BAB 4 KLHS

62
Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 1 Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros 4.1. IDENTIFIKASI ISU-ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Berdasarkan hasil diskusi dengan stakeholder terkait dalam menjaring isu- isu pembangunan berkelanjutan pada tataran kebijakan, rencana, dan/atau program dalam RTRW Kabupaten Maros 2011-2031, sebagai berikut : 1. Perubahan pemanfaatan lahan; 2. Degradasi dan alih fungsi kawasan hutan; 3. Meningkatnya tekanan pada ekosistem kars; 4. Meningkatnya tekanan pada wilayah pesisir dan laut; 5. Konversi/alih fungsi lahan pertanian produktif; 6. Kualitas sumber mata air dan sungai-sungai utama; 7. Potensi banjir di dataran rendah; 8. Meningkatnya pencemaran udara, air dan tanah; 9. Migrasi penduduk; 10. Peran serta masyarakat dalam pembangunan. 4.2. TINJAUAN KRP RAPERDA RTRW KABUPATEN MAROS 2011-2031 4.2.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang a. Tujuan Berdasarkan visi pembangunan Daerah Kabupaten Maros yang tertuang dalam RPJMD 2011-2015, yaitu Bersama Masyarakat Mewujudkan Maros Yang Maju, Mapan dan Mandiri Dalam Nuansa Iman dan Taqwa Dengan Arah Pengembangan dan Perubahan Yang Berkelanjutan

description

klhs

Transcript of BAB 4 KLHS

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 1

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    4.1. IDENTIFIKASI ISU-ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

    Berdasarkan hasil diskusi dengan stakeholder terkait dalam menjaring isu-

    isu pembangunan berkelanjutan pada tataran kebijakan, rencana, dan/atau

    program dalam RTRW Kabupaten Maros 2011-2031, sebagai berikut :

    1. Perubahan pemanfaatan lahan;

    2. Degradasi dan alih fungsi kawasan hutan;

    3. Meningkatnya tekanan pada ekosistem kars;

    4. Meningkatnya tekanan pada wilayah pesisir dan laut;

    5. Konversi/alih fungsi lahan pertanian produktif;

    6. Kualitas sumber mata air dan sungai-sungai utama;

    7. Potensi banjir di dataran rendah;

    8. Meningkatnya pencemaran udara, air dan tanah;

    9. Migrasi penduduk;

    10. Peran serta masyarakat dalam pembangunan.

    4.2. TINJAUAN KRP RAPERDA RTRW KABUPATEN MAROS 2011-2031

    4.2.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

    a. Tujuan

    Berdasarkan visi pembangunan Daerah Kabupaten Maros yang tertuang

    dalam RPJMD 2011-2015, yaitu Bersama Masyarakat Mewujudkan Maros Yang

    Maju, Mapan dan Mandiri Dalam Nuansa Iman dan Taqwa Dengan Arah

    Pengembangan dan Perubahan Yang Berkelanjutan

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 2

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Sejalan dengan visi pembangunan dimaksud, perkembangan wilayah akan

    mengalami perkembangan yang lebih terarah dan berkesinambungan melalui

    program-program yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang. Mengingat

    pentingnya suatu produk rencana sebagai alat pengendali pembangunan maka

    diupayakan agar muatan dalam rencana tata ruang tetap valid untuk digunakan.

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Bab II Asas dan Tujuan yang

    tercantum dalam pasal 2 dan pasal 3 mengamanahkan bahwa penataan ruang

    diselenggarakan berdasarkan asas keterpaduan, keserasian, keselarasan dan

    keseimbangan, berkelanjutan, keberdayaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan,

    kebersamaan dan kemitraan, perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum

    dan keadilan, serta akuntabilitas. Selanjutnya pada penjelasan pasal 20 ayat 3 dan

    pasal 23 ayat 3 UU penataan Ruang tersebut dinyatakan bahwa Rencana Tata

    Ruang merupakan matra spasial dari rencana pembangunan jangka panjang.

    Dengan demikian, sejak dari perencanaan makro sampai pada perencanaan

    mikro, rencana tata ruang merupakan matra spasial dari perencanaan

    pembangunan yang sinkron dan harmonis. Sementara itu, Undang-Undang Nomor

    25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah

    mengamanahkan bahwa struktur perencanaan pembangunan di Indonesia

    didasarkan pada hirarki dimensi yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

    Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, pemerintah diberikan

    kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan penataan ruang dan

    mengatur tugas dan kewajiban instansi pemerintah dalam penataan ruang.

    Sebagaimana ditetapkan dalam UU No.22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan

    UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah

    mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam mengatur dan mengelola

    wilayahnya, terutama dalam hal pelaksanaan pembangunan termasuk menyusun

    rencana tata ruang wilayah kabupaten.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 3

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Adapun tujuan yang terkandung dalam muatan RTRW Kabupaten Maros

    tahun 2011-2031, yaitu untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Maros yang

    aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, melalui peningkatan fungsi kawasan

    lindung, pengelolaan potensi-potensi pertanian, pariwisata, pertambangan, industri

    dan perdagangan yang berdaya saing tinggi didukung oleh sistem transportasi yang

    terpadu menuju masyarakat Maros yang sejahtera dan beriman. Serta mendukung

    KSN Perkotaan Mamminasata.

    b. Kebijakan Penataan Ruang

    Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan

    yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten.

    Berdasarkan visi dan misi serta tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Maros,

    maka kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten Maros adalah sebagai

    berikut :

    1) pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Maros untuk

    mendukung terintegrasinya sistem-sistem pusat kegiatan di KSN Perkotaan

    Mamminasata;

    2) pengembangan prasarana wilayah secara terpadu dan berhirarki;

    3) peningkatan fungsi kawasan lindung;

    4) peningkatan sumber daya hutan produksi;

    5) peningkatan sumber daya lahan pertanian, perikanan, perkebunan dan

    peternakan;

    6) pengembangan potensi pariwisata;

    7) pengembangan potensi pertambangan;

    8) pengembangan potensi industri;

    9) pengembangan potensi perdagangan;

    10) pengembangan potensi pendidikan;

    11) pengembangan potensi permukiman; dan

    12) peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 4

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    c. Strategi Penataan Ruang

    Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran

    kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah

    operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu :

    (1) Strategi pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Maros

    untuk mendukung terintegrasinya sistem-sistem pusat kegiatan di KSN

    Perkotaan Mamminasata meliputi:

    a. meningkatkan interkoneksi antar kawasan perkotaan yang meliputi PKN,

    PKLp, PPK yang meliputi seluruh ibukota kecamatan, dan PPL, antar

    kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antar kawasan

    perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antar kawasan perkotaan

    dengan wilayah sekitarnya;

    b. meningkatkan sinergitas, sistem transportasi dan komunikasi antar

    kawasan perkotaan, antar pusat-pusat kegiatan seperti PKN, PKLp, PPK

    dan PPL;

    c. mendorong percepatan pembangunan Kawasan Metropolitan

    Mamminasata sebagai PKN di Sulawesi Selatan melalui pembangunan

    infrastuktur secara terpadu dalam Kawasan Metropolitan Mamminasata;

    d. mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil

    termasuk mempromosikan kota-kota satelit penyangga Kota inti Kawasan

    Metropolitan Mamminasata;

    e. mempromosikan dan mendorong percepatan pembangunan PKLp untuk

    memenuhi kriteria suatu PKL;

    f. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

    kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah

    sekitarnya;

    g. mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan, khususnya daerah

    perbukitan, bantaran sungai dan pantai;

    h. mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan agar lebih

    produktif, kompetitif dan lebih kondusif untuk hidup dan berkehidupan

    secara berkelanjutan, serta lebih efektif dalam mendorong pengembangan

    wilayah sekitarnya.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 5

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    (2) Strategi pengembangan prasarana wilayah secara terpadu dan berhirarki

    meliputi:

    a. meningkatkan kualitas dan mengembangkan sistem jaringan prasarana

    dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, udara dan

    laut secara berhierarkis, sinergis, terpadu dan merata di kawasan

    Metropolitan Mamminasata;

    b. meningkatkan kualitas dan mengembangkan jangkauan pelayanan

    jaringan prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan

    sumberdaya air secara berhierarkis, sinergis, terpadu dan merata PKN,

    PKLp, PPK dan PPL di seluruh wilayah kabupaten;

    c. meningkatkan dan mengembangkan kualitas system jaringan prasarana

    dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, udara dan

    laut secara di kawasan Metropolitan Mamminasata;

    d. mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian,

    perkebunan, perikanan, pariwisata dan industri serta daerah-daerah yang

    masih terisolir;

    e. mendorong pengembangan prasarana informasi dan telekomunikasi

    terutama di kawasan yang masih terisolir;

    f. meningkatnya kualitas dan keterpaduan pelayanan jaringan prasarana

    transportasi inter dan antar wilayah;

    g. meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan

    pemanfaatan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan dalam

    sistem kemandirian energi, dibanding pemanfaatan sumber daya yang tak

    terbarukan, serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga

    listrik;

    h. meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan

    keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;

    i. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan

    sistem jaringan sumber daya air;

    j. meningkatkan jaringan distribusi bahan bakar minyak dan gas yang

    terpadu dengan jaringan dalam tataran nasional secara optimal;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 6

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    k. meningkatkan kualitas jaringan prasarana persampahan secara terpadu

    melalui penerapan konsep 4R (rethinking, reduce, reuse dan recycling)

    dengan paradigma sampah sebagai bahan baku industri menggunakan

    teknik pengolahan modern di perkotaan berbentuk Tempat Pemprosesan

    Akhir (TPA), dan teknik pengolahan konvensional di perdesaan yang

    menghasilkan kompos maupun bahan baku setengah jadi;

    l. Mengarahkan system pengelolaan akhir sampah dengan teknologi

    pengolahan sampah ramah lingkungan yang handal; dan

    m. meningkatkan kualitas jaringan prasarana sanitasi melalui pengelolaan

    limbah terpadu atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

    (3) Strategi peningkatan fungsi kawasan lindung, meliputi:

    a. pelestarian ekologi wilayah terutama di kawasan hutan konservasi seperti

    taman nasional;

    b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah

    menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka

    mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah,

    khususnya DAS kritis;

    c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah

    menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya;

    d. mewujudkan kawasan hutan sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan

    luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari DAS;

    e. menyediakan RTH minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan

    perkotaan;

    f. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan

    dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap

    mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

    g. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,

    dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; dan

    h. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak

    langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang

    mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang

    pembangunan yang berkelanjutan.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 7

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    (4) Strategi peningkatan sumber daya hutan produksi, meliputi:

    a. mengembangkan areal lahan hutan produksi secara selektif;

    b. mengembangkan agro forestry di areal sekitar hutan lindung sebagai zona

    penyangga yang memisahkan hutan lindung dengan kawasan budidaya

    terbangun;

    c. mengembangkan produksi hasil hutan kayu dari hasil kegiatan budidaya

    tanaman hutan dalam kawasan hutan produksi; dan

    d. mendukung kebijakan moratorium logging dalam kawasan hutan serta

    mendorong berlangsungnya investasi bidang kehutanan yang diawali

    dengan kegiatan penanaman/rehabilitasi hutan.

    (5) Strategi peningkatan sumber daya lahan pertanian, perikanan, perkebunan,

    dan perikanan, meliputi:

    a. mempertahankan areal sentra produksi pertanian lahan basah secara

    berkelanjutan terutama di daerah perdesaan;

    b. meningkatkan kualitas lahan pertanian holtikultura terutama di daerah

    perbukitan dataran tinggi;

    c. mengembangkan areal lahan komoditas perkebunan di daerah perdesaan

    di kabupaten secara selektif;

    d. meningkatkan intensitas budidaya ternak besar dan ternak kecil lainnya;

    e. meningkatkan kemampuan dan teknologi budidaya perikanan air tawar

    dan perikanan laut;

    f. mengembangkan budidaya perikanan yang terpadu dengan

    pengembangan minapolitan;

    g. mengembangkan komoditas perikanan dilakukan secara luas oleh

    masyarakat maupun badan usaha yang diberi izin di wilayah yang telah

    ditetapkan oleh Pemerintah setempat; dan

    h. mengembangkan sektor perikanan yang terpadu dengan kegiatan wisata

    serta memenuhi kebutuhan kawasan lain di luar wilayah.

    (6) Strategi pengembangan potensi pariwisata, meliputi:

    a. mengembangkan Taman Wisata Alam Bantimurung yang ramah

    lingkungan;

    b. mengembangkan potensi wisata pantai di Kabupaten Maros;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 8

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    c. mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan;

    d. meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap ragam nilai budaya lokal

    yang mencerminkan jati diri komunitas lokal yang berbudi luhur;

    e. mempertahankan dan melestarikan kawasan situs budaya dan

    mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata

    yang ada;

    f. mengembangkan prasarana dan sarana akomodasi dan transportasi untuk

    kegiatan Pertemuan, Pameran, dan Sosial Budaya atau Meeting, Intensive,

    Convension and Exhibition (MICE) di kawasan agrowisata Bantimurung dan

    agrowisata Tanralili;

    g. meningkatkan dan mengembangkan akses yang menghubungkan objek-

    objek wisata di wilayah Kabupaten Maros ; dan

    h. mengembangkan promosi dan jaringan industri pariwisata secara global.

    (7) Strategi pengembangan potensi pertambangan, meliputi:

    a. melakukan kajian, ekplorasi sampai ke eksploitasi potensi tambang

    dengan meminimalkan kemungkinan rusaknya lingkungan hidup;

    b. mengembangkan budidaya pertambangan yang berwawasan lingkungan;

    c. menata penambangan batuan di Sungai Maros maupun gunung agar tidak

    berdampak pada kerusakan lingkungan;

    d. penyiapan konsep subdisi silang antara kegiatan pertambangan dengan

    kegiatan pengembangan sumber penghasilan baru;

    e. mengendalikan penambangan batuan di sungai maupun gunung agar tidak

    berdampak pada kerusakan lingkungan;

    f. mereklamasi pasca tambang dalam rangka pemulihan kualitas lingkungan,

    serta upaya mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan akibat kegiatan

    tambang dengan menerapkan praktek penambangan sesuai prosedur dan

    ramah lingkungan;

    g. pengendalian perizinan penambangan skala kecil berdasarkan kriteria

    tertentu dan mempertimbangkan daya dukung kawasan pertambangan.

    h. penyiapan konsep kontrak karya pertambangan yang mengakomodir

    lapangan kerja dan kebutuhan masyarakat lokal; dan

    i. menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung kegiatan

    pertambangan;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 9

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    (8) Strategi pengembangan potensi industri, meliputi:

    a. menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung kegiatan

    industri;

    b. mengembangkan kawasan industri di Maros terutama berbasis hasil

    komoditi sektor-sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan dan

    perikanan;

    c. mengembangkan Kawasan Industri Maros yang terintegrasi dengan

    Kawasan Industri di PKN Mamminasata;

    d. mengembangkan kawasan agro-industri skala sedang di PKLp dan PPK;

    e. mengembangkan usaha industri kecil dan industri rumah tangga yang tidak

    mengganggu kehidupan di kawasan permukiman; dan

    f. mengelola dampak negatif kegiatan industri agar tidak menurunkan

    kualitas lingkungan hidup.

    (9) Strategi pengembangan potensi perdagangan, meliputi:

    a. mengembangkan pusat perdagangan skala regional di kawasan

    perdagangan pasar modern Maros;

    b. merevitalisasi pasar-pasar tradisional dalam mendukung pengembangan

    ekonomi kerakyatan.

    c. mengembangkan akses yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan

    dengan sentra-sentra produksi pertanian dan kawasan industri Maros;

    d. meningkatkan prasarana jalan untuk angkutan komoditi dari sentra-sentra

    produksi ke pusat-pusat perdagangan;

    e. mengembangkan kawasan perdagangan di pusat-pusat PKLp dan PPK.

    f. mengembangkan pasar hasil industri pertanian yang terpadu dengan

    kawasan industri di Maros; dan

    g. meningkatkan akses koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

    (UMKM) terhadap modal, perlengkapan produksi, informasi, teknologi dan

    pasar.

    (10) Strategi pengembangan potensi pendidikan, meliputi:

    a. Mengembangkan dan meningkatkan akselerasi pengembangan Perguruan

    Tinggi di Kabupaten Maros;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 10

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    b. meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi kawasan pendidikan di

    Kabupaten Maros melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

    serta seni;

    c. menyelenggarakan pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan terutama

    mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan,

    perikanan, industri kerajinan, perdagangan, pariwisata dan pemerintahan;

    dan

    d. memenuhi kapasitas dan mendistribusi secara proporsional fasilitas

    pendidikan dan sekolah unggulan baik di tingkat Sekolah Taman Kanak

    Kanak (STK), pendidikan dasar, pendidikan menengah, sekolah kejuruan

    dan pendidikan tinggi di PKN, PKLp, PPK dan PPL.

    (11) Strategi pengembangan potensi permukiman, meliputi:

    a. mencegah pembangunan perumahan di kawasan Taman Nasional

    Bantimurung-Bulusaraung;

    b. mengendalikan tumbuh berkembangnya perumahan di kawasan lindung

    termasuk kawasan lindung setempat, seperti di hutan lindung, lahan

    dengan kemiringan di atas 30 (tiga puluh) persen, bantaran sungai dan

    pesisir pantai;

    c. mencegah pembangunan perumahan di daerah rawan bencana seperti

    longsor, banjir, abrasi dan tsunami;

    d. bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKLp yang

    padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya secara

    vertikal; dan

    e. mengembangkan permukiman perdesaan dan pesisir pantai berlandaskan

    nilai budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai

    panggung.

    (12) Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara,

    meliputi:

    a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus

    pertahanan dan keamanan negara;

    b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak

    terbangun di sekitar kawasan dengan fungsi khusus pertahanan dan

    keamanan;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 11

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    c. mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar

    kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan

    keamanan negara; dan

    d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI dan

    kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan

    negara.

    4.2.2. Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Maros

    Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Maros meliputi arahan rencana

    pusat-pusat kegiatan, arahan sistem jaringan prasarana utama dan arahan sistem

    jaringan prasarana lainnya.

    a. Pusat-pusat Kegiatan

    Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Maros, terdiri atas :

    1) PKN (Pusat Kegiatan Nasional ) Kabupaten Maros masuk dalam wilayah

    PKN bersama dengan Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar dan Kota

    Makassar, Wilayah Kabupaten Maros yang termasuk dalam PKN Mamminasata

    adalah kawasan Metropolitan Mamminasata yang meliputi Kecamatan-

    Kecamatan Bantimurung, Bontoa, Cenrana, Mandai, Marusu, Maros Baru,

    Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompobulu, dan Turikale;

    2) PKLp (Pengembangan Kegiatan Lokal Promosi) Kawasan Perkotaan

    Barandasi Kecamatan Lau

    3) PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) meliputi :

    Kawasan Perkotaan Cempaniga di Kecamatan Camba; dan

    Kawasan Perkotaan Ladange di Kecamatan Mallawa.

    4) PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) merupakan pusat pelayanan kegiatan

    dilingkungan permukiman yang ada di desa/kelurahan meliputi :

    Pusat permukiman perdesaan Cenrana Kecamatan Camba;

    Pusat Permukiman perdesaan Benteng Kecamatan Camba;

    Pusat Permukiman perdesaan Sawaru Kecamatan Camba;

    Pusat Permukiman perdesaan Padaelo Kecamatan Mallawa;

    Pusat Permukiman perdesaan Sabila Kecamatan Mallawa;

    Pusat Permukiman perdesaan Ulu Daya Kecamatan Mallawa;

    Pusat Permukiman perdesaan Batu Putih Kecamatan Mallawa;

    Pusat Permukiman perdesaan Matampapole Kecamatan Mallawa; dan

    Pusat Permukiman perdesaan Tallupanue Kecamatan Mallawa;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 12

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    b. Sistem Jaringan Transportasi

    Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Maros terdiri atas :

    1) Sistem Jaringan Prasarana Darat meliputi jaringan lalu lintas dan angkutan

    jalan yaitu :

    a) Jaringan jalan

    Jaringan jalan bebas hambatan meliputi;

    - ruas Maros-Mandai-Makassar;

    - ruas Pangkajene-Maros; dan

    - ruas Maros-Watampone.

    Jaringan jalan arteri primer, yang meliputi:

    - ruas batas Kota Maros-batas Kabupaten Bone sepanjang 62,218

    (enam puluh dua koma dua satu delapan) kilometer;

    - ruas jalan Lanto Dg. Pasewang sepanjang 0,401(nol koma empat

    nol satu) kilometer;

    - ruas jalan Ahmat Yani sepanjang 0,273 (nol koma dua tujuh tiga)

    kilometer;

    - ruas jalan Sultan Hasanuddin sepanjang 0,521 (nol koma lima

    dua satu) kilometer;

    - ruas jalan Daeng Sitakka sepanjang 2,351 (dua koma tiga lima

    satu) kilometer;

    - rencana ruas jaringan Jalan Bypass Mamminasata-perbatasan

    Kabupaten Gowa;

    - rencana ruas jaringan jalan bypass Mamminasata-Kimas-

    Pelabuhan peti kemas;

    Jaringan jalan arteri sekunder, meliputi;

    - jalan yang menghubungkan Kota Makassar dengan kawasan

    perkotaan baru Gowa-Maros; dan

    - jalan yang menghubungkan Kota Makassar dengan pusat

    kawasan perkotaan Maros.

    Jaringan jalan kolektor primer yang meliputi;

    - peningkatan jaringan jalan menghubungkan Kota Maros-Camba-

    Mallawa-Perbatasan Kabupaten Bone;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 13

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - peningkatan Camba-Bontocani Kabupaten Bone;

    - peningkatan Ladonge-Malawa-Balloci Kabupaten Pangkep;

    - peningkatan Jenetaesa- Bontobalang- Leangleang-Balloci

    Kabupaten Pangkep;

    Jaringan jalan kolektor sekunder, meliputi;

    - peningkatan ruang jalan kolektor sekunder lingkar timur meliputi;

    Batubassi - Sabantang - Amarang Carangki - Benteng Gaja-

    Pananjingan (belakang BTP);

    - peningkatan jaringan jalan kolektor sekunder lingkar barat

    meliputi; Patene Kuri Matana Bontobiraeng Kampala -

    Data-Kassi/Kota Maros;

    - peningkatan ruas jalan kolektor sekunder Belangbelang-Bonto-

    Pajjukukang;

    - rencana Jaringan jalan kolektor sekunder, meliputi; rencana

    pembangunan jalan lingkar tengah;

    - rencana pembangunan ruas jalan pantai Utara Mamminasata;

    - rencana pembangunan ruas Jalan KIWA-KIMA;

    - peningkatan ruas jalan Benteng Gaja Parangloe Gowa;

    Moncongloe Antang; Moncongloe BTP Makassar;

    Rencana ruas jalan khusus, meliputi ruas jalan khusus dari lokasi

    industri pengolahan semen Bosowa ke pelabuhan khusus Bosowa

    Jaringan jalan lokal primer yang menghubungkan antara Ibukota

    Kabupaten dengan ibukota kecamatan; dan

    jalan lokal sekunder meliputi seluruh jaringan yang penghubung jalan

    kolektor primer maupun lokal primer ke pusat-pusat permukiman di

    wilayah Kabupaten Maros.

    b) Jaringan prasarana lalu lintas

    terminal penumpang tipe B di Kota Maros; dan

    terminal penumpang tipe C terdapat pada masing-masing kawasan

    perkotaan kecamatan, yang meliputi;

    - Kawasan Perkotaan Tetebatu di Kecamatan Mandai;

    - Kawasan Perkotaan Pamanjengang di Kecamatan Moncongloe;

    - Kawasan Perkotaan Baju Bodoa di Kecamatan Maros Baru;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 14

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - Kawasan Perkotaan Patene di Kecamatan Marusu;

    - Kawasan Perkotaan Barandasi di Kecamatan Lau;

    - Kawasan Perkotaan Panjalingang di Kecamatan Bontoa;

    - Kawasan Perkotaan Pakalu di Kecamatan Bantimurung;

    - Kawasan Perkotaan Bantimurung di Kecamatan Simbang;

    - Kawasan Perkotaan Ammarrang di Kecamatan Tanralili;

    - Kawasan Perkotaan Pucak di Kecamatan Tompobulu;

    - Kawasan Perkotaan Cempaniga di Kecamatan Camba;

    - Kawasan Perkotaan Bengo di Kecamatan Cenrana; dan

    - Kawasan Perkotaan Ladange di Kecamatan Mallawa.

    terminal barang di Kabupaten Maros meliputi;

    - terminal barang di kawasan potensi pengembangan ekonomi

    Mamabalabo Kabupaten Maros di Kecamatan Marusu; dan

    - terminal barang Kawasan Industri Makassar-Maros (KIMAMA) di

    Kecamatan Marusu

    c) Jaringan layanan lalu lintas

    Jaringan lintas angkutan barang, terdiri atas:

    - trayek angkutan barang dari sentra-sentra produksi di Kabupaten

    Maros menuju ke Kawasan Industri Maros; dan

    - trayek angkutan barang dari Kawasan Industri Maros-KIMA-

    Pelabuhan Sukarno Hatta.

    trayek angkutan penumpang, terdiri atas:

    - Terminal Maros-Lau-Bontoa-Pangkep;

    - Terminal Maros-Bantimurung-Simbang-Cenrana-Camba-Mallawa-

    Kab. Bone;

    - Terminal Maros-Lau-Bontoa;

    - Terminal Maros-Mandai-Marusu;

    - Terminal Maros-kawasan potensi ekonomi Mamabalabo;

    - Terminal Maros-Bantimurung-Simbang-Cenrana-Mallawa;

    - Terminal Maros-Mandai-Moncongloe (kota baru)-Tanralili;

    - Terminal Mandai-Tanralili-Tompobulu-Cenrana-Camba-Mallawa;

    - Terminal Tumpu Bulu-Malino Kabupaten Gowa;

    - Terminal Mallawa-Ladange Kabupaten Pangkep;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 15

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - Terminal Bantimurung-Ballocci Kabupaten Pangkep;

    - Terminal Moncongloe-Antang Kota Makassar; dan

    - Terminal Moncongloe-BTP Kota Makassar.

    2) Sistem Jaringan Sungai dan Penyebrangan meliputi :

    a) Sistem jaringan transportasi angkutan sungai dan penyeberangan di

    Kabupaten Maros meliputi:

    alur pelayaran sungai dan penyeberangan; dan

    pelabuhan sungai dan penyeberangan.

    b) Alur pelayaran sungai dan penyeberangan di Kabupaten Maros

    memanfaatkan Sungai Maros, Sungai Pate dan Sungai Kalumpang,

    terdiri atas :

    alur pelayaran menghubungkan Perkotaan Maros-Tabang-

    Tekolambea-Borimasunggu-Paotere-Popsa Kota Makassar;

    alur pelayaran Soreang-Marannu-Paotere-Popsa Kota Makassar; dan

    alur pelayaran Perkotaan Maros-Tabang-Tanete-Paotere-Popsa Kota

    Makassar.

    c) Pelabuhan sungai dan penyeberangan di Kabupaten Maros meliputi

    dermaga Kassi, Sungai Pute di dermaga Patene dan Sungai Kalumpang

    di dermaga Kalumpang.

    3) Sistem Jaringan Perkeretaapian meliputi :

    a) Sistem jaringan perkeretaapian di Kabupaten Maros terdiri atas:

    jaringan jalur perkeretaapian; dan

    stasiun perkeretaapian.

    b) jaringan jalur perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a, adalah jalur perkeretaapian nasional lintas utama Provinsi

    meliputi Makassar-Parepare prioritas tinggi perbatasan Kabupaten

    Pangkep-Maros-perbatasan Makassar melintas di Kecamatan Marusu-

    Kecamatan Maros Baru-Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa.

    c) jaringan jalur perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a, jaringan jalur perkeretaapian kawasan perkotaan Metropolitan

    Mamminasata meliputi Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar.

    d) Stasiun perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

    ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 16

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    e) Simpul jaringan perkeretaapian nasional lintas utama dan KSN

    Perkotaan Mamminasata terdapat di Kecamatan Marusu yang terpadu

    dengan rencana KEK.

    4) Sistem Jaringan Monorel, meliputi;

    a) sistem jaringan monorel di Kabupaten Maros terdiri atas:

    jaringan jalur monorel; dan

    stasiun/halte monorel.

    b) jaringan jalur monorel Kabupaten Maros yaitu rencana pembukaan

    akses yang menghubungkan simpul-simpul kota di Kawasan perkotaan

    Mamminasata yang melintas di Kecamatan Moncongloe-Kecamatan

    Mandai-Kecamatan Turikale dan Kecamatan Marusu.

    c) stasiun/halte monorel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

    meliputi simpul monorel di kawasan perkotaan satelit Moncongloe-

    kawasan perkotaan Baru Mandai-kawasan perkotaan Maros-rencana

    potensi ekonomi yang diusulkan menjadi KEK di Kabupaten Maros.

    5) Sistem Jaringan Transportasi Laut meliputi tatanan kepelabuhanan dan

    alur pelayaran.

    a) Sistem jaringan transportasi laut di Kabupaten Maros, meliputi:

    tatanan kepelabuhanan; dan

    alur pelayaran.

    b) Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Maros meliputi:

    Pembangunan pelabuhan pengumpan Pajukukang Kecamatan

    Bontoa;

    Pembangunan terminal petikemas di Tanetea Kecamatan Marusu

    yang terpadu dengan kawasan industri dan pergudangan serta

    terintegarasi dengan Pelabuhan Sukarno Hatta Makassar; dan

    Pengembangan terminal khusus Bosowa di Pantai Kuri Kecamatan

    Marusu.

    c) Alur pelayaran di Kabupaten Maros ditetapkan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    6) Sistem Jaringan Transportasi Udara meliputi :

    a) Sistem jaringan transportasi udara di Kabupaten Maros, meliputi:

    tatanan kebandarudaraan; dan

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 17

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    ruang udara untuk penerbangan.

    b) Sistem tatanan kebandaraan Kabupaten Maros meliputi Bandar Udara

    Internasional Sultan Hasanuddin di Kecamatan Mandai Kabupaten

    Maros dengan hirarki pengumpul skala primer.

    c) Ruang udara untuk penerbangan di Kabupaten Maros meliputi KKOP

    dan jalur penerbangan yang digunakan untuk kegiatan operasi

    penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.

    d) Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:

    ruang udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar

    udara;

    ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk

    operasi penerbangan; dan

    ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

    e) Ruang udara untuk penerbangan dimanfaatkan bersama untuk

    kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

    f) Ruang udara untuk penerbangan diatur sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    c. Sistem Jaringan Prasarana Utama

    Sistem jaringan prasarana utama terdiri atas :

    1) Sistem Jaringan Energi

    a) Sistem jaringan energi di Kabupaten Maros, meliputi :

    pembangkit tenaga listrik;

    jaringan pipa minyak dan gas bumi dan;

    jaringan transmisi tenaga listrik.

    b) Pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Maros, terdiri atas:

    Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 3,29 (tiga

    koma dua puluh sembilan) mega watt di Perkotaan Maros

    Kecamatan Turikale;

    PLTD 13,4 (tiga belas koma empat) megawatt di Desa Baruga,

    kecamatan Bantimurung;

    Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bontosunggu di Kecamatan

    Tompobulu;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 18

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTHM) di Mallawa

    5 (lima) megawatt, PLTHM Sungai Lekopaccing 10 (sepuluh)

    megawatt; PLTMH berkapasitas 30 (tiga puluh) kilowatt di Desa

    Patanyamang yang menggunakan mata air Bulu Kaleleng;

    rencana pembangkit listrik tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 X 65

    (dua kali enam puluh lima) watt di Kecamatan Bontoa;

    Rencana pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang meliputi:

    - PLTS Desa Bentenge kec. Camba 120 (seratus dua puluh) unit,

    kapasitas 6.000 (enam ribu) watt;

    - PLTS Desa Cenrana, Kecamatan Camba 100 (seratus) unit,

    kapasitas 5.000 (lima ribu) watt;

    - PLTS Desa Bonto Somba Kecamatan Tompobulu 50 (lima puluh)

    unit, kapasitas 2.500 (dua ribu lima ratus) watt;

    - PLTS Desa Bonto Matinggi Kecamatan Tompobulu 50 (lima puluh)

    unit, kapasitas 2.500 (dua ribu lima ratus) watt; dan

    - PLTS Desa Cenrana Kecamatan Camba 75 (tujuh puluh lima) unit

    kapasitas 3.750 (tiga ribu tujuh ratus lima puluh) watt; PLTS

    Kecamatan Mallawa 75 (tujuh puluh lima) unit kapasitas 3.750

    (tiga ribu tujuh ratus lima puluh) watt.

    c) Jaringan pipa dan gas bumi di Kabupaten Maros, meliputi:

    fasilitas penyimpanan berupa depo minyak dan gas bumi ditetapkan

    di Depo BBM dan Gas di kawasan potensi pengembangan KEK di

    Kabupaten Maros.

    jaringan pipa minyak dan gas bumi Makassar-Sengkang yang

    melintas di Kabupaten Maros.

    d) Jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten Maros, terdiri atas :

    Saluran Utama Tegangan Tinggi (SUTT);

    Sebaran gardu induk (GI);

    e) SUTT di Kabupaten Maros, bertegangan 160 (seratus enam puluh) kilo

    volt melintas di Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau, Kecamatan

    Bantimurung, Kecamatan Turikale, Kecamatan Simbang, dan

    Kecamatan Mandai;

    f) Sebaran GI di Kabupaten Maros, berada di Kabupaten Gowa meliputi:

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 19

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    GI Mandai di Kelurahan Mandai Kecamatan Mandai; dan

    GI Bosowa di Desa Baruga Kecamatan Maros Baru.

    2) Sistem Jaringan Telekomunikasi

    a) Sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Maros terdiri atas:

    jaringan teresterial; dan

    jaringan satelit.

    b) Jaringan teresterial ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    c) Jaringan satelit yang meliputi satelit dan transponden diselenggarakan

    melalui pelayanan stasiun bumi ditetapkan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    d) Selain jaringan teresterial dan satelit di Kabupaten Maros, sistem

    jaringan telekomunikasi juga meliputi jaringan bergerak seluler berupa

    menara Base Transceiver Station (BTS) telekomunikasi yang ditetapkan

    sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    e) Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Stasiun Telepon Otomat

    (STO) yang ditetapkan di STO lokal di Kota Maros berkapasitas 1.400

    (seribu empat ratus) Satuan Saluran Telepon (SST).

    f) Sistem telekomunikasi berbasis radio, dimanfaatkan untuk

    telekomunikasi antarwilayah kabupaten dan provinsi.

    g) Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke

    kawasan perdesaan yang belum terjangkau sarana prasarana

    telekomunikasi.

    h) Lokasi menara Base Transceiver Station (BTS) dikembangkan

    penggunaannya secara bersama dan tidak mengganggu aktifitas

    disekitarnya termasuk kegiatan penerbangan.

    3) Sistem Jaringan Sumberdaya Air :

    a) Sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten Maros, terdiri atas :

    wilayah Sungai (WS) strategis nasional;

    Cekungan Air Tanah (CAT)

    jaringan irigasi;

    Daerah Rawa (DR);

    Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPA);

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 20

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    sistem pengendalian banjir, eros; dan

    Sistem pengamanan abrasi pantai.

    b) WS yang ada di Kabupaten Maros meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Maros yang termasuk dalam WS Jeneberang.

    c) Cekungan Air Tanah (CAT) yang berada pada Kabupaten Maros adalah

    CAT Pangkajene.

    d) jaringan irigasi di Kabupaten Maros, meliputi:

    untuk mendukung kegiatan pertanian meliputi jaringan irigasi primer,

    jaringan irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier.

    DI kewenangan Nasional meliputi DI Lekopaccing dengan luas

    pelayanan kurang lebih 3.626 (tiga ribu enam ratus dua puluh enam)

    hektar dan DI Bantimurung dengan luas pelayanan kurang lebih

    6.513 (enam ribu lima ratus tiga belas) hektar.

    DI Kewenangan Provinsi meliputi DI Cambajawaya dengan luas

    pelayanan kurang lebih 1.000 (seribu) hektar dan DI Laiya dengan

    luas pelayanan kurang lebih 1.000 (seribu) hektar.

    DI Kewenangan Kabupaten terdiri atas 105 DI dengan luas total

    pelayanan kurang lebih 12.308 (dua belas ribu tiga ratus delapan)

    hektar terdapat di Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Cenrana,

    Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Mallawa, Kecamatan Tanralili,

    Kecamatan Camba, Kecamatan Simbang, Kecamatan Mandai, dan

    Kecamatan Bontoa.

    Rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi yang ada:

    Pengembangan DI pada seluruh daerah potensial yang memiliki

    lahan pertanian yang ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan

    dan pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan;

    Membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah

    teknis menjadi kegiatan budidaya lainnya;

    e) DR di Kabupaten Maros, adalah daerah rawa di Kecamatan Maros

    Baru seluas kurang lebih 3.613 (tiga ribu enam ratus tiga belas) hektar;

    f) Jaringan air baku untuk air minum di Kabupaten Maros, terdiri atas :

    rencana pengembangan sumber air baku, meliputi:

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 21

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - Sungai Lekopaccing, sungai Maros dan beberapa anak sungai

    lainnya.

    - Danau / bendung Battimurung, Carangki, bending Bontosunggu.

    Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) meliputi:

    - IPA Bantimurung dengan kapasitas debit air 500 (lima ratus)

    liter/detik;

    - IPA Bendungan Carangki dengan kapasitas debit air 50 (lima

    puluh) liter/detik;

    - Rencana IPA Bendungan Bontosunggu dengan kapasitas debit air

    205 (dua ratus lima)liter/detik hingga 500 (lima ratus) liter/detik;

    g) Sistem di Kabupaten Maros, terdiri atas:

    rencana waduk meliputi waduk Lekopaccing di Kecamatan Tanralili;

    rencana Bendungan Bontosunggu di Kecamatan Tompobulu;

    Bendungan Bantimurung di Kecamatan Bantimurung;

    Bendungan Carangki di Kecamatan Tanralili;

    normalisasi dan pembuatan waduk tunggu pada hulu sungai di

    Kabupaten Maros; dan

    pembangunan pemecah ombak dan peningkatan area hutan

    mangrove di daerah pesisir Kabupaten Maros terutama pada pantai

    rawan abrasi di Kecamatan Marusu, Kecamatan Maros Baru,

    Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa.

    Sistem pengendali banjir, erosi dan longsor di Kabupaten Maros f

    dilakukan dengan :

    - sistem vegetative melalui pengembangan vegetasi

    pantai/mangrove

    - sipil teknis melalui:

    rencana waduk meliputi Waduk Lekopacing;

    rencana Bendungan Bontosunggu;

    Bendungan Bantimurung;

    Bendungan Carangki;

    normalisai dan pembuatan waduk tunggu pada hulu sungai di

    Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 22

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    h) Sistem pengamanan abrasi pantai dilakukan di daerah pesisir

    Kabupaten Maros, di Kecamatan Marusu, Kecamatan Maros Baru,

    Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa dengan:

    - sistem vegetatif/konservasi sempadan pantai melalui

    pengembangan vegetasi pantai/mangrove yang mampu menahan

    gelombang pasang;

    - sipil teknis melalui pembuatan bangunan pengaman pantai

    seperti pemba

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 23

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 24

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    d. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

    Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas :

    1) Sistem Pengelolaan Persampahan

    a) Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Maros, ditetapkan

    dalam rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang

    sampah guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

    lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

    b) Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas:

    Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah;

    Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST); dan

    Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

    c) Lokasi TPS di Kabupaten Maros meliputi TPS sampah organik dan TPS

    sampah anorganik di kawasan perkotaan PKN, PKLp, PPK dan PPL serta

    di setiap unit lingkungan permukiman.

    d) Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan,

    bergerak dan tidak bergerak, khususnya TPS, kontainer dan truk.

    e) Lokasi TPST rencara diarahkan ke Kecamatan Bontoramba (ke bekas

    TPA Bontoramba) setelah TPA Regional Mamminasata di fungsikan.

    f) Rencana TPA di Kabupaten Maros adalah menggunakan Industri

    Pengelolaan Sampah Regional KSN Perkotaan Mamminasata seluas

    kurang lebih 100 (seratus) hektar.

    g) TPA Sampah di Bontoramba di Kecamatan Mandai akan dikembangkan

    menjadi Stasiun Pengalihan Antara (SPA)/transfer depo seluas kurang

    lebih 3 (tiga) hektar untuk mendukung industri pengelolaan sampah

    regional KSN Perkotaan Mamminasata.

    h) Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan,

    bergerak dan tidak bergerak, khususnya TPS, kontainer dan truk.

    i) Mengembangkan kemitraan dengan swasta berkaitan untuk

    pengelolaan sampah dan penyediaan TPA.

    j) Rencana pengolahan sampah di Kabupaten Maros adalah rencana

    pengolahan sampah organis menjadi kompos skala kecil yang tersebar

    di lingkungan permukiman.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 25

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    2) Sistem Penyediaan Air Minum

    a) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Maros, ditetapkan

    dalam rangka menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan air

    minum bagi penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan

    efisiensi dan cakupan pelayanan.

    b) SPAM terdiri atas jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan.

    c) SPAM jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit

    distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan dengan kapasitas

    produksi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Kabupaten

    Maros.

    d) SPAM bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur dangkal, sumur

    pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki

    air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    e) SPAM di Kabupaten Maros dipadukan dengan sistem jaringan sumber

    daya air untuk menjamin ketersediaan air baku.

    f) SPAM jaringan perpipaan di Kabupaten Maros, meliputi:

    unit air baku yang bersumber dari Sungai Lekopaccing, sumber air

    Pattontongan di Kecamatan Tanralili, bendungan Carangki di

    Kecamatan Tanralili, dan Bendungan Bontosunggu di Kecamatan

    Turikale;

    unit produksi air minum meliputi:

    - IPA Bantimurung untuk melayani Kawasan Bandara Sultan

    Hasanuddin; dan

    - IPA Maros melayani seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten

    Maros.

    3) Sistem Jaringan Air Limbah

    a) Sistem jaringan air limbah di Kabupaten Maros, ditetapkan dalam

    rangka pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    b) Sistem jaringan air limbah wilayah kabupaten Maros meliputi:

    sistem pembuangan air limbah setempat; dan

    sistem pembuangan air limbah terpusat.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 26

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    c) Sistem pembuangan air limbah terpusat di Kabupaten Maros meliputi

    Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah.

    d) Sistem pembuangan air limbah terpusat di Kabupaten Maros

    dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan

    sosial-budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona

    penyangga;

    e) Sistem pembuangan air limbah terpusat di Kabupaten Maros meliputi:

    sistem pembuangan air limbah terpusat Kawasan Industri Maros

    dilayani IPAL Maros; dan

    sistem pembuangan limbah terpusat Kawasan Industri Maros

    (KIMAS).

    f) Rencana IPAL limbah industri se di Kabupaten Maros ditempatkan tidak

    jauh dari kawasan-kawasan agroindustri agar dapat meningkatkan

    efisiensi dan efektivitas sistem pengelolaan limbah.

    g) Sistem pembuangan air limbah terpusat ditentukan dengan

    memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya masyarakat

    setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga.

    h) Rencana IPAL limbah domestik Kabupaten Maros diarahkan dengan

    sistem klaster yang berada di kawasan Perkotaan di Kabupaten.

    i) Rencana sistem perpipaan air limbah kabupaten diarahkan sistem

    komunal yang berada di Perkotaan Maros dan ibukota kecamatan

    lainnya.

    Sistem Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

    a) Sistem pengelolaan B3 serta limbah B3 di Kabupaten Maros, diarahkan

    untuk meminimalkan pencemaran udara, pencemaran tanah, dan

    pencemaran sumber daya air serta meningkatkan kualitas lingkungan.

    b) Penataan sistem pengelolaan B3 serta limbah B3 harus memperhatikan

    tersedianya prasarana dan sarana pengolahan limbah yang terpasang.

    c) Pengelolaan B3 serta limbah B3 dilakukan berdasarkan kriteria teknis

    sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai

    pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.

    4) Sistem Jaringan Drainase

    a) Sistem jaringan drainase di Kabupaten Maros, ditetapkan dalam rangka

    mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir,

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 27

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    terutama di kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan

    perdagangan, kawasan perkantoran, kawasan pertanian, dan jalan.

    b) Sistem jaringan drainase yang berupa saluran drainase primer

    dikembangkan melalui saluran pembuangan utama meliputi Sungai

    Maros, Sungai Pate dan Sungai Kalumpang.

    c) Sistem jaringan drainase primer di Kabupaten Maros dilaksanakan

    secara terpadu dengan sistem pengendalian banjir.

    d) Sistem jaringan drainase sekunder meliputi anak sungai lainnya yang

    terintegrasi dengan sistem jaringan primer.

    e) Pembangunan dan peningkatan drainase sekunder yang dilakukan

    melalui normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Maros, Sungai Pate

    dan Sungai Kalumpang, Sungai Lekopaccing dan anak sungai lainnya.

    f) Sistem jaringan drainase sekunder terintegrasi dengan drainase primer.

    g) Sistem drainase tersier pada lingkungan permukiman perkotaan dan

    perdesaan terintegrasi dengan drainase sekunder.

    h) Sistem jaringan drainase dikembangkan dengan prinsip mengurangi

    aliran air masuk jaringan drainase, dapat dilakukan melalui pembuatan

    sumur-sumur resapan, biopori, kolam tendon/retensi, dan penyediaan

    ruang terbuka hijau.

    i) Penyediaan sumur-sumur resapan dan kolam retensi diterapkan pada

    lokasi permukiman yang ada di kawasan resapan air dan tangkapan air.

    5) Jalur Evakuasi Bencana

    a) Jalur dan ruang evakuasi bencana ditetapkan dalam skala kota, skala

    kawasan, dan skala lingkungan.

    b) Rencana jalur evakuasi bencana meliputi jalur evakuasi bencana

    (escape way) dan ruang evakuasi bencana (melting point).

    c) jalur dan ruang evakuasi bencana (Escape way) di Kabupaten Maros

    terdiri atas:

    jalur dan ruang evakuasi bencana banjir meliputi ruas jalan rencana

    ruang jalan khusus semen bosowa di Kecamatan Maros Baru,

    rencana ruas jalan Lintas Utara Mamminasata di Kecamatan Lau,

    rencana ruas jalan Lintas Utara Mamminasata rencana ruas jalan

    Lintas Utara Mamminasata di Kecamatan Marusu, rencana ruas jalan

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 28

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Lintas Utara Mamminasata Bontoa, dan ruas jalan poros

    Bantimurung di Kecamatan Bantimurung;

    jalur dan ruang evakuasi bencana longsor meliputi ruas jalan Poros

    Bantimurung-Camba di Kecamatan Camba, ruas jalan Poros

    Bantimurung-Camba di Kecamatan Mallawa, ruas jalan Poros

    Bantimurung-Camba di Kecamatan Cenrana;

    jalur dan ruang evakuasi potensi bencana tsunami dan gelombang

    pasang meliputi rencana ruas jalan rencana ruang jalan khusus

    semen bosowa di Kecamatan Maros Baru, rencana ruas jalan Lintas

    Utara Mamminasata di Kecamatan Lau, rencana ruas jalan Lintas

    Utara Mamminasata di Kecamatan Marusu, rencana ruas jalan Lintas

    Utara Mamminasata Bontoa, dan ruas jalan poros Bantimurung di

    Kecamatan bantimurung;

    d) jalur dan ruang evakuasi bencana di Kabupaten Maros direncanakan

    mengikuti/menggunakan jaringan jalan dengan rute terdekat ke ruang

    evakuasi dan merupakan jaringan jalan paling aman dari ancaman

    berbagai bencana, serta merupakan tempat-tempat yang lebih tinggi

    dari daerah bencana;

    e) ruang evakuasi bencana (Melting point) di Kabupaten Maros meliputi

    meliputi lapangan Sepak bola di Kecamatan Moncongloe, Stadion

    Olahraga di Kota Maros Kecamatan Turikale dan Lapangan kantor

    Bupati Maros.

    6) Sistem Proteksi Kebakaran

    a) Sistem proteksi kebakaran, ditetapkan untuk mencegah dan

    menanggulangi kebakaran dalam lingkup kabupaten, lingkungan, dan

    bangunan.

    b) Sistem proteksi kebakaran meliputi layanan:

    pencegahan kebakaran;

    pemberdayaan peran masyarakat;

    pemadam kebakaran; dan

    penyelamatan jiwa dan harta benda.

    c) Sistem proteksi kebakaran selanjutnya diatur dalam Rencana Induk

    Sistem Proteksi Kebakaran Kabupaten Maros.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 29

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    4.2.3. Pola Ruang Wilayah Kabupaten Maros

    Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Maros meliputi arahan rencana

    kawasan lindung dan kawasan budidaya.

    a. Kawasan Lindung

    1) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Daerah Bawahnya

    a) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

    bawahannya di Kabupaten Maros meliputi hutan lindung dan kawasan

    resapan air.

    Hutan lindung di Kabupaten Maros, seluas 14.611 (empat belas ribu

    enam ratus sebelas) hektar meliputi:

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan

    Bantimurung seluas kurang lebih 2.417 (dua ribu empat ratus tujuh

    belas) hektar;

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan Bontoa

    seluas kurang lebih 323 (tiga ratus dua puluh tiga) hektar;

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan Cenrana

    seluas kurang lebih 4.972 (empat ribu sembilan ratus tujuh puluh

    dua) hektar;

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan Mallawa

    seluas kurang lebih 87 (delapan puluh tujuh) hektar;

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan Simbang

    seluas kurang lebih 574 (lima ratus tujuh puluh empat) hektar;

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan Tanralili

    seluas kurang lebih 16 (enam belas) hektar; dan

    hutan lindung yang berada di sebagian wilayah Kecamatan

    Tompobulu seluas kurang lebih 6.222 (enam ribu dua ratus dua

    puluh dua) hektar.

    b) Kawasan resapan air di Kabupaten Maros yang ditetapkan di bagian

    hulu DAS Maros.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 30

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 31

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    2) Kawasan Perlindungan Setempat

    a) Kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Maros, terdiri atas :

    kawasan sempadan pantai;

    kawasan sempadan sungai;

    kawasan sekitar waduk/rawa; dan

    Ruang Tebuka Hijau (RTH).

    b) Kawasan sempadan pantai di Kabupaten Maros terdapat di pesisir

    pantai di Kecamatan Pantai Maros Baru, Kecamatan Marusu,

    Kecamatan Lau, dan Kecamatan Bontoa, dengan ketentuan:

    daratan sepanjang tepian laut di Pantai Maros Baru, Marusu, Lau,

    dan Bontoa yang bentuk dan kondisi fisik pantai berpasir dengan

    substrat didominasi oleh pasir yang berasal dari laut maupun yang

    berasal dari daratan terbawa sungai atau sedimentasi maupun erosi

    pantai.

    daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 (seratus)

    meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat.

    c) Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Maros ditetapkan di Sungai

    Maros, dengan ketentuan:

    daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling

    sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

    daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar

    kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus)

    meter dari tepi sungai; dan

    daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar

    kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh)

    meter dari tepi sungai.

    d) Kawasan sekitar waduk/rawa di Kabupaten Maros, meliputi:

    waduk Lekopaccing di Kecamatan Tanralili; dan

    waduk Bonto Sunggu dan rawa di Kecamatan Maros Baru.

    Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk kawasan perkotaan di Kabupaten

    Maros, adalah sarana RTH kawasan perkotaan Maros, meliputi:

    kawasan hijau pertamanan kota terebar di kawasan perkotaan

    ibukota kabupaten, ibukota kecamatan dan kota-kota satelit

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 32

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Kabupaten Maros, dengan peruntukan pada kawasan terbangun kota

    yang merupakan penunjang pada kawasan pemerintahan,

    pendidikan, perdagangan dan jasa, industri dan perumahan;

    kawasan hijau rekreasi dan olahraga di perkotaan (lapangan

    olahraga);

    kawasan hijau pertanian yang di kawasan perkotaan-kawasan

    perkotaan;

    kawasan hijau jalur hijau di sepanjang jalur jalan dan tebing,

    sepanjang sempadan sungai dan pantai;

    TPU di Kecamatan Mandai;

    kawasan hijau pekarangan pada kawasan perumahan di perkotaan;

    luas ruang terbuka hijau pada masing-masing kawasan perkotaan di

    Kabupaten Maros paling sedikit 30% (tiga puluh persen) yang teridiri

    atas ruang terbuka publik paling sedikit 20% (dua puluh persen)dan

    ruang terbuka hijau non publik (privat) paling sedikit 10% (sepuluh

    persen).

    3) Kawasan Pelestarian Alam, Cagar Alam, dan Ilmu Pengetahuan

    a) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, cagar budaya dan ilmu

    pengetahuan di Kabupaten Maros, meliputi:

    Kawasan konsrvasi;

    taman wisata alam;

    kawasan cagar budaya; dan

    kawan mangrove.

    b) Kawasan konservasi di Kabupaten Maros, adalah kawasan hutan

    konservasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung seluas kurang

    lebih 28.611 (dua puluh delapan ribu enam ratus sebelas) hektar,

    meliputi:

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang berada di

    Kecamatan Bantimurung seluas kurang lebih 6.750 (enam ribu tujuh

    ratus lima puluh) hektar;

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang berada di

    Kecamatan Camba seluas kurang lebih 3.623 (tiga ribu enam ratus

    dua puluh tiga) hektar;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 33

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang berada di

    Kecamatan Cenrana seluas kurang lebih 2.825 (dua ribu delapan

    ratus dua puluh lima) hektar;

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang berada di

    Kecamatan Mallawa seluas kurang lebih 10.024 (sepuluh ribu dua

    puluh empat) hektar;

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang berada di

    Kecamatan Simbang seluas kurang lebih 4.184 (empat ribu seratus

    delapan puluh empat) hektar; dan

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang berada di

    Kecamatan Tompobulu seluas kurang lebih 1.204 (seribu dua ratus

    empat) hektar.

    c) Taman wisata alam di Kabupaten Maros, meliputi:

    Kawasan agrowisata Bantimurung di Kecamatan Bantimurung; dan

    Kawasan agrowisata Tanralili di Kecamatan Tanralili.

    d) Kawasan cagar budaya di Kabupaten Maros, yang meliputi:

    Situs Prasejarah Leang-Leang di Kecamatan Bantimurung;

    Situs Leang Rammang-Rammang di Kecamatan Bontoa;

    Situs Bulu Sipong di Kecamatan Bontoa;

    Rumah Adat karaeng Loe di Pakere di Kecamatan Simbang;

    Bangunan Penjara Lama, Kantor Pengadilan Negeri, Bangunan

    Asrama Kodim, Kantor Camat Turikale, Rujab Sekretaris Daerah,

    Bangunan Kantor Bappeda, Pendopo Karaeng Marusu di Kecamatan

    Turikale;

    Kompleks Makam Kassi Kebo di Kecamatan Marusu; dan

    Kompleks makam Karaeng Simbang di Kecamatan Simbang.

    e) Kawasan mangrove di Kabupaten Maros, yang meliputi kawasan

    mangrove yang merupakan sempadan pantai terdapat di Kecamatan

    Bontoa seluas kurang lebih 5 (lima) hektar, Kecamatan Lau seluas

    kurang lebih 14 (empat belas) hektar, Kecamatan Maros Baru seluas

    kurang lebih 56 (lima puluh enam) hektar, dan Kecamatan Marusu

    seluas kurang lebih 60 (enam puluh) hektar yang merupakan bagian dari

    sempadan pantai.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 34

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 35

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 36

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    4) Kawasan Rawan Bencana Alam

    a) kawasan rawan bencana banjir berada di Kecamatan Maros Baru,

    Kecamatan Lau, Kecamatan Marusu, Kecamatan Bontoa, Kecamatan

    Turikale, Kecamatan Simbang, dan Kecamatan Bantimurung;

    b) kawasan rawan tanah longsor berada di Kecamatan Camba, Kecamatan

    Cenrana, KecamatanTompobulu, Kecamatan Mallawa dan Kecamatan

    Bantimurung; dan

    c) kawasan rawan abrasi berada di pesisir pantai di Kecamatan Maros

    Baru, Kecamatan Lau, Kecamatan Marusu, dan Kecamatan Bontoa.

    5) Kawasn Lindung Geologi

    a) kawasan karst di Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Camba,

    Kecamatan Cenrana, Kecamatan Simbang, dan Kecamatan Malawa; dan

    b) kawasan rawan tsunami di pesisir pantai di Kecamatan Maros Baru,

    Kecamatan Lau, Kecamatan Marusu, dan Kecamatan Bontoa.

    b. Kawasan Budidaya

    1) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

    a) Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Maros, terdiri atas :

    kawasan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 15.364 (lima

    belas ribu tiga ratus enam puluh empat) hektar, yang tersebar di

    Kecamatan Cenrana seluas kurang lebih 1.672 (seribu enam ratus

    tujuh puluh dua) hektar, Kecamatan Mallawa seluas kurang lebih

    2.473 (dua ribu empat ratus tujuh puluh tiga) hektar, Kecamatan

    Simbang seluas kurang lebih 561 (lima ratus enam puluh satu)

    hektar, Kecamatan Cenrana seluas kurang lebih 543 (lima ratus

    empat puluh tiga) hektar, dan Kecamatan Tompobulu seluas kurang

    lebih 10.022 (sepuluh ribu dua puluh dua) hektar;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 37

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 38

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    kawasan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih terbatas 6.434

    (enam ribu empat ratus tiga puluh tiga) hektar, yang tersebar di

    Kecamatan Camba seluas kurang lebih 1.283 (seribu dua ratus

    delapan puluh tiga) hektar, Kecamatan Cenrana seluas kurang lebih

    2.244 (dua ribu dua ratus empat puluh empat) hektar, Kecamatan

    Mallawa seluas kurang lebih 1.586 (seribu lima ratus delapan puluh

    enam) hektar dan Kecamatan Tompobulu seluas kurang lebih 1.321

    (seribu tiga ratus dua puluh satu) hektar.

    b) Hutan produksi terbatas di Kabupaten Maros, merupakan hutan

    produksi terbatas tersebar di Kecamatan Bantimurung, Kecamatan

    Camba, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Lau, Kecamatan Mallawa,

    Kecamatan Simbang, KecamatanTanralili, dan KecamatanTompobulu.

    2) Kawasan Peruntukan Pertanian

    a) Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Maros, terdiri atas:

    kawasan budi daya tanaman pangan;

    kawasan hortikultura;

    kawasan perkebunan; dan

    kawasan peternakan.

    b) Kawasan budi daya tanaman pangan di Kabupaten Maros, meliputi:

    Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah di

    Kabupaten Maros seluas kurang lebih 28.688 (dua puluh delapan

    ribu enam ratus delapan puluh delapan) Hektar terdapat di seluruh

    wilayah kecamatan;

    Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah

    ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan,

    dengan luasan kurang lebih 20.222 (tiga puluh Sembilan ribu tiga

    ratus lima puluh tujuh) hektar.

    Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan kering di

    Kabupaten Maros seluas kurang lebih 29.344 (dua puluh sembilan

    ribu tiga ratus empat puluh empat) hektar terdapat di seluruh wilayah

    kecamatan; dan

    c) Kawasan hortikultura di Kabupaten Maros seluas kurang lebih 11.681

    (sebelas ribu enam ratus delapan puluh satu) hektar terdapat di

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 39

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Kecamatan Camba, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Mallawa,

    Kecamatan Moncongloe, KecamatanTanralili, dan Kecamatan

    Tompobulu;

    d) Kawasan perkebunan di Kabupaten Maros seluas kurang lebih 7.165

    (tujuh ribu seratus enam puluh lima) hektar, terdapat di Kecamatan

    Bantimurung, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Camba, Kecamatan

    Cenrana, Kecamatan Mallawa, Kecamatan Mandai, Kecamatan Marusu,

    Kecamatan Moncongloe, Kecamatan Simbang, Kecamatan Tanralili, dan

    Kecamatan Tompobulu;

    e) Kawasan peternakan sebag di Kabupaten Maros terdiri atas:

    ternak besar berupa sapi, kerbau dan kuda tersebar di seluruh

    wilayah kecamatan terutama di Kecamatan Tanralili, Kecamatan

    Tompobulu, Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Camba,

    Kecamatan Cenrana, Kecamatan Mallawa dan Kecamatan Simbang;

    dan

    ternak kecil berupa kambing, sedangkan ternak unggas meliputi;

    ayam kampung, ayam buras dan itik tersebar di seluruh wilayah

    kecamatan.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 40

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 41

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 42

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 43

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    3) Kawasan Peruntukan Perikanan

    a) Kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Maros, meliputi:

    kawasan peruntukan perikanan tangkap;

    perikanan peruntukan budidaya perikanan ; dan

    kawasan pengembangan minapolitan.

    b) Kawasan perikanan tangkap di Kabupaten Maros, adalah kawasan

    penangkapan perikanan laut di Selat Makassar termasuk rencana

    pengembangan bagan dan kramba-kramba di Selat Makassar.

    c) Kawasan peruntukan budidaya perikanan di Kabupaten Maros, meliputi:

    kawasan perikanan tambak yang tersebar di Kecamatan Bontoa,

    Kecamatan Lau, Kecamatan Maros Baru, Kecamatan Marusu,

    Kecamatan Bantimurung, kecamatan Turikale dan kecamatan

    Mandai; dan

    kawasan perikanan kolam dan tumpangsari dengan kawasan

    peruntukan sawah dan kolam terutama di Kecamatan Bantimurung,

    Kecamatan Bontoa, Kecamatan Camba, kecamatan Turikale,

    Kecamatan Tanralili dan Kecamatan Lau.

    d) Kawasan minapolitan di Kabupaten Maros meliputi kawasan minapolitan

    di di Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau dan Kecamatan Maros Baru;

    e) Pembangunan PPI Bontoa yang direncanakan terintegrasi dan terpadu

    dengan kawasan minapolitan;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 44

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 45

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 46

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    4) Kawasan Peruntukan Pertambangan

    a) Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Maros terdiri atas :

    Kawasan potensi pertambangan batubara tersebar di wilayah

    Kecamatan Mallawa, Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Camba,

    Kecamatan Simbang, dan Kecamatan Tanralili;

    Kawasan potensi pertambangan emas terdapat di Kecamatan

    Tompobulu dan Kecamatan Mallawa; dan

    Kawasan potensi pertambangan batuan, terdiri atas:

    - potensi marmer di Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Cerana,

    Kecamatan Simbang dan Kecamatan Camba;

    - potensi lempung di Kecamatan Bontoa, Kecamatan

    Bantimurung, Kecamatan Simbang, Kecamatan Turikale,

    Kecamatan Maros Baru, Kecamatan Simbang, Kecamatan

    Marusu, Kecamatan Tanralili, Kecamatan Moncongloe,

    Kecamatan Mandai, Kecamatan Lau, dan Kecamatan Mallawa;

    - potensi batugamping di Kecamatan Bontoa, Kecamatan

    Bantimurung, Kecamatan Simbang, Kecamatan Tanralili,

    Kecamatan Cenrana, Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan

    Mallawa;

    - potensi pasir kuarsa di Kecamatan Mallawa;

    - potensi oker di Kecamatan Camba dan Kecamatan Cenrana;

    - potensi basal di Kecamatan Moncongloe, Kecamatan Simbang,

    Kecamatan Tanralili, Kecamatan Mandai, Kecamatan

    Tompobulu, dan Kecamatan Cenrana;

    - potensi andasit di Kecamatan Bantimurung, Kecamatan

    Simbang dan Kecamatan Cenrana;

    - potensi diorit Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Simbang dan

    Kecamatan Tompobulu;

    - potensi granodiorit di Kecamatan Camba dan Kecamatan

    Mallawa;

    - potensi trakit di Kecamatan Bontoa;

    - potensi batu pasir formasi camba di Kecamatan Marusu;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 47

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 48

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - potensi kerikil dan batu sungai di Kecamatan Mallawa,

    Bantimurung dan Tanralili; dan

    - potensi pasir sungai di Kecamatan Bontoa, Kecamatan Camba,

    Kecamatan Turikale dan Kecamatan Tompobulu.

    5) Kawasan Peruntukan Industri

    Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Maros, terdiri atas:

    a) Kawasan besar menengah KIMAS yang berada di Kecamatan Marusu;

    b) kawasan industri menengah perikanan yang berada di Kecamatan

    Bontoa dan Kecamatan Lau;

    c) kawasan industri besar marmer di Kecamatan Bantimurung dan

    Kecamatan Simbang;

    d) kawasan industri besar semen Bosowa di Kecamatan Bantimurung;

    e) kawasan industri besar peleburan di Kecamatan Bontoa; dan

    f) kawasan aglomerasi industri skala kecil dan menengah di Perkotaan

    Maros tersebar di seluruh kecamatan.

    6) Kawasan Peruntukan Pariwisata

    a) Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Maros, meliputi:

    Kawasan wisata alam;

    Kawasan wisata sejarah;

    Kawasan wisata agro;

    Kawasan wisata perkotaan; dan

    kawasan wisata budaya;

    b) kawasan wisata alam di Kabupaten Maros, meliputi:

    kawasan wisata alam Bantimurung Kecamatan Bantimurung;

    kawasan wisata pasir putih Pantai Kuri yang terpadu dengan aktivitas

    nelayan;

    kawasan wisata Cagar Alam Karaenta di Kecamatan Cenrana yang

    terpadu dengan Goa Salukang Kallang;

    obyek wisata alam Goa Pattunuang di Desa Samangki Kecamatan

    Simbang;

    obyek wisata alam air terjun Bonto Sumba Kecamatan Tompobulu

    berbatasan langsung dengan Taman Wisata Alam Malino;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 49

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    obyek wisata alam air panas di dusun Reatoa di Kelurahan Samaenre

    Kecamatan Mallawa;

    obyek wisata Leang PanningE (goa kelelawar) di Desa Batu Putih

    Kecamatan Mallawa, merupakan goa yang disamping memiliki

    stalaktit dan stalakmit, juga terdapat sumber air panas; dan

    kawasan wisata arung jeram di Sungai Maros.

    c) Kawasan wisata sejarah di Kabupaten Maros, meliputi:

    taman prasejara Leang-Leang di Kelurahan Kallabirang Kecamatan

    Bantimurung;

    situs prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-Rammang di Desa

    Salenrang Kecamatan Bontoa;

    kompleks makam Kassi Kebo (pekuburan Karaeng Marusu dan

    keluarga Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru;

    kompleks makam Karaeng Simbang (pekuburan Karaeng Simbang

    dan keluarga) di Desa Samangki Kecamatan Simbang;

    pendopo Pallantikang Karaeng Marusu di Kelurahan Pallantikang

    Kecamatan Maros Baru; dan

    rumah adat Karaeng Loe Ripakere (istana raja Marusu) di Desa

    Pakere Kecamatan Simbang.

    d) Kawasan wisata agro di Kabupaten Maros, meliputi;

    rencana agrowisata Tanralili antara lain pengembangan Meeting,

    Intencive, Convention and Exhibition (MICE) yang terpadu dengan

    kawasan agro wisata Puca; dan

    rencana agrowisata Bantimurung.

    e) Kawasan wisata perkotaan di Kabupaten Maros, adalah objek wisata

    kuliner di Jalan Topaz di kawasan taman hutan kota dan kolam Kota

    Maros dan rencana wisata kuliner Kota Maros di sempadan sungai

    Sungai Maros dan wisata Sungai Maros;

    f) Kawasan wisata budaya di Kabupaten Maros, meliputi;

    upacara adat Appalili;

    upacara adat Katto Bokko;

    upacara Mappa Dendang;

    Bias Muharram;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 50

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    Maulid Rasullullah SAW;

    Lomba perahu hias;

    Mallangiri;

    Dengka Ase Lolo;

    Maroyong;

    Tari-tarian yang meliputi; tari Salonreng, tari Mappadendang, tari

    Mapeepe-pepe, tari Kalabbirang, tari Mamuri-muri, tari Kalubampa,

    tari Bunting Berua, tari Makkampiri, tari Tubaranina Marusu, tari

    Maraga; dan

    Kesong-kesong.

    7) Kawasan Peruntukan Permukiman

    a) kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Maros terdiri atas :

    kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan

    kawasan peruntukan permukiman perdesaan.

    b) kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Maros meliputi:

    Kawasan permukiman Perkotaan Baru Maros -Gowa yang merupakan

    kota satelit KSN Perkotaan Mamminasata bagian timur;

    Kawasan Permukiman Baru Kawasan Strategis Moncongloe;

    Kawasan permukiman Kota Baru Satelit Mandai;

    Kawasan perkotaan Baru Maros;

    Kawasan permukiman perkotaan sepanjang koridor bypass

    Mamminasata;

    Kawasan permukiman di PKN Maros, PKLp dan PPK; dan

    Pengembangan permukiman pada pusat kota yang padat

    penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 51

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 52

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    c) kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Maros meliputi:

    kawasan permukiman transmigrasi di Kecamatan Tompobulu;

    kawasan permukiman perdesaan yang didominasi oleh kegiatan

    agraris dengan kondisi kepadatan bangunan dan penduduk yang

    relative rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan daerah

    terbangun (builtup area); dan

    bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai

    kearifan budaya lokal termasuk pola rumah kebun dengan bangunan

    berlantai panggung.

    8) Kawasan Peruntukan Lainnya

    a) kawasan peruntukan perkantoran;

    Kawasan peruntukan perkantoran di Kabupaten Maros, meliputi:

    - perkantoran pemerintahan

    pusat pemerintahan kabupaten di Kota Maros Kecamatan

    Turikale;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Tetebatu di Kecamatan Mandai;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Pamanjengang di Kecamatan Moncongloe;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan Baju

    Bodoa di Kecamatan Maros Baru;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan Patene

    di Kecamatan Marusu;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Barandasi di Kecamatan Lau;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Panjalingang di Kecamatan Bontoa;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan Pakalu

    di Kecamatan Bantimurung;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Bantimurung di Kecamatan Simbang;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Ammarrang di Kecamatan Tanralili;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 53

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan Pucak

    di Kecamatan Tompobulu;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Cempaniga di Kecamatan Camba;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan Bengo

    di Kecamatan Cenrana;

    pusat pemerintahan kecamatan di kawasan perkotaan

    Ladange di Kecamatan Mallawa;

    - perkantoran swasta.

    Kecamatan Turikale;

    Kecamatan Kecamatan Mandai;

    Kecamatan Lau

    Kecamatan Maros Baru; dan

    Kecamatan Bontoa.

    b) kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

    Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa di Kabupaten Maros,

    merupakan pusat perdagangan dan jasa skala regional.

    Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi:

    - pasar tradisional;

    - pusat perbelanjaan; dan

    - toko modern.

    Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa pasar tradisional di

    Kabupaten Maros terdistribusi di masing-masing ibukota kecamatan

    meliputi :

    - kawasan perkotaan Tetebatu di Kecamatan Mandai;

    - kawasan perkotaan Pamanjengang di Kecamatan Moncongloe;

    - kawasan perkotaan Baju Bodoa di Kecamatan Maros Baru;

    - kawasan perkotaan Patene di Kecamatan Marusu;

    - kawasan perkotaan Barandasi di Kecamatan Lau;

    - kawasan perkotaan Panjalingang di Kecamatan Bontoa;

    - kawasan perkotaan Pakalu di Kecamatan Bantimurung;

    - kawasan perkotaan Bantimurung di Kecamatan Simbang;

    - kawasan perkotaan Ammarrang di Kecamatan Tanralili;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 54

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - kawasan perkotaan Pucak di Kecamatan Tompobulu;

    - kawasan perkotaan Cempaniga di Kecamatan Camba;

    - kawasan perkotaan Bengo di Kecamatan Cenrana;

    - kawasan perkotaan Ladange di Kecamatan Mallawa;

    Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa pusat perbelanjaan di

    Kabupaten Maros meliputi :

    - Pengembangan Pasar Induk Regional semi modern/pasar

    tradisional modern (Tramo) Kota Maros yang mendukung sistem

    perdagangan di PKN Mamminasata;

    - Pengembangan Pasar Sentral Kota Maros yang mendukung

    sistem perdagangan di PKN Mamminasata;

    - Pengembangan kawasan perdagangan skala Kabupaten meliputi

    PKLp Kawasan Perkotaan PKLp Lau dan Kota Baru Satelit

    Moncongloe;

    - Kawasan perdagangan pasar tradisional skala kecamatan yang

    terdistribusi di seluruh Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di

    perkotaan Cempaniga di Kecamatan Camba dan PPK di

    perkotaan Ladange di Kecamatan Mallawa;

    - Kawasan perdagangan pasar tradisional skala lingkungan yang

    terdistribusi di seluruh Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL);

    - Kawasan perdagangan berupa pasar induk pertanian Kabupaten

    Maros; dan

    - Kawasan perdagangan berupa pasar grosir di Kota Maros;

    Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa toko modern di

    Kabupaten Maros terdapat di:

    - kawasan Pasar Induk Regional semi modern/pasar tradisional

    modern (Tramo) Kota Maros;

    - kawasan Pasar Sentral Kota Maros;

    - Kota Baru Satelit Moncongloe;

    - Kota Baru Satelit Mandai; dan

    - kawasan potensi ekonomi KEK Kabupaten Maros.

    c) kawasan pelayanan umum;

    Kawasan pelayanan umum di Kabupaten Maros, meliputi :

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 55

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - kawasan peruntukan pelayanan olah raga;

    - kawasan pelayanan kesehatan;

    - kawasan pendidikan tinggi; dan

    - kawasan TPU.

    Kawasan peruntukan pelayanan olah raga di Kabupaten Maros,

    merupakan kawasan olahraga kabupaten yang dikembangkan secara

    berhirarki pada masing-masing pusat dan sub pusat kegiatan secara

    proporsional.

    Kawasan peruntukan pelayanan olah raga di Kabupaten Maros terdiri

    atas pelayanan olahraga skala Kabupaten di Kota Maros Kecamatan

    Turikale dan pelayanan olahraga skala kecamatan di masing-masing

    ibukota kecamatan;

    Kawasan pelayanan kesehatan di Kabupaten Maros, meliputi

    pelayanan kesehatan regional di Kota Maros Kecamatan Turikale,

    pelayanan kesehatan skala kecamatan di masing-masing pusat

    kecamatan.

    Kawasan pendidikan tinggi di Kabupaten Maros, meliputi kawasan

    pendidikan tinggi di Kota Maros Kecamatan Turikale dan di

    Kecamatan Mandai.

    Kawasan TPU di Kabupaten Maros adalah kawasan pekuburan

    regional di wilayah Kecamatan Mandai Kabupaten Maros.

    d) kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan

    Kawasan pertahanan dan keamanan negara di Kabupaten Maros ,

    merupakan aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI Negara

    Kesatuan Republik Indonesia, yang harus dijaga dan dipelihara

    dengan mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi

    daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan

    negara.

    Kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) meliputi:

    - Yonif L-433/Julu Siri di Kecamatan Simbang;

    - Ki Zipur A, B, dan C Yon Zipur-8/Sakti Mandraguna di Kecamatan

    Tanralili

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 56

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    - Komando Distrik Militer (Kodim)/1422 Maros di Kecamatan

    Turikale

    - Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di Kecamatan-

    kecamatan di wilayah Kabupaten Maros

    - Polres Maros di Kecamatan Turikale

    - Polsek yang tersebar di masing-masing kecamatan

    - Lanud Hasanuddin (Pangkalan TNI AU) di Kecamatan Mandai.

    Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan negara meliputi:

    - peningkatan prasarana dan sarana di kawasan pertahanan dan

    keamanan negara; dan

    - penataan kawasan pertahanan dan keamanan negara.

    e) kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP).

    KKOP di Kabupaten Maros, meliputi kawasan sekitar Bandar Udara

    Sultan Hasanuddin berupa ruang udara bagi keselamatan

    pergerakan pesawat yang mengikuti standar ruang KKOP yang sudah

    ditetapkan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

    Kabupaten Maros.

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 57

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 58

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 59

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    4.2.4. Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Maros

    Penetapan kawasan strategis di Kabupaten Maros terdiri atas : (1) Kawasan

    Strategis Provinsi; dan (2) Kawasan Strategis Kabupaten.

    a. Kawasan Strategis Provinsi

    1) KSP yang terkait dengan wilayah Kabupaten Maros , meliputi:

    a) kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan

    b) kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

    lingkungan hidup.

    2) KSP dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi:

    a) kawasan lahan pangan berkelanjutan khususnya beras dan jagung;

    b) kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditi perkebunan

    unggulan kakao, kelapa sawit, kopi Robusta, jambu mete dan jarak;

    c) Pengembangan Kawasan Industri Maros (KIMAS);

    d) Pabrik Semen Bosowa; dan

    e) Kawasan penambangan kapur dan marmer.

    3) KSP dari sudut kepentingan kepentingan fungsi dan daya dukung

    lingkungan hidup, meliputi:

    a) Kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung;

    b) Kawasan Kebun Raya Puca;

    c) Kawasan hutan lindung di Kabupaten Maros ; dan

    d) Kawasan wisata bahari Mamminasata dan sekitarnya.

    b. Kawasan Strategis Kabupaten Maros

    1) KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang meliputi:

    a) PKLp Kawasan Perkotaan Barandasi Kecamatan Lau;

    b) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Mandai Kabupaten

    Maros;

    c) Kawasan potensi pengembangan KEK di pesisir pantai Selat Makassar

    yang meliputi wilayah pesisir Kecamatan Marusu, Kecamatan Maros

    Baru, Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa (MAMABALABO);

    d) kawasan Minapolitan di Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau dan

    kecamatan Maros Baru;

    e) kawasan agrowisata yang terpadu dengan Agropolitan Tanralili;

  • Ruang Lingkup KLHS Kabupaten Maros 4 - 60

    Laporan Akhir (Final Report) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Untuk RTRW Kabupaten Maros

    f) kawasan wisata pasir putih Pantai Kuri yang terpadu dengan aktivitas

    nelayan;

    g) Kawasan Perdagangan Pasar Tradisional Modern Kota Maros;

    h) Kawasan Perdagangan Pasar Induk pertanian Kabupaten Maros;

    i) Kawasan Kota Baru Moncongloe;

    j) Ka