BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

38
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Kondisi Sekolah Sekolah Dasar Negeri 5 Karanganyar berada di Dusun Gadingan RT 2, RW 4 Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Kepala Sekolah dari SD Negeri 5 Karanganyar adalah Bp. Suwaji, S. Pd. SD Negeri 5 Karanganyar memiliki jarak tempuh 19 km dengan Kecamatan dan jarak tempuh dengan pusat kota 25 km. Memiliki luas lokasi 2.400 m 2 dan luas bangunan 2.280 m 2 . Bangunan sekolah terletak di atas tanah milik sendiri atau milik sekolahan. Data kelas di SD Negeri 5 Karanganyar disajikan dalam tabel berikut: No. Kelas Jumlah Siswa Guru kelas 1. I 31 Reni Purwaningsih A. Ma 2. II 29 Reni Purwaningsih A. Ma 3. III 28 Suwardi A. Ma 4. IV 32 Sutrisno A. Ma 5. V 26 Marmin S.Pd SD 6. VI 25 Muhammad Hariyanto S.Pd Masih terdapat dua guru mata pelajaran Agama Islam dan Olahraga. Jadi keseluruhan jumlah guru yang ada di SD Negeri 5 Karanganyar berjumlah 8 orang dengan satu karyawan sekolah sebagai penjaga sekolah. Jumlah tenaga pengajar yang sudah PNS berjumlah 4 guru dengan 4 guru wiyata bakti. SD Negeri 5 Karanganyar terdiri dari 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan 5 ruang kelas. Ruang untuk kelas satu digunakan secara bergantian dengan kelas dua. Jumlah peserta didik dari kelas 1-6 sebanyak 171 siswa. SD Negeri 5 Karanganyar juga menyediakan kamar mandi dan WC selain itu juga mempunyai halaman yang luas digunakan sebagai lapangan upacara serta lapangan sepak bola.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.1 Kondisi Sekolah

Sekolah Dasar Negeri 5 Karanganyar berada di Dusun Gadingan RT 2,

RW 4 Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Kepala

Sekolah dari SD Negeri 5 Karanganyar adalah Bp. Suwaji, S. Pd.

SD Negeri 5 Karanganyar memiliki jarak tempuh 19 km dengan

Kecamatan dan jarak tempuh dengan pusat kota 25 km. Memiliki luas lokasi

2.400 m2 dan luas bangunan 2.280 m

2. Bangunan sekolah terletak di atas tanah

milik sendiri atau milik sekolahan.

Data kelas di SD Negeri 5 Karanganyar disajikan dalam tabel berikut:

No. Kelas Jumlah Siswa Guru kelas

1. I 31 Reni Purwaningsih A. Ma

2. II 29 Reni Purwaningsih A. Ma

3. III 28 Suwardi A. Ma

4. IV 32 Sutrisno A. Ma

5. V 26 Marmin S.Pd SD

6. VI 25 Muhammad Hariyanto S.Pd

Masih terdapat dua guru mata pelajaran Agama Islam dan Olahraga. Jadi

keseluruhan jumlah guru yang ada di SD Negeri 5 Karanganyar berjumlah 8 orang

dengan satu karyawan sekolah sebagai penjaga sekolah. Jumlah tenaga pengajar

yang sudah PNS berjumlah 4 guru dengan 4 guru wiyata bakti.

SD Negeri 5 Karanganyar terdiri dari 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan

dan 5 ruang kelas. Ruang untuk kelas satu digunakan secara bergantian dengan

kelas dua. Jumlah peserta didik dari kelas 1-6 sebanyak 171 siswa. SD Negeri 5

Karanganyar juga menyediakan kamar mandi dan WC selain itu juga mempunyai

halaman yang luas digunakan sebagai lapangan upacara serta lapangan sepak bola.

42

Fasilitas belajar yang ada di SD Negeri 5 Karanganyar masih terbatas.

Adapun 1 unit komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam

mengetik data-data yang diperlukan serta menyimpan data-data penting bagi guru.

Alat peraga yang ada juga masih terbatas. Tetapi buku-buku yang ada sudah

sangat baik dan menunjang belajar siswa. Buku-buku tersebut terdiri dari buku-

buku pelajaran, buku-buku cerita dan buku-buku lainnya untuk siswa.

4.1.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri 5 Karanganyar semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 26 siswa pada pembelajaran

Matematika dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada awalnya hasil belajar siswa

yang sangat rendah. Terlihat dari nilai yang diberikan oleh guru kelas V SD

Negeri 5 Karanganyar. Pada mata pelajaran Matematika dimana masih ada siswa

yng mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 63.

Dengan demikian diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan

tindakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Kondisi Awal Nilai Siswa

Kelas V SD Negeri 5 Karanganyar

No Nilai Ketuntasan Sebelum Tindakan

Jumlah Siswa Persentase

1. < 63 Tidak Tuntas 12 46,15%

2. ≥ 63 Tuntas 14 53,85%

Jumlah 26 100%

Rata-rata 64,54

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat perbandingannya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar atau memenuhi KKM (63) adalah sebanyak 14 siswa (53,85%)

sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa

(46,15%), dengan nilai tertinggi adalah 85 sedangkan nilai terendah adalah 45.

Untuk lebih jelasnya data pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram seperti pada gambar

4.1 dibawah ini:

43

Diagram 4.1

Diagram Batang Hasil Belajar Matematika pada Kondisi

Awal/Pra Siklus Kelas V SD Negeri 5 Karanganyar, Kecamatan Geyer,

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri 5 Karanganyar dipengaruhi oleh guru belum menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat

guru menjelaskan pelajaran. Guru masih terlalu dominan dalam menjelaskan

materi sehingga cenderung bosan dalam kelas. Guru lebih sering menggunakan

metode ceramah. Membuat siswa tidak tertarik, bosan, selama pelajaran

berlangsung. Siswa juga tidak antusias dalam menjawab dan bertanya karena

memiliki rasa keingintahuan yang rendah.

Dengan diperolehnya data hasil belajar siswa yang masih rendah dari kelas

V SD Negeri 5 Karanganyar Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012, maka

peneliti melakukan Penelitin Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian di SD

Negeri 5 Karangnyar peneliti bekerja sama dengan guru kelas menggunakan

model pembelajaran kontekstual. Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini dalam 2 siklus dengan 6 kali pertemuan dalam pembelajaran.

Sebelum melakukan tindakan atau model pembelajaran. Dilakukannya uji

validitas, uji reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. Berikut ini adalah tabel uji

validitas instrument tes utuk masing-masing siklus.

42.00%

44.00%

46.00%

48.00%

50.00%

52.00%

54.00%

56.00%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan

44

Tabel 4.2

Hasil Validitas Instrumen Tes Siklus I dan II

Bentuk Instrumen

Isian Singkat Item Soal Valid Tidak Valid

Siklus I

1, 2, 3, 4,5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28,

29, dan 30.

1, 2, 3, 5, 6, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 15,

17, 18, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28, 29.

4, 7, 14, 16, 19,

30.

Siklus II

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28,

29, dan 30.

1, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28.

2, 9, 10, 11, 20,

29,30.

Melihat tabel 4.2, maka sudah adanya data yang menyatakan

soal/instrumen valid dan tidak valid untuk soal di siklus I dan siklus II yang sudah

di uji validitasnya melalui SPSS 17 for windows. Pada siklus I dari 30 soal

terdapat 24 soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid. Sedangkan pada siklus II

dari 30 soal terdapat 23 soal yang valid dan 7 soal yang tidak valid. Setelah diuji

kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Reliabilitas untuk soal

siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan II

Reliabilitas Cronbach’s

Alpha N of items

Siklus I 960 24

Siklus II 975 23

Berdasarkan tabel 4.3, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s

Alpha pada soal siklus I sebesar 960 dari 30 item yang diuji. Sedangkan untuk

Cronbach Alpha soal siklus II sebesar 975 dari 30 item yang diuji. Menurut

Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah

45

kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Ini berarti

bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Setelah

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya dilakukan uji taraf

kesukaran soal dengan hasil pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4

Analisis Soal Taraf Kesukaran

Analisis Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar

Siklus I

1, 3, 6, 8, 13, 20,

24.

2, 9, 11, 12, 15,

17, 18, 21, 22,

23, 25, 26, 27,

28, 29.

5, dan 10.

Siklus II

23, 27 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8

12, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 21,

22, 24, 26, 28.

13 dan 25.

Analisis taraf kesukaran untuk soal yang digunakan pada tes akhir siklus

yaitu untuk soal mudah berjumlah 7, soal sedang 15, dan soal sukar berjumlah 2.

Sedangkan untuk soal tes yang dilakukan pada akhir siklus II dengan soal mudah

berjumlah 2, soal sedang 19, dan soal sukar berjumlah 2. Untuk soal evaluasi

setiap akhir siklus menggunakan 20 butir soal yang sudah di uji validitas dan

reliabilitas serta uji tingkat kesukaran.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Siklus I

I. Tahap Perencanaan Siklus I

Perencanaan tindakan pada siklus I terdiri dari tiga perencanaan pertemuan,

yaitu pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

Matematika pada siswa kelas V SD Negeri 5 Karanganyar.

a. Siklus I Pertemuan I

Berdasarkan informasi dari guru kelas V SD Negeri 5 Karanganyar, maka

dilakukan diskusi dengan guru kelas V SD Negeri 5 Karanganyar mengenai

materi yang akan disajikan serta alat penunjang belajar yang diperlukan.

46

Sebelum memulai pertemuan I, maka peneliti menyiapkan alat yang

digunakan dalam proses belajar mengajar. Diantaranya adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, Daftar Presensi Siswa, Lembar Kerja Siswa,

Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru, Buku Pembelajaran, Alat

Peraga atau media yang digunakan untuk menunjang penyampaian

pembelajaran. Serta ruang atau lokasi pembelajaran yang berlangsung di

ruang kelas V.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pertemuan I dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun

datar. Guru menggunakan contoh benda-benda nyata yang digunakan selama

proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

Dalam kerja kelompok siswa dibagikan lembar kerja untuk bahan diskusi

kelompok secara bersama-sama. Dimaksudkan supaya siswa dengan mudah

menggambar bangun datar (lingkaran) dengan adanya benda nyata. Agar

siswa menemukan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang telah

diberikan oleh guru melalui lembar kerja. Dalam kerja kelompok guru

membimbing dan memfasilitasi siswa untuk menemukan hal-hal yang baru

sesuai pengalaman yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru

juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dalam kerja

kelompok ini guru membagikan koin kepada masing-masing kelompok untuk

diamati.Setelah siswa selesai bekerja dalam kelompok guru memberikan

kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil

diskusi dengan bimbingan guru. Setelah semua kelompok selesai

menyampaikan hasil diskusinya maka guru memberikan penjelasan lebih

lanjut tentang materi sifat-sifat bangun datar (lingkaran) kepada siswa.

Selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa. Siswa diberi soal latihan secara individu oleh

guru. Setelah selesai mengerjakan guru membahas hasil kerja individu secara

bersama-sama. Kemudian guru memberikan pemantapan dan tindak lanjut

kepada siswa.

47

b. Siklus I Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan II merupakan

tindak lanjut dari pertemuan I. Hanya saja materi yang diajarkan berbeda dari

pertemuan I. Untuk materi pertemuan I yaitu tentang lingkaran tetapi untuk

materi yang kedua menggunakan belah ketupat. Maka peneliti menyiapkan

alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Diantaranya adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Daftar Presensi Siswa, Lembar Kerja

Siswa, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru, Buku

Pembelajaran, Alat Peraga atau media yang digunakan untuk menunjang

penyampaian pembelajaran. Serta ruang atau lokasi pembelajaran yang

berlangsung di ruang kelas V.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pertemuan II dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun

datar. Guru menggunakan contoh benda-benda nyata yang digunakan selama

proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

Dalam kerja kelompok siswa dibagikan lembar kerja untuk bahan diskusi

kelompok secara bersama-sama. Dimaksudkan supaya siswa dengan mudah

menggambar bangun datar (belah ketupat) dengan adanya benda nyata. Serta

siswa menemukan permasalahan-permasalahan yang telah diberikan oleh

guru melalui lembar kerja.

Dalam kerja kelompok guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk

menemukan hal-hal yang baru dari pengalaman yang dialami siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya. Dalam kerja kelompok ini guru membagikan ketupat kepada

masing-masing kelompok untuk diamati.Setelah siswa selesai bekerja dalam

kelompok guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

untuk menyampaikan hasil diskusi dengan bimbingan guru. Setelah semua

kelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya maka guru memberikan

penjelasan lebih lanjut tentang materi sifat-sifat bangun datar (belah ketupat)

kepada siswa. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Siswa diberi soal latihan

48

secara individu oleh guru. Setelah selesai mengerjakan guru membahas hasil

kerja individu secara bersama-sama. Kemudian guru memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

c. Siklus I Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran dalam siklus I pertemuan ke III ini sebagai

tindak lanjut dari pertemuan I dan II. Pada pertemuan ketiga ini peneliti

memberikan materi pembelajaran tentang bangun datar (Layang-layang)

kepada siswa sekaligus waktu digunakan untuk memberikan evaluasi akhir

dari siklus 1.

Peneliti merancang pertemuan III untuk mengadakan tes evaluasi. Tetapi

terlebih dahulu memberikan materi pelajaran tentang sifat-sifat bangun datar

(Layang-layang). Guru menggunakan contoh benda-benda nyata yang

digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah

pembelajarannya adalah:

Siswa menbentuk kelompok kemudian dibagikan lembar kerja untuk

bahan diskusi kelompok secara bersama-sama. Dimaksudkan supaya siswa

dengan mudah menggambar bangun datar (gambar layang-layang) dengan

adanya benda nyata. Siswa menemukan permasalahan-permasalahan yang

telah diberikan oleh guru melalui lembar kerja.

Dalam kerja kelompok guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk

menemukan hal-hal yang baru dari pengalaman yang dialami siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya. Dalam kerja kelompok ini guru membagikan gambar layang-

layang kepada masing-masing kelompok untuk diamati.Setelah siswa selesai

bekerja dalam kelompok guru memberikan kesempatan kepada masing-

masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dengan bimbingan

guru. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya maka

guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang materi sifat-sifat bangun

datar (layang-layang) pada siswa. Setelah selesai pembahasan akan ditarik

kesimpulan hasil pembelajaran pada pertemuan III.

49

Untuk mempersiapkan evaluasi akhir siklus guru mengulas secara singkat

materi dari pertemuan I dan pertemuan II. Memberikan kesempatan kepada

siswa tentang hal-hal yang belum diketahui tentang materi. Guru memberikan

tes evaluasi akhir siklus. Bagi siswa yang sudah selesai bisa mengumpulkan

hasil pekerjaan yang telah dikerjakan oleh siswa kepada guru. Kemudian

kegiatan akhir diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan berikutnya.

II. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan tiga

pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Setiap pertemuan

berlangsung selama 2 jam pelajaran.

a. Siklus I Pertemuan I

Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2012.

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I diawali dengan

guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, serta mempresensi

siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir di kelas pada hari itu.

Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa, menyampaikan

materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan

pembelajaran.Dilanjutkan dengan memotivasi siswa untuk merangsang

keingintahuan siswa tentang materi pembelajaran. Setelah menyampaikan

motivasi, kemudian Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa sudah menjadi lima kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Masing-masing kelompok

menerima koin dari guru dan lembar kerja siswa. Melalui koin siswa

dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat di lembar kerja siswa.

Guru membimbing siswa dalam melaksanakan kerja kelompok. Melalui

koin tersebut siswa bisa mengimajinasikan bentuk lingkaran sehingga

siswa bisa menggambar dan mengidentifikasi sifat-sifat lingkaran.

50

Siswa menuliskan jawaban pada lembar kerja yang sudah diberikan

oleh guru melalui kerja kelompok dengan bimbingan guru. Setelah selesai

berdiskusi siswa diminta untuk menyampaika hasil kerja kelompok di

depan kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil diskusinya,

kemudian siswa dan guru membahas hasil penemuan-penemuan yang telah

dihasilkan siswa dari kerja kelompok tersebut.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir guru meluruskan pemahaman siswa melalui tanya

jawab. Kemudian guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-

hari yang berhubungan dengan lingkaran. Siswa dan guru membuat

kesimpulan secara bersama. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa

dengan memberikan tugas individu sesuai dengan pengalaman yang telah

dilalui siswa melalui kerja kelompok yang kemudian dibahas bersama.

Kegiatan penutup guru menutup pelajaran dengan menyampaikan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

b. Siklus I Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Maret

2012. Pelaksanaan pertemuan II sebagai tindak lanjut dari pertemuan I.

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II diawali dengan

guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, serta mempresensi

siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir di kelas pada hari itu.

Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa, menyampaikan

materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Dilanjutkan dengan memotivasi siswa untuk merangsang keingintahuan

siswa tentang materi pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa

menjadi lima kelompok.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa sudah membentuk menjadi lima kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Masing-masing

kelompok menerima kertas berpetak dari guru dan lembar kerja siswa.

51

Melalui kertas berpetak siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang

terdapat di lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam

melaksanakan kerja kelompok. Dari buku berpetak tersebut siswa bisa

mengimajinasikan bentuk belah ketupat siswa bisa menggambar dan

mengidentifikasi sifat-sifat belah ketupat

Siswa menuliskan jawaban pada lembar kerja yang sudah diberikan

oleh guru melalui kerja kelompok dengan bimbingan guru. Setelah selesai

berdiskusi siswa diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok di

depan kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil diskusinya,

kemudian siswa dan guru membahas hasil penemuan-penemuan yang telah

dihasilkan siswa dari kerja kelompok tersebut.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir guru meluruskan pemahaman siswa melalui tanya

jawab. Kemudian guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-

hari yang berhubungan dengan belah ketupat. Siswa dan guru membuat

kesimpulan secara bersama. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa

dengan memberikan tugas individu sesuai dengan pengalaman yang

dialami siswa melalui kerja kelompok yang kemudian dibahas bersama.

Kegiatan penutup guru menutup pelajaran dengan menyampaikan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu tentang bangun

datar layang-layang dan mengingatkan kepada siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan tes evaluasi.

c. Siklus I Pertemuan III

Siklus I pada pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15

Maret 2012. Pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai tindak lanjut

dari pertemuan I dan II pada siklus I. Digunakan untuk memberikan materi

tentang bangun datar layang-layang dan mengadakan tes evaluasi akhir

siklus.

52

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pertemuan III siklus I diawali dengan guru

mengucapkan salam kepada siswa, mengajak siswa berdoa dan

mempresensi siswa, untuk mengetahui siswa yang tidak masuk pada hari

itu. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu layang-layang. Guru memberikan motivasi dan

menyampaikan materi pembelajaran serta tujuan pembelajaran.

Kemudian guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa sudah membentuk menjadi lima kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari lima dan 6 siswa. Setiap kelompok

mendapatkan gambar layang-layang dari guru. Kemudian siswa

mendapatkan kertas berpetak dan lembar kerja siswa untuk kerja

kelompok. Di dalam lembar kerja sudah ada pertanyaan-pertanyaan yang

harus diselesaikan oleh siswa secara kelompok.

Siswa bekerja dalam kelompok dengan menggambar bangun datar

layang-layang dan mengidentifikasi sifat-sifat layang-layang. Semua

jawaban diisikan di lembar kerja yang telah diberikan oleh guru dengan

bimbingan guru. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya. Setelah selesai bekerja kelompok, siswa diberi kesempatan oleh

guru untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dengan

bimbingan guru. Kemudian siswa dan guru membahas bersama hasil

penemuan-penemuan yang dilakukan siswa dengan kerja kelompok

tersebut.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir guru meluruskan pemahaman siswa melalui tanya

jawab. Kemudian guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-

hari yang berhubungan dengan layang-layang sesuai dengan yang dialami

siswa. Siswa dan guru membuat kesimpulan secara bersama. Guru sedikit

mengulas tentang materi pertemuan I dan pertemuan II. Kemudian guru

53

memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan. Setelah selesai

mengerjakan siswa bisa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru.

III. Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan.

peneliti dibantu oleh salah satu guru di SD tersebut untuk melakukan pengamatan.

Pengamatan dilakukan dari siklus I, pertemuan I, II dan III dari awal sampai akhir

pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Pengamatan dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama proses

pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui model

pembelajaran kontekstual. Dari hasil lembar observasi tersebut dapat diketahui

apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru (terlampir) pada siklus I

pertemuan I. Hasil observasi menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui

model pembelajaran kontekstual pada siklus I pertemuan I dengan nilai sangat

baik 0, nilai baik 5, nilai cukup 3, nilai kurang 5, dan nilai sangat kurang 3. Jadi

dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan siklus I, pertemuan I masih terdapat

kekurangan yaitu terdapat pada item menyampaikan tema, menumbuhkan

partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, dan guru kurang dalam memfasilitasi

interaksi antara guru dan siswa.

Selanjutnya akan dilakukan pelaksanaan siklus I pertemuan II, maka

implementasi model pembelajaran kontekstual dengan aktivitas guru dapat dilihat

pada tabel 4.6 berikut ini.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru (terlampir) pada siklus I

pertemuan II. Hasil observasi menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kontekstual pada siklus I pertemuan II dengan

nilai sangat baik 0, nilai baik 4, nilai cukup 5, nilai kurang 3 dan nilai sangat

kurang 4. Jadi dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan siklus I, pertemuan II

masih terdapat kekurangan dan perlu diperbaiki pada pertemuan berikutnya yaitu

terdapat pada item menyampaikan tema, menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran, menumbuhkan rasa ingin tahu dan guru kurang dalam

menyampaikan pembelajaran dengan gaya yang sesuai. Pada observasi siklus I

54

pertemuan II ini ada yang mengalami peningkatan dan bahkan ada yang

mengalami penurunan.

Setelah itu dilakukan siklus I pertemuan III. Berdasarkan hasil observasi

aktivitas guru (terlampir) diperoleh penilaian dari observer terhadap pelaksanaan

siklus I pertemuan III. Hasil observer menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran

melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I pertemuan III memperoleh

nilai sangat baik 5, nilai baik 1, nilai cukup 5, nilai kurang 4, dan nilai sangat

kurang 1. Jadi dapat diketahui bahwa hal-hal yang masih perlu diperhatikan pada

observasi aktivitas guru pada siklus I adalah menumbuhkan partisispasi aktif

siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual.

Dilihat dari data observasi aktivitas guru pada siklus I masih terdapat

kekurangan dan hal-hal yang harus diperbaiki. Hasil pengamatan siklus I bisa

digunakan sebagai acuan untuk melakukan pengamatan pada siklus II. Serta hal-

hal yang masih kurang dalam siklus I dapat diperbaiki pada siklus II. Dibawah ini

adalah hasil observasi aktivitas guru dari silus I pertemuan I, II, dan III.

Tabel 4.5

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus I

No. Skor

Jumlah Hasil Penilaian

Observasi dari

pertemuan I, II, III.

Persentase

1. 1 8 16,67%

2. 2 12 25%

3. 3 13 27,08%

4. 4 10 20,83%

5. 5 5 10,42%

Jumlah

Item

48

Dari tabel 4.5 merupakan hasil dari observasi aktivitas guru pada siklus I

pertemuan I,II, dan III. Hasil observasi menunjukkan perolehan skor tertinggi

pada skor 3 yaitu dengan 13 item. Hasil observasi juga menunjukkan masih

banyak skor rendah yaitu 8 terdapat pada item 1(sangat kurang). Kekurangan dan

kelebihan pada observasi aktivitas guru sebagai perbaikan pada siklus berikutnya.

55

Adapun untuk mengetahu kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung

maka juga dilakukan observasi terhadap kegitan siswa. Berdasarkan hasil

penilaian observer terhadap aktivitas siswa (terlmpir) selama mengikuti

pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I pertemuan I

memperoleh nilai sangat baik 0, nilai baik 1, nilai cukup 4, nilai kurang 7, dan

nilai sangat kurang 3. Jadi dapat diketahui bahwa masih ada kekurangan dalam

aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I yaitu pada perhatian siswa dalam

pembelajaran yang masih rendah, rasa keinggintahuan siswa yang masih rendah

dan kerjasama siswa dalam kelompok masih rendah.

Kemudian siklus I pertemuan II dilakukan. Berdasarkan penilaian observer

terhadap aktivitas pembelajaran siswa (terlampir) pada siklus I pertemuan II. Hasil

observasi menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran

kontekstual pada siklus I pertemuan II memperoleh nilai sangat baik 0, nilai baik

1, nilai cukup 7, nilai kurang 5 dan nilai sangat kurang 2. Jadi dapat diketaui

bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki pada pertemuan berikutnya. Hal-hal yang

perlu diperbaiki pada siklus I pertemuan II ini adalah rasa keingintahuan siswa

dalam pembelajaran dan kerjasama siswa dalam kelompok yang masih kurang.

Kemudian siklus I pertemuan III dilakukan. Berdasarkan observasi

aktivitas siswa (terlampir) diperoleh hasil penilaian observer aktivitas siswa

selama mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual pada

siklus I pertemuan III memperoleh nilai sangat baik 0, nilai baik 4, nilai cukup 7,

nilai kurang 3, dan nilai sangat kurang 1. Jadi dapat diketahui bahwa masih ada

kekurangan dalam aktivitas siswa pada siklus I pertemuan III yaitu pada

kerjasama siswa dalam kelompok masih rendah.

Dilihat dari data-data tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam

pelaksanaan siklus I menjadi acuan utnuk melaksanakan siklus II. Hal-hal yang

masih kurang dalam siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Pada akhir

pembelajaran siklus yaitu pertemuan III dilaksanakan evaluasi dengan

menggunakan lembar evaluasi. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual berjalan lancar dan

56

mengalami peningkatan dalam aktivitas siswa dari pertemuan I, II, dan III. Dapat

disimpulkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus I

No. Skor Jumlah Hasil Penilaian Observasi dari

pertemuan I, II, III. Persentase

1. 1 6 13,33%

2. 2 15 33,33%

3. 3 18 40%

4. 4 6 13,33%

5. 5 0 0%

Jumlah item 45

Dari tabel 4.6 merupakan hasil dari observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I, II, dan III. Hasil observasi menunjukkan perolehan skor tertinggi

pada skor 3 yaitu dengan 18 item. Hasil observasi juga menunjukkan masih

banyak skor 6 yang terdapat pada item 1. Kekurangan dan kelebihan pada

observasi aktivitas siswa sebagai perbaikan pada siklus berikutnya.

Catatan anekdot yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran

berlangsung dari siklus I pertemuan I, II, dan III seluruh siswa di kelas V SD

Negeri 5 Karanganyar hadir semua. Dalam pembelajaran siswa diajak secara

langsung mengamati contoh benda-benda bangun datar yang diberikan oleh guru.

Dalam pembagian kelompok ada salah satu siswa yang tidak mempunyai

kelompok karena tidak ada kelompok yang mau menerima menjadi kelompoknya.

Akhirnya guru meminta siswa tersebut bergabung dengan salah satu kelompok

yang sudah terbentuk. Pada saat bekerja kelompok masih banyak siswa yang

sibuk sendiri sedangkan salah satu teman mengerjakan lembar kerja yang telah

diberikan oleh guru. Dengan begitu guru sering mengingatkan siswa untuk

membantu temannya bekerja karena kerja kelompok harus dikerjakan secara

bersama-sama. Guru juga memberikan penjelasan secara berulang-ulang tentang

instruksi kerja kelompok karena masih banyak siswa yang bertanya.

57

Begitu pula pada saat penyampaian hasil diskusi. Masih banyak siswa yang

tidak mau menyampaikan hasil diskusiya di depan kelas. Saling memerintah satu

sama lain dalam anggota kelompok. Akhirnya guru memulai dengan menunjuk

salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Hal-hal yang sudah baik dalam pelaksanaan siklus I adalah penggunaan

contoh benda yang nyata dalam pembelajaran. Sehingga siswa bisa

mengimajinasikan benda-benda yang menjadi materi pembelajaran. Melalui

kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan, siswa memperoleh pengalaman

belajarnya sendiri sehingga lebih dapat menguasai materi.

IV. Refleksi Siklus I

Refleksi dilaksanakan dengan tujuan mengulas yang telah terlaksana pada

siklus I, pertemuan I, II, dan pertemuan III. Berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh observer pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran kontekstual. Dengan pembelajaran ini siswa

sudah melakukan pengamatan secara langsung dan berdiskusi. Dari pengamatan

siswa dapat termotivasi rasa ingin tahunya serta mencari dan menemukan sendiri

untuk menggambar dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

Siswa juga belajar secara langsung dengan cara melihat, meraba, dan

melakukan. Siswa berani mengemukakan pendapat, belajar bersama dalam

kelompok sehingga dapat menghargai perbedaan pendapat. Model pembelajaran

ini melewati proses belajar yang sesungguhnya sehingga hasil belajar diperoleh

sampai hasil akhir. Hasil analisis nilai hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 4.7

Hasil Evaluasi Matematika Siklus I

Siswa Kelas V SD Negeri 5 Karanganyar

Skor Ketuntasan Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

<63 Tidak Tuntas 8 30,77%

≥63 Tuntas 18 69,23%

Jumlah Siswa 26 100%

Rata-rata 68,65

Nilai Maksimal 85

Nilai Minimal 50

58

Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebanyak 18 siswa atau 69, 23%.

Siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 30,77%. Dengan nilai minimal 50

dan maksimal 85. Pada siklus II diharapkan pembelajaran lebih meningkatkan

hasil belajar siswa. Dengan hasil dari refleksi pada siklus I ini diharapkan peneliti

dapat semakin memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

pelaksanaan siklus I agar dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya akan

lebih baik. Hal ini dapat digambarkan dengan diagram batang berikut ini:

Diagram 4.2

Diagram Batang Hasil Belajar Matematika pada Siklus I

Kelas V SD Negeri 5 Karanganyar, Kecamatan Geyer,

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

Hasil observasi aktivitas guru dari siklus I masih banyak item yang mendapat

skor 1 (Sangat kurang). Model pembelajaran kontekstual sudah cukup baik

dilaksanakan. Selanjutnya perbaikan siklus I akan dilanjutkan pada siklus II. Hasil

observasi aktivitas siswa siklus I skor terbanyak berada pada item 3 (cukup)

dengan tidak adanya skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik) selanjutnya perbaikan untuk

mencapai kategori 4 (baik) dan 5 (sangat baik) akan dilanjutkan pada siklus II.

Pada landasan teori dipaparkan bahwa dalam model pembelajaran kontekstual

di dalamnya terdapat 4 komponen pembelajaran yaitu Invitasi, Eksplorasi,

Penjelasan dan Solusi, serta pengambilan tindakan.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan

59

1. Invitasi

a. Pertemuan I

Guru memberikan pengetahuan awal pada siswa dengan memberikan

pertanyaan bentuk roda sepeda serta benda apa saja yang berbentuk

lingkaran.

b. Pertemuan II

Guru menunjukkan ketupat kepada siswa dan memberikan pertanyaan apa

fungsi ketupat dalam kehidupan?

c. Pertemuan III

Memancing pengetahuan awal siswa dengan mengajak siswa menyanyikan

lagu layang-layang. Serta memberikan pertanyaan layang-layang dalam

kehidupan siswa.

2. Eksplorasi

a. Pertemuan I

Secara berkelompok siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

melalui lembar kerja siswa sebelum memasuki pembelajaran yang telah

dipersiapkan oleh guru. Melalui pengamatan dengan koin siswa dapat

menemukan cara menggambar dan mengidentifikasi sifat-sifat lingkaran.

Menemukan benda-benda di sekeliling yang berbentuk lingkaran.

b. Pertemuan II

Secara berkelompok siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

melalui lembar kerja siswa sebelum memasuki pambelajaran yang telah

dirancang oleh guru. Melalui pengamatan yang dilakukan siswa dengan

ketupat siswa menemukan cara-cara menggambar belah ketupat dan

mengidentifikasi sifat-sifat belah ketupat sesuai dengan pengetahuan awal

siswa.

c. Pertemuan III

Secara berkelompok siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

melalui lembar kerja, yang dilakukan sebelum memasuki pembelajaran

yang telah dirancang oleh guru. Melalui pengamatan dengan gambar

layang-layang siswa menemukan konsep awal dalam menggambar layang-

60

layang sesuai pengetahuan awal siswa dan mengidentifikasi sifat-sifat

layang-layang.

3. Tahapan Penjelasan dan Solusi

a. Pertemuan I

Penjelasan dan solusi yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya tentang sifat-sifat bangun datar

(lingkaran) di depan kelas. Setelah selesai guru menguatkan dan

meluruskan hasil diskusi siswa untuk membuat kesimpulan dan ringkasan.

b. Pertemuan II

Penjelasan dan solusi yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya tentang sifat-sifat bangun datar

(belah ketupat) di depan kelas. Setelah selesai guru menguatkan dan

meluruskan hasil diskusi siswa untuk membuat kesimpulan dan ringkasan.

c. Pertemuan III

Penjelasan dan solusi yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa

menyampaikan hasil diskusi kelompoknya tentang sifat-sifat bangun datar

(layang-layang) di depan kelas. Setelah selesai guru menguatkan dan

meluruskan hasil diskusi siswa untuk membuat kesimpulan dan ringkasan.

4. Pengambilan Tindakan

a. Pertemuan I

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru letak jari-jari lingkaran dan

diameter serta letak titik pusat lingkaran.

b. Pertemuan II

Siswa mengajukan kepada guru letak sisi belah ketupat.

c. Pertemuan III

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru buluh pada layang-layang.

4.2.2 Siklus II

I. Tahap Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil dari siklus I, terdapat kekurangan dan kelebihan pada

pelaksanaannya. Pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai tindak lanjut dalam

penyempuranaan, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Perencanaan

61

tindakan pada sikus II terdiri dari tiga perencanaan pertemuan, yaitu pertemuan I,

pertemuan II, pertemuan III dengan materi yang berbeda dari siklus I. Sebelum

melakukan kegiatan belajar mengajar peneliti bersama guru menyiapkan segala

sesuatu yang diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar.

a. Siklus II Pertemuan I

Peneliti menyusun perencanaan siklus II pertemuan I peneliti berdiskusi

tentang materi berikutnya yang jelas berbeda dengan materi pada siklus I.

Maka peneliti menyiapkan alat yang digunakan untuk menunjang proses

belajar mengajar.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

siklus II pertemuan I dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang. Guru menggunakan benda nyata yang menyerupai bangun

ruang selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah

pembelajarannya adalah: dalam kerja kelompok siswa dibagikan lembar kerja

untuk bahan diskusi kelompok secara bersama-sama. Dimaksudkan agar

siswa dengan mudah menggambar bangun ruang (kubus) dan

mengidentifikasi sifat-sifat bangun dengan mengamati contoh benda yang

berbentuk kubus. Serta siswa dapat menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang telah diberikan oleh guru melalui lembar kerja siswa.

Dalam kerja kelompok guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk

menemukan hal-hal yang baru sesuai dengan pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya. Pada kerja kelompok ini guru membagikan dadu dan kotak

kado yang sesuai dengan tiruan kubus untuk diamati siswa. Setelah siswa

selesai bekerja dalam kelompok guru memberikan kesempatan kepada

masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi.

Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya maka guru

memberikan penjelasan lebih lanjut tentang materi sifat-sifat bangun ruang

(kubus) kepada siswa. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan

hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Siswa diberi soal

latihan secara individu oleh guru. Setelah selesai mengerjakan guru

62

membahas hasil kerja individu secara bersama-sama. Kemudian guru

memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

b. Siklus II Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan II merupakan

tindak lanjut dari pertemuan I. Hanya saja materi yang diajarkan berbeda.

Untuk materi pertemuan I yaitu tentang kubus tetapi untuk materi yang kedua

menggunakan balok. Peneliti menyiapkan alat yang digunakan dalam proses

belajar mengajar. Diantaranya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

Daftar Presensi Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Siswa,

Lembar Observasi Guru, Buku Pembelajaran, Alat Peraga atau media yang

digunakan untuk menunjang penyampaian pembelajaran. Serta ruang atau

lokasi pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas V.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pertemuan II dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun

ruang. Guru menggunakan contoh benda-benda nyata yang digunakan selama

proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah pembelajarannya adalah:

Dalam kerja kelompok siswa dibagikan lembar kerja untuk bahan diskusi

kelompok secara bersama-sama. Dimaksudkan supaya siswa dengan mudah

menggambar bangun ruang (balok) dengan adanya benda nyata. Serta siswa

menemukan permasalahan-permasalahan yang telah diberikan oleh guru

melalui lembar kerja.

Pada saat kerja kelompok guru membimbing dan memfasilitasi siswa

untuk menemukan hal-hal yang baru dari pengalaman yang dialami siswa

dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya. Dalam kerja kelompok ini guru membagikan benda-

benda berbentuk balok kepada masing-masing kelompok untuk

diamati.Setelah siswa selesai bekerja dalam kelompok guru memberikan

kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil

diskusi dengan bimbingan guru. Setelah semua kelompok selesai

menyampaikan hasil diskusinya maka guru memberikan penjelasan lebih

lanjut tentang materi sifat-sifat bangun ruang (balok) kepada siswa. Setelah

63

selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa. Siswa diberi soal latihan secara individu oleh

guru. Setelah selesai mengerjakan guru membahas hasil kerja individu secara

bersama-sama. Kemudian guru memberikan pemantapan dan tindak lanjut

kepada siswa.

c. Siklus II Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran dalam siklus II pertemuan ke III ini sebagai

tindak lanjut dari pertemuan I dan II. Pada pertemuan ketiga ini peneliti

memberikan materi pembelajaran tentang bangun ruang (tabung) kepada siswa

sekaligus waktu digunakan untuk memberikan evaluasi akhir dari siklus II.

Peneliti merancang pertemuan III untuk mengadakan tes evaluasi. Tetapi

terlebih dahulu memberikan materi pelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang

(tabung). Guru menggunakan contoh benda-benda nyata yang digunakan

selama proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah pembelajarannya

adalah:

Dalam kerja kelompok siswa dibagikan lembar kerja untuk bahan diskusi

kelompok secara bersama-sama. Dimaksudkan supaya siswa dengan mudah

menggambar bangun ruang (tabung) dengan adanya benda nyata. Siswa

menemukan permasalahan-permasalahan yang telah diberikan oleh guru

melalui lembar kerja.

Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk menemukan hal-hal

yang baru dari pengalaman yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dalam kerja

kelompok ini, guru membagikan tiruan tabung kepada masing-masing

kelompok untuk diamati. Setelah siswa selesai bekerja dalam kelompok guru

memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi dengan bimbingan guru.

Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya maka guru

memberikan penjelasan lebih lanjut tentang materi sifat-sifat bangun ruang

(tabung) pada siswa. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil

pembelajaran pada pertemuan III.Untuk mempersiapkan evaluasi akhir siklus

64

guru mengulas secara singkat materi dari pertemuan I dan pertemuan II.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum diketahui tentang materi. Guru memberikan tes evaluasi akhir siklus.

Bagi siswa yang sudah selesai bisa mengumpulkan hasil pekerjaan yang telah

dikerjakan oleh siswa kepada guru.

II. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan tiga

pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Setiap pertemuan

berlangsung selama 2 jam pelajaran.

a. Siklus II Pertemuan I

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012.

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I diawali

dengan guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, serta mempresensi

siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir di kelas pada hari itu.

Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa, menyampaiakan

materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran melalui

model pembelajaran kontekstual. Dilanjutkan dengan memotivasi siswa untuk

merangsang keingintahuan siswa tentang materi pembelajaran. Kemudian

guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa sudah membentuk kelompok menjadi lima

kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Masing-

masing kelompok menerima benda yang bebentuk kubus dari guru dan

lembar kerja siswa. Melalui benda yang berbentuk kubus siswa bisa

mengimajinasikan bentuk kubus untuk digambar dan mengidentifikasi sifat-

sifat kubus.

Siswa menuliskan jawaban pada lembar kerja yang sudah diberikan oleh

guru melalui kerja kelompok yang di bimbing oleh guru. Setelah selesai

berdiskusi siswa diminta untuk menyampaikan hasil kerja kelompok di depan

kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil diskusinya, kemudian siswa

65

dan guru membahas hasil penemuan-penemuan yang telah dihasilkan siswa

dari kerja kelompok tersebut.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir guru meluruskan pemahaman siswa melalui tanya

jawab. Kemudian guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari

yang berhubungan dengan kubus. Siswa dan guru membuat kesimpulan

secara bersama. Guru meminta siswa untuk menuliskan rangkuman di buku

catatan. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan memberikan

tugas individu sesuai dengan pengalaman yang di dapat dari kerja kelompok

yang kemudian dibahas bersama. Kegiatan penutup guru menutup pelajaran

dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya.

b. Siklus II Pertemuan II

Siklus II pada pertemuan II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 Maret

2012. Pelaksanaan pertemuan II sebagai tindak lanjut dari pertemuan I.

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II siklus II diawali

dengan guru mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, serta mepresensi

siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir di kelas pada hari itu.

Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa, guru menyampaikan

materi dan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan memotivasi siswa untuk

merangsang keingintahuan siswa tentang materi pelajaran. Guru membagi

siswa menjadi lima kelompok.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa sudah membentuk menjadi lima kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Masing-masing

kelompok menerima benda berbentuk balok untuk diamati serta mendapatkan

lembar kerja siswa. Siswa menerima permasalahan yang terdapat di lembar

kerja untuk diselesaikan secara berkelompok. Siswa berdiskusi bersama untuk

menjawab pertanyaan yang terdapat di lembar kerja siswa. Baik menggambar

66

maupun menjawab pertanyaan. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja

siswa secara berkelompok, siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat balok.

Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok. Memberikan kesempatan

kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui. Kemudian guru meminta

siswa untuk menyampaikan hasil diskusi. Guru dan siswa membahas hasil

pembelajaran dan membuat kesimpulan bersama.

3) Kegiatan akhir

Guru mengecek pemahaman siswa dengan Tanya jawab. Mengaitkan

pembelajaran di kehidupan sehari-hari. Untuk menindaklanjuti pemahaman

siswa, guru memberikan soal evaluasi secara individu sesuai dengan

pengalaman siswa melalui kerja kelompok. Setelah selesai dibahas secara

bersama-sama. Kegiatan penutup guru menyampaikan tentang materi yang

akan dipelajari dan akan diadakan tes evaluasi.

c. Siklus II Pertemuan III

Pertemuan III pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 24

Maret 2012. Pembelajaran pada siklus II pertemuan III sebagai tindak lanjut

dari pertemuan I dan III pada siklus II. Digunakan untuk memberikan materi

tentang tabung dan mengadakan tes akhir siklus.

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pertemuan III siklus II diawali dengan guru

mengucapkan salam kepada siswa, mengajak siswa berdoa dan mempresensi

siswa, untuk mengetahui siswa yang tidak masuk pada hari itu. Setelah itu

guru melakukan apersepsi dengan memperlihatkan benda berbentuk tabung (

kaleng susu) kepada siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran serta

tujuan pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi untuk merangsang

keingintahuan siswa. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi lima

kelompok.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa sudah membentuk lima kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Masing-masing kelompok

menerima benda berbentuk tabung untuk diamati serta mendapatkan lembar

67

kerja siswa. Siswa menerima permasalahan yang terdapat di lembar kerja

untuk diselesaikan secara berkelompok. Siswa berdiskusi bersama untuk

menjawab pertanyaan yang terdapat di lembar kerja siswa. Baik menggambar

maupun menjawab pertanyaan. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja

siswa secara berkelompok, siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat tabung.

Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok. Memberikan kesempatan

kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui. Kemudian guru meminta

siswa untuk menyampaikan hasil diskusi. Guru dan siswa membahas hasil

pembelajaran dan membuat kesimpulan bersama.

3) Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir guru meluruskan pemahaman siswa melalui tanya

jawab. Kemudian guru mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari

yang berhubungan dengan tabung sesuai dengan yang dialami siswa. Siswa

dan guru membuat kesimpulan secara bersama. Guru sedikit mengulas

tentang materi pertemuan I dan pertemuan II pada siklus II. Kemudian guru

memberikan soal evaluasi akhir siklus atau tes akhir siklus kepada siswa

untuk dikerjakan. Setelah selesai mengerjakan siswa bisa mengumpulkan

hasil pekerjaannya kepada guru.

III. Observasi Siklus II

Observasi atau pengamatan dilaksanakan secara intensif dan

berkelanjutan. Observer dibantu oleh salah satu guru di SD tersebut untuk

melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan dari siklus I, pertemuan I dari

awal sampai siklus II pertemuan III dengan mengisi lembar observasi yang telah

disediakan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama proses

pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran. Dari hasil lembar

observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

selama pembelajaran berlangsung.

Pada siklus II pertemuan I observasi aktivitas guru (terlampir) hasil

observasi menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran

kontekstual pada siklus II pertemuan I dengan nilai sangat baik 1, nilai baik 6,

nilai cukup 4, nilai kurang 5, dan nilai sangat kurang 0. Jadi dapat diketahui dalam

68

pelaksanaan siklus II pertemuan I mulai tidak ada nilai yang sangat kurang dari

proses pembelajaran. Untuk itu pelaksanaan siklus II pertemuan II guru harus

memaksimalkan proses kegiatan mengajar.

Setelah itu siklus II pertemuan II dilaksanakan. Berdasarkan hasil

observasi aktivitas guru (terlampir) saat pembelajaran pada siklus yang telah

diamati oleh observer, maka implementasi model pembelajaran kontekstual

diperoleh penilaian dari observer terhadap pelaksanaan siklus II pertemuan II.

Hasil observasi tersebut menyatakan bahwa pembelajaran melalui model

pembelajaran kontekstual pada siklus II pertemuan II memperoleh nilai sangat

baik 4, baik 9, cukup 3, kurang 0 dan sangat kurang 0. Jadi dapat diketahui bahwa

masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki pada siklus II pertemuan

II terutama dalam penyampaian tema, partisipasi aktif siswa, dan memfasilitasi

siswa terjadinya interaksi siswa dan guru.

Setelah itu siklus II pertemuan III dilaksanakan. Berdasarkan observasi

aktivitas guru (terlampir) saat pembelajaran pada siklus yang telah diamati oleh

observer, maka implementasi model pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan.

Hasil observasi tersebut menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui model

pembelajaran kontekstual pada siklus II pertemuan III memperoleh nilai sangat

baik 8, baik 7, cukup 1, kurang 0, dan sangat kurang 0. Dapat disimpulkan bahwa

pertemuan III pada siklus II berjalan dengan baik.

Pembelajaran siklus II pertemuan III dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang dilakukan oleh salah satu guru yang mengajar di kelas VI.

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan sangat

baik. Jumlah hasil penilaian observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

69

Tabel 4.8

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus II

No Skor Jumlah Hasil Penilaian Observasi dari

pertemuan I, II, III Persentase

1. 1 0 0%

2. 2 5 20,72%

3. 3 8 16,66%

4. 4 22 45,83%

5. 5 13 27,08%

Jumlah

Item

48

Dari tabel 4.7 merupakan hasil dari observasi aktivitas guru pada siklus II

pertemuan I, II, dan III. Hasil observasi mengalami peningkatan lebih baik dan

meningkat dari siklus I pada setiap item yang di observasi yang dilakukan oleh

observer (Guru kelas VI).

Adapun untuk mengetahu kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung

maka juga dilakukan observasi terhadap kegitan siswa pada siklus II. Berdasarkan

penilaian dari observer terhadap aktivitas pembelajaran siswa (terlampir) pada

siklus II pertemuan I. Hasil observasi menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran

dengan melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus II pertemuan I

memperoleh nilai sangat baik 1, baik 7, cukup 7, kurang 0, sangat kurang 0. Jadi

dapat diketahui bahwa masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki pada

pertemuan berikutnya.

Kemudian siklus II pertemuan II dilaksanakan. Berdasarkan observasi

aktivitas siswa (terlampir) tindakan saat pembelajaran pada siklus yang telah

diamati observer maka implementasi aktivitas pembelajaran siswa melalui model

pembelajaran kontekstual diperoleh hasil penilaian observer terhadap aktivitas

siswa selama mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual

pada siklus II pertemuan II dengan memperoleh nilai sangat baik 7, baik 7, cukup

1, kurang 0, dan sangat kurang 0. Dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa

70

menjadi lebih baik sesuai dengan model pembalajaran kontekstual yang

digunakan oleh guru.

Kemudian siklus II pertemuan III dilaksanakan. Berdasarkan observasi

aktivitas siswa (terlampir) tindakan saat pembelajaran pada siklus yang telah

diamati oleh observer maka implementasi aktivitas pembelajaran siswa model

pembelajaran kontekstual diperoleh hasil penilaian observer terhadap aktivitas

siswa selama mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual

pada siklus II pertemuan III dengan nilai sangat baik 12, nilai baik 3, nilai cukup

0, nilai kurang 0, dan nilai sangat kurang 0.

Dari data-data tersebut diketahui bahwa dalam pelaksanaan siklus I dan II

pada pertemuan I, II , III mengalami peningkatan aktivitas yang lebih baik.

Observasi dilakukan oleh guru kelas VI menggunakan lembar observasi yang

telah dirancang sebelumnya. Hasil observasi aktivitas siswa dapat disimpulkan

dengan tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus II

No. Skor Jumlah Hasil Observasi

dari Pertemuan I, II, III Persentase

1. 1 0 0%

2. 2 0 0%

3. 3 8 17,78%

4. 4 17 37,78%

5. 5 20 44,44%

Jumlah

Item

45

Data tabel 4.8 merupakan hasil dari observasi aktivitas siswa pada siklus II

pertemuan I, II, dan III. Hasil observasi menunjukkan bahwa skor tertinggi 20

dengan item 5.

Catatan anekdot yang dilakukan oleh observer selama pembelajaran

berlangsung dari siklus II pertemuan I, II dan III seluruh siswa kelas V SD Negeri

5 Karanganyar hadir semua selama penelitian berlangsung. Dalam pembelajaran

71

siswa diajak untuk mengamati contoh benda secara langsung untuk menggambar

bangun-bangun ruang kemudian mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

(Kubus, balok, tabung). Pada siklus II siswa sudah berani untuk bertanya kepada

guru jika kurang jelas dengan instruksi yang ada di Lembar Kerja Siswa. Siswa

mulai aktif dalam kerja kelompok dan tidak bergantung kepada teman kelompok.

Siswa antusias dengan benda-benda yang ditunjukkan guru untuk memfasilitasi

mereka dalam kerja kelompok. Siswa tenang mengikuti pelajaran dan terkontrol

dengan baik oleh guru.

IV. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer pembelajaran

sudah berjalan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

kontekstual. Dengan pembelajaran ini siswa sudah melakukan pengamatan secara

langsung dan berdiskusi. Melalui pengamatan, siswa dapat termotivasi rasa ingin

tahunya serta mencari dan menemukan sendiri untuk menggambar dan

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

Siswa juga belajar secara langsung dengan cara melihat, meraba, dan

melakukan. Siswa berani mengemukakan pendapat, belajar bersama dalam

kelompok sehingga dapat menghargai perbedaan pendapat. Model pembelajaran

ini melewati proses belajar yang sesungguhnya sehingga hasil belajar diperoleh

sampai hasil akhir. Hasil analisis nilai tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Evaluasi Matematika Siklus II

Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 5 Karanganyar

Skor

Ketuntasan Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

<63 Tidak Tuntas 2 7,69%

≤63 Tuntas 24 92,30%

Jumlah Siswa 26 100%

Rata-rata 73,65

Nilai Maksimal 90

Nilai Minimal 45

72

Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebanyak 24 siswa atau 92,30%.

Siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 7, 69%. Dengan nilai minimal 40

dan maksimal 90. Pada pembelajaran siklus II terjadi peningkatan pembelajaran

dari siklus I. Siklus I dengan hasil ketuntasan 69,23% menjadi 92,30%. Hasil

belajar siswa pada siklus II dapat digambarkan dengan diagram batang berikut ini:

Diagram 4.3

Diagram Batang Hasil Belajar Matematika pada Siklus II

Kelas V SD Negeri 5 Karanganyar, Kecamatan Geyer,

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus II selesai dilaksanakan,

selanjutnya dilakukan refleksi terhadap rangkaian kegiatan yang telah dilakukan

berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer pada pelaksanaan siklus II

ini. Observer mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan mengisi lembar

observasi yang telah disiapkan peneliti pada angka yang sesuai.

Keseluruhan hasil observasi yang meliputi observasi guru dan siswa

melalui model pembelajaran kontekstual. Hasil observasi aktivitas guru dari siklus

II sudah lebih baik daripada siklus I. hasil observasi aktivitas guru pada siklus II

skor terbanyak berada pada item 4 (baik) berjumlah 22 dan skor 5 (sangat baik)

berjumlah 13 dan sudah tidak ada lagi skor 1 (sangat kurang). Hasil observasi

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan

73

aktivitas siswa siklus II skor terbanyak berada pada item 5 (sangat baik)

berjumlah 20 dan 4 (baik) berjumlah 17.

Pada landasan teori dipaparkan bahwa dalam model pembelajaran kontekstual di

dalamnya terdapat 4 komponen pembelajaran yaitu Invitasi, Eksplorasi,

Penjelasan dan Solusi, serta pengambilan tindakan.

1. Invitasi

a. Pertemuan I

Guru memberikan pengetahuan awal pada siswa dengan memberikan

pertanyaan tentang permainan ular tangga.

b. Pertemuan II

Guru menunjukkan bungkus pasta gigi, dan menanyakan bentuk bungkus

pasta gigi tersebut.

c. Pertemuan III

Memancing pengetahuan awal siswa dengan menunjukkan kaleng susu.

2. Eksplorasi

a. Pertemuan I

Secara berkelompok siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

melalui lembar kerja siswa sebelum memasuki pembelajaran yang telah

dipersiapkan oleh guru. Melalui pengamatan dengan benda-benda berbentuk

kubus (dadu) siswa dapat menemukan cara menggambar dan

mengidentifikasi sifat-sifat kubus. Menemukan benda-benda di sekeliling

yang berbentuk kubus.

b. Pertemuan II

Secara berkelompok siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

melalui lembar kerja siswa sebelum memasuki pambelajaran yang telah

dirancang oleh guru. Melalui pengamatan yang dilakukan siswa dengan

contoh benda berbentuk balok (bungkus sabun, bungkus pasta gigi, kardus

hp) siswa menemukan cara-cara menggambar balok dan mengidentifikasi

sifat-sifat balok sesuai dengan pengetahuan awal siswa.

c. Pertemuan III

74

Secara berkelompok siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru

melalui lembar kerja, yang dilakukan sebelum memasuki pembelajaran yang

telah dirancang oleh guru. Melalui pengamatan dengan benda berbentuk

tabung siswa menemukan konsep awal dalam menggambar tabung sesuai

pengetahuan awal siswa dan mengidentifikasi sifat-sifat tabung.

3. Tahapan Penjelasan dan Solusi

a. Pertemuan I

Penjelasan dan solusi yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa menyampaikan

hasil diskusi kelompoknya tentang sifat-sifat bangun ruang (kubus) di depan

kelas. Setelah selesai guru menguatkan dan meluruskan hasil diskusi siswa

untuk membuat kesimpulan dan ringkasan.

b. Pertemuan II

Penjelasan dan solusi yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa menyampaikan

hasil diskusi kelompoknya tentang sifat-sifat bangun ruang (balok) di depan

kelas. Setelah selesai guru menguatkan dan meluruskan hasil diskusi siswa

untuk membuat kesimpulan dan ringkasan.

c. Pertemuan III

Penjelasan dan solusi yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa menyampaikan

hasil diskusi kelompoknya tentang sifat-sifat bangun ruang (tabung) di

depan kelas. Setelah selesai guru menguatkan dan meluruskan hasil diskusi

siswa untuk membuat kesimpulan dan ringkasan.

4. Pengambilan Tindakan

a. Pertemuan I

Siswa mengajukan pertanyaan mengapa bisa disebut bangun datar dan

bangu ruang.

b. Pertemuan II

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang diagonal ruang, dan

letak diagonal ruang.

c. Pertemuan III

Siswa mengajukan pertanyaan dimana letak selimut tabung.

75

4.3 Hasil Analisis Data

4.3.1 Siklus I

Setelah pelaksanaan siklus I melalui model pembelajaran kontekstual pada

kegiatan pembelajaran Matematika, analisis penelitian mengenai hasil belajar

yaitu pada siklus I siswa yang mengalami ketuntasan belajar dengan memenuhi

KKM (63) sebanyak 18 siswa (69,23%) dan siswa yang tidak tuntas belajarnya

atau tidak memenuhi KKM (63) sebanyak 8 siswa (30,77%) dengan nilai rata-rata

yang diperoleh 68,65. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa 85 dan nilai terendah

50.

4.3.2 Siklus II

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II melalui model pembelajaran

kontekstual, analisis penelitian mengenai hasil belajar yaitu siswa yang

mengalami ketuntasan belajar dengan memenuhi nilai KKM (63) sebanyak 24

siswa (92,30%) dan siswa yang tidak tuntas atau tidak memenuhi nilai KKM (63)

sebanyak 2 siswa (7,69%). Nilai rata-rata yang diperoleh siswa 73,65 nilai

tertinggi 90 dan nilai terendah yang didapat 45.

Pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada

saat sebelum tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II dapat dilihat pada tabel

4.22 berikut ini:

Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II

Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 5 Karanganyar

No.

Kriteria

Tuntas

Pra-Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase Jumlah

siswa

Present

se

1. Tuntas 14 53,85% 18 69,23% 24 92,31%

2. Tidak

Tuntas

12 46,15% 8 30,77% 2 7,69%

26 100 26 100 26 100

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut, maka dapat dilihat bahwa ada

peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai memenuhi KKM (63) dalam

mata pelajaran Matematika. Terbukti dengan pengklasifikasian ketuntasan.

Sebelum adanya tindakan, sebanyak 12 siswa hasil belajarnya tidak tuntas atau

76

mendapatkan nilai di bawah KKM. Setelah dilaksanakan tindakan dengan

pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual melalui siklus I berkurang

hanya 8 siswa yang belum tuntas dan pada siklus II, 2 siswa yang belum tuntas

atau memenuhi KKM (63). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setelah

siklus I dan II siswa mengalami ketuntasan belajar secara klasikal di atas 85%

sesuai dengan indikator kinerja.

Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran Matematika melalui model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menjawab

tujuan dari penelitin yang menggunakan model pembelajaran kontekstual. Hal ini

dikarenakan model pembelajaran kontekstual mengarahkan pada siswa untuk

belajar sesungguhnya dengan mengamati benda-benda nyata yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan

atau pra-siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram batang 4.4

berikut ini dalam bentuk persentase:

Diagram 4.4

Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar

Sebelum Tindakan, Sikus I, Siklus II

Dilihat dari diagram 4.4 jumlah presentase dari pra siklus, siklus I, dan

siklus II mengalami peningkatan. peningkatan juga terjadi pada rata-rata kelas.

Sebelum dilakukan tindakan, rata-rata nilai Matematika siswa adalah 65. Setelah

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

77

dilakukan tindakan pertama yaitu sikus I, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi

68,65. Sedangkan setelah dilakukan tindakan yang berikutnya yaitu siklus II,

terjadi peningkatan lagi pada rata-rata nilai kelas siswa yaitu menjadi 73,65.

d. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran Matematika oleh

kolaborator mampu meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD

Negeri 5 Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, tahun pelajaran

2011/2012.

Peningkatan tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan tiap-tiap

kategori dalam aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran. Pada siklus I ke siklus

II mengalami peningkatan. Sedangkan hasil belajar dari awal sebelum tindakan,

siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan.

Indikator kinerja hasil pembelajaran yang ditentukan oleh peneliti sudah

tercapai pada siklus II. Indikator kinerja 85% pada siklus II sudah terjadi

peningkatan menjadi 92,31%. Untuk persentase ketuntasan siswa juga mengalami

kenaikan dari 14 siswa yang tuntas atau 53,85% menjadi 24 dengan jumlah

persentase 92,31%.

Hambatan yang terjadi guru dan siswa belum terbiasa menggunakan model

pembelajaran kontekstual. Tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan baik dan melihat

aktivitas guru dan siswa yang semakin mengalami perkembangan yang lebih baik.

Model pembelajaran kontekstual siswa lebih berperan dalam pembelajaran dan

guru hanya membimbing dan memfasilitasi siswa. Karena model pembelajaran

kontekstual dalam pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 5

Karanganyar yang hasil belajarnya meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Peneliti Aris Pratiwi (2010) dalam penelitiannya “Penggunaan Model

Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika Sebagai Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa kelas VI di SD Negeri 2 Gondang

Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten tahun 2009/2010”. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus 1 dan siklus 2 dengan SK/KD sama Indikator berbeda dalam kategori

78

amat baik. Kondisi awal siswa menunjukkan prestasi belajar siswa rendah. Jumlah

siswa yang mencapai KKM ada 4 siswa dengan presentasi 19,05% sedangkan

siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 17 siswa dengan persentase 80,95%.

Rata-rata nilai diperoleh siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan yang

signifikan yaitu 92,66%. Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal

9,52%. Pada siklus 2 rata-rata nilai siswa mencapai 86,48.

Berdasarkan perolehan nilai pada siklus I dan siklus II didapatkan bahwa

model pembelajaran kontekstual dalam pembelajara Matematika pada kompetensi

dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V

SD Negeri 5 Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun

Pelajaran 2011/2012.