Bab5 Safari
-
Upload
alpiannafarinsarindi -
Category
Documents
-
view
431 -
download
2
Transcript of Bab5 Safari
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB VFOSIL DAN GEOLOGI STRUKTUR
5.1. Fosil
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari
dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang
menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau
tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan
beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam
batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di
Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi
ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah
kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan
lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah
paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh
arkeologi. Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut yaitu sisa-sisa organism, terawetkan secara
alamiah, pada umumnya padat/kompak/keras, berumur lebih dari 11.000
tahun.
Karena harus terendapkan, maka sebuah fosil harus
diperhitungkan dalam ribuan tahun. Proses pembentukan fosil: pertama
bahan baku harus organik dari makhluk hidup; kedua harus diendapkan
dalam suatu lingkungan pengendapan fosilisasi (endapan volkanik atau
satuan karst); dan ketiga faktor masa/waktu yang diperlukan untuk
fosilisasi. Perlakuan terhadap temuan fosil adalah pengeringan dengan
cara diangin-anginkan tanpa kena sinar matahari langsung;
pembersihan; rekonstruksi; dan identifikasi. Manfaat fosil bagi ilmu
pengetahuan adalah untuk merekonstruksi proses evolusi fisik manusia,
evolusi faunal, dan lingkungan purba serta lansekap vegetasi. Situs-itus
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
kontributor fosil manusia adalah Sangiran, Kedungbrubus, Trinil,
Ngandong, Sambungmacan, Ngawi, Perning, dan Patiayam.
Salah satu persepsi masyarakat luas mengenai pengertian sebuah
fosil dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah barang-barang kuna
ataupun purbakala. Benak masyarakat luas lebih mudah mengkaitkan
pengertian fosil dengan sesuatu yang antik dan berkonteks masa lalu.
Sebagian dari persepsi tersebut benar, akan tetapi sesungguhnya sebuah
fosil mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih spesifik. Oleh
karena itu, persepsi masyarakat tentang fosil di atas baru merupakan
pengertian awal sebagian dari keseluruhan pengertian- yang dilengkapi
dengan pengertian-pengertian yang lebih sempurna. Dalam konteks
tersebut, perlu diberikan beberapa pemahaman mengenai fosil dan seluk
beluknya, sehingga dapat dihindari persepsi masyarakat tentang fosil
yang kurang pas.
Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies
hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil.
Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo.
Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak
memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies
dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria
terakhir ini adalah nautilus. Mempelajari evolusi tidak bisa
meninggalkan fosil. Dahulu teori evolusi banyak diuji dengan melihat
fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lalu.
Tetapi perlu diketahui juga bahwa Charles Darwin ketika membuat
buku “the origin of species” tidak diawali dengan fosil namun lebih
banyak memanfaatkan fenomena burung-burung di Galapagos.
Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam-
macam metode mutahir, tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini
dengan memanfaatkan DNA saja. Fosil masih merupakan alat terbaik
dalam mempelajari, mengkaji, dan menguji teori evolusi.
Seluk beluk fosil dipelajari oleh seorang paleontologist.
Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Fosil
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sendiri adalah jejak kehidupan masa lalu. Banyak yang mengira kalau
ketemu fosil Dinosaurus itu berupa tulang yang utuh, namun sebenarnya
yang sering ditemukan itu hanyalah bagian dari tulang, atau tulang-
tulang yang berserakan.
Dalam ilmu geologi, tujuan mempelajari fosil adalah untuk
mempelajari perkembangan kehidupan yang pernah ada di muka bumi
sepanjang sejarah bumi, mengetahui kondisi geografi dan iklim pada
zaman saat fosil tersebut hidup, menentukan umur relatif batuan yang
terdapat di alam didasarkan atas kandungan fosilnya, untuk menentukan
lingkungan pengendapan batuan didasarkan atas sifat dan ekologi
kehidupan fosil yang dikandung dalam batuan tersebut, untuk korelasi
antar batuan batuan yang terdapat di alam (biostratigrafi) yaitu dengan
dasar kandungan fosil yang sejenis/seumur.
1. Tipe dan jenis fosil
Menurut ahli paleontologi ada beberapa jenis fosil tetapi secara
umum ada dua macam jenis fosil yang perlu diketahui, yaitu: fosil
yang merupakan bagian dari organisme itu sendiri dan fosil yang
merupakan sisa-sisa aktifitasnya.
a. Tipe fosil yang berasal dari organismenya sendiri
Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang
terawetkan/tersimpan, dapat berupa tulangnya, daun-nya,
cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah
bagian dari tubuhnya yang “keras”. Dapat juga berupa
binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersipan. misalnya fosil
Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang
terjebak dalam amber (getah tumbuhan).
b. Tipe fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya
Fosil jenis ini sering juga disebut sebagai trace fosil (fosil
jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi
ada kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang
atau tumbuhan itu sendiri. Penyimpanan atau pengawetan fosil
cangkang dapat berbentuk cetakan, berupa cetakan bagian
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dalam (internal mould) dicirikan bentuk permukaan yang halus,
atau external mould dengan ciri permukaan yang kasar.
Keduanya bukan binatangnya yang tersiman, tetapi hanyalah
cetakan dari binatang atau organisme itu. Jejak lintasan kakinya
yang melangkah juga menunjukkan bagaimana binatang ini
beraktifitas, apakah suka berlari ataukan suka berjalan pelan-
pelan. Pemburu atau hunter merupakan pencari jejakyang
sangat mahir. Para pencari jejak ini sering diajak oleh
paleontologist untuk melihat jejak-jejak kaki binatang untuk
memperkirakan bagaimana cara binatang ini bergerak.
Ada tiga prinsip utama yang perlu diketahui dalam mempelajari
fosil, yaitu fosil mewakili sisa-sisa kehidupan dari suatu organisme,
hampir semua fosil yang ditemukan dalam batuan merupakan sisa-sisa
organisme yang sudah punah dan umumnya merupakan spesies yang
masa hidupnya tidak begitu lama, perbedaan spesies fosil akan dijumpai
pada batuan yang berbeda umurnya dan hal ini disebabkan karena
kondisi lingkungan bumi mengalami perubahan. Apabila kita telusuri
fosil-fosil yang terkandung dalam lapisan batuan, mulai dari lapisan
yang termuda hingga ke lapisan yang tertua, maka kita akan sampai
pada suatu lapisan dimana salah satu spesies fosil tidak ditemukan lagi.
Hal ini menandakan bahwa spesies fosil tersebut belum muncul (lahir)
atau spesies fosil tersebut merupakan hasil evolusi dari spesies yang
lebih tua atau yang ada pada saat itu. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa kemunculan suatu spesies merupakan hasil evolusi
dari spesies sebelumnya dan hal ini dapat kita ketahui melalui
pengamatan fosil-fosil yang terekam di dalam lapisan-lapisan batuan
sepanjang sejarah bumi.
Apabila penelusuran kita lanjutkan hingga ke lapisan batuan yang
paling tua, maka kita akan sampai pada suatu keadaan dimana tidak
satupun fosil ditemukan, apakah itu fosil yang berasal dari reptil,
burung, mamalia, vertebrata berkaki empat, tumbuhan darat, ikan,
cangkang, dan atau binatang lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ketiga prinsip utama diatas dapat kita sintesakan menjadi satu prinsip
yang berlaku secara umum yang disebut sebagai “Hukum Suksesi Fosil
(Hukum Suksesi Fauna)”. Berbagai jenis binatang dan tumbuhan yang
ditemukan sebagai fosil telah mengalami perubahan selama kurun
waktu dari sejarah bumi. Ketika kita menemukan fosil yang sama dalam
batuan yang lokasinya berbeda, maka kita tahu bahwa batuan tersebut
berumur sama. Pada awalnya penjelasan terhadap perubahan dan
pergantian berbagai jenis spesies yang hidup dimuka bumi dasarkan atas
pemikiran tentang suksesi bencana-alam atau katatrofisme yang secara
periodik merusak dan memusnahkan lingkungan hidup suatu organisme.
Setelah peristiwa katatrofisme maka akan muncul kehidupan yang baru
lagi.
Sebagai contoh diperlihatkan fosil jenis Archaeopteryx
lithographica yang dijumpai pada batuan berumur Jura. Fosil ini
tersusun dari rangka reptil yang didalamnya juga memiliki jari-jari
dengan cakar yang berada pada sayapnya, susunan tulang belakangnya
menerus hingga ke bagian ekor, serta memiliki gigi, dan seluruh
tubuhnya ditutupi oleh bulu. Kebanyakan dari fosil reptil yang dijumpai
pada batuan berumur Jura atau bahkan yang lebih tua dari Jura, ternyata
hanya fosil Archaeopteryx lithographica merupakan fosil yang
diketahui memiliki bulu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
fosil Archaeopteryx lithographica memiliki hubungan antara reptil dan
burung atau burung yang berasal dari keturunan reptil.
Sebagai ilustrasi, para ahli mempelajari fosil ancestor (fosil
nenek-moyang) dan fosil descendant (fosil keturunannya) disepanjang
umur geologi. Pada pertengahan abad ke 19, Charles Darwin dan Alfred
Wallace mengajukan suatu teori tentang spesies yang berasal dari
kehidupan yang lebih tua akan memberi keturunan yang lebih kuat
kepada spesies yang lebih muda.
Menurut Darwin, perubahan ini disebut sebagai evolusi spesies,
yang dipengaruhi oleh 4 proses, yaitu variasi (variation), re-produksi
(reproduction), persaingan (competition), dan daya-tahan (survival)
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dari spesies-spesies yang mampu beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi pada lingkungan hidupnya. Teori evolusi Darwin ini berlaku
untuk semua makluk hidup, baik untuk yang masih hidup maupun yang
sudah menjadi fosil. Penjelasan teori Darwin telah memberi sumbangan
pemikiran bagi ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan
suksesi yang terjadi pada suatu spesies yang teramati dari fosilnya yang
terekam dan terawetkan dalam batuan. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, maka teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
sebelumnya kemudian berkembang dan terkoreksi, hal ini mengingat
bahwa teori dibuat atas dasar fakta dan pengamatan. Dengan adanya
pengetahuan dan informasi baru, maka suatu teori dapat berkembang
dan berubah, demikian halnya dengan teori evolusi yang dikemukakan
oleh Charles Darwin. Informasi informasi baru yang mendukung konsep
dasar dari teori Darwin adalah bahwa dengan berjalannya waktu maka
seluruh kehidupan akan mengalami berubahan dan spesies yang lebih
tua merupakan nenek moyang (ancestor) dari spesies yang lebih muda
(descendant).
Spesies adalah salah satu yang paling mendasar dari klasifikasi
kehidupan. Diilustrasikan perkembangan (evolusi) dari satu spesies fosil
yang memperlihatkan hubungan antara spesies asalnya dengan spesies
turunannya (ancestor-descendant). Dapat kita lihat bentuk perubahan
dari satu spesies sepanjang umur geologi, yaitu mulai dari umur yang
tertua, yaitu kapur akhir, paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan yang
termuda umur pliosen . Sebagai catatan dapat dilihat bagaimana bentuk
bagian belakang (posterior) kerang menjadi lebih membulat pada
spesies yang lebih muda, dan bagian dari kedua cangkang shell yang
memiliki jaringan pengikat (ligament) yang lebih lebar. Para ahli
paleontologi memberi perhatian terhadap bentuk cangkang (shell) serta
anatomi detil dari bagian yang terawetkan sebagai penciri dari
cangkangnya. Pada gambar, nomor pada kolom disebelah kiri
menunjukkan umur geologi, yaitu pliosen, miosen, oligosen, eosen,
paleosen, dan kapur akhir. Hukum suksesi fauna (fosil) sangat penting
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
bagi para ahli geologi yang ingin mengetahui umur batuan saat
melakukan penelitian. Kehadiran fosil pada suatu singkapan batuan atau
batuan yang berasal dari inti bor dapat dipakai untuk menentukan umur
batuan secara akurat. Kajian yang rinci dari berbagai macam jenis
batuan yang diambil di berbagai lokasi akan menghasilkan beberapa
jenis fosil yang mempunyai kisaran hidup yang relatif pendek dan fosil
jenis ini disebut sebagai fosil indek.
Saat ini, binatang dan tumbuhan yang hidup di lingkungan laut
memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan yang hidup di
lingkungan darat, demikian juga dengan binatang atau tumbuhan yang
hidup di salah satu bagian yang ada di lingkungan laut atau di
lingkungan darat akan berbeda pula dengan binatang atau tumbuhan
yang hidup di lokasi lainnya pada lingkungan laut ataupun darat. Hal ini
menjadi suatu tantangan bagi para ahli untuk mengenalinya dalam
batuan yang umurnya sama ketika salah satu batuan diendapkan di
lingkungan darat dan batuan lainnya diendapkan pada lingkungan laut
dalam. Para ahli harus mempelajari fosil fosil yang hidup di berbagai
lingkungan sehingga diperoleh suatu gambaran yang lengkap dari
binatang ataupun tumbuhan yang hidup pada periode waktu tertentu di
masa lampau. Batuan yang mengandung fosil dipelajari baik di
lapangan maupun di laboratorium. Pekerjaan lapangan dapat dilakukan
dimana saja di dunia ini. Di laboratorium, sampel batuan yang akan di
analisa harus terlebih dahulu disiapkan melalui suatu prosedur baku.
Persiapan sampel batuan yang akan di analisa bisa memakan waktu satu
hari, satu minggu atau satu bulan. Sekali fosil diambil dari batuan, maka
fosil tersebut dapat dipelajari atau ditafsirkan. Sebagai tambahan, bahwa
batuan sendiri sebenarnya menyediakan banyak informasi yang berguna
tentang lingkungan dimana fosil tersebut terbentuk. Fosil dapat dipakai
untuk mengenal batuan yang berbeda umurnya. Ilmu yang mempelajari
lapisan batuan dan kandungan fosilnya disebut Biostratigrafi.
Pada hakekatnya untuk mempelajari sejarah bumi kita secara
tidak langsung mempelajari rekaman dari peristiwa-peristiwa masa lalu
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
yang tersimpan dan terawetkan di dalam batuan. Perlapisan batuan
disini dapat diumpamakan sebagai halaman-halaman dari suatu buku.
Hampir semua singkapan batuan yang ada dipermukaan bumi adalah
batuan sedimen. Sebagaimana diketahui bahwa batuan sedimen
terbentuk dari partikel-partikel batuan yang lebih tua yang hancur akibat
gerusan air atau angin. Partikel-partikel yang berukuran kerikil, pasir,
dan lempung ini melalui media air atau angin diangkut dan kemudian
diendapkan di dasar-dasar sungai, danau, atau lautan. Endapan sedimen
kemungkinan dapat mengubur binatang atau tanaman yang masih hidup
atau yang sudah mati di dasar danau atau lautan. Dengan berjalannya
waktu serta sering terjadinya perubahan lingkungan kimiawinya, maka
endapan sedimen ini kemudian akan berubah menjadi batuan sedimen
dan rangka binatang dan tumbuhan akan menjadi fosil.
Pada awal pertengahan tahun 1600-an, seorang ilmuwan bangsa
Denmark yang bernama Nicholas Steno mempelajari posisi relatif pada
batuan-batuan sedimen. Dia mendapatkan bahwa partikel-partikel yang
mempunyai berat jenis yang besar yang berada dalam suatu larutan
fluida akan mengendap terlebih dahulu ke bagian bawah sesuai dengan
urutan berat jenisnya yang lebih besar. Partikel yang besar dan memiliki
berat jenis yang besar akan diendapkan pertama kali sedangkan partikel
yang berukuran lebih kecil dan lebih ringan akan terendapkan
belakangan. Adanya perpedaan ukuran butir (partikel) atau komposisi
mineral akan membentuk suatu perlapisan. Perlapisan pada batuan
sedimen pada umumnya dapat dilihat dengan jelas, karena batuan
sedimen dibangun dari susunan partikel-partikel yang membentuk pola
laminasi dan selanjutnya membentuk perlapisan yang cukup tebal.
Setiap urutan (sekuen) lapisan batuan mempunyai arti bahwa lapisan
bagian bawah akan selalu lebih tua dibandingkan dengan lapisan
diatasnya. Hal ini dikenal sebagai “Hukum Superposisi”. Hukum
superposisi merupakan dasar untuk penafsiran sejarah bumi, karena
disetiap lokasi akan dicirikan oleh umur relatif dari lapisan-lapisan
batuan dan fosil yang ada didalamnya.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Perlapisan batuan terbentuk ketika partikel partikel yang diangkut
oleh media air atau angin melepaskan diri dan mengendap di dasar
cekungan. Hukum Steno “Original Horizontality” menyatakan bahwa
hampir semua sedimen, pada saat diendapkan untuk pertama kalinya
dalam posisi yang horisontal. Meskipun demikian, banyak perlapisan
batuan sedimen yang kita jumpai di alam tidak lagi dalam posisi
horisontal atau telah mengalami perubahan dari kondisi aslinya.
Perubahan posisi lapisan yang sudah tidak horisontal lagi pada
umumnya terjadi selama periode pembentukan pegunungan. Perlapisan
batuan disebut juga sebagai strata (berasal dari bahasa Latin) dan
stratigrafi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang strata. Oleh
karena itu foskus pelajaran stratigrafi pada mempelajari karakteristik
dari perlapisan batuan, termasuk di dalamnya mempelajari bagaimana
hubungan antara batuan dengan waktu.
Untuk dapat menyatakan umur suatu lapisan batuan, maka kita
harus mempelajari fosil-fosil yang ada pada batuan tersebut. Pada
hakekatnya, fosil menyediakan bukti-bukti dan peristiwa-peristiwa
penting yang pernah terjadi di bumi serta kapan peristiwa tersebut
berlangsung.
Istilah fosil seringkali mengingatkan orang pada Dinosaurus.
Dinosaurus yang kita kenal saat ini sebenarnya adalah gambar-gambar
yang hanya ada di dalam buku, film dan program televisi, serta tulang
belulang yang dipajang di banyak Musium. Reptil Dinosaurus
merupakan binatang yang mendominasi lebih dari 100 juta tahun diatas
bumi, mulai dari zaman Trias hingga akhir zaman kapur. Banyak
diantara Dinosaurus berukuran relatif lebih kecil, namun demikian pada
pertengahan masa mesozoikum, beberapa spesies Dinosaurus memiliki
bobot hingga mencapai 80 ton. Sekitar 65 juta tahun yang lalu (zaman
kapur), seluruh Dinosaurus yang ada di bumi punah. Alasan yang
mendasari kepunahan Dinosaurus secara cepat masih menjadi
perdebatan di kalangan para ahli. Meskipun semua orang tertarik pada
Dinosaurus, ternyata Dinosaurus hanya merupakan bagian terkecil saja
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dari jutaan spesies yang hidup atau pernah hidup di muka bumi. Dalam
kenyataannya bahwa fosil yang tercatat paling melimpah jumlahnya dan
mendominasi di muka bumi adalah fosil binatang yang memiliki
cangkang (shell) serta fosil dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang
berukuran sangat kecil. Sisa-sisa binatang atau tumbuhan tersebut
tersebar luas didalam batuan sedimen dan merupakan fosil yang paling
banyak dipelajari oleh para ahli paleontologi.
Pada abad ke 18 dan 19, seorang ahli geologi berkebangsaan
Inggris William Smith dan ahli paleontologi Georges Cuvier dan
Alexandre Brongniart dari Perancis, menemukan batuan-batuan yang
berumur sama serta mengandung fosil yang sama pula, walaupun
batuan-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh. Mereka kemudian
menerbitkan peta geologi berskala regional dari daerah yang batuannya
mengandung fosil yang sama. Melalui pengamatan yang teliti pada
batuan serta fosil yang dikandungnya, mereka juga mampu mengenali
batuan-batuan yang umurnya sama pada lokasi yang berlawanan di selat
Inggris. William Smith juga mampu menerapkan pengetahuannya
tentang fosil dalam setiap pekerjaan secara praktis di lapangan. Sebagai
seorang teknisi, William Smith adalah orang yang berhasil membangun
sebuah kanal di Inggris yang kondisi medannya tertutup oleh vegetasi
yang cukup lebat serta singkapan batuan yang sangat sedikit. Untuk itu
ia harus mengetahui batuan batuan apa saja yang ada di dalam dan
diatas bukit, karena melalui bukit inilah kanal akan dibangun. William
Smith dapat mengetahui berbagai jenis batuan yang akan dijumpai
dibawah permukaan dengan cara mengkaji fosil-fosil yang diperoleh
dari batuan-batuan yang tersingkap di lereng lereng bukit dengan cara
menggali lubang kecil untuk mengambil fosil. Dengan mengetahui jenis
batuan yang ada, maka dia mampu memperkirakan biaya dan alat apa
yang akan dipakai untuk pekerjaan tersebut. Seperti halnya dengan
William Smith dan lainnya, pengetahuan suksesi dari bentuk kehidupan
yang terawetkan sebagai fosil sangat berguna untuk memahami
bagaimana dan kapan suatu batuan terbentuk.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fosil dalam paleontologi terbagi 3 jenis, yaitu:
a. Fosil makro/besar (macrofossil)
Merupakan jenis fosil yang dapat dilihat dengan mata biasa karena
berukuran megaskopis.
b. Fosil mikro/kecil (mickrofossil)
Jenis fosil yang hanya dapat dilihat dengan bantuan alat pembesar
atau mikroskop dikarenakan ukurannya yang mikroskopis.
c. Fosil nano (nanofossil)
Fosil yang lebih kecil ukurannya dari fosil mikro, sebagian besar
merupakan fosil-fosil DNA hewan purba.
Selain itu dalam ilmu paleontologi juga terdapat beberapa syarat
terbentuknya fosil, yaitu sebagai berikut:
a. Mempunyai bagian yang keras.
b. Segera terhindar dari proses-proses kimia yaitu oksidasi dan
reduksi.
c. Tidak menjadi mangsa binatang lain.
d. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus, agar tidak larut.
e. Terawetkan pada batuan sedimen. Meskipun fosil biasanya terdapat
pada batuan sedimen, akan tetapi kemungkinan kecil fosil juga bisa
terdapat pada batuan metamorf.
f. Terawetkan dalam waktu geologi, minimal berumur 11.000 tahun.
Sedangkan untuk berbagai proses yang mempengaruhi
terbentuknya fosil adalah sebagai berikut:
a. Histomebasis, yaitu penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan
dengan pengisian oleh mineral lain, contohnya mineral silika,
dimana fosil tersebut diendapkan.
b. Permineralisasi, yaitu proses histomebasis pada fosil binatang.
c. Rekristalisasi, proses berubahnya seluruh atau sebagian tubuh fosil
akibat unsur kimia yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari
tubuh fosil yang non-kristalin akan mengikat agregat tubuh fosil itu
sendiri sehingga menjadi kristalin.
d. Replacement atau mineralisasi atau petrifikasi
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Dehydrasi atau leaching atau pelarutan
f. Mold atau disebut juga depression yaitu fosil berongga dan terisi
mineral lempung.
g. Trail dan track, trail yaitu cetakan atau jejak-jejak kehidupan
binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halus.
Sedangkan track sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar.
Kemudian ada istilah burrow, yaitu lubang-lubang tempat tinggal
yang ditinggalkan binatang purba.
Berdasarkan tipe pengawetannya, fosil dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Fosil Tak Berubah
Fosil tak berubah adalah organisme atau hewan yang terawetkan,
namun komposisi semula tidak berubah. Contohnya adalah cangkang
kerang yang terawetkan pada batu lempung, komposisinya tetap CaCO3.
2. Fosil Terubah
Fosil terubah ada tiga, yaitu :
a. Permineralisasi
Merupakan bagian organisme asli yang porous (bagian organisme
yang lunak) yang terisi oleh mineral-mineral sekunder. Akibat dari
penambahan mineral sekunder, fosil-fosil sering menjadi lebih berat
dan lebih awet dari bagian yang tidak mengalami permineneralisasi.
Contohnya adalah :
1) Fosil kayu yang mengalami silisifikasi.
2) Fosil hewan yang mengalami proses piritisasi.
b. Replacement (penggantian)
Ada mineral sekunder yang menggantikan semua material suatu fosil
yang asli, hasilnya adalah jiplakan fosil asli yang hampir sempurna.
Contohnya ialah kayu yang tersilisifikasi sempurna di daerah
Wonosari.
c. Rekristalisasi, dalam proses ini setiap butiran yang sangat halus dari
mineral asli dari suatu bagian yang keras mengalami reorganisasi
(penyusunan kembali) ke dalam kristal-kristal yang lebih besar dari
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mineral sebelumnya. Biasanya tidak ada mineral yang baru masuk
atau keluar, akibatnya tidak ada perubahan bentuk luar dari bagian
yang keras. Walupun demikian, ada beberapa struktur dalam bagian
yang rusak.
3. Fosil Berupa Fragmen
Fosil berupa fragmen –fragmen dimana fragmen itu dapat
berubah dan tidak berubah.
4. Fosil yang Berupa Jejek atau Bekas
Tidak semua fosil yang terawetkan siap dikenal, sering hanya
terdapat bukti-bukti tidak langsung yang berasal dari jejek fosil yang
ada untuk diinterpretasikan. Contoh dari fosil yang berupa jejak atau
bekas antara lain :
a. Mold
Apabila bagian keras dari hewan semuanya terlarutkan, lalu lapisan
batuan sedimen melingkupinya, cetakan tersebut disebut mold. Mold
ada dua, yaitu :
1) External mold, apabila yang tercetak bagian luar.
2) Internal mold, apabila yang tercetak bagian dalam.
Gambar 5.1Mold
b. Cast
Mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk jiplakan yang
secara kasar sama dengan yang asli. Cetakan tersebut disebut
cast. Cast ada dua, yaitu :
1) External cast
2) Internal cast
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5.2 Cast
c. Imprint
Imprint biasanya terbentuk bila organisme tercetak didalam, dan
terdiri dari :
1) Sedimen halus
Sedimen yang terjadi secara alamiah materi yang diuraikan oleh
proses pelapukan.
2) Pasir halus
Pasir halus harus terdiri dari pasir alam atau pasir batu pecah.
3) Lumpur
Gambar 5.3Imprint
d. Track
Track terbentuk karena sesuatu perpindahan organisme diatas
permukaan sedimen-sedimen lunak. Track dapat juga diartikan
sebagai suatu jejak yang berupa tapak.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5.4Track
e. Trail
Trail terbentuk karena sesuatu perpindahan organisme diatas
permukaan sedimen-sedimen lunak. Dan juga trail dapat diartikan
sebagai jejak yang berupa seretan. Istilah ini paling banyak
digunakan untuk digunakan untuk menetahui tentang jejak makhluk
hidup pada zaman dulu.
Gambar 5.5Trail
f. Burrow
Burrow adalah jejak dari organisme penggalinya. Lubang atau bahan
galian yang ditinggalkan oleh suatu organisme sering terawetkan
oleh pengisian pada lubang dengan sedimen komposisi yang berbeda.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 5.6Burrow
g. Coprolite
Coprolite adalah fosil yang berupa kotoran dari hewan. Digunakan
oleh para ahli geologi untuk menentukan tempat hidupnya, apa
makannya, dan ukuran relatifnya. Coprolite dapat jua digunakan oleh
para ahli untuk menentukan ditahun berapa hewan tersebut hidup,
dan berapa lama hewan tersebut dapat bertahan. Disamping itu
coprolite dapat juga mengetahui umur dari binatang itu sendiri.
Gambar 5.7Coprolite
h. Fosil Kimia
Fosil kimia adalah jejak asam organik seperti yang dapat dijumpai
dalam sedimen prakambrium sebagai suatu fosil kimia.
Karena fosil merupakan sisa organisme, fosil diklasifikasikan
seperti organisme didalam biologi. Tetapi karena fosil hanya wakil dari
bagian yang keras, kama klasifikasi fosil terutama didasarkan pada
faktor morfologi dari bagian yang keras tersebut.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Usia fosil bisa ditentukan dengan metode peluruhan radioaktif.
Unsur yang sering digunakan untuk kegiatan ini adalah atom karbon-14
(C-14). Setiap mahluk hidup (manusia, binatang dan tumbuhan) dan
benda mati di Bumi ini mengandung karbon-14. C-14 mempunyai
waktu paruh 5.730 tahun, maksudnya jika dalam tubuh mahluk hidup
terdapat 1000 atom C-14, 5.730 tahun setelah mahluk hidup itu mati,
jumlah atom C-14 akan berkurang setengahnya menjadi 500. 5.730
tahun berikutnya atau 11.460 tahun kemudian jumlahnya tersisa 250 dan
seterusnya. Dengan mengukur jumlah C-14 yang terkandung pada fosil,
umur fosil bisa ditentukan. Untuk rekaman sepanjang sejarah, metode
ini cukup baik dengan penyimpangan akurasi sekitar beberapa ratus
tahun. Untuk penentuan usia fosil jaman prasejarah, digunakan unsur
lain seperti rubidium-87 yang waktu paruhnya 50 juta tahun atau
samaryum-147 yang mempunyai waktu paruh selama 100 juta tahun.
Jika atom karbon-14 melapuk menjadi nitrogen-14, satu neutron pecah
menjadi satu proton, yang tetap tinggal, dan satu elektron, yang
dipancarkan sebagai partikel beta. Di atmosfer bagian atas, sinar kosmis
berenergi tinggi menciptakan neutron yang mengebom atom-atom
nitrogen. Tiap benturan membuat satu atom karbon-14 dan satu proton.
Dalam penggalian paleontologi, lapisan paling dalam biasanya
lapisan yang paling tua. Fosil yang terdapat di situ kandungan karbon-
14 radioaktifnya semakin kurang bila dibandingkan dengan lapisan
muda yang lebih atas.
Cara menentukan umur fosil dinosaurus:
a. Stratigrafi. Ini yang paling kuno. Mempelajari berapa dalamnya fosil
terkubur. Fosil dinosaurus biasanya ditemukan dalam batuan
endapan. Lapisan batuan endapan terbentuk secara berkala saat bumi
mengendapkan material secara horizontal seiring berjalannya waktu.
Lapisan baru pasti ada di atas lapisan lama yang lebih tua, sambil
menekan lapisan dibawahnya hingga menjadi batu. Ilmuan dapat
memperkirakan jumlah waktu yang telah lewat sejak lapisan yang
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mengandung fosil terbentuk. Secara umum, semakin dalam batuan
dan fosil berada, semakin tua usianya.
b. Pengamatan fluktuasi medan magnet bumi. Tiap lapisan batuan
memiliki medan magnet berbeda karena seiring waktu medan
magnet bumi terus bergeser.
c. Melakukan penghitungan radioisotop dari batuan beku disekitar
fosil. Batuan2 beku ini memiliki sedikit unsur radioaktif (sangat
sedikit tapi mampu dideteksi oleh alat yang sangat peka). Dan unsur
radioaktif selalu meluruh seiring waktu. Ambil contoh uranium-235
yang meluruh menjadi separuhnya dalam 700 juta tahun. Ia meluruh
menjadi Timbal-207. Dengan membandingkan jumlah unsur
uranium-235 dan Timbal-207 dalam batuan tersebut, kita dapat
menentukan usia batuan beku tersebut. Potasium-40 yang meluruh
menjadi argon-40 juga dapat dipakai untuk menentukan usia fosil.
Kadang juga ditemukan carbon-14. Ia meluruh jadi separuhnya
hanya dalam 5.568 tahun. Ini terlalu pendek untuk dinosaurus, tapi
bermanfaat untuk menentukan usia fosil yang terentang dari 50 ribu
hungga 60 ribu tahun lalu, seperti manusia purba dan hewan zaman
es. Penentuan usia dengan radioisotop tidak dapat dipakai langsung
pada fosil karena mahluk hidup tidak memuat unsur radioaktif.
Untuk menentukan usia fosil, lapisan lelehan (batuan gunung berapi)
dibawah fosil (sebelum fosil ada) dan di atasnya (setelah dinosaurus
mati) yang diperiksa. Hasilnya adalah rentang waktu perkiraan kapan
dinousarus itu hidup. Jadi, dinosaurus ditentukan waktunya
berdasarkan letusan gunung berapi.
d. Memakai fosil penunjuk - beberapa fosil umum sering berdampingan
dengan dinosaurus. Contohnya brachiopoda yang menunjukkan
zaman kambria, trilobita dari zaman pra kambria dan awal
paleozoikum, amonita dari zaman trias dan yura yang kemudian
punah pada perbatasan kuaterner-tersier, beragam jenis nanofosil dan
sebagainya. Idealnya keempat metode harus dipakai sekaligus
sehingga hasilnya teliti.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Salah satu manfaat atau kegunaan dari fosil yaitu sebagai bahan
bakar, disebut sebagai bahan bakar fosil atau bahan bakar tak terbarui.
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam
yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas
alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan
pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan
juga pembakaran kayu atau peat untuk panas. Ketika menghasilkan
listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali digunakan
untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali menggunakan uap
yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di
pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk memutar
turbin gas secara langsung. Batubara sebagai salah satu contoh bahan
bakar fosil. Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan
sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah satu gas
rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah
kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh
dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah
karbon dioksida di udara.
Pada masa sekarang ini pemakaian bahan bakar yang bersumber
dari fosil sudah sangat beragam, hal ini berimbas pada tingginya jumlah
permintaan bahan bakar yang ujung-ujung nya berdampak pada
langkanya jumlah bahan bakar fosil di pasaran. Apabila jumlah
permintaan akan bahan bakar fosil terus meningkat, maka dalam waktu
dekat cadangan bahan bakar dunia akan segera habis.
Bahan bakar fosil merupakan jenis bahan yang jumlahnya terbatas
dan tidak dapat diperbarui, oleh karena itu sudah seharusnya umat
manusia menggunakannya dengan bijak dan hemat. Selain itu, dewasa
ini sudah banyak usaha untuk mengganti bahan bakar fosil dengan
bahan bakar organik yang dapat diperbarui.
5.2. Geologi Struktur
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi
tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta
susunan internalnya.
Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas
pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan
mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat
kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa
lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu
dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk
menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang
berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah
menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan
kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.
Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana
proses terjadinya maka sangatlah perlu diadakan pengamatan secara
langsung. Hal ini akan memudahkan dalam pemahaman serta dapat
mengetahui secara langsung struktur geologi yang ada.
5.2.1. Geometri Unsur Struktur
Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya
terdiri dari dua unsur geometris yaitu :
a. Geometris Bidang / Struktur Bidang
1) Bidang perlapisan
2) Kekar
3) Sesar
4) Foliasi
5) Sumbu lipatan.
b. Geometris Garis/ Struktur Garis
1) Gores-garis
2) Perpotongan dua bidang
3) Liniasi.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan
geometri struktur bidang dan struktur garis seperti masalah besaran
arah dan sudut, jarak dan panjang dari struktur bidang dan struktur
garis, misalnya ; menentukan panjang dari segmen garis, sudut
antara dua garis, sudut antara dua bidang, sudut antara gars dan
bidang, jarak titik terhadap bidang, jarak titik terhadap garis.
Kelemahan dari metode ini adalah ketelitiannya sangat
tergantung pada faktor-faktor yaitu skala penggambaran, ketelitian
alas gambar dan tingkat keterampilan sipengambar.Namun
dibandingkan dengan metode-metode proyeksi yang lain (proyeksi
perspektif dan proyeksi seterografi), metode ini lebih cepat untuk
memecakan masalah struktur bidang dan struktur garis, karena
secara langsung berhubungan dengan kenampakan tiga dimensi,
sehingga mullah dipahami.
Di dalam metode grafis ini, struktur bidang dan struktur
garis digambarkan pada bidang proyeksi (bidang horisontal dan
vertikal) dengan cara menarik garis¬-garis proyeksi yang tegak
lurus terhadap bidang proyeksi dan saling sejajar satu sama lain.
Definisi istilah-istilah dalam proyeksi orothografi :
a. Image Plane (IP) adalah bidang yang tegak lurus garis pandang,
terletak antara mata si pengamat dengan objek yang akan
digambar.
b. Line of Sight (LS) adalah suatu garis yang berasal dari mata si
pengamat sampai kesuatu titik tertentu dalam obyek, dan
sifatnya saling sejajar.
c. Horizontal Plane (HP) adalah bidang khayal yang kedudukannya
horisontal dan merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
mempunyai ketinggian sama Garis proyeksi dari suatu titik
sifatnya akan vertikal dan tegak lurus terhadap bidang ini.
d. Front Plane (FP) adalah bidang khayal yang kedudukannya
vertikal dan tegak lurus terhadap bidang horisontal. Garis
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
proyeksi yang ditarik dari suatu titik sifatnya horisontal dan
tegak lurus terhadap bidang ini.
e. Profile Plane (PP) adalah bidang khayal yang kedudukannya
vertikal dan tegak lurus terhadap "Horizontal Plane" (HP) dan
"Front Plane" (FP). Garis vertikal yang ditarik dari suatu titik,
sifatnya horisontal dan tegak lurus terhadap bidang ini.
f. Folding Line (FL) adalah garis khayal yang merupakan
perpotongan dua bidang proyeksi. Garis ini berfungsi sebagai
sumber putar bidang proyeksi vertikal sehingga kedudukannya
menjadi horisontal. Prinsip ini merupakan salah satu dasar dari
proyeksi orthografi yang merubah gambaran tiga dimensi
menjadi dua dimensi.
Yang termasuk unsur geologi adalah : gores-garis, perlapisan,
kekar, lipatan, sesar, dan lainnya.
Berdasarkan pengertian geometri, struktur geologi dibedakan 2,
yaitu :
1. Struktur Bidang
Struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan
kedudukan yang dapat diamati secara langsung atau hanya didapatkan
dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang.
2. Struktur Garis
Struktur yang mempunyai arah dan kedudukan. Contoh : garis
perpotongan dua bidang perlapisan, garis poros lipatan, gores garis pada
bidang sesar.
Geologi dapat juga dilihat secara langsung atau dapat pula dikenai
secara tidak langsung. Pengenalan geologi struktur secara tidak langsung
juga dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :
1. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip
2. Interprestasi peta topografi, yaitu dari kenampakan gejala struktur
sungai, pelurusan morfologi dan garis kontur juga pola garis kontur.
3. Photo udara
4. Pemboran
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5. Geofisika
Berdasarkan sifat – sifat yang dimiliki oleh batuan, kita dapat
menetukan metodenya, yaitu dengan metode :
1. Grafity
2. Geoelektrik
3. Seismik
4. Magnetic
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses suatu
pembentukan struktur geologi dari batuan yaitu, Sifat elastisitas batuan,
resistivity, plastisitas dan viskositas. Faktor-faktor lain seperti, Pori-pori
batuan dan tekstur batuan.
Suatu struktur geologi dapat terbentuk akibat suatu gaya-gaya yang
terjadi, yaitu:
1. Tensi (gaya tarik)
2. Kompresi (gaya tekan)
3. Kopel (gaya ganda)
4. Torsi (gaya Putar)
Gaya berupa kompresi dapat menghasilkan struktur berupa
perlipatan, pensesaran, dan penunjaman. Sedangkan gaya berupa tensi
menghasilkan struktur berupa patahan.
Gambar 5.10Lipatan
Bentuk-bentuk geometri yang terdapat pada kulit bumi yang
terbentuk oleh pengaruh gaya-gaya endogen, baik berupa tekanan maupun
tarikan. Para ahli menyebutnya struktur geologi, dan dikenal dengan kekar,
sesar dan lipatan .
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kekar (Joint) adalah rekahan atau patahan pada lapisan batuan yang
terjadi akibat pengaruh gaya-gaya endogen baik tekanan maupun tarikan,
tanpa mengalami perpindahan tempat.
1. Jenis Kekar
a. Kekar gerus (shear joint) adalah Kekar pada batuan yang terjadi
akibat tekanan.
b. Kekar tarik (tension joint) adalah Kekar pada batuan yang terjadi
akibat
c. tarikan.
Gambar 5.11Kekar
Sesar (faults) adalah rekahan atau patahan pada lapisan batuan yang
terjadi akibat pengaruh gaya-gaya endogen baik tekanan maupun tarikan
dan mengalami perpindahan tempat (dislokasi).
1. Jenis Sesar
a. Sesar normal atau turun (gravity fault)
b. Sesar naik (thrust fault)
c. Sesar mendatar atau geser (horizontal atau strike slip fault)
Gambar 5.12Sesar
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Lipatan (folds) adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk
lipatan atau gelombang (lengkungan) yang terbentuk akibat gaya endogen
berupa tekanan.
1. Jenis Lipatan
a. Lipatan tegak atau setangkup (upright fold atau symmetrical fold)
b. Lipatan tidak setangkup (asymmetrical fold)
c. Lipatan miring atau menggantung (inclined fold atau overturned fold)
d. Lipatan rebah (recumbent fold)
e. Antiklin (anticline)
f. Sinklin (syncline)
Gambar 5.13Antiklin dan Sinklin
1. Prinsip Dasar Mekanika Batuan
Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme
pembentukan suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila
kita memahami prinsip-prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang
konsep gaya (force), tegasan (stress), tarikan (strain) dan faktor-faktor
lainnya yang mempengaruhi karakter suatu materi.
a. Gaya (force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah
pergerakan suatu benda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap
suatu benda (seperti gaya gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja
hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya
yang bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan bumi). Gaya
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua
obyek/materi yang ada di sekeliling kita. Besaran (magnitud) suatu
gaya gravitasi adalah berbanding lurus dengan jumlah materi yang
ada, akan tetapi magnitud gaya di permukaan tidak tergantung pada
luas kawasan yang terlibat. Satu gaya dapat diurai menjadi 2
komponen gaya yang bekerja dengan arah tertentu, dimana
diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut. Gaya yang bekerja diatas
permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak lurus
dengan bidang permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan.
Pada kondisi 3 dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi
menjadi dua komponen membentuk sudut tegak lurus antara satu
dengan lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan menjadi tiga komponen
gaya, yaitu komponen gaya X, Y dan Z.
2. Tekanan Litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air
dikenal sebagai tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami
oleh suatu benda yang berada di dalam air adalah berbanding lurus
dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau volume air yang
dipindahkannya.
Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di
dalam air, maka batuan yang terdapat di dalam bumi juga mendapat
tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan tetapi
tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan
hal ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat
tekanan yang sangat besar yang dikenal dengan tekanan litostatik.
Tekanan litostatik ini menekan kesegala arah dan akan meningkat ke arah
dalam bumi.
3. Tegasan (Stress forces)
Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan
dari suatu benda. Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi
yang terjadi pada batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari
luar.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tegasan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada
luasan suatu permukaan benda dibagi dengan luas permukaan benda
tersebut.
Penyebab deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/ luas).
Oleh karena itu untuk memahami deformasi yang terjadi pada batuan, maka
kita harus memahami konsep tentang gaya yang bekerja pada batuan.
Tegasan (stress) dan tegasan tarik (strain stress) adalah gaya gaya yang
bekerja di seluruh tempat dimuka bumi.
Salah satu jenis tegasan yang biasa kita kenal adalah tegasan yang
bersifat seragam (uniform- stress) dan dikenal sebagai tekanan (pressure).
Tegasan seragam adalah suatu gaya yang bekerja secara seimbang kesemua
arah. Tekanan yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan beban yang
menutupi batuan adalah tegasan yang bersifat seragam. Jika tegasan kesegala
arah tidak sama (tidak seragam) maka tegasan yang demikian dikenal sebagai
tegasan diferensial.
Tegasan diferensial dapat dikelompokaan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tegasan tensional (tegasan extensional) adalah tegasan yang dapat
mengakibatkan batuan mengalami peregangan atau mengencang.
2. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan
mengalami penekanan.
3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.
Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya
tarikan akan merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan.
Tahapan deformasi terjadi ketika suatu batuan mengalami peningkatan gaya
tegasan yang melampaui 3 tahapan pada deformasi batuan.
1. Hubungan Antara Lipatan dan Patahan
Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap
gaya tegasan yang bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian
kita juga dapat memperkirakan bahwa beberapa batuan ketika terkena
gaya tegasan yang sama akan terjadi retakan atau terpatahkan, sedangkan
yang lainnya akam terlipat. Ketika batuan-batuan yang berbeda tersebut
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
berada di area yang sama, seperti batuan yang bersifat lentur menutupi
batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas kemungkinan akan
terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau
terlipat diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang
bersifat lentur mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi,
maka batuan tersebut kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu
kemudian akan mengalami pensesaran, membentuk suatu patahan.
Gambar 5.14Dragfold
1. Patahan atau Sesar (faults)
Patahan atau sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan,
rekahan dan sebagainya. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar atau
patahan dapat dikenal melalui :
a. Gawir sesar atau bidang sesar.
b. Breksiasi, gouge, milonit.
c. Deretan mata air
d. Sumber air panas
e. Penyimpangan atau pergeseran kedudukan lapisan;
f. Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan
dan sebaginya.
Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis atau tipe tergantung
pada arah relatif pergeserannya. Selama patahan atau sesar dianggap
sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan kemiringan juga dapat
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar
dapat diukur dan ditentukan.
a. Dip slip faults, adalah patahan yang bidang patahannya menyudut
(inclined) dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang
patahannya
atau offset terjadi disepanjang arah kemiringannya. Sebagai catatan
bahwa ketika kita melihat pergeseran pada setiap patahan, kita tidak
mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya bergerak atau jika
kedua sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan melalui
pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan yang yang
mempunyai kemiringan, maka dapat kita tentukan bahwa blok yang
berada diatas patahan sebagai hanging wall block dan blok yang
berada dibawah patahan dikenal sebagai footwall block.
b. Normal faults, adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan
tensional horisontal pada batuan yang bersifat retas dimana
hangingwall block telah mengalami pergeseran relatif ke arah bagian
bawah terhadap footwall block.
c. Horsts dan gabens, dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi
sebagai akibat dari tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar
normal yang berpasang- pasangan dengan bidang patahan yang
berlawanan. Dalam kasus yang demikian, maka bagian dari blok-blok
yang turun akan membentuk graben sedangkan pasangan dari blok-blok
yang terangkat sebagai horst. Contoh kasus dari pengaruh gaya tegasan
tensional yang bekerja pada kerak bumi pada saat ini adalah east african
rift valley suatu wilayah dimana terjadi pemekaran benua yang
menghasilkan suatu rift. Contoh lainnya yang saat ini juga terjadi
pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat Amerika
Serikat, yaitu di Nevada dan Utah.
d. Half grabens, adalah patahan normal yang bidang patahannya
berbentuk lengkungan dengan besar kemiringannya semakin
berkurang kearah bagian bawah sehingga dapat menyebabkan blok
yang turun mengalami rotasi.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Reverse faults, adalah patahan hasil dari gaya tegasan kompresional
horisontal pada batuan yang bersifat ketas, dimana hangingwall block
berpindah relatif kearah atas terhadap footwall block.
f. A thrust fault, adalah patahan reverse fault yang kemiringan bidang
patahannya lebih kecil dari 150. Pergeseran dari sesar thrust fault dapat
mencapai hingga ratusan kilometer sehingga memungkinkan batuan
yang lebih tua dijumpai menutupi batuan yang lebih muda.
g. Strike slip faults, adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah
horizontal mengikuti arah patahan. Patahan jenis ini berasal dari
tegasan geser yang bekerja di dalam kerak bumi. Patahan jenis strike
slip fault dapat dibagi menjadi dua tergantung pada sifat
pergerakannya. Dengan mengamati pada salah satu sisi bidang patahan
dan dengan melihat kearah bidang patahan yang berlawanan, maka
jika bidang pada salah satu sisi bergerak kearah kiri kita sebut sebagai
patahan left lateral strike slip fault. Jika bidang patahan pada sisi
lainnya bergerak ke arah kanan, maka kita namakan sebagai right
lateral strike slip fault. Contoh patahan jenis strike slip fault yang
sangat terkenal adalah patahan San Andreas di California dengan
panjang mencapai lebih dari 600 km.
h. Transform faults, adalah jenis patahan strike slip faults yang khas
terjadi pada batas lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan
satu dan lainnya secara horisontal. Jenis patahan transform umumnya
terjadi di pematang samudra yang mengalami pergeseran (offset),
dimana patahan transform hanya terjadi diantara batas kedua
pematang, sedangkan dibagian luar dari kedua batas pematang tidak
terjadi pergerakan relatif diantara kedua bloknya karena blok tersebut
bergerak dengan arah yang sama. Daerah ini dikenal sebagai zona
rekahan (fracture zones).
Bataun yang mengalami gaya (stress) akan berubah atau mengalami
perubahan. Dalam geologi, hal ini tersebut dinamakan dengan deformasi,
yang terdiri atas :
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Dilatasi
Dilatasi ialah perubahan volume banda akibat berbeda dengan
bentuk semula (berubah) atau berlainan dengan bentuk semuala, namun
strukturnya tetap.
2. Distorsi
Distorsi adalah berubahan volume benda yang berbeda dengan
bentuk semula dan strukturnya juga berubah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu proses didalam
pembentukan struktur geologi dari sutau batuan, yaitu :
1. Sifat elastisitas bahan
2. Resistiviti
3. Plastisitas
4. Viskositas
5. Pori-pori dari batuan
6. Tekstur batuan
Seperti yang telah kita ketahui, bumi terdiri dari berbagai lapisan
batuan. Seperti yang telah dijelaskan didalamnya, gaya yang bekerja
menyebabkan batuan-batuan terangkat dan terlipat apabila terkena proses
seperti erosi dan pelapukan yang akan membuat batuan tersebut akan
tersingkap ke permukaan bumi.
Dari adanya singkapan-singkapan batuan tersebut, dapat diketahui
keadaan geologi struktur suatu daerah yang meliputi :
1. Penyebaran batuan
2. Penyebaran struktur
3. Penyebaran morfologi
Pola singkapan tergantung dari tiga hal, yaitu :
1. Tabel lapisan
2. Besarnya kemiringan (dip) lipatan
3. Topografi, morfologi dan bentuk struktur lipatan
Dalam mempelajari geologi struktur, tentu tidak akan lepas dari
pemahaman mengenai struktur bidang dan jenis-jenis kenampakannya.
Struktur bidang dalam struktur geologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Struktur Bidang Rill
Struktur bidang rill adalah bentuk dan kedudukannya dapat
diamati dan dianalisa secara langsung di lapangan yang berupa :
a. Bidang perlapisan
b. Bidang ketidakselarasan
c. Sesar (bidang sesar)
d. Bidang foliasi
e. Bidang sayap lipatan
2. Struktur Semu
Struktur semu adalah struktur dan kedudukannya hanya bisa kita
ketahui dengan menggunakan analisa struktur yang berasal dari bidang
rill yang lainnya. Contohnya adalah bidang lipatan.
Perlapisan miring (bidang miring) adalah suatu kedudukan garis
yang dinyatakan dengan :
1. Bearing, yaitu sudut horizontal antara suatu garis dengan koordinat
tertentu, biasanya utara-selatan.
2. Pluge, yaitu sudut pertikal yang diukur kearah bawah pada bidang
vertikal antara horizontal dan garis.
Dalam mengamati keadaan geologi, ada beberapa yang perlu
diketahui, yaitu :
1. Pembuatan Penampang Geologi
Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara
vertical, sehingga diketahui hubungan satu dengan lainya. Dalam
pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian
rupa, sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan
geologinya secara vertikal. Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur
yang arahnya tegak lurus terhadap jurus umum lapisan batuan, sehingga
dalam penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang
asli (true dip). Namun pembuatan penamapang terkadang juga melalui
jalur yang tidak tegak lurus terhadap jurus lapisan batuan maka disini
penggambaran besar kemiringan lapisannya adalah merupakan
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai dengan
arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.
Adapun rekonstroksinya, yaitu :
a. Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan
(tegak lurus atau tidak).
b. Buat base line yang panjangnya sama dengan panjang garis
penampang peta geologi.
c. Buat end line dan berikan angka – angka yang menunjukan
ketinggian sesuai dengan skalanya.
d. Buat profile line dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang
terpotong garis penampang, dan kemudian hubungkan.
e. Gambarkan keadaan geologinya meliputi batas lapisan, batas struktur
dan lainnya yang terpotong oleh garis penampang.
2. Metoda Statistik
Metoda statistik yakni suatu metoda yang diterapkan untuk
mendapatkan kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari
sejumlah data acak satu jenis struktur. Kemudian dapat diketahui
kecenderungan -kecenderungan, bentuk pola ataupun kedudukan umum
dari jenis struktur yang sedang dianalisa. Metoda statistik yang sering
atau umum dipakai dalam kegiatan analisa struktur, terdiri dari dua
metoda, yang pengelompokannya, didasarkan atas banyaknya parameter
yang akan diketahui hasil statistiknya. Metoda statistik dengan satu
parameter yakni pembuatan diagram yang didasarkan dengan sejumlah
data struktur yang hanya memiliki satu parameter saja. Metoda statistik
dengan dua parameter yakni pembuatan diagram-diagram, bedasarkan
sejumlah data struktur yang memiliki parameter.
a. Diagram Kipas
Tujuan diagram ini dimaksudkau untuk mengetahui arah kelurusan
umum dari unsur–unsur struktur yang data-datanya, hanya terdiri dari
satu unsur pengukuran. Tabulasi data-data pengukuran yang
terkumpul dimasukan kedalam suatu. Table (tabulasi data), dengan
tujuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan diagramnya.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dalam hal ini jumlah data tidak terdapat batasan mengenai
banyaknya data yang harus dikumpulkan. Semakin banyak data
lapangan dalam analisa, maka hasilnya akan mendekati keadaan
sebenarnya. Pembuatan diagram kipas dari pemasukan data-data
pengukuran kedalam data suatu tabel diperoleh presentase
maksimum 24%. Harga ini dipakai sebgai patokan untuk menetukan
panjang jari–jari diagram setengah lingkaran. Panjang jari–jari dari
harga maksimum 24% = 6 cm. kemudian panjang jari–jari tersebut
dibagi enam sehingga, setiap satu interval berharga 4%. Selanjutnya
dari setiap interval dibuat busurnya, dengan pusat titik nol dan
panjang jari–jari sama, dengan interval yang bersangkutan.
Kemudian bagilah sisi paling luar dari busur sesuai dengan
pembagian arahnya. Melalui pembagian interval tersebut tariklah
garis- garis kearah pusat busur.
b. Diagram Roset
Tujuan diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan
umum dari unsur–unsur struktur yang data – datanya hanya memiliki
satu pengarahan. Tabulasi data–data pengukuran lapangan yang
terkumpul dimasukan kedalam suatu table dengan tujuan untuk
mempermudah pembuatan diagramnya. Pembuatan diagram roset
Pada prinsipnya cara pembuatan diagram roset ini sama dengann cara
pembuatan diagram kipas. perbedaanya hanya terletak pada
bentuknya, diagram kipas berbentuk setengah lingkaran sedangkan
diagram roset merupakan lingkaran penuh.
3. Kekar
Suatu rekahan yang relative tanpa mengalami pergesaran pada
bidang rekahannya. Penyebab tejadinya kekar dapat disebabkan oleh
gejala tektonik maupun non tektonik. Klasifikasi kekar ada beberapa
macam, tergantung dasar klasifikasi yang digunakan, diantaranya :
a. Berdasarkan bentuknya.
b. Berdasarkan ukurannya.
c. Berdasarkan kerapatannya.
Safari PratamaH1C110059
PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Berdasarkan cara terjadinya (genesanya).
4. Klasifikasi Kekar Berdasarkan Genesanya
a. Shear joint (kekar gerus), tejadinya akibat adanya tegasan tekanan
(compressive stress). Tanda-tanda untuk mengetahui kekar genus
ini yaitu :
1) Bidang kekar rata (lurus).
2) Adakala terdapat struktur pumice akibat pergeseran yang sangat
kecil.
3) Bidang kekar rata dan rapat, tak ada pengisian walau memotong
batuan yang bermacam-macam maka dibidangnya tetap rata.
b. Kekar tegangan (tension joint) atau kekar tarik adalah kekar yang
terjadi karena gaya tarik (tension) dimana kekarnya tegak lurus
dengan gaya pembentuknya. Tanda-tanda kekar tarik di lapangan,
yaitu :
1) Sifatnya membuka.
2) Biasanya rekahanya terisi dengan batuan lain.
3) Bidang kekar tidak rata, sehingga jika memotong permukaan akan
berupa garis yang tidak lurus.
Safari PratamaH1C110059