BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

31
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Samban. SD ini letaknya jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Hal ini menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat maupun pulang sekolah. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Samban 02 sebanyak 25 siswa. Berdasarkan informasi dari guru kelas 5, karakteristik siswa- siswi SDN Samban 02 adalah sebagai berikut: suka bermain, malu-malu saat disuruh maju dan kurang percaya diri. Kebanyakan siswa berada dalam keluarga ekonomi lemah dan kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam bidang pendidikan. 4.2. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil prestasinya terutama pada pelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi ini, peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil belajar siswa kelas 5 sangat rendah. Dari kondisi inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terutama pelajaran IPA. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi minat dan hasil belajar siswa sebelum tindakan. Hasil angket minat dapat dilihat di lampiran.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran SDN Samban 02

Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di lingkungan

pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Samban. SD ini

letaknya jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan

pembelajaran. Hal ini menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat

maupun pulang sekolah.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Samban 02

sebanyak 25 siswa. Berdasarkan informasi dari guru kelas 5, karakteristik siswa-

siswi SDN Samban 02 adalah sebagai berikut: suka bermain, malu-malu saat

disuruh maju dan kurang percaya diri. Kebanyakan siswa berada dalam keluarga

ekonomi lemah dan kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam

bidang pendidikan.

4.2. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa atau hasil prestasinya terutama pada pelajaran IPA. Berdasarkan hasil

observasi ini, peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil

belajar siswa kelas 5 sangat rendah. Dari kondisi inilah peneliti mengadakan

penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan

hasil belajar siswa terutama pelajaran IPA. Berikut ini merupakan tabel distribusi

frekuensi minat dan hasil belajar siswa sebelum tindakan. Hasil angket minat

dapat dilihat di lampiran.

36

Tabel 4.1.

Destribusi Frekuensi Minat Belajar pada Kondisi Awal

No. Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Kurang Berminat 36 – 52 12 48

2 Cukup berminat 53 – 68 5 20

3 Berminat 69 - 84 8 32

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada di

rentang 36 – 52 ini berarti bahwa tingkat minat belajar siswa pada kondisi awal

dalam PBM berada pada kategori kurang berminat. Oleh karena itu, perlu

dilakukan perubahan model pembelajaran pada siklus 1 untuk meningkatkan

kategori ke cukup berminat, berminat atau sangat berminat.

Deskripsi Frekuensi Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal bila disajikan dalam

diagram batang, maka aka terlihat seperti diagram 4.1.

Diagaram 4.1. Minat Belajar pada Kondisi Awal

Gambar 4.1. Diagram Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal

Sedangkan data hasil tes formatif pada kondisi awal sebelum tindakan yang

dilakukan oleh peneliti terdapat dalam tabel 4.2.

37

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Hasil Tes Kondisi Awal

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 25 – 39 2 8

2 40 – 54 12 48

3 55 – 69 4 16

4 70 – 84 6 24

5 85 – 100 1 4

Jumlah 25 100

Nilai Tertinggi IPA 87

Nilai Terendah IPA 33

Nilai Rata-rata IPA 57,56

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui 25 siswa yang mendapatkan rentang

nilai 25 - 39 ada 2 siswa, rentang nilai 40 - 54 ada 12 siswa, rentang nilai 55 - 69

ada 4 siswa, rentang nilai 70 - 84 ada 6 siswa, rentang nilai 85 - 100 ada 1 orang

dengan nilai tertinggi 87, nilai terendah 33, dan nilai rata-rata 57,56.

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada

diagram 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2. Diagram Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal

Sedangkan ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut :

38

Tabel 4.3.

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Kondisi Awal

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)

≥ 75 5 Tuntas 20

< 75 20 Tidak Tuntas 80

Jumlah 25 100

Keterangan :

KKM IPA : 75

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui siswa yang sudah tuntas sebanyak 5 siswa

atau 20 % dan sebanyak 20 siswa atau 80 % yang belum tuntas atau belum

memenuhi KKM IPA yaitu 75. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif

kondisi awal dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut :

Gambar 4.3. Diagram Ketuntasan Hasil Tes Kondisi Awal

Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan

diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa terdapat 5 siswa (20%)

yang tuntas dan 20 siswa (80%) yang tidak tuntas. Nilai tertinggi 87, nilai

terendah 33, serta nilai rata-ratanya yaitu 57,56. Pada kondisi awal ini proses

belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional

(ceramah). Siswa hanya mendengarkan dan menunggu perintah dari guru. Guru

kurang melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi pembelajaran sehingga

pembelajaran menjadi membosankan.

39

Berdasarkan data minat dan hasil belajar yang rendah dari peserta didik

kelas 5 di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II

Tahun Ajaran 2012/ 2013 di atas, peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model pembelajaran

Jigsaw guna membangkitkan minat dan meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus 1 pembelajaran

dilakukan dengan pokok bahasan “ Tanah”, dan siklus 2 pembelajaran dilakukan

dengan pokok bahasan “ Struktur Bumi”.

4.3 Siklus 1

a. Perencanaan

Pertemuan I

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi

dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat

penunjang lain yang perlu dilakukan. Sebelum mengajar pada pertemuan I,

peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,

diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk guru saat proses

belajar mengajar, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses

pembelajaran. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan pokok bahasan “Tanah”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran

dengan indikator, menjelaskan jenis pelapukan dan memahami prosesnya,

menyebutkan jenis tanah berdasarkan komposisi penyusunnya, menjelaskan

pembentukan batuan beku dan mengetahui contohnya, menjelaskan pembentukan

batuan sedimen dan mengetahui contohnya, menjelaskan pembentukan batuan

metamorf dan mengetahui contohnya. Setelah menentukan tujuan pembelajaran

kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang

dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang akan berlangsung.

Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan II sebagai tindak lanjut dari

hasil belajar dan kekurangan/ kelebihan pada pertemuan I maka pada perencanaan

40

pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses

pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, lembar

angket minat, alat peraga, serta serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus 1 ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I

dan pertemuan II yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing-masing pertemuan berlangsung

selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 21 Maret 2013, pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23

Maret 2013.

Pertemuan I

Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Guru

memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa

kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Batuan apa saja yang ada di

sekitarmu? Apa manfaatnya?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok

anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota

kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar

teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan

siswa dan memberi tindak lanjut.

Pertemuan II

Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Berdoa.

Guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa

41

kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Tanah apa saja yang ada di

sekitarmu? Warna tanah tersebut apa? Bentuk tanah tersebut seperti apa?”. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok

anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota

kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar

teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan

siswa dan memberi tindak lanjut.

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan

siswa dan melakukan evaluasi.

c. Hasil Pengamatan

Pertemuan I

Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 3

3 Memeriksa kesiapan siswa 3

Menyampaikan apersepsi 2

Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

2 Pembagian

kelompok

Membagi kelompok ahli 3 3

Membagi sub materi 3

3 Diskusi kelompok

ahli

Meminta untuk berdiskusi kelompok 2 2

Membimbing jalannya diskusi 2

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Membimbing siswa untuk

mengajarkan temannya 4 4

42

5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 3 3

6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 3

2,25 Memberikan refleksi 3

Memberikan kesimpulan 3

Memberikan evaluasi -

Rata-rata 2,71 2,87

Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 3 3

2 Pembagian

kelompok

Membentuk kelompok asal 4 4

Mendapatkan materi yang berbeda 4

3 Diskusi kelompok

ahli

Membentuk kelompok ahli dan

berdiskusi

3 3

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Menjelaskan materi ke temannya 3 3

5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 3 2,5

Mempresentasikan hasil diskusi 2

6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi - -

Rata-rata 2,75 2,58

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I adalah sebagai

berikut:

1. Pada kegiatan awal guru tidak memberikan apersepsi seperti pada RPP.

2. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Pengelolaan guru di dalam kelas sudah cukup baik hal ini terlihat dari siswa

yang tenang saat diskusi.

4. Kebanyakan siswa dalam kelompok ahli, soal-soal dikerjakan oleh siswa

yang aktif saja sehingga diskusi antar siswa kelompok ahli belum terlaksana

dengan baik.

5. Siswa dari kelompok ahli tidak menjelaskan hasil diskusinya ke kelompok

asal, mereka hanya menyuruh siswa lain untuk membacanya sendiri.

43

6. Pada saat presentasi ada siswa yang tidak mau maju, pada hal guru sudah

memintanya.

7. Guru sudah membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa.

8. Guru tidak melakukan evaluasi.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta

bantuan observer (guru kelas I) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah

disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas

pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi

kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapaun kekurangan

dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

Pertemuan II

Pada siklus 1 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan

baik. Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 pertemuan

II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 3

3,5 Memeriksa kesiapan siswa 4

Menyampaikan apersepsi 3

Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

2 Pembagian

kelompok

Membagi kelompok ahli 4 3,5

Membagi sub materi 3

3 Diskusi kelompok

ahli

Meminta untuk berdiskusi kelompok 3 3

Membimbing jalannya diskusi 3

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Membimbing siswa untuk

mengajarkan temannya

4 4

5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 3 3

6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 4

3,75 Memberikan refleksi 3

Memberikan kesimpulan 4

Memberikan evaluasi 4

Rata-rata 3,5 3,45

44

Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 3 3

2 Pembagian

kelompok

Membentuk kelompok asal 4 4

Mendapatkan materi yang berbeda 4

3 Diskusi kelompok

ahli

Membentuk kelompok ahli dan

berdiskusi

4 4

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Menjelaskan materi ke temannya 3 3

5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 4 3,5

Mempresentasikan hasil diskusi 3

6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi 3 3

Rata-rata 3,5 3,41

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II adalah sebagai

berikut:

1. Pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi seperti pada RPP.

2. Guru sudah menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan.

3. Siswa dalam kelompok ahli sudah mulai mengerjakan LKS bersama, terlihat

ketika salah satu yang tidak mengerti dia bertanya kepada teman lainnya

dalam kelompok.

4. Siswa dari kelompok ahli sudah menjelaskan hasil diskusinya ke kelompok

asal dengan baik.

5. Siswa sudah mulai berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan, hal ini

terlihat pada saat pembagian membaca hasilnya.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta

bantuan observer (guru kelas I) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah

disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas

pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut siswa sudah antusias dalam mengikuti

45

proses pembelajaran. Siswa sudah mulai sedikit terbiasa dengan pembelajaran

tersebut. Guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada saat kerja

kelompok, dan saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa.

Pada lembar pengamatan guru dalam pembelajaran menggunakan kriteria

penilaian berikut:

Tabel 4.8.

Kriteria Penilaian Pengamatan Guru

No. Total Skor Kategori

1 43 – 56 A (Sangat baik)

2 29 – 42 B (Baik)

3 15 – 28 C (Cukup Baik)

4 ≤ 14 D (Kurang Baik)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap

aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9.

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus 1 Pertemuan I dan II

No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori

1 I 12 20 6 38 B (Baik)

2 II 14 24 11 49 A (Sangat Baik)

Rata-rata Siklus 1 43,5 A (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1

yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 12, aspek 2 yaitu melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh

skor 20, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor 6, dan

jumlah skor ketiga aspek sebesar 38 dengan kategori B (Baik). Pada pertemuan II

aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 14, aspek 2 yaitu

melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw

memperoleh skor 24, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor

11, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 49 dengan kategori A (Sangat Baik).

Rata-rata skor siklus 1 yaitu 43,5 dengan kategori A (Sangat Baik).

46

Sedangkan pada lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran menggunakan

kriteria penilaian berikut:

Tabel 4.10.

Kriteria Penilaian Pengamatan Siswa

No. Total Skor Kategori

1 25 – 32 A (Sangat baik)

2 17 – 24 B (Baik)

3 9 – 16 C (Cukup Baik)

4 ≤ 8 D (Kurang Baik)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11.

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus 1 Pertemuan I dan II

No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori

1 I 3 19 - 22 B (Baik)

2 II 3 22 3 28 A (Sangat Baik)

Rata-rata Siklus 1 25 A (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1

yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 3, aspek 2 yaitu melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh

skor 19, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 22 dengan kategori B (Baik). Pada

pertemuan II aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 3,

aspek 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran Jigsaw memperoleh skor 22, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan

penutup memperoleh skor 3, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 28 dengan

kategori A (Sangat Baik). Rata-rata skor siklus 1 yaitu 25 dengan kategori A

(Sangat Baik).

47

d. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pada siklus 1 ini berupa hasil angket minat dan hasil tes siswa.

1) Minat Belajar

Pengukuran minat siswa mengikuti pelajaran, diklasifikasikan menjadi lima

kategori megikuti kategori jenjang pilihan. Hasil pengukuran minat belajar siswa

selama mengikuti pelajaran terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi

skor dan kategori dapat dilihat pada tabel 4.12. Hasil angket minat dapat dilihat di

lampiran.

Tabel 4.12.

Destribusi Frekuensi Minat Belajar pada Siklus 1

No. Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Cukup Berminat 53 - 68 12 48

2 Berminat 69 - 84 9 36

3 Sangat Berminat 85 - 100 4 16

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel 4.12, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada

dalam rentang 53 - 68, ini berarti bahwa tingkat minat belajar siswa pada siklus 1

dalam PBM berada pada kategori cukup berminat. Oleh karena itu, masih perlu

dilakukan peningkatan kategori ke kategori berminat atau ke kategori sangat

berminat.

Deskripsi Frekuensi Minat Belajar Siswa pada Ssiklus 1 bila disajikan dalam

diagram batang, maka akan terlihat seperti diagaram 4.4.

48

Gambar 4.4. Diagram Minat Belajar Siswa siklus 1

2) Hasil Belajar Siklus 1

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1 guru menerapkan model

pembelajaran Jigsaw seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru

memberikan evaluasi pada akhir pertemuan kedua. Berikut merupakan hasil

belajar IPA siklus 1.

Tabel 4.13.

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus 1

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 50 – 60 8 32

2 61 – 70 2 8

3 71 – 80 13 52

4 81 – 90 1 4

5 91 – 100 1 4

Jumlah 25 100

Nilai Tertinggi IPA 95

Nilai Terendah IPA 50

Nilai Rata-rata IPA 70,4

Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa dari 25 siswa yang mendapat

rentang nilai 50 – 60 ada 8 siswa atau 32%, rentang nilai 61 – 70 ada 2 siswa atau

8%, rentang nilai 71 – 80 ada 13 siswa atau 52%, rentang 81 – 90 ada 1 siswa atau

49

4%, dan rentang nilai 91 – 100 ada 1 orang atau 4% dengan nilai tertinggi 95, nilai

terendah 50, dan nilai rata-rata 70,4.

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat pada

diagaram 4.5 di bawah ini:

Gambar 4.5. Diagram Hasil Perolehan Nilai Siklus1

Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14.

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Siklus 1

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)

≥ 75 15 Tuntas 60

< 75 10 Tidak Tuntas 40

Jumlah 25 100

Dari hasil analisis tes formatif siklus 1, terdapat 15 siswa yang tuntas dan 10

siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal IPA

yaitu 75. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat

pada diagram 4.6 berikut :

50

Gambar 4.6. Diagram Ketuntasan Hasil Tes Siklus 1

e. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1, selanjutnya diadakan

refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau

temuan dari observer pada siklus 1, yaitu:

1) Kegiatan pembelajaran siklus 1 berlangsung sesuai dengan harapan dan

berjalan dengan baik sesuai dengan RPP.

2) Siswa lebih tertarik pada pembelajaran terbukti tidak ada siswa yang ramai.

3) Kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan, perhatian dan antusias

siswa lebih meningkat karena belajar secara berkelompok Jigsaw yang tidak

pernah guru kelas lakukan sebelumnya.

4) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

5) Siswa sudah terlibat aktif di dalam proses pembelajaran walaupun masing ada

satu dua siswa yang masih malu-malu dalam menjelaskan ke temannya.

6) Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas.

Berdasarkan observasi pada siklus 1, hal-hal yang perlu dilakukan untuk

diperbaiki dalam pembelajaran siklus 2.

1) Memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi.

51

2) Selalu memberikan pengarahan ke kelompok ahli terlebih dahulu setiap kali

memberikan tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3) Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar mengajar agar alokasi

waktu bisa sesuai dengan perencanaan.

4) Memberikan bimbingan secara optimal ketika pembelajaran berlangsung

5) Masih ada 10 siswa (40%) yang belum memenuhi KKM IPA

Untuk meningkatkan hasil perolehan nilai siswa dan untuk memantapkan tingkat

kompetensi siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan

dilanjutkan ke siklus 2.

4.4 Siklus 2

Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus 1, perencanaan

pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari

kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan,

kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini masih sama dengan siklus 1 tapi yang

membedakan adalah pokok bahasan yaitu “Struktur Bumi”.

a. Perencanaan

Pertemuan I

Sebelum mengajar pada pertemuan I, peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa,

lembar observasi untuk guru saat proses belajar mengajar, alat peraga, serta

kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Peneliti merancang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Struktur

Bumi”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan indikator,

menjelaskan unsur pembentukan bumi, menyebutkan lapisan-lapisan pada bumi,

menjelaskan fungsi dari lapisan atmosfer, menyebutkan susunan lapisan atmosfer.

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan

prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses belajar mengajar yang

akan berlangsung.

52

Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran siklus 2 pertemuan II sebagai tindak lanjut dari

hasil belajar dan kekurangan/ kelebihan pada pertemuan I maka pada perencanaan

pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses

pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, lembar

angket minat, alat peraga, serta serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan

pemantapan pada siklus 1. Siklus 2 ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran

yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup. Pelaksanaan pada siklus 2 ini terdiri dari

dua pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan

berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan pada

hari Kamis tanggal 28 Maret 2013, dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 30 Maret 2013.

Pertemuan I

Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Guru

memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa

kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Bumi kita usianya berapa? Bila

dilihat dari luar angkasa bentuknya seperti apa?”. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok

anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota

kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar

teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.

53

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan

siswa dan memberi tindak lanjut.

Pertemuan II

Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal sebagai berikut: Berdoa.

Guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memeriksa

kesiapan siswa. Guru menyampaikan apersepsi “Bumi kita bila dibelah ada berapa

lapis? Apa saja nama lapisannya?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti: Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok

anggotanya 5 orang). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

yang telah dibagi-bagi untuk menjadi sub bab untuk dipelajari. Setiap anggota

kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajar

teman-temannya. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami.

Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan menyusun rangkuman dengan melibatkan

siswa dan melakukan evaluasi.

c. Hasil Pengamatan

Pertemuan I

Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I

adalah sebagai berikut

Tabel 4.15.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 2 Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 4

3 Memeriksa kesiapan siswa 3

Menyampaikan apersepsi 4

Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

2 Pembagian

kelompok

Membagi kelompok ahli 4 4

Membagi sub materi 4

54

3 Diskusi kelompok

ahli

Meminta untuk berdiskusi kelompok 3 2

Membimbing jalannya diskusi 3

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Membimbing siswa untuk

mengajarkan temannya

4 4

5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 3 3

6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 4

2,75 Memberikan refleksi 3

Memberikan kesimpulan 4

Memberikan evaluasi -

Rata-rata 3,28 2,79

Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 2 Pertemuan I

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 4 4

2 Pembagian

kelompok

Membentuk kelompok asal 4 4

Mendapatkan materi yang berbeda 4

3 Diskusi kelompok

ahli

Membentuk kelompok ahli dan

berdiskusi

3 3

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Menjelaskan materi ke temannya 4 4

5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 3 3

Mempresentasikan hasil diskusi 3

6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi - -

Rata-rata 3,12 3

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I adalah sebagai

berikut:

1. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran jigsaw sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran jigsaw.

2. Siswa dari kelompok ahli telah menjelaskan hasil diskusinya ke kelompoka

asal dengan baik.

3. Siswa sudah percaya diri mempresentasikan hasil diskusinya di depan, hal ini

terlihat pada saat membacakan hasilnya tetapi yang selalu membacakan hasil

diskusi orang yang sama terus.

55

4. Guru tidak melakukan evaluasi.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan I berlangsung, peneliti meminta

bantuan observer (guru kelas I) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah

disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas

pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi

kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapaun kekurangan

dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

Pertemuan II

Pada siklus 2 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan

baik. Rekapitulasi hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 pertemuan

II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 2 Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Memeriksa kesiapan alat dan media 4

3,75 Memeriksa kesiapan siswa 4

Menyampaikan apersepsi 4

Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

2 Pembagian

kelompok

Membagi kelompok ahli 4 4

Membagi sub materi 4

3 Diskusi kelompok

ahli

Meminta untuk berdiskusi kelompok 4 3,5

Membimbing jalannya diskusi 3

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Membimbing siswa untuk

mengajarkan temannya

4 4

5 Presentasi Membimbing siswa untuk presentasi 4 4

6 Evaluasi Memberikan kesempatan bertanya 4

3,75 Memberikan refleksi 3

Memberikan kesimpulan 4

Memberikan evaluasi 4

Rata-rata 3,78 3,83

Rekapitulasi Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran siklus 1 pertemuan II

adalah sebagai berikut:

56

Tabel 4.18.

Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus 2 Pertemuan II

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

1 Persiapan Menyimak petunjuk guru 4 4

2 Pembagian

kelompok

Membentuk kelompok asal 4 4

Mendapatkan materi yang berbeda 4

3 Diskusi kelompok

ahli

Membentuk kelompok ahli dan

berdiskusi

4 4

4 Penjelasan ke

kelompok asal

Menjelaskan materi ke temannya 4 4

5 Presentasi Menyusun laporan tertulis 3 3

Mempresentasikan hasil diskusi 3

6 Evaluasi Mengerjakan evaluasi 4 4

Rata-rata 3,75 3,83

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan II adalah sebagai

berikut:

1. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat baik, hal ini terlihat saat

praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kompak.

2. Sudah ada siswa yang berbeda saat membacakan hasil diskusinya di depan.

Pada lembar pengamatan guru dalam pembelajaran menggunakan kriteria

penilaian berikut:

Tabel 4.19.

Kriteria Penilaian Pengamatan Guru

No. Total Skor Kategori

1 43 – 56 A (Sangat baik)

2 29 – 42 B (Baik)

3 15 – 28 C (Cukup Baik)

4 ≤ 14 D (Kurang Baik)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap

aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.20.

57

Tabel 4.20.

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus 2 Pertemuan I dan II

No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori

1 I 14 25 7 46 A (Sangat Baik)

2 II 15 27 11 53 A (Sangat Baik)

Rata-rata Siklus 1 49,5 A (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel 4.20, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1

yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 14, aspek 2 yaitu melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh

skor 25, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor 7, dan

jumlah skor ketiga aspek sebesar 46 dengan kategori A (Sangat Baik). Pada

pertemuan II aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 15,

aspek 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran Jigsaw memperoleh skor 27, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan

penutup memperoleh skor 11, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 53 dengan

kategori A (Sangat Baik). Rata-rata skor siklus 2 yaitu 49,5 dengan kategori A

(Sangat Baik).

Sedangkan pada lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran menggunakan

kriteria penilaian berikut:

Tabel 4.21.

Kriteria Penilaian Pengamatan Siswa

No. Total Skor Kategori

1 25 – 32 A (Sangat baik)

2 17 – 24 B (Baik)

3 9 – 16 C (Cukup Baik)

4 ≤ 8 D (Kurang Baik)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama peneliti terhadap

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.22.

58

Tabel 4.22.

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus 2 Pertemuan I dan II

No. Pertemuan Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Jumlah Kategori

1 I 4 21 - 25 A (Sangat Baik)

2 II 4 22 4 30 A (Sangat Baik)

Rata-rata Siklus 1 27,5 A (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel 4.22, dapat diketahui bahwa pada pertemuan I aspek 1

yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah skor 4, aspek 2 yaitu melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw memperoleh

skor 21, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 25 dengan kategori A (Sangat

Baik). Pada pertemuan II aspek 1 yaitu melakukan persiapan memperoleh jumlah

skor 4, aspek 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran Jigsaw memperoleh skor 22, aspek 3 yaitu melakukan kegiatan

penutup memperoleh skor 4, dan jumlah skor ketiga aspek sebesar 30 dengan

kategori A (Sangat Baik). Rata-rata skor siklus 2 yaitu 27,5 dengan kategori A

(Sangat Baik).

d. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 2 ini berupa hasil angket dan hasil tes

siswa.

1. Minat Belajar

Pengukuran minat siswa mengikuti pelajaran diklasifikasikan menjadi lima

kategori jenjang pilihan. Hasil pengukuran minat belajar siswa selama mengikuti

pelajaran terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi skor dan kategori

dapat di lihat pada tabel 4.23. Hasil angket minat dapat di lihat di lampiran.

Tabel 4.23

Destribusi Frekuensi Minat Belajar Siklus 2

No. Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Cukup Berminat 53 - 68 3 12

2 Berminat 69 - 84 13 52

3 Sangat Berminat 85 - 100 9 36

Jumlah 25 100

59

Berdasarkan tabel 4.23, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada

dalam rentang 69 – 84, ini berarti bahwa tingkat minat belajar siswa pada siklus 2

dalam PBM berada pada kategori berminat. Hal ini berarti pembelajaran dengan

menggunakan model Jigsaw telah mampu meningkatkan minat belajar siswa.

Deskripsi Frekuensi Minat Belajar Siswa Siklus 2 bila disajikan dalam diagaram

batang, maka akan terlihat seperti diagram 4.7.

Gambar 4.7. Diagram Minat Belajar Siswa Siklus 2

2. Hasil Belajar Siklus 2

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan model

pembelajaran Jigsaw seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru

memberikan evaluasi pada pertemuan kedua saat mau selesai. Berikut merupakan

hasil belajar IPA siklus 2.

Tabel 4.24.

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus 2

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 60 – 68 3 12

2 69 – 76 8 32

3 77 – 84 9 36

4 85 – 92 4 16

5 93 – 100 1 4

Jumlah 25 100

60

Nilai Tertinggi IPA 95

Nilai Terendah IPA 65

Nilai Rata-rata IPA 77,8

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari 25 siswa yang mendapat

rentang nilai 60-68 ada 3 siswa (12%), rentang nilai 69-76 ada 8 siswa (32%),

rentang nilai 77-84 ada 9 siswa (36%), rentang nilai 85-92 ada 4 siswa (16%), dan

rentang nilai 93-100 ada 1 siswa (4%) dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 65,

dan nilai rata-rata 77,8.

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada

diagram 4.8 di bawah ini:

Gambar 4.8. Diagram Hasil Perolehan Nilai Siklus 2

Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.25.

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Siklus 2

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase (%)

≥ 75 21 Tuntas 84

< 75 4 Tidak Tuntas 16

Jumlah 25 100

61

Dari hasil analisis tes formatif siklus 2, masih ada 4 siswa yang belum tuntas atau

belum memenuhi kriteria ketuntasan minnimal IPA yaitu 75. Secara lebih rinci,

ketuntasan hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut:

Gambar 4.9. Diagram Ketuntasan Hasil Tes Siklus 2

e. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan

refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengalaman atau

temuan observer pada siklus 2.

1. Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung sudah sesuai dengan harapan

sesuai RPP.

2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, perhatian

dan antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar secara

berkelompok dengan model Jigsaw yang tidak pernah guru kelas lakukan

sebelumnya.

3. Anatara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

4. Seluruh siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.

5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

6. Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing.

7. Penjelasan guru sudah runtut sesuai dengan indikator pembelajaran.

8. Siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa.

Kekurangan siklus 2 yaitu lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-

mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan. Ketuntasan minat

62

dan hasil belajar sudah sesuai dengan indikator kinerja jadi tidak dilakukan siklus

berikutnya.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan

minat dan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan

menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Hal-hal yang dapat dilihat

peningkatannya yaitu pada minat dan hasil belajar.

a. Minat Belajar

Dalam proses pembelajaran terjadi antusias dan ketertarikan siswa yang cukup

baik yang menunjukkan adanya peningkatan minat siswa dalam proses

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.26 di bawah ini.

Tabel 4.26

Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

No. Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Sangat Kurang

Berminat

0 0 0 0 0 0

2 Kurang Berminat 12 48 0 0 0 0

3 Cukup Berminat 5 20 12 48 3 12

4 Berminat 8 32 9 36 13 52

5 Sangat Berminat 0 0 4 16 9 36

Jumlah 25 10

0

25 10

0

25 10

0

Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak pada

kondisi awal berada pada kategori kurang berminat. Pada siklus 1 diketahui

frekuensi terbanyak berada pada kategori cukup berminat, dan pada siklus 2

frekuensi terbanyak berada pada kategori berminat. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat

belajar siswa.

Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan minat belajar pada kondisi awal,

siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.10 di bawah ini:

63

Gambar 4.10. Diagram Perbandingan Minat Siswa

b. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian kondisi awal, post tes dari siklus 1

dan siklus 2 selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 4.27 di bawah ini:

Tabel 4.27.

Perbandingan Ketuntasan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

No. Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Tuntas 5 20 15 60 21 84

2 Tidak Tuntas 20 80 10 40 4 16

Jumlah 25 100 25 100 25 100

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.27 dapat dilihat

adanya peningkatan hasil belajar IPA yang tuntas. Terbukti untuk klasifikasi

tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 5 siswa. Sedangkan setelah

siklus 1 jumlah siswa yang tuntas ada 15 siswa dan setelah siklus 2 jumlah siswa

yang tuntas ada 21 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model

Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas,

sebelum diadakan tindakan terdapat 20 siswa. Sedangkan setelah siklus 1 jumlah

64

siswa yang tidak tuntas ada 10 siswa dan setelah siklus 2 jumlah siswa yang tidak

tuntas ada 4 siswa.

Secara lebih rinci,rekapitulasi hasil peningkatan tes formatif pada kondisi awal,

siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.11 di bawah ini:

Gambar 4.11. Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA

Beberapa kelebihan yang dimiliki model pembelajaran jigsaw diantaranya adalah

mendorong siswa untuk bertanggung jawab, bekerja kelompok, kesadaran akan

perbedaan, kepekaan sosial, dan kebergantungan positif dalam proses belajar.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka didapatkan bahwa pembelajaran

melalui model Jigsaw pada materi “Tanah dan Struktur Bumi” di kelas 5 SDN

Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang mengalami peningkatan

minat belajar. Melalui model pembelajaran Jigsaw, siswa bekerja dalam

kelompok sehingga membangkitkan perhatian, ketertarikan, partisipasi dan rasa

senang dalam proses belajar. Dan melalui model pembelajaran Jigsaw juga

mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran Jigsaw

siswa terlibat aktif mengikuti pelajaran, menguasai materi dan mempunyai daya

tangkap yang baik. Dengan model pembelajaran Jigsaw siswa lebih menguasai

materi karena harus bertanggung jawab menyampaikan materi kepada temannya.

Arends (2008: 13) dan Lie (dalam Rusman, 2010 : 218).

65

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam Hamdani (2011, 92) merupakan

model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 4-6 orang. Anggota kelompok berkomposisi heterogen dan

bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas

ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari. Bagian materi yang

sudah tuntas dipelajari siswa kemudian disajikan kepada kelompok asal.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfi

Rahmawati dalam skripsi yang berjudul “Penerapan model pembelajaran jigsaw

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas III B SDN

Karangsari 3 Kota Blitar” dan penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadlilatus

Shiyam dengan judul skripsi dalam penelitiannya “Penerapan model pembelajaran

jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN Gondang III

Bojonegoro pada mata pelajaran matematika kelas V semester 2”. Serta relevan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujiati dengan judul penelitian

“Implementasi model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar

IPS materi peninggalan sejarah Indonesia pada siswa kelas IV SDN Waung I

Nganjuk”.

Hipotesis tindakan secara umum adalah jawaban sementara dari masalah

yang diteliti. Secara teknik jika dilakukan tindakan ini maka akan dapat

memecahkan masalah. Sehingga jawaban dari masalah yang diteliti dapat

diketahui. Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa

2. Bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran sebagian

besar minat belajar siswa meningkat dari yang kurang berminat menjadi berminat.

Selain itu sebagian besar hasil belajar siswa meningkat dari yang tidak tuntas

menjadi tuntas karena siswa dalam pembelajaran bertanggung jawab untuk

menguasai materinya sendiri dan menjelaskan kepada anggota kelompok.