Bab IV - Identitas Nasional

14
BAB IV IDENTITAS NASIONAL Pertanyaan yang muncul seiring dengan mulai terasanya pengaruh globalisasi di hampir semua sektor kehidupan manusia adalah mengapa suatu bangsa memerlukan identitas? Bagi bangsa Indonesia, berbagai persoalan dalam negeri yang tumbuh berbarengan dengan munculnya penomena globalisasi seakan-akan memberi peringatan akan kesadaran nasional untuk memperteguh identitas diri sebagai suatu bangsa. Kesadaran tentang globalisasi menuntut semua bangsa untuk menyegarkan kembali identitas nasional, tanpa harus menjadi eksklusif. Asykuri ibn Chamim dkk. (2002) mengemukakan, penyegaran identitas nasional berarti pengungkapan unsur-unsur positif yang mendukung kiprah sebuah bangsa di tengah pergaulan internasional tetapi tidak mengembangkan nasionalisme sempit. Sebab tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang dapat maju tanpa kerjasama dengan bangsa-bangsa lain. Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan : 1. Memahami identitas nasional, bagaimana identitas itu terbentuk, dan apa pentingnya identitas nasional. 2. Dapat menjelaskan unsur-unsur pembentuk identitas nasional Identitas Nasional 45

description

Bab IV - Identitas Nasional

Transcript of Bab IV - Identitas Nasional

Page 1: Bab IV - Identitas Nasional

BAB IV

IDENTITAS NASIONAL

Pertanyaan yang muncul seiring dengan mulai terasanya pengaruh globalisasi

di hampir semua sektor kehidupan manusia adalah mengapa suatu bangsa

memerlukan identitas? Bagi bangsa Indonesia, berbagai persoalan dalam negeri yang

tumbuh berbarengan dengan munculnya penomena globalisasi seakan-akan memberi

peringatan akan kesadaran nasional untuk memperteguh identitas diri sebagai suatu

bangsa.

Kesadaran tentang globalisasi menuntut semua bangsa untuk menyegarkan

kembali identitas nasional, tanpa harus menjadi eksklusif. Asykuri ibn Chamim dkk.

(2002) mengemukakan, penyegaran identitas nasional berarti pengungkapan unsur-

unsur positif yang mendukung kiprah sebuah bangsa di tengah pergaulan internasional

tetapi tidak mengembangkan nasionalisme sempit. Sebab tidak ada satupun bangsa di

dunia ini yang dapat maju tanpa kerjasama dengan bangsa-bangsa lain.

Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan :

1. Memahami identitas nasional, bagaimana identitas itu terbentuk, dan apa

pentingnya identitas nasional.

2. Dapat menjelaskan unsur-unsur pembentuk identitas nasional

3. Memahami realitas masyarakat yang majemuk dan dapat menempatkan diri di

tengah-tengah masyarakat dengan baik.

4. Memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi yang merupakan bagian identitas

nasional

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas Nasional terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Identitas

diartikan sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan nasional dalam kontek

pembahasan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian Identitas Nasional dapat

diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional. Jatidiri nasional suatu

bangsa tentu saja berbeda dengan jati diri bangsa lain, hal ini disebabkan oleh

perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Jatidiri nasional

bangsa Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah

yang sama. Berawal dari pengalaman masing-masing daerah dalam menghadapi kaum

Identitas Nasional 45

Page 2: Bab IV - Identitas Nasional

penjajah, timbullah perasaan senasib untuk menghadapi para penjajah. Perasaan

senasib ini kemudian mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang banyak

memiliki perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita

memiliki kesamaan sejarah dalam melawan kaum penjajah. Pengalaman sejarah yang

sama ini kemudian menumbuhkan kesadaran kebangsaan yang akhirnya melahirkan

identitas nasional.

Lahirnya identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan

faktor obyektif, yaitu faktor yang berkaitan dengan geografis-ekologis dan

demografis; dan faktor subyektif, yaitu faktor-faktor historis, politik, sosial, dan

kebudayaan yang dimiliki bangsa itu. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk

Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan

jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara ikut mempengaruhi

perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa

Indonesia.

Robert de Ventos yang dikutip Manuel Castells (Asykuri ibn Chamim dkk,

2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional sebagai hasil

interaksi historis antara empat faktor penting yaitu :

1. Faktor primer mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang

sejenis.

2. Faktor pendorong meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,

lahirnya angkatan bersenjata moderen, dan sentralisasi monarkis

3. Faktor penarik mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,

tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.

4. Faktor reaktif meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas

alternatif melalui memori kolektif rakyat

Dalam kontek ke-Indonesiaan, identitas nasional merupakan manifestasi nilai-

nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Nilai-nilai

dasar tersebut kemudian diformulasikan dan diberi nama Pancasila. Dengan demikian

hakikat identitas nasional bangsa Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya

tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti luas, misalnya dalam aturan

perundang-undangan dan hukum, sistem pemerintahan, serta nilai etika dan moral

yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan nasional maupun internasional.

Secara fundamental, Pancasila sebagai identitas nasional bangsa Indonesia

memiliki kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Identitas Nasional 46

Page 3: Bab IV - Identitas Nasional

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan sebagai dasar negara

membentuk identitas nasional bangsa Indonesia, menjadi cita-cita bersama berisi

konsep, prinsip, dan nilai-nilai dasar. Secara instrumental, unsur identitas nasional

meliputi UUD 1945 dan tata peraturan perundang-undangan, lembaga negara,

semboyan negara, bendera negara, dan lagu kebangsaan.

B. Unsur Pembentuk Identitas Nasional

1. Wilayah geografi

Wilayah geografi Indonesia secara historis adalah wilayah yang semula

menjadi wilayah kekuasaan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya dan Majapahit, yang

meliputi seluruh wilayah nusantara, sebagian wilayah Thailand, Malaysia, Singapura

hingga wilayah Filipina terutama dibawah pemerintahan Raja Sriwijaya :

Balaputradewa, dan dibawah pemerintahan Raja Majapahit : Hayamwuruk. Ketika

Bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi Bangsa yang merdeka, bersatu, dan

berdaulat, secara politik para pendiri bangsa menetapkan bahwa wilayah geografi

yang menjadi identitas nasional Republik Indonesia adalah seluruh wilayah nusantara

yang meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Belanda.

2. Suku Bangsa

Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dapat dibagi kedalam

dua kelompok yaitu suku bangsa Askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa

Askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di wilayah geografi nusantara,

sedangkan kelompok migran yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan

setia terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan dasar

negara, meliputi kelompok migran asal Asia seperti Tionghoa, Arab, dan India.

Kelompok migran asal Eropa seperti Belanda, Jerman, dan Italia. Kelompok migran

asal Amerika seperti Kanada dan Amerika Serikat. Kelompok migran asal Afrika

seperti Mesir dan Nigeria. Oleh karena itu bangsa Indonesia terbentuk dari RAS dan

suku bangsa yang majemuk, sebagian besar termasuk suku bangsa Askriptif. Di

Indonesia terdapat lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang

berbeda.

3. Agama

Agama menjadi unsur pembentuk identitias nasional berdasarkan realitas

bahwa bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyat agamis, yang secara sadar bersama-

sama membangun hubungan yang rukun antara umat se-agama dan antar umat

Identitas Nasional 47

Page 4: Bab IV - Identitas Nasional

beragama. Memahami kemajemukan agama yang ada di Indonesia pemerintah

Republik Indonesia mengakui kemajemukan tersebut yaitu Hindu, Budha, Kristen,

Katholik, Islam, dan Konghuchu. Pada era pemerintahan Presiden Soeharto (Orde

Baru) agama-agama tersebut sebagai agama resmi negara kecuali konghuchu. Sejak

pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan

dan Konghuchu diakui sebagai agama yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, kemajemukan dalam beragama merupakan anugerah

dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib disyukuri, sehingga harus dikelola dengan

wajar agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap keutuhan dan kelangsungan

hidup bangsa dan negara Republik Indonesia karena dapat menjadi sumber konflik

dan pemicu perpecahan atau disintegrasi bangsa. Sebagai upaya mencegah resiko

konflik antar umat beragama diantaranya adalah saling mengakui secara positif

keberadaan agama dan para pemeluknya serta saling menghormati prinsip satu sama

lainnya.

4. Kebudayaan

Kebudayaan menjadi unsur pembentuk identitas nasional karena realitas

bahwa kebudayaan yang dipelihara dan bekembang didalam lingkungan setiap suku

bangsa berisi nilai-nilai dasar yang secara kolektif digunakan oleh para pendukungnya

untuk menafsirkan dan memahami lingkungan serta digunakan sebagai pedoman

berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Disamping

berisi nilai-nilai dasar yang bersifat kerohanian atau filosofis, kebudayaan dapat

bersifat material berupa himpunan benda-benda kongkrit yang diam atau bergerak

sebagai hasil teknologi.

5. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai bahasa pemersatu Bangsa

Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa yang

mendiami kepulauan nusantara, bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung jauh

sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa

Melayu kemudian ditetapkan oleh para pemuda dari Sabang sampai Marauke sebagai

bahasa persatuan yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta.

C. Perjuangan Menjadi Satu Bangsa

Kesadaran Bangsa Indonesia untuk berbangsa sejalan dengan terjadinya

pergolakan kebangkitan bangsa-bangsa terjajah di dunia untuk membentuk negara

Identitas Nasional 48

Page 5: Bab IV - Identitas Nasional

merdeka, berdaulat, dan mengatur diri sendiri. Dr. Wahidin Sudiro Husodo

merupakan orang yang berjasa membangkitkan kesadaran untuk membangun jiwa

kebangsaan. Pada tanggal 20 Mei 1908 Beliau mendirikan Budi Utomo yaitu

organisasi pergerakan nasional pertama yang didirikan oleh mahasiswa sekolah dokter

pribumi antara lain Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo, di Jakarta. Sejak

itu semangat kebangsaan semakin berapi-api dengan lahirnya berbagai organisasi

pergerakan nasional seperti Serikat Islam (1912), Indische Partij (1912), Partai

Nasional Indonesia (1927), Partai Indonesia (1931), PNI Baru (1933), serta berbagai

organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera dan Jong Celebes.

Pada tahun 1926 tokoh-tokoh organisasi pergerakan nasional mengadakan

Kongres Pemuda I dengan menghsilkan kesepakatan untuk menggalang persatuan dari

seluruh organisasi untuk melawan penjajah Belanda. Kebulatan tekad untuk menjadi

bangsa Indonesia di tindak lanjuti dengan mengadakan Kongres Pemuda II dan pada

tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan ikrar yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Sosok perjuangan semakin jelas baik secara politik maupun secara fisik. Diantara para

tokoh-tokoh pergerakan dan tokoh pemuda itu Ir.Soekarno tercatat sebagai sosok yang

mampu menggelorakan semangat kebangsaan (Nasionalisme).

Perang Dunia II berperan dalam menghentikan penjajahan Belanda, tetapi

kemudian bangsa Indonesia jatuh kedalam cengkraman Jepang. Guna mendapatkan

simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang melawan tentara sekutu, pemerintah

pendudukan Jepang membentuk BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 yang diberi

tugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan,

para tokoh pergerakan nasional yang menjadi anggota BPUPKI mengusulkan

pembentukan badan baru bernama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

kepada pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 dengan anggota

yang mewakili seluruh wilayah Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang

menyerah tanpa syarat kepada sekutu, keesokan harinya 15 Agustus 1945 para tokoh

pemuda meminta Ir. Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia, tetapi Ir.

Soekarno menolak sebelum membicarakannya terlebih dahulu dengan PPKI. Ir.

Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diboyong ke Rengasdengklok dan didesak untuk

segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Pada malam harinya kedua tokoh

tersebut dijemput oleh Ahmad Soebardjo kembali ke Jakarta untuk menyelenggarakan

rapat PPKI di rumah Laksana Muda Maeda di jalan Imam Bonjol 1 Jakarta.

Menjelang rapat PPKI, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menemui Mayjen Nisyimura

Identitas Nasional 49

Page 6: Bab IV - Identitas Nasional

untuk meminta pendapat mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Nisyimura tidak bisa memberikan keputusan apapun karena Jepang dalam kondisi

bangsa yang kalah perang. Hal ini mendorong bangsa Indonesia untuk mengambil

keputusan menyatakan diri sebagai bangsa merdeka, berdaulat dan mengatur diri

menurut kekuatan sendiri tanpa campur tangan pemerintah kolonial Jepang. Malam

itu teks proklamasi dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad

Soebardjo, selanjutnya diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah

disetujui oleh anggota PPKI dan para pemuda yang hadir di jalan Imam Bonjol I

Jakarta, atas saran Soekarni teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada saat itu juga diputuskan bahwa teks

proklamasi akan dibacakan di kediaman Ir. Soekarno jalan Pegangsaan Timur 56

Jakarta, pada pukul 10 WIB. Keesokan harinya 17 Agustus 1945 pukul 10 WIB teks

proklamasi dikumdangkan melalui siaran radio milik pemerintahan jajahan Jepang ke

seluruh dunia. Proklamasi kemerdekaan tahun 1945 serta perang kemerdekaan yag

berlangsung antara tahun 1945-1949 merupakan wujud yang paling nyata dari

meluapnya kesadaran kebangsaan di kalangan rakyat Indonesia.

D. Pemberdayaan Pancasila menjadi Identitas Nasional

Untuk memberdayakan Pancasila menjadi identitas nasional dalam konteks

kehidupan kebangsaan Indonesia, Supriatnoko (2008) mengemukakan upaya-upaya

pokok yang terus-menerus dilakukan adalah :

a. Memperkuat kesadaran terhadap ideologi Pancasila

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila harus mampu diwujudkan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai nilai praksis yang

mencerminkan nilai-nilai dasar tersebut.

b. Memperkuat daya tahan

Pengaruh sistem ideologi liberal sebagai misi utama globalisasi harus mampu

ditempatkan dalam proporsinya sebagai nilai praksis milik ideologi asing, sehingga

kualitas kesadaran dan komitmen dari bangsa Indonesia untuk memegang teguh

nilai-nilai dasar ideologi Pancasila harus tetap terjaga dan direalisasikan dalam

kehidupan berbangsa yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan

pertahanan keamanan.

Identitas Nasional 50

Page 7: Bab IV - Identitas Nasional

c. Meningkatkan daya tahan

Karena manusia Indonesia sebagai mahluk monoprulalis, maka berbagai aspek

individu harus secara berkelanjutan dikembangkan agar terbentuk kepribadian

tangguh meliputi aspek intelektual, motivasi dan kreativitas, moral dan sikap

sebagai bangsa Indonesia. Realisasi Pancasila sebagai Dasar/Ideologi negara dan

Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa oleh setiap warga negara akan

meningkatkan daya tahan bangsa kita.

d. Memperkuat semangat kebangsaan

Revitalisasi ideologi Pancasila sebagai identitas nasional didalam percaturan

globalisasi membutukan kesadaran, dukungan dan semngat dari seluruh rakyat

Indonesia melalui motor penggeraknya yaitu elite politik, insan pers, anggota

legislatif, yudikatif tokoh agama, pendidik, cendekiawan, pemuda, wanita, tokoh

adat dan masyarakat serta para penguasa. Mereka semua merupakan agen vital

yang dapat membangkitkan kembali ideologi Pancasila sebagai identitas nasional

bangsa Indonesia.

Upaya memperkuat Pancasila sebagai identitas nasional memerlukan langkah-

langkah pembinaan seperti berikut :

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan dan

ditingkatkan

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan

nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan

dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia

yang berubah dengan cepat, tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia

3. Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumberdari

Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang

majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan

wilayah serta moralitas yang royal dan bangga terhadap bangsa dan negara.

4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara harus dihayati dan

diamalkan secara nyata oleh setiap penyelenggara negara, lembaga kenegaraan,

lembaga kemasyarakatan, serta setiap warga negara Indonesia agar kelestarian dan

keampuhannya terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia

terwujud.

5. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukkan keseimbangan

antara fisik material dengan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya

Identitas Nasional 51

Page 8: Bab IV - Identitas Nasional

materialisme dan sekularisme. Pembangunan harus adil dan merata di seluruh

wilayah negara dengan memperhatikan kondisi geagrafis negara untuk memupuk

rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

6. Pendidikan Moral Pancasila harus ditanamkan sejak dini melalui kurikulum setiap

tingkat pendidikan dengan cara mengintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran.

Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada masyarakat melalui

pendidikan pendidikan luar sekolah dengan mengintegrasikan kedalam setiap

program pendidikan non formal yang ada di masyarakat.

E. Identitas Nasional Indonesia

1. Bahasa Nasional (Bahasa Indonesia)

2. Bendera Negara (Sang Merah Putih)

3. Lagu Kebangsaan (Indonesia Raya)

4. Lambang Negara (Garuda Pancasila)

5. Semboyan Negara (Bhinneka Tunggal Ika)

6. Dasar Negara (Pancasila)

7. Hukum Dasar Negara (UUD 1945)

8. Bentuk Negara (NKRI)

9. Cara Pandang Bangsa (Wawasan Nusantara)

10. Kebudayaan Nasional (Pengakuan terhadap kebudayaan daerah)

Latihan :

1. Jelaskan pengertian Identitas Nasional !

2. Sebutkan unsur-unsur pembentuk identitas nasional !

3. Mengapa suatu bangsa memerlukan identitas nasional?

4. Apa yang diperlukan oleh negara yang masyarakatnya majemuk seperti

Indonesia untuk menjaga integrasi nasional ?

5. Jelaskan pendapat saudara tentang Pancasila menjadi unsur pemersatu bangsa

Indonesia sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia ?

6. Jelaskan langkah-langkah memperkuat Pancasila sebagai identitas nasional !

Identitas Nasional 52