BAB IV Lapsus

15
BAB IV Pembahasan Dari sumber media cetak diketahui pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tainmilik PT Intan Perkasa yang tengah digunakan untuk keperluan survei pemetaan dan hilang kontak sejak Jumat pagi WITA, diduga jatuh di wilayah Bontang, Kalimantan Timur. Pesawat milik PT Intan Angkasa yang dicarter oleh Elliot Geophysics International untuk melakukan survei di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang.Pesawat dengan pilot Captain Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliot selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, take off`dari Bandara Temindung Jumat pagi sekitar pukul 07.51 WITA dan kehilangan kontak sejak pukul 08.04 WITA (ANTARA News). Empat jenazah korban pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tain yang ditemukan di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda, pada Senin dini hari sekitar pukul 02.55 WITA.Diiringi puluhan personel kepolisian, Tim SAR serta anggota DVI (Dissaster Victim Identification) Polda Kaltim, empat kantong jenazah yang dibawa menggunakan empat ambulans selanjutnya dipindahkan ke ruang tunggu kamar mayat RSUD AW Sjahranie.Beberapa saat kemudian, keempat kantong jenazah itu dimasukkan ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie Samarinda (REPUBLIKA.co.id)

description

fnsk

Transcript of BAB IV Lapsus

BAB IVPembahasan

Dari sumber media cetak diketahui pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tainmilik PT Intan Perkasa yang tengah digunakan untuk keperluan survei pemetaan dan hilang kontak sejak Jumat pagi WITA, diduga jatuh di wilayah Bontang, Kalimantan Timur. Pesawat milik PT Intan Angkasa yang dicarter oleh Elliot Geophysics International untuk melakukan survei di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang.Pesawat dengan pilot Captain Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliot selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, take off`dari Bandara Temindung Jumat pagi sekitar pukul 07.51 WITA dan kehilangan kontak sejak pukul 08.04 WITA (ANTARA News).Empat jenazah korban pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tain yang ditemukan di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda, pada Senin dini hari sekitar pukul 02.55 WITA.Diiringi puluhan personel kepolisian, Tim SAR serta anggota DVI (Dissaster Victim Identification) Polda Kaltim, empat kantong jenazah yang dibawa menggunakan empat ambulans selanjutnya dipindahkan ke ruang tunggu kamar mayat RSUD AW Sjahranie.Beberapa saat kemudian, keempat kantong jenazah itu dimasukkan ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie Samarinda (REPUBLIKA.co.id)

Identifikasi JenazahDari pemeriksaan identifikasi keempat jenazah korban pesawat yang dilakukan di Ruang Jenazah Rumah Sakit AW Sjahranie, didapatkan jenazah korban dalam keadaan hangus terbakar, hancur dan sudah dipenuhi larva sehingga sulit dikenali. Kondisi demikian didugaakibat benturan yang keras dan ledakan pesawat. Oleh karena itu beberapa metode identifikasi seperti metode visual, pemeriksaan sidik jari dan dokumen sudah tidak mungkin dilakukan pada jenazah korban. Beruntungnya pada beberapa jenazah masih melekat pakaian, perhiasan ataupun properti lainnya meskipun dalam kondisi yang tidak utuh dan sulit diidentifikasi. Hal ini cukup membantu dalam proses identifikasi jenazah dengan menggunakan metode pemeriksaan pakaian dan perhiasan. Selain itu metode lain yang masih dapat digunakan adalah identifikasi medik dari perkiraan tinggi badan yang dihitung dari panjang tulang. Metode pemeriksaan gigi menjadi andalan dalam mengidentifikasi jenazah, dimana pada pemeriksaan gigi ini meliputi pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang yang memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya sehingga dapat digunakan untuk membandingkan data temuan dengan data pembanding antemortem. Dan jikametode terakhir yang digunakan untuk memastikan jenazah korban adalah melalui pemeriksaan DNA dengan mencocokan dengan sampel yang diambil dari istri dan anak kandung korban. Dalam identifikasi jenazah dari beberapa metode yang digunakan jika lebih dari 2 metode terdapat kesesuaian dengan data antemortem maka identitas jenazah hamper dapat dipastikan (Ilmu kedokteran Forensik UI).

Jenazah IJenazah I adalah jenazah yang pertama kali diidentifikasiolehtim DVI danahliforensik. Tampakkendisijenazahsudahtidakutuhdanberwarnakehitamanakibathangusterbakar.Namunbeberapabagiantubuhnyamasihdapatdiidentifikasisepertirambutdantulang.Padabagiantengkorakmasihditemukanbeberapabagianhelairambut yang tumbuhnyalurusdanpanjangnya 3 cm. Rambutiniditemukanpadabagianbelakangbawahdanberuban.Beberapatulangpanjangkorbanditemukanmasihutuhyaitutulanglengansehinggadapatdilakukanpengukuranpanjangtulanguntukmemperkirakantinggibadankorban. Dari pengukurandidapatkanpanjanghumeruskananadalah 31,5 cm dan tulang ulnae kanan 28 cm. Melalui pengukuran panjangtulangmakatinggibadankorbandapatdiperkirakan. Ada pun cara penghitungan yang digunakan adalah rumus antropologiragawi UGM untuk pria dewasa (Jawa) yaitu :Tinggibadan = 847 + 2,60 y (y=panjangtulanghumeruskanan)Tinggibadan = 847 + (2,60 x 315 mm)Tinggibadan = 847 + 819Tinggibadan = 1666 mm =166,6 cm

Rumus Trotter dan Gleser untuk MongoloidTinggi badan = 168 (hum+ulna) + 71,18 ( 4,14 cm)Tinggi badan = 1,68 (31,5 + 28 ) + 71,18 ( 4,14 cm)Tinggi badan = 171,14 ( 4,14 cm)Tinggi badan = 167 175,28 cmDari hasil perhitungan diatas dapat diperkirakan tinggi korban berkisar 166,6 - 175,28 cm. Dari hasilperhitungantersebutdiperkirankorbanmemilikitinggisekitar 166,6 cm. Biladicocokkandengan data ante mortem adabeberapakorban yang tinggibadannyahampirmendekatiyaituJandriHendrizaldan Marshall Bashir. Olehkarenaituperludilakukankonfirmasilagidenganmetodeidentifikasilainnya.Properti yang ditemukanpadajenazahyaitusebuah jam tanganberwarna silver denganmerek SWATCH berbahanstanless steal. Dari data ante mortem terdapatduakorban yang menggunakan jam tangan silver yaituJandrihendrizaldan Marshall Bashir sehinggaperlutambahanpemeriksaandenganmetode lain.

Padajasadkorbanmelekatbeberapapotongankainberbahankaos yang berwarnakecoklatanakibatkotor.Kaintersebutdidugamerupakancelanadalamkarenadilihatdaristrukturjahitannya yang menyerupaicelanadalam.Setelahdibersihkansebisamungkindidapatkankemungkinganpotongancelanadalamtersebutberwarnacerah.Selainituditemukansecarikkain yang didugaadalahpakaiankorbansebabadabentukansepertikerahbajumeskipunkondisinyakotor.Setelahdilakukanpencucian, warnabajudidugaberwarnacerahdanterdapatsebuah logo bertuliskan TAILOR SINAR Jl. Pece..Setelahdikonfirmasidenganparakeluargakorban, istridari Marshall Bashir mengakubahwa TAILOR SINAR merupakanpenjahitlangganansuaminyadimanaiakerapkalimenjahitkanpakainnyakesana.Maka, kemungkinanpotongan-potonganpakaiantersebutadalahmilik Marshall Bashir. Hal itucukupmemberikantitikcerahdalamidentifikasi.Namun, 1 metodebelumcukupuntukmemastikanidentitaskirban.Olehkarenaitukonfirmasitambahandilakukanmelaluipemeriksaan DNA menggunakanbeberapasampel yang diambildaritubuhkorban.Pemeriksaan DNA menjadikuncidalammenentukanidentitaskorbankarenatingkatkeakuratannyasangattinggi.Setelahhasilpemeriksaan DNA keluarmakasampel DNA tersebutmatchdengansampel DNA darikeluargaMarshalL Bashir sehinggadapatdipastikanbahwajenazahtersebutmerupakanjenazah Marshall bashir.

Jenazah IIPada jenazah II ini tampak jenazah dalam keadaan membusuk dipenuhi larva dan dalam keadaan hancur berwarna kehitaman. Akan tetapi pada jenazah ini didapatkan beberapa properti yang sangat membantu dalam identifikasi jenazah tersebut yang akan dicocokkan dengan data antemortem. Properti yang ditemukan berupa jam tangan pada pergelangan tangan kiri berbahan stanless steal dan pada rantai berwarna emas dan hitam dengan merek ROLEX, celana panjang berbahan jeans warna biru dan potongan sepatu dengan garis hitam dan kuning. Selain property, pengukuran panjang tulang-tulang juga dilakukan untuk memperkirakan tinggi badan jenazah. Tulang-tulang yang diukur adalah panjang tibia kanan 33 cm dan tibia kiri 33 cm, femur kanan 36 cm dan femur kiri 38 cm, serta fibula kanan 30,5 cm dan fibula kiri 30,5 cm dan sutura sagitalis serta sutura coronaria pada cranium telah menyatu. Dari data panjang tulang-tulang ini, maka dapat dihitung perkiraan tinggi badan dengan menggunakan beberapa rumus pengukuran tinggi badan:1) Rumus Trotter dan Gleser untuk mongoloid: Tinggi Badan = 1,22 (femur + tibia) + 70,37 (+/- 3,24 cm) = 1,22 (36+33) + 70,37 = 84,18 + 70,37 = 154,55 = 151,31-157,79 cmJadi tinggi badan jenazah II diperkirakan sekitar 151,31-157,79 cm2) Rumus Antropologi ragawi UGM,untuk pria dewasa (Jawa): Tinggi Badan = 897+1,74 y (y=Femur kanan) mm = 897+1,74(360mm) =1523,4 mm = 152,34 cm3) Rumus Djaja Surya Atmadja untuk populasi dewasa muda Indonesia: Tinggi Badan = 72,9912 + 1,7227(tib) + 0,7545(fib) (4,2961cm) = 72,9912 + 1,7227 (33) + 0,7545(30,5) = 152,85 cmSemua data yang ditemukan diatas sangat mendekati dengan data antemortem Jhon Peter Elliot. Akan tetapi pada saat identifikasi, pada jenazah II tersebut ditemukan 2 jenis rahang yang berbeda. Keadaan ini yang membuat tim identifikasi sedikit dibingungkan.Jadi, untuk lebih memastikan jenazah II itu adalah jenazah Jhon Peter Elliot, maka dilakukan pemeriksaan odontologi dan juga tes DNA yang dicocokkan dengan sampel istri dan anak kandung korban.Maka dari hasil pemeriksaan odontologi dan tes DNA yang dilakukan maka dapat dipastikan bahwa jenazah II tersebut adalah jenazah Jhon Peter Elliot.

Jenazah IIISetelahkantongmayatdibuka, tampakkondisijenazah III sudahhancurdanhangus.Dari hasiltemuandidapatkan tulang tengkorak pecahdanterbakarsertaseluruhtulangpanjang kondisinyatidak utuh. Hal ini membuat tim kesulitan memperkirakantinggibadankorbandaripengukurantulangpanjang. Pada jenazah tidak ditemukan pakaian maupun properti yang melekat. Sehingga sulit dicocokkan dengan data ante mortem yang ada. Benda yang ditemukan hanyalah serpihan-serpihan besi gepeng panjang berwarna coklat yang diduga berasal dari serpihan pesawat. Beruntung tulang rahang serta gigi korban masih dapat diidentifikasi. Dari hasil pemeriksaan odontologi ditemukan pada gigi rahang atas gigi seri pertama dan kedua kiri serta gigi seri pertama kanan hangus terbakar, gigi molar ketiga kanan atas belum tumbuh. Sementara pada rahang bawah gigi seri pertama kanan tanggal dan sisi medial gigi molar pertama kanan pecah dan gigi molar kedua kiri tanggal. Beberapa tubuh korban diambil untuk sampel pemeriksaan DNA untuk kemudian dicocokkan dengan sampel DNA dari keluarga korban pesawat. Metode ini merupakan metode yang paling diandalkan karena tingkat keakuratannya sangat tinggi. Sampel kerangka tubuh korban ini dikirim ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan forensik molekuler DNA. Hasilnya baru diketahui setelah 4-10 hari. Setelah 4 hari, tepatnya hari kamis tanggal 30 Agustus 2012 hasil pemeriksaan DNA sudah dapat diidentifikasi. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa sampel DNA dari jenazah 3 sesuai dengan sampel DNA dari keluarga Captain Suyoto. Jadi, dapat dipastikan bahwa jenazah 3 ini adalah jenazah Captain Suyoto.

Jenazah IVPada jenazah IV ini ditemukan kondisi jenazah dalam keadaan hancur dan hangus dan tidak ditemukan identitas khusus dari properti antemortem yang digunakan korban seperti baju, celana,dompet dll. Beruntung dari kerangka jenazah IV ini panjang tulang masih dapat diukur untuk dapat menghitung perkiraan tinggi korban yang dapat di cocokkan dengan data tinggi badan para korban. Tulang yang diukur untuk memperkirakan tinggi badan korban adalah tulang humerus yang masih utuh. Dari hasil penghitungan panjang humerus ini, didapatkan hasil panjangnya 34,2 cm. Sehingga penghitungan perkiraan tinggi badan dapat diperkirakan dengan menggunakan beberapa jenis metode penghitungan tinggi badan:1)Rumus Antropologi ragawi UGM,untuk pria dewasa (Jawa): Tinggi Badan = 847+2,60 y (y=panjang humerus kanan). Tinggi Badan = 847+ 2,60 (342)= 847 + 889,2 =1736 mm =173,6 cm 177,6 cm2)Rumus Trotter dan Gleser untuk Mongoloid:Tinggi badan = 2,68 (Hum) + 83,19 (4,25cm) = 2,68 (34,2) + 83,19 =174,846 cm = 170,596 cm-179,096 cmJadi berdasarkan penghitungan perkiraan berat badan diatas, dapat diperkirakan bahwa tinggi badan jenazah IV ini sekitar 170,596 cm-179,096 cm dan sekitar 173,6 cm 177,6 cm.Benda disekitar mayat yang ditemukan adalah besi berbentuk tabung berwarna silver dan besi berwarna pink berbentuk huruf L. Akan tetapi penemuan benda-benda disekitar jenazah ini kurang banyak membantu dalam mengidentifikasi jenazah IV ini. Berdasarkan hasil penghitungan perkiraan tinggi badan, hasil yang didapat sangat mendekati ke tinggi badan capten Suyoto yaitu 176 cm. Tetapi karena minimnya bukti identitas mengenai jenazah IV ini, maka dilakukan pemeriksaan forensic molekuler yaitu tes DNA dengan mencocokan sampel yang telah diambil dari istri dan anak kandung dari para korban.Dari hasil tes DNA yang dilakukan di Jakarta, didapatkan bahwa jenazah IV ini benar adalah Capten Suyoto.

Data AntemortemData Postmortem

Jenazah 1Jenazah 2Jenazah 3Jenazah 4

1.Marshall Bashir Properti: Kemeja kain berwarna dasar putih (kemeja pilot) dengan ukuran L Celana panjang kain berwarna dasar biru (celana pilot) dengan ukuran 33 Celana dalam dengan merek Jocky dengan ukuran L Kaos kaki berwarna hitam Ikat pinggang kulit berwarna hitam, dengan kepala berbahan metal berwarna merak Name tag berwarna putih Sepatu pantofel kulit berwarna hitam dengan ukuran 42 Jam tangan analog rantai berwarna silver dengan merek Tag Haver Handphone Nokia 9300 Dompet kulit berwarna hitam

Ciri Fisik Tinggi badan 171 cm Gigi depan atas agak masuk dan hitam Gigi geraham kiri bawah sudah dicabut

Properti :-Jam tangan berwarna silver dengan merek SWATCH berbahan stanless steal-Ditemukan potongan-potongan berbahan kaos berwarna cerah dalam keadaan sudah terbakar .-Ditemukan potongan kerah baju dengan tulisan TAILOR SINAR

Anggota tubuh :Kerangka-Panjang lengan atas kanan 31,5 cm: 31,5 cm-Panjang lengan bawah kanan 28 cm: 28 cmRambut : -Rambut berwarna hitam dan beruban pada bagian belakang sebelah bawah-Tumbuh lurus dengan panjan 3 cmProperti:-Jam tangan pada pergelangan tangan kiri berbahan stanless steal dengan warna emas dan pada rantai berwarna emas dan hitam dengan merek ROLEX.-Celana panjang berwarna biru dengan bahan jeansPotongan sepatu dengan garis hitam dan kuning

Kerangka-Panjang tungkai bawah kanan (tibia): 33 cm-Panjang tungkai atas kanan (femur): 36 cm-Panjang tungkai bawah kiri (fibula): 30,5 cm-Panjang tungkai bawah kiri (tibia): 33 cm-Panjang tungkai bawah kanan (fibula): 30,5 cm-Panjang tungkai atas kiri (femur): 38 cm-Sutura sagitalis dan sutura coronaria pada cranium telah menyatuGigi :-Gigi rahang atas : 1. seri 1.2 kiri patah dan hangus terbakar2.seri 1 kanan sisi depan hangus terbakar 3.molar 3 kanan atas belum tumbuh -Rahang bawah : 1.seri 1 kanan terlepas 2.molar 1 kanan pecah pada sisi medial3. molar 2 kiri terlepasKerangka:Panjang lengan atas kanan: 34,2 cm

2) Jhon Peter ElliotProperti-Kemeja berwarna birudengan motif kotak-kotak-Jam tangan analog berbahan metal berwarna gold dengan merek ROLEX-Sepatu kets berwarna putih-Celana berbahan jeans

Ciri Fisik-Tinggi badan 160 cm

3) Jandri Hendrizal

Properti-Baju kaos putih dengan tulisan di dada KALBAR-Celana selutut bahab kain warna coklat-Dompet dikantong depan-Jam tangan warna silver berbahan metal

Ciri Fisik-Tinggi badan 171 cm dan berat badan 80 kg

4)Kapten Suyoto

Properti-Kemeja berwarna putih name tag di saku kiri-Celana panjang kain warna biru dongker-Cincin putih bermata merah di jari manis tangan kanan-Kalung stainles ID tentara-Sepatu PDH ukuran 42-Kamera pocket kecil merk CANON-Hp BB Torch dan Nokia X

Ciri Fisik-Tinggi badan 176 cm-Berat badan 70 Kg-Gigi geligi 14 kavitas-Gigi geligi 35, 36 miring-Gigi geligi 18 extrade

Jadi berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada jenazah I paling mendekati ke Marshall Bashir, pada jenazah II paling mendekati ke Jhon Peter Elliot, jenazah III paling mendekati ke Kapten Suyoto dan pada jenazah IV dengan menggunakan metode eksklusi adalah Jandri Hendrizal.