BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran SDN Samban 02
Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di lingkungan
pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Samban. SD ini
letaknya jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan
pembelajaran. Hal ini menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat
maupun pulang sekolah.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Samban 02
sebanyak 25 siswa. Berdasarkan informasi dari guru kelas 5, karakteristik siswa-
siswi SDN Samban 02 adalah sebagai berikut: suka bermain, malu-malu saat
disuruh maju dan kurang percaya diri. Kebanyakan siswa berada dalam keluarga
ekonomi lemah dan kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam
bidang pendidikan.
4.2. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa atau hasil prestasinya terutama pada pelajaran IPA. Berdasarkan hasil
observasi ini, peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil
belajar siswa kelas 5 sangat rendah. Dari kondisi inilah peneliti mengadakan
penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa terutama pelajaran IPA. Berikut ini merupakan tabel distribusi
frekuensi minat dan hasil belajar siswa sebelum tindakan. Hasil angket minat
dapat dilihat di lampiran.
36
Tabel 4.1.
Destribusi Frekuensi Minat Belajar pada Kondisi Awal
No. Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
1 Kurang Berminat 36 – 52 12 48
2 Cukup berminat 53 – 68 5 20
3 Berminat 69 - 84 8 32
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada di
rentang 36 – 52 ini berarti bahwa tingkat minat belajar siswa pada kondisi awal
dalam PBM berada pada kategori kurang berminat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perubahan model pembelajaran pada siklus 1 untuk meningkatkan
kategori ke cukup berminat, berminat atau sangat berminat.
Deskripsi Frekuensi Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal bila disajikan dalam
diagram batang, maka aka terlihat seperti diagram 4.1.
Diagaram 4.1. Minat Belajar pada Kondisi Awal
Gambar 4.1. Diagram Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Sedangkan data hasil tes formatif pada kondisi awal sebelum tindakan yang
dilakukan oleh peneliti terdapat dalam tabel 4.2.
37
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Hasil Tes Kondisi Awal
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 25 – 39 2 8
2 40 – 54 12 48
3 55 – 69 4 16
4 70 – 84 6 24
5 85 – 100 1 4
Jumlah 25 100
Nilai Tertinggi IPA 87
Nilai Terendah IPA 33
Nilai Rata-rata IPA 57,56
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui 25 siswa yang mendapatkan rentang
nilai 25 - 39 ada 2 siswa, rentang nilai 40 - 54 ada 12 siswa, rentang nilai 55 - 69
ada 4 siswa, rentang nilai 70 - 84 ada 6 siswa, rentang nilai 85 - 100 ada 1 orang
dengan nilai tertinggi 87, nilai terendah 33, dan nilai rata-rata 57,56.
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada
diagram 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2. Diagram Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal
Sedangkan ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut :
38
Tabel 4.3.
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Kondisi Awal
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)
≥ 75 5 Tuntas 20
< 75 20 Tidak Tuntas 80
Jumlah 25 100
Keterangan :
KKM IPA : 75
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui siswa yang sudah tuntas sebanyak 5 siswa
atau 20 % dan sebanyak 20 siswa atau 80 % yang belum tuntas atau belum
memenuhi KKM IPA yaitu 75. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif
kondisi awal dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut :
Gambar 4.3. Diagram Ketuntasan Hasil Tes Kondisi Awal
Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan
diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa terdapat 5 siswa (20%)
yang tuntas dan 20 siswa (80%) yang tidak tuntas. Nilai tertinggi 87, nilai
terendah 33, serta nilai rata-ratanya yaitu 57,56. Pada kondisi awal ini proses
belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional
(ceramah). Siswa hanya mendengarkan dan menunggu perintah dari guru. Guru
kurang melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi membosankan.
39
Berdasarkan data minat dan hasil belajar yang rendah dari peserta didik
kelas 5 di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II
Tahun Ajaran 2012/ 2013 di atas, peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model pembelajaran
Jigsaw guna membangkitkan minat dan meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus 1 pembelajaran
dilakukan dengan pokok bahasan “ Tanah”, dan siklus 2 pembelajaran dilakukan
dengan pokok bahasan “ Struktur Bumi”.
4.3 Siklus 1
a. Perencanaan
Pertemuan I
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi
dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat
penunjang lain yang perlu dilakukan. Sebelum mengajar pada pertemuan I,
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk guru saat proses
belajar mengajar, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan pokok bahasan “Tanah”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran
dengan indikator, menjelaskan jenis pelapukan dan memahami prosesnya,
menyebutkan jenis tanah berdasarkan komposisi penyusunnya, menjelaskan
pembentukan batuan beku dan mengetahui contohnya, menjelaskan pembentukan
batuan sedimen dan mengetahui contohnya, menjelaskan pembentukan batuan
metamorf dan mengetahui contohnya. Setelah menentukan tujuan pembelajaran
kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang
dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang akan berlangsung.
Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan II sebagai tindak lanjut dari
hasil belajar dan kekurangan/ kelebihan pada pertemuan I maka pada perencanaan
40
pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses
pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, lembar
angket minat, alat peraga, serta serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus 1 ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I
dan pertemuan II yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing-masing pertemuan berlangsung
selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 21 Maret 2013, pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23
Maret 2013.
Pertemuan I
Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Guru
memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa
kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Batuan apa saja yang ada di
sekitarmu? Apa manfaatnya?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok
anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks
yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota
kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar
teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.
Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa dan memberi tindak lanjut.
Pertemuan II
Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Berdoa.
Guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa
41
kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Tanah apa saja yang ada di
sekitarmu? Warna tanah tersebut apa? Bentuk tanah tersebut seperti apa?”. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok
anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks
yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota
kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar
teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.
Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa dan memberi tindak lanjut.
Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa dan melakukan evaluasi.
c. Hasil Pengamatan
Pertemuan I
Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 Pertemuan I
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 3
3 Memeriksa kesiapan siswa 3
Menyampaikan apersepsi 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
2 Pembagian
kelompok
Membagi kelompok ahli 3 3
Membagi sub materi 3
3 Diskusi kelompok
ahli
Meminta untuk berdiskusi kelompok 2 2
Membimbing jalannya diskusi 2
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Membimbing siswa untuk
mengajarkan temannya 4 4
42
5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 3 3
6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 3
2,25 Memberikan refleksi 3
Memberikan kesimpulan 3
Memberikan evaluasi -
Rata-rata 2,71 2,87
Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 Pertemuan I
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 3 3
2 Pembagian
kelompok
Membentuk kelompok asal 4 4
Mendapatkan materi yang berbeda 4
3 Diskusi kelompok
ahli
Membentuk kelompok ahli dan
berdiskusi
3 3
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Menjelaskan materi ke temannya 3 3
5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 3 2,5
Mempresentasikan hasil diskusi 2
6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi - -
Rata-rata 2,75 2,58
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I adalah sebagai
berikut:
1. Pada kegiatan awal guru tidak memberikan apersepsi seperti pada RPP.
2. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan.
3. Pengelolaan guru di dalam kelas sudah cukup baik hal ini terlihat dari siswa
yang tenang saat diskusi.
4. Kebanyakan siswa dalam kelompok ahli, soal-soal dikerjakan oleh siswa
yang aktif saja sehingga diskusi antar siswa kelompok ahli belum terlaksana
dengan baik.
5. Siswa dari kelompok ahli tidak menjelaskan hasil diskusinya ke kelompok
asal, mereka hanya menyuruh siswa lain untuk membacanya sendiri.
43
6. Pada saat presentasi ada siswa yang tidak mau maju, pada hal guru sudah
memintanya.
7. Guru sudah membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa.
8. Guru tidak melakukan evaluasi.
Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer (guru kelas I) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah
disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas
pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapaun kekurangan
dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.
Pertemuan II
Pada siklus 1 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan
baik. Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 pertemuan
II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 Pertemuan II
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 3
3,5 Memeriksa kesiapan siswa 4
Menyampaikan apersepsi 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
2 Pembagian
kelompok
Membagi kelompok ahli 4 3,5
Membagi sub materi 3
3 Diskusi kelompok
ahli
Meminta untuk berdiskusi kelompok 3 3
Membimbing jalannya diskusi 3
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Membimbing siswa untuk
mengajarkan temannya
4 4
5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 3 3
6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 4
3,75 Memberikan refleksi 3
Memberikan kesimpulan 4
Memberikan evaluasi 4
Rata-rata 3,5 3,45
44
Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 Pertemuan II
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 3 3
2 Pembagian
kelompok
Membentuk kelompok asal 4 4
Mendapatkan materi yang berbeda 4
3 Diskusi kelompok
ahli
Membentuk kelompok ahli dan
berdiskusi
4 4
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Menjelaskan materi ke temannya 3 3
5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 4 3,5
Mempresentasikan hasil diskusi 3
6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi 3 3
Rata-rata 3,5 3,41
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II adalah sebagai
berikut:
1. Pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi seperti pada RPP.
2. Guru sudah menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan.
3. Siswa dalam kelompok ahli sudah mulai mengerjakan LKS bersama, terlihat
ketika salah satu yang tidak mengerti dia bertanya kepada teman lainnya
dalam kelompok.
4. Siswa dari kelompok ahli sudah menjelaskan hasil diskusinya ke kelompok
asal dengan baik.
5. Siswa sudah mulai berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan, hal ini
terlihat pada saat pembagian membaca hasilnya.
Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer (guru kelas I) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah
disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas
pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut siswa sudah antusias dalam mengikuti
45
proses pembelajaran. Siswa sudah mulai sedikit terbiasa dengan pembelajaran
tersebut. Guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada saat kerja
kelompok, dan saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa.
Pada lembar pengamatan guru dalam pembelajaran menggunakan kriteria
penilaian berikut:
Tabel 4.8.
Kriteria Penilaian Pengamatan Guru
No. Total Skor Kategori
1 43 – 56 A (Sangat baik)
2 29 – 42 B (Baik)
3 15 – 28 C (Cukup Baik)
4 ≤ 14 D (Kurang Baik)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap
aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9.
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus 1 Pertemuan I dan II
No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori
1 I 12 20 6 38 B (Baik)
2 II 14 24 11 49 A (Sangat Baik)
Rata-rata Siklus 1 43,5 A (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1
yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 12, aspek 2 yaitu melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh
skor 20, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor 6, dan
jumlah skor ketiga aspek sebesar 38 dengan kategori B (Baik). Pada pertemuan II
aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 14, aspek 2 yaitu
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw
memperoleh skor 24, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor
11, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 49 dengan kategori A (Sangat Baik).
Rata-rata skor siklus 1 yaitu 43,5 dengan kategori A (Sangat Baik).
46
Sedangkan pada lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran menggunakan
kriteria penilaian berikut:
Tabel 4.10.
Kriteria Penilaian Pengamatan Siswa
No. Total Skor Kategori
1 25 – 32 A (Sangat baik)
2 17 – 24 B (Baik)
3 9 – 16 C (Cukup Baik)
4 ≤ 8 D (Kurang Baik)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap
aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11.
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus 1 Pertemuan I dan II
No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori
1 I 3 19 - 22 B (Baik)
2 II 3 22 3 28 A (Sangat Baik)
Rata-rata Siklus 1 25 A (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1
yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 3, aspek 2 yaitu melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh
skor 19, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 22 dengan kategori B (Baik). Pada
pertemuan II aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 3,
aspek 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran Jigsaw memperoleh skor 22, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan
penutup memperoleh skor 3, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 28 dengan
kategori A (Sangat Baik). Rata-rata skor siklus 1 yaitu 25 dengan kategori A
(Sangat Baik).
47
d. Hasil Tindakan
Hasil tindakan pada siklus 1 ini berupa hasil angket minat dan hasil tes siswa.
1) Minat Belajar
Pengukuran minat siswa mengikuti pelajaran, diklasifikasikan menjadi lima
kategori megikuti kategori jenjang pilihan. Hasil pengukuran minat belajar siswa
selama mengikuti pelajaran terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi
skor dan kategori dapat dilihat pada tabel 4.12. Hasil angket minat dapat dilihat di
lampiran.
Tabel 4.12.
Destribusi Frekuensi Minat Belajar pada Siklus 1
No. Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
1 Cukup Berminat 53 - 68 12 48
2 Berminat 69 - 84 9 36
3 Sangat Berminat 85 - 100 4 16
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.12, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada
dalam rentang 53 - 68, ini berarti bahwa tingkat minat belajar siswa pada siklus 1
dalam PBM berada pada kategori cukup berminat. Oleh karena itu, masih perlu
dilakukan peningkatan kategori ke kategori berminat atau ke kategori sangat
berminat.
Deskripsi Frekuensi Minat Belajar Siswa pada Ssiklus 1 bila disajikan dalam
diagram batang, maka akan terlihat seperti diagaram 4.4.
48
Gambar 4.4. Diagram Minat Belajar Siswa siklus 1
2) Hasil Belajar Siklus 1
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1 guru menerapkan model
pembelajaran Jigsaw seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru
memberikan evaluasi pada akhir pertemuan kedua. Berikut merupakan hasil
belajar IPA siklus 1.
Tabel 4.13.
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus 1
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 50 – 60 8 32
2 61 – 70 2 8
3 71 – 80 13 52
4 81 – 90 1 4
5 91 – 100 1 4
Jumlah 25 100
Nilai Tertinggi IPA 95
Nilai Terendah IPA 50
Nilai Rata-rata IPA 70,4
Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa dari 25 siswa yang mendapat
rentang nilai 50 – 60 ada 8 siswa atau 32%, rentang nilai 61 – 70 ada 2 siswa atau
8%, rentang nilai 71 – 80 ada 13 siswa atau 52%, rentang 81 – 90 ada 1 siswa atau
49
4%, dan rentang nilai 91 – 100 ada 1 orang atau 4% dengan nilai tertinggi 95, nilai
terendah 50, dan nilai rata-rata 70,4.
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat pada
diagaram 4.5 di bawah ini:
Gambar 4.5. Diagram Hasil Perolehan Nilai Siklus1
Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14.
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Siklus 1
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)
≥ 75 15 Tuntas 60
< 75 10 Tidak Tuntas 40
Jumlah 25 100
Dari hasil analisis tes formatif siklus 1, terdapat 15 siswa yang tuntas dan 10
siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal IPA
yaitu 75. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat
pada diagram 4.6 berikut :
50
Gambar 4.6. Diagram Ketuntasan Hasil Tes Siklus 1
e. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1, selanjutnya diadakan
refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau
temuan dari observer pada siklus 1, yaitu:
1) Kegiatan pembelajaran siklus 1 berlangsung sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik sesuai dengan RPP.
2) Siswa lebih tertarik pada pembelajaran terbukti tidak ada siswa yang ramai.
3) Kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan, perhatian dan antusias
siswa lebih meningkat karena belajar secara berkelompok Jigsaw yang tidak
pernah guru kelas lakukan sebelumnya.
4) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
5) Siswa sudah terlibat aktif di dalam proses pembelajaran walaupun masing ada
satu dua siswa yang masih malu-malu dalam menjelaskan ke temannya.
6) Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas.
Berdasarkan observasi pada siklus 1, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
diperbaiki dalam pembelajaran siklus 2.
1) Memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi.
51
2) Selalu memberikan pengarahan ke kelompok ahli terlebih dahulu setiap kali
memberikan tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3) Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar mengajar agar alokasi
waktu bisa sesuai dengan perencanaan.
4) Memberikan bimbingan secara optimal ketika pembelajaran berlangsung
5) Masih ada 10 siswa (40%) yang belum memenuhi KKM IPA
Untuk meningkatkan hasil perolehan nilai siswa dan untuk memantapkan tingkat
kompetensi siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan
dilanjutkan ke siklus 2.
4.4 Siklus 2
Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus 1, perencanaan
pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari
kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan,
kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini masih sama dengan siklus 1 tapi yang
membedakan adalah pokok bahasan yaitu “Struktur Bumi”.
a. Perencanaan
Pertemuan I
Sebelum mengajar pada pertemuan I, peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa,
lembar observasi untuk guru saat proses belajar mengajar, alat peraga, serta
kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Peneliti merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Struktur
Bumi”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan indikator,
menjelaskan unsur pembentukan bumi, menyebutkan lapisan-lapisan pada bumi,
menjelaskan fungsi dari lapisan atmosfer, menyebutkan susunan lapisan atmosfer.
Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan
prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang
akan berlangsung.
52
Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran siklus 2 pertemuan II sebagai tindak lanjut dari
hasil belajar dan kekurangan/ kelebihan pada pertemuan I maka pada perencanaan
pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses
pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, lembar
angket minat, alat peraga, serta serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan
pemantapan pada siklus 1. Siklus 2 ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran
yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup. Pelaksanaan pada siklus 2 ini terdiri dari
dua pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan
berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 28 Maret 2013, dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 30 Maret 2013.
Pertemuan I
Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Guru
memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa
kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Bumi kita usianya berapa? Bila
dilihat dari luar angkasa bentuknya seperti apa?”. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok
anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks
yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota
kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar
teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.
53
Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa dan memberi tindak lanjut.
Pertemuan II
Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Berdoa.
Guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa
kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Bumi kita bila dibelah ada berapa
lapis? Apa saja nama lapisannya?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok
anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks
yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota
kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar
teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.
Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa dan melakukan evaluasi.
c. Hasil Pengamatan
Pertemuan I
Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I
adalah sebagai berikut
Tabel 4.15.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 2 Pertemuan I
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 4
3 Memeriksa kesiapan siswa 3
Menyampaikan apersepsi 4
Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
2 Pembagian
kelompok
Membagi kelompok ahli 4 4
Membagi sub materi 4
54
3 Diskusi kelompok
ahli
Meminta untuk berdiskusi kelompok 3 2
Membimbing jalannya diskusi 3
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Membimbing siswa untuk
mengajarkan temannya
4 4
5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 3 3
6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 4
2,75 Memberikan refleksi 3
Memberikan kesimpulan 4
Memberikan evaluasi -
Rata-rata 3,28 2,79
Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 2 Pertemuan I
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 4 4
2 Pembagian
kelompok
Membentuk kelompok asal 4 4
Mendapatkan materi yang berbeda 4
3 Diskusi kelompok
ahli
Membentuk kelompok ahli dan
berdiskusi
3 3
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Menjelaskan materi ke temannya 4 4
5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 3 3
Mempresentasikan hasil diskusi 3
6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi - -
Rata-rata 3,12 3
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I adalah sebagai
berikut:
1. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran jigsaw sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran jigsaw.
2. Siswa dari kelompok ahli telah menjelaskan hasil diskusinya ke kelompoka
asal dengan baik.
3. Siswa sudah percaya diri mempresentasikan hasil diskusinya di depan, hal ini
terlihat pada saat membacakan hasilnya tetapi yang selalu membacakan hasil
diskusi orang yang sama terus.
55
4. Guru tidak melakukan evaluasi.
Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta
bantuan observer (guru kelas I) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah
disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas
pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapaun kekurangan
dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.
Pertemuan II
Pada siklus 2 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan
baik. Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 pertemuan
II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 2 Pertemuan II
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 4
3,75 Memeriksa kesiapan siswa 4
Menyampaikan apersepsi 4
Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
2 Pembagian
kelompok
Membagi kelompok ahli 4 4
Membagi sub materi 4
3 Diskusi kelompok
ahli
Meminta untuk berdiskusi kelompok 4 3,5
Membimbing jalannya diskusi 3
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Membimbing siswa untuk
mengajarkan temannya
4 4
5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 4 4
6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 4
3,75 Memberikan refleksi 3
Memberikan kesimpulan 4
Memberikan evaluasi 4
Rata-rata 3,78 3,83
Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II
adalah sebagai berikut:
56
Tabel 4.18.
Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 2 Pertemuan II
No Aspek Indikator Skor Rata-Rata
1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 4 4
2 Pembagian
kelompok
Membentuk kelompok asal 4 4
Mendapatkan materi yang berbeda 4
3 Diskusi kelompok
ahli
Membentuk kelompok ahli dan
berdiskusi
4 4
4 Penjelasan ke
kelompok asal
Menjelaskan materi ke temannya 4 4
5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 3 3
Mempresentasikan hasil diskusi 3
6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi 4 4
Rata-rata 3,75 3,83
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan II adalah sebagai
berikut:
1. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat baik, hal ini terlihat saat
praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kompak.
2. Sudah ada siswa yang berbeda saat membacakan hasil diskusinya di depan.
Pada lembar pengamatan guru dalam pembelajaran menggunakan kriteria
penilaian berikut:
Tabel 4.19.
Kriteria Penilaian Pengamatan Guru
No. Total Skor Kategori
1 43 – 56 A (Sangat baik)
2 29 – 42 B (Baik)
3 15 – 28 C (Cukup Baik)
4 ≤ 14 D (Kurang Baik)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap
aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.20.
57
Tabel 4.20.
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus 2 Pertemuan I dan II
No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori
1 I 14 25 7 46 A (Sangat Baik)
2 II 15 27 11 53 A (Sangat Baik)
Rata-rata Siklus 1 49,5 A (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel 4.20, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1
yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 14, aspek 2 yaitu melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh
skor 25, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor 7, dan
jumlah skor ketiga aspek sebesar 46 dengan kategori A (Sangat Baik). Pada
pertemuan II aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 15,
aspek 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran Jigsaw memperoleh skor 27, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan
penutup memperoleh skor 11, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 53 dengan
kategori A (Sangat Baik). Rata-rata skor siklus 2 yaitu 49,5 dengan kategori A
(Sangat Baik).
Sedangkan pada lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran menggunakan
kriteria penilaian berikut:
Tabel 4.21.
Kriteria Penilaian Pengamatan Siswa
No. Total Skor Kategori
1 25 – 32 A (Sangat baik)
2 17 – 24 B (Baik)
3 9 – 16 C (Cukup Baik)
4 ≤ 8 D (Kurang Baik)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap
aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.22.
58
Tabel 4.22.
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus 2 Pertemuan I dan II
No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori
1 I 4 21 - 25 A (Sangat Baik)
2 II 4 22 4 30 A (Sangat Baik)
Rata-rata Siklus 1 27,5 A (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel 4.22, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1
yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 4, aspek 2 yaitu melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh
skor 21, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 25 dengan kategori A (Sangat
Baik). Pada pertemuan II aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah
skor 4, aspek 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran Jigsaw memperoleh skor 22, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan
penutup memperoleh skor 4, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 30 dengan
kategori A (Sangat Baik). Rata-rata skor siklus 2 yaitu 27,5 dengan kategori A
(Sangat Baik).
d. Hasil Tindakan
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 2 ini berupa hasil angket dan hasil tes
siswa.
1. Minat Belajar
Pengukuran minat siswa mengikuti pelajaran diklasifikasikan menjadi lima
kategori jenjang pilihan. Hasil pengukuran minat belajar siswa selama mengikuti
pelajaran terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi skor dan kategori
dapat di lihat pada tabel 4.23. Hasil angket minat dapat di lihat di lampiran.
Tabel 4.23
Destribusi Frekuensi Minat Belajar Siklus 2
No. Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)
1 Cukup Berminat 53 - 68 3 12
2 Berminat 69 - 84 13 52
3 Sangat Berminat 85 - 100 9 36
Jumlah 25 100
59
Berdasarkan tabel 4.23, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada
dalam rentang 69 – 84, ini berarti bahwa tingkat minat belajar siswa pada siklus 2
dalam PBM berada pada kategori berminat. Hal ini berarti pembelajaran dengan
menggunakan model Jigsaw telah mampu meningkatkan minat belajar siswa.
Deskripsi Frekuensi Minat Belajar Siswa Siklus 2 bila disajikan dalam diagaram
batang, maka akan terlihat seperti diagram 4.7.
Gambar 4.7. Diagram Minat Belajar Siswa Siklus 2
2. Hasil Belajar Siklus 2
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan model
pembelajaran Jigsaw seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru
memberikan evaluasi pada pertemuan kedua saat mau selesai. Berikut merupakan
hasil belajar IPA siklus 2.
Tabel 4.24.
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus 2
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 60 – 68 3 12
2 69 – 76 8 32
3 77 – 84 9 36
4 85 – 92 4 16
5 93 – 100 1 4
Jumlah 25 100
60
Nilai Tertinggi IPA 95
Nilai Terendah IPA 65
Nilai Rata-rata IPA 77,8
Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari 25 siswa yang mendapat
rentang nilai 60-68 ada 3 siswa (12%), rentang nilai 69-76 ada 8 siswa (32%),
rentang nilai 77-84 ada 9 siswa (36%), rentang nilai 85-92 ada 4 siswa (16%), dan
rentang nilai 93-100 ada 1 siswa (4%) dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 65,
dan nilai rata-rata 77,8.
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada
diagram 4.8 di bawah ini:
Gambar 4.8. Diagram Hasil Perolehan Nilai Siklus 2
Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut:
Tabel 4.25.
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Siklus 2
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)
≥ 75 21 Tuntas 84
< 75 4 Tidak Tuntas 16
Jumlah 25 100
61
Dari hasil analisis tes formatif siklus 2, masih ada 4 siswa yang belum tuntas atau
belum memenuhi kriteria ketuntasan minnimal IPA yaitu 75. Secara lebih rinci,
ketuntasan hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut:
Gambar 4.9. Diagram Ketuntasan Hasil Tes Siklus 2
e. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan
refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengalaman atau
temuan observer pada siklus 2.
1. Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung sudah sesuai dengan harapan
sesuai RPP.
2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, perhatian
dan antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar secara
berkelompok dengan model Jigsaw yang tidak pernah guru kelas lakukan
sebelumnya.
3. Anatara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
4. Seluruh siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
6. Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing.
7. Penjelasan guru sudah runtut sesuai dengan indikator pembelajaran.
8. Siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa.
Kekurangan siklus 2 yaitu lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-
mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan. Ketuntasan minat
62
dan hasil belajar sudah sesuai dengan indikator kinerja jadi tidak dilakukan siklus
berikutnya.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan
minat dan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Hal-hal yang dapat dilihat
peningkatannya yaitu pada minat dan hasil belajar.
a. Minat Belajar
Dalam proses pembelajaran terjadi antusias dan ketertarikan siswa yang cukup
baik yang menunjukkan adanya peningkatan minat siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.26 di bawah ini.
Tabel 4.26
Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
No. Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 Sangat Kurang
Berminat
0 0 0 0 0 0
2 Kurang Berminat 12 48 0 0 0 0
3 Cukup Berminat 5 20 12 48 3 12
4 Berminat 8 32 9 36 13 52
5 Sangat Berminat 0 0 4 16 9 36
Jumlah 25 10
0
25 10
0
25 10
0
Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak pada
kondisi awal berada pada kategori kurang berminat. Pada siklus 1 diketahui
frekuensi terbanyak berada pada kategori cukup berminat, dan pada siklus 2
frekuensi terbanyak berada pada kategori berminat. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat
belajar siswa.
Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan minat belajar pada kondisi awal,
siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.10 di bawah ini:
63
Gambar 4.10. Diagram Perbandingan Minat Siswa
b. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian kondisi awal, post tes dari siklus 1
dan siklus 2 selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.27 di bawah ini:
Tabel 4.27.
Perbandingan Ketuntasan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
No. Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 Tuntas 5 20 15 60 21 84
2 Tidak Tuntas 20 80 10 40 4 16
Jumlah 25 100 25 100 25 100
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.27 dapat dilihat
adanya peningkatan hasil belajar IPA yang tuntas. Terbukti untuk klasifikasi
tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 5 siswa. Sedangkan setelah
siklus 1 jumlah siswa yang tuntas ada 15 siswa dan setelah siklus 2 jumlah siswa
yang tuntas ada 21 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas,
sebelum diadakan tindakan terdapat 20 siswa. Sedangkan setelah siklus 1 jumlah
64
siswa yang tidak tuntas ada 10 siswa dan setelah siklus 2 jumlah siswa yang tidak
tuntas ada 4 siswa.
Secara lebih rinci,rekapitulasi hasil peningkatan tes formatif pada kondisi awal,
siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.11 di bawah ini:
Gambar 4.11. Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA
Beberapa kelebihan yang dimiliki model pembelajaran jigsaw diantaranya adalah
mendorong siswa untuk bertanggung jawab, bekerja kelompok, kesadaran akan
perbedaan, kepekaan sosial, dan kebergantungan positif dalam proses belajar.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka didapatkan bahwa pembelajaran
melalui model Jigsaw pada materi “Tanah dan Struktur Bumi” di kelas 5 SDN
Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang mengalami peningkatan
minat belajar. Melalui model pembelajaran Jigsaw, siswa bekerja dalam
kelompok sehingga membangkitkan perhatian, ketertarikan, partisipasi dan rasa
senang dalam proses belajar. Dan melalui model pembelajaran Jigsaw juga
mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran Jigsaw
siswa terlibat aktif mengikuti pelajaran, menguasai materi dan mempunyai daya
tangkap yang baik. Dengan model pembelajaran Jigsaw siswa lebih menguasai
materi karena harus bertanggung jawab menyampaikan materi kepada temannya.
Arends (2008: 13) dan Lie (dalam Rusman, 2010 : 218).
65
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam Hamdani (2011, 92) merupakan
model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang. Anggota kelompok berkomposisi heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari. Bagian materi yang
sudah tuntas dipelajari siswa kemudian disajikan kepada kelompok asal.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfi
Rahmawati dalam skripsi yang berjudul “Penerapan model pembelajaran jigsaw
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas III B SDN
Karangsari 3 Kota Blitar” dan penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadlilatus
Shiyam dengan judul skripsi dalam penelitiannya “Penerapan model pembelajaran
jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN Gondang III
Bojonegoro pada mata pelajaran matematika kelas V semester 2”. Serta relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujiati dengan judul penelitian
“Implementasi model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar
IPS materi peninggalan sejarah Indonesia pada siswa kelas IV SDN Waung I
Nganjuk”.
Hipotesis tindakan secara umum adalah jawaban sementara dari masalah
yang diteliti. Secara teknik jika dilakukan tindakan ini maka akan dapat
memecahkan masalah. Sehingga jawaban dari masalah yang diteliti dapat
diketahui. Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa
2. Bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran sebagian
besar minat belajar siswa meningkat dari yang kurang berminat menjadi berminat.
Selain itu sebagian besar hasil belajar siswa meningkat dari yang tidak tuntas
menjadi tuntas karena siswa dalam pembelajaran bertanggung jawab untuk
menguasai materinya sendiri dan menjelaskan kepada anggota kelompok.