BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR...

18
105 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental friendly development. Environmental friendly development adalah pembangunan yang ramah lingkungan. Melihat isu-isu tersebut yang sedang marak-maraknya, sebuah bangunan kini haruslah earth-friendly dan cukup indah agar dapat dihargai untuk dipreservasi. Tujuannya untuk memunculkan sifat sustainable architecture pada bangunan tersebut yang merupakan jawaban dari environmenal friendly development tersebut. walau keberlanjutan suatu bangunan tidak bisa dilihat dari sudut ketahanan fisik bangunan saja. Sustainable architecture ini tetntunya mempunyai beberapa prinsip yang diambil untuk digunakan sebagai knsep dasar perancangan ini. Dalam hal ini penulis mengambil pengaplikasian prinsip Sustainable architecture terkait dengan penghematan energy, khususnya memasukan cahaya alami (daylighting) dengan menggunakan atau memanfaatkan orientasi bangunan terhadap orientasi atau garis edar matahari di Indonesia, khususnya Jakarta. Pada bagian ini pembahasan konsep dasar perancangan meliputi data proyek dan penerapan topik tema dalam bangunan. V.1.a Data Proyek Tapak proyek ini memiliki luas 10.891,18m 2 . Keliling tapak 477,74m 1 . GSB = 10m ( Utara ) dan 8m ( Selatan ) atau sesuai gambar. KDB = 20% Luas lantai dasar yang boleh dibangun = 20% x 10.891,18 = 2.178.24m 2 . Maksimum lapis = 24 lapis. KLB 2,5 = 2,5 x 10.891,18= 27.227,95 m 2

Transcript of BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR...

Page 1: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

105 

 

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN  

V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan

Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang

Sustainable architecture atau Environmental friendly development.

Environmental friendly development adalah pembangunan yang ramah

lingkungan. Melihat isu-isu tersebut yang sedang marak-maraknya, sebuah

bangunan kini haruslah earth-friendly dan cukup indah agar dapat dihargai

untuk dipreservasi. Tujuannya untuk memunculkan sifat sustainable

architecture pada bangunan tersebut yang merupakan jawaban dari

environmenal friendly development tersebut. walau keberlanjutan suatu

bangunan tidak bisa dilihat dari sudut ketahanan fisik bangunan saja.

Sustainable architecture ini tetntunya mempunyai beberapa prinsip yang

diambil untuk digunakan sebagai knsep dasar perancangan ini. Dalam hal ini

penulis mengambil pengaplikasian prinsip Sustainable architecture terkait

dengan penghematan energy, khususnya memasukan cahaya alami (daylighting)

dengan menggunakan atau memanfaatkan orientasi bangunan terhadap orientasi

atau garis edar matahari di Indonesia, khususnya Jakarta.

Pada bagian ini pembahasan konsep dasar perancangan meliputi data

proyek dan penerapan topik tema dalam bangunan.

V.1.a Data Proyek

Tapak proyek ini memiliki luas 10.891,18m2. Keliling tapak 477,74m1.

GSB = 10m ( Utara ) dan 8m ( Selatan ) atau sesuai gambar.

KDB = 20%

Luas lantai dasar yang boleh dibangun = 20% x 10.891,18 = 2.178.24m2.

Maksimum lapis = 24 lapis.

KLB 2,5 = 2,5 x 10.891,18= 27.227,95 m2

Page 2: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

106 

 

Data proyek pada hasil desain :

• KDB : 1.999,17 m2

• KLB : 26.177 m2 (18 lantai)

• Luas area tidak terbangun : 8.800,83 m2

• Luas area penghijauan : 3.241,1 m2

• Luas area parkir : 4.477,4 m2

• Luas area servis pada site : 1533 m2

• Luas area servis di bangunan : 8.047,8 m2

• Luas area utama : 18.778,2 m2

V.1.a Topik dan Tema

`    Wisma atlet di Senayan dirancang dengan pendekatan sustainable

architecture atau arsitektur berkelanjutan, untuk upaya dalam

pengoptimalan pencahayaan alami ke dalam bangunan khususnya dari

orientasi bangunan. Untuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada

bangunan wisma atlet ini penulis memilih menggunakan arah atau

orientasi bangunan terhadap arah atau garis edar matahari untuk

menangkap cahaya alami.Penyusun memilih hal ini karena bertujuan

untuk menghemat penggunaan energi listrik yang dibutuhkan untuk

pencahayaan pada siang hari khususnya dan mengurangi efek dari radiasi

matahari. Pemanfaatan pencahayaan alami dengan memanfaatkan

potensi-potensi alam yang ada di sekitar lingkungan dan arah orientasi

bangunan yang akan di desain. Pengaplikasian sustainable architecture

yang mengacu pada penerapan kenyamanan visual dengan pencahayaan

alami pada wisma atlet di Senayan agar dapat tercipta sebuah rancangan

desain yang dapat menghemat penggunaan energi listrik untuk

pencahayaan di dalam bangunan. 

V.2. Konsep Perencanaan dan Perancangan Makro

V.2.a Penentuan Arah Orientasi Bangunan

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan di bab sebelumnya

terkait dengan orientasi bangunan yang efektif untuk pengoptimalan

Page 3: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

107 

 

cahaya alami agar mencapai konsep hemat energy yang diinginkan,

penulis meilih alternatif yang terakhir dari analisa tersebut.

Gambar V.2.1 Orientasi massa alternatif 6

Sumber : Pribadi

Orientasi bangunan ini hampir sama dengan bangunan existing,

tapi menggunakan prinsip Heinz Frick untuk melakukan pemantulan

cahaya diantara bangunan, sehingga bagian utara dan selatan pada

masing-masing bangunan mendapatkan pantulan cahaya pada siang hari

atau pagi hari. Arah bangunan ini juga memanjang dari dari timur ke

barat yang merupakan arah paling efektif untuk menanggulangi radiasi

matahari dan mendapatkan cahaya alaminya. Dari hasil analisa yang di

dapat menunjukan bangunan yang dimari baik dari tower dan

podiumnyangkan dapat mengurangi penggunaan cahaya sekitar 2%.

Tabel V.2.1 Diagram penggunaan energidan biayanya

Sumber : pribadi

Page 4: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

108 

 

Rangkuman hasil diagram diatas yaitu sebagai berikut :

• Penggunaan energy untuk cahaya 19%, dan untuk pendingin atau

AC 67%.

• Penggunaan energy listrik 78%.

Dari diagram tersebut menunjukan efek penggunaan energi listrik

dan bahan bakar lainya, juga penggunaan AC dan pencahayaan yang

lebih efektif dibanding dengan alternatif desain yang lain. Desain yang

ini juga menyesuaikan konsep dengan pendapat dari studi pustaka yang

sudah dilakukan.

V.2.b Penentuan dan Pengolahan Pintu Masuk

Pengolahan awal yaitu untuk sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan

pengguna sepeda motor. Pada arah utara terdapat 1 akses untuk pejalan

kaki yaitu pintu masuk ke plaza. Sementara untuk sepeda hanya melalui

ke parkiran sepeda motor. Sementara untuk motor hanya melalui arah

selatan saja, pertimbanganya agar mempunyai jalurnya sendiri dan tidak

terjadi bentrok atau cross dengan pengguna mobil.

Gambar V.2.2 Sirkulasi pejalan kaki dan sepeda motor

Sumber : pribadi

Pedestrian pejalan kaki 

Parkir motor dan sepeda 

Pedestrian pejalan kaki 

Alur mobil umum, servis, dan bus

Page 5: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

109 

 

Sementara untuk akses masuk kendaran mobil umum, servis dan

bus ke dalam bangunan dibuat hanya satu pintu saja, yaitu di arah utara

dan keluar di arah selatan tapak. Hal ini dilakukan agar dapat menghemat

pengerasan dan menghindari cross dengan para pejalan kaki dan

pengguna motor. Pola masuk motor dan mobil sengaja dipisahkan agar

tidak terjadi bentrok, dan untuk parkir terdapat pada bagian belakang

atau selatan tapak untuk para pengguna wisma sementara untuk

pertimbangan kekurangan lainya dibuatkan basement. Lobby letaknya

sengaja dibuat dua arah agar bagian depan atau utara bangunan dapat

steril dari aktifitas kendaraan bermotor didalam tapak tersebut.

Area untuk keluar dan masuk servis hanya pada arah selatan

bangunan, agar tidak menganggu sirkulasi kendaraan yang lain di dalam

tapak tersebut.

V.2.c Pengolahan Ruang Luar

Pada ruang luar dibuat plaza dan ruang public lainya seperti

retail-retail dan juga taman sebagai RTH yang berada dalam tapak.

Plaza ini berfungsi sebagai meetpoint atau ruang berkumpul dari para

penghuni atau bukan penghuni yang memang sengaja datang hanya

untuk bersosialisasi atau datang ke retail-retail yang ada di dalam

bangunan wisma tersebut. Sementara pada bagian belakang lobby

sengaja ditempatkan di belakang agar para penghuni atau orang yang

akan menghuni mempunyai zona tersendiri dan pada bagian depan dibuat

plaza atau retail ruang luar.

Gambar V.2.3 Konsep ruang luar plaza

 

Sumber : pribadi

Page 6: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

110 

 

Gambar V.2.4 Konsep Lobby

Sumber : pribadi

Vegetasi-vegetasi yang ada dalam penerapan rancangan dapat

berfungsi selain sebagai penyejuk, keindahan, pemantul cahaya dan juga

sebagai pembatas antar ruang.

V.2.d Konsep Zoning Horizontal

Pada lantai-lantai dasar difungsikan sebagai ruang-ruang yang

bersifat publik atau umum seperti retail-retail dan plaza. Ruang-ruang ini

dapat berfungsi sebagai ruang bersosialisasi. Zoning lainya yaitu untuk

taman, parkir motor, dan mobil yang diletakan berdasarkan analisa pada

bab sebelumnya. Taman yang dekat plaza dapat berguna sebagai

penyejuk dan buffer atau penyaring baik polusi udara atau suara yang

berasal dari depan bangunan atau arah utara bangunan selain itu juga bisa

sebagai area jogging track.

Area lobby depan 

Area lobby belakang 

Page 7: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

111 

 

Gambar V.2.5 Konsep Zoning Horizontal

Sumber : pribadi

V.2.3 Konsep Zoning Vertikal

Lantai dasar difungsikan sebagai area publik termasuk fasilitas-

fasilitas penunjangnya seperti restaurant, plaza, area bersama, dll.

Sedangkan untuk area privat dan semi privat diletakan di lantai-lantai

podium dan lantai tipikal lainya. Ruang –ruang penunjang diletakan di

podium karena pengguna ruang-ruang tersebut didominasi oleh penghuni

jadi agar terjaga sifat yang semi privat dari ruang-ruang yang berada di

podium bangunan.

Gambar V.2.6 Konsep Zoning Vertikal

Sumber : pribadi

Plaza  

Hunian 

Parkir dan sirkulasi 

taman 

Page 8: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

112 

 

V.3. Konsep Perancangan Mikro

V.3.a Konsep Pengolahan Fisik Bangunan

Pengolahan massa bangunan dibuat memanjang mengikuti

bentuk tapak sesuai dengan analisa karena arah tersebut merupakan

yang terbaik untuk menghindari panas dari radiasi matahari.

Setelah itu tower bangunan dibuat dua bangunan terpisah agar tidak

monoton dan terkesan datar karena lahan yang panjang.  Gambar V.3.1 Konsep Fisik Bangunan

 

Sumber : pribadi

Pola bentuk bangunan menggunakan pola linear yang berbelok.

Hal ini dimaksudkan untuk menanggapi bentuk tapak yang memanjang,

sehingga adanya keserasian antara tapak dan bangunannya juga membuat

suatu kesan ruang luar yang mempunyai daya tarik perjalanan baik dari

segi arsitektur maupun segi komersialnya.

V.3.b Konsep Pengolahan Tampak Bangunan

Pengolahan fasad bangunan ini terbagi menjadi dua yaitu pada

podium dan pada tower yang berisi hunian-hunian. Pada bagian podium

tampak bangunan dibuat lebih dinamis karena fungsi ruang-ruangnya

lebih bebas, jadi dibentuk lebih dinamsi dibanding dengan tower

hunianya. Sementara pada tower huniannya, pengolahan tampak

View arah GBK Pola bentuk bangunan 

Page 9: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

113 

 

menggunakan efek dari terbentuknya balkon-balkon dan kisi-kisi atau

sun screen yang dibuat untuk keperluan yang berkaitan dengan desain

dan energi dalam bangunan.

Gambar V.3.2 Konsep Tampak Bangunan

Sumber : pribadi

Sementara untuk peletakan outdoor unit AC, diletakan pada area

yang tersisa di area balkon. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlihat

langsung ke luar bangunan.

V.3.c Konsep Hubungan Ruang

Berdasarkan analisa terhadap fungsi dan kegiatan, hubungan

antar ruang yang terjadi dialam bangunan adalah sebagai berikut :

Page 10: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

114 

 

Gambar V.3.3 Skema Hubungan Ruang Horizontal

 

 

Gambar V.3.4 Skema Hubungan Ruang Vertikal

 

Sumber : Pribadi

V.3.d Konsep Sirkulasi Horizontal Pada Lantai Dasar

Kesan yang ingin ditimbulkan pada sirkulasi horizontal pada

lantai dasar adalah kesan modern yang ditimbulkan oleh material-

material terkesan natural atau alami, seperti tanaman merambat, lantai

beton yang hanya di plur atau penggunaan batu alam. Juga ornamen-

Page 11: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

115 

 

ornamen yang digunakan terkesan modern sehingga membuat pengguna

jalan atau penghuni merasa tertarik dan ingin lebih mengetahui keadaan

selanjutnya.

Gambar V.3.5 Konsep Sirkulasi Horizontal

Sumber : pribadi

V.3.e Konsep Sirkulasi Horizontal Pada Lantai Tipikal

Pada sirkulasi horizontal di lantai tipikal ini konsep yang

digunakan adalah single loaded. Untuk memaksimalkan pencahayaan

alami di dalam koridornya, desain membuat ruang kecil yang berfungsi

memasukan cahaya dan udara ke dalam bangunan sehingga koridor

didalam bangunan tidak terasa gelap. Pemasukan cahaya alami itu bisa

dengan membuat void yang besar dengan tujuan untuk memasukan

cahaya yang maksimal, juga degan penambahan skylight pada atapa,

sementara pada setiap lantai terdapat dimana ruang atau daerah kosong

yang diberikan rooster yang berfungsi untuk memasukan pengudaraan

secara alami sehingga udara yang masuk juga dapat keluar atau terjadi

cross ventilation pada skylight.

Gambar V.3.6 Konsep Sirkulasi Horizontal

Gambar V.3.5 Konsep Sirkulasi Horizontal

Page 12: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

116 

 

V.3.f Konsep Sirkulasi Vertikal

Untuk konsep sirkulasi vertical ini, seperti dianalisa bab

sebelumnya, penyusun menggunakan lift dan tangga darurat yang

ditempatkan pada setiap bangunan atau tower. Sementara untuk lift

dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk penghuni dan servis. Untuk

penghuni dibedakan zonanya untuk ke tower hunian dan servis. Untuk

podium menggunakan escalator dan pada lantai dasar untuk memberikan

kemudahan bagi pembawa troli dan juga aksesibel difabel diberikan

ramp dengan standart sesuai yang dibahas di bab sebelumnya.

V.3.g Konsep Pencahayaan

Pada pencahayaan bangunan ini untuk siang hari tetap

mengutamakan pencahayaan alami kedalam bangunan dan setiap

ruangan yang didalamnya. Dan untuk malam hari tetap menggunakan

pencahayaan buatan dan tetap mempertimbangkan efisiensi penggunaan

energy lampunya. Untuk massa pada bangunan tower sesuai dengan

analisa yang dilakukan terkait dengan orientasi matahari dan

memberikan void besar pada lantai hunian yang berfungsi untuk

memaksimalkan pencahayaan alami dalam koridor bangunan, sementara

untuk mengurangi panasnya radiasi matahari yaitu menggunakan

teknologi kaca insulasi yang dapat menahan dan mengurangi radiasi

yang dihasilkan oleh mathari.

Gambar V.3.7 Konsep Pencahayaan

Void untuk memasukan cahaya 

Page 13: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

117 

 

Sumber : pribadi

V.3.h Konsep Sistem Pengudaraan

Kombinasi antara penghawaan alami dan buatan tetap diperlukan

mengingat keadaan iklim tropis yang cukup panas. Selain itu keadaan

udara atau kadar polusi di Indonesia yang tinggi membuat pengudaraan

mau tidak mau harus menggunakan penghawaan buatan atau AC. Untuk

pengudaraan alami massa dibuat tidaklah masif dengan diberi kisi-kisi

atau rooster sehingga udara masih bisa masuk dan melewati bangunan

dan terjadi cross ventilation dengan membuat ruang atau daerah kosong

yang sengaja untuk memsukan udara alami dan skylight yang bisa

menjadi tempat keluar atau naiknya udara, hal ini diharapkan dapat

mengurangi beban penggunaan ac. Selain itu penambahan untuk area

greencatchment pada fasade yang selain untuk fungsi estetis juga

dimaksudkan agar dapat menyaring udara alami yang masuk ke dalam

bangunan dan mendinginkanya.

Gambar V.3.8 Konsep Pengudaraan

Sumber : pribadi

Sunscreen dan overhang pada hunian 

Tampak void

Page 14: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

118 

 

Gambar V.3.9 Konsep Pengudaraan

Sumber : pribadi

V.3.h Konsep Utilitas

1. Utilitas

Ruang yang diberi rooster dan void yang diatasnya terdapat skylight untuk cahaya dan udara 

Page 15: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

119 

 

Konsep yang digunakan untuk utilitas sepserti yang sudah

dijelaskan pada bagian analisis, dan untuk skematik gambarnya yaitu

pad seperti pada gambar skematik berikut :

 

Gambar V.3.10 Konsep Utilitas

          

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

2. Instalasi Listrik

Kebutuhan listrik diambil dari PLN, dialirka ke gardu/trafo untuk

disalurkan ke ruang apnel induk dan dibagi lagi kepanel-panel cabang.

Genset disiapkan untuk keperluan pada saat listrik dari PLN terputus.

Ruang genset dan ruang-ruang panel lainya diletakan terpisah atau

debasement agar bunyi dan getaran yang dihasilkan tidak menganggu ke

ruangan yang lain. Akses khusus juga diberikan untuk kendaraan servis

yang ingin ke ruangan-ruangan tersebut. Berikut merupakan diagram

tipikal pasokan listrik:

Page 16: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

120 

 

Gambar V.3.11 Diagram Tipikal Pasokan Listrik

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

3. Pengolahan dan Pembuangan Sampah

Pengolahan sampah menggunakan shaft-shaft yang sudah dibuat

di setiap lantai, lalu diambil di bagian bawah oleh mobil pengangkut

sampah.

Page 17: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

121 

 

Gambar V.3.12 Gambar Saluran Pembuangan Sampah

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

4. Antisipasi kebakaran

Bangunan menggunakan system konstruksi tahan api yang dapat

melindungi penghuni walaupundalam keadaan terbakar dalam waktu

minimal 2 jam. Setiap komponen bangunan menggunakan konsep ini

khususnya pada lift dan tangga darurat. Penempatan jarak tangga darurat

yang sesuai standarnya. Juga penggunaan smoke detector dan sprinkler

pada koridor-koridor dan ruangan lainyadan penempatan hidran yang

sudah diperhitungkan jumlahnya pada bagian analisis sebelumnya. pada

tangga darurat.

Gambar V.3.13 Gambar peletakan tangga darurat

Page 18: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00132-AR Bab 5.pdfUntuk pengaplikasian arsitektur keberlanjutan pada ... Konsep Perencanaan

122 

 

V.3.h Konsep Sistem Struktur

Sistem struktur yang dipakai yaitu struktur portal (rigid frame)

dengan core atau inti bangunan dan yang dibantu dengan shearwall pada

inti bangunan atau core dari bangunan wisma ini dan dengan pondasi

pilecab atau tiang pancang pada pondasi bawahnya.

Gambar V.3.14 Gambar Struktur Bahan Baja dan Sistem Dilatasi

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

Gambar V.3.15 Gambar Struktur

Sumber : pribadi