Bab Pembahasan Endokrin

20

Click here to load reader

description

Materi Endokrin

Transcript of Bab Pembahasan Endokrin

Page 1: Bab Pembahasan Endokrin

PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN

Pengkajian sistem endokrin bersifat menyeluruh terhadap semua sistem

tubuh, karena efek hormon bekerja secara sistemik. Pengkajian pada sistem

endokrin meliputi data biografi, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan diagnostik. Data penting yang harus digali baik melalui anamnesa

maupun pemeriksaan fisik antara lain :

1. Data Demografi

Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa

gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses

patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus

selalu dibandingkan dengan usia dan gender, misalnya berat badan dan tinggi

badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya

tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien

sekarang. Daerah dataran tinggi, dataran rendah, dan daerah berpolusi

menjadi penekanan yang perlu diketahui.

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan

seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara

langsumg dengan gangguan hormonal seperti:

a. Obesitas

b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c. Kelainan pada kelenjar tiroid

d. Diabetes mellitus

e. Infertilitas

Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat

menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang

sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga.

3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien

Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar gangguan

yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah

1

Page 2: Bab Pembahasan Endokrin

berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan

penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini

tidak dikeluhkan.

a. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore,

bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang, dan lain-lain.

b. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus

meskipun banyak makan, dll.

c. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul, tidak

mampu berkonsentrasi, dll.

d. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila

klien dirawat beberpa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.

Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat

sekarang dan masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di

peroleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun obat-obatan yang di

peroleh secara bebas. Jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang

dapat merangsang aktivitas hormonal seperti hidrokortison, levothyroxine,

kontrasepsi oral, dan obat-obatan anti hipertensif.

4. Riwayat Diit

Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja

mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan

yang salah dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi berikut ini

perlu dikaji :

a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.

b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis.

c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan.

d. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi

endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar

tiroid.

5. Status Sosial Ekonomi

Karena status sosial ekonomi merupakan aspek yang sangat peka bagi banyak

orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat

2

Page 3: Bab Pembahasan Endokrin

melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang

mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih difokuskan

pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama

bagaimana klien dan keluarganya memperoleh makanan yang sehat dan

bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan

upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat

mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-

sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran.

6. Masalah Kesehatan Sekarang atau disebut juga keluhan utama

Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien

meminta bantuan pelayanan seperti :

a. Apa yang di rasakan klien?

b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau

poerlahan dan sejak kapan dirasakan?

c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari?

d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine?

e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi?

f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu klien?

Hal-hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum :

a. Tingkat energi

Perubahan kekuatan fisik dihubungkan dengan sejumlah gangguan

hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal. Perawat

mengakaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-

hari, apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau

sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur

sepanjang hari merupakan informasi yang sangat penting. Kaji juga

bagaimana asupan makanan klien apakah berlebih atau kurang.

b. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan

Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin. Secara

langsung oleh ADH, Aldosteron, dan kortisol. Perawat menanyakan

tentang pola berkemih dan jumlah volume urine. Dan apakah klien sering

3

Page 4: Bab Pembahasan Endokrin

terbangun malam hari untuk berkemih. Nyatakan volume urine dalam

gelas untuk memudahkan persepsi klien. Eliminasi urine tentu sangat

berhubungan erat dengan keseimbangan air dan elektrolit tubuh. Bila dari

hasil anamnesa ada hal yang mengindikasikan voume urine berlebih,

pertanyaan kita di arahkan lebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan

cairan, kaji apakah klien mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana

klien mengatasinya. Tanyakan seberapa besar volume cairan yang

dikonsumsi setiap hari. Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan

pola sebelum sakit untuk membandingan pola yang ada sekarang.

c. Pertumbuhan dan perkembangan

Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh

GH, kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan

perkembangan dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila

hormon yang mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada

ibu. Kondisi ini dapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses

tumbang terjadi disfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid.

Perlu mengkaji gangguan ini apakah terjadi semenjak bayi di lahirkan

dengan tubuh yang kerdil, atau terjadi selama proses pertumbuhan dan

bahkan tidak dapat diidentifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut.

Mengkaji secara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya

misalnya bagaimaa tingkat intelegensia, kemampuan berkomunikasi,

inisiatif dan rasa tanggung jawab. Kaji pula apakah perubahan fisik

tersebut mempengaruhi kejiwaan klien.

d. Seks dan Reproduksi

Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk di kaji baik klien

wanita maupun pria. Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya

mencakup lama, volume, frekuensi dan perubahan fisik termasuk sensasi

nyeri atau kramp abdomen sebelum selama dan sesudah haid. Untuk

volume gunakan satuan jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada

umur berapa klien pertama kali menstruasi.

4

Page 5: Bab Pembahasan Endokrin

Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan.

Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan cara

tertentuuntuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan

keturunan. Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme

dan bagaimana perasaan klien setelah melakukannya, adakah perasaan

puas dan menyenangkan. Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan

ukuran alat genitalnya. Mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan seks

masih seringkali menjadi hal yang tabu untuk di perbincangkan padahal

seharusnya itu tidak perlu terjadi. Jika perbincagan tentang seks dilakukan

dalam konteks therapi maka tidak perlu malu. Perawat perlu mawas diri

dengan perasaannya, bersikap dewasa, dan berwibawa sehingga perasaan

segan dan malu dapat diminimalkan bahkan dihilangkan.

7. Pemeriksaan fisik

Melalui pemeriksaan fisik ada dua aspek utama yang dapat digambarkan

yaitu:

a. Kondisi kelenjar endokrin

b. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin

Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap

kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testis). Secara umum, pemeriksaan

fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi

adalah :

a. Inspeksi

Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik

sebagai dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan,

kesembangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan

energi. Berbagai perubahan fisik dapat berhubungan dengan satu atau

lebih gangguan endokri, oleh karena itu dalam melakukan pemeriksaan

fisik, perawat tetap berpedoman pada pengkajian yang komprehensif

dengan penekanan pada gangguan hormonal tertentu dan dampaknya

terhadap jaringan sasaran dan tubuh secara keseluruhan. Jadi

5

Page 6: Bab Pembahasan Endokrin

menggunakan pendekatan head to toe saja atau menggabungkannya

dengan pendekatan sistem, kedua-duanya dapat digunakan.

Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak

kelemahan berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan

proporsi tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas

struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir.

Pada mata amati adannya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah

ekspresi wajah datar atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan

bentuk dan penebalan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila

digerakkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada gangguan tiroid.

Didaerah leher, apakah leher tampak membesar, simetris atau

tidak. Pembesaran leher dapat disebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan

untuk meyakinkannya perlu dilakukan palpasi. Distensi atau bendungan

pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan kelebihan cairan atau

kegagalan jantung. Amati warna kulit (hiperpigmentasi atau

hipopigmentasi) pada leher, apakah merata dan cacat lokasinya dengan

jelas. Bila dijumpai kelainan kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa

lokasi yang lain di tubuh selakigus. Infeksi jamur, penembuhan luka yang

lama, bersisik dan petechiae lebih sering dijumpai pada klien dengan

hiperfungsi adrenokortikal. Hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut

dijumpai pada klien hipofungsi kelenjar adrenal.Vitiligo atau

hipopigmentasi pada kulit tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal

sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.

Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas.

Penumpukan masa otot yang berlebihan pada leher bagian belakang yang

biasa disebut Bufflow neck atau leher/punuk kerbau dan terus sampai

daerah clavikula sehingga klien tampak seperti bungkuk, terjadi pada klien

hiperfungsi adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan

dan simetris tidaknya.

Ketidakseimbangan hormonal khususnya hormon seks akan

menyebabkan perubahan tanda seks sekunder, oleh sebab itu amati

6

Page 7: Bab Pembahasan Endokrin

keadaan rambut axila dan dada. Pertumbuhan rambut yang berlebihan

pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme. Pada buah dada amati

bentuk dan ukuran, simetris tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran

cairan. Striae pada buah dada atau abdomen sering dijumpai pada

hiperfungsi adrenokortikal.Bentuk abdomen cembung akibat penumpukan

lemak centripetal dijumopai pada hiperfungsi adrenokortikal.Pada

pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum dan penis juga klitoris dan

labia terhadap kelainan bentuk.

b. Palpasi

Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa

melalui rabaan. Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun

isthmus dapat diraba dengan menengadahkan kepala klien. Lakukan

palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, nodul tinggal atau

multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi. Pada saat melakukan

pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja namun untuk menghindari

kelelahan klien sebaiknya posisi duduk. Untuk hasil yang lebih baik,

dalam melakukan palpasi pemeriksaan berada dibelakang klien dengan

posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-jari

lain ada diatas kelenjar tiroid.

Palpasi testes dilakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat

harus dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut began ibu jari

dan dua jari lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap

ukuran/besarnya, simetris tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut,

peka terhadap sinar dan sinyal seperti karet.

c. Auskultasi

Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dapat

menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh. Auskultasi pada daerah

leher, diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah

bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah

tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar. Dapat

7

Page 8: Bab Pembahasan Endokrin

diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid

sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid.

Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan

pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate

jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan,

perangsangan katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh.

8. Pengkajian Psikososial

Perawat mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman , dan

handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat sakit. Sejaumlah

ganguan endokrin yang serius mempengaruhi persepsi klien terhadap dirinya

sendiri oleh karena perubahan-perubahan yang dialami menyangkut

perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi dan lain-lain yang akan

mempengaruhi konsep dirinya. Kemampuan klien dan keluarga dalam

memberi perawatan di rumah termasuk penggunaan obat-obatan yang

biasanya dapat berlangsung lama perlu dikaji.

9. Pengkajian Diagnostik Sistem Endokrin

a. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise

Foto Tengkorak (kranium)

Dilakukan untuk melihat sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi.

Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan

kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.

Foto tulang (osteo)

Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme

akan dijumpai ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan

dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannnya ke samping.

Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan.

CT scan Otak

Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atu

hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara

khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam bergerak

selama prosedur.Pemeriksaan darah dan urin.

8

Page 9: Bab Pembahasan Endokrin

KADAR GROWTH HORMON

Nilai normal 10µg/ml pada anak dan orang dewasa. Pada bayi di bulan-

bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah

darah venalebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada.

KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH)

Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan

tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc.

Tanpa persiapan secara khusus.

KADAR ADENOKARTIKO TROPIK (ACTH)

Pengukuran dilakukan dnegan test supresi deksametason. Spesimen yang

diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam.

b. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid

Up take Radioaktif ( RAI )

Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid

dalam menangkap iodida.

T3 dan T4 Serum

Persiapan fisik secara khusu tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah

darah vena sebanyak 5-10 cc.

1) Nilai normal pada orang dewasa:

Jodium bebas : 0.1-0.6 mg/dl

T3 : 0.2-0.3 mg/dl

T4 : 6-12 mg/dl

2) Nilai normal pada bayi/anak:

T3 : 180-240 mg/dl

Up take T3 Resin

Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid ( T3 ) atau tiroid binding

globulin (TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas

meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada hipertiroidisme. Dibutuhkan

spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6-8 jam.

Nilai normal pada :

Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin

9

Page 10: Bab Pembahasan Endokrin

Anak : pada umumya tidak ada

Protein Bound Iodine (PBI)

Bertujuan mengukur jodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai

normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah

vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuaskan sebelum pemeriksaan sebelum

pemeriksaan 6-8 jam.

Laju Metabolisme Basal (BMR)

Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang

dibutuhkan tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa waktu.

Nilai normal BMR : -10 s/d 15 %.

Scanning Tyroid

Dapat digunakan dengan beberapa tehnik antara lain :

1) Radio Iodine Scanning. Digunakan untuk menentukan apakah nodul

tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin ( berfungsi

atau tidak berfungsi ). Nodul panas menyebabkan hipersekresi jarang

bersifat ganas.

2) Up take Iodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan jodium

dari plasma. Nilai normal 10 s/d 30 % dalam 24 jam.

c. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid

Percobaan Sulkowitch

Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine,

sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan

dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak

terdapat endapan maka kadar kalsium plasma diperkirakan antara 5 mg/dl.

Endapan sedikit (fine white cloud) menunjukkan kadar kalsiun darah

normal (6 ml/dl). Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi.

Pembacaan hasil secara kuantitatif :

Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan

Positif (+) : terjadi kekeruhan yang halus

Positif (++) : kekeruhan sedang

Positif (+++) : kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik

10

Page 11: Bab Pembahasan Endokrin

Positif (++++) : kekeruhan hebat, terjadi seketika

Percobaan Ellwort – Howard

Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh

parathormon.

Percobaan Kalsium Intravena

Percobaan ini berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar

serum kalsium akan menekan pembentukkan parathormon. Normal bila

pospor serum meningkat dan pospor diuresis berkurang. Pada hiper

paratiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak banyak berubah. Pada

hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami perubahan tetapi

pospor diuresis meningkat.

Pemeriksaan radiologi

Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat

kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada

hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak.

Densitas tulang bisa normal atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang

menipis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang.

Pemeriksaan Elektrokardiogran ( EKG )

Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kelainan gambaran ekg akibat perubahan kadar kalsium

serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan dijumpai

gelombang Q – T yang memanjang sedangkan pada hiperparatiroid

interval Q – T mungkin normal.

Pemeriksaan Elektromiogram ( EMG )

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi

otot akibat perubahan kadar kalsium serum. Persiapan khusus tidak ada.

d. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas

Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai

kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.

Nilai normal :

Dewasa : 70-110 md/dl

11

Page 12: Bab Pembahasan Endokrin

Bayi : 50-80 mg/dl

Anak-anak :60-100 mg/dl

Persiapan :

Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan. 

e. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal

Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah

Nilai normal pada :

Dewasa wanita :37-47 %

Pria : 45-54%

Anak-anak :30-40%

Neonatal :44-62%

Pemeriksaan Elektrolit Serum ( Na, K, Cl )

dengan nilai normal :

Natrium : 310 – 335 mg ( 13.6 – 14 meq / liter )

Kalium : 14 -20 mg% ( 3.5 – 5.0 meq/liter )

Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq /liter)

Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan

sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan

hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik secara khusus.

Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)

Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24

jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.

Stimulasi test 

Daimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal.

Dapat dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi

terhadap aldosteron dengan pemberian sodium.

12

Page 13: Bab Pembahasan Endokrin

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin:Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC Pustaka Utama Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC

Sihotang. 2015. Endocrine as a Master of Gland. Available at : https://www.academia.edu/4802039/Endocrine_as_a_master_of_gland diakses tanggal 6 Maret 2015.

Indarti. 2012. Pengkajian Umum Sitem Endokrin. http://www.slideshare.net/widipta/pengkajian-umum-sistim-endokrin diakses tanggal 6 Maret 2015.

13