BAB v Minpro Dbd
description
Transcript of BAB v Minpro Dbd
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara
dengan pendamping dokter internship Puskesmas Sungai Tarab II. Proses ini juga dilakukan
dengan melihat data sekunder berupa laporan tahunan Puskesmas Sungai Tarab. Kegiatan ini
dimulai dari tanggal 5 Maret – 4 Juli 2015. Berikut adalah beberapa potensi masalah yang
ditemukan di Puskesmas Sungai Tarab II :
1. Tingginya angka kejadian DBD di Puskesmas Sungai Tarab II.
Berdasarkan data surveillance penyakit menular di Puskesmas Sungai Tarab
pencapaian penemuan pasien DBD dari tahun 2013 sampai 2014 tidak mengalami
penurunan yang berarti. Pada tahun 2013 terdapat 39 kasus positif menderita DBD
dengan trombosit dibawah 100.000. Tahun 2014 terjadi penurunan jumlah kasus menjadi
37 kasus positif menderita DBD dengan trombosit dibawah 100.000. Masih belum ada
penurunan yang berarti dan rata-rata tiap bulannya terdapat lebih dari 2 kasus positif
DBD.
2. Masih Rendahnya Angka Case Detection Rate (CDR) Tuberkulosis Paru Di Puskesmas
Sungai Tarab II
Berdasarkan laporan pelaksanaan program tuberkulosis paru tahun 2013-2014,
didapatkan angka Case Detection Rate (CDR) tuberkulosis paru masih sangat rendah
daripada yang diharapkan.
Tabel 5.1 Tabel Pencapaian Program TB di wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Tarab II
Tahun 2014
No Variabel Jumlah
1
2
3
4
5
6
Jml. Suspect
Jml. BTA (+)
Jml BTA ( - ) Ro ( + ) ( Extra paru )
Jlh yang diobati
Yang Kambuh
TB Anak
76
2
0
2
0
0
7.
8.
D O
CDR
1
6,9 %
3. Rendahnya cakupan D/S di Posyandu di Kecamatan Sungai Tarab II
Secara umum cakupan D/S di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tarab II masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari tabel laporan bulanan Puskesmas Sungai Tarab II dari bulan
Januari sampai Desember.
Tabel 5.2 Persentase Cakupan D/S Berdasarkan Nagari di Kecamatan Sungai Tarab II
Bulan Januari sampai Desember Tahun 2013
NO B U L A N JLH
S
JLH
D
%
D/S
Jlh
N
%
N/D
JLH
BGM
1. JANUARI 1.091 571 52.3 436 76.3 9
2. FEBRUARI 1.091 629 57.6 515 81 8
3. MARET 1.091 588 53.8 468 79.5 8
4. APRIL 1.091 629 57.6 469 74.5 7
5. MEI 1.091 629 57.6 449 71.3 8
6. JUNI 1.091 579 53 449 77.5 8
7. JULI1.091
571 52.3 424 74.2 12
8. AGUSTUS 1.091 755 69.2 454 60.1 12
9. SEPTEMBER 1.091 745 68.2 454 60.9 12
10. OKTOBER 1.091 696 63.7 469 67.3 8
11. NOVEMBER 1.091 905 82.9 606 66.9 11
12 DESEMBER 1.091 678 62.1 469 69.7 8
JUMLAH 1.091 664 71 471 60,9 9
4. Kasus Gizi Buruk di Kecamatan Sungai Tarab II.
Berdasarkan laporan bulanan program gizi dari Pemantauan balita Gizi Buruk
dilakukan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan anak gizi buruk. Yang dipantau
adalah kategori BB/TB <-3 SD. Diwilayah kerja Puskesmas Sungai Tarab II ada 1 orang
anak gizi buruk yang ditemukan, yaitu di jorong Sungai Tarab.
5. Pemantauan ASI Eksklusif dilaksanakan disetiap kegiatan posyandu dengan cara
mewawancarai .ibu yang mempunyai bayi 0-5 bulan. Kegiatan ini kontiniu dilakukan
sampai bayi berusia 6 bulan. Wawancara ini meliputi Tanya jawab tentang pemberian
ASI Eksklusif kepada bayi dan konsultasi ASI Eksklusif. Hasil pencapaiannya 75,45 %.
5.2 Prioritas Masalah
Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas tidak memungkinkan
untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan prioritas masalah
yang merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini teknik yang kami gunakan adalah teknik
skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat plan of action untuk meningkatkan dan
memperbaiki mutu pelayanan.
Kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
- Intervensi
Nilai 1 : tidak mudah
Nilai 2 : kurang mudah
Nilai 3 : cukup mudah
Nilai 4 : mudah
Nilai 5 : sangat mudah
- Biaya
Nilai 1 : sangat mahal
Nilai 2 : mahal
Nilai 3 : cukup murah
Nilai 4 : murah
Nilai 5 : sangat murah
- Kemungkinan meningkatkan mutu
Nilai 1 : sangat rendah
Nilai 2 : rendah
Nilai 3 : cukup sedang
Nilai 4 : tinggi
Nilai 5 : sangat tinggi
Tabel 5.4 : Prioritas Masalah
Kriteria UrgensiKemungkinan
IntervensiBiaya
Kemungkinan
Meningkatkan
Mutu
Total Ranking
Tingginya angka
kejadian DBD di
Puskesmas Sungai
Tarab
5 4 4 5 18 I
Masih Rendahnya
Angka Case
Detection Rate
(CDR)
Tuberkulosis Paru
4 4 4 4 16 II
Kasus gizi buruk
yang meningkat
3 4 4 4 15 III
Rendahnya
cakupan D/S di
Posyandu
3 4 4 3 14 IV
Belum tercapainya
kesadaran
masyarakat tentang
ASI eksklusif
2 4 4 3 13 V
5.3 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan penilaian prioritas, yang menjadi prioritas masalah di Puskesmas Sungai
tarab II adalah masih tingginya angka kejadian DBD.
Dari hasil observasi dan diskusi dengan pendamping dokter intership puskesmas dan
petugas puskesmas maka didapatkan analisis sebab akibat sebagai berikut :
1. Manusia
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit, cara penularan,
pengobatan dan pencegahan DBD
Masyarakat di tiap nagari belum melaksanakan gerakan 3 M secara optimal untuk
mencegah DBD
Belum optimalnya kinerja kader yang berperan berperan sebagai jumantik (juru
pemantau jentik)
Belum optimalnya peran serta ketua nagari dan jorong dalam menghimbau
masyarakat untuk melaksanakan gotong royong bersama secara teratur.
Kurang optimalnya peran serta para petugas puskesmas untuk peningkatan
pemberantasan jentik nyamuk di rumah warga di wilayah kerja puskesmas Sungai
tarab II
2. Material
Kurangnya pemanfaatan media informasi seperti papan informasi, poster, pamflet, dan
leaflet tentang penyakit DBD dan upaya pencegahannya di tempat-tempat umum.
3. Metode
Belum optimalnya penyuluhan kesehatan mengenai penyakit DBD, cara penularan
dan pencegahannya khususnya penyuluhan di luar gedung, dimana penyuluhan luar
gedung hanya terbatas di posyandu.
Kurang berjalannya kerjasama lintas program antara bagian P2M, Kesling Promkes
serta Pembina wilayah dalam pencegahan dan penanggulanga penyakit DBD
Belum optimalnya pelaksanaan pemeriksaan jentik berkala di tiap kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas Sungai tarab II
Belum optimalnya program foging dan sasaran program foging untuk pencegahan
penyakit DBD
Belum optimalnya pelaksanaan gotong royong bersama untuk membersihkan
lingkungan sekitar rumah warga di wilayah kerja Puskesmas Sungai tarab II
4. Lingkungan
Lingkungan kurang bersih dan tidak sehat
Untuk menunjukkan hubungan sebab akibat, maka dibuat diagram sebab akibat
(diagram ishikawa) sebagai berikut :
5.4 Alternatif Pemecahan Masalah
5.4.1 Manusia
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Tarab II tentang penyakit DBD, cara penularan dan pencegahannya dengan gerakan
3M+.
Pelaksana : Pemegang program Promkes, Dokter Internship
Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tarab II
Waktu dan Tempat : Mei – Juni 2015, Puskesmas dan Puskel Wilayah kerja Sungai
Tarab II
Target : Menambah pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD, cara
penularan dan pencegahan DBD dengan gerakan 3M+, seperti :
mengubur barang-barang bekas, menutup tempat penampungan air dan
menguras bak mandi secara teratur, menghindari gigitan nyamuk,
memakai kelambu, dan obat anti nyamuk.
Pelaksanaan : Penyuluhan interaktif dengan masyarakat
5.4.2 Material
a. Penyebaran leaflet mengenai penyakit DBD, cara penularan dan cara pencegahan di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Tarab II.
Pelaksana : Dokter Internship, petugas Promosi Kesehatan, petugas kesling, P2M,
pembina wilayah dan kader
Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Sungai Tarab II
Waktu : Mei – Juni 2015, Puskesmas dan Puskel Wilayah kerja Sungai Tarab
II
Tempat : Puskesmas, Posyandu, Puskel, dan tempat umum lainnya
Target :
- Minimal tersebar 15 lembar leaflet tiap penyuluhan.
Pelaksanaan : Penyebaran leaflet sewaktu penyuluhan di Puskel dan
penyebaran leaflet pada pengunjung Puskesmas.
5.4.3 Metode
a. Menyusun jadwal bersama antara pemegang program kesling, P2M dalam upaya
untuk meningkatkan kerjasama lintas program
Pelaksana : Pimpinan Puskesmas
Waktu : 1 x 3 bulan
Sasaran : Pemegang program PromKes, Kesling, P2M
Target : berjalannya fungsi masing-masing program dan meningkatkan kerjasama
lintas program terutama promkes, kesling, P2M dan pembina
wilayah untuk dapat turun bersama-sama ketika ditemukannya kasus
DBD yang baru.
Pelaksanaan : Rapat pertama tanggal
Pengaturan jadwal ( Time Schedule)
b. Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sungai
Tarab II untuk menghimbau warganya agar melaksanakan program 3M+.
Pelaksana : Kepala Puskesmas, Pemegang Program Promkes, Kesling, P2M
DBD, Pembina wilayah, dan nagari setempat
Sasaran : Nagari setempat
Waktu :
Tempat : Puskesmas Sungai Tarab II
Target :-Memberikan pemahaman kepada tokoh masyarakat tentang
pentingnya pelaksanaan program 3M+ untuk pencegahan penyakit
DBD
-Menghimbau tokoh masyarakat untuk berperan serta aktif dalam
menggerakkan warganya untuk melaksanakan program 3M+
Pelaksanaan : Rapat pada tanggal ……membahas peran serta tokoh masyarakat
untuk berperan serta aktif dalam menggerakkan warganya untuk
pelaksanaan program 3M+
5.4.4 Lingkungan
a. Melakukan gotong royong rutin di lingkungan wilayah kerja Sungai Tarab II
Pelaksana : Pembina wilayah dan pihak nagari setempat
Sasaran : lingkungan wilayah kerja Sungai Tarab II
Waktu : 1 x sebulan
Tempat : lingkungan wilayah kerja Sungai Tarab II
Target : terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
Pelaksanaan : gotong royong rutin
b. Melakukan kunjungan rumah penduduk secara acak untuk melihat kebersihan
lingkungan, terutama di lingkungan kejadian DBD
Pelaksana : Dokter Internship, Pemegang Program Promkes, Kesling, P2M DBD,
Pembina wilayah, dan nagari setempat
Sasaran : lingkungan wilayah kerja Sungai Tarab II
Waktu : 2 x sebulan
Tempat : lingkungan wilayah kerja Sungai Tarab II
Target : terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
Pelaksanaan : kunjungan rumah penduduk secara rutin