BAB IV Pelaksanaan Penelitian
-
Upload
ari-wibowo -
Category
Documents
-
view
36 -
download
1
Transcript of BAB IV Pelaksanaan Penelitian
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini bersifat eksperimental. Langkah-langkah
penelitian ini meliputi penentuan karakterisasi filter keramik, pembuatan filter
keramik, pengambilan data, analisis data dan penarikan kesimpulan.
IV.1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM,
laboratorium Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM, PAU Paska Sarjana, Desa
Godean Sleman Yogyakarta. Sedangkan waktu dan jadwal kegiatan sebagai
berikut.
Tabel IV.1. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan (Tahun 2010)Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Pencarian referensiPembuatan proposalEksperimen dan pengambilan dataPembahasan dan kesimpulan
VI.2. Bahan Dan Alat Penelitian
VI.2.1. Bahan penelitian:
a. Tanah liat sebagai bahan dasar pembuatan keramik.
b. Arang sebagai pembuat pori-pori
c. Air sebagai bahan pencampur dan perekat antara tanah liat dan arang.
25
26
d. Air sungai sebagai bahan uji penyaringan.
e. Air aquades sebagai bahan uji penyaringan.
IV.2.2. Alat penelitian
a. Penggerus untuk menghaluskan tanah liat dan arang.
b. Pengayak untuk memfilter butiran tanah liat dan arang berdasarkan ukuran
butir.
c. Neraca digital untuk menentukan berat komposisi tanah liat dan arang
dalam campuran keramik.
d. Ball mill untuk homogenisasi komposisi tanah liat dengan arang.
e. Alat pencetak keramik untuk membentuk keramik menjadi bentuk bulat.
f. Oven untuk mengeringkan tanah liat sebelum dicetak dan komposisi tanah
liat dengan arang setelah dicetak
g. Alat kuat tekan keramik untuk menentukan kuat tekan pembuatan keramik.
h. Pipa pvc untuk memfilter limbah radioaktif.
i. TDS meter untuk menentukan jumlah material padatan yang terlarut dalam
air.
27
IV.3. Bagan Tata Laksana Penelitian.
Pencetakan bahan keramikdengan tekanan tertentu
Pembuatan adonan dengan penambahan air secukupnya
Pencampuran atau homogenisasi tanah liat dan arang
Pengeringan keramik
Pembakaran keramik
Penyiapan tanah liat dan arang
pengeringan tanah liat dan arang
penggerusan dan pengayakan tanah liat dan arang
Penghalusan dan perendamanan
Analisis Kandungan Logam Kalsium, TDS Dan Kekeruhan
Uji kekuatan keramik
Hasil akhir
Proses filtrasi limbah dan Analisis Fluks
28
Gambar 4.1 diagram alir penelitian
IV.4. Langkah Penelitian
IV.4.1 Persiapan Alat Dan Bahan
1. Alat Pembuat Adonan Keramik
Alat yang digunakan adalah ball mill berfungsi untuk mencampur bahan
antara arang dan tanah liat yang telah ditentukan komposisinya masing masing
selama 4 jam. Alat ini terdiri dari sebuah dynamo yang mengerakkan adonan
dengan gerakan memutar.
Gambar 4.2 Ball mill
2. Alat Cetak Keramik
Alat ini terbuat dari pipa paralon berdiameter 10 cm yang dilengkapi
dengan penguat sekrup agar pipa tidak pecah dan terlepas saat pencetakan.
Berikut ini alat-alat yang digunakan dalam pembuatan keramik.
29
Gambar 4.3 Alat cetak keramik
3. Alat Filtrasi
Filtrasi dilakukan dengan cara menambahkan pipa paralon berdiameter
1,5 inchi yang direkatkan dengan keramik yang digunakan untuk filtrasi.
Gambar 4.4 alat filtrasi
30
IV.4.2 Pembuatan Keramik
1. Langkah awal dalam pembuatan keramik dilakukan dengan menyiapkan tanah
liat. Tanah liat yang masih basah dilakukan pengeringan di bawah sinar
matahari sampai kering sehingga mudah dihancurkan.
2. Tanah liat yang sudah terliat benar benar kering kemudian dihancurkan dan
dihaluskan menjadi butiran-butiran halus.
3. Butiran-butiran tanah liat yang sudah halus kemudian disaring dengan ayakan
berukuran 200 mesh agar lebih halus.
4. Disamping itu disiapkan juga arang sebagai bahan campuran. Arang kayu
yang masih berukuran besar dihancurkan dengan penggerus sampai halus
kemudian disaring dengan ayakan berukuran 200 mesh.
5. Kedua bahan pembuat keramik yang sudah siap dilakukan homogenisasi atau
pencampuran dengan perbandingan komposis tanah liat dan arang sebesar
90%:10%, 85%:15%, 80%:20% dengan menggunakan ball mill.
6. Campuran yang sudah siap kemudian diambil 50 gram untuk setiap
pencetakan dan ditambahkan air agar menjadi adonan yang bisa dicetak
menjadi keramik.
7. Untuk adonan dengan komposisi tanah liat:arang 90%:10% dilakukan variasi
pencetakan 40 psi, 50 psi, 60 psi, 70 psi, dan 80 psi. Sedangkan untuk variasi
komposisi yang lain digunakan tekanan pencetakan 50 psi.
8. Keramik yang sudah dicetak kemudian dikeringkan. Untuk mengetahui
apakah keramik sudah kering maka dilakukan penimbangan pada masing-
masing keramik apakah masanya tetap sama selama beberapa hari. Biasanya
keramik sudah kering ketika masa pengeringan sudah mencapai 15 hari.
9. Langkah selanjutnya adalah membakar keramik yang sudah kering, untuk
komposisi tanah liat:arang 90%:10% dan tekanan cetak 50 psi dilakukan
31
pembakaran pada suhu 900oC, 1000oC, 1100oC sedangkan untuk komposisi
yang lain di bakar pada suhu 1000oC dan 1100oC.
10. Langkah terakhir adalah melakukan penghalusan dan perataan permukaan
keramik yang sudah jadi agar tidak terjadi kebocoran saat proses filtrasi.
Kemudian dilakukan perendaman agar saat filtrasi tidak ada zat yang ada pada
keramik yang ikut terlarut pada sampel air hasil filtrasi.
IV.4.3. Tahap Filtrasi Sampel Air
Pada tahap ini dilakukan filtrasi terhadap sampel air untuk semua jenis
keramik yang dibuat. Sampel air yang digunakan diambil langsung dari alam
dengan kadar TDS alami sebesar 260 ppm. Selama proses penyaringan dilakukan
pengamatan terhadap laju penyaringanya per-sentimeter persegi atau Fluksnya.
Sampel air hasil filtrasi yang sudah didapatkan kemudian dilakukan uji terhadap
kualitasnya. Berbagai uji yang dilakukan yaitu uji TDS, AAS untuk logam
kalsium dan kekeruhannya. Sedangkan untuk keramiknya sendiri dilakukan uji
terhadap kekuatan mekaniknya.
IV.5. Analisis Hasil
IV.5.1. Analisis Fluks
Analisis Fluks dilakukan saat penyaringan, dengan memakai rentang waktu
tiap 3 jam sekali dilakukan pengecekan terhadap hasil filtrasi. Kemudian
dilakukan perhitungan berapa banyak air yang berhasil disaring selama waktu dan
luas permukaan bidang sentuh tertentu. Semakin besar nilai fluksnya maka
keramik tersebut semakin cepat melakukan penyaringan.
IV.5.2. Analisis TDS
Dalam analisis ini semua hasil filtrasi diuji kandungan TDS-nya dengan
TDS-meter. Secara teori air hasil filtrasi akan memiliki kadar TDS yang lebih
kecil dibandingkan dengan sebelum filtrasi, namun ada kemungkinan adnya zat
pada keramik yang ikut larut pada air hasil filtrasi sehingga menyebabkan nilai
TDS-nya lebih besar daripada sebelum fiiltrasi. Untuk meminimalisasi kondisi
32
seperti ini maka dilakukan perendaman dan penyaringan dengan menggunakan air
aquades. Hasil filtrasi yang baik adalah filtrasi yang dengan hasil TDS yang
paling kecil.
Gambar 4.5 TDS meter
IV.5.3. Analisis Kekeruhan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kekeruhan air sampel baik
sebelum atau sesudah filtrasi. Semakin kecil tingkat kekeruhan air hasil filtrasi
maka air tersebut semakin baik untuk digunakan.
Gambar 4.6 turbidity meter
33
IV.5.4. Analisis AAS Untuk Kandungan Kalsium
Kandungan logam kalsium pada air sampel ini diketahui dengan cara
mengetahui tingkat absorbansi air sampel. Dengan bantuan persamaan garis yang
telah dibuat sebelumnya antara absorbansi terhadap konsentrasi logam kalsium,
maka konsentrasi kalsium dapat diketahui. Semakin kecil kandungan kalsium
yang terdapat pada air maka air itu semakin aman digunakan.
IV.5.5. Analisis Kekuatan Mekanik
Analisis kekuatan mekanik dilakukan dengan cara memberikan tekanan
pada keramik yang digunakan untuk filtrasi. Kekuatan maksium keramik
diketahui ketika keramik yang diuji tekan mulai retak. Uji ini dilakukan dengan
cara membentuk keramik menjadi bentuk kubus Semakin tinggi nilai kekuatan
mekanik keramik yang digunakan makan akan semakin tahan lama atau tidak
mudah rusak.
Gambar 4.7 keramik untuk uji tekan