BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI...
Transcript of BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI...
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 1 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD
4.1.Perumusan Mitigasi, Adaptasi dan Alternatif 4.1.1. Program Program yang Dirumuskan
Pada umumnya program-programpada RPJMD Provinsi Jawa Barat
memiliki nilai manfaat yang besar dan akanmenghasilkan dampak positif. Namun
demikian beberapa program selain akan berdampak positif juga akan berdampak
negative, yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
1) Tekanan beban lingkungan yang sangat tinggi dan kurang terdistribusi
secara geografis
2) Daya dukung lahan terbatas dan banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian
3) Daya dukung sumber daya air selama musim kemarau sangat rendah,
sehingga status mutu air menurun karena beban pencemaran tinggi.
4) Bencana genangan banjir dan sedimentasi banyak terjadi akibat kerusakan
lingkungan di hulu DAS dan menyusutnya daya dukung lahan retensi dan
penyerap genangan banjir tersebut.
5) Sinkronisasi dan sinergitas antar beberapa program pembangunan masih
perlu ditingkatkan
Beberapa program pembangunan yang memerlukan mitigasi/adaptasi/
dan atau alternative adalah sebagai berikut:
1) Program Penataan Ruang
2) Program Pengelolaan Kawasan Lindung
3) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
4) Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut
5) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Sumber Daya Air lainnya;
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 2 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
6) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan lainnya
7) Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai
8) Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas (Geothermal)
9) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
10) Program Pengembangan Perumahan
11) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
12) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian
13) Program Peningkatan Produksi Pertanian
14) Program Pengembangan Budidaya Perikanan
15) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
16) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi
Industri
17) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
18) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (Bandara
dan Pelabuhan)
4.1.2. Pengendalian Dampak Kerusakan Lingkungan Kerusakan lahan terjadi karena penataan ruang yang kurang tepat, alih
fungsi lahan dan pengelolaan lahan yang tidak ramah lingkungan. Pencegahan
kerusakan lahan dapat dilaksanakan sejak tahap penataan ruang dan pada saat
pelaksanaan program pembangunan.
Beberapa program pada RPJMD Provinsi Jawa Barat memiliki nilai
manfaat yang besar dan bila dievaluasi dengan issue sumber daya alam dan
lingkungan hidup menghasilkan dampak positif. Namun demikian agar program-
program tersebut akan berhasil guna secara optimal dan tidak akan menimbulkan
risiko kerusakan lingkungan, maka memerlukan pengendalian melalui sinkronisasi
dan sinergitas antar program dan antar kelembagaan, serta antara Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Keloimpok
program tersebut adalah sebagai berikut:
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 3 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
A. Penataan Ruang Wilayah: Penetapan luas kawasan lindung pada RTRW
tahun 2009-2029 yang diatur dalam Perda Provinsi Jawa Barat No.22 tahun
2009 memerlukan kordinasi agarterdapatsinkronisasi dengan RTRW
kabupaten dan kota di Jawa Barat. Sinkronisasi Program PEMDA
Provinsidengan PEMDA Kabupaten dan Kota diperlukan agar dapat ditinjau
kembali target, lokasi dan implementasi program berikut:
1) Program Pengelolaan Kawasan Lindungdengan target peningkatan
luas dan fungsi kawasan lindung 45%
2) Program Penataan Ruang dengan target antara lain ketersediaan
RDTR Kabupaten dan Kota
Penataan ruang yang kurang sesuai dengan daya dukung lingkungan akan
berisiko kerusakan lingkungan sumber daya lahan dan sumber daya air.
B. Kehutanan:Konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan berdampak positif
terhadap lingkungan hidup. Namun program produksi hasil hutan pada hutan
rakyat memerlukan penertiban, karena sebagian alih fungsi menjadi lahan
holtikultur yang merusak lahan.
Rehabilitasi hutan yang rusak diperlukan selain di daerah hulu dalam daerah
aliran sungai, akan tetapi juga di daerah pesisir yang terpadat hutan
mangrove. Program pada RPJMD mengidentifikasi kerusakan hutan
mangrove hanya 15.000 Ha, dan yang akan direhabilitasi hanya 5000
Ha.Data terakhir menunjukkan yang rusak dan perlu direhabilitasi adalah
30.000 Ha., sehingga Program ini masih menyisakan kerusakan mangrove
25.000 Ha.
1) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup dengan target rehabilitasi lahan kritis
2) Program Produksi Hasil Hutan pada hutan negara dan hutan rakyat
3) Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut dengan target
15.000 Ha hutan mangrove yang rusak
C. Pertanian dan Pengairan:Pembukaan lahan pertanian 100.000 Ha
memerlukan sinkronisasi dengan pembangunan waduk, situ dan saluran
irigasi. Selain itu perlu ditetapkan lokasinya, apakah lahan pertanian tersebut
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 4 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
hasil peningkatan lahan pertanian dari sawah non irigasi menjadi sawah
irigasi, ataukah pembukaan lahan baru. Bila pembukaan lahan baru perlu
pengendalian agar tidak terjadi kerusakan lahan terutama di daerah lereng
bukit atau pegunungan.
Sinergitas diperlukan antar dinas sektoral agar dapat disusun kesepakatan
prioritas, lokasi dan jadwal pelaksanaannya untuk program-program berikut:
1) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertaniandengan target
pembukaan luas lahan sawah baru 100.000Ha.
2) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau
dan Sumber Daya Air lainnya dengan target penanganan sumber air
berupa260 situ dan waduk, 150 mata air dan 300 titik sungai
3) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau
dan Sumber Daya Air lainnya dengan target pembangunan 13 Waduk
Strategis
4) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan lainnya dengan target terbangunnya Daerah
Irigasi Strategis (DIS)
5) Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan target produksi
hasil peternakan berupa daging, telur dan susu perlu dijabarkan dalam
bentuk luas lahan peternakan rakyat dan lokasinya serta dukungan air
baku peternakan.
4.1.3. Pengendalian Dampak Pencemaran Lingkungan A. Pengendalian Pencemaran Lingkungan: Pencapaian status mutu air cemar
sedanguntuk air sungai dan waduk memerlukan prioritas upaya pengendalian
pencemaran air dari sumber limbahnya, yaitu limbah penduduk, limbah
industri, limbah peternakan dan limbah perikanan. Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidupagar mencapai kualitas air
cemar sedang memerlukan penguatan, yaitu :
1) Pembangunan IPAL perkotaan bagi air limbah penduduk
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 5 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
2) Persyaratan IPAL industri selain berdasarkan Baku Mutu Air Limbah
(BMAL) juga berdasarkan daya tamping beban pencemaran air
(DTBPA)
3) Penyediaan sarana IPAL peternakan, terutama pada lokasi-lokasi
program pengembangan produk peternakan.
B. Permukiman:Pengembangan permukiman yang sehat memerlukan juga
pengembanganair baku dan sanitasi lingkungan.Program permukiman
memerlukan penyediaan air baku, yang sangat erat kaitannya dengan
program pengairan.Program pengembangan perumahanperludisertaidengan
pembangunan sarana IPAL komunal, agar terjamin pengendalian pencemaran
air limbah. Program persampahan memerlukan prioritas pembangunan TPA di
setiap kabupaten kota dan TPS disetiap kecamatan. Pengembangan TPA dan
TPA regional memerlukan IPAL leachate sampah agar tidak menyebabkan
pencemaran air.
1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
2) Program Pengembangan Perumahan, memerlukan pembangunan
septic tank komunal
3) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
(air minum, drainase, persampahan dan persampahan regional): TPA
sampah memerlukan pembangunan IPAL leachate sampah.
C. Industri::Pengembangan indudtri baru dan pembukaan kawasan industri
perlu memperhatikan keterbatasan daya dukung lingkungan dan keterbatasan
lahan pertanian yang saat ini luasnya terus menyususut. Lahan yang ada
lebih diprioritaskan untuk pengembangan industri kecil dan menengah.
Namun berbagai jenis industri kecil dan menengak banyak menyebabkan
pencemaran air. Oleh karena itu program ini perlu penguatan dengan
pengelompokkan industri sejenis dan penyediaan sarana IPAL komunal
industri UKM.
1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, memerlukan
penambahan pembangunan sarana IPAL komunal
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 6 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
2) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi
Industri perlu memprioritaskan industri yang menimbulkan beban
pencemaran berat, antara lain industri pencelupan tekstil dan industri
kertas.
D. Pertanian, Peternakan dan Perikanan:Pengembangan budidaya pertanian
dan peningkatan produktivitasnya perlu disertai pengendalian penggunaan
pupuk dan pestisida agar tidak menyebabkan pencemaran air, mengingat
sumber daya air banyak yang digunakan sebagai air baku penduduk.
Pengembangan dan intensifikasi peternakan dan produk peternakan juga
perludisertai dengan upaya pengendalian limbahnya. Lokasi peternakan di
hulu sungai banyak menyebabkan pencemaran air sehingga tidak sesuai
untuk air baku penduduk.
Pengembangan budidaya perikanan pada badan air waduk perlu dikaji ulang,
karenajumlah keramba jarring apung (KJA) yang ada di waduk-waduk
Saguling, Cirata dan Jatiluhur pada saat ini jauh melebihi daya dukung waduk
tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan pencemaran air dan akumulasi
limbah pakan ikan yang dapat menggangu fungsi sarana bendungan dan
pembangkit listrik PLTA.
1) Program Peternakan perlu dilengkapi atau disempurnakan untuk
mencegah pencemaran air, sehingga harus disertai dengan program
pembuatan kompos dan biogas
2) Program Pengembangan Budidaya Perikanan.perlu dikaji ulang.
Program ini lebih tepat dikembangkan untuk perikanan budidaya di
kolam dan di tambak
E. Perhubungan dan Transportasi:Program pembangunan jalan dan bandara
udara menyebabkan alih fungsi lahan pefrtanian, sehingga memerlukan lahan
pengganti non produktif untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian
produktif. Pembangunansarana transportasi jalan dan bandara memberikan
dampak ekonomi positif, namun juga dampak negative mengurangi luas lahan
pertanian. Selain itu pembukaan jalur transportasi akan menimbulkan
peningkatan arus lalu lintas dan berdampak pada pencemaran udara dan juga
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 7 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
peningkatan emisi gas rumah kaca. Program ini perlu disertai dengan jalur
hijau sepanjang kanan-kiri jalur jalan dan disekitar bandara..
1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
2) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu
bandara udara
F. Energi :Program Pengembangan Energi Geothermal berdampak negative
pada kawasan hutan sehingga memerlukanantisipasi pencegahan kerusakan
lingkungan. Oleh karena itu memerlukan kordinasi dengan Program
Pengelolaan Kawasan Lindung danProgram Rehabilitasi dan Konservasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Alih fungsi lahan hutan
memerlukan penggantian areal hutan pada lokasi lain. Limbah panas juga
perlu dikendalikan apabila akan dibuang ke lingkungan akuatik. Selain itu
terdapat potensi kandungan merkuri dalam uap panas geothermal. Program
ini perlu disertai pengendalian dampak lingkungan sesuai kondidi setempat.
4.1.4. Pengendalian Bencana Alam A. Pengendalian Bencana Banjir: Dampak kerusakan lingkungan yang
berakibat terjadinya bencana banjir belum dapat diatasi secara maksimal.
Perlu penguatan program-program yang terkait dengan masalah banjir.
Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai
hendaknya juga mencakup pengendalian genangan banjir pada lahan
pertanian dan permukiman akibat terputusnya aliran air permukaan (surface
run off) oleh pembangunan jalan sebagai sarana transportasi. Penyebabnya
antara lain gorong-gorong yang dibangun tidak mencukupi debit aliran air.
Oleh karena itu perencanaan dan pembangunan jalan memerlukan kordinasi
dengan instansi-instansi yang terkait.
B. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim: Program Mitigasi dan Adaptasi
Perubahan Iklim sesuai untuk pengendalian pencemaran udara dan
pengendalian dampah gas rumah kaca terhadap perubahan iklim.. Program
ini memerlukan perencanaan yang l tepat guna, yaitu sasaran dan target
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 8 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
sumber pengendalian emisi pencemaran ke udara pada berbagai sektor,
yaitu
1) Transportasi, industri dan PLTU yang menyebabkan emisi gas rumah
kaca (GRK) dari hasi pembakaran bahan bakar MIGAS dan batu bara
2) Permukiman yang menyebabkan emisi GRK dari sampah organik
3) Pertanian yang menimbulkan GRK dari jerami sisa panen sawah
4) Peternakan. Yang menimbulkan GRK dari limbah padat dan cair.
4.2. Rekomendasi Bebarapa program memerlukan penguatan atau penajaman dan terdapat
juga program yang memerlukan alternative. Program-program tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Program Penataan Ruang memerlukan kordinasi antar sektor dan antar
pemerintah daerah agar penataan ruang memperhatikan daya dukung
sumber daya lahan dan sumber daya air. Banyak terjadi dampak negative
karena RTRW belum sepenuhnya memperhatikan daya dukung
lingkungan.
2) Program Pengelolaan EkosistemPesisir dan Laut mengidentifikasikan
kerusakan hutan mangrove 15.000 Ha, dan yang akan direhabilitasi hanya
5000 Ha. Data terakhir menunjukkan hutan mangrove dengan fungsi hutan
lindung telah rusak dan beralih fungsi seluas 30.000 Ha., sehingga
Program ini masih akan menyisakan kerusakan mangrove 25.000 Ha.
Oleh karena itu target program ini perlu ditingkatkan lagi.
3) Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Pengembangan
Perumahanperlu disertai dengan pembangunan sarana IPAL komunal,
agar terjamin pengendalian pencemaran air limbah. Program persampahan
memerlukan prioritas pembangunan TPA di setiap kabupaten kota dan TPS
di setiap kecamatan. Pengembangan TPA dan TPA regional memerlukan
IPAL leachate sampah agar tidak menyebabkan pencemaran air..
4) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian dan Program
Peningkatan Produksi Pertanian memerlukan dukungan penyediaan air
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 9 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
irigasi, sehinggapada tahap perencanaan,pembangunandan
pengoperasian memerlukan sinkronisasi dan sinergitas dengan. Program
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi. Pembukaan lahan
pertanian 100.000 Ha memerlukan sinkronisasi dengan pembangunan
waduk, situ dan saluran irigasi. Selain itu perlu ditetapkan lokasinya,
apakah lahan pertanian tersebut hasil peningkatan lahan pertanian dari
sawah non irigasi menjadi sawah irigasi, ataukah pembukaan lahan baru.
Bila pembukaan lahan baru perlu pengendalian agar tidak terjadi
kerusakan lahan terutama di daerah lereng bukit atau pegunungan.
5) Program Peternakan perlu dilengkapi atau disempurnakan untuk mencegah
pencemaran air. Perlu penyediaan lahan peternakan agar tidak berada dan
tersebar di wilayah perumahan warga, yang berakibat merusak sanitasi
lingkungan. Mengingat beban pencemaran limbah peternakan tergolong
tinggi, maka harus disertai juga dengan pembangunan instalasi pembuatan
kompos dan biogas.
6) Program Pengembangan Budidaya Perikananpada badan air waduk tidak
dapat dikembangkan karena beban pencemarannya jauh melebihi daya
tampung beban pencemaran waduk tersebut. Lokasi program dapat
diarahhkan pada budi daya kolam dan budi daya tambak.
7) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dan Program
Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industriharus
menentukan lokasi industriatau kawasan industri yang sesuai dengan daya
dukung lingkungan dan daya tampung beban pencemarannya.
8) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (bandara dan pelabuhan)
menyebabkan alih fungsi lahan pertanian dan lahan hutan mangrove, serta
pada beberapa ruas jalan berpotensi menghambat aliran air yang
menyebabkan genangan banjir. Program pembangunan jalan dan bandara
perlu dilengkapi pembangunan jalur hijau untuk menyerap bahan
pencemar, dan emisi gas rumah kaca yang berpotensi terhadap terjadinya
perubahan iklim.
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGA N HIDUP DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 10 Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018
9) Program Pengembangan Energi Geothermalumumnya berada pada
kawasan hutan dan berpotensi membuang limbah panas dan zat pencemar
yang dapat berdampak negative terhadap lingkungan. Program ini perlu
diperkuat dengan upaya pengendalian dampak lingkungan.
10) Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim memerlukan perencanaan
yang lebih tepat guna, yaitu sasaran dan target sumber pengendalian
emisi pencemaran ke udara pada berbagai sektor, yaitu transportasi,
industri, PLTU, permukiman, pertanian dan peternakan.