BAB V
-
Upload
gabriela-maretta -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of BAB V
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian pengujian efektivitas Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dan
ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unhas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan efektivitas antibakteri larutan irigasi antara Sodium
Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap
bakteri mix pada saluran akar gigi nekrosis.
Untuk membuktikan hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada
perbedaan efektivitas antibakteri Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak
daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis, maka
dilakukanlah penelitian ini dengan terlebih dahulu mengekstrak daun sirih kemudian
dilakukan uji efektivitas anti bakterinya.
Sebelum melakukan uji efektivitas anti bakteri ekstrak daun sirih dilakukan
pengujian Konsentasi Hambat Minimum (KHM). Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, pada uji KHM memperlihatkan bahwa pada konsentrasi terkecil
yaitu 10% menunjukkan kekeruhan pada tabung, pada konsentrasi ini ekstrak daun
sirih belum efektif menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis.
Namun pada ekstrak daun sirih konsentrasi 15% menunjukkan kejernihan pada
tabung, hal ini mengindikasikan ekstrak daun sirih dengan konsentrasi demikian
dapat menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis. Hal ini
menunjukkan bahwa KHM dari ekstrak daun sirih adalah 15%.
Pada pengujian efektivitas ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran
akar gigi nekrosis digunakan metode difusi untuk melihat adanya zona inhibisi (zona
hambat). Pengukuran untuk mengetahui luas daerah zona hambat dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong, dengan mengukur diameter daerah bening yang
terbentuk, termasuk paper disk yang memiliki diameter 6 mm. Pengukuran dilakukan
secara vertikal, horizontal, dan diagonal kemudian hasilnya dirata – ratakan. Hasil
yang diperoleh dari pengujian ini yaitu pada semua konsentrasi ekstrak daun sirih
terlihat adanya zona hambat yang terbentuk serta diperoleh ukuran zona yang
memuaskan yaitu lebih dari 20 mm untuk semua konsentrasi yang diujikan.21
Pada pengujian efektivitas Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5%, tampak pula
terbentuknya zona hambat namun dengan ukuran yang lebih kecil dibanding zona
hambat yang terbentuk pada ekstrak daun sirih. Ukuran zona hambat yang terbentuk
< 20 mm.
Kemampuan daya hambat bahan uji setelah masa inkubasi yang ditandai
dengan terbentuknya zona inhibisi, menandakan bahwa bakteri yang berada di daerah
tersebut tidak dapat tumbuh akibat pengaruh bahan uji yang berdifusi keluar dari
paper disk ke daerah sekitarnya.
Kemampuan ekstrak daun sirih dalam menghambat bakteri mix saluran akar
gigi nekrosis disebabkan oleh kandungan minyak atsiri pada daun sirih yang
diketahui memiliki daya antibakteri terutama terhadap bakteri Streptococcus viridans,
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Hal ini disebabkan oleh karena
adanya senyawa fenol dan turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvakol, eugenol
dan allilpyrokatekol yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri.22
Senyawa fenol dan derivatnya mempunyai daya antibakteri dengan cara
menurunkan tegangan permukaan sel dan denaturasi protein. Adanya fenol yang
merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga dimensi protein terganggu
dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur kerangka
kovalen. Hal ini mengakibatkan protein berubah sifat. Deret asam amino protein
tersebut tetap utuh setelah berubah sifat, namun aktivitas biologisnya menjadi rusak
sehingga protein tidak dapat melakukan fungsinya.23 Dengan terdenaturasinya protein
sel maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim sehingga bakteri
tidak dapat bertahan hidup.24 Kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari
fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa.2,13,25
Terdapat pula senyawa pada daun sirih yang memiliki efek antibakteri antara
lain katekin, tannin, flavanoid dan saponin. Katekin bekerja dengan cara
mendenaturasi protein dari bakteri. Protein yang mengalami denaturasi akan
kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan
struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel
sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan kemudian sel menjadi rusak.2 Tannin
merupakan polifenol yang larut dalam air. Mekanisme antibakteri tannin antara lain
menghambat enzim ektraseluler mikroba, mengambil alih substrat yang dibutuhkan
pada pertumbuhan mikroba, atau bekerja langsung pada metabolisme dengan cara
menghambat fosforilasi oksidasi.26 Flavonoid selain berfungsi sebagai bakteriostatik
juga berfungsi sebagai anti inflamasi. Mekanisme kerja saponin pada mikroorganisme
adalah berikatan dengan kompleks polisakarida pada dinding sel, sehingga dapat
merusak dinding sel dari bakteri tersebut.27
Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak
daun sirih, maka aktivitas anti bakterinya akan semakin besar pula. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pelzcar dan Chan bahwa semakin tinggi
konsentrasi suatu bahan antibakteri, maka aktivitas antibakterinya akan semakin kuat
pula.28 Hal ini sesuai juga dengan uji statistk yang dilakukan bahwa terdapat
perbedaan diameter zona hambat yang bermakna signifikan (p < 0,05) antara
konsentrasi ekstrak daun sirih.
NaOCl dapat juga menghambat bakteri mix saluran akar gigi nekrosis karena
adanya asam hipoklorit dan ion hipoklorit yang terbentuk dalam reaksi air dengan
sodium hypochlorite bila berkontak dengan jaringan organik akan melepaskan klorin
yang merupakan zat aktif dari larutan sodium hipoklorit. Unsur Cl (Klorin) yang
apabila terkombinasi dengan protein amino membentuk kloramin. Reaksi kloramin
terjadi antara klorin dan gugus amino (NH) membentuk kloramin yang akan
mengganggu metabolisme sel. Klorin mempunyai aksi antimikroba dan menghambat
enzim bakteri. Merusak sintesis DNA dan menghidrolisis asam amino. 6 Unsur Cl
yang mengalami oksidasi dari OCl- (ion hipoklorit) yang dapat menghambat enzim
bakteri dan menyebabkan oksidasi yang irreversible pada kelompok sulfidril yang
merupakan enzim esensial bakteri.29 Klorin juga dapat bergabung dengan komponen
sitoplasma membentuk komponen N-Chloro yang merupakan senyawa racun yang
akan menghancurkan mikroorganisme.30
Berdasarkan mekanisme keduanya terlihat adanya perbedaan zat aktif yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis. Ekstrak daun sirih
mampu menghambat bakteri karena mengandung senyawa fenol dan derivatnya
(kavikol & kavibetol) yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari
fenol biasa,2,13,15 Apabila terjadi interaksi antara fenol dengan dinding sel
mikroorganisme akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas
mikroorganisme, dengan terdenaturasinya protein sel maka semua aktivitas
metabolisme sel dikatalisis oleh enzim sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup.23
serta terdapat pula senyawa katekin, tannin,flavonoid dan saponin yang bersifat
memiliki daya antibakteri sedangkan NaOCl memilki efek antibakteri dengan aksi
menghambat enzim bakteri oleh komponen ion hidroksil dan aksi kloramin.3
Berdasarkan tabel 2 terlihat jelas bahwa zona hambat ekstrak daun sirih pada
konsentrasi minimun lebih besar dibandingkan dengan Sodium hypochlorite (NaOCl)
0,5%. Apabila dilakukan pengujian secara statistik pada konsentrasi ekstrak daun
sirih dengan Sodium Hypochlorite (NaOCl) diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna / signifikan antar keduanya (p < 0,05) Hal ini membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih memiliki efek antibakteri yang labih baik dibanding NaOCl dalam
menghambat bakteri mix saluran akar gigi nekrosis secara in vitro.