BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

20
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus Perencanaan Penelitian dilakukan di SDN 07 Boyolali Kota Boyolali. Proses pembelajaran saat sebelum dilakukan tindakan di SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas 4 khususnya mata pelajaran IPS guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi. Model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL belum pernah digunakan oleh guru. Guru masih mendominasi pembicaraan dan buku Paket IPS masih merupakan sumber belajar utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Siswa juga belum nampak melakukan pembelajaran dengan mengerjakan sebuah karya. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang nampak menonjol adalah siswa mendengarkan penjelasan materi koperasi dari guru dan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada LKS IPS halaman 56. Dalam pembelajaran IPS tidak didesain mengikuti model ST dan pendekatan PjBL. Ada delapan siswa yang tidak menyiapkan buku paket IPS dan LKS IPS. Dari 43 siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku paket IPS dan 5 siswa tidak membawa LKS IPS. Siswa juga terlihat diam saja dalam kegiatan pembelajaran. Hanya terlihat 2 siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Suasana pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang tenang. Terdapat 14 siswa yang gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana bercanda tersebut terjadi karena beberapa siswa yang bercerita diluar kontek materi pelajaran dengan teman sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru, bermain dengan sebangkunya, saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik kamar mandi.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Diskripsi Pra Siklus

Perencanaan

Penelitian dilakukan di SDN 07 Boyolali Kota Boyolali. Proses

pembelajaran saat sebelum dilakukan tindakan di SDN 07 Boyolali Kota Boyolali

semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas 4 khususnya mata

pelajaran IPS guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi.

Model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL belum pernah digunakan oleh

guru. Guru masih mendominasi pembicaraan dan buku Paket IPS masih

merupakan sumber belajar utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif. Siswa juga belum nampak melakukan pembelajaran

dengan mengerjakan sebuah karya. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang

nampak menonjol adalah siswa mendengarkan penjelasan materi koperasi dari

guru dan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada LKS IPS halaman 56.

Dalam pembelajaran IPS tidak didesain mengikuti model ST dan

pendekatan PjBL. Ada delapan siswa yang tidak menyiapkan buku paket IPS

dan LKS IPS. Dari 43 siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku

paket IPS dan 5 siswa tidak membawa LKS IPS. Siswa juga terlihat diam saja

dalam kegiatan pembelajaran. Hanya terlihat 2 siswa yang mengajukan

pertanyaan mengenai materi yang disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab

pertanyaan dari guru. Suasana pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang

tenang. Terdapat 14 siswa yang gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana

bercanda tersebut terjadi karena beberapa siswa yang bercerita diluar kontek

materi pelajaran dengan teman sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru,

bermain dengan sebangkunya, saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik

kamar mandi.

46

Diakhir proses pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi

pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui

tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.

Kondisi dan situasi pembelajaran ini menunjukkan bahwa siswa tidak

nampak dalam menyimak tema tertentu, tidak pernah membentuk kelompok, tidak

ada aktifitas mengidentifikasi masalah , tidak ada aktifitas pembentukan

kelompok sehingga ketua kelompok tidak terlibat dalam langkah – langkah

penyelesaian tugas, tidak ada aktifitas mengumpulkan data sesuai tema, tidak ada

aktifitas membuat pertanyaan sesuai tema,tidak ada aktifitas memberikan

pertanyaan melalui lemparan bola, tidak ada tugas tugas untuk menyusun laporan

dan menjawab pertanyaan, tidak ada tugas untuk mempresentasikan laporan tugas,

serta tidak merefleksi pelaksanaan pembelajaran. Siswa tidak terlibat langsung

dalam pelajaran IPS , sehingga siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali

nampak tidak berminat mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran

IPS. Kondisipembelajaran yang berpusat pada guru semacam ini juga membuat

siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan

potensinya dan pengalaman siswa terhadap lingkungan sekitar kurang. Dengan

kondisi tersebut makadilakukan penelitian tindakan kelas sebagai tindak lanjut

sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan

rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL.

4.1.2Hasil Penelitian Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya

dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, berdasarkan observasi yang diperoleh pada

observasi awal, Langkah pertama diawali dengan diskusi bersama guru kelas 4

mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang

perlu digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan

47

perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

beserta perangkat pembelajarannya yang dibuat mengenai KD 2.3 Mengenal

Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi Serta

Pengalaman Penggunaannya, disertai dengan perangkat pembelajaran seperti

materi pembelajaran berupa teks bacaan dan gambar (lampiran1) dengan indikator

membuat tugas berupa mading mengenai perkembangan teknologi, kemudian

menentukan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai , media yang digunakan

dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran tentang perkembangan

teknologi, buku paket IPS BSE kelas 4, gambar alat teknologi produksi tradisional

seperti proses pembuatan jenang dan pembuatan gula jawa dan teknologi produksi

modern seperti pembuatan tekstile di pabrik, gambar teknologi komunikasi masa

lalu seperti kentongan dan merpati pos dan teknologi komunikasi masa kini

seperti TV dan gadget, serta teknologi transportasi masa lalu seperti rakit dan

kapal layar dan teknologi transportasimasa kini seperti mobil,kapal selam, dan

pesawat terbang , kertas HVS, alat tulis, pensil warna/spidol, kertas buvalo, kertas

karton dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket

minat belajar IPS sesuai dengan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL

tersaji secara rinci dilampiran 5, kemudian lembar observasi pelaksanaan model

pembelajaran ST dan pendekatan PjBL untuk mengetahui pelaksanaan langkah-

langkah pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses

pembelajaran tersaji secara rinci dilampiran 10 dan 11.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pertemuan pertama dan kedua

Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016. Pertemuan

pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, mengabsen siswa yang hadir

dan melakukan apersepsi yang sesuai dengan materi perkembangan teknologi

yaitu dengan mengajakan siswa menyanyikan lagu naik delman. Guru

48

menanyakan transportasi apakah yang terdapat pada lagu tersebut. Berdasarkan

jawaban yang diutarakan siswa, guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan

diajarkan yaitu Perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu

dan masa kini.

Kegiatan inti diawali dengan mengikuti aktivitas menyimak tema tertentu

, setelah itu pembentukan kelompok, siswa membentuk 7 kelompok yang masing-

masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok siswa

mengidentifikasi lebih dari 1 masalah perkembangan teknologi tentang kelebihan

dan kelemahan teknologi komunikasi masa lalu dan kini. Ketua kelompok

menjelaskan langkah – langkah penyelesaian tugas, bersama kelompok siswa ikut

serta dalam mengumpulkan data materi perkembangan teknologi untuk

selanjutnya membuat pertanyaan tentang perkembangan teknologi dengan serius ,

setelah itu menyusun laporan tugas dan menjawab pertanyaan dengan serius,

dilanjutkan dengan melaksanakan presentasi laporan tugas berupa mading, dan

merefleksi kegiatan pembelajaran.

Guru menjelaskan KD 2.3 dengan menggunakan model pembelajaran

ST dan pendekatan PjBL untuk mempermudah siswa memahami materi

perkembangan teknologi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa.

Kemudian guru memanggil ketua kelompok untuk mendapatkan penjelasan

langkah-langkah dalam model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL. Setelah

menerangkan langkah-langkah model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL,

guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama dimulai dengan

guru menampilkan gambar kentongan dan merpati pos sebagai contoh benda

yang termasuk pada perkembangan teknologi komunikasi masa lalu, serta gambar

TV, Radio, gadget sebagai contoh gambar teknologi masa kini dan tranportasi

masa lalu seperti rakit dan kapal layar serta gambar mobil, kapal selam dan

pesawat terbang sebagai teknologi transportasi masa kini diiringi dengan

penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak setiap gambar

yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap gambar seperti gambar

kentongan, merpati pos, TV, radio, gadget, rakit, kapal layar , mobil, kapal selam

49

dan pesawat terbang guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan

dan kelebihan pada setiap gambar. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk

menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu

kecepatan untuk angkat tangan agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan

dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang

menampakan perasaan senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga

gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi satu lembar

kertas hvs untuk membuat pertanyaan dengan mencari informasi di buku paket

IPS dengan berdiskusi dalam kelompok dan kertas pertanyaan tersebut di bentuk

menyerupai bola. Setelah selesai membuat pertanyaan guru menunjuk siswa

secara bergantian untuk melempar bola pertanyaan kepada siswa lain dalam

kelompok lain dan siswa yang mendapat lemparan bola harus menjawab

pertanyaan dengan serius. Pada akhir kegiatan pembelajaran selesei, guru

menutup pembelajaran dengan melaksanakan refleksi pembelajaran dan meminta

siswa untuk membawa gunting , lem , dan spidol pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua guru membagikan 36 gambar alat tranportasi dan

komunikasi pada kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 6 gambar

alat transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan bahwa gambar yang

didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam membuat mading. Setelah

seluruh kelompok mendapatkan 6 gambar, guru mengajak siswa untuk mencari

informasi mengenai gambar yang didapat pada setiap kelompok. Guru

mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan dan kelebihan dari setiap

gambar yang didapat. Guru memberikan contoh misalkan kelompok 1

mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka kelompok 1 akan mencari

informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu, mobil, dan sepeda. Setelah

siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya

mendapatkan gambar tentang perkembangan teknologi. Siswa mencari informasi

melalui buku paket IPS dan buku LKS IPS. Dalam kegiatan pencarian informasi,

beberapa siswa nampak gaduh dalam berdiskusi dengan teman satu kelompoknya

dan berebut untuk saling menggunting gambar. Adapula beberapa siswa yang

50

nampak diam dan hanya duduk-duduk saja tanpa mencari informasi yang

kemudian ditegur oleh guru. Setelah selesei mengerjakan tugas berupa mading

setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas

bersama kelompok yang berupa mading. Pada akhir pembelajaran siswa diminta

untuk mengisi angket minat belajar IPS melalui model pembelajaran STdan

pendekatan PjBL disajikan secara rinci di lampiran 5.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dan kedua

dilakukan pengamatan , dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta

respon siswa dalam pembelajaran disajikan secara rinci dilampiran 10 dan 11.

Dari hasil pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan

kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.

Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus

1 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisi.Pada

pertemuan 1 dalam kegiatan inti terdiri 11 kegiatan yang menggunakan model

pembelajaran STdan pendekatan PjBL yang terdiri dari menyimak tema,

mengidentifikasi masalah, membentuk kelompok masing – masing 6 siswa , ketua

kelompok mendapatkan penjelasan dari guru tentang langkah – langkah

menyusun tugas membuat pertanyaan, menerima satu lembar kertas untuk

membuat pertanyaan ,mengumpulkan data di buku paket IPS dan buku LKS IPS

untuk membuat pertanyaan, melempar bola pertanyaan ke siswa lain. Seluruh

kegiatan inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa, namun

beberapa siswa masih ada yang tidak fokus untuk mengumpulkan data di buku

paket IPS dan buku LKS IPS .

Pertemuan kedua berjumlah 9 kegiatan dan sudah dilakukan lebih baik

oleh siswa diantaranya adalah menyimak tema, membentuk kelompok @6 siswa ,

mengidentifikasi masalah kelebihan dan kelemahan perkembangan teknologi,

ketua kelompok mendapatkan penjelasan dari guru tentang langkah – langkah

menyusun tugas membuat mading, tiap kelompok menerima satu lembar kertas

51

karton untuk membuat mading ,mengumpulkan data di buku paket IPS dan buku

LKS IPS sebagai sumber informasi untuk penyelesaian tugas mading. Disamping

itu catatan tentang kegiatan pembelajaran siklus 1 muncul kelebihan dan

pelaksanaan diantaranya menimbulkan keaktifan siswa untuk bertanya mengenai

materi perkembangan teknologi yang belum jelas, keterlibatan siswa dalam

belajar dan menyusun tugas mading, dan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa

pada materi IPS.

Hasil Minat Belajar IPS Siklus 1

Skor minat belajar IPS menggunakan model pembelajaran ST dan

pendekatan PjBL diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi

butir-butir pernyataan aspek minat. Angket minat belajar siswa terbagi menjadi 5

aspek, yaitu aspek perasaan senang, aspek ketertarikan siswa, aspek perhatian

belajar, aspek kesadaraan manfaat, dan aspek keterlibatan siswa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam model

pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali disajikan

pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran ST dan

Pendekatan PjBL Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota BoyolaliSemester 2

Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1

Skor Minat Kriteria Frekuensi Prosentase (%)

14-20 Tinggi 29 68

7 –13 Sedang 10 23

0 – 6 Rendah 4 9

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 49 % dari 43 siswa masuk dalam kriteria

minat belajar yang tinggi, 44,2% (19 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar

52

sedang, dan 9,3% (4 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar siswa rendah. Skor

minat belajar IPS melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa

kelas 4 SD N 07 Boyolali disajikan pada gambar 4.3, yaitu Grafik Batang Skor

Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali Semester 2

Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 berikut ini :

Gambar 4.1

Grafik BatangDistribusi Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali

Kota Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki skor minat

terendah dengan skor 6 sebanyak 4 siswa, skor 10 sebanyak 4 siswa, skor 12

sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15

sebanyak 2 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor

18 sebanyak 5 siswa.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di

Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Jum

lah

Sis

wa

Skor Minat Belajar IPS

53

Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus 2, mendasarkan pada

hasil refleksi pada siklus 1, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus

1. Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 hampir sama seperti yang dilakukan

pada siklus 1, perbedaannya terletak pada materi yang diberikan. Kegiatan yang

dilakukan dalam siklus 2 ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran yang

dibuat mengenai kompetensi dasar 2.4Mengenal Permasalahan Sosial di

Daerahnya tersaji secara rinci di lampiran 2 dengan indikator membuat tugas

berupa mading mengenai permasalahan sosial, kemudian menentukan tujuan

sesuai indikator yang akan dicapai , media yang digunakan dalam pembelajaran

ini antara lain materi pembelajaran tentang permasalahan sosial, buku paket IPS

BSEkelas 4,

Gambar contoh dari permasalahan sosial seperti : pengangguran, kemiskinan,

pengamen, pemulung, kenalan remaja, tawuran pelajar, pelanggaran lalu lintas,

pemakaian narkorba dan miras, serta alat yang digunakan antara lain kertas HVS,

alat tulis, pensil warna/spidol, kertas buvalo, kertas karton dan selain itu juga

perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai

dengan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang disajikan secara rinci

dilampiran 5 , kemudian lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran ST

dan pendekatan PjBL untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses pembelajaran

yang disajikan secara rinci dilampiran 10 dan 11.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pertemuan Pertama dan kedua

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April 2016 jam

pertama dan kedua. Pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran

yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

54

Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa

untuk siap menerima pelajaran dengan tepuk diam, guru memeriksa kehadiran

siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi

dengan mengajukan pertanyaan “pernahkah kalian melihat anak mengemis di

jalan?” “mengapa seorang anak seumuran kalian tidak kesekolah tetapi malah

menjadi pengemis ?” Siswa antusias saat guru memberikan pertanyaan, nampak

seluruh siswa mengajukan diri dengan mengangkat tangan untuk menjawab

pertanyaan yang dilontarkan guru.

Kegiatan inti diawali dengan mengikuti aktivitas menyimak tema

tertentu , setelah itu pembentukan kelompok, siswa membentuk 6 kelompok yang

masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok

siswa mengidentifikasi lebih dari 1 masalah penyebab terjadinya masalah sosial

seperti mengapa anak menjadi pengemis. Ketua kelompok menjelaskan langkah –

langkah penyelesaian tugas, bersama kelompok siswa ikut serta dalam

mengumpulkan data materi permasalahan sosial untuk selanjutnya membuat

pertanyaan tentang permasalahan sosial dengan serius , setelah itu menyusun

laporan tugas dan menjawab pertanyaan dengan serius, dilanjutkan dengan

melaksanakan presentasi laporan tugas berupa mading, dan merefleksi kegiatan

pembelajaran. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan model

pembelajaran ST dan pendekatan PjBL untuk mempermudah siswa memahami

materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa. Kemudian guru

menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran ST dan pendekatan

PjBL. Setelah menerangkan langkah-langkah model pembelajaran ST dan

pendekatan PjBL, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah

pertama adalah dimulai dengan guru menampilkan gambar pengemis,

pengamen,dan tawuran antar pelajar sebagai contoh permasalahan sosial diiringi

dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak gambar

pengemis, pengamen,dan tawuran antar pelajar yang ditampilkan guru. Dalam

penjelasan setiap gambar pengemis,pengamen,dan tawuran antar pelajar, guru

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai sebab dan akibat pada setiap gambar.

55

Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab pertanyaan yang

dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk tunjuk jari agar

ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada gambar yang

sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menunjukkan perasaan senang dan

tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan habis. Guru

membagi satu lempar kertas untuk membuat pertanyaan dengan cara menuliskan

pertanyaan tentang masalah sosial di kertas yang dibentuk menyerupai bola, dan

bola pertanyaan tersebut di lempar ke siswa lain untuk dijawab. Pada akhir

pembelajaran guru melakukan refleksi pembelajaran dan meminta siswa untuk

membawa gunting,lem,dan spidol untuk keperluan pertemuan berikutnya.

Guru membagi 42 gambar masalah sosial pada kelompok. Masing-

masing kelompok mendapatkan 6 gambar permasalahan sosial. Guru menjelaskan

bwahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam

membuat laporan. Setelah seluruh kelompok mendapatkan gambar, guru

mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada

setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi sebab, akibat

dan cara mengatasi dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh

misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar penggunaan narkoba, maka kelompok

1 akan mencari informasi tentang sebab penggunaan narkoba, akibat

menggunakan narkoba, dan cara mengatasi penggunaan narkoba. Setelah siswa

mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan

mencari informasi di buku paket IPS dan buku LKS IPS. Langkah selanjutnya

adalah setelah siswa selesei membuat tugas berupa mading, guru meminta siswa

dalam satu kelompok maju ke depan kelas untuk melaksanakan kegiatan

presentasi. Setelah semua kelompok melaksanakan presentasi, guru meminta

siswa untuk mengisi angket minat belajar IPS siswa dengan menggunakan model

pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang disajikan secara rinci dilampiran 5.

56

Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus

2 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.

Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan model pembelajaran ST dan

pendekatan PjBL pada siklus 2 yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan, meliputi

pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Pertemuan 1, 100% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa.

Kegiatan awal terdiri dari kegiatan pembelajaran melakukan persiapan, menyimak

apersepsi dan motivasi, dan menyimak tujuan pembelajaran sudah dilakukan

dengan baik oleh siswa. Langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh

guru juga telah disimak dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa sampai akhir

kegiatan. Dalam kegiatan inti terdiri dari 11 kegiatan, 4 diantaranya merupakan

kegiatan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang menjadi fokus

pengamatan yang terdiri dari menyimak tema, mengidentifikasi masalah ,

membuat dan melempar pertanyaan , dan mengumpulkan data. Seluruh kegiatan

inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan penutup

nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik oleh siswa.

Pertemuan 2, 100 % kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh

siswa.Dalam kegiatan inti terdiri dari 9 kegiatan, 4 diantaranya merupakan

kegiatan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang menjadi fokus

pengamatan yang terdiri dari menyederhanakan informasi, menyusun laporan,

mempresentasikan laporan, dan merefleksi kegiatan ST dan PjBL. Siswa nampak

sangat antusias dan fokus dalam menyusun laporan dengan anggota kelompoknya.

Di samping itu catatan tentang kegiatan pembelajaran pada siklus 1 muncul

kelebihan dalam pelaksanaan diantaranya siswa sudah lebih tertarik pada kegiatan

pembelajaran, mampu bekerja sama dengan anggota kelompok, serta keberanian

siswa sudah mulai tumbuh dalam mengemukakan pendapat baik dalam diskusi

kelompok maupun diskusi kelas. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran

pun sudah tumbuh pada siklus ke 2.

57

Aktivitas tindakan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL guru

pada pertemuan 1 juga nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan model pembelajaran STdan

pendekatan PjBL secara optimal. Kegiatan pada pertemuan 2 juga sudah

dilaksanakan 100% oleh guru. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat

waktu dan menimbulkan keaktifan siswa secara optimal. Kelebihan guru pada

pertemuan kedua adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun

laporan sudah menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan

kegiatan pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik.

Hasil Minat Belajar IPS Siklus 2

Skor minat belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran ST dan

pendekatan PjBL diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi

butir-butir pernyataan mengenai model pembelajaran ST dan pendekatanPjBL .

Angket minat belajar siswa ternagi menjadi 5 aspek, yaitu aspek perasaan senang,

aspek ketertarikan siswa, aspek perhatian belajar, aspek kesadaraan manfaat, dan

aspek keterlibatan siswa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam model

pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota

Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 siklus 2 disajikan pada tabel 4.2

sebagai berikut :

58

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran ST dan

Pendekatan PjBL Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali Semester 2

Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2

Skor Minat Kriteria Frekuensi Prosentase (%)

14-20 Tinggi 35 81

7-13 Sedang 8 19

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer

Tabel 4.2, menunjukkan bahwa 81 % dari 43 siswa masuk dalam kriteria

minat belajar yang tinggi, 19% (8 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar

sedang, dan 0% untuk kriteria minat belajar rendah.Hasil yang diperoleh dari

penelitian, minat belajar IPS dalam model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL

siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali, dapat juga disajikan secara rinci

melalui gambar 4.2 yaitu grafik skor minat belajar IPS melalui model

pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota

Boyolali Siklus 2 berikut ini :

59

Gambar 4.2

Grafik Batang Distribusi Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota

Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh skor 12

sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 4 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15

sebanyak 8 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor

18 sebanyak 5 siswa. Dengan demikian, pencapaian minat belajar IPS siklus 2,

telah mencapai peningkatan 80%, atau dapat dikatakan minat belajar IPS seluruh

siswa (43 siswa) kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun

pelajaran 2015/2016 meningkat.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis tindakan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa

kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2015/2016,

menunjukan adanya peningkatan model pembelajaran ST dan tindakan PjBL yang

dilakukan oleh siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hasil yang diperoleh dari

penelitian, minat belajar IPS dalam model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL

siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali, disajikan secara rinci melalui tabel

4.3 berikut ini:

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Jum

lah

Sis

wa

Skor Minat Belajar IPS

60

Tabel 4.3

Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran ST dan

Pendekatan PjBL Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali

Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 dan Siklus 2

No. Kriteria Siklus I Sklus II

F % F %

1. Rendah 4 9 - -

2. Sedang 10 23 8 19

3. Tinggi 29 68 35 81

Jumlah 43 100 43 100

Sumber : Data Primer

Tabel 4.3, menunjukkan bahwa skor minat belajar IPS yang didapat

siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor minat

belajar IPS secara rinci disajikan melalui gambar 4.3 yaitu grafik perbandingan skor

minat belajar IPS melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas

4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan tabel 4.3 yaitu

menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah skor minat belajar IPS dari siklus 1 ke

siklus 2. Peningkatan nampak terlihat pada skor minat rendah pada siklus 1

diperoleh sebanyak 4 siswa (9%), sedangkan siklus 2 sudah tak terlihat lagi siswa

yang memiliki skor terendah. Skor minat sedang pada siklus 1 diperoleh sebanyak

10 siswa (23%) sedangkan, pada siklus 2 diperoleh sebanyak 8 siswa (19%). Skor

minat tinggi pada siklus 1 diperoleh sebanyak 29 siswa (68%), sedangkan pada

siklus 2 diraih sebanyak 35 siswa (81%). Peningkatan jumlah skor minat belajar

IPS terjadi setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

STdan pendekatan PjBL.

Tabel 4.3, menunjukkan bahwa skor minat belajar IPS yang didapat

siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor minat

belajar IPS secara rinci disajikan melalui gambar 4.3 yaitu grafik perbandingan

skor minat belajar IPS melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL

siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali siklus 1 dan siklus 2 berikut ini:

61

Gambar 4.3

Grafik Batang Perbandingan Skor Minat Belajar IPS melalui

model pembelajaran ST dan Pendekatan PjBL

Siswa Kelas 4SDN 07 Boyolali Kota Boyolali

Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.3 yaitu grafik perbandingan jumlah skor minat belajar IPS

melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07

Boyolali Kota Boyolali siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa ada nampak

terlihat pada skor minat rendah pada siklus 1 diperoleh sebanyak 4 siswa (9%),

sedangkan siklus 2 sudah tak terlihat lagi siswa yang memiliki skor terendah. Skor

minat sedang pada siklus 1 diperoleh sebanyak 10 siswa (23%) sedangkan, pada

siklus 2 diperoleh sebanyak 8 siswa (19%). Skor minat tinggi pada siklus 1

diperoleh sebanyak 29 siswa (68%), sedangkan pada siklus 2 diraih sebanyak 35

siswa (81%). Peningkatan jumlah skor minat belajar IPS terjadi setelah diterapkan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran ST dan pendekatanPjBL.

Hipotesis tindakan yang berbunyi “Peningkatan minat belajar IPS diduga

dapat diupayakan melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa

kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2015/2016”

terbukti.Hal ini ditunjukkan oleh perbandingan yang nampak ada peningkatan

siklus 1 dan siklus 2 minat belajar IPS yang tinggi adalah 29 : 35. Penelitian ini

108

29

35

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Jum

lah

Sis

wa

Skor Minat

62

dikatakan berhasil yang ditunjukkan oleh 81% >80% dari seluruh siswa memiliki

minat belajar IPS yang tinggi sesuai dengan indikator yang ditetapkan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djehan Mulyani

dengan judul“Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Project Based

Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di SD Islam Al-

Syukro Universal”. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan

adanya kemampuan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan hasil belajar

dapat dilihat dari teknik analisis data yang dilakukan secara kuantitatif indikator

keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa sebanyak 75%,

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Dari hasil penelitian, pada siklus

pertama ketuntasan belajar yang dicapai sebanyak 70%, dan siklus kedua

sebanyak 97%. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh

Veronica Yasinta dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Metematika

Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning dengan Pendekatan

Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Hasil penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual

Melalui Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%)

belum tuntas KKM dan 16 siswa (76,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari

siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa

(90,5%) tuntas KKM.Ketuntasan belajar siswa dapat dicapai siswa karena adanya

fokus siswa yang lebih baik dalam proses pembelajaran dan siswa

mampumemfokuskan pertanyaan, menimbulkan ketertarikan pada materi, dan

menemukan konsep yang digunakan untuk penyelesaian (focus) sehingga

memunculkan minat belajar siswa yang tinggi dan berdampak pada ketuntasan

belajar siswa. Penelitian yang senada juga dilakukan juga oleh Suwiji Budi pada

tahun 2012 yang berjudul “Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS tentang

Perkembangan Teknologi Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing

Siswa Kelas IV SD Negeri Tumrep 02 Bandar Batang Semester 2 Tahun

2011/2012” Menunjukkan bahwa ada peningkatan minat belajar IPS tentang

perkembangan teknologi yang diupayakan melalui model pembelajaran Snowball

63

Throwing. Siswa SD kelas 4 Negeri Tumbrep 02 Bandar Batang Semester 2 tahun

2011/2012. Hal ini terlihat pada kondisi pra siklus hanya 10% dari seluruh siswa

saja yang minat untuk mengajukan pertanyaan ketika guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Setelah ada tindakan yang berupa 8 aktivitas pembelajaran yang

tercermin dalam 3 aspek minat yakni perasaan senang, keterlibatan siswa dan

ketertarikan siswa ada peningkatan minat belajar siswa yakni pada siklus 1 aspek

rasa ingin tahu tercapai 80% di siklus 2 naik menjadi 90%. Aspek toleransi

terhadap resiko di siklus 1 mencapai 75% siklus 2 90% dan pada aspek

keterbukaan terhadap pengalaman dan pengetahuan dari 85 % di siklus 1 naik

menjadi 95 % di siklus 2. Berdasarkan indikator keberhasilan tindakan sebesar

80% maka pemberian tindakan yang berupa penggunaan model Snowball

Throwing dalam pembelajaran IPS kelas 4 dikatakan berhasil. Kelebihan dari

penelitian ini adalah ada peningkatan minat siswa pada siklus 1 dan siklus 2 yang

tercermin dalam 3 aspek yaitu perasaan senang, keterlibatan siswa dan

ketertarikan siswaadanya peningkatan minat yang mencapai 80%.

Miftahul Huda menjelaskan bahwa dalam konteks pembelajaran ST

diterapkan dengan melempar segumpalan kertas yang dibentuk menyerupai bola

untuk menunjuk siswa lain yang diharuskan menjawab soal. Menurut Zainal Aqib

(2013 : 27) mengungkapkan bahwa model pembelajaran ST merupakan model

pembelajaran yang melatih siswa untuk tanggap dan menerima pertanyaan dari

siswa lain melalui kertas yang diremas menjadi bola kertas. Pendapat lain juga

diutarakan oleh Triyanto (2010 : 71), mengungkapkan bahwa model pembelajaran

ST merupakan salah satu modifikasi tehnik bertanya jawab yang menitik beratkan

pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan

yang menarik yaitu saling melempar bola kertas yang berisi pertanyaan

Thomas J.W. Moursund, et al. menyebutkan bahwa PjBL adalah

pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran yang

berpusat pada siswa dalan suatu proyek. Intel Corporation dalam Hosnan

(2014:319) mendefinisikan PjBL sebagai “an instructional model that involves

students in investigations of compelling problems that culminate in authentic

64

products”. Pendekatan denganmenggunakan model pembelajaran yang

melibatkan peserta didik dalam penyelidikan masalah menarik kemudian akan

diakhiri dengan hasil produk yang otentik.Pendapat ini senada dengan pemikiran

teori di atas, definisi PjBL menurut B. Baron dalam Hosnan (2014:320) adalah

pendekatan pembelajaran secara konstruktif untuk pedalaman pembelajaran

dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang

berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya. Dalam pendekatan PjBL, siswa

mengembangkan sendiri wawasan mereka bersama rekan kelompok maupun

secara individual, sehingga secara otomatis akan mengembangkan pula kampuan

riset mereka. Mereka didorong untuk aktif dalam memecahkan masalah,

pengambilan keputusan, dan aktivitas lainnya.Hal ini memungkinkan siswa untuk

bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya sendiri dan kemudian

akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang realistis, seperti karya yang

dihasilkan siswa sendiri. Maka melalui pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran STdan pendekatan PjBL diharapkan dapat meningkatkan minat

belajar IPS siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun

pelajaran 2015/2016.

Model pembelajaran STdan pendekatan PjBL dapat meningkatkan minat

belajar IPS siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun

pelajaran 2015/2016. Nampak dari skor minat belajar IPS siswa kelas 4 pada

siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan mencapai 80%, sehingga dapat

dikatakan bahwa model pembelajaran STdanpendekatan PjBL dapat mengurangi

kesenjangan antara apa yang diharapkan guru terhadap siswa, dan realita yang

dihasilkan siswa, yaitu minat belajar IPS.