repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/1028/1/Skripsi Dhany...
Click here to load reader
-
Upload
nguyenthuan -
Category
Documents
-
view
288 -
download
3
Transcript of repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/1028/1/Skripsi Dhany...
SEGITIGA STRATEGIS PROGRAM KIRAB
PEMUDA DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PERSATUAN DAN PENGHORMATAN
TERHADAP PLURALISME DI KEMENTERIAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK
INDONESIA
Skripsi
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik
Oleh:
Dhany Damara
NIM : 6661141215
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, JULI 2018
ii
ABSTRAK
Dhany Damara, NIM. 6661141215. Skripsi. Segitiga Strategis Program Kirab
Pemuda dalam Rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan
Terhadap Pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia. Pembimbing I: Dr. Ayuning Budiati, MPPM dan Pembimbing II:
Riswanda, Ph.D
Program Kirab Pemuda merupakan program kreatif dari Kementerian Pemuda dan
Olahraga yang hadir sebagai respon terhadap isu-isu perpecahan yang kala itu
sedang marak terjadi,mulai dari isu sara, radikalisme dan politik. Peneliti akan
mencoba untuk menggambarkan perumusan strategi dengan teori segitiga strategis
Mark Moore. Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menggambarkan
pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan seorang manajer publik dalam
membuat sebuah program. Metode yang akan peneliti gunakan ialah metodologi
penelitian kualitatif deskriptif. Adapun analisis data yang akan peneliti gunakan
ialah dengan prosedur reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan yang
dikemukakan oleh Matthew B. Milles dan Michael Huberman. Hasil penelitian ini
adalah bahwa pertimbangan yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia belum lengkap terutama pada keterlibatan organisasi
kepemudaan pada penyusunan strategi program dan survei lokasi pelaksanaan
program. Kendati begitu, secara keseluruhan program Kirab Pemuda tetap
terlaksana dengan cukup baik karena kecermatan dari Asisten Deputi Peningkatan
Kreativitas Pemuda dalam penempatan pegawai.
Kata Kunci : Strategi, Program Kirab Pemuda, Pemuda, Persatuan, dan
Pluralisme.
iii
ABSTRACT
Dhany Damara, NIM. 6661141215. Skripsi. Strategic Triangle of Youth’s March
Program in Order to Improve Unity and Respect for Pluralism in Ministry of
Youth and Sports of the Republic of Indonesia. Advicer I: Dr. Ayuning Budiati,
MPPM dan Advicer II: Riswanda, Ph.D
The Youth’s March program is a creative program from the Ministry of Youth and
Sports, which was present in response to issues of disintegration that are now rife,
ranging from ERRC, radicalism and politics. The researcher will try to illustrate
the formulation of strategy with Mark Moore's strategic triangle theory. In this
research, the researcher will try to describe the considerations made by a public
manager in making a program. The method that will be used by researcher is
descriptive qualitative research methodology. The data analysis that researchers
will use is include data reduction procedures, data presentation, and draw
conclusions proposed by Matthew B. Milles and Michael Huberman. The results of
this study are that the considerations undertaken by the Ministry of Youth and
Sports of the Republic of Indonesia are not yet complete, especially on the
involvement of youth organizations in the preparation of program strategy and site
survey of program implementation. Nevertheless, the overall Youth’s March
program remains well done due to the accuracy of the Deputy Assistant for the
Improvement of Youth Creativity in the placement of employees.
Keywords: Strategy, Youth’s March Program, Youth, Unity, dan Pluralism.
iv
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Dhany Damara
NIM : 6661141215
Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Januari 1997
Program Studi : Administrasi Publik
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul SEGITIGA STRATEGIS PROGRAM
KIRAB PEMUDA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERSATUAN DAN
PENGHORMATAN TERHADAP PLURALISME DI KEMENTERIAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA adalah hasil karya saya
sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur
plagiat maka gelar sarjana saya bisa dicabut.
Serang, Juli 2018
Dhany Damara
NIM :6661141215
vi
vii
Moto
&
Persembahan
“Jika seseorang merasa dirinya paling pintar,
maka sempurnalah kebodohannya.”
Skripsi ini dipersembahkan untuk Alm. Bapakku, Ibukku yang
telah memberikan segalanya yang terbaik untukku, dan untuk
kakak-kakakku yang senantiasa mendukung adiknya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Peneliti ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena
dengan Rahmat, Karunia dan Taufik serta Hidayah-Nya Peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang diajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana (S-1) dengan judul “Segitiga Strategis Program Kirab
Pemuda Dalam Rangka Meningkatkan Persatuan Dan Penghormatan Terhadap
Pluralisme Di Kementerian Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia”. Shalawat
serta salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallalahu
Alaihi Wassalam, kepada keluarga, sahabat, serta kepada kita yang senantiasa
istiqomah dan ikhlas untuk menjadi umatnya.
Dalam proses pengerjaan Skripsi ini penulis tidak lepas dari bantuan,
dukungan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati mengucapkan terima kasih kepada:
1 Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2 Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
3 Rahmawati, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4 Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ix
5 Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6 Listyaningsih, S.Sos., M.Si Ketua Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7 Leo Agustino, Ph.D Selaku dosen pembimbing akademik saya
8 Dr. Ayuning Budiati, MPPM selaku dosen pembimbing I skripsi yang
senantiasa memberikan arahan dan waktunya selama penyusunan penelitian
ini.
9 Riswanda, Ph.D selaku dosen pembimbing II skripsi yang senantiasa
memberikan arahan dan waktunya selama penyusunan penelitian ini.
10 Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas ilmu selama
perkuliahan dan proses keperluan administratif.
11 Seluruh pimpinan dan staf pada Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda, Kemenpora RI.
12 Pihak dari instansi lain yang menjadi narasumber dalam penelitian ini.
13 Peserta Kirab Pemuda 2017.
14 Alm. Sardjikin dan Ibu Sumarni sebagai orang tua yang begitu luar biasa
mendidik anaknya sampai saat ini.
15 Diana Susanti, Niken Savitri dan Dina Ayu Widya yang bekerja keras untuk
membiayai kuliah adiknya.
16 Nabila Nisa Syabrina yang setia mendengarkan keluh kesah selama
penelitian berlangsung.
x
17 DGC, Gengster, KAMI, Dodo, Sarah, Luthfiyandhi, Hanifandra, Rafli
sebagai sahabat yang selalu menghibur di tengah proses penyusunan skripsi.
18 Historica sebagai tempat peneliti mempelajari banyak ilmu yang sangat
berharga.
19 Teman-teman angkatan 2014 Administrasi Publik, dan teman teman lain
yang mungkin luput tak tertulis, yang telah meluangkan waktunya dan
menjadi teman yang baik.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kebaikan dan keberkahan
bagi semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun
akan senantiasa penulis terima dengan lapang hati. Semoga penulisan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Serang, 2018
Peneliti,
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 22
1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 22
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 22
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 23
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................... 23
BAB II .......................................................................................................... 24
DESKRIPSI TEORI ..................................................................................... 24
2.1 Deskripsi Teori............................................................................... 24
xii
2.1.1 Konsep Strategi ....................................................................24
2.1.2 Definisi Manajemen Strategi ................................................26
2.1.3 Strategi Pemerintahan ...........................................................28
2.1.4 Pluralisme..............................................................................38
2.1.5 Persatuan dan Bhinneka Tunggal Ika....................................38
2.1.6 Pemuda..................................................................................38
2.1.7 Kirab Pemuda........................................................................39
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 45
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian...................................................... 47
2.4 Asumsi Dasar ................................................................................. 49
BAB III ....................................................................................................... 52
METODE PENELITIAN ............................................................................. 52
3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian ................................................ 52
3.2. Fokus Penelitian ............................................................................. 52
3.3. Lokasi Penelitian ............................................................................ 53
3.4. Variabel Penelitian ......................................................................... 53
3.4.1 Definisi Konsep .................................................................... 53
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................. 55
3.5. Instrumen Penelitian ...................................................................... 56
3.6. Informan Penelitian ........................................................................ 57
3.7. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ............................... 59
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 59
3.7.2 Teknik Analisis Data............................................................. 62
xiii
3.7.3 Uji Keabsahan Data ..................................................................... 65
3.8 Jadwal Penelitian ............................................................................ 67
BAB IV ........................................................................................................ 68
PEMBAHASAN .......................................................................................... 68
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................ 68
4.1.1 Deskripsi Lokasi .................................................................. 68
4.1.2 Visi dan Misi Kemenpora RI ............................................... 70
4.1.3 Tupoksi Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda ................ 73
4.1.4 Letak Geografis Lokasi Penelitian ....................................... 74
4.2 Deskripsi Data ................................................................................ 75
4.2.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 78
4.2.2 Deskripsi Informan............................................................... 80
4.2.3 Temuan Lapangan ................................................................ 82
4.3 Pembahasan .................................................................................. 165
BAB V ........................................................................................................ 169
PENUTUP .................................................................................................. 169
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 169
5.2 Saran ............................................................................................. 170
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 171
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 REKAP KEGIATAN KIRAB PEMUDA ZONA 1 .................... 19
Tabel 1.2 REKAP KEGIATAN KIRAB PEMUDA ZONA 2 .................... 20
Tabel 3.1 Daftar Informan............................................................................ 58
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................... 61
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian.......................................................................... 67
Tabel 4.1 Informan Penelitian ...................................................................... 81
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Acara Kirab Pemuda di Parigi Motong .................................... 17
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ..................................................................... 48
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ................................................................ 63
Gambar 4.1 Peta Kemenpora RI .................................................................. 70
Gambar 4.2 Tujuan Program Kirab Pemuda ................................................ 86
Gambar 4.3 Maksud Program Kirab Pemuda ............................................ 105
Gambar 4.4 Sasaran Program Kirab Pemuda ............................................. 114
Gambar 4.5 Keterangan Usia Pemuda ....................................................... 114
Gambar 4.6 Landasan Hukum Program Kirab Pemuda ............................. 133
Gambar 4.7 SK Kepanitiaan Program Kirab Pemuda ................................ 137
Gambar 4.8 Acara Puncak Kirab Pemuda.................................................. 140
Gambar 4.9 Struktur Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda .................. 147
Gambar 4.10 Jumlah Panitia ...................................................................... 149
Gambar 4.11 Website Kirab Pemuda ......................................................... 158
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1 Surat Ijin Penilitian
2 Lampiran Gambar
3 Membercheck
4 Riwayat Hidup Peneliti
5 Dokumen Lain yang Relevan
17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah mencatat bahwa konflik-konflik di Dunia selain terjadi karena
perebutan kekuasaan dan ekonomi juga terjadi karena perbedaan-perbedaan
mendasar. Perbedaan mendasar yang dimaksud adalah perbedaan ras, agama, suku
dan golongan. Salah satu yang terkemuka adalah penyiksaan dan pembunuhan
terhadap ribuan bahkan jutaan bangsa Yahudi oleh NAZI yang dipimpin oleh Adolf
Hitler. Dalam Jurnal Hukum Pidana Internasional “Fenomena Hitler (NAZI) dan
Pengadilan Nuremberg 1946” oleh Zahab, Hitler menganggap bahwa yahudi adalah
parasit di Jerman. Hitler sangat membenci Yahudi karena keengganan mereka
untuk ikut berperang padahal sama-sama tinggal di Jerman.
Di benua Amerika, konflik yang berdasarkan perbedaan mendasar seperti
warna kulit masih terjadi bahkan sampai saat ini. Berawal dari perbudakan kulit
hitam pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Amerika, perbedaan bahwa warna
kulit hitam lebih rendah derajatnya masih terjadi sampai abad ini, pada tahun 2017,
Washington Post mencatat 987 penembakan terhadap warga Amerika-Afrika
berkulit hitam di Amerika. Dalam Jurnal “Regulasi Perlindungan Hak Asasi
Manusia Tingkat Internasional” oleh Triyanto, konflik-konflik yang terjadi atas
dasar perbedaan akhirnya dicoba diredam melalui The Universal Declaration of
Human Rights yang sebelumnya didahului oleh Magna Charta pada tahun 1215,
Piagam PBB serta instrument lain perlindungan HAM. Dideklarasikan pada tanggal
2
10 Desember 1948, Deklarasi tersebut dibuat dalam rangka meningkatkan
kesadaran atas hak-hak dasar manusia yang tertindas. Beberapa poin yang dijamin
dalam deklarasi tersebut adalah Hak untuk merdeka dan tiap-tiap manusia memiliki
hak-hak yang sama, Hak untuk mendapatkan kehidupan dan keamanan pribadi, Hak
untuk bebas dari berbagai bentuk perbudakan, Dilarang menyiksa seseorang,
menghukum secara tidak manusiawi, dan menjatuhkan martabat, Hak untuk
mendapat kesamaan di dalam hukum tanpa adanya unsur diskriminasi dan berhak
dilindungi dari hal tersebut, Hak untuk mendapatkan pengadilan yang adil, bebas,
dan tidak memihak, Hak untuk bebas dalam hal beragama, Hak untuk mendapatkan
kebebasan dalam berpendapat dan menyatakan pendapat dan sebagainya. Meskipun
begitu, konflik-konflik berdasarkan perbedaan tetap saja terjadi, termasuk di
negara-negara Asia. Konflik antara militer Myanmar dan Rohingya pada tahun
2017 yang lalu juga menjadi sorotan penting tentang bagaimana sebuah negara
menyikapi perbedaan.
Berdasarkan luas wilayah pada situs BPS Indonesia, Indonesia merupakan
negara terbesar ke-empat di dunia dan terkenal sebagai negara kepulauan yang
padat penduduknya. Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang
unik, pertama, secara horizontal, ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan. Kedua, secara
vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan antara
lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaan tersebut seringkali
disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Istilah majemuk
semula dikenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia
3
pada masa Hindia Belanda. Konsep masyarakat majemuk sebagaimana yang
digunakan oleh ahli-ahli ilmu kemasyarakatan, dewasa ini memang merupakan
perluasan dari konsep Furnivall tersebut.
Masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda, menurut Furnivall
(1967:446) merupakan suatu masyarakat majemuk (plural society), yakni suatu
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa
ada pembauran satu sama lain di dalam kesatuan politik. Bangsa Indonesia yang
terdiri dari 1.128 suku bangsa dengan 719 bahasa etnik, serta mengakui 6 agama
resmi dan adanya aliran kepercayaan yang hidup di masyarakat, menggambarkan
kemajemukan bangsa Indonesia. Berdasarkan data pada situs BPS dan Petunjuk
Pelaksanaan Kirab Pemuda, jumlah penduduk lebih dari 250 juta, dengan 62,8 juta
adalah usia pemuda, yang tinggal di 34 provinsi, 98 kota/416 kabupaten, 81.626
desa/kelurahan dan mendiami ribuan pulau, menunjukkan keragaman budayanya.
Sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan
bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Hal ini
menunjukkan bahwa di Indonesia tidak terdapat wilayah atau daerah yang bersifat
Negara atau tidak ada Negara dalam Negara. Tertuang jelas dalam UUD 1945
bahwa Indonesia adalah Negara Kesatuan atau lebih lengkapnya disebut sebagai
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan salah satu dari empat pilar
kebangsaan yang dianggap sebagai pondasi – pondasi Negara Indonesia. Sehingga
meskipun terdiri dari berbagai macam bahasa, suku, agama dan golongan,
Indonesia tetap sebuah satu kesatuan yang dijamin oleh konstitusi paling mendasar
yakni UUD 1945.
4
Keberagaman Indonesia tersebut kemudian diakomodir melalui konsensus
Pancasila dan pilar kebangsaan lainnya. Sila pertama merupakan rumusan dari
segala aliran agama dan kepercayaan. Sila kedua merupakan rumusan dari segala
paham dan cita-cita sosial-kemanusiaan yang bersifat transnasional. Sila ketiga
merupakan rumusan sintesis dari kebhinekaan kesukuan ke dalam kesatuan bangsa.
Sila keempat merupakan rumusan dari segala paham mengenai kedaulatan. Sila
kelima merupakan rumusan dari segala paham keadilan sosial-ekonomi. Pancasila
sebagai dasar negara menjadi landasan kehidupan bangsa, ditopang dengan
konsensus dasar bernegara lainnya yaitu UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan adanya upaya-upaya pemerintah untuk mempersatukan Indonesia
baik dari segi sosial politik maupun hukum, tidak menjamin bahwa persatuan
tersebut akan tetap utuh terjaga, terbukti dengan adanya beberapa gerakan separatis
di Indonesia. Menurut KBBI, separatis adalah orang atau golongan yang
menghendaki pemisahan diri dari suatu persatuan, golongan atau bangsa. Separatis
adalah gerakan yang bersifat mengacau dan menghancurkan yang dilakukan oleh
gerombolan pengacau yang bertujuan untuk memisahkan diri dari ikatan suatu
negara (Abdul Qadir Djaelani:2001). Menurut publikasi Bappenas pada tahun 2009
pada BAB Pencegahan dan dan penanggulangan separatism, di Indonesia terdapat
beberapa gerakan separatis seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi
Papua Merdeka (OPM). GAM telah berdiri sejak 4 Desember 1976 dan OPM sudah
berdiri lebih lama yakni sejak 1965. Meskipun pemerintah berupaya untuk melerai
dan mencegah terpisahnya negara negara separatis, upaya tersebut tidak selamanya
5
berhasil. Pada 4 Desember 1999, Timor Leste yang pada saat itu masih bernama
Timor-Timur melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah
ditetapkan menjadi provinsi ke 27 melalui TAP MPR No. VI / MPR/ 1978. Pada
saat itu Timor Leste diberikan 2 pilihan yakni, antara diberikan otonomi khusus
atau memerdekakan diri dan berpisah dari NKRI yang kemudian atas desakan
masyarakat Timor Leste, mereka resmi berpisah dari NKRI. Opsi tersebut juga
menjadi salah satu upaya pemerintah yang ditawarkan kepada Aceh dan Papua
karena adanya GAM dan OPM tersebut, demi mencegah terpisahnya kedua provinsi
tersebut, pemerintah memberikan otonomi khusus kepada keduanya.
Pengakuan Negara atas keistimewaan dan kekhususan daerah Aceh terakhir
diberikan melalui Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh (LN 2006 No 62, TLN 4633). Undang-Undang Pemerintahan Aceh ini tidak
terlepas dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara
Pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka yang ditandatangani pada tanggal 15
Agustus 2005 dan merupakan suatu bentuk rekonsiliasi secara bermartabat menuju
pembangunan sosial, ekonomi, serta politik di Aceh secara berkelanjutan.
Sedangkan untuk Provinsi Papua dan Papua Barat diberlakukan UU Nomor 21
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Hal ini menunjukkan
bahwa potensi perpecahan telah menguji kesatuan NKRI dan menimbulkan adanya
kebijakan kebijakan khusus yang dikeluarkan pemerintah untuk menjaga keutuhan
NKRI.
Telah lebih dari 72 tahun kemerdekaan Indonesia yang menandakan
persatuan Indonesia setelah diproklamasikan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus
6
1945. Telah berganti ganti pula presiden yang menjabat mulai dari orde baru hingga
era reformasi, namun nampaknya konflik-konflik social seperti perpecahan tersebut
masih saja terjadi. Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi,
tantangan dalam berbangsa dan bernegara semakin hari nampaknya semakin sulit,
baik konflik internal yang terjadi di dalam negara tersebut, maupun intervensi dan
pengaruh dari budaya negara lain. Bila melihat keadaan saat ini, Indonesia
merupakan salah satu negara yang banyak memiliki konflik destruktif yang
mengarah kepada perpecahan. Berikut adalah publikasi terkait pemetaan konflik
sosial di Indonesia yang diperoleh dari situs kesbangpol.kemendagri.co.id;
Diagram 1.1
Konflik sosial berdasarkan pengelompokkan isu/pola konflik
Sumber ; Kemendagri, Perbandingan Peristiwa Konflik Sosial Berdasarkan
Pengelompokan Isu/Pola Konflik Di tahun 2013,2014 dan 2015.
Berdasarkan pengelompokan isu/pola konflik sosial di tahun 2013, 2014
dan 2015 (medio kuartal Januari s/d April) diantaranya sebagai berikut, tahun 2013
total telah terjadi 92 peristiwa konflik, diantaranya bentrok antar warga berjumlah
7
37 kasus, isu keamanan 16 kasus, isu SARA 9 kasus, konflik kesenjangan sosial 2
kasus, konflik pada institusi pendidikan 2 kasus, konflik ORMAS 6 kasus, sengketa
lahan 11 kasus, serta ekses politik 9 kasus. Sedangkan di tahun 2014 total jumlah
konflik 83 kasus dengan rincian bentrok antar warga berjumlah 40 kasus, isu
keamanan 20 kasus, isu SARA 1 kasus, kesenjangan sosial nol (tidak ada), konflik
pada institusi pendidikan 1 kasus, konflik ORMAS 3 kasus, sengketa lahan 14
kasus, ekses konflik politik 4 kasus. Terakhir ditahun 2015 (Medio Kuartal/ Jan s/d
April) total jumlah konflik yang terjadi 26 kasus, dengan rincian bentrok antar
warga berjumlah 8 kasus, isu keamanan 9 kasus, isu SARA, kesenjangan sosial dan
konflik pada institusi pendidikan nol (tidak ada), konflik ORMAS 1 kasus, sengketa
lahan 6 kasus, dan terakhir konflik karena ekses politik berjumlah 2 kasus.
Diagram 1.2
Konflik sosial berdasarkan sumber konflik
Sumber ; Kemendagri, Perbandingan Peristiwa Konflik Sosial Berdasarkan
Sumber Konflik (UU No.7/2012) tahun 2013,2014 dan 2015.
Berdasarkan sumber konflik (UU No. 7/2012) pada tahun 2013, 2014, dan
juga tahun 2015 (medio kuartal Januari s/d April) sbb: rekapitulasi peristiwa konflik
sosial yang terjadi pada tahun 2013 diantaranya permasalahan Ipoleksosbud yang
8
paling dominan dengan jumlah 71 kasus, perseteruan SARA 8 kasus, serta sengketa
SDA/Lahan 13 kasus. Sedangkan ditahun 2014 permasalahan konflik yang
bersumber oleh Ipoleksosbud berjumlah 68 kasus, perseteruan SARA 1 kasus, dan
sengketa SDA/Lahan 14 kasus. Terakhir di tahun 2015 dalam medio kuartal,
konflik sosial yang bersumber oleh Ipoleksosbud berjumlah 20 kasus, perseteruan
SARA nol (tidak ada), serta sengketa SDA/Lahan berjumlah 6 kasus.
Diagram 1.3
Konflik sosial berdasarkan pengelompokkan wilayah
Sumber ; Kemendagri, Rekapitulasi Peristiwa Konflik Sosial Berdasarkan
Pengelompokan Wilayah Provinsi di tahun 2015.
Berdasarkan pengelompokan wilayah/provinsi, rekapitulasi peristiwa
konflik sosial untuk medio kuartal di tahun 2015 (Januari s/d April) didominasi oleh
Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 5 peristiwa konflik, Provinsi Jawa Timur 4
peristiwa konflik, Provinsi Nusa Tenggara Barat berjumlah 3 peristiwa konflik,
Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Selatan 2 peristiwa konflik, dan
masing-masing Provinsi Riau, Kepri, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Kalimantan
Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua, dan Papua Barat 1 peristiwa konflik.
Sedangkan Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
9
Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, NTT,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara masing-masing
nol (belum ada peristiwa konflik) yang terjadi.
Tidak hanya konflik-konflik yang kasat mata, dalam paparannya di Korem
Maulana Yusuf Banten, 20 Juli 2017, Dr. Riswanda menjelaskan bahwa ada bahaya
laten yakni konflik yang tidak terlihat. Indonesia pada masa mendatang dinilai akan
menghadapi rongrongan yang beragam terhadap kedaulatannya. Rongrongan
terhadap Kedaulatan NKRI semakin berkembang sesuai situasi dan kemajuan
teknologi, yakni Proxy War. Tren Proxy War, yakni kedua pihak tidak saling
berhadapan, namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Pemain
Proxy War mampu mengorganisasi sebuah konfrontasi antar dua kekuatan dengan
menggunakan pemain pengganti untuk menghindari kontak secara langsung.
Pengamat Militer Susaningtyas Kertopati mengatakan pemain proxy war bias
berupa negara kecil, nonstate (bukan negara), LSM, media massa, ormas,
kelompok masyarakat, atau perorangan.
Bila diperhatikan, pada diagram di atas, konflik sosial yang terjadi di
Indonesia mengalami penurunan secara umum. Bahkan untuk konflik sara sampai
menjadi 0 kasus pada tahun 2015. Namun situasi sosial yang dinamis membuktikan
bahwa keadaan dapat berubah kapan saja. Setelah kasus penistaan agama yang
menimpa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
menjelang Pemilihan Gubernur tahun 2017, isu SARA menjadi isu yang sering
muncul kembali di publik baik melalui media konvensional maupun media online.
10
Bukan hanya menjadi perbincangan masyarakat, isu SARA melebar sampai
mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Isu SARA semakin memanas
sehingga menurut beberapa pihak dapat menimbulkan potensi perpecahan di NKRI.
Konflik horizontal yang terjadi selama Pilkada DKI 2017 dipandang serupa
dengan polarisasi masyarakat yang terjadi pada 1965 dan 1998 silam. Pendapat
tersebut disampaikan oleh Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial Risa Permana
Deli melalui wawancaranya dengan CNN Indonesia di Cikini, 6 April 2017.
Menurutnya, polarisasi masyarakat pada Pilkada muncul akibat adanya penggunaan
isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Karena isu SARA, polarisasi
yang terjadi akhirnya membagi warga menjadi dua kelompok besar, muslim dan
non-muslim.
"Polarisasi pertama tahun 1965 saat ada unsur PKI dan non PKI. Ke-dua
terjadi waktu 1998 ada kelompok pribumi dan non pribumi. Kemudian tidak
sampai 20 tahun kemudian ada hal yang sama dan polarisasi saat ini adalah
muslim dan non muslim,"
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto
menyebut bahwa ancaman terbesar bagi bangsa Indonesia adalah perpecahan yang
berasal dari dalam negeri sendiri. Selain itu, ancaman lainnya yang perlu
diwaspadai adalah berasal dari luar. Hal tersebut disampaikan Wiranto saat
memberikan sambutan dalam Perayaan Capgome bersama 2017 yang diadakan
oleh Forum Bersama Indonesia Tionghoa (FBIT), 20 Maret 2017;
"Kejahatan narkoba, terorisme, radikalisme, korupsi, illegal
logging, illegal fishing dan sebagainya, itu ada dan kelihatan. Tapi,
sebenarnya yang sangat berbahaya adalah ancaman perpecahan dari bangsa
sendiri,"
11
Sejalan dengan pendapat Menkopolhukam, Kapolri Jenderal Pol Tito
Karnavian juga menyebutkan bahwa potensi perpecahan memang ada. Kapolri
Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan dalam dialog pada Rakornas Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Asrama Haji Medan, 17 Mei 2017 bahwa;
“Bangsa Indonesia sangat berpotensi mengalami perpecahan dan hal itu
cukup menjadi ancaman serius, mengingat bangsa ini terdiri dari berbagai
macam etnis dan agama. Potensi [perpecahan] itu ada, baik eksternal
maupun internal”
Dalam kesempatan lain menjelang Natal dan Tahun Baru Desember 2017,
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian kembali menghimbau mengenai potensi
perpecahan khususnya melalui isu SARA. Dalam kewaspadaannya terkait isu
SARA dan tahun 2018 yang merupakan tahun politik karena akan diselenggarakan
pemilihan di 171 daerah, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menginstruksikan
kepada seluruh jajaran Polri agar tetap menjaga keutuhan masyarakat dan
memetakan serta menyusun rencana operasi yang matang sesuai karateristik daerah
masing-masing.
“Jangan gunakan isu sensitif terutama SARA. Masyarakat tidak boleh
berkonflik hanya demi kepentingan politik sektoral sesaat. Jangan sampai
masyarakat terbelah apalagi sampai ada kontak fisik terjadi,"
Melalui beberapa pendapat di atas, potensi perpecahan menjadi sesuatu
yang sangat diperhatikan di NKRI pada tahun 2016-2017. Meskipun SARA bukan
satu-satunya faktor dalam konflik sosial yang berujung pada perpecahan, isu ini
menjadi salah satu isu yang paling diperhatikan pemerintah terutama paska Pilkada
DKI Jakarta 2017. Akibatnya, wajah politik Indonesia juga terkena dampak dari isu
12
tersebut, Pemerintah merilis data tentang pencapaian pemerintah selama 3 tahun
terakhir, salah satunya di bidang politik. Berdasarkan data dari Kantor Staf
Presiden, Indeks Demokrasi Indonesia menurun. Pada data yang dirilis oleh Badan
Pusat Statistik (BPS), Kamis 19 Oktober 2017, terlihat adanya penurunan Indeks
Demokrasi Indonesia sejak 2015. Pada 2015, indeks tersebut berada di angka
73,04% dengan target di angka 65. Pada 2016, indeks kembali menurun ke angka
72,82% dengan target 68%. Tahun 2017, Indeks Demokrasi Indonesia kembali
turun ke angka 70,09% dengan target di angka 70%. Pemerintah menargetkan
angka 72% pada 2018 dan 75 pada 2019. Mendagri Tjahjo Kumolo juga
memaparkan bahwa;
"Soal indeks demokrasi. Tolok ukurnya tidak bisa kita lihat menyeluruh.
yang turun itu DKI dan Sumatera barat. Karena isu SARA dan hoax.”
Tidak hanya sampai di situ, kritik terhadap pluralisme di Indonesia juga
disampaikan oleh dunia Internasional. Dalam jurnal berjudul Indonesia: Pluralism
in Peril, the rise of religious intolerance across the archipelago yang dirilis oleh
Christian Solidarity Worldwide (CSW) pada tahun 2014, terdapat beberapa bahasan
mengenai toleransi beragama di Indonesia, khususnya atas kekerasan terhadap
penganut agama Kristen dan perusakan yang terjadi pada gereja - gereja di
Indonesia. Salah satu kritik disampaikan oleh Dr. Dewi Fortuna Anwar yang
merupakan penasihat senior Wakil Presiden Indonesia kala itu adalah;
“The police are fairly small and weak, and have sometimes been victims of
violence themselves”. Since becoming a democracy, “The military has been
taken out of the internal security system, and the responsibility is in the
hands of the police.” In many areas, police presence is low. “We need to
improve capacity and coordination.”
13
Pendapat lain dalam jurnal ini juga disampaikan oleh HKBP Filadelfia
Bekasi, Palta Panjaitan, beliau mengatakan;
“The majority of Indonesians are tolerant – but they are passive, they don’t
do anything. And the government is afraid of the radicals. The radicals are
a minority, but they are very loud, and the government does not do
anything.”
Masih dalam jurnal yang sama, Dr. Dewi Fortuna Anwar menyampaikan
bahwa Komunitas internasional harus terus memainkan peran penting dalam
memberdayakan dan mengingatkan Indonesia tentang dimana pijakannya berada,
dan tidak mengkhianati konsensus tersebut (Pancasila). Kembali mengenai isu
perpecahan di Indonesia, meskipun banyak kategori konflik sosial yang terjadi
mulai dari bentrokan antar warga, pembebasan lahan sampai dengan isu SARA, isu
SARA menjadi yang paling sering muncul ke permukaan berdasarkan pengamatan
peneliti pada tahun 2017. Sebagian upaya pemerintah juga telah dipaparkan
sebelumnya, mulai dari mediasi antar kelompok hingga menawarkan beberapa opsi
yang merujuk pada persatuan. Sebagai pemerintahan yang berdaulat, Presiden
dibantu oleh para Menteri sampai pada tingkat daerah sudah seharusnya melindungi
segenap bangsa Indonesia dan menjaga keutuhan NKRI sebagaimana tertuang
dalam UUD 1945. Upaya-upaya untuk menjaga kesatuan NKRI dan menyebarkan
semangat Bhinneka Tunggal Ika tentu bukan hanya diemban oleh pemerintah saja,
sebagai pemuda yang menjadi bagian dari masyarakat juga dirasa perlu
berkontribusi untuk melestarikan keutuhan bangsa ini, dengan bantuan pemerintah
sebagai negara yang mengakomodir kebutuhan rakyatnya.
14
Salah satunya adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia. Kemenpora memiliki 4 deputi yang masing masing menangani
pembudayaan olahraga, peningkatan prestasi olahraga, pemberdayaan pemuda dan
pengembangan pemuda. Seperti yang telah dituliskan pada awal bab bahwa 62.8
juta penduduk Indonesia berada di golongan pemuda, menurut Undang-undang No.
40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berada di usia
16-31 tahun, yang mana masuk pula ke dalam usia produktif Indonesia menurut
BPS, yakni 15-64 tahun. Dengan sedemikian banyak jumlah pemuda di Indonesia,
masa depan bangsa ini berpijak pada mereka yang berada di usia pemuda dan
produktif. Sebagai salah satu Kementerian yang menunjang visi dan misi Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia mempunyai program-program prioritas pada setiap deputi.
Deputi pembudayaan olahraga mempunyai program prioritas gala desa, deputi
peningkatan prestasi olahraga berprioritas pada perolehan medali seagames dan
paragames, deputi pengembangan pemuda mempunyai program prioritas jambore
pemuda indoensia dan deputi pemberdayaan pemuda memiliki program prioritas
yakni kirab pemuda, yang dirancang berlandaskan isu perpecahan yang sedang
hangat di Indonesia. Program tersebut bertajuk Kirab Pemuda, sebuah duplikasi
dari program Kirab Remaja yang diselenggarakan pada masa Pemerintahan
Soeharto. Program Nasional ini merupakan program distribusi langsung dari
Pemerintahan Joko Widodo kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia untuk dilaksanakan dalam rangka menyalurkan semangat pemuda dalam
15
menjaga keutuhan NKRI dan menyebarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika ke
seluruh Indonesia.
Merujuk kepada Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda, Kirab Pemuda
adalah pawai (perjalanan napak tilas) kebhinekaan dalam mendirikan dan
membangun NKRI, yang dilaksanakan oleh WNI berusia 16-30 tahun (Undang-
undang No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan), dengan melintasi seluruh
provinsi di Indonesia. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dikemas dengan
kekinian, kreatif, patriotik, gembira, massal, kompetitif, dan tak terlupakan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana tepat untuk memfasilitasi para pemuda agar
dapat meningkatkan kreativitas, kapasitas, kemandirian, daya saing, dan nilai
patriotisme, sehingga dapat membangkitkan semangat nasionalisme untuk
membangun bangsa, menjaga kebhinnekaan, persatuan dan kedaulatan NKRI.
Tujuan dari dilaksanakannya program Kirab Pemuda adalah untuk
meningkatkan persatuan pemuda dengan tingginya penghormatan tehadap
kebhinekaan, menjadikan kreativitas sebagai solusi terhadap penyikapan atas
kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kemajuan bangsa, menjadikan
semangat patriotisme sebagai cara meningkatkan kecintaan pemuda terhadap
NKRI. Adapun sasaran dari kegiatan ini ialah pemuda baik perorangan maupun
perwakilan dari organisasi, komunitas, dan pelajar/mahasiswa di setiap daerah
(provinsi) yang mengikuti kegiatan Kirab Pemuda 2017.
Setiap peserta diseleksi dengan tahap pengajuan nama nama pemuda oleh
dispora di tingkat provinsi. Setelah itu dilakukan seleksi administratif dan kemudian
dilakukan wawancara secara online antara peserta dengan pihak Kemenpora secara
16
langsung. Para peserta berjumlah 72 orang yang masing masing diwakili oleh satu
orang perempuan dan satu orang laki-laki dari setiap provinsi. Titik awal
keberangkatan dimulai di Jakarta dengan pembekalan peserta terlebih dahulu
selama 3 hari. Pemuda dibagi menjadi 2 grup yang masing masing akan melakukan
perjalanan dengan zona yang berbeda, zona 1 merupakan daerah daerah di
Indonesia bagian utara ke barat dan zona 2 melintasi Indonesia bagian selatan ke
barat.
Program Kirab Pemuda mendapatkan status legal untuk diselenggarakan
dan menjadi tanggung jawab deputi bidang pemberdayaan pemuda dengan
kesekretariatan di asisten deputi peningkatan kreativitas pemuda. Kelegalan status
program ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga,
berikut dengan nama nama panitia yang terlibat di dalam program Kirab Pemuda.
Berdasarkan obeservasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan September-
Desember 2017 di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia terkait
dengan program Kirab Pemuda, terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan
program Kirab Pemuda yang sedang berjalan pada bulan tersebut. Sebagai upaya
pemerintah dalam menjaga keutuhan NKRI dan menyebarkan semangat Bhinneka
Tunggal Ika lewat golongan pemuda, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia menganggarkan sebesar Rp 41.000.000.000,- dengan
anggaran sebesar itu peneliti merasa terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan
program Kirab Pemuda 2017.
17
Pertama, tidak optimalnya pencapaian tujuan program di beberapa titik
singgah seperti Deli Serdang, DKI Jakarta, Tegal, Tenggarong, Sentani, Sorong,
Parigi Moutong, dan Bolaang Mongondow. Peserta mengatakan bahwa pada
daerah-daerah tersebut, pemuda yang hadir tidak sampai pada 10.000 pemuda
sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda, padahal setiap
daerah yang menjadi titik singgah mendapatkan bagian anggaran yang sama untuk
menyelenggarakan Kirab Pemuda sebesar Rp 198.000.000,-.
Gambar 1.1
Acara Kirab Pemuda di Titik Singgah Parigi Moutong
Sumber: Peserta Kirab Pemuda
Kedua, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff pada asisten
deputi peningkatan kreativitas pemuda, terdapat beberapa daerah yang tidak
melaksanakan kegiatan inti yang telah ditetapkan. Bahkan, terdapat daerah seperti
Aceh yang tidak mau melaksanakan salah satu rangkaian inti program Kirab
Pemuda dalam bidang Keagamaan yakni Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci
18
dengan ketentuan yang ada, sehingga tujuannya tidak tercapai. Gerakan Pemuda
Membaca Kitab Suci yang merupakan salah satu kegiatan rangkaian Kirab Pemuda
merupakan kegiatan penting yang mencerminkan keberagaman beragama di
Indonesia. Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci merupakan kegiatan di mana
ribuan pemuda perwakilan dari 6 agama yang diakui di Indonesia dikumpulkan di
suatu tempat pada Kabupaten/Kota yang menjadi titik singgah program Kirab
Pemuda untuk membaca ayat atau surat tertentu dari masing-masing kitab suci
agamanya secara bergantian namun di lokasi yang sama. Pada saat akan
dilaksanakan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci di Aceh, beberapa tokoh
agama di sana menolak untuk melaksanakannya, karena mereka hanya mau
membaca ayat suci umat Islam saja yakni Al-Qur’an, tidak bersama dengan
membaca Kitab Suci agama lain di tempat yang sama. Hal ini jelas tidak sesuai
dengan tujuan Kirab Pemuda yang ingin menyebarkan semangat kebhinekaan di
seluruh daerah di Indonesia melalui pemuda. Berikut adalah tabel rekapitulasi
kegiatan Kirab Pemuda di kedua Zona.
19
Tabel 1.1
Sumber: Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
Di Zona 1, terdapat 25 kegiatan Kirab Pemuda yang tidak terlaksana di
beberapa daerah. Tidak terlaksananya konsolidasi dan deklarasi pemuda di
Kalimantan timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Banten. Tidak
terlaksananya Festival dan Kompetisi Film Pendek Pemuda di Kalimantan Utara,
Kalimantan Selatan dan delapan daerah lainnya. Tidak terlaksananya pameran dan
gelarkarya kreatif di Kalimantan Barat, Sumatera Barat dan dua daerah lainnya.
Tidak dilaksanakannya Pembacaan Kitab Suci secara bersama-sama oleh Pemuda
di Aceh. Serta tidak terlaksananya gelar kreasi busana muslim di Kalimantan Barat,
Kep. Riau dan tiga daerah lainnya.
20
Tabel 1.2
Sumber: Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
Sedangkan di Zona 2, kegiatan festival dan kompetisi film pendek tidak
terselenggara sama sekali di seluruh daerah. Kegiatan pameran gelar karya kreatif
juga tidak terselenggara di NTB, Bali, Papua, Papua Barat dan empat daerah
lainnya. Tidak terselenggaranya kegiatan karya kreasi busana muslim di NTT, NTB
dan lima daerah lainnya serta seperti di zona 1, gerakan pemuda membaca kitab
suci tidak terlaksana sesuai tujuan yang telah ditetapkan yakni secara bersamaan.
Ketiga, berdasarkan wawancara dengan 5 orang peserta yang merupakan
perwakilan dari Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Organisasi GemaBudhi, mereka
menyatakan bahwa kegiatan Kirab Pemuda di beberapa daerah tidak terlalu
berpengaruh bagi persatuan dan peningkatan rasa Kebhinekaan di daerah tersebut.
Pendapat mereka mengatakan bahwa kegiatan yang berlangsung tidak cukup lama
untuk meningkatkan rasa persatuan dan penghormatan terhadapan pluraslisme di
daerah tersebut. Berkaitan erat dengan kurangnya kesiapan Dinas Pemuda dan
Olahraga di beberapa titik singgah, mereka menyatakan bahwa kegiatan yang
21
dilakukan hanya sebatas ceremonial dan monoton. Sebagai gambaran, salah satu
penguatan rasa Kebhinekaan di daerah, para pemuda yang menjadi peserta inti
Kirab Pemuda seharusnya berdialog kebangsaan dengan pemuda setempat, namun
seringkali waktu yang diberikan tidak cukup karena harus segera melaksanakan
kegiatan lain dan waktu yang diberikan untuk berdialog justru habis untuk
melakukan foto-foto, sehingga apa yang pemerintah ingin sampaikan melalui
maksud dan tujuan Kirab Pemuda melalui peserta inti ini tidak sampai kepada
pemuda yang berada di daerah yang menjadi titik singgah.
Keempat, menurut pengamatan peneliti yang juga diutarakan oleh salah satu
staff pada asisten deputi peningkatan kreativitas pemuda, ukuran yang digunakan
oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam program Kirab
Pemuda tidak ditindaklanjuti dengan baik. Ukuran yang diprioritaskan adalah
realisasi anggaran yang berhasil diserap, sedangkan pengukuran terhadap program
tidak ditindaklanjuti lebih jauh.
Berdasarkan masalah-masalah yang terdapat pada program Kirab Pemuda,
peneliti yang masih merupakan mahasiswa dan bagian dari pemuda Indonesia
sangat tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang program Kirab Pemuda yang
diselenggarkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Dengan anggaran sebesar Rp 41.000.000.000,- peneliti ingin mengetahui lebih
lanjut apakah progam Kirab Pemuda berdampak pada rasa kesatuan dan Bhinneka
Tunggal Ika khususnya di kalangan pemuda. Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul “Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda
22
dalam Rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme
di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia”.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Tidak optimalnya target penyebaran manfaat program dengan realisasi di
lapangan pada beberapa titik singgah.
2. Terdapat beberapa daerah yang tidak melakukan rangkaian kegiatan inti
Kirab Pemuda.
3. Beberapa peserta inti Kirab Pemuda 2017 menyatakan bahwa program
Kirab Pemuda di beberapa titik singgah hanya bersifat seremonial dan
monoton.
4. Tidak adanya tindaklanjut dari ukuran yang ditentukan selain realisasi
penyerapan anggaran.
1.3 Batasan Masalah
Peneliti menyadari bahwa permasalahan yang diteliti cukup luas. Namun
dalam penelitian ini dibatasi pada Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda dalam
Rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme di
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, khususnya pada Asisten
Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda
yang menyelenggarakan program Kirab Pemuda.
1.4 Rumusan Masalah
Bagaimana Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda dalam Rangka
Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme di Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia?
23
1.5 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gambaran Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda
dalam Rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme di
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis
tentang bagaimana Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda dalam Rangka
Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme di Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan
dan pengetahuan karena akan memperkaya pengetahuan dalam dunia
akademis khususnya ilmu administrasi Publik, terutama yang berkaitan
dengan strategi program.
2. Secara Praktis
Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan
kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti
selama mengikuti pendidikan di Program Studi Administrasi Publik.
Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan referensi
bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
24
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Menurut Siti Rahayu Haditomo (1999) dalam Sugiyono (2009:411),
menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak
dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Deskripsi teori
dalam suatu penelitian merupakan uraian yang sistematis tentang teori yang bukan
hanya terdiri dari pendapat beberapa pakar atau penulis buku saja, melainkan juga
merupakan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi
teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup keduanya dan prediksi terhadap hubungan antar
veriabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
2.1.1 Konsep Strategi
Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu statogos atau strategis yang
berarti jendral, strategi berarti seni para jendral, maka strategi dapat
diartikan dari sudut pandang militer adalah cara menempatkan pasukan
atau menyusun kekuatan tentara di medan perang agar musuh dapat
dikalahkan (Saladin, 1999:01). Strategi merupakan cara terbaik yang
dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir
(sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi adalah
rencana yang disatukan, strategi mengikat semua bagian perusahaan
25
menjadi satu. Strategi itu menyeluruh, yaitu strategi meliputi semua aspek
perusahaan. Strategi itu terpadu, yaitu semua bagian rencana serasi satu
sama lain dan bersesuaian. Proses analisis,perumusan dan evaluasi-evaluasi
strategi-strategi usaha yang meliputi pengamatan secara hati-hati
persaingan, peraturan-peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan
harapan konsumen, serta factor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi
peluang dan ancaman disebut perencanaan strategis (Rangkuti, 2005).
Menurut Chandler dalam Rangkuti (2005:3) menyebutkan:
”Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi
sumber daya, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai
konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat
menentukan suksesnya yang disusun”.
Secara sederhana, pengertian di atas menjelaskan bahwa strategi
adalah alat keberhasilan sebuah tujuan kegiatan yang dipengaruhi oleh
konsep yang dipergunakan. Definisi strategi lainnya secara umum
diungkapkan oleh Mangkuprawira (2004: 14), ia mengemukan strategi
didefinisikan sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu.
Hal ini mengindikasikan adanya penggunaan strategi didalam
sebuah organisasi, tidak saja organisasi swasta yang dalam penggunaan
strateginya untuk dapat memperoleh profit. Definisi Mangkuprawira
memberikan gambaran kepada kita, bahwa strategi merupakan upaya
mengerjakan sesuatu oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Penggunaan strategi didalam organisasi publikpun sangat dibutuhkan,
26
tetapi di dalam organisasi publik strategi dilakukan dalam upaya
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Artinya dalam
perkembangan saat ini, strategi tidak saja diadopsi oleh organisasi swasta
saja tetapi dalam organisasi publik pun strategi tetap digunakan. Menurut
tokoh lain yaitu Andrew dalam Rangkuti (2005:4) menjelaskan bahwa:
”Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti manajer,
karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik
secara langsung ataupun tidak langsung menerima keuntungan atau
biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan”.
Pengertian di atas menjelaskan bahwa, strategi adalah kekuatan
yang mempengaruhi resiko-resiko yang ditanggung oleh sebuah organisasi
dalam menjalankan kegiatannya. Jadi berdasarkan definisi-definisi di
atas, peneliti menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rencana
atau cara terbaik dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
sebuah kegiatan didalamnya termasuk formulasi tujuan dan
kumpulan rencana kegiatan untuk memperoleh suatu keberhasilan
keputusan yang terencana, baik itu jangka panjang ataupun jangka
pendek. Tujuannya adalah agar sebuah keputusan itu dapat mencapai
suatu obyek yang telah ditetapkan.
2.1.2 Definisi Manajemen Strategi
Manajemen strategi merupakan suatu proses yang berlangsung
secara terus menerus dalam suatu organisasi. Manajemen strategis
(strategic management) merupakan set keputusan dan tindakan yang
menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk
27
meraih tujuan suatu perusahaan, definis i tersebut dikemukakan oleh
Pearch and Robinson (1997) dalam Budiati (2015:7). Pendapat lain yang
dijelaskan oleh Fred R. David (2004) yaitu:
“Manajemen strategis adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.”
Manajemen strategis juga dapat dikatakan sebagai respon atas
meningkatnya pergolakan lingkungan. Pengelolaan dalam sebuah
perusahaan diperhatikan dan dilihat secara menyeluruh dan berusaha
menjelaskan mengapa beberapa perusahaan dapat berkembang dan maju
dengan pesat, sedangkan yang lainnya tidak maju dan akhirnya bangkrut.
Manajemen strategi menurut Siagian (2008: 15) merupakan
serangkaian keputusan dan tindakan yang dibuat oleh manajemen
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Manajemen stratejik
berhubungan dengan proses memilih strategi dan kebijakan dalam rangka
upaya memaksimalkan sasaran-sasaran organisasi yang bersangkutan.
Manajemen strategi meliputi semua aktivitas yang menyebabkan
timbulnya perumusan sasaran organisasi, strategi-strategi dan
pengembangan rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan untuk
mencapai sasaran- sasaran strategi tersebut untuk organisasi yang
bersangkutan secara total.
28
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa manajemen strategis merupakan usaha untuk
mengembangkan kekuatan yang ada di dalam suatu perusahaan atau
organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen strategis dikatakan efektif apabila memberi tahu seluruh
pegawai mengenai sasaran tujuan, arah tujuan, kemajuan kearah
pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk.
Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
2.1.3 Strategi Pemerintahan
Strategi Pemerintahan menurut model Moore (1995) dalam
Suwarsono (2012 : 71) adalah strategi pemerintah proporsional. Strategi
pemerintahan model Moore mempublikasikan bukunya yang fenomenal
dengan judul Creating Public Value: Strategic Management in
Government. Sesuai dengan judul pokoknya, model ini lebih dikenal
sebagai mazhab public value (PV), sekalipun sesungguhnya embrio ide
tentang PV sudah dimulai dikenal beberapa tahun sebelumnya, kurang
lebih akhir dasawarsa 1980-an.
Berdasarkan pada proposisi adanya keperluan untuk belajar pada
organisasi bisnis dan mengimpor apa yang mungkin diperlukan oleh
organisasi public untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi,
Moore mulai membangun kerangka konsep tentang mazhab PV. Untuk
sekedar diketahui saja bahwa pada tulisan lain yang ditulis pada masa yang
lumayan jauh hampir sepuluh tahun sesudah karya monumental dan
29
klasiknya itu. Moore dan Khagram (2004) juga melihat ada hubungan yang
sebaliknya. Organisasi bisnis perlu juga belajar teori dan praktik pada
manajemen organisasi public ketika kini eksistensi dan operasi organisasi
bisnis lebih memerlukan legitimasi politik dan sosial.
Mazhab PV dimulai dengan terlebih dahulu memberikan makna
baru peran manajer publik, kemudian menerjemahkannya dalam
komponen yang lebih rinci. Moore, pada mulanya, mengusulkan bahwa
ada cara yang lebih tepat untuk merumuskan apa itu peran manajer
organisasi pemerintahan, yakni:
“… one that is closer (but by no means identical) to the image society has
of managers in the private sector. In this view public managers are seen
as explorers who, with others, seek to discover, define, and produce value.
Instead of simply devising the means for achieving mandated purposes,
they become important agents in helping to discover and define what will
be valuable to do. Instead of being responsible only for guaranteeing
continuity, they become important innovators in changing what public
organizations do and how they do it”.
Sederhananya, manajer publik merupakan manajer strategi, bukan
sekadar teknisi. Agar peran strategis manajer publik itu tidak berhenti
sekadar sebagai wacana belaka, konsep pokok itu diterjemahkan lebih
lanjut ke dalam tiga komponen sebagai penguji efektivitas, yang
implementasinya;
“… whether the purpose is publicly valuable, whether it will be politically
and legally supported, and it is administratively and operasionally
feasible”
30
Komponen pertama yang disebutnya sebagai public value
outcomes menunjuk pada elemen baru dalam manajemen publik yang
membedakannya dengan administrasi publik klasik. Komponen kedua
memiliki karakter lebih politik, yang berhubungan dengan legitimasi
eksistensial organisasi yang berasal dari lingkungan di sekitarnya, yang
disebutnya sebagai the authorizing environment. Komponen ketiga yang
disebutnya sebagai kapasitas operasional organisasi (operational capacity)
memiliki karakter lebih sebagai manajemen. Dengan demikian, ketiga
komponen tersebut merupakan perpaduan antara sisi politik dan sisi
manajemen. Ketiga komponen itulah yang disebut sebagai segitiga
strategis (strategic triangle), yang secara visual dapat dilihat pada gambar
di bawah.
Manajemen publik harus membawa ketiga komponen segitiga
strategis itu berada dalam satu irama yang padu, tidak boleh ada salah satu
unsur atau lebih menjadi pembentuk nada sumbang dalam bahasa yang
digunakan oleh Moore. Lebih lanjut dan selaras mengenai segitiga
strategis dalam anzhog edu “What is Public Value”, segitiga strategis dapat
dijelaskan sebagai berikut;
31
Gambar 2.1
Strategic Triangle
Sumber: Moore (1995)
1. Public value outcome (Menciptakan nilai publik)
Dasar pemikiran bahwa jika peran sektor swasta adalah
menciptakan nilai swasta, kemudian berarti bahwa sektor publik harus
menciptakann nilai publik. Dalam perusahaan swasta, manajer
diharapkan memiliki ide tentang bagaimana menciptakan nilai untuk
organisasi mereka. Rencana untuk menentukan nilai publik membentuk
tingkat pertama dari apa yang disebut segitiga strategis, alat manajemen
strategis dimana manajer sektor publik dapat mengecek tingkat mana
mereka dilibatkan dalam aktivitas yang dapat bernilai, disahkan dan
dapat dilaksanakan. Singkatnya, manajer publik harus mengetahui
apakah sebuah program perlu dilaksanakan atau tidak. Tingkat ini
berkaitan erat dengan tujuan, maksud, misi dan target dari sebuah
program.
2. The authorizing environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
Kedua adalah bagaimana seorang manajer publik memperoleh
legitimasi dan dukungan. Setelah memutuskan nilai publik, kebutuhan
berikutnya adalah untuk memiliki pengesahan dari lingkungan yang
terdiri dari para pengambil keputusan dan dukungan dari mitra lain di
luar organisasi. Singkatnya manajer publik harus mengetahui apakah
sebuah program dapat dijalankan atau tidak. Tingkat ini berkaitan erat
dengan persetujuan dan dukungan.
Public Value
Outcomes
The Authorizing
Environment
Operational
Capacity
32
3. Operational capacitiy (Kapasitas operasional)
Tingkat ketiga adalah manajer publik harus memastikan dia
memiliki cukup kapasitas operasional untuk melaksanakan rencana atau
program yang telah disahkan. Manajer publik harus mengetahui batas
organisasi mereka sendiri karena semakin besar kapasitas operasional
yang dimiliki akan mampu memperbesar nilai atau manfaat kepada
sasaran. Manajer publik harus mengetahui apakah organisasi mampu
melaksanakan program atau rencana tersebut. Tingkat ini berkaitan
dengan pegawai, kemampuan pegawai, teknologi, dan infrastuktur.
Tidak ada manfaatnya jika manajer tidak mampu mengendalikan
ketiganya. Setidaknya hanya akan menghasilkan kinerja yang kurang
optimal. Hal yang dibutuhkan bukanlah mengelola salah satu atau hanya
sebagian dari ketiga elemen tersebut. Kepemilikan pada ketiganya
merupakan sebuah keharusan, bukan pilihan yang dapat ditawar atau
dinegosiasikan.
Ketika organisasi bisa memastikan nilai publik yang hendak
dihasilkan, rumusan itu hanya akan berhenti sebagai rencana ketika tidak
mendapatkan dukungan politik yang memadai, apalagi jika ternyata
organisasi tidak memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk
mengeksekusinya. Demikian pula jika terjadi sebaliknya. Ketika
manajemen berhasil menggalang dukungan politik dan di saat yang sama
juga membangun kompetensi, hasil yang optimal tidak akan dicapai jika
tidak mengetahui dengan pasti makna esensial yang hendak dihasilkan.
Jika kompetensi tidak dimiliki, sementara dua komponen yang lain dapat
diraih, organisasi hanya akan bekerja dengan kinerja untuk kurun waktu
yang relative pendek. Rumusan tujuan eksistensial, manajemen politik,
(poitical management), dan manajemen operasional (operational
33
management) merupakan tiga kaki segitiga penopang berdiri tegaknya
bangunan. Jika salah satu kaki tidak tersedia, bangunan segitiga tidak akan
berdiri tegak. Kalaulah dipaksakan, bangunan tidak akan bertahan lama,
rentan terhadap guncangan badai, apalagi badai politik.
Perhatian tidak boleh hanya diarahkan hanya pada salah satu arah
atau sebagian dimensi saja. Jika dibuat ringkas, konsep segitiga strategis,
Moore akan menjadikan manajer organisasi publik memberikan;
“… attention outward, to the value of the organization’s production,
upward, toward the political definition of value, and downward and
inward, to the organization’s current performance.” (perhatian ke luar,
terhadap nilai produksi organisasi, ke atas, terhadap definisi nilai politik,
dan ke bawah dan ke dalam, terhadap kinerja organisasi saat ini)
2.1.4 Pluralisme
A. Definisi Pluralisme
Pluralisme dalam Dahlan (1994:604) berasal dari kata plural dan
isme, plural yang berarti banyak (jamak), sedangkan isme berarti paham.
Jadi pluralism adalah suatu paham atau teori yang menganggap bahwa
realitas itu terdiri dari banyak substansi. Dalam perspektif ilmu sosial,
pluralism yang meniscayakan adanya diversitas dalam masyarakat
memiliki dua wajah, konsesus dan konflik. Konsensus mengandaikan
bahwa masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda itu
akan survive (bertahan hidup) karena para anggotanya menyepakati hal-
hal tertentu sebagai aturan bersama yang harus ditaati, sedangkan teori
konflik justru memandang sebaliknya bahwa masyarakat yang berbeda-
beda itu akan bertahan hidup karena adanya konflik. Teori ini tidak
34
menafikkan adanya keharmonisan dalam masyarakat. Keharmonisan
terjadi bukan karena adanya kesepakatan bersama, tetapi karena adanya
pemaksaan kelompok kuat terhadap yang lemah.
Sedangkan menurut Sumbulah (2010), Pluralitas merupakan
realitas sosiologi yang mana dalam kenyataannya masyarakat memang
plural. Plural pada intinya menunjukkan lebih dari satu dan isme adalah
sesuatu yang berhubungan dengan paham atau aliran. Dengan demikian
pluralisme adalah paham atau sikap terhadap keadaan majemuk atau
banyak dalam segala hal diantaranya sosial, budaya, politik dan agama.
Pluralisme agama bisa dipahami dalam tiga sudut pandang. Pertama, sosial
yaitu semua agama berhak untuk ada dan hidup artinya semua umat
beragama sama-sama belajar untuk toleran, dan menghormati iman atau
kepercayaan dari setiap penganut agama. Kedua, etika atau moral yaitu ‚
semua umat beragama memandang bahwa moral atau etika dari masing-
masing agama bersifat relatif dan sah apabila umat beragama menganut
pluralisme agama dalam nuansa etis, maka didorong untuk tidak
menghakimi penganut agama lain. Ketiga teologi filosofis yaitu, agama-
agama pada hakekatnya setara, sama-sama benar dan sama
menyelamatkan artinya semua agama menuju pada Ketuhanan Yang Maha
Esa.
35
Pluralisme dalam “Embracing Commonwealth Values in Youth
Development” is a state of society in which members of diverse ethnic,
racial, religious, or social groups maintain an autonomous participation
in and development of their traditional culture or special interest, within
the confines of a common civilisation. In a pluralist society, no one group
or characteristic totally dominates social organisation because all groups
have to act as if they value and accept diversity. In other words, pluralism
guards against totalitarianism and against tribalism, though not against
tribes asserting their separate identities, providing that they accept the
equal value of other tribal cultures. Dalam “Healey, Diversity and Society:
Race, Ethinicity, and Gender” tahun 2014. Terdapat dua tipe pluraslime,
yakni;
a. Cultural pluralism exist when groups have not acculturated and each
maintains its own identity. (pluralisme budaya ada ketika kelompok
tidak berakulturasi dan masing-masing mempertahankan identitasnya
sendiri)
b. Structural pluralism exist when a group has acculturated but not
integrated. (Pluralisme struktural ada ketika sebuah kelompok
berakulturasi tapi tidak terintegrasi)
Diagram 2.1
Konsep Pluralisme
Sumber: Healey (2014)
36
B. Ancaman Terhadap Pluralisme
Menurut International Herald Tribun “Indonesia’s rising religious
intolerance” (2012) dalam “Indonesia: Pluralism in Peril, the rise of
religious intolerance across the archipelago” (2014) , Indonesia, the
world’s largest Muslim-majority nation, has a long tradition of pluralism,
freedom of religion or belief, and inter-religious harmony, and is widely
respected around the world for its successful transition from authoritarian
rule to democracy. Rising religious intolerance, however, threatens to
destroy these achievements, and poses a threat not only to the country’s
religious minorities but to all Indonesians who value democracy, human
rights, peace and stability.
1. Proxy War
Dalam paparannya berjudul “Indonesia dan Peradaban Dunia,
Membangun Karakter Bangsa Guna Memperkuat Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Menghadapi Proxy War” di Korem Maulana Yusuf Banten, 20 Juli
2017. Dr. Riswanda menyampaikan;
“Indonesia pada masa mendatang dinilai akan menghadapi rongrongan
yang beragam terhadap kedaulatannya. Rongrongan terhadap Kedaulatan
NKRI semakin berkembang sesuai situasi dan kemajuan teknologi, yakni
Proxy War. Tren Proxy War, yakni kedua pihak tidak saling berhadapan,
namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Pemain
Proxy War mampu mengorganisasi sebuah konfrontasi antar dua kekuatan
dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari kontak secara
langsung. Dengan alasan mengurangi resiko konflik langsung yang
berakibat kehancuran fatal biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai
pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bias nonstate
(bukan negara). Aktornya dapat berupa LSM, media massa, ormas,
kelompok masyarakat, atau perorangan. (Pengamat Militer, Susaningtyas
Kertopati dalam KOMPAS, 2014)
37
2. Konflik
Konflik dalam Elly (2011;345) merupakan gejala sosial yang serba
hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya
konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan
kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat merupakan arena konflik atau
arena pertentangan dan integrasi yang senantiasa berlangsung. Oleh sebab itu,
konflik dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap
kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi
adalah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial. Di dalam setiap
kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki kesamaan yang
persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan dan
sebagainya. Dari setiap konflik ada beberapa diantaranya yang dapat
diselesaikan, akan tetapi ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga
menimbulkan beberapa aksi kekerasan.
Kekerasan merupakan gejala tidak dapat diatasinya akar konflik
sehingga menimbulkan kekerasan dari model kekerasan yang terkecil hingga
peperangan. Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin
“con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau
tabrakan. Pada umumnya istilah konflik sosial dalam Irving (1998;156)
mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian antar
pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan peperangan
internasional.
38
2.1.5 Persatuan dan Bhinneka Tunggal Ika
Menurut WJS. Poerwadarminta (1987), Persatuan ialah gabungan
(ikatan, kumpulan dan sebagainya) dari beberapa bagian yang sudah
bersatu, sedangkan Kesatuan ialah ke-Esaan, sifat tunggal atau
keseutuhan. Dengan sebutan persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku
bangsa yang sudah bersatu. Dalam hal ini, masing-masing suku bangsa
merupakan kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri tertentu yang
bersatu. Penggabungan dalam persatuan bangsa, masing-masing bangsa
tetap memiliki ciri-ciri dan adat istiadat semula.
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia diwujudkan dalam
semboyan pada lambang Negara Republik Indonesia yaitu ”Bhinneka
Tunggal Ika” yang keberadaannya berdasarkan pada PP No. 66 Tahun
1951, mengandung arti beraneka tetapi satu. Lengkapnya Bhinneka
Tunggal Ika berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma
Mangrva. Hal tersebut merupakan kondisi dan tujuan kehidupan yang
ideal dalam lingkungan masyarakat yang serba majemuk.
2.1.6 Pemuda
Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan, yang dimaksud dengan Pemuda adalah Pemuda adalah
warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Sedangkan Pemberdayaan Pemuda adalah Pemberdayaan pemuda adalah
kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda.
39
2.1.7 Kirab Pemuda
Merujuk kepada petunjuk pelaksanaan Kirab Pemuda, Kirab
Pemuda adalah pawai (perjalanan napak tilas) kebhinekaan dalam
mendirikan dan membangun NKRI, yang dilaksanakan oleh WNI berusia
16-30 tahun (Undang-undang No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan),
dengan melintasi seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan ini merupakan
kegiatan yang dikemas dengan kekinian, kreatif, patriotik, gembira,
massal, kompetitif, dan tak terlupakan. Kegiatan ini diharapkan menjadi
sarana tepat untuk memfasilitasi para pemuda agar dapat meningkatkan
kreativitas, kapasitas, kemandirian, daya saing, dan nilai patriotisme,
sehingga dapat membangkitkan semangat nasionalisme untuk membangun
bangsa, menjaga kebhinnekaan, persatuan dan kedaulatan NKRI. Kirab
pemuda mempunyai Maksud, Tujuan, Sasaran, Output dan Outcome
sebagai berikut;
A. Maksud
1. Memberikan wahana kebhinekaan, kebebasan, persamaan,
persaudaraan, dan persatuan pada masyarakat (khususnya pemuda)
melalui kegiatan yang kreatif, patriotik, gembira, massal, kompetitif,
dan tak terlupakan (unforgettable/memorable);
2. Menjadikan pemuda sebagai motor pemersatu dan penyebar jiwa
toleransi, hormat, dan menghargai segala perbedaan (kebhinekaan) di
masyarakat;
40
3. Menjadikan kreativitas pemuda sebagai penjaga kebhinekaan budaya
bangsa;
4. Menyelenggarakan kegiatan yang kreatif, menarik, menyenangkan, dan
bermanfaat;
5. Meningkatkan partisipasi dan menggali potensi pemuda dalam
mengembangkan inovasi dan kreativitas untuk mendukung
pembangunan nasional.
B. Tujuan
1. Meningkatnya persatuan pemuda dengan tingginya penghormatan
tehadap kebhinekaan;
2. Menjadikan kreativitas sebagai solusi terhadap penyikapan atas
kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kemajuan bangsa;
3. Menjadikan semangat patriotisme sebagai cara meningkatkan kecintaan
pemuda terhadap NKRI.
C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini ialah pemuda baik perorangan maupun
perwakilan dari organisasi, komunitas, dan pelajar/mahasiswa di setiap
daerah (provinsi) yang mengikuti kegiatan Kirab Pemuda 2017.
D. Output
1. Sejumlah 72 orang yang terdiri dari 34 peserta pria dan 34 peserta
wanita dari 34 Provinsi (1 orang pria dan 1 orang wanita dari setiap
41
provinsi), dan 4 peserta dari pemuda perwakilan organisasi kepemudaan
keagamaan yang mencerminkan keberagaman yang ada di Jakarta, yang
berhasil dibina sebagai Pemuda Peserta Inti kegiatan Kirab Pemuda
2017.
2. Sejumlah 1 (satu) juta pemuda sebagai penerima manfaat baik langsung
maupun tak langsung dalam memeriahkan kegiatan Kirab Pemuda
2017.
E. Outcome
1. Meningkatnya efektivitas pelayanan kepemudaan melalui fasilitasi
pemberdayaan pemuda di bidang kreativitas, kemandirian, dan daya
saing.
2. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam bidang kreativitas yang
meliputi seni, budaya, ekonomi kreatif, kegiatan kepemudaan, program
prioritas Kementerian Pemuda dan Olahraga dan kegiatan pemberdayaan
pemuda lainnya;
3. Meningkatnya kader pemuda Indonesia yang memiliki semangat
patriotisme, melalui pengembangan kepemimpinan dan kepeloporan,
kewirausahaan dan penghormatan terhadap persatuan dan kesatuan serta
kebhinekaan Indonesia;
4. Meningkatnya kader pemuda Indonesia yang memiliki kepedulian
terhadap kemanusiaan, lingkungan, kebersihan, dan kesehatan;
5. Tumbuhnya semangat revolusi mental pada kader pemuda Indonesia.
42
Kegiatan Kirab Pemuda 2017 terdiri dari kegiatan inti dan kegiatan
pendukung. Kegiatan ini dilakukan di 34 provinsi dan 100 Kabupaten/Kota
seluruh Indonesia dimulai dari Miangas-Sabang dan Rote-Merauke.
Kegiatan di tiap provinsi dilakukan selama 3 hari 2 malam dimulai dengan
penyambutan dari provinsi. Peserta inti kegiatan Kirab Pemuda yang akan
mengelilingi Indonesia berjumlah 72 orang yang terdiri dari delegasi tiap
dinas pemuda dan olahraga tingkat provinsi sebanyak 2 orang (1 laki laki
dan 1 perempuan) serta 4 orang perwakilan dari organisasi keagamaan.
Peserta inti akan melakukan Kirab Pemuda di seluruh provinsi
secara terpisah menjadi 2 zona, zona 1 yang dimulai dari Miangas-Sabang
(Indonesia bagian Barat) dan zona 2 yang dimulai dari Rote-Merauke
(Indonesia bagian Timur). Peserta pendukung lainnya yang dimaksud dalam
Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 adalah pemuda yang berada di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang menjadi titik singgah Kirab
Pemuda 2017. Kegiatan Kirab Pemuda 2017 terdiri dari kegiatan inti dan
kegiatan pendukung. Kegiatan ini dilakukan di 34 provinsi seluruh
Indonesia. Kegiatan di tiap provinsi dilakukan selama 3 (tiga) hari 2 (dua)
malam dimulai dengan penyambutan dari provinsi. Diawali dengan
penyambutan dan serah terima simbol Kirab Pemuda 2017 dari provinsi
sebelumnya diiringi oleh kesenian daerah dan marching band serta
pengarakan peserta inti Kirab Pemuda 2017.
43
F. Kegiatan inti terdiri atas:
1. Kegiatan di Bidang Kepesertaan Kirab, Konsolidasi, dan Deklarasi
Pemuda. Pemilihan dan pembekalan pemuda kebhinekaan (masing-
masing provinsi 2 pemuda, pria-wanita, yang sehat jasmani-rohani,
memiliki jiwa patriotik, mandiri, berdaya saing, dan penuh ide-ide
kreatif dan menginspirasi (inspiring).
2. Kegiatan di Bidang Pawai dan Gelar Seni Budaya. Kegiatan iring-
iringan kirab pemuda dan pagelaran seni dan budaya selama berada di
lokasi titik singgah di 34 provinsi.
3. Kegiatan di Bidang Festival dan Kompetisi Film Pendek Pemuda.
Penyelenggaraan festival film dan coaching clinic di setiap lokasi titik
singgah di 34 provinsi. Festival film menampilkan film-film
dokumenter, fiksi, layar lebar untuk meningkatkan apresiasi pemuda
dan masyarakat terhadap industri kreatif bidang film. Kompetisi film
pendek untuk pemuda berusia 16 - 30 tahun dilaksanakan di lokasi
puncak acara Kirab Pemuda 2017. Film pendek fiksi yang
dikompetisikan bertemakan kebhinekaan dan persatuan Indonesia
dengan durasi film 10 menit, kemudian dilakukan pengunggahan video
melalui YouTube dengan kualitas HD. Promosi dan sosialisasi acara
dimulai sebelum hari H. Kamera yang disarankan EOS 60D, 70D, dan
700D dengan tim juri dari internal dan eksternal Kementerian Pemuda
dan Olahraga.
44
4. Kegiatan di Bidang Festival dan Kompetisi Band Indie Pemuda.
Kompetisi band indie dilakukan di seluruh titik singgah 34 provinsi
yang diikuti oleh pemuda. Setiap grup band mempertunjukkan live
performace (1 lagu mars pemuda, 1 lagu bebas) dengan durasi 10 menit.
Selain itu, system recording (mengirim contoh demo live/recording
kepada panitia penyelenggara) dengan penilaian 60% recording, 40%
live performance. Di bidang ini juga dilakukan festival yang
menampilkan grup band musik indie pemuda di masing-masing daerah.
5. Kegiatan di Bidang Pameran dan Gelar Karya Pemuda Kreatif. Kegiatan
berupa pameran pemuda kreatif di bidang grafika, IT Lunak, IT keras,
fashion, kuliner, kriya, musik dan film, disertai dengan workshop dan
talkshow kreativitas pemuda dengan jumlah peserta yang diharapkan
10.000 orang, dan pemberian sertifikasi pada pemuda peserta kirab dan
pendukung.
6. Kegiatan di Bidang Bakti Sosial dan Lingkungan. Bakti sosial dan
lingkungan peserta kirab (untuk masyarakat di lingkungan setempat)
adalah kegiatan membersihkan lingkungan, menanam pohon,
menginisiasi/mendirikan fasilitas untuk kreativitas pemuda, berkunjung
ke komunitas pemuda, komunitas kreatif, sekolah, taman baca, dan
kunjungan rehabilitasi narkoba pada pemuda. Selain itu juga
berpartisipasi dalam penyediaan kebutuhan dasar masyarakat misalnya
air bersih, bahan makanan, mendukung promosi potensi wisata lokal dan
45
produk unggulan, serta berkolaborasi dengan kelompok pemuda di lapas
untuk menampilkan kreativitas pemuda.
7. Kegiatan di Bidang Pemuda Membaca Kitab Suci. Kegiatan Pemuda
Membaca Kitab Suci dengan tema “Membumikan Kitab Suci”
dilaksanakan di setiap titik singgah di 34 provinsi dan dipusatkan di
Alun-Alun/GOR/rumah ibadah. Peserta yang hadir diharapkan
berjumlah lima ribu orang.
8. Kegiatan Gelar Karya Kreasi Busana Muslim. Kegiatan yang
merupakan perpaduan antara pameran dan fashion show busana
muslimah pemuda yang dilakukan di titik singgah 34 provinsi.
Dilakukan kompetisi di titik singgah Pulau Jawa, yaitu Jawa Tengah,
Jawa Timur, DI Yogyakarta. Kreasi busana muslimah dapat berupa
kerudung, baju muslim, selendang, dan bentuk kreasi busana muslim
lainnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan
hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca untuk dijadikan referensi dalam
penelitian ini. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengolah atau
memecahkan masalah yang timbul dalam Strategi Program Kirab Pemuda di
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Walaupun fokus dan
lokusnya tidak sama persis tetapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-
sumber pemecahan masalah dalam ranah Strategi Program pemerintah. Di bawah
ini adalah hasil penelitian yang peneliti jadikan referensi.
46
Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi yakni berjudul “Strategi
pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan wisata muara kabupaten tapanuli
utara provinsi sumatera utara tahun 2015” yang disusun oleh Benni Olan Hutapea
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. Kesamaan yang dimiliki
dengan penelitian tersebut adalah fokus yang digunakan yakni fokus strategi, dan
juga menganalisis strategi satuan kerja pemerintahan. Hasil dari penelitian tersebut
adalah dalam upaya pengembangan kawasan wisata Muara kabupaten Tapanuli
Utara Tahum 2015, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
kabupaten Tapanuli Utara telah melakukan upaya dan program mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2014-2019. Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan kabupaten Tapanuli Utara telah melaksanakan program ataupun
strategi dalam pengembangan kawasan wisata Muara, namun program-program
yang telah direncanakan tidak semua terealisasi, kurangnya dana dan minimnya
pihak ketiga dalam menanamkan modal menjadi salah satu penyebab kurang
maksimalnya pengembangan kawasan wisata Muara.
Adapun penelitian lain yang peneliti jadikan refrensi adalah Skripsi atas
nama Murni Agustini yang berjudul Strategi Pemerintah Kota Cilegon menuju
Cilegon Smart City Tahun 2017, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Untirta.
Dalam skripsi tersebut, teori yang digunakan adalah teori SOAR yang disandingkan
dengan Konsep Smart City. Kesamaan dengan skripsi yang sedang dikerjakan oleh
peneliti adalah disandingkannya teori strategi dengan konsep lain, pada penelitian
ini peneliti menyandingkan teori segitiga strategis dengan konsep pluralism.
47
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka Berfikir menurut Sugiyono (2009) merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Untuk mengetahui bagaimana alur
berfikir peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitian, maka dibuatlah
kerangka berfikir sebagai berikut:
48
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
Strategic Triangle
Sumber: Peneliti, diadapsi dari Moore (1995)
Masalah:
1. Tidak optimalnya target penyebaran manfaat program dengan realisasi di lapangan pada
beberapa titik singgah.
2. Terdapat beberapa daerah yang tidak melakukan rangkaian kegiatan inti Kirab Pemuda.
3. Beberapa peserta inti Kirab Pemuda 2017 menyatakan bahwa program Kirab Pemuda
di beberapa titik singgah hanya bersifat seremonial dan monoton.
4. Tidak adanya tindaklanjut dari ukuran yang ditentukan selain realisasi penyerapan
anggaran.
Sumber: Peneliti, 2018
5.
Gambaran Strategi Program Kirab Pemuda dalam Rangka
Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap
Pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia
49
Dengan kerangka berfikir diatas, maka menurut penulis perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dan mengidentifikasi hal-hal yang
berkaitan dengan fenomena tersebut, dan pada akhirnya diharapkan hasil yang
diperoleh dapat membantu mendeskripsikan secara jelas perihal segitiga strategis
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam meningkatkan peran
aktif pemuda melalui program Kirab Pemuda.
2.4 Asumsi Dasar
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, peneliti mengajukan asumsi dasar
bahwa segitiga strategis program Kirab Pemuda dalam rangka meningkatkan
persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme di Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia belum berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian terkait segitiga strategi program
Kirab Pemuda dalam rangka meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dengan
menggunakan teori Strategic Triangle dari Moore (1995) yang dikaitkan dengan
konsep pluralisme agar sesuai dengan masalah-masalah yang telah teridentifikasi
sebelumnya.
Dengan menggunakan teori ini peneliti berusaha untuk mendapatkan
gambaran tentang segitiga strategis program Kirab Pemuda dalam rangka
meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme di Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Peneliti menggunakan teori tersebut
karena teori tersebut mencakup aspek-aspek yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Dengan menggunakan teori strategic triangle, peneliti akan mencari gambaran
50
yang lengkap tentang apa sebenernya yang menjadi tujuan, misi, target dan maksud
dari program Kirab Pemuda yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia. Dilihat dari berbagai masalah yang telah dipaparkan
pada latar belakang masalah penelitian, peneliti mengaitkan dimensi ini dengan
konsep pluralisme agar lebih mengetahui secara mendalam tentang mengapa
persatuan dan pluralisme menjadi sorotan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia.
Pada dimensi yang kedua dari teori ini, yakni Authorizing Environment,
peneliti akan mendalami perihal legitimasi dan dukungan yang diberikan oleh pihak
lain di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Hal
tersebut dirasa perlu mengingat bahwa program Kirab Pemuda merupakan program
yang besar dan mengkonsumsi anggaran sampai Rp 41.000.000.000,-. Sedangkan
pada dimensi ketiga yaitu Operational Capacity, peneliti akan mencari tahu tentang
kesiapan kapasitas pegawai dan peserta untuk mencapai tujuan dari program
tersebut. Termasuk di dalamnya mengenai teknologi apa yang digunakan serta
adakah hambatan dari segi infrastruktur yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan program.
Ketiga komponen dalam strategic triangle, menurut Moore (1995),
merupakan satu kesatuan yang harus diperhatikan oleh manajer publik terkait
dengan program yang akan diselenggarakan. Oleh sebab itu, peneliti akan
menggunakan teori tersebut untuk memahami secara utuh dan mendapatkan
gambaran strategi program sebagai output dari penelitian. Selain itu, mengingat
bahwa program Kirab Pemuda merupakan program besar yang berbentuk roadshow
51
(napak tilas) di berbagai tempat di Indonesia. Teori ini peneliti anggap sebagai teori
yang paling tepat karena penelitian ini tidak bertujuan untuk mengukur
keberhasilan strategi program Kirab Pemuda, melainkan untuk mengetahui secara
mendalam gambaran segitiga strategis program Kirab Pemuda yang digunakan oleh
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Segitiga Strategis
Program Kirab Pemuda dalam Rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan
Terhadap Pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ini
adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor (2010) dalam Fuad dan Nugroho (2014:54) Metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif bermaksud untuk mendalami dan menghayati suatu
obyek. Mengidentifikasi metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati, dan pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara holistic (utuh).
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ditetapkan agar penelitian dapat terlaksana dengan batasan
yang jelas dan hasil analisa yang mendalam. Dengan itu maka, fokus penelitian
diharapkan dapat memudahkan peneliti untuk mengkaji secara tepat masalah-
masalah yang hendak diteliti, yaitu mengenai “Segitiga Strategis Program Kirab
Pemuda dalam Rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap
Pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia”.
Fokus penelitian didasarkan pada pemaparan yang terdapat pada latar
belakang masalah, dimana dijabarkan secara ringkas dalam identifikasi masalah.
53
Adapun, fokus dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan secara mendalam,
Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda dalam Rangka Meningkatkan Persatuan
dan Penghormatan Terhadap Pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia.
3.3 Lokasi Penelitian
Locus penelitian ini terletak di Ibukota Indonesia yakni Provinsi DKI
Jakarta, Kota Jakarta Pusat, tepatnya di Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia. Peneliti tertarik mengambil lokasi penelitian karena
menurut peneliti peran pemuda masih belum optimal khususnya di masa-masa yang
perlu mengedepankan persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme di
Indonesia.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Dalam penelitian ini,peneliti akan melakukan penelitian yang
berkaitan dengan Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda dalam Rangka
Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme di
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategic triangle atau segitiga
strategis Moore, menjelaskan terdapatnya tiga komponen yang harus
diperhatikan oleh seorang manajer publik agar program berjalan sesuai
tujuan yaitu:
54
1. Public value outcomes (Menciptakan nilai publik)
Dasar pemikiran bahwa jika peran sektor swasta adalah menciptakan
nilai swasta, kemudian berarti bahwa sektor publik harus menciptakann
nilai publik. Dalam perusahaan swasta, manajer diharapkan memiliki ide
tentang bagaimana menciptakan nilai untuk organisasi mereka. Rencana
untuk menentukan nilai publik membentuk tingkat pertama dari apa yang
disebut segitiga strategis, alat manajemen strategis dimana manajer sektor
publik dapat mengecek tingkat mana mereka dilibatkan dalam aktivitas
yang dapat bernilai, disahkan dan dapat dilaksanakan. Singkatnya, manajer
publik harus mengetahui apakah sebuah program perlu dilaksanakan atau
tidak. Tingkat ini berkaitan erat dengan tujuan, maksud dan misi dari sebuah
program.
2. The authorizing environtment (Legitimasi dan dukungan lingkungan).
Kedua adalah bagaimana seorang manajer publik memperoleh
legitimasi dan dukungan. Setelah memutuskan nilai publik, kebutuhan
berikutnya adalah untuk memiliki pengesahan dari lingkungan yang terdiri
dari para pengambil keputusan dan dukungan dari mitra lain di luar
organisasi. Singkatnya manajer publik harus mengetahui apakah sebuah
program dapat dijalankan atau tidak. Tingkat ini berkaitan erat dengan
persetujuan dan dukungan.
55
3. Operational capacity (Kapasitas operasional).
Tingkat ketiga adalah manajer publik harus memastikan dia
memiliki cukup kapasitas operasional untuk melaksanakan rencana atau
program yang telah disahkan. Manajer publik harus mengetahui batas
organisasi mereka sendiri karena semakin besar kapasitas operasional yang
dimiliki akan mampu memperbesar nilai atau manfaat kepada sasaran.
Manajer publik harus mengetahui apakah organisasi mampu melaksanakan
program atau rencana tersebut. Tingkat ini berkaitan dengan pegawai,
kemampuan pegawai, teknologi, infrastuktur, dan relawan.
3.4.2 Definisi Operasional
Berdasarkan teori segitiga strategis, Moore (1999) berikut adalah
indikator dari 3 dimensi teori segitiga strategis:
1. Public value outcomes (Menciptakan nilai publik)
a. Memiliki tujuan program yang jelas dan terarah
b. Memiliki maksud program yang jelas dan terarah
c. Menetapkan sasaran program
d. Menetapkan misi dari program secara tepat
2. The authorizing environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
a. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
b. Mendapatkan dukungan dari pihak di luar organisasi
56
3. Operational capacity (Kapasitas operasional)
a. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
b. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
c. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
d. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
3.5 Instrumen Penelitian
Irawan (2006) dalam Fuad dan Nugroho (2014) menjelaskan bahwa satu-
satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti
tape recorder, video kaset, ataupun kamera. Tetapi alat-alat ini benar-benar
tergantung pada peneliti untuk menggunakannya. Peneliti sebagai instrument ini
(disebut “participant-observer”) disamping memiliki kelebihan-kelebihan, juga
mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain, pertama peneliti
dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada
objek/subjek yang ditelitinya. Dengan demikian peneliti lambat laun akan
“memahami” makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kesat
mata. Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian
kualitatif. Kedua, peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah
mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian diberhentikan. Dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrument yang sengaja
membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja. Ketiga, peneliti dapat
langsung melakukan pengumpulan data, menganalisisnya, melakukan refleksi
57
secara terus menerus, dan secara gradual “membangun” pemahaman yang tuntas
tentang sesuatu hal. Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti memang
“mengkontruksi” realitas yang tersembunyi “tacit” di masyarakat.
Adapun kelemahan dimana peneliti sebagai instrument utama adalah
pertama, sungguh tidak mudah menjaga objektifitas dan neteralitas peneliti
sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif.
Tapi jika tidak hati-hati peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukan antara
data lapangan dengan hasil observasi dengan pikiran-pikiran sendiri. Kedua,
sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan
melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensifitas dan “insight”
untuk menangkap symbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Lyotard
(1989) dalam Fuad dan Nugroho (2014:56) mengatakan “lantaran pengalaman
belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan untuk
mengungkannya dalam bentuk tertulis”. Ketiga, peneliti harus memiliki cukup
kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
objek/subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kualitatif, penelitian dianggap
telah selesai jika kesimpulan telah diambil dari hipotesis telah diketahui statusnya,
diterima atau ditolak.
3.6 Informan Penelitian
Dalam penelitian segitiga strategis program kirab pemuda dalam rangka
meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme di Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, peneliti menggunakan Teknik
58
purposive. Menurut Sugiyono (2005) dalam Fuad dan Nugroho (2014:58) teknik
purposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Maka yang
menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Informan Keterangan
1. Asisten Deputi Bidang Peningkatan
Kreativitas Pemuda, Kementerian Pemuda
dan Olahraga RI
Key Informan
2. Kabid pada Asisten Deputi Bidang
Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
Secondary Informan
3. Kasubid pada Asisten Deputi Bidang
Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
Secondary Informan
4. BPP pada Asisten Deputi Bidang
Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
Secondary Informan
5. Sekretaris Asisten Deputi Bidang
Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
Secondary Informan
6. Perwakilan Organisasi Kepemudaan di
lingkungan Kementerian Pemuda dan
Olahraga RI
Secondary Informan
7. Pendamping Peserta Program Kirab Pemuda
Zona 1
Secondary Informan
8. Pendamping Peserta Program Kirab Pemuda
Zona 2
Secondary Informan
9. Ketua Peserta Program Kirab Pemuda Zona
1
Secondary Informan
59
10. Ketua Peserta Program Kirab Pemuda Zona
2
Secondary Informan
11. Staf Protokoler Kemenko PMK Secondary Informan
12. Pemuda perwakilan masyarakat yang
terlibat Kirab Pemuda
Secondary Informan
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Denzin dan Lincoln (2009) dalam Fuad dan Nugroho (2014:59) pendapat
kaum kontruksionis memberikan pengertian bahwa peneliti social, melalui pola
interaksi tertentu, dapat mencipta realitas yang mengenapi ruang, tempat data-data
empiris dikumpulkan dan dianalisis. Di tempai inilah, praktik interpretif dari
penelitian kualitatif dapat diterapkan. Praktik inilah yang kemudian disebut metode
dan teknik memproduksi data-data empiris dan berbagai interpretasi teoritis
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan dari pada penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data demi keberlangsungan penelitian. Teknik yang
digunakan peneliti dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Wawancara
Merupakan bentuk komunikasi antar 2 (dua) orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana,
2008;180). Wawancara dilakukan dengan cara mendapat berbagai informasi
60
terkait masalah yang diajukan dalam penelitian, dan wawancara
dilakukukan pada informan yang dianggap menguasai penelitian.
Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu
berbagai keperluan yang akan dibutuhkan yaitu tujuan informan, kriteria
informan, dan pedoman wawancara yang telah disusun dengan baik dan
dapat dipahami oleh peneliti.
b) Observasi
Merupakan bagian dari pengumpulan data. Dalam tradisi kualitatif,
data tidak dapat diperoleh dibelakang meja, tetangga, organisasi, dan
komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang perilaku,
sikap, tindakan, dan keseluruhan interaksi antar manusia. Metode observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non-
participant. Dalam hal ini, peneliti datang ke lokasi penelitian namun tidak
ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian.
c) Studi Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data yang bersumber dari dokumen yang
resmi dan relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dokumen
tersebut dapat berupa tulisan, gambar, rekaman, atau lain sebagainya.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Buku catatan,
2) Alat perekam suara, dan
3) Kamera
61
3.7.1.1 Pedoman Wawancara
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Teori Dimensi Indikator Pertanyaan
Segitiga
Strategis
(Moore, 1995)
Public value
outcomes
(Menciptakan nilai
publik)
1. Memiliki tujuan
program yang jelas
1. Apa tujuan dari program Kirab
Pemuda?
2. Bagaimana proses penetapan
tujuan program Kirab Pemuda?
3. Pertimbangan apa saja yang
dilakukan untuk menetapkan tujuan
program Kirab Pemuda?
4. Mengapa meningkatkan persatuan
dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program
Kirab Pemuda?
5. Apakah tujuan program yang
ditetapkan dirasa sudah tepat?
6. Sejauh mana tujuan tersebut
diukur?
2. Memiliki maksud
program yang jelas
1. Apa maksud dari program Kirab
Pemuda?
2. Bagaimana proses penetapan
maksud program Kirab Pemuda?
3. Pertimbangan apa saja yang
dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda?
3. Menetapkan
sasaran program
dengan tepat
1. Siapa sasaran dari program Kirab
Pemuda?
2. Pertimbangan apa yang dilakukan
dalam menetapkan sasaran?
3. Apakah manfaat dari program
Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
4. Menetapkan misi
program dengan
tepat
1. Apa misi dari program Kirab
Pemuda?
2. Bagaimana proses penetapan misi
program Kirab Pemuda?
3. apakah misi yang ditentukan sesuai
dengan kondisi sosial saat ini?
62
The Authorizing
Environment
(Legitimasi dan
dukungan
lingkungan)
1. Mendapatkan
persetujuan dari
pengambil
keputusan
1. Apa landasan hukum pelaksanaan
program Kirab Pemuda?
2. Apakah program Kirab Pemuda
sudah mendapat legalitas yang sah?
2. Mendapatkan
dukungan dari
lingkungan
organisasi
1. Apakah program Kirab Pemuda
didukung oleh lingkungan organisasi?
2. Bagaimana bentuk dukungan yang
diberikan untuk program Kirab
Pemuda?
Operational Capacity
(Kapasitas
Operasional)
1. Memiliki
pegawai untuk
melaksanakan
program
1. Berapa jumlah pegawai yang
dimiliki?
2. Berapa jumlah panitia yang
disusun untuk program Kirab
Pemuda?
2. Menempatkan
pegawai sesuai
dengan kemampuan
1. Bagaimana proses penempatan
pegawai dalam program Kirab
Pemuda?
3. Mengetahui
lokasi pelaksanaan
program
1. Apakah infrastruktur lapangan
sudah diketahui sebelum menyusun
program?
4. Menggunakan
teknologi dalam
melaksanakan
program
1. Teknologi apa yang digunakan
dalam program Kirab Pemuda?
3.7.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan prosedur reduksi data, display (penyajian data), dan menarik
kesimpulan (verifikasi). Proses tersebut dijabarkan menurut Matthew B.
Milles dan A. Michael Huberman (1992) dalam Fuad dan Nugroho
(2014:64) yaitu sebagai berikut:
63
Gambar 3.1
Teknik analisis data menurut Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman
A. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi. Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data dimulai pada
saat pra riset yakni wawancara yang tidak berstruktur selanjutnya dilakukan
pencatatan dan mengolah data-data yang harus ditampilkan dan membuang
data-data yang tidak diperlukan sehingga peneliti dapat menjelaskan dan
memahami latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
64
Reduksi data kemudian dilakukan pada hasil wawancara dengan
informan yang berkompeten yang memiliki kapasitas dan memahami
tentang strategi program kirab pemuda dalam rangka meningkatkan
persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme di Kementerian Pemuda
dan Olahraga Republik Indonesia, data dari hasil wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur kemudian dipilah agar dapat ditampilkan dengan baik
selanjutnya peneliti melakukan reduksi data kembali pada saat pembahasan
dan hasil.
B. Display (Penyajian Data)
Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data-data yang ada
kemudian dikelompokkan pada bagian atau sub bagian masing-masing.
Data yang disajikan disesuaikan dengan informasi yang didapat dari catatan
tertulis di lapangan. Misalnya data-data yang mendukung penelitian dari
hasil yang ada di lapangan yang didapat dengan melakukan wawancara dan
dokumentasi.
Dalam penelitian kali ini, data-data yang dianggap penting akan
dicantumkan sebagian pada hasil penelitian yang kemudian dianalisis
menggunakan teori yang ditentukan. Sehingga dalam penyajian data
memperoleh kesesuaian yang relevan dan dapat diterima dengan logika.
Kemudian dalam penyajian data, peneliti juga tetap mengacu pada panduan
penulisan karya ilmiah dengan memperhatikan ejaan bahasa yang
disempurnakan dan redaksional, sehingga mempermudah pembaca
65
memahami penyajian data dan tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda-
beda dari berbagai pihak. Sedangkan, secara lengkap hasil penelitian akan
dilampirkan pada bagian lampiran.
C. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan dalam segitiga strategis program kirab
pemuda dalam rangka meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia,
dilakukan oleh peneliti dengan menjelaskan dan memaparkan terlebih
dahulu hasil penelitian kemudian dianalisis dengan teori yang telah
ditentukan, selanjutnya ditarik kesimpulan berdasarkan fenomena-
fenomena yang terjadi dengan kesesuaian teori yang digunakan. Kemudian
kesimpulan dijelaskan oleh peneliti dengan pemahaman peneliti terhadap
hasil penelitian dan analisis yang ditampilkan.
Menarik kesimpulan yang benar atau verifikasi hanyalah sebagian
dari satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Sebuah kenyataan ganda yang
terdapat di lapangan memungkinkan untuk terjadi. Oleh karena itu,
diperlukan kecermatan untuk dapat menarik kesimpulan yang benar-benar
utuh dan dapat diperkaya dengan melihat pada realita yang terjadi.
3.7.3 Uji Keabsahan Data
Triangulasi adalah usaha mengecek kebenaran data atau informasi
yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan
cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada saat
66
pengumpulan dan analisis data. Patton dan Moleong dalam Fuad dan
Nugroho (1999) mengemukakan teknik triangulasi data dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1) Triangulasi dengan sumber,
2) Triangulasi dengan metode,
3) Triangulasi dengan penyidik, dan
4) Triangulasi dengan teori.
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan semua jenis teknik
triangulasi, karena akan sangat sulit bagi peneliti untuk dapat melaksanakan
semua teknik tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan
teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber disini peneliti akan
menanyakan beberapa sumber informan yang bertujuan untuk melihat
keselarasan antara informan satu dengan informan lainnya.
Pemahaman peneliti didasari pada pendapat Moleong dalam Fuad
dan Nugroho (1999) yang menyatakan bahwa : “triangulasi paling banyak
digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber”. Cara yang ditempuh
untuk pengujian validitas seperti ini menurut Patton dalam Nugroho (1999)
adalah sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi;
c. Membandingkan apa yang dukatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu;
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang yang memiliki latar belakang berlainan;
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berlainan.
67
3.8 Jadwal Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Sumber: Peneliti, 2018
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia adalah salah
satu Kementerian pendukung pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia terletak di pusat Ibu
Kota Indonesia, Provinsi DKI Jakarta. Beralamat di Jalan Gerbang Pemuda
No. 3, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. Kementerian Pemuda dan
Olahraga adalah kementerian yang membidangi urusan pemuda dan olahra.
Kementerian Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh seorang Menteri Pemuda
dan Olahraga (Menpora) yang sejak tanggal 27 Oktober 2014 dijabat
oleh Imam Nahrawi.
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan
kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal
kemerdekaan Indonesia. Pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada
tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki
Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro.
Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri
Pengajaran. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian
diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah
69
kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14
November 1945.
Pada tahun 1999 - 2004 yakni pada masa Kabinet Persatuan
Nasional dan Kabinet Gotong Royong, Kementerian Pemuda dan Olahraga
dilebur pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sehingga
urusan pemuda dan olahraga hanya dikelola oleh struktur eselon I yaitu
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga.
Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyonoberkuasa, Kementerian Pemuda
dan Olahraga kembali dibentuk pada tahun 2004.
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini tepatnya adalah bagian
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda yang dibawahi oleh Deputi
Pemberdayaan Pemuda. Terdapat 4 deputi di Kementerian Pemuda dan
Olahraga, yakni Deputi Pemberdayaan Pemuda, Deputi Pengembangan
Pemuda, Deputi Pembudayaan Olahraga dan Deputi Peningkatan Prestasi
Olahraga. Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda menjadi lokasi
penelitian karena merupakan sekretariat dari program yang akan diteliti yakni
program Kirab Pemuda.
70
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia, (DKI Jakarta)
Sumber: Google Maps, 2018
4.1.2 Visi dan Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
Visi:
Mewujudkan Kepemudaan dan Keolahragaan yang berdaya saing.
Visi Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2010-2014 tidak
terlepas dari upaya mewujudkan Visi Pembangunan 2005-2025 yaitu
"Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur" dan melaksanakan
Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu "Mewujudkan bangsa
71
yang berdaya saing" sebagaimana tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Berdaya saing dalam lingkup kepemudaan mengandung arti: "memiliki
kemampuan berkompetisi yang dihasilkan melalui pola pengaderan
dan peningkatan potensi pemuda secara terencana, sistematis, dan
berkelanjutan sesuai dengan metode pendidikan, pelatihan,
pemagangan, pembimbingan, pendampingan, serta pemanfaatan
kajian, kemitraan, dan sentra pemberdayaan pemuda yang terus-
menerus dikembangkan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal
dalam menciptakan nilai tambah kepemudaan di berbagai bidang
pembangunan, serta peningkatan akhlak mulia dan prestasi pemuda
Indonesia di kancah kompetisi global."
Berdaya saing dalam lingkup keolahragaan mengandung arti:
"memiliki kemampuan berkompetisi yang dihasilkan melalui pola
pembinaan dan pengembangan pelaku, ketenagaan, pengorganisasian,
pendanaan, pola pelatihan, penghargaan, prasarana, dan sarana
olahraga secara berjenjang dan berkelanjutan sesuai dengan metode
penataran, pelatihan, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan,
perintisan, penelitian, uji coba, dan kompetisi yang telah menerapkan
manajemen dan iptek olahraga modern, serta pemanfaatan bantuan,
pemudahan, dan sentra keolahragaan sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal dalam kompetisi bertaraf regional atau internasional".
72
Misi:
1. Meningkatkan kepemudaan potensi sumber dengan daya
memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat
pemerintahan, untukdan mendukung pemberdayaan peningkatan
kemasyarakatan penyadaran pemuda wawasan, dan melalui
inventarisasi potensi, kapasitas keilmuan, kapasitas keimanan,
kreativitas, dan kemampuan berorganisasi pemuda sehingga
pemuda dapat meningkatkan partisipasi, peran aktif, dan
produktivitas dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara;
2. Mewujudkan pemuda maju, berkarakter, berkapasitas, dan berdaya
saing melalui penyiapan pemuda kader sesuai karakteristik pemuda
yang memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab,
dan ksatria serta memiliki sikap kritis, idealis, inovatif, progresif,
dinamis, reformis, dan futuristik tanpa meninggalkan akar budaya
bangsa Indonesia yang tercermin dalam kebhinnekatunggalikaan
untuk mendukung pengembangan kewirausahaan, kepeloporan,
pendidikan, dan kepemimpinan, kesukarelawanan pemuda di
berbagai bidang pembangunan, termasuk penugasan khusus bagi
pengembangan kepanduan/kepramukaan sebagai wadah
pengaderan calon pemimpin bangsa;
3. Meningkatkan potensi sumberdaya keolahragaan dengan
memanfaatkan kemitraan lintas sektoral, antar tingkat
pemerintahan, dan kemasyarakatan untuk mendukung pemassalan,
pembudayaan, serta pengembangan industri dan sentra-sentra
olahraga melalui pengenalan olahraga kepada keluarga, satuan
pendidikan, dan masyarakat luas sehingga masyarakat gemar
melakukan kegiatan olahraga atas kehendak sendiri serta
pemasyarakatan olahraga sebagai kebiasaan hidup sehat dan aktif
sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat
73
sehingga masyarakat memperoleh tingkat kebugaran jasmani,
kesehatan, kegembiraan, dan hubungan sosial yang berkualitas; dan
4. Mewujudkan yang olahragawan berprestasi pada kompetisi
bertaraf regional dan internasional melalui peningkatan
kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan
olahragawan andalan nasional secara sistematis, terpadu,
berjenjang, dan berkelanjutan serta pemanfaatan iptek olahraga
modern untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat dan
peningkatan mutu pelatih bertaraf internasional pada pembinaan
prestasi olahraga.
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda
Sebagai elemen dalam sebuah kementerian, pembagian tugas pokok dan
fungsi juga diatur dalam Permenpora 1516 tahun 2015 untuk menyokong visi
dan misi kementerian yang telah ditentukan. Asisten Deputi Peningkatan
Kreativitas Pemuda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf f
Permenpora 1516 tahun 2015, mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, dan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan kreativitas pemuda. Adapun fungsi dari
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda adalah sebagai berikut;
a. Penyiapan perumusan kebijakan fasilitasi di bidang peningkatan
kreativitas pemuda;
b. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan kreativitas pemuda;
74
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan kreativitas pemuda;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
peningkatan kreativitas pemuda; dan
e. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang peningkatan kreativitas pemuda.
4.1.4 Letak Geografis Lokasi Penelitian
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia terletak di pusat
Ibu Kota Indonesia, Provinsi DKI Jakarta. Beralamat di Jalan Gerbang Pemuda
No. 3, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. Secara Administratif,
Kementerian Pemuda dan Olahraga masih merupakan bagian dari Kelurahan
Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.
Adapun batas wilayah Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah sebagai
berikut;
a. Sebelah utara berbatasan dengan Gedung DPR/MPR Republik
Indonesia
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Stadion Gelora Bung Karno
c. Sebelah timur berbatasan dengan Studio TVRI
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Gelora
75
4.2 Deskripsi Data
Dalam deskripsi data, sebelumnya peneliti akan mendeskripsikan secara
ringkas terkait program yang akan dibahas yakni program Kirab Pemuda yang
diselenggarakan oleh Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Berbeda dengan
pembahasan program pada BAB II, karena kali ini peneliti akan langsung
memfokuskan pembahasan mengenai program Kirab Pemuda secara ringkas.
Program Kirab Pemuda adalah pawai (perjalanan napak tilas) kebhinekaan
dalam mendirikan dan membangun NKRI, yang dilaksanakan oleh WNI berusia
16-30 tahun (Undang-undang No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan), dengan
melintasi seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
dikemas dengan kekinian, kreatif, patriotik, gembira, massal, kompetitif, dan tak
terlupakan. Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana tepat untuk memfasilitasi para
pemuda agar dapat meningkatkan kreativitas, kapasitas, kemandirian, daya saing,
dan nilai patriotisme, sehingga dapat membangkitkan semangat nasionalisme untuk
membangun bangsa, menjaga kebhinnekaan, persatuan dan kedaulatan NKRI.
Tujuan dari dilaksanakannya program Kirab Pemuda adalah untuk
meningkatkan persatuan pemuda dengan tingginya penghormatan tehadap
kebhinekaan, menjadikan kreativitas sebagai solusi terhadap penyikapan atas
kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kemajuan bangsa, menjadikan
semangat patriotisme sebagai cara meningkatkan kecintaan pemuda terhadap
NKRI. Adapun sasaran dari kegiatan ini ialah pemuda baik perorangan maupun
76
perwakilan dari organisasi, komunitas, dan pelajar/mahasiswa di setiap daerah
(provinsi) yang mengikuti kegiatan Kirab Pemuda 2017.
Setiap peserta diseleksi dengan tahap pengajuan nama nama pemuda oleh
dispora di tingkat provinsi. Setelah itu dilakukan seleksi administratif dan kemudian
dilakukan wawancara secara online antara peserta dengan pihak Kemenpora secara
langsung. Para peserta berjumlah 72 orang yang masing masing diwakili oleh satu
orang perempuan dan satu orang laki-laki dari setiap provinsi. Titik awal
keberangkatan dimulai di Jakarta dengan pembekalan peserta terlebih dahulu
selama 3 hari. Pemuda dibagi menjadi 2 grup yang masing masing akan melakukan
perjalanan dengan zona yang berbeda, zona 1 merupakan daerah daerah di
Indonesia bagian utara ke barat dan zona 2 melintasi Indonesia bagian selatan ke
barat. Semua tahap mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program
Kirab Pemuda berpusat atau bersekretariat pada Asisten Deputi Peningkatan
Kreativitas Pemuda, adapun struktur dari Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda adalah sebagai berikut;
77
Sumber; Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
78
4.2.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai “data yang
telah didapatkan” selama proses penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini
mengenai Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda dalam rangka
meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap pluralism di Kementerian
Pemuda dan Olahraga RI menggunakan jenis dan analisis data menggunakan
pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif maka data yang diperoleh
berbentuk kata dan kalimat berdasarkan hasil wawancara dengan informan
penelitian, observasi lapangan serta studi dokumentasi yang relavan dengan
fokus penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan
sejumlah informan penelitian yang memiliki informasi terkait permasalahan
yang sedang diteliti. Selain wawancara pengumpulan data juga dilakukan
melalui observasi langsung ke lokasi penelitian serta dokumentasi. Data
tersebut merupakan data – data yang berkaitan dengan hal yang diteliti. Hasil
pengumpulan data – data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik
analisis data kualitatif sehingga data – data tersebut dapat menghasilkan suatu
pemahaman untuk mendeskripsikan hasil penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi dilakukan pengkodingan data untuk mendapatkan
tema dan pola serta diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-
jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian
79
serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian, untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan pengkodingan, peneliti memberikan
kode pada aspek tertentu, yaitu:
a. Kode Q menunjukkan daftar pertanyaan.
b. Kode 𝐐𝟏, 𝐐𝟐, 𝐐𝟑, 𝐐𝟒, dan seterusnya menunjukkan daftar urutan
pertanyaan.
c. Kode I menunjukkan informan.
d. Kode 𝐈𝟏, 𝐈𝟐, 𝐈𝟑 dan seterusnya menunjukkan daftar informan yang
menjadi narasumber yang terlibat dalam program Kirab Pemuda
e. Kode P menunjukkan Peneliti.
Setelah pembuatan koding pada tahap pengkodingan data, langkah
selanjutnya adalah membaca keseluruhan data, dimaksudkan untuk
menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali
dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah dengan
menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis.
Selanjutnya menginterpretasi atau memaknai data, mengajukan pertanyaan
seperti “bagaimana proses penetapan tujuan program kirab pemuda” akan
membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan. Interpretasi juga
bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian
dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam hal ini, peneliti
menegaskan apakah hasil penelitiannya membenarkan atau justru menyengkal
informasi sebelumnya. Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa berupa
80
pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab selanjutnya, pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan buka dari hasil ramalan
peneliti.
Selanjutnya dengan triangulasi yaitu proses check dan recheck antara
sumber data dengan sumber data lainnya. Setelah semua proses analisis data
telah dilakukan peneliti dapat melakukan penyimpulan akhir. Kesimpulan
akhir dapat diambil ketika peneliti telah merasa bahwa data penelitian sudah
jenuh atau redundant, yakni ketika informasi yang disampaikan oleh
narasumber satu dan lainnya hanya menambah jumlah informasi dan tidak
menghasilkan informasi yang berbeda.
4.2.2 Deskripsi Informan
Pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian, peneliti telah
menjelaskan dalam pemilihan informan penelitian, peneliti menggunakan
teknik Purposive. Adapun pihak – pihak yang peneliti tentukan merupakan
orang – orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, kaena pihak tersebut senatiasa kesehariannya berurusan
dengan permasalahan yang peneliti baik secara langsung maupun tidak
langsung. Informan dalam penelitian ini yang terlibat dan memiliki informasi
mengenai Program Kirab Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia.
81
Tabel 4.1
Informan Penelitian
No Informan Status Informan Keterangan Jenis
Kelamin Usia
Kode
Informan
1 Drs. Djunaedi, M.Si
Asisten Deputi Bidang
Peningkatan
Kreativitas Pemuda,
Kemenpora RI
Key
Informan L
58
th 𝐈𝟏
2 H. Khairil Adha, M.Si
Kabid pada Asisten
Deputi Bidang
Peningkatan
Kreativitas Pemuda,
Kemenpora RI
Secondary
Informan L
41
th 𝐈𝟐
3 Lavlya Esa
Kasubid pada Asisten
Deputi Bidang
Peningkatan
Kreativitas Pemuda,
Kemenpora RI
Secondary
Informan P
56
th 𝐈𝟑
4 Abdul Muslim,S.Pd,
M.Si
BPP pada Asisten
Deputi Bidang
Peningkatan
Kreativitas Pemuda,
Kemenpora RI
Secondary
Informan L
51
th 𝐈𝟒
5 Indah Yuliana
Sekretaris Asisten
Deputi Bidang
Peningkatan
Kreativitas Pemuda,
Kemenpora RI
Secondary
Informan P
35
th 𝐈𝟓
6 Burhanuddin Luthfi
Perwakilan OKP di
lingkungan
Kemenpora RI
Secondary
Informan L
30
th 𝐈𝟔
7 Sastra
Pendamping Peserta
Program Kirab
Pemuda Zona 1
Secondary
Informan L
31
th 𝐈𝟕
8 Noer Arief
Pendamping Peserta
Program Kirab
Pemuda Zona 2
Secondary
Informan L
25
th 𝐈𝟖
9 Fikri Nur Fahmi Ketua Peserta Program
Kirab Pemuda Zona 1
Secondary
Informan L
22
th 𝐈𝟗
10 Gilang Ramadiansyah Ketua Peserta Program
Kirab Pemuda Zona 2
Secondary
Informan L
26
th 𝐈𝟏𝟎
11 Akbar Muchlis Staf Protokoler
Kemenko PMK
Secondary
Informan L
31
th 𝐈𝟏𝟏
82
12 Hanifandra Sadewo
Pemuda perwakilan
masyarakat yang
terlibat Kirab Pemuda
Secondary
Informan L
23
th 𝐈𝟏𝟐
Sumber; Peneliti, 2018
4.2.3 Temuan Lapangan
Temuan lapangan yang peneliti hendak paparkan merupakan data dan
fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan
teori yang peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan teori segitiga strategis
yang dikemukakan oleh Moore. Pada dasarnya, penggunaan teori segitiga
strategis peneliti gunakan untuk mengetahui bagaimana penyusunan strategi
program Kirab Pemuda, bukan untuk mengukur apakah program tersebut
berhasil atau tidak. Berikut merupakan paparan dengan dimensi yang
dikemukakan oleh Moore dalam teori segitiga strategis;
1. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
Dalam penelitian ini, peneliti perlu mengetahui bagaimana program
Kirab Pemuda disusun untuk menciptakan nilai publik yang hendak dicapai
melalui program tersebut. Dalam dimensi pertama ini, peneliti membaginya
ke dalam 4 indikator terkait menciptakan nilai publik, yakni program
memiliki tujuan yang jelas, program memiliki maksud yang jelas,
menetapkan sasaran program dengan tepat dan menetapkan misi dalam
program yang akan diselenggarakan.
a. Memiliki tujuan program yang jelas
Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
83
sehingga pertanyaan pertama perihal tujuan program Kirab Pemuda
(Q1) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Tujuannya untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan pemuda,
keberagaman, kebhinekaan dan wawasan kebangsaan. Sekaligus
mempromosikan kualitas pemuda, dengan kreativitas mereka.” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal tujuan
program, sebagai berikut;
“Tujuannya jadi untuk meningkatkan rasa persatuan di pemuda
pemuda ini mas, supaya ga terjadi perpecahan dan lain lain” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Menurut Bundo (panggilan narasumber) memang kirab pemuda
ini dibuat untuk meningkatkan rasa kebersamaan antar pemuda di
Indonesia” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Kamu lihat di juklak itu sudah lengkap sudah, memang kita ini
tujuannya untuk agar pemuda ini tidak terpecah belah” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
84
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Menurut mba sih, untuk mempersatukan pemuda jadi supaya
mereka saling kenal keunikan daerah daerah masing masing” (7
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Kalau dilihat dari programnya sih kayanya tentang
mempersatukan pemuda ya, mengingatkan lagi gitu tentang
keberagamaan Indonesia” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Pemuda sekarang itu kan rasanya kurang nasionalismenya,
pengetahuan keberagaman, jadi tujuan program ini ya untuk
mengatasi itu (persatuan dan keberagaman)” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Kalau yang gue liat si ini dhan, tentang gimana supaya pemuda
ini meningkat rasa persatuannya, pengetahuan soal Indonesia,
budaya gitu gitu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
85
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Jadi tujuannya itu gimana kita kita (peserta) ini bisa
menyebarkan semangat kebersamaan ke daerah dhan, yaaa
supaya gaada lagi lah itu perpecahan perpecahan” (7 Juni 2018,
Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Tujuannya biar kita kita ini yang masih muda masih sehat bisa
menyebarkan semangat persatuan dan ngasih tau ke daerah
daerah bahwa perbedaan itu indah dan jangan sampai terpecah
belah” (6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Sama sama kita ketahui dan dishare juga pas rapat bahwa ini
tujuannya untuk gimana pemuda ini meningkat rasa
persatuannya, kebersamaannya, kebhinekaan itu loh mas” (7 Juni
2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Kurang tau sih lengkapnya gimana tapi kayanya sih tentang
kebangsaan gitu bang, gimana pemuda ini sebagai penggerak
untuk persatuan bangsa ini” (9 Juni 2018, Plaza Festival,
Kuningan, Jakarta Selatan”
86
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian diperkuat dengan
dokumentasi terkait tujuan Kirab Pemuda yang terdapat pada Petunjuk
Pelaksanaan Kirab Pemuda;
Gambar 4.2
Tujuan Program Kirab Pemuda dalam Petunjuk
Pelaksanaan Program
Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Program Kirab Pemuda, 2017
Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kedua perihal proses penetapan tujuan program
Kirab Pemuda (Q2) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Jadi kita melibatkan dispora provinsi, kementerian lembaga lain
dengan kemenpora sebagai leaning centernya, nanti kita rakornis,
yang kita jadikan tujuan itu ya merespon isu isu sosial saat ini,
tentang isu sara, disintegrasi bangsa, jadi nanti kita diskusi untuk
menentukan tujuan tujuan apa yang mau dicapai, dan tujuan itu
juga harus disesuaikan dengan karateristik tiap daerah, jangan
sampai acara ini malah menjadi sumber masalah baru” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
87
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Biasanya kita tentukan di rapat, bersama dengan asdep asdep
lain dan teman teman (satu ruangan) juga, berangkatnya ya tentu
dari masalah masalah nasional tentang perpecahan, disintegrasi
bangsa, ya hal hal seperti itu yang kita gapengen terjadi” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kita rapat nanti itu kita bahas apa apa yang penting dan menjadi
tujuan yang harus dicapai, bersama kawan kawan (pegawai) yang
lainnya juga, tujuannya juga kita sesuaikan dengan citra daerah
titik singgah itu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Lewat rapat itu nanti bersama yang lain lain (pegawai) juga, pak
asdep, kita tentukan sesuai dengan isu nasional” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
88
“Kita biasanya rapat bareng sama pak asdep, orang (pegawai)
ruangan lain juga, di awal tahun itu biasanya kita rumusin
programnya mau kaya gimana gimana” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Diskusi kita di rapat rapat kita bahas, nanti dikaji lagi lalu
diambil keputusannya ini ini ini gitu” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Rapat itu biasanya di ruang bawah (ruang rapat anggrek) , nanti
ada dari asdep asdep lain juga nyampein masukan masukan,
dasarnya ya itu dari latar belakang yang di juklak, soal
perpecahan isu sara lain lain” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Mereka (Pegawai Asdep 1.5) pasti kan udah nentuin isu isu
strategis apa sebelumnya terus dibahas di rapat kayanya abis itu
dibuatlah program program, menurut gue sih gitu” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Kita rapatkan ya, saya beberapa kali menyampaikan masukan
juga di rapat sesuai arahan bu Puan (Menko PMK)” (7 Juni 2018,
Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
89
Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan ketiga perihal Pertimbangan apa saja yang
dilakukan untuk menetapkan tujuan program Kirab Pemuda (Q3) akan
dideskripsikan sebagai berikut;
“Macam macam, mulai dari lokasi lokasi titik singgah, biaya dan
kesiapan daerah titik singgah juga, sehingga berjalan lancar
semua, zero accident, budaya daerah juga yang harus dihormati
itu perlu diketahui, supaya acaranya ga menimbulkan konflik tapi
jadi acara yang nendang begitu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Supaya lancar jadi kita harus hitung matang matang mulai dari
biaya dan hal lain juga, sampai asuransi peserta gitu mas, lalu
apakah memang tujuan ini sesuai dengan kondisi nasional apa
program ini benar dibutuhkan atau ngga” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Lokasinya, biayanya ada banyak pokoknya jadi supaya tujuan
itu benar benar tepat, sesuai sama apa yang dibutuhkan pemuda
saat ini, di kondisi ini” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
90
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Karena saya BPP (Bendahara pengeluaran pembantu) jadi tentu
bagian saya itu mempertimbangkan soal biaya, ada juga
pertimbangan lain soal lokasi, akomodasi anak anak, esensi
programnya juga harus ada” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Kalau yang mba kerjain sih biasanya ya itu, tentang gimana
nanti pulang pergi panitia, kesiapan dispora daerahnya, terus
tujuan yang dibuat ini tuh pas apa ngga itu harus ada nota
dinasnya sesuai keputusan pak asdep” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Menurut saya sih pasti seputar bagaimana program itu akan
diselenggarakan, pertimbangan biaya, akomodasi peserta dan
lain lain” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
91
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Oh banyak sekali, mulai biaya, hotelnya nanti gimana anak
anak, apakah rame apa ngga acaranya itu pasti dipikirin, karena
kalau itu terhambat kan tujuannya ga tercapai pula” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Pertama mungkin apakah acara itu sesuai sama kondisi
nasional, terus titik singgahnya mau dimana, uangnya ada apa
ngga” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Pasti mereka mikirin kita sih ini peserta gimana makannya,
transport, apakah pesannya sampai” (7 Juni 2018, Lapangan
Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Banyak sih ya pasti, apalagi program gede kaya gini, mulai dari
koordinasi sama daerah, gimana gerakin pemuda pemudanya” (6
Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
92
“Kita sebagai pengawas juga kan koordinator yang penting itu
semua diperhitungkan, jangan sampai ada apa apa di lapangan,
semua mulai dari pakaian makanan hotel itu harus disiapkan,
lebih jauh lagi ya kita harus pahami apakah tujuan yang
ditetapkan ini sesuai sama kondisi masyarakat, apakah akan
menimbulkan konflik nantinya atau ngga” (7 Juni 2018, Ruang
Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Hmm, mungkin mereka kan harus nentuin ya apakah perlu
program ini diadakan, pentingnya apa buat masyarakat” (9 Juni
2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan”
Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan keempat perihal Mengapa meningkatkan persatuan
dan penghormatan terhadap pluralisme dijadikan tujuan program Kirab
Pemuda (Q4) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Jadi itu diawali dengan isu isu strategis, tentang wawasan
kebangsaan, tentang isu perlunya keberagaman, jadi kita
khawatir nanti ada disintegrasi bangsa dan radikalisme, sehingga
perlu ada program seperti ini” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
93
“Itu tadi, karena memang isu isu atau ancaman terhadap
keberagaman kita nilai sedang marak terjadi di Indonesia” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kita kan bisa lihat juga ya di berita bahwa sekarang isu isu
perpecahan ini lagi ramai, jadi kita merasa, negara merasa perlu
hadir begitu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Karena isu nasional itu, kita ini sedang dipolarisasi, jadi dirasa
negara perlu hadir untuk itu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Menurut mba nih ya, memang kita kan sekarang lagi kaya ada
isu isu sara perpecahan gitu jadi program program kaya gini tuh
muncul” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
94
“Kalau dilihat dari kegiatannya sih pasti program ini merespon
situasi nasional saat ini, macam macam ya mulai dari isu sara, isu
kubu kubuan politik kayanya juga jadi viral” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Kita kan bisa lihat sekarang anak muda banyak yang terjerumus,
ya narkoba lah apa rokok segala macam, jadi perlu diingatkan
kembali tentang persatuan ini” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Karena itu tadi, pemuda ini dirasa sekarang kelakuannya udah
menyimpang lah gitu, kurang rasa nasionalismenya apalagi
sering main gadget juga kan akhirnya kemakan hoax” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Kayanya mereka ngeliat isu yang lagi rame sih ya, kan semenjak
pilkada itu kayanya heboh soal perpecahan ini” (7 Juni 2018,
Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Diliat dari situasi sekarang kayanya emang itu yang jadi
permasalahan sih, di sosmed apalagi kan ada kubu ini kubu itu”
(6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
95
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Kita menyadari bersama bahwa dampak Pilkada DKI itu kan
merembet kemana mana, ada perpecahan di masyarakat, nah ini
pemuda ini harus dimanfaatkan untuk menyebarkan bahwa
keberagaman itu indah loh gitu mas” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Kalau yang gue liat sih mereka ini mencoba mengingatkan lagi
bahwa Indonesia itu luas, terus beragam” (9 Juni 2018, Plaza
Festival, Kuningan, Jakarta Selatan”
Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kelima perihal apakah tujuan yang ditetapkan
dirasa tepat atau tidak (Q5) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“saya kira tepat sudah dengan apa yang menjadi permasalahan
bangsa saat ini” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
96
“Sejauh ini dan melihat hasil evaluasi sih sudah tepat, memang
ada kurang di sana sini wajar tapi hal hal kecil” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Sudah sudah, sudah mantap tujuan ini bundo rasa” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Sangat tepat, sangat tepat” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Menurut mba sih tepat ya, karena kondisinya kan sekarang lagi
kaya gini (ada isu perpecahan)” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Tepat atau ngganya saya kurang yakin sih, tapi kalau dari tujuan
tertulisnya saya rasa tepat sebagai respon untuk masalah bangsa
97
ini” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Sangat tepat, sebelum terlalu jauh ini muda muda (pemuda)
menyimpang memang perlu diingatkan” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Kalo kata gue sih udah ya, udah pas banget” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Udah si karena diliat sama situasi sekarang emang cocok banget”
(7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Dibilang tepat ya tepat tepat aja sih” (6 Juni 2018, Gedung
Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
98
“Menurut kami tepat sih, sangat tepat” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Dari acara acara kemarin sih tepat ya, nambah pengetahuan
juga seru” (9 Juni 2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta
Selatan”
Dalam indikator pertama, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan keenam perihal sejauh mana tujuan tersebut diukur
(Q6) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Sementara kita bisa pake indikator penyebaran manfaat, misal
sasarannya berapa orang, namun program kirab ini kan sangat
besar, jadi agak sulit diukur, selain itu ya tentu realisasi
anggaran” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Penyebaran manfaatnya ya dari kita lihat berapa pemuda yang
hadir di titik singgah, antusiasme mereka, capaian anggaran
juga” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
99
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kalau diukurnya agak sulit secara pasti ya karena luas dan
banyak juga titik singgahnya, yang pasti nanti untuk laporan ya
LS (lump sump) itu urusan pa muslim (BPP pada Asdep terkait)
kalau soal anggaran” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Penerima manfaat itu pemuda itu kan mereka nanti kita lihat
seberapa besar manfaatnya, cuma yang dilaporkan ya itu soal
anggaran ini yang saya buat” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Kalau ukuran program semuanya sama sih pakai LS (lump
sump) itu yang udah diajukan sebelumnya, jadi dari anggaran itu
kepake apa ngga” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
100
“Di kementerian atau dinas dinas biasanya sih menggunakan
realisasi anggaran ya (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)”
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Kita melihat antusias pemuda di daerah itu, apakah ramai
mereka apa tidak itu kan jadi tolak ukur juga” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Nanti itu biasanya di akhir, pa muslim yang ngurus soal resapan
anggaran” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Paling diliat dari ramenya acara di titik singgah sih, sama itu
serapan anggaran kayanya” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Kayanya dihitung pertitik singgah mereka liat rame apa ngganya
pemuda di sana, tapi gatau juga gimana ngitungnya kan banyak
banget” (6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
101
“Kita kan evaluasi, nanti kita lihat kurangnya apa lalu apakah
serapan anggarannya tinggi” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek
Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Diliat dari rame apa ngga nya kali ya” (9 Juni 2018, Plaza
Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
b. Memiliki maksud program yang jelas
Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan ketujuh perihal maksud dari program Kirab
Pemuda (Q7) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Sesuai juklak, maksudnya ya untuk memberikan wahana agar
pemuda ini menyebarkan semangat kebhinekaan, dengan
kreativitas mereka masing masing” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Jadi kita ingin memberikan fasilitas ke pemuda pemuda ini untuk
menyebarkan semangat kebangsaan ke banyak tempat dengan
kreativ mas, jadi nanti ada acara music ada pawai jadi meriah”
(6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
102
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Supaya pemuda ini berkumpul dia jadi nanti akan keliling kita
fasilitasi untuk memberikan dampak positif, berbagi cerita cerita
ke pemuda lain di titik singgah” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Kita kasih wadah, kita kasih jalan jalan jadi nanti mereka
keliling itu supaya mereka tau karateristik daerah masing masing,
nanti saling berbagi seperti itu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Maksudnya menurut mba itu supaya pemuda ini punya tempat
gitu untuk bergabung trus menyalurkan kreativitas mereka, nanti
di setiap daerah ditampilkan gitu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Saya rasa maksud dari program ini untuk memberikan jalan
kepada para pemuda perwakilan ini untuk menyebarkan semangat
103
kesatuan ke daerah daerah” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Maksudnya ya itu tadi, untuk menyebarkan nilai nilai
kebangsaan, jadi mereka keliling kan 34 provinsi itu jadi luas
wawasannya” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Anak anak ini (pemuda) dikumpulin trus kita pawai, kan kirab
namanya juga, keliling Indonesia, ya maksudnya supaya mereka
saling mengenal satu sama lain” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Maksudnya itu supaya kita bersatu gitu walau ada perbedaan
perbedaan, trus semangat itu kita sebarin ke setiap titik singgah,
seru sih jadi punya temen baru juga” (7 Juni 2018, Lapangan
Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Kurang lebih sih supaya masyarakat di daerah itu tau bahwa ada
budaya budaya lain juga di luar, trus gimana caranya
menghormati perbedaan, indahnya persatuan” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
104
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Gini mas jadi mereka (peserta) ini dikumpulkan trus kita adakan
pembekalan bahwa mereka nanti di daerah daerah akan
menyebarkan semangat kebhinekaan itu, ada dialog antar
pemuda, lewat acara kreativ ada pawai segala macam intinya
untuk menarik antusiasme pemuda” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Setau gue sih maksud program ini untuk ngasih tau gitu bang,
bahwa walaupun berbeda tapi tetep akur gitu pemuda pemuda
ini” (9 Juni 2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian diperkuat dengan
dokumentasi terkait maksud Kirab Pemuda yang terdapat pada Petunjuk
Pelaksanaan Kirab Pemuda;
105
Gambar 4.3
Maksud Program Kirab Pemuda dalam Petunjuk
Pelaksanaan Program
Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Program Kirab Pemuda, 2017
Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kedelapan perihal maksud dari program Kirab
Pemuda (Q8) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Saya rasa hampir sama dengan saat penetapan tujuan, hanya
lebih rinci saja di bagian ini” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
106
“Kita sesuaikan dengan tujuannya jadi kira kira memang
maksudnya adalah untuk menyebarkan wawasan kebangsaan itu
tadi” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Sama, di rapat rapat tadi itu juga” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Lewat rapat juga” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Sama aja seperti penetapan tujuan jadi memang lewat rapat
nanti keputusannya pak asdep yang ambil” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Tentu lewat rapat sama seperti tujuan tadi” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
107
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Sama, dengan rapat tadi itu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Bareng sih yang di rapat itu, gajauh jauh beda juga dari tujuan”
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Nggatau juga deh gimana haha, tapi pasti kan disesuain sama
tujuan tadi, paling lewat rapat gitu gitu sih” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Yaaa itu tadi, pasti lewat rapat rapat itu sama kaya tadi (proses
penetapan tujuan)” (6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Di rapat itu tadi, kita bahas semua tuntas” (7 Juni 2018, Ruang
Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
108
Dalam indikator kedua, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kesembilan perihal pertimbangan apa saja yang
dilakukan untuk menetapkan maksud program Kirab Pemuda (Q9) akan
dideskripsikan sebagai berikut;
“Pertimbangannya ya apakah maksud ini sudah benar atau belum
kita sesuaikan dengan tujuannya yang tadi kita ambil dari isu isu
yang sedang berkembang” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Kita bicarakan sama sama jadi agar tepat memang harus
spesifik maksud program ini, pertimbangannya kurang lebih sama
dengan saat menetapkan tujuan itu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Itu tadi kita lihat dari tujuannya, apa apa aja yang harus
diperhatikan, mulai dari pemuda ini peserta harus kita bekali
apa” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
109
“Kita turunkan saja itu dari tujuannya jadi maksud program ini
A,B,C, D mau buat apa apa tadi sama hampir dengan menentukan
tujuan” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Ya kita harus sesuaikan dengan tujuan tadi, kebutuhannya apa
apa aja di program ini, terus berapa biayanya bagaimana
penyelenggaraannya supaya maksud dan tujuannya tercapai” (7
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Hal hal teknis sih sepertinya, jadi supaya maksudnya sampai ya
mereka harus mempersiapkan para pemuda ini, jadi dibekali
dulu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Supaya tidak melenceng perlu itu ditetapkan model acara apa
nanti di daerah yang diselenggarakan, supaya sampai ke
penontonnya itu maksud program ini” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
110
“Paling kaya nanti teknis di lapangannya gimana, supaya
nyebarnya maksimal gitu kan perlu diperhitungkan acara
acaranya mau dibikin kaya gimana” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Sama sih kurang lebih sama tujuannya, intinya supaya apa yang
mau disampein sama gitu” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Mungkin lebih kaya ke akomodasi peserta sih ya, sama daerah
daerahnya apa siap atau ngga ngadain acaranya” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Kita harus pertimbangkan apakah maksud program ini benar
benar sesuai atau tidak dengan kondisi saat ini, apakah
masyarakat daerah akan menerima atau ngga, jangan sampai
malah timbul konflik” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma
Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Kayanya mereka harus tau sih keunikan daerah itu masing
masing gimana, kan ada adatnya segala macem di daerah itu” (9
Juni 2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
111
c. Menetapkan sasaran program dengan tepat
Dalam indikator ketiga, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kesepuluh perihal siapa sasaran program Kirab
Pemuda (Q10) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Sasarannya tentu pemuda, dari macam macam golongan ada
dari siswa sma, mahasiswa, pemuda setempat atau dari
organisasi juga” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Pemuda usia 16-30 tahun sesuai undang undang begitu mas” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Sasaran kita itu pemuda, usianya ada di undang undang pokonya
tidak lebih dari 30 tahun” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
112
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Pemuda usia di bawah 30 tahun itu, sesuai uu kepemudaan” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Sasaran program ini pemuda ya, ada yang di peserta inti ada
yang di daerah daerah juga” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Sudah pasti pemuda kalau sasarannya” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Pemuda, seluruh provinsi kita ambil 2 orang 2 orang, ada juga
dari organisasi keagamaan, tapi kurang 1 itu dari hindu gaada
kayanya masalah kuota kan harus 72” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
113
“Udah pasti pemuda kalau itu, usia 16-30 dhan” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Kita kita ini (pemuda) usia di bawah 30, ada yang dari pelajar
ada yang udah kerja juga” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Pemuda sih, kalau di persyaratan itu 16-30” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Tentu pemuda, usianya sudah ditetapkan jadi ada syarat syarat
saat daftar itu” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma
Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Pemuda sih bang tapi gatau persyaratannya gimana” (9 Juni
2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian diperkuat dengan
dokumentasi terkait sasaran program Kirab Pemuda yang terdapat pada
114
Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda dan usia pemuda menurut UU No
40 Tahun 2009;
Gambar 4.4
Sasaran Program Kirab Pemuda dalam Petunjuk
Pelaksanaan Program
Sumber: Petunjuk Pelaksaan Program Kirab Pemuda, 2017
Gambar 4.5
Usia Pemuda menurut UU No 40 Tahun 2009
Sumber: Undang Undang No 40 tahun 2009
115
Dalam indikator ketiga, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kesebelas pertimbangan apa yang dilakukan dalam
menetapkan sasaran program Kirab Pemuda (Q11) akan dideskripsikan
sebagai berikut;
“Tentu karena kita di bawah naungan kemenpora dan deputi
pemberdayaan pemuda, memang sudah tupoksinya untuk
menjadikan pemuda sasaran, pemuda di sini sesuai dengan yang
di undang undang itu usia 16-30 tahun” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Kita lihat apakah fisik mereka kuat karena kan program ini lama
dan cukup berat, kita harus tau juga apakah mereka mampu
menyebarkan manfaat manfaat di titik titik singgah” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Karena memang kita di deputi 1 (pemberdayaan pemuda), jadi
merujuk ke situ bahwa memang harus pemuda yang menjadi
sasaran” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
116
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Jadi kita pilih nanti dari tiap tiap provinsi itu 1 pasang jadi
beragam pesertanya” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Sesuai sama ini dong kan kita pemberdayaan pemuda jadi
memang semua sasaran programnya itu pemuda” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Asdep 1.5 ini kan masih di bawah deputi 1 ya jadi pasti sasaran
program mereka selalu pemuda, kalau untuk program ini mungkin
mereka mencari pemuda yang kuat fisiknya karena kan lama
program ini” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Tidak banyak sih ya karena sudah pasti pemuda, cuma untuk
program ini kita cari yang fisiknya bagus gitu kuat, biasanya
mereka juga anak paskibra di daerahnya masing masing” (7 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
117
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Kalau buat program ini ya dicari yang kira kira emang kuat
fisiknya, posturnya bagus juga karena mereka kan baris berbaris
nanti dipajang di tiap titik singgah” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Yaa mereka kan pemberdayaan pemuda ya, jadi pasti sesuai
tupoksinya mereka” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Kayanya mereka untuk program ini (Kirab Pemuda) nyari yang
fisiknya kuat deh, banyak anak paskib juga kan” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Sasarannya ya pemuda yang kreatif, yang aktif jadi semangat
pemuda itu bener terlihat gitu saat di daerah daerah” (7 Juni
2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
118
“Pasti mereka nyari yang bagus fisiknya kan lama ini acara, yang
cakep juga mungkin kan namanya juga ngewakilin daerah” (9
Juni 2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
Dalam indikator ketiga, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kedua belas tentang apakah manfaat dari program
Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran (Q12) akan dideskripsikan sebagai
berikut;
“Saya rasa di beberapa titik singgah sudah sampai cuma ya ada
daerah yang benar benar serius menggarap jadi ramai gitu ya
mas, ada juga yang sepi, kurang kesiapannya seperti itu, jadi tidak
terlalu sampai outcomenya, ada juga yang kaya aceh dan sidoarjo
itu kan kitab suci itu tidak sesuai ya jadi mungkin yang kaya gitu
jadi kurang nendang gitu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Di beberapa titik singgah yang memang ramai rasanya sampai
dan bagus ya, tapi ada beberapa daerah memang yang kurang
siap” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Sampai kalau bundo rasa, kan kita bisa lihat juga antusias
mereka itu anak anak (pemuda)” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
119
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Yang ramai (titik singgah) ya sampai ada juga yang sepi jadi
kurang tersebar manfaat itu, yang model di Aceh dan Sidoarjo itu
kan baca kitab suci ga sesuai rangkaian, jadi agak kurang bagus
lah itu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Kalau yang mba lihat sih sampai ya manfaat itu, mereka
(peserta) juga jadi lebih mengerti satu sama lain” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Saya belum baca laporan lengkapnya tapi saya rasa kalau
capaian anggarannya ga bermasalah berarti sesuai sasaran,
seharusnya sih begitu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Sampai dong, kan kita juga melihat mereka seru gitu berarti kan
sesuai harapan mereka acara ini, tapi memang ada daerah yang
120
soal kitab suci itu sempat agak repot, di aceh dan siodarjo itu, tapi
masih amanlah” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Seharusnya sih sampai, kita kan liat, kebetulan gue pendamping
juga jadi tiap daerah emang ada yang antusias pemudanya ada
yang berantakan juga” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Kalau yang kita rasain di lapangan sih kalau rame ya berarti
sampai, dan intens juga kita interaksi sama pemudanya, cuma di
beberapa titik singgah emang sepi sih” (7 Juni 2018, Lapangan
Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Ada yang sampe kalo emang daerahnya ngedukung, tapi ada
yang sepi juga, kalau ke peserta sih berasa banget manfaat itu,
jadi banyak temen banyak nambah cerita juga” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Saya kira sampai ya, kami dari PMK juga mengapresiasi
keseriusan peserta ini luar biasa” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
121
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Yang gue liat sih lumayan bang, jadi ada program yang beda
gitu, jadi bisa tau kesenian masing masing daerah” (9 Juni 2018,
Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
d. Menetapkan misi program dengan tepat
Dalam indikator keempat, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan ketiga belas tentang apakah misi dari program
Kirab Pemuda (Q13) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Misi misi kebangsaan mas, patriotisme nasionalisme seperti itu,
jadi mereka keliling daerah membawa semangat itu” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Tentang kebangsaan tentunya, jadi menyebarkan semangat
positif patriotism ke pemuda pemuda lain di titik singgah” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
122
“Misinya yaitu untuk membuat pemuda peserta ini agar
menyebarkan nilai nilai kebangsaan ke daerah daerah, supaya
kuat rasa persatuan itu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Misi misi nasionalisme, kebangsaan, persatuan, supaya mereka
itu tau bahwa Indonesia itu luas dan beragam” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Misinya kalau kata mba sih ya untuk itu tadi, supaya perbedaan
itu ngga menjadi sumber perpecahan di kalangan pemuda” (7
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Tentang kebangsaan menurut saya, ya itu tadi untuk
menyebarkan semangat persatuan” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
123
“Misinya ini jadi mereka membawa keunikan provinsi masing
masing, lalu akhirnya berbaur kan bersatu nah itu yang mereka
tampilkan nanti supaya dilihat sama pemuda di daerah daerah”
(7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Misinya ya untuk mencapai tujuan tadi, mereka harus bisa
mengenalkan kebudayaan provinsi mereka masing masing, terus
dishare ceritanya ke pemuda lain” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Misinya itu jadi pas pembekalan kita diamanatin untuk
menyebarkan semangat semangat persatuan, keberagaman, trus
bikin konten konten untuk dishare juga supaya makin luas
nyebarnya” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Kita sih dipesenin untuk setiap titik singgah itu meramaikan,
bikin konten konten untuk di socmed, supaya maksud dan
tujuannya sampai” (6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Misinya itu bagaimana bisa disebarluaskan bahwa perbedaan
itu indah bahwa kita sebagai bangsa dengan pemudanya ini harus
bersatu” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
124
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Misinya mungkin untuk mempersatukan pemuda pemuda ini sih
bang, supaya ga gampang dipecah belah isu isu sara, politik” (9
Juni 2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
Dalam indikator keempat, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan keempat belas tentang proses penetan misi dari
program Kirab Pemuda (Q14) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Kembali lagi kita sesuaikan dengan juklaknya, dengan maksud
dan tujuan programnya” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Bareng bareng mas jadi sejalan dengan maksud sama tujuannya
itu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kita sesuaikan aja dengan tujuan dan maksud di awal tadi yang
bundo bilang…” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
125
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Disamakan saja dengan tadi itu penetapan tujuan kirab ini” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Misinya ditetapkan sesuai dengan tujuan tadi jadi supaya
tujuannya tercapai kita harus ini harus itu, itu ditentukan pas rapat
juga” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Masih sama sih pasti melalui rapat tadi, jadi untuk mencapai visi
(tujuan) pasti kan mereka buat point point itu” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Misi misinya sesuai tujuan itu tadi” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
126
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Diselaraskan sama tujuan aja paling, jadi kan tujuannya
persatuan dan tentang kebhinekaan, misinya ya ga jauh jauh dari
situ” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Misinya itu ya supaya tujuan itu sampe, jadi apa yang kita lakuin
itu kaya dialog di titik singgah, bikin konten di socmed, jadi
diakomodasi semua ada uang sakunya buat beli kuota juga haha” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Sama mas, semua itu maksud dan tujuan, misi dibahas saat rapat
nanti pa asdep yang tentukan kita saring saring sampai pas” (7
Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
Dalam indikator keempat, telah dilakukan wawancara dengan I1,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda (Key Informan),
sehingga pertanyaan kelima belas tentang apakah misi yang ditetapkan
sesuai dengan kondisi saata ini (Q15) akan dideskripsikan sebagai
berikut;
“Saya rasa sudah, karena memang kita mengamati betul apa yang
bisa diberdayakan dari pemuda pemuda ini” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
127
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Kurang lebih sudah, karena itu kan kita rapatkan kita
diskusikan” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Iya, iya jelas karena kita kan membuat program itu sudah ada
latar belakangnya jadi kaya isu perpecahan itu sudah tercantum
jadi dasar program ini” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“iya yang saya bilang tadi bahwa kita ini sedang terpecah belah,
jadi harus dieratkan lagi melalui program ini salah satunya” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Menurut mba iya” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
128
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Tepat kok” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“tepat menurut abang sih” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“tepat menurut gue dhan, karena efeknya lumayan kerasa juga”
(6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Sesuai sih menurut gue dhan, bisa kita liat juga kan kaya apa itu
ribut ribut di twitter, Instagram” (7 Juni 2018, Lapangan
Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Sesuai banget, sasarannya kan pemuda, followers followers (di
social media) kita (peserta) ini kan anak anak seumuran rata rata,
jadi misi kita apa yang kita upload mereka liat sih terus banyak
129
yang nanya nanya juga” (6 Juni 2018, Gedung Graha
Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Tentu mas, kita buat apa apa (program) kan harus ada
landasannya, berlatar belakang” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Kalo kita liat acaranya ya, apalagi yang baca kitab suci bareng
itu bagus banget sih, sesuai lah”
Merujuk kepada hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pada dimensi Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai
Publik) , Kemenpora melalui Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda menetapkan tujuan berdasarkan isu nasional yang sedang
berkembang saat ini. Di antaranya adalah isu isu sara, penyimpangan
perilaku pemuda, kurangnya rasa kebangsaan dan persatuan di kalangan
pemuda. Tujuan dari program ini yakni untuk meningkatkan persatuan
dan penghormatan terhadap kebhinekaan melalui pemuda sebagai motor
penggeraknya. Diketahui bahwa pemuda yang mengikuti kegiatan Kirab
Pemuda telah mengelilingi 34 Provinsi di Indonesia untuk menyebarkan
semangat keberagaman dan persatuan walaupun mereka berasal dari
130
bermacam macam latar belakang. Peserta Kirab Pemuda diminta untuk
menyebarkan semangat tersebut baik melalui dialog langsung di setiap
titik singgah maupun dengan konten-konten yang diunggah di media
sosial milik mereka. Mereka mengemban misi untuk mengingatkan
kembali bahwa Indonesia memang beragam dan jangan sampai terpecah
belah karena isu sara maupun politik yang belakangan marak terjadi.
Sebagai sasaran dari program tersebut, peserta program Kirab Pemuda
menyatakan bahwa ada titik singgah yang pemudanya antusias dan
terdapat pula titik singgah yang sepi, sehingga manfaat penyebaran di
setiap titik singgah berbeda.
2. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
Dalam penelitian ini, peneliti perlu mengetahui apakah program
Kirab Pemuda mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi dan
memiliki dasar pelaksanaan yang jelas. Dalam dimensi kedua ini, peneliti
membaginya ke dalam 2 indikator terkait legitimasi dan dukungan
lingkungan, yakni mengenai persetujuan dari pengambil keputusan dan
dukungan dari lingkungan organisasi.
a. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
Dalam indikator pertama di dimensi kedua ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan keenam belas tentang persetujuan
program (Q16) akan dideskripsikan sebagai berikut;
131
“Landasan lengkapnya bisa dilihat dijuklak ya, acuannya ke
juklak itu yang dittd deputi, juknisnya belum diteken pada saat itu
jadi memang agak jadi soal juga perihal teknisnya” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Ada juklak pak deputi, itu aja yang udah disahkan, sisanya
undang undang dasar aja mas” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Petunjuk pelaksanaan pak deputi itu” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“ada juklak, ada juknis juga namun belum dittd yang juknis itu
oleh pak deputi” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
132
“Kemarin itu ada petunjuk pelaksanaannya, ada SK panitia, tapi
juknisnya ngga ditandatangan sama pak deputi mba kurang tau
juga kenapa” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Ada petunjuk pak deputi (petunjuk pelaksanaan) ada SK juga
untuk panitia dari Menpora” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Setau gue sih ada juklak, dari pak deputi” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Karena keterbatasan waktu laporan yang kami terima sih itu
juknisnya belum diteken, juklak sudah, jadi mengacu ke juklak aja
itu semua” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma
Kemenpora)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian dilengkapi dengan
dokumentasi terkait Landasan Hukum program Kirab Pemuda di dalam
Petunjuk Pelaksanaan program Kirab Pemuda, landasan hukum berikut
tidak begitu diingat oleh para narasumber namun mereka menyadari
bahwa ada undang undang dasar selain Petunjuk Pelaksanaan sebagai
landasan hukum program;
133
Gambar 4.6
Landasan Hukum program Kirab Pemuda dalam Petunjuk
Pelaksanaan Program Kirab Pemuda
Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Program Kirab Pemuda, 2017
134
Dalam indikator pertama di dimensi kedua ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan ketujuh belas tentang legalitas
program (Q17) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Tentu sudah, ya juklak deputi itu salah satunya, karena belum
ada permenporanya pada saat itu, hanya sk kepanitiaan yang
keluar dari menteri” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Kalau programnya sudah dilaksanakan berarti sudah mas” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Sudah, kita juga semua panitia ada SK Menterinya” (7 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Sudah, ada di sk juga soal panitia itu, ttd PM (Pak Menteri)” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
135
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Mba kurang paham sih kalau itu, cuma kalau programnya udah
berjalan berarti udah sah” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Dilihat kalau programnya jalan ya berarti sudah, kalau ngga
pasti kena kasus itu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Sudah kalau itu, kalau belum sah tidak cair kan itu anggaran
mau jalan pakai apa kita” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Udah kalau itu, panitia juga ada SKnya kan kalo ngga nanti
malah berantakan” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
136
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Kalo programnya udah jalan berarti udah deh dhan, kalo ngga
kan gaada anggaran juga ya” (7 Juni 2018, Lapangan
Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Udah sih pastinya, kalo ngga masa iya ini duit dari mana haha”
(6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Tentu, gaakan jalan tanpa legalitas, namanya sebuah program
kan ada landasan hukumnya” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek
Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Pasti legal sih, korupsi kan namanya berarti kalo gaada
legalitasnya” (9 Juni 2018, Plaza Festival, Kuningan, Jakarta
Selatan)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian diperkuat dengan
dokumentasi terkait SK Menteri No 71 Tahun 2017 tentang Kepanitiaan
Kirab Pemuda;
137
Gambar 4.7
SK Menteri No 71 Tahun 2017 tentang Kepanitiaan Kirab
Pemuda
Sumber: Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda, 2017
Dalam indikator kedua di dimensi kedua ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan kedelapan belas tentang dukungan
lingkungan organisasi terhadap program Kirab Pemuda (Q18) akan
dideskripsikan sebagai berikut;
“Iya tentu, kita adakan rapat dengan Kemenko PMK, dengan
asdep asdep deputi lain juga, namun untuk penyusunan belum
melibatkan OKP (organisasi kepemudaan) pada saat itu” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
138
“iya jadi di rapat rapat itu kita libatkan asdep asdep deputi lain,
dari KL lain juga beberapa kita undang” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kalau untuk organisasi kepemudaan belum, dia hanya di
kegiatan aja dipersiapannya kita kita aja, tapi kalau seperti KL itu
kita ajak juga untuk hadir” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Kita ada rapat sama KL itu mereka mendukung untuk program
ini” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Iya dari asdep asdep lain ikut terlibat juga” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Dari organisasi lain sih ngga tau ya, tapi kalau OKP (organisasi
kepemudaan) belum ada, karena dari KNPI juga ga dilibatkan”
(7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
139
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Keasdepan lain ikut mereka rapat ikut, ke daerah ikut juga” (7
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Kalau asdep asdep lain sih iya, mereka dating rapat karena kita
undang kan, kadang mendampingi juga di lapangan” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Pasti sih, kan di titik singgah ada orang lain juga yang gaada
pas pembekalan (di luar pegawai asdep peningkatan kreativitas
pemuda), terus pas acara puncak juga ada Menteri lain bu puan
itu” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Kalau di lingkungan Kemenpora sih gue liat ini didukung
banget, mungkin karena arahan dari pa Menteri juga ya, dia kan
serius banget soal program ini sampe ikut masuk ke grup wa
(whatsapp; aplikasi chat) juga” (6 Juni 2018, Gedung Graha
Kemenpora)
140
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Iya mas, kaya kita ini kan lingkungan luar kemenpora, tapi kan
ikut membantu juga, demi Indonesia mas ini, memang harus
gotong royong” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma
Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Mungkin iya bang, satu kemenpora trus apalagi katanya ini
program prioritas pasti didukung” (9 Juni 2018, Plaza Festival,
Kuningan, Jakarta Selatan)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian diperkuat dengan
dokumentasi terkait Menteri yang hadir untuk mendukung acara Kirab
Pemuda di Blitar, terlihat pada gambar ada Menko PMK Ibu Puan
Maharani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ibu Siti Nurbaya
Bakar dan Menpora Bapak Imam Nahrawi;
Gambar 4.8
Bentuk Dukungan Menteri-Menteri pada Acara Puncak
Kirab Pemuda
Sumber: merdeka.com. 2017
141
Dalam indikator kedua di dimensi kedua ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan ke sembilan belas tentang bentuk
dukungan lingkungan organisasi terhadap program Kirab Pemuda (Q19)
akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Dengan mereka hadir rapat dan memberikan masukan saya rasa
itu sudah menjadi sebuah dukungan, karena program ini kan
harus kita gotong samasama” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Macem macem, kadang mereka juga kan terjun langsung ke
lapangan ikut membantu jadi memang ramai ramai mendukung
ini kan program prioritas” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kalau dukungan uang gitu kan ngga ada ya, jadi paling
dukungan moril aja, datang rapat atau ke lapangan langsung
kadang kadang ada yang turun” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
142
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Dilibatkan di program ini jadi mereka kita turunkan juga ke
lapangan, dari asdep asdep lain juga kita ikut sertakan” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Mereka datang rapat, ikut bantu di lapangan juga, kasih
masukan pas rapat evaluasi” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Kalau kita dilibatkan ya pasti dukungannya macam macam ya,
karena kita kan punya cabang juga di daerah jadi bisa ada arahan
arahan supaya acaranya ramai” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Ya hadir rapat itu, memberi masukan, mendampingi juga kadang
mereka menggantikan abang kalau lagi pulang dulu” 7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
143
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Ya itu tadi (datang rapat dan turun ke lapangan)” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Mereka datang aja itu udah termasuk dukungan sih, kan bantu
bantu juga nyiapin di lapangan, ngasih sambutan” (7 Juni 2018,
Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Banyak sih mulai dari ngasih semangat pas di lapangan, bantu
nyiapin perlengkapan kita kita (peserta)” (6 Juni 2018, Gedung
Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Contoh nyata ini kita datang rapat, memberikan ide dan
masukkan untuk kebaikan bersama juga” (7 Juni 2018, Ruang
Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
Dari wawancara-wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan
pada dimensi kedua yakni dimensi The Authorizing Environment
(Legitimasi dan Dukungan Lingkungan) bahwa program Kirab Pemuda
memiliki dasar hukum yang jelas. Kendati begitu, narasumber tidak
begitu memahami dan mengingat dasar hukum yang berasal dari undang
144
undang, dasar pelaksanaan yang paling sering disebut dan digunakan
adalah petunjuk pelaksaan program Kirab Pemuda. Beberapa
permasalahan juga tergambar bahwa Petunjuk Teknis belum ditanda
tangani oleh Deputi sehingga belum resmi untuk digunakan. Legalitas
lain adalah SK No 71 tahun 2017 yang diterbitkan oleh Menteri Pemuda
dan Olahraga terkait Kepanitiaan dalam program Kirab Pemuda 2017.
Lingkungan Kemenpora dapat dikatakan mendukung program Kirab
Pemuda, terlihat dari hadirnya beberapa perwakilan Asdep lain saat
rapat dan koordinasi yang baik dengan koordinator Kemenpora yakni
Kemenko PMK. Adapun masih terlihat kekurangan dukungan dari
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora yang belum
dilibatkan pada tahap perencanaan program, hanya saat kegiatan saja,
hal ini menyebabkan minimnya masukan dan ide ide dari pemuda
dengan organisasi sebagai perwakilannya, terlebih para organisasi
tersebut memiliki cabang di berbagai daerah yang dapat dimanfaatkan
untuk memeriahkan titik singgah.
3. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
Dalam penelitian ini, peneliti perlu mengetahui apakah program
Kirab Pemuda mempunyai kapasitas operasional dalam menjalankan
sebuah program yang terbilang besar. Dalam dimensi ketiga ini, peneliti
membaginya ke dalam 4 indikator terkait kapasitas operasional yang
dimiliki, di antaranya adalah memiliki pegawai untuk melaksanakan
145
program, menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan, mengetahui
lokasi program dan teknologi apa yang digunakan dalam program tersebut.
a. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
Dalam indikator pertama di dimensi ketiga ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan kedua puluh tentang jumlah
pegawai (Q20) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Ngga banyak kalau di sekretariat ini ya paling 20 orangan, ada
yang PNS ada juga yang masih honorer lembaga, honorer local”
(6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Mungkin 20 orang sih saya gangitungin juga, tapi kurang lebih
segitu” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Ada mungkin 20 orang di ruangan ini” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
146
“20 mungkin, lihat di struktur coba nanti ya minta di indah (nama
sekretaris ruangan)” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Sama honorernya mungkin ada 20an” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Keliatannya sih 20 orangan ya, gatau pastinya saya belum lama
juga kan dilibatkan di sini” i6 (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Ada mungkin 20 orang tapi yang mau seperti ini (jadi
pendamping) kan susah” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Sama honorer kaya gue gini 20 orangan kayanya coba aja nanti
itung” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
147
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Gatau deh berapa pastinya, yang gue kenal itu itu aja ga sampe
5 orang hahaha” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“20 kurang lebih yang saya tau ya” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian diperkuat dengan
dokumentasi terkait Struktur Pegawai Asisten Deputi Peningkatan
Kreativitas Pemuda yang mana jumlah pasti dari pegawainya adalah
sejumlah 19 orang ;
Gambar 4.9
Struktur Pegawai Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda
Sumber: Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda, 2017
148
Dalam indikator pertama di dimensi ketiga ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan kedua puluh satu tentang jumlah
panitia (Q21) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Kalau yang di SK Menteri itu 41 kalau saya gak salah, tapi
kadang ada bantuan juga dari yang di luar sk itu” (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Lebih dari 30 orang kayanya sih saya gatau pastinya juga” (6
Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kalau panitia agak banyak dia, hampir 40 orang setau bundo ga
hafal juga” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Di SK itu kalau ga salah 40an” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
149
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Lebih banyak panitia kayanya abang kira 40 45 ada mungkin
itu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Di SK itu ada sekitar 40 orangan, taun depan mungkin nambah”
(7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian dilengkapi dengan
dokumentasi terkait Kepanitiaan dalam program Kirab Pemuda yang
mana jumlah pasti dari panitia dalam SK Menteri adalah sejumlah 41
orang ;
Gambar 4.10
Jumlah Panitia dalam Keputusan Menteri
Sumber: SK Menteri Pemuda dan Olahraga No 71 Tahun 2017
tentang Kepanitiaan dalam Kirab Pemuda, 2017
150
b. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
Dalam indikator kedua di dimensi ketiga ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan kedua puluh dua tentang
penempatan pegawai (Q22) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Kita lihat dari background sehari hari mereka biasanya apa
yang mereka kerjakan, jadi nanti penempatannya itu right man in
the right place mas, harus seperti itu” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Itu pak asdep yang nentuin mas jadi ya kalau dia (pegawai)
bisanya di desain ya di bagian desain, yang lain juga seperti itu
sesuai sama keahliannya” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Ya seperti biasa kalau itu kita sesuai arahan pa asdep, bundo
biasanya mengurus komunikasi dengan dispora, udah ada masing
masing pekerjaannya" (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
151
“Sesuai jobdesknya masing masing, yang muda muda itu menjadi
pendamping kaya arief, sastra (nama pegawai), bagian keuangan
ada saya, udah dibagi bagi jadi semua ada porsinya” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun I5 yang menjabat sebagai sekretaris pada Asdep terkait
menyampaikan hal yang mendukung jawaban jawaban sebelumnya
sebagai berikut;
“Kalau mba ya taunya kan ngurus perjalanan, surat menyurat,
sesuai aja sih sama yang dikerjakan sehari hari” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Iya sesuai karena kaya abang ini kan yang muda muda ya jadi
pendamping, badan juga harus besar karena untuk jagain anak
anak ini kan beda beda mereka kadang rebut juga” (7 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Kayanya sesuai umur sama kerjaan sehari hari sih, kaya gue kan
masih muda terus belum nikah juga jadi ya kaya bang sastra gue
ngikut sama anak anak (peserta) terus” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Sesuai sama jobdesk dia kayanya, ya ini kaya bang sastra kan
emang dia badannya gede jadi dampingin kita terus haha, yang
152
lain kan di kantor ada yang ngurus uang segala macem” (7 Juni
2018, Lapangan Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Itu kebijakan asdep, karena kita kan gatau keseharian mereka
jadi ya itu kita serahkan ke ruangan (asdep 1.5)" (7 Juni 2018,
Ruang Rapat Anggrek Wisma Kemenpora)
c. Mengetahui lokasi Pelaksanaan Program
Dalam indikator ketiga di dimensi ketiga ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan kedua puluh tiga tentang lokasi
pelaksanaan program (Q23) akan dideskripsikan sebagai berikut;
“Iya kan itu dibahas saat rakornis dengan dispora, titik
singgahnya pun kan rekomendasi mereka, cuma memang di
beberapa daerah banyak yang tidak terprediksi juga jadi agak
jauh sekali dari kota, jalannya rusak dan sebagainya” (6 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“iya tapi karena gak disurvei jadi ada beberapa daerah yang
medannya memang agak sulit” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
153
“Diketahui nama lokasinya hanya medannya itu kadang kadang
jauh sekali dari kota kadang melelahkan juga kasian anak anak
(peserta kirab)” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
“Sudah, kebetulan saya komunikasi juga sekaligus penurunan
anggaran itu kadang saya tanya tanya juga bagaimana keadaan
di lapangan” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Nah ini tadi, jadi kalau kita (OKP) dilibatkan kan kita bisa kasih
rekomendasi juga dari teman teman di daerah, supaya lebih siap
gitu” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Masalah memang infrastruktur ini, nama lokasinya memang tau
kita cuma ya allah itu kadang jauh sekali, di Kalimantan itu lewat
hutan sampai ban bis kita meledak itu karena medannya sulit
diprediksi” (7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas
Pemuda)
154
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Kalau nama lokasinya iya, cuma medannya itu kadang kadang
wah gila gila juga sih (sulit ditempuh)” (6 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
“Pasti tau sih mereka, cuma kurang siap sih daerah ini beberapa
ada yang jauh banget trus jalannya susah” (7 Juni 2018,
Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Kayanya sih kurang survey, karena ada kadang jalannya yang
susah dilewatin sampe mogok mogok itu bis haha” (6 Juni 2018,
Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Ini juga jadi masalah ya karena beberapa daerah ternyata jauh
sekali dari pusat kota, banyak muncul juga masalah infrastruktur
ini di evaluasi” (7 Juni 2018, Ruang Rapat Anggrek Wisma
Kemenpora)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian dilengkapi dengan
dokumentasi terkait rute perjalanan lokasi program Kirab Pemuda yang
terdapat pada tabel sebagai berikut;
155
d. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
Dalam indikator keempat di dimensi ketiga ini, telah dilakukan
wawancara dengan I1, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
(Key Informan), sehingga pertanyaan kedua puluh empat tentang
teknologi dalam pelaksanaan program (Q24) akan dideskripsikan
sebagai berikut;
“Kita membuat website untuk program ini jadi dari mulai
pendaftaran sampai dengan nanti update perjalanan tiap titik
singgah itu ada di website itu mas“ (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Adapun jawaban serupa disampaikan oleh I2 sebagai Kabid yang
bertanggung jawab pada program Kirab Pemuda perihal program
tersebut, sebagai berikut;
“Ada websitenya ada aplikasinya juga itu bisa dibuka
kirabpemuda.com kalau ga salah” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I3 yang menjabat sebagai
Kasubid pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kita buat website itu kerja sama dengan pemuda juga” (7 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti, I4 sebagai
Bendahara Pengeluaran Pembantu juga menerangkan hal serupa,
sebagai berikut;
156
“Di kirabpemuda.com itu ada kita buat bersama (6 Juni 2018,
Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Hal yang sama juga diterangkan oleh I5 yang menjabat sebagai
sekretaris pada Asdep terkait, yakni sebagai berikut;
“Kita punya website kirab ini tapi mba lupa namanya apa” (7 Juni
2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga disampaikan oleh I6 sebagai perwakilan
Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora, yaitu sebagai
berikut;
“Ada situs itu ya online, kirabpemuda.com kalau saya gasalah”
(7 Juni 2018, Ruangan Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh I7 yang merupakan
Pendamping Peserta Kirab Pemuda Zona 1 yakni sebagai berikut;
“Kita buat web itu, aplikasi juga ada” (7 Juni 2018, Ruangan
Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Sebagai I8 yang merupakan Pendamping Peserta Kirab Pemuda
Zona 2, Informan menyatakan sebagai berikut;
“Aplikasi, sama web juga” (6 Juni 2018, Ruangan Asdep
Peningkatan Kreativitas Pemuda)
Jawaban yang sama juga dikemukakan oleh I9 yakni Ketua Zona
1 Kirab Pemuda, paparannya sebagai berikut;
157
“Websitenya ada, aplikasi juga, jadi tiap titik singgah itu ada
updatenya di situ, keren sih” (7 Juni 2018, Lapangan Kemenpora)
Adapun Ketua Zona 2 Kirab Pemuda yang merupakan I10 juga
menjawab hal serupa, sebagai berikut;
“Updatenya ada di web sama aplikasi setiap titik singgah update
terus kok itu” (6 Juni 2018, Gedung Graha Kemenpora)
Perwakilan dari Staf Protokoler Kemenko PMK yang menjadi I11
juga menyatakan hal serupa dalam wawancara, yakni sebagai berikut;
“Ada websitenya dan aplikasi juga jadi dari hp juga bisa diakses
itu kegiatan anak anak (peserta)” (7 Juni 2018, Ruang Rapat
Anggrek Wisma Kemenpora)
Begitupula dengan jawaban yang diberikan oleh I12 , pemuda dari
perwakilan masyarakat yang terlibat di acara Kirab Pemuda menyatakan
sebagai berikut;
“Pas acara sih disebut ya jadi kita bisa liat kegiatan mereka
(pemuda) di website sama aplikasi kirabnya” (9 Juni 2018, Plaza
Festival, Kuningan, Jakarta Selatan)
Pernyataan-pernyataan di atas kemudian dilengkapi dengan
dokumentasi berisi tangkapan layar situs Kirab Pemuda yang telah
diupdate menjadi tahun 2018, terdapat pada gambar sebagai berikut;
158
Gambar 4.11
Tangkapan Layar Situs Kirab Pemuda
Sumber: kirabpemuda2018.com (sebelumnya kirabpemuda2017.com)
Dari berbagai pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan pada
dimensi Operational Capacity (Kapasitas Operasional) bahwa program
Kirab Pemuda mempunyai cukup pegawai yang dapat diberdayakan
untuk melaksanakan sebuah program sebesar Kirab Pemuda. Dengan
jumlah pegawai internal sebanyak 19 pegawai dan 41 panitia nasional,
dimana komposisi 19 pegawai tersebut juga masuk ke dalam 41 orang
pada panitia nasional. Pembagian tugas sudah disesuaikan dengan
petunjuk pelaksanaan yang telah dibuat sesuai dengan fungsi masing-
masing sesuai apa yang pegawai tersebut kerjaan di kesehariannya.
Kirab Pemuda telah terlaksana di 34 provinsi di Indonesia. Penempatan
pegawai menjadi hal yang sangat penting dalam dimensi ini,
berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Asdep
159
peningkatan kreativitas pemuda sebagai manajer publik benar benar
cermat dalam membagi pegawai pegawainya pada program Kirab
Pemuda. Bila dilihat, pegawai dengan usia muda dan fisik yang kuat
ditempatkan pada posisi pendamping peserta, status lajang juga menjadi
pertimbangan karena pegawai pendamping peserta harus bersama
peserta selama kurang lebih 72 hari. Pegawai yang biasa mengurusi
kesekretariatan juga ditempatkan pada posisinya untuk hal hal
administrative. BPP pada porsinya juga mengurusi anggaran dan
laporan keuangan, sehingga pembagian jobdesk yang baik ini dapat
melancarkan program Kirab Pemuda. Infrastuktur di lapangan berkali
kali disebutkan oleh narasumber bahwa beberapa titik singgah sulit
ditempuh jalannya, hal tersebut dapat berakibat pada mundurnya jadwal
acara-acara di titik singgah. Teknologi juga sudah dimanfaatkan
sehingga semua kegiatan mulai dari pendaftaran sudah dilakukan secara
online.
4.3 Pembahasan
Sebagai sebuah negara yang berdaulat, sudah merupakan kewajiban bagi
pemerintahnya untuk menjaga kedaulatan bangsa tersebut. Menjaga seluruh
tumpah darah Indonesia sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945.
Berbagai bentuk upaya pemerintah sudah dilakukan bersama dengan TNI dan
Polri untuk menjaga keutuhan NKRI. Seiring berjalannya waktu, terdapat pula
cela cela sejarah dimana bagian Indonesia memisahkan diri dari keutuhan
NKRI. Beberapa daerah juga masih mengalami pergolakan untuk melakukan
160
separatisme, seperti Papua contohnya. Ancaman demi ancaman terus datang
menggoyahkan pondasi kebangsaan yang sudah merdeka sejak tahun 1945.
Dewasa ini, ancaman terhadap bangsa kembali hadir dalam bentuk
radikalisme, perpecahan politik, sampai dengan hasutan hasutan dengan nilai
informasi Nola tau biasa disebut hoax. Pemerintah tetap pada upayanya untuk
menjaga keutuhan NKRI, salah satu upaya yang belakangan ditempuh adalah
dengan mengingatkan kembali, menyadarkan kembali bahwa Indonesia
memang terdiri dari berbagai macam perbedaan namun keberagaman itu yang
sebetulnya menjadi kekuatan dan keunikan bangsa ini. Kementerian sebagai
pembantu pemerintah dalam administrasi atau pelayanan Negara memang
sudah seharusnya memberikan ruang dan fasilitas bagi siapapun untuk
membantu menjaga kedaulatan Negara.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menjadi salah
satu kementerian yang merespon isu isu perpecahan dengan cara yang kreatif.
Melalui program Kirab Pemuda, yang baru pertama kalinya lagi
diselenggarakan sejak terakhir kali digelar pada masa pemerintahan Orde Baru
dengan nama Kirab Remaja. Melalui program ini, pemerintah memberikan
fasilitasi kepada pemuda pemuda harapan bangsa untuk menyebarkan semangat
keberagaman dalam perbedaan masing masing daerah, meningkatkan lagi
persatuan antar masyarakat daerah.
Program Kirab Pemuda, merupakan salah satu program yang
diprioritaskan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga pada tahun 2017. Biaya yang
dianggarkan untuk program ini mencapai angka Rp 41.000.000.000,-. Selama
161
72 hari, 72 pemuda yang masing masing terdiri dari perwakilan Provinsi dan
Organisasi Keagamaan akan mengelilingi 34 Provinsi di Indonesia dengan titik
singgah yang telah ditentukan melalui Rakornis dengan Dispora tingkat I dan
II. Pemerintah berharap bahwa pemuda pemuda ini dapat mengemban misi
kebangsaan untuk menunjukkan kembali keindahan Bhinneka Tunggal Ika
yang belakangan terancam oleh isu isu sara dan polarisasi politik. Karena
sasaran dari program tersebut adalah pemuda, maka pemerintah menggunakan
car acara kreatif untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam maksud dan
tujuan program.
Sebuah program besar yang berangkat dari isu isu strategis menurut
peneliti perlu dirancang dengan cermat, agar maksud dan tujuan program benar
benar sesuai dengan kondisi yang ingin dicapai. Manfaatnya kepada publik pun
harus benar benar terasa karena program tersebut menggunakan APBN sebagai
pembiayaan seluruh kegiatan pemuda di 34 Provinsi. Dalam segitiga strategis
Moore, seorang manajer publik harus memperhitungkan 3 aspek strategis agar
sebuah program dapat berjalan dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Dalam
penelitian kali ini, peneliti menggunakan teori Moore tersebut, dengan melihat
bagaimana ketiga komponen dalam segitiga strategis tersebut diatur oleh
seorang manajer publik yang dalam penelitian ini adalah Asisten Deputi
Peningkatan Kreativitas Pemuda, yang menjadi pelaksana program Kirab
Pemuda tahun 2017. Pembahasan per-dimensi dari segitiga strategis tersebut
akan dijabarkan sebagai berikut;
162
1. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
Dasar pemikiran bahwa jika peran sektor swasta adalah
menciptakan nilai swasta, kemudian berarti bahwa sektor publik harus
menciptakann nilai publik. Dalam perusahaan swasta, manajer
diharapkan memiliki ide tentang bagaimana menciptakan nilai untuk
organisasi mereka. Rencana untuk menentukan nilai publik membentuk
tingkat pertama dari apa yang disebut segitiga strategis, alat manajemen
strategis dimana manajer sektor publik dapat mengecek tingkat mana
mereka dilibatkan dalam aktivitas yang dapat bernilai, disahkan dan
dapat dilaksanakan. Singkatnya, manajer publik harus mengetahui
apakah sebuah program perlu dilaksanakan atau tidak. Tingkat ini
berkaitan erat dengan tujuan, maksud, misi dan target dari sebuah
program.
Merujuk kepada hasil deskripsi data di sub bab sebelumnya, maka
dapat dijabarkan bahwa pada dimensi Public Value Outcomes
(Menciptakan Nilai Publik), Kemenpora melalui Asisten Deputi
Peningkatan Kreativitas Pemuda menetapkan tujuan berdasarkan isu
nasional yang sedang berkembang saat ini. Di antaranya adalah isu isu
sara, penyimpangan perilaku pemuda, kurangnya rasa kebangsaan dan
persatuan di kalangan pemuda. Tujuan dari program ini yakni untuk
meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap kebhinekaan
melalui pemuda sebagai motor penggeraknya, karena pemuda dianggap
sebagai bagian bangsa yang mempunyai pengaruh besar terhadap
163
perubahan, sehingga dengan memberdayakan pemuda sebagai alat
pemersatu menjadi tujuan utama dari program Kirab Pemuda ini.
Diketahui bahwa pemuda yang mengikuti kegiatan Kirab Pemuda
telah mengelilingi 34 Provinsi di Indonesia untuk menyebarkan semangat
keberagaman dan persatuan walaupun mereka berasal dari bermacam
macam latar belakang. Peserta Kirab Pemuda diminta untuk
menyebarkan semangat tersebut baik melalui dialog langsung di setiap
titik singgah maupun dengan konten-konten yang diunggah di media
sosial milik mereka. Mereka mengemban misi untuk mengingatkan
kembali bahwa Indonesia memang beragam dan jangan sampai terpecah
belah karena isu sara maupun politik yang belakangan marak terjadi.
Sebagai sasaran dari program tersebut, peserta program Kirab Pemuda
menyatakan bahwa ada titik singgah yang pemudanya antusias dan
terdapat pula titik singgah yang sepi, sehingga manfaat penyebaran di
setiap titik singgah berbeda. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal
tersebut dapat dimaknai sebagai dampak buruk dari Petunjuk Teknis
yang tidak diresmikan sehingga terjadi perbedaan dalam
penyelenggaraan program di setiap titik singgah. Maksud peneliti adalah
bahwa akibat dari petunjuk teknis yang tidak ditanda tangani
menimbulkan kekeliruan penyelenggaran program pada beberapa titik
singgah, tidak diresmikannya petunjuk teknis kala itu dinyatakan oleh
informan akibat dari keterlambatan pengerjaan sehingga acara sudah
harus dimulai. Bahkan beberapa kegiatan krusial seperti pembacaan
164
Kitab Suci tidak terlaksana di 2 daerah karena kurangnya komunikasi
kepada daerah titik singgah, tentu hal seperti ini menjadi contoh yang
tidak baik untuk keberagaman Indonesia, sehingga manfaat publik atau
pesan yang ingin disampaikan tidak terbagi rata di setiap titik singgah.
2. The Authorizing Environment (Legitimasi dan Dukungan
Lingkungan)
Dimensi kedua adalah bagaimana seorang manajer publik
memperoleh legitimasi dan dukungan. Setelah memutuskan nilai
publik, kebutuhan berikutnya adalah untuk memiliki pengesahan dari
lingkungan yang terdiri dari para pengambil keputusan dan dukungan
dari mitra lain di luar organisasi. Singkatnya manajer publik harus
mengetahui apakah sebuah program dapat dijalankan atau tidak.
Tingkat ini berkaitan erat dengan persetujuan dan dukungan.
Dari deskripsi data di atas, peneliti dapat menjabarkan pada
dimensi kedua yakni dimensi The Authorizing Environment (Legitimasi
dan Dukungan Lingkungan) bahwa program Kirab Pemuda memiliki
dasar hukum yang jelas. Kendati begitu, narasumber tidak begitu
memahami dan mengingat dasar hukum yang berasal dari undang
undang, dasar pelaksanaan yang paling sering disebut dan digunakan
adalah petunjuk pelaksaan program Kirab Pemuda. Beberapa
permasalahan juga tergambar bahwa Petunjuk Teknis belum ditanda
tangani oleh Deputi sehingga belum resmi untuk digunakan. Hal
tersebut menyebabkan kurang sempurnanya briefing kepada daerah titik
165
singgah sehingga terjadi perbedaan-perbedaan yang mengakibatkan
persebaran manfaat yang berbeda pula. Legalitas lain adalah SK No 71
tahun 2017 yang diterbitkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga terkait
Kepanitiaan dalam program Kirab Pemuda 2017.
Lingkungan Kemenpora dapat dikatakan mendukung program
Kirab Pemuda, terlihat dari hadirnya beberapa perwakilan Asdep lain
saat rapat dan koordinasi yang baik dengan koordinator Kemenpora
yakni Kemenko PMK. Adapun masih terlihat kekurangan dukungan
dari Organisasi Kepemudaan di Lingkungan Kemenpora yang belum
dilibatkan pada tahap perencanaan program, hanya saat kegiatan saja,
hal ini menyebabkan minimnya masukan dan ide-ide dari pemuda
dengan organisasi sebagai perwakilannya, terlebih para organisasi
tersebut memiliki cabang di berbagai daerah yang dapat dimanfaatkan
untuk memeriahkan titik singgah. Hal tersebut pula yang sangat
disayangkan oleh Organisasi Kepemudaan karena jika mereka
dilibatkan dari awal, mereka merasa dapat membantu lebih. Peneliti
memaknai tidak dilibatkannya Organisasi Kepemudaan dalam
menentukan tujuan program sampai kepada teknis kegiatan di daerah
menyebabkan kurang lengkapnya pertimbangan-pertimbangan Asisten
Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda dalam program Kirab Pemuda.
Hal tersebut pada akhirnya berakibat pada kurangnya koordinasi
Organisasi Kepemudaan Pusat ke daerah karena tidak adanya fasilitasi
dari manajer publik yang mempunyai hajat acara.
166
3. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
Pada titik ketiga adalah manajer publik harus memastikan dia
memiliki cukup kapasitas operasional untuk melaksanakan rencana atau
program yang telah disahkan. Manajer publik harus mengetahui batas
organisasi mereka sendiri karena semakin besar kapasitas operasional
yang dimiliki akan mampu memperbesar nilai atau manfaat kepada
sasaran. Manajer publik harus mengetahui apakah organisasi mampu
melaksanakan program atau rencana tersebut. Tingkat ini berkaitan
dengan pegawai, kemampuan pegawai, teknologi, dan infrastuktur.
Dari berbagai pernyataan di atas, dapat peneliti jabarkan pada
dimensi Operational Capacity (Kapasitas Operasional) bahwa program
Kirab Pemuda mempunyai cukup pegawai yang dapat diberdayakan
untuk melaksanakan sebuah program sebesar Kirab Pemuda. Dengan
jumlah pegawai internal sebanyak 19 pegawai dan 41 panitia nasional,
Kirab Pemuda telah terlaksana di 34 provinsi di Indonesia. Peneliti
menyadari bahwa penempatan pegawai menjadi hal yang sangat penting
dalam dimensi ini, konsep the right man in the right place perlu benar
benar diterapkan. Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat
dikatakan bahwa Asdep peningkatan kreativitas pemuda sebagai
manajer publik benar benar cermat dalam membagi pegawai
pegawainya pada program Kirab Pemuda. Bila dilihat, pegawai dengan
usia muda dan fisik yang kuat ditempatkan pada posisi pendamping
167
peserta, status lajang juga menjadi pertimbangan karena pegawai
pendamping peserta harus bersama peserta selama kurang lebih 72 hari.
Pegawai yang pada kesehariannya mengurusi kesekretariatan juga
ditempatkan pada posisinya untuk hal hal administratif. Bendahara
Pengeluaran Pembantu pada porsinya juga mengurusi anggaran dan
laporan keuangan, sehingga pembagian jobdesk yang baik ini dapat
melancarkan program Kirab Pemuda. Hal tersebur menurut pengamatan
peneliti merupakan sebuah kepiawaian seorang manajer publik dalam
membagi porsi pekerjaan dan siapa yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut, sehingga program Kirab Pemuda dapat terlaksana dengan baik
di banyak titik singgah.
Infrastuktur di lapangan berkali kali disebutkan oleh narasumber
bahwa beberapa titik singgah sulit ditempuh jalannya, hal tersebut dapat
berakibat pada mundurnya jadwal acara-acara di titik singgah. Peneliti
menilai bahwa Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda tidak
melakukan survei lebih lanjut terkait medan menuju titik singgah tempat
Kirab Pemuda akan dilaksanakan. Akibatnya alat transportasi yang
digunakan di beberapa tempat mengalami kendala dan tentu hal tersebut
menghambat jadwal acara Kirab Pemuda di titik singgah tersebut, pada
akhirnya hal tersebut pula yang akan mengurangi esensi atau
penyebaran manfaat yang hendak dicapai. Teknologi juga sudah
dimanfaatkan sehingga semua kegiatan mulai dari pendaftaran sudah
dilakukan secara online. Kemudahan mengakses dan mendaftar menjadi
168
nilai lebih pada program Kirab Pemuda, dengan begitu menurut
pengamatan peneliti akan memudahkan tujuan dan maksud yang ingin
disampaikan tersebar ke masyarakat secara luas.
Makna yang kemudian dapat dipahami adalah bahwa manajer
publik pada penelitian ini yakni Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas
Pemuda di beberapa hal dapat dikatakan telah melakukan pertimbangan
yang cermat. Namun karena kurangnya keterlibatan elemen dan survei
lanjutan di dalam perumusan strategi program akhirnya mengakibatkan
perbedaan-perbedaan kegiatan di beberapa titik singgah, yang mana
menuju kepada berkurangnya esensi program dan manfaat yang hendak
disampaikan.
169
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian Segitiga Strategis Program Kirab Pemuda
dalam rangka Meningkatkan Persatuan dan Penghormatan terhadap Pluralisme di
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia berlandaskan teori Segitiga
Strategis Moore berhasil memberikan gambaran tentang bagaimana seorang
manajer publik yang dalam penelitian ini merupakan Asisten Deputi Peningkatan
Kreativitas Pemuda merancang strategi untuk sebuah program yang terbilang besar
dan memakan biaya yang besar pula. Adapun penjabaran kesimpulannya adalah
sebagai berikut; Pertama, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda
melakukan berbagai pertimbangan untuk mencapai manfaat yang ingin diciptakan
dan disebarkan kepada masyarakat khususnya pemuda, mulai dari menetapkan
tujuan, maksud, sasaran dan misi program, walaupun tidak semua komponen
tersusun dengan baik. Kedua, Persetujuan atas program yang hendak dilakukan
belum memiliki landasan yang lengkap walaupun sudah dapat menjadi acuan
pelaksanaan program, kurangnya keterlibatan elemen di dalam penyusunan strategi
juga menjadi kekurangan di dalam pelaksanaan program. Ketiga, kecermatan
dalam penempatan dan pembagian pekerjaan sudah terlaksana dengan baik,
begitupun dengan pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan citra program,
namun luputnya survei lebih lanjut di lokasi titik singgah menandakan kurang
cermatnya manajer publik di bagian tersebut.
170
5.2 Saran
Saran-saran yang peneliti coba ajukan kepada Asisten Deputi Peningkatan
Kreativitas Pemuda untuk program Kirab Pemuda agar lebih baik ke depannya
adalah sebagai berikut;
1. Sebaiknya landasan kegiatan program mulai dari Undang Undang Dasar
sampai Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis program diperkuat
agar tidak terjadi perbedaan pengertian oleh panitia daerah.
2. Jumlah Rakornis dengan Dispora Daerah sebaiknya ditambah agar dapat
meminimalisir melesetnya informasi mengenai penyelenggaran
program
3. Organisasi Kepemudaan pada tingkat pusat baiknya dilibatkan agar
dapat membantu menginstuksikan untuk meramaikan titik singgah di
daerah.
4. Survei lokasi titik singgah lebih baik diperinci agar dapat dipersiapkan
akomodasi yang sesuai dengan medan yang akan ditempuh sehingga
tidak menghambat jalannya acara di titik singgah tersebut.
171
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Budiati, Ayuning. 2015. Modul Manajemen Stratejik. Serang: FISIP Untirta
Djaelani, Abdul Qadir. 2001. Agama dan Separatisme Menjadi Landasan Konflik
Maluku dan Poso. Cetakan 1. Jakarta : Yayasan Pengkajian Islam Madinah
Al-Munawarah.
Freddy Rangkuti. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian
Kualitatif. Jakarta : Graha Ilmu.
Healey, Joseph F. 2014. Diversity and Society: Race, Ethinicity, and Gender.
California: Sage Publications.
Irving M. Zeitlin, Irving M. 1998. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
JS Furnivall. 1967. Netherlands India: A Study of Plural Economy. Cambridge:
Cambridge at The University Press.
Mangkuprawira, Syafry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Efektif “Suatu Pendekatan Lintas Budaya”.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pius A. P, M. Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya: Arkola.
Poerwadarminta, W.J.S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka,
Jakarta.
Saladin, Djaslim. 1999. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung:
Linda Karya.
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siagian, Sondang P. 2008. Manejemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumbulah, Umi. 2010. Islam‚ Radikal Dan Pluralism Agama. Malang: Badan
Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI.
Suwarsono, Muhammad. 2012. Strategi Pemerintahan. Jakarta: Erlangga.
172
Skripsi:
Agustini, Murni. 2017. “Strategi Pemerintah Kota Cilegon Menuju Cilegon Smart
City: Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Hutapea, Benni Olan. 2015. “Strategi pemerintah daerah dalam pengembangan
kawasan wisata muara kabupaten tapanuli utara provinsi sumatera utara
tahun 2015”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau.
Jurnal:
Christian Solidarity Worldwide. 2014. “Indonesia: Pluralism in Peril, the rise of
religious intolerance across the archipelago”. www.csw.org.uk/2014-
indonesia-report. Diakses pada 3 Januari 2018.
American in Class. “Making the Revolution; 1763-1791 (The Universal
Declaration of Human Right)”.
http://americainclass.org/sources/makingrevolution/rebellion/text8/decinde
p.pdf. Diakses pada 3 Januari 2018.
Triyanto. 2013. Regulasi Perlindungan Hak Asasi Manusia Tingkat Internasional.
Jurnal PPKN. Vol 1.
Zahab, Balian. 2007. Fenomena Hitler (NAZI) dan Pengadilan Nuremberg 1946.
Jurnal Hukum Pidana Internasional
Internet:
Anzhog Edu. “What is Public Value”. https://www.anzsog.edu.au/resource-
library/research/what-is-public-value. Diakses pada 8 Februari 2018.
Badan Pusat Statistik. “Usia Produktif”.
https://www.bps.go.id/istilah/index.html?Istilah_page=4. Diakses pada 28
Desember 2017.
Bappenas. “Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme.”
https://www.bappenas.go.id/files/2513/5098/8841/narasi-buku-ii-bab-
4__20090129030143__14.pdf. Diakses pada 6 Januari 2018.
CNN Indonesia. “Pilkada Ciptakan Polarisasi Warga Seperti Tahun 1965 dan
1998”. https://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20170406215136-
516-205601/pilkada-ciptakan-polarisasi-warga-seperti-tahun-1965-dan-
1998/. Diakses pada 28 Desember 2017.
Washington Post. “Fatal Force”.
https://www.washingtonpost.com/graphics/national/police-shootings-
2017/. Diakses pada 2 Januari 2018.
173
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri. “Data Konflik”.
http://kesbangpol.kemendagri.go.id/index.php/subblog/pages/2015/350/Da
ta-Konflik-Sosial. Diakses pada 28 Desember 2017.
KBBI, 2016. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”. http://kbbi.web.id/pusat.
Diakses 21 Desember 2017.
News Detik. “Indeks Demokrasi RI Indonesia Menurun Karena Isu SARA”.
https://news.detik.com/berita/d-3691497/mendagri-indeks-demokrasi-ri-
menurun-karena-isu-sara. Diakses pada 28 Desember 2017.
Okezone News. “Ancaman Terbesar Indonesia adalah Perpecahan”.
https://news.okezone.com/read/2017/03/20/337/1646939/wiranto-
ancaman-terbesar-indonesia-adalah-perpecahan. Diakses pada 28
Desember 2017.
Tirto. “Kapolri Sebut ada Potensi Perpecahan di Indonesia” https://tirto.id/kapolri-
sebut-ada-potensi-perpecahan-di-indonesia-coWi. Diakses pada 28
Desember 2017.
Peraturan Pemerintah:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang
Negara.
Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda. Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
SK Menteri Pemuda dan Olahraga No 71 tahun 2017 tentang Kepanitiaan Kirab
Pemuda
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 1 tentang Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Papua.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Wawancara dengan Bapak Muslim (BPP)
Wawancara dengan Bapak Khairil Adha (Kabid)
Wawancara dengan Bapak Djunaedi M.Si (Asdep)
Wawancara dengan Ibu Indah (Sekretaris)
Wawancara dengan Bapak Burhanuddin Luthfi (OKP)
Wawancara dengan Ibu Lavyla Esa (Kasubid)
Wawancara dengan Bapak Sastra (Pendamping Peserta Zona 1)
Wawancara dengan Bapak Arief (Pendamping Peserta Zona 2)
Wawancara dengan Fikri (Ketua Kirab Pemuda Zona 1)
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟏
A. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
1. Memiliki tujuan program yang jelas
a. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Tujuannya untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan pemuda,
keberagaman, kebhinekaan dan wawasan kebangsaan. Sekaligus
mempromosikan kualitas pemuda, dengan kreativitas mereka.
b. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Jadi kita melibatkan dispora provinsi, kementerian lembaga lain
dengan kemenpora sebagai leaning centernya, nanti kita rakornis, yang
kita jadikan tujuan itu ya merespon isu isu sosial saat ini, tentang isu
sara, disintegrasi bangsa, jadi nanti kita diskusi untuk menentukan
tujuan tujuan apa yang mau dicapai, dan tujuan itu juga harus
disesuaikan dengan karateristik tiap daerah, jangan sampai acara ini
malah menjadi sumber masalah baru
c. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan
program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Macam macam, mulai dari lokasi lokasi titik singgah, biaya dan
kesiapan daerah titik singgah juga, sehingga berjalan lancar semua,
zero accident, budaya daerah juga yang harus dihormati itu perlu
diketahui, supaya acaranya ga menimbulkan konflik tapi jadi acara
yang nendang begitu
d. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Jadi itu diawali dengan isu isu strategis, tentang wawasan kebangsaan,
tentang isu perlunya keberagaman, jadi kita khawatir nanti ada
disintegrasi bangsa dan radikalisme, sehingga perlu ada program
seperti ini
e. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
saya kira tepat sudah dengan apa yang menjadi permasalahan bangsa
saat ini
f. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Sementara kita bisa pake indikator penyebaran manfaat, misal
sasarannya berapa orang, namun program kirab ini kan sangat besar,
jadi agak sulit diukur, selain itu ya tentu realisasi anggaran
2. Memiliki maksud program yang jelas
a. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Sesuai juklak, maksudnya ya untuk memberikan wahana agar pemuda
ini menyebarkan semangat kebhinekaan, dengan kreativitas mereka
masing masing
b. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Saya rasa hampir sama dengan saat penetapan tujuan, hanya lebih rinci
saja di bagian ini
c. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Pertimbangannya ya apakah maksud ini sudah benar atau belum kita
sesuaikan dengan tujuannya yang tadi kita ambil dari isu isu yang
sedang berkembang
3. Menetapkan sasaran program dengan tepat
a. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Sasarannya tentu pemuda, dari macam macam golongan ada dari siswa
sma, mahasiswa, pemuda setempat atau dari organisasi juga
b. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Tentu karena kita di bawah naungan kemenpora dan deputi
pemberdayaan pemuda, memang sudah tupoksinya untuk menjadikan
pemuda sasaran, pemuda di sini sesuai dengan yang di undang undang
itu usia 16-30 tahun
c. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Saya rasa di beberapa titik singgah sudah sampai cuma ya ada daerah
yang benar benar serius menggarap jadi ramai gitu ya mas, ada juga
yang sepi, kurang kesiapannya seperti itu, jadi tidak terlalu sampai
outcomenya, ada juga yang kaya aceh dan sidoarjo itu kan kitab suci
itu tidak sesuai ya jadi mungkin yang kaya gitu jadi kurang nendang
gitu
4. Menetapkan misi program dengan tepat
a. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misi misi kebangsaan mas, patriotisme nasionalisme seperti itu, jadi
mereka keliling daerah membawa semangat itu
b. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Kembali lagi kita sesuaikan dengan juklaknya, dengan maksud dan
tujuan programnya
c. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Saya rasa sudah, karena memang kita mengamati betul apa yang bisa
diberdayakan dari pemuda pemuda ini
B. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
1. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
a. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Landasan lengkapnya bisa dilihat dijuklak ya, acuannya ke juklak itu
yang dittd deputi, juknisnya belum diteken pada saat itu jadi memang
agak jadi soal juga perihal teknisnya
b. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Tentu sudah, ya juklak deputi itu salah satunya, karena belum ada
permenporanya pada saat itu, hanya sk kepanitiaan yang keluar dari
menteri
2. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
a. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Iya tentu, kita adakan rapat dengan Kemenko PMK, dengan asdep
asdep deputi lain juga, namun untuk penyusunan belum melibatkan okp
(organisasi kepemudaan) pada saat itu
b. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Dengan mereka hadir rapat dan memberikan masukan saya rasa itu
sudah menjadi sebuah dukungan, karena program ini kan harus kita
gotong samasama
C. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
1. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
a. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Ngga banyak kalau di sekretariat ini ya paling 20 orangan, ada yang
PNS ada juga yang masih honorer lembaga, honorer lokal
b. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Kalau yang di SK Menteri itu 41 kalau saya gak salah, tapi kadang ada
bantuan juga dari yang di luar sk itu
2. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
a. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Kita lihat dari background sehari hari mereka biasanya apa yang
mereka kerjakan, jadi nanti penempatannya itu right man in the right
place mas, harus seperti itu
3. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
a. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Iya kan itu dibahas saat rakornis dengan dispora, titik singgahnya pun
kan rekomendasi mereka, cuma memang di beberapa daerah banyak
yang tidak terprediksi juga jadi agak jauh sekali dari kota, jalannya
rusak dan sebagainya
4. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
a. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Kita membuat website untuk program ini jadi dari mulai pendaftaran
sampai dengan nanti update perjalanan tiap titik singgah itu ada di
website itu mas
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟐
D. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
5. Memiliki tujuan program yang jelas
g. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Tujuannya jadi untuk meningkatkan rasa persatuan di pemuda pemuda
ini mas, supaya ga terjadi perpecahan dan lain lain
h. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Biasanya kita tentukan di rapat, bersama dengan asdep asdep lain dan
teman teman (satu ruangan) juga, berangkatnya ya tentu dari masalah
masalah nasional tentang perpecahan, disintegrasi bangsa, ya hal hal
seperti itu yang kita gapengen terjadi
i. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan program
Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Supaya lancar jadi kita harus hitung matang matang mulai dari biaya
dan hal lain juga, sampai asuransi peserta gitu mas, lalu apakah
memang tujuan ini sesuai dengan kondisi nasional apa program ini
benar dibutuhkan atau ngga
j. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme
dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Itu tadi, karena memang isu isu atau ancaman terhadap keberagaman
kita nilai sedang marak terjadi di Indonesia
k. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Sejauh ini dan melihat hasil evaluasi sih sudah tepat, memang ada
kurang di sana sini wajar tapi hal hal kecil
l. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Penyebaran manfaatnya ya dari kita lihat berapa pemuda yang hadir di
titik singgah, antusiasme mereka, capaian anggaran juga
6. Memiliki maksud program yang jelas
d. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Jadi kita ingin memberikan fasilitas ke pemuda pemuda ini untuk
menyebarkan semangat kebangsaan ke banyak tempat dengan kreativ
mas, jadi nanti ada acara music ada pawai jadi meriah
e. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Kita sesuaikan dengan tujuannya jadi kira kira memang maksudnya
adalah untuk menyebarkan wawasan kebangsaan itu tadi
f. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud program
Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Kita bicarakan sama sama jadi agar tepat memang harus spesifik
maksud program ini, pertimbangannya kurang lebih sama dengan saat
menetapkan tujuan itu
7. Menetapkan sasaran program dengan tepat
d. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Pemuda usia 16-30 tahun sesuai undang undang begitu mas
e. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Kita lihat apakah fisik mereka kuat karena kan program ini lama dan
cukup berat, kita harus tau juga apakah mereka mampu menyebarkan
manfaat manfaat di titik titik singgah
f. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Di beberapa titik singgah yang memang ramai rasanya sampai dan
bagus ya, tapi ada beberapa daerah memang yang kurang siap
8. Menetapkan misi program dengan tepat
d. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Tentang kebangsaan tentunya, jadi menyebarkan semangat positif
patriotism ke pemuda pemuda lain di titik singgah
e. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Bareng bareng mas jadi sejalan dengan maksud sama tujuannya itu
f. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Kurang lebih sudah, karena itu kan kita rapatkan kita diskusikan
E. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
3. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
c. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Ada juklak pak deputi, itu aja yang udah disahkan, sisanya undang
undang dasar aja mas
d. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Kalau programnya sudah dilaksanakan berarti sudah mas
4. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
c. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
iya jadi di rapat rapat itu kita libatkan asdep asdep deputi lain, dari KL
lain juga beberapa kita undang
d. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Macem macem, kadang mereka juga kan terjun langsung ke lapangan
ikut membantu jadi memang ramai ramai mendukung ini kan program
prioritas
F. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
5. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
c. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Mungkin 20 orang sih saya gangitungin juga, tapi kurang lebih segitu
d. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Lebih dari 30 orang kayanya sih saya gatau pastinya juga
6. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
b. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Itu pak asdep yang nentuin mas jadi ya kalau dia (pegawai) bisanya di
desain ya di bagian desain, yang lain juga seperti itu sesuai sama
keahliannya
7. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
b. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
iya tapi karena gak disurvei jadi ada beberapa daerah yang medannya
memang agak sulit
8. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
b. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Ada websitenya ada aplikasinya juga itu bisa dibuka kirabpemuda.com
kalau ga salah
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟑
G. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
9. Memiliki tujuan program yang jelas
m. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Menurut Bundo (panggilan narasumber) memang kirab pemuda ini
dibuat untuk meningkatkan rasa kebersamaan antar pemuda di
Indonesia
n. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Kita rapat nanti itu kita bahas apa apa yang penting dan menjadi tujuan
yang harus dicapai, bersama kawan kawan (pegawai) yang lainnya
juga, tujuannya juga kita sesuaikan dengan citra daerah titik singgah
itu
o. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan program
Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Lokasinya, biayanya ada banyak pokoknya jadi supaya tujuan itu benar
benar tepat, sesuai sama apa yang dibutuhkan pemuda saat ini, di
kondisi ini
p. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme
dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Kita kan bisa lihat juga ya di berita bahwa sekarang isu isu perpecahan
ini lagi ramai, jadi kita merasa, negara merasa perlu hadir begitu
q. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Sudah sudah, sudah mantap tujuan ini bundo rasa
r. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Kalau diukurnya agak sulit secara pasti ya karena luas dan banyak juga
titik singgahnya, yang pasti nanti untuk laporan ya LS (lump sump) itu
urusan pa muslim (BPP pada Asdep terkait) kalau soal anggaran
10. Memiliki maksud program yang jelas
g. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Supaya pemuda ini berkumpul dia jadi nanti akan keliling kita fasilitasi
untuk memberikan dampak positif, berbagi cerita cerita ke pemuda lain
di titik singgah
h. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Sama, di rapat rapat tadi itu juga
i. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud program
Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Itu tadi kita lihat dari tujuannya, apa apa aja yang harus diperhatikan,
mulai dari pemuda ini peserta harus kita bekali apa
11. Menetapkan sasaran program dengan tepat
g. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Sasaran kita itu pemuda, usianya ada di undang undang pokonya tidak
lebih dari 30 tahun
h. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Karena memang kita di deputi 1 (pemberdayaan pemuda), jadi merujuk
ke situ bahwa memang harus pemuda yang menjadi sasaran
i. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Sampai kalau bundo rasa, kan kita bisa lihat juga antusias mereka itu
anak anak (pemuda)
12. Menetapkan misi program dengan tepat
g. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya yaitu untuk membuat pemuda peserta ini agar menyebarkan
nilai nilai kebangsaan ke daerah daerah, supaya kuat rasa persatuan
itu
h. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Kita sesuaikan aja dengan tujuan dan maksud di awal tadi yang bundo
bilang…
i. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Iya, iya jelas karena kita kan membuat program itu sudah ada latar
belakangnya jadi kaya isu perpecahan itu sudah tercantum jadi dasar
program ini
H. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
5. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
e. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Petunjuk pelaksanaan pak deputi itu
f. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Sudah, kita juga semua panitia ada SK Menterinya
6. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
e. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Kalau untuk organisasi kepemudaan belum, dia hanya di kegiatan aja
dipersiapannya kita kita aja, tapi kalau seperti KL itu kita ajak juga
untuk hadir
f. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Kalau dukungan uang gitu kan ngga ada ya, jadi paling dukungan moril
aja, datang rapat atau ke lapangan langsung kadang kadang ada yang
turun
I. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
9. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
e. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Ada mungkin 20 orang di ruangan ini
f. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Kalau panitia agak banyak dia, hampir 40 orang setau bundo ga hafal
juga
10. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
c. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Ya seperti biasa kalau itu kita sesuai arahan pa asdep, bundo biasanya
mengurus komunikasi dengan dispora, udah ada masing masing
pekerjaannya
11. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
c. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Diketahui nama lokasinya hanya medannya itu kadang kadang jauh
sekali dari kota kadang melelahkan juga kasian anak anak (peserta
kirab)
12. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
c. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Kita buat website itu kerja sama dengan pemuda juga
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟒
J. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
13. Memiliki tujuan program yang jelas
s. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Kamu lihat di juklak itu sudah lengkap sudah, memang kita ini
tujuannya untuk agar pemuda ini tidak terpecah belah
t. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Lewat rapat itu nanti bersama yang lain lain (pegawai) juga, pak asdep,
kita tentukan sesuai dengan isu nasional
u. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan program
Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Karena saya BPP (Bendahara pengeluaran pembantu) jadi tentu
bagian saya itu mempertimbangkan soal biaya, ada juga pertimbangan
lain soal lokasi, akomodasi anak anak, esensi programnya juga harus
ada
v. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap pluralisme
dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Karena isu nasional itu, kita ini sedang dipolarisasi, jadi dirasa negara
perlu hadir untuk itu
w. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Sangat tepat, sangat tepat
x. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Penerima manfaat itu pemuda itu kan mereka nanti kita lihat seberapa
besar manfaatnya, cuma yang dilaporkan ya itu soal anggaran ini yang
saya buat
14. Memiliki maksud program yang jelas
j. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Kita kasih wadah, kita kasih jalan jalan jadi nanti mereka keliling itu
supaya mereka tau karateristik daerah masing masing, nanti saling
berbagi seperti itu
k. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Lewat rapat juga
l. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud program
Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Kita turunkan saja itu dari tujuannya jadi maksud program ini A,B,C,
D mau buat apa apa tadi sama hampir dengan menentukan tujuan
15. Menetapkan sasaran program dengan tepat
j. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Pemuda usia di bawah 30 tahun itu, sesuai uu kepemudaan
k. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Jadi kita pilih nanti dari tiap tiap provinsi itu 1 pasang jadi beragam
pesertanya
l. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Yang ramai (titik singgah) ya sampai ada juga yang sepi jadi kurang
tersebar manfaat itu, yang model di Aceh dan Sidoarjo itu kan baca
kitab suci ga sesuai rangkaian, jadi agak kurang bagus lah itu
16. Menetapkan misi program dengan tepat
j. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misi misi nasionalisme, kebangsaan, persatuan, supaya mereka itu tau
bahwa Indonesia itu luas dan beragam
k. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Disamakan saja dengan tadi itu penetapan tujuan kirab ini
l. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
iya yang saya bilang tadi bahwa kita ini sedang terpecah belah, jadi
harus dieratkan lagi melalui program ini salah satunya
K. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
7. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
g. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
ada juklak, ada juknis juga namun belum dittd yang juknis itu oleh pak
deputi
h. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Sudah, ada di sk juga soal panitia itu, ttd PM (Pak Menteri)
8. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
g. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Kita ada rapat sama KL itu mereka mendukung untuk program ini
h. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Dilibatkan di program ini jadi mereka kita turunkan juga ke lapangan,
dari asdep asdep lain juga kita ikut sertakan
L. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
13. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
g. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
20 mungkin, lihat di struktur coba nanti ya minta di indah (nama
sekretaris ruangan)
h. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Tidak hapal lagi saya itu ada lihat saja di SK panitia
14. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
d. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Sesuai jobdesknya masing masing, yang muda muda itu menjadi
pendamping kaya arief, sastra (nama pegawai), bagian keuangan ada
saya, udah dibagi bagi jadi semua ada porsinya
15. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
d. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Sudah, kebetulan saya komunikasi juga sekaligus penurunan anggaran
itu kadang saya tanya tanya juga bagaimana keadaan di lapangan
16. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
d. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Di kirabpemuda.com itu ada kita buat bersama mas anas (pembuat
website)
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟓
M. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
17. Memiliki tujuan program yang jelas
y. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Menurut mba sih, untuk mempersatukan pemuda jadi supaya mereka
saling kenal keunikan daerah daerah masing masing
z. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Kita biasanya rapat bareng sama pak asdep, orang (pegawai) ruangan
lain juga, di awal tahun itu biasanya kita rumusin programnya mau
kaya gimana gimana
aa. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan
program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Kalau yang mba kerjain sih biasanya ya itu, tentang gimana nanti
pulang pergi panitia, kesiapan dispora daerahnya, terus tujuan yang
dibuat ini tuh pas apa ngga itu harus ada nota dinasnya sesuai
keputusan pak asdep
bb. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Menurut mba nih ya, memang kita kan sekarang lagi kaya ada isu isu
sara perpecahan gitu jadi program program kaya gini tuh muncul
cc. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Menurut mba sih tepat ya, karena kondisinya kan sekarang lagi kaya
gini (ada isu perpecahan)
dd. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Kalau ukuran program semuanya sama sih pakai LS (lump sump) itu
yang udah diajukan sebelumnya, jadi dari anggaran itu kepake apa
ngga
18. Memiliki maksud program yang jelas
m. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Maksudnya menurut mba itu supaya pemuda ini punya tempat gitu
untuk bergabung trus menyalurkan kreativitas mereka, nanti di setiap
daerah ditampilkan gitu
n. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Sama aja seperti penetapan tujuan jadi memang lewat rapat nanti
keputusannya pak asdep yang ambil
o. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Ya kita harus sesuaikan dengan tujuan tadi, kebutuhannya apa apa aja
di program ini, terus berapa biayanya bagaimana penyelenggaraannya
supaya maksud dan tujuannya tercapai
19. Menetapkan sasaran program dengan tepat
m. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Sasaran program ini pemuda ya, ada yang di peserta inti ada yang di
daerah daerah juga
n. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Sesuai sama ini dong kan kita pemberdayaan pemuda jadi memang
semua sasaran programnya itu pemuda
o. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Kalau yang mba lihat sih sampai ya manfaat itu, mereka (peserta) juga
jadi lebih mengerti satu sama lain
20. Menetapkan misi program dengan tepat
m. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya kalau kata mba sih ya untuk itu tadi, supaya perbedaan itu ngga
menjadi sumber perpecahan di kalangan pemuda
n. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Misinya ditetapkan sesuai dengan tujuan tadi jadi supaya tujuannya
tercapai kita harus ini harus itu, itu ditentukan pas rapat juga
o. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Menurut mba iya
N. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
9. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
i. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Kemarin itu ada petunjuk pelaksanaannya, ada SK panitia, tapi
juknisnya ngga ditandatangan sama pak deputi mba kurang tau juga
kenapa
j. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Mba kurang paham sih kalau itu, cuma kalau programnya udah
berjalan berarti udah sah
10. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
i. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Iya dari asdep asdep lain ikut terlibat juga
j. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Mereka datang rapat, ikut bantu di lapangan juga, kasih masukan pas
rapat evaluasi
O. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
17. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
i. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Sama honorernya mungkin ada 20an
j. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Di SK itu kalau ga salah 40an
18. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
e. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Kalau mba ya taunya kan ngurus perjalanan, surat menyurat, sesuai aja
sih sama yang dikerjakan sehari hari
19. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
e. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Kalau ini kayanya tanya ke bang sastra karena dia pendamping peserta,
setau mba sih semua lokasinya udah ada dari awal tapi ada aja masalah
di lapangan
20. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
e. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Kita punya website kirab ini tapi mba lupa namanya apa
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟔
P. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
21. Memiliki tujuan program yang jelas
ee. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Kalau dilihat dari programnya sih kayanya tentang mempersatukan
pemuda ya, mengingatkan lagi gitu tentang keberagamaan Indonesia
ff. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Pasti lewat rapat, cuma karena tahun lalu OKP belum dilibatkan ya jadi
kurang tau prosesnya seperti apa
gg. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan
program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Menurut saya sih pasti seputar bagaimana program itu akan
diselenggarakan, pertimbangan biaya, akomodasi peserta dan lain lain
hh. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Kalau dilihat dari kegiatannya sih pasti program ini merespon situasi
nasional saat ini, macam macam ya mulai dari isu sara, isu kubu
kubuan politik kayanya juga jadi viral
ii. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Tepat atau ngganya saya kurang yakin sih, tapi kalau dari tujuan
tertulisnya saya rasa tepat sebagai respon untuk masalah bangsa ini
jj. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Di kementerian atau dinas dinas biasanya sih menggunakan realisasi
anggaran ya
22. Memiliki maksud program yang jelas
p. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Saya rasa maksud dari program ini untuk memberikan jalan kepada
para pemuda perwakilan ini untuk menyebarkan semangat kesatuan ke
daerah daerah
q. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Tentu lewat rapat sama seperti tujuan tadi
r. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Hal hal teknis sih sepertinya, jadi supaya maksudnya sampai ya mereka
harus mempersiapkan para pemuda ini, jadi dibekali dulu
23. Menetapkan sasaran program dengan tepat
p. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Sudah pasti pemuda kalau sasarannya
q. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Asdep 1.5 ini kan masih di bawah deputi 1 ya jadi pasti sasaran
program mereka selalu pemuda, kalau untuk program ini mungkin
mereka mencari pemuda yang kuat fisiknya karena kan lama program
ini
r. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Saya belum baca laporan lengkapnya tapi saya rasa kalau capaian
anggarannya ga bermasalah berarti sesuai sasaran, seharusnya sih
begitu
24. Menetapkan misi program dengan tepat
p. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Tentang kebangsaan menurut saya, ya itu tadi untuk menyebarkan
semangat persatuan
q. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Masih sama sih pasti melalui rapat tadi, jadi untuk mencapai visi
(tujuan) pasti kan mereka buat point point itu
r. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Tepat kok
Q. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
11. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
k. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Untuk landasan hukumnya saya kurang tau sih kalau yang 2017, karena
tidak dilibatkan dari awal
l. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Dilihat kalau programnya jalan ya berarti sudah, kalau ngga pasti kena
kasus itu
12. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
k. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Dari organisasi lain sih ngga tau ya, tapi kalau OKP (organisasi
kepemudaan) belum ada, karena dari KNPI juga ga dilibatkan
l. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Kalau kita dilibatkan ya pasti dukungannya macam macam ya, karena
kita kan punya cabang juga di daerah jadi bisa ada arahan arahan
supaya acaranya ramai
R. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
21. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
k. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Keliatannya sih 20 orangan ya, gatau pastinya saya belum lama juga
kan dilibatkan di sini
l. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Tahun 2017 saya gatau tapi mungkin ga jauh beda dengan tahun depan
(2018)
22. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
f. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Itu sesuai jobdesk masing masing kali ya
23. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
f. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Nah ini tadi, jadi kalau kita (OKP) dilibatkan kan kita bisa kasih
rekomendasi juga dari teman teman di daerah, supaya lebih siap gitu
24. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
f. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Ada situs itu ya online, kirabpemuda.com kalau saya gasalah
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟕
S. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
25. Memiliki tujuan program yang jelas
kk. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Pemuda sekarang itu kan rasanya kurang nasionalismenya,
pengetahuan keberagaman, jadi tujuan program ini ya untuk mengatasi
itu (persatuan dan keberagaman)
ll. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Diskusi kita di rapat rapat kita bahas, nanti dikaji lagi lalu diambil
keputusannya ini ini ini gitu
mm. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan
tujuan program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Oh banyak sekali, mulai biaya, hotelnya nanti gimana anak anak,
apakah rame apa ngga acaranya itu pasti dipikirin, karena kalau itu
terhambat kan tujuannya ga tercapai pula
nn. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Kita kan bisa lihat sekarang anak muda banyak yang terjerumus, ya
narkoba lah apa rokok segala macam, jadi perlu diingatkan kembali
tentang persatuan ini
oo. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Sangat tepat, sebelum terlalu jauh ini muda muda (pemuda)
menyimpang memang perlu diingatkan
pp. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Kita melihat antusias pemuda di daerah itu, apakah ramai mereka apa
tidak itu kan jadi tolak ukur juga
26. Memiliki maksud program yang jelas
s. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Maksudnya ya itu tadi, untuk menyebarkan nilai nilai kebangsaan, jadi
mereka keliling kan 34 provinsi itu jadi luas wawasannya
t. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Sama, dengan rapat tadi itu
u. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Supaya tidak melenceng perlu itu ditetapkan model acara apa nanti di
daerah yang diselenggarakan, supaya sampai ke penontonnya itu
maksud program ini
27. Menetapkan sasaran program dengan tepat
s. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Pemuda, seluruh provinsi kita ambil 2 orang 2 orang, ada juga dari
organisasi keagamaan, tapi kurang 1 itu dari hindu gaada kayanya
masalah kuota kan harus 72
t. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Tidak banyak sih ya karena sudah pasti pemuda, cuma untuk program
ini kita cari yang fisiknya bagus gitu kuat, biasanya mereka juga anak
paskibra di daerahnya masing masing
u. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Sampai dong, kan kita juga melihat mereka seru gitu berarti kan sesuai
harapan mereka acara ini, tapi memang ada daerah yang soal kitab suci
itu sempat agak repot, di aceh dan siodarjo itu, tapi masih amanlah
28. Menetapkan misi program dengan tepat
s. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya ini jadi mereka membawa keunikan provinsi masing masing,
lalu akhirnya berbaur kan bersatu nah itu yang mereka tampilkan nanti
supaya dilihat sama pemuda di daerah daerah
t. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Misi misinya sesuai tujuan itu tadi
u. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
tepat menurut abang sih
T. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
13. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
m. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Ada petunjuk pak deputi (petunjuk pelaksanaan) ada SK juga untuk
panitia dari Menpora
n. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Sudah kalau itu, kalau belum sah tidak cair kan itu anggaran mau jalan
pakai apa kita
14. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
m. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Keasdepan lain ikut mereka rapat ikut, ke daerah ikut juga
n. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Ya hadir rapat itu, memberi masukan, mendampingi juga kadang
mereka menggantikan abang kalau lagi pulang dulu
U. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
25. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
m. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Ada mungkin 20 orang tapi yang mau seperti ini (jadi pendamping) kan
susah
n. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Lebih banyak panitia kayanya abang kira 40 45 ada mungkin itu
26. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
g. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Iya sesuai karena kaya abang ini kan yang muda muda ya jadi
pendamping, badan juga harus besar karena untuk jagain anak anak ini
kan beda beda mereka kadang rebut juga
27. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
g. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Masalah memang infrastruktur ini, nama lokasinya memang tau kita
cuma ya allah itu kadang jauh sekali, di Kalimantan itu lewat hutan
sampai ban bis kita meledak itu karena medannya sulit diprediksi
28. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
g. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Kita buat web itu, aplikasi juga ada
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟖
V. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
29. Memiliki tujuan program yang jelas
qq. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Kalau yang gue liat si ini dhan, tentang gimana supaya pemuda ini
meningkat rasa persatuannya, pengetahuan soal Indonesia, budaya gitu
gitu
rr. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Rapat itu biasanya di ruang bawah (ruang rapat anggrek) , nanti ada
dari asdep asdep lain juga nyampein masukan masukan, dasarnya ya
itu dari latar belakang yang di juklak, soal perpecahan isu sara lain lain
ss. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan
program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Pertama mungkin apakah acara itu sesuai sama kondisi nasional, terus
titik singgahnya mau dimana, uangnya ada apa ngga
tt. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Karena itu tadi, pemuda ini dirasa sekarang kelakuannya udah
menyimpang lah gitu, kurang rasa nasionalismenya apalagi sering
main gadget juga kan akhirnya kemakan hoax
uu. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Kalo kata gue sih udah ya, udah pas banget
vv. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Nanti itu biasanya di akhir, pa muslim yang ngurus soal resapan
anggaran
30. Memiliki maksud program yang jelas
v. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Anak anak ini (pemuda) dikumpulin trus kita pawai, kan kirab namanya
juga, keliling Indonesia, ya maksudnya supaya mereka saling mengenal
satu sama lain
w. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Bareng sih yang di rapat itu, gajauh jauh beda juga dari tujuan
x. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Paling kaya nanti teknis di lapangannya gimana, supaya nyebarnya
maksimal gitu kan perlu diperhitungkan acara acaranya mau dibikin
kaya gimana
31. Menetapkan sasaran program dengan tepat
v. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Udah pasti pemuda kalau itu, usia 16-30 dhan
w. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Kalau buat program ini ya dicari yang kira kira emang kuat fisiknya,
posturnya bagus juga karena mereka kan baris berbaris nanti dipajang
di tiap titik singgah
x. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Seharusnya sih sampai, kita kan liat, kebetulan gue pendamping juga
jadi tiap daerah emang ada yang antusias pemudanya ada yang
berantakan juga
32. Menetapkan misi program dengan tepat
v. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya ya untuk mencapai tujuan tadi, mereka harus bisa mengenalkan
kebudayaan provinsi mereka masing masing, terus dishare ceritanya ke
pemuda lain
w. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Diselaraskan sama tujuan aja paling, jadi kan tujuannya persatuan dan
tentang kebhinekaan, misinya ya ga jauh jauh dari situ
x. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
tepat menurut gue dhan, karena efeknya lumayan kerasa juga
W. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
15. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
o. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Setau gue sih ada juklak, dari pak deputi
p. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Udah kalau itu, panitia juga ada SKnya kan kalo ngga nanti malah
berantakan
16. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
o. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Kalau asdep asdep lain sih iya, mereka dating rapat karena kita undang
kan, kadang mendampingi juga di lapangan
p. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Ya itu tadi (datang rapat dan turun ke lapangan)
X. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
29. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
o. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Sama honorer kaya gue gini 20 orangan kayanya coba aja nanti itung
p. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Nggatau kalau itu dhan, tapi lebih dari 30 mah
30. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
h. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Kayanya sesuai umur sama kerjaan sehari hari sih, kaya gue kan masih
muda terus belum nikah juga jadi ya kaya bang sastra gue ngikut sama
anak anak (peserta) terus
31. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
h. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Kalau nama lokasinya iya, cuma medannya itu kadang kadang wah gila
gila juga sih (sulit ditempuh)
32. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
h. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Aplikasi, sama web juga
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟗
Y. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
33. Memiliki tujuan program yang jelas
ww. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Jadi tujuannya itu gimana kita kita (peserta) ini bisa menyebarkan
semangat kebersamaan ke daerah dhan, yaaa supaya gaada lagi lah itu
perpecahan perpecahan
xx. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Kurang tau sih gue kalau itu kan kita tau tau udah dikasih aja di-
briefing pas pembekalan
yy. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan tujuan
program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Pasti mereka mikirin kita sih ini peserta gimana makannya, transport,
apakah pesannya sampai
zz. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Kayanya mereka ngeliat isu yang lagi rame sih ya, kan semenjak
pilkada itu kayanya heboh soal perpecahan ini
aaa. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat?
(Q5)
Jawaban:
Udah si karena diliat sama situasi sekarang emang cocok banget
bbb. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Paling diliat dari ramenya acara di titik singgah sih, sama itu serapan
anggaran kayanya
34. Memiliki maksud program yang jelas
y. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Maksudnya itu supaya kita bersatu gitu walau ada perbedaan
perbedaan, trus semangat itu kita sebarin ke setiap titik singgah, seru
sih jadi punya temen baru juga
z. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Nggatau juga deh gimana haha, tapi pasti kan disesuain sama tujuan
tadi, paling lewat rapat gitu gitu sih
aa. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Sama sih kurang lebih sama tujuannya, intinya supaya apa yang mau
disampein sama gitu
35. Menetapkan sasaran program dengan tepat
y. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Kita kita ini (pemuda) usia di bawah 30, ada yang dari pelajar ada yang
udah kerja juga
z. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Yaa mereka kan pemberdayaan pemuda ya, jadi pasti sesuai tupoksinya
mereka
aa. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Kalau yang kita rasain di lapangan sih kalau rame ya berarti sampai,
dan intens juga kita interaksi sama pemudanya, cuma di beberapa titik
singgah emang sepi sih
36. Menetapkan misi program dengan tepat
y. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya itu jadi pas pembekalan kita diamanatin untuk menyebarkan
semangat semangat persatuan, keberagaman, trus bikin konten konten
untuk dishare juga supaya makin luas nyebarnya
z. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Misinya itu ya supaya tujuan itu sampe, jadi apa yang kita lakuin itu
kaya dialog di titik singgah, bikin konten di socmed, jadi diakomodasi
semua ada uang sakunya buat beli kuota juga haha
aa. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Sesuai sih menurut gue dhan, bisa kita liat juga kan kaya apa itu ribut
ribut di twitter, instagram
Z. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
17. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
q. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Wah gatu deh kalo itu
r. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Kalo programnya udah jalan berarti udah deh dhan, kalo ngga kan
gaada anggaran juga ya
18. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
q. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Pasti sih, kan di titik singgah ada orang lain juga yang gaada pas
pembekalan (di luar pegawai asdep peningkatan kreativitas pemuda),
terus pas acara puncak juga ada Menteri lain bu puan itu
r. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Mereka datang aja itu udah termasuk dukungan sih, kan bantu bantu
juga nyiapin di lapangan, ngasih sambutan
AA. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
33. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
q. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Gatau deh berapa pastinya, yang gue kenal itu itu aja ga sampe 5 orang
hahaha
r. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Apalagi itu, tapi kayanya sih banyak pas pembukaan itu kan panitia ya
34. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
i. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Sesuai sama jobdesk dia kayanya, ya ini kaya bang sastra kan emang
dia badannya gede jadi dampingin kita terus haha, yang lain kan di
kantor ada yang ngurus uang segala macem
35. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
i. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Pasti tau sih mereka, cuma kurang siap sih daerah ini beberapa ada
yang jauh banget trus jalannya susah
36. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
i. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Websitenya ada, aplikasi juga, jadi tiap titik singgah itu ada updatenya
di situ, keren sih
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟏𝟎
BB. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
37. Memiliki tujuan program yang jelas
ccc. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Tujuannya biar kita kita ini yang masih muda masih sehat bisa
menyebarkan semangat persatuan dan ngasih tau ke daerah daerah
bahwa perbedaan itu indah dan jangan sampai terpecah belah
ddd. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda?
(Q2)
Jawaban:
Mereka (Pegawai Asdep 1.5) pasti kan udah nentuin isu isu strategis
apa sebelumnya terus dibahas di rapat kayanya abis itu dibuatlah
program program, menurut gue sih gitu
eee. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan
tujuan program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Banyak sih ya pasti, apalagi program gede kaya gini, mulai dari
koordinasi sama daerah, gimana gerakin pemuda pemudanya
fff. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Diliat dari situasi sekarang kayanya emang itu yang jadi permasalahan
sih, di sosmed apalagi kan ada kubu ini kubu itu
ggg. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat?
(Q5)
Jawaban:
Dibilang tepat ya tepat tepat aja sih
hhh. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Kayanya dihitung pertitik singgah mereka liat rame apa ngganya
pemuda di sana, tapi gatau juga gimana ngitungnya kan banyak banget
38. Memiliki maksud program yang jelas
bb. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Kurang lebih sih supaya masyarakat di daerah itu tau bahwa ada
budaya budaya lain juga di luar, trus gimana caranya menghormati
perbedaan, indahnya persatuan
cc. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Yaaa itu tadi, pasti lewat rapat rapat itu sama kaya tadi (proses
penetapan tujuan)
dd. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Mungkin lebih kaya ke akomodasi peserta sih ya, sama daerah
daerahnya apa siap atau ngga ngadain acaranya
39. Menetapkan sasaran program dengan tepat
bb. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Pemuda sih, kalau di persyaratan itu 16-30
cc. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Kayanya mereka untuk program ini (Kirab Pemuda) nyari yang fisiknya
kuat deh, banyak anak paskib juga kan
dd. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Ada yang sampe kalo emang daerahnya ngedukung, tapi ada yang sepi
juga, kalau ke peserta sih berasa banget manfaat itu, jadi banyak temen
banyak nambah cerita juga
40. Menetapkan misi program dengan tepat
bb. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Kita sih dipesenin untuk setiap titik singgah itu meramaikan, bikin
konten konten untuk di socmed, supaya maksud dan tujuannya sampai
cc. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Gatau sih kalo proses nentuinnya, mungkin sama kaya tadi (maksud dan
tujuan)
dd. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Sesuai banget, sasarannya kan pemuda, followers followers kita
(peserta) ini kan anak anak seumuran rata rata, jadi misi kita apa yang
kita upload mereka liat sih terus banyak yang nanya nanya juga
CC. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan
lingkungan)
19. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
s. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Kurang tau dhan kalau itu
t. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Udah sih pastinya, kalo ngga masa iya ini duit dari mana haha
20. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
s. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Kalau di lingkungan Kemenpora sih gue liat ini didukung banget,
mungkin karena arahan dari pa Menteri juga ya, dia kan serius banget
soal program ini sampe ikut masuk ke grup wa (whatsapp; aplikasi chat)
juga
t. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Banyak sih mulai dari ngasih semangat pas di lapangan, bantu nyiapin
perlengkapan kita kita (peserta)
DD. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
37. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
s. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Kurang apal sih jumlahnya, yang ke sini seringnya kan bang Arief aja
t. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Gatau deh
38. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
j. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Sesuai arahan asdep sih paling itu, gatau teknis bagi baginya gimana
39. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
j. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Kayanya sih kurang survey, karena ada kadang jalannya yang susah
dilewatin sampe mogok mogok itu bis haha
40. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
j. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Updatenya ada di web sama aplikasi setiap titik singgah update terus
kok itu
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟏𝟏
EE. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
41. Memiliki tujuan program yang jelas
iii. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Sama sama kita ketahui dan dishare juga pas rapat bahwa ini tujuannya
untuk gimana pemuda ini meningkat rasa persatuannya,
kebersamaannya, kebhinekaan itu loh mas
jjj. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda? (Q2)
Jawaban:
Kita rapatkan ya, saya beberapa kali menyampaikan masukan juga di
rapat sesuai arahan bu Puan (Menko PMK)
kkk. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan
tujuan program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Kita sebagai pengawas juga kan koordinator yang penting itu semua
diperhitungkan, jangan sampai ada apa apa di lapangan, semua mulai
dari pakaian makanan hotel itu harus disiapkan, lebih jauh lagi ya kita
harus pahami apakah tujuan yang ditetapkan ini sesuai sama kondisi
masyarakat, apakah akan menimbulkan konflik nantinya atau ngga
lll. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Kita menyadari bersama bahwa dampak Pilkada DKI itu kan merembet
kemana mana, ada perpecahan di masyarakat, nah ini pemuda ini harus
dimanfaatkan untuk menyebarkan bahwa keberagaman itu indah loh
gitu mas
mmm. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat?
(Q5)
Jawaban:
Menurut kami tepat sih, sangat tepat
nnn. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Kita kan evaluasi, nanti kita lihat kurangnya apa lalu apakah serapan
anggarannya tinggi
42. Memiliki maksud program yang jelas
ee. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Gini mas jadi mereka (peserta) ini dikumpulkan trus kita adakan
pembekalan bahwa mereka nanti di daerah daerah akan menyebarkan
semangat kebhinekaan itu, ada dialog antar pemuda, lewat acara
kreativ ada pawai segala macam intinya untuk menarik antusiasme
pemuda
ff. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Di rapat itu tadi, kita bahas semua tuntas
gg. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Kita harus pertimbangkan apakah maksud program ini benar benar
sesuai atau tidak dengan kondisi saat ini, apakah masyarakat daerah
akan menerima atau ngga, jangan sampai malah timbul konflik
43. Menetapkan sasaran program dengan tepat
ee. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Tentu pemuda, usianya sudah ditetapkan jadi ada syarat syarat saat
daftar itu
ff. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Sasarannya ya pemuda yang kreatif, yang aktif jadi semangat pemuda
itu bener terlihat gitu saat di daerah daerah
gg. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Saya kira sampai ya, kami dari PMK juga mengapresiasi keseriusan
peserta ini luar biasa
44. Menetapkan misi program dengan tepat
ee. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya itu bagaimana bisa disebarluaskan bahwa perbedaan itu indah
bahwa kita sebagai bangsa dengan pemudanya ini harus bersatu
ff. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Sama mas, semua itu maksud dan tujuan, misi dibahas saat rapat nanti
pa asdep yang tentukan kita saring saring sampai pas
gg. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Tentu mas, kita buat apa apa (program) kan harus ada landasannya,
berlatar belakang
FF. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
21. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
u. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Karena keterbatasan waktu laporan yang kami terima sih itu juknisnya
belum diteken, juklak sudah, jadi mengacu ke juklak aja itu semua
v. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Tentu, gaakan jalan tanpa legalitas, namanya sebuah program kan ada
landasan hukumnya
22. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
u. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Iya mas, kaya kita ini kan lingkungan luar kemenpora, tapi kan ikut
membantu juga, demi Indonesia mas ini, memang harus gotong royong
v. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Contoh nyata ini kita datang rapat, memberikan ide dan masukkan
untuk kebaikan bersama juga
GG. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
41. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
u. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
20 kurang lebih yang saya tau ya
v. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Di SK itu ada sekitar 40 orangan, taun depan mungkin nambah
42. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
k. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Itu kebijakan asdep, karena kita kan gatau keseharian mereka jadi ya
itu kita serahkan ke ruangan (asdep 1.5)
43. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
k. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Ini juga jadi masalah ya karena beberapa daerah ternyata jauh sekali
dari pusat kota, banyak muncul juga masalah infrastruktur ini di
evaluasi
44. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
k. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Ada websitenya dan aplikasi juga jadi dari hp juga bisa diakses itu
kegiatan anak anak (peserta)
Jawaban Wawancara Informan 𝐈𝟏𝟐
HH. Public Value Outcomes (Menciptakan Nilai Publik)
45. Memiliki tujuan program yang jelas
ooo. Apa tujuan dari program Kirab Pemuda? (Q1)
Jawaban:
Kurang tau sih lengkapnya gimana tapi kayanya sih tentang
kebangsaan gitu bang, gimana pemuda ini sebagai penggerak untuk
persatuan bangsa ini
ppp. Bagaimana proses penetapan tujuan program Kirab Pemuda?
(Q2)
Jawaban:
Ga paham deh kalau itu
qqq. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan
tujuan program Kirab Pemuda? (Q3)
Jawaban:
Hmm, mungkin mereka kan harus nentuin ya apakah perlu program ini
diadakan, pentingnya apa buat masyarakat
rrr. Mengapa meningkatkan persatuan dan penghormatan terhadap
pluralisme dijadikan tujuan program Kirab Pemuda? (Q4)
Jawaban:
Kalau yang gue liat sih mereka ini mencoba mengingatkan lagi bahwa
Indonesia itu luas, terus beragam
sss. Apakah tujuan program yang ditetapkan dirasa sudah tepat? (Q5)
Jawaban:
Dari acara acara kemarin sih tepat ya, nambah pengetahuan juga seru
ttt. Sejauh mana tujuan tersebut diukur? (Q6)
Jawaban:
Diliat dari rame apa ngga nya kali ya
46. Memiliki maksud program yang jelas
hh. Apa maksud dari program Kirab Pemuda? (Q7)
Jawaban:
Setau gue sih maksud program ini untuk ngasih tau gitu bang, bahwa
walaupun berbeda tapi tetep akur gitu pemuda pemuda ini
ii. Bagaimana proses penetapan maksud program Kirab Pemuda? (Q8)
Jawaban:
Di rapat kali ya, gatau juga deh bang
jj. Pertimbangan apa saja yang dilakukan untuk menetapkan maksud
program Kirab Pemuda? (Q9)
Jawaban:
Kayanya mereka harus tau sih keunikan daerah itu masing masing
gimana, kan ada adatnya segala macem di daerah itu
47. Menetapkan sasaran program dengan tepat
hh. Siapa sasaran dari program Kirab Pemuda? (Q10)
Jawaban:
Pemuda sih bang tapi gatau persyaratannya gimana
ii. Pertimbangan apa yang dilakukan dalam menetapkan sasaran?
(Q11)
Jawaban:
Pasti mereka nyari yang bagus fisiknya kan lama ini acara, yang cakep
juga mungkin kan namanya juga ngewakilin daerah
jj. Apakah manfaat dari program Kirab Pemuda sampai sesuai sasaran?
(Q12)
Jawaban:
Yang gue liat sih lumayan bang, jadi ada program yang beda gitu, jadi
bisa tau kesenian masing masing daerah
48. Menetapkan misi program dengan tepat
hh. Apa misi dari program Kirab Pemuda? (Q13)
Jawaban:
Misinya mungkin untuk mempersatukan pemuda pemuda ini sih bang,
supaya ga gampang dipecah belah isu isu sara, politik
ii. Bagaimana proses penetapan misi program Kirab Pemuda? (Q14)
Jawaban:
Gatau deh bang kalau prosesnya
jj. Apakah misi yang ditentukan sesuai dengan kondisi sosial saat ini?
(Q15)
Jawaban:
Kalo kita liat acaranya ya, apalagi yang baca kitab suci bareng itu
bagus banget sih, sesuai lah
II. The Authorizing Environment (Legitimasi dan dukungan lingkungan)
23. Mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan
w. Apa landasan hukum pelaksanaan Kirab Pemuda? (Q16)
Jawaban:
Gatau bang kalo soal gitu gitu
x. Apakah program Kirab Pemuda sudah mendapat legalitas yang sah?
(Q17)
Jawaban:
Pasti legal sih, korupsi kan namanya berarti kalo gaada legalitasnya
24. Mendapatkan dukungan dari lingkungan organisasi
w. Apakah program Kirab Pemuda didukung oleh lingkungan
organisasi? (Q18)
Jawaban:
Mungkin iya bang, satu kemenpora trus apalagi katanya ini program
prioritas pasti didukung
x. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan untuk program Kirab
Pemuda? (Q19)
Jawaban:
Kurang tau deh bang
JJ. Operational Capacity (Kapasitas Operasional)
45. Memiliki pegawai untuk melaksanakan program
w. Berapa jumlah pegawai yang dimiliki? (Q20)
Jawaban:
Banyak ya kayanya
x. Berapa jumlah panitia yang disusun untuk program Kirab Pemuda?
(Q21)
Jawaban:
Gatau sih bang tapi kalo diliat yang pake baju merah putih banyak pas
acara
46. Menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan
l. Bagaimana proses penempatan pegawai dalam program Kirab
Pemuda? (Q22)
Jawaban:
Sesuai bosnya itu pasti bang, gatau teknisnya gimana
47. Mengetahui lokasi pelaksanaan program
l. Apakah infrastruktur lapangan sudah diketahui sebelum penyusunan
program? (Q23)
Jawaban:
Tau sih sepertinya, kan harus lengkap mereka kalau bikin acara
48. Menggunakan teknologi dalam melaksanakan program
l. Teknologi apa yang digunakan dalam program Kirab Pemuda?
(Q24)
Jawaban:
Pas acara sih disebut ya jadi kita bisa liat kegiatan mereka (pemuda) di
website sama aplikasi kirabnya
RIWAYAT HIDUP PENELITI
1 Nama : Dhany Damara
2 Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Januari 1997
3 NIM : 6661141215
4 Jurusan : Administrasi Publik
5 Semester : VIII (Genap)
6 Tahun Ajaran : 2017-2018
7 Jenis Kelamin : Laki - laki
8 Agama : Islam
9 Status Perkawinan : Belum Menikah
10 Pekerjaan : Mahasiswa
11 Alamat : Jl. Mataram Raya No. 81, Tangerang
12 Riwayat Pendidikan : - SDN PARAPAT 1 (2002-2008)
- SMPN 9 KOTA TANGERANG (2008-2011)
- SMAN 5 KOTA TANGERANG (2011-2014)
- UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA (2014-Sekarang)
13 Riwayat Pekerjaan : - Editor Historica Design Studio
- Marketing Primagama Tangerang Raya
14 Riwayat Organisasi : - Kepala Departemen Humas BEM FISIP Untirta
2017
Demikian daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan
apabila dikemudian hari terdapat keterangan yang tidak benar maka saya bersedia
dituntut di muka pengadilan serta bersedia, menerima segala tindakan yang diambil
oleh pemerintah.
PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBERDAYAAN PEMUDA
NOMOR TAHUN 2017
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KIRAB PEMUDA 2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEPUTI BIDANG PEMBERDAYAAN PEMUDA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung penyelenggaraan kegiatan Kirab
Pemuda 2017 sebagai bagian untuk meneguhkan persatuan bangsa
dengan tingginya penghormatan terhadap kebhinekaan, meningkatkan
kreativitas seni budaya guna memperkokoh persatuan dan kemajuan
bangsa, dan menjadikan patriotisme dan nasionalisme sebagai sarana
meningkatkan kecintaan terhadap NKRI, memerlukan panduan yang
sistematis dan terarah untuk dapat dikembangkan bagi kemandirian
pemuda dan kemajuan bangsa.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu menetapkan Peraturan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan
Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan Prasarana
dan Sarana Kepemudaan;
4. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pemuda dan Olahraga;
5. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0059 Tahun 2013
tentang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda;
6. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 1516 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBERDAYAAN PEMUDA
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KIRAB PEMUDA 2017
Pasal 1
Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 sebagaimana
terlampir dalam Peraturan Deputi ini.
Pasal 2
Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 sebagaimana dimaksud Pasal 1
menjadi acuan dan arahan bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga, dinas
yang menangani kepemudaan di Provinsi/Kabupaten/Kota dan para
pemangku kepentingan kepemudaan dalam melaksanakan kegiatan Kirab
Pemuda 2017.
Pasal 3
Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 dapat diubah sesuai dengan
perkembangan lingkungan dan apabila ada kekeliruan di dalamnya.
Pasal 4
Petunjuk Pelaksanaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal September 2017
DEPUTI BIDANG PEMBERDAYAAN PEMUDA,
FAISAL ABDULLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang unik, yaitu (1)
secara horizontal, ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan. Sedangkan
(2) secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya
perbedaan antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Perbedaan suku bangsa, agama, adat, dan kedaerahan seringkali disebut
sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk, suatu istilah yang
semula dikenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat
Indonesia pada masa Hindia Belanda. Konsep masyarakat majemuk
sebagaimana yang digunakan oleh ahli-ahli ilmu kemasyarakatan, dewasa ini
memang merupakan perluasan dari konsep Furnivall tersebut.
Masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda, menurut Furnivall
merupakan suatu masyarakat majemuk (plural society), yakni suatu
masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri
tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam kesatuan politik (JS Furnivall,
Netherlands India: A Study of Plural Economy, Cambridge at The University
Press, 1967, halaman 446-469).
Bangsa Indonesia yang terdiri dari 1.128 suku bangsa dengan 719 bahasa etnik,
serta mengakui 6 agama resmi dan adanya aliran kepercayaan yang hidup di
masyarakat, menggambarkan kemajemukan bangsa Indonesia, dengan jumlah
penduduk lebih dari 250 juta, dengan 62,8 juta adalah usia pemuda, yang
tinggal di 34 provinsi, 98 kota/416 kabupaten, 81.626 desa/kelurahan dan
mendiami ribuan pulau, menunjukkan keragaman budayanya.
Saat ini muncul ketegangan di masyarakat, seperti terjadinya konflik antar-
agama, konflik antar-etnis, dan tawuran antar-kampung. Meningkatnya rasa
saling curiga seperti munculnya konflik antar-pendukung parpol/pemimpin
dan kurangnya rasa percaya terhadap pemimpin. Berkurangnya rasa cinta tanah
air terlihat dari berkurangnya cinta pada budaya sendiri namun gandrung pada
budaya asing (terutama budaya Barat), kurang memahami sejarah, nilai-nilai
dasar perjuangan Indonesia dan 4 konsensus dasar bernegara Indonesia, dan
kurang memahami geografi dan geopolitik NKRI. Kehidupan di Tanah Air
yang begitu luas wilayahnya, banyak penduduknya, beragam suku dan
budayanya, sulit meraih kebaikan dan kebahagiaan hidup bersama tanpa
adanya ‘titik temu’.
Sisi terlemah manusia Indonesia justru mencolok pada aspek ingin menang
sendiri. Kita juga bisa menyaksikan, hampir semua hal bersifat kolektif
mengalami dekadensi: partai politik sakit, lembaga perwakilan rakyat sakit,
birokrasi sakit, aparatur penegak hukum dan pertahanan-keamanan sakit,
bahkan organisasi keagamaan berskala besar pun mulai menunjukkan gejala
sakit.
Krisis pada aspek ingin menang sendiri ini mencerminkan kelalaian dunia
pendidikan dan pembudayaan mengembangkan "kecerdasan kewargaan" (civic
quotient). Pendidikan terlalu menekankan kecerdasan personal dengan
mengabaikan usaha menautkan keragaman kecerdasan personal kedalam
kecerdasan kolektif-kewargaan. Setiap individu dibiarkan menjadi deret
"huruf" alfabet tanpa disusun secara kesatuan dalam perbedaan (Bhinneka
Tunggal Ika) ke dalam "kata" dan "kalimat" bersama. Akibatnya, banyak
manusia baik dan cerdas tidak menjadi warga negara dan penyelenggara negara
yang baik dan cerdas (sadar akan kewajiban dan haknya).
Padahal, bangsa Indonesia sebagai masyarakat majemuk, dengan suku bangsa
yang banyak jumlahnya, tidak mungkin bisa dijumlahkan menjadi kebaikan
bersama kalau tidak menemukan bilangan penyebut yang sama (common
denominator) sebagai ekspresi identitas dan kehendak bersama. Oleh karena
itu, pendidikan kecerdasan kewargaan berlandaskan Pancasila merupakan
jurus pamungkas yang paling dibutuhkan.
Titik temu itu bernama Indonesia, dengan landasan nilai kebersamaannya
terkandung dalam Pancasila. Secara historis kelima sila Pancasila merupakan
perpaduan (sintesis) dari keragaman keyakinan, paham, dan harapan yang
berkembang di negeri ini. Sila pertama merupakan rumusan sintesis dari segala
aliran agama dan kepercayaan. Sila kedua merupakan rumusan sintesis dari
segala paham dan cita-cita sosial-kemanusiaan yang bersifat transnasional. Sila
ketiga merupakan rumusan sintesis dari kebhinekaan (aspirasi-identitas)
kesukuan ke dalam kesatuan bangsa. Sila keempat merupakan rumusan sintesis
dari segala paham mengenai kedaulatan. Sila kelima merupakan rumusan
sintesis dari segala paham keadilan sosial-ekonomi. Pancasila sebagai dasar
negara menjadi landasan kehidupan bangsa, ditopang dengan konsensus dasar
bernegara lainnya yaitu UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhineka Tunggal Ika.
Bangsa Indonesia yang memegang teguh 4 konsensus dasar tersebut akan kuat
dan bertahan, tetapi jika mengabaikannya akan membuatnya lemah dan runtuh.
Untuk itulah sebagai ideologi terbuka, Pancasila memiliki peluang untuk
dikontekstualisasi dengan kondisi kekinian. Di sinilah seni, budaya, kreativitas
dapat menjadi alat untuk memperkuat penghayatan terhadap Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, untuk persatuan Indonesia.
Melihat kondisi bernegara saat ini, tentu pemuda Indonesia tidak bisa diam
saja. Sejarah membuktikan, peran pemuda dalam mendirikan Negara
Indonesia ini amatlah penting. Tanpa peran pemuda mustahil Proklamasi
dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu kebutuhan saat
ini adalah: (1) alat pemersatu, berupa 4 konsensus dasar bernegara Indonesia;
(2) kegiatan pemersatu: Kirab Pemuda, yang merupakan kegiatan untuk napak
tilas kebhinekaan Indonesia, penguatan jatidiri pemuda Indonesia, dan
peningkatan kreativitas & kapasitas pemuda, penting untuk dilakukan. Dengan
mengusung slogan kebhinekaan, kebebasan, persamaan, persaudaraan,
persatuan, kreativitas, “Kreatif adalah Solusi”, “Pemuda Pemersatu Bangsa”,
“Bhineka Adalah Anugrah - Bersatu Adalah Amanah” menjadi semangat untuk
terus mengobarkan kebhinekaan untuk persatuan dan cinta NKRI.
Untuk itulah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia,
menyelenggarakan kegiatan KIRAB PEMUDA 2017, sebagai wahana
mewujudkan kebhinekaan Indonesia. Kirab Pemuda adalah pawai (perjalanan
napak tilas) kebhinekaan dalam mendirikan dan membangun NKRI, yang
dilaksanakan oleh WNI berusia 16-30 tahun (Undang-undang No. 40 Tahun
2009 Tentang Kepemudaan), dengan melintasi seluruh provinsi di Indonesia.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dikemas dengan kekinian, kreatif,
patriotik, gembira, massal, kompetitif, dan tak terlupakan
(unforgettable/memorable). Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana tepat
untuk memfasilitasi para pemuda agar dapat meningkatkan kreativitas,
kapasitas, kemandirian, daya saing, dan nilai patriotisme, sehingga dapat
membangkitkan semangat nasionalisme untuk membangun bangsa, menjaga
kebhinnekaan, persatuan dan kedaulatan NKRI.
Untuk suksesnya kegiatan ini, sangat dibutuhkan partisipasi semua pihak, baik
Pemerintah (lintas Kementerian/Lembaga, TNI, POLRI), Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota, komunitas/organisasi pemuda, komunitas kreatif
dan komunitas lainnya, pelajar/mahasiswa, pramuka, para profesional,
akademisi, tokoh masyarakat dan agama, swasta dan berbagai pihak lainnya.
Partisipasi tidak hanya dalam bentuk uang/barang, namun juga dukungan
semangat atau bentuk lainnya, sehingga Kirab Pemuda 2017 dapat berhasil
sesuai maksud dan tujuannya. Kegiatan ini direncanakan berkelanjutan setiap
tahun dan menjadi kegiatan lintas Kementerian/Lembaga, lintas Pemerintahan
(Pusat/Daerah), lintas komunitas pemuda dan menjadi milik seluruh rakyat
Indonesia dan diikuti seluruh pemuda dan masyarakat Indonesia.
B. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara:
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan
Prasarana dan Sarana Kepemudaan;
7. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 339);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2015;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Pemuda dan Olahraga;
10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
168/PMK.05/2015 tanggal 7 September 2015 Tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
13. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 1516 Tahun 2015
Tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga;
14. Permenpora Nomor 30 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2016-2019.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan Kirab Pemuda 2017 adalah:
6. Memberikan wahana kebhinekaan, kebebasan, persamaan, persaudaraan,
dan persatuan pada masyarakat (khususnya pemuda) melalui kegiatan
yang kreatif, patriotik, gembira, massal, kompetitif, dan tak terlupakan
(unforgettable/memorable);
7. Menjadikan pemuda sebagai motor pemersatu dan penyebar jiwa toleransi,
hormat, dan menghargai segala perbedaan (kebhinekaan) di masyarakat;
8. Menjadikan kreativitas pemuda sebagai penjaga kebhinekaan budaya
bangsa;
9. Menyelenggarakan kegiatan yang kreatif, menarik, menyenangkan, dan
bermanfaat;
10. Meningkatkan partisipasi dan menggali potensi pemuda dalam
mengembangkan inovasi dan kreativitas untuk mendukung pembangunan
nasional.
Tujuan diselenggarakannya Kirab Pemuda 2017 adalah:
4. Meningkatnya persatuan pemuda dengan tingginya penghormatan
tehadap kebhinekaan;
5. Menjadikan kreativitas sebagai solusi terhadap penyikapan atas
kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kemajuan bangsa;
6. Menjadikan semangat patriotisme sebagai cara meningkatkan kecintaan
pemuda terhadap NKRI.
D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini ialah pemuda baik perorangan maupun perwakilan
dari organisasi, komunitas, dan pelajar/mahasiswa di setiap daerah (provinsi)
yang mengikuti kegiatan Kirab Pemuda 2017.
E. Keluaran Kegiatan (Output dan Outcome)
Kegiatan ini memiliki Output antara lain:
3. Sejumlah 72 orang yang terdiri dari 34 peserta pria dan 34 peserta wanita
dari 34 Provinsi (1 orang pria dan 1 orang wanita dari setiap provinsi), dan
4 peserta dari pemuda perwakilan organisasi kepemudaan keagamaan yang
mencerminkan keberagaman yang ada di Jakarta, yang berhasil dibina
sebagai Pemuda Peserta Inti kegiatan Kirab Pemuda 2017.
4. Sejumlah 1 (satu) juta pemuda sebagai penerima manfaat baik langsung
maupun tak langsung dalam memeriahkan kegiatan Kirab Pemuda 2017.
Kegiatan ini memiliki Outcome antara lain:
6. Meningkatnya efektivitas pelayanan kepemudaan melalui fasilitasi
pemberdayaan pemuda di bidang kreativitas, kemandirian, dan daya saing.
7. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam bidang kreativitas yang meliputi
seni, budaya, ekonomi kreatif, kegiatan kepemudaan, program prioritas
Kementerian Pemuda dan Olahraga dan kegiatan pemberdayaan pemuda
lainnya;
8. Meningkatnya kader pemuda Indonesia yang memiliki semangat
patriotisme, melalui pengembangan kepemimpinan dan kepeloporan,
kewirausahaan dan penghormatan terhadap persatuan dan kesatuan serta
kebhinekaan Indonesia;
9. Meningkatnya kader pemuda Indonesia yang memiliki kepedulian
terhadap kemanusiaan, lingkungan, kebersihan, dan kesehatan;
10. Tumbuhnya semangat revolusi mental pada kader pemuda
Indonesia.
F. TARGET DAN JUMLAH PEMUDA PENERIMA MANFAAT
Target peserta dan jumlah pemuda penerima manfaat adalah sebagai berikut:
1. Peserta Inti sebanyak 72 orang yang terdiri dari 34 peserta pria dan 34
peserta wanita dari 34 Provinsi (1 orang pria dan 1 orang wanita dari
setiap provinsi), dan 4 peserta dari pemuda perwakilan organisasi
kepemudaan keagamaan yang mencerminkan keberagaman yang ada di
Jakarta.
2. Duta Pemuda Kreatif tahun 2017 sebanyak 34 (tigapuluh empat) orang
dari 34 provinsi.
3. Duta Pemuda Kreatif tahun 2016 sebanyak 9 (sembilan) orang.
4. Pemuda yang terlibat langsung terdiri dari pelajar/mahasiswa, komunitas
pemuda kreatif, dan organisasi kepemudaan lainnya yang berjumlah ±
10.000 orang di titik singgah tiap provinsi.
5. Pemuda yang tidak terlibat langsung adalah pemuda penggiat sosial
media dan/atau media komunikasi lainnya, serta pemuda yang tahu
kegiatan Kirab Pemuda 2017 yang berjumlah ± 20.000 orang di titik
singgah tiap provinsi.
G. Nama Kegiatan
Kegiatan yang dimaksud ialah “Kirab Pemuda 2017” yang diikuti oleh
pemuda Indonesia dari Miangas sampai Rote, dan dari Sabang sampai
Merauke.
H. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 memuat ketentuan-
ketentuan penyelenggaraan Kirab Pemuda 2017.
I. Pengertian
1. Kirab adalah perjalanan bersama-sama atau beriring-iringan secara
teratur dan berurutan dari muka ke belakang dalam suatu rangkaian
upacara atau seremonial tertentu (adat, keagamaan, dan sebagainya).
2. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai
30 (tiga puluh) tahun.
3. Kirab Pemuda adalah pawai napak tilas kebhinekaan yang dilaksanakan
oleh pemuda Indonesia, dengan melintasi seluruh provinsi di Indonesia,
sesuai dengan rute yang ditentukan, yang melalui perjalanan darat, laut,
dan udara.
4. Napak tilas adalah sebuah perjalanan yang dilakukan untuk memaknai
kembali kebhinekaan, nasionalisme, dan sejarah bangsa Indonesia.
5. Peserta Inti adalah 72 orang pemuda yang terdiri dari 34 peserta pria dan
34 peserta wanita dari 34 Provinsi (1 orang pria dan 1 orang wanita dari
setiap provinsi), dan 4 peserta dari pemuda perwakilan organisasi
kepemudaan keagamaan yang mencerminkan keberagaman yang ada di
Jakarta.
6. Peserta pendukung ialah pemuda yang terdiri dari pelajar/mahasiswa,
komunitas pemuda kreatif, dan organisasi kepemudaan lainnya, pemuda
penggiat sosial media dan/atau media komunikasi lainnya.
7. Kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan, atau pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan
imajinasi.
8. Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan
atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang
sudah ada.
9. Duta Pemuda Kreatif adalah pemuda yang telah lolos seleksi untuk
menjadi Duta Pemuda Kreatif dan dikukuhkan sebagai Duta Pemuda
Kreatif oleh Kemenpora Republik Indonesia.
10. Penerima manfaat langsung adalah pemuda peserta inti dan partisipan
Kirab Pemuda 2017.
11. Penerima manfaat tidak langsung adalah seluruh pemuda yang
mengetahui dan/atau mendukung kegiatan Kirab Pemuda 2017, tetapi
tidak mengikuti kegiatan Kirab Pemuda 2017 secara langsung.
12. Masyarakat pendukung adalah masyarakat setempat yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan Kirab Pemuda 2017.
13. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menangani urusan kepemudaan
dan keolahragaan.
14. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan di daerah.
15. Masyarakat adalah perorangan/organisasi/yayasan/lembaga dan lainnya
yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang kepemudaan baik
di pusat maupun di daerah sesuai peraturan perundang undangan.
16. Pemangku Kepentingan (stakeholders) kepemudaan adalah organisasi
yang dibentuk oleh pemuda berdasarkan kesamaan azas, agama,
ideologi, minat, bakat atau kepentingan yang tidak bertentangan dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
BAB II
SLOGAN, TAGAR, TEMA DAN LOGO
Slogan, Tagar, Tema, dan Logo Kirab Pemuda 2017 adalah sebagai berikut:
A. S l o g a n , T a g a r , d a n T e m a
Slogan : BERANI BERSATU…!!!
Tagar/Hashtag : #BeraniBersatu
Tema : “Kirab Pemuda untuk Persatuan Indonesia”
B . L o g o d a n M a k n a L o g o
Logo Kirab Pemuda 2017, adalah seperti pada gambar di bawah ini:
MAKNA LOGO
❖ Sayap 3 (tiga) warna, melambangkan pemuda yang siap terbang dan bebas,
tapi masih mengakar pada budaya Indonesia dan selalu mengutamakan
persatuan. Bentuk dan warna-warna sayap tersebut melambangkan aspek
utama Revolusi Mental (Integritas, Gotong Royong, dan Kerja sama).
❖ Warna merah melambangkan keberanian, kekuatan, energi, dan semangat.
❖ Warna biru melambangkan kecerdasan dan rasa percaya diri.
❖ Warna oranye melambangkan kehangatan dan keceriaan.
❖ Bola dunia berwarna hijau melambangkan keseimbangan, kedamaian,
kesuburan, dan kesegaran. Bahwa dengan tagar #BeraniBersatu, maka
pemuda Indonesia siap go international dengan berani bersatu dan
mengakar pada kebhinekaan Indonesia.
❖ Balok 3 (tiga) warna di belakang tagar #BeraniBersatu menggambarkan
kebhinekaan dan keberagaman di Indonesia.
BAB III
WAKTU, TEMPAT DAN RUTE
A. Waktu
Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 terdiri dari:
No. Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Penanggungjawab
Kegiatan
Penanggungjawab
Program
1. Persiapan,
Koordinasi dan
Sosialisasi
Januari –
Agustus 2017
Asdep 1.5
2. Soft Launching
Kirab Pemuda
2017
12 Juni 2017
Asdep 1.5
3. Rakornis I
(sosialisasi dan
menyamakan
persepsi)
dengan Dispora
Prov/Kab/Kota
1 1 -1 3
A gu s t us
2 0 17
Asdep 1.5
4. Grand
Launching
Kirab Pemuda
2017
1 2 A gu s tu s
2 0 17
Asdep 1.5
5. Seleksi Peserta
Inti Kirab
Pemuda 2017
14-31 Agustus
2017
Asdep 1.5
6. Wawancara
Online dan
Penetapan
Peserta Inti
Kirab Pemuda
2017
5-8 September
2017
Asdep 1.5
7. Rakornis II
(pemantapan
dan pemaparan
rencana
kegiatan)
dengan Dispora
Prov/Kab/Kota
18-20
September
2017
Asdep 1.5
8. Pembekalan
Peserta Inti
Kirab Pemuda
2017
22-24
September
2017
Asdep 1.5
9. Start Zona I
(Miangas-
Sabang-Blitar)
napak tilas
kebhinekaan
selama 72 hari
26 September
s/d
6 Desember
2017
Asdep 1.5
10. Start Zona II
(Rote-Merauke-
Blitar) napak
tilas
kebhinekaan
selama 72 hari
28 September
s/d
6 Desember
2017
Asdep 1.5
11. Acara Puncak
Kirab Pemuda
2017
6 - 8
D es em b er
2 0 17
Asdep 1.5
12. Evaluasi
kegiatan
Desember
2017
Asdep 1.5
B. Tempat
1. Persiapan, Koordinasi dan Sosialisasi Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di
Jakarta dan beberapa daerah titik singgah selama bulan Januari s.d.
Agustus 2017;
2. Soft launching kegiatan Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di halaman
Kementerian Pemuda dan Olahraga bersamaan dengan kegiatan buka
puasa bersama Menteri Pemuda dan Olahraga tanggal 12 Juni 2017;
3. Rakornis I (sosialisasi dan menyamakan persepsi) dengan Dispora
Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan di Hotel Sany Rosa Kota Bandung-
Jawa Barat, pada tanggal 11 s.d 13 Agustus 2017;
4. Grand Launching Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di Gedung Budaya
Sabilulungan, Kabupaten Bandung-Jawa Barat, pada tanggal 12 Agustus
2017;
5. Seleksi Peserta Inti Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di Jakarta pada
tanggal 14 s.d 31 Agustus 2017;
6. Pembekalan Pemuda Peserta Inti Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di
Jakarta pada 22-24 September 2017;
7. Grand Launching Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan bersamaan dengan
Rakornis I di Bandung pada tanggal 11 s.d. 13 Agustus 2017;
8. Rakornis II Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di Batam pada tanggal 18 s.d
20 September 2017;
9. Wawancara Online dan Penetapan Peserta Inti Kirab Pemuda 2017
dilaksanakan di Jakarta, pada tanggal 5 s.d 8 September 2017;
10. Rakornis II (pemantapan dan pemaparan rencana kegiatan) dengan
Dispora Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan di Batam, pada tanggal 18
s.d 20 September 2017;
11. Pembekalan Peserta Inti Kirab Pemuda 2017 22 s.d 24 September 2017
dilaksanakan di Jakarta;
12. Start Zona I (Miangas-Sabang-Blitar) napak tilas kebhinekaan
mengelilingi wilayah Indonesia selama 72 hari;
13. Start Zona II (Rote-Merauke-Blitar) napak tilas kebhinekaan selama
mengelilingi wilayah Indonesia selama 72 hari;
14. Puncak Kegiatan Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di Blitar, Provinsi Jawa
Timur pada tanggal 6 s.d. 8 Desember 2017;
15. Perjalanan peserta dari satu provinsi ke provinsi lainnya di sepanjang
lokasi pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 dilaksanakan di lokasi yang sudah
ditetapkan untuk Kirab Pemuda 2017 (Lampiran 1).
C. Rute Perjalanan
Perjalanan Kirab Pemuda 2017 akan melewati sekitar 100 Kabupaten/Kota dan
34 provinsi yang memiliki nilai sejarah dan budaya Indonesia yang akan dimulai
pada 26 September 2017. Dimulai dari posisi 2 (dua) titik, yaitu di titik paling
utara wilayah Indonesia yaitu Miangas, Provinsi Sulawesi Utara dan titik paling
selatan yaitu Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kemudian berlanjut dengan
kirab (pawai dan napak tilas sejarah berdirinya bangsa) melewati tempat-tempat
bersejarah. Perjalanan Kirab juga melintasi titik paling barat wilayah Indonesia
yaitu Sabang, dan titik paling timur yaitu Merauke, kemudian menuju puncak
acara di kota Blitar, Provinsi Jawa Timur, yang merupakan kota Proklamator dan
Kota Patria.
Pulau Miangas secara geografis berada pada 5°34'2" LU - 126°34'54" BT dan
merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak dekat perbatasan antara
Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam Desa Miangas,
Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara,
Indonesia. Pulau ini mayoritas ditinggali oleh Suku Talaud, dan karena
kedekatan jarak dengan Filipina maka perkawinan dengan warga Filipina tidak
dapat dihindarkan. Bahkan ada beberapa laporan mengatakan mata uang yang
digunakan di Miangas adalah Peso. Dikutip dari situs resmi Kepresidenan, yakni
presidenri.go.id, Presiden Jokowi mengakui bahwa Miangas masih perlu
perhatian. Presiden menyatakan hal ini pada saat peresmian Bandara Miangas
pada 19 Oktober 2016 lalu. Presiden ingin informasi yang mengalir ke
masyarakat Miangas adalah informasi dari Indonesia, bukan dari Filipina yang
memang lebih dekat secara geografis.
Kepulauan Rote secara geografis berada pada 10°28'0" LS - 123°23'0" BT yang
terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan merupakan wilayah paling selatan
Indonesia. Sebelum Kemerdekaan Indonesia, Rote merupakan kerajaan dengan
kepadatan tertinggi di Hindia Timur. Bahkan saat ini, pulau Rote dan kerajaan
dibagi mengikuti tradisi kuno menjadi dua domain yang dikenal sebagai Sunrise
dan satu sebagai Sunset. Seorang Tuan "laki-laki", seorang Tuan "perempuan"
dan beberapa penasihat, mewakili klan dalam domain tersebut. Setiap klan yang
memiliki hak seremonial melakukan ritual sendiri selama perayaan HUS
tahunan, festival Tahun Baru tradisional.
Kota Sabang secara geografis berada pada 95°13'02"-95°22'36" BT, dan
05°46'28"-05°54'-28" LU, merupakan wilayah administratif paling barat, dan
titik 0 kilometer untuk Republik Indonesia.
Kota Merauke secara geografis berada pada 137°-141° BT dan 5°00'9.00' LS
dan terletak di wilayah paling timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan
Papua Nugini. Di kota ini terdapat Tugu Kembar di Distrik Sota. Tugu ini hanya
ada dua di Indonesia, di Merauke dan Sabang sebagai tugu peringatan batas
paling timur dan paling barat Indonesia.
Blitar selain disebut sebagai kota Proklamator dan Kota Patria, kota ini juga
disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepemimpinan
Soeprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk pertama
kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya
perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.
Perjalanan Kirab Pemuda 2017 dilakukan dengan berjalan kaki, mengendarai
kendaraan angkutan darat, mengarungi lautan menggunakan angkutan laut, dan
menggunakan pesawat udara. Kombinasi penggunaan alat transportasi
disesuaikan dengan kondisi geografi dan ketersediaan waktu.
BAB IV
KEPESERTAAN
A. Peserta Kirab Pemuda
Peserta Kirab Pemuda 2017 terdiri dari:
a. Peserta inti yang berjumlah 72 orang dibagi menjadi dua pada setiap titik
pemberangkatan, yaitu di titik utara: Miangas, Provinsi Sulawesi Utara
sebanyak 36 orang dan di titik selatan: Rote, Provinsi Nusa Tenggara
Timur sebanyak 36 orang.
b. Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
menjadi Peserta pendukung Kirab di Provinsi/Kabupaten/Kota masing-
masing, berjumlah 66 orang dengan dibagi atas 3 (tiga) formasi, yaitu: 28-
10-28, yang mencerminkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928:
- Dua orang peserta kirab (putra dan putri) yang berasal dari PPI dipilih
menjadi pembawa panji Kirab Pemuda 2017, yang merupakan anggota
formasi 28 bagian depan;
- Peserta lainnya mengiringi pembawa panji sesuai dengan rute yang
sudah ditentukan;
- Pembawa panji kirab menyerahkan panji kepada pembawa panji di
daerah berikutnya;
- Di setiap daerah panji akan disimpan di lokasi kirab selama 3 hari 2
malam selama kegiatan festival, kompetisi, pameran, bakti sosial dan
lingkungan, serta pawai seni dan budaya berlangsung.
c. Duta Pemuda Kreatif 2016 dan 2017;
d. Tokoh pemuda yang berasal dari organisasi kepemudaan;
e. Pemuda kreatif;
f. Wirausaha muda;
g. Pemuda pelopor;
h. Pemuda peduli lingkungan, kebersihan, dan kesehatan,
i. Pemuda alumni program Kementerian Pemuda dan Olahraga;
j. Pemuda berprestasi akademik;
k. Atlit muda berprestasi;
l. Pemuda difabel berprestasi;
l. Pramuka;
m. Pemuda pelaku seni budaya;
n. Pelajar/mahasiswa;
o. Peserta pendukung Kirab Pemuda 2017.
B. Persyaratan Peserta
1. Persyaratan Peserta Inti:
1. Pemuda Warga Negara Indonesia;
2. Memiliki jiwa nasionalisme dan setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
3. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
4. Minimal lulusan SMA/sederajat, dibuktikan dengan fotocopy ijazah
terakhir yang dilegalisir;
5. Pemuda, berusia 16 - 30 tahun, pada bulan Desember 2017;
6. Memiliki izin dari orang tua dalam bentuk surat pernyataan bermaterai;
7. Sanggup mengikuti seluruh rangkaian seleksi yang ditetapkan panitia;
8. Aktif dalam organisasi/komunitas Pemuda (melampirkan Surat
Keterangan/SK Kepengurusan/keanggotaan dari
Organisasi/komunitas);
9. Mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia,
bahasa daerah dan menguasai bahasa asing minimal bahasa Inggris;
10. Tinggi badan Minimal 165cm (Pria) dan 160cm (Wanita) dengan berat
badan proposional;
11. Sehat jasmani dan rohani, yang dijelaskan melalui surat keterangan
dokter, serta memenuhi kriteria fisik bugar;
12. Memiliki dan aktif menggunakan media sosial (Whatsapp, Facebook,
Twitter, Instagram, Email, dll);
13. Lulus tes bebas narkoba, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
Rumah Sakit Umum Daerah setempat;
14. Berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian/SKCK;
15. Meng-upload 1 (satu) foto close up dan 1 (satu) foto seluruh badan di
formulir pendaftaran;
16. Melampirkan surat rekomendasi dari Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi yang diwakilinya, atau dinas yang menangani bidang
kepemudaan di wilayah provinsi tersebut;
17. Asli putra daerah yang mewakili Provinsi sesuai dengan yang tertera
dalam KTP dan masih berdomisili selama 2 (dua) tahun terakhir yang
dibuktikan dengan surat pernyataan yang diketahui oleh RT/RW;
18. Menguasai salah satu jenis kesenian daerah yang diwakilinya yang
harus ditampilkan pada saat seleksi;
19. Belum menikah dan sanggup tidak menikah selama kegiatan
berlangsung yang dinyatakan dalam surat pernyataan bermaterai;
20. Pelajar/Mahasiswa harus mendapatkan surat izin dari Sekolah/Kampus;
21. Pegawai harus mendapatkan surat izin dari Instansi atau perusahaan
tempat bekerja;
22. Sanggup menaati segala norma, peraturan, dan perundangan yang
berlaku dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai;
23. Mengisi Formulir pendaftaran.
Semua persyaratan dikirim dengan email dan dikirim melalui pos dan apabila
ada pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi:
Sekretariat Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017
Kementerian Pemuda dan Olahraga,
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda,
Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda,
Wisma Menpora, Lantai 3,
Jl. Gerbang Pemuda No.3 Senayan, Jakarta Pusat, Kode Pos 10270,
Telp (021) 5738325, Email: [email protected] dan
2. Persyaratan Peserta Pendukung:
1. Berkewarganegaraan Republik Indonesia;
2. Memiliki Nasionalisme dan berakhlak mulia;
3. Berusia minimal 16 tahun dan maksimal 30 tahun pada bulan Desember
2017.
C. Seleksi
Seleksi calon peserta inti:
1. Pendaftaran melalui pencalonan yang diajukan oleh Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi yang meliputi 2 s.d 3 pasang (pria dan wanita);
2. Seleksi administrasi dari pemuda yang dicalonkan oleh Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi, dilakukan oleh Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017;
3. Wawancara online, dari pemuda yang dicalonkan Dinas Pemuda dan
Olahraga, dilakukan oleh Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017, dipilih
hanya 1 (satu) pasang;
4. Pemanggilan calon peserta inti Kirab Pemuda 2017;
5. Pembekalan calon peserta inti Kirab Pemuda 2017.
D. Hak dan Kewajiban Peserta Inti
Hak-hak peserta inti:
1. Mendapatkan fasilitas akomodasi, konsumsi, dan transportasi selama
kegiatan berlangsung;
2. Mendapatkan uang saku, asuransi jiwa dan kesehatan;
3. Mendapatkan perlengkapan Kirab Pemuda 2017 (baju seragam, dll.)
4. Memperoleh sertifikat kepesertaan yang ditandatangani oleh Menteri
Pemuda dan Olahraga RI;
5. Mendapatkan prioritas untuk mengikuti program-program kepemudaan
lainnya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga;
6. Memperoleh pembinaan dan wawasan tentang kepemudaan oleh panitia
selama acara berlangsung;
7. Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mengganti seluruh biaya
transportasi dari daerah asal ke kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga
RI di Jakarta (Pulang-Pergi) dengan syarat melampirkan bukti tiket
perjalanan;
Kewajiban Peserta Inti:
1. Mematuhi semua tata tertib dan peraturan yang ditetapkan oleh panitia;
2. Mengikuti semua rangkaian kegiatan;
3. Menjaga nama baik Kementerian Pemuda dan Olahraga dan daerah yang
diwakili;
4. Menjunjung tinggi nilai persatuan, kesatuan, dan kebhinekaan Indonesia.
Sanksi bagi Peserta Inti:
1. Apabila peserta inti keluar/berhenti/mengundurkan diri sebelum masa tugas
berakhir wajib mengganti seluruh biaya yang telah dikeluarkan panitia
terhadap yang bersangkutan;
2. Panitia berhak mengeluarkan dan membatalkan sebagai peserta inti apabila
yang bersangkutan melanggar tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan
atau melanggar hukum yang berlaku.
BAB V
KEPANITIAAN
Panitia terdiri dari Panitia Nasional dan Panitia Daerah di setiap
Provinsi/Kabupaten/Kota.
A. Panitia Nasional
Panitia Nasional memiliki struktur panitia pengarah dan panitia pelaksana, yang
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia. Panitia tersebut bertugas merencanakan, mempersiapkan dan
menyelenggarakan Kirab Pemuda 2017.
B. Panitia Daerah
Panitia pelaksana di daerah adalah panitia yang dibentuk di
Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan Keputusan Kepala Pemerintahan
Provinsi/Kabupaten/Kota, untuk memudahkan koordinasi antara Panitia
Nasional dengan Panitia Daerah. Struktur Panitia Daerah agar menyesuaikan
dengan struktur Panitia Nasional sesuai pedoman pelaksanaan kegiatan Kirab
Pemuda 2017.
C. Panitia Kontingen
Panitia Kontingen Kirab Pemuda 2017 dibentuk dengan Keputusan Deputi
Bidang Pemberdayaan Pemuda yang terdiri dari unsur pemerintah Pusat dan
Daerah. Dilengkapi dengan pembagian tugas para peserta inti Kirab Pemuda
2017 selama melintasi 34 provinsi, sesuai dengan pembagian zona
keberangkatan.
D. Tugas Panitia
• Panitia Pengarah bertugas memberikan arahan kepada Panitia Nasional dan
Panitia Daerah;
• Panitia Nasional menyusun dan menjalankan pedoman pelaksanaan Kirab
Pemuda 2017 dengan cakupan seluruh wilayah Indonesia;
• Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Nasional bertanggung jawab kepada
Ketua Panitia Pengarah.
• Panitia Daerah menyusun, menjalankan, dan mendukung segala bentuk
kegiatan Kirab Pemuda 2017 sebagaimana yang telah ditentukan oleh
Panitia Nasional di daerah masing-masing;
• Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Daerah bertanggung jawab kepada
Panitia Nasional.
E. Koordinasi
Koordinasi antar panitia dapat dilihat pada bagan berikut:
Panitia Nasional adalah internal Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang terdiri
dari panitia pengarah dan panitia pelaksana. Panitia pengarah mengarahkan
panitia pelaksana untuk melaksanakan dan menyukseskan seluruh kegiatan
Kirab Pemuda 2017. Panitia pelaksana nasional berwenang untuk mengarahkan
Panitia Daerah serta bertanggungjawab kepada Panitia Pengarah Nasional.
Panitia Pelaksana Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Panitia Pelaksana Daerah menjalankan arahan dan rekomendasi dari Panitia
Pelaksana Nasional dan bertanggung jawab kepada Panitia Pelaksana Nasional.
F. Pembiayaan Panitia
Seluruh kegiatan Panitia Nasional didanai oleh APBN dan sumber pendanaan
lainnya yang sah dan tidak mengikat. Sedangkan Panitia Daerah didanai juga
oleh APBN Kementerian Pemuda dan Olahraga, dengan dukungan dan sinergi
APBD, dan sumber pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI
PENYELENGGARAAN KIRAB PEMUDA 2017
A. Persiapan Kirab Pemuda 2017
Kegiatan ini meliputi persiapan-persiapan yang perlu dilakukan oleh Panitia
Nasional di setiap Provinsi/Kabupaten/Kota meliputi:
1. Penyediaan kelengkapan informasi terdiri dari potensi wilayah/jejak
sejarah, kepesertaan, akomodasi, dan kegiatan-kegiatan Kirab Pemuda
2017;
2. Kesiapan fasilitas pelayanan berupa penerangan, air bersih, transportasi,
jaringan komunikasi, konsumsi, bahan bakar minyak, keamanan, dan
kesehatan;
3. Kesiapan lokasi, materi dan sarana prasarana yang diperlukan untuk
kegiatan Kirab Pemuda 2017;
4. Penyusunan pedoman pelaksanaan oleh panitia nasional, untuk
penyelenggaraan dan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017.
B. Sosialisasi
Sosialisasi penyelenggaraan Kirab Pemuda 2017 oleh Panitia Pelaksana
Nasional dan Daerah diselenggarakan melalui media elektronik, media cetak,
media sosial, dan media informasi lainnya yang terkait.
C. Koordinasi
Panitia Nasional melakukan koordinasi ke semua institusi pendukung kegiatan
melalui rapat koordinasi lintas K/L dan pemerintah daerah serta rapat-rapat
lainnya yang dianggap perlu. Pendataan dukungan dari K/L, pemerintah
daerah, swasta, dan masyarakat disusun dalam kategorisasi bentuk, jenis,
lokasi, waktu pelaksanan kegiatan.
D. Penerimaan Pendaftaran Calon Peserta dan Seleksi
a. Calon peserta inti (pemuda 16-30 tahun) mendaftar melalui Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi, dengan menyertakan seluruh
persyaratan yang telah ditentukan;
b. Panitia Nasional melakukan seleksi terhadap calon peserta inti,
dengan seleksi administrasi dan wawancara online;
c. Panitia Nasional menetapkan peserta inti Kirab Pemuda 2017 dalam
bentuk Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga ;
d. Menyiapkan surat edaran kepada Gubernur/Bupati/Walikota dengan
tembusan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi/Kabupaten/Kota
agar menginformasikan kepada seluruh pemuda diwilayahnya, untuk
turut serta dalam kegiatan mendukung dan mensukseskan Kirab
Pemuda 2017.
E. Pelaksanaan Kegiatan Kirab Pemuda 2017
Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu:
1. Pembekalan Peserta Inti
Pembekalan merupakan penyiapan baik mental dan spiritual dari peserta inti
Kirab Pemuda 2017 yang dilaksanakan selama beberapa hari, dengan:
a. Materi Pokok
1. 4 konsensus dasar bernegara NKRI;
2. Pembangunan Kepemudaan dan Kirab Pemuda (Konten termasuk isu-
isu penting kepemudaan);
3. Pembekalan Revolusi Mental;
4. Pengembangan potensi kepemimpinan dan kepeloporan pemuda;
5. Pentingnya kreativitas pemuda untuk menjadi pemuda mandiri dan
berdaya saing;
6. Pemuda menyikapi globalisasi di era teknologi informasi.
b. Materi Penunjang
1. Iman dan taqwa;
2. Penyadaran terhadap penyalahgunaan bahaya narkoba;
3. Ancaman bahaya radikalisme dan terorisme;
4. Kewirausahaan;
5. Team and character building;
6. Materi teknis pelaksanaan kirab (pelatihan baris berbaris, koreografer,
kostum, dll.)
7. Outbond.
c. Narasumber
1. Kementerian Pemuda dan Olahraga;
2. Kementerian/lembaga non kementerian terkait;
3. Perguruan tinggi;
4. Pemuda berprestasi/Duta Pemuda Kreatif;
5. Tokoh-tokoh kepemudaan;
6. Profesional dan/atau praktisi lain di bidangnya.
2. Kirab Pemuda 2017
Kegiatan Kirab Pemuda 2017 terdiri dari kegiatan inti dan kegiatan
pendukung. Kegiatan ini dilakukan di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Kegiatan di tiap provinsi dilakukan selama 3 (tiga) hari 2 (dua) malam
dimulai dengan penyambutan dari provinsi. Diawali dengan penyambutan
dan serah terima simbol Kirab Pemuda 2017 dari provinsi sebelumnya
diiringi oleh kesenian daerah dan marching band serta pengarakan peserta
inti Kirab Pemuda 2017.
A. Kegiatan inti terdiri atas:
1.Kegiatan di Bidang Kepesertaan Kirab, Konsolidasi, dan
Deklarasi Pemuda
Pemilihan dan pembekalan pemuda kebhinekaan (masing-masing
provinsi 2 pemuda, pria-wanita, yang sehat jasmani-rohani, memiliki
jiwa patriotik, mandiri, berdaya saing, dan penuh ide-ide kreatif dan
menginspirasi (inspiring).
2. Kegiatan di Bidang Pawai dan Gelar Seni Budaya
Kegiatan iring-iringan kirab pemuda dan pagelaran seni dan budaya
selama berada di lokasi titik singgah di 34 provinsi.
3. Kegiatan di Bidang Festival dan Kompetisi Film Pendek Pemuda
Penyelenggaraan festival film dan coaching clinic di setiap lokasi titik
singgah di 34 provinsi. Festival film menampilkan film-film
dokumenter, fiksi, layar lebar untuk meningkatkan apresiasi pemuda
dan masyarakat terhadap industri kreatif bidang film.
Kompetisi film pendek untuk pemuda berusia 16 - 30 tahun
dilaksanakan di lokasi puncak acara Kirab Pemuda 2017. Film pendek
fiksi yang dikompetisikan bertemakan kebhinekaan dan persatuan
Indonesia dengan durasi film 10 menit, kemudian dilakukan
pengunggahan video melalui YouTube dengan kualitas HD. Promosi
dan sosialisasi acara dimulai sebelum hari H. Kamera yang disarankan
EOS 60D, 70D, dan 700D dengan tim juri dari internal dan eksternal
Kementerian Pemuda dan Olahraga.
4. Kegiatan di Bidang Festival dan Kompetisi Band Indie Pemuda
Kompetisi band indie dilakukan di seluruh titik singgah 34 provinsi
yang diikuti oleh pemuda. Setiap grup band mempertunjukkan live
performace (1 lagu mars pemuda, 1 lagu bebas) dengan durasi 10
menit. Selain itu, system recording (mengirim contoh demo
live/recording kepada panitia penyelenggara) dengan penilaian 60%
recording, 40% live performance. Di bidang ini juga dilakukan
festival yang menampilkan grup band musik indie pemuda di masing-
masing daerah.
5. Kegiatan di Bidang Pameran dan Gelar Karya Pemuda Kreatif
Kegiatan berupa pameran pemuda kreatif di bidang grafika, IT Lunak,
IT keras, fashion, kuliner, kriya, musik dan film, disertai dengan
workshop dan talkshow kreativitas pemuda dengan jumlah peserta
yang diharapkan 10.000 orang, dan pemberian sertifikasi pada
pemuda peserta kirab dan pendukung.
6. Kegiatan di Bidang Bakti Sosial dan Lingkungan
Bakti sosial dan lingkungan peserta kirab (untuk masyarakat di
lingkungan setempat) adalah kegiatan membersihkan lingkungan,
menanam pohon, menginisiasi/mendirikan fasilitas untuk kreativitas
pemuda, berkunjung ke komunitas pemuda, komunitas kreatif,
sekolah, taman baca, dan kunjungan rehabilitasi narkoba pada
pemuda.
Selain itu juga berpartisipasi dalam penyediaan kebutuhan dasar
masyarakat misalnya air bersih, bahan makanan, mendukung promosi
potensi wisata lokal dan produk unggulan, serta berkolaborasi dengan
kelompok pemuda di lapas untuk menampilkan kreativitas pemuda.
7. Kegiatan di Bidang Pemuda Membaca Kitab Suci
Kegiatan Pemuda Membaca Kitab Suci dengan tema “Membumikan
Kitab Suci” dilaksanakan di setiap titik singgah di 34 provinsi dan
dipusatkan di Alun-Alun/GOR/rumah ibadah. Peserta yang hadir
diharapkan berjumlah lima ribu orang.
8. Kegiatan Gelar Karya Kreasi Busana Muslim
Kegiatan yang merupakan perpaduan antara pameran dan fashion
show busana muslimah pemuda yang dilakukan di titik singgah 34
provinsi. Dilakukan kompetisi di titik singgah Pulau Jawa, yaitu Jawa
Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta. Kreasi busana muslimah dapat
berupa kerudung, baju muslim, selendang, dan bentuk kreasi busana
muslim lainnya.
Urutan Kegiatan Kirab Pemuda 2017
Adapun urutan kegiatan Kirab Pemuda 2017 adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan
Merupakan kegiatan upacara sebagai tanda dimulainya secara resmi pelaksanaan
Kirab Pemuda 2017. Kegiatan akan dilaksanakan bulan September 2017 yang
dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga.
Pembukaan kegiatan dilakukan di titik utara: Pulau Miangas, Provinsi Sulawesi
Utara dan titik selatan: Pulau Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
b. Atraksi seni budaya dari Pemuda Kebhinnekaan Indonesia
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta inti Kirab Pemuda 2017 yang
menunjukkan kemampuan seni budaya.
c. Pentas Musik
Merupakan kegiatan seni musik yang diadakan pada saat pembukaan Kirab
Pemuda 2017.
d. Deklarasi / Ikrar Pemuda Kebhinnekaan Indonesia
Merupakan kegiatan ikrar bersama yang dilakukan oleh peserta inti Kirab
Pemuda 2017 yang menunjukkan komitmen kebangsaan dan kebhinekaan dan
tanda dimulainya kegiatan Kirab Pemuda 2017.
e. Launching/Promosi Potensi Wisata dan Potensi lainnya
Merupakan kegiatan sosialisasi potensi budaya dan wisata di Miangas dan Rote.
f. Medley Lagu-lagu Daerah dan Perjuangan
Merupakan pemutaran lagu-lagu perjuangan yang memotivasi peserta dan
undangan tentang nasionalisme dan perjuangan bangsa.
g. Parade dan Pawai Budaya
Merupakan kegiatan pertunjukan berupa pawai dan budaya nusantara untuk
menunjukkan keanekaragaman budaya nasional.
h. Puncak Acara Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 di Kota Blitar dengan
rangkaian acara:
1. Seremoni Puncak Acara Kirab Pemuda 2017
Merupakan kegiatan upacara sebagai tanda berakhimya seluruh rangkaian
kegiatan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017. Kegiatan akan dilaksanakan
tanggal 6 s.d. 8 Desember 2017 yang dihadiri dan ditutup secara resmi oleh
Presiden Rl.
2. Penayangan Video Profile Perjalanan Kirab
Merupakan penayangan dokumentasi kegiatan dan perjalanan peserta inti
Kirab Pemuda 2017 dari 2 (dua) zona, yaitu Zona Miangas-Sabang-Blitar dan
Zona Rote-Merauke-Blitar.
3. Pentas Seni Budaya dan Musik
Merupakan kegiatan pertunjukan berupa pentas musik dan budaya nusantara
untuk menunjukkan keanekaragaman musik dan budaya daerah dan sekaligus
mempererat nasionalisme.
4. Pameran Nasional
Kegiatan ini memamerkan beberapa hasil karya anak bangsa yang kreatif di
berbagai bidang kehidupan mulai dari aspek sosial, seni-budaya, teknologi,
pendidikan, olahraga, ekonomi, dan lainnya, sejalan dengan bidang sub sektor
ekonomi kreatif.
5. Deklarasi Pemuda Nasional
Deklarasi merupakan bagian dari gagasan, kesepakatan, dan komitmen
bersama seluruh pemuda Indonesia untuk terus menjaga persatuan dan
kesatuan serta kebhinekaan Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur
Pancasila dan UUD 1945.
6. Pentas dari Pemuda Kebhinekaan Indonesia
Kegiatan ini menampilkan perwakilan pemuda dari masing-masing daerah
(provinsi) dengan kreativitas yang mereka miliki sekaligus menampilkan
kekompakan tiap pemuda baik secara kelompok maupun perorangan sebagai
wakil dari identitas budaya, jati diri, dan kebhinekaan Indonesia.
7. Dialog dengan Presiden
Untuk membangun komunikasi dan motivasi serta menyampaikan informasi
tentang perkembangan daerah khususnya di bidang pemuda serta
mendengarkan arah kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan
pemuda yang disampaikan oleh Presiden Rl.
8. Penganugerahan Pemenang Kompetisi Film Pendek Pemuda
Merupakan upacara pemberian piala, piagam, dan uang kegiatan kompetisi
kreativitas pemuda di bidang film pendek.
9. Coaching Clinic dengan Film Maker
Merupakan pelatihan bagi pemuda untuk membuat film pendek bersama sang
ahlinya (maestro) sehingga menghasilkan karya film yang berkualitas dan
sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
10. Kompetisi Musik Indie Nasional
Merupakan kegiatan kompetensi kreativitas pemuda yang menunjukkan
keragaman kreativitas dibidang musik nusantara.
11. Workshop Pencegahan Hoax, Radikalisme, dan Isu Sosial
Merupakan seminar dan diskusi kebangsaan yang mendiskusikan
pencegahan radikalisme, hoax, dan isu nasional lainya bersama dengan
pemuda.
1. Konferensi Nasional bertemakan Peran Pemuda dalam Membangun Bangsa
di Era Globalisasi
Merupakan temu ilmiah dari kalangan akademisi, pemerintah, praktisi,
komunitas kepemudaan, pihak industri, dan pakar lainnya yang saling tukar
ide dan gagasan melalui presentasi karya tulis dan/atau poster ilmiah terkait
upaya pemuda Indonesia dalam mendorong pembangunan nasional. Acara
ini menghasilkan sebuah laporan ilmiah baik yang berbentuk proceedings,
buku, jurnal, maupun working paper.
B. Kegiatan Pendukung Kirab Pemuda Nusantara 2017
1. Kegiatan di Bidang Pelatihan Pemuda Pelopor
Kegiatan bidang pelatihan pemuda pelopor meliputi:
▪ Seminar/diskusi kebangsaan, deklarasi pemuda untuk kebhinekaan;
▪ Kegiatan pelatihan/vokasi, pemuda anti narkoba, dan pemuda pelopor.
2. Kegiatan di Bidang Pelatihan Kewirausahaan Pemuda
Kegiatan bidang pelatihan kewirausahaan pemuda meliputi:
▪ Pelatihan pemuda kreatif dan pemuda wirausahawan mandiri;
▪ Konferensi Nasional bertemakan Peran Pemuda Kreatif dalam
Membangun Bangsa di Era Globalisasi.
3. Kegiatan di Bidang Olahraga dan Rekreasi
Kegiatan bidang olahraga dan rekreasi meliputi:
▪ Pemuda sehat dengan melakukan aktivitas olahraga bersama peserta lain
di tiap provinsi;
▪ Outbond meliputi dinamika kelompok dan permainan tradisional/tim.
BAB VII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. PEMANTAUAN
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari
penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat
apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang
dilihat/ditemui dapat diatasi serta pengukuran kemajuan dan efek yang
ditimbulkan oleh sebuah program secara periodik dan sistematik. Pemantauan
dilakukan sebagai upaya untuk mengukur pelaksanaan kegiatan, kemajuan
maupun kendala, dan memperoleh gambaran perbaikan program/kegiatan di
masa yang akan datang. Pemantauan/monitoring sebaiknya dilakukan secara
periodik selama kegiatan Kirab Pemuda 2017 berlangsung.
Berikut instrumen monitoring yang digunakan:
Logika
Intervensi
Indikator Sumber
Verifikasi
Cara
Pengumpulan
Data/Info
Frekuensi
Pengumpulan
Data/Info
PJ
Tujuan
Outcome
Output
B. EVALUASI
Evaluasi program kegiatan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a. Evaluasi administrasi yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
laporan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan; dan
b. Evaluasi kegiatan yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
bentuk dan hasil serta dampak kegiatan. Evaluasi kegiatan secara tidak
langsung dapat dilihat dari informasi yang beredar melalui media massa dan
penilaian masyarakat serta peninjauan langsung ke lapangan.
Evaluasi bertujuan untuk:
a. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam menjalankan program dan
kegiatannya;
b. Menilai kualitas manajemen pembinaan pemuda dan olahraga, serta
organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku;
c. Menilai kelayakan kelanjutan program/kegiatan;
d. Menilai kerja pengelola program dan tantangan yang dihadapi saat ini dan
yang akan datang.
Model evaluasi program yang dapat digunakan adalah model CIPP (context-
input-process-product). Model ini melakukan evaluasi terhadap konteks,
input/masukan, proses, dan terhadap hasil. Model CIPP adalah model evaluasi
yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.
BAB VII
LAPORAN KEGIATAN DAN KEUANGAN
Dana APBN untuk kegiatan Kirab Pemuda 2017 dialokasikan di pusat, termasuk
untuk membiayai kegiatan di kabupaten/kota dalam pelaksanaan kegiatan Kirab
Pemuda 2017. Selain itu, sumber pendanaan dapat diperoleh baik dari swasta,
masyarakat dan sumber lainnya yang sah dapat dipergunakan dalam Kegiatan Kirab
Pemuda 2017 baik di pusat, Provinsi maupun di Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Seluruh kegiatan dari dana APBN wajib dibuatkan laporan secara tertulis
kepada Panitia Nasional 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan Kirab Pemuda 2017 secara garis
besar adalah sebagai berikut:
A. Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan merupakan gambaran kongkret dari rangkaian kegiatan yang
dilakukan dan dibiayai melalui APBN. Laporan kegiatan minimal memuat hal-
hal sebagai berikut:
1. Latar belakang;
2. Tujuan;
3. Sasaran;
4. Pokok-pokok kegiatan;
5. Bentuk kegiatan;
6. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan;
7. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan;
8. Hasil yang dicapai;
9. Realisasi dan pertanggungjawaban anggaran;
10. Lampiran-lampiran (data pendukung);
B. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
1. Laporan pertanggungjawaban keuangan merupakan satu kesatuan dari
laporan kegiatan. Laporan pengeluaran anggaran biaya dibuktikan dengan
kuitansi, daftar hadir, setoran pajak, dan bukti lainnya yang berkaitan
dengan pembiayaan dari seluruh kegiatan. Laporan keuangan memuat hal-
hal sebagai berikut:
a. Rekapitulasi pengeluaran;
b. Kuitansi dan daftar tanda terima;
c. Surat Perintah Kerja (SPK) untuk pembelanjaan barang/jasa di atas
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);
d. Bukti setoran pajak;
e. Daftar hadir (untuk rapat-rapat);
f. Bukti perjalanan (Surat Tugas, Tiket, Boarding Pass, Bukti Penginapan
dan bukti lainnya yang diperlukan.
2. Laporan pertanggungjawaban keuangan berpedoman pada Standar Biaya
Masukan (SBM) sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2016.
3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak bahwa:
“jasa penerimaan yang termasuk kelompok penerimaan negara bukan pajak
bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah antara lain penerimaan jasa
giro, sisa anggaran pembangunan dan sisa anggaran rutin”.
BAB IX
PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan Kirab Pemuda 2017 ini merupakan acuan dasar untuk
penyelenggaraan Kirab Pemuda 2017. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman
pelaksanaan ini, yang akan ditetapkan dalam petunjuk teknis yang akan disusun
oleh Panitia Pelaksana di Provinsi.
Kegiatan ini berjalan simultan dalam rangka mendorong terbinanya jalinan
kerjasama dan sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berdampak strategis bagi pembangunan
kepemudaan.
MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2017
TENTANG
PENGANGKATAN/PENUNJUKAN PANITIA NASIONAL
KIRAB PEMUDA 2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung penyelenggaraan
kegiatan Kirab Pemuda 2017 sebagai bagian untuk
meneguhkan persatuan bangsa dengan tingginya
penghormatan terhadap kebhinekaan, meningkatkan
kreativitas seni budaya sebagai solusi dalam merawat
kebhinekaan guna memperkokoh persatuan dan
kemajuan bangsa, dan menjadikan patriotisme dan
nasionalisme sebagai sarana meningkatkan kecintaan
terhadap NKRI, perlu menunjuk dan/atau mengangkat
Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Pemuda dan Olahraga tentang
Pengangkatan/Penunjukan Panitia Nasional Kirab
Pemuda 2017;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaan;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan
Pemuda, serta Penyediaan Prasarana dan Sarana
Kepemudaan;
4. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pemuda dan Olahraga;
5. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0059
Tahun 2013 tentang Pengembangan Kepemimpinan
Pemuda;
6. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 1516
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pemuda dan Olahraga;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA
TENTANG PENGANGKATAN/PENUNJUKAN PANITIA
NASIONAL KIRAB PEMUDA 2017.
KESATU : Mengangkat/menunjuk 41 Panitia Nasional Kirab Pemuda
2017, yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri ini disebut
Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017, dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.
KEDUA : Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017 sebagaimana dimaksud
dalam DIKTUM KESATU mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, dan melaksanakan kegiatan Kirab
Pemuda 2017.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KEDUA, Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017
bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pemuda dan
Olahraga.
KEEMPAT : Panitia Nasional Kirab Pemuda 2017 berkewajiban
menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada
Menteri Pemuda dan Olahraga, selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah seluruh rangkaian kegiatan tersebut selesai
dilaksanakan.
KEENAM : Segala pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan
Keputusan Menteri ini dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor SP DIPA-
092.01.1.418137/2017 kode program kegiatan
3809.010.001.051.A Kementerian Pemuda dan Olahraga
Tahun Anggaran 2017 dan sumber-sumber lain yang sah serta
tidak mengikat, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan; dan
3. Inspektur Kementerian Pemuda dan Olahraga.
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada yang
bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 September 2017
MENTERI PEMUDA DAN
OLAHRAGA
REPUBLIK INDONESIA
IMAM NAHRAWI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PEMUDA DAN
OLAHRAGA
NOMOR 71 TAHUN 2017
TENTANG
PENGANGKATAN/PENUNJUKAN PANITIA
NASIONAL
KIRAB PEMUDA 2017
A. PANITIA PENGARAH
KETUA : Menteri Pemuda dan Olahraga.
ANGGOTA : 1. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga;
1. Staff Khusus Menpora Bidang Kepemudaan;
2. Staff Khusus Menpora Bidang Komunikasi dan
Kemitraan.
B. PANITIA PELAKSANA TINGKAT PUSAT
KETUA : Eny Budi Sri Haryani
SEKRETARIS I : I Gusti Ngurah Bagus Sucitra.
BENDAHARA I : Esa Sukmawijaya.
BENDAHARA II : Abdul Muslim.
C. KOORDINATOR BIDANG KEGIATAN
NO. BIDANG KEGIATAN KETUA ANGGOTA
1.
Bidang Acara, Protokol,
Humas, Publikasi, Media,
dan Dokumentasi
Amar Ahmad.
1. Agus Lesmana;
2. Dwi Agus Susilo;
3. Annisa Dhani Permatasari;
4. Annas Fitrah Akbar;
5. Indra Jayaatmaja.
2. Bidang Keamanan dan
Transportasi Mulyadi Adnan.
1. Basuki Tugas Irianto;
2. Deswan;
3. Moh. Faisal;
4. Andi Farid Akbar.
3.
Bidang Akomodasi,
Konsumsi, dan
Perlengkapan
I Gusti Ngurah Bagus
Sucitra
1. Edi Darmawan;
2. Dian Adhiawati;
3. Andi Farid Akbar;
4. Sastra.
4. Bidang Kesehatan Edi Nurinda.
1. Annisa Dhani Permatasari;
2. Hartoko Yuwono;
3. Rora Asyulia;
4. Efril Handyanto.
5.
Bidang Keuangan,
Administrasi dan
Kesekretariatan Esa Sukmawijaya.
1. Lavlya Esa;
2. Sudarmono.
3. Nur Wahid;
4. Indah Yuliana.
6.
Bidang Kepesertaan Kirab,
Konsolidasi dan Deklarasi
Pemuda,
Seminar/Talkshow/
Workshop/Pelatihan, dan
Temu Komunitas Pemuda
Henry Ridwan Tobing.
1. Dwi Agus Susilo.
2. Sarlawati Gita;
3. Annas Fitrah Akbar.
7. Bidang Pawai dan Gelar
Seni Budaya Djunaedi.
1. Hery Supriyadi;
2. Lavlya Esa;
3. Moh. Faisal.
8.
Bidang Festival dan
Kompetisi Film Pendek
Pemuda, serta Pagelaran
Kreasi Busana/Fashion
Sanusi.
1. Yudistira.
2. Annisa Dhani Permatasari.
3. Sudarmono.
9.
Bidang Festival dan
Kompetisi Band Indie
Pemuda
Imam Gunawan.
1. H. Khairil Adha;
2. Dian Adhiawati;
3. Annas Fitrah Akbar;
4. Noer Arief.
10.
Bidang Pameran/Gelar
Karya Pemuda Kreatif dan
Kewirausahaan
Ponijan.
1. Sutrija;
2. Moh. Faisal.
3. Indah Yuliana.
11. Bidang Bakti Sosial dan
Lingkungan Alman Hudri.
1. Alfredo do Karmo;
2. Hartoko Yuwono;
3. Moh. Faisal.
12. Bidang Pemuda Membaca
Kitab Suci Esa Sukmawijaya.
1. Syafril;
2. Yossi Ahmad Falah;
3. Sudarmono.
13. Bidang Kepemimpinan
dan Kepeloporan Pemuda Ibnu Hasan.
1. Sopti Popiyati;
2. Lavlya Esa;
3. Noer Arief.
14. Bidang Olahraga dan
Rekreasi Zainal Aminin
1. Arman;
2. Burhanuddin Luthfi;
3. Sastra.
15. Bidang Kemitraan dan
Penghargaan Pemuda Wisler Manalu
1. Abri Eko Noerjanto;
2. Lavlya Esa;
3. Sudarmono.
16.
Bidang Koordinasi
Kementerian/Lembaga dan
Daerah
Alman Hudri
1. Yudistira;
2. Moh. Faisal;
3. Burhanuddin Luthfi.
D. KOORDINATOR ZONA PELAKSANAAN KEGIATAN KIRAB
PEMUDA 2017
NO. ZONA/WILAYAH PROVINSI KETUA ANGGOTA
1. Koordinator Zona I
(Miangas - Sabang -
Solo)
1. Miangas
2. Kalimantan
Utara,
3. Kalimantan
Timur,
4. Kalimantan
Selatan,
5. Kalimantan
Tengah,
6. Kalimantan
Barat,
7. Kep. Riau,
8. Sabang;
9. Aceh,
10. Sumatera
Utara,
11. Sumatera
Barat,
12. Riau,
13. Jambi,
14. Sumatera
Selatan
15. Bangka
Belitung,
16. Bengkulu,
17. Lampung,
18. Banten,
19. DKI Jakarta,
20. Jawa Barat,
21. Jawa Tengah,
22. DI
Yogyakarta,
23. Blitar
Mulyadi. 1. Yudistira;
2. Basuki Tugas Irianto;
3. Eddy Darmawan;
4. Andi Farid Akbar;
5. Sastra.
MENTERI PEMUDA DAN
OLAHRAGA
REPUBLIK INDONESIA,
IMAM NAHRAWI
2. Koordinator Zona II
(Rote – Merauke -
Solo)
1. Rote,
2. Nusa
Tenggara
Timur,
3. Nusa
Tenggara
Barat,
4. Bali,
5. Merauke,
6. Papua,
7. Papua Barat,
8. Maluku,
9. Maluku Utara,
10. Sulawesi
Utara,
11. Gorontalo,
12. Sulawesi
Tengah,
13. Sulawesi
Barat,
14. Sulawesi
Tenggara,
15. Sulawesi
Selatan,
16. Jawa Timur,
17. Blitar.
Djunaedi. 1. Deswan;
2. Alfredo Do Karmo;
3. Dwi Agus Susilo;
4. Moh. Faisal;
5. Burhanuddin Luthfi.
Rute Perjalanan Kirab Pemuda 2017
Jadwal Rute Kirab Pemuda 2017
Zona I (Miangas – Sabang – Blitar)
TANGGAL KEBERANGKATAN
TEMPAT KEGIATAN
26 September 2017 Jakarta - Manado - Miangas - Manado
29 September 2017
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Manado - Tarakan - Tanjung Selor
3 Oktober 2017
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tanjung Selor - Balikpapan - Tenggarong
Tenggarong - Tanah Grogot
6 Oktober 2017
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Tanah Grogot - Barabai - Banjar Baru
Banjar Baru – Banjarmasin
9 Oktober 2017
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Banjarmasin - Kuala Kapuas - Palangka Raya - Sampit
Sampit - Pangkalan Bun
12 Oktober 2017
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Pangkalan Bun - Ketapang
Ketapang - Sekadau - Pontianak
16 Oktober 2017
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Pontianak - Batam
19 Oktober 2017
PROVINSI ACEH
Batam - Banda Aceh - Sabang - Banda Aceh
Banda Aceh - Lhokseumawe
22 Oktober 2017
PROVINSI SUMATERA UTARA
Lhokseumawe - Medan - Deli Serdang
Deli Serdang - Sibolga
25 Oktober 2017
PROVINSI SUMATERA BARAT
Sibolga - Padangpanjang
Padang Panjang - Bukittinggi - Payakumbuh
29 Oktober 2017
PROVINSI RIAU
Payakumbuh - Pekanbaru - Rengat
1 November 2017
PROVINSI JAMBI
Rengat - Muara Bungo - Jambi
5 November 2017
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Jambi - Sekayu
Sekayu - Palembang
Palembang - Indralaya
9 November 2017 PROVINSI BANGKA BELITUNG
Indralaya - Toboali
Tobo Ali - Tanjung Pandan
Tanjung Pandan - Manggar
13 November 2017
PROVINSI BENGKULU
Manggar - Pagar Alam - Bengkulu
Bengkulu - Karang Tinggi
17 November 2017
PROVINSI LAMPUNG
Karang Tinggi - Panaragan
Panaragan - Bandar Lampung - Kalianda
21 November 2017
PROVINSI BANTEN
Kalianda - Cilegon
Cilegon - Serang - Tangerang Selatan
24 November 2017
PROVINSI DKI JAKARTA
Tangerang Selatan – Jakarta
27 November 2017
PROVINSI JAWA BARAT
Jakarta - Subang - Cirebon
30 November 2017
PROVINSI JAWA TENGAH
Cirebon - Tegal
Tegal - Wonosobo
3 Desember 2017 PROVINSI DIY
Wonosobo - Sleman
Sleman - Bantul - Blitar
Jadwal Rute Kirab Pemuda 2017
Zona II (Rote – Merauke – Blitar)
TANGGAL KEBERANGKATAN
TEMPAT KEGIATAN
28 September 2017
PROVINSI NTT
Jakarta - Kupang - Rote
Rote - Kupang
Kupang - Ende
Ende - Aimere
Aimere - Borong
Borong - Labuan Bajo
3 Oktober 2017
PROVINSI NTB
Labuan Bajo - Sape
Sape - Bima - Poto Tano
Poto Tano - Kayangan
Kayangan - Mataram
Mataram – Praya
7 Oktober 2017 PROVINSI BALI
Praya - Denpasar
Denpasar - Tabanan – Singaraja
11 Oktober 2017
PROVINSI PAPUA
Singaraja / Denpasar - Sentani
Sentani - Merauke - Sentani
16 Oktober 2017
PROVINSI PAPUA BARAT
Sentani - Sorong
21 Oktober 2017
PROVINSI MALUKU
Sorong - Ambon - Maluku Tenggara Barat - Ambon
26 Oktober 2017
PROVINSI MALUKU UTARA
Ambon - Ternate - Tidore - Halmahera Utara
31 Oktober 2017
PROVINSI SULAWESI UTARA
Halmahera Utara - Bitung
Bitung - Manado
Manado - Bolaang Mongondow
5 November 2017
PROVINSI GORONTALO
Bolaang Mongondow - Gorontalo Utara - Kwandang
Kwandang - Isimu - Boalemo - Pohuwato
10 November 2017
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Pohuwato - Parigi
Parigi Moutong - Kebun Kopi - Palu
Palu - Donggala
15 November 2017
PROVINSI SULAWESI BARAT
Donggala - Mamuju
20 November 2017
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Mamuju - Pinrang - Parepare
Parepare - Bone - Bajoe
25 November 2017
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Bajoe - Kolaka
Kolaka - Unaaha - Kendari
30 November 2017
PROVINSI JAWA TIMUR
Kendari - Surabaya
Surabaya - Sidoarjo
Sidoarjo - Madura - Blora - Blitar