BAB V

5
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Kesimpulan yang dapat penyusun ambil selama praktek industri di PTPN XI PG. Watoetoelis antara lain sebagai berikut: 1. Letak pabrik sangat strategis karena dekat dengan jalan raya. 2. Dalam proses produksi terbagi atas sub dan bagian yaitu : a. Bagian ketel b. Bagian sentral c. Bagian gilingan d. Bagian tengah e. Bagian puteran 3. Tahapan proses produksi gula melalui beberapa stasiun diantaranya: Stasiun penggilingan Stasiun pemurnian Stasiun penguapan (evaporator) Stasiun masakan (kristalisasi) Stasiun pendingin Stasiun puteran Stasiun penyelesaian 79

Transcript of BAB V

Page 1: BAB V

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat penyusun ambil selama praktek industri di

PTPN XI PG. Watoetoelis antara lain sebagai berikut:

1. Letak pabrik sangat strategis karena dekat dengan jalan raya.

2. Dalam proses produksi terbagi atas sub dan bagian yaitu :

a. Bagian ketel

b. Bagian sentral

c. Bagian gilingan

d. Bagian tengah

e. Bagian puteran

3. Tahapan proses produksi gula melalui beberapa stasiun diantaranya:

Stasiun penggilingan

Stasiun pemurnian

Stasiun penguapan (evaporator)

Stasiun masakan (kristalisasi)

Stasiun pendingin

Stasiun puteran

Stasiun penyelesaian

4. proses kerja saringan vacuum (Rotary vacuum filter) di PG. Watoetoelis

melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Silinder / drum filter berputar tiga kali /jam – 20 kali/jam, sedang

bagian yang tercelup nira kotor bercampur ampas halus (bagassilo)

berhubungan dengan vacuum rendah. Penyaringan dimulai, tetapi

filtrate yang dihasilkan masih keruh. Disini berlangsung periode

pembentukan lapisan kotoran (blotong)

b. Saat setelah selesai periode pembentukan lapisan, drum filter segera

memasuki daerah hampa tinggi dan periode penyaringan dimulai

secara penuh. Filtrate yang dihasilkan ditampung tersendiri.

79

Page 2: BAB V

80

c. Pada putaran selanjutnya, lapisan endapan sampai pada periode

pencucian yaitu dengan menyemprotkan air panas pada blotong,

sehingga air dapat meresap dalam lapisan dan mengambil sisa nira

yang ada.

d. Setelah periode penyaringan ini selesai, drum filter segera memasuki

daerah bebas vakum. Dan blotong dilepaskan dari permukaan

saringan dengan memakai sekrap, untuk kemudian masuk dalam

talang blotong terus ke lori kip. Selanjutnya drum filter kembali

masuk ke dalam lapisan nira kotor, untuk melakukan siklus kembali.

e. Untuk menjaga agar nira kotor tidak mengendap pada drum filter

maka pada bagian nira kotor dilengkapi dengan mekanisme pengaduk

(agitator).

5. Keuntungan penggunaan mesin vacuum filter pada stasiun pemurnian di

PG. Watoetoelis dalam pemurnian nira mentah adalah sebagai berikut:

1) Bekerja secara continue

2) Luas saringan yang digunakan lebih kecil

3) Tenaga yang melayani sedikit

4) Tidak dapat membuang nira kotor (tidak dapat kehilangan nira

yang disengaja)

5) Kapasitas lebih tinggi

6) Dapat digunakan untuk memfiltrasi padatan yang sulit difilter

(kemampuan filtrasinya tinggi).

7) Banyak dilengkapi sarana otomatis sehingga tenaga manual yang

dibutuhkan tidak banyak.

8) Hasil pencucian cake lebih efektif.

9) Filter yang digunakan dapat bertahan lebih lama.

10) Perawatannya mudah.

6. Kerugian penggunaan mesin vacuum filter pada stasiun pemurnian di PG.

Watoetoelis dalam pemurnian nira mentah adalah sebagai berikut:

1) Filtrat dikembalikan kemuka sehingga terdapat sirkulasi nira

2) Kapasitas peralatan lain menjadi lebih besar

Page 3: BAB V

81

3) Filtrate lebih buruk/keruh

4) Efisiensi dari RVF akan berkurang dalam kondisi – kondisi

berikut:

Terdapat cake yang membutuhkan waktu pengeringan yang

lama untuk mencapai titik kelembapan.

Filtrat yang membutuhkan pemisahan yang relatif lebih sulit

pada bagian mother and wash filtrates

Ukuran filtrat yang lebih kecil dari 1000 ppm atau lebih besar

dari 5000 ppm

Cake yang membutuhkan washing lebih dari sekali.

B. Saran

Dari pengamatan selama mengadakan praktek industri di PTPN XI PG.

Watoetoelis, maka penulis mempunyai saran untuk pihak industri hendaknya:

1. Meningkatkan produktivitas produksi sehingga dapat menunjang produksi

nasional.

2. Menjaga seminimal mungkin kerusakan–kerusakan mesin sebelum masa

giling, sehingga pada masa giling kerusakan–kerusakan dapat

terhindarkan, dengan cara mengamati dan pengecekan alat–alat yang

sudah tidak layak pakai maupun dengan pembuatan sendiri.

3. Memperhatikan dan mengganti peralatan–peralatan pabrik dengan

peralatan yang lebih modern.

4. Memberikan penyuluhan kepada semua karyawan agar lebih

memperhatikan keselamatan dalam bekerja dengan menggunakan alat–

alat pengaman pribadi.

5. Menyediakan kotak saran sebagai sarana umpan balik pihak ndustri

dengan karyawan dalam upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan

kerja

Page 4: BAB V

82