BAB V

36
BAB V AGGREGATE PLANNING 5.1 Pengumpulan Data Berdasarkan data pada PT Fabulous, maka selanjutnya dilakukan perencanaan agregat (aggregate planning) untuk memproduksi produk berupa Mini Car. Perencanaan agregat (aggregate planning) digunakan untuk memperkirakan jumlah produk yang akan diproduksi berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh PT Fabulous. Perencanaan agregat (aggregate planning) memerlukan beberapa data yang diperlukan diantaranya sebagai berikut: 1. Jumlah Hari Kerja = 24 hari 2. Jumlah Shift = 2 shift 3. Kapasitas Shift = 8 jam 4. Jumlah Tenaga Kerja/Shift = 18 orang 5. Waktu Pembuatan 1 Produk = 2 man hours 6. Jam Lembur Maksimum = 20% dari kapasitas normal/hari 7. Jumlah Persediaan Awal = 120 unit 8. UMR (Upah Minimum Regional) = Rp 1.950.000,- 9. Biaya Tenaga Kerja Lembur = 20% dari biaya tenaga kerja normal 10. Biaya Pengangkatan Tenaga Kerja (Hiring) = Rp. 500.000,-

description

perumpamaan

Transcript of BAB V

BAB V

AGGREGATE PLANNING5.1Pengumpulan Data

Berdasarkan data pada PT Fabulous, maka selanjutnya dilakukan perencanaan agregat (aggregate planning) untuk memproduksi produk berupa Mini Car. Perencanaan agregat (aggregate planning) digunakan untuk memperkirakan jumlah produk yang akan diproduksi berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh PT Fabulous. Perencanaan agregat (aggregate planning) memerlukan beberapa data yang diperlukan diantaranya sebagai berikut:1. Jumlah Hari Kerja= 24 hari2. Jumlah Shift= 2 shift

3. Kapasitas Shift= 8 jam4. Jumlah Tenaga Kerja/Shift= 18 orang5. Waktu Pembuatan 1 Produk= 2 man hours

6. Jam Lembur Maksimum= 20% dari kapasitas normal/hari

7. Jumlah Persediaan Awal= 120 unit8. UMR (Upah Minimum Regional)= Rp 1.950.000,-9. Biaya Tenaga Kerja Lembur= 20% dari biaya tenaga kerja normal10. Biaya Pengangkatan Tenaga Kerja (Hiring)= Rp. 500.000,-

11. Biaya Pemberhentian Tenaga Kerja (Firing)= 50% dari UMR12. Biaya Produksi= Rp. 9.000,-13. Biaya Subkontrak= Rp. 7.000,-14. Biaya Inventory= Rp. 82,-15. Biaya Pesan= Rp. 5.700,-16. Periode Aggregate Planning= 6 periode17. Jumlah Permintaan (Demand)= 1.479 unit18. Jumlah Kapasitas untuk Overtime= 20% dari jumlah kapasitas normal

19. Jumlah Kapasitas untuk Subkontrak= 50% dari jumlah permintaan5.2 Pengolahan DataBerdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dilakukan pengolahan data untuk perencanaan agregat (aggregate planning) pada PT Fabulous. Pengolahan data yang dilakukan dapat diselesaikan secara manual dan secara komputerisasi dengan menggunakan software QS.5.2.1 Pengolahan Data Secara Manual

Pengolahan data secara manual untuk perencanaan agregat (aggregat planning) dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode level strategy, level strategy with overtime, chase strategy, linear programming strategy, metode tabular north west corner, dan metode tabular least cost. Mengingat masih terdapat beberapa data yang belum diketahui nilainya, maka perlu dilakukan beberapa perhitungan sebagai berikut:1. Biaya Tenaga Kerja (Normal)

Biaya tenaga kerja (normal) dapat diketahui dengan menggunakan Persamaan 5.1 sebagai berikut:

Biaya Tenaga Kerja (Normal) =

(5.1)

= = Rp 10.156,25/jam ( Rp 10.157,-/jam2. Biaya Tenaga Kerja (Lembur)Biaya tenaga kerja (lembur) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.2 sebagai berikut:

Biaya TK (Lembur) = (biaya tenaga kerja normal x jam lembur maksimum) + biaya tenaga kerja normal

(5.2)

= (10.156,25 x 20%) + 10.156,25

= Rp 12.187,50/jam

( Rp 12.188,-/jam

3. Biaya Pemberhentian Tenaga Kerja

Biaya pemberhentian tenaga keja dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.3 sebagai berikut:

Biaya Pemberhentian Tenaga Kerja = 50% x UMR

(5.3)

= 50% x Rp 1.950.000,-

= Rp 975.000,-4. Jam Lembur Maksimum

Jam lembur maksimum dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.4 sebagai berikut:

Jam Lembur Maksimum= 20% x jam kerja normal

(5.4)

= 20% x 8

= 1,6 jam

5. Volume Produksi setiap Bulan untuk setiap Tenaga Kerja

Volume produksi untuk masing-masing tenaga kerja dalam sebulan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.5 sebagai berikut:

Volume Produksi=

(5.5)

=

= 96 unit/bulan6. Perencanaan Agregar (Aggregate Planning)Metode yang digunakan dalam perencanaan agregat (aggregate planning) seperti yang telah disebutkan di atas. Penjabaran dari masing-masing metode adalah sebagai berikut:a. Level Strategy

Metode level strategy termasuk dalam metode dalam melakukan perencanaan agregat (aggregate planning) dimana terdapat beberapa perhitungan yang dijabarkan sebagai berikut:1) Resource WorkerPerhitungan untuk resource worker dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.6 sebagai berikut:

RW =

(5.6)

= = 15,19 orang( 16 orang2) Unit Produksi

Jumlah unit produksi dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.7 sebagai berikut:

Unit Produksi= RW x

(5.7)

= 15,19 x 96

= 1.458,24 unit

( 1.459 unit3) InventoryJumlah inventory dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.8 sebagai berikut:

Inventory = inventory awal + ( - sales forecasting)

(5.8)

= 120 + (1.458,24 1.479)

= 99,24 unit

( 100 unit4) Cost Regular TimeCost Regular time dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.9 sebagai berikut:

Cost Regular Time = RW x cost TK x hari kerja per bulan

(5.9)

= 15,19 x Rp 10.156,25 x 8 x 24

= Rp 29.620.500,-5) Cost Hire / Fire LayoffCost Hire / fire layoff dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.10 sebagai berikut:

Cost Hire / Fire Layoff = ( RW) x cost fire / hire (5.10)

= (36 15,19) x Rp 975.000,-

= Rp 20.289.750,-6) Inventory CarryInventory carry dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.11 sebagai berikut:

Inventory Carry = inventory x cost inventory (5.11)

= 99,24 x Rp 82,-

= Rp 8.137,68

( Rp 8.138,-7) Cost Unit Produced

Cost unit produced dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.12 sebagai berikut:

Cost Unit Produced = unit produced x unit cost

(5.12)

= 1.458,24 x Rp 9.000,-

= Rp 13.124.160,-Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh di atas, maka hasil perhitungan untuk metode level strategy dapat disajikan dalam tabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1 Aggregate planning dengan metode level strategy

Periode123456

Resources

Regular Worker161616161616

Overtime------

Unit Produced1.4591.4591.4591.4591.4591.459

Sales Forecast1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Inventory12010080604020

(end of month)100806040200

Cost (Rupiah)

Regular Time29.620.50029.620.50029.620.50029.620.50029.620.50029.620.500

Unit Produced13.124.16013.124.16013.124.16013.124.16013.124.16013.124.160

Hired/Fired20.289.750-----

Inventory Carry8.2006.5604,9203.2801.6400

Total Cost63.042.61042.751.22042.749.58042.740.94042.746.30042.744.660

GTC (Rupiah)276.782.310

Berdasarkan data pada Tabel 5.1 di atas, nilai Grand Total Cost (GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost pada metode level strategy sebesar Rp 276. 782.310,-b. Level Strategy with Overtime

Metode level strategy with overtime merupakan salah satu metode dalam melakukan perencanaan agregat (aggregate planning) yang hampir sama dengan metode level strategy, hanya saja pada metode ini mempertimbangkan jam lembur dari tenaga kerja. Perhitungan pada metode level strategy with overtime adalah sebagai berikut:

1) Resource WorkerJumlah resource worker dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.13 sebagai berikut:

RW= (5.13)

=

= 12,66 orang

(13 orang

2) Unit Produksi OTJumlah unit produksi OT dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.7 sebagai berikut:

Unit Produk OT = 12,66 x 96

= 1.215,36 unit

( 1.216 unit3) Unit Produksi Jumlah unit produksi dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.14 sebagai berikut: Unit Produksi = unit produksi OT + x RW (5.14)

= 1.216 + x 12,66

= 1.458,43 unit

( 1.459 unit4) Cost OvertimeCost overtime dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.15 sebagai berikut:Cost Overtime = jam lembur x hari kerja x biaya lembur x resource worker (5.15)

= (0,2 x 8) x 24 x Rp 12.187,50 x 12,66

= Rp 5.924.880,-5) Cost Regular TimeCost Regular time dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.9 sebagai berikut:

Cost Regular Time= 12,66 x Rp 10.156,25 x 8 x 24

= Rp 24.687.000,-6) Cost Hire / Fire LayoffCost Hire / fire layoff dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.10 sebagai berikut:

Cost Hire / Fire Layoff = (36 12,66) x Rp 975.000,00

= Rp 22.756.500,-7) Inventory CarryInventory carry dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.11 sebagai berikut:

Inventory Carry = 99,43 x Rp 82,-

= Rp 8.153,268) Cost Unit ProducedCost unit produced dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.12 sebagai berikut:

Cost Unit Produced= 1.458,43 x Rp 9.000,-

= Rp 13.125.870,-Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh di atas, maka hasil perhitungan untuk metode level strategy with overtime dapat disajikan dalam tabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.2 sebagai berikut:Tabel 5.2 Aggregate planning dengan metode level strategy with overtimePeriode123456

Resources

Regular Worker131313131313

Tabel 5.2 Aggregate planning dengan metode level strategy with overtime (lanjutan)Periode123456

Overtime1,61,61,61,61,61,6

Unit Produced1.4591.4591.4591.4591.4591.459

Sales Forecast1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Inventory12010080604020

(end of month)100806040200

Cost (Rupiah)

Cost Overtime5.924.8805.924.8805.924.8805.924.8805.924.8805.924.880

Regular Time24.687.00024.687.00024.687.00024.687.00024.687.00024.687.000

Unit Produced13.125.87013.125.87013.125.87013.125.87013.125.87013.125.870

Hired/Fired22.756.500-----

Inventory Carry8.2006.5604.9203.2801.6400

Total Cost66.502.45043.744.31043.742.67043.741.03043.739.39043.737.750

GTC (Rupiah)285.207.600

Berdasarkan data pada Tabel 5.2 di atas, nilai Grand Total Cost GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost pada metode level strategy with overtime sebesar Rp 285.207.600,-.

c. Chase Strategy Chase strategy juga termasuk dalam metode dalam perencanaan agregat (aggregate planning) yang perhitungannya mempertimbangkan jumlah tenaga kerja yang perhitungannya dapat dijabarkan sebagai berikut:1) Resource Worker 1Jumlah resource worker 1 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.16 sebagai berikut:

RW 1= (5.16)

=

= 14,15 orang

( 15 orang2) Resource Worker 2Jumlah resource worker 2 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.17 sebagai berikut:RW 2= (5.17)

=

= 15,40 orang

( 16 orang3) Unit Produksi 1Jumlah unit produksi 1 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.18 sebagai berikut: Unit Produk 1 = demand inventory (5.18)

= 1.478,24 ( 120

= 1.358,24 unit

( 1.359 unit

4) Unit Produksi 2Jumlah unit produksi 2 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.19 sebagai berikut:

Unit Produk 2= 1.478,24 ( 0

= 1.478,24 unit

( 1.479 unit

5) Cost Regular Time 1Cost regular time 1 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.9 sebagai berikut:Cost Regular Time 1= 14,15 x Rp 10.156,25 x 8 x 24

= Rp 27.592.500,-6) Cost Regular Time 2Cost regular time 2 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.9 sebagai berikut:

Cost Regular Time 2 = 15,40 x Rp 10.156,25 x 8 x 24

= Rp 30.030.000,-7) Cost Hire / Fire 1Cost hire / fire 1 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.19 sebagai berikut:

Cost Hire / Fire 1 = (TK awal RW 1) x cost fire / hire (5.19)

= (36 14,15) x Rp 975.000,-

= Rp 21.303.750,-8) Cost Hire / Fire 2Cost hire / fire 2 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.20 sebagai berikut:Cost Hire / Fire 2 = penambahan TK x cost fire / hire (5.20)

= (15,40 14,15) x Rp 500.000,-

= Rp 625.000,-9) Cost Unit Produced 1

Cost unit produced 1 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.12 sebagai berikut:

Cost Unit Produced 1 = 1.358,24 x Rp 9.000,-

= Rp 12.224.160,-10) Cost Unit Produced 2

Cost unit produced 2 dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.12 sebagai berikut:

Cost Unit Produced 2 = 1.478,24 x Rp 9.000,-

= Rp 13.304.160,-11) Cost Unit Produced Cost unit produced dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.21 sebagai berikut:

Cost Unit Produced = unit produced x cost tenaga kerja (5.21)

= 1.358,24 x Rp 10.156,25

= Rp 13.794.625,-Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh di atas, maka hasil perhitungan untuk metode chase strategy dapat disajikan dalam tabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.3 sebagai berikut:Tabel 5.3 Aggregate planning dengan metode chase strategyPeriode123456

Resources

Regular Worker151616161616

Tabel 5.3 Aggregate planning dengan metode chase strategy (lanjutan)Periode123456

Overtime------

Unit Produced1.3591.4791.4791.4791.4791.479

Sales Forecast1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Inventory120-----

(end of month)000000

Cost (Rupiah)

Regular Time27.592.50030.030.00030.030.00030.030.00030.030.00030.030.000

Unit Produced12.204.16013.304.16013.304.16013.304.16013.304.16013.304.160

Hired/Fired21.303.750625.000----

Inventory Carry------

Total Cost61.120.41043.959.16043.334.16043.334.16043.334.16043.334.160

GTC (Rupiah)278.416.210

Berdasarkan data pada Tabel 5.3 di atas, nilai Grand Total Cost GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost pada metode chase strategy sebesar Rp 278.416.210,-.

d. Metode Tabular (Model Transportasi)

Metode tabular dalam perencanaan agregat (aggregate planning) dibedakan menjad dua jenis, yaitu metode tabular berdasarkan north west corner dan least cost. Perhitungan yang dilakukan sebelumnya dapat dijabarkan sebagai berikut:Kapasitas Jam Kerja Reguler = unit produk per tenaga kerja per bulan x jumlah tenaga kerja (2.22)

= 96 x 36

= 3.456 unit

Kapasitas Jam Kerja Lembur= kapasitas jam kerja regular x jam lembur maksimum (2.23)

= 3.456 x 20%

= 691,20 unit

( 692 unitKapasitas Subkontrak = demand x 50% (2.24)

= 1.479 x 50%

= 739,50 unit

( 740 unitPenjabaran dari metode tabular setelah diperoleh data di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Metode Tabular North West CornerPerhitungan untuk metode tabular north west corner dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Aggregate planning dengan metode north west cornerPeriodeSumberPeriode PenjualanKapasitas Tidak TerpakaiKapasitas Tersedia

123456

Persediaan1200120

1Reguler1.3592.0973.456

Lembur692692

Subkontrak740740

2Reguler1.4791.9773.456

Lembur692692

Subkontrak740740

3Reguler1.4791.9773.456

Lembur692692

Subkontrak740740

4Reguler1.4791.9773.456

Lembur692692

Subkontrak740740

5Reguler1.4791.9773.456

Lembur692692

Subkontrak740740

6Reguler1.4791.9773.456

Lembur692692

Subkontrak740740

Permintaan1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Total biaya12.231.00013.311.00013.311.00013.311.00013.311.00013.311.000

GTC78.786.000

Berdasarkan data pada Tabel 5.4 di atas, nilai Grand Total Cost GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost pada metode tabular north west corner sebesar Rp 78.786.000,-.2) Metode Tabular Least CostPerhitungan untuk metode tabular least cost dapat dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut:

Tabel 5.5 Aggregate planning dengan metode least costPeriodeSumberPeriode PenjualanKapasitas Tidak TerpakaiKapasitas Tersedia

123456

Persediaan1200120

1Reguler6192.8363.456

Lembur692692

Subkontrak740740

2Reguler7392.7163.456

Lembur692692

Subkontrak740740

3Reguler7392.7163.456

Lembur692692

Subkontrak740740

4Reguler7392.7163.456

Lembur692692

Subkontrak740740

5Reguler7392.7163.456

Lembur692692

Subkontrak740740

6Reguler7392.7163.456

Lembur692692

Subkontrak740740

Permintaan1.4791.4791.4791.4791.4791.4798.874

Total biaya10.751.20011.831.00011.831.00011.831.00011.831.00011.831.000

GTC69.906.000

Berdasarkan data pada Tabel 5.4 di atas, nilai Grand Total Cost GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost pada metode tabular north west corner sebesar Rp 69.906.000,-.Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan di atas, maka hasil perhitungan secara manual yang diperoleh pada masing-masing metode dapat dijabarkan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 5.6 sebagai berikut:

Tabel 5.6 Perbandingan hasil pengolahan data secara manual masing-masing metodeLevel StrategyLevel Strategy with OvertimeChase StrategyTabular

Least cost North West Corner

Resource Worker1613Periode 1 = 15Periode 2 6 = 16--

Unit Produced1.4591.459Periode 1 = 1.359Periode 2 - 6 = 1.479--

GTC (Rupiah)276.782.310285.207.600278.416.21078.786.00069.906.000

e. Metode Linear ProgrammingMetode linear programming strategy dapat digunakan dalam perencanaan agregat. Namun, tidak dihitung secara manual karena pada pengolahan data secara manual hanya menentukan formulasi tujuan dan formulasi batasan. Data-data berikut ini berdasarkan data-data dari PT Fabulous yaitu:X1: biaya tenaga kerja (normal)= Rp 10.157,-X2: biaya tenaga kerja (lembur)= Rp 12.188,-X3: biaya produksi= Rp 9.000,-X4: biaya inventory= Rp 82,-X5: biaya subkontrak= Rp 7.000,-X6: biaya pengangkatan tenaga kerja= Rp 500.000,-X7: biaya pemberhentian tenaga kerja= Rp 975.000,-Berdasarkan data-data di atas, selanjutnya dibuat formulasi tujuan yang dijabarkan sebagai berikut:Min Z= X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7

= 10.157X1 + 12.188X2 + 9.000X3 + 82X4 + 7.000X5 + 500.000X6 + 975.000X7Sedangkan untuk formulasi batasan dapat dijabarkan sebagai berikut:

X1 M

X2 M

X3 M

X4 MX5 740X6 M

X7 MNilai M diperoleh dari ketentuan yang diberikan, dalam hal ini ditentukan untuk biaya subkontrak yaitu 50% dari demand, sehingga diperoleh nilai M yaitu sebesar 740 unit.5.2.2 Pengolahan Data secara Komputerisasi

Pengolahan data secara komputerisasi menggunakan software QS3. Pada pengolahan data secara komputerisasi, menggunakan empat metode yaitu metode level strategy, level strategy with overtime, chase strategy, dan linear programming strategy. Langkah-langkah dalam mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:1. Dibuka software QS3, kemudian ditekan enter,2. Dipilih Modules-2, dipilih Aggregate Planning, kemudian ditekan enter,

3. Langkah-langkah Level strategy adalah sebagai berikut:

a. Dipilih input data, lalu dipilih data entry,

1) Pada Problem Name, diisi PT Fabulous,2) Pada Number of Products, diisi 1,3) Pada Number of Planning Periods, diisi 6,4) Pada Number of Workshifts, diisi 2,5) Pada hiring/firing allowed, dipilih allowed, 6) Pada Backorder allowed, dipilih not allowed,7) Pada Lost-sales allowed, dipilih not allowed, kemudian OK,

8) Pada Forecast Demands for PT Fabulous, diisi semua dengan 1479, kemudian OK,9) Pada Unit Production/Variable Cost for PT Fabulous, diisi semua dengan 9000, kemudian OK,10) Pada Maximum Production for PT Fabulous, tetap M, kemudian ok,11) Pada Minimum Production for PT Fabulous, tetap dikosongkan, kemudian OK,12) Pada Unit Inventory Holding Costs for PT Fabulous, diisi semua dengan 82, kemudian OK,13) Pada Maximum Inventory Allowed for PT Fabulous, tetap M, kemudian OK,14) Pada Minimum Inventory Allowed for PT Fabulous, tatap dikosongkan, kemudian OK,15) Pada Initial Inventory/Backorder for PT Fabulous, diisi 120, kemudian OK,16) Pada Initial Workforce in Persons for PT Fabulous, diisi semua dengan 18, kemudian OK,17) Pada Hiring Cost per Person for PT Fabulous, diisi semua dengan 500000, kemudian OK,18) Pada Maximum Hiring in Persons for PT Fabulous, tetap M, kemudian OK

19) Pada Firing Cost per Person for PT Fabulous, diisi semua dengan 975000, kemudian OK,20) Pada Maximum Firing in Persons for PT Fabulous, tetap M, kemudian OK,21) Pada Maximum Workforce Level in Persons for PT Fabulous, tetap M, kemudian OK,22) Pada Minimum Workforce Level in Persons for PT Fabulous, diisi semua dengan 18, kemudian OK,23) Pada Regular Manhour Capacity per Persons for PT Fabulous, diisi semua dengan 192, kemudian OK,24) Pada Maximum Total Regular Manhours for PT Fabulous, tetap M, kemudian OK

25) Pada Regular Manhour Costs for PT Fabulous, diisi semua dengan 10157, kemudian OK, dan

26) Pada Man Hours Required per Unit Product for PT Fabulous, diisi 2, kemudian OK.b. Dipilih Solution, lalu dipilih Select Solution Option,

c. Pada Solution Method for PT Fabulous, dipilih level strategy, kemudian OK

d. Dipilih Solution, lalu dipilih Solve the Problem, dan

e. Dipilih Solution, lalu dipilih Show the Solution, maka output akan muncul.

4. Langkah-langkah Level strategy With overtime adalah sebagai berikut:a. Dipilih Input Data, dipilih Modify Data, kemudian OK,1) Pada Number of Overtime Types per Work Shift, diisi 1, kemudianOK,2) Pada Overtime as Percentage of Regular Time for PT Fabulous, diisi 20, kemudian OK, dan

3) Pada Overtime Manhour Cost for PT Fabulous, diisi semua dengan 12188, kemudian OKb. Dipilih Solution, lalu dipilih Select Solution Option,

c. Pada Solution Method for PT Fabulous, dipilih level strategy, kemudian OK

d. Dipilih Solution, lalu dipilih Solve the Problem, dan

e. Dipilih Solution, lalu dipilih Show the Solution, maka output akan muncul.5. Langkah-langkah Chase Strategy adalah sebagai berikut:a. Dipilih Input Data, dipilih Modify Data, lalu OK,

1) Pada Number of Overtime Types per Work Shift dikosongkan, kemudian OK,2) Pada Number of Subcontractors, diisi 1, kemudian OK,3) Pada Unit Cost of Subcontracting for PT Fabulous, diisi 7000, kemudian OK, dan4) Pada Capacity of Subcontractor for PT Fabulous, diisi 740, kemudian OK.b. Dipilih Solution, lalu dipilih Select Solution Option,

c. Pada Solution Method for PT Fabulous, dipilih chase strategy, kemudian OK

d. Dipilih Solution, lalu dipilih Solve the Problem, dan

e. Dipilih Solution, lalu dipilih Show the Solution, maka output akan muncul.6. Langkah-langkah Linear Programming adalah sebagai berikut:a. Dipilih Solution, lalu dipilih Select Solution Option,

b. Pada Solution Method for PT Fabulous, dipilih LP optimal solution, kemudian OK

c. Dipilih Solution, lalu dipilih Solve the Problem, dan

d. Dipilih Solution, lalu dipilih Show the Solution, maka output akan muncul.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan secara komputerisasi, maka dapat diperoleh hasil perhitungan pada masing-masing metode yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Metode Level StrategyHasil perhitungan untuk metode level strategy dengan menggunakan software QS3 dapat dilihat pada Tabel 5.7 sebagai berikut:

Tabel 5.7 Aggregate planning secara komputerisasi dengan metode level strategy Periode123456

Resources

Regular Worker888888

Overtime------

Unit Produced1.4591.4591.4591.4591.4591.459

Sales Forecast1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Inventory12010080604020

(end of month)100806040200

GTC276.921.376

Berdasarkan data pada Tabel 5.7 di atas, nilai Grand Total Cost GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost yang dilakakukan secara komputerisasi pada metode level strategy sebesar Rp 276.921.376,-.

2. Metode Level strategy with OvertimeHasil perhitungan untuk metode level strategy with overtime dengan menggunakan software QS3 dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut:

Tabel 5.8 Aggregate planning secara komputerisasi dengan metode level strategy with overtime Periode123456

Resources

Regular Worker7 77 7 7 7

New Fired12-----

Unit Produced1.4591.4591.4591.4591.4591.459

Overtime244244244244244244

Sales Forecast143014301430 143014301430

Inventory12010080604020

End of month100806040200

GTC285.317.472

Berdasarkan data pada Tabel 5.8 di atas, nilai Grand Total Cost GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost yang dilakukan secara komputerisasi pada metode level strategy with overtime sebesar Rp 285.317.472,-.

3. Metode Chase StrategyHasil perhitungan untuk metode chase strategy dengan menggunakan software QS3 dapat dilihat pada Tabel 5.9 sebagai berikut:

Tabel 5.9 Aggregate planning secara komputerisasi dengan metode chase strategyPeriode123456

Resource

Regular Worker677777

New Hired-1 ----

New Fired12 -----

Unit Produced1.3591.4791.4791.4791.4791.479

Overtime227 247247247247247

Sales Forecast1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Inventory120-----

End of month------

GTC286.660.096

Berdasarkan data pada Tabel 5.8 di atas, nilai Grand Total Cost (GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost yang dilakukan secara komputerisasi pada metode chase strategy sebesar Rp 286.660.096,-.

4. Linear Programming Hasil perhitungan untuk metode linear programming dengan menggunakan software QS3 dapat dilihat pada Tabel 5.10 sebagai berikut:

Tabel 5.10Aggregate planning secara komputerisasi dengan metode linear programmingPeriode123456

Resource

Regular Worker181818181818

Unit Produced619739739739739739

Subcontract740740740740740740

Sales Forecast1.4791.4791.4791.4791.4791.479

Inventory120-----

End of month------

GTC491.137.152

Berdasarkan data pada Tabel 5.10 di atas, nilai Grand Total Cost (GTC) diperoleh dari perhitungan jumlah keseluruhan total cost yang dilakukan secara komputerisasi pada metode linear programming sebesar Rp 491.137.152,-.Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan di atas, maka hasil perhitungan secara komputerisasi yang diperoleh pada masing-masing metode dapat dijabarkan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 5.12 sebagai berikut:

Tabel 5.12 Perbandingan hasil pengolahan data secara komputerisasi masing-masing metodeNo.MetodeGrand Total Cost (GTC)

1Level StrategyRp 276.921.376,-

2Level strategy with OvertimeRp 285.317.472,-

3Chase StartegyRp 286.660.096,-

4Linear ProgrammingRp 491.137.152,-

5.3 Analisa dan Pembahasan

Analisa dan pembahasan dilakukan setelah proses pengolahan data secara manual dan komputerisasi telah dilakukan. Beberapa metode yang digunakan pada proses pengolahan data secara manual meliputi metode level strategy, level strategy with overtime, chase strategy, linear programming strategy, metode tabular least cost, dan metode tabular north west corner. Sedangkan pada pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan software QS3 metode yang digunakan antara lain metode level strategy, level strategy with overtime, chase strategy, dan linear programming strategy. Penjabaran dari metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Level StrategyMetode level strategy adalah dalam perencanaan agregat yang hanya melibatkan jam kerja normal tanpa memperhatikan jam kerja lembur dan subkontrak. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan secara manual diperoleh jumlah tenaga kerja sebanyak 16 orang, dengan inventory awal adalah sebanyak 120 unit, dan demand setiap periode sebanyak 1.479 unit. Jumlah unit produksi yang dihasilkan sebanyak 1459 unit dan untuk dan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 276.780.310,-. Sedangkan pada perhitungan yang dilakukan secara komputerisasi diperoleh jumlah tenaga kerja setiap shift sebanyak 8 orang dengan inventory awal, demand setiap periode dan jumlah unit produksi yang dihasilkan memiliki jumlah yang sama pada perhitungan manual yaitu berturut-turut sebesar 120 unit, 1.479 unit, dan 1.459 unit. Namun, untuk nilai Grand Total Cost (GTC) yang diperoleh sebesar Rp 276.921.376,-. Perbedaan hasil yang diperoleh terjadi karena pada perhitungan manual, proses perhitungan tidak dilakukan pembulatan sedangkan pada komputerisasi dilakukan pembulatan sehingga nilai Grand Total Cost (GTC) pada perhitungan manual untuk metode level strategy lebih kecil dari pada nilai Grand Total Cost (GTC) perhitungan komputerisasi sehingga hasil yang dipilih adalah nilai Grand Total Cost (GTC) pada komputerisasi dimana perhitungannya memiliki nilai yang lebih akurat.2. Metode Level strategy With OvertimeMetode level strategy with overtime adalah metode dalam perencanaan agregat yang melibatkan jam kerja normal dan jam kerja lembur (overtime). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan secara manual diperoleh jumlah tenaga kerja sebanyak 13 orang, dengan inventory awal adalah sebanyak 120 unit, dan demand setiap periode sebanyak 1.479 unit. Jumlah unit produksi yang dihasilkan sebanyak 1459 unit dan untuk nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 285.207.600,-. Sedangkan pada perhitungan yang dilakukan secara komputerisasi diperoleh jumlah tenaga kerja setiap shift sebanyak 7 orang dengan inventory awal, demand setiap periode dan jumlah unit produksi yang dihasilkan memiliki jumlah yang sama pada perhitungan manual yaitu berturut-turut sebesar 120 unit, 1.479 unit, dan 1.459 unit. Namun, untuk nilai Grand Total Cost (GTC) yang diperoleh sebesar Rp 285.531.472,-. Perbedaan hasil yang diperoleh terjadi karena pada perhitungan manual, proses perhitungan tidak dilakukan pembulatan sedangkan pada komputerisasi dilakukan pembulatan sehingga nilai Grand Total Cost (GTC) pada perhitungan manual untuk metode level strategy with overtime lebih kecil dari pada nilai Grand Total Cost (GTC) perhitungan komputerisasi sehingga hasil yang dipilih adalah nilai Grand Total Cost (GTC) pada komputerisasi dimana perhitungannya memiliki nilai yang lebih akurat.3. Metode Chase StrategyMetode chase strategy adalah metode perencanaan agregat yang memperhitungkan jumlah tenaga kerja atau dapat mengubah-ubah kebutuhan jumlah tenaga kerjanya sesuai dengan demand sehingga perusahaan dapat mengangkat dan memberhentikan pekerja yang disesuaikan dengan tingkat produksi perusahaan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan secara manual diperoleh jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang umtuk periode awal dan terjadi kenaikan pada periode selanjutnya menjadi 16 orang, dengan inventory awal adalah sebanyak 120 unit, dan demand setiap periode sebanyak 1.479 unit. Jumlah unit produksi yang dihasilkan sebanyak untuk periode awal 1.359 unit dan periode selanjutnya sebesar 1.459 unit sehingga diperoleh nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 278.416.210,-. Sedangkan pada perhitungan yang dilakukan secara komputerisasi diperoleh jumlah tenaga kerja setiap shift sebanyak 6 orang untuk periode awal dan periode selanjutnya untuk setiap shif sebesar 7 orang dengan inventory awal, demand setiap periode, dan jumlah unit produksi yang dihasilkan memiliki jumlah yang sama pada perhitungan manual yaitu berturut-turut sebesar 120 unit, 1.479 unit dan 1.359 unit untuk periode awal dan periode selanjutnya sebesar 1.459 unit. Namun, untuk nilai Grand Total Cost (GTC) yang diperoleh sebesar Rp 286.660.096,-. Perbedaan hasil yang diperoleh terjadi karena pada perhitungan manual, proses perhitungan tidak dilakukan pembulatan sedangkan pada komputerisasi dilakukan pembulatan sehingga nilai Grand Total Cost (GTC) pada perhitungan manual untuk metode chase strategy lebih kecil dari pada nilai Grand Total Cost (GTC) perhitungan komputerisasi sehingga hasil yang dipilih adalah nilai Grand Total Cost (GTC) pada komputerisasi dimana perhitungannya memiliki nilai yang lebih akurat.4. Metode Tabular (Metode Transportasi)

Metode tabular atau transportasi juga digunakan pada perencanaan agregat (aggregate planning) untuk menyesuaikan permintaan dan kapasitas yang tersedia dalam sistem persediaan. Metode yang digunakan yaitu north west corner dan least cost. Khusus untuk metode tabular hanya menggunakan pengolahan data secara manual saja, karena tidak dilakukan pengolahan data secara komputerisasi. Berdasarkan pengolahan data secara manual, pada metode north west corner produksinya hanya terbatas pada jam kerja normal (regular) saja. Berbeda halnya dengan metode least cost yang juga memperhitungkan subkontrak. Nilai Grand Total Cost (GTC) pada metode tabular north west corner yaitu sebesar Rp 78.786.000, dan pada metode tabular least cost yaitu sebesar Rp 69.906.000.

5. Metode Linear ProgrammingMetode linear programming adalah salah satu metode yang dapat digunakan pada perencanaan agregat (aggregate planning). Metode ini pada pengolahan data secara manual tidak diselesaikan karena hanya terbatas pada menentukan formulasi persamaan, dan batasannya. Perhitungan untuk nilai Grand Total Cost (GTC) dilakukan pada pengolahan data secara komputerisasi. Berdasarkan pengolahan data secara komputerisasi diperoleh jumlah tenaga kerja untuk setiap shift sebanyak 18 orang. Jumlah inventory awal sebanyak 120 unit, sedangkan untuk demand masing-masing periode sebanyak 1.479 unit. Berbeda halnya untuk jumlah unit produksi pada periode pertama sebesar 619 unit, dan untuk periode selanjutnya sebesar 739 unit serta jumlah subkontrak yaitu sebesar 740 unit. Sehingga diperoleh nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 491.137.152,-. Berdasarkan pembahasan untuk masing-masing metode dalam perencanaan agrgat (aggregate planning) di atas, data masing-masing metode disajikan dalam bentuk tabel yang digunakan untuk membandingkan hasil pada pengolahan data secara manual dan komputerisasi yang dapat dilihat pada Tabel 5.13 sebagai berikut:

Tabel 5.13 Hasil pengolahan data secara manual dan komputerisasiMetodeManual (Rupiah)Komputerisasi (Rupiah)Selisih (Rupiah)

Metode Level Strategy276.782.310276.921.376139.066

Metode Level Strategi With Overtime285.207.600285.317.472109.872

Metode Chase Strategy278.416.210286.660.0968.243.886

Metode Tabular North West Corner78.786.000-78.786.000

Metode Tabular Least Cost69.906.000-69.906.000

Linear Programming-491.137.152491.137.152

Berdasarkan hasil perbandingan pengolahan data secara manual dan komputerisasi di atas dapat dilihat bahwa nilai GTC terkecil diperoleh pada metode level strategy. Namun, hasil yang terkecil untuk metode level strategy diperoleh pada pengolahan data secara manual. Meskipun hasilnya terkecil, namun yang dipilih adalah pada pengolahan data secara komputerisasi karena hasil yang diperoleh lebih akurat. Sehingga besar nilai GTC yang terpilih yaitu pada metode level strategy sebesar Rp 260.735.472,-.5.4 KesimpulanKesimpulan dari praktikum perencanaan gregat (aggregate planning) adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan agregat adalah suatu perencanaan untuk menentukan jumlah kuantitas dan waktu produksi dalam jangka waktu tertentu dimana perencanaan ini bertujuan untuk meminimasi atau memperkecil biaya pada akhir periode perencanaan yang dilakukan. 2. Perencanaan agregat dilakukan dengan dua pengolahan data, yaitu pengolahan data secara manual dan pengolahan data secara komputerisasi. Pengolahan data secara manual yang digunakan terdiri dari metode level strategy dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 276.782.310,-, metode level strategy with overtime dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 285.207.600,-, metode chase strategy dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 278.416.210,-, metode tabular north west corner dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 78.786.000,-, metode tabular least cost dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 69.906.000,-, dan metode linear programming tidak dilakukan perhitungan hanya menentukan formulasi tujuan dan formulasi fungsi batasannya saja. Sedangkan pengolahan data secara komputerisasi menggunakan software QS3 yang menggunakan metode level strategy dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 276.921.376,-, metode level strategy with overtime dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 285.531.472,-, metode chase strategy dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 286.660.096,-, dan metode linear programming dengan nilai Grand Total Cost (GTC) sebesar Rp 491.137.152,-. Berdasarkan data yang diperoleh, maka hasil perhitungan untuk manual dan komputerisasi dibandingkan dan ditentukan nilai Grand Total Cost (GTC) terkecil adalah pada metode level strategy. Metode level strategy secara manual memiliki nilai yang lebih kecil namun yang dipilih yaitu metode level strategy dengan komperisasi karena perhitungan dengan menggunakan komputerisasi memiliki nilai yang lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan secara manual.3. Berdasarkan pada hasil pengolahan data secara komputerisasi diperoleh nilai Grand Total Cost (GTC) terkecil yaitu pada metode level strategy. Nilai Grand Total Cost (GTC) pada level strategy yaitu sebesar Rp 276.782.310,- dengan jumlah tenaga kerja untuk setiap shift sebesar 8 orang, dimana terjadi firing atau pemberhentian tenaga kerja pada periode 1 dari 18 orang menjadi 16 orang. Regular man hour yang diperoleh sebesar 1.459 unit tiap periode dan tidak ada overtime dikarenakan metode ini hanya memperhatikan jam kerja normal dari tenaga kerja. Sedangkan untuk untuk total man hour sebesar 1.459 unit dan unit production yang didapat sebesar 1.459 unit.