BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. …thesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2011-2-00130-AR Bab...
Transcript of BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. …thesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2011-2-00130-AR Bab...
111
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan
Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat
menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan. Konsep ini
sangat baik karena memanfaatkan potensi alam yang mendukung kenyamanan
kegiatan didalam bangunan, serta mendukung kegiatan untuk penghematan
energi listrik. Melihat segala permasalahan yang timbul pada kawasan beriklim
tropis, misalnya suhu dan kelembaban yang relatif tinggi, bangunan berkonsep
green design dengan penerapan kenyamanan thermal dengan ventilasi alami
pada wisma atlet di Senayan diharapkan dapat menjawab permasalahan itu
dengan penerapan dan aplikasi teknis berupa penyesuaian bentuk jendela,
orientasi bangunan, bentuk massa bangunan, sistem pencahayaan dan
penghawaan, serta bagaimana mengupayakan pengaplikasian serta
pengintegrasian bangunan yang hemat energi listrik dengan sistem bangunan
yang dapat memanfaatkan sumber daya yang sudah ada. Hal inilah yang ingin
diterapkan pada bangunan wisma atlet di Senayan.
V.1.1. Data Proyek
Tapak proyek ini memiliki luas 10.891,18m2. Keliling tapak
477,74m1.
GSB = 10m ( Utara ) dan 8m ( Selatan ) atau
sesuai gambar.
KDB = 20%
Luas lantai dasar yang boleh dibangun = 20% x 10.891,18 =
2.178.24m2.
Maksimum lapis = 24 lapis.
KLB = 2,5.
Luas total bangunan yang boleh dibangun= 2,5 x 10.891,18 =
27.227,95 m2
112
V.1.2. Topik dan Tema
Wisma atlet di Senayan dirancang dengan pendekatan green
design, untuk pengupayaan penghematan konsumsi energi listrik. Untuk
keberlanjutan penggunaan energi, pada desain kali ini dihubungkan
dengan iklim kawasan terutama pada penghawaan alami. Penyusun
memilih hal ini karena bertujuan untuk menghemat penggunaan energi
listrik yang dibutuhkan untuk penghawaan. Pemanfaatan penghawaan
alami dengan memanfaatkan potensi-potensi alam yang ada di sekitar
lingkungan. Pengaplikasian green design yang mengacu pada penerapan
kenyamanan thermal dengan ventilasi alami pada wisma atlet di Senayan
agar dapat tercipta sebuah rancangan desain yang dapat menghemat
penggunaan energi listrik untuk penghawaan di dalam bangunan.
V.2. Konsep Perencanaan dan Perancangan Makro
V.2.1. Konsep Penentuan dan Pengolahan Pintu Masuk
Pengolahan pintu masuk bagi pejalan kaki adalah melalui sisi
lahan tapak, lalu menuju ke lobby atau tengah bangunan, sehingga tidak
menggangu sirkulasi kendaraan. Gambar V.2.1.1. Sirkulasi pejalan kaki
Sumber : Dokumentasi pribadi
Terdapat 2 akses bagi pejalan kaki untuk masuk ke dalam tapak
yaitu melalui sisi pedestrian tempat masuk mobil dan sisi tempat masuk
sepeda motor.
Sirkulasi pejalan kaki dari jl.Pintu Satu Senayan
Sirkulasi pejalan kaki dari jl.Manila
113
Gambar V.2.1.2. Area pejalan kaki
Gambar V.2.1.3. Sirkulasi kendaraan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Posisi masuk antara kendaraan roda empat dan roda dua di
pisahkan, agar tidak terjadi gangguan sirkulasi didalam tapak. tempat
parkir mobil berada di basement, sedangkan tempat parkir motor dan
sepeda disediakan area khusus parkir motor dan sepeda. Gambar V.2.1.4. Sirkulasi servis
Sumber : Dokumentasi pribadi
Masuk mobil & bus
Keluar-masuk motor & sepeda
Parkir motor & sepeda
Area pejalan kaki yang berada di luar tapak
Keluar –masuk mobil
Keluar mobil & bus
Area pejalan kaki yang berada di dalam tapak
Keluar – masuk basement
Masuk basement
Keluar – masuk kendaraan servis hanya terdapat di area belakang tapak
114
Sirkulasi servis dibuat satu jalur untuk keluar - masuk kendaraan
pada area tapak. Hal ini dimaksudkan agar tidak menggangu sirkulasi
kendaraan pengunjung maupun pejalan kaki yang ada di dalam area
wisma atlet.
V.2.2. Konsep Pengolahan Ruang Luar
Terdapat plaza dan ruang komunal pada tapak. Plaza merupakan
ruang publik yang dirancang sebagai ruang berkumpulnya orang-orang
dan melakukan aktivitasnya. Perancangan plaza juga akan diterapkan
pada bagian bangunan. Pada salah satu bagian bangunan akan dibuat
sebuah area terbuka untuk tempat duduk-duduk pengunjung dan tempat
bersantai. Gambar V.2.2.1. Konsep ruang luar plaza dan taman
Sumber : Dokumentasi pribadi dan web google
Vegetasi-vegetasi yang ada dalam penerapan rancangan dapat
berfungsi selain sebagai penyejuk, keindahan juga sebagai pembatas
antar ruang.
V.2.3. Konsep Zoning Horizontal
Pada lantai dasar, semua difungsikan sebagai area publik, baik itu
sebagai tempat kumpul-kumpul, ruang bersama sampai kepenyediaan
fasilitas penunjang bagi penghuni.
Menciptakan konsep suasana ramai & hiburan-hiburan untuk refresing
Menciptakan konsep suasana nyaman, tentram & suasana bersantai
115
Gambar V.2.3.1. Zoning horizontal
Sumber : Dokumentasi pribadi
V.2.4. Konsep Zoning Vertikal
Lantai dasar difungsikan sebagai area publik termasuk fasilitas-
fasilitas penunjangnya seperti restaurant, plaza, area bersama, dll.
Sedangkan untuk area privat dan semi privat diletakan di lantai-lantai
tipikal atas. Gambar V.2.4.1. Zoning vertikal
Sumber : Dokumentasi pribadi
Untuk unit hunian kamar dibuat menyatu dengan fasilitas
penunjangnya. Hal ini dimaksudkan agar penghuni dapat langsung
menuju ke area fasilitas penunjang tanpa menggangu area publik.
V.3. Konsep Perancangan Mikro
V.3.1. Konsep Pengolahan Fisik Bangunan
Massa bangunan menggunakan bentuk dasar persegi panjang
akan tetapi pengolahan massanya di buat bergelombang. Gelombang
pada bentuk bangunan berfungsi untuk mengatasi permasalahan
Unit kamar
Servis area
Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang
Lobby &fasilitas publik
Servis area
Unit kamar
Fasilitas penunjang
Lobby & fasilitas publik
Fasilitas penunjang
Unit hunian Unit hunian
116
kecepatan angin yang menerpa bangunan dan pembayangan matahari
yang cukup baik dari bentuk masa lengkung atau gelombang dan juga
dari segi estetika dapat menciptakan suatu bentuk bangunan yang tampak
dinamis tidak monoton. Gambar V.3.1.1. Olahan massa bangunan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Fisik bangunan akan diolah sesuai dengan analisa bentuk
bangunan, yaitu bentuk yang bergelombang. Maksud dari penerapan
bentuk ini adalah untuk menangkap view yang di tuju yaitu sekitar
kawasan GBK (Gelora Bung Karno). Gambar V.3.1.2. Bentuk massa bangunan yang tanggap terhadap lingkungan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pola bentuk bangunan menggunakan pola linear yang berbelok.
Hal ini dimaksudkan untuk menanggapi bentuk tapak yang memanjang,
sehingga adanya keserasian antara tapak dan bangunannya.
View tengah bangunan tepat menuju ke stadion GBK
View bangunan menghadap ke stadion utama GBK & area RTH
Pemanfaatan bentuk lengkung bangunan untuk mengatisipasi arah datang cahaya matahari & sirkulasi angin/udara
117
V.3.2. Konsep Olahan Tampak Bangunan
Pengolahan fasad bangunan terdiri dari bagian unit-unit kamar
yang diberi balkon pada masing-masing kamar. balkon ini selain sebagai
ruang bersantai, juga dimanfaatkan dengan memberi tanaman-tanaman
yang berfungsi selain sebagai estetika juga dapat menyejukan ruangan. Gambar V.3.2.1. Olahan tampak bangunan
Sumber : Dokumentasi pribadi Konsep desain pada bagian balkon akan diberi box-box tanaman
yang berfungsi untuk menaruh tanaman pada bagian atasnya, sedangkan
bagian bawahnya untuk menyembunyikan outdoor AC. Konsep
rancangan bentuk jendela dengan menambahkan bingkai kaca yang
dibagi menjadi 4 bagian agar dapat dibuka sesuai dengan ke inginan atau
kebutuhan.
V.3.3. Konsep Dimensi Ruang Tabel V.3.3.1. Kelompok ruang dan luasan
No Kelompok Ruang luasan
1 Unit kamar kapasitas 2 orang 12.000 m2/tower
2 Fasilitas penunjang 2.819,5 m2
Bingkai kaca yang dibagi menjadi 4 bagian & masing-masing dari kaca tersebut dapat dibuka sehingga udara yang masuk dapat disesuaikan
Aliran udara
118
3 Ruang Pengelola 76 m2
4 Servis 750 m2
5 Parkir 3.725 m2
Total 19.370,5 m2
Sumber : Perhitungan kebutuhan luas bangunan wisma atlet Senayan V.3.4. Konsep Hubungan Ruang
Gambar V.3.4.1. Skema hubungan ruang
Sumber : Dokumentasi pribadi V.3.5. Konsep Sirkulasi Horizontal Pada Lantai Tipikal
Konsep koridor pada bangunan wisma atlet menggunakan sistem
double louded. Penggunaan sistem ini diupayakan untuk memaksimalkan
fungsi ruang dan menghemat lahan. Untuk menunjang kenyamanan
thermal maka penggunaan kombinasi penghawaan alami dan buatan,
diterapkan didalam bangunan unit hunian. Agar kerja AC tidak terlalu
berat maka perlu didukung pembuatan ventilasi alami yang menunjang
kenyamanan thermal dalam ruangan.
Lobby Hunian Hunian
Fasilitas Publik
Fasilitas Penunjang
Servis
Plaza
Entrance
Parkir Mobil
Entrance Mobil
Parkir Motor
Entrance Motor
Parkir Servis
entrance Servis
Taman
Retail
Restaurant
ATM
Fitness Room
Function Room
119
Gambar V.3.5.1. Sirkulasi horizontal bangunan – double louded
Sumber : Dokumentasi pribadi dan web google
V.3.6. Konsep Sirkulasi Vertikal
Sebagai alat sirkulasi vertikal penyusun menggunakan tangga dan
lift. Pada perancangan bangunan wisma atlet, ditempatkan 5 buah lift. 4
lift untuk hunian dan 1 lift sebagai bagian dari lift servis. Pada setiap
ujung bangunan pada area hunian di sediakan tangga darurat yang jarak
pencapaiannya tidak boleh lebih dari 30 meter berdasarkan standar
bangunan tinggi. Posisi lift akan berada pada tengah bangunan atau core,
yang diapit oleh dua tower yang berfungsi sebagai hunian.
Selain tangga dan lift, juga di sediakan ramp sebagai bagian dari
sirkulasi vertikal, yang berfungsi untuk sirkulasi bagi penyandang cacat
dan juga untuk mengangkut barang menggunakan troli yang di letakan
pada setiap pintu masuk dengan kemiringan 1:10. Gambar V.3.6.1. Sirkulasi vertikal bangunan
Sumber : Dokumentasi pribadi dan web google
V.3.7. Konsep Kenyamanan Thermal
Penerapan kenyamanan thermal pada bangunan memiliki
beberapa cara untuk dilakukan, yaitu:
Core lift
Lobby
120
1. Penempatan Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan yang ideal untuk daerah yang beriklim
tropis adalah menghadap ke arah Utara – Selatan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari cahaya matahari yang berasal dari
Barat – Timur, karena pengaruh intensitasnya terlalu tinggi terhadap
bangunan. Gambar V.3.7.1. Orientasi bangunan
Sumber : Dokumentasi pribadi
2. Penggunaan Ventilasi Alami
Bukaan-bukaan alami dapat menurunkan suhu panas dalam
ruangan bangunan. Hal ini dikarenakan aliran udara yang bersirkulasi
di dalam ruangan sehingga menyebabkan udara sejuk di dalam
ruangan. Gambar V.3.7.2. Sirkulasi udara melalui ventilasi alami
Sumber : Dasar-dasar arsitektur ekologis
3. Pembangunan Lingkungan
Lingkungan yang berada di sekitar bangunan wisma atlet
harus dibangun RTH (Ruang Terbuka Hijau) atau pembangunan
lingkungan yang dapat menghasilkan lingkungan yang produktif
untuk menunjang kenyamanan thermal, seperti penanaman tanaman
U
Sisi yang terkena cahaya matahari Barat
Sisi yang terkena cahaya matahari Timur
Lokasi pembayangan dari bangunan yang dapat menjaga area publik yang ada di sekitar tapak wisma atlet
121
atau pohon sehingga dapat menciptakan oksigen yang baik untuk
lingkungan sekitar dan tempat duduk-duduk komunal di sekitar
taman sehingga dapat menunjang kenyamanan pada penghuni wisma
atlet yang duduk-duduk di daerah taman.
4. Penerapan Teknologi
Penerapan teknologi untuk menunjang kenyamanan thermal,
dapat berupa penggunaan bahan material Styrofoam yang dilapisi
pada dinding sebelum proses akhir pengolahan dinding. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi radiasi matahari terhadap bangunan
yang dapat meningkatkan suhu lingkungan. Selain penggunaan bahan
material, juga dapat menggunakan objek tanaman untuk mengatasi
radiasi matahari terhadap bangunan.
Penggunaan objek tanaman membutuhkan perawatan khusus
seperti penyiraman, pemupukan dan pengguntingan daun. Oleh sebab
itulah dibutuhkan sebuah sistem seperti menggunakan gondola untuk
mengerjakan perawatan tanaman tersebut. Foto V.3.7.1. Sistem servis menggunakan gondola
Sumber : Google web
Untuk mengurangi biaya perawatan yang mahal maka
dipilihlah tanaman yang perawatannya cukup mudah dan
membutuhkan jangka waktu lama untuk perawatan seperti tanaman
rosemary. Tanaman ini juga berfungsi untuk mengusir nyamuk
melalui wangi bunganya yang tertiup angin.
122
Foto V.3.7.2. Tanaman rosemary
Sumber : Google web
Pada perancangan bangunan wisma atlet di Senayan akan
digunakan tanaman-tanaman yang di letakan di setiap balkon
ruangan dan juga penggunaan sun shading untuk mengurangi radiasi
matahari pada bangunan, sehingga kenyamanan thermal dalam
ruangan dapat tercapai.
V.3.8. Konsep Pencahayaan
Penggunaan sistem pencahayaan alami dan buatan pada setiap
ruangan pada wisma atlet. Perancangan mengikuti kondisi iklim yang
ada di Jakarta, dimana intensitas cahaya matahari cukup terang pada
siang hari. Oleh sebab itulah pemanfaatan cahaya alami perlu untuk di
terapkan untuk mengurangi penggunaan cahaya buatan. Gambar V.3.8.1. Pencahayaan alami pada bangunan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pembayangan yang terjadi akibat lekukan bangunan
Sinar matahari dapat dihalau dengan sun shading sehingga cahaya matahari yang masuk dapat terkontrol dengan baik.
Konsep desain dengan sun shading
123
Pemanfaatan dari cahaya alami juga dapat dilakukan melalui
orientasi dan bentuk massa bangunan. Pada bangunan wisma atlet yang
berlokasi di Senayan menggunakan bentuk massa yang bergelombang
untuk menangkap cahaya matahari untuk masuk ke ruangan bangunan. Gambar V.3.8.2. Sirkulasi cahaya matahari
Sumber : Dokumentasi pribadi
V.3.9. Konsep Penghawaan
Sistem penghawaan juga menggunakan kombinasi antara
penghawaan alami dengan penghawaan buatan. Maksud dari penggunaan
sistem kombinasi ini adalah untuk menghemat konsumsi energi listrik
pada bangunan. Pada perancangan bangunan wisma atlet akan
menggunakan sistem waktu penggunaan penghawaan buatan.
Penghawaan buatan hanya akan diaktifkan pada jam-jam tertentu, seperti
malam hari dari jam 21.00 - 04.00 WIB. Untuk jam-jam di luar waktu
yang telah ditentukan menggunakan penghawaan alami. Gambar V.3.9.1. Sirkulasi udara alami
Sumber : Dokumentasi pribadi
Udara dominan dari arah selatan
Bentuk lengkung bangunan berfungsi untuk menangkap aliran udara
Area yang perlu penanganan khusus karena bagian samping bangunan langsung berhadapan dengan cahaya matahari Barat & Timur
U
124
Agar dapat tercipta ventilasi silang maka massa bangunan
dirancang pipih dan bergelombang. Hal ini dimaksudkan agar bangunan
dapat menangkap udara ke dalam ruangan serta untuk membelokan
aliran udara yang melalui massa bangunan wisma atlet.
Untuk membelokan aliran udara dapat menggunakan tanaman-
tanaman seperti pepohonan, agar aliran angin yang datang tidak langsung
mengenai bangunan, tetapi mengenai tanaman terlebih dahulu sehingga
udara yang mengenai bangunan akan lebih baik dan bersih.
V.3.10. Konsep Utilitas 1. Plumbing
Berdasarkan kebutuhan air bagi penggunanya yaitu penghuni
wisma atlet, yang berdasarkan perhitungan yaitu :
Kebutuhan air bersih = volume air dingin + air hangat + air
kebakaran = 180.590L+ 209.510L+ 669.660L= 1.059.760L
Volume tangki bawah tanah = 40% x volume total
= 40% x 1.059.760L = 423.904L
= 450 m3 = 10m x 9m x 5m
Volume reservoir atas = 15% x volume total
= 15% x 1.059.760L = 158.964L
= 160 m3 = 8m x 5m x 4m
Perkiraan volume STP = 9m x 9m x 9m. Dimensi pipa
pembuangan air hujan 5” dan volume sumur resapan min. 32m3. Gambar V.3.10.1. Peletakkan bak penampungan air
Sumber : Dokumentasi pribadi
Peletakan reservoir atas
Peletakan reservoir bawah
125
2. Instalasi Listrik
Kebutuhan listrik bersumber dari PLN, dialirkan ke gardu dan
melalui kabel-kabel tiang listrik di alirkanlah listrik ke ruang panel
induk pada bangunan. Setelah itu disalurkan ke panel-panel yang ada
pada setiap lantai. Dari setiap panel yang pada masing-masing lantai,
listrik di salurkan ke setiap ruangan yang membutuhkan.
Jika terjadi pemadaman lampu oleh PLN maka penggunaan
listrik yang berasal dari genset sangat diperlukan sebagai alternatif
sementara sampai listrik dari PLN hidup kembali. Karena mesin
genset yang diperlukan cukup besar maka mesin genset diletakan
pada ruang khusus yang ada di semi basement, agar tidak menggangu
aktivitas manusia.
3. Pengolahan Air Limbah
Air kotor yang berasal dari kamar mandi akan di tampung di
sumur resapan. Dari sumur resapan air akan mengalami proses
penyaringan dan air yang sudah bersih di tampung kembali untuk
digunakan untuk kebutuhan seperti menyiram tanaman, menyiram
kloset.
Air kotor yang berasal dari dapur sebelum dialirkan ke sumur
resapan, air yang mengandung lemak tersebut akan disaring oleh
penangkap lemak, dan setelah itu baru dialirkan ke sumur resapan. Gambar V.3.10.2. Penangkap lemak
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Air yang berasal dari air hujan akan ditampung di sebuah
tangki, dan akan dimanfaatkan kembali untuk mencuci piring,
menyiram tanaman.
126
4. Pengolahan Sampah
Sampah dibuang ke shaft penampungan sementara yang
berada di semi basement yang kemudian akan diangkut oleh truck
servis ke TPA.
5. Antisipasi Kebakaran
Bangunan akan menggunakan kosntruksi tahan api, yang
dapat menahan api minimal 2 jam agar penghuni dapat
menyelamatkan diri. Setiap komponen bangunan menggunakan
sistem ini, terutama pada bagian lift dan tangga darurat.
Penempatan tangga darurat tiap jarak 60 meter dengan radius
jangkauan kurang dari 30 meter. Sistem deteksi seperti smoke
detector, sprinkleri, diletakan pada setiap ruangan dan koridor
bangunan. Pemadam api berupa hidran di letakkan dekat tangga
darurat.
6. Penangkal Petir
Pada bangunan wisma atlet akan dipasang 2 buah penangkal
petir sistem Thomas. Sistem ini mempunyai jangkauan perlindungan
yang luas, daerah bangunan yang terlindungi dalam radius 60 m dan
luas lahan yang terlindungi dalam kerucut perlindungannya dalam
radius sekitar 125 m.
Sistem ini dianggap cocok karena cukup efisien tidak perlu
kepala penangkap petir yang banyak, cukup satu tiang yang di
salurkan ke tapak bumi. Jangkauan yang dilindungi cukup besar
sangat cocok sekali karena di sekitar bangunan terdapat area publik
dan pepohonan yang tinggi-tinggi.
V.3.11. Konsep Sistem Struktur
• Pondasi yang akan digunakan adalah kombinasi antara tiang pancang
dan bored pile karena dapat menahan beban yang cukup besar serta
tidak menimbulkan kebisingan atau gangguan lain pada lingkungan
sekitar pembangunan.
• Sistem struktur yang akan digunakan pada bangunan wisma atlet
adalah sistem struktur rangka dan konstruksi beton bertulang, karena
127
konstruksi tersebut cukup kuat, tahan lama dan tidak dapat berkarat.
Untuk bentang lebar akan di gunakan truss, karena jangkauannya
yang cukup besar yaitu 8m – 24m.
• Jenis penutup atap bangunan, akan menggunakan roof garden dan
perpaduan atap skylight. penggunaan sistem ini sesuai dengan topik
yang telah diterapkan pada bangunan wisma atlet di Senayan yaitu
green design. Selain itu juga bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan thermal suhu pada ruang yang berhubungan langsung
dengan atap bangunan. Gambar V.3.11.1. Proses pemasangan roof garden
Sumber : Web google
• Modul yang akan digunakan dalam bangunan wisma atlet di Senayan
ini adalah modul perencanaan dan modul struktur. Dengan modul
ini, ukuran unit hunian dapat disesuaikan dengan modul struktur
rangka sehingga kebutuhan luas ruang terpenuhi dan bahan struktur
yang digunakan dapat dihemat.
• Material yang akan digunakan adalah : Tabel V.3.11.1. Penggunaan bahan material
Lantai Dinding Pelapis Dinding
Plafond
Granit Hebel Cat Gypsum
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pertimbangan penggunaan bahan material berdasarkan dari efisiensi
dari bahan tersebut dan dampak dari bahan material tersebut terhadap
bangunan serta yang paling penting adalah dapat menunjang
kenyamanan thermal bagi penghuninya.