jenis Senter3. 3. Carrier (Pembawa) dan pelat pembawa

Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda kerja dan ikut berputar sewaktu membubut , alat ini terbuat dari baja tuang dan mempunyai baut ikat. (gambar 12.10). Bentuk alat ini ada yang berujung lurus (gambar 12.10a) dan ada yang berujung bengkok (gambar 12.10b).

Gambar 12.10 Carrier atau PembawaPelat pembawa berbentuk bulat tipis dan digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang pada pembawa ikut berputar dengan poros mesin. Permukaan pelat pembawa ada yang beralur (gambar 12.10b) dan ada yang berbatang pembawa (gambar 12.10a).

Gambar 12.11 Plate Carrier (Pelat Pembawa)4. Pelat Gengam (Cakera penjepit)Alat ini bentuknya bundar dan mempunyai rahang untuk menjepit benda kerja. Dari jumlah rahangnya, pelat genggam ini ada 2 jenis, yaitu pelat dengan 4 buah rahang dan dengan 3 buah rahang. Untuk yang berahang 3 buah (gambar 12.11) dapat bergerak secara otomat memusat sedangkan untuk jenis 4 rahang, masing-masing rahang dapat bergerak sendiri-sendiri.

Gambar 12.12 Pelat Genggam 3 rahang Gambar 12.13 Pelat genggam 4 rahang5. Kollet atau tang penjepit

Kolllet digunakan untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat, Bentuknya bulat panjang lehernya tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi 3 bagian6. Penyangga tetap dan jalan

Penyangga tetap adalah alat yang gunanya untuk menyokong atau menunjang benda kerja yang panjang sehingga agar pada saat dibubut tidak bergetar (gambar 12.13) sedangkan penyangga jalan fungsinya sama hanya bedanya bahwa penyangga jalan pemasangan pada eretan dan ikut bergerak sepanjang jalannya pahat pada alas mesin (gambar 12.14).

Gambar 12.14 Penyangga tetap

Gambar. 12 .15 Penyangga jalan

7. Poros Bantu ( Mandel )

Poros bantu digunakan untuk menyangga pembubutan bagian luar benda kerja yang pendek dan berlubang agar benda tersebut dapat dikerjakan tanpa banyak pengaturan atau penyetelan.

Gambar 12.16 Kedudukan poros bantu

8. Kartel

Kartel adalah alat yang digunakan untuk membuat alur-alur atau gerigian kecil agar tidak licin pada benda kerja. Kartel ini dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi senter. Kerja kartel bukan menyayat seperti pahat bubut tetapi menekan benda kerja, sehingga bagian yang tertekan akan beralur sementara yang tak tertekan akan mengembang keluar.

Gambar. 12.17 Kartel

12.3.4. Jenis pekerjaan membubut

Pada mesin bubut dapat dilakukan berbagai macam pekerjaan, misalnya membubut rata, membubut dalam (lubang), membubut ulir, mengebor dengan mesin bubut, mengkartel, memotong, membubut profil, meng-gulung pegas (per), membubut poros eksentrik, membubut tirus dan lain-lain.12.3.4.1 Membubut permukaan rata (lurus)Membubut silinder rata sering dilakukan dari bahan asal dengan sekali atau lebih pembubutan kasar kemudian baru pembubutan halus (untuk finishing).

Gambar 12.18 Membubut permukaan rata

Keterangan gambar :

1. Pemasangan dari batang kasar

2. Perataan dari ujung pertama

3. Pembubutan awal

4. Pembubutan akhir

5. Memotong

6. Perataan dari ujung kedua

Untuk pembubutan sejajar mesin harus diperiksa dan disetel (atur) kembali sebelum pengerjaan akhir.12.3.4.2 Membubut permukaanMembubut muka adalah membubut untuk meratakan bagian muka atau ujung benda pekerjaan agar diperoleh permukaan ujung benda kerja yang rata dan halus, cara pemakanan pahat adalah dari tengah-tengah benda kerja ke arah mundur menuju operator.12.3.4.3 Membubut Tirus

Jika ujung suatu benda silindris mempunyai ukuran yang berbeda maka bentuk benda tersebut tirus.

Gambar 12.19 Bentuk tirusPada alat-alat atau bagian suatu mesin banyak yang berbentuk tirus seperti tangkai bor, tangkai reamer (peluas), lubang paksi mesin bor dan lain-lainnya. Bentuk tirus ini besar sekali gunanya disarnping sebagai variasi, misalnya ke tirusan pada tangkai bor, ketirusan tersebut dapat menjadi pengunci sendiri pada lubang paksi mesin bor tanpa diikat. Senter kepala lepas atau senter kepala tetap masuk ke paksinya tanpa diikat/dikunci, hanya didorong. masukSebagian besar alat yang bentuknya tirus dibuat pada mesin buhut, cara membubut tirus disini ada tiga cara: dengan menggeserkan kepala lepas (untuk benda kerja panjang) dengan menggeserkan eretan atas (untuk benda kerja pendek) menggeserkan perlengkapan tirus yang di sebut taper attachment yang terdapat pada eretan lintang.a. Cara membubut tirus dengan menggeserkan kepala lepasTelah diketahui bahwa kepala lepas terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas yang dapat digeser ke kiri dan ke kanan dengan perantaraan baut, sehingga dalam pembubutan tirus kepala lepas tersebut dapat digeser ke kanan atau ke kiri sehingga letak titik sumbu antara senter kepala lepas. Kepala tetap dan dapat digeser kearah horisontal, sehingga bila pahat bergerak sepanjang alas mesin akan memakan benda kerja arah sejajar mesin dan hasilnya adalah diameter ujung kepala lepas tidak ma (berbeda) dengan ujung benda kerja kepala tetap.

.b. Cara membubut tirus dengan menggeserkan eretan atas

Dengan menggeser eretan atas dapal rnenghasilkan tirus yang tidak terbatas, dan 0O sampai 90O, tetapi pada jarak yang pendek karena panjang langkah yang terbatas. Meski dapat membuat tirus pada jarak panjang tetapi caranya kurang praktis karena harus dilakukan secara bertahap.Dengan cara eretan atas digeser beberapa derajat dan posisi dan gerakannya dilakukan oleh tangan, dengan cara ini dapat dilakukan pembubutan tirus luar dan dalam. Perhitungan pergeseran eretan atas untuk menentukan besar derajad dalam penyayatan tirus harus berdasarkan bagian yang tersayat dalarn bentuk segitiga.Untuk membuat tirus bersudut besar, pengerjaannya tak dapat dilakukan dari sebelah kanan apabila benda kerja dipasang antara dua senter, dalam hal ini eretan atas akan membentur kepala lepas dan tak dapat digerakkan. Untuk ini maka letak eretan atas harus diputar ke kiri dan pengerjaan-yapun harus dilakukan dengan cara lain, yaitu benda kerja itu tidak dipasang antara dua senter melainkan dijepit pada pencekam dan ujung lainnya bebas.

Gambar 12.20 Membubut tirus

Pahat yang digunakan harus dipasang setinggi senter dan posisinya tegak lurus terhadap eretan atas (berarti tegak lurus terhadap tirus yang dibubut). Seterusnya pahat itu digerakkan maju mundur sampai pada penyayatan terakhir. c. Cara membubut tirus dengan menggeserkan perlengkapan tirus (taper attachment)Cara ini adalah dengan meletakkan benda kerja pada ujung eretan lintang dan ikut bergeser dengan eretan atas. Membuat tirus dengan alat ini lebih baik daripada dengan cara menggeser kepala lepas tetapi panjang dan besar tirusnya terbatas. Kebaikannya adalah:1. kedudukan senter bubut tidak berubah sehingga bentuk lubang senter tidak terganggu,2. dapat membubut tirus luar dan tirus dalam dengan gerakan otomatis.

Gambar 12.21 Membubut tirus12.3.4.4 Membubut Ulir

Bentuk ulir ada yang ulir tunggal, ulir ganda, dan lain-lain. Benda kerja pertama-tama harus dibubut dahulu hingga ukurannya sesuai dengan ukuran diameter luar.Pemasangannya pada mesin bubut dapat dijepit pada cekam atau diantara dua senter, dimana pada batas ulir dibuat dahulu suatu alur yang dalamnya sama dengan dalam ulir yang akan di buat. Guna alur di sini adalah agar kedalaman ulir tetap sama dari ulir pertama sampai ulir terakhir, dan pahat tidak terjepit atau terbentur pada bagian yang tidak dibuat ulir sehingga pahat bebas bergerak pada akhir langkah.Pahat yang dipakai adalah pahat ulir, untuk memeriksa besarnya sudut dapat dipakai pengukur ulir, dan posisi pahat harus setinggi senter dan kedudukan kedua sisi mata pemotongnya harus sama terhadap benda kerja. Sewaktu membubut ulir putaran mesin harus diatur dengan kerja ganda, pada mesin modern pengaturan roda gigi untuk membuat ulir sudah tercantum dalam daftar yang terpasang dimesin, sehingga hanya tinggal mengatur posisi handel sesuai dengan kedudukannya. Harus diingat pada mesin yang tidak mempunyai alat untuk itu, pengaturan roda giginya harus dihitung dahulu dan dipasang sesuai jenis dan ukuran ulir, julah ulir per inchi.

Gambar 12.22 Membubut ulir

12.3.4.5 Mengebor pada mesin bubut

Mesin bubut dapat dipakai untuk mengebor benda kerja (dalam kondisi tertentu), dengan cara benda kerja dijepit pada cekam (cakram pembawa), sedangkan bor dipasang pada kepala lepas. Jadi benda kerja berputar, mata bornya dalam keadaan posisi diam.

Prosedur kerja dalam pengeboran pada mesin bubut adalah sebagai berikuta. Kepala bebas dijepit erat di bangku mesin, pada posisi awal penjepit hanya boleh sedikit menjulur, laju dilakukan dengan tangan dan dengan perantaraan sebuah roda tangan pada kepala lepas. Mata bor dijepit erat pemboran pertama harus benar benar sentris.

b. Pengeboran lubang berdiameter besar harus didahului dengan pengeboran dengan mata bor kecil. c. Lubang yang tembus sebaiknya dibor dari dua sisi

Gambar 12.23 Pengeboran dengan mesin bubut.

d. laju harus dibatasi terutama pada bor tembus, yang harus lambat supaya mata bor tidak tertarik ke dalame. mata bor harus sering ditarik kembali untuk membuang serpihan/beram, pelumasan dan pendinginan yang intensif dapat meningkatkan kecepatan bor dan pembuatan dinding lubang yang Iebih hematf. setiap mata bor untuk membuat lubang yang lebih besar harus dipasang pada garis tengah benda kerja dan mata bor harus selalu tajam dan terasah dengan baik.12.3.4.6 Prosedur keselamatan kerja.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan sewaktu mengoperasikan mesin bubut prosedur berikut harus diikuti:a. sabuk (puli) yang sedang berjalan tidak boleh dipasang dengan tangan telanjang.b. benda kerja dan cekam yang sedang bergerak tidak boleh di sentuh dengan tangan, pembubutan dalam tidak boleh dibersihkan beramnya jika mesin rnasih berputar c. waktu bekerja operator tidak boleh bergurau atau bekerja secara sembronod. pembuangan beram harus dilakukan dengan alat khusus tidak boleh dilakukan dengan tangan telanjang, tidak boleh lupa harus mencabut kunci-kunci, pencekam cakra, tidak boleh terlalu banyak menjulur keluare. jangan melakukan pengukuran dengan alat pengukur pada benda kerja sewaktu benda kerja dalarn keadaan berputarf. perlengkapan perlindungan mesin boleh dibuka hanya pada waktu mesin sudah mati (tidak berjalan)g. Pakaian kerja dan kacamata pengaman harus dikenakan sewaktu bekerja dengan mesinh. Rambut yang panjang harus dicukur pendek, lengan baju yang panjang harus digulung sampai di atas siku, cincin dan jam tangan harus dilepas sewaktu bekerjai. luka-luka kecil pada mesin harus diperhatikan dan dirawatj. tidak boleh melakukan pekerjaan reparasi pada mesin yang sedang berjalan.

12. 4 Mesin gergaji12.4.1 UmumMenggergaji adalah termasuk pe-ngerjaan memotong bahan / benda dengan menggunakan mesin gergaji. Mesin gergaji digerakkan dengan motor listrik, mata gergaji untuk mesin gergaji logam ukurannya lebih panjang, lebih lebar dan lebih tebal daripada mata gergaji tangan, mempunyai 6 sampai 14 gigi setiap inchinya. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan mesin gergaji logam, antara lain adalah:1. sudut miring mata pemotong gigi gergaji harus menghadap ke arah menarik dari gerakan mesin 2. menjepit bahan yang akan dipotong harus kuat dan rapat3. pompa bahan pendingin harus jalan dengan baik

Ada 2 bentuk mata gergaji mesin yaitu bentuk gigi Raker dan bentuk gigi berombak. Gigi berombak hanya untuk memotong bahan berukuran besar atau pelat tebal. Bentuk gigi biasa untuk memotong baja lunak, perunggu dan kuningan. Bentuk gigi mengait untuk memotong aluminium, tembaga, magnesium dan kuningan.

Kedudukan mata gergaji harus rapat dan kuat, untuk mengetahui kuat tidaknya, ketok pelan dengan palu secara ringan pada mata gergaji. Bilamana jepit benda kerja yang akan dipotong pada catok atau dudukannya tidak kuat, tidak merata atau tidak rapat, maka benda kerja akan bergoyang atau meleset dan akan mengakibatkan patahnya mata gergaji.

12.4.2 Nama bagian dan konstruksi

Diantara jenis-jenis mesin gergaji, ada dua jenis yang sering digunakan, yaitu jenis mesin gergaji sengkang ( gambar 12.24) dan mesin gergaji pita (gambar 12.25)Pada gambar 12.24, nampak gambar contoh konstruksi mesin gergaji sengkang dengan bagian-bagiannya.12.4.3 Pengoperasian mesin

Mesin gergaji biasanya diatur sedemikian rupa sehingga sesudah disetel dapat bekerja tanpa diawasi karena mesin akan berhenti sendiri jika batang pekerjaan selesai. Dengan memakai daun-daun gergaji yang tipis maka irisan-irisannya kecil sehingga kerugian bahan kerja juga kecil.

Keterangan gambar :1. tuas apit moncong

2. moncong yang dapat digeser-geserkan

3. bahan batang

4. daun gergaji

5. bingkai gergaji

6. hantaran bingkai gergaji

7. Pipa alat pendingin

8. perkakas angkat

9. tumpuan

10. pemegang tumpuan yang dapat diubah-ubah

Gambar 12.24 Mesin gergaji sengkangMesin.gergaji biasanya mempunyai panjang langkah yang tidak dapat disetel dan hanya mempunyai satu angka putaran. Tekanan pada daun gergaji biasanya dapat disetel. Besarnya gigi dinyatakan dalam jumlah gigi per inchi, untuk pemakaian biasa diambil 6 sampai 10 gigi tiap inchi.

Harus diperhatikan bahwa paling sedikit 3 gigi rnenyayat bersama-sama, biasanya dipakai minyak pendingin sehingga beram-beramnya mudah keluar dari rongga gigi.

Gambar 12.25 Mesin gergaji pita.

Untuk menggergaji bahan pelat mesin gergaji sengkang tidak cocok dan menggunakan mesin gergaji pita. Pada mesin gergaji pita alat penjepitnya adalah sebuah mata gergaji yang tidak berujung, yang sangat kenyal sehingga dapat direntangkan pada dua buah roda. Karena gergaji pita tidak begitu lebar (antara 3-20 mm) maka bentuk-bentuk yang rumitpun dapat digergaji.

Bahan atau benda kerja yang akan digergaji didorong dengan tangan ke arah gergaji pita tersebut, jadi gergaji pita hanya membuat gerakan berputar.

Cara memasang daun gergaji mesin pada sengkangnya adalah giginya harus menghadap ke belakang atau ke arah mesin, yang dimaksudkan agar :

a. gaya pemotongan tertuju kepada badan mesin

b. gigi gergaji tidak mencekam benda kerja sehingga melenting dan patah karena tekanan yang berlebihan.

Untuk menghindari gesekan gigi terhadap benda kerja pada langkah kemuka yang akan merusak gigi gergaji, pasanglah pompa untuk mengangkat sengkang gergaji dan benda kerja, dengan demikian sengkang tersebut pada langkah kemuka akan terangkat sedikit sedangkan pada langkah pemotongan (kebelakang), tekanan daun gergaji mulai dari nol.12.4.4 Keselamatan kerja dan perawatan mesinSewaktu menggergaji baik dengan tangan maupun mesin, gunakan pakaian kerja, kacamata dan sepatu pengaman, dan selalu memperhatikan benda kerja secara teratur. Benda kerja harus dipasang kuat-kuat dalam penjepit dan bagian yang bergerak harus dijauhkan dari tangan. Lantai sekitar mesin gergaji bebas dan benda yang berserakan dan minyak atau gemuk. Penerangan yang baik turut membantu keamanan kerja.Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu kita bekerja pada mesin gergaji:1. berdiri disamping mesin sewaktu mulai menjalankan dan sewaktu menghentikan mesin.2. Memasang dan membuka benda kerja dari penjepit setelah mesin betul-betul berhenti.3. sebelum dipakai mata gergaji diperiksa dahulu apakah sudah tumpul atau posisinya kurang tegang4. beri pelurnas pada bagian-bagian yang perlu5. benda kerja harus dijepit kuat dan posisi mulut penjepit harus sejajar6. jangan meraba-raba gigi mata gergaji yang sedang berputar.

12.5. MESIN BOR12.5.1 Umum

Digunakan untuk membuat lubang (mengebor) benda kerja, dan pekerjaan-pekerjan lain seperti memperluas lubang (reamer), mengebor lubang penahan, pengeboran tirus pada bagian atas lubang pembenam. Mesin bor biasa juga dinamakan pengerek atau mesin pembuat lubang.Prinsip kerja pelaksanaan pengeboran adalah suatu poros yang berputar di mana pada bagian ujungnya (bagian bawah) diikatkan mata bor atau alat-alat potong lainnya yang dapat membuat lubang benda kerja yang dijepit pada meja atau dasar meja mesin bor. Untuk melakukan pemotongan logam secara baik hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat potong yang harus dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada logam. Mata bor atau poros mesin bor membutuhkan dua tenaga potong yaitu tenaga momen untuk pemotongan secara tangensial dan tenaga dorong (tenaga tekan) terhadap permukaan benda kerja untuk melakukan pemotongan oleh mata bor. 12.5.2 Konstruksi mesin bor dan bagian-bagiannya

Pada gambar 12.26 ditunjukkan mesin bor dengan bagian-bagiannya.

Gambar 12.26 Mesin bor12.5.3 Jenis-jenis mesin bor.

Mesin bor dapat dibagi atas:1. Mesin bor meja

2. Mesin bor tiang

3. Mesin bor radial

4. Mesin bor instrumen

5. Mesin bor lemari

6. Mesin bor berporos banyak

7. Mesin bor bangku

8. Mesin bor lantai

12.5.4 Pengoperasian mesin bor12.5.4.1 Mengebor senter:a. memilih bor senter

pilih bor senter dengan diameter batang sedikit lebih kecil dan bor yang akan digunakan; periksa secara visual apakah sisi potong tidak pecah atau rusak.b. Memasang bor senter

pasang bor senter pada penjepit (chuck bor), jepit batang bor senter sepanjang mungkin dan keraskan dengan kunci. jalankan spindel (poros mesin), periksa secara visual apakah bor senter berputar secara betul ikat kunci chuck (alat penjepit), ukuran harus betul dan masih dalam keadaan baik, lepaskan kunci chuck setelah digunakan.c. Mengebor senter pada benda kerja

jalankan spindel dan sentuhkan ujung senter pada tanda titik kerja; berikan pendingin dan adakan pengisian tangan sampai ke dalaman pengarah senter; naikkan bor senter untuk mengeluarkan beram/sayatan; lanjutkan pengeboran sedalam penyenteran yang diperiukan; mengebor senter hams menggunakan pengisian tangan.12.5.4.2 Mengebor tembus: pilih putaran dan pengisian bor.

bor benda kerja dengan pengisian tangan sedalam kira-kira 6 mm.

periksa apakah pengeboran baik.

teruskan pengeboran dengan rnemakai klem pengisi, gunakan pendingin bila perlu.

buang berarn dengan sikat apabila sudah menumpuk diseki tar benda kerja, jamin spindel mesin dalam keadaan berhenti.

naikkan bor secara berkala untuk membebaskan alur dari beram.

periksa hasil pengehoran secara visual apabila beram biru atau berubah warna, setel kembali putaran dan pengisian.

apabila membor terus sampai tembus menggunakan pengisian tangan, tekanan pengisian harus dikurangi ketika hampir tembus.

12.5.4.3 Mengebor lubang buntu: pilih pengisian dan putaran bor. lakukan pengisian tangan bor sampai batas diameter penuh. setel indek vertikal pada nol. adakan pengeboran dengan rnenyisakan 2 mm dari kedalaman penuh rnemakai kiem pengisi. lepaskan kiem pengisi dan lakukan pengeboran sampai ke kedalaman penuh dengan pengisian tangan.12.5.4.4 Meluaskan (reamer) lubang

a. Memilih peluas (reamer) pilih peluas sesuai ukuran yang diperlukan dan periksa diameter. periksa secara visual apakah spiral dan alurnya tidak rusak. gunakan sisi bulat palu plastik untuk melepas sarung peluas.

b. Menernpatkan peluas ke spindel

pilih sarung yang sesuai.

bersihkan dan pasang sarung ke batang tirus reamers spindel.

ketika memasang peluas ke sarung / spindel mesin, pegang leher peluas dan masukkan ke spindel dengan hentakan.

hidupkan spindel dan periksa secara visual apakah peluas (reamer) berputar secara benar.

12.5.4.5 Mereamers lubang tembus:

pilih pengisian dan putaran spindel. lakukan pengisian dengan tangan setebal 1 mm pada benda kerja. hubungkan kiem pengisi dan berikan pendinginan. adakan pengisian sedalam kira-kira 3 mm. hentikan spindel dan naikkan peluas. periksa ukuran lubang. hubungkan kiem pengisi dan lakukan pengisian sampai peluas (reamer) tembus pada lubang. periksa lubang. jauhkan peluas dan benda kerja apabila hendak melakukan pemeriksaan.

12.5.4.6 Mereamers (meluas) lubang buntu

pilih pengisian dan putaran spindel. hidupkan spindel dan turunkan dengan tangan sampai pe luas (reamer) menyentuh ringan lubang bor. nol-kan indek vertikal; hubungkan kiem pengisi dan lakukan pengisian dengan menyisakan 1,5 mm dan kedalaman penuh, berikan pendinginan; matikan spindel dan naikkan peluas (reamer); periksa kedalaman dan nol-kan kembali indek vertikal; apabila meluaskan dengan tangan pertahankan tekanan tetap ringan.

12.5.4.7 Memotong benda kerja borTidak semua benda kerja dapat dipotong dengan gergaji atau dengan pahat, tergantung bentuk benda kerja. Bor bisa digunakan sebagai alat pemotong pada pengerjaan tertentu.

12.5.4.8 Membuat tap pada mesin bor

Salah satu cara mengetap pada mesin bor adalah bahwa tap harus dijepit pada penjepit khusus. Penjepit ini banyak macamnya dan salah satunya adalah penjepit bertangkai tirus yang dihubungkan ke perangkai, yang terdiri dari 2 keping pemutar yang rnempunyai hubungan dengan keping bagian atas. Bagian ini ditekan oleh pegas tekan sehingga kedua keping tertekan rapat sedangkan pada keping bawah terdapat bagian untuk menjepit tap.

Gambar 12.27 Kedudukan tap pada mesin borJika mesin berputar maka keping atas akan memutar keping bawah termasuk tapnya karena terkait. Tetapi jika putaran itu mendapat perlawanan dari tap yang sedang memakan, keping bawah akan menekan pegas keatas sedangkan keping bawah dan tap akan berhenti berputar. Dengan demikian tap akan terhindar dan bahaya patah jika putaran mesin tidak sempat dibalikkan kearah yang berlawanan. Untuk mengeluarkan tap dan benda kerja yang ditap maka putaran mesin harus dibalikkan sehingga tap berputar ke kiri. Dalam mengetap pada mesin, putaran mesin harus lambat dan turunnya tap tidak perlu dibuat otomatis.12.5.5 Perawatan dan keselamatan kerja

Faktor keselamatan kerja dalarn pekerjaan dan perawatan yang baik pada mesin bor (disebut juga mesin gurdi atau mesin gerek) maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. benda kerja harus dijepit pada alat penjepit sewaktu dibor di mesin bor.b. kecepatan putar, tekanan dan penyayatan dari mata bor harus disetel semestinya karena mata bor yang tidak diatur akan rnenjadi sebab mata bor patah atau pecah yang menyebabkan kecelakaan.c. gunakan mata bor yang tajam, soket dan ragum dalam kondisi baik karena mata bor yang tidak tajam dan sarung yang tidak baik dapat menyebabkan mata bor berputar tidak senter, dan menghasilkan pekerjaan yang tidak memuaskan.d. Iantai disekitar mesin harus selalu bersih dan tidak basah (terdapat air atau minyak), jika perlu ditutupi dengan bahan anti selip untuk mencegah terpeleset.e. Operator harus dilengkapi dengan pakaian kerja, kaca mata pengaman, sepatu kerja. topi kerja, sarung tangan pengaman dan lain-lain.f. operator tidak boleh berambut panjang dan memakai cincin, jam tangan, pakaian tidak longgar.g. jangan membuan beram (tatal) dari meja atau ragum dengan tangan, harus rnenggunakan dengan sikat baja danapalagi sewaktu mesin sedang berputar.h. meja mesin harus dibersihkan dari kotoran sebelum ditinggalkan.i. jepitlah bor dengan kuat dan juga benda kerjanya dijepit yang kuat.j. atur dahulu percepatan putar mesin.k. penekanan bor jangan terlalu keras dan bor selamanya harus tajaml. mata bor diberi pendinginan baik dengan air atau oli.12.6 Mesin Gerinda12.6.1 Umum

Mesin gerinda disebut juga mesin asah yang berguna untuk menajamkan atau mengasah pisau dan pahat-pahat mesin perkakas termasuk juga mata bor serta untuk mengasah berbagai macam bentuk benda kerja. Pengasahan berguna untuk menajamkan sisi-sisi perkakas sayat (pisau frais, pahat bubut, pahat ketam, gergaji dll) dan pengerjaan bahan, ukuran dan presisi permukaan harus memiliki ketelitian ukuran dan permukaan yang sangat tinggi. Untuk mencapai ketelitian setinggi-tingginya, maka poros asahnya harus bebas getaran sewaktu berputar dan gerakan ingsutan dan setelan harus halus. Bentuk mesin gerinda ada bermacam-macam tergantung benda kerja yang akan digerinda/diasah, tetapi pada umumnya mesin gerinda adalah untuk menggerinda permukaan benda kerja sehingga rata dan halus. Bentuk mesin ini ada yang duduk dan ada yang berdiri, yang dimaksud dengan mesin gerinda duduk ialah yang pemasangannya dengan cara diikat dengan baut pada bangku kerja sedangkan mesin gerinda berdiri ialah mesin gerinda yang terpasang pada kakinya setinggi pinggang orang berdiri. 12.6.2 Jenis Mesin Gerinda

Dalam beberapa hal pengasahan itu merupakan pengerjaan yang kasar sekali seperti pada waktu menghilangkan beram-beram dari benda kerja tuangan. Mesin-mesin asah atau gerinda dapat d bagi da]am beberapa macam yaitu antara lain: mesin asah datar;

mesin asah bundar;

mesin asah profil;

mesin asah perkakas;

mesin asah patang;

Gambar 12.28 Mesin Gerinda

1. Mesin asah rata

Mesin asah datar digunakan untuk bidang-bidang rata, pengasahan rata dapat dilakukan dengan batu asah mangkok atau silindris, oleh karena pengasah halus dapat melihat benda kerjanya dengan jelas, mesin asah datar biasanya dibuat dengan poros utama vertikal kalau batu asahnya berbentuk mangkok dan bila batu asahnya silindris, poros utamanya horisontal. Biasanya mesin asah datar hanya mempunyai satu jumlah putaran untuk batu asah (batu gerinda). 2. Mesin asah datar vertikal

Mesin asah datar vertikal yang bekerja dengan batu asah mangkok menyayat lebih cepat daripada mesin asah datar dengan batu asah silindris, karena bidang singgung antara batu asah dan benda kerja lebih besar. Batu asah mangkok cocok untuk mengasah bidang yang terputus-putus, tetapi pada bidang-bidang lebar dan tidak terputus-putus akan menimbulkan panas tinggi, sedangkan pendinginannya sukar. 3. Mesin asah datar horisontalMesin asah ini berguna untuk mengasah dengan keliling batu asah silindris dan cocok untuk pengasahan datar yang paling halus, karena bidang singgung antara batu asah dan benda adalah kecil, mesin ini tidak cocok untuk penyayatan yang besar. Karena pada umumnya batu asah tidak lebih lebar dari benda kerjanya selain ketiga gerakan yang disebutkan pada mesin asah datar vertikal masih diperlukan gerakan keempat yaitu gerakan melintang dari benda kerja. Batu asah silindris cocok untuk mengasah bidang-bidang hantaran yang dalam atau untuk mengasah sudut-sudut bahkan dapat dipakai untuk mengasah profil-profil memanjang dengan membuat profit yang sesuai pada batu asahnya. 4. Mesin asah bundar

Mesin ini terdiri dari dua macam yakni mesin asah bundar biasa dan mesin asah tanpa senter (pemusat). Untuk pengasahan bundar minimal harus dilakukan tiga gerakan yakni gerakan putar utama dari batu asah, gerakan ingsutan berputar dari benda kerja dan gerakan setelan lurus batu asah. Mesin ini dilengkapi pengasahan dalam, yang dipasang pada eretan batu asah. Pada pengasahan tanpa senter benda kerjanya berada antara batu asah dan batu ingsutan khusus dan hanya di dukung oleh satu buah mistar, batu asah dan batu ingsutan berputar searah. Kecepatan keliling batu asah lk 35 m/det sedangkan batu ingsutan lk. 25 m/det. Pengasahan tanpa senter mempunyai keuntungan selain hasilnya sangat banyak, ketelitiannya juga tinggi, yang disebabkan waktu mengencangkan dan melepaskan benda kerja serta untuk menjalankan mesin tidak diperlukan lagi.

5. Mesin asah roda gigi

Biasanya beberapa buah roda gigi dapat diasah sekaligus, dengan bantuan kepala pembagi yang bekerja otomatis. Ketelitian sisi gigi tergantung dari bentuk batu asahnya. 6. Mesin asah perkakas

Mesin ini terutama dikembangkan untuk pengasahan tajam dari perkakas yang berputar dan menyayat seperti frais, peluas, tap dan lain-lain. Dari perkakas-perkakas ini semua sisi sayatnya harus sama tingginya, hila kita rnengasahnya dengan tangan persyaratan itu tidak mungkin dapat dipenuhi. 7. Mesin asah potong

Untuk mengerjakan bahan-bahan yang panjang menjadi potongan-potongan yang pendek pemotongan dengan gergaji merupakan metode yang baik, tetapi pada bahan-bahan yang keras metode ini tidak memadai, karenanya dikembangkan metode pemotongan dengan pengasahan (mesin gerinda). Dengan batu asah potong, pemotongan dapat dilakukan dengan cepat dan murah untuk harnpir semua bahan seperti baja yang dikeraskan, baja manggan, kabel baja, gelas, porselin, kuningan, kabel yang dibungkus dan lain-lain, kecuali bahan-bahan yang sangat lunak yang dapat menutup batu asah sehingga tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. 12.6.3 Batu Gerinda

Roda gerinda terdiri dari butiran-butiran batu asah yang saling bersambung yang diikat dengan perekat. Diantara butiran batu asah terdapat bahan perekat dan pori-pori. Bentuk permukaan roda gerinda tersedia 12 macam, setiap macam mempunyai fungsi tersendiri menurut benda kerja yang dikerjakan. Roda gerinda dipasang pada poros mesin melalui lubang dipsatnya yang kemudian dijepit diantara 2 pencekam. Pencekaman ini harus kuat betul dan kaku terhadap. Kedua pencekam harus berdiameter sama dan sekurang-kurangnya 1/3 dari diameter roda gerinda yang baru. Untuk roda-roda gerinda yang lebih kecil dari 50 mm, tidak ada aturan untuk pencekam. Material yang liat baik sekali bila digunakan untuk pencekaman sebab memiliki daya cekam yang tinggi, besi kelabu tidak boleh digunakan untuk pencekaman batu gerinda. Cekam putar harus terkunci bersama-sama poros, ring yang dapat ditekan dibuat dari bahan kertas, karet atau kulit harus dipasang antara roda gerinda dan pencekamnya. Diameter ring harus sama dengan diameter pencekam, bahan lunak seperti timah dapat digunakan untuk menjadi pelapis (bush) yang dipasang antara lubang roda gerinda dan poros mesin. Lubang bush roda gerinda harus 0,1 mm lebih besar diameternya daripada diameter poros mesin tersebut atau diameter utama dari pencekaman. Mur pengikat batu gerinda dibuat ulir kiri yang berlawanan arah dengan putaran gerinda. Hal tersebut dimaksudkan agar pada waktu batu gerinda berputar, mur tidak lepas tetapi justru semakin kuat, untuk pengeras mur tersebut secukupnya saja, bila pengerasan mur tersebut terlalu kuat nanti akan kesulitan dalam melepas batu gerinda. Syarat utama yang hams diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah : material (bahan) yang digerinda dan tingkat kekerasannya;

banyaknya bahan yang digerinda dan hasil akhir yang diinginkan;

busur singgungan.

Faktor yang mempengaruhi perubahan-perubahan roda gerinda ialah :

kecepatan roda gerinda;

kecepatan benda kerja;

kandisi mesin;

kecakapan pekerja/operator.

Kecepatan roda harus dijaga dan motor penggeraknya harus cukup dayanya untuk menjamin tidak melambat jika memotong benda keras, yang tidak saja akan menjadi boros bila melambat tetapi permukaan roda juga menjadi rusak. Roda berbentuk mangkok dan silinder dengan memotong pada ujungnya, menjaga kecepatan permukaan yang konstan dengan mengabaikan keausan tetapi roda-roda tersebut akan aus pada kelilingnya dan ini akan mengurangi kecepatan permukaan menyebabkan roda gerinda lebih cepat aus meskipun dipergunakan roda yang lebih lunak. Kecepatan gerinda dianjurkan antara 1200 sampai 1800 meter per menit. Menurut penampangnya roda gerinda dibedakan atas lima bentuk yaitu; roda rata, roda pembentuk, roda topi/mangkok, roda cakra dan roda silinder. Bentuk muka (bidang asah) gerinda dibuat dalam 12 macam bentuk standar (lihat gambar bentuk sisi potong), bentuk-bentuk tersebut dapat diubah dengan mengasahnya sesuai dengan keperluan bidang yang akan dikerjakan. Untuk menggerinda bagian dalam benda kerja disediakan juga beberapa bentuk roda gerinda dalam berbagai ukuran dan penampang disesuaikan dengan penampang lubang benda kerja yang akan digerinda, pada penggerindaan lubang silinder ini poros roda gerinda dapat digeser sampai radius tertentu. Kekasaran roda ditentukan oleh jenis butir, perekat dan jarak butiran. Batu gerinda terdiri ikatan butiran-butiran sementit ampelas, dibentuk menjadi roda dengan perekat dan dipres. Standar batu gerinda berdasarkan 5 pertimbangan yaitu, jenis amplas, ukiran butiran, kualitas, struktur butiran, dan bahan perekat butiran). Pengasahan roda gerinda perlu untuk memelihara ketajaman, bentuk dan putaran yang sentris. Roda gerinda yang baru harus diasah sebelum digunakan.. Untuk pengasahan roda-roda gerinda yang besar dan kasar dapat digunakan roda-roda dari besi tuang keras. Selama pengasahan aturlah supaya badan dari pengasah terletak pada penahan alat dan dimajukan ke permukaan roda gerinda, ditekan kuat ke roda gerinda untuk menghilangkan getaran. Pengasah dengan roda dari silikon karbid (Karborundum), roda-roda pengasah digunakan untuk pengasahan roda gerinda menengah. Pengasah diarahkan pada bidang miringnya roda gerinda dan digerakkan melintang permukaan roda gerinda. Pengasah harus tertahan oleh penahan alat pada sarungnya. Untuk proses yang halus pengasah roda gerinda dibuat dari intan buatan yang terpasang pada tangkai besi. Untuk pengasahan roda gerinda yang kecil dan halus menggunakan batangan karborundum yang dipasang pada tangkai pemegang, pengasah harus ditahan oleh penahan alat. 12.6.3.1 Butiran Bahan Gerinda

Ada dua jenis dari butiran pengasah yang digunakan dalam pembuatan roda gerinda yaitu: a. Aluminium Oksid

Pengasah yang dibuat dari bijih aluminium (bauksit) yang dipanaskan dalam dapur tinggi listrik dengan suhu sangat tinggi (2100C). Bahan ini sangat keras dan sesuai untuk gerinda baja. b. Silikon Karbit

Dibuat dari pasir silika dan karbon dalam dapur listrik yang temperaturnya tinggi. Untuk mencampurkan silika dan karbon dalam bentuk kristal siIikon karbid, kristal-kristal ini dihancurkan dan dipisahkan dengan saringan. Pengasah silikon karbid yang lebih keras dibuat dari aluminium oksid dan digunakan untuk menggerinda bahan-keras seperti batu dan keramik, logam-logam non ferro jangan digerinda dengan pengasah ini. Ukuran kekasaran butiran dinyatakan dengan nomor dari 8 (kasar) sampai 600 (haIus). Contohnya ukuran butiran 30 berarti butiran akan menembus penyaring dengan jumlah mata jala 27 per inchi dan akan tertahan pada penyaring 33 mata jala per inchi. Tabel ukuran butiran Sangat kasar81012

Kasar14162024

Sedang3036465060

Halus708090100120

Sangat halus150180200220240

Halus sekali280320400500600

Batu gerinda dengan butiran halus akan menghasilkan permukaan asah yang juga halus untuk pekerjaan finishing. Batu gerinda dengan butiran pengasah kasar akan menghasilkan permukaan asah yang kasar untuk pekerjaan awal. Memilih batu gerinda perlu diperhatikan: benda kerja yang digerinda;

hasil penggerindaan yang diinginkan;

jumlah benda kerja yang akan digerinda, ketebalan yang akan dikurangi dan lain-lain

.

Struktur butiran menunjukkan jarak antara masing-masing butiran pengasah dalam batu gerinda, yang ditentukan oleh ukuran butiran dan jenis bahan perekatnya, sedangkan kepadatan struktur dinyatakan dengan nomor: Menurut buatan Inggris dan Jerman dari nomor : 1 sampai 9

Menurut buatan Swiss dari 1 s/d 20

Menurut buatan Australia dari 1 s/ 12 Makin besar bilangannya makin terbuka susunan struktur butirannya. Bahan asah yang dipakai antara lain dari bahan silikon karbid, aluminium aksid, baron nitrid, amril, korundum, diamont. Amril ialah kristal dari aluminium oksid dan besi oksid dengan berbagai prosentase campuran. Korundum adalah aluminium oksid dengan berbagai tingkat kemurnian. Intan adalah karbon murni yang banyak dipakai untuk pembuatan proses industri dan merupakan bahan asah terkeras. Amril dan Korundum banyak dibuat kertas dan kain pengasah, sedangkan untuk roda gerinda banyak dipakai aluminium oksid dan silikan karbid. 12.6.3.2 Perekat ButiranGerindaPerekat adalah suatu bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan butiran pengasah untuk membentuk susunan batu gerinda, ada beberapa tipe perekat yang digunakan yakni antara lain: Vitrified, Silikat dan Organik. Vitrified

Suatu campuran tanah Hat dicampur dengan butiran pengasah pada suhu kira-kira 1100 - 13500 C. Roda gerinda ini peka terhadap hentakan dan pukulan tetapi tidak berubah karena panas atau dingin dan tidak dipengaruhi oleh air, asam atau perubahan temperatur. Silikat

Sodium siIikat dicampur dengan butiran pengasah dan campuran dicetak dan ditekan membentuk roda. Sesudah pengeringan dan perlakukan panas roda gerinda yang dihasilkan mempunyai daya rekat yang lebih kecil dibandingkan dengan perekat Vitrified. Dengan perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas daripada Vitrified. Perekat Silikat biasanya digunakan untuk perekat roda gerinda yang besar, batu gerinda Silikat mengasah dengan baik tanpa menimbulkan panas. Perekat Organik

Ada empat tipe Perekat Organik yaitu : Resinoid, Bakelit, Rubber (karet), dan Shellac. Roda gerinda dengan perekat organik boleh digunakan pada kecepatan tinggi dengan aman dan bebas untuk pekerjaan kasar. Perekat Resinoid

Adalah organik campuran tiruan, dapat digunakan/dibuat dalam bermacam-macam tingkatan, untuk digunakan pada roda gerinda yang keras, kasar atau halus. Roda gerinda ini mempunyai kekuatan dan daya tahan terhadap hentakan, roda ini dapat digunakan pada kecepatan putaran yang lebih tinggi daripada dengan perekat Vitrified, roda gerinda perekat resinoid digunakan untuk pekerjaan pemotongan, gerinda kasar dan membersihkan bagian-bagian yang kasar. Perekat Bakelit

Roda gerinda perekat Bakelit struktur dan penggunaannya serupa dengan roda gerinda dengan perekat Resinoid. Perekat Rubber (karet) :

Roda gerinda ini digunakan pada kecepatan putaran yang tinggi, roda gerinda ini dapat juga digunakan untuk pekerjaan yang mempunyai ketelitian yang tinggi misalnya poros engkol, roda gerinda ini sangat keras dan ulet (tipis) sesuai untuk pengerjaan pemotongan. Perekat Shellac

Roda gerinda jenis ini digunakan untuk pengerjaan penyelesaian dengan penyayatan yang tipis. Roda gerinda ini tidak sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat. Untuk menyatakan bahan batu gerinda, maka diberi tanda: v = Vitrified S = Silikat

B = Resinoid atau Bakelit R = Rubber

E = Shellac

12.6.3.3 Memilih Roda Gerinda Bila kita akan memesan roda gerinda maka kita harus memberikan data mengenai kualitas (jenis bahan), ukuran (garis tengah, lebar dan lubang), bentuk ukuran butiran, tingkat dan struktur. Sangat berbahaya menggunakan roda gerinda dengan sifat yang tidak sesuai dengan benda kerja yang dikerjakan, pilih dan gunakan roda gerinda yang tepat yang tersedia. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih batu gerinda sesuai pekerjaan yang harus dilakukan. a. Jenis penggerindaan

Mungkin benda kerja dikerjakan pada gerinda rata, gerinda silinder, gerinda dalam atau gerinda alat. Gerinda dipilih sesuai mesin serta bentuk benda kerjanya.

b. Material (bahan) yang digerinda

Biasanya benda kerja dari logam, dan dari sifatnya harus dipilih roda gerinda yang sesuai.c. Jenis pengasah dan perekat

Pada umumnya untuk menggerinda bahan yang lunak digunakan batu gerinda dengan perekat yang keras dan untuk bahan yang keras dengan perekat yang lunak. d. Ukuran dan jumlah benda kerja

Untuk bahan yang besar, gunakan batu gerinda dengan butiran kasar. Untuk mengasah alat-alat potong penggerindaan hanya tipis saja, untuk ini diperlukan batu gerinda dengan butiran halus. e. Permukaan hasil akhir Roda gerinda dengan butiran kasar menghasilkan hasil akhir yang kasar, butiran halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan hasil yang halus.

f. Busur singgungan

Usahakan bidang singgung antara permukaan batu gerinda dengan benda kerja sebanyak mungkin.

g. Kecepatan roda gerinda

Kecepatan roda tergantung jenis pekerjaan, gunakan kecepatan sesuai standard kecepatan yang ditentukan oleh pabrik. Pada kecepatan rendah gunakan roda gerinda dengan perekat kuat. Jangan menggunakan kecepatan putaran lebih tinggi dari ketentuan pabrik. h. Kecepatan benda kerja

Makin cepat gerak dari benda kerja akan mengakibatkan keausan roda gerinda, jadi untuk kecepatan yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda dengan perekat yang lebih keras. i. Kondisi mesin

Kondisi jenis mesin akan menentukan hasil penggerindaan benda kerja. j. Struktur bahan dan ukuran butiran

Roda gerinda sebaiknya dipilih sesuai dengan standard pabrik pembuatnya. Batu gerinda yang baru dapat ditest dengan menggantungnya di tali atau kawat atau dipegang ringan dengan satu jari kemudian memukulnya dengan batang besi kecil atau handel obeng, batu gerinda yang baik akan mempunyai bunyi yang nyaring, suara batu gerinda yang tidak nyaring kemungkinan akan pecah saat mesin berputar bila dipaksakan.

12.6.3.4 Menyeimbangkan Roda Gerinda

Dalam pekerjaan presisi roda gerinda yang berdiameter lebih dari 180 mm haus diseimbangkan. Roda-roda gerinda akan berubah ukuran dan beratnya selama dipakai sehingga suatu saat keseimbangannya berubah dan perlu diseimbangkan ulang. Roda gerinda yang tidak seimbang cenderung berputar tidak stabil akibat gaya sentrifugal. Putaran yang tidak stabil akan menimbulkan kerusakan pada benda kerja dan roda itu sendiri. Dan jika ada kelonggaran kecil dari poros, walaupun kecil, akan membuat tanda goresan pada permukaan benda kerja setiap putaran. Bahkan ketidak-seimbangan roda gerinda yang parah (berat) dapat merusak bantalan poros dan menggetarkan bagian-bagian mesin lain yang berada didekatnya. Alat standar untuk penyeimbangan tetap dari roda gerinda terdiri dari dudukan dan arbor penyeimbang yang dimasukkan dalam lubang tirus pasangan itu kemudian diletakkan pada tepi dudukan poros. Sebelum muIai penyeimbangan roda gerinda harus di"dressing" dulu untuk mengurangi eksentrisitas yang datang dari pemasangan atau pemakaian roda gerinda. Alat untuk penyeimbangan harus diatur datar dengan sekrup-sekrup pendatar dalam sumbu memanjang dan melintang. Langkah-Iangkah penyeimbangan : roda gerinda harus betul-betul kering;

"dressing" roda gerinda lebih dahulu;

lakukan penyeimbangan awal;

"dressing" untuk yang kedua kalinya;

periksa ulang keseimbangannya hingga terjadi keseimbangan

pasangIah roda gerinda dengan hati-hati dan benar.

12.6.3.5 Dressing - mengasah batu gerinda

Batu gerinda dipasang pada spindel (poros) diantara dua pelapis (Flank) yang cocok dengan diameter pelapis yaitu setengah dari diameter roda batu gerinda. Diantara pelapis dan batu gerinda harus diberi kertas atau karet keras. Kertas ini sudah ada di batu gerinda yang baru, jadi pelapis ini tidak boleh dihilangkan. Memasang batu asah pada poros mesin harus memenuhi beberapa ketentuan, diantaranya ialah diameter luar dan diameter lubang batu gerinda harus sesuai dengan kapasitas mesin gerinda. Jika tidak cocok, jangan dipaksakan karena berbahaya. Lubang batu gerinda dilapisi dengan timah hitam, antara lain untuk menghindari gesekan poros dengan batu dan sebagai penahan pengembangan poros karena panas sehingga tidak menekan langsung pada batu tersebut. Sebelum batu diikat dengan mur maka pada kedua sisinya harus dipasang flens sebagai cincin jepit dan agar daya jepitnya merata maka antara flens dan batu gerinda dipasang pula cincin karton atau cincin karet sehingga kecil kemungkinan batu gerinda pecah dengan adanya jepitan tersebut. Masuknya batu gerinda pada poros mesin tidak boleh terlalu longgar jika sangat longgar akan mengakibatkan putaran roda tidak sentris yang berarti hasil asahannya tidak akan baik, dan bagi mesin itu sendiri akan berakibat getaran sehingga dapat merusak. Cara menggunakan penajam batu/pengasah batu gurinda yaitu : tangkainya dipegang kuat dengan 2 tangan dalam sikap tegak lurus terhadap batu gerinda;

ujungnya diletakkan pada penahan;

dengan tekanan sedang tangkai digeser-geserkan sehingga gerigi memakan batu gerinda.

Harus selalu diingat selama pengasahan harus memakai kacamata dan pelindung hidung untuk menghindari serbuk-serbuk yang mungkin mengenai mata dan terisap oleh hidung. Bahan pengasah lain adalah intan yang dipasang pada alat pemegang dengan pateri, tuang atau dibungkus. Sebagian intan menonjol keluar dari pemegangnya untuk asahan.12.6.4 Pengoperasian Mesin Gerinda

1. Cara menggerinda:a. menggerinda dilakukan pada bagian tebal batu gerinda, bukan pada bagian sisinya, berbahaya sekali jika menggerinda pada bagian sisi sebab:

benda kerja tidak terletak atau tidak ditahan oleh penahan sehingga kemungkinan besar benda kerja akan terbawa oleh putaran batu gerinda yang tinggi,

tangan bisa terkena batu gerinda jika kurang hati-bati,

batu gerinda tidak rata bagian sisinya dan menipis, jika batu gerinda tipis akan mudah pecah.

benda kerja disandarkan pada alat penahan hingga keadaannya stabil dan tidak mungkin terbawa putaran batu gerinda,

b. penggerindaan tidak boleh pada satu tempat saja melainkan harus berpindah-pindah (digeser) pada bagian tebal batu gerinda, hal ini untuk menjaga agar batu gerinda tetap rata, jika permukaan tidak rata hasilnya tidak baik terutama pada bidang asah yang lebar.

c. kedudukan badan operator yang menggerinda berbeda dengan kedudukan badan waktu mengikir atau menggergaji, waktu meng-gerinda badan harus tegak, kepala menunduk dan mata tertuju kepada bagian benda yang diasah, kedua kaki harus sejajar dengan tekanan yang sama; d. benda yang diasah jangan sampai menjadi biru atau merah, terutama untuk alat-alat potong misalnya bor, pahat dan lain-lain, hal ini dapat mengubah kekerasan benda tersebut sehingga menjadi lembek;

e. tekanan harus ringan agar : benda yang diasah tidak cepat panas dan lebih terkontrol asahannya, batu gerinda tidak cepat

2. Menggunakan gerinda tipe kering . a. atur kaca pengaman dan putar mesin,

b. biarkan roda gerinda mencapai kecepatan putaran maksimal,

c. letakkan benda kerja di atas penahan dan tekan secara pelan batu gerinda;

d. jika panas, celupkan benda kerja ke dalam bak berisi air e. gerakkan benda kerja melintang sepanjang permukaan batu gerinda untuk menjaga permukaan batu gerinda tetap rata. 3. menggunakan gerinda tipe basah:a. Gerinda tipe basah banyak digunakan untuk menggerinda alatalat potong, batu yang digunakan dibuat dari aluminium oksid untuk besi baja dan batu silikon karbid untuk ujung (tip) karbid. Gerinda tipe basah mempunyai sisi sayat rata sehingga menghasilkan permukaan rata. b. Dalam penggerindaan pahat bubut atau sekrap, sudut sayat dan sudut bebas dapat diperoleh dengan mengatur kedudukan penahan dan protektor pengatur / pengarah. 4. Cara mengasah mata bor: Bila mengasah mata bor pada mesin gerinda, gunakan lebih dahulu batu gerinda yang kasar, kemudian pada pekerjaan akhir gunakan batu gerinda halus. Langkah-Iangkahnya:a. pegang tangkai bor dengan tangan kanan dan tahan oleh tangan kiri; b. letakkan jari-jari tangan kiri untuk menahan bor di atas penahan, penahan harus sedikit berada di bawah senter. c. usahakan garis senter dari bor membuat sudut 59 derajat dengan sumbu roda gerinda, singgungkan sudut sayat pada roda gerinda kira-kira pada posisi mendatar; d. gunakan tangan kiri sebagai titik paras dan tekan perlahan-lahan sampai sudut sayat dicapai, e. ulangi gerakan ini sehingga bibir potongnya tajam; f. periksa sudut mata bar setiap saat dengan menggunakan mal bor. 5. Mengasah pahat bubutDalam mengasah pahat bubut/sekrap pada bangku gerinda tipe kering, lebih dahulu kita lukis pada bagian mukanya sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Garis-garis yang terkait digambar tersebut akan membantu untuk penggerindaan. Cara mengasah pahat bubut: a. menggerinda sisi bebas samping; b. menggerinda sisi bebas muka, c. bentuk akhir dapat diperiksa dengan menggunakan mal pahat (center gauge). 12.7 Pekerjaan Las

Seperti yang diuraikan dalam sub bab 1, pengelasan atau pekerjaan las dibagi menjad dua, yaitu pekerjaan penyambungan dan pemotongan. Kedua pekerjaan dapat dilakukan alat las lisrik dan las otogen atau gas. Prinsip pengerjaan ini adalah, mencairkan logam dengan cara pemanasan hingga temperatur cair, dimana dalam penyambungan bahan kerja, kedua bahan yang disambung akan menyatu, sedangkan pada pekerjaan pemotongan, bagian dari bahan yang mencair dibuang sehingga benda kerja terputus. Pekerjaan las akan lebih mudah jika benda kerjanya mempunyai titik cair rendah, dan akan semakin sulit jika titik cairnya semakin tinggi. Itu sebabnya, baik pemotongan maupun penyambungan tembaga lebih sulit dibandingkan dengan baja.

12.7.1 Las listrik

Penyambungan dua logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik disebut pengelasan dengan las listrik. Jadi las lisirik atau las busur listrik merupakan proses penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Pengelasan yang menggunakan listrik sebagai sumber panas/kalor dibedakan menjadi dua macam, yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala listrik.

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan benda yang akan di sambung. Tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuhan akan menimbulkan panas dan berguna untuk mencairkan permukaan yang akan di sambung. Jadi, tekanan yang diberikan antara kedua bahan akan menimbulkan paduan antara dua buah bahan yang disambung.

Las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk mencairkan permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur nyala listrik rnelalui sebuah elektroda. Terjadinya busur nyala listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan Listrik antara kedua kutub, yaitu benda kerja dan elektroda. Perbedaan tegangan ini disebut dengan tegangan busur nyala. Besarnya tegangan busur nyala antara 20 sampai 40 volt.

Panas dari pengelasan dengan las busur listrik diperoleh dengan cara mendekatkan elektroda las ke benda kerja dengan jarak beberapa milimeter, sehingga terjadi bunga api dari elektroda ke benda kerja akibat perbedaan tegangan antara elektroda dan benda kerja. Jarak antara elektroda dan benda kerja disebut dengan panjang busur nyala. Suhu busur nyala ini bisa mencapai 5000C, sehingga mampu melelehkan elektroda dan benda kerja untuk membentuk paduan.

Las busur listrik merupakan salah satu jenis pengelasan yang sangat populer. Hal ini disebabkan sistem pengelasan cukup sederhana, peralatan yang tidak mahal dan banyak digunakan di bengkel besar maupun kecil.12.7.2 Elektroda

Selama proses pengelasan elektroda akan meleleh dan akhirnya habis. Jenis elektroda yang digunakan sangat menentukan hasil pengelasan, sehingga sangat penting untuk mengetahui jenis dan sifat masing-masing elektroda sebagai dasar pemilihan elektroda yang tepat. Macam dan jenis elektroda sangat banyak. Berdasarkan selaput pelindungnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput.

Elektroda berselaput terdiri dari bagian inti dan zat pelindung atau fluks. Pelapisan fluks pada bagian inti dapat dilakukan dengan cara semprot atau celup. Selaput yang ada pada elektroda jika terbakar akan mengghasilkan gas CO yang herfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja dari udara luar. Karena itu, elektroda yang berselaput digunakan untuk pengelasan benda yang memerlukan kekuatan mekanis, seperti tangki, profil tiang dan jembatan, dll. Selaput elektroda punyai fungsi antara lain:

a. mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, sewaktu proses pengelasan berlangsung;

b. membuat torak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan, hal ini bertujuan agar las tidak getas dan rapuh;

c. memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil las dengan cara menambah zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput.

d. menstabilkan terjadinya busur api dan rnengarahkan nyala busur api Sehingga mudah dikontrol.

e. membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.

f. memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.

Dalam memilih e!ektroda harus memperhatikan:a. jenis logam yang akan dilas.

b. tebal bahan yang akan dilas.

c. kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil pengelasan.

d. posisi pengelasan.

e. bentuk kampuh benda kerja.

Pabrik pembuat elektroda setiap memproduksi jenis elektroda akan memberikan kode sesuai kode yang ditetapkan badan-badan yang diakui seperti AWS (American Welding Society). Simbol atau kode yang diberikan yaitu satu huruf E yang diikuti oleh empat atau lima angka di belakangnya, contoh E6010, dimana:

E: Elektroda untuk las busur listrik.

60: Nilai tegangan tarik minimum hasil las dikalikan 1000 jadi 60.000 psi.

1 : Posisi pengelasan, angka 1 berarti dapat digunakan untuk semua posisi.

Angka nomor 3 untuk menyatakan posisi pengelasan:

1. pengelasan semua posisi.

2. pengelasan posisi horizontal dan di bawah tangan.

3. pengelasan posisi di bawah tangan.

Angka terakhir pada simbol elektroda:

0. Elektroda dengan penembusan dalam. Bahan dari selaput selulosa soda. Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.

1. Elektroda dengan penembusan dalam. bahan dari selaput selulosa potasium. Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.

2. Elektroda dengan penembusan sedang. Bahan dari selaput titania sodium. Bentuk rigi-rigi cekung.

3. Elektroda dengan penembusan dangkal. Bahan dari selaput titania. Bentuk rigi-rigi cekung.

4. Elektroda dengan penembusan sedang. Bahan dari selaput titania serbuk besi. Penembusan sedang dan cepat membeku.5. Elektroda dengan penembusan sedang. Bahan dari selaput soda hidrogen rendah. Penembusan sedang bentuk rigi-rigi cekung, digunakan untuk rmengelas logam yang kadar be!erangnya tinggi.

6. Elektroda dengan penembusan sedang. bahan dari selaput soda hydrogen rendah. Penembusan sedang bentuk rigi-rigi cekung, digunakan untuk mengelas logam yang kadar belerangnya tinggi.

7. Elektroda dengan penembusan menengah. Bahan dari selaput oksida besi. bentuk rigi-rigi datar dan cepat membeku.

8. Elektroda dengan penembusan dangkal dan menengah. bahan dari selaput serbuk besi hidrogen rendah. Penembusan dangkal dan menengah, bentuk rigi-rigi cekung.

12.7.3 Unit Las Busur Listrik

Satu unit las busur listrik terdiri dan bagian-bagian antara lain:a. Mesin atau pesawat pembangkit tenaga listrik, ada beberapa macam:

i. Mesin arus bolak balik (mesin AC);

ii. Mesin arus searah (mesin DC);

iii. Mesin arus bolak-balik dan searah (mesin AC-DC).b. Kabel-kabel, berfungsi untuk menghubungkan mesin listrik dengan jaringan listrik.

c. Penjepit atau klem, berbagai jenis dan bentuk.d. Perlengkapan lain sebagai penunjang proses pengelasan.

12.7.4 Mesin Las

a. Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC)

Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan o!eh sumber pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan. Alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut transformator. Kebutuhan untuk pengelasan hanya 55 volt s/d 85 volt. Arus yang digunakan berkisar 10 A 500 A. b. Mesin Las Arus Searah (Mesin DC)

Arus untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah (DC). Arus ini berasal dari mesin las yang berupa dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel. Mesin DC yang menggunakan motor lisirik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus aliran berfungsi untuk mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus listrik DC yang diubah menjadi arus AC untuk pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil dan tenang.

Setiap jenis elektroda dapat digunakan untuk las mesin DC.

Tingkat kebisingan lebih rendah.

Lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak balik atau arus searah.

Tabel 12.1

Perbandingan Mesin Las DC AC

Mesin las DCMesin las AC

1. Busur nyala listrik yang dihasilkan stabil.

2. Dapat memakai semua jenis elektroda

3. Dapat digunakan untuk pengelasan pelat tipis

1. Perlengkapan & peralatan murah

2. Kabel massa & elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi hasil las3. Busur nyala kecil shg mengurangi timbulnya keropos pd rigi rigi las.

c. Mesin Las Arus Ganda (AC-DC )

Merupakan unit mesin las yang mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unitnya. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan hanya dengan memutar alat pengatur arus dan mesin las.

Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing mesin las DC atau AC. 12.7.5 Alat Bantu1. Kabel Las

Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dan sumber listrik ke mesin las atau dari mesin las ke elektroda dan massa. Arus yang besar harus dapat dialirkan lewat kabel tanpa banyak mengalami hambatan. Ukuran diameter atau penampang kabel amat berpengaruh. Semakin besar penampang kabel semakin mudah arus listrik dan semakin kecil hambatannya. Selain bahan dan diameter juga harus diperhatikan panjang kabel, karena panjang kabel mempengaruhi hambatan yang timbul. a. Pemegang Elektroda

Pemegang elektroda berfungsi sebagai penjepit ujung elektroda yang tidak berselaput. Fungsi lain pemegang ujung elektroda juga agar mampu mengalirkan arus dari kabel ke elektroda. Pemegang elektroda dibungkus oleh bahan penyekat, biasanya terbuat dari ebonit. Bahan utama untuk pegangan elektroda adalah kuningan. Bagian yang terpenting yaitu penjepit, yang harus bersih agar hambatan kecil sehingga baik untuk mengalirkan arus.b. Tang Massa

Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau ke meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel massa ke benda kerja atau meja kerja. OIeh karena itu, tang massa harus dijepitkan pada bagian yang bersih dan mampu menghantarkan arus listrik pada benda kerja atau pada meja kerja.c. Palu Terak

Palu terak untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata dan percikan bunga api dan terak. Ujung palu yang runcing digunakan untuk memukul bagian sudut dan ujung yang berbentuk pahat pada permukaan rigi-rigi serta percikan logam pengelasan yang menempel pada benda kerja.

d. Tang Panas

Tang panas digunakan untuk memegang benda-benda panas yang memperoleh pemanasan dari pengelasan. Tangkai tang biasanya diisolasi ,yang dapat menahan panas. Tang panas mempunyai tangkai panjang, karena sering kali juga digunakan untuk memegang benda kerja yang akan dilas.

e. Sikat Kawat

Untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dari sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak.

12.7.6 Teknik Pengelasan

Ada beberapa hal yang harus diketahui tentang teknik pengelasan, yaitu:

Menentukan Besar Arus dan Tegangan Listrik Tegangan listrik yang digunakan berkisar 55 - 85 volt, ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 - 40 volt, ini disebut dengan tegangan kerja. Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya diameter elektroda. Semakin besar diameter elektroda, sernakin besar arus yang terjadi. Besar arus yang digunakan umumnya antara 100 - 600 A.

Faktor yang mempengaruhi dalam memilih besarnya arus listrik :

a. Diameter e!ektroda yang digunakan,

b. Tebal benda kerja

c. Jenis elektroda yang digunakan

d. Polaritas kutub-kutubnya

e. Posisi pengelasan

f. Kekurangan arus atau kelebihan arus yang digunakan untuk pengelasan akan berakihat tidak baik terhadap hasil pengelasan.

Pengelasan dengan arus listrik yang terlalu kecil akan berakibat:a. Lelehan logam las kental, sehingga tidak terjadi percikan cairan logam di sekitar rigi-rigi las.

b. Membentuk kawah yang dangkal dan kecil, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik lemah.

c. Bentuk rigi-rigi las yang terjadi kurang baik, yaitu berbentuk tinggi dan sempit dengan tepi yang tegak.

Jika pada pengelasan arus listrik yang digunakan terlalu besar maka:a. Lelehan logam las encer, sehingga percikan logam yang berbentuk bola bola kecil di sekitar rigi-rigi las sangat banyak.

b. Membentuk kawah yang lebar dan berbentuk segitiga, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik kuat.

c. Bentuk rigi-rigi las yang terjadi kurang baik yaitu berbentuk segitigaMenyalakan & Mematikan Elektroda Jika mesin las yang digunakan mesin las AC maka cara menyalakannya dengan cara menggoreskan elektroda yang sudah terjepit pada penjepit elektroda, pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel massaTabel 12.2 Arus dan diameter elektoda

Diameter (mm)

Arus (Ampere)

E6010E6014E7018E7024E7027E7028

2,5

3,2

4

5

5,5

6,3

8-

80-120

120-160

150-200

-

-

-80-125

110-160

150-210

200-275

260-340

330-415

90-50070-100

115-165

150-220

200-275

260-340

315-400

375-470

70-145

140-190

180-250

230-305

275-375

335-430

--

125-185

160-240

210-300

250-350

300-420

--

180-250

180-250

230-305

275-365

335-430

-

Cara menyalakan elektroda dengan mesin las DC dengan cara menggoreskan dengan arah naik turun. Elektroda digerakan lurus ke bawah sampai menyentuh benda kerja kemudian diangkat setinggi diameter elektroda. Setelah busur listrik terjadi maka posisi elektroda harus tetap dijaga pada jarak tertentu dari benda.

Setelah pengelasan selesai, nyala busur listrik harus dimatikan dengan benar agar ujung akhir pengelasan tidak keropos dan terlalu rendah.

Gerakan Elektroda

Permukaan hasil pengelasan sangat ditentukan leh gerakan elektroda pada waktu pengerjaan. Ada tiga jenis gerakan elektroda:a. gerakan turun sepanjang sumbu elektroda. untuk mengatur jarak elektroda dengan benda kerja agar nyala busur listrik tetap

b. gerakan ayunan elektroda diperlukan untuk mengatur lebar alur las yang dikehendaki

c. gerakan ayunan ke atas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan ke bawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan ke atas Iebih dangkal daripada ayunan ke bawah.

Las Titik

Las titik (tack weld) dengan Las busur listrik perlu dilakukan untuk melakukan penguncian benda kerja yang akan dilas agar benda kerja tidak mengalami pergeseran setelah diset. Las titik dilakukan pada posisi tertentu yang dapat mengikat atau menahan benda kerja dengan baik. Las titik biasanya dilakukan pada ujung benda kerja dan pada setiap jarak tertentu tergantung dari panjang dan ketebalan benda kerja. Untuk benda kerja dengan tebal 3 mm, panjang las las titik dilakukan untuk setiap 150 mm atau 15 cm panjang. Jarak ini disebut dengan jarak panjang normal. Dan jarak ini bertambah 25 mm untuk setiap penambahan tebal pelat 1 mm. Jika panjang yang akan dilas kurang dari dua kali jarak normal maka las titik hanya dilakukan pada kedua ujungnya saja. Posisi Pengelasan

Yang dimaksud dengan posisi pengelasan yaitu pengaturan posisi atau letak gerakan elektroda las dan brander / pembakar. Posisi pengelasan yang diambil oleh Operator las biasanya tergantung dari letak kampuh-kampuh atau celah benda kerja yang akan dilas.

Posisi pengelasan menurut las listrik :1. Posisi Pengelasan di bawah Tangan

Posisi pengelasan yang paling mudah yaitu posisi pengelasan di bawah tangan.Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda berada di atas benda kerja. Yang perlu diperhatikan yaitu posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja.

2. Posisi Pengelasan Mendatar

Mengelas dengan posisi mendatar merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis mendatar/horizontal. Kemiringan dan arah ayunan elektoda juga harus diperhatikan, karena akan sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Posisi benda keija biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit dari arah gerak elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering digunakan untuk mengelas benda-benda tegak.3. Posisi Pengelasan Tegak (Vertikal)

Mengelas dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis ventikal. Seperti pada posisi pengelasan mendatar pada posisi pengelasan vertikal, posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak elektroda las, yaitu naik atau turun. Pengelasan sering digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak. 4. Posisi Pengelasan di atas Kepala

Benda kerja terlelak di alas kepala operator, sehingga pengelasan dilakukan di atas kepala operator Las. Posisi ini Iebih sulit dibandingdengan posisi posisi yang lain.

Tabel 12.3 Kesalahan Pengelasan

No

KesalahanPenyebab

1Elektroda sulit dinyalakan

1. Ujung elektroda terbungkus

2. Tang massa belum kontak baik dengan benda

3. Benda kerja kotor4. Arus terlalu tinggi

2Timbul percikan di sekitar rigi-rigi 1.Busur nyala terlalu panjang

2.Jenis & diameter elektroda yang digunakan salah

3.Gerakan elektroda terlalu cepat

4.Arus terlalu rendah

5.Benda kerja kotor

6.Sudut kampuh yang tidak sesuai

3Penimbunan terak

1. Busur nyala terlalu rendah

2. Arus listrik yang digunakan terlalu rendah

3. Penempatan elektroda salah

4. 4. Kecepatan mengelas tidak kontinu

4Hasil las-lasan ada keretakan

1. Benda kerja terlalu getas atau jenis elektroda keliru

2. Arus listrik yang digunakan terlalu rendah

3. Penyebaran panas yang tidak rnerata

4. 4. Pendinginan yang terlalu cepat

5Hasil las-iasan keropos

1. Kecepatan pengelasan terlalu rendah atau terlalu tinggi

2. Terdapat kotoran pada benda kerja

3. Elektroda yang digunakan keliru

4. Busur nyala hstrik kurang

5. 5. Waktu pengisian pada pengelasan kurang

6Terjadi pengerutan

1. Pemanasan yang terlalu tinggi dan tidak merata

2. 2. Penempatan bagian-bagian yang disambung tidak balik

7 Peleburan elektroda

kurang1. Arus listrik yang digunakan kecil dan panas yang ditimbulkan kurang

2. Kecepatan pengelasan terlalu besar dan panjang nyala busur tidak tepat

3. Persiapan yang tidak balk, misalnya permukaan benda kerja yang kotor

8Pengisian alur las

kurang :

1. Gerakan elektroda terlalu cepat .

2. Ukuran diameter elektroda terlalu kecil

9Pengisian alur las

berlebihan :

1. Kecepatan elektroda terlalu lambat

2. Ukuran diameter elektroda terlalu besar

5. Pengelasan pelat baja lunak pada posisi di bawah tangan

Hal yang mendasar dari semua proses pengelasan adalah pembuatan nyala busur. Berikut latihan pembuatan nyala busur listrik dengan bahan dan alat sbb.:

a. pelat baja lunak dengan tebal 10 mm;

b. elektroda jenis E6013 (dia. 3,2 mm);

c. mesin Las AC dengan arus listrik 1 40 ampere.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyalakan busur listrik:

Nyalakan mesin Las AC dengan mengatur arus 140 A.

Pakailah alat-alat keselamatan kerja seperti sarung tangan, helm las (tabir las), sepatu kerja, apron.

Siapkan alat-alat bantu yaitu palu terak, sikat baja, dan tang penjepit.

Taruh benda kerja pada meja kerja dan pasang tang massa pada benda kerja sebaik mungkin.

Buatlah gerakan-gerakan untuk membuat nyala busur listrik. Arah gerakan elektroda mengikuti anak panah A, dengan tetap menjaga jarak benda kerja dan elektroda D.

Perhatikan posisi elektroda terhadap benda kerja.Posisi elektroda 70 - 80 arah memanjang Las dan 90 arah melintang las.

Setelah berhasil membuat nyala busur listrik maka dapat dilanjutkan dengan langkah pengelasan. Untuk membuat tali las dengan posisi pengelasan di bawah, berikut langkah langkahnya. Siapkan pelat baja lunak dengan ukuran 10 mm x 200 mm x 200 mm dan buat lima garis sejajar dengan kapur untuk jalur pembuatan tali las.

Setelah berhasil membuat nyala busur listrik seperti pada langkah Se belumnya, buatlah tali las mengikuti garis kapur agar hasilnya lurus.

Jaga nyala busur listrik agar kontinu dengan menjaga jarak panjang nyala busur agar hasil pengelasan rata.

Jika elektroda habis nyala busur listrik dapat dimatikan dengan cara menarik elektroda dengan gerakan , dapat dipilih dengan salah satu cara.

Untuk menyambung atau kembali mengelas untuk ganti elektroda baru, ulangi dengan membuat nyala busur listrik terlebih dahulu.

Untuk memulai pengelasan lagi lakukan gerakan elektroda , begitu seterusnya sampai pembuatan tali-tali las selesai.

Bersihkan hasil pengelasan dan terak yang terbentuk dengan palu terak

Membuat Tali Las Bertumpang

Dengan benda kerja yang telah dibuat jalur tali-tali las dengan kapur, maka dapat dibuat tali-tali las bertumpang dengan langkah-langkah seperti berikut. Tali las pertama posisi elektroda arah melintang pengelasan adalah 90 dan posisi memanjang kurang lebih 80

Untuk tali las berikutnya posisi elektroda arah rnelintang adalah setengah sudut yang dibentuk oleh benda kerja dengan timbunan las, sedangkan posisi elektroda arah melintang kurang lebih 80

Jaga nyala busur listrik dan jarak panjang busur dan ikuti jalur yang benar agar hasil pengelasan rata.

Bersihkan hasil pengelasan dan terak yang terbentuk dengan palu ter