BAB IV TAHAPAN PROSES PRODUKSI 4.1 Tahap Produksi · perangkat lunak perekamannya yaitu adobe...
Transcript of BAB IV TAHAPAN PROSES PRODUKSI 4.1 Tahap Produksi · perangkat lunak perekamannya yaitu adobe...
37
BAB IV
TAHAPAN PROSES PRODUKSI
4.1 Tahap Produksi
Tahap produksi terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Pra produksi
2. Produksi
3. Pasca Produksi
4.1.1 Pra Produksi
Tahap ini peneliti merancang konsep drama radio yang akan dibuat. Peneliti
mempersiapkan seluruh persiapan serta aktivitas sebelum dan sesudah melakukan
produksi. Untuk tahapan pra produksi peneliti mempersiapkan beberapa hal seperti
riset, pembuatan naskah, mencari pengisi suara, dan reading untuk pemeran.
4.1.1.1 Riset
Sebelum peneliti menentukan sebuah cerita drama radio anak-anak, peneliti
mencoba membaca beberapa cerita anak-anak dari beberapa majalah seperti Bobo dan
Mombi untuk memahami bagaimana struktur dalam cerita anak-anak. Selain itu juga,
peneliti mendengarkan drama radio yang pernah disiarkan di beberapa radio untuk
mengetahui bagaimana sebuah cerita anak-anak diterapkan dalam sebuah drama radio.
Dalam menentukan latar belakang cerita, peneliti melihat sebuah cerita anak-
anak pada umunya menggunakan latar belakang serta suasana kehidupan sehari-hari.
Seperti contoh, cerita tentang kehidupan di sekolah, kehidupan berkeluaraga, dan
kehidupan bersosial di sekitar lingkungannya. Permasalahan yang dihadapi juga sangat
sesuai dan berkaitan dengan kehidupan anak-anak, seperti menolong ibu berbelanja,
38
tentang tanggung jawab di sekolah, bermain secara adil dengan teman-teman dan lain
sebagainya.
Peneliti mencoba bertanya kepada beberapa anak-anak secara acak, untuk
mengetahui apa yang mereka suka serta sudut pandang anak-anak terhadap sebuah hal.
Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan secara dekat dengan anak-anak dalam
kegiatan sehari-harinya. Kegiatan ini dilakukan agar peneliti mengetahui bagaimana
cara anak-anak berkomunikasi serta bersikap terhadap orang yang lebih tua dan teman-
teman sebayanya.
4.1.1.2 Naskah
Melalui riset yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti mulai merancang alur
cerita dalam naskah drama radio anak-anak yang akan dibuat.
Drama radio akan dimulai pada opening perkenalan yaitu tokoh utama Moli
dan Pongpong memperkenalkan secara singkat diri mereka. Pada opening selain
perkenalan, Moli dan Pongpong juga menyapa pendengar radio.
Pada adegan 1 menceritakan Moli dan Pongpong yang sedang belajar di
sekolah. Adegan ini akan menceritakan awal yang menyebabkan Moli dan Pongpong
bisa pergi studi wisata ke kebun binatang. Dalam adegan ini menggambarkan bahwa
karakter Moli dan Pongpong sangat ceria dan semangat sekali menjalani kegiatannya.
Pada adegan 2 menceritakan Moli dan Pongpong meminta ijin kepada orangtua
mereka mengenai studi wisata yang akan mereka lakukan bersama teman-teman
sekolahnya.
Pada adegan 3 menceritakan Moli dan Pongpong yang diantarkan oleh orangtua
mereka ke sekolah untuk pergi studi wisata ke kebun binatang. Pada adegan 4
menceritakan suasana saat sedang diperjalanan menuju kebun binatang. Pada adegan 5
menceritakan ketika Moli dan Pongpong berserta teman-teman tiba
39
Pada adegan 6 menceritakan Moli dan Pongpong sudah memasuki kebun
binatang dan belajar tentang binatang yang ada di sana. Dalam adegan ini mulai timbul
permasalahan dimana Moli terpisah dari rombongan.
Pada adegan 7 menceritakan Pongpong menemukan Moli tetapi mereka berdua
terpisah dari rombongan lalu bertemu dengan kak Johan. Dalam adegan
menggambarkan karakter Moli dan Pongpong yang pemberani, mandiri dan kreatif
untuk menemukan ibu guru dan teman-temannya kembali.
Pada adegan 8 menceritakan kak Johan mengajak Moli dan Pongpong untuk
melihat binatang yang ada di kebun binatang. Dalam adegan menggambarkan karakter
Moli dan Pongpong yang mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar mengenai
binatang.
Pada adegan 9 menceritakan Moli dan Pongpong dibantu dengan kak Johan
menemukan ibu guru. Dalam adegan Moli dan Pongpong meminta maaf kepada ibu
guru sebagai rasa bersalah dan tanggung jawab karena mereka terpisah dari
rombongan. Pada adegan 10 menceritakan Moli dan Pongpong pulang dan bertemu
kedua orangtuanya.
Drama radio ditutup dengan closing oleh narrator, dimana narrator akan
merangkum cerita Moli dan Pongpong dan menjelaskan nilai apa yang ada dalam
cerita.
4.1.1.3 Storyline
Setelah alur cerita sudah dirancang, kemudian peneliti membuat storyline yang
digunakan sebagai acuan detil ketika melakukan produksi. Storyline dibuat
berdasarkan alur cerita yang sudah dirancang sebelumnya dan menyangkut efek suara
dan backsound yang akan digunakan pada setiap scene.
4.1.2 Produksi
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap pra produksi, rancangan yang telah
dibangun selama proses pra produksi dilaksanakan pada tahap produksi. Masa produksi
40
yaitu pengambilan suara menghabiskan waktu selama 1-2 minggu untuk mendapatkan
kesuluran suara tokoh.
Pada minggu pertama dilakukan pengambilan beberapa suara tokoh yaitu
narator, ibu guru, ayah moli, dan kak johan. Lokasi pengambilan suara dilakukan di
rumah peneliti. Hal ini harus dilakukan karena rencana semula yang akan dilakukan di
studio radio milik Universitas Kristen Satya Wacana dibatalkan karena ada beberapa
kendala teknis. Lama produksi pada setiap tokoh 4 sampai 5 jam. Produksi
pengambilan suara menggunakan microphone sederhana milik peneliti dengan
perangkat lunak perekamannya yaitu adobe audition.
Pada minggu kedua dilakukan pengambilan tokoh moli, pongpong, ibu
pongpong dan anak-anak. Lokasi pengambilan suara dilakukan di rumah pemeran
Pongpong yaitu Reaza Setyawan. Hal ini dilakukan karena jarak antara rumah pemeran
tokoh Moli yaitu Nayra dengan Reaza sangat berdekatan. Lama pengambilan suara
setiap tokoh hanya 1-2 jam.
Setelah tahap pengambilan suara dilakukan, tahap selanjutnya adalah
pengumpulan dan penyimpanan kedalam satu tempat agar lebih mudah pada saat
editing. Lalu peneliti mengumpulkan musik dan juga suara tambahan (backsound).
Musik yang dicari adalah beberapa musik dengan suasana sedih, gembira dan tegang.
Musik akan dipakai dalam beberapa bagian yaitu saat pembukaan, saat sampai dikebun
binatang, saat Moli dan Pongpong terpisah dari rombongan, saat bertemu dengan kak
Johan, bertemu dengan ibu guru, saat pulang dari kebun binatang dan penutup. Peneliti
mencari musik di situs pencarian video yaitu youtube dengan jenis musik yang bebas
dari copyright. Suara tambahan seperti bunyi kalkson, suara mobil, pintu mobil tertutup
dan terbuka, suara binatang peneliti mencarinya juga di situs pencarian video youtube.
Tetapi ada beberapa suara tambahan seperti suara membuka tas, suara mengetik dan
suara membalikan kertas penulis merekamnya sendiri.
41
4.1.3 Pasca Produksi
Setelah melewati tahap pra-produksi dan produksi, drama radio masuk pada
tahap editing. Editing merupakan proses merangkai potongan-potongan suara yang
masih mentah menjadi sebuah hasil yang sudah lengkap. Proses pasca produksi ini ada
beberapa tahap produksi dengan pemilahan suara, penghilangan noise, penambahan
effect suara, penambahan backsound, dan penggabungan seluruh komponen suara.
4.1.3.1 Persiapan Bahan Editing
Setelah menyimpan hasil rekaman suara, peneliti memilah bagian suara mana
saja yang perlu dan tidak untuk dipakai, sesuai dengan naskah. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan effect suara yang diperlukan seperti suara keramaian, kicauan burung,
dan pintu mobil terbuka.
4.1.3.3 Proses Editing
Dalam proses editing suara, peneliti menggunakan software Adobe Audition
CC sebagai software untuk menyunting drama radio. Software tersebut dipilih karena
pengoperasiannya manual dan mempunyai fitur yang lengkap, sehingga memudahkan
peneliti untuk berkreasi.
Dalam proses editing yang dilakukan di antaranya adalah memotong suara yang
dibutuhkan, menghilangkan noise agar suara terkesan bersih, setelah itu ditambahkan
beberapa effect filter, dan menggabungkan menjadi satu kesatuan menjadi cerita yang
utuh.
42
Gambar 1
Proses pemotongan suara yang dibutuhkan
Sumber :Data primer, 2018
Gambar 2
Proses penghilangan noise dalam rekaman
Sumber : Data primer 2018
43
Gambar 3
Proses penambahan effect filter
Sumber : Data primer 2018
Proses editing selanjutnya adalah memasukan backsound. Hal ini dilakukan agar
membangun suasana yang menjadikan cerita dalam drama radio menjadi hidup. Selain
itu juga peneliti melakukan penambahan effect pada suara kiri dan kanan (surround).
Hal ini bertujuan ketika mendengarkan drama radio ini menggunakan earphone atau
headphone, pendengar seolah-olah merasakan perbincangan dalam drama radio ada di
sekitar pendengar.
44
Gambar 4
Proses penggabungan seluruh komponen suara
Sumber :Data Primer, 2018
Gambar 5
Proses penambahan effect surround
Sumber : Data primer 2018
45
Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah proses rendering,
proses ini bertujuan menggabungkan keseluruhan komponen audio yang telah
dirangkai sesuai dengan naskah menjadi kesatuan utuh sebagai drama radio.
4.2 Kendala dalam Proses Pembuatan Drama Radio “Moli dan Pongpong
Berpetualan di Kebun Binatang”
Proses pembuatan drama radio ini tidak luput dari hambatan. Dari awal proses
munculnya gagasan untuk membuat drama radio hingga akhir proses produksi, ada
beberapa hambatan yang dilalui, yaitu :
Tabel 4.1
Kendala Proses Produski
Kendala Penyelesaian
Mencari pemeran suara yang pas untuk
tokoh Moli dan Pongpong
Mencoba menyeleksi beberapa anak-
anak untuk dijadikan tokoh Moli dan
Pongpong
Gangguan suara saat proses perekaman
seperti suara kendaraan, suara orang
berteriak, suara masjid.
Menunggu sampai suara hilang dan
melanjutkan lagi proses perekaman
Jadwal pemeran suara yang terhalang
aktifitas lainnya
Mencari jadwal yang pas dan sesuai agar
bisa dilaksanakannya proses rekaman.
4.3 Korelasi Antara Nilai Pendidikan Karakter, Perkembangan Anak dan
Pendekatan Urai-udar Drama Radio dengan Drama Radio “Moli dan Pongong
Berpetualang di Kebun Binatang”
4.3.1 Korelasi Drama Radio dengan Nilai Pendidikan Karakter
Dalam drama radio Moli dan Pongpong berpetualang di kebun binatang,
peneliti menyisipkan enam nilai pendidikan karakter diantaranya kreatif, mandiri, rasa
ingin tahu, semangat, bertanggung jawab, dan peduli sosial. Peneliti menyisipkan
46
keenam nilai pendidikan karakter ke dalam tindakan yang dilakukan oleh tokoh Moli
dan Pongpong di dalam cerita, dengan tujuan peneliti memberikan contoh kepada
pendengar bagaimana sebuah nilai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, nilai kreatif yang digambarkan oleh peneliti di dalam cerita adalah
bagaimana tokoh Moli dan Pongpong memiliki banyak akal dan cara untuk mencapai
suatu tujuan. Hal itu tergambar dalam adegan ke tujuh dimana Moli dan Pongpong
berpisah dengan ibu guru dan teman-teman. Moli yang pada saat itu cemas dan takut
karena terpisah, Pongpong berkata “Tenang Moli jangan cemas, pasti ketemu kita cari
ke sebelah sana ya”. Peneliti ingin menggambarkan bahwa Pongpong mempunyai
inisiatif dan kreatif ketika terjadi masalah, hal yang harus dilakukan adalah bersikap
tenang dan mencoba menemukan jalan keluarnya.
Kedua, nilai mandiri yang digambarkan oleh peneliti dalam cerita adalah
bagaimana tokoh tidak takut terhadap apapun dan selalu berusaha mencoba
melakukannya sendiri. Hal itu tergambar dalam adegan ke dua dimana ketika ibu
Pongpong bertanya apakah pekerjaan rumah Pongpong sudah selesai, Pongpong
menjawab, “Pongpong sedang membaca buku bu, kalau PR sih sudah dikerjakan
semua tadi sore sebelum main”. Dalam hal ini peneliti ingin menggambarkan bahwa
Pongpong anak yang mandiri, tanpa ada perintah atau suruhan dari orang tua,
Pongpong secara mandiri mengerjakan tugasnya sebelum main. Selain itu nilai mandiri
peneliti sisipkan dalam adegan keenam ketika Moli ingin pergi ke kamar mandi. Moli
berkata “Pong aku ke kamar mandi dulu ya, mau buang air kecil udah gak tahan ini”.
Tujuan peneliti dalam hal ini adalah ketika ada suatu masalah Moli mencoba
mengatasinya sendiri walau pada akhirnya terjadi suatu masalah yaitu Moli terpisah
dari rombongan.
Ketiga, nilai rasa ingin tahu yang digambarkan oleh peneliti dalam cerita adalah
bagaimana tokoh selalu ingin belajar dari apa yang ada di sekitarnya. Hal ini
tergambarkan dalam adegan pertama ketika Moli dan Pongpong menjawab pertanyaan
oleh ibu guru, peneliti ingin menggambarkan bahwa Moli dan Pongpong bisa
menjawab pertanyaan dikarenakan rasa ingin tahu mereka terhadap binatang sangat
47
tinggi yang mengharuskan Moli dan Pongpong belajar mengenai binatang. Selain itu
pada adegan ketujuh dimana kak Johan mengajak Moli dan Pongpong melihat kebun
binatang secara langsung. Peneliti ingin menggambarkan bahwa Moli dan Pongpong
selalu semangat ketika belajar mengenai hal-hal yang baru.
Keempat, nilai semangat yang digambarkan oleh peneliti dalam cerita ketika
Moli dan Pongpong selalu ceria dan semangat dalam menjalankan segala kegiatannya.
Hal ini tergambar dalam adegan 1 ketika Moli dan Pongpong semangat menjawab
pertanyaan dari ibu guru, masih dalam adegan 1 ketika mendapat informasi akan pergi
ke kebun binatang dan ketika ibu guru memberikan tugas tentang mencatat informasi
tentang hewan, peneliti menggambarkan Moli dan Pongpong selalu semangat. Peneliti
ingin memberikan pesan kepada pendengar bahwa dalam melakukan kegiatan sehari-
hari harus selalu ceria dan semangat.
Kelima, nilai bertanggung jawab yang digambarkan oleh peneliti dalam cerita
adalah bagaimana tokoh harus bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat karena
bisa merugikan orang lain. Hal ini tergambar dari adegan kesembilan dimana Moli dan
Pongpong bertemu denga ibu guru dan meminta maaf karena telah membuat ibu guru
cemas. Rasa bertanggung jawab juga ditegaskan ke dalam adegan terakhir dimana Moli
dan Pongpong meminta maaf lagi di depan orangtua mereka karena berbuat salah. Dari
hal ini peneliti berharap kepada pendengar bahwa, ketika terjadi kesalahan harus
meminta maaf dengan hati yang tulus.
Keenam, nilai peduli sosial yang digambarkan oleh peneliti dalam cerita adalah
bagaimana tokoh harus peduli kepada sekitar kita dengan berbagai cara yaitu salah
satunya membantu teman. Hal ini tergambar dalam adegan keempat, ketika ada teman
Moli dan Pongpong tidak membawa makanan, Moli dan Pongpong membagikan bekal
yang mereka bawa untuk temannya. Dari hal ini peneliti beharap kepada pendengar
ketika ada orang di sekitar yang sedang mengalami kesusahan bisa membantu
semampu kita dengan hati yang tulus dan tanpa berharap imbalan apapun.
48
4.3.2 Korelasi Drama Radio dengan Perkembangan Anak
Pada tahap usia 6-12 tahun yang disebut juga sebagai usia kelompok (gang-
age), anak-anak mulai mengalihkan perhatian dari lingkungan keluarga ke kerjasama
antar teman di lingkungan masyarakat dan sekolah (Gunarsa, Singgih D, 1983:13).
Nilai pendidikan karakter yang peneliti sisipkan dalam drama radio Moli dan Pongpong
bertujuan sebagai pendamping untuk anak-anak bisa beradaptasi di usia 6-12 tahun
dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Dengan nilai-nilai yang tertanam dalam
cerita, anak-anak bisa mengetahui, memilah dan bersikap dalam setiap kegiatan yang
mereka lakukan dalam lingkungan karena anak-anak memiliki kecenderungan untuk
mendapatkan informasi yang benar sebanyak-banyaknya dalam interaksi dengan
lingkungan sosialnya (IKIP Semarang, 1989: 102-120).
4.3.3 Korelasi Drama Radio dengan Pendekatan Urai-udar Drama Radio
Melalui pendakatan urai-udar drama radio yang dicetuskan oleh L Murbandono
HS, peneliti menerapkan setiap unsur drama radio yang telah dijabarkan oleh
Murbandono menjadi rangkaian drama radio “Moli dan Pongpong Bedrpetualang di
Kebun Binatang”. Alasan peneliti menggunakan pendekatan urai-udar drama radio
dikarenakan pendekatan ini digunakan oleh Murbandono untuk meneliti drama radio
pada era 1980-an di Indonesia. Dimana Murbandono meneliti drama radio pada masa
saat itu untuk dilihat dari sisi tantangan pendidikan dan pembangunan manusia. Dalam
bukunya Murbandono membedah unsur yang terdapat dalam drama radio secara
terperinci dan jelas, seperti yang sudah dijabarkan di bab dua. Selain itu alasan peneliti
menggunakan pendekatan urai-udar karena peneliti tidak menemukan secara terperinci
dan jelas pendekatan atau teori yang lain, yang bisa digunakan sebagai acuan
penciptaan drama radio.
Dalam drama radio “Moli dan Pongpong Berpetualang di Kebun Binatang”
peneliti menentukan moral sebagai tema. Moral dipilih karena tujuan dalam cerita
adalah untuk menumbuh kembangkan nilai pendidikan karakter anak. Dalam
pendekatan urai-udar drama radio bagaian jenis tema yang diambil adalah tema sebagai
49
pernayataan moral. Dimana tema sebagai pernyataan moral, isi cerita memberikan
kaidah moral serta membujuk pendengar untuk menjalankan kaidah dalam
kehidupannya. Dalam drama radio Moli dan Pongpong, peneliti menyisipkan nilai
pendidikan karakter kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat, bertanggung jawab dan
peduli sosial. Nilai moral yang ditampilkan dalam cerita tercermin dalam sikap
perilaku, ucap kata tokoh utama, dan nasihat yang diberikan oleh tokoh lain.
Alur yang digunakan peneliti sangat sederhana, mengalir maju dari tahap
pengenalan tokoh hingga penyelesaian konflik. Hal ini memiliki tujuan agar cerita
dapat diterima oleh sasarannya yaitu anak-anak. Permasalahan yang ditimbulkan
dibentuk secara logis, serta penyelesaiannya tidak perlu harus berfikir secara serius.
Peneliti menentukan lokasi cerita yaitu kebun binatang dan sekolah agar lebih menarik
dan juga dekat dengan dunia anak-anak.
Dalam penentuan bagunan yang dramatis, pembebran dan pembukaan
kronologi digambarkan seperti gunugn. Dimana awal pengenalan tokoh dalam menit
pertama, masuk kepermasalahan, lalu puncak permasalahan, menuju penyelesaian dan
diakhiri dengan masa tenang. Penjelasan disetiap kronologi dibuar sedemikian rupa
sederhana agar lebih mudah dipahami.
Penokohan dalam cerita yaitu tokoh utama Moli dan Pongpong, karakter
tercermin dalam dwiwicara yang dilakukan tokoh. Nilai pendidikan karakter tergambar
dalam dwiwicara tokoh seperti, rasa semangat tergambar ketika Moli dan Pongpong
dengan sangat antusias menjawab jawaban pertanyaan dan mendengar kabar akan pergi
ke kebunbinatang. Selain itu penggambaran sifat tokoh digambarrkan pula oleh
tanggapan tokoh lain, dimana saat Moli dan Pongpong menjawab pertanyaan tokoh
teman menjawab “mereka hebat ya” mencerminkan bahwa Moli dan Pongpong sangat
semangat dan kreatif. Penokohan yang dibentuk oleh peneliti mengambarkan anak
kecil pada umumnya tidak memiliki kemampuan khusus yang secara sengaja dibentuk.
Tetapi kelebihan mereka terbentuk dari usaha mereka karena rajin belajar dan juga
selalu semangat agar bisa menjadi contoh bagi sasaran. Dari penggambarkan tokoh itu,
50
peneliti ingin menyampaikan kepada sasaran pendegar jika ingin menjadi anak yang
pandai dan semangat harus giat belajar.
Dalam menghidupkan drama radio menjadi lebih nyata, peneliti sedemikian
rupa mencoba mengadirkan bunyi yang mengammbarkan keadaan kejadian. Seperti
contoh suara tepuk tangan ketika Moli dan Pongpong menjawab pertanyaan ibu guru,
suara kendaraan mobil, suara kebisingan dijalan yaitu suara klakson, suara binatang
kebun binatang, suasana keramaian kebun binatang, samapi suara kecil seperti
membuka tas, suara sedang mengetik, dan suara membalikan kertas. Hal ini dilakukan
agar drama radio tidak menajdi datar saja, tapi bisa menciptakan imajinasi pendegar
dalam mendengarkan dram radio. Dwiwicara dalam drama radio juga dibuat senyata
mungkin, pemeran dituntut untuk berbicara layaknya sedang melakukan percakapan
pada kehidupan sehari. Hal ini dilakukan agar suasana dari drama radio terasa nyata
dan tidak mengada-ada. Musik yang digunakan juga sesuai dengan kondisi yang terjadi
dalam adegan, seperti contoh musik tegang ketika Moli dan Pongpong terpisah dari
rombongan, lalu berubah menjadi musik yang tenang dan ceria ketika Moli dan
Pongpong bertemu dengan kak Johan dan melihat binatang. Musik digunakan sebagai
pemanis dan penguat drama radio agar drama radio tidak terdengar membosankan.
Peneliti sebagai sutradara, penulis cerita dan penyunting drama radio, dalam
proses keseluruhan produksi dilakuka sendiri. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin
tujuan dan keinginan peneliti bisa secara menyeluruh tertuang di dalam drama radio.
Pemilihan pengisi suara juga dipilih langsung oleh peneliti, peneliti mencari pemeran
yang sesuai dengan karakternya masing-masing dan suaranya sesuai dengan tokoh.
Tujuannya agar pemeran tidak perlu bersusah payah memerankan tokoh dalam cerita.
Contoh peran Pongpong yang diisi oleh Reaza Setyawan, adalah anak usia 12 tahun
yang memiliki karakter semangat dan sangat antusias dalam belajar. Karakter dari
Reaza sangat cocok dengan Pongpong yang memiliki karakter yang tidak jauh berbeda.
Begitupun dengan karakter Moli yang diperankan oleh Nayra adalah anak usia 11 tahun
yang memiliki karakter yang sama dengan tokoh Moli.
51
4.4 Hasil Penilaian Uji Publik
Dari data penilaian uji publik yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 Oktober
2018 dengan jumlah 15 responden siswa sekolah dasar berusia 8-9 tahun, dapat
dirangkum sebagai berikut :
1) Nama drama radio menarik untuk khalayak sasarannya.
SB (Sangat Baik) : 12
B (Baik) : 3
80% reponden menilai judul dari drama radio ini sudah Sangat Baik.
2) Pesan dalam drama radio ini sesuai untuk khalayak sasarannya.
SB (Sangat Baik) : 13
B (Baik) :2
87% responden menilai pesan dalam cerita ini sudah Sangat Baik.
3) Khalayak sasaran dapat memahami dengan jelas pesan yang disampaikan
melalui drama radio ini.
SB (Sangat Baik) : 5
B (Baik) : 7
CB (Cukup Baik) : 3
47% responden menilai pesan yang disampaikan dalam drama radio ini sudah
Baik.
4) Durasi dram radio ini sesuai untuk khalayak sasarannya.
SB (Sangat Baik) : 2
B (Baik) : 4
CB (Cukup Baik) : 9
60% responden menilai durasi untuk dramar radio ini sudah Cukup Baik.
5) Pengisi suara yang menarasikan drama radio ini terdengar jelas dalam
menyampaikan pesan.
SB (Sangat Baik) : 14
B (Baik) : 1
52
93% responden menilai pengisi suara yang menarasikan drama radio ini sudah
Sangat Baik.
6) Kualitas audio dalam drama radio jernih.
SB (Sangat Baik) : 10
B (Baik) : 5
67% responden menilai kualitas audio dalam drama radio ini sudah Sangat Baik.
7) Penyiar dapat menyampaikan pesan dengan baik, tepat sasaran tujuannya.
SB (Sangat Baik) :10
B (Baik) : 4
CB (Cukup Baik) : 1
67% responden menilai penyampaian pesan oleh penyiar sudah Sangat Baik.
8) Bahasa yang digunakan dalam drama radio sesuai dan dapat dipahami oleh
khalayak sasarannya.
SB (Sangat Baik) : 12
B (Baik) : 3
80% responden menilai bahasa yang digunakan dalam drama radio ini sudah
Sangat Baik.
9) Drama radio ini layak untuk dipublikasikan kepada khalayak sasarannya.
SB (Sangat Baik) : 13
B (Baik) : 2
87% responden menilai drama radio ini sudah Sangat Baik untuk layak
dipublikasikan.
10) Drama radio ini telah memenuhi Etika.
SB (Sangat Baik) : 13
B (Baik) : 2
87% responden menilai drama radio ini sudah Sangat Baik dalam memenuhi
Etika.
Adapun beberapa saran yang diberikan oleh responden, sebagai berikut :
53
• Durasi terlalu lama, disarankan untuk 10-15 menit
• Pada bagian kebun binatang ditambahkan suara binatang lebih banyak
• Hanya ada satu episode saja, disarankan dibuat berseri
• Selain di radio, responden menyarankan untuk disiarkan di youtube.
Kesimpulan dari hasil penilaian dan saran dari responden, drama radio “Moli
dan Pongpong Berpetualang di Kebun Binatang” sudah menarik dan sangat baik untuk
khalayak sasarannya. Pesan yang disampaikan melalui drama radio ini yaitu
pembentukan karakter bisa diterima oleh responden dengan baik. Tema dan alur cerita
yang sederhana dengan konflik yang sederhana membuat cerita mudah dipahami.
Karakter utama dalam cerita serta pengisi suara dinilai sangat baik oleh responden.
Dari segi musik dan bunyi sudah cukup baik dalam mengemas cerita drama radio.