BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir...

66
39 BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Tapak dan sistem Bangunan IV.1.a Analisis Lingkungan 1. Analisis Kondisi Eksisting Tapak dan Sekitarnya Ada beberapa poin yang dapat dianalisa dari kondisi lingkungan di sekitar tapak, yaitu : A. Kegiatan Lingkungan Sekitar Jenis kegiatan atau peruntukan fungsi bangunan dan sarana yang ada diatas tapak dan sekitarnya adalah : Pada tapak : Wisma atlet senayan Timur : Hotel atlet senayan Barat : Kantor KONI pusat Utara : Jalan raya dan kawasan GBK Selatan : Ruang serbaguna, lap.parkir, dan kantin luar. Gambar IV.1.1 Kegiatan Sekitar Tapak Sumber : http://tatakota-jakartaku.net/ Kawasan GBK R.serba guna & parkir Kantor Koni Hotel Atlet Tapak

Transcript of BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir...

Page 1: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

39 

 

BAB IV

ANALISIS  

IV.1   Analisis Tapak dan sistem Bangunan 

  IV.1.a Analisis Lingkungan  

1. Analisis Kondisi Eksisting Tapak dan Sekitarnya

Ada beberapa poin yang dapat dianalisa dari kondisi lingkungan di

sekitar tapak, yaitu :

A. Kegiatan Lingkungan Sekitar

Jenis kegiatan atau peruntukan fungsi bangunan dan sarana yang ada

diatas tapak dan sekitarnya adalah :

Pada tapak : Wisma atlet senayan

Timur : Hotel atlet senayan

Barat : Kantor KONI pusat

Utara : Jalan raya dan kawasan GBK

Selatan : Ruang serbaguna, lap.parkir, dan kantin luar.

Gambar IV.1.1 Kegiatan Sekitar Tapak

Sumber : http://tatakota-jakartaku.net/

Kawasan GBK

R.serba guna &

parkir

Kantor Koni

Hotel Atlet

Tapak

Page 2: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

40 

 

Dari keterangan gambar diatas, dapat diperkirakan bahwa area

yang paling aktif yaitu dari arah barat dan timur atau bangunan Hotel Atlet

dan kantor KONI pusat. Hotel mempunyai tingkat kepadatan yang cukup

tinggi ditambah dengan pertukaran pengguna bangunan karena sifat

penghuninya yang hanya sementara. Kantor KONI yang terletak di bagian

barat tapak mempunyai tingkat kepadatan yang stabil, karena sifat

penghuni yang menetap cukup lama, hanya jamnya saja yang mempunyai

tingkat kepadatan tertentu. Jadi arah utara dan selatan merupakan area

yang dapat melihat langsung kearah wisma atlet, sehingga berdasarkan

tinjauan ini area tersebut penting untuk menonjolkan keistemawaan

bentuk, fungsi, dan fasade bangunan untuk menjadi daya tarik dari wisma

Atlet itu sendiri.

Tabel IV.1.1 Data Bangunan Eksisting Sekitar Tapak

Gambar Keterangan

Kantor koni

Ketinggian yang hanya 4 lantai

saja, bukan penghalang untuk

view dari arah ini ke wisma.

hotel atlet

Hotel atlet terletak di arah timur

dari tapak berpotensi untuk

menghalangi view ke dalam tapak

dan cahaya matahari pada pagi

hari.

Jalan pintu satu senayan

Pada bagian utara terdapat jalan

utama yaitu jalan pitu satu

senayan, dan didepanya lagi ada

area GBK yang masih penuh

dengan pepohonan yang cukup

besar.

Page 3: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

41 

 

Kawasan parkir bersama

Dibagian selatan terdapat

kawasan parkir bersama dan

ruang serbaguna, area ini

mempunyai potensi yang baik

untuk view dari arah selatan.

Sumber : Pribadi

B. Kondisi Pencahayaan Pada Bangunan existing

Dari hasil survey langsung ke wisma atlet disenayan menunjukan

bahwa keadaan ruang-ruang kamar yang ada di dalam wisma menunjukan,

bahwa pencahayaan alami ke dalam bangunan sudah cukup.

Gambar IV.1.2 Keadaan Pencahayaan di Wisma

Sumber : pribadi

Keadaan lainya yang menunjukan kurang banyaknya

pencahayaan alami yang masuk kedalam bangunan wisma atlet ini yaitu

pada ruang yang bersifat servis, seperti dapur dan kamar mandi belakang.

Selain itu ruang yang pencahayaan alaminya dirasa sangat kurang yaitu

pada koridor-koridor disetiap lantai. Pada koridor ini pencahayaan harus di

bantu dengan pencahayaan buatan atau lampu baik dari siang hingga

malam hari, karena pencahayaan alami yang masuk kedalam sangat

kurang di area ini.

Page 4: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

42 

 

Gambar IV.1.3 Keadaan Koridor

Gambar IV.1.4 Ruang Service

Sumber : Pribadi

Dari gambar diatas terlihat pencahayaan yang kurang pada ruang-

ruang yang disebutkan dan difoto. Pada gambar-gambar diatas diambil

dengan menggunakan cahaya bantuan pada kamera yang berarti

menunjukan kurangnya cahaya pada siang hari diruangan tersebut. Berikut

merupakan standar pencahayaan menurut Pedoman Efisensi energi:

Page 5: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

43 

 

Tabel IV.1.2 Standar Pencahayaan Ruang

Sumber : www.energyefficiencyasia.org

Setelah melakukan survey untuk mendapatkan indeks atau tingkat

penerangan alami yang ada pada bangunan wisma atlet di senayan dengan

menggunakan Lux meter didapatkan hasil tersebut

Ruang kamar : 200-250 lux

Koridor : 40-50 lux

Ruang servis : 80-100 lux

Analisis orientasi bangunan ini diperlukan untuk menentukan

arah dan bentuk fasad bangunan untuk membantu merancang bentuk

bangunan sesuai dengan kondisi tapak yang ada.

Kriteria membuat orientasi bangunan adalah sebagai berikut:

Respon terhadap iklim setempat dan lingkungan

Pemandangan yang menarik dan sesuai dengan peruntukan bangunan

Interaksi kegiatan dalam kendaraan dan manusia, baik di dalam dan di

luar tapak

Respon terdahap iklim dengan adanya lokasi proyek ini, khususnya

pencahayaan alami cukup baik dikarenakan sudah menghadap kearah

utara-selatan yang dapat mengurangi pemanasan radiasi matahari secara

langsung.

Page 6: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

44 

 

Dalam pemandangan yang cukup baik diorientasikan menghadapa ke

arah kawasan Gelora Bung Karno

Kondisi jalan utama pintu satu senayan yang terdapat dibagian depan

bangunan sehingga bangunan menghadap ke jalan utama tersebut dan

juga sekaligus menghadap ke kawasan Gelora Bung Karno.

Berdasarkan analisis bangunan tersebut maka akan lebih

diutamakan adalah mengorientasikan bangunan dengan iklim setempat,

yaitu memperbanyak masuknya pencahayaan alami sehingga menghemat

penggunaan energi listrik, khususnya pada siang hari.

1. Analisa Terhadap Orientasi Bangunan

Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model simulasi

untuk orientasi bangunan yang akan diajukan sebagai tahap

perancangan bangunan. Model simulasi berguna untuk mengoptimalkan

efektifitas pencahayaan alami. Alat atau software yang digunakan yaitu

Project Vasari yang membantu menganalisa terhadap arah orientasi

bangunan.

• Bangunan existing

Gambar IV.1.5 Simulasi Pertama

Sumber : Pribadi

Page 7: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

45 

 

Pada analisa pertama ini, yang di analisa merupakan bangunan

yang sekarang atau existing. Hasil dari analisa meru[akan diagram bulat

dan batang yang terkait dengan peggunaan listrik, cahaya alami, dan bahan

bakar yaitu sebagai berikut.

Tabel IV.1.3 Keadaan Gedung Pertama

Tabel IV.1.4 Penggunaan Bahan Bakar dan Biayanya

Tabel IV.1.5 Penggunaan Listrik

Tabel IV.1.6 Radiasi Panas yang Ditimbulkan Oleh Material

Page 8: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

46 

 

Tabel IV.1.7 Penggunaan Listrik Perbulan

Sumber : Pribadi

Dari hasil diagram diatas, penjelasan analisa ini dilakukan untuk

jangka waktu satu tahun dan dianalisa perbulan baik mulai dari

pencahayaanya hingga penggunaan energi bahan bakar yang diperlukan.

Pada bangunan existing ini dilihat dari diagram penggunaan energi untuk

pencahayaan (Tabel IV.1.4 ) tidak terlalu besar, yang terbesar merupakan

penggunaan AC mengingat keadaan iklim Indonesia saat iniyang membuat

untuk bangunan dengan fungsi dan letak seperti ini harus menggunaakan

AC. Berikut hasil rangkuman dari tabel-tabel yang ditampilkan :

Page 9: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

47 

 

• Penggunaan listrik merupakan yang terbesar dibanding bahan

bakar (untuk genset). (Tabel IV.1.3)

• Penggunaan listrik terbesar yaitu untuk AC 66%, pencahayaan

mencapai 20%, dan sisanya untuk yang lain. (Tabel IV.1.4)

• Material yang mempengaruhi beban pendingin terbesar pada

dinding dan cahaya. (Tabel IV.1.5)

• Penggunaan listrik terbesar pada bulan juli. (Tabel IV.1.5)

• Alternatif 1

Gambar IV.1.6 Simulasi kedua

Sumber : Pribadi

Untuk alternatif desain orientasi bangunan yang pertama ini

penulis memakai contoh orientasi bangunan yang di ajukan oleh sebuah

konsultan kepada pengurus wisma sebagai proposal desain yang baru. Dan

hasil yang didapat yaitu sebagai berikut :

Page 10: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

48 

 

Tabel IV.1.8 Keadaan Gedung

Tabel IV.1.9 Penggunaan Bahan Bakar dan Biayanya

Tabel IV.1.10 Penggunaan Listrik

Page 11: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

49 

 

Tabel IV.1.11 Radiasi Panas yang Ditimbulkan Oleh Material

Tabel IV.1.12 Penggunaan Listrik Perbulan

Dari analisa alternatif pertama ini, yang paling mencolok

perbedaanya pada lighting atau penggunaan energi cahaya yang

bertambah, hal ini berarti pencahayaan alami didalam bangunan kurang

dari bangunan existing. Sementara pada diagram yang lain menunjukan

penggunaan listrik berkurang dibanding dengan penggunaan bahan bakar

energy pada bangunan existing. Hal-hal tersebut menunjukan desain ini

cukup mempunyai perbedaan dengan desain bangunan existing. Berikut

hasil rangkuman dari tabel-tabel yang ditampilkan :

Page 12: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

50 

 

• Penggunaan listrik 78% merupakan yang terbesar dibanding

bahan bakar (untuk genset). (Tabel IV.1.7)

• Penggunaan listrik terbesar yaitu untuk AC 64%, pencahayaan

mencapai 21%, dan sisanya untuk yang lain. (Tabel IV.1.8)

• Alternatif 2:

Gambar IV.1.7 Simulasi ketiga

Sumber : Pribadi

Pada alternatif kali ini, desain berdasarkan pemikiran penulis.

Disini penulis mencoba mengaplikasikan konsep desain yang dibuat oleh

Heinz Frick tentang pemantulan cahaya alami kedalam bangunan. Desain

ini dipilih karena dilihat dari dua analisa sebelumnya arah bangunan yang

memipih atau memanjang dari timur ke barat lebih efektif dalam mendapat

cahaya alami dan menghindari radiasi matahri tersebut dan bangunan

dibuat tidak satu arah. Analisa yang dihasilkan sebaga berikut :

Page 13: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

51 

 

Tabel IV.1.13 Keadaan Gedung

Tabel IV.1.14 Penggunaan Bahan Bakar dan Biayanya

 

 

 

 

Tabel IV.1.15 Penggunaan Listrik  

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

52 

 

Tabel IV.1.16 Radiasi Panas yang Ditimbulkan Oleh Material  

 

 

 

 

 

 

 

Tabel IV.1.17 Penggunaan Listrik Perbulan

 

 

 

 

 

 

 

Dari analisa kali ini hasil yang didapatkan hampir sama dengan

dengan bangunan existing, efektifitas untuk penggunaan lampu yang

berkurang dan memaksimalkan pencahayaan alami ke dalam bangunan

yang tetap terjaga (Tabel IV.1.13). Dari visualisasi juga didapatkan arah

bukaan yang terbaik ada pada arah utara dan selatan bangunan tersebut. .

Berikut hasil rangkuman dari tabel-tabel yang ditampilkan :

• Penggunaan listrik 80% merupakan yang terbesar dibanding

bahan bakar (untuk genset). (Tabel IV.1.12)

Page 15: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

53 

 

• Penggunaan listrik terbesar yaitu untuk AC 69%, pencahayaan

mencapai 18%, dan sisanya untuk yang lain. (Tabel IV.1.13)

• Alternatif 4:

Gambar IV.1.8 Simulasi keempat

Pada simulasi yang keempat ini penulis membuat

pengembangan dari analisa alternatif bangunan yang ketiga atau

sebelumnya dengan membuat bentukan atau memiringkan bangunan

kearah selatan, dan hasilnya sebagai berikut :

Tabel IV.1.18 Penggunaan Bahan Bakar dan Biayanya

Page 16: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

54 

 

Tabel IV.1.19 Penggunaan Listrik

Tabel IV.1.20 Radiasi Panas yang Ditimbulkan Oleh Material

Tabel IV.1.18 Penggunaan Listrik Perbulan

Tabel IV.1.21 Penggunaan Listrik Perbulan

Page 17: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

55 

 

pada simulasi kali ini data yang dikeluarkan tidaklah jauh

berbeda dengan alternatif keempat, ini menunjukan bahwa bentuk massa

ini tetaplah efektif.

• Alternatif 5:

Gambar IV.1.9 Simulasi kelima

Sumber : Pribadi

Pada simulasi yang kelima ini penulis membuat pengembangan bentuk

dengan menambahkan podium pada bangunan, mengingat ada fungsi penunjang

pada nantinya di bangunan yang baru ini. Berikut hasil dari analisanya :

Page 18: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

56 

 

Tabel IV.1.22 Penggunaan Bahan Bakar dan Biayanya

Tabel IV.1.23 Penggunaan Listrik

Tabel IV.1.24 Radiasi Panas yang Ditimbulkan Oleh Material

Page 19: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

57 

 

Pada analisa kali ini terlihat setelah ditambahkan podium pada

bangunan, kebtuhan listrik untuk pencahayaan kembali meningkat dan AC

menurun. Sementara untuk tabel lain hasilnya hampir sama dengan

alternatif keempat.

• Alternatif 6:

Gambar IV.1.10 Simulasi keenam

Sumber : Pribadi

Pada simulasi bentuk massa yang terakhir ini penulis

mengembangkan lagi bentukan dari bentukan-bentukan massa dari awal

dan digabung. Pada massa kali ini bentukan massa secara keseluruhuan

dibuat mempunyai dua arah yang berbeda dan tidak lurus saj. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan pengoptimalan pencahayaan alami

dengan memberikan dua orientasi. Berikut merupakan hasil analisanya :

Tabel IV.1.25Penggunaan Bahan Bakar dan listrik

Page 20: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

58 

 

Tabel IV.1.26 Radiasi Panas yang Ditimbulkan Oleh Material

Pada massa yang terakhir ini setelah melakukan perubahan pada

bentuk podiumnya, hasil analisa yang keluar kembali berubah pada energy

yang dikeluarkan untuk pencahayaanya (Tabel IV.1.24). Hal tersebut

menunjukan bahwa massa yang dibuat mempunya dua orientasi ini

mempunyai pengaruh terhadap pencahayaa ke bangunan.

Berikut merupakan tabel rangkuman dari keenam modeling yang

dilakukan :

Tabel IV.1.27 Perbandingan Energi dari Simulasi

Simulasi Listrik Cahaya Ac Peralatan lain

1 80% 20 % 66% 14%

2 78% 21% 64% 15%

3 80% 18% 69% 13%

4 81% 18% 69% 13%

5 79% 20% 66% 14%

6 78% 19% 65% 16%

Pengaruh analisis matahari terhadap bangunan:

- Massa bangunan yang memanjang timur-barat sangat baik untuk

menghindari sinar matahari langsung penyebab panas dalam

bangunan.

- Bukaan menghadap ke selatan atau ke utara baik agar penetrasi sinar

langsung matahari dapat diminimalkan.

Page 21: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

59 

 

- Dinding perlu terlindung dari sinar langsung matahari agar tidak

panas. Dinding yang panas akan memindahkan panasnya ke udara di

dalam ruangan. Yang dapat dilakukan diantaranya dengan

menggunakan teritisan, memakai material sebagai isolator panas,

menggunakan pohon untuk memberikan perlindungan alami atau

meletakan ruangan tersier/sekunder pada dinding yang menghadap

barat dan timur.

- Langit-langit diperlukan untuk mencegah panas atap masuk ke

dalam ruang di bawahnya, baik secara radiasi maupun konveksi.

Atap yang panas akan memancarkan radiasi panas ke dalam tubuh

kita, sehingga menyebabkan tidak nyaman. Radiasi ini tidak dapat

dicegah dengan hembusan aliran udara, tetapi dapat dicegah oleh

langit-langit.

- Radiasi tidak-langsung dapat berpengaruh pada fasade atau bagian

bangunan disebabkan oleh awan yang menutupi langit. Oleh karena

itu, seluruh dinding bangunan sedapat mungkin terlindung.

Dari hasil rangkuman tabel diatas didapatkan bentukan massa orientasi

yang terakhir atau simulasi keenam merupakan yang cukup efektif. Maka

penulis memilih menggunakan bentukan massa dan orientasi no.6 . Untuk

penggunaan energi dan cahayanya dapat diminimalisir lagi dengan konsep

desain pencahayaan dan pengudaraan yang akan dibahas pada analisis

berikutnya.

C. Analisis Terhadap Angin dan Suhu

Berikut ini adalah tabel rata-rata cuaca menurut bulan di stasiun

pengamatan di Jakarta tahun 2009:

Tabel IV.1.28 Rata-rata Cuaca Menurut Bulan di Jakarta, 2009

Bulan Tekanan Udara (mbs)

Arah Angin (point)

Kecepatan Angin (m/s)

Penyinaran Matahari

(%) Januari 1 009,9 294 4,8 32 Febuari 1 008,6 254 5,3 32 Maret 1 009,1 270 5,5 65 April 1 009,0 315 4,9 46 Mei 1 008,6 165 3,9 50 Juni 1 009,8 180 5,5 54

Page 22: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

60 

 

Juli 1 010,4 180 4,1 66 Agustus 1 010,1 165 4,2 71 September 1 010,4 169 4,3 76 Oktober 1 010,4 248 4,2 62 November 1 008,8 270 4,8 40 Desember 1 009,6 330 3,9 41

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika

Dari tabel diatas dapat diperoleh rata-rata kecepatan angin di

Jakarta sebesar 4,6 m/s. Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk

kenyaman termal, terlebih di daerah panas, seperti halnya di daerah tropis

seperti di Senayan, Jakarta. Pergerakan udara atau angin yang menyapu

permukaan kulit mempercepat pelepasan panas secara konveksi. Bila

permukaan kulit basah penguapan yang terjadi mengakibatkan terjadinya

pelepasan panas yang lebih besar. Pada suhu udara 25oC, kecepatan angin

0.5 m/detik (cukup untuk membuat nyala api lilin bergelora) membuat

tubuh merasa 2oC lebih dingin. Kecepatan angin 1 m/detik (mengakibatkan

kertas di meja bergetar) membuat tubuh merasa 3oC lebih dingin,

meskipun dlam kenyataan hanya 1.5oC.

Dengan rata-rata kecepatan angin di Jakarta sebesar 4,6 m/s, maka

dapat membuat tubuh merasa 13,8oC lebih dingin, meskipun dalam

kenyataan hanya 6,9 oC. Kecepatan angin yang ada di tapak sudah sangat

baik, dengan adanya pergerakan udara, rata-rata suhu udara pada siang hari

di Jakarta yang mecapai 32.5oC dapat diturunkan hingga 25,6oC yang

masih dalam batas kenyamanan termal. Selain itu pergerakan udara juga

akan membantu pelepasan panas pada tubuh yang mengganggu

kenyamanan akibat kelembapan udara di Jakarta yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, letak gedung sedapat mungkin tegak lurus

terhadap arah angin agar udara dapat masuk ke dalam ruang. Namun

apabila tidak bisa tegak lurus, angin dapat diarahkan masuk ke dalam

bangunan dengan berbagai cara seperti perletakan vegetasi ataupun

penggunaan kanopi.

Page 23: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

61 

 

D. Lalu Lintas Sekitar Tapak

Jalan utama dari tapak , di bagian utara mempunyai lebar jalan 26

meter dan mempunyai 2 jalur atau arah jalan. Satu jalur jalan bisa dilewati

2-3 mobil ukuran mobil pribadi (sedan-minibus).

Gambar IV.1.11 Gambar lalu lintas dan akses

Sumber : http://tatakota-jakartaku.net/

Pada gambar, garis yang berwarna putih merupakan jalan-jalan

utama di daerah senayan, seperti jalan Asia-Afrika di arah barat dan jalan

Sudirman di arah timur yang dilalui oleh angkutan umum dan kendaraan

pribadi, area jalan-jalan utama ini mempunyai tingkat kepadatan yang

cukup tinggi di setiap harinya, karena merupakan jalur utama. Sementara

pada area utara tapak jalan pintu satu senayan relatif lengang karena

merupakan jalan transisi atau alternative saja, dan hanya akan padat bila

ada even-even tertentu saja. Hal yang barusan dipaparkan bisa menjadi

nilai tambah sekitar tapak karena aktivitas disekitar tapak yang relatif

lengang dan kadar polusi yang tidak terlalu tinggi seperti bangunan yang

dekat dengan jalan Asia-Afrika dan jalan Sudirman dan juga memberikan

kemudahan bagi para pejalan kaki untuk melakukan aktifitasnya.

E. Ketinggian Bangunan Sekitar

Ketinggian sekitar bangunan cukup sesuai dengan peraturan yang

di buat oleh dinas tatakota yaitu, bangunan medium-rise. Untuk bangunan

terdekat yang mempunyai tinggi paling dominan yaitu Hotel Atlet yang

bersampingan dengan tapak. Sementara untuk yang agak berjauhan ada

Page 24: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

62 

 

Office building Plaza senayan disekitar jalan Asia-Afrika dan untuk

bangunan lainya relative mempunyai ketinggian yang rendah karena

fungsinya hanya mall saja (FX). Hal ini mempunyai indikasi yaitu

bangunan dapat terlihat dengan baik atau tinggi dari arah barat (jalan pintu

senaya) dan arah selatan tapak. Sementara untuk perencanaan lantai bila

dikaitkan dengan keadaan gedung-gedung disekitarnya aatau berkaitan

dengan kearifan lokal maka jumlah lantai yang dibangun sebaiknya tidak

lebih dari 20 lantai.

Gambar IV.1.12 Ketinggian Bangunan Sekitar Tapak

Sumber : http://tatakota-jakartaku.net dan Pribadi

2. Analisis View

A. View dari Tapak

Beberapa potensi untuk view dari tapak :

20 LANTAI

4 LANTAI

4 LANTAI

20 LANTAI

4 LANTAI

4 LANTAI

Page 25: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

63 

 

• Arah utara tapak merupakan area GBK yang masih dipenuhi oleh

penghijauan pepohonan yang cukup besar dapat menjadi point view atau

penyejuk area sekitar tapak.

• Kearah selatan dari tapak yaitu hanya bangunan yang rendah dan lahan

hijau kosong yang masih belum dipenuhi atau dibangun dengan gedung-

gedung tingkat tinggi. Menurut rencana pembangunan kota akan

dibangun gedung apartment pada area tersebut.

Massa bangunan yang diletakan nanti disesuaikan dengan potensi

view yang ada. View terbaik kearah selatan dan utara bangunan sehingga

menjadi fokus bangunan nantinya juga bentuk tapak yang membuat arah

bangunan memanjang dari timur ke barat. Sementara pada arah timur dan

barat gedungnya dapat menjadi penghalang langsung untuk terkena

radiasi matahari.selain itu pada zoning area, untuk service diletakan pada

arah timur dan barat berdasarkan pertimbangan potensi view. Pada

perancangan nantinya potensi-potensi ini dapat menjadi pertimbangan

dalam penyusunan bangunan massa bangunan bila ingin bagi menjadi dua

massa bangunan atau satu massa bangunan saja.

Gambar IV.1.13 View Sekitar Tapak

Sumber : http://tatakota-jakartaku.net

KONI

Area GBK

Hotel Atlet

G.Serbaguna

Page 26: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

64 

 

Tabel IV.1.29 ViewSekitar Tapak

Gambar Keterangan

Kantor koni

Kekurangan : mengalangi arah

view dari wisma kearah tersebut.

Kelebihan : bangunan KONI yang

mempunyai konsep arsitektur

sendiri.

hotel atlet

Kekurangan : penghalang besar

karena ketinggianya yang

mencapai 20 lantai.

Kelebihan : mempunyai

kelebihan dalam sisi arsitektur.

Jalan pintu satu senayan

Posisi view yang paling baik

karena masih dipenuhi dengan

pepohonan dan bangunan stadion

GBK.

Kawasan parkir bersama

Kekurangan : dibelakang hanya

merupakan lahan kosong dan

bangunan serbaguna.

Kelebihan : view dari tapak lebih

bebas karena tidak ada bangunan

yang tinggi.

Sumber : Pribadi

B. View dalam Tapak

Massa bangunan yang akan dibuat terpisah agar membuat kesan

yang privat dan umunya. View yang akan dibuat pada area umum yaitu

Page 27: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

65 

 

plaza untuk area masuk para pejalan kaki dan area privat untuk parkir

kendaraan dan ditengah-tengah bangunan agar dibuat ruang mikro sebagai

penyejuk atau pemantul cahaya matahari ke bangunan sebelahnya.

C. View ke Tapak

Bila melihat analisis terhadap lingkungan yang sebelumnya view

to site yang dominan tentu dari arah utara tapak, atau dari arah jalan

masuk pintu satu senayan. Karena merupakan jalan umum yang dilewati

oleh para pejalan kaki dan kendaraan. Sementara pada arah selatan tidak

dominan karena aktivitas yang melewati jalan tersebut hanya sedikit, dan

pada arah lain tertutup oleh bangunan.

Gambar IV.1.14 Potensi ke Tapak

Tabel IV.1.30 Potensi View ke Tapak

Gambar Keterangan

Dari arah ini bangunan dapat

terlihat dengan baik walau ada

sedkit penghalang dari bangunan

koni dan pepohonan besar yang ada

di depan tapak.

Dari arah ini bangunan terlihat

dengan jelas karena hanya ada

beberapa pohon yang menjadi

penghalangnya.

Page 28: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

66 

 

Hampir sama dengan posisi view

sebelumnya, bangunan dapat

terlihat dengan jelas dari arah ini.

Pada arah selatan ini bangunan

juga dapat terlihat dengan jelas,

hanya ada pepohonan yang tidak

terlalu besar menghalanginya.

Sumber : Pribadi

3. Analisis Kebisingan

Kebisingan yang paling besar kemungkinan datang dari arah

jalan utama, yaitu jalan pintu satu senayan yang terletak di arah utara dari

tapak. Perlu diberikan buffer untuk penghalang kebisingan itu sendiri, bisa

dengan pepohonan dan juga bisa dengan ketinggian bangunan. Sementara

dari bangunannya itu sendiri pada lantai satu dibuat sebagai area publik

dan service sehingga perlu dicari solusi juga untuk menahan kebisingan

yang timbul agar tidak sampai ke lantai-lantai diatasnya yang difungsikan

sebagai kamar-kamar atau hunian saja agar tetap tenang keadaanya. Salah

satu cara untuk penahan kebisingan bisa dengan memanfaatkan atau

menggunakan material yang sifatnya tebal atau bisa dipertebal, seperti

dinding.

Gambar IV.1.15 Analisa Kebisingan

Sumber : http://tatakota-jakartaku.net

Area kebisingan

paling besar

Area kebisingan

tidak terlalu besar

Page 29: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

67 

 

Area yang bewarna merah, bisa diberi tumbuhan buffer atau

penghalang dengan design lansekap atau denah pada bangunan di

podiumnya. untuk mengurangi kebisingan yang timbul dari arah tersebut.

4. Analisis Vegetasi

Keadaan vegetasi disekitar tapak sudah mempunyai banyak

pohon besar dan juga berumur, baik yang disisi utara tapak, selatan tapak

ataupun di bagian dalam tapak. Kondisi seperti ini sangatlah membantu

untuk menurunkan suhu dan kadar polusi disekitar tapak. Mungkin yang

kurangnya pada bagian depan atau utara dari tapak masih kurang pohon

yang berfungsi sebaga buffer atau penyaring baik untuk kebisingan atau

untuk polusinya. Dari keadaan ini dapat dilihat mana area yang

vegetasinya akan dipertahankan dan mana yang kemungkinan akan

ditambah vegetasinya.

Gambar IV.1.16Analisa Vegetasi Sekitar Tapak

Sumber : http://tatakota-jakartaku.net

Tabel IV.1.31 Analisa Vegetasi Sekitar Tapak

Pola Penataan Ruang Luar 1

Kelebihan:

- Terdapat ruang hijau yang banyak

sehingga dapat menyejukan dan

mengurangi pemanasan sekitar

Kekurangan:

- Harus terdapat lahan parkir untuk

kendaraan yang terdapat di basement

Page 30: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

68 

 

Pola Penataan Ruang Luar 2

Kelebihan:

- Terdapat ruang hijau yang memadai

dan lahan parkir secukupnya untuk

kendaraan bus dari para atlet

Kekurangan:

- Kekurangan lahan parkir yang

mingkin menjadi kendala

Sumber : Pribadi

5. Analisa Sirkulasi Ruang Luar

A. Sirkulasi Manusia dan Kendaraan tidak Bermotor

Keadaan sirkulasi manusia disekitar tapak didominasi dari arah

utara dan selatan. Pada arah utara fasilitas pedestrian yang sudah ada

menjadi nilai tambah untuk akses masuk khusus ke bangunan wisma ini.

Para pejalan kaki bisa diarahkan agar masuk melalui plaza saja sehingga

menjadi area yang aman dan terpusat,

Tabel IV.1.32 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Kelebihan:

Zona hanya berada pada satu area jadi

tidak akan terjadi cross

Kekurangan:

Tidak diberi ruang bebas didalam

tapak dan terbagi menjadi 2

Kelebihan:

Zona hanya berada pada satu area jadi

tidak akan terjadi cross

Kekurangan:

Tidak diberi ruang bebas didalam

tapak dan terbagi menjadi 2

Sumber : Pribadi

Page 31: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

69 

 

Pada area masuk pejalan kaki dan pengguna sepeda yang bukan

melalui plaza tetapi diberi fasilitas pedestrian yang cukup untuk

keselamatan dan kenyamanan pengguna maupun pengunjung bangunan,

mengingat hampir semua atlet yang akan berlatih hanya berjalan kaki dari

wisma ini.

Gambar IV.1.17 Standar Kenyamanan Pedestrian

Sumber : Architectural Graphic Standard

B. Sirkulasi kendaraan bermotor

• Mobil ( parkir )

Pintu masuk mobil yang ingin parkir terletak di arah utara dan

untuk keluarnya pada bagian selatan tapak. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi kemacetan pada jam pulang kantor walaupun hal tersebut

termasuk jarang terjadi, mengingat jalan pintu satu senayan ini hanya

jalan transisi dari sudirman ke asia-afrika ataupun sebaliknya maka perlu

dibedakan arah masuk dan keluar bagi mobil yang akan berkunjung ke

tapak wisma tersebut.

Tabel IV.1.33 Analisa Sirkulasi Mobil (parkir)

Kelebihan:

Area pergerakan mobil hanya

terjadi disatu arah agar tidak

mengurangi lahan hijau

Kekurangan:

Kemugnkinan parkir akan terasa

kurang.jadi harus diabuat

basement.

parkir

Page 32: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

70 

 

• Mobil ( Lobby )

Untuk jalur mobil yang hanya mengantar saja atau sifatnya hanya

sementara diarahkan langsung kepintu keluar di bagian selatan tapak tapi

dibuat perbedaan arah agar tidak terjadi cross pada saat pertemuan

dengan yang masuk dari arah selatan juga.

Tabel IV.1.34 Analisa Sirkulasi Mobil (Lobby)

Kelebihan:

Area pergerakan mobil hanya terjadi

disatu arah saja.

Kekurangan:

Perlu dibuat pembatas agar tidak

terjadi cross

Sumber : Pribadi

• Motor dan Servis

untuk motor intensitas yang masuk kedalam tapak saat ini cukup

dominan mengingat adanya pegawai yang bekerja dan mengurus

bangunan. Jadi agar tidak bentrok dengan arah masuk kendaraan mobil,

parkiran motor untuk masuk dan dan keluarnya hanya diletakan pada

bagian selatan tapak saja atau diarahkan ke parkiran bersama yang sudah

ada. Sementara untuk servis pintu masuk dan keluar arahnya sama

dengan jalur mobil lainya atau yang umum agar tidak tidak banyak

mengorbankan tapak ahanya untuk sirkulasi saja mengingat intensitasnya

yang tidak tinggi.

Tabel IV.1.35 Analisa Sirkulasi Motor dan Servis

Kelebihan:

Area pergerakan hanya satu arah,

yaitu dari arah utara keselatan saja

Page 33: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

71 

 

Kekurangan:

Perlu dibuat pembatas agar tidak

terjadi cross dengan mobil yang akan

masuk ke basement

Sumber : Pribadi

6.Analisis Zoning Horizontal

Bangunan atau rencana massa yang dibuat berdasarkan analisa-

analisa sebelumnya. Terdapat area plaza yang berguna bagi para pejalan

kaki dan pengguna sepeda, juga yang bersifat lebih publik. Sementara

pada bangunan itu sendiri hanya dibedakan berdasarkan area yang

digunakan untuk hunian, area bersifat publik, dan area yang bersifat

servis.

Tabel IV.1.36 Analisa Zoning HoriZontal

Pola Penataan Ruang Luar

Kelebihan:

Warna hijau merupakan Area public

dan merah servis dapat dimanfaatkan

sebagai area penghalang sinar

matahari dan kebisingan.

Kekurangan:

Ruang parkir yang harus dipikirkan

luasanya kembali.

Sumber : Pribadi

7. Analisis Zoning vertical

Pada zoning vertical ini, bagian bawah bangunan digunakan

untuk hal-hal yang bersifat publik, seperti kantor cabang olahraga,

resepsionis, mini market, dan pada lantai selanjutnya bisa digunakan untuk

ruang serbaguna untuk pertemuan dan ruang makan bagi para atlet yang

sedang menginap. Sementara pada zoning lantai hunianya,

pembagianyanya berdasarkan lama menginapnya, bila lebih lama

menginapnya atau sedang dalam karanina diletakan pada bagian bawah

dari lantai hunian ini. Sementara untuk area servis diletakan pada arah

timur dan barat tapak atau bangunan.

Page 34: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

72 

 

Gambar IV.1.18 Zoning Vertikal pada Tapak

Sumber : Pribadi

8. Analisis Drainase

Kontur pada tapak yang tidak datar di bagian utara atau bagian

depan tapak dapat dimanfaatkan untuk mengalirkan limbah ke riol kota

yang ada di arah utara tapak dan bisa diarahkan ke pengolahan limbah cair

dan pada bersama di arah jembatan semanggi.

Gambar IV.1.19 Analisis drainase

Sumber : Pribadi

Privat (hunian) 

Publik 

S E R V I S 

S E R V I S 

Page 35: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

73 

 

  IV.1.b Analisis Kegiatan dan Sistem Ruang 

1. Analisa Pengguna

Pengguna dalam wisma ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu sebagai

berikut :

• Publik (umum)

Publik dalam yang dimaksud dalam hal ini adalah bukan tamu

wisma yang akan menginap. Jadi bisa saja hanya orang atau kelompok

yang hanya akan melakukan survey, atau ke area publik yang bersifat

komersil atau bisa juga keluarga yang akan mengunjungi para atlet yang

sedang menginap di wisma tersebut.

• Tamu wisma

Pada kelompok ini karena bangunan untuk wisma atlet, jadi tamu

wisma ini sebagian besar adalah atlet yang akan menginap dalam wisma

ini. Selain itu untuk kepentingan bisnis bila sedang kosong atau tidak ada

event yang membuat atlet harus menginap diwisma tersebut, kamar-

kamar dapat diiisi oleh para tamu umum atau non atlet. Dan pada

kelompok atletnya pun dibagi menjadi 2 kelompok lagi berdasarkan lama

atau jangka waktu menginapnya yaitu :

• Jangka pendek

• Jangka panjang

Pada pembagian ini dimaksudkan, untuk jangka pendek yaitu

atlet yang hanya akan melakukan pertandingan atau mengikuti event

tertentu saja, sementara yang yang jangka panjang untk para tale tang

sedang ikut pelatnas atau karantina.

• Staff wisma

Pada pembagian staff wisma ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Administrasi

Yaitu staff wisma yang bekerja dalam bagian administrasi,

meliputi yang bekerja dalam kantor pengelolaan ( kontrol ), staff

yang terlibat langsung dengan tamu ( front of house ), dan yang tak

terlibat langsung dengan penghuni ( back of house )

Page 36: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

74 

 

Servis

Yaitu seperti koki, pemgurus linen, housekeeping atau yang

membereskan kamar, teknisi, perawatan bangunan ( Building

management ). Beberapa staff seperti roomboy, linen room, dan

housekeeping biasanya mempunyai jalur khusus untuk akses ke

semua lantai seperti lift servis dan ruangan khusus staf yang terpisah

atau zoning untuk area servis yang terpisah dari area untuk tamu

wisma.

Beberapa syarat dan fasilitas yang harus dilmilik oleh wisma terkait

dengan kenyamanan para penghuni untuk menjalankan aktifitasnya :

Memberikan kenyamanan verbal, termal, visual, dan spasial,

Menyediakan ruang yang cukup untuk mewadahi segala aktifitas

dan fasilitas yang dibutuhkan penghuni atau pengunjung,

Memperhatikan persyaratan ruang servis agar berfungsi maksmal,

Memberikan perlindungan dari kondisi iklim dan gangguan

keamanan lainya

Standar seperti ini menunjukan ada sedikit kesamaan antara konsep

wisma dan hotel hanya dibedakan kelasnya saja. Pada kali ini

mungkin desain peletakan ruang wisma sama seperti dengan hotel

bintang 3. Peletakan lobby yang langsung bertemu dengan front of

the house dan front of the house ini bersebelahan pula dengan back of

the house atau office.

2. Analisa Jenis dan Kebutuhan Ruang

Pada analisa jenis dan kebutuhan ruang ini, penyusun merujuk

berdasarkan literatur dan kebutuhan ruang para atlet dan pengunjung

yang bersifat umum.

Berdasarkan hasil analisis dari lapangan dan sumber literatur,

disimpulkan bahwa fasilitas yang diberikan sebagai pelengkap yaitu,

fasilitas kesehatan bagi para atlet dan juga bisa untuk umum. Fasilitas

pertokoan dalam hal ini seperti minimarket untuk atlet dan umum. Selain

itu fasilitas penunjang lainya adalah plaza sebagai meeting point, ATM

Center, kantin, laundry dan kantor yang bersifat public atau sewa.

Page 37: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

75 

 

Dari analisis diatas dibuat skema program ruang yang merupakan

rangkuman dari poin-poin yang dianggap penting oleh penyusun dalam

merancang suatu ruang atau fungsi.

Rencana Program Ruang Wisma atlet

Gambar IV.1.20 Program Ruang Wisma

Sumber : Pribadi

Rencana Kegiatan Tamu Wisma atlet

Gambar IV.1.21 Kegiatan Tamu Wisma

Sumber : Pribadi

Page 38: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

76 

 

Rencana Kegiatan Staf Wisma atlet

Gambar IV.1.23 Kegiatan Staff Wisma

Sumber : Pribadi

Analisa Kebutuhan Ruang 2 orang/ unit

Tabel IV.1.37 Analisa Kebutuhan Ruang 2orang

No Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Dimensi

1 Kamar Tidur Tempat tidur,

Lemari pakaian,

Meja, & televisi

9m2

2 Kamar mandi Shower & kloset 5m2

3 Balkon 2m2

Skema Program Ruang Kamar Wisma

Gambar IV.1.22 Skema Ruang Kamar Wisma

Sumber : Pribadi

Page 39: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

77 

 

Skema Kegiatan Penghuni Ruang Kamar Wisma

Gambar IV.1.23 Skema Kegiatan Penghuni Ruang Kamar Wisma

Sumber : Pribadi

Skema Kegiatan Penghuni di Wisma

Gambar IV.1.24 Skema Kegiatan Penghuni Ruang Kamar Wisma

Sumber : Pribadi

Unit Kegiatan Penghuni Wisma Atlet

Tabel IV.1.37 Analisa Kegiatan Penghuni

Ruang Kegiatan Pengguna Sifat ruang

K.Tidur Istrahat,

Tidur, Nonton

tv

penghuni Privat, tertutup

R.duduk Ngobrol

bersosialisasi

Penghuni,

pengunjung

Semi publik,

terbuka

Page 40: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

78 

 

K.mandi Buang air,

mandi

Penghuni,

pengunjung

Public, tertutup

Plaza/Taman Bersosialisasi,

olah raga

Penghuni,

pengunjung

Public, terbuka

Unit Kegiatan Pengunjung Wisma Atlet

Tabel IV.1.38 Analisa Kegiatan Pengunjung Wisma

Ruang Kegiatan Pengguna Sifat ruang

Plaza/taman Bersosialisasi,

olah raga

Penghuni,

pengunjung

Publik, terbuka

Faslitas

penunjang

Memenuhi

kebutuhan

Penghuni,

pengunjung

Servis, terbuka

K.mandi Buang air,

mandi

Penghuni,

pengunjung

Public, tertutup

Ruang duduk Bersosialisasi,

berkumpul,

Penghuni,

pengunjung

Public, terbuka

Unit Kegiatan Pengelola Wisma Atlet

Tabel IV.1.39 Analisa Kegiatan Pengelola

Ruang Kegiatan Pengguna Sifat ruang

Ruang

administrasi dan

keuangan

Urus msalah

admin dan

keuangan

Staff Publik, tertutup

Ruang BM Mengelola Staff Semi privat, tertutup

R.unit pelayanan

utilitas

Mengelola Staff Semi privat, tertutup

R.kepala pengelola

gedung

Mengelola,

diskusi

Staff Semi privat, tertutup

Toilet Buang air, Staff ,

pengunjung

Servis , tertutup

Page 41: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

79 

 

Unit Kegiatan Fasilitas Penunjang Wisma Atlet

Tabel IV.1.40 Analisa Unit Kegiatan Fasilitas Penunjang Wisma

Ruang Kegiatan Pengguna Sifat ruang

Ruang pertemuan Acara formal,

non frimal

Penghuni,

Pengunjung,

pengelola

Publik, tertutup

Ruang

komersil/retail

Jual beli

kebutuhan

sehari-hari

Penghuni,

Pengunjung,

pengelola

Publik, terbuka

Plaza Bersosialisasi,

olah raga

Penghuni,

Pengunjung,

pengelola

Publik, terbuka

Ruang komunal berkumpul,

diskusi

Penghuni,

Pengunjung,

pengelola

Publik, terbuka

Unit Kegiatan Servis Wisma Atlet

Tabel IV.1.41 Analisa Unit Kegiatan Servis Wisma

Ruang Kegiatan Pengguna Sifat ruang

Pos

keamanan/security

Jaga keamanan

24 jam

Staff

penjaga

Servis, tertutup

Ruang ME dan

Genset

Mekanikal,

elektrikal, dan

genset

Staff Servis, tertutup

Gudang Simpan barang Staff Servis, tertutup

Page 42: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

80 

 

3. Analisa Dimensi Ruang

Dari data yang didapat ketika survey jumlah atlet nasional yang

dibutuhkan untuk Sea Games 2011 sebanyak 400 orang. Oleh karena itu

proyek asrama ini akan berkapasitas sekitar 600 orang, dengan

pertimbangan 100 kapasitas bagi pelatih, official, maupun tamu. Hal ini

dimaksudkan agar kebutuhan kamar di wisma atlet ini tidak kekurangan,

maka sengaja dilebihkan dari data yang didapat dari hasil survey terakhir.

Dengan berbagai pertimbangan lingkungan yang telah dibahas pada

bagian analisa sebelumnya , layout kamar ini juga didasari standart dalam

buku Data Arsitek (DA).

Gambar IV.1.25 Skema Kegiatan Penghuni Ruang Kamar Wisma

Sumber : Pribadi

Dari gambar layout kamar tidur diatas didapat kebutuhan luas bagi

2 kamar, 48 m2. Dengan demikian kebutuhan luas bagi 1 kamar yaitu 24

m2. Sementara jumlah kamar yang akan dibuat pada asrama atlet ini untuk

600 orang, dengan kapasitas kamar untuk 2 orang, yaitu 300 kamar.

Page 43: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

81 

 

Tabel IV.1.42. Program Ruang Tower

Ruang Standar Sumber Kapasitas Jml Total L Kamar atlet + KM

24m2/kmr DA 2 160 3840

Ruang tumbuhan 48m2 - - 16 768Ruang duduk 20m2 - - 16 320Ruang service 9m2 - - 16 144Ruang linen 7.5m2 - - 16 120

Total 5192Sirkulasi 20 % 1038,4

Total luas tower 6230,4

Hasil tersebut merupakan luasan tower hunian dalam 1 tower.

Dalam 1 tower hunian terdiri dari 16 lantai hunian, dan dalam 1 lantai

ada 10 kamar tidur dan masing-masing satu ruang. Untuk memenuhi

jumlah yang diinginkan maka jumlah tower dibuat menjadi dua tower

yang terpisah, sehingga luasan untuk dua tower yaitu, 12460,8m2.

Luas 1tower pada proyek ini adalah 6230.4 m2, dengan KDB 20%

maka luas yang dibolehkan untuk dibangun hanya 2.178 m2. Namun agar

ruang terbuka hijaunya maksimal maka luas tower sedapat mungkin dibuat

seminim mungkin, yaitu 400m2. Maka jumlah lapis yang dibutuhkan

untuk tower yaitu:

8.294.4 m2 : 400 m2 = 16 lantai hunian (dibulatkan)

Tabel IV.1.43. Program Ruang podium

Nama Standar Sumber Kapasitas Jml Total Lobby

1.5m2/org SB 100 2 300

R.makan atlet

0.85m2/orang SB 250 1 213

Ruang pertemuan

56m2/orang SB 30 2 112

Ruang tamu

48m2 SB 6 1 48

Ruang fisioterapi

48m2 SB 4 1 48

Gym & sauna

400m2 SB 50 1 400

Ruang Sholat

2m2/orang SB 10 2 40

Toilet Umum

3m2/orang SB 5 6 90

Page 44: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

82 

 

Minimart

128m2 SB 2 256

Restoran

0.85m2/orang SB 84 1 216

Ruang bongkar muat

4m2 SB 2 8

Kantor pengelola

36m2 SB 2 72

Ruang laundry

30m2 SB 1 30

Pantry

12m2 SB 1 12

Kantor sewa 108m2 - - 3 324AHU 13.5m2 - - 6 81Toko kecil 13m2 - - 2 26Atm center 15m2 - - - 15Gudang

9m2 SB 2 18

Total 2309Sirkulasi 20% 461

Total luas podium 2770.8

2770.8 m2 : 2.178 m2 = 1.2 = 2 (dibulatkan)

Dari hasil tersebut dapat terlihat podium yang dapat dibuat yaitu 2

lantai, tetapi untuk menambah luasan ruang terbuka dan ruang terbuka

hijau maka jumlah lantai podium ditambah 1 lantai lagi, sehingga menjadi

3 lantai, terdiri dari lantai dasar, lantai satu dan dua. Hal ini dimaksudkan

untuk meminimalisir luasan KDB yang ada di lantai dasar.

Dengan asumsi 7 unit kamar membutuhkan 1 tempat parkir, maka

jumlah tempat parkir yang dibutuhkan oleh asrama ini sebanyak 46 parkir

mobil dari 320 kamar Ditambah tempat parkir untuk pengguna gedung

ruang pertemuan yang 28 parkir engan standar 4m2 1 mobil, ditambah

lagi dengan funfsi kantor sewa yang membutuhkan 4 parkir mobil dengn

standar 100m2 1 parkir., maka ditambah tempat parkir cadangan sebanyak

22 dan 10 parkir servis sehingga jumlah tempat parkir mobil yang

dibutuhkan asrama ini sebanyak 110 tempat parker ditambah dengan 4

parkir bus.

Tabel IV.1.44. Jumlah Parkir

Nama Keterangan Kp L Jml Total L Parkir mobil 2.5x3 7.5 110 825

Page 45: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

83 

 

Parkir bus 3.5x12 42 4 168Parkir motor

1x2 2 140 240

Total 1233Sirkulasi 20% 247

Total luas kebutuhan parkir 1480

Apabila ingin dibangun gedung parkir atau basement, maka jumlah

lapis yang dibutuhkan untuk parkir hanya 1 lapis saja dan dapat dibagi

beberapa di atas tapak dan sebagian dimasukan ke basement. Sementara

untuk mengurangi pengerasan yntuk sirkulasi da parkir yang berada di atas

tapak dapat diberikan grass block untuk lantainya sehingga tetap dapat

melakukan penyerapan air.

  IV.1.c Analisis Sistem Bangunan 

2. Bentuk massa bangunan dan sirkulasinya.

Setiap bentuk dari masa bangunan mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Bentuk bangunan yang dipilih adalah bentuk

kubus atau balok karena bentuk ini disesuaikan dengan kondisi tapak yang

ada dalam proyek ini, yang hampir menyerupai bentuk kubus dan balok.

Tabel IV.1.45 Analisa Bentuk Massa Bangunan

Single Loaded

Kelebihan:

- Lebih hemat energi dikarenakan

mempunyai perncahayaan alami yang

dapat masuk dari dua sisi

Kekurangan :

- Efektifitas ruang yang dibutuhkan

untuk berada didalamnya memerlukan

lahan yang lebih besar

Kelebihan:

- Dari segi estetika yang terdapat

dalam bangunan ini lebih menarik

karena mempunyai kesegaraman antar

bangunan dalam disain yang sama

Page 46: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

84 

 

Double Loaded - Pencahayaan alami yang terjadi baik

karena dapat terkena dua sisi

bangunan

Kekurangan:

- Penggunaan material dalam

bangunan cukup banyak dikarenakan

terdapat banyak bangunan yang

tersedia

Pola masa bangunan yang digunakan dalam wisma atlet ini adalah

menggunakan sistem single loaded. Pola ini sesuai dengan konsep yang

cenderung berorientasi kepada pencahayaan alami dari matahari.

Tabel IV.1.46 Analisa Sirkulasi Massa Bangunan

Single Loaded

Kelebihan:

- pencahayaan alami dapat saling

masuk-keluar dari dua sisi

bangunan

Kekurangan:

- efisiensi bangunan dan lahan dari

kebutuhan ruang kurang

mendukung dengan baik karena

memelukan luasan yang lebih

banyak

Double Loaded

Kelebihan:

- efisiensi bangunan dan lahan dari

bangunan ini cukup baik karena

tidak memerlukan lahan yang

cukup besar tetapi dapat

menampung ruang yang banyak

Kekurangan:

- cahaya alami satu sisi saja

Page 47: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

85 

 

Pola ruang antara single loaded dan double loaded mempunyai

kelebihan masing-masing. Double loaded lebih unggul mengenai masalah

kebuthuhan luas lahan dan ruangan yang banyak sedangkan single loaded

unggul dalam masalah pencahayaan alami. Untuk itu maka sistem single

loaded yang digunakan dalam proyek ini.

Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi

sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Sirkulasi horizontal berguna

untuk menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level

sedangkan horzontal untuk menghubungkan ruangan antar level.

• Sirkulasi Horizontal

Tabel IV.1.47. Analisa Sirkulasi Horizontal

Jenis Sirkulasi Kelebihan Kekurangan

Linier

• Menerus

• Bertekuk

• Berpotongan

• Bercabang

• sesuai dengan

bangunan Wisma

Atletdalam hal

efisiensi ruang

• cocok untuk

bangunan yang

mengutamakan

perjalanan

arsitektur

• cocok untuk

bangunan dengan

banyak klasifikasi

ruang

• sesuai dengan

bangunan Wisma

• cenderung

statis

• tidak efisien

pada koridor

wisma atlet

• tidak cocok

dengan bentuk

Wisma

Atletyang

memanjang

• perlunya

penunjuk arah

Page 48: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

86 

 

• Berbelok

• Melingkar

Radial

Atletdengan

banyak unit

hunian dan

fasilitas

• cocok untuk

bangunan yang

mengutamakan

perjalanan

arsitektur

• cocok untuk

bangunan

pameran atau

museum

• memusatkan

kegiatan /

orientasi

• mudah untuk

mencapai ke titik

tertentu

yang jelas

• membentuk

suasana yang

patah/terhenti

• Sulit memberi

aksen pada

jenis ruang

• Cocok

diterapkan

pada

bangunan

fungsi ruang

seragam

• Sirkulasi Vertikal

Tabel IV.1.48 Analisa Sirkulasi Vertikal

Jenis

sirkulasi

Kelebihan Kekurangan

Tangga

• tidak menggunakan listrik

• fleksibel dan murah, sesuai

dengan bangunan wisma atlet

• melelahkan bagi

pengguna

Page 49: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

87 

 

Eskalator

Lift

Ramp

• dapat dipakai setiap saat

• berguna di saat kebakaran

• fleksibel diletakkan di mana

saja

• perjalanan arsitektur lebih baik

• efisien

• daya angkut yang besar

• tidak melelahkan

• cocok untuk wisma atlet saat

mengangkut perabotan besar ke

lantai atas

• bernilai estetika

• efisien bagi trolley

• butuh listrik dan

space besar, tidak

efisien bagi wisma

atlet

• butuh listrik dan

waktu tunggu

• butuh space besar,

tidak efisien bagi

wisma atlet

Dalam perancangan Wisma Atlet Sewa ini, sirkulasi vertikal yang

digunakan adalah tangga, escalator dan lift. Penggunaan escalator di

anggap lebih ideal mengingat ada beberapa fungsi komersil yang ada di

podium wisma ini. Untuk standar ukuran lift disesuaikan dengan sumber

yaitu neufert. Penggunaan escalator ini hanya pada era podium yang

bersifat public, sementara untuk hunian yang lebih bersifat privat dapat

menggunakan lift. Penggunaan lift dikarenakan bangunan ini merupakan

bangunan medium-rise Sedangkan untuk akses tambahan diberikan ramp

dibeberapa titik saja dengan standar kemiringan 7% untuk manusia dan

untuk basement 30% untuk kendaraan.

Page 50: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

88 

 

Gambar IV.1.26. Letak Lift dan Konsep Sistm Lift

Gambar IV.1.27. Pengaruh Tata Letak Lift

Sumber ; system bangunan tinggi

Pada sirkulasi vertikal ini, perlu juga di perhatikan sirkulasi untuk

keadaan darurat. Pada Wisma Atlet ini menggunakan sirkulasi tangga

darurat untuk keadaan darurat seperti kebakaran atau gempa bumi.

Sirkulasi darurat berupa tangga kebakaran dan pintu dimaksudkan untuk

memberikan akses bagi penghuni/pengguna bangunan untuk dapat menuju

tempat yang aman dan selamat. Untuk itu pada dinding harus dapat

menahan api sekurang-kurangnya selama 2 jam dan pintu darurat tersebut

harus dapat menahan api sekurang-kurangnya selama 1,5 jam. Jarak pintu

darurat yang diisyaratkan adalah 30 m (bangunan tanpa sprinkler) dan 45

Page 51: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

89 

 

m (bangunan dengan sprinkler). Lebar pintu keluar minimum 80 cm,

sedangkan lebar tangga dan koridor minimum adalah 120 cm. semua pintu

membuka kearah dalam kecuali pada lantai dasar yang membuka ke arah

luar.

Gambar IV.1.28. Tangga Darurat

Sumber : system bangunan tinggi

3. Sistem Struktur Bangunan

Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya

masa bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak

bangunan seperti gempa bumi, bencana angin, faktor biologis (hewan

perusak), dan sebagainya. Sistem struktur bangunan dapat dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu :

• Sub Structure (Struktur bawah)

Merupakan bagian struktur bawah yang menahan beban yang

bekerja dari atas kebawah.

Tabel IV.1.49 Analisa Jenis Pondasi

Jenis Pondasi Kelebihan KekuranganTiang Pancang • waktu pelaksanaan cepat

• cocok untuk menahan

beban vertikal

• memerlukan banyak

sambungan dan

ketelitian yang tinggi,

kurang ekonomis bagi

wisma atlet tapi bagi

hotel ekonomis

• menimbulkan bising

dan getaran

Page 52: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

90 

 

Bored Pile • pemasangan tidak

berdampak buruk bagi

lingkungan, cocok dengan

konsep wisma atlet

• memiliki kekuatan yang

cukup untuk bangunan

bertingkat tinggi

• cocok untuk segala jenis

tanah

• waktu pelaksanaan

lebih lama

• jika kadar air tinggi

pengecoran akan

beresiko

Pondasi Rakit • tahan gempa

• ruang pada pondasi dapat

difungsikan sebagai

asement/efisiensi lahan

• kedalaman sebesar

volume yang dipindahkan

• boros dalam pemakaian

bahan, kurang efisien

bagi Wisma Atlet

• pelaksanaan sulit

Berdasarkan analisa sub structure pada tabel diatas, maka

Wisma Atlet sewa ini menggunakan pondasi bored pile dan tiang

pancang, karena kemampuannya untuk menahan beban yang cukup

besar dan juga dalam tahap pengerjaannya tidak mengganggu

keadaan sekitar atau gangguan relatif kecil.

• Upper Structure (Struktur atas)

Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas

untuk menerima seluruh beban hidup atau beban lateral yang

diterimanya untuk diterukan pada pondasi.

Tabel IV.1.50 Analisa Jenis Pondasi Atas

Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan Portal

(kolom dan balok)

• kekakuan cukup

• fleksibel dalam

penataan interior

unit wisma atlet

• struktur sederhana

dan ringan

• dimensi relatif besar

untuk bentang lebar

• trafe kolom relatif

kecil

Page 53: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

91 

 

Dinding pemikul • kekakuan tinggi

• material beton pada

bidang datar dapat

mereduksi suara

• Memipih sesuai

ruang (efisiensi)

• Waktu pemasangan

cepat

• Biaya yang cukup

besar

• Harus terjadi banyak

penyesuaian dengan

barang dari pabrik

Struktur gemuk

(balok, rangka, grid,

dan slab)

• pemakaian bahan

sedikit dan berupa

prefab

• waktu pengerjaan

cepat

• dapat digunakan

k b l b

• bahan baja kuat tarik

relatif kurang

ekonomis bagi

wisma atlet

• pertimbangan korosi

dari bahan baja

b i

Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal dan

core atau inti bangunan.

4. Sistem Utilitas Bangunan.

Sistem utilitas adalah segala macam sistem pada bangunan

yang berfungsi sebagai penunjang beroperasinya bangunan. Sistem

sistem utilitas tersebut terdiri dari :

1. PENGHAWAAN

Penghawaan mempunyai bobot penggunaan energy dalam suatu

bangunan hampir 60-70%.Sistem penghawaan pada bangunan ada 2

macam, yaitu :

1. Penghawaan alami contohnya dengan menggunakan cross

ventilation. Pada arsitektur dengan menggunakan efisiensi

energi, bangunan harus dapat diorganisasikan penghawaannya

sebaik mungkin untuk mencapai suhu yang nyaman. Dengan

memanfaatkan penghawaan alami pada fungsi-fungsi tertentu

pada ruang kumpul pada masing-masing unit, koridor-koridor

wisma atlet, kamar mandi, skycourt dan tangga darurat

Page 54: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

92 

 

Penghawaan alami bisa dicapai dengan membuat cross

ventilation pada bangunan maupun pada unit-unit wisma atlet.

cross ventilation pada bangunan bisa dipenuhi dengan adanya

jarak antara bangunan yang cukup luas dan juga terdapat ruang

terbuka untuk memasukan udara skycourt dan skylight untuk

mengeluarkan udara. Untuk cross ventilation pada unit-unit

bangunan harus memilih jenis sirkulasi udara yang menyilang,

terdapat inlet maupun outlet.

Gambar IV.1.29 Konsep Penghawaan Alami

 

 

Tabel IV.1.51. Analisa Konsep Penghawaan Alami

Variasi

inlet-outlet

kelebihan kekurangan

1 Udara menyilang pada

ruangan, membuat udara

mengalir bebas

Udara kurang

maksimal pada sudut-

sudut ruangan

2 Bidang Penempatan

furniture lebih bebas

Ada bagian ruang

yang tertutup oleh

ruang

3 Udara menyilang pada

ruangan, membuat udara

Harus mempunyai 2

sisi untuk inlet-outlet

1 2 3 4 

Page 55: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

93 

 

mengalir bebas yang bersebrangan

4 Jumlah udara yang

masuk dan udara yang

keluar lebih banyak

karena jumlah let-letnya

banyak

Harus mempunyai

jumlah outlet yang

relative banyak, sulit

dalam pemanfaatan

ruang (furniture)

Gambar IV.1.30Overhang Membantu Tekanan Angin untuk Masuk

Penambahan overhang pada bangunan bisa membantu

memperbesar tekanan udara sehingg menekan ke dalam. Cross

ventilation untuk bangunan bisa dengan cara memasukkan udara

pada skycourt dan penggunaan single loaded sehingga udara bisa

mengalir dengan bebas (tidak terperangkap). Massa bangunan

yang ramping mempermudah udara untuk mengalir.

Gambar IV.1.31 Tanaman dapat Merduksi Panas

Pada kasus wisma atlet lebih diutamakan maintenance

yang lebih mudah jadi pilihan jatuh pada alternative yang

kedua menggunakan pot atau box tanaman. Sehingga tidak

merusak façade bangunan dengan tanaman yang merambat pada

bangunan. Apabila menggunakan tanaman merambat maka

Page 56: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

94 

 

menggunakan media perambat yang mempunyai jarak dari

dinding bangunan untuk meminimalkan kerusakan.

Gambar IV.1.32. Tanaman Merambat

Sumber : google

2. Penghawaan buatan contohnya adalah dengan menggunakan

AC. Air conditioner disini hanya digunakan untuk ruang. Untuk

wisma atlet ini terdapat 2 jenis penggunaan jenis AC, yaitu AC

split dan AC central. Penggunaan AC split pada jenis unit

hunian yang dalam jangka waktu lama. Untuk penggunaan AC

central apada jenis hunian dalam jangka waktu singkat.

Pertimbangan ini dilakukan dengan maksud :

Penggunaan AC split pada massa bangunan hunian dalam jangka

waktu panjang menghemat ruang AHU, chiller dan cooling

tower. Sehingga bisa dioperasionalkan sesuai dengan penghuni

yang ada. Karena AC split hanya dipasang pada kamar, tidak

pada pada ruang bersama. Yang jadi masalah dari penggunaan

AC split adalah peletakan outdoor unit. Dalam kasus wisma atlet

yang mempunyai balkon atau teras maka peletakan outdoor di

balkon. Dan tertutup oleh box tanaman dan arah compressor

Page 57: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

95 

 

Gambar IV.1.33. Skema AC Outdoor Unit

 

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi Gambar IV.1.34. Solusi Peletakan Outdoor

 

Sumber : Pribadi

Penggunaan AC central dikarenakan pada unit hunian untuk

jangka waktu singkat serta ruang-ruang serbaguna terdapat pada

bangunan ini. Massa bangunan ini mempunyai ketinggian yang

relatif tinggi dan tidak menggunakan penghawaan alami

sehingga kebocoran dapat diminimalkan. Penempatan ducting

pada area kamar tidur dan plafond di dapur atau kamar mandi

(seperti hotel).

2. PENCAHAYAAN

Penghawaan pada bangunan terdapat 2 macam pencahayaan,

yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.Pemanfaatan

pencahayaan alami harus semaksimal mungkin. Penempatan

bukaan harus lebih di tata secara baik sehingga cahaya dapat masuk

Page 58: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

96 

 

kedalam ruangan. Lebar koridor pada sirkulasi horizontal juga

harus cukup agar tidak terlalu sempit sehingga tidak menjadi gelap.

Untuk pencahayaan harus diminimalkan antara pemasukan

radiasinya misalnya dengan tanaman, balkon, penanaman pohon,

dan pemilihan material kaca

Gambar IV.1.35 Balkon Untuk Penahan Panas

Sumber : george lippsmeir, Bangunan Tropis

Jarak antara massa bangunan juga harus diperhatikan agar tidak

terjadi penyempitan untuk cahaya masuk

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dilakukan

dengan menggunakan lampu. Perencanaan bangunan yang baik

akan dapat mengurangi atau dapat membantu penghematan energi.

3. AIR BERSIH

Gambar IV.1.36 Skema Penyaluran Air Bersih

Sumber : system bangunan tinggi

Page 59: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

97 

 

Sistem pasokan untuk air bersih yang digunakan adalah

sistem pasokan ke arah bawah (down feed) dengan pompa

digunakan untuk mengisi tangki air terletak di atas bangunan.

Dengan menggunakan sakelar pelampung, pompa akan berhenti

bekerja jika air dalam tangki sudah penuh dan selanjutnya air

dialirkan dengan memanfaatkan gaya grafitasi.

Tabel IV.1.52. Sistem Pasokan Air Bersih

Kriteria Up Feed Down Feed

Hemat listrik Kurang baik Lebih baik

Kemudahan Perawatan Lebih baik Kurang baik

Sistem pasokan air bersih yang dipilih yaitu down feed. Hal

ini disebabkan karena sistem ini lebih hemat listrik dibandingkan

dengan up feed, selain itu sistem up feed membuat pompa cepat

rusak. Sumber airnya sendiri berasal dari PDAM dan instalasi daur

ulang air. Sebaiknya tidak menggunakan air tanah karena

pengeboran air tanah dapat mengganggu keseimbangan alam.

Berikut ini perhitungan kebutuhan air bersih per hari:

Tabel IV.1.53 Kebutuhan Air Bersih

Fungsi Standar Keterangan Total kebutuhan air (liter)

Asrama 45 liter/orang 640 orang 28800

Pertokoan 5 liter/m2 2770.8 m2 554,16

Hidran ∑ . (400). (30) 20 unit

(dibulatkan)

240000

Tangki Srinkler 20%. ∑ . (18). (30) 633 unit 68364

Total 367.072,32

4. PROTEKSI KEBAKARAN

Proteksi kebakaran ini terdiri dari 2, yaitu berupa proteksi

aktif contoh nya hidran dan sprinkler dan proteksi pasif berupa

tangga darurat atau struktur bermaterial tahan api.

Page 60: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

98 

 

Gambar IV.1.37 Sprinkler

 

Sumber : Google

Pemadam api berupa hidran juga perlu disediakan. Hidran

dalam biasanya ditempatkan di dekat atau di dalam tangga

kebakaran, dilengkapi selang, katup, tabung pemadam, serta alarm

atau tombol panggil. Air yang digunakan diambil dari menara air,

yang memang sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat,

ditambah dari kolam renang dalam bangunan. Hidran luar berupa

kepala hidran dan selang. Sumber airnyadari sistem hidran kota.

Gambar IV.1.38 Hidran air

Sumber : Google

Sprinkler dan hidran membutuhkan cadangan air yang

diperhitungkan ntuk jangka waktu selama 30 menit. Selang waktu ini

diambil dengan asumsi bahwa jika api belum juga padam, maka

petugas pemadam kebakaran sudah tiba di lokasi. Menurut Jimmy S.

Juwana (2005), jumlah hidran yang dibutuhkan yaitu 1 buah per 800

m2. Maka pada proyek ini dengan luas bangunan 15.230 m2 ,

dibutuhkan 20 unit hidran. Sementara sprinkler, 1 buah per 25m2.

Maka dibutuhkan 633 unit, selain itu Konsep konstruksi tahan api

Page 61: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

99 

 

terkai tada kemampuan dinding luar, lantai, dan atap untuk dapat

menahan api di dalam bangunan atau kompartemen.

5. PENGOLAHAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH

Pipa Air terdiri dari 2 macam yaitu pipa air saluran air bersih

dan pipa air saluran air kotor. Pipa saluran air bersih ini berfungsi

mengalirkan air bersih yang biasanya bersumber dari PDAM

ataupun sumber air bersih lain nya ke seluruh ruangan yang

membutuhkan. Pipa saluran air kotor berfungsi mengalirkan air

kotor atau air yang sudah dipakai dari ruangan ke tempat

pembuangan seperti STP dan lain lain.

Pipa pembuangan limbah kamar mandi harus mudah diakses,

maka biasanya kamar mandi dalam tiap unit kamar ditempatkan

pada sisiyang berbatasan dengan koridor agar shaf-shaft pipa dapat

diakses dari koridor (gambar no. 3). Bila kamar mandi ditempatkan

pada sisi dindingluar, memang dapat memperoleh pengudaraan dan

pencahayaan alami,namun sisi yang potensial ini jadi tidak dapat

dimanfaatkan secara optimaluntuk view dan pencahayaan ke dalam

kamar, selain itu, akses ke shaftpipa menjadi lebih sulit dan

membutuhkan tambahan ruang.Limbah kamar mandi padat

disalurkan ke STP untuk diolah agar dapat dibuang ke lingkungan

dan riol kota dengan aman dan tidak mencemari. Limbah kamar

mandi cair disalurkan ke WTP untuk diolah.Hasil olahannya

biasanya cukup bersih, dapat digunakan kembali untuk penyiram

taman dan flush toilet.

Gambar IV.1.39. Alternatif Perletakan Shaft pada Kamar

 

Sumber : Sistem bangunan tinggi

Page 62: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

100 

 

Air hujan sebaiknya ditampung dalam sumur

resapan.Pembuatan sumur resapan dan biopori perlu diupayakan

terkait dengan upaya perbaikan drainase tapak.Dimensi pipa

pembuangan air hujan dan sumur resapan tergantung dari luas atap.

Gambar IV.1.40. Skematik sumur resapan dan biopori

Sumber : pribadi

Septiktank yang dibutuhkan oleh bangunan ini menurut

panduan sistem bangunan tinggi dan dengan perhitungan jumlah

orang dalam bangunan sebanyak 640 orang adalah 2 buah septik

tank dengan volume 32 m3 dengan ukuran 2,50 x 7,00 x 2,10.

Perkiraan volume STP yang dibutuhkan 640 kg dengan

standar 1,0kg /orang. Perkiraan jumlah sampah sama dengan STP

yaitu 640 kg dengan standar 1,0 kg/orang. Sementara itu, dengan

luas lantai tipikal tower sekitar 2600 maka volume sumur resapan

yang dibutuhkan adalah 150 m3

6. INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik mengambil arus dari PLN. Selain dari PLN,

disiapkan pula pembangkit listrik cadangan berupa generator atau

genset yang akan dioperasikan apabila terjadi gangguan.

Penempatan ruang genset dan ruang-ruang panel utama bisa

ditempatkan pada basement agar bunyi dan getaran yang mungkin

dihasilkan tidak mengganggu kenyamanan ruang-ruang utama.

Selain itu pengantaran bahan bakar untuk solar juga dapat dilakukan

dengan mudah tanpa menggangu penghuni begitu juga saat terjadi

kerusakan.

Page 63: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

101 

 

7. PENANGKAL PETIR

Bangunan yang berisi ribuan orang untuk beristirahat harus

diberikan proteksi terhadap penangkal petir.Hal ini dibutuhkan

mengingat bangunan ini mempunyai ketinggian yang cukup tinggi

dibanding dengan bangunan di sekitarnya. Sehingga apabila ada

petir yang menyambar, maka bangunan ini bisa kena pertama kali.

System penangkal petir ada 2 macam yaitu system Thomas dan

Prevectron.

Penangkal petir yang digunakan adalah sistem Thomas.

Sistem ini mempunyai jangkauan perlindungan yang luas, daerah

bangunan yang terlindungi dalam radius 60 m dan luas lahan yang

terlindungi dalam kerucut perlindungannya dalam radius 125 m.

sistem ini dianggap cocok karena terbilang efisien apabila di taruh di

bagian tower wisma untuk jangka panjang sehingga bisa melindungi

bangunan-bangunan rendah, pohon-pohon dalam tapak. Sementara

system prevectron hampir sama dengan Thomas hanya areal

perlindunganya berbentuk Polaroid.

Gambar IV.1.41 Skematik Penangkal Petir Sistem Thomas

 

Gambar IV.1.42 Skematik Penangkal Petir Sistem Prevectron

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

Page 64: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

102 

 

8. SHAFT LINEN

Untuk kebutuhan linen hotel seperti mengumpulkan,

mencuci, dan menyetrika, disediakan satu ruang linen dan laundry di

lantai dasar serta 1 ruang linen khusus untuk penyimpanan linen

bersih di setiap lantai yang terhubung dengan shaft linen atau lift

service.

Gambar IV.1.43. Skematik Shaft Linen

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

9. PEMBUANGAN SAMPAH

Pembuangan Sampah. Sistem pembuangan sampah dapat

dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama adalah sistem door-to-door,

sistem ini dilakukan dengan cara menjeput atau mengambil ke

hunian satu persatu. Pada bagunan wisma atlet sistem ini sangat

tidak efisien karena banyak membuang tenaga dan waktu. Yang

kedua adalah sistem shaft, yaitu menyediakan sebuah ruangan yang

langsung berhubungan dengan lantai dasar tanpa penyekat antar

lantai. Pada bagian bawah terdapat ruangan penampungan.

Penggunaan shaft ini lebih efisien pada Wisma Atlet karena sampah

Page 65: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

103 

 

sudah terkumpul pada bagian lantai dasar bangunan yang berada

pada titik tertentu.wisma atlet

Gambar IV.1.44 Shaft sampah dan Skemanya

 

Sumber : Sistem Bangunan Tinggi

5. Analisa Sustainable Design.

Sustainable desain adalah topik yang saya ambil untuk

perancangan Wisma Atlet ini, oleh karena itu disini dibahas mengenai

sistem yang dapat menunjang dan dapat digunakan agar tercapainya

penghematan dalam penggunaan energi, dengan cara :

• Pengoptimalan penghawaan alami misal pada koridor, tangga

darurat, ruang bersama, dan kamar mandi.

• Pencahayaan alami pada unit-unit yang menggunakan single

loaded, sehingga bisa menghemat penggunaan cahaya pada siang

hari.

• Pemanfaatan vertical landscaping

Vertical landscaping bisa mengurangi suhu kulit luar hingga 80-

90% sehingga apabila terjadi selisih suhu yang besar, missal 5

derajat, maka bisa membuat selisihnya hanya menjadi 2 derajat,

Page 66: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-2-00132-AR Bab 4.pdf · parkir Kantor Koni Hotel Atlet ... Pada bagian ini penulis menjabarkan beberapa model

104 

 

dan 1 derajat bisa menghemat hampir 10% total energy

penghawaan. Jika dikalkulasikan bisa menghemat hingga 30%

(Tri Harso Karyono,Pohon sebagai penyejuk dan pembersih udara

kota,dinebsi arsitektur, laporam teknis berkala Arsitektur, vol 10,

No.1, Januari 2002, p62-65)

• Penggunaan Over hang (Tritisan) pada bangunan.

Over Hang digunakan pada bagian atas jendela, fungsi nya adalah

sebagai penghalang atau lebih tepatnya untuk mengurangi jumlah

sinar/radiasi matahari yang masuk melalui jendela. Over Hang ini

juga berfungsi untuk menghalangi percikan air masuk pada saat

hujan

• Bukaan

Bukaan maksudnya memberikan sedikit jarak antara beberapa unit,

sehingga tidak terlalu rapat.Pemberian jarak ini berupa ruang

kosong sehingga cahaya alami mencapai tengah masa bangunan.

Bukaan juga bisa berupa jendela atau kisi kisi sehingga dapat

memasukan cahaya alami kedalam bangunan.