BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Prasurvai Penelitian ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi...
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Sekolah dan Subjek Penelitian
4.1.1. Deskripsi Sekolah
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kutowinangun 11.
SD Negeri Kutowinangun 11 beralamat di jalan Butuh No. 1 kecamatan Tingkir
kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. SD Negeri Kutowinangun 11 berada dalam
satu kawasan dengan SD Negeri Kutowinangun 1 dan 4.
Luas tanah SD Negeri Kutowinangun 11 secara keseluruhan adalah 2483
m2, dengan luas bangunan 750 m
2. SD Negeri Kutowinangun 11 memiliki 6
ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 gudang, 1 ruang ekstra rebana,
1 ruang mushola, 1 ruang computer, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
multimedia, 1 WC guru dan 3 WC siswa.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1977 ini, dikepalai oleh Bapak A.
Afifudin, S. Ag. Berdasarkan data yang ada, terdapat 11 guru dengan jenjang
pendidikan S1, 2 guru dengan jenjang pendidikan DII dan 1 staf dengan
pendidikan SLTA. Data jenjang pendidikan guru/staf di SD Negeri Kutowinangun
11 , dapat digambarkan ke dalam diagram sebagai berikut:
Diagram 4.1. Prosentase Pendidikan Guru/Staf SDN Kutowinangun 11
Jumlah siswa di SD Negeri Kutowinangun 11 adalah 133 siswa dengan
siswa laki-laki 74 dan 59 siswa perempuan. SD Negeri Kutowinangun 11
78.50%
14.30%7.20%
S1 DII SLTA
Jenjang Pendidikan Guru/Staf SDN
Kutowinangun 11
65
memiliki 6 kelas, yaitu kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Data kelas SD Negeri
Kutowinangun 11 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Kelas SD Negeri Kutowinangun 11
No. Kelas Jumlah Siswa
Guru Kelas Putra Putri Total
1. I 10 11 21 Heru Surya Hadi
Setyawati
2. II 12 11 23 Yunita Dwi Utami,
S.Pd
3. III 14 10 24 Elizabeth Tri K, S.Pd
4. IV 18 8 26 Dewi Permata Sari,
S.Pd
5. V 11 13 24 Suharmi, S.Pd
6. V1 9 6 15 Elma Mulia Sari, S.Pd
Jumlah 74 59 133
4.1.2. Deskripsi Subject Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas IV
dengan jumlah siswa 26 orang. Berdasarkan data siswa kelas IV, siswa kelas IV
terdiri atas 8 siswi dan 18 siswa. Siswa dengan umur 11 tahun berjumlah 5 anak,
siswa dengan umur 10 tahun 16 anak, dan siswa dengan umur 9 tahun berjumlah 3
anak.
Sebagian besar pendidikan orang tua siswa kelas IV adalah pada jenjang
SMA/SMK/SLTA, sebagian lagi masih tamatan SD dan SMP. Dari data yang
diperoleh penulis tentang jenjang pendidikan orang tua siswa kelas IV, terdapat 14
ayah dengan jenjang pendidikan SMA/SLTA/SMK, 6 ayah dengan jenjang
pendidikan SMP dan 4 ayah dengan jenjang pendidikan SD. Sedangkan data
jenjang pendidikan untuk ibu, ada 16 ibu dengan jenjang pendidikan SMA, 3 ibu
dengan jenjang pendidikan SMP, dan 5 ibu dengan jenjang pendidikan SD.
Berdasarkan buku data siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11,
terdapat beberapa jenis pekerjaan orang tua siswa seperti buruh, wiraswasta,
karyawan swasta, pedagang kecil, dan swasta. Berikut data pekerjaan orang tua
siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11:
66
Tabel 4.2. Data Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas IV
No. Pekerjaan Ayah Ibu
1. Buruh 8 6
2. Wiraswasta 5 5
3. Karyawan Swasta 6 4
4. Swasta 2 1
5. Pedagang Kecil 5 7
6. Tidak bekerja - 3
Dari data pekerjaan orangtua siswa kelas IV SDN Kutowinangun 11
Salatiga, didapatkan berbagai macam pekerjaan orang tua siswa kelas IV.
Kebanyakan pekerjaan orangtua siswa yaitu bekerja sebagai buruh, maka dari itu
kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya masih rendah, semangat siswa
dalam belajar masih rendah karena tidak adanya dorongan semangat dari
orangtua. Tetapi sebagian siswa memiliki semangat yang tinggi dalam belajar dan
untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.
4.2. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SDN
Kutowinangun 11 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 26
siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi
siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata
pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik
memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Diperoleh
data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan
oleh penulis dengan rumus sebagai berikut:
Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + (3,3 x 1,4)
= 1 + 4,62
= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)
Range = (skor maksimum – skor minimum)
= 80 – 40
= 40
67
Interval = Range
Banyaknya Kelas
= 40
6
= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)
Selanjutnya dibuat table destribusi frekuensinya. Berikut disajikan
rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada kondisi awal yang
dapat dilihat pada table 4.3
Tabel 4.3
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD
Negeri Kutowinangun 11 Salatiga
No. Interval Kondisi Awal Keterangan
Frekuensi Persentase
(%)
Ketuntasan Jumlah
1. 40 – 47 3 11,53 Belum tuntas
21
5
2. 48 – 54 10 38,47 Belum tuntas
3. 55 – 61 5 19,24 Belum tuntas
4. 62 – 68 3 11,53 Belum Tuntas
5. 69 – 75 4 15,39 Tuntas
6. 76 – 82 1 3,85 Tuntas
Jumlah 24 100
Rata-rata 60,47
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 40
Berdasarkan tabel 4.3 pembelajaran belum efektif dengan banyaknya
siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=70). Diketahui untuk nilai 40-
47 sebanyak 3 siswa dengan persentase 11,53%, siswa yang mendapat nilai 48-54
sebanyak 10 siswa dengan persentase 38,47%, untuk nilai 55-61 sebanyak 5 siswa
dengan persentase 19,24%, siswa dengan nilai 62-68 sebanyak 3 siswa dengan
persentase 11,53%, siswa dengan nilai 69-75 sebanyak 4 siswa dengan persentase
15,39% dan siswa yang mendapat nilai 76-82 sebanyak 1 siswa dengan presentase
3,85%. Rata-rata kelas yaitu 60,47 dengan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai
terendahnya adalah 40.
Dengan adanya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11
yang masih rendah dalam pembelajaran IPA, penulis akan melaksanakan
68
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan project based learning.
Dilaksanakannya pembelajaran IPA dengan pendekatan project based learning,
diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan hasil
akhir siswa dapat menghasilkan produk. Dengan memberikan inovasi baru
terhadap pengalaman belajar siswa diharapkan hasil belajar siswa akan menjadi
lebih baik dan meningkat.
4.3. Deskripsi Siklus
4.3.1 Siklus I
4.3.1.1 Tahap Perencanaan Siklus 1
Setelah melakukan diskusi dengan guru tentang promes pembelajaran IPA
kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11. Guru dan penulis menentukan SK dan KD
pembelajaran IPA yang akan digunakan untuk perencanaan pembelajaran siklus I
pada penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus
I, akan dilaksanakan pada pembelajaran SK 10, yaitu Memahami Perubahan
Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhadap Daratan. Sedangkan KD yang
menjadi bahan pembelajaran adalah KD 10.1 yang memuat tentang penyebab
perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (angin, hujan, cahaya matahari, dan
gelombang air laut) Berdasarkan KD yang ada, kemudian penulis menurunkannya
menjadi beberapa indikator dengan beracukan promes SD Negeri Kutowinangun
11 kelas IV. Indikator yang hendak dicapai dalam pembelajaran siklus I antara
lain: 1) mengidentifikasi berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan
terhadap daratan, 2) menjelaskan pengaruh faktor penyebab perubahan lingkungan
terhadap daratan, 3) membuat suatu karya/produk perubahan lingkungan fisik
terhadap daratan (hujan mengakibatkan erosi, cahaya matahari mengakibatkan
kebakaran hutan, angin menyebabkan daratan terkikis, gelombang laut
menyebabkan abrasi). Kegiatan pembelajaran siklus I meliputi 3 kali pertemuan,
setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, setiap jam pelajaran
dilaksanakan selama 35 menit.
69
a. Siklus I Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama di siklus I, pembelajaran akan dipusatkan pada
pembuatan proyek yaitu tentang faktor penyebab perubahan lingungan terhadap
daratan (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Sebelum
dilaksanakan kegiatan pembelajaran, maka penulis menyusun sebuah rancangan
pembelajaran berupa RPP siklus I pertemuan pertama. Selain itu, penulis juga
menyiapkan beberapa alat dan bahan pembelajaran untuk dikemas menjadi sebuah
materi ajar berkenaan dengan materi yang akan disampaikan sendiri oleh peneliti.
Sebagai kebutuhan administrasi penulis, penulis juga menyiapkan daftar presensi
siswa, lembar observasi siswa, dan lembar observasi penulis dalam mengajar.
Rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan
pertama di siklus I ini adalah diawali dengan kegiatan pendahuluan. Kegiatan
pendahuluan direncanakan berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Kegiatan
pendahuluan yang akan dilaksanakan antara lain adalah membuka pembelajaran
dengan berdoa, dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Sebelum masuk kedalam
apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran IPA selanjutnya
penulis memberitahukan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Kegiatan inti, direncanakan selama 55 menit, yang meliputi kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi siswa diberikan
pertanyaan mendasar yang tujuannya untuk menggali pengetahuan siswa
mengenai materi ajar yang disampaikan, Tanya jawab dilakukan penulis dengan
mengkaitkan kehidupan sehari-hari dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Untuk memasuki kegiatan elaborasi, siswa dibagi dalam beberapa kelompok
kerja, dalam kelompok kerja siswa dapat merencanakan produk yang akan dibuat
dalam pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan elaborasi dilaksanakan dengan
membagikan alat dan bahan serta petunjuk kerja untuk masing-masing kelompok
dalam merencanakan perancangan produk. Dalam kegiatan elaborasi ini, penulis
bertugas memfasilitasi siswa untuk aktif melakukan diskusi kelompok dalam
perancangan produk. Penulis juga memberikan korsi jika ada hasil diskusi
kelompok yang dipresentasikan salah. Kegiatan terakhir dalam kegiatan elaborasi
70
ini, masing-masing kelompok kerja diminta untuk membuat hasil akhir / laporan
kerja yang telah dilakukan dalam pembelajaran.
Pada kegiatan penutup, penulis dan siswa membuat kesimpulan
pembelajaran. Kegiatan penutup direncanakan kurang lebih selama 5 menit.
Setelah memeroleh kesimpulan pembelajaran, penulis menyampaikan kegiatan
pembelajaran pertemuan mendatang. Sebagai kegiatan terakhir, penulis menutup
kegiatan pembelajaran IPA.
b. Siklus I Pertemuan Kedua
Pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini masih dengan kegiatan
pembelajaran yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk. Sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua ini penulis merancang RPP
dengan berfokus ke indicator 2 dan 3 yaitu membuat suatu karya/produk
perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (hujan mengakibatkan erosi, cahaya
matahari mengakibatkan kebakaran hutan, angin menyebabkan daratan terkikis ,
gelombang laut menyebabkan abrasi).
Kegiatan inti akan dilaksanakan selama kurang lebih 55 menit. Dalam
kegiatan inti akan dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan
elaborasi dan kegiatan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, siswa bersama
penulis melakukan tanya jawab menggali informasi yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. Kegiatan elaborasi, dilaksanakan dengan membentuk kelompok
kerja dengan cara acak, kemudian penulis mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan masing-masing kelompok dalm perencanaan produk yang akan dibuat
pada kegiatan ini, siswa berkolaborasi dengan kelompok dalam menciptakan
produk dengan hasil yang maksimal. Penulis juga bertugas menciptakan suasana
belajar yang kompetitif yaitu dengan memberikan motivasi kepada masing-
masing kelompok untuk menciptakan suatu produk yang lebih baik dari kelompok
yang lain, kegiatan terakhir dalam elaborasi ini siswa bersama kelompok
mempresentasikan hasil perancangan proyek di depan kelas. Jika ada hasil
presentasi yang kurang tepat, penulis bertugas meluruskan hasil kerja kelompok
dengan kegiatan tanya jawab bersama siswa. Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti
yaitu kegiatan konfirmasi. Dalam kegiatan ini, penulis memberi komentar dan
71
kritik positif pada kegiatan siswa selama kegiatan perancangan proyek yang telah
dilakukan.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan kegaitan penutup,
dalam kegiatan penutup penulis dengan siswa melakukan tanya jawab dan
menarik kesimpulan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Akhir dari
kegiatan penutup yaitu penyampaian pembelajaran pertemuan selanjutnya dan
doa.
c. Siklus I Pertemuan Ketiga
Dalam pertemuan ketiga siklus I, tujuan utama pembelajaran adalah untuk
melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal yang dipersiapkan dalam
pembelajaran pertemuan ketiga antara lain adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran dan soal evaluasi. Dalam kegiatan pendahuluan, setelah penulis
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, penulis mengingatkan
siswa kembali, kegiatan pembelajaran lalu.
Dalam kegiatan inti, penulis melakukan tanya jawab tentang materi IPA
yang telah dipelajari siswa tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
(hujan mengakibatkan erosi, cahaya matahari mengakibatkan kebakaran hutan,
angin menyebabkan daratan terkikis , gelombang laut menyebabkan abrasi).
Kegiatan evaluasi dilaksankan dengan alokasi waktu kurang lebih 45
menit. Siswa diminta untuk mengerakan soal evaluasi yang telah disediakan
secara individu. Siswa yang telah selesai mengerjakan, dapat mengumpulkan
pekerjaannya dimeja guru. Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini, adalah soal tes objektif. Sebelum digunakan untuk mengukur
tingkat hasil belajar siswa, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal, serta
analisis tingkat kesukaran soal. Untuk menguji validitas dan reliabilitas soal serta
tingkat kesukaran soal, digunakan SPSS 22.0. Sebagai kelas penguji validitas,
reliabilas dan tingkat kesukaran soal, penulis mengujikan soal di kelas V SD
Negeri Kutowinangun 11 Salatiga, dengan jumlah siswa 24. Sebagai soal evaluasi
siklus I, penulis menyediakan soal objektif sebanyak 25 soal.
72
4.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua dilaksanakan dengan
menerapkan pendekatan Project Based Learning dalam pembelajaran IPA.
Sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan untuk kegiatan evaluasi hasil belajar
siswa. Setiap pertemuan, dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, yang mana setiap
jam pelajarannya beralokasi waktu 35 menit.
a. Siklus I Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 April
2015 jam pelajaran ke- 4 dan 5. Kegiatan pembelajaran IPA dimulai pada pukul
09.00 – 10.10 WIB. Setelah istirahat bel masuk kelas, semua siswa mulai
memasuki kelas dan bersiap untuk belajar.
Setelah semua siswa siap mengikuti pembelajaran, penulis membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan bertanya “hari ini siapa yang tidak
berangkat?” semua siswa menjawab dengan serentak “Nihil bu…”. “Apakah
sudah siap belajar IPA anak-anak?” ,”sudah bu, kami masih semangat” jawab
siswa. Penulis memberikan pertanyaan mendasar kepada siswa yang bertujuan
untuk menggali informasi dari diri siswa “anak-anak apabila hujan terjadi setiap
hari bahkan dalam sehari tidak reda akibatnya apa ya? Misalnya yang sering kita
lihat berita di kota-kota besar di Indonesia?”. Siswa menjawab “banjir bu banjir”.
Setelah itu penulis menjelaskan bahwa banjir dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan lingkungan fisik dari daratan yang normal bisa dilalui kendaraan
dengan mudah kemudian ketika terjadi banjir terdapat genangan air yang cukup
tinggi, aktivitas manusia terhambat dan menyebabkan perubahan lingkungan
fisik, dari tanya jawab tsb penulis memberikan gambaran awal bahwa
pembelajaran hari ini akan membahas materi perubahan lingkungan fidik dan
pengaruhnya terhadap daratan. Kegiatan pendahuluan yang penulis laksanakan
ini berlangsung sekitar 9 menit.
Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan pembelajaran project based
learning dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan hari ini, pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan project based learning ini menuntut siswa
73
untuk merencanakan suatu proyek yang nantinya akan menghasilkan suatu
produk yang bermanfaat, siswa mengamati penjelasan penulis dan memahami
maksud dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan project based
learning ini. Penulis bersama siswa melakukan tanya jawab dalam pembelajaran,
penulis bertanya “anak-anak factor apa saja yang menyebabkan perubahan
lingkungan fisik?” salah satu siswa yang bernama FAD menjawab “factor hujan
bu seperti banjir yang mengakibatkan air sungai meluap ke daratan” selanjutnya
siswa lain menambahi jawaban FAD, bahwa selain factor hujan ada factor angin,
cahaya matahari dan gelombang laut. Penulis bertanya “peristiwa apa saja yang
terjadi akibat angin kencang, hujan, cahaya matahari, dan gelombang laut?” siswa
yang bernama JPA mengangkat tangan dan menjawab “bu, yang disebabkan
angin kencang itu seperti badai, hujan itu mengakibatkan peristiwa banjir bsa
juga erosi, cahaya matahari di musim kemarau mengakibatkan kebakaran hutan
dan gelombang laut mengakibatkan abrasi bu”, penulis memberikan penjelasan
yang lanjut mengenai jawaban JPA agar siswa lain dapat mengerti maksut yang
disampaikan JPA. Selanjutnya dengan pengetahuan yang siswa miliki mengenai
factor apa saja yang mempengaruhi perubahan lingkungan fisik, penulis membagi
kelompok dengan cara random yaitu berhitung dari angka 1, 2, 3, 4 dan kembali
ke angka 1 lagi sampai berhenti di siswa yang duduk paling belakang, setelah
berhitung selesai didapatkan 4 kelompok dengan masing-masing kelompok
beranggotakan 6 siswa, selanjutnya penulis mengarahkan masing-masing siswa
untuk duduk membuat lingkaran dengan anggota kelompok masing-masing,
siswa berdiskusi tentang suatu objek yang akan dijadikan suatu proyek, proyek
yang akan dilakukan yaitu pembuatan proyek terjadinya erosi yang disebabkan
oleh air hujan, penulis memberikan waktu 30 menit dalam pembuatan produk,
masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pembuatan proyek. Alat dan bahan yang disiapkan siswa berupa, 2 kotak
papan, cetok, ember, tanah, tanaman, dan air. Masing-masing kelompok mencari
tempat yang teduh dan mulai melaksanakan pembuatan proyek mereka masing-
masing, setiap anggota berbagi tugas dalam pembuatan proyek ada yang
mengambil tanah kemudian di isikan ke kotak papan, ada yang mengambil air,
74
mencatat langkah-langkah kerja dll. Langkah pertama yang dilakukan masing-
masing kelompok yaitu menyiapkan kotak papan A dan B diisi tanah sampai
penuh, papan A hanya berisi tanah dan papan B berisi tanah yang ditumbuhi oleh
tumbuh-tumbuhan yang lebat, setelah selesai kemudian kedua papan diletakkan
di tempat yang miring, antara papan A dan B bersebelahan, kemudian masing-
masing kotak A dan B dengan siswa yang sudah siap mengguyur air diatas,
secara bersama kotak papan A dan B diguyur air perlahan-lahan, siswa dengan
kelompok mengamati dan menulis hasil perancangan proyek di kertas asturo.
Setelah 30 menit perancangan proyek selesai semua siswa masuk ke dalam kelas
dan duduk sesuai kelompok, masing-masing kelompok menyampaikan hasil
pembuatan produk mereka masing-masing dan hasil dari semua kelompok intinya
sama yaitu kotak papan A yang hanya diisi oleh tanah ketika diguyur air terus
menerus akan terjadi erosi atau pengikisan, selanjutnya kotak papan B tidak
mengalami erosi atau pengikisan tanah dikarenakan pada kotak B ditumbuhi
tanaman yang lebat sehingga ketika air mengguyur papan, air tsb dapat diserap
oleh akar air dan tidak langsung mengenai tanah yang mengakibatkan longsor
atau erosi. Dari presentasi kelompok 1-4 penulis memberikan penghargaan
kepada kelompok 2 yang selama kegiatan perancangan proyek paling aktif,
kompak dan hasil produk rapi. Pada kegiatan penutup penulis bersama siswa
menyimpulkan pembelajaran hari ini bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi
perubahan lingkungan fisik yaitu factor angin, hujan, cahaya matahari dan
gelombang laut, penulis menyampaikan pesan moral pembelajaran dengan bijak
dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, akhir dari
pembelajaran penulis mengucapkan salam.
b. Siklus I Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, siklus I dilaksankan pada hari Jumat, tanggal 22 April
2015. Jam pelajaran IPA di kelas IV pada hari Jumat adalah pada jam ke-2 dan
ke-3 setelah jumat bersih dan senam. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada
pukul 07.35-09.00 WIB. Pada pertemuan kedua ini, 2 siswa tidak berangkat ijin
karena sakit. Setelah seluruh siswa masuk kelas, penulis menjelaskan
pembelajaran yang akan dilakukan hari ini, penulis mengingatkan kembali
75
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu factor penyebab perubahan
lingkungan fisik, penulis memberikan pertanyaan mendasar “anak-anak apa yang
dimaksud gelombang air laut?” siswa menjawab gelombang air laut itu misalnya
seperti ombak. Penulis memberikan pertanyaan selanjutnya “apakah cahaya
matahari dapat memberikan dampak pada perubahan lingkungan fisik?”
“sebutkan peristiwa apa yang terjadi karena cahaya matahari?” DPS mengangkat
tangan dan menjawab “dapat bu! Misalnya ketika musim kemarau sering terjadi
kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan gitu bu” ICK menambah jawaban
“tapi cahaya matahari juga dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari bu,
misalnya kita menjemur pakaian bisa kering karena cahaya matahari”. Penulis
memberikan penguatan untuk siswa yang sudah berani menjawab dan penulis
menjelaskan bahwa jawaban siswa semua benar, tetapi dalam materi hari ini
siswa akan belajar pengaruh cahaya matahari terhadap perubahan lingkungan
fisik seperti jawaban DPS yang telah menjelaskan peristiwa kebakaran hutan
karena cahaya matahari. Memasuki kegiatan elaborasi siswa mengambil undian
nomor 1-4 yang nantinya akan menjadi kelompok mereka yang sudah disiapkan
oleh penulis, selanjutnya siswa dengan kelompok 1 dan 2 akan membuat produk
luv untuk membuktikan bahwa cahaya matahari dapat membakar benda kering,
kelompok 3 dan 4 membuat produk untuk membuktikan bahwa gelombang laut
dapat mengikis permukaan tanah. Siswa menyiapkan alat dan bahan dengan
anggota kelompok masing-masing, penulis memberikan waktu 30 menit dalam
pembuatan produk, siswa mulai melakukan pembuatan produk d luar kelas.
Kelompok 1 dan 2 memanfaatkan sinar matahari dalam pembuatan
produk, teriknya matahari pukul 08.00 WIB sangat membantu kelompok 1 dan 2
melaksanakan pembuatan produk. Dalam kelompok 1 dan 2 terjadi kolaboratif
yang sangat baik ketika pembuatan produk, dari kelompok 1 siswa MAB
memegang kertas koran dan siswa NH memfokuskan luv ke kertas sementara BG
mencatat hasil pembuatan produk di kertas asturo. Kelompok 3 dan 4
menyiapkan 2 papan kotak, tanah, pasir, air, ember, gayung. Pertama siswa
menngisi tanah dan pasir di papan kotak masing-masing, setelah itu siswa
membuat gundukan di atas papan kotak yang sudah berisi tanah dan pasir,
76
gundukan A dibuat tinggi dan gundukan B dibuat lebih rendah di sebelah
gundukan A, setelah gundukan didalam kotak siap salah satu siswa mengguyur
air kedalam kotak papan sampai gundukan B yang lebih rendah tenggelam,
selanjutnya air di guyurkan lagi ke dalam kotak papan sampai gundukan A yang
lebih tinggi tenggelam. Masing-masing kelompok mengamatai dan mencatat hasil
dari pembuatan produk.
Waktu pembuatan produk selesai, semua kelompok masuk ke kelas dan
duduk berkelompok dengan rapi. Penulis memberikan pengarahan untuk masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil pembuatan produk mereka. Kelompok
1-4 presentasi di depan kelas dan penulis memberikan penguatan apabila terjadi
kesalahpahaman atas maksud yang diterima siswa. Kesimpulan dari kelompok 1
dan 2 yaitu telah membuktikan bahwa cahaya matahari dapat membakar benda
kering melalui media luv, kelompok 3 dan 4 memberikan kesimpulan bahwa
gelombang air laut dapat mengakibatkan abrasi ketika gundukan B diguyur dan
tenggelam gundukan A yang lebih tinggi tidak mengalami abrasi, sebaliknya jika
gundukan A diguyur gundukan B mengalami abrasi karena gundukan B lebih
rendah. Penulis memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik, bersama
penulis, siswa membuat rangkuman atas pembelajaran hari ini.
Dalam kegiatan penutup, penulis bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran factor cahaya matahari dan gelombang laut yang mengakibatkan
perubahan lingkungan daratan, penulis menyampaikan pesan moral pembelajaran
dan menyampaikan rensana pertemuan selanjutnya. Bel istirahat berbunyi dan
penulis menutup pembelajaran dengan salam.
c. Siklus I Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada minggu berikutnya, pada hari
Rabu tanggal 22 April 2015 pada jam pelajaran 4-5. Penulis mengabsen siswa
dengan menanyakan apakah ada siswa yang ijin atau tidak masuk? Pada hari itu,
semua siswa kelas IV masuk sekolah. Penulis mengingatkan kembali bahwa hari
ini akan dilakukan tes untuk menguji kepahaman siswa tentang materi pelajaran
yang telah dipelajari di pertemuan yang lalu. Penulis melakukan Tanya jawab
bersama siswa mengenai factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan
77
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, siswa menekankan kembali
bahwa ada 4 faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan fisik yaitu factor
hujan, factor angin, factor cahaya matahari dan factor gelombang laut.
Kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan siswa menyebutkan produk apa
saja yang telah dihasilkan pada pembelajaran yang lalu, hamper semua siswa
menjawab bahwa mereka telah membuat produk terjadinya erosi pada pertemuan
pertama yang menghasilkan kesimpulan bahwa tanah gundul akan rentan terjadi
erosi ketika air hujan terus mengguyur, sedangkan tanah dengan tumbuh-
tumbuhan ketika terjadi hujan sangat rendah terjadinya erosi karena air hujan
akan terserap oleh akar tumbuhan. Pembelajaran pertemuan kedua siswa
membuat produk yang membuktikan bahwa cahaya matahari dapat membakar
benda kering dengan berbantukan alat luv, yang menghasilkan bahwa kertas
koran bis aterbakar ketika luv difokuskan ke kertas dengan cahaya matahari.
Produk yang ketiga yaitu pembuatan terjadinya abrasi karena gelombang air laut,
kesimpulan yang terakhir ketika air laut terus menerus mengenani tepi daratan
akan terjadi pengikisan tanah atau abrasi.
Penulis menginformasikan kepada Siswa untuk menyiapkan alat tulis
berupa bolpoin. Penulis membagikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa
dan menginformasikan untuk tidak lupa menuliskan nama dan nomor absen.
Siswa diberi waktu hingga pukul 10.10 WIB, tes dimulai pukul 09.30 WIB. Soal
tes evaluasi siswa terdiri dari 25 soal objectif. Semua siswa mengerjakan dengan
tenang. Kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tes sangat terlaksana dengan baik
di kelas IV. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal diperbolehkan untuk
mengumpulkan hasil tesnya dimeja guru.
4.3.1.3 Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada setiap pertemuan. Kegiatan
observasi ditujukan untuk mengetahui dan memberi gambaran sejauh mana
kegiatan pembelajaran telah dilakukan oleh penulis. Dari obervasi ini, dapat
diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis. Dengan
mengetahui kekurangan kegiatan pembelajaran, dapat dijadikan bekal perbaikan
untuk pertemuan selanjutnya. Dalam 3 kali pertemuan di siklus I, ada 2 kali
78
pertemuan dengan menerapkan pendekatan project based learning dan 1
pertemuan adalah untuk kegiatan evaluasi dengan metode pembelajaran tanya
jawab tanpa menerapkan pendekatan project based learning. Oleh karena itu,
dalam kegiatan observasi, observasi tetang pelaksanaan penerapan pendekatan
project based learning hanya dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua.
Sedangkan untuk pertemuan ketiga, dilaksanakan observasi berkenaan dengan
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan mengulas kembali materi pelajaran IPA
“factor penyebab perubahan lingkungan fisik” dan kegiatan evaluasi hasil belajar
siswa.
Kegiatan observasi dilaksanakan oleh observer. Observer dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah guru kelas IV Ibu Dewi Permatasari, S.Pd, dalam
kegiatan observasi ini guru kelas mengamati bagaimana cara mengajar penulis
dan penerapan pendekatan project based learning dalam pembelajaran IPA,
observer juga mengamati bagaimana keaktifan siswa saat pembelajaran
berlangsung. Dengan sudah mengenal karakter siswa memudahkan penulis dan
observer dalam menjalankan tugas masing-masing, sehingga siswa tidak
terganggu dalam proses pembelajarannya.
Observasi pada pertemuan pertama dan kedua, lembar pertama dalam
lembar observasi penelitian tindakan kelas ini, adalah lembar observasi penulis
dalam menerapkan pendekatan project based learning dalam pembelajaran.
Lembar kedua adalah lembar observasi untuk siswa kelas IV dalam melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan project based learning. Terdapat 14 hal yang
harus diamati dan diberi skor dalam kegiatan penulis mengajar. Skor tertinggi
yang menggambarkan guru melaksankan kegiatan dengan sangat baik adalah 4.
Jika penulis melaksanakan dalam taraf baik, skor penilaian adalah 3. Sedangkan
penilaian kegiatan penulis dalam menggajar, jika dilakukan dengan taraf penilaian
cukup digambarkan dengan memberikan skor penilaian 2 untuk cukup, dan 1
untuk kurang. Untuk observasi siswa, terdapat 11 hal yang menjadi objek
observasi. Jika terdapat ≤ 8 siswa yang terlibat dalam setiap item observasi, maka
penilaian masuk dalam skor 1. Skor 2 diberikan jika terdapat minimal 9 dan
maksimal 14 siswa terlibat aktif dalam item observasi. Jika ada minimal 15 siswa
79
dan maksimal 20 siswa terlibat dalam kegiatan yang menjadi item objek obsevasi,
maka item itu diberikan skor 3. Skor terbaik, skor 4 adalah jika sebanyak minimal
21 dan maksimal 26 siswa melakukan item kegiatan observasi.
a. Observasi Siklus I Pertemuan Pertama
Berikut adalah data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran siklus I.
4.4 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan Pertama
Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:
Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang
Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup
Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik
Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik
No. Aktivitas Guru Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Persiapan guru sebelum mengajar √
2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran √
3. Guru melakukan apersepsi √
4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran √
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui peristiwa alam yang terjadi √
7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja
kelompok/perancangan proyek √
8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi
kelompok (hasil produk) √
9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek √
10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
jawab √
11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok √
12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi √
Kegiatan Penutup
13. Guru membuat kesimpulan √
14. Guru menutup pelajaran √
Total Nilai 42
80
Dari hasil observasi pertemuan pertama siklus I, dapat diketahui bahwa
masih ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
penulis. Terdapat 2 item tindakan guru yang masih dirasa kurang yaitu
melakukan apersepsi dan menyampaikan indicator pembelajaran, sehingga
mendapat skor 1. Serta 6 kegiatan penulis sudah dilakukan dengan sangat baik.
Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 42.
Petunjuk penilaian:
Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat
Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat
Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat
Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat
No. Aktivitas siswa Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti pelajaran √
2. Siswa aktif dalam tanya jawab √
Kegiatan Inti
3. Siswa aktif mencari informasi dalam
perencanaan proyek √
4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam
perencanaan proyek √
5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja √
6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan
proyek √
7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok √
8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan
proyek √
9. Siswa aktif mencari konfirmasi √
Kegiatan Penutup
10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan √
11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
pembuatan proyek. √
Total Nilai
28
Observasi aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I ini, terlihat masih
sangat kurang dari yang diharapkan. Skor total observasi aktivitas siswa hanya
mencapai 28. Dalam kegiatan siswa yang masih mendapat skor 1 pada tindakan
siswa mampu memecahkan masalah. Hal ini menjadi bekal untuk kegiatan
berikutnya agar siswa bisa lebih baik dalam kegiatan pembelajarannya.
81
b. Observasi siklus I Pertemuan Kedua
Data hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah sebagai berikut:
4.5 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Kedua
Dari hasil observasi pertemuan kedua siklus I, dapat diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami
peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama. Terdapat 7 item tindakan
guru yang mendapatkan skor 3 dengan predikat baik. Serta 7 kegiatan penulis
Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:
Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang
Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup
Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik
Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik
No. Aktivitas Guru Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Persiapan guru sebelum mengajar √
2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran √
3. Guru melakukan apersepsi √
4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran √
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui peristiwa alam yang terjadi √
7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja
kelompok/perancangan proyek √
8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi
kelompok (hasil produk) √
9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek √
10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
jawab √
11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok √
12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi √
Kegiatan Penutup
13. Guru membuat kesimpulan √
14. Guru menutup pelajaran √
Total Nilai 50
82
sudah dilakukan dengan sangat baik. Jadi total skor observasi tindakan guru
adalah 50.
Petunjuk penilaian:
Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat
Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat
Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat
Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat
No. Aktivitas siswa Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti pelajaran √
2. Siswa aktif dalam tanya jawab √
Kegiatan Inti
3. Siswa aktif mencari informasi dalam
perencanaan proyek √
4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam
perencanaan proyek √
5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja √
6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan
proyek √
7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok √
8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan
proyek √
9. Siswa aktif mencari konfirmasi √
Kegiatan Penutup
10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan √
11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
pembuatan proyek. √
Total Nilai
39
Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I ini, terlihat sudah
mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan pertama. Skor total observasi
aktivitas siswa mencapai 39. Dalam kegiatan siswa yang mendapat skor 3
sebanyak 5 item dan 6 item dengan skor 4. Hal ini menjadi bekal untuk kegiatan
berikutnya agar siswa bisa lebih baik dalam kegiatan pembelajarannya.
83
c. Obsernasi siklus I Pertemuan Ketiga
Dalam pertemuan ketiga siklus I aktivitas yang diamati tidak mencangkup
semua aspek observasi, dikarenakan pada pertemuan ketiga kegiatan difokuskan
hanya evaluasi soal dari pembelajaran yang sudah terjadi sebelumnya. Adapun
hasil observasi pembelajaran siklus I pertemuan ketiga adalah.
4.6 Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pembelajaran
Siklus I Pertemuan Ketiga
Dari hasil observasi pertemuan ketiga siklus I, dapat diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami
peningkatan. Dalam pertemuan ketiga aktivitas guru dalam melaksanakan
Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:
Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang
Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup
Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik
Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik
No. Aktivitas Guru Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Pesiapan guru sebelum mengajar √
2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran √
3. Guru melakukan apersepsi √
4. Guru menyampaikan kegiatan dan tujuan
pembelajaran √
Kegiatan Inti
5. Guru mengulas kembali materi pelajaran
pertemuan lalu √
6. Guru memfasilitasi siswa mengeksplorasikan
materi pembelajaran yang telah didapat √
7. Guru memberikan konfirmasi materi
pembelajaran √
8. Guru mempersiapkan siswa untuk tes evaluasi √
Kegiatan Penutup
9. Guru memberikan evaluasi √
10. Guru mengakhiri pembelajaran √
Total Nilai 38
84
evaluasi terdapat 2 item yang mendapatkan skor 3 dan 8 item dengan skor 4. Jadi
total skor observasi tindakan guru adalah 38.
Petunjuk penilaian:
Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat
Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat
Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat
Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat
No. Aktivitas siswa Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti pelajaran √
Kegiatan Inti
2. Siswa aktif mengulas materi √
3. Siswa mengeksplorasi materi pelajaran
yang telah didapat √
4. Siswa berani bertanya √
5. Siswa memperhatikan konfirmasi guru √
Kegiatan Penutup
6. Siswa siap mengikuti tes evaluasi √
7. Siswa mengikuti tes dengan disiplin √
8. Siswa jujur mengikuti tes evaluasi √
Total Nilai 29
Observasi aktivitas siswa pertemuan ketiga siklus I ini, terlihat sudah
cukup baik. Dalam kegiatan evaluasi aktivitas siswa dengan skor 3 berjumlah 3
item, sedangkan 5 item mendapatkan skor 4. Pada aktivitas siswa pertemuan
ketiga siklus I mendapatkan total nilai 29.
4.3.1.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran Siklus I selanjutnya
diadakan refleksi atau segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observasi pada siklus I. Kelebihan pembelajaran
pada siklus I sebagai berikut. Kegiatan siklus I berlangsung sesuai dengan sintaks
project based learning, siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan project based learning.. Kelemahan dalam pembelajaran siklus I yaitu
masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kelompok kerja, hanya beberapa
siswa dalam kelompok yang melakukan perancangan produk, selain itu siswa
85
masih senang bermain dengan siswa lain, dalam presentasi hanya beberapa siswa
yang aktif menyampaikan hasil produk yang dibuat.
4.3.2 Siklus II
4.3.2.1 Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan siklus II, penulis mempersiapkan beberapa hal
yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran, seperti RPP, panduan
perancangan proyek, dan soal evaluasi. RPP yang dirancang penulis adalah
berdasarkan pada kegiatan refleksi yang telah dilaksanakan penulis. SK dan KD
dalam siklus II adalah SK 10, dengan KD 10.2 yaitu cara pencegahan kerusakan
lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) dengan indicator pokoknya yaitu
pembuatan kliping cara mencegah kerusakan lingkungan.
a. Siklus II Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus II ditujukan untuk memenuhi indicator
mendemonstrasikan proses terjadinya kerusakan lingkungan dan perancangan
produk kliping cara mengatasi kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, tanah longsor
dan banjir). Kegiatan pertama diawali dengan salam selanjutnya penulis
melakukan apersepsi dan Tanya jawab, berdasarkan Tanya jawab penulis
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memasuki kegiatan inti eksplorasi penulis melakukan Tanya jawab
berdasarkan materi, selanjutnya siswa menggali informasi dari pengalaman
pribadi. Kegiatan elaborasi siswa bersama kelompok akan membuat kliping cara
pencegahan lingkungan, dan sebagai kegiatan konfirmasi setiap kelompok
melakukan presentasi didepan kelas. Kegiatan inti ini akan dilaksanakan selama
55 menit.
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan pembuatan kesimpulan oleh penulis
dan siswa. Penulis menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang.
Pembelajaran diakhiri dengan salam.
b. Siklus II Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus II, pembelajaran diawali dengan penulis
memersiapkan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Apersepsi dilakukan
86
dengan penulis menanyakan materi pembelajaran pertemuan lalu. Secara sekilas,
penulis mengingatkan kembali materi pertemuan lalu dan menyampaikan
indikator tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.
Memasuki kegiatan inti penulis melakukan Tanya jawab bersama siswa
untuk menggali informasi melalui pengalaman masing-masing siswa, memasuki
kegiatan elaborasi siswa berkelompok dengan kelompok masing-masing, siswa
bersama kelompok melanjutkan perancangan kliping cara pencegahan kerusakan
lingkungan, siswa mencari bergbagai gambar di koran dan majalah, ada juga
siswa yang membawa gambar sendiri dari internet. Kegiatan terakhir dalam
kegiatan inti ini yaitu kegiatan konfirmasi, siswa bersama kelompok
mempresentasikan hasil kliping masing-masing dan penulis memberikan
penguatan berupa materi yang belum dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti
dan pendahuluan dilaksanakan kurang lebih selama 65 menit.
Dalam kegiatan penutup, penulis memberi penekanan kepada siswa
tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian, penulis dan
siswa membuat kesimpulan. Sebelum bel istirahat, guru menyampaikan kegiatan
pembelajaran pertemuan yang akan datang.
c. Siklus II Pertemuan Ketiga
Dalam pertemuan ketiga ini penulis memulai dengan berdoa terlebih
dahulu, setelah doa penulis melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya
penulis melakukan Tanya jawab untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang
sudah dilakukan materi proses terjadinya kerusakan lingkungan dan cara
mengatasi kerusakan lingkungan. Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini.
Memasuki kegiatan inti di pertemuan ketiga ini, penulis memberikan
penguatan kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan percaya diri dan
tanggung jawab. Siswa menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dan penulis
membagikan soal evaluasi berupa soal objectif sebanyak 25 butir. Bagi siswa
yang sudah menyelesaikan soal evaluasi penulis memberikan arahan untuk
dikumpulkan dimeja guru. Tes evaluasi siklus II ini dilaksanakan dalam waktu
kurang lebih 50 menit.
87
4.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Kegiatan siklus II dilakukan pada hari Jumat, tanggal 24 April 2015,
Rabu, tanggal 29 April 2015 dan Kamis, tanggal 30 April 2015.
a. Siklus II Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 24
April 2015. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ke-2 dan ke-
3 setelah kegiatan senam dan jumat bersih. Untuk mengawali kegiatan
pembelajaran, penulis membuka dengan salam dan salah satu siswa memimpin
doa. Seusai menanyakan yang tidak masuk, penulis mengajak siswa untuk
mempersiapkan diri belajar IPA. Siswa kemudian mengeluarkan IPA dan alat
tulisnya. Penulis melakukan apersepsi dengan memberikan Tanya jawab kepada
siswa, selanjutnya penulis menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan hari ini yaitu pembuatan kliping cara pencegahan kerusakan
lingkungan. Penulis bersama siswa melakukan Tanya jawab yang bertujuan
mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di siklus I. Siswa berhitung
dari angka 1-4 untuk pembagian kelompok, masing-masing kelompok bertugas
membuqt proyek pencegahan kerusakan lingkungan dalam bentuk kliping
sederhana. Siswa berdiskusi tentang object yang akan dijadikan alat dan bahan,
siswa bersama kelompok mencari gambar dan wacana sesuai materi di Koran dan
majalah. Masing-masing anggota kelompok berbagi tugas untuk menyelesaikan
kliping, dalam kelompok 3 siswa BGP, VPS, dan JGD bertugas mencari gambar
dan wacana di Koran dan majalah siswa yang lain menulis cover keliping. Dalam
kegiatan ini penulis melakukan monitoring membimbing siswa dalam melakukan
perancangan produk dan berkeliling mengecek pekerjaan masing-masing
kelompok, tidak berasa waktu pembelajaran siklus II pertemuan I tersisa 7menit
dan tidak memungkinkan masing-masing kelompok untuk melakukan presentasi,
kelompok 1-4 belum menyelesaikan kliping mereka masing-masing, penulis
menghimbau untuk semua kelompok agar pembuatan kliping dilanjutkan di
pertemuan selanjutnya dengan syarat membawa Koran dan majalah yang lebih
88
banyak agar gambar dan wacana yang didapatan lebih banyak lagi. Siswa
mengerti arahan penulis dan mulai membereskan alat dan bahan yang digunakan.
Sebelum bel istirahat, penulis melakukan konfirmasi bersama siswa yaitu
Tanya jawab materi apa saja yang telah dipelajari hari ini, akhir pembelajaran
penulis menutup dengan salam dan siswa langsung keluar kelas untuk istirahat.
b. Siklus II Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 April 2015.
Pembelajaran pada pertemuan ini dilaksanakan pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5.
Setelah bel istirahat pukul 09.00 WIB, setelah penulis memasuki kelas segera
ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk mengucapkan salam dan berdoa.
Seusai doa, penulis kemudian mengabsen siswa satu persatu, guna mengetahui
apakah ada yang terlambat atau tidak. Seluruh siswa masuk sekolah pada hari itu.
Penulis mengutarakan indikator dan tujuan pembelajaran pertemuan ini.
Memasuki kegiatan inti siswa bergegas berkumpul dengan kelompok
untuk melanjutkan pembuatan kliping cara mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan, setiap kelompok sibuk mencari gambar dan wacana di Koran. Penulis
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pembuatan kliping. 45 menit
pembelajaran berlangsnung, masing-masing kelompok mulai menempel gambar
di kertas hvs dan memberi keterangan di bawah gambar, kliping masing-masing
kelompok dihiasi dengan kreatifitas masing-masing kelompok. Ketua kelompok
mulai menjilid kumpulan hvs yang telah ditempeli gambar dan wacana
pencegahan kerusakan lingkungan, dengan bantuan penulis kliping dijilid dan
diberi sampul mika. Setelah semua kelompok selesai, penulis memberikan
instruksi mulai kelompok 4, 3, 2 dan 1 untuk mempresentasikan hasil dan laporan
kerja kelompok masing-masing. Bervariasi hasil dan model dalam keliping
kelompok 1-4, setelah presentasi selesai kliping masing-masing siswa
dikumpulkan di meja guru, dan sebagai penghargaan penulis memberikan reword
untuk kelompok 4 dengan ketua kelompok JPP, hasil dari kliping kelompok 4
sangat rapi, bersih, lengkap dan banyak contoh-contoh cara mencegah kerusakan
lingkungan. Penulis menegaskan bahwa semua kliping dari kelompok 1-4
hasilnya bagus. Sebagai kegiatan konfirmasi, penulis menarik kesimpulan dibantu
89
siswa mengenai materi pembelajaran hari ini, penulis melakukan Tanya jawab
untuk meluruskan kesalahpahaman dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan penutup siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini, penulis
melanjutkan dengan menyampaikan kegiatan pembelajaran di pertemuan
selanjutnya, akhir dari semua kegiatan hari ini penulis mengucapkan salam tanda
berakhirnya pembelajaran.
c. Siklus II Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada keesokan harinya, pada hari
Kamis tanggal 30 April 2015 pada jam pelajaran 1-2. Penulis mengabsen siswa
dengan menanyakan apakah ada siswa yang ijin atau tidak masuk? Pada hari itu,
semua siswa kelas IV masuk sekolah. Penulis mengingatkan kembali bahwa hari
ini akan dilakukan tes untuk menguji kepahaman siswa tentang materi pelajaran
yang telah dipelajari di pertemuan yang lalu. Penulis melakukan Tanya jawab
bersama siswa mengenai proses terjadinya kerusakan lingkungan dan cara
mencegah kerusakan lingkungan, siswa menekankan kembali bahwa ada
reboisasi, terasering, pembuatan tanggul dll untuk mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan.
Kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan siswa menyebutkan produk apa
saja yang telah dihasilkan pada pembelajaran yang lalu, hamper semua siswa
menjawab bahwa mereka telah membuat produk kliping sederhana dalam
pembelajaran yang lali. Penulis menginformasikan kepada Siswa untuk
menyiapkan alat tulis berupa bolpoin. Penulis membagikan soal evaluasi kepada
masing-masing siswa dan menginformasikan untuk tidak lupa menuliskan nama
dan nomor absen. Siswa diberi waktu hingga pukul 08.10 WIB, tes dimulai pukul
07.15 WIB. Soal tes evaluasi siswa terdiri dari 25 soal objectif. Semua siswa
mengerjakan dengan tenang. Kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tes sangat
terlaksana dengan baik di kelas IV. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal
diperbolehkan untuk mengumpulkan hasil tesnya dimeja guru.
90
4.3.1.3 Observasi
a. Observasi Siklus II Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dilaksankan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa, kegiatan pembelajaran
dilaksanakan guru dan siswa dengan sangat baik. Adapun data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa
Pertemuan Pertama Siklus II
Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:
Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang
Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup
Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik
Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik
No. Aktivitas Guru Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Persiapan guru sebelum mengajar √
2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran √
3. Guru melakukan apersepsi √
4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran √
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui peristiwa alam yang terjadi √
7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja
kelompok/perancangan proyek √
8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi
kelompok (hasil produk) √
9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek √
10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
jawab √
11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok √
12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi √
Kegiatan Penutup
13. Guru membuat kesimpulan √
14. Guru menutup pelajaran √
Total Nilai 53
91
Dari hasil observasi pertemuan pertama siklus II, dapat diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami
peningkatan. Terdapat 3 item tindakan guru yang mendapatkan skor 3 dengan
predikat baik. Serta 11 kegiatan penulis sudah dilakukan dengan sangat baik.
Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 53.
Petunjuk penilaian:
Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat
Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat
Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat
Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat
No. Aktivitas siswa Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti pelajaran √
2. Siswa aktif dalam tanya jawab √
Kegiatan Inti
3. Siswa aktif mencari informasi dalam
perencanaan proyek √
4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam
perencanaan proyek √
5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja √
6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan
proyek √
7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok √
8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan
proyek √
9. Siswa aktif mencari konfirmasi √
Kegiatan Penutup
10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan √
11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
pembuatan proyek. √
Total Nilai
42
Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama siklus II ini, terlihat
sudah mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan pada siklus I. Skor total
observasi aktivitas siswa mencapai 42. Dalam kegiatan siswa yang mendapat skor
3 sebanyak 2 item dan 9 item dengan skor 4. Hal ini menjadi bekal untuk
kegiatan berikutnya agar siswa bisa lebih baik dalam kegiatan pembelajarannya.
92
b. Observasi siklus II pertemuan kedua
Kegiatan siklus II pertemuan kedua, aktivitas penulis dan siswa
menunjukkan sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Berikut adalah data
yang didapat dari kegiatan observasi pembelajaran pertemuan kedua siklus II.
Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa
Pertemuan Kedua Siklus II
Dari hasil observasi pertemuan kedua siklus II, dapat diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami
Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:
Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang
Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup
Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik
Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik
No. Aktivitas Guru Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Persiapan guru sebelum mengajar √
2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran √
3. Guru melakukan apersepsi √
4. Guru menyampaikan indikator pembelajaran √
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
Kegiatan Inti
6. Guru memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui peristiwa alam yang terjadi √
7. Guru memfasilitasi siswa dalam melakukan kerja
kelompok/perancangan proyek √
8. Guru memberi respon positif terhadap presentasi
kelompok (hasil produk) √
9. Guru memberi kejelasan hasil perancangan proyek √
10. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
jawab √
11. Guru memberi kejelasan hasil kerja kelompok √
12. Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi √
Kegiatan Penutup
13. Guru membuat kesimpulan √
14. Guru menutup pelajaran √
Total Nilai 56
93
peningkatan dibandingkan pada pertemuan sebelumnya. Seluruh item aktivitas
guru mendapatkan skor 4. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 56.
Petunjuk penilaian:
Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat
Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat
Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat
Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat
No. Aktivitas siswa Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti pelajaran √
2. Siswa aktif dalam tanya jawab √
Kegiatan Inti
3. Siswa aktif mencari informasi dalam
perencanaan proyek √
4. Siswa mampu memecahkan masalah dalam
perencanaan proyek √
5. Siswa terlibat aktif dalam kelompok kerja √
6. Siswa terlibat aktif dalam perancangan
proyek √
7. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok √
8. Siswa aktif menuliskan hasil perancangan
proyek √
9. Siswa aktif mencari konfirmasi √
Kegiatan Penutup
10. Keaktifan siswa membuat kesimpulan √
11. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
pembuatan proyek. √
Total Nilai
44
Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus II ini, terlihat
sudah mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan pertama. Skor total
observasi aktivitas siswa mencapai 44. Seluruh item keaktivan siswa sudah sangat
baik, siswa aktif dalam pembelajaran dan perancangan proyek. Hal ini menjadi
bekal untuk kegiatan berikutnya agar siswa bisa lebih baik dalam kegiatan
pembelajarannya.
94
c. Observasi Siklus II Pertemuan Ketiga
Kegiatan evaluasi siklus II dilaksanakan dengan cukup baik. Sebagian
besar aktivitas penulis sudah terkategori dalam sangat baik. Data aktivitas penulis
dan siswa disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan Siswa
Pertemuan Ketiga Siklus II
Dari hasil observasi pertemuan ketiga siklus II, dapat diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis sudah mengalami
peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan pertama. Seluruh item
aktivitas guru mendapatkan skor 4. Aktivitas penulis dalam kegiatan evaluasi
sudah sangat baik, dalam kegiatan pembuka, apersepsi, kegiatan inti, eksplorasi,
Beri tanda ceklist (√) pada kolom skor, dengan petunjuk penilaian:
Skor 1 jika guru melakukan dalam kategori kurang
Skor 2 jika guru melakukan dalam kategori cukup
Skor 3 jika guru melakukan dalam kategori baik
Skor 4 jika guru melakukan dalam kategori sangat baik
No. Aktivitas Guru Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Pesiapan guru sebelum mengajar √
2. Guru mengkondisikan siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran √
3. Guru melakukan apersepsi √
4. Guru menyampaikan kegiatan dan tujuan
pembelajaran √
Kegiatan Inti
5. Guru mengulas kembali materi pelajaran
pertemuan lalu √
6. Guru memfasilitasi siswa mengeksplorasikan
materi pembelajaran yang telah didapat √
7. Guru memberikan konfirmasi materi
pembelajaran √
8. Guru mempersiapkan siswa untuk tes evaluasi √
Kegiatan Penutup
9. Guru memberikan evaluasi √
10. Guru mengakhiri pembelajaran √
Total Nilai 40
95
elaborasi, konfirmasi dan penutup sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Jadi
total skor observasi tindakan guru adalah 40.
Petunjuk penilaian:
Skor 1 jika ≤ 10% (≤ 8) siswa terlibat
Skor 2 jika 11% s/d 40% (9 s/d 14) siswa terlibat
Skor 3 jika 41% s/d 70% (15 s/d 20) siswa terlibat
Skor 4 jika 71% s/d 100% (21 s/d 26) siswa terlibat
No. Aktivitas siswa Skor Penilaian
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Siswa siap mengikuti pelajaran √
Kegiatan Inti
2. Siswa aktif mengulas materi √
3. Siswa mengeksplorasi materi pelajaran
yang telah didapat √
4. Siswa berani bertanya √
5. Siswa memperhatikan konfirmasi guru √
Kegiatan Penutup
6. Siswa siap mengikuti tes evaluasi
7. Siswa mengikuti tes dengan disiplin √
8. Siswa jujur mengikuti tes evaluasi √
Total Nilai 32
Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan ketiga siklus II ini, terlihat
sudah mengalami peningkatan dibandingkan pertemuan ketiga dalam siklus I.
Skor total observasi aktivitas siswa mencapai 32. Dalam kegiatan evaluasi di
siklus II ini seluruh siswa terlibat dalam kegiatan evaluasi, siswa mengerjakan
soal evaluasi dengan tanggung jawab dan percaya diri, aktivitas siswa sudah
sangat baik di kegiatan evaluasi dalam siklus II ini.
4.3.1.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran Siklus I selanjutnya
diadakan refleksi atau segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observasi pada siklus I. Kelebihan pembelajaran
pada siklus I sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sesuai
sintaks project based learning, antusias siswa sangat meningkat, siswa aktif
mengikuti kegiatan perencanaan proyek, siswa meningkat dalam komunikasi
96
dengan kelompok kerjanya serta mengungkapkan ide-ide siswa dalam
perancangan proyek, siswa mampu melakukan langkah-langkah dalam
perencanaan proyek, memecahkan masalah, melakukan investigasi dll. Selain itu
dalam presentasi hasil kelompok siswa mampu menyampaikan hasil proyek
dengan bahasa yang baik dan keberanian yang bertambah. Kelemahan
pembelajaran pada siklus II adalah dalam kegiatan awal masih banyak siswa yang
ribut dan ramai, dalam kerja kelompok ada beberapa siswa yang masih malu-malu
menyampaikan pendapat.
4.4 Analisis Data
Pembelajaran IPA dengan pendekatan project based learning di kelas IV
SD Negeri Kutowinangun 11, menjadikan siswa belajar dengan cara
mengembangkan kreativitas mereka masing-masing, karena dalam pembelajaran
ini hasil akhir yang harus siswa selesaikan adalah suatu produk yang siswa
rancang. Dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan project based
learning siswa dapat berinteraksi aktif dengan teman sejawatnya untuk
merancang suatu proyek yang akan dihasilkan.
Penulis mendapatkan data-data penelitian dari pelaksanaan penelitian yang
sudah penulis laksanakan, seperti nilai hasil belajar siswa, dan hasil observasi
aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran siklus I dan II. Berikut ini data-data
yang didapatkan penulis dari pembelajaran yang telah dilaksanakan:
4.4.1 Hasil Belajar Siswa
4.4.1.1 Evaluasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Pada kondisi awal pembelajaran IPA dilakukan oleh guru kelas tanpa
menerapkan pendekatan project based learning. Materi ajar yang digunakan
dalam pembelajran kondisi awal ini adalah “Perubahan Kenampakan Permukaan
Bumi dan Benda Langit”. Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + (3,3 x 1,4)
= 1 + 4,62
97
= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)
Range = (skor maksimum – skor minimum)
= 80 – 40
= 40
Interval = Range
Banyaknya Kelas
= 40
6
= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)
Selanjutnya dibuat table destribusi frekuensinya. Berikut disajikan
rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada kondisi awal yang
dapat dilihat pada table 4.10
Tabel 4.10
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD
Negeri Kutowinangun 11 Salatiga
No. Interval Kondisi Awal Keterangan
Frekuensi Persentase
(%)
Ketuntasan Jumlah
1. 40 – 47 3 11,53 Belum tuntas
21
5
2. 48 – 54 10 38,47 Belum tuntas
3. 55 – 61 5 19,24 Belum tuntas
4. 62 – 68 3 11,53 Belum Tuntas
5. 69 – 75 4 15,39 Tuntas
6. 76 - 82 1 3,85 Tuntas
Jumlah 26 100
Berdasarkan data pada pembelajaran kondisi awal, dapat diketahui bahwa
hasil belajar siswa pada pembelajaran kondisi awal masih sangat rendah yaitu
masih banyaknya siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM (70). Siswa
dengan pencapaian hasil belajar tuntas KKM hanya ada 5 siswa dan21 siswa tidak
tuntas. Siswa dengan kriteria tidak tuntas sebanyak 80,8%.
4.4.1.2 Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Pada siklus I telah dilaksanakan dua kali pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan project based learning, pada pertemuan ketiga diadakan
kegiatan evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
98
diadakan pembelajaran dengan pendekatan project based learning, Adapun data
nilai hasil belajar yang didapat pada kegiatan pembelajaran siklus I dapat dihutung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + (3,3 x 1,4)
= 1 + 4,62
= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)
Range = (skor maksimum – skor minimum)
= 95 – 55
= 40
Interval = Range
Banyaknya Kelas
= 40
6
= 6,6 (dibulatkan menjadi 7)
Selanjutnya dibuat tabel destribusi frekuensinya. Berikut disajikan
rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus I yang dapat
dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 11 Salatiga
No. Interval Frekuensi Presentase (%)
1. 50 – 57 3 11,53
2. 58 – 64 1 3,85
3. 65 – 72 3 11,53
4. 73 – 80 12 46,15
5. 81 – 88 5 19,23
6. 89 – 96 2 7,6
Total 26 100
Tabel diatas menunjukkan adanya nilai siswa yang masih ada pada rentang
nilai tidak tuntas KKM. Sebanyak 4 siswa memiliki nilai dibawah KKM (70)
dengan presentase 15,38%, selanjutnya 22 siswa memiliki nilai diatas KKM
dengan presentase 84,62%. Dari nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN
Kutowinangun 11 pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan yang baik.
99
4.4.1.3 Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan kegiatan evaluasi hasil belajar siswa siklus II yang telah
dilaksanakan, diperoleh data nilai siswa sebagai dengan rumus sebagai berikut
berikut:
Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + (3,3 x 1,4)
= 1 + 4,62
= 5,62 (dibulatkan menjadi 6)
Range = (skor maksimum – skor minimum)
= 95 – 65
= 30
Interval = Range
Banyaknya Kelas
= 30
6
= 5
Selanjutnya dibuat table destribusi frekuensinya. Berikut disajikan
rekapitulasi table destribusi frekuensi hasil belajar IPA pada siklus II yang dapat
dilihat pada table 4.12.
Tabel 4.12
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 11 Salatiga
No. Interval Frekuensi Presentase (%)
1. 65 – 70 4 15,39
2. 71 – 76 3 11,53
3. 77 – 82 10 38,47
4. 83 – 87 - -
5. 88 – 92 6 23,08
6. 93 – 97 3 11,53
Total 26 100
Pada hasil belajar siswa siklus II rentan nilai terbanyak pada 77 - 76
dengan prosentase 38,47%. Ada 1 siswa yang memiliki nilai dibawah KKM dan
100
menjadi nilai terendah di kelas yaitu 65. Di pembelajaran siklus II 96,2% nilai
siswa sudah tuntas/diatas KKM yang sudah ditentukan yaitu 70.
4.4.2 Data Hasil Observasi
Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan project based learning adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
yang dilaksanakan oleh peneliti terlaksana dengan baik. Selain aktivitas guru,
dilaksanakan juga observasi pada aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
a. Hasil Observasi Siklus I
Data yang menunjukkan kegiatan pembelajaran peneliti dan siswa pada
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan
Menerapkan Pendekatan Project Based Learning pada Siklus I
b. Hasil Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dalam pembelajaran siklus II dilakukan sama seperti
pada siklus I oleh observer gulu kelas IV. Adapun data hasil kegiatan observasi
kegiatan penulis dan siswa siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
No. Kegiatan
Pembelajaran
Keterangan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Aktivitas Guru
1. Kegiatan pendahuluan Cukup Baik Baik
2. Kegiatan inti Cukup Cukup Baik
3. Kegiatan penutup Baik Baik Baik
Aktivitas Siswa
1. Kegiatan pendahuluan Cukup Baik Baik
2. Kegiatan inti Cukup Baik Baik
3. Kegiatan penutup Cukup Cukup Baik
101
Hasil Observasai Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan
Menerapkan Pendekatan Project Based Learning pada Siklus II
4.4.3 Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
4.4.3.1 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Setelah dilaksankan tindakan siklus I dan II, hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang baik. Berikut tabel perbandingan hasil belajar siswa pada
kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Tabel 4.15
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kondisi Awal, Siklus I dan II
Nilai Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jmlh Presentase Jmlh Presentase Jmlh Presentase
< 70 Tidak
Tuntas 21 80,76% 4 15,38%
1 3,8%
≥ 70 Tuntas 5 19,24% 22 84,62% 25 96,2%
Total 26 100 26 100 26 100
Berdasarkan data diatas, diketahui pada kondisi awal siswa yang tidak
tuntas sebanyak 21 dengan presentase 80,76%, sedangkan siswa yang tuntas di
kondisi awal sebanyak 5 orang saja dengan presentase 19,24%, berdasarkan hasil
tersebut rata-rata kelas adalah 60,47, setelah dilakukan pembelajaran IPA dengan
menerapkan pendekatan project based learning hasil belajar siswa pada siklus I
meningkat dari kondisi awal, siswa yang tidak tuntas di pembelajaran siklus I
sebanyak 4 siswa dengan presentase 15,38% sedangkan yang tuntas berjumlah 22
No. Kegiatan
Pembelajaran
Keterangan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Aktivitas Guru
4. Kegiatan pendahuluan Baik Baik Baik
5. Kegiatan inti Baik Baik Baik
6. Kegiatan penutup Cukup Baik Baik
Aktivitas Siswa
4. Kegiatan pendahuluan Baik Baik Baik
5. Kegiatan inti Cukup Baik Baik
6. Kegiatan penutup Baik Baik Baik
102
siswa dengan presentase 84,62% dan rata-rata kelas meningkat menjadi 75,2,
selanjutnya setelah dilakukan perbaikan menngajar di siklus II didapatkan data
hasil belajar siswa dengan jumlah siswa yang tuntas 25 anak mencapai presentase
96,2% dan jumlah anak yang tidak tuntas 1 siswa dengan presentase 3,8%
sehingga rata-rata kelas menjadi 81,74.
4.4.3.2 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan II
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus I dan siklus II,
berkut ini perbandingan hasil observasi siklus I dan Siklus II:
Tabel 4.16
Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Pendekatan Project Based Learning
Berdasarkan data pada tabel 4.16, dapat diketahui adanya kegiatan pada
pertemuan siklus I yang masih dinilai cukup dilaksanakan oleh penulis dan siswa.
Pada pertemuan pertama siklus I, aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan dan
kegiatan inti masuk dalam kriteria cukup. Namun dalam pelaksanaan kegiatan
penutup, aktivitas penulis sudah dinilai baik. Pada pertemuan kedua siklus I,
kegiatan penulis pada kegiatan pendahuluan, dinilai baik. Dalam pertemuan ketiga
siklus I dan pertemuan selama siklus II, kegiatan penulis selama pembelajaran
dilaksanakan dengan baik. Baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
maupun kegiatan penutup. Ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan
No. Kegiatan
Pembelajaran
Keterangan Siklus I Keterangan Siklus II
1 2 3 1 2 3
Aktivitas Guru
1. Kegiatan
pendahuluan Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
2. Kegiatan inti Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik
3. Kegiatan
penutup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
Aktivitas Siswa
1. Kegiatan
pendahuluan Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
2. Kegiatan inti Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik
3. Kegiatan
penutup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik
103
pada aktivitas yang dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan tahap-tahap pendekatan project based learning, terdapat pada
kegiatan inti. Dalam pelaksanaan kegiatan inti, baik dalam siklus I maupun siklus
II, penulis sudah melaksanakan dengan baik.
Untuk hasil observasi terhadap aktivitas siswa, pada pertemuan pertama,
ada kegiatan yang dinilai cukup. Nilai cukup, ada pada pelaksanaan kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada pertemuan kedua kegiatan
pendahuluan dan inti sudah baik tetapi kegiatan penutup dalam penilaian cukup.
Pada pertemuan ketiga semua aspek terlihat baik, partisipasi siswa sangat aktif
dan mendukung kegiatan pembelajaran.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi kondisi awal pada pembelajaran mata
pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga. Didapatkan hasil
belajar siswa yang kurang optimal. Sebagian besar siswa, dengan jumlah 21 siswa
dari 26 siswa memeroleh nilai hasil belajar tidak tuntas KKM, yaitu dibawah 70.
Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa 21 siswa
masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja
secara individual, tidak tampak kreatif siswa maupun gagasan yang muncul.
Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton
sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA rendah, Sedangkan ke-5 siswa lainnya sudah
berhasil meskipun tidak diberikan tindakan, karena ke-5 siswa tersebut sudah
mempunyai daya tangkap yang tinggi di banding dengan 21 siswa lainnya. Nilai
rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 60,47. Siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) hanya 5 siswa dengan
presentase 19,24% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal sebanyak 21 dengan presentase 80,76% . Nilai tertinggi yang berhasil di
dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya
adalah 40.
Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan
tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat
104
menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan teori karena
ke-5 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan
temannya yang lain, sedangkan 21 siswa yang lain belum bisa menangkap materi
yang disajikan oleh guru, sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak
sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa
akan lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata,
sehingga siswa lebih bersemangat dan atusias dalam belajar.
Menurut Asan (2005:22) Project Based Learning adalah suatu pendekatan
pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan
masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk
menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan
dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang akti
sebagai peneliti. Bagi guru mengetahui penerapan pembelajaran dengan
pendekatan Project based learning dapat memberikan variasi pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa. Bagi siswa dapat memudahkan dalam memahami
materi ajar karena adanya perancangan proyek, siswa dapat terlibat aktif dalam
proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas ini juga sejalan dengan penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Veronica Yasinta Nugraeni (2012:1) dalam penelitianya yang
berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Metematika Bagi Siswa Kelas 4
Melalui Project Based Learning dengan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 01
Gandulan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Setelah penelitian menggunakan pendekatan kontekstual melalui Project
Based Learning pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar pada siswa
dilihat dari hasil tes formatif yang diperoleh 5 siswa (23,8%) belum tuntas dan 16
siswa (76,2%) sudah tuntas dengan KKM. Setelah siklus II hasil yang diperoleh 2
siswa (9,5%) belum memenuhi KKM dan 19 siswa (90,5%) siswa sudah
memenuhi KKM.
Hal yang menjadi persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah dilaksanakannya penelitian dengan menerapkan project based
learning pada mata pelajaran IPA. Penelitian lain, juga dilaksanakan guna
105
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. Penelitian yang telah dilaksankan oleh
Veronica Yasinta Nugraeni menunjukkan keberhasilan, melalui penerapan project
based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal yang menjadi
pembeda dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh penulis dengan
penelitian terdahulu, adalah pembelajaran yang menerapkan project based
learning dikemas dengan lebih menyenangkan bagi siswa SD yaitu dengan cara
pemberian reword pada kelompok yang menghasilkan produk yang baik dan
mudah dipahami. Hal ini membangun situasi kompetisi pada setiap kelompok.
Kompetisi yang dibangun antarsiswa memberikan pengaruh positif terhadap kerja
sama siswa dalam kelompok untuk menghasilkan produk yang maksimal. Dalam
kegiatan perancangan proyek siswa nampak bekerja sama dengan baik.
Pembelajaran dengan project based learning lebih memberikan
pengalaman belajar siswa secara langsung sehingga daya tangkap materi
pembelajaran akan lebih cepat terserap. Hal ini menjadikan siswa lebih berperan
aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Siswa berusaha menemukan sendiri
informasi yang harus dipelajari, dan bersama teman satu kelompoknya merancang
proyek yang akan dilakukan untuk menghasilkan produk. Kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan project based learning, menjadikan siswa
tertantang dan tumbuh antusias yang tibggi dalam mengikuti pembelajaran.
Suasana yang tercipta dalam pembelajaran adalah susana kerja sama oleh siswa
dengan kelompok kerjanya dalam perancangan proyek yang dilakukan. Kerja
sama yang dilaksanakan siswa, dirasakan oleh siswa menyenangkan karena siswa
dapat belajar bersama teman-temannya dan belajar tidak hanya dari guru dan buku
saja. Rasa senang siswa dalam pembelajaran memberi pengaruh baik pada hasil
belajar siswa.
Dalam pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan menerapkan
project based learning ini, dilaksankan dengan menyajikan project based learning
kedalam kegiatan pembelajaran dengan langkah kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan penutup. Pelaksanaan project based learning dilakukan pada langkah
kegiatan inti, yang dilaksankan dengan EEK (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi).
Penulis melaksanakan kegiatan eksplorasi dengan memberi kesempatan siswa
106
menggali informasi, melalui kegiatan tanya jawab berdasarkan pengalaman siswa
masing-masing. Pada kegiatan elaborasi, siswa bersama kelompok kerja
melaksanakan rancangan proyek yang akan dilakukannya dan hasil akhir berupa
produk dari materi yang sudah ditetapkan. Untuk menumbuhkan kreatifitas dan
situasi kompetisi, setiap kelompok siswa dimotivasi untuk menghasilkan produk
yang baik dan hasil laporan yang jelas. Kegiatan terakhir setiap kelompok kerja
mempresentasikan hasil produk dan laporan kepada kelompok lain.
Hasil belajar siswa pada siklus I, menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan. Hasil belajar siswa yang mencapai kriteria tuntas KKM pada siklus I
sebanyak 84,62%. Adapun rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I
mencapai 75,20. Presentase pencapaian hasil belajar yang tuntas KKM,
menunjukkan keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, karena memenuhi
indikator ketuntasan siklus I yang ditetapkan. Yaitu sebanyak 80% siswa di kelas
IV mencapai nilai KKM. Pelakasanaan pembelajaran yang dilakasnakan penulis
dan siswa pada siklus I sudah dilaksanakan dengan baik. Siswa yang aktif, sudah
merata dilakukan oleh kebanyakan siswa.
Kegiatan pembelajran siklus II terlihat siswa terasa lebih menyenangkan.
Siswa menjadi lebih kreatif dan aktif dalam perancangan produk. Hasil belajar
siswa yang tuntas KKM pada siklus II mencapai presentase sebesar 96,2%.
Presentase ini menunjukkan keberhasilan pembelajaran siklus II, karena telah
tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan pada siklus II. Pembelajaran
siklus II akan dikatakan berhasil jika siswa yang mencapai KKM sebanyak 85%.
Maka, presentase pencapaian kegiatan siklus II menunjukkan, tindakan di siklus II
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11
pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
bahwa pembelajaran dengan pendekatan project based learning berupa,
memberikan pembelajaran dengan perancangan proyek, memecaahkan masalah
dengan dibuatnya kelompok kerja, menggunakan alat dan bahan yang baik dan
benar sesuai dengan tujuan pembelajaran, membentuk kelompok kerja, dan
mengadakan kompetisi, dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA
107
siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015,
karena pembelajaran dengan pendekatan project based learning melatih siswa
belajar dengan melibatkan kreat, ifitas siswa dalam merancang suatu proyek.
Situasi ini mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung
terlibat pada aktivitas (learning by doing) siswa akan lebih memahami dan
mengerti tentang kegiatan yang siswa kerjakan saat proses pembelajaran.
Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dituliskan,
maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari penelitian
tindakan kelas ini. Adapun implikasi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:
a. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah mendukung teori tentang
pendekatan project based learning yang diterapkan dalam dunia pendidikan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini adalah berkenaan dengan sekolah, guru, dan siswa. Adapun implikasi
praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah dapat menambah koleksi perpustakaan serta menyediakan
referensi bagi guru tentang penelitian tindakan kelas.
2. Guru memeroleh pengalaman dalam menerapkan dan
mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan project based
learning pada mata pelajaran IPA.
3. Siswa dapat belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan dengan
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan project based learning,
serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran IPA.
4. Penulis dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan project
based learning dengan mengembangkan menjadi pembelajaran yang
menyenangkan, untuk pembelajaran yang lebih bermutu.