BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 ... - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2008-2-00068-AR...
Transcript of BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 ... - …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2008-2-00068-AR...
103
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan
Topik yang diambil dalam perancangan perpustakaan ini adalah ”sustainable
architecture”, dengan tema ”water efficiency”. Alasan utama dari pemilihan tema
ini adalah sebagai bentuk dari kepedulian kita terhadap lingkungan yang sudah
rusak oleh kita sendiri. Dengan berpedoman pada teori-teori sustainable, bangunan
ini diharapkan dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang peduli terhadap
lingkungan sekitarnya dengan memfokuskan diri pada penggunaan air yang efisien.
Judul ”loft apartment” yang diambil ini diharapkan dapat membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat urban akan tempat tinggal dengan fleksibilitas
ruang yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan mereka yang akan terus
berkembang dan berubah, sesuai dengan kehidupan masyarakat urban yang terbiasa
dengan selalu mengikuti perubahan dan perkembangan jaman. Apartemen tipe loft
ini didesain untuk mendapatkan suatu unit hunian yang dapat dirubah penampilan,
susunan ruang dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan penghuni dengan mudah.
V.2. Konsep Perencanaan dan Perancangan
Secara umum, konsep perancangan tapak pada proyek loft apartment
berfungsi khusus sebagai hunian dengan area komersil yang hanya terletak di
lantai dasar. Penetapan konsep khusus hunian ini dikarenakan kurangnya privasi
penghuni jika unit dapat digunakan sekaligus sebagai kantor, seperti yang kerap
104
terjadi karena konsep utama dan fungsi hunian dan kantor itu sendiri sudah berbeda
pada dasarnya. Dengan mengacu pada topik ”sustainable architecture” dengan
fokus ”water efficiency”, dalam pemilihan perabotan seperti closet dan shower
dengan low flow showerheads, serta pembuatan sumur resapan untuk menampung
air hujan dan penggunaan greywater pada sistem bangunan sangat diperhatikan di
sini. Desain lansekap juga diperhatikan, dimana terdapat beberapa perbedaan
ketinggian di dalam tapak dengan tujuan agar air akan mengalir ke area hijau
sehingga dapat memperbanyak air yang terserap ke dalam tanah.
V.2.1. Luas Total Perancangan
Total jumlah lantai : 4 lantai.
Lantai 1 : unit pelayanan, penunjang, service, dam staff.
Luas total : 1.732,9 m2 ~ 1.750 m2
Lantai 2, 3, dan 4 : unit hunian.
Jumlah unit Tipe 36 : 99 unit, 33 unit / lantai
Luas total = 99 x 36 = 3.564 m2
Jumlah unit Tipe 54 : 36 unit, 12 unit / lantai
Luas total = 36 x 54 = 1.944 m2
Sirkulasi + area lain (kecuali unit hunian): 777 m2 / lantai = 2.331 m2
Jembatan Sirkulasi : 3 x 162 = 486 m2
Luas Total Bangunan : 1.750 m2 + 5.508 m2 + 2.331 m2 + 486 m2 = 10.075 m2
Jumlah parkir : 31 parkir mobil = 387,5 m2 , 61 parkir motor = 122 m2
Luas total = 509,5 m2
= 5.508 m2
105
Perhitungan Harga Sewa:
Harga tanah = 4.500.000 IDR/m2 10.000 x 4.500.000 = 45 milyar IDR
Luas total area komersil = 1.735,24 m2 + sirkulasi 30% = 2.255,812 m2
Luas total area hunian = 5.508 m2 + 2.331 m2 + 486 m2 = 8.325 m2
Luas total area sewa : L. area komersil + L. area hunian
= 2.255,812 m2 + 8.325 m2
= 10.580,812 m2
Area komersil memiliki harga sewa yang lebih mahal, sehingga:
- 45.000.000.000 / 8.325 = 5.405.406 ~ 5.500.000
- 5.500.000 x 2.255,812 = 12.406.966.000 IDR
- 45.000.000.000 -12.406.966.000 = 32.593.034.000 IDR
- 32.593.034.000 IDR / 10.580,812 m2 = 3.080.390,6 IDR/m2
- 3.080.390,6 + 1.800.000 (perkiraan harga bangunan) = 4.880.390,6 IDR/m2
Type 36:
36 x 4.880.390,6 = 175.694.061,6 IDR/m2 ~ 175.694.062 IDR/m2
175.694.062 / 96 = 1.830.146,4792 ~ 1.835.000 IDR per bulan
Jadi, biaya sewa 1.835.000 IDR/bulan.
Type 54:
54 x 4.880.390,6 = 263.541.092,4 IDR/m2 ~ 263.541.093 IDR/m2
263.541.093 / 96 = 2.745.219,72 ~ 2.750.000 IDR per bulan
Jadi, biaya sewa 2.750.000 IDR/bulan.
Modal kembali dalam jangka waktu 8 tahun = 96 bulan.
106
V.2.2. Hubungan Skematik
Hubungan Skematik Program Ruang Secara Umum
Main Entrance
Unit Hunian
Unit Penunjang Pelayanan Umum
Unit Staff Pengelola
Side Entrance Hall / Lobby
Pusat Informasi (Information Centre)
Unit Service
Side Entrance
Ruang Kotak Surat (Mail Box)
Foyer
Security Check
Unit Pelayanan Penghuni
107
Hubungan Skematik Unit Penunjang Pelayanan Umum
Main Entrance
Hall / Lobby
Unit Staff Pengelola
dan Service
Parkir Area
Toserba
Food Hall
Aula / Ruang Serbaguna
Unit Hunian
Unit Pelayanan Penghuni
Ruang duduk
Toliet Umum
Outdoor Area
- Ruang duduk-duduk outdoor. - Lapangan.
Side Entrance
Kios
108
Hubungan Skematik Unit Staff Pengelola dan Service
Main Entrance
Side Entrance
- Gudang. - Bongkar Muat. - ME. - TPSS.
Kamar Mandi
Toilet
Ruang Istirahat
Pantry
Hall / Lobby
Unit Penunjang Pelayanan
Umum
Unit Hunian Unit Pelayanan
Penghuni
R. Tamu
Penerima/Pemasaran
Absen
Locker
Ruang Rapat
Ruang Staff Pengelola
Divisi
Ruang Kepala Pengelola
Ruang Wakil Kepala Pengelola
Ruang Pengamat Keamanan (Monitoring Room)
Ruang Reparasi (Workshop)
Side Entrance
109
V.2.3. Penentuan Entrance
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus yang telah dilakukan pada
tahap analisa, maka kesimpulan yang akan diterapkan pada perancangan loft
apartment ini, yaitu:
Gambar 41. Main Entrance Kendaraan
Gambar 42. Side Entrance Kendaraan
Pertimbangan dalam pemilihan lokasi side entrance ini adalah letak jalur
masuk dan keluarnya yang tidak sama dengan jalur masuknya main entrance, serta
akses langsung menuju area service karena terletak di area service.
110
Gambar 43. Main Entrance Pejalan Kaki Gambar 44. Side Entrance Pejalan Kaki
Side entrance pejalan kaki di sini merupakan jalur pencapaian dari salah satu
jalan utama yang merupakan jalan kedua teramai pada tapak yang juga banyak
diakses baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan bermotor dan berada di dekat area
service yang diutamakan untuk para staff pengelola atau karyawan.
V.2.4. Sirkulasi di Dalam Tapak
Sirkulasi di dalam tapak dipengaruhi oleh zoning dan orientasi massa
bangunan. Hasil dari tahap analisa zoning yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Gambar 45. Zoning Horizontal
111
Gambar 46. Zoning Vertikal
V.2.5. Penampilan Estetika Bangunan
Pada prinsipnya, penampilan luar bangunan haruslah dapat menampilkan
fungsi bangunan sebagai suatu hunian, dengan setiap bentuk dan ruang unit hunian
haruslah memperlihatkan kefleksibelan unit tersebut, terutama dalam penyusunan
ruang di dalam unit hunian sehinggga penggunaannya dapat sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pribadi masing-masing penghuni.
Gambar 47. Estetika Bangunan
V.2.6. Sirkulasi Bangunan
Seperti yang sudah dijelaskan pada tahap analisa sebelumnya, jalur sirkulasi
yang diterapkan pada perancangan ini adalah sirkulasi horizontal dan vertikal.
Sirkulasi horizontal yang digunakan adalah sirkulasi linier menerus dan linier
112
bercabang, sesuai dengan fungsi bangunan sebagai suatu hunian dimana yang
menjadi faktor utama disini adalah kemudahan dan kenyamanan penghuni dalam
menemukan dan mencapai unit tempat tinggalnya.
Untuk sirkulasi vertikal, menggunakan alat bantu lift barang dengan tangga
sebagai alat transportasi vertikal utama yang sekaligus berfungsi sebagai tangga
darurat untuk penanggulangan bencana seperti kebakaran dan gempa bumi.
Gambar 48. Sirkulasi Bangunan
: LIFT DARURAT
: TANGGA DARURAT
: POLA JALUR SIRKULASI
113
V.2.7. Massa Bangunan
Bentu massa bangunan loft apartment ini diadaptasi dari bentuk dasar segi
empat yang banyak memiliki kelebihan terutama dari segi penyusunan layout, serta
kefleksibelan bentuk dalam menggabungkannya dengan bentuk-bentuk lain. Bentuk
ini masih dapat berkembang seiring dengan proses perancangan.
Gambar 49. Posisi Massa Horizontal
V.2.8. Pola Massa Bangunan
Pola massa bangunan yang diterapkan adalah pola massa bangunan tunggal,
dengan pertimbangan untuk menciptakan suatu satu kesatuan pada unit-unit hunian,
sehingga dapat menghemat penyediaan fasilitas umum seperti lift service yang
mengarah pada penghematan biaya perawatan (maintenance) dan penghematan
energi, terkait dengan topik ”sustainable architecture”.
Gambar 50. Pola Massa Bangunan Tunggal
Arah angin.
114
V.2.9. Sistem Utilitas Bangunan
o Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan di dalam perancangan loft apartment
ini adalah sistem pencahaayaan alami dan buatan. Dasar pemikiran yang dipakai
untuk konsep perancangan sistem penerangan dalam loft apartment ini adalah
pemaksimalan penerimaan cahaya matahari pagi untuk kenyamanan penghuni.
Tetapi pada saat-saat tertentu penghuni tetap memerlukan pencahayaan buatan
untuk membantu mereka melakukan aktifitasnya dengan baik karena masyarakat
urban yang identik dengan kesibukan dan bekerja yang tidak mengenal waktu. Oleh
karena itu, diperlukan cahaya buatan dengan perkiraan kebutuhan intensitas cahaya
yang sesuai. Masing-masing ruang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda,
sesuai dengan fungsi dari ruang-ruang tersebut. Berikut ini adalah daftarnya:
1. Ruang tidur : 250 lux 2. Dapur : 250 lux 3. Ruang Keluarga / Tamu / Kerja : 120 – 150 lux 4. Kamar Mandi / WC : 200 lux 5. Area Sirkulasi : 100 – 150 lux 6. Toilet Umum : 100 lux 7. Area Kerja pengelola : 250 – 350 lux 8. Ruang Cuci (Laundry) : 250 lux 9. Parkir, Penerangan Jalan : 150 – 250 lux 10. Utilitas : - Ruang Mekanikal dan Elektrikal : 100 – 200 lux
- Gudang : 50 lux - Tanda pintu darurat / keluar : 50 lux
(Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta, 2004)
o Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang dipakai di dalam loft apartment ini adalah
penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami dapat dimaksimalkan
115
penerimaannya karena ukuran kaca jendela yang relatif besar, mencapai 7’. Sistem
penghawaan buatan yang dipakai dalam perancangan loft apartment ini alalah:
- AC Split, untuk menghemat energi karena bisa dinonaktifkan apabila sedang tidak
digunakan, serta temperatur dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan penghuni.
o Sistem Struktur dan Konstruksi
Struktur yang dipilih pada perancangan bangunan ini memperhatikan
beberapa faktor, diantaranya faktor keadaan fisik tanah, faktor ekonomis struktur,
faktor teknis bangunan meliputi kekuatan dan kekauan, faktor penempatan jaringan
utlitas, serta faktor penghematan air. Struktur bangunan dibagi dalam 2 bagian:
• Sub Structure
Merupakan struktur bagian bawah yang berhubungan langsung dengan tanah
yang berfungsi menyalurkan beban-beban yang bekerja dari atas langsung ke tanah.
Sub struktur diantaranya terdiri dari pondasi, sloof, dan lantai kerja. Jenis pondasi
yang digunakan dalam perancangan loft apartment ini adalah pondasi setempat atau
bored pile, karena dapat menahan beban lantai yang cukup besar, bahannya mudah
didapat, tidak berisik dan menimbulkan getaran pada lingkungan sekitar, mengingat
di lingkungan sekitar lokati tapak terdapat banyak bangunan lain yang sudah berdiri.
• Upper Structure
Merupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan
beban dari atas berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal
maupun horizontal. Pada perancangan loft apartment, ini sistem upper structure
yang digunakan adalah sistem struktur rangka sebagai komponen vertikaldengan
116
grid persegi yang teratur, serta balok sebagai komponen horizontalnya. Bahan baku
struktur menggunakan konstruksi baja, karena beton bertulang menggunakan air
yang lebih banyak pada prosesnya, hal ini terkait tema water efficiency. Untuk
mencegah karat pada baja, sebelum proses pemasangannya baja dibersihkan
kemudian diberi lapisan cat anti karat, yaitu cat meni.
o Modul Bangunan
- Modul Struktur
Karena struktur bangunan yang digunakan adalah struktur rangka dengan
menggunakan konstruksi baja, maka untuk modul bangunan dibuat grid
berbentuk persegi yang susunannya teratur. Panjang ukuran baja yang umum
untuk dijadikan modul adalah 6 m dan 12 m.
- Modul Perancangan
Karena kegiatan utama dalam loft apartment ini adalah sebagai hunian,
maka modul perencanaan menggunakan modul unit yang disesuaikan
dengan ukuran baja, yaitu 6 m x 6 m untuk tipe 36, dan 9 m x 6 m untuk unit
tipe 54. Selain itu, pada perancangan loft apartment ini, modul lebar jendela
juga harus diperhatikan, karena kaca jendela yang terlampau lebar akan
berdampak pada berkurangnya kefleksibelan ruang. Modul yang digunakan
adalah modul lebar tempat tidur 90 cm dikurang 10 cm untuk jarak = 80 cm.
Gambar 51. Pola Massa Bangunan Tunggal
GRID YANG DIGUNAKAN ADALAH:
: GRID 6 x 6 m.
: GRID 6 x 9 m.
: GRID 9 x 6 m.
117
o Material Bangunan
Pada seluruh dinding terluar bangunan, toilet umum, serta kamar mandi
atau WC, dinding menggunakan material celcon atau bata ringan. Sedangkan untuk
ruang-ruang dalam menggunakan partisi dari partikel board. Untuk dinding
pembatas antar unit, dapat dipilih menggunakan partisi dari partikel board atau
celcon. Pertimbangan pemilihan material ini didasarkan usaha penggunaan air
sededikit mungkin pada masa konstruksi.
Material bangunan di dalam unit hunian hanya diberi finishing berupa
langit–langit, dinding, dan lantai yang disemen dan dihaluskan (concrete floor).
Sedangkan untuk area lain selain unit hunian, diberikan finishing akhir berupa
dinding yang sudah diplester, dihaluskan, dan dicat, serta langit-langit yang di cat
dan penggunaan keramik pada lantai.
Untuk material daerah outdoor, seperti pada area parkir, atau daerah lain
yang memerlukan perkerasan, perkerasan diganti konblok atau grassblock. Hal ini
agar air hujan yang dapat terserap ke dalam tanah menjadi lebih banyak.
Terkait dengan tema water efficiency, di dalam loft apartment ini semua
peralatan mandi menggunakan low flow shower heads, karena shower lebih hemat
air jika dibandingkan dengan menggunakan bak mandi dan shower biasa.. Untuk
Toilet, digunakan closet dual flush dengan penggunaan air 2 liter dan 4,5 liter.
o Jalur Sirkulasi Utilitas
Skema jalur sirkulasi utilitas yang akan digunakan dalam perancangan loft
apartment ini adalah pada jalur sirkulasi secara horizontal dan pada struktur
118
bangunan secara vertikal. Hal ini dikarenakan sistem yang tidak rumit, selain itu
bangunan tidak mempunyai inti bangunan atau core seperti pada bangunan tinggi.
o Sistem Penampungan Air Hujan
Selain penentuan skema jalur sirkulasi utilitas, diterapkan sistem
penampungan air hujan atau rainwater harvesting. Sistem ini terbagi dalam 2 jenis,
yaitu penampungan air hujan secara alami dan penampungan air hujan buatan.
o Penampungan Air Hujan Alami
Peran manusia disini adalah mengusahakan sebanyak mungkin peresapan air
hujan dengan pengaturan landscape dan pemilihan material yang tepat, misalnya
dengan menggunakan konblok atau grassblock untuk daerah yang harus
memakai perkerasan. Berikut ini contoh pengaturan pada landscape.
Gambar 52. Pengaturan Landscape untuk Membantu Penyerapan Air
(Sumber: http://ag.arizona.edu/pubs/water/az1052/harvest.html)
o Penampungan Air Hujan Buatan
Penampungan air hujan jenis ini dibuat oleh manusia, biasanya diletakkan di
dalam tanah dan di paling bawah diberi ijuk agar kotoran-kotoran yang terdapat
pada air tersebut dapat mengendap ke bawah. Dengan adanya sumur resapan,
masalah penipisan air tanah dapat dicegah atu paling tidak dikurangi.
119
o Sistem Penyediaan Air Bersih dan Greywater
Pada perancangan bangunan loft apartment ini, sumber air bersih yang akan
di dapat berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) yang kemudian ditampung di
reservoir atas baru kemudian didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan.
Air bersih ini digunakan untuk air minum dan dapur, dan lain – lain.
Skema Aliran Greywater
Untuk greywater, pertama-tama dialirkan ke dalam STP untuk kemudian
diolah. Greywater jenis ini dapat digunakan untuk air flush toilet atau closet, fire
hydrant, sprinkler, menyiram tanaman, mencuci mobil. Yang termasuk greywater
disini adalah air bekas pakai seperti air bekas mandi serta air bekas mencuci.
Skema Jalur Greywater
Greywater
Sewage Treatment Plant (STP)
Proses Penyulingan
Toilet/closet, hydrant, sprinkler, saluran air di luar bangunan (untuk menyiram
tanaman dan mencuci mobil).
Digunakan
Feed Back
120
o Sistem Pembuangan Limbah
Limbah terbagi menjadi dua macam yaitu limbah sampah dan limbah
kotoran cair dan padat. Pembuangan limbah padat atau sampah berupa sistem
pengumpulan pada suatu area dahulu, baru kemudian diangkut dengan
menggunakan truk ke lokasi pembuangan akhir. Sedangkan untuk limbah kotoran
cair dan padat adalah semua air kotoran yang ada di toilet atau closet, yang
semuanya diteruskan melalui talang vertikal yang lalu disalurkan ke septic tank.
o Sistem Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran merupakan salah satu musibah yang dapat terjadi pada sebuah
bangunan. Biasanya kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia maupun kesalahan
teknis seperti terjadi korslet atau hubungan arus pendek. Beberapa sistem proteksi
kebakaran yang digunakan pada perancangan loft apartment ini alalah:
• Konstruksi Tahan Api
Dalam konstruksi ini, baja ditutupi dengan Panel Vermiculite karena meskipun
tahan api tetapi baja dapat meleleh karena panas.
• Sistem Deteksi
Sistem deteksi yang digunakan adalah Smoke Detector 1 buah per unit.
• Titik Panggil Manual (TPM)
TPM yang digunakan di dalam loft apartment ini adalah sebuah tombol yang
ditekan secara manual apabila terjadi kebakaran, diletakkan di monitoring room.
• Lampu Darurat
Merupakan lampu yang akan menyala secara otomatis apabila alarm aktif.
121
• Sistem Komunikasi Darurat
Berfungsi untuk mematikan beberapa sarana yang ada secara otomatis jika
terjadi kebakaran, seperti lift, dan lain-lain.
• Sistem Pemadaman Kebakaran.
Untuk pemadaman kebakaran digunakan beberapa alat, seperti:
- Sprinkler, memadamkan api dengan cara menyemprotkan air. Diletakkan 1
buah pada setiap unit dekat area dapur.
- Hidran Kebakaran, dengan panjang selang 30 m / unit, tiap 35m 1 unit.
- Hidran Halaman, tidak digunakan karena terdapat kolam di dalam tapak.
- Pemadam Ringan (fire extinguisher), berisi bahan kimia dan dapat dibawa.
• Alat Bantu Evakuasi.
Evakuasi dilakukan menggunakan tangga biasa yang sekaligus berfungsi
sebagai tangga darurat.
o Sistem Komunikasi
Digunakan untuk membantu aktivitas serta kesibukan penghuni dan para staff.
- Sistem Komunikasi 1 Arah
Menggunakan CCTV (Close Cirkuit Television) untuk memonitori daerah
tertentu untuk menunjang sistem keamanan, terdapat di area Foyer +Security.
- Sistem Komunikasi 2 Arah
Menggunakan direct line dari Telkom berupa sambungan line telepon, faksimili,
dan teleks, serta menggunakan sistem LAN (Local Area Network) untuk
komputer-komputer para staff dengan menggabungkan personal computer para
staff di dalam bangunan tersebut ke sebuah server dengan menggunakan kabel.
122
o Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan pada perancangan loft apartment ini
adalah Tiang Penangkap Petir (Ligtning Rods), merupakan penghantar-penghantar
di atas atap berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan mendatar. Penangkap
petir terdiri dari tiang pendek (finial) dan kepala penangkap petir (air termination).
o Sistem Instalasi Listrik
Untuk menunjang seluruh kegiatan di dalam bangunan, dan pada saat
tertentu, maka instalasi listrik yang diperlukan berasal dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Listrik akan disalurkan melalui gardu utama yang kemudian
diteruskan ke setiap ruang yang memerlukan. Untuk melayani kebutuhan listrik
dalam keadaan darurat atau pada saat mati listrik dari PLN, maka digunakan genset.
Disediakan listrik sebesar 2200 watt untuk tiap unit.
V.3. Penekanan Khusus
Secara umum, konsep desain yang digunakan dalam perancangan loft
apartment ini adalah menciptakan suatu hunian yang fleksibel dalam penataan dan
pemanfaatan ruangnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan
penghuninya yang beragam. Dengan topik sustainable architecture, diharapkan loft
apartment ini dapat menjadi suatu bangunan berkelanjutan yang ramah terhadap
lingkungan dengan memfokuskan diri pada efisiensi dalam penggunaan air. Pada
bangunan ini sendiri diharapkan agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar
dan bangunan-bangunan eksisting di sekitarnya yang telah ada.
123
Penekanan khusus terlihat dari eksterior bangunan yang menggunakan kaca
jendela dengan luasan yang besar dan tinggi. Jendela mempunyai ketinggian + 7’
atau sama dengan 2,1 meter. Selain itu, sedikit ciri Rumah Adat Joglo Betawi juga
akan diterapkan, yaitu pada ruang depan dimana terdapat teras panjang yang
membentuk seperti arcade serta pintu masuk Hall/Lobby utama yang agak ke arah
dalam, serta pemberian warna coklat pada eksterior bangunan.
Foto16: Foto Teras pada Rumah Joglo
(Sumber: http://www.lawasan.com/blog/ dan http://www.soganvillage.com/profile.php)
Gambar 53. Penerapan Penekanan Khusus pada Bangunan 1
Gambar 54. Penerapan Penakanan Khusus pada Bangunan 2
124
V.4. Tuntutan Rancangan
V.4.1. Terhadap Aspek Manusia
Dengan mendesain suatu hunian bertipe loft yang memiliki unit berupa suatu
area open space tanpa sekat dengan ceiling yang tinggi, sehingga penghuni dapat
dengan leluasa mengatur susunan ruang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya
tanpa harus melakukan pengrusakan terlebih dahulu.
Agar pejalan kaki terlindung dari faktor hujan dan mengurangi terkena panas
matahari, maka jalur-jalur pedestrian didesain arcade.
V.4.2. Terhadap Aspek Bangunan
Dengan pemilihan material yang menggunakan air sesedikit mungkin dalam
pemasangannya pada bangunan dan cara perawatannya tetapi tetap sesuai dengan
kebutuhan bangunan, serta pemilihan perabot yang tepat yang menggunakan air
secara hemat, seperti penggunaan shower dan toilet dual flush. Selain itu, pemilihan
sistem struktur dan utilitas tepat sehingga penggunaan material bangunan efisien.
V.4.3 Terhadap Aspek Lingkungan
Dengan membuat sumur resapan untuk menambah cadangan air tanah, dan
sistem penampungan air hujan serta sistem pengolahan greywater agar dapat
digunakan kembali, sehingga pemakaian air bersih dari PAM dan air tanah
(groundwater) dapat berkurang.
125
Landscape didesain agar memiliki beberapa perbedaan ketinggian level yang
mengatur agar air mengalir ke tanah dan air yang tertampung dimaksimalkan.
Pengaturan landscape disesuaikan dengan konsep Water Efiiciency.
Gambar 55. Penerapan Water Efficiency Landscape
Area parkir dibuat miring sedikit sehingga air akan mengalir ke green area
kemudian ke kolam.
Prinsip utama dari pengaturan landscape ini adalah green area hijau selalu berada pada level terendah.
Material utama yang digunakan adalah konblok, grassblock, dan batu-batu
alam untuk mengganti area perkerasan seperti: parkir dan pedestrian.