BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...

19
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN Dr. Wahyu Surakusuma, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Transcript of BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL...

Page 1: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN

BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN

Dr. Wahyu Surakusuma, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

1

Kompetensi Utama: Profesional

Kompetensi Inti Guru: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu

Kompetensi Dasar: Memahami konsep dan prinsip pembangunan hutan tanaman,

Menerapkan Teknik-Teknik Penebangan Hasil Hutan Kayu

Yang Ramah Lingkungan (Reduced Impact Logging)

Pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu program Kementerian Kehutanan

yang sedang digalakkan. Di masa depan hutan tanaman diharapkan menjadi pemasok utama

industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk masyarakat.

Menurut Data Release Ditjen Bina Usaha Kehutanan (2011) jumlah IUPHHK-HTI sampai

Triwulan II tahun 2011 sebanyak 245 unit dengan luas lahan 9.927.792 ha. Pencadangan

areal untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di 103 kabupaten/kota yang tersebar di 26

provinsi sampai Triwulan II tahun 2011 seluas 650.662,73 ha. Hutan tanaman memiliki

berbagai keunggulan dibandingkan dengan hutan alam. Keuntungan hutan tanaman antara

lain:

1. Produktivitas tegakan tinggi. Dengan jumlah tanaman pada akhir panen 200-400 pohon

per ha dapat dihasilkan kayu 150-250 m3 per hektar melalui teknik silvikultur yang

intensif (SILIN)

2. Kayu yang dihasilkan seragam meliputi jenis yang seragam, ukuran kayu pada saat

panen yang relatif sama besarnya sehingga memudahkan untuk bahan baku industri

perkayuan

3. Menyediakan lapangan kerja yang cukup banyak mulai dari persiapan lahan, penanaman

pohon, pemeliharaan sampai penebangan. Tenaga kerja yang diserap khususnya tenaga

kasar (buruh) cukup banyak sehingga dapat mengurangi pengangguran

4. Dampak pembangunan hutan tanaman baik langsung maupun tidak langsung dapat

menggerakkan perekonomian di suatu lokasi. Misalnya hutan tanaman mangium

diSumatera Selatan (PT Musi Hutan Persada) dan di Riau (PT Riau Andalan Pulp and

Paper).

BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN

Page 3: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

2

Indonesia memiliki berbagai keunggulan dalam pembangunan hutan tanaman diantaranya

: posisi Indonesia di daerah tropis dimana cahaya matahari sekitar 12 jam dan tidak terdapat

musim dingin; Curah hujan yang sangat penting bagi pertumbuhan pohon terdapat dalam

jumlah yang cukup sehingga pertumbuhan pohon dapat dicapai secara maksimum. Sebagai

contoh pertumbuhan pohon sengon sangat cepat dimana pada umur lima tahun mencapai

diameter 20-25 cm dan sudah dapat dipanen; tenaga kerja di Indonesia cukup banyak

sehingga tidak sulit memperoleh tenaga; lahan utnuk penanaman tersedia cukup luas dimana

Kementerian Kehutanan telah mencadangkan lahan cukup luas untuk pembangunan hutan

tanaman.

Progam penanaman satu milyar pohon pada tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya dan

pembangunan hutan tanaman oleh perusahaan dan masyarakat perlu didukung oleh hasil-hasil

IPTEK diantaranya yang terkait dengan Pemilihan jenis pohon yang tepat. Tulisan ini

bertujuan untuk memberikan informasi yang terkait dengan Pemilihan Jenis Pohon untuk

Pembangunan Hutan Tanaman. Diharapkan tulisan ini bermanfaat bagi para pengguna

terutama para penyuluh kehutanan.

Sebelum melaksanakan pembangunan hutan tanaman , perlu ditetapkan tujuan

pembangunan hutan tanaman. Tujuan Pembangunan Hutan Tanaman bervariasi diantaranya

untuk menghasilkan :

1. Kayu pertukangan termasuk kayu lapis, kayu gergajian, ukiran dll

2. Kayu serat seperti bahan baku pulp dan kertas

3. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) diantaranya rotan, sagu, penghasil getah, penghasil

buah, penghasil kulit, minyak atsiri dll

4. Kayu energi seperti wood pellet, kayu bakar, arang, arang aktif dll

5. Rehabilitasi lahan kritis seperti padang alang-alang, sempadan sungai dll

Pembangunan hutan tanaman bertujuan untuk memperoleh hasil sesuai yang diharapkan

seperti produktivitas yang tinggi, tumbuh secara baik dan normal serta daur yang ekonomis.

Berkaitan dengan itu jenis pohon yang akan ditanam haruslah sesuai dengan tapak (Species

site matching). Jenis yang tumbuh di rawa tidak cocok bila ditanam dilahan kering. Begitu

pula jenis pohon yang tumbuh di dataran rendah tidak akan tumbuh maksimal bila ditanam di

dataran tinggi. Jenis pohon di daerah tropik umumnya tumbuh kurang baik di daerah

temperate. Jenis pohon yang tumbuh pada daerah-daerah dengan curah hujan tinggi kurang

cocok ditanam pada daerah dengan curah hujan yang rendah.

Page 4: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

3

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembangunan hutan tanaman khususnya

kesesuaian jenis dan tapak (site) adalah: Ketinggian diatas permukaan laut atau altitude,

Curah hujan tahunan dan hari hujan pada lokasi yang akan ditanam haruslah memenuhi

persyaratan tumbuh jenis yang akan ditanam, Jenis tanah pada tapak yang akan dibangun

hutan tanaman. Sebagai contoh jenis pohon jati mempunyai kualitas yang baik jika ditanam

pada tanah berkapur dengan musim kemarau dan musim hujan yang jelas misalnya di daerah

Cepu (Jawa Tengah), kebutuhan cahaya (naungan). Jenis-jenis pohon paling tidak terdiri dari

jenis yang perlu cahaya penuh (full light demanders) misalnya Acacia mangium, jenis yang

perlu nanungan pada umur muda misalnya jenis-jenis meranti merah dan suhu dan

kelembaban di pada lokasi tanaman

Jenis-jenis pohon yang dikategorikan kedalam jenis pohon tumbuh cepat umumnya

mempunyai daur tebang atau panen pohon dalam waktu kurang dari 10 tahun. Indonesia

memiliki banyak jenis-jenis pohon asli yang tumbuhnya cepat bahkan sangat cepat bila

menggunakan teknik penanaman yang tepat. Contoh jenis-jenis pohon tumbuh cepat

diantaranya adalah:

1. Sengon (Falcataria moluccana)

2. Mangium (Acacia mangium Wild)

3. Ekaliptus (Eucalyptus pellita, E.urolhylla, E.eurograndis)

4. Nyawai (Ficus variegata)

5. Jabon (Anthocephalus cadamba)

6. Tisuk (Hibiscus macrophyllus Roxb.)

7. Manglid (Manglietia glauca Bl.)

Masa panen atau daur tebang jenis pohon tumbuh sedang berkisar antara 10-30 tahun

dan jenis pohon tumbuh lambat mempunyai daur tebang lebih dari 30 tahun. Umumnya

kayu pertukangan, kayu untuk mebel dan ukiran termasuk dalam jenis tumbuh sedang dan

lambat. Contoh jenis pohon tumbuh sedang antara lain:

1. Meranti merah (Shorea leprosula, S.parvifolia, S.johorensis )

2. Kapur (Dryobalanops lanceolata, D.aromatica)

3. Pulai (Alstonia scholaris, A.sngustiloba)

4. Mahoni (Swietenia macrophylla)

5. Kayu bawang (Disoxylum molissinum )

6. Bambang lanang (Michelia champaka)

7. Cempaka (Elmerillia champaca)

8. Jelutung (Dyera polyohylla Miq.)

Page 5: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

4

9. Mahoni Afrika (Khaya anthorheca)

10. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.)

11. Pinus (Pinus merkusii)

Contoh jenis pohon tumbuh lambat antara lain:

1. Ulin (Eusideroxylon zwageri )

2. Eboni (Diospyros celebica)

3. Jati (Tectona grandis L.f)

4. Tembesu (Fagraea fragrans)

5. Sungkai (Peronema canescens Jack)

6. Bangkirai (Shorea laevis)

7. Sonokeling (Dalbergia latifolia )

Pemilihan jenis pohon yang akan ditanam dalam pembangunan hutan tanaman sangat

penting. Mengingat investasi yang besar dan waktu yang dibutuhkan untuk panen cukup

lama yaitu berkisar antara 10-30 tahun maka penentuan jenis pohon jangan sampai salah,

apalagi biula dikaitkan dengan selera pasar pada saat panen nantinya. Untuk jenis pohon

tumbuh cepat yang umumnya digunakan untuk bahan baku pulp dan bahan bangunan

ringan waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat dibandingkan dengan jenis tumbuh

sedang dan lambat, karena itu jenis yang dipilih harus tepat dengan mempertimbangkan

berbagai aspek.

Menurut Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (2004) dalam Mile (2007)

berbagai produk dan jasa yang mempunyai nilai komersial untuk pengembangan hutan

rakyat diantaranya :

1. Hasil hutan berupa kayu pertukangan untuk bangunan, mebel, perkakas kerajinan

2. Kayu lapis, pulp dan kertas

3. Hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari tanaman serbaguna (MPTS) berupa

buah-buahan, biji-bijian, bunga-bungaan, getah-getahan, rotan bamboo, gaharu,

damar, minyak resin , lebah madu dan sutera alam

4. Hasil pertanian berupa buah-buahan, sayur-sayuran umbi-umbian dan bunga-bungaan

5. Hasil tanaman industri berupa tanaman rempah, tanaman obat dan minyak resin serat

6. Jasa lingkungan dari ekosistem hutan yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata

alam

7. wisata petualangan, hutan pendidikan dan hutan penelitian

Page 6: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

5

Selanjutnya Winrock International (1992) mengemukakan kriteria umum dalam

pemilihan jenis untuk ditanam yaitu :

1. Mudah beradaptasi terhadap kondisi tanah dan iklim yang ada

2. Tahan terhadap hama dan penyakit

3. Sedikit biaya dan waktu untuk pengolahan

4. Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya

5. Toleran terhadap perlakuan pemangkasan dan trubusan

6. Memiliki pertumbuhan awal yang cepat

7. Mempunyai percabangan rendah yang dapat dengan mudah dipotong dengan

peralatan sederhana dan mudah diangkut

8. Mempunyai kadar air kayu yang rendah sehingga mudah dikeringkan

9. Mempunyai kegunaan lain yang dapat menyokong kehidupan petani

10. Mempunyai karakteristik akar yang baik

Beberapa persyaratan dalam pemilihan jenis pohon untuk tujuan reboisasi dan pemulihan

lahan terdegradasi dikemukakan oleh Gintings et.al., 1995 sebagai berikut:

1. Mampu tumbuh ditempat terbuka

2. Dapat bersaing dengan alang-alang secara cepat

3. Jenis yang dipilih disenangi oleh masyarakat disekitar

4. Mudah memperoleh biji

5. Mudah bertunas setelah terbakar

6. Dapat bersimbiose dengan jasad renik tanah

Arsyad (1989) dalam Kosasih et.al., (2009) mengemukakan jenis-jenis pohon untuk

ditanam pada lahan-lahan terdegradasi sebaiknya memenuhi criteria yang berikut:

1. Termasuk dalam kategori jenis cepat tumbuh

2. Dapat menghasilkan serasah yang banyak

3. Memiliki sistem perakaran yang melebar dan kuat

4. Mempunyai nilai ekonomi

5. Mampu memperbaiki tanah misalnya jenis lamtoro

6. Mempunyai tajuk pohon yang lebat.

7. Keselamatan Pekerjaan

8. Jarak aman

Sebelum penebangan dilakukan, Anda harus memastikan bahwa tidak ada orang

dalam jarak setidaknya dua kali tinggi pohon dari pohon yang akan Anda jatuhkan. Anda dan

Page 7: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

6

rekan kerja Anda harus menggunakan pakaian atau jaket berwarna atau rompi agar mudah

terlihat satu sama lain dan orang yang lewat di sekitar area penebangan.

Gambar 1. Jarak aman penebangan pohon

Mulai perencanaan pekerjaan penebangan sebelum Anda menebang. Tentukan arah

rebah. Perhatikan faktor-faktor yang berbeda yang dapat mempengaruhi penebangan, seperti

arah angin, kekuatan angin, kemiringan dan hambatan di seluruh daerah kerja. Pelajari pohon.

Apakah sudah rusak oleh pembusukan, retak atau ada beberapa faktor lainnya? Apakah ada

risiko cabang/ranting kering atau rusak jatuh dari pohon atau dari pohon yang berdekatan?

Apakah pohon condong ke satu arah tertentu? Ke arah mana harus pohon ditebang,

perhitungkan pekerjaan awal agar memudahkan pekerjaan berikutnya? Untuk pekerjaan

limbing berikutnya, disarankan untuk mengambil ketinggian kerja yang sesuai. Misalnya,

Anda dapat memastikan bahwa pohon itu dijatuhkan ke arah batang pohon yang sudah jatuh,

batu atau elevasi lainnya di area itu. Hati-hati terhadap bagian bawah pohon yang ditebang

karena bisa saja ada hentakan di situ.

Page 8: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

7

Gambar 2. Penentuan tinggi pohon dan jarak aman penebangan

Seberapa jauh pohon akan mencapai jarak untuk jatuh? Ketika menebang pohon dekat

dengan bangunan, penting untuk memperhatikan jarak jatuh pohon. Salah satu cara adalah

dengan menggunakan prinsip-prinsip geometris sederhana dan menentukan titik di tanah

yang membentuk segitiga sama sisi dan siku-siku, yaitu jarak yang sama dengan tinggi

pohon. Prinsip ini dapat ditentukan dengan menggunakan tongkat kayu. Pegang tongkat

sehingga jarak mata Anda ke tongkat sama dengan panjang tongkat, dan sudut antara dua sisi

segitiga menjadi lurus. Ketinggian mata Anda terhadap tanah sama dengan ketinggian pada

pohon yang tidak dihitung pada prinsip perhitungan ini. Hasil yang didapat pada perhitungan

ketinggian pohon tadi akan ditambahkan jarak dari tanah ke mata Anda.

Jatuhkan ke arah alami jatuh jika mungkin Sebagian besar pohon memiliki arah alami

jatuh. Hal ini dipengaruhi oleh kecondongan pohon, bentuk cabang dan setiap beban yang

ada. Jika Anda tidak yakin dengan bentuk pohon yang condong, bergerak sedikit menjauh

dari pohon dan periksa dengan mistar/pengukur tegak lurus. Pada tingkat tertentu,

memungkinkan bagi Anda untuk mengarahkan jatuhnya pohon sesuai pada musim gugur, tapi

cara ini membutuhkan biaya dan meningkatkan risiko serta aktivitas fisik tambahan. Hal ini

membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman bersama dengan alat pendukung

yang tepat. Pohon dengan kayu yang sudah lemah, seperti pohon yang mati atau membusuk,

harus selalu ditebang ke arah termudah.

Pohon yang condong ke arah tertentu, bentuk pohon,

panjang pohon, diameter pohon, jenis pohon dan

pembusukan merupakan faktor yang mempengaruhi

penebangan pohon, serta kemiringan tanah, arah

angin, saluran udara, jalan dan bangunan juga harus

diperhatikan.

Pemanenan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu penebangan, penyaradan

(memindahkan kayu dari petak tebang ke TPN) dan pengangkutan (mengeluarkan kayu dari

hutan menuju tempat tujuan pengangkutan). Pemanenan merupakan kegiatan kehutanan

dengan resiko kesehatan dan kecelakaan kerja serta menimbulkan kerusakan lingkungan yang

tinggi sehingga pengetahuan tentang teknik pemanenan sesuai standar dan prosedur yang

benar sangat diperlukan. Dengan memiliki pengetahuan tersebut diharapkan saat bekerja di

lapangan akan sesuai dengan standar dan prosedur yang benar. Saat ini telah dikembangkan.

Page 9: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

8

pendekatan penerapan teknik pemanenan yang ramah lingkungan yang dikenal

dengan RIL (Reduce Impact Logging). RIL adalah suatu pendekatan sistematis dalam

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pemanenan kayu yang memperhatikan

fungsi produksi dan konservasi hutan. RIL bertujuan untuk mengurangi pengaruh negatif

pemanenan kayu terhadap lingkungan dan dapat menghasilkan pemanfaatan sumber daya

hutan yang maksimal dan lestari.

Dalam konsep RIL ada 6 titik krusial perbaikan teknik dan teknologi pemanenan kayu

yaitu:

1. Perncanaan sebelum pemanenan

2. Pembukaan wilayah hutan

3. Operasi penebangan

4. Operasi penyaradan

5. Operasi pengangkutan

6. Operasi perbaikan terhadap kerusakan setelah pemanenan kayu

Ciri – ciri penerapan RIL adalah:

1. Peta pohon dan garis kontur berskala besar

2. Peta rencana pemanenan kayu yang memuat informasi

a. Garis kontur

b. Areal yang dilindungi

c. Lokasi pohon masak tebang, pohon inti, pohon dilindungi dan pohon induk

d. Jaringan jalan, TPN dan jaringan jalan sarad

e. Rencana arah penyaradan dan arah rebah pohon yang akan ditebang

3. Penggunaan peta pemanenan kayu dalam operasi penebangan dan penyaradan

4. Penebangan sesuai dengan arah rebah yang direncanakan dan menggunakan teknik yang

tepat

5. Pembuatan jalan sarad sesuai dengan rencana

6. Menggunakan teknik winching

7. Koordinasi operator chainsaw dan operator traktor penyarad

8. Training terhadap pekerja, operastor chainsaw, operator traktor, mandor, supervisor dan

inspector blok secara teratur.

9. Breefing rutin mengenai prosedur teknik

10. Menerapkan tarif upah yang adil dan transparan

Page 10: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

9

A. Teknik Penebangan

Penebangan adalah proses merubah pohon berdiri menjadi batang rebah dengan

dampak yang kecil. Penebangan dilakukan untuk memperoleh kayu untuk suatu keperluan

dan dalam rangka pemeliharaan hutan (penjarangan). Prinsip dalam melakukan

penebangan adalah meminimalkan kecelakaan, kerusakan terhadap pohon yang ditebang,

tegakan sisa, tanah dan air. Satu regu tebang terdiri dari 1 orang operator chainsaw dan 4 -

5 helper. Helper memiliki tugas untuk membantu persiapan sebelum penebangan,

membersihkan cabang dan ranting dan melakukan pengukuran saat pembagian batang.

Hutan hujan tropis seperti di Indonesia merupakan sebuah lingkungan kerja dengan

tingkat bahaya yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh tinggi pohon yang diatas 40 m, serta

tajuk yang lebar dan tidak teratur. Selain itu, tajuk yang saling terkait antara pohon

menyulitkan untuk menentukan arah rebah dalam penebangan. Dengan memperhatikan

kondisi tersebut maka terdapat beberapa kondisi yang menimbulkan resiko dalam kegiatan

penebangan, yaitu:

1. Kayu mungkin tersangkut cabang dan liana saat akan tumbang

2. Cabang dari pohon yang ditebang ataupun pohon didekatnya dapat patah saat proses

jatuhnya pohon

3. Pohon yang berdekatan saat penebangan akan memicu “kick-back” dengan arah yang

tidak dapat diprediksi

4. Liana dapat patah dan berbalik arah dengan arah yang tidak dapat diprediksi

5. Tumbangnya pohon dapat menekan pohon lain sehingga dampak yang ditimbulkan 2

kali tinggi pohon yang tumbang

Selanjutnya perlu dilakukan usaha untuk meminimalisir resiko kerja dalam

penebangan. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :

1. Penebang selalu dibantu oleh helper. Komunikasi sebelum pohon jatuh harus baik

sehingga final cut tidak dilakukan sebelum helper menyatakan kondisi aman

2. Selalu menjaga jarak aman antara regu tebang

3. Menunggu beberapa saat setelah pohon jatuh sebelum dilakukan pembagian batang,

untuk menghindari cabang yang tersangkut pada pohon lain

4. Saat bekerja dekat jalan atau tempat dengan banyak orang, berikan peringatan akan

adanya pohon yang akan tumbang

5. Pastikan saat ada orang lain masuk area penebangan telah memakai alat pelindung diri

6. Pastikan penebang memahami teknik penebangan sehingga akan meminimalkan resiko

kerja dan limbah kayu

Page 11: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

10

7. Perusahaan harus melengkapi penebang dengan alat-alat keselamatan diri

Beberapa alat keselamatan diri yang harus

digunakan dalam penebangan adalah:

1. Helm

2. Sarung tangan

3. Penutup telinga

4. Kaca penutup muka

5. Baju dan celana panjang

6. Sepatu boot

7. Chainsaw harus dilengkapi dengan

penghenti rantai otomatis

Sebelum melakukan penebangan maka penebang perlu memiliki beberapa

pengetahuan dasar antara lain:

1. Kemampuan menentukan arah rebah ke arah jalan sarad

2. Kemampuan menebang dengan dampak yang kecil

3. Pohon yang akan dipanen pada periode berikutnya menjadi salah satu faktor pertimbangan

dalam menentukan arah rebah

4. Pengalaman menebang akan dapat menghindari jatuh pohon di tanah yang tidak rata,

batang retak yang akan mengurangi volume kayu

5. Penebangan harus dilengkapi dengan peta topografi yang menggambarkan area

penyangga, daerah yang curam dan peta pohon sehingga dapat mengarahkan arah rebah ke

jalan sarad sehingga penyaradan lebih efektif

6. Lebih baik apabila memiliki buku saku kebijakan penebangan di perusahaan

Persiapan sebelum penebangan:

Persiapan sebelum penebangan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Setelah

regu tebang mempersiapkan chainsaw, memastikan kondisi alat baik dan dapat beroperasi,

termasuk mempersiapkan bahan bakar. Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum

melakukan penebangan adalah:

1. Menentukan arah rebah

2. Membersihkan bagian bawah pohon dan mempersiapkan gergaji mesin

3. Liana pada pohon harus dipotong

4. Helper membersihkan daerah disekitar pohon dan area penyelamatan

5. Membuat takik rebah menghadap arah rebah

Page 12: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

11

Gambar 3 persiapan menghindari resiko keselamatan kerja

Kegiatan membersihkan rintangan berupa liana bertujuan untuk meminimalisir bahaya

kecelakaan kerja, kerusakan alat dan mempermudah pekerjaan penebangan. Pada perusahaan

kegiatan ini biasanya disebut pengimasan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memudahkan

membuat takik rebah dan takik belas serta memotong banir pohon sheingga memungkinkan

tunggul yang ditinggalkan rendah (di atas banir untuk pohon berbanir) dan sekitar 5 – 10 cm

diatas tanah untuk pohon tidak berbanir. Pelaksanaan pengimasan dilakukan saat akan

menebang namun pada perusahaan besar dapat dilakukan 1 bulan sebelum penebangan

sebagai persiapan penebangan.

Dalam Endom, Wesman dan Sukanda. 2009. Disampaikan bahwa di perusahaan Hutan

Tanaman Industri (HTI) tertentu telah menjadi prosedur bahwa sebelum dilakukan

penebangan ada kegiatan pengupasan kulit dalam keadaan berdiri. Hal tersebut dimaksudkan

untuk memperingan pekerjaan saat pengupasan lanjutan setelah kayu ditebang. Pengupasan

dilakukan dari pangkal bawah sekitar 5 cm dari tanah dan dapat dipakai sebagai tanda batas

tinggi tunggul. Dengan menggunakan parang, pengupasan kulit kayu sampai kira-kira 4-8

meter dari pangkal pohon. Ada pula pengupasan yang dilakukan setelah pohon ditebang dan

dipotong-potong sesuai dengan ukuran (sortimen) tertentu. Pengupasan setelah penebangan

dilakukan minimal 95%. Kulit kayu, ranting dan cabang yang tidak terpakai diletakkan di

jalur sarad secara merata dan jalur sarad harus terbebas dari kayu yang masih dimanfaatkan.

Page 13: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

12

Setelah melakukan pembersihan bagian bawah pohon maka berikutnya adalah kegiatan

menentukan arah rebah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah:

1. Keadaan pohon, posisi tumbuhnya pohon, percabangan, tajuk, liana/tumbuhan yang

terkait dengan pohon lain

2. Arah angin

3. Keamanan pekerja (jarak antar regu tebang min 2 x tinggi pohon)

4. Keadaan lapangan (usahakan pohon jatuh kearah lereng bukit yang datar/rata)

5. Keselamatan kayu (batang jatuh usahakan tidak menimpa batu, tunggak, selokan, parit

atau batang kayu lain)

6. Arah penyaradan. Prosedur penentuan arah rebah: Arah rebah yang terbaik adalah

mendekati jalan sarad dengan pola sirip ikan (sudut 30 – 45 derajat) atau arah rebah

sejajar diatas jalan sarad dengan arah berlawanan dengan arah penyaradan, Bila

memungkinkan arah rebah diarahkan ke tempat kosong dan pada tajuk yang sudah

ditebang sebelumnya, Pada areal curam arah rebah kesamping lereng (kontur)

Pada dasarnya penebangan dilakukan dengan membuat takik rebah, takik balas dan

membuat engsel. Takik rebah dibuat dengan membuat potongan datar (alas takik) dan

potongan miring (atap takik) yang bertujuan untuk mengarahkan rebahan pohon sehingga

pohon akan rebah sesuai arah rebah yang ditentukan, mencegah terjadinya ungkitan pada

tunggak, penuntun terciptanya engsel setelah takik rebah dibuat dan untuk menentukan

letak takik balas. Takik rebah dibuat searah dengan arah rebah yang dibuat. Selanjutnya

takik balas adalah potongan datar yang dibuat lebih tinggi dari alas takik rebah dan

berlawanan dengan takik rebah bertujuan untuk mengurangi kekuatan serat pada bagian

tersebut sehingga mempermudah rebahnya pohon. Engsel dibuat dengan menyisakan

bagian pohon antara takik balas dan takik rebah yang bertujuan untuk mengurangi

kecepatan jatuhnya pohon sehingga dapat menghindari rusaknya kayu hasil penebangan.

Page 14: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

13

Gambar 4. Teknik pembuatan takik

rebah

Gambar 5. Teknik pembuatan takik

balas

Tabel 1. Beberapa teknik penebangan pohon berdasarkan pedoman Reduce Impact

Logging

1 Teknik Penebangan

pada Pohon normal.

Tahapan kerja:

a. Buat takik rebah

dengan membuat

potongan datar

sedalam ¼ - 1/3

diameter pohon

pada ketinggian

maksimum 50 cm

Page 15: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

14

(lebih rendah akan

lebih baik)

b. Buat potongan

atap/miring takik

rebah dengan sudut

45 derajat terhadap

potongan datar

c. Buat potongan

datar dari belakang

takik rebah

setinggi 5 – 10 cm

dari potongan datar

takik rebah

d. Tinggalkan engsel

selebar 1/10 – 1/6

diameter pohon

2 Teknik menebang

pohon miring.

a. Takik rebah dibuat

sesuai dengan arah

rebah yang

diinginkan

b. Buat engsel

asimetris dimana

lebar kayu negsel

lebih sempit disisi

arah miring pohon

c. Gunakan baji untuk

membantu

mengarahkan arah

rebah pohon

Page 16: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

15

3 Teknik menebang

pohon kecil yang

miring.

Tahapan:

a. Buat takik rebah

b. Buat takik balas

dengan pemotongan

dari sisi kiri dan

kanan takik balas

c. Potong dari depan

takik balas

4 Teknik menebang

pohon besar yang

miring.

Tahapan kerja:

a. Buat takik rebah

b. Buat takik balas

dengan cara

menusuk dari

samping kiri takik

balas

c. Pemotongan dengan

cara menusuk dari

samping kanan

takik balas

d. Pemotongan takin

balas dari depan

takik balas

5 Teknik menebang

pohon besar.

a. Membuat takik

rebah

Page 17: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

16

b. Membuat lubang

pusat

c. Membuat takik

balas setinggi 10-20

cm diatas takik

rebah

6 Teknik menebang

pohon berbanir

Banir merupakan

bagian pohon yang

khas berupa akar yang

menganjur keluar

menyerupai dinding

penopang pohon pada

pangkal pohon. Saat

akan menebang pohon

berbanir ada beberapa

teknik memanfaatkan

batang berbanir antara

lain:

a. Merimbas banir

setelah pohon rebah

b. Banir besar

dipotong sebelum

penebangan

Teknik menebang

pohon berbanir

tahapan kerja:

1. buat takik rebah

2. hilangkan banir di

samping kiri dan

Keterangan gambar:

1. Takik rebah

2. Menghilangkan banir samping

3. Takik balas

Page 18: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

17

kanan takik balas

3. buat takik balas

a. Arah rebah

b. Tinggi takik rebah

c. Tinggi takik balas

d. Engsel

e. baji

7 teknik menebang

pohon berbanir yang

miring

Saat pembuatan takik

tidak sesuai dengan

ketentuan maka akan

mengakibatka banyak

kerugaian secara

ekonomi dan

meningkatkan resiko

kerja. Beberapa akibat

yang ditimbulkan

akibat pembuatan

takik balas yang tidak

sesuai adalah:

1. Terlalu tinggi =

Pemborosan kayu

2. Dua takik rebah =

arah rebah meragukan

3. Terlalu tinggi dan

miring = pemborosan

kayu dan arah rebah

meragukan

Keterangan gambar:

a. arah rebah sama dengan arah miring

pohon

b. Arah rebah berlawanan dengan arah

miring pohon

c. Arah rebah menyerong ke kiri atau ke

kanan arah miring pohon

Bilangan 1, 2, 3 dan 4 menunjukan

urutan/tahapan kerja (membuat takik

rebah,

menghilangkan banir, pembuatan takik balas

dan memotong banir penahan)

B. Pembagian batang

Pembagian batang adalah kegiatan yang dilakukan setelah pohon rebah berupa membagi

batang menjadi ukuran-ukuran tertentu. Pembagian batang bertujuan untuk mendapatkan

kayu sesuai ukuran dan standar yang dibutuhkan atau dipesan oleh pembeli. Hal ini menjadi

penting karena apabila terjadi salah pengukuran dalam pembagian batang, kayu tidak akan

laku di jual atau nilai ekonominya menjadi turun, bahkan hanya akan menjadi limbah. Untuk

Page 19: BAB VII PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk

18

itu, pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pembagian batang sangat penting untuk

dikuasai oleh operator.

Sebelum kegiatan pembagian batang, perlu dilakukan pembersihan cabang dan ranting.

Seluruh cabang dan ranting dari pohon yang rebah dibersihkan, dipapras/dipotong dengan

dengan menggunakan chainsaw atau parang sehingga batang bersih dan menjadi kayu bulat

(log). Usahakan pemotongan cabang dan ranting tersebut tidak merusak bagian kayu bulat

(log) karena akan menimbulkan cacat dan mengurangi nilai kayu.

Sebelum pemotongan batang perlu dilakukan pengukuran dan pembagian batang. Dalam

pengukuran dan pembagian batang biasanya diberikan kelebihan ukuran (spilasi) dari ukuran

yang dipersyaratkan. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kesalahan pemotongan.

Beberapa teknik pemotongan batang sesuai Reduce Impact Logging adalah:

1. Pemotongan batang harus tegak lurus sumbu batang, tidak boleh miring melebihi 10

derajat terhadap sumbu vertikal.

2. Teknik Pemotongan batang yang ada tegangan. Potong bagian yang mengalami tekanan

(a) lalu potong bagian yang mengalami regangan (b)

3. Teknik memotong batang